Fraktur Patologis Et Causa Osteosarcoma Adhe william Fanggidae 102007122 Jonathan rambang 102012027Naomi besitimur 102012113Magdalena Noviana 102012211Felix Rico Suwandi 102012239Eva Yuliana Choandra 102012333Jordan Sugiarto 102012340 Gusria Winingsih 102012397Filzah Atikah Binti Johamin 102012491FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA Jl. TerusanArjuna no.6, Jakarta Barat BAB I PENDAHULAN 1. Latar Belakang Osteosarcoma adalah keganasan primer kedua yang paling umum dari tulang belakang multiple myeloma. Osteosarcoma menyumbang 20% dari keganasan tulang primer. Ada preferensi untuk wilayah metaphyseal tulang panjang tabung. 50% kasus terjadi di sekitar lutut. Ini adalah ikat (lunak) ganas jaringan tumor yang neoplastik sel hadir diferensiasi osteoblastik dan bentuk tulang tumoral. Dan Tulang yang terkena dampak tidak sekuat tulang yang normal dan mungkin fraktur dengan trauma ringan (patah tulang patologis). Meskipun sekitar 90% dari pasien dapat memiliki operasi ekstremitas-penyelamatan, komplikasi, seperti infeksi, Kekambuhan tumor lokal dapat menyebabkan kebutuhan untuk operasi lebih lanjut atau amputasi. BAB II PEMBAHASAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Osteosarcoma adalah keganasan primer kedua yang paling umum dari tulang belakang
multiple myeloma. Osteosarcoma menyumbang 20% dari keganasan tulang primer. Ada preferensi untuk wilayah metaphyseal tulang panjang tabung. 50% kasus terjadi di sekitar
lutut. Ini adalah ikat (lunak) ganas jaringan tumor yang neoplastik sel hadir diferensiasi
osteoblastik dan bentuk tulang tumoral. Dan Tulang yang terkena dampak tidak sekuat tulang
yang normal dan mungkin fraktur dengan trauma ringan (patah tulang patologis). Meskipun
sekitar 90% dari pasien dapat memiliki operasi ekstremitas-penyelamatan, komplikasi, seperti
infeksi, Kekambuhan tumor lokal dapat menyebabkan kebutuhan untuk operasi lebih lanjut
CT dapat berguna secara lokal ketika gambaran foto polos membingungkan, terutama
pada area dengan anatomi yang kompleks (contohnya pada perubahan di mandibula
dan maksila pada osteosarkoma gnathic dan pada pelvis yang berhubungan dengan
osteosarkoma sekunder). Gambaran cross-sectional memberikan gambaran yang lebih
jelas dari destruksi tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya daripadafoto polos. CT dapat memperlihatkan matriks mineralisasi dalam jumlah kecil yang
tidak terlihat pada gambaran foto polos. CT terutama sangat membantu ketika
perubahan periosteal pada tulang pipih sulit untuk diinterpretasikan. CT sangat
berguna dalam evaluasi berbagai osteosarkoma varian.3
2.2.4. MRI
MRI merupakan modalitas untuk mengevaluasi penyebaran lokal dari tumor karena
kemampuan yang baik dalam interpretasi sumsum tulang dan jaringan lunak. MRI
merupakan tehnik pencitraan yang paling akurat untuk menentukan stadium dari
osteosarkoma dan membantu dalam menentukan manajemen pembedahan yang tepat.
Untuk tujuan stadium dari tumor, penilaian hubungan antara tumor dan kompartemen
pada tempat asalnya merupakan hal yang penting. Tulang, sendi dan jaringan lunak
yang tertutupi fascia merupakan bagian dari kompartemen. Penyebaran tumor
intraoseus dan ekstraoseus harus dinilai. Fitur yang penting dari penyakit intraoseus
adalah jarak longitudinal tulang yang mengandung tumor, keterlibatan epifisis, dan
adanya skip metastase. Keterlibatan epifisis oleh tumor telah diketahui sering terjadi
daripada yang diperkirakan, dan sulit terlihat dengan gambaran foto polos.
Keterlibatan epifisis dapat didiagnosa ketika terlihat intensitas sinyal yang sama
dengan tumor yang terlihat di metafisis yang berhubungan dengan destruksi fokal darilempeng pertumbuhan. Skip metastase merupakan fokus synchronous dari tumor yang
secara anatomis terpisah dari tumor primer namun masih berada pada tulang yang
sama. Deposit sekunder pada sisi lain dari tulang dinamakan transarticular
skip metastase. Pasien dengan skip metasase lebih sering mempunyai kecenderungan
adanya metastase jauh dan interval survival bebas tumor yang rendah. Penilaian dari
penyebaran tumor ekstraoseus melibatkan penentuan otot manakah yang terlibat dan
hubungan tumor dengan struktur neurovascular dan sendi sekitarnya. Hal ini penting
untuk menghindari pasien mendapat reseksi yang melebihi dari kompartemen yang
terlibat. Keterlibatan sendi dapat didiagnosa ketika jaringan tumor terlihat menyebarmenuju tulang subartikular dan kartilago. 3
2.2.5 Ultrasound
Ultrasonography dapat memperlihatkan penyebaran tumor pada jaringan lunak, tetapi
tidak bisa digunnakan untuk mengevaluasi komponen intermedula dari lesi.3
2.2.6 Nuclear Medicine
Osteosarcoma secara umum menunjukkan peningkatan ambilan dari radioisotop pada
bone scan yang menggunakan technetium-99m methylene diphosphonate (MDP). Danmetastase paru-paru dapat juga dideteksi, namun skip lesion paling konsisten jika
menggunakan MRI. Bone scan sangat berguna untuk mengeksklusikan penyakit
multilokal. Karena osteosarkoma menunjukkan peningkatan ambilan dari radioisotop
maka bone scan bersifat sensitif namun tidak spesifik.
3. Diagnosis
3.1 Working diagnosis
Gambar 3.1 Jenis fraktur
(Sumber :Lecturenotesradiology.2007)
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang,tulang rawan epifisis atau tulang rawan
sendi. Penyebab fraktur adalah trauma. Trauma langsung berarti benturan pada tulang
dan mengakibatkan fraktur di tempat itu. Trauma tidak langsung bilamana titik tumpu
benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan. Trauma rotasi pada kaki dapat
mengakibatkan fraktur spiral pada tibia. Seseorang yang melompat dari ketinggian
dan mendarat pada kakinya dapat menderita fraktur kompresi tulang belakang yang
jaraknya amat berjauhan. Fraktur yang diakibatkan trauma yang minimal atau tanpa
trauma adalah fraktur patologis yaitu fraktur dari tulang yang patologik akibat suatu
proses misalnya: pada osteogenesis imperfecta,osteoporosis, penyakit metabolik atau
penyakit-penyakit lain seperti infeksi tulang dan tumor tulang. Jenis fraktur greenstick, communited (fragmen multiple), Avulsi (fragmen tulang terlepas dari lokasi
ligamen atau insersi tendon), patologis, fraktur stress atau lelah, Fraktur impaksi (
fragmen fragmen saling tertekan satu sama lain), Fraktur lempeng epifisis (pada anak
di bawah usia 16 tahun).3,4
Gambar 3.2 Fraktur proksimal tibia
(Sumber : mypacs.2011)
Berkaitan dengan kasus Fraktur proksimal tibia merupakan daerah tulang yang lemah
yang terdiri dari tulang spongiosa dan dibatasi korteks yang tipis. Kecuali itu pada
orang tua tulangnya secara keseluruhan sudah mengalami osteoporotik. Maka mudah
dimengerti bila terjadi trauma langsung pada daerah lutut akan terjadi fraktur
intraartikular tibia (tibia plateau). Osteosarcoma adalah tumor tulang ganas yang
umumnya paling agresif, meliputi metafise dari tulang panjang di sekitar lutut, dan
terutama di sekitar lutut, dan terutama ditemukan pada masa remaja. Metastasis
pulmoner sering ditemukan dan terapi terdiri dari amputasi atau reseksi radikal
dengan rekonstruksi ekstremitas,bersamaan dengan rekonstruksi ekstremitas,
bersamaan dengan kemoterapi sistemik. Kadang-kadang terlihat dalam pasien yang
lebih tua sebagai keganasan sekunder yang timbul dalam penyakit paget atau setelah
terapi radiasi. Osteoma parosteal adalah varian yang kurang agresif, timbul
ekstraseous terhadap. 4 periosteum, biasanya di dekat lutut dalam dewasa muda.
Klasifikasi dari osteosarkoma merupakan hal yang kompleks, namun 75% dari
osteosarkoma masuk kedalam kategori “klasik” atau konvensional, yang termasuk
osteosarkoma osteoblastic , chondroblastic, dan fibroblastic. Sedangkan sisanya
sebesar 25% diklasifikasikan sebagai “varian” berdasarkan (1) karakteristik klinik
seperti pada kasus osteosarkoma rahang, osteosarkoma postradiasi, atau osteosarkoma
paget; (2) karakteristik morfologi, seperti pada osteosarkoma telangiectatic,osteosarkoma small-cell, atau osteosarkoma epithelioid; dan (3) lokasi, seperti pada
osteosarkoma parosteal dan periosteal. Osteosarkoma konvensional muncul paling
sering pada metafisis tulang panjang, terutama pada distal femur (52%), proximal
tibia (20%) dimana pertumbuhan tulang tinggi. Tempat lainnya yang juga sering
adalah pada metafisis humerus proximal (9%). Penyakit ini biasanya menyebar dari
metafisis ke diafisis atau epifisis. Kebanyakan dari osteosarkoma varian juga
menunjukkan predileksi yang sama, terkecuali lesi gnathic pada mandibula dan
maksila, lesi intrakortikal, lesi periosteal dan osteosarkoma sekunder karena penyakit
paget yang biasanya muncul pada pelvis dan femur proximal.4
,kondroblastoma). Tetapi dengan pemeriksaan mikroskopik yang cermat semua lesi
yang juga sebagai variasi daripada giant cell tumor dapat dibedakan dari giant cell
tumor sejati 4
3.2.3 Kondrosarkoma
Merupakan tumor ganas tulang rawan yang dapat tumbuh spontan (kondrosarkoma
primer) atau merupakan degenerasi maligna lesi jinak seperti
osteokondroma,enkondroma (kondrosarkoma sekunder) ditemukan pada usia 30-60
tahun. Neoplasma ini tumbuhnya agak lambat dan hanya memberilkan sedikit keluhan
. Keluhan penderita adalah adanya massa tumor yang menjadi besar secara perlahan-
lahan. Neoplasma ini lambat memberikan metastase. Lokasinya terutama mengenai
tulang ceper sepertu pelvis dan skapula tetapi dapat juga didapat pada tulang panjang
seperti femur dan humerus. Lokasinya terutama mengenai tulang ceper seperti pelvis
dan skapula, tetapi dapat juga didapat pada tulang panjang seperti femur dan humerus.
Radiologi tampak sebagai lesi osteolitik dengan bercak-bercak kalsifikasi disertai
proses destruksi korteks sehingga tumor dapat diliat meluas ke jaringan lunak di
sekitarnya. Patologi nampak sel-sel ganas yang membentuk tulang rawan. Gambaranmitosis tidak begitu banyak. 4
3.2.4 Osteomielitis
Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi
dari darah (osteomielitis hematogen) atau, yang lebih sering, setelah kontaminasi
fraktur terbuka atau reduksi berubah (osteomielitis eksogen ). Luka tusuk pada
jaringan lunak atau tulang, yang terjadi akibat gigitan hewan atau manusia, atau
injeksi intramuskular yang salah tempat, dapat menyebabkan osteomielitis eksogen.
Bakteri adalah penyebab umum osteomielitis akut, namun virus,jamur, danmikroorganisme yang lain dapat berperan. Osteomielitis adalah penyakit sulit diobati
karena dapat terbentuk abses lokal. Abses tulang biasanya memiliki suplai darah yang
buruk dengan demikian, pelepasan sel imun dan antibiotik terbatas. Nyeri hebat dan
disabilitas permanen dapat terjadi apabila infeksi tulang tidak diobati segera dan
agresif. Gejala osteomielitis hematogen pada anak-anak adalah demam, mengigil,dan
keenganan menggerakkan ekstremitas tertentu. Pada individu dewasa, gejala mungkinsamar dan berupa demam keletihan, dan malaise. Infeksi saluran napas, saluran
kemih, telinga, atau kulit sering mendahului osteomielitis hematogen. Osteomielitis
eksogen biasanya disertai tanda cedera dan inflamasi di tempat nyeri. Terjadi demam
dan pembesaran nodus limfe regional. 5
3.2.5 Sarkoma Ewing
Tumor ganas yang didapat. Menyerang golongan usia muda, kebanyakan di bawah
usia 20 tahun. Lebih banyak didapat pada kaum pria. Penderita mengeluh sakit
dengan disertai adanya benjolan. Kemungkinan suhu badan yang meninggi,
lekositosis dan laju endap darah meningkat. Lokasi pada diafisis tulang-tulang
panjang, paling sering pada femur ,tibia ,ulna, fibula dapat juga mengenai tulang
tulang ceper. Radiologi tampak proses destruksi tulang dengan batas yang tidak jelas.
Pembentukan tulang reaktif baru oleh periosteum bisa berlapis-lapis yang
memberikan gambaran onion skin atau tegak lurus yang nampak sebagai sunburst.4
4. Patogenesis
Sekarang ini penyebab timbulnya osteosarcoma belum dapat dipastikan, para ahli
berpendapat mungkin dikarenakan adanya luka ringan yang lama lama didiamkan
sehingga menjadi infeksi kronis lalu timbullah osteosarcoma. Pada saat yang sama
pertumbuhan lebih pada tulang, peradangan kronis, factor genetik dan infeksi virus
tertentu, peredarahan darah pada tulang tidak lancar, pancaran radiasi dan factor
lainnya yang saling berhubungan.6
Gambar 4.1 Histologi osteosarcoma
(Sumber :pathguy.2014)
Gambaran histologi bervariasi kriteria untuk diagnosis adalah didapatnya stroma
sarkoma dengan pembentukan osteoid neoplastik dan tulang disertai gambaran
Selama beberapa tahun terapi neoplasma ganas rangka primer adalah dengan
pembedahan saja. Kemajuan dalam teknik radioterapi dan agen terapi (dalam
beberapa kasus ) telah membawa modifikasi pendekatan bedah bagi neoplasma
rangka ganas . Bila hanya dilakukan, maka lesi stadium IA (tingkat rendah,dalam
ruangan) adekuat diterapi eksisi lokal yang lebar. Lesi stadium IB (tingkat rendah,
luar ruangan), IIA(tingkat tinggi, dalam ruangan ) dan IIB (tingkat tinggi, luar
ruangan). Biasanya memerlukan eksisi radikal. Dalam kasus keganasan rangka, eksisi
radikal berarti amputasi. Dalam kasus keganasan rangka, eksisi radikal (pembuangan
seluruh ruangan anatomi asal ) sering berarti amputasi. Dalam tahun belakangan ini
praterapi dengan radioterapi atau kemoterapi telah memungkinkan eksisi lokal yang
lebar bagi sejumlah tumor tingkat tinggi dan memungkinkan penyemalatan
ekstremitas. Keputusan untuk mencoba menyelamatkan ekstremitas didasarkan pada
penelitian penentuan stadium asli dan penentuan stadium ulang setelah praterapi
dengan kemoterapi atau radioterapi. Luas tumor di dalam tulang, luas perluasan tumor
di dalam jaringan lunak,serta hubungan tumor dengan pemeriksaan saraf dan vaskular
utama, semuanya harus ditentukan. 9
Penderita dengan osteosarkoma membutuhkan terapi operatif berupa amputasi.Amputasi dapat dilakukan melalui tulang daerah proksimal tumor atau melalui sendi
(disartikulasi) proksimal dari pada tumor. Menurut penyidikan, antara teknik amputasi
melalui tulang dengan disartikulasi tidak ada perbedaan yang bermakna dalam hasil
suvival rate. Selain terapi operatif, maka pada penderita osteosarkoma diperlukan juga
terapi ajuvan berupa pemberian kemoterapi atau radioterapi para ahli berpendapat
bahwa pada saat diagnosis osteosarkoma ditegakkan, maka dianggap kebanyakan penderita sudah mempunyai mikro metastase di paru-paru sehingga setelah amputasi
walaupun x-ray paru-paru masih belum nampak metastase, perlu diberikan
kemoterapi untuk membrantas mikrometastase.9
7. Prognosis
Pada permulaannya prognosis osteosarkoma adalah buruk 5 years survival ratenya
hanya berkisar antara 10-20%. Belakangan ini dengan terapi ajuvan berupa sitostatik
yang agresif dan intensif yang diberikan pra bedah dan pasca bedah maka survival
rate menjadi lebih baik dapat mencapai 60-70% . Berkat terapi ajuvan maka terapi
amputasi belakangan ini sudah berkurang, sekarang pada pusat-pusat pengobatan
kanker yang lengkap, maka terapi non amputasi atau limb salvage lebih sering
dilakukan.4
8. Pencegahan
Pencegahan kanker tulang bisa dilakukan dengan memahami proses terjadinya kanker
itu sendiri. Kanker biasanya terjadi akibat adanya zat karsinogen dan radikal bebas
dalam tubuh. Oleh karena itu kita dapat melakukan pencegahan dengan menerapkan
pola hidup sehat seperti menghindari kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, serta
makanan yang mengandung banyak lemak dan zat karsinogen. Biasakan
mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung antioksidan dan nutrisi
penting lainnya, serta lakukan secara teratur pemeriksaan kesehatan.7
9. Edukatif
Metode perawatan melalui makanan
1. Menjaga keseimbangan nutrisi, menu makanan yang kaya ragam.
2. Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah segar.
3. Dilarang merokok, minuman beralkohol dan makanan pedas.6
Metode perawatan melalui psikologis
1. Menciptakan suasana yang harmonis dan lingkungan yang nyaman dan aman,
untuk memberikan rasa aman pada pasien osteosarcoma.
2. Pada waktu yang tepat menjelaskan pengetahuan tentang penyakit osteosarcoma t
erhadap pasien, membantu pasien membangun kepercayaan diri melawan kanker.
3. Anggota keluarga harus mengambil inisiatif untuk memberi perhatian dan
dukungan pada pasien osteosarcoma, menghilangkan rasa kesepian dan rasa putus asa
Siklus kemoterapi: hal ini secara umum memerlukan pasien untuk masuk
rumah sakit untuk administrasi dan monitoring. Obat aktif termasuk methotrexate,cisplatin, doxorubicin, and ifosfamide. Pasien yang ditangani dengan agen alkylating
dosis tinggi mempunyai resiko tinggi untuk myelodysplasia dan leukemia. Oleh
karena itu hitung darah harus selalu dilakukan secara periodik.
Demam dan neutropenia: diperlukan pemberian antibiotic intravena
Kontrol lokal: penanganan di rumah sakit diperlukan untuk kontrol lokal dari
tumor (pembedahan), biasanya sekitar 10 minggu. Reseksi dari metastase juga
dilakukan pada saat ini.
- Rawat Jalan
Hitung jenis darah: pengukuran terhadap hitung jenis darah dilakukan dua kaliseminggu terhadap granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) pasien,
pengukuran G-CSF dapat dihentikan ketika hitung neutrophil mencapai nilai 1000
atau 5000/μL.
Kimia darah: sangat penting untuk mengukur kimia darah dan fungsi hati pada
pasien dengan nutrisi parenteral dengan riwayat toksisitas (terutama jika penggunaan
antibiotik yang nephrotoxic atau hepatotoxic dilanjutkan.
Monitoring rekurensi: monitoring harus tetap dilanjutkan terhadap lab darah
dan radiografi, dengan frekuensi yang menurun seiring waktu. Secara umum
kunjungan dilakukan setiap 3 bulan selama tahun pertama, kemudian 6 bulan pada
tahun kedua dan seterusnya.
Follow-up jangka panjang: ketika pasien sudah tidak mendapat terapi selama
lebih dari 5 tahun, maka pasien dipertimbangkan sebagai survivors jangka panjang.
Individu ini harus berkunjung untuk monitoring dengan pemeriksaan yang sesuai
dengan terapi dan efek samping yang ada termasuk evaluasi hormonal, psychosocial,
kardiologi, dan neurologis.8
11. Epidemiologi
1.Merupakan tumor tulang kedua paling sering setelah mieloma
2.Sebagian besar yang terkena adalah anak-anak, remaja, dan dewasa muda
3.Lokasi yang paling sering terkena adalah tulang yang paling aktif tumbuh, yaitutulang paha, tulang kering, tulang lengan, dan tulang panggul
4.Pada orang dewasa, osteosarkoma dapat timbul sebagai salah satu komplikasi
penyakit Paget. Osteosarkoma merupakan 20% dari seluruh kanker tulang ganas yang
dapat terjadi di mana-mana dari tulang, biasanya di luar batas yang paling dekat
metaphyseal pertumbuhan tulang piring. Yang paling sering terjadi adalah pada tulang
paha (42%, 75% dari yang terpencil di tulang paha), tulang kering (19%, 80% dari
yang di proximal tulang kering), dan humerus (10%, 90% dari yang di yang proximal
humerus). Lokasi lain yang signifikan adalah tengkorak dan rahang (8%) dan panggul
(8%). Dan lebih dari 50% kasus terjadi pada daerah lutut.8
Osteosarkoma merupakan tumor ganas ke dua dari tulang. Didapatkan pada umur antara 5-30
tahun, dan terbanyak pada umur 10 - 20 tahun. Terdapat pada metafise tulang panjang yang pertumbuhannya cepat,terbanyak pada daerah lutut. Diagnose ditegakkan dengan gejala
klinis, pemeriksaan radiografi seperti plain foto, CT scan, MRI, Ultrasound, nuclear medicine
dan dengan pemeriksaan histopatologis melalui biopsi. Prognosis osteosarkoma tergantung
pada staging dari tumor dan efektif-tidaknya penanganan. Penanganan osteosarkoma saat ini
dilakukan dengan memberikan kemoterapi, baik pada preoperasi (induction=neoadjuvant
chemotherapy, dan pascaoperasi (adjuvant chemotherapy). Pengobatan secara operasi,
prosedur Limb Salvage merupakan tujuan yang diharapkan dalam operasi suatu osteosarkoma
Follow-up post-operasi pada penderita osteosarkoma merupakan langkah tindakan yang
sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hide G. 2007. Osteosarkoma, Classic,Variants .http://www.emedicine.com,diakses 15
Maret 2014.
2. Patel PR, Benjamin RS. Soft Tissue and Bone Sarcomas and Bone Metastases. Dalam:
Kasper DL et al.Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th ed. USA: McGRAW-HILL.
2005
3. Patel PR. Lecture notes radiologi. Fraktur,Tumor tulang ganas. Osteosarcoma. Dalam :
Safitri A. Edisi ke 2. Jakarta: Penerbit erlangga;2007.h.201
4.Staf pengajar Universitas Indonesia. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Osteosarcoma, Sarkoma
Ewing , Kondro sarkoma ,Giant cell tumor. Dalam : Reksoprodjo S. Edisi ke 1.
Jakarta:Binarupa Aksara;2010.h.522-30
5.Corwin EJ. Buku saku patofisiologi.Osteomielitis. Dalam: Yudha EK. Edisi ke 3. Jakarta: