STUDI KOMPARASI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SMP NASIMA DAN SMP AL AZHAR 14 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan : Kependidikan Islam (KI) Disusun Oleh: NENI KUSMIRAH NIM. 3101260 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
131
Embed
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · efektif dan efisien. Oleh karena itu pengaruh sumber-sumber ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI KOMPARASI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SMP NASIMA DAN
SMP AL AZHAR 14 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan : Kependidikan Islam (KI)
Disusun Oleh:
NENI KUSMIRAH NIM. 3101260
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
ABSTRAK
Neni Kusmirah (NIM : 3101260). Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. Skripsi. Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bentuk pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang, (2) Persamaan dan perbedaan pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar.
Peneliti ini menggunakan Metode Kualitatif (Lapangan) dengan Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif dan Komparasi. Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan : (1) Observasi, yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar, (2) Interview, yaitu untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Dalam pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang pada dasarnya merupakan segala upaya yang dilakukan oleh guru bidang studi pendidikan agama Islam dan pengelola sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu pengaruh sumber-sumber pendidikan yang potensial dan berkualitas sangat berpengaruh besar dalam mencapai tujuan pendidikan. Pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang dalam pengembangannya bisa diukur dari sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan dari proses pelaksanaan manajemen kurikulum yang telah dilakukan terhadap perkembangan institusi dan prestasi akademik khususnya dibidang agama Islam. Hal ini terlihat jelas pada perkembangan siswa yang memiliki kemampuan (membaca dan menulis ayat al-Qur'an, bacaan salat, zikir, do'a-do'a harian, suratan pendek), selain itu siswa juga dalam kesehariannya mampu menegakkan pedoman perilaku Islami. Tentunya karena dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran bidang studi pendidikan agama Islam terintegrasi dengan imtaq dan imtek. Dengan demikian manajemen kurikulum pendidikan agama Islam relevan untuk diterapkan guna mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang pada khususnya dan sekolah lainnya pada umumnya, 2) Pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang tentunya terdapat persamaan dan perbedaan. Dari persamaan dan perbedaan tersebut dapat memicu peningkatan kualitas pendidikan khususnya pendidikan agama Islam yang terintegrasi dengan kemajuan iptek dan imtaq. Dari situ maka muncul asumsi-asumsi dari masyarakat bahwa hasil pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang tidak hanya terbatas pada hubungan formalitas manusia dengan Tuhannya. Hal ini dikarenakan penggunaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam secara teratur.
ii
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan masukan bagi para mahasiswa, tenaga pendidik, peneliti dan semua pihak yang membutuhkan terutama di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, baik sebagai bahan reverensi, rujukan, terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan motivasi agar lebih berprestasi.
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, ……………
Deklarator,
Neni Kusmirah NIM. 3101260
iv
Ismail SM, M.Ag.
Jl. Karonsih Selatan IX / 663, Ngalian
Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 5 (lima) eks.
Hal. : Naskah Skripsi
an. Sdr. Neni Kusmirah
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya
kirim naskah skripsi saudara :
Nama : Neni Kusmirah
Nomor Induk : 3103260
Judul Skripsi : STUDI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PAI
DI SMP ISLAM (STUDI KOMPARATIF ANTARA
SMP NASIMA SEMARANG DAN SMP AL-AZHAR
14 SEMARANG)
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera di
munaqasahkan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, ………………
Pembimbing,
Ismail, S.M. M.Ag. NIP. 105 282 135
DEPARTEMEN AGAMA RI
v
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG
Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka, Telp. (024) 76091295 Semarang 50185
PENGESAHAN
Skripsi Saudari : Neni Kusmirah
Nomor Induk : 3103260
Judul Skripsi : STUDI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PAI DI
SMP ISLAM (STUDI KOMPARATIF ANTARA SMP
NASIMA SEMARANG DAN SMP AL-AZHAR 14
SEMARANG)
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat
cumlaude / baik / cukup, pada tanggal :
Kamis, 3 Januari 2008
dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (SI)
Artinya: "Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS. 62 : 2)1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang : Asy-Syifa’, 1998,
hlm. 441.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang selalu dekat
dihatiku :
1. Ayahanda Cholid Mawardi dan Ibunda Mukaromah tercinta yang telah
menanamkan keimanan, ketakwaan dan keislaman dalam diri ananda. Dan
yang selalu mendidik dan mencurahkan rasa kasih sayang yang penuh
kesabaran dan ketabahan hati serta selalu mendoakan untuk kebahagiaan
ananda.
2. Kakakku (Fajarudin dan Yanna) dan adik-adikku (Fadli Nurohman, Lili Nur
Khasanah dan Nur Janah) tersayang yang telah memberikan semangat dan doa
serta keceriaan.
3. Keluarga besar Ibu Sholekan, terima kasih atas nasihat dan motivasinya serta,
4. Orang yang sangat kudambakan yang telah membuatku mengerti tentang
makna dari perjuangan hidup.
5. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku yang telah memberikan kenangan
manis dan berjasa bagiku.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang Maha
Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan segala hikmah, rahmat dan
inayah-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan tauladan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau yang taat
menjalankan ajarannya.
Skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum
Pendidikan Agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang”
ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata
Satu (S1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, dengan tulus penulis
menyampaikan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai
pihak seraya berdoa semoga Allah SWT. selalu memberikan yang terbaik untuk
mereka semua.
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Bapak Drs. Ibnu Hajar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
3. Bapak Ridwan, M.Ag, selaku wali studi yang mempunyai beran besarnya dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
4. Bapak Ismail, SM, M.Ag, selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, masukan dan saran yang sangat berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap bapak dan ibu Dosen beserta staf karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan dan pemahaman, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Supramono, S.Pd, selaku kepala sekolah, Bapak H. Moh. Arifin, S.Ag dan Ibu Dwi Astuti, S.Pd beserta segenap guru dan staf SMP Nasima
ix
Semarang yang terkait yang telah bersedia menerima dan membantu penulis mengadakan penelitian.
7. Bapak Rasmudi, S.Pd selaku kepala sekolah, Bapak Sidik Subagyo, S.Pd dan Ibu Siti Suaedah, S.Ag beserta segenap guru dan staf SMP Al Azhar 14 Semarang yang terkait yang telah bersedia dan menerima dan membantu penulis mengadakan penelitian.
8. Bapak dan Ibu tersayang, yang telah berkenan memberi motivasi, perhatian dan doa yang tulus bagi penulis selama menyelesaikan studi beserta penyusunan skripsi ini.
9. Kakanda dan Adinda serta saudaraku tersayang yang telah memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Keluarga besar Ibu Sholekan yang telah membimbing dan memberikan doa serta dukungan yang tiada ternilai harganya.
11. Sahabat dan teman-temanku terkasih yang telah mewarnai kehidupan penulis selama studi di IAIN Walisongo Semarang, segenap keluarga besar KMB, FMB, HMI, KAMMI, Racana, teman-teman PPL di SMP 5 PGRI, teman-teman minor Matematika Paket A, teman-teman KKN di Desa Kadirejo, dan siapa saja tanpa terkecuali.
12. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain ungkapan
rasa terima kasih dan iringan doa semoga Allah SWT. membalas amal kebaikan
dan semoga jalan Tuhan membentang dihadapannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat
membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang,18 Juli 2007
Penulis
Neni Kusmirah NIM. 3101260
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................. iii
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Penegasan Istilah ...................................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 8
E. Kajian Pustaka .......................................................................... 9
F. Metode Penulisan Skripsi ......................................................... 10
G. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................. 12
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Konsep Manajemen .................................................................. 14
A. SMP Nasima Semarang ............................................................ 40
1. Gambaran Umum SMP Nasima Semarang ........................ 40
2. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan SMP
Nasima Semarang ............................................................... 49
B. SMP Al Azhar 14 Semarang .................................................... 65
1. Gambaran Umum SMP Al Azhar 14 Semarang ................ 65
2. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama
Islam di SMP Al Azhar 14 Semarang ................................ 73
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMP NASIMA DAN SMP AL AZHAR 14
SEMARANG
A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan
Agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar ................... 87
B. Persamaan dan Perbedaan Pelaksanaan Manajemen
Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima dan
SMP Al Azhar 14 Semarang .................................................... 102
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 109
B. Saran-Saran .............................................................................. 113
C. Penutup ..................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan baik formal maupun non formal, kurikulum
merupakan bagian yang penting. Karena kegiatan utama pendidikan adalah
melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan. Kurikulum dipandang
sebagai suatu rencana pelaksanaan pendidikan, karena disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggungjawab kepala sekolah beserta staf pengajar.1 Kurikulum merupakan
kunci pokok dalam pendidikan, karena berhubungan dengan penentuan arah,
isi, proses dan dapat pula menentukan macam dan kualifikasi lulusan.
Pendidikan sering disoroti dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, namun kendala dan hambatan mengakibatkan mutu pendidikan masih rendah. Sementara itu di dalam dunia pendidikan masih banyak contoh-contoh memprihatinkan yang disuguhkan, seperti kemalasan, ketidakdisiplinan, ketidakjujuran, ketidakhormatan terhadap orang tua atau guru dan sederet perilaku tidak terpuji lainnya serta kerendahan prestasi.
Contoh-contoh tersebut mengacu pada permasalahan moralitas yang rendah. Banyak yang berpandangan bahwa rendahnya moralitas terkait dengan kegagalan sistem pendidikan yang ada, termasuk pendidikan agama, khususnya pendidikan agama Islam.2 Kenyataannya bahwa pendidikan agama Islam peran sertanya di sekolah kurang efektif. Asumsinya bahwa jika pendidikan agama Islam dilaksanakan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
1 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), cet. III, hlm. 5. 2 A. Qodri Azizy, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial, Mendidik Anak
Sukses Masa Depan : Pandai dan Bermanfaat, (Semarang : Aneka Ilmu, 2003), cet. II, hlm. 60-61.
1
2
3Dengan demikian peran pendidikan agama Islam sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Apabila hasil pendidikan agama Islam ingin ditingkatkan, maka harus melakukan perubahan dan penyempurnaan, termasuk penyempurnaan kurikulum. Jika sebuah kurikulum sudah tidak memadai lagi, maka kurikulum perlu disempurnakan. Karena salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan adalah menciptakan kurikulum yang lebih baik dan sempurna dalam pemberdayaan siswa.4
Pada dasarnya kurikulum mencakup apa yang harus dipelajari untuk mencapai hasil belajar. Dari kalangan pendidikan sepakat bahwa yang harus dipelajari siswa ada tiga domain kategori hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Domain tersebut mengarah pada aspek pengetahuan aktual, simbolik ekuivalen, konsep, generalisasi, ketrampilan intelektual dan manipulatif, sikap, minat, nilai serta apresiasi. Aspek tersebut sebenarnya menjadi bidang garapan kurikulum dalam mengantarkan siswa ke arah pembentukan pribadi yang utuh.5 Sehingga dapat mewujudkan lulusan dari lembaga pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian penyusunan kurikulum juga harus memperhatikan
tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.6
Penyusunan kurikulum dapat mendorong terjadinya penyempurnaan dan
perbaikan kurikulum, tentunya dimaksudkan untuk peningkatan kualitas
pendidikan Indonesia.
Perubahan sistem penggantian kurikulum dan berbagai kebijakan lain
telah dilakukan, tetapi belum banyak memberikan hasil yang lebih baik. Hal
tersebut ditandai dengan masih banyak ditemui anggota masyarakat yang
3 Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum untuk Abad ke-21, (Jakarta :
Grasindo, 1994), cet I, hlm. 349. 4 Nurhadi, Kurikulum 2004 : Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta : Grasindo, 2004), cet. I,
hlm. 2. 5 Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1993), hlm 3-4. 6 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm. 18-
19.
3
berpendidikan rendah, bahkan ada yang tidak pernah mendapatkan pendidikan
sekolah. Sehingga mengakibatkan pandangan buruk terhadap tenaga kerja
yang berpendidikan rendah. Jika hasil pendidikan ingin ditingkatkan, maka
harus selalu melakukan perubahan dan penyempurnaan dalam dunia
pendidikan, termasuk penyempurnaan kurikulum.
Kurikulum harus dapat merencanakan kejadian yang akan datang,
tidak hanya mengetahui keberhasilan belajar siswa, karena kurikulum sangat
menentukan hasil pengajaran yang diharapkan. Dengan demikian penyusunan
kurikulum juga harus memperhatikan tahap perkembangan siswa dan
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta kesenian sesuai dengan
jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Perlu diketahui bahwa
pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional dan berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.7 Saat ini hasil pendidikan di
Indonesia sangat memprihatinkan, untuk wilayah Asean, mutu pendidikan
Indonesia berbeda di urutan terbawah. Hal tersebut disebabkan karena adanya
beberapa permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia, misalnya:
menurunnya akhlak dan moral peserta didik, kurang meratanya kesempatan
belajar, rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan di Indonesia, status
kelembagaan pendidikan di Indonesia belum bersistem, manajemen
pendidikan yang tidak sejalan dengan perkembangan nasional dan belum
profesionalnya sumber daya manusia yang bergerak dalam dunia pendidikan
di Indonesia.
Maka tidak ada salahnya bila kurikulum pendidikan di Indonesia
selalu ada perubahan, perkembangan dan penyempurnaan yang dikeluarkan
dari pemerintah. Sehingga dapat diupayakan penataan pendidikan yang
menyeluruh, bermutu dan terus menerus adaptif terhadap perubahan zaman.
Sedangkan kurikulum yang pernah dijalankan di Indonesia antara lain :
kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984 berbasis materi, kurikulum
1994 berbasis pencapaian tujuan, kurikulum 2004 berbasis kompetensi,
7 Ibid.
4
sekarang ini sedang diimplementasikan kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), yang operasionalnya disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang efisien, efektif, berkualitas
dan produktif diperlukan manajemen pendidikan yang merupakan komponen
integral dalam dunia pendidikan. Dalam melancarkan pelaksanaan proses
pembelajaran, tentunya diperlukan adanya kurikulum. Dengan demikian
manajemen pendidikan secara langsung dapat mempengaruhi dan menentukan
efektif tidaknya kurikulum. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kurikulum
adalah bagian yang penting dari pendidikan, maka dalam pelaksanaannya
kurikulum harus memiliki tatanan manajemen yang teratur. Karena dengan
manajemen yang efektif dan efisien diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan, baik pendidikan
nasional maupun pendidikan agama.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena
mencakup berbagai persoalan yang sangat rumit dan kompleks baik yang
menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan sistem sekolah. Sehubungan dengan pemikiran di atas
penulis tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang manajemen
kurikulum yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan atau sekolah di
Indonesia. Khususnya pada sekolah atau lembaga pendidikan Islam yang telah
menjalankan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (kurikulum 2006).
Kaitannya dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat
perbandingan antara manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al
Azhar 14 Semarang yang penulis kaji dalam sebuah skripsi yang berjudul
“STUDI KOMPARASI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SMP NASIMA DAN SMP Al
AZHAR 14 SEMARANG”
5
B. Penegasan Istilah
1. Manajemen
Istilah manajemen banyak memiliki arti, dalam kamus Istilah
Manajemen di sebutkan bahwa arti manajemen ada dua macam, yang
pertama manajemen diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya
manusia secara efektif untuk mencapai sasaran. Yang kedua manajemen
diartikan sebagai pejabat pemimpin yang bertanggungjawab atas jalannya
perusahaan atau organisasi.8 Manajemen juga didefinisikan sebagai proses
perencanaan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin
dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fasilitas dan
informasi, guna mencapai sasaran organisasi dengan cara efisien dan
efektif.9 Dari definisi tersebut terdapat kesamaan pengertian manajemen
yaitu kepemimpinan, pengorganisasian dan menggunakan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan.
2. Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin “curriculum”. Dalam
kamus Inggris Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily,
curriculum diartikan sebagai rencana pelajaran.10 Dalam bukunya yang
berjudul “Curriculum Design and Development” David Pratt
mengemukakan pengertian kurikulum sebagai “A curriculum is an
organized set of formal educational and / or training intentions”.11 Dari
istilah tersebut mempunyai arti bahwa kurikulum berhubungan dengan
pengorganisasian atau perencanaan aktivitas pendidikan formal atau
latihan untuk lebih intensif. Disini berarti bahwa kurikulum berhubungan
dengan perencanaan aktivitas belajar.
8 LPPM (Panitia Istilah Manajemen), Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara,
1983), cet. II, hlm. 157. 9 Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Ardadizya Jaya,
2000), cet I, hlm. 5. 10 Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia,
1992), cet. XX, hlm. 160. 11 David Pratt, Curriculum Design and Development, (New York : Harcourt Brace
Jovanovich, 1980), hlm. 4.
6
3. Pendidikan Agama Islam
Di dalam Ensiklopedi Pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan
dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk
mengalihkan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kecakapan
kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi
fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah.12
Bila dikorelasikan dengan agama Islam, maka banyak sekali yang
mendefinisikan PAI. Dalam buku yang berjudul Pendidikan Islam, Zakiah
Daradjat mendefinisikan PAI sebagai usaha dan kegiatan menyampaikan
seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh,
melatih ketrampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan sosial
yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim.13
4. Studi Komparasi antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang
a. Studi komparasi (studi perbandingan)
Adalah bentuk penelitian yang meliputi penentuan perbedaan-
perbedaan dan persamaan-persamaan diantara dua unit analisa atau
lebih.14 Studi komparasi berusaha menjelaskan bagaimana dan
mengapa sesuatu terjadi, dengan jalan membandingkan persamaan dan
perbedaan yang nyata untuk menemukan sebab-sebab terjadinya
peristiwa. Penelitian komparasi mempunyai maksud dan kegunaan
yaitu mencari kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
mengamati akibat yang ada dan mencoba mencari kemungkinan
sebabnya dari data yang dikumpulkan. Adapun penggunaannya untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadikan akibat, mencari
persamaan atau perbedaan kelompok dengan menggunakan data yang
12 Soegarda Poerbakawatja, et.al., Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung,
1982), cet. I, hlm. 257. 13 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), cet. III, hlm.
27. 14 Jack C. Plano, et.al., Kamus Analisis Politik, (Jakarta : Rajawali, t.th), hlm. 37
7
ada, pola kepemimpinan pada hasil-hasil atau kesuksesan
manajemen. 15
b. SMP Nasima Semarang
Nasima Semarang adalah kepanjangan dari Nasionalis
Agamis. Yayasan Nasima Semarang berawal dari sebuah TPQ namun
sejak 1994 berkembang menjadi sebuah TK, kemudian disusul SD
Nasima Semarang pada tahun 1995. Dua tahun kemudian tepatnya
pada tahun 1997 TK dan SD Nasima Semarang mendapat amanah dari
Yayasan Budi Siswa, kemudian terbentuklah SMP Nasima Semarang.
Pada tahun 1999 TK, SD dan SMP Budi Siswa disahkan menjadi TK,
SD dan SMP Nasima Semarang, yang berada di daerah Jl. Pusponjolo
Semarang, yang pada tahun itu pula SMP Nasima Semarang berhasil
meluluskan siswa yang pertama.
Untuk tahun ajaran 2006/2007 karena mendapat amanah dari
SMP Diponegoro untuk melanjutkan pengelolaan pendidikan, maka
SMP Nasima pada tanggal 1 Juli 2006 lokasinya dipindahkan di SMP
Diponegoro yang terletak di Jl. Trilomba Juang No. 1 Semarang.
c. SMP Al Azhar 14 Semarang
SMP Al Azhar 14 Semarang terletak di Jl. Klenteng Sari
Bayumanik Semarang. Pada tahun 1995 atas prakarsa Fuad Bawazir
dan Ahmad Arrafiq Anwar mendirikan lembaga pendidikan tingkat
TK dan SD di Semarang. Pendirian TK dan SD dimulai dengan
pendirian masjid Al Azhar Semarang dengan tujuan utama adalah
untuk kepentingan syiar. Atas kemajuan dan adanya keinginan dari
YPI (Yayasan Pendidikan Islam) Al Azhar pusat, agar alumnus SD
perlu disediakan wadah khusus dari Al Azhar, maka YPI Al Azhar
bekerja sama dengan pihak Bimatama (Bimbingan Manusia Utama)
mendirikan SMP Al Azhar 14 Semarang pada tahun 2002/2003.
Banyak yang berasumsi bahwa proses manajemen merupakan hal
yang sangat penting pada sebuah organisasi formal, seperti pada
pemerintahan, pendidikan, sosial, agama dan sebagainya. Manajemen
dapat membantu menjelaskan apa yang berlaku dalam sebuah organisasi
yang tentunya berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan keberhasilan.
Sejalan dengan perkembangan zaman, para ahli manajemen tetap
mempertahankan pendapatnya untuk mendefinisikan istilah manajemen.
Di dalam buku yang berjudul "Management" Peter P. Schoderbek,
Richard A. Cosier dan Jhon C. Aplin mendefinisikan manajemen sebagai
"The creation of an effective environment for the accomplishment of
organizational goals or the organization of human resources in pursuit of
goal, attainment, or a group effort coordinated by an individual to
accomplish some plan or task".1 Istilah tersebut menjelaskan bahwa
manajemen merupakan usaha suatu kelompok yang dikoordinasikan oleh
seseorang dengan menciptakan lingkungan yang efektif untuk
menyempurnakan rencana atau tugas menuju tercapainya tujuan bersama.
Adapun rumusan manajemen menurut Haughton, yang dikutip oleh
Ibrahim Ihsmat Mutthawi', adalah sebagai berikut :
إن اإلدارة هي اإل صطالح الذي يطلق على التوجيه والرقابة ودفع القوى العاملة إىل العمل يف املنشأة
1 Peter P. Schoderbek, et.al, Management, (New York : Harcourt Brace Jovanovich,
1988), hlm. 9.
14
15
"Yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu aktivitas yang melibatkan proses pengarahan, pengawasan dan pengerahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam suatu organisasi." 2
Fuad Rumi, dalam bukunya yang berjudul "Manajemen dalam
Islam", yang dikutip oleh Azhar Arsyad menjelaskan bahwa dalam Islam
pengertian manajemen dapat disimpulkan sebagai suatu aktifitas
manajerial untuk mentransformasikan suatu gagasan yang berlandaskan
niat mencari keridhaan Allah SWT untuk mencapai tujuan-tujuan yang
juga diridhai-Nya. Sumber manajemen dalam Islam adalah al-Qur'an dan
sunnah, asasnya sendiri adalah akidah, syara', dan akhlak.3 Seorang
manajer yang berlatar belakang keagamaan pastinya memiliki pandangan
yang akan menitikberatkan pada implikasi spiritual dari gerak langkah
pengelolaannya.
Dilihat dari kacamata agama, aktifitas manajerial berarti usaha untuk
menggerakkan sumber daya manusia guna melakukan tindakan yang baik,
ma'ruf, shalihat dan mencegah orang melakukan kemungkaran,
memperoleh keridhaan Allah SWT.4 Seorang manajer yang beriman,
berislam dan berikhsan, sikap tersebut dapat melimpah ke anggota
kelompok atau bawahannya, maka tujuan yang telah direncanakan akan
mudah dicapai.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
manajemen selalu terkandung adanya unsur tujuan tertentu yang akan
dicapai dengan cara efektif dan efisien dan dalam manajemen selalu
diterapkan hubungan usaha dua orang atau kelompok manusia.
2. Fungsi Manajemen
Tugas utama dari seorang yang berhubungan dengan manajemen
adalah mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Dari sini muncul apa
yang dikenal dengan fungsi manajemen. Pembagian fungsi manajemen
2 Ibrahim Ihsmat Mutthawi', Al-Ushul al-Idariyah li al-Tarbiyah, (Riad : Dar al-Syuruq,
1996), hlm. 13. 3 Azhar Arsyad, Pokok-pokok Manajemen, Pengetahuan Praktis Bagi Pemimpin dan
2000), cet. III, hlm. 49. 7 Veithzal Rival, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2003), cet. I, hlm. 188.
17
organisasi dimaksudkan pengelompokan kegiatan yang diperlukan
yakni penetapan susunan organisasi, tugas, tanggungjawab dan fungsi
dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan
kedudukan dan sifat hubungan antara tiap unit. Pengorganisasian dapat
pula dirumuskan sebagai tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat
bekerja sama secara efisien dan dengan demikian memperoleh
kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran
tertentu.8
c. Actuating (Pelaksanaan)
Selain rencana dan organisasi, di dalam manajemen hal yang
terpenting adalah adanya pelaksanaan atau actuating atau usaha untuk
menimbulkan action. Dengan adanya pelaksanaan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan akan ada aut put konkrit yang akan
dihasilkan. Pelaksanaan merupakan pengupayaan berbagai jenis dan
tindakan itu sendiri, agar semua anggota berusaha mencapai sasaran
organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara
terbaik dan terbenar.9 Dari sini dapat dipahami bahwa yang dimaksud
dengan pelaksanaan adalah usaha untuk menggerakkan anggota-
anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.10
d. Motivating (Pendorongan)
Motivasi merupakan salah satu fungsi manajemen. Motivasi
merupakan subyek yang penting bagi manajer atau pemimpin.
Motivasi adalah kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan
8 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar : Pengertian dan Masalah, (Jakarta :
Gunung Agung, 1996), cet. II, hlm.11. 9 Inu Kencana Syafi’i, al-Qur’an dan Ilmu Administrasi, (Jakarta : Rineka Cipta,
2000),hlm. 67. 10 George R. Terry, Principles of Management, Terjemahan Winardi, Asas-asas
Manajemen, (bandung : Alumni, 1986), hlm. 313.
18
memelihara perilaku manusia.11 Motivasi yang diberikan atasan
kepada bawahannya berupa pemberian inspirasi, dorongan dan
semangat, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela,
sehingga lebih efektif dan efisien.
e. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan sering juga disebut pengendalian. Pada dasarnya
pengawasan erat kaitannya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya
dan merupakan satu kesatuan tindakan. Pengawasan merupakan salah
satu fungsi manajemen yang dibutuhkan untuk menjamin agar semua
keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan dengan
hasil yang baik dan efisien.12 Pengawasan diperlukan untuk melihat
sejauh mana hasil yang telah ditetapkan tercapai. Selain itu
pengawasan diperlukan untuk menjaga agar rencana yang ditetapkan
dapat dicapai, dan semua aspek yang ada di dalam maupun di luar
perusahaan atau organisasi tetap berjalan ke arah untuk mencapai
tujuan.
f. Evaluating (Penilaian)
Evaluasi atau penilaian dari sudut bahasa diartikan sebagai proses
menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai
atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dengan
demikian, inti dari penilaian adalah proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu
perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.13
Dalam sebuah lembaga atau organisasi evaluasi harus bersifat
berkesinambungan, menyeluruh, objektif, konsisten dan bisa diukur,
mutlak dan bermanfaat.
11 Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta,
2002), cet. I, hlm. 89. 12 Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994),
cet. III, hlm. 148. 13 Nanang Fattah, op.cit., hlm. 107.
19
B. Konsep Kurikulum Pendidikan Agama Islam
1. Proses Perumusan Kurikulum
Sebagaimana yang dikutip oleh Nasution, kata kurikulum pertama
kalinya terdapat dalam Kamus Webster pada tahun 1856, yang pada waktu
itu kurikulum dikenal dengan istilah :
a. A race course, a place for running, a chariot b. A course in general, applied particulary to the course of study in a
university Kemudian istilah kurikulum mulai berkembang dalam dunia
pendidikan. Dalam Kamus Webster tahun 1955, kurikulum diartikan sebagai : a. A course a specified fixed course of study, as in a school or college, as
one leading to a degree. b. The whole body of courses offered in a educational institution, or
department there of the usual sense.14
Dari pengertian tersebut kurikulum digunakan dalam pendidikan dan
pengajaran yaitu sejumlah mata pelajaran atau mata kuliah, yang ditempuh
untuk mencapai ijazah atau tingkat. Definisi kurikulum yang dikemukakan
oleh para pakar terdapat perbedaan, antara definisi satu dan definisi
lainnya tidak sama mengenai pengertian kurikulum. Namun terdapat hal
yang sering disebut dalam istilah kurikulum, yaitu bahwa kurikulum
berhubungan dengan perencanaan aktifitas belajar.
Istilah kurikulum juga diuraikan dalam ensiklopedi pendidikan,
mencakup pengertian sebagai berikut.
a. Suatu kelompok mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk dapat lulus dalam salah satu bidang tertentu.
b. Suatu rencana umum mengenai isi atau bahan pelajaran khusus yang oleh suatu sekolah disajikan kepada pelajar untuk lulus atau mendapat certificate atau untuk memasuki suatu jabatan atau bidang tertentu.
c. Suatu kelompok pelajaran dan pengalaman yang diperoleh si pelajar di bawah bimbingan sekolah.15
Ketiga pengertian kurikulum di atas mengandung arti bahwa
kurikulum adalah mata pelajaran yang diberikan sekolah kepada siswa.
14 S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), cet. IV, hlm. 1-2. 15 Soegarda Poerbakawatja H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung
Agung, 1982), hlm. 188.
20
Kurikulum disusun sesuai dengan minat dan tujuan kurikulum juga
mencakup bidang kehidupan, kebudayaan, sumber-sumber dan
kepentingan masyarakat. Mengenai masalah kurikulum sebenarnya
terdapat pendapat yang berbeda-beda, bahkan sering terjadi adanya
pertentangan.
Di dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) dijelaskan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari definisi-definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai
pegangan untuk melancarkan proses pembelajaran di bawah bimbingan
dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya.
Dengan demikian kurikulum mencakup apa yang harus dipelajari
untuk mencapai hasil yang belajar siswa. Kurikulum bukan tujuan atau
target, namun kurikulum hanya sebuah alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Maka kurikulum yang dirancang harus berorientasi pada
pencapaian tujuan pendidikan Nasional, yaitu melahirkan manusia
Indonesia yang berkualitas dan berkompeten.
Kurikulum sekarang ini merupakan pengembangan kurikulum
sebelumnya. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Sejak kurikulum 1994 sudah tidak diberlakukan lagi, di
Indonesia telah ada penyempurnaan kurikulum yaitu Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Untuk lebih jelasnya berikut
adalah penjelasannya :
21
a. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004
KBK atau (Competency Based Curriculum) adalah konsep
kurikulum yang kembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
RI untuk menggantikan kurikulum 1994. KBK dilaksanakan mulai
tahun pelajaran 2004/2005 secara bertahap. KBK dapat diartikan
sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performance tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu.16
Secara umum kompetensi dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai sebagai kinerja
yang berpengaruh terhadap peran, perubahan, prestasi serta pekerjaan
seseorang.17 Rumusan kompetensi dalam KBK merupakan pernyataan
yang diharapkan dapat diketahui, disikapi atau dilakukan siswa dalam
setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan
kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk
menjadi kompeten. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat siswa,
agar dapat melakukan kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan
penuh tanggungjawab. KBK mencakup sejumlah kompetensi dan
seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa
sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku dan
ketrampilan siswa sebagai kriteria keberhasilan.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006
KTSP merupakan penyempurnaan dari KBK. Kurikulum
disempurnakan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi
sentra untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
16 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004 ), cet. VI, hlm. 37-38. 17 Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran , (Bandung : Pakar Raya, 2004), hlm.
13.
22
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP disusun
dalam rangka memenuhi amanah yang tertuang di dalam Undang-
undang RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah RI NO. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya
oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten
atau Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk pendidikan
menengah.18
Penyusunan KTSP dipercayakan pada setiap tingkat satuan
pendidikan yang mana pengimplementasiannya untuk memberdayakan
daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, mengelola
dan menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi tiap
satuan pendidikan. Terkait dengan penyusunan KTSP, Badan Standar
Nasional Pendidikan telah membuat panduan penyusunan KTSP.
Panduan tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi satuan
pendidikan dalam penyusunan dan mengembangkan kurikulum yang
akan dilaksanakan.
Dengan adanya perubahan dan penyempurnaan kurikulum
diharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat meningkat sehingga
dapat mengimbangi kemajuan yang terjadi di negara lain. Karena
kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
Dan kemajuan sendiri dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang
baik.
18 BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Panduan Penyusunan KTSP Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta : Final Senayan, 2006), hlm. 5.
23
2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah
Pertama
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Di Indonesia PAI merupakan sub system dari pendidikan
nasional. Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS) NO. 20 Tahun 2003 pasal 11 ayat (6) dijelaskan bahwa
pendidikan agama merupakan pendidikan yang mempersiapkan siswa
untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.19
Adanya pendidikan agama pada jenjang pendidikan SMP diharapkan
dengan melalui bimbingan, pengajaran serta latihan siswa dapat
memahami, menghayati, bertaqwa, mengimani dan berakhlaq mulia
dalam mengamalkan agamanya.
Pendidikan keagamaan di Indonesia telah berkembang, salah
satu diantaranya adalah PAI buku Pedoman PAI di sekolah umum
dijelaskan bahwa PAI merupakan usaha sadar dan terencana untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam melalui bimbingan, pengajaran dan latihan.
Dalam perkembangan PAI dimaksudkan sebagai rumpun mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah maupun di perguruan tinggi.20
Berarti bahwa PAI merupakan sebuah proses penanaman ajaran-
ajarannya dan sebagai bahan kajian materi yang ada didalamnya.
Dengan demikian kegiatan PAI diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
Islam dari siswa, selain itu juga untuk membentuk kesalehan atau
19 Himpunan Perundang-undangan RI tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-
undang RI NO. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya, (Bandung : Nuansa Aulia, 2005), cet. I, hlm. 97.
20 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2004, hlm. 2.
24
kualitas pribadi bahkan kesalehan sosial.21 Artinya bahwa siswa
diharapkan dalam kesehariannya mampu berhubungan dengan manusia
lainnya, baik yang seagama maupun yang tidak seagama, serta dalam
berbangsa dan bernegara sehingga dapat mewujudkan persatuan dan
kesatuan nasional dan bahkan ukhuwah insaniyah.
b. Tujuan Pendidikan agama Islam
Bila berbicara tentang tujuan PAI, berarti berbicara tentang
nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna
bahwa tujuan PAI adalah tujuan yang merealisasikan idealitas Islami.
Sedangkan idealitas Islam pada hakekatnya mengandung nilai perilaku
manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah
SWT.22 Secara langsung bahwa untuk memperoleh tujuan PAI
manusia harus menyerahkan diri atau taat kepada Allah, sehingga
manusia akan memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.
Menurut Imam al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh
Fatiyah Hasan Sulaiman yang kemudian dikutip oleh Armai Arief
menjelaskan bahwa tujuan PAI adalah membentuk insan purna yang
pada akhirnya dapat mendekatkan diri pada Allah SWT, dan
membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.23
Apabila dikaitkan dengan ayat suci al-Qur’an, maka tujuan PAI
adalah menumbuhkan dan mengembangkan ketaqwaan kepada Allah
SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 102
21 Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), cet. III, hlm. 76. 22 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 108. 23 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat
Pers, 2002), hlm. 22.
25
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.24
Di dalam lembaga pendidikan atau sekolah dan madrasah, PAI
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman
dan pengamalan siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi.25 Rumusan tujuan tersebut mengandung arti bahwa proses
PAI dipahami siswa di sekolah dimulai dari pengetahuan dan
pemahaman terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, sehingga siswa akan menghayati dan meyakini ajaran-
ajaran Islam.
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
1). Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
2). Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
baik lingkungan fisik maupun sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
3). Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan siswa dalam
keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
4). Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan
atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
24 Deprtemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang : Toha Putra, 1989),
hlm. 92. 25 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, op.cit., hlm. 4
26
5). Pengajaran, yaitu mengajarkan ilmu pengetahuan keagamaan
secara umum (alam nyata dan tidak nyata), system dan fugsinya.
6). Penyaluran, yaitu menyalurkan anak yang memiliki bakat khusus
dibidang agama agar dapat berkembang secara optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain.
7). Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. 26
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup usaha untuk
mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara:
1) Hubungan manusia dengan Allah SWT.
2) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
3) Hubungan manusia dengan sesama manusia .
4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan
alamnya.27
Adapun ruang lingkup bahan pembelajaran PAI Sekolah
Menengah Pertama terfokus pada aspek: keimanan, al-Qur'an/al-
Hadits, akhlak, fiqh/ibadah dan tarikh.28
e. Standar Kompetensi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah
Pertama
1) Kompetensi Pendidikan Agama
Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlaq mulia yang tercermin dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran agamanya, serta mampu menghormati
agama lain dalam kerangka kerukunan antar umat beragama.
26 Kurikulum Berbasis Kompetisi, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam, Sekolah, Menengah, Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, hlm. 340. 27 Ibid 28 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah umum, op.cit., hlm 29.
27
2) Kompetensi Spesifik Pendidikan Agama Islam
Dengan landasan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, siswa
dengan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlaq mulia yang
tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungan dengan
Allah, sesama manusia dan alam sekitar, mampu membaca dan
memahami Al-Qur'an, mampu beribadah dan bermuamalah dengan
baik dan benar, serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar
umat beragama.
3) Standar Kompetisi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kompetensi dasar mata pelajaran berisi sekumpulan
kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh
pendidikan di SMP. Kemampuan-kemampuan yang tercantum
dalam komponen kemapuan dasar merupakan penjabaran dari
kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMP, yaitu:
- Beriman kepada Allah SWT dengan rukun iman yang lain
dengan mengetahui fungsi terefleksi dalam sikap, perilaku dan
akhlaq siswa dalam dimensi vertikal maupun horizontal.
- Dapat membaca al-Qur'an surat-surat pilihan sesuai dengan
tajwidnya, menyalin dan mengartikannya.
- Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan
tuntunan syariat Islam baik ibadah wajib maupun ibadah
sunnah.
- Dapat meneladani sifat, sikap dan kepribadian Rasulullah serta
Khulafaur Rasyidin.
- Mampu mengamalkan system muamalat Islam dalam tata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.29
Kelima kemampuan dasar tersebut berorientasi pada
perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan
kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT.
29 Kurikulum Berbasis Kompetensi, op.cit, hlm 341-342.
28
f. Pendekatan dan Metode Agama Islam
1) Pendekatan rasional, yaitu usaha memberikan peranan pada rasio,
dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama. Metode
mengajar yang dipertimbangkan antara lain: ceramah, tanya jawab,
diskusi, kerja kelompok, latihan dan pemberian tugas.
2) Pendekatan fungsional, yaitu suatu usaha menyajikan ajaran agama
Islam dengan menekankan pada segi kemanfaatannya bagi siswa
dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Untuk itu maka metode mengajar yang
digunakan adalah latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab
dan demonstrasi.
3) Pendekatan pengalaman, yaitu pemberian pengalaman keagamaan
pada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan.
Metode mengajar yang digunakan antara lain: pemberian tugas
(resitasi) dan tanya jawab keagamaan siswa.
4) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Metode
mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain: latihan,
pelaksanaan tugas demonstrasi dan pengalaman langsung di
lapangan.30
5) Pendekatan emosional, yakni upaya menggugah perasaan (emosi)
siswa dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama
dan budaya bangsa. Metode mengajar yang digunakan adalah
ceramah, bercerita dan sosiodarma.
6) Pendekatan keteladanan, yaitu menjadikan figur guru (pendidik),
petugas sekolah lainnya, orang tua serta anggota masyarakat
sebagai cermin bagi siswa.31
30 H. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum , Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta : Quantum Teaching), hlm. 49-50.
31 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, op. cit, hlm 53.
29
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kurikulum PAI adalah bahan-bahan PAI berupa kegiatan,
pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis
diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan PAI.32 Kurikulum
PAI merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kurikulum sekolah
di lingkungan Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Agama Islam dan Kebudayaan. Dimana kurikulum PAI
tersebut merupakan kerangka materi atau bahan pelajaran PAI yang harus
disampaikan atau dikuasai oleh siswa beragama lain.
Sehingga PAI akan membawa dan membina siswa menjadi warga
negara yang baik sekaligus umat yang taat beragama. Oleh karena itu
pendidikan mencakup : mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai akhlak Islam dan mendidik siswa untuk mempelajari materi
ajaran agama Islam yang berupa pengetahuan.
Kompetensi PAI dilandasi oleh al-Qur'an dan sunnah Nabi
Muhammad saw, siswa beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,
berakhlak mulia yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam
hubungannya dengan Allah , sesama manusia dan alam sekitar, mampu
membaca dan memahami al-Qur'an, mampu beribadah dan bermuamalah
dengan baik dan benar serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar
beragama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum PAI merupakan
seperangkat instrumen atau alat perencanaan dan pengaturan tentang
kemampuan dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa. Kurikulum
PAI diharapkan lebih membantu guru karena dilengkapi dengan
pencapaian target yang jelas, materi standar, standar hasil belajar dan
prosedur pelaksanaan pembelajaran.33 Maka dari itu untuk menghindari
munculnya keragaman pemahaman terhadap standar nasional perlu adanya
32 Muslam, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Teoritis dan Praktis,
(Semarang : PKPI2, 2003), hlm. 39. 33 E. Mulyasa, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 85.
30
penjabaran tentang kurikulum PAI, sehingga dapat diharapkan lebih
Bidang studi keagamaan Islam di SMP Nasima Semarang
terbagi menjadi tiga tim guru pengajar. Yang pertama adalah
bidang studi PAI yang kurikulumnya disesuaikan dengan ketetapan
5 Program SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. 6 Ratio Jumlah Guru dan Siswa SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
44
dari Dinas Pendidikan, Kedua yaitu bidang studi bahasa Arab dan
yang ketiga adalah bidang studi BTA (Baca Tulis Al-Qur`an) atau
mengaji. Tim guru pengajar PAI terdiri dari delapan orang guru.
Dua orang guru pengajar bidang studi PAI, satu orang guru
pengajar bidang studi bahasa Arab, dan lima orang guru pengajar
BTA (Baca Tulis Al-Qur`an)
2) Keadaan Siswa
Sesuai dengan kepanjangan Nasima yaitu Nasionalis
Agama, maka siswa-siswa SMP Nasima Semarang dibimbing,
dilatih dan dididik menuju manusia Indonesia yang berilmu dan
berakhlaq mulia. Nasionalis Agama pada diri siswa tercermin
dalam sikap dan tingkah laku siswa di sekolah dan di lingkungan
rumah (orang tua siswa sekeluarga) serta di masyarakat. Maka dari
itu dalam pembentukan tingkah laku siswa, maka dalam
pelaksanaan pendidikan diperlukan adanya penegakan pedoman
perilaku atau tata tertib. Tujuan diberlakukannya penegakan tata
tertib di SMP Nasima Semarang yaitu agar siswa terbiasa hidup
secara teratur, produktif, disiplin, dan hidup sesuai dengan etika
Islam. Dengan demikian siswa akan dengan mudah meningkatkan
prestasinya, baik dalam akademik maupun non akademik.
Peningkatan prestasi pada siswa SMP Nasima Semarang
dapat dilihat dari keberhasilan siswa kelas IX dalam mengikuti
Ujian Nasional yang mampu lulus 98,67% dengan nilai rata-rata di
atas delapan. Untuk tahun ajaran 2005/2006 hasil Ujian Nasional
siswa kelas IX SMP Nasima Semarang masuk dalam rangking 10
SMP Negeri-Swasta dan peringkat 5 SMP Swasta ditingkat kota
Semarang.7 Walaupun adanya pengunduran prestasi namun dari sisi
lain siswa-siswi SMP Semarang menjadi kebanggaan, karena telah
memperoleh berbagai penghargaan baik dibidang keagamaan
maupun dibidang umum.
7 Gambaran SMP Nasima Semarang tentang Prestasi, hlm. 3
45
Menjadi siswa SMP Nasima Semarang merupakan suatu
kebanggaan tersendiri. Tidak semua siswa lulusan SD dapat langsung
masuk ke SMP Nasima Semarang, karena ketatnya proses masuk untuk
diterima sebagai siswa. Penyeleksian penerimaan siswa baru
dilaksanakan pada akademik saat duduk di bangku SD dengan nilai di
atas rata-rata kelas atau minimal sepuluh besar, lulus tes psikologis,
intelegensi atau kematangan dan kemampuan dasar pada bidang studi
Matematika, bahasa Indonesia dan Agama.8 Adapun jumlah siswa di
SMP Nasima Semarang pada tahun ajaran 2007/2008 adalah sebagai
berikut :
Kelas VII : 118 siswa
Kelas VIII : 90 siswa
Kelas IX : 85 siswa
Jumlah : 293 siswa9
e. Sarana dan Prasarana SMP Nasima Semarang
SMP Nasima Semarang memiliki sarana dan prasarana yang
cukup memadai untuk memperlancar jalannya pelaksanaan proses
pembelajaran yang ada di dalamnya. Sehingga secara tidak langsung
dapat mempengaruhi output yang lebih berkualitas. Adapun sarana dan
prasarana yang dimiliki SMP Nasima Semarang adalah sebagai berikut :
1) Perpustakaan / (PSB) Pusat Sumber Belajar
Untuk mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran,
maka SMP Nasima Semarang memiliki perpustakaan. Selain di ruang
kelas dan laboratorium, pelaksanaan proses pembelajaran di SMP
Nasima Semarang juga dilaksanakan di perpustakaan. Adapun bidang
studi yang pelaksanaan pembelajarannya kadangkala dilaksanakan di
dalam perpustakaan, yaitu bidang studi bahasa Indonesia, bahasa
Inggris, Ekonomi dan Sejarah.10 Perpustakaan merupakan sarana
8 Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd, pada hari Rabu, tanggal 27 Juni 2006. 9 Keadaan Siswa SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. 10 Hasil wawancara dengan Ibu Nurlaela Fitriawati, A.Md, (Pustakawan) pada hari Jum`at,
tanggal 5 Januari 2007.
46
pendukung dalam proses pembelajaran, karena di dalam perpustakaan
terdapat berbagai macam sumber ilmu yaitu buku. Berikut adalah data-
data perpustakaan SMP Nasima Semarang :
a) Ruang dan Perlengkapan
1) Luas perpustakaan / ruang .........................: 8 x 4 m2
2) Komputer ................................................: 1 set
3) TV ...........................................................: 1 buah
4) VCD ........................................................: 1 buah
5) Rak display majalah ................................: 2 buah
6) Rak surat kabar ........................................: 1 buah
7) Rak buku .................................................: 5 buah
8) Rak buku referensi ..................................: 1 buah
9) Rak TV.....................................................: 1 buah
10) Lemari ATK ............................................: 1 buah
11) Kotak kartu ..............................................: 1 buah
12) Meja baca ................................................: 2 buah
13) Meja komputer ........................................: 1 buah
14) Meja kerja tugas ......................................: 1 buah
15) Kursi kerja tugas .....................................: 2 buah
16) Tikar ........................................................: 1 ruang
17) Lambang Garuda Pancasila .....................: 1 buah
18) Gambar Presiden dan Wakil Presiden .....: 1 buah
19) Papan pajangan .......................................: 1 buah
20) Bola Dunia (Globe) .................................: 2 buah
21) Map (Peta) dinding ..................................: 4 buah
22) Kipas angin gantung ................................: 1 buah
23) Locker sepatu ..........................................: 1 buah
24) Alat kebersihan .......................................: lengkap11
11 Hasil observasi peneliti tentang keadaan perpustakaan SMP Nasima Semarang, pada hari
Jum’at, tanggal 5 Januari 2007.
47
b) Koleksi
1) Jumlah buku keseluruhan 4337 buku (eks) dan 1617 judul.
2) Buku penunjang perpustakaan
a. Buku bacaan fiksi 1037 buku (eks) dan 929 judul,
b. Buku bacaan non fiksi dan lain-lain 3900 buku (eks) dan 688
judul.
3) Koleksi jenis lain terdiri atas
a. Majalah langganan (Anida, Hidayah, MQ, Trubus, Muslimah,
Lentera Gerbang, Chip, Hello dan Jaya Baya).
b. Surat kabar harian (Kompas, Suara Merdeka dan Inspirasi).12
2) Ruang Kelas
Bangunan sekolah di SMP Nasima Semarang terdiri dari tiga
lantai. Di lantai dasar (pertama) terdapat ruang kepala sekolah, ruangan
guru, ruang administrasi, dan kelas IX A, B, C, dan D. Di lantai tengah
(dua) terdapat ruangan Audio Visual, laboratorium sains (Fisika-
Elektro), laboratorium sains (Biologi-Kimia), dan ruang kelas X, IX,
XII. Dan di lantai atas (tiga) terdapat ruangan laboratorium komputer,
laboratorium bahasa dan ruang kelas VII A, B, dan C serta ruang kelas
VIII A, B, dan C. Jumlah ruang kelas di SMP Nasima Semarang ada
sepuluh kelas, masing-masing terdiri dari kelas VII sebanyak tiga kelas,
kelas VIII sebanyak tiga kelas dan kelas IX sebanyak empat kelas dan
tiap kelas terdapat satu rombongan belajar. Untuk memperlancar
jalannya proses pembelajaran, maka setiap kelas di SMP Nasima
Semarang di dalamnya memiliki sarana penunjang yang berupa
kelengkapan kelas, yaitu sebagai berikut :
a) Papan nama / tulisan tangan suatu kota dari kelas dalam bahasa
Inggris di atas pintu.
b) Hiasan pintu kelas berupa bentuk atau gambar 2 atau 3 dimensi kota
c) Prasarana kelas yaitu : meja kursi individual, meja kursi guru, papan
tulis, papan info / agenda, papan pajangan karya, papan rutinitas
12 Daftar buku referensi perpustakaan SMP Nasima Semarang tahun pelajaran 2006/2007.
48
Nasima, papan informasi potensi kota, locker perlengkapan siswa,
jam dinding.
d) Simbol-simbol kesetiaan negara antara lain : bendera Merah Putih,
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Sofyan Safri, Sistem Pengawasan Manajemen, Jakarta: Quantum, 2001.
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah, Jakarta: Gunung Agung, 1996.
Himpunan Perundang-undangan RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI NO. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya, Bandung : Nuansa Aulia, 2005.
Konfensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum Untuk Abad ke-21, Jakarta: Grasindo,1994.
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah.
Ladjid, Hafni, Pengembangan Kurikulum, Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Quantum Teaching, t.th.
LPPM (Panitia Istilah Manajemen), Kamus Istilah Manajemen, Jakarta: Balai Aksara, 1983.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: remaja Rosdakarya, 2006.
Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
_______, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002.
Muslam, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Teoritis dan Praktis, Semarang: PKPI, 2003.
Muslich, Mansur, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
mutthawi', Ibrahim Ihsmat, Al Ushul al-Idariyah li al-Tarbiyah, Riad: Dar al-Syuruq, 1996.
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
_______, Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
Nurhadi, Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta: Grasindo, 2004.
Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2004.
Peraturan Pemerintah RI. NO 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Cipta Jaya, 2005.
Plano, Jack C., et.al., Kamus Analisis Politik, Jakarta: Rajawali, t.th.
Poerbakawatja, Soegarda, et.al., Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982.
Pratt, David, Curriculum Design and Development, New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1980.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konselig, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
_______, Panduan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2001.
Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
Rival, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003.
Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Schoderbek, Peter P., et.al., Management, New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1988.
Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 1990.
Sumarni, Murti, Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002.
Suryosubroto, B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Syafi'i, Inu Kencana, al-Qur'an dan Ilmu Administrasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Syamsi, Ibnu, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Terry, George R., Principles of Management, terjemahan Wiardi, Asas-asas Manajemen, Bandung: Alumni, 1986.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, 1996.
Usman, Moh. Unzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Willes, Jon and Joseph Bondi, Curriculum Development: a Guide to Practice, New York : Macmillan Publishing Company, 1993.
Yulaelawati, Ella, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Pakar Raya, 2004.