FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GAMBARAN STRES DAN COPING MAHASISWA YANG CUTI KULIAH FAKULTAS PSllKOLOGI
Skripsi yang berjudul "GAMBARAN STRES DAN COPING MAHASISWA YANG CUTI KULIAH FAKULTAS PSIKOLOGI" TELAH DIUJIKAN DALAM SIDANG MUNAQASAH FAKUL TAS PSIKOLOGI Universita Islam Negeri Syarif Hldayatulla Jakarta Tanggal 27 Maret, 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjan Srata 1 (SI) Pada Fakultas Psikologi.
SIDANG MUNAQOSYAH
Dekan/ Ketua Me ngkap Anggota
J y
Penguji I
Pembimbing I
'] \ (c~y-
Anggota
Neneng Tati Hartati M.Si. Psi NIP:150 300 679
Jakarta, 27 Maret 2008.
Pembanbtu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota
Penuji II
lkhwan Lutfi. M.~il \'\\?:ISO 3b 8 80_9
Pembimbing II
GAMBARAN STRES DAN COPING MAHASIS'WA YANG CUTI
KULIAH FAKULTAS PSIKOLOGI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
Oleh:
IKHDAL HUSNAYAIN NIM: 103070028998
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Neneng Tati Hartati. M.Si, Psi NIP. 150 300 679
Natris lnel ani. M.Si. Psi NIP. \
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H/ 2008 M
MOTTO
Jangan liliat masa fampau tfengan penyesafan jangan pufa liliat masa &pan tfengan ~n, tapi liliattali selijtar awfa tfengan penuJi ~mn
(James '11iur6et)
9.f.usuli yang pa(ino 6er6aliaya di, atas aum'a ini atfafali pen~ut aan 6im6ang. <Teman ya119 pa(ino setia, lianyafali i§6emnian d"an i§yaJffnan yang teeufi
.. (jlntfmv Jacli§on)
S/{,ripsi ini saya persem6ali./(g,n teruntu/{,~ua Mang tilla saya aan Mang
orang yang mencintai aan menyayangi saya
KA TA PENGANTAR
Alhamdulilla hirobil a'lamin, puji syukur kehadira Allah SVi/T yang telah
menciptakan setiap rintangan dan cobaan dengan segala hikmah didalamnya
serta mengabulkan doa umat-Nya yang bersungguh, sehingga aral merintang
dalam menyusun skripsi ini harus terantuk dan terjatuh untuk kemudian
bangkit kembali hinggga akhimya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan begitu saja tanp<1 bantuan dari
berbagaii pihak dalam proses penulisan. Untuk itu penulis mengucapkan
lyoez, Dhani, Bowo. Kalian adalah sahabat setiaku, setia dalam
memberi motivasi, memberi inspirasi baru dan tidak henti dalam
menunggu dan mengantar penulis keperpustakaan clan juga dalam
membantu mengetik skripsi penulis, terimakasih ya ....
8. Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,
terima kasih karena kalian sudah saling mendukung satu sama lain
dalam menyusun skripsi.
9. keponakanku yang lucu dan pintar-pintar: Rizki & lrham yang selalu
menghibur saat penulis sedang bad mood, mudah-rnudahan kalian
menjadi akan yang sholeh patuh terhadap kedua orang tua dan agama.
Wassalam
Jakarta, maret 2008
Penulis
ABSTRAK
A. lkhdal Khusnayain B. Fakultas Psikologi C. Gambaran stres dan coping mahasiswa yang cuti kuliah fakultas psikologi D. 91 Halaman E. Mahasiswa adalah panggilan salah satu orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi, serta memiliki pemikiran intelektual dan juga mengabdikan kepada masyarakat. Salah satu persaratan untuk memperoleh gelar sarjana adalah mahasiswa harus menyelesaikan studinya dalam waktu yang telah ditetapkan pada universitas. Akan tetapi jika keinginan mahasiJ>wa untuk segera mendapatkan gelar sarjana tidak segera terpenuhi karena ada faktor penghalang seperti dihadapkan pada keadaan yang mengharuskannya untuk cuti kuliah, maka dapat meyebabkan stres pada mahasiswa tresebut. Dari lceadaan seperti ini, maka penulis merasa tertarik untuk meneneliti fenomena mahasiswa yang cuti kuliah karena faktor ekonomi keluarga yang sekarang banyak terjadi di masyarakat, dengan segala peran, fungsi dan kompetensi yang harus dijalankan dalam jangka melangsungkan hidup keluarga clan meneruskan studi serta mencari kerja. Dari ketertarikan tersebut muncul pertanyaan apakah mahasiswa tersebut mengalami stres pasca cuti kuliah, dan mencari kerja. Bagaimana cara mereka mengatasi stres yang men~ka alami (coping) dan apakah lingkungan keluarganya mempengaruhi dalam menyelesaikan masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan diatas, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah dengan metode studi kasus, multiple case dan menggunakan instrumen wawancara dan observasi sebagai alat untuk mengumpulkan data, dan sampel yang menjadi subjek penelitian berjumlah tiga orang.
Hasil dari penelitian ini maka interpretasi data yang dapat JPenulis uraikan adalah bahwa pada dasarnya (mahasiswa) yang menjadi responden penelitian ini mengalami stres, baik stres karena cuti kuliah maupun stres karena kondisi keluarga, stres yang mereka alami sebagian besar disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga yang tidak mampu untuk membiayai kuliah sampai akhir (selesai) dan stres yang bersumber dari lingkungan keluarga. Namun demikian mereka masih bisa melakukan upayaupaya atau tindakan (coping) dalam menghadapl stres yang mereka alami. Adapun dalam prosesnya, para responden melakukannya strategi coping
secara bertahap untuk mengatasi stres yang muncul sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka penulis menyimpulkan bahwa ketiga subyek dalam penelitian ini mengalami stres. Baik stres karena diminta untuk memutuska untuk cuti kuliah maupun stres karena dituntut kerja oleh keluarganya. Faktor yang menjadi sumber stres diantaranya dipaksa untuk memutuskan cuti kuliah, dimita untuk mencari kerja, sehingga munculnya rasa bersalah karena merasa membebani keluarga, belurn mampu membantu adik-adik dan orangtuanya. Strategi coping yang digunakan oleh ketiga responden adalah problem focused coping dengfan jenis active coping dan planing. Emotion focused coping dengan jenis seeking social support for emosional reason dan turnng to religion. Dan coping maladaptif dengan jeni coping focusing and ventintg of emosional dan mental disengagement. Dari hasil penelitiah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk kemajuan penelitian selanjutnya.
G. Referensi 21 (1978-2005), 16 Buku, 3 Skripsi, 2 Website
DAFTAR ISi
Halaman Juduls
Halaman Persetujuan .................................................................................. i
Halaman Pengesahan ................................................................................. ii
Motto ........................................................................................................... iii
Persembahan .............................................................................................. iv
Kata Pengantar ........................................................................................... v
Abstrak ........................................................................................................ vi
Daftar lsi ...................................................................................................... ix
Lampiran ..................................................................................................... xi
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalah ................................................ 1
1.2. ldentifikasi Masalah ....................................................... 6
1.3. Pembatasan dan Peruumusan Masalah ........ : ............... 7 1.3.1. Pembtasan Masalah ........................................... 7 1.3.2. Perumusan Masalah ........................................... 7
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... : ............................... 8 1.4.1. Tujuan Penelitian ................................................. 8 1.4.2. Manfaat Penelitian ............................................... 8
wawancara, garnbaran stres, garnbaran coping, dan perbandingan antar
kasus.
4.1. Gambaran Umum Subjek
subjek yang diarnbil dalarn penelitian ini berjurnlah tiga orang yang sernuanya
adalah orang-orang yang telah di pilih berdasarkan kriteria yang telah
diterapkan sebelumnya, nama-narna subjek dalarn penelitian ini sengaja di
sarnarkan untuk rnenjaga kerahasiaan subjek penelitian dan sesuai dengan
etika penelitian
Tabel 4.1.1. ldentitas responden penelitian
No Nam a Jen is Usia Agama Fakultas Semester Kelarnin
1 SS Laki-laki 24 Tahun Islam Psikologi UJN jkt VIII
2 II Perernpuan 18 tahun Islam Psikologi UIN jkt Ill
3 K Laki-laki 21 tahun Islam Psikologi UIN jkt v
4.2. Analisa Kasus
4.2.1. Responden 1 (SS)
Gambaran Umum
49
SS adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Psikologi
semester VIII, yang kini berusia 24 tahun, ia lahir di Bogor pada tanggal 20
oktober 1983 dan SS anak bungu dari 4 bersaudara ketig;a kakaknya sudah
menikah.
Subjek adalah pribadi menarik dan penuh dengan sederhana, itulah kesan
pertama yang timbul saat bertemu dengan SS, pria ini selalu menebar
senyum dan bersahabat dalam dalam setiap kunjungan p1~nelitian ini, meski
terlihat kurang sehat karena habis sakit tetapi SS tetap rarnah menyambut
penulis berkunjung kerurnahnya.
Awai SS rnulai stres sejak dari awal masuk kuliah perkuliahan yang dijalani
sekarang adalah atas kernauan SS sendiri, walaupun ayahnya sernpat bilang
biaya kuliahnya nanti tidak bisa cjitanggung semuannya karena penghasilan
ayahnya yang cukup hanya cukup untuk kebutuhan serhari-hari, akhimya SS
rnembicarakan hal tersebutb kepada ketiga kakaknyadan ketiga kakanya
tersebut menyetjua permintaan SS, dan akhimya Ss pun bisa kuliah dan
biaya kuliah dari ayah dan kakaknya, selama kuliah SS seilalu telat dalam
50
registrasi pembayaran. Walaupun semat malu dan dansedikit minder sama
teman-teamannya, SS terus menjalankannya karena bagi subjek apa yang
udah terjadi adalah sebuah resiko yang harus diterima.
"tadinya sih, kuliah itu adalah kemauan gw, padaha/ bokap gw udah pemah bilang kalo be/iau ga sanggup jika biayai semuanya, akhimya gw ngomong soa/ ini sama ketiga kakak gw, dan .syukurlah mereka sejuju, biaya gw adalah hasi/ dari patungan bol<ap dan kakak-kakak gw, ya ......... walaupun hampir sering te/at kalo pembayaran registrasi.
Untuk menambahi uang saku dan kebutuhan kulaih, dari rnulai kuliahpun SS
sudah mulai cari penghasilan tambahan untuk kebutuhan kuliah dan saku
kuliah, subjek melakukan hal tersebut karena ia rnersa sangat kurang untuk
membeli kebutuhan kuliahnya seperti buku, foto copy dan lainnya. lnginnya
SS fokus sama kuliahnya saja tetapi harapan itu belum bh;a, karena
penghasilan keluarga saja hanya cukup buat kebutuhan sehari-hari, untuk itu
SS harus mencari penghasilan tarnabahan sendiri.
"Pengennya gw sih, fokus sama kuliah dulu tapi kenyataannya ga bisa karena untuk beli buku aja dan foto copy aja ga bisa, uang saku aja cuma pas buat ongkos, tapi gw sih ga pemah nge/uh karena gw juga tau keadaan ekonomi ke/uarga gw juga kurang, ya udah gw coba ngaj;;1r eskul di seko/ah SMP gw dulu, lumayan sih buat tambahan uang saku gw l'iap hari.
Dengan penghasilan yang cukup buat nambahin uang saku. SS sudah
merasa cukup buat nambahin uang saku, tetapi adakalanya SS juga merasa
bingung ketika jadwal dan tugas kuliah mulai padat dan banyak, dia tidak
dapat membagi waktunya untuk mengajar eskul di sekolahan dan SS pun
51
akhimya tidak dapat pengahasilan buat nambahain uang saku tiap harinya,
SS pemah stres dengan keadaan tersebut di atas, bahkan tidak masuk kuliah
karena tidak punya uang saku.
"gw pwemah tuh stres banget, tugas kulih banyak, harus beli buku dan foto copy, dan pastinya semua itu membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit , tapi disaat yang sam gw juga ga punya tambahan karena gw ga pemah masuk untuk ngajar esku/, kalo semua jadwal kuliah padat, gw udah ga bisa bagi waktu buat ngajar Iagi, pokoknya pusing banget dech.
SS sering merasa khawatir dengan kelanjutan kuliahnya nanti, ia sering
merasa cemas dan takut apalagi waktu kuliah belum selei~ai ayah dan
kakaknya tidak bisa blagi menyanggupi pembayarannya, i~eiring dengan
jalanya waktu akhimya kekhawatiran itu terjadi juga, ayahinya meninggal dan
kakaknya pun tidak lagi menyanggupi biaya kuliah SS dan akhimya SS
diminta keluarganya untuk menunda kuliahnya.
"emang sih, dari awal gw udah sering banget kep.ikiran soa/ ini, jangankan untuk biaya kuliah buat ongkos sehari·hari aja kadang ga ada, apa/agi semenjak bokap gw meningga/, kakak gw juga udah ga bisa Jagi bantuin biaya buat gw sepenuhnya, gw hampir ga nyangka kalo apa yang gw takutin tetjadi juga. Tapi ya tinggal nunggu waktu aja dech. Mudah-mudaan sih ga lama gw cuti kaya gim:
Secara otomatis, SS saat ini cuti kuliah, karena faktor ekoinomi keluarga yang
sudah tidak lagi menyanggupi biaya kuliahnya SS, pasca cuti kuliah subjek
mulai menekuni lagi pekerjaannya untuk mencoba menabiung dan
mengumpulkan uang buat meneruskan kuliahnya nanti. SS sangat
52
menginginkan untuk menyelesaikan kuliahnya, dengan sekuat tenaga,
persaan, SS tetap berusa mencari biaya kuliahnya yang t1~rtunda.
Gambaran stres SS
Tahap Pertama
Pada dasamya perjalanan yang dialami SS semenjak ia masuk kuliah,
dimana stres itu selalu muncul ketika subjek harus membayar uang kuliah
setiap pergantian semester dimana SS merasa stres dan malu ketika ia harus
menunda pembayaran uang kuliahnya dengan cara memnta surat pengajuan
penundaan kuliah.
"kan dari awal gw kuliah, keluarga gw kurang bang.et ekonominya, apalagi ka/o udah mulai bayaran semester, sedang'kan terkadang uangnya be/om ada dan gw terpaksa haros buat syrat tunggakan karena ga bisa bayar tepat waktu, ya pokoknya stms banget deh, n
faktor biaya kuliah yang menjadi pemicu stres subjek SS, semakin kuat
kemunculannya ketika SS mulai masuk semester 4, dimana pada saat itu SS
merasa khawatir akan kelanjutan kuliahnya, pada saat itu (semester 4) biaya
kuliah SS mulai di bantu oleh kakaknya yang sudah bekerja, dalam diri SS
muncul keraguan apakah dirinya mampu menyelesaikan ~;uliahnya sampai
tingkat akhir (sampai Wisuda).
"mulai semester 4 ke atas biaya kuliah gw di bantu sama kakak gw, gw khawatir banget, apa/agi dengan kondisi seperti' itu, gw takut ga bisa ngelanjutin ku/iah /agi"
53
kekhawatiran SS akan kelanjutan kuliahnya benar-banar terjadi, pada saat
ayah SS meninggal dunia memaksa SS untuk berhenti kuliah secara
terpaksa di karenakan tidak adanya biaya untuk kuliah SS, dimana SS pun
tidak bisa berharap pada bantuan kakaknya sepenuhnya, dimana pada waktu
yang bersamaan dengan meninggalnya ayah SS kakaknya pun sempat
berhenti bekerja.
"ehm,,temyata kekhawatian gw selama ini tetjadi juga, gw harus cutu kuliah karena keadaan ekonomi ke/uarga gw yang kayaknya tidak bisa lagi untuk gw nglanjutin kuliah, semenjak bokap gw meninggal kakak gw juga sempet keluar dari tempat ketjanya, tapi gw juga ga bisa berharap banyah karena kakak gw juga harus bantuin nyokap dan biaya kebutuhan rumah,"
Tahap Kadua
Gejala yang dirasakan SS ketika sedang stres adalah susah tidur, sering
pusing, cemas, terkadang , ketika dalam kondisi tertekan i:;eperti ini SS
benar-benar merasa gelisah.
"kalo lagi stres, aduh kepala gw suka pusing , susah tidur apalagi ka/o udah kebayang masa/ah ini timbul sampai gEilisah sampai perb\na sakit migran"
Jikia sedang stres terkadang timbul keinginan dalam hati 8S ingin berhenti
dan tidak melanjutkan kuliahnya lagi, dengan begitu ia akan fokus bekerja
untuk membantu keluarganya. Tapi disisi lain SS merasa sayang jika harus
berhenti dengan waktu kuliah yang sebentar lagi selesai.
54
"Ka/o /agi stres mikirin masa/ah ekonomi ke/urga gw terpintas gw pengen berhenti saja kuliahnya dan tidak usah melanjutkan dari pada terus-terusan buat beban keluarga, tapi disi.si lain saya merasa bertanggung jawab dengan kuliah saya yang harus gw selesaikan, udah terlanjur banyak biaya yang keluar buat kuliah gw dan sekarang tinggal se/angkah lagi gw harus menyeJesaiakan kuliah gw, jadi biarpun harus menunggu, saya harus tetap meneruskan kuliah saya."
Meskipun berusaha menikrnati kehidupannya, tetap saja SS pernah
mengalami stres terlebih dengan kuliahnya yang tertunda dan keadaan
ekonomi keluarga yang sedang sulit, disatu sisi SS ingin membantu
keluarganya tapi disisi lain SS juga harus menyisihkan hai;il pendapatanya
buat di tabung untuk biaya kuliah yang selanjutnya.
"stres pastilah pemah. .... apalagi nmelihat kondisi ekonomi keluarga gw yang seperti ini, untuk makan sehari-hari aja cukup susah sekarang ini apa/agi untuk biaya kuliah saya dam l<ayaknya ga mungkin banget kecuali gw biaya sendiri."
Dari hasil wawancara, ditemukan bahwa SS memang mengalami stres akibat
cuti kuliah yang bukan karena kernauannya sendiri melainl<an tuntutan
keluarga karena faktor ekonomi yang lemah, stres ini tirnbul sebelum cuti
kuliah justru awal kuliahpun SS sudah mulia mengalami st1res sampai stres
yang berl<elanjutan sampai sekarang yaitu ketika ayahnya meninggal dan
keluarganya meminta SS untuk menunda kuliahnya sernentara waktu.
awal kejadian terjadinya stres ketika ia harus membayar mgistrasi kuyliah
dan pada itu belum ada uang yang tersedia untuk bayaran kulih dan
ditambah dengan sekarang SS harus mengambil cuti sernenjak ayahnya
55
meninggal karena ibunya tidak mampu untuk membiayai f:uliah SS sampai
selasai, begitu pula kakaknya tidak bisa membiayai sepeniuhnya biaya kuliah
SS karena faktor ekonomi yang lemah juga terjadi pada kakanya
stres yang terberat yang SS rasakan adalah ketika ia diminta cuti kuliah oleh
keluarganya sedangkan masa kuliah SS hanya tingggal menyusun skripsi
saja. SS sempat menyesalkan masalah tersebut; tapi SSpun tidak bisa
memaksakan diri untuk tetap kuliah sementara keluarganya sedang
mengalami kesusahan ekonomi, dan akhimypun SS menuruti permintaan
keluarganya untuk menunda kuliah.
Gambaran Coping SS
Tahap Kedua
Dalam menghadapi permasalahan ini subjek sering merenung yang
adakalanya dalam perenungannya membuat SS menangis, perenungan ini
SS takukan di rumahnya (tepatnya di kamar pribadi SS)
"paling gw lebih sering merenung dirt aja dikamar atau di romah aja , walaupun kadang gw suka nangis-nangis sendiri il<alo tiap kali gw inget masalah-masalah gw yang ga ada abisnya, gw selalu merasa masalah itu ada teros melimpah gw dan ke/uarga gw.terkadang mesa/ah yang satu be/om selesai udah ada /agi masa/ah baru, seperti yang gw alamr saat ini"
keinginan SS untuk melanjutkan kuliah selalu ada, hal ini mendorong subjek
untuk bekerja demi mendapatkan uang tambahan bagi biaya kuliahnya, SS
56
selalu menyisihkan sebagian pendapatanya untuk ditabung dan SS masih
berharap kakaknya dapat membantu biaya kuliah SS selanjutnya.
"kalo soal buat melanjutkan kuliah gw, gw Cuma nunggu waktu kepastian dari kakak-kakak gw yang katanga mau membiayai ku/iah gw, sambil gw sedikit-sedikit nabung buat nambahi biayay gw nanti."
Subjek sadar bahwa tidak selamanya berdiam diri tanpa harus sering atau
mencari solusi dan bertukar pikiran dengan orang lain dapat menyelasaikan
masalahnya karena menurut subjek, merasa tidak sanggup menghapi
dengan caranya sendiri tanpa mencari jalan keluar untuk menyelasaikan
masalahnya.
"awalnya gw menyakini diri sendiri dulu dan memikirkan bagaimana jalan keluamya agar gw g berdiam diri dan menutup diri dengan masa/ah gw. Akhimya gw sadar kalo gw ga bisa menyelesaikan masalah tanpa ada bantuan dari orang lain ataupun masukan, pendapt dan solusi yang baik dari orang lain, dan akhimya gw coba buar saning sama salah satu sahabat gw dan dia juga satu bkefas sama gw, setelah gw cerita panjang lebar semua masalah gw. Akhimya sahabat gw sangat mendukung gw dan menyarankan agar gw tetap sabar, bemsaha, dan berdoa karona setiap masa/ah pasti ada ja/an keluamya, walaupun awalnya gw ragu untuk cerita semua maslah-masalah gw ke siapapun, baik kelua1ga ataupun sahabat dan temen-temen gw."
Tahapkedua
SS juga melakukan strategi planing yaitu merencanakan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres, planing
merupakan bagian dari cping yang terpusat pada masalah (problem focused
coping) strategi coping yang merupakan cara yang biasa SS lakukan untuk
meredam stressor, yaitu dengan mempersiapkan langkah dan perencana
untuk menghadapi situasi yang bisa menekan, misal ketika ia harus
menyisihkan pendapatannya untuk biaya kuliah selanjutn~1a.
"saya sih biasanya kalo pendapatan saya /agi /ebih dari cukup, gw suka menyisihkan sebagian buat nyokap gw dan .sebagiannya /agi gw tabung buat kebutuhan dan biaya kuliah gw nanti."
Selain dengan problem focused coping, SS diasadari atau tidak sering
melakukan penolakan (Denial) terhadap masalah yang ia lhadapi denial
57
merupakan dari benruk coping yang berpusat pada emosi (emotion focused
coping), strategi ini dilakukan dengan sesekali bersikap tidak acuh, tidak
terlalu peduli, dan beerusa tidak memikirkan masalah yan!J ada.
')ta sih kalo buat gw masalah ini emang berat tapi kalo dipikirin terus juga kurang baik, kalo gw biasanya lebih cuek aja kali ya, abisnya mau diapain /agi, apalagi ngw bukan tipe orang yang suka curhat matemen atau keluarga."
Strategi coping yang terakhir yang sering SS lakukan adalah mendekatkan
diri pada Allah SWT (turning of religion) yaitu dengan lebih rajin slolat dan
memperbanyak dzikir, menurut SS langkah ini sangat manjur untuk
mengobati kegundahan hati ketika ada masalah yang san11at berat, SS
pasrah kepada Allah SWT dan berdoa agar bisa diberi jalan keluar yang
mudah. Turning of religion merupakan bagian dari strategi dari Emotional
focused coping. Didalam metode turning to religion, seseorang yang berada
dalam keadaan stres memilih untuk beralih kepada agama, sebab sebagian
58
besar orang menganggap agam adalah alat yang dapat bt~rfungsi
sebagaisumber dukungan emotional.
"kalo gw udah bener-bener pusing paling saya nangis sendiri dikamar terkadang sambil sholatpun saya suka nangis, saya tidak pemah luput dari memohon dan meminta sama Allah SWT, biar saya diberi kemudahan dalam menghadapi masalah ini."
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pola respon coping
responden SS merupakn kombinasi dari Problem focused coping, Emotional
focused coping. Dan Problem focused coping mencangkulP active coping dan
planinng, sementara itu Emosional focused coping mencakup denial dan
fuming to religions.
4.2.2. Responden 2 (II)
Gambaran umum
II adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarata Fak:ultas Psikologi
semester 3, yang kini berusia 18 tahun ia lahir di lamongalll Jawa Timur pada
tanggal 31juli1989 dan II anak tunggal dari perkawinan ayah dan ibu
kandungnya, tapi kini II jadi anak pertama dari 4 bersaudara dari perkawinan
ayah dan ibu tirinya, ia tinggal bersama ibu kandung dan ~;edua adik tirinya, II
memiliki performance yang sopan dan dewasa, tinggi bad1~n ± 155 cm
dengan berat badan 40 cm, akibatnya II terlihat sangat kurus, meski baru
berusia 18 tahun. II tampak lebih dewasa dari umur sebenarnya.
Periang dan supel, itulah kesan yang rnuncul saat penulis berkunjung
kerurnah II, suasan rarnah, kekeluargaan yang kental san!~at terlihat dari
penerimaan II, bisa terlihat pula bahwa II rnerupal<an priba1di yang rnudah
bergaual sebab ia tida sulit untuk rnernbentuk keakraban antara penulis,
rneski tinggal dikeluarga yang sederhana II tetap terlihat c:eria.
II rnerniliki perforrnence yang sopan dan dewasa, tinggi bada ±155 cm dan
beat badan 40 cm, akibatya II terlihat sangat kurus, rneski baru beruasia 18
tahun, II tarnpak dewasa dari uur sbenamya.
59
Awai II menyadari mengalarni stres ketika, ia dirninta oleh keluarganya untuk
rnenunda kuliahnya, karena kedua orang tuanya rnegalarni PHK, sebelurn
kedua orang tuanya II rnerasa sernua kebutuhan sekolah, kuliah terpenuh,
menginjak semester tiga, II megalarni penuruan seprti kebutuhan yang tidak
terpenuhi lagi dan sampai dirninta untul< menunda kuliahnya.
"aku bener-bener shok banget pada waktu itu, tiba-tiba ibu meminta aku untuk menunda ku/iahnya du/u, dengan a/asan ibu sama ayah Jagi kena phk. Aku taidak nyangka banget dan ha/ tersE1but idak terfikirkan olek ku, tapi dengan berja/annya waktu aku bisa terima semua inf
saat pertama II sudah tidak rnasuk kuliah lagi karena cuti ill terenung di kamar
terus seakan-akan ia tidak yakin dengan sernua yang terjadi. MenunJt ii
subjek merasa mimpi, kuliah baru semester tiga harus sudah cuti, pasl<a cuti
kuliah tiga minggu dirumah ibu II rneminta II untuk mencari kerja supaya bisa
60
membantu keluarga dan adik-adknya. linya pun merasa bingung dan stress
dengan permintaan ibu yang meminta II untuk cepat menc:ari kerja.
"masalah yang pertama saja aku masih kebayang, tiga minggu setelah euti sudah diminta untuk menearl kerja, eoba sapa yang tidak stres ........... pikiran bingung dan harus earl kerja dimana apalagi gak gampang menearl ketja, tapi ibu terus mendesak aku untuk cepat earl kerja agar aku bisa sedikit bantuin ke/uarga dan adik-adik sekolah."
Meski merasa tertekan dan masih sedih dengan kondisiya1 saat ini. II terus
dan terus mencari kerja seperti yang ibunya minta dengart kesabaran yang
dijalani II pun tidak merasa putus asa. Tetapi sesekali n merasa stres karena
sudah sekian banyak surat lamaran kerja yang dikirim dan satupun belum
ada panggilan, sedangkan pihak keluarga II sudah terus mendesak dan
marah-marah karena II belum juga rnendapatkan pekerjaan.
"aku tuh terkadang suka kese/ banget sama ibu, dia se/a/u marahmarah padaha/ aku sudah berusaha mencarl ke1ja tapi ibu tidak ada bosannya mendesak aku terns terusan, aku jadi stres timbulnya kadang aku tinggal pergi aja kalau ibu mulai marah-marah."
Saat ini II hanya bisa menjalankan kehidupannya sekarang ini, dia mencoba
sekuat tenaga untuk membantu kesulitan keluarganya, mEmurut subjek dia
juga tidak akan mernbiarkannya mati kelaparan karena tidak bisa memenuhi
kebutuhan keluarganya akibat disphk kedua orang tuanya. II terus mencari
pekerjaan sampai akhirnya menemukan pekerjaan yang penghasilannya
cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya selama SE~bulan.
"aku juga mikir, ga mungkin aku mengebiarln keluarga aku mati kelaparan akibat tidak bisa membeli apa-apa, karena tidak ada uang yang cukup untuk membeli kebutuhan tersebut, dengan sekuat tenaga
61
aku terus mencari kerja sampai akhimya aku menemui pekerjaan yang penghasi/annya cukup buat biaya hidup sebulan. Sebenemya aku stres bukan karena cuti kuliah saja melainkan dua masalah dalam waktu yang sama yaitu kuliah dan keluarga."
Meski lelah dengan aktivitas yang padat semangat ini tidak surut dan ia tidak
menjadikan hal itu beban yang berlebihan bagi dirinya meskipun sesekali ia
merasa stres karena banyak hal yang harus dipikirkan antara lain masalah
cuti kuliahnya dan keluarganya. Meskipun berat, II tetap rnenjalankan dengan
sebaik mungkin selain itu selama masih cuti kuliah II akan menekuni
pekerjaannya dengan menyisihkan sedikit pendapatannyai untuk menambahi
biaya kuliah nanti, sampai keadaannya normal kembali.
Gambaran Stres II
Tahap Pertama
Awai perjalanan stres yang di alami II pada waktu dia me1ngetahui bahwa
kedua orang tuanya sudah tidak bekerja lagi, dimana stres itu muncul ketika
kebimbangan dan rasa khawatir II tinggi dan memikirkan bagaimana untuk
biaya kuliah dan adik-adik sekolah dan pada akhimya ibu subjek meminta II
untuk menunda kuliahnya.
"Semenjak aku di minta ibu untuk cuti kuliah dan pada saat itu aku stres banget, karena pasti aku bakalan ketinggalan mata kuliah dari teman-teman yanng lainya, setiap saya memikirk•~ soa/ itu pasti jadi tibul stres, resah dan bingung deh, udah gitu selang beberapa minggu pasca cuti ku/iah ibu udah mulai meminta saya untuk cepetcepet earl kerja agar bisa membantu adik-adik seko/ah dan dari situ aku merasa makin bertambah masa/ah yang begitu rumit dalam diri
aku dan aku makin merasa terlekan menghadapi masalah yang seka/igus memberatkan aku banget"
62
Rasa keinginan II untuk melanjutkan kuliah sangat tinggi sampai terkadang
ia sering merasa khawatir dengan kondisi ekonomi keluar~1anya saat ini
apalagi kedua orang tuanya sudah tidak bekerja dan tidak punya penghasilan
tiap bulanya.
"rencananya aku masuk kuliah /agi semester ganjil karena dalam surat cutinya uku cuti cuma 2 semester aja, tapi aku masih suka khaawati juga sih, takutnya pas udah waktunya masuk ku/iah /agi, temyata orang tuua aku be/um siap untuk membiayai ku/iah aku karena be/um ada biaya yang cukup, untuk biaya kuliah aku, itulah yang sangat aku khawatirl<an karena di lihat dari kondisi ekonomi orang tua aku yang sekarang aja sedang tidak stabil atau masih kurang banget, semenjak orang tuaku udah tidak bekerja /agi."
Faktor biaya yang menjadi pemicu subjek, semakin kuat kemunculanya
semenjak orang tuanya sudah tidak bekerja lagi dan tidak lagi punya
penghasilan tertap setiap bulanya, dan pada saat itu II semakin khawatir
akan kelanjutan kuliahnya karena biaya kuliah II bersalal dari dari
penghasilan atau pendapatan kedua orang tuanya yang masih bekerja waktu
itu.
"awa/nya sih aku g terlalu khawatir banget, tapi ya irlu dia ka/o dilihat dari dari kondisi ekonominyasekarang dab be/uim /agi orang tua aku, satupun be/um ada yang mulai bekerja dan dari man penghasilan tiap bulanya, paling juga Cuma ngandelin warung jajan aja dan itu masuh be/um cukup banget be/um /agi buat adik-adik aku seko/ah untuk itu saya kerja biar bisa bantu adik-adik aku seko/ah,kadang saya juga bingung, pengennya sih kerja hasilnya buat saya tabung karena buat tambahan biaya ku/iah aku nanti,bis saya khawatir dengan orang tua aku yang be/um bisa membiayai kuliah aku nanti
63
kalo udah waktunya aku mulai masuk kuliah, tapi apa bo/eh buat aku g tega melihat kondisi ke/uarga aku yang sekaranfJ, ya mau ga mau aku harus /ebih mementingkan adi dan ke/uarga aku du/u"
Faktor penyebab dari awal munculnya stres pada subjek II yang
menimbulkan stres itu berlcelanjutan dan memicu perasaan menjadi tertekan
akibat kondisi dan tuntutan yang rnelibatkan dirinya untuk rnembantu
keluarga dan adik-adiknya sekolah.
"banyak yang menjadi penyebab aku sires karena keadaan ekonomi yang seperti ini. Ketika: .. mengetahui kalo kedua orang tua a/w di phk dt!ln tidak bekerja
/agi. " ketika di minta menunda kuliah karena ayah dan ibu aku yang
sudah tidak mampu /agi untuk membiayai aku ku/iah. " ibu kalo di rumah suka marah-marah ga jelas clan me/ampiaskan.
kemarahanya se/a/u sama aku, mentang-mentang aku anak yang paling besar di rumah.
• Di tuntut untuk cepat-cepat kerja. Agar bisa membantu acfik-adik sekolah.
• Khawatir takut tidak bisa meneruskan kuliah /agi dengan koncfisi ekonomi keluarga aku yang masih kaya gini."
Tahap kedua
Menurut II, ia adalah seseorang yang tidal< tertalu mernildrkan masalah. Apa
yang ia jalani saat ini bisa berjalan dengan bail<. Meski demikian juga II tidak
memungkiri bahwa stres karap datang, beberapa hal yang kadang membuat
II stres adalah ketika ibunya selalu marah-marah pada II tanpa alasan yang
jelas dan ketika kedua orang tuanya selalu mendesak agar II cepat bekerja
dan agar bisa membantu keluaganya.
64
"Biasa aja tuh. Kadang aku Cuma dengerin aja, tapi yang namanyajuga hidup pasti punya masa/ah, aku terlradang kalo ibu lagi marah atau ayah juga ikut marah, paling aku diem, bisnya kalo aku ikut emosi juga, yang ada masalah bukan tambah selasai tapi makinpanjang."
Gejala yang dirasakan II kertika sedang stres adalah susah tidur, susah
makan, bahkan berat badan turun drastis, terkadang ketika kondisi dalam
keadaan tertekan seperti ini II benar-benar merasa cape dan gelisah.
"jika stres mulai datang dipikiran akiu, aduh .... kep<ila aku suka pusing, tidurpun susah, nafsu makan juga menumn, bahkan berat badan aku tumn drastis. n
Sesekali II juga mengalami stres yang dirasa sangat berat, kondisi seperti ini
biasanya muncul ketika ia selalu dan terus mendesak untul< mencari
pekerjaan, tentunya II harus menuruti permintaan ibunya, situasi seperti inilah
yang membuat II sangat terpukul karena ia dihadapi pada rnasalah yang
begitu rumit . menurut komentar II.
)la ka/o ibu udah sering marah karena aku hams mendapat pekerjaan, terkadang saya suka bingung dan semakin seakan-akan aku dikejar-kejar sama masa/ah walaupun saya udah bemsaha mencari tapi pemah sampe 2 bu/an saya be/um kerja juga, dan saya juga ga tau hams gimana lagi, saya cuma bisa pasrah aja, kalo emang rejeki saya, saya yakin pasti ada panggi/an kerja."
Dari hasil wawancara di temukan bahwa II juga merasakan hal yang sama
seperti yang dialami SS yaitu mengalami stres pasca cuti kuliah, apalagi cuti
65
kulih berdasarkan tuntutan dari orang tua yang mendesak akibat faktor
ekonomi keluarga yang lemah, semenjak kedua orang tua II mengalami phk
ditempatb kerjanya, awal stres yang terjadi pada ketika dipaksa orang tuanya
untuk menunda kuliahnya sementara waktu dan pasca cuti kuliah yang selalu
di desak olek kedua orang tuanya untuk cepar mencari kerja agar bisa
membantu meringankan beban keluarga dan memenuhi k1ebutuhan serta
biaya pendidikan adik-adiknya, stres terbesar yang dirasakan ketika II terus
dipaksa dan selalu dimarahi oleh kedua orang tuanya untuk cepat mencari
dan mendapat pekerjaan dan bisa menopang keluarganya sementara sampai
kedua orang tuanya mendapat pekerjaan baru lagi.
Gambaran Coping II
Tahap Pertama
Usaha II untuk mencari kerja tidak pemah putus asa , demi untuk membantu
melanjutkan sekolah adik-adiknya yang masih duduk di bangku sekolah
dasar dan II selalu menyisihkan pendapatnya untuk di tabung, hal tersebut
yang membuat II terus bekerja tapi II masih berharap pada kedua orang
tuanya untuk bisa membiayai kemblai kuliahnya yang tertunda.
"aku terus mencari kerja sampe buat 7 surat lamaran yang aku kirim di setiap /owongan tapi satupun ga ada yang dipa.nggil, sempet putus asa sih tapi aku juga ga mau nyerah gitu aja, apa/agi orang tua aku nuntut untuk cepet-cepet ketja dan akhimyapun bisa ketja karena diwa sama tretangga aku untuk ketja di tempat dia beketja sebagai kasir di e/izabet bakeri dan dari pendapatan aku ketja bisa untuk
66
membantu adik-adik dan ke/uarga aku dan sisanya bisa aku tabung syukur-syukur bisa buat nambahin biayaa kuliah a•ku nant. n
Subjek sempat mengalami berbagai konflik pasca cuti kuli;ah karena tuntutan
kjerja dari keluarganya dan hal tersebut yang membuat II rnerasa frustasi
dalam menghadapi masalah yang bertubi-tubi, tertekan dengan keadaan dan
tuntutan keluarganya.
"aku kan sempet 4 bualn be/um kerja pasca cuti kuliah, mungkin orang tua aku juga udah kebingungan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya adik-adik ak1:1 sekolah sedangf<an sekarang udah ga ada lagi penghasilan tetap kaya dulu lagi, paling cuma rigandelin warung jajan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga kadang masih kurang, akhimya nyokapun sering marah-marah dan sering banget nanyain kapan aku mu/;ai kerja dan terus seperti itu bahkan hampir setiap hari, dan timbulnya saya sering stres dengan pertanyaan itu apa/agi zaman sekarang mencari pekerjaan dengan ijazah smu agak sedikit susah, padahal aku aku udah berusaha dan udah cuba untuk melamar kemana-kemana tapi be/um ada yang di panggil juga. Dan akupun pemah sampe di diemin ibu dan ayah gara-gara aku be/um bisa kerj'a-kerja udah 4 bu/an ini, mereka fikir aku ga berusaha , tapi aku cuma bisa sabar, ikh/as dan memaklumu kondisi orang tua dan keadaan ekonimi keluarga aku. n
Keinginan subjek agar masalah ini cepat selasai dan orang tuapun tidak
selalu marah-marah dan subjekpun bersi keras untuk term; menyakini orang
tuanya sekaligus memikirkan solusinya.
"aku udah fikirkan matang-matang untuk mmbuat ibu tidak se/a/u marah-marah /agi. aku coba deketin ibu kalo suasana hati ibu /agi enak dan aku ajak ngobrol sambil becanda gitu biar ibu bisa ketawa dan sedikit /upa sama masa/ah yang ada, tapi kadang itu bertahan Cuma beberapahari aja, kesananya tetep aja suka marah-marah kadang masa/ahnya Cuma sepele, aku /upa nyapu rumah natri ibu marahnya udah kaya apaan tau, kadang aku juga jenuh dengan keadaan yang giti-gitu terus, pemah aku tinggal pergi kalo ibu /agi
marah-marah, aku pergi aja keruamh temen aku l>iar ga tambah sires dengerin marahan ibu terus, n
Tahap Kedua
Strategi coping yng II lakukan cenderung pada coping yang berpusat pada
masalah (problem focused coping) yaitu dengan al<tif copimg biasanya II
langsung bicara dan menyelesaikan masalah dengan orang tuanya yang
menjadi sumber masalah, selain itu II juga mempersiapkan strategi untuk
mengatasi situasi yang bisa menimbulkan stres (planing).
67
"ka/o lagi ada masa/ah, biasanya aku langsung omongin ke ibu meskipun aku lagi punga masa/ah sama temen dEiket, temen kampus ataiu siapa aja, dan aku langsung omongin dan se/esaikan saat itu juga, dari pada nanti jadi beban, iya kalo saya tahan, lagian aku ga bisa mendiamkan masalah yang apaun yang sedang terjadi sama aku."
Strategi coping yang lain yang II lakukan adalah penolakan (denial) yaitu
menoloak kehadiran sumber stres atau bertidak seolah-olah stres tersebut
tidak nyata. Denial merupakan salah satu strategi coping yang terpusat pada
emosi (Emotional focused coping) strategi coping ini 11 lakukan dengan
sebisa mungkin bersikap tidak acuh, tidak peduli, tidak memikirkan masalah
dan beranggapan bahwa hal tersebut bukan hal yang nyata.
"aku sih tidak semua masa/ah aku tanggepin, kalo masa/ah biasa sih itu cuekin aja, anggap aja ga pemah terjadi, lagian kalo semua masalah harus kita tanggepi yang ada kita stres dan bikin pusing sendiri aja, jadi yang perlu dise/esaiakan bagi aku sih masa/ah yang sekiranya penting-penting aja."
68
Namun II bisa melakukan hal yang sama pada semua masalah, misal ketiak
dihadapi masalah yang rumit II akan mendiskusikan dengan keluarga (orang
tua), temen-temen biasanya II meminta pendapat dari mereka agar bisa
menyelesaikan masalah secepatnya, strategi coping ini adalah strategi
coping terpuswat pada emosi (Emotional focused coping) dengan bentuk
seeking support of emotinal reason.
"yang namanya masa/ah pasti ada aja, kalo udah pusing dengan masalah yang saya hadapi, biasaya saya langsung curhat sam ibu, temen deket dan kalo udah curhat aku selalu d(beri nasehat inilah ..... itu/ah, dan kalo aku udah mengeluarl<an 11nek-unek aku lega banget."
Selainitu II biasa melakukan strategi coping tunning of reli~1ion ketka sedang
ada masalah II berusa untuk lebih dekat lagi sama AllaH SWT dengan sholat,
ngaji dan berdzikir, ia harap akan diberikan jalan keluar darei semua masalah
yang dihadapiny, strategi ini merupakan salah satu dari (Emotional focused
copiung)
"baca bismil/ah setiap mau melakukan sesuatu ayau mau beraktivitas apa aja, apa/agi ka/o masa/ah Jagi banyak banget sebisa mungkin saya lebih sering mendekatkan diri pada Allah swr agar diberikan ja/an ke/uar. n
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pola respon coping II
merupakan kombinasi dari Probem focused coping, Emosional focused
coping, dan strategi focused coping yang mencakup active' coping dan
planing, sementara itu Focused coping mencakup denial, seeking socisl
support for emosionsl reason dan turning to religions.
4.2.3. Analisa Kasus K
Responden 3 (K)
Gambaran Umum
69
K adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 5 yang kini
berusia 21 tahun, ia lahir dijakarta pada tangga 15 Juni 1986 dan K adalah
anak bungsu dari 3 bersaudara kedua kakaknya sudah memikah, dan K anak
satu-satunya yang masih kiliah dan masih dibiayai oleh keluarganya, K
memiliki tinggi badan ± 165cm berkulit sawo matang, berabut pendek, K
terlihat antusias saat wawancara berlangsung. Pria ini juga sangat terbuka,
aktif dan mudah bergaul. Wawancara berjalan lancar dan berlangsung di
taman depan rumahnya K yang terletak di Depok sawangan.
Dengan suara sedikit lantang bahkan terkesan tegas, K menjawab setiap
pertanyaan dalam wawancara, namun K terlihat agak terlihat sedih dengan
mata yang berkaca-kaca ketika peneliti menanyakan masalah yang
menyangkut tentang kehidupan dan ekonomi keluarganya. Meski demikian
wawancara berjalan dengan baik, dan sesekali diselingi tawa keakraban.
70
K adalah sosok pria yang berusia 21 tahun, pria ini terlihat energik dan
terkesan sangat menikmati hidup yang sederhana, keputu:san K untuk
mengambil cuti kuliah karena ia tahu ekonorni keluarganya sedang tidak
stabil. Dengan itu juga kakaknya pemah minta K untuk mencari kerja sambil
rnenjalankan kuliahnya, tapi K tidak mau demikian karena K menginginkan
hanya fokus dalam suatu pekerjaan atau perkuliahan untuk itu K
memutuskan menunda kuliahnya.
"emang sih, awalnya kakak meminta saya untuk bekeTja sambil kuliah tetapi saya piker /agi /ebih baik saya cuti dulu ka/au emang masalahnya karena ekonomi saya coba mencari keTja sambil mengumpulkan uang untuk biaya ku/iah saya selanjutnya."
Menurut K selain mencari uang buat melanjutkan kuliahny;~ nanti, K juga
ingin membantu ibunya yang sekarang ini sedang membutuhkan bantuan
ekonomi, untuk itu K mencoba menyelesaikan satu persatu masalah yang
terjadi pada diri saya.
"meskipun pada awalnya kakak saya tidak setuju dEmgan keputusan saya, tapi saya tetap memutuskan ha/ tersebut. Dan saya juga coba jtelasin sama kakak ka/au saya mencari uang bukan hanya untuk menabung buat biaya kuliah saya, melainkan buat nyokap yang sekarang butuh bantuan."
Sebenamya K ingin menyelesaikan kuliahnya secepatnya jika tidak ada
hambatan, tetapi kenyataannya tidak sama dengan harapan. K sabar kalau
segala sesuatu tidak bisa dipaksakan, dengan segala pen1}ertian dan
kebijakan K akhirnya subjek bisa menerima kenyataan. Pada awalnya juga
71
stres karena diminta untuk mencari kerja tetapi karena suclah melihat dengan
nyata kenyataan yang ada kalau keluarganya tidak menyanggupi biaya
perkuliahannya akhimya K pun mencari kerja tetapi menunda
perkuliahannya.
"awalnya juga saya bingung lama-lama jadi sires, apa yang saya harapkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Tapi i<arena keadaan keluarga saya seperti ini saya pun sadar diri dan Juga tidak memaksakan kehendak saya untuk tetap kuliah sedangkan keluarga dalam kesulitan."
Meski memutuskan sendiri untuk meunda kuliahnya, dan nnencari kerja untuk
menabung untuk biaya kuliah selanjutnya serta untuk mernbantu ibunya juga.
Sesekali K pun mengalami stes, dari awal kakaknya meminta K untuk
mencari kerja sedangkan K sedang konsentrasi kuliahnya. Bahkan K sempat
bingung karena memikirkan persoalan tersebut, setelah m1;}1ihat kenyataan
yang keluarganya alami, K sadar kalau subjek tidak lagi m1~maksakan
kehendaknya dan menerima kenyataan.
Gambaran Stres K
Tahap Petama
Faktor tuntutan kerja yang menjadi pemicu stres k semakin kuat
kemunculannya ketika kakaknya terus menanyakan dan mendesak K untuk
cepat mencari kerja agar dapat memenuhi kebutuhan kuliah dan pridadinya
K sendiri.
72
"pada waktu kakak saya terns menuntut saya buat J'<erja samnbil ku/iah, pada saat itu saya mulai bimbang dan bingung. Apa yang harns saya /akukan agar biaya kuliah saya tidak terlalu membebankan keluarga saya, be/um /agi saya stres karena kakak saya mendesak saya untuk cepat mencari kerja. Agar semua kebutuhan kuliah dan kebutuhan pribadi saya bisa saya penuhi sendiri tanpa harns meminta dari keluarga kecuali bayaran kuliah."
Pada dasarnya penyebab stress yang dialami K, semenjak K dan keluarga
besarnya mengalami perpecahan antar keluarga hanya karena perebutan
warisan ayahnya yang sudah meninggal lima tahun yang lalu, K merasa stres
dengan kondisi yang seperti itu, dan akhirnya K dan keluawga memutuskan
untuk pindah rumah peninggalan ayahnya yang ada di depok.
"yang membuat saya stress salah satunya seperti apa yang udah saya sebutkan tadi, yang pertama saya dituntut kerja o/ei'l kakak saya pada keadaan saya masih ku/iah, terns kondisi keluarga besar ayah saya yang tidak ada selesainya untuk memperebutkan warisan sampai tetjadi perang dingin antar keluarga, sampai sekarang, mencari ketja empat bu/an pasca cuti kuliah be/om dapet- dapet juga. Dan itulah penyebab dari stre yang membuat saya tidak betah dirnmah"
Kekhawatiran K akan kelanjutan kulihnya ketika K mengetahui keributan
besar dikeluarganya dengan memperebutkan harta warisan ayahnya,
sedangkan pada saat itu kondisi keluarganya K sedang m1engalami krisis
ekonomi.
"pastilah saya khawatir walaupun saya sendiri yang memutuskan buat cuti kuliah, tetapi saya /akukan itu semata karena k1~adaan ekonomi keluarga yang tidak stabil atau sedang mengalami krisis ekonomi."
"Semenjak ayah saya meningga/ lima tahun yang /a/u ke/uarga besar aya selalu meributkan soa/ harta warisan, saya jug;;1 ngga tahu kenapa
ha/ itu sampai teljadi dengan ke/uarga saya padahal anak dan isteri yang di tingga/ juga ngga sampe segitunya memperebutkan harta warisan ayah saya. Padaha/ kalo boleh dibilang, saya ibu dan kedua kaka saya yang berhak semua itu".
Perasaan yang digambarkan oleh K adalah penyesalan, dimana K harus
73
menghadapi keluarga dari ayahnya yang masih perang dingin antar keluarga
sampai sekarang.
"perasaan saya sampai sekarang masih sedih ya ... kenapa sih semuanya harus berakhir seperti ini, du/u ketika ay13h saya masih hidup semuanya hidup rukun ga pemah ada perse/isihan, tapi kenapa setelah ayah ga ada semuanya jadi berantakan.. ltu yang saya sesali kenapa harus teljadi dike/uarga saya ha/ seperti itu .. "
Tahap Kedua
Meski berusaha menikmati kehidupanya tetap saja K pernah mengalami
stres, terlebih dengan dengan aktifrtas yang padat, pemicu stres berasal dari
tuntutan kakak yang terus meminta K untuk mencari kerja, padahal saat itu
masih kuliah aktif dan banyak tugas yang harus diselesaikan.
"stres pastilah peranah, apa/agi ka/o udeah sampe rumah dari pulang kampus, kakak saya terus dan terus menedesak saya untuk mencari kelja wa/aupun masih kuliah sampai saya bingung dan ga konsentrasi kuliah. n
Dalam kondisi stres gejala yang K alami adalah malas dirnmah, sulit tidur dan
kurang konsentrasi, jika sedang stres K justru mencari kes•ibukan dengan
74
memperpadar aktivitas agar lupa sama maswalah aatau s1tres yang sedang
dialami, tetapi K tetap mengatasi sumua masalah yang meimbuatnya stres.
"kalo saya udah stres banget dengan masalah masa/ah saya, pasti saya ga betah diramah karena pennasa/ahan yang membuat saya stres sumbemya dari romah dan orang-orang roma, tidur juga ga nyenyak, yang ada kepa/a saya pusing tapi mungl<in ini udah menjadi suratan takdir di keluarga saya kali ya, jarfi udahlah saya /ebih nikmatin dan jalanin aja."
Dari hasil wawancara ditemukan bahwa K mengalami sedikit stres dibanding
SS dan II yang benar-benar niengalami stres pasca cuti kuliah, berbeda
dengan K, ia memutuskan cuti kuliah berdasarkan atas kemauannya sendiri
tanpa paksaan atrau permintaan dari pihak keluarga. K sadar akan keadaan
ekonomi yang lemah pada keluarganya sehingga K berani dan nekat untuk
menunda kuliahnya dan mencari kerja untuk mencari tambahan biaya dan
uang saku ketika kuliahnya mulai dilanjutan lagi. Pada aw~1lnya K sempat
stres karena dipaksa oleh kakanya untuk mencari kerja, dan ketika itu k tidak
berfikir sejauh itu apalagi kuliah K masih semerter lima dan kakaknya terus
memaksakan untuk mencari pekerjaan tetapi masih tetap harus kuliah. Awai
stres yang terjadi pada k kretika lagi terus didesak kakaknya mencari kerja
untuk tambahan uang saku dan kebutuhan kuliahnnya agar bisa di tanggung
sendiri, K bingung dan resah pada saat itu akhirnya K pun mencari kerja
sekaligus memutuska menunda kuliahnya sampai ia bisa pinya tabungan
untuk membiayai kulihnya sendiri
75
Gambaran Coping K
Tahap Pertama
Dalam waktu empat bulan paska cuti kuliah K terus mencari kerja, tanpa
putus asa demi keluarganya dan K berusaha menabung agar dapat
membiayai kuliah selanjutnya.
"setelah saya ga kuliah /agi empat bu/an di mmah Cuma lontanglantung sambil nunggu panggilan kerja tapi be/um ada juga, tapi saya tetap sabar menunggu sampai saya mendapat pekEirjaan."
Subyek pemah mengalami konflik karena tuntutan kerja dari kakaknya, hal
tersebut yang membuat makin kuat munculnya stres yang dirasakan.
"ketika kakak meminta saya untuk bekerja, awa/nya saya kaget banget. Saya piker kalau hams earl kerja, kerja apa yah ... ? dan kalau udah kerja ganggu kuliah saya atau ga, itu yang seJa/u saya pikirkan. Dan pada akhimya saya pun menumti kemauan kakak saya kemudian saya mencari kerja tetapi ~eta/ah saya pikirkan lagi ada baiknya saya cuti saya menunda du/u kuliahnya dan saya mau memfokuskan pada kerja du/u sampai saya bisa menabung sampai cukup buat membiayai kuliah saya selanjtunya sendiri."
Keinginan K untuk melanjutkan kuliah lagi selalu ada, hal itu yang mendorong
subyek untuk bekerja agar bisa mendapatkan uang tambahan buat biaya
kuliahnya dan subyek pun berusaha menyisihkan pendapatannya untuk
ditabung biaya kuliah selanjutnya.
"sebenamya seh saya ga boleh citu kuliah o/eh keluarga saya, karena mereka bilang mereka akan membantu biaya ku/iah saya tetapi saya juga hams punya pemasukan buat memenuhi kebutuhan ku/aih dan kebutuhan pribadi saya sendiri. Tapi saya ga tega melihat kondisi perekonomian keluarga saya seperti ini. Akhimya saya mau focus mencari uang untuk biaya kuliah saya nanti se/anjutnya dan biar nanti
76
ke/uarga saya ga sepenuhnya menge/uarkan biaya untuk perkuliahan saya."
Dalam permasalahan K sering merenung di kamar pribadinya yang kadang
dalam perenungannya K sering menangis sendiri bila mernikirkan
keluarganya saat ini.
"saya /ebih sering merenungkan permasa/ahan say.a di kamar pribadi saya wa/aupun saya nangis jadi keluarga ga bakalan ada yang tau, jujur .. .. Saya suka nangis sendiri ka/u sedang memikirkan masa/ah ini, tapi ka/au saya sudah merasa suntuk dan bosan bernda di rurnah biasanya untuk meri/ekskan pikiran saya, saya mencari kesibukan lain. Seperli; main games di komputer atau pergi ke intemet buat chatting dan sambil nenangin diri."
Tahap Kedua
K termasuk orang yang aktif oleh karena itu sifat ini juga rnempengaruhi
strategi coping K, Laki-laki ini cenderung melakukan coping terpusat pada
masalah (problem focused coping), yaitu dengan active coping pada strategi
ini K langsung aktif dalam menyelesaikan masalah denagn cara menegur dan
bicara langsung pada orang yang menjadi sumber masalah bagi dirinya.
lnilah komentar K.
"saya kan masih kuliah, kalo waktu saya terbagi-bagi gimana, yang ada makin menambah masa/ah /agi apa ga sebaiknya dise/esaesaikan kuliah saya dulu baru nanti say mencari kerja dan fokus di peketjaan tanpa harus membagi waktu."
77
K juga melakukan strategi planing, yaitu merencanakan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres, planing merupak
bagian dari coping yang terpusat pada masalah (Problem focused coping).
strategi coping ini merukan cara yang biasa K lakukan untuk meredam
stresor yaitu dengan mempersiapkan langkah selanjutnya untuk menghadapi
situasi yang menekan.
"akhimya saya mencari kerja dan sekaligus memutuskan menunda kuliahnya du/u, ka/o emang karena biaya y6ang menjadi pemicu buat masalah ini sehingga kakk meminta saya untuk bi~kerja, ya udah akhimya saya mencari kerja dan saya akan meny.isihkan setiap pendapatan sya untuk ditabung."
Strategi coping lain biasa K lakukan turning to religion (kembali pada agama).
Menurut K dengan lebih dekat kepada Allah SWT ada ketEmangan dalam
dirinya lebih tabah, sabar, ketika dihadapi sama suatu ma~1alah.
"saya paling /ebih rajin sholat, biar lebih dekat lagi sama Allah SWT dan agar diberi kemudahan da/am menghadapi sE1gala masalah yang ada."
Tanpa disadari, terkadang K juga melakukan strategi coping yang maladaptif,
yaitu focusing venting of emotional, coping ini merupak kec::enderungan untuk
memusatkan diri pada stres yang bersifat negatf, menurut K ketika sedang
rnengalarni stres, terkadang rnuncul hal-hal yang negatif dalam benaknya,
akibatnya K suka rnelampiaskan rnisalnya dengan rnarah atau pergi dari
rurna.
"kadang masalah rumah suka bikin saya stres, bawaannya suka pengen marah-marah aja dan kalo udah lcaya gitu saya sering pergi
dari rumah atau main keruma temen ka/o ga saya keintemet seharian!'
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pola respon coping K
78
merupakan kombinasi dari Problem focused coping dari Emosional focused
· coping.dan strategi Problem focused coping. Mencakup, active coping dan
planing, sementara itu Emosional coping mencakup acception, seeking social
support for Emosional reason dan turning to religion serta Maladatif coping
mencakup, coping focused ahd venting emosions dan mental
disengagement.
4.3. Perbandingan Antar Kasus
Setelah dilakukan analisis terhadap setiap kasus, kemudian dilakukan
perbandingan antar kasus, untuk dibandingkan satu dengan yang lainya
untuk mengetahui sejauh mana kesamaan dan perbedaani diantara kasus-
kasus itu.
Dari beberapa kasus diatas, antara satu subjek dengan yang lainya memiliki
tingkat stres dan coping yang hampir sama dalam mengatasi masalah yang
mengenai cuti kuliah, seperti pada kasus SS pada awalny;:i SS tidak
menginginkan karena sebentar lagi akan menyusun skripsi yang kurang lebih
tinggal 2 semester lagi untuk menyelesaikan skripsinya, s1~telah SS
79
memikirkan lagi dan melihat kondisi ekonomi keluarganya yang tidak mampu
lagi untuk membiayai SS sampai selesai akhirnya SS mernutuskan untuk cuti
kuliah walaupun sempat memikirkan hal tersebut kurang leibih 1 bulan untuk
benar-benar ikhlas dan menerima kenyataan. Selama dalam proses cuti
kuliah subjek mulai menekuni pekerjaannya yang dulu yaitu mengajar ekskul
di sekolah lanjut tingkat pertamanya(SL TP) terdahulu samli>il mengumpulkan
dengan menyisihkan uang untuk ditabung untuk membiayai kuliah dan
rnembantu keluarganya.
Pada kasus II setelah mendengar orang tuanya diphk atau sudah tidak kerja
lagi, II mempunyai firasat dan rasa khawatir yang tinggi rnungkinkah
kuliahnya akan di teruskan dengan kondisi keluarganya yang sudah tidak
bekerja dan tidak punya penghasilan tetap lagi, seminggu lkemudian II
meminta II untuk menunda kuliahnya sementara waktu sarnpai orang tuanya
dapat pekerjaan baru dan bisa bekerja lagi. Pada awalnya II tidak
menginginkan hal tersebut (cuti kuliah) tapi karena dilihat ~:ondisi yang tidak
memungkinkan oarang tua II untuk terus membiayai kuliah II tanpa punya
penghasilan, akhirnya ii memutuskan juga untuk cuti kuliah walaupun sempat
memikirkan hat tersebut kurang lebih 1 bulan untuk bener-lbener bisa
menerirna kenyataan. Dan selama dalam proses cuti kuliah, II mulai mulai
mencari kerja agar bisa menabung dari hasil pendapatannya dan sekaligus
bisa membantu keluarganya.
Kasus K benar-benar sangat berbeda dengan dua kasus yang terjadi, dari
kasus SS dan II. Karena dalam hal ini K memutuskan cuti lmliah atas
kehendaknya sendiri tanpa paksaan dari keuluarganya. Ka1rena menurut K
keputusan tersebut adalah hal yang tepat. Melihat kondisi keluarga K yang
sedang mengalami krisis keluarga, akhimya K memberanikan diri untuk
mengambil keputusan untuk cuti kuliah.
80
Meskipun berbeda dengan K, SS dan II membutuhkan walctu dalam
menerima keputusan keluarganya untuk memutuskan cuti kuliah, tetapi sikap
mereka (SS dan II) selama proses berfikir untuk menerima keputusan
tersebut (cuti kuliah) dari orang tuanya tidak mempengaruhi sikap dan
tingkah laku yang tidak bail< mereka terhadap orang tuanya walaupun mereka
belum benar-benar bisa menerima keputusan orang tuanya untuk melakukan
cuti kuliah dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang sedang mengalami
krisis ekonomi yang mengharuskan mereka melakukan cuU kuliah
81
4.3.1. Bagan Analisa Antar Subjek
Variabel SS II K
Gambaran Stres
Sumber-sunber stres
1.Tekanan
a. Diminta cuti kuliah oleh Orang Tua '1 '1 -b. Diminta rnencari kerja oleh keluarga - '1 '1 2. Frustrasi
a, Tidak dapat rnelanjutkan kuliah - - -b. Pengangguran pasca cuti kuliah - '1 -3. Perubahan
a. Tidak percaya diri '1 - -b. Merenung atau berdian diri '1 '1 '1 4. Cemas
a. Tidak dapat rnenyelesaikan kuliah '1 '1 '1 b. Menunda kuliah '1 '1 '1 5. Konflik
a. Bimbang karena keinginan tidak terpenuhi '1 '1 '1 b. Tuntutan untuk menopang keluarga - '1 -Proses stres
1.Sedih '1 '1 -2. Kecewa '1 '1 -3.Tdak percaya diri '1 - -4. Tidak peduli - '1 -5. Ernosi mudah tersinggung, mudah marah - '1 '1 6. Munculnya gejala fisik '1 '1 -7. Susah tidur '1 '1 v 8. Tertekan atau tekanan '1 '1 -
82
9. Konflik -,/ -,/ -,/
10. Cemas ../ ../ -
Gambaran Coping
1 Coping berpusat pada masalah
a. Active coping - ../ ../ b. Planings · ../ - ../ c. Suppretion of competing activities - ../ -d. Restrain coping ../ ../ ../ e. Seeking sosial support for inntrumetal reason ../ ../ -2. Coping berpusat pada emosi
a. Seeking social support for emosional reason - ../ ../ b. Denial ../ ../ -c. Tumung to religion ../ ../ ../ d. Acceptence ../ ../ ../ 3. Coping Maladaptif
a. Focusing venting of emotions ../ ../ ../ b. Behavioral disengagement - ../ ../ c. Mental disengagement ../ ../ ../
BABV
KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
Pada bab terakhir ini akan diuaraikan kesimpulan dari pen•elitian yang telah
dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan diskusi, pada bagian akhir
dikemukakan saran-saran yang mungkin menjadi masul<an dan berguna bagi
penelitian selanjutnya.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data wawancara dan observasi yang diperoleh dan
analisis yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil dalam
penelitian ini adalah:
Dari data yang terkumpul berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis,
yang dijadikan subjek dalam penelitian ini menglami stres. Baik stres karena
diminta untuk memutuskan cuti kuliah maupun stres karena dituntut kerja
oleh keluarganya untuk membantu kebutuhan keluarganya1, mayoritas
responden mengalami stres ketika harus memutuskan cuti kuliah secepat
mungkin, faktor yang mengharuskan responden cuti kuliah diantaranya:
ekonomi keluarga lemah, kebutuhan keluarga tinggi, single~ parent, tidak
adanya penghasilan tetap perbulan akibat di PHK, dan tid~1k adanya biaya
sedangkan faktor yang menjadi sumber stres, diantaranya dipaksa untuk
memutuskan cuti kuliah, diminta untuk mencari kerja, sehingga munculnya
rasa bersalah karena merasa jadi seorang anak yang belum mampu
membantu adik-adiknya dan orang tuanya.
84
Adapun strategi coping yang di gunakan responden mayoritas terbiasa
dengan Problem focused coping (coping berpusat pada m;asalah) yang
mencakup active coping, dan planing .. Sedangkan untuk Emosional fouesed
coping (coping berpusat pada emosi) mayoritas menggunakan seeking
social/ support for emosional reason (mencari dukungan s;osial dan mencari
dukungan dari orang lain) dan turning to religion (kembali kepada agama).
Ada juga satu responden yang juga menggunakan coping: yang maladaptif
yaitu dengan coping Focusing and venting of Emosional (rnemuaskan diri
pada stres yang bersifat negatif) dan mental disengagement (menyibukkan
diri dengan aktivitas altematif untuk menghilangkan rasa tidak nyaman).
5.2 Diskusi
Dalam penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa mahasiswa
mempunyai peranan yang sangat penting untuk keluarga dalam
perkembangan dan kemajuan karir dan ekonomi keluarga,. termasuk
menerima keputusan orang tuanya untuk menunda kuliah sementara waktu,
karena lemahnya ekonomi keluarga yang dialami keluarga responden
akhimya orang tua responden pun rnerninta responden untuk rnenunda
kuliah.
85
Dalarn menjalankan peran sebagai anak dalam keluarga maka responden
tetap rnerninta kepada keluarga untuk menyelesaikan kuliah sarnpai selesai
sedangkan orangtuanya sudah tidak rnampu lagi untuk membiayai kuliahnya.
Pengetahuan mahasiswa mengenai cuti kuliah yang dialami oleh rnahasiswa
yang keluarganya tidak mampu sehingga harus rnelakukan cuti kuliah
sangatlah penting sebab sangat berpengaruh terhadap sikap untuk
rnenghadapi masalah tersebut. Mengarnbil keputusan untuk cuti kuliah
karena faktor ekonomi adalah suatu hal yang bijaksana dan keputusan yang
tepat bagi individu tersebut. Bukan berarti dengan cuti kuliah akan berakhir
segalanya, akan tetapi ilmu yang telah dipelajari dapat digunakan untuk
rnencari kerja, sehingga dapat mengurangi beban keluarga.
Ketidakstabilan ekonorni yang menirnpa keluarga mereka, isecara tidak
langsung rnernbuat rnereka rnalu dengan kondisi ekonomi keluarganya,
sehingga perasaan bingung, cemas, dan rasa khawatir yang sangat
berlebihan terkadang rnembuat mereka stres karena ketidakstabilan ekonorni
keluarga rnereka.
86
Seperti halnya SS, II, K, ketiga subjek ini biasa merasakan, ketidaknyaman
dan keluhan baik fisik maupun psikis, ketika mengalami cuti kuliah karena
permintaan dari keluarganya dengan alasan ekonomi orang tua yang lemah
sehingga tidak dapat membiayai kuliahnya lagi, keluhan ya1ng biasa dialamii
ketiga subjek tersebut adalah, munculnya gejala fisik sepe1rti: mudah
tersinggung, berat badan menurun, emosi menjadi labil, sehingga
menimbulkan stres dengan gejala fisik seperti: mudah pusing, tidak percaya
diri, adanya rasa khawatir tidak dapat melenjutkan kuliahnya lagi, susah tidur,
nafsu makan berkurang. Hal ini sesuai dengan teori Lahey (503-507) bahwa
stress akibat tekanan yang dialami individu merupakan suatu ancaman yang
menimbulkan suatu gejala fisik, gejala emosi, gejala perilaku dan gejala
kognitif. Pada dasamya stres memungkinkan munculnya g,ejala-gejala yang
dapat memperburuk kondisi fisik dan kognitif bagi subjelc, clan membuat
subjek mengalami stres dengan gejala pusing, cemas, sus:ah tidur, dan
komunikasi menjadi tidak efektif.
Untuk mengatasi ketidaknyamanan karena stres akibat cuti kuliah yang dan
tuntutan untuk bekerja. Subjek melakukan berbagai usaha atau coping stres
secara langsung (problem focused coping) yaitu untuk merninta saran,
berdiam dan merenung dikamar, ketika rasa stres datang pada dirinya.
mencari dukungan social dari keluarga dan orang terdekat lainya, coping ini
adalah bagian dari (seeking social support) adalah coping irang biasa
87
digunakan dari ketiga subjek tersebut. Mereka juga mencoba untuk
menyesuaikan diri dengan situasi stres akibat cuti kuliah (emotional focused
coping) sehingga tidak menimbulkan konflik dengan lingkungan sekitar.
Karakteristik kepribadian seseorang (ketrampilan, bersosialisasi, cara berfikir)
kondisi fisik dan dukungan sosial, memberi pengaruh yang cukup berarti
dalam usaha atau coping terhadap stress yang dialami.
Karena itu berdasarkan strategi coping yang telah dipaparkan dapat
dikatakan bahwa subjek cenderung menggunakan problem focused coping
dalam menghadapi masalah yang dapat dikontrol sepert: nnerenungi setiap
masalah yang dialami, istirahat untuk memulihkan stamina, sebaliknya subjek
cenderung menggunakan (emotional focused coping) ketika dihadapkan
pada suatu masalah yang menurutnya sulit dikontrol dengan berusaha
mengontrol dan menyesuaikan diri terhadap masalah yan~1 dihadapi.
Mengacu pada tujuan penelitian yang ingin melihat bagaimana gambaran
stres dan coping mahasiswa yang cuti kuliah karena faktor ekonomi keluarga
yang tidak mampu untuk membiayai kuliah anaknya hingga selesai dan
menyarankan untuk cuti kuliah sementara waktu, maka dari hasil penelitian di
sstemukan bahwa ketiga responden yang ekonomi keluar!~anya kurang
mampu dapat menerima kondisi dan keadaan tersebut apa adanya
walaupum pada awalanya tidak mau melakukan cuti kuliah tanpa peduli
dengan kondisi yang ada. Tetapi berbeda dengan K, K memutuskan kuliah
atas kemauan sendiri karena melihat kondisi ekonomi keluarganya yang
kurang mendukung, kepedulian dan pengertian K sangat besar terhadap
keluarganya.
5.3. Saran
88
Sebagai bagian akhir dalam penulisan penelitian ini. Maka dalam bagian ini
akan diberikan beberapa saran, saran teoritis dan saran praktis sehubungan
dengan hasil penelitian.
Saran Praktis
- Tentu saja penelitian ini tidak terlepas dari kekuran~1an. Dalam hal ini
dari metodologi penelitian adapun yang perlu diperbaiki dalam
metodologii penelitian ini adalah tidak diikutsertakan signifikan other
dalam pengumpulan data sebagai nara sumber, informasi mengenai
subjek yang diteliti. Fungsi dari signifikan other ini untuk mengetahui
bagaimana gambaran stres dan coping pada mahai;iswa yang cuti
kuliah karena faktor ekonomi keluarga yang lemah, khususnya pada
mahasiswa fakultas psikologi UIN jakarta. Dan hal t1:irsebut dapat
diketahui dari si subjek itu sendiri.
89
- Hal lainnya yang bisa ditambahkan sebagai saran dalam penelitian ini
adalah jangka waktu kelapangan dapat diperpanjang dan diintensifikan
untuk dapat mengamati kehidupan dan stres yang dlialami serta coping
yang digunakan.
Saran Praktis Sehubungan Dengan Penelitian
Bagi mahasiswa, sebaiknya dapat mendefinisikan stresor-stresor yang
rnuncul agar dapat menyelesaikan permasalahan.
- Marnpu memilih dan menentukan coping yang sesuai dengan
kebutuhan rnereka (rnahasiswa) dalam penyelesaian masalah yang
dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, Elalai Pustaka, Jakarta, 2000.
C. S. Carver and M. F. Scheler, Assessing coping strategi19s: A Theoriest Cl/y Bassed Approach, Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 56, 1989,
H. Stale Jones, Duality of Life (Mencapai Keseimbangan Di Dunia yang Serba Berlawanan). Jakarta: PT. Delapratasa, 1998.
Sugiono. 2006. Metode Penelitian f<ualitatif, Kuantitatif R&D, Bandung . Alfabeta
Yusuf Qordhawi (2001). Peran Nilai Moral da/am Perekonomian Islam, Jakarta: Robani Press, Cet. Ke3
91
Yusuf, Syamsu. (2004). Mental hygiene. Bandung, Pustaka bani quraisy
Yin. K. Robert, Case Study Research Design and Method,Cet. Ke.3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
SKRIPSI
Andy Eka Wulandari. Stres & Coping pada Remaja Pengungsi yang Berasal dari Aceh. Fak. Psikologi UI Depok.
da faridha, Gambaran stress dan coping remaja puteri saat mengalami sindrom menstruasi, skripsi UIN Jakarta, Fakultas psikologi, Tahun2007
Kiki Muhamad Rifki, Gamabaran stres dan coping pada ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh pabrik, skripsi UIN Jak;~rta, Fakultas Psikologi.tahun 2007