PENYELIDIKAN AWAL TERHADAP FELSPAR UNTUK DIJADIKAN BAHAN BAKU INDUSTRI KERAMIK DI KAB. BENER MERIAH – PROV. NANGROE ACEH DARUSSALAM OLEH: GANJAR LABAIK KELOMPOK PROGRAM PENELITIAN MINERAL S A R I Felspar merupakan salah satu diantara mineral non logam yang sangat banyak kegunaannya dalam berbagai industry hilir, misalnya industri keramik, kaca, bahan bangunan, kertas, cat, plastik, karet, tekstil, farmasi, kosmetik dan masih ratusan jenis kegunaan yang lainnya. Keberagaman fungsinya itu ditentukan oleh jenis feldspar itu sendiri berdasarkan komposisi kimia dan sifat fisik lainnya. Dari hasil penyelidikan dilapangan diketahui bahwa endapan feldspar terdapat di dua lokasi, yaitu di daerah Br. Pepara, Kp. Suku Wih Ilang, Kecamatan Bukit (BM 16), dan di daerah Kp. Bergang, Kec. Ketol ( AT-45), Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kedua lokasi tersebut cukup potensial untuk dikembangkan menjadi bahan baku keramik dengan sumberdaya hipotetik keduanya ± 6.500.000 m 3 . Sedangkan dari hasil pengujian awal di Laboratorium dengan analisa kimia dan analisa bakar menunjukkan kadar K 2 O 4,06-4,07%, Na 2 O: 2,25%; Fe 2 O 3 : 0,85-7,29%; CaO: 0,14-0,20% dan TiO 2 : 0,18 -0,22%. Analisa bakar menunjukkan warna setelah dibakar putih mengkilat, homogenitas leburan merata, tidak terdapat gelembug, massa gelas banyak dan tidak terdapat pori-pori Mengacu pada SII No. 1275 – 1985 tentang spesifikasi felspar untuk glasir, maka endapan felspar yang terdapat di daerah penyelidikan dapat direkomendasikan untuk dimanfaatkan sebagai bahan glasir kelas-1. Selain itu jika mengacu pada standar industri keramik. dan SII No.1145 - 1984 sebagai stándar sfesifikasi, maka felspar tersebut dapat direkomendasikan untuk bahan Porselen, Saniter, Gerabah halus padat dan gerabah halus tidak padat , walaupun dengan catatan kadar besinya cukup tinggi. Untuk itu masih perlu dilakukan penelitian lanjut, agar diperoleh hasil yang lebih optimal dan akurat baik kualitas maupun kuantitasnya. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENYELIDIKAN AWAL TERHADAP FELSPAR UNTUK DIJADIKAN
BAHAN BAKU INDUSTRI KERAMIK
DI KAB. BENER MERIAH – PROV. NANGROE ACEH DARUSSALAM
OLEH:
GANJAR LABAIK
KELOMPOK PROGRAM PENELITIAN MINERAL
S A R I
Felspar merupakan salah satu diantara mineral non logam yang sangat banyak kegunaannya dalam berbagai industry hilir, misalnya industri keramik, kaca, bahan bangunan, kertas, cat, plastik, karet, tekstil, farmasi, kosmetik dan masih ratusan jenis kegunaan yang lainnya. Keberagaman fungsinya itu ditentukan oleh jenis feldspar itu sendiri berdasarkan komposisi kimia dan sifat fisik lainnya.
Dari hasil penyelidikan dilapangan diketahui bahwa endapan feldspar terdapat di dua lokasi, yaitu di daerah Br. Pepara, Kp. Suku Wih Ilang, Kecamatan Bukit (BM 16),
dan di daerah Kp. Bergang, Kec. Ketol ( AT-45), Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kedua lokasi tersebut cukup potensial untuk dikembangkan menjadi bahan baku keramik dengan sumberdaya hipotetik keduanya ± 6.500.000 m3. Sedangkan dari hasil pengujian awal di Laboratorium dengan analisa kimia dan analisa bakar menunjukkan kadar K2O 4,06-4,07%, Na2O: 2,25%; Fe2O3: 0,85-7,29%; CaO: 0,14-0,20% dan TiO2: 0,18 -0,22%. Analisa bakar menunjukkan warna setelah dibakar putih mengkilat, homogenitas leburan merata, tidak terdapat gelembug, massa gelas banyak dan tidak terdapat pori-pori
Mengacu pada SII No. 1275 – 1985 tentang spesifikasi felspar untuk glasir, maka endapan felspar yang terdapat di daerah penyelidikan dapat direkomendasikan untuk dimanfaatkan sebagai bahan glasir kelas-1. Selain itu jika mengacu pada standar industri keramik. dan SII No.1145 - 1984 sebagai stándar sfesifikasi, maka felspar tersebut dapat direkomendasikan untuk bahan Porselen, Saniter, Gerabah halus padat dan gerabah halus tidak padat, walaupun dengan catatan kadar besinya cukup tinggi. Untuk itu masih perlu dilakukan penelitian lanjut, agar diperoleh hasil yang lebih optimal dan akurat baik kualitas maupun kuantitasnya.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Felspar merupakan salah satu diantara mineral non logam yang sangat
banyak kegunaannya untuk berbagai industry hilir, misalnya dalam industri
keramik, kaca, bahan bangunan, kertas, cat, plastik, karet, tekstil, farmasi,
kosmetik dan masih ratusan jenis kegunaan yang lainnya.
1
Perkembangan produksi felspar beberapa tahun terakhir ini sebenarnya
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, walaupun pada umumnya
masih berbentuk “raw material”. Namun demikian yang menonjol justru
aktifitas impor yang semakin tinggi. Negara eksportir yang selama ini
berhubungan dengan Indonesia adalah, China, India, Malaysia dan Turki.
Paling tidak terdapat empat bidang kegiatan yang memanfaatkan
keunggulan sifat fisik dan kimia felspar, yaitu, bidang industri mesin, bahan
Keramik, industri kaca dan industri gelas. Melihat penggunaan seperti itu,
dinasa mendatang permintaan akan felspar akan kian terus meningkat
seiring dengan dinamika pembangunan dan bertambahnya penduduk.
Ditinjau dari sisi pemasokan dan permintaan, bahan galian ini tampaknya
tetap belum mencapai keseimbangan yang berarti, hal ini dikarenakan
kebutuhan domestik belum bisa terpenuhi sepenuhnya. Melihat
kecenderungan akan kebutuhan bahan mentah felspar saat ini maka
dianggap perlu untuk diselidiki lebih iintensip, agar komoditi felspar menjadi
bahan baku unggulan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maksud penelitian dan
pengembangan awal terhadap felspar yang dilakukan di di Kabupaten Bener
Meriah, Provinsi Aceh Nangroe Darussalam adalah untuk mengetahui
kualitas dan kuantitasnya didaerah tersebut, dengan harapan bisa
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk memasok kebutuhan industri hilir
dalam negeri, atau paling tidak untuk mensubstitusi bahan impor. Sedangkan
tujuan dilakukan penelitian tersebut agar dimasa mendatang felspar didaerah
tersebut mempunyai nilai jual yang tinggi jika dikelola secara profesional.
Selain itu pula hasil penyelidikan ini yaitu untuk memberikan suatu masukan
pada pihak yang berkepentingan mengenai informasi keadaan bahan galian
feldspar tersebut, dengan harapan hasil penyelidikan ini dapat ditindak lanjuti
dengan penelitian yang lebih rinci (pemetaan dan pengeboran) serta
2
ditunjang dengan analisa-anila kimia serta fisika yang lebih komplit, agar
diketahui secara pasti gambaran endapan feldspar tersebut.
1.3. Lokasi Daerah penyelidikan
Kabupaten Bener Meriah merupakan Kabupaten termuda dalam wilayah
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yang merupakan hasil pemekaran dari
Kabupaten Aceh Tengah, Berdasarkan undang- undang No. 41 tahun 2003
tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah
di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Diresmikan oleh Menteri Dalam
Negeri tanggal 7 Januari 2004. Kabupaten yang ber ibu kota di Simpang
Tiga Redelong ini, berbatasan dengan di Kabupaten Aceh Tengah disebelah
barat, disebelah timurnya berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, di
sebelah utara dengan Kabupaten Aceh Utara dan Bireuen, dan di sebelah
selatan dengan Kabupaten Aceh Tengah.
Secara administratip daerah ini termasuk kedalam wilayah Provinsi Nangroe
Aceh Darussalam yang terbagi menjadi 7 kecamatan, yang terdiri dari 232
desa. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Syah Utama dengan luas
1.025,85 km2 atau 54,32% dari luas kabupaten. Sedangkan luas kecamatan
terkecil adalah Kecamatan Wih Pesam dengan luas 43,48 km2 atau 2,3%
dari luas kabupaten. Pada umumnya keadaan infra strukturnya sudah baik.
Secara geografis daerah ini terletak pada posisi koordinat 96o 40’ 15” – 97o
19’ 19” Bujur Timur dan 4o 34’ 42” – 4o 58’ 13” Lintang Utara, dengan luas
daratan ± 3.562,14 km2. (Gambar 1). dengan ketinggian rata-rata 1.000 s/d
2.500 m diatas permukaan laut, suhu rata-rata antara 20 oC. Beriklim tropis
dengan dua musim kemarau pada bulan Maret s/d Agustus dan musim
penghujan dari bulan September s/d Februari.
Keadaan morfologi di daerah penyelidikan, dapat diklasifikasikan menjadi
tiga satuan morfologi, diantaranya : Satuan Morfologi Perbukitan Terjal,
mempunyai kemiringan topografi ≥ 60° dan ketinggian 1300 – 2500 m.
terletak di Kec. Linge. Satuan Morfologi Perbukitan Landai, mempunyai
kemiringan ≥ 30° – 50° dan ketinggian 1200 – 1600 m, terletak di Kec.
11. Wastoni CP., 2010, Inventarisasi dan Evalasi Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung.