BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Febris atau demam merupakan kondisi tubuh dengan suhu di atas 37,5°C sementara normalnya berkisar 36-37,5°C (Doengoes, 2000). Demam kerap disertai gejala menggigil, lesu, gelisah, sulit makan, susah tidur dan sebagainya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Diantaranya adalah kecepatan metabolisme basal, rangsangan saraf simpatis, hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon kelamin, proses peradangan, status gizi, aktivitas, gangguan organ, dan lingkungan. Suhu tubuh manusia diatur oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Titik tetap (set point) tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Febris atau demam merupakan kondisi tubuh dengan suhu di atas
37,5°C sementara normalnya berkisar 36-37,5°C (Doengoes, 2000). Demam
Gambar 3.1 : Kerangka konseptual efektifitas kompres hangat pada area temporalis, axilaris, dan femoralis terhadap penurunan suhu tubuh pasien observasi febris di ruang A, C, dan F RSUD Wangaya Denpasar.
25
Pasien Observasi Febris
Peningkatan Suhu Tubuh(Suhu Tubuh Rektal ≥ 38°C)
Rangsangan
Vasodilatasi pembuluh darah
Pori – pori terbuka lebar
Panas tubuh mengalir keluar
Penurunan suhu tubuh(Suhu tubuh rektal < 38 °C)
Faktor Eksternal :- Lingkungan- Aktivitas- Status gizi
Faktor Internal :- Gangguan organ- Demam
(peradangan)- Rangsangan saraf
simpatis- Kecepatan
metabolisme basal- Hormonal Kompres Hangat pada :
- Temporalis- Aksilaris- Femoralis
Termostat suhu di hipotalamus
Mendeteksi adanya benda panas di kulit (kain kompres)
Menurunkan produksi panas tubuh dan meningkatkan
pengeluaran panas
25
Dari bagan kerangka konseptual dapat dijelaskan proses interaksi dari
berbagai faktor yang mempengaruhi penurunan suhu tubuh pada pasien
dengan observasi febris dan pengaruh kompres hangat pada temporalis,
aksilaris, dan femoralis. Peningkatan suhu tubuh pada pasien dengan observasi
febris dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Secara umum faktor – faktor
itu dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam tubuh manusia seperti
Kecepatan metabolisme basal, dan hormonal. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor dari luar tubuh manusia yang mempengaruhi suhu tubuh yaitu
Lingkungan, Aktivitas, dan Status gizi. Kompres hangat merupakan suatu
upaya untuk menurunkan suhu tubuh, mekanisme kompres hangat akan
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah yang menyebabkan terbukanya
pori – pori sehingga aliran panas dari dalam tubuh dapat keluar dengan
mudah. Selain itu rangsangan kain kompres hangat pada kulit akan
merangsang termostat di hipotalamus yang mendeteksi adanya suhu yang
hangat di luar tubuh, sehingga pusat panas menurunkan produksi panas tubuh
dan meningkatkan pengeluaran panas. Pada akhirnya suhu tubuh akan
menurun.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota
suatau kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki
oleh sekelompok tersebut (Nursalam & Pariani, 2001). Variabel independen
adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2003).
26
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompres hangat di area
temporalis, aksilaris, dan femoralis. Variabel dependen adalah variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2003). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah penurunan suhu tubuh.
Definisi operasional variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik
yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam & Pariani,
2001).
Tabel 4.1 : Definisi operasional efektifitas kompres hangat pada area temporalis, axilaris, dan femoralis terhadap penurunan suhu tubuh pasien observasi febris di ruang A, C, dan F RSUD Wangaya Denpasar.
No. VariabelDefinisi
OperasionalParameter
AlatUkur
Skala Skor
1.IndependenKompres hangat pada temporalis, aksilaris, dan femoralis
Suatu cara menurunkan suhu tubuh dengan menempelkan kain handuk yang telah dicelupkan air hangat (40°C) di area dahi, lipatan ketiak, dan lipatan paha.
Melakukan prosedur kompres hangat dengan kain handuk ukuran 20x20cm, dilipat menjadi dua bagian, dicelupkan air hangat (40°C), diperas, kemudian ditempelkan di area :1. Temporalis : di
dahi, tepat di atas alis mata
2. Aksilaris : lipatan ketiak kanan dan kiri dengan posisi menjepit kain kompres.
3. Femoralis : di lipatan paha kanan dan kiri tepat di atas inguinal.
2.DependenPenurunan suhu tubuh
Keadaan dimana temperatur rektal lebih rendah dibandingkan dengan temperatur rektal awal
Mengukur suhu tubuh melalui rektal sebelum dan sesudah tindakan kompres
LE
MB
AR
OB
SE
RV
AS
I
O R
D I
N A
L
Skor :1 = Suhu tubuh
menurun dibandingkan dengan suhu tubuh awal
2 = Suhu tubuh tetap3 = Suhu tubuh
mengalami peningkatan dibandingkan suhu tubuh awal
27
C. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis penelitian (H1) yaitu,
1. Ada pengaruh pemberian kompres hangat pada area temporalis, axilaris, dan
femoralis terhadap penurunan suhu tubuh pasien observasi febris di ruang A,
C, dan F RSUD Wangaya Denpasar
2. Ada perbedaan efektifitas kompres hangat pada area temporalis, axilaris, dan
femoralis terhadap penurunan suhu tubuh pasien observasi febris di ruang A,
C, dan F RSUD Wangaya Denpasar.
28
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
ilmu pengetahuan atau untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan
metode ilmiah (Notoatmojo, 2005).
A. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka
penelitian ini merupakan suatu studi pre experimental yang mengkaji dan
menganalisis pengaruh antara variabel – variabel dan bertujuan untuk
mengungkapkan adanya perbedaan pengaruh pada variabel.
Sehingga rancangan penelitian yang sesuai adalah dengan pendekatan
static-group comparison, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian untuk
menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok subjek yang
mendapat perlakuan yang berbeda (Nursalam, 2003).
Subjek Pra Perlakuan Pasca testK O I-1 O1K O I-2 O2K O I-3 O3
Time 1 Time 2 Time 3Keterangan :
K : Subjek (pasien observasi febris)O : Observasi suhu tubuh per rektalI (1+2+3) : Intervensi kompres hangat (kelompok temporalis, aksilaris, dan
femoralis)O (1+2+3) : Observasi suhu tubuh per rektal (kelompok temporalis, aksilaris, dan
femoralis)
29
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di ruang A, C, dan F RSUD Wangaya
Denpasar dengan alasan angka kejadian dan jumlah penderita observasi febris
terdapat pada ruangan – ruangan tersebut cukup banyak. Penelitian ini akan
dilaksanakan selama 2 bulan mulai tanggal 1 Desember 2010 sampai dengan
30 Januari 2011.
C. Kerangka Kerja
Gambar 3.1 : Kerangka kerja efektifitas kompres hangat pada area temporalis, axilaris, dan femoralis terhadap penurunan suhu tubuh pasien observasi febris di ruang A, C, dan F RSUD Wangaya Denpasar
Hasil perbedaanpenurunan suhu tubuh
Penyajian Hasil
Penetapan sampel(kriteria inklusi)
AnalisisData
AnalisisData
Observasi :Suhu Rektal
Observasi :Suhu Rektal
Kompres hangatdi Temporalis
Kompres hangat di Aksilaris
Kelompok 1(n=10)
Kelompok 2(n=10)
Populasi
AnalisisData
Observasi :Suhu Rektal
Kompres hangat di Femoralis
Kelompok 3(n=10)
30
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah setiap subjek (misalnya; manusia, pasien) yang
memenuhi kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien dengan kasus observasi febris di ruang
A, C, dan F RSUD Wangaya Denpasar.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,
2003). Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah pasien dengan
kasus observasi febris di ruang A, C, dan F RSUD Wangaya Denpasar
yang disesuaikan dengan kriteria inklusi.
3. Besar sampel
Berdasarkan data dari rekam medik di ICU RSUD Wangaya
Denpasar, didapatkan populasi pasien BPH yang menjalani operasi open
prostatectomy selama bulan Januari – Desember 2009 sejumlah 108 kasus
dan jumlah rata – rata kasus setiap bulan sebanyak 9 kasus. Karena
keterbatasan jumlah populasi, maka besar sampel diambil dari keseluruhan
subjek penelitian yang didapatkan selama periode pengumpulan data (total
sampling).
31
4. Sampling
Sampling adalah proses dalam menyeleksi porsi dari populasi
untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2003). Penelitian ini
menggunakan teknik nonprobability dengan metode total sampling, yaitu
suatu cara pengambilan sampel dengan mengambil keseluruhan dari
jumlah populasi yang ada (Notoatmodjo, 2002). Sehingga dalam penelitian
ini diambil sampel pasien dengan kasus observasi febris di ruang A, C, dan
F RSUD Wangaya Denpasar yang seluruhnya dijadikan subjek penelitian.
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu materi atau
kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat
berlangsungnya suatu penelitian (Arikunto, 2002). Data tersebut diperoleh
peneliti selama periode penelitian dari hasil observasi subjek penelitian
yang didokumentasikan pada lembar observasi penelitian.
2. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pedoman
observasi suhu tubuh dan standar operasional prosedur kompres hangat,
yang diadaptasi dari berbagai sumber referensi tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan observasi febris.
3. Prosedur Pengumpulan Data
Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti mengajukan
permohonan kepada Direktur RSUD Wangaya Denpasar dan Kepala
32
Ruangan ICU, untuk mendapatkan persetujuan penelitian, peneliti juga
mengajukan permohonan ijin pada responden yaitu pasien observasi febris
sebagai subjek penelitian.
Setelah mendapatkan ijin dari instansi yang terkait dan responden,
peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan observasi suhu tubuh per rektal sebelum dilakukan
intervensi kompres hangat. Kompres dilakukan pada masing – masing
kelompok area temporalis, aksilaris, dan femoralis selama 3 x 15 menit
dengan jeda 5 menit. Kemudian diukur suhu per rektal dan dilakukan
analisis data.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengelompokan
variabel independen dan variabel dependen. Data tersebut dianggap
memenuhi syarat apabila seluruh data telah terisi dengan lengkap dan jelas
(editing). Data tersebut selanjutnya diberi tanda khusus (coding) untuk
menghindari pencantuman identitas atau menghindari adanya kesalahan
dan duplikasi data yang masuk.
Setelah proses coding selesai dilanjutkan dengan tabulasi dalam
bentuk tabel sesuai dengan variabel yang diukur untuk mengetahui
hubungan tingkat kepatenan aliran cairan irigasi dengan kejadian obstruksi
bekuan darah (clotting) pada pasien pasca operasi open prostatectomy.
Data kuantitatif yang diperoleh dari lembar observasi dilakukan analisis
dengan komputer program SPSS, menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank
Test, dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Jika hasil uji statistik
33
menunjukkan p<0,05 maka H0 ditolak dan hipotesis penelitian (H1)
diterima, yang berarti ada beda antara pemberian kompres hangat terhadap
penurunan suhu. Hasil masing – masing kelompok kemudian
dibandingkan untuk mengetahui signifikansi dan efektifitas kompres
hangat pada area temporalis, aksilaris, dan femoralis.
G. Etika Penelitian
Apabila manusia dijadikan sebagai subjek suatu penelitian, hak
sebagai manusia harus dilindungi (Nursalam, 2001). Sebelum dilakukan
pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan ijin yang
disertai proposal penelitian. Setelah mendapat persetujuan, peneliti memulai
melakukan observasi. Penelitian ini menekankan masalah etik sebagai
Sebelum menjadi responden, peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan penelitian. Setelah responden mengerti maksud dan tujuan
penelitian, responden atau keluarga yang bertanggung jawab
menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak klien.
2. Tanpa Pencantuman Nama Responden (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner)
yang diisi oleh subjek. Lembar hanya diberi nomor kode tertentu.
34
3. Kerahasiaan Data Responden (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh responden
dijamin oleh peneliti. Data hanya akan disajikan kepada kelompok tertentu
yang berhubungan dengan penelitian ini
H. Keterbatasan
1 Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data berupa lembar
observasi yang diadaptasi dari tinjauan teori belum diketahui validitas dan
reliabilitasnya.
2 Feasibility yaitu dalam melaksanakan penelitian terdapat adanya
pertimbangan mengenai keterbatasan waktu dan subjek penelitian yang
diambil berdasarkan total sampling.
35
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Corwin, E. J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Doengoes, M. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Ganong, W. F. (2000). Fisiologi Kedokteran, Edisi 10. Jakarta : EGC.
Ignatavicius, D. & Linda W. (2002). Medical Surgical Nursing, Critical Thinking for Colaborative Care, 4th Edition, Volume I. New York : WB. Saunders Company.
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : PT. Salemba Medika.
Nursalam & Pariani S. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV. Sagung Seto.
Perry, A. & Potter, P. (2002). Clinical Nursing Skill and Techniques, 5th Edition. St. Louis : Mosby Company.
Yohmi, E. (2008). Kompres Hangat. Tanggal 1 Februari 2010, jam 20.00 WITA. http://nursingbegin.com/kompres-hangat/
Smith, S. F. (2004). Clinical Nursing Skill, Basic to Advance Skill, 6th Edition. New Jersey : Pearson Prentice-Hall.
Smletzer, S. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
White, L. & Gena D. (2002). Medical Surgical Nursing, an Integrated Approach, 2nd Edition. New York : Delmar-Thompson Learning.