This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FARMAKOKINETIKSIMULASI INVITRO MODEL FARMAKOKINETIK
KELOMPOK : 4RAWINA NURMARIANITA (201210410311098)ARIS SABBRIAN (201210410311139)RULIANA HIDA SAFIRA (201210410311)RATNA YULIA (201210410311)RATNA SEPTI T. (201210410311)POPPY (201210410311242)
Tujuan umum : memahami konsep farmakokinetika suatu obat.Tujuan khusus : •mempelajari konsep farmakokinetika suatu obat
dengan menggunakan simulasi invitro.•Membedakan profil farmakokinetika suatu obat
dengan dosis, sute pemakaian, klirens dan folume distribusi yang berbeda.•Menerapkan analisis farmakokinetika dalam
perhitungan parameter farmakokinetika.
• Prinsip :Pada percobaan ini dilakukan simulasi invitro untuk memahami konsep farmakokinetika suatu obat. Simulasi dilakukan untuk tiga model obat yang mempunyai harga klirens dan volume distribusi berbeda dengan rute pemakaian intravaskular dan ekstravaskular serta dosis yang berbeda. Perbedaan nnilai parameter, rute pemakaian serta dosis tersebut akan menghasilkan perbedaan profil kadar obat dalam darah, yang disebabkan oleh besaran proses absorpsi, distribusi dan eliminasi yang berbeda.
Bahan : Alat :- Rhodamin- Air suling
- Spektrofotometer- Magnetic stirrer- Tabung reaksi- Pipet ukur- Beker gelas 1 L / 2 L- Pipet volume 25 mL / 30 mL
Dosis (do) = jumlah rhodamin B yang ditambahkan dalam beker gelasklirens (cl) = volume larutan rhodamin B yang di bersihkan tiap waktuvolume distribusi = volume air yang ada dalam beker gelas
PEMBAHASANDari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa konsentrasi rhodamin makin menurun dengan berbagai selang waktu dari cuplikan yang diambil. Pada waktu awal konsentrasi mencapai 1,87 pada menit ke 4 konsentrasi menurun menjadi 1,2 dan pada manit ke 8 konsentrasi kembali menurun menjadi 0,6. Jadi dapat dilihat bahwa laju eliminasi dari larutan rhodamin tadi makin menurun. Dari data diatas merupakan kompartemen tunggal karena akan mengasilkan grafik menurun tanpa adanya puncak sebagai absorbsi obat. Hasil ini menunjukan bahwa obat diberikan melalui rute intravena. Pada rute ini obat langsung mencapai konsentrasi 100% dan didistribusikan karena tanpa adanya tahapan absorbsi obat. Dari pemberian obat melalui intravena dapat diketahui parameter yang menunjukan profil farmakokinetiknya yaitu volume distribusinya dan juga didapatkan waktu paruh.
PEMBAHASAN
• Praktikum yang kami lakukan secara in vitro menggunakan model kompartemen 1 terbuka intravaskuler, contoh obat yang menggunakan model ini adalah obat intravena yang kurang lipofil dimana setelah obat diinjeksikan ke pembuluh darah, obat tidak melalui fase absorbsitapi tapi langsung ada dalam plasma darah pada konsentrasi maksimal lalu seiring waktu konsentrasi obat dalam plasmanya akan menurun secara bertahap sesuai laju eliminasi obat dan dieksresi.• Kadar obat dalam plasma bisa diramalkan melalui kadar obat dalam
klirens pada setiap waktu.
PEMBAHASAN
menggambarkan nasib obat didalam tubuh pd rute ekstravaskular ada absorbsi, distribusi, dan eliminasi. Pada fase absorbsi dan distribusi di rute EV terjadi juga eliminasi namun tidak dominan. Fase eliminasi pada ekstravaskular lebih lama karena fase ini harus melewati fase absorbsi terlebih dahulu.