PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 36 SEMARANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh : MOCH. ACHID ARIFUDDIN NIM : 3 1 0 1 3 2 3 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
87
Embed
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl-mocha... · DI SMP NEGERI 36 SEMARANG ... Sedulur-sedulurku di Teater
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI
DI SMP NEGERI 36 SEMARANG
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)
Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
MOCH. ACHID ARIFUDDIN
NIM : 3 1 0 1 3 2 3
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
Drs. Abdul Rahman, M.Ag Jl. Wahyu Asri Dalam 1/AA.44 Semarang 50158
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
saya kirimkan naskah saudara:
Nama : Moch Achid Arifuddin
Nim : 3101323
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SMP
NEGERI 36 SEMARANG
Dengan ini saya mohonkan agar naskah skripsi tersebut dapat dengan segera
dimunaqosahkan.
Demikian harap maklum adanya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Semarang, 15 Januari 2008 Pembimbing
Drs. Abdul Rahman, M.Ag NIP.
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan
Drs. Saefudin Zuhri. M.Ag _________________ _________________ Ketua Syamsul Ma’arif, M.Ag _________________ _________________ Sekretaris Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd _________________ _________________ Anggota I Dr. Muslih, MA _________________ _________________ Anggota II
ABSTRAK
Moch Achid Arifuddin (NIM: 3101323). Pengembangan Media Pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang
Permasalahan: Adakah Media belajar yang digunakan serta
pengembangan yang telah dilakukan oleh guru pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang apa saja
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif lapangan dengan tehnik
analisis deskriptif-analitik. Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, metode interview serta metode dokumentasi.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Media belajar yang
digunakan serta pengembangan yang telah dilakukan oleh guru pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang apa saja sehingga diharapkan dari penelitian ini bisa diambil manfaat berupa memperkaya informasi ilmu pendidikan yang khususnya pada bidang teknologi pendidikan serta mempunyai nilai strategis bagi praktisi pendidikan, baik guru, orang tua, siswa maupun sekolah itu sendri.;
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan pengembangan
media pembelajaran PAI SMPN 36 Semarang, secara umum dapat dikatakan baik. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan Pendidikan Agama Islam pada khususnya. Tujuan pembelajaran agama Islam di SMPN 36 Semarang tidak menyimpang dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
DEKLARASI
DENGAN PENUH KEJUJURAN DAN TANGGUNG
JAWAB, PENULIS MENYATAKAN BAHWA
SKRIPSI INI TIDAK BERISI MATERI YANG
PERNAH DITULIS OLEH ORANG LAIN ATAU
DITERBITKAN. DEMIKIAN JUGA SKRIPSI INI
TIDAK BERISI SATUPUN PIKIRAN-PIKIRAN
ORANG LAIN, KECUALI INFORMASI YANG
TERDAPAT DALAM REFERENSI YANG
DIJADIKAN BAHAN RUJUKAN.
Semarang, 28 Januari 2008
Deklarator,
Moch Achid Arifuddin
MOTTO
آانوال تقف ما ليس لك به علم ان السمع والبصر والفؤاد آل اولئك عنه مسئوال
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan
karimah dan sebagainya. Pesan-pesan pendidikan agama yang dibantu dengan
media pendidikan agama dapat membangkitkan motivasi kegairahan. Namun
yang menjadi sorotan adalah bagaimana mengoptimalkan pelaksanaan
pendidikan agama Islam tersebut. Dalam hal ini sejauh mana kreatifitas dan
inovasi – inovasi yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam
mewujudkan apa yang dinamakan transfer of knowledge.
3
Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan serta perubahan sikap
masyarakat membawa pengaruh yang besar dalam bidang pendidikan. Hal ini
mendorong setiap lembaga pendidikan untuk mengembangkan lembaganya
lebih maju dengan memanfaatkan teknologi modern dan kemajuan ilmu
pengetahuan sebagai media pengajaran2.
Secara umum dapat dimengerti bahwa Media Pembelajaran adalah
sarana seperti buku, film, video, kaset, slide dan sebagainya yang diterapkan
dalam proses pendidikan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat sedemikian rupa yang memungkinkan proses belajar mengajar (PBM) terjadi
sehingga tujuan bisa tercapai secara optimal Media ada kalanya yang siap pakai (media
by Imation) yang sudah terjadi disekitar atau juga biasa secara komersial dan terdapat
di pasaran bebas, tinggal memilih dan memanfaatkan, dan ada kalanya yang harus
dirancang dan dikembangkan sendiri (media by design).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-
kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien, meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat
yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan
membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut
belum tersedia. 3
Sementara itu, perhatian yang tidak bisa dipalingkan dari posisi
pendidikan adalah pendidikan Islam. Khususnya permasalahan proses belajar-
mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam kontek riil misalnya, semua
sekolah negeri walaupun terdapat mata pelajaran PAI, namun alokasi waktu
2 Tim WRI, Bunga Rampai Psikologi Dan Pembelajaran,Basic education project(BEP)-
(Semarang: Dirjen. Binbagais Depag RI), hlm. 175 3 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 2
4
hanya dua jam pelajaran per minggu, ini sangat ironis sekali kalau disimetriskan
dengan manfaat pendidikan agama bagi generasi muda dan masyarakat pada
umumnya.
Belum siapnya pendidikan Islam di Indonesia untuk mengambil alih
dalam mendidik muslim secara adaptif dan memahami logika persaingan serta
cenderung mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volutif yakni
kemampuan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama adalah
beberapa contoh faktor penyebab kesenjangan antara pengetahuan dan
pengalaman, atau dalam bahasa Muhaimin adalah kesenjangan gnosis dan
praxis dalam kehidupan beragama, sehingga kurang mampu membentuk
pribadi-pribadi islami.4
Pendapat tersebut ditambah pula oleh Dr. Muchtar Bukhori bahwa
Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah umum merupakan kegiatan dengan
posisi yang bersifat marginal atau periferal dalam percaturan problematik
pendidikan nasional. Artinya, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh para
pendidik Islam lewat kegiatan pendidikan jenis ini untuk memberikan
sumbangan yang berarti bagi lahirnya proses peremajaan dan pengembangan
pendidikan formal maupun non formal.5
Kemudian kalau dilihat lebih spesifik, kegiatan pendidikan keislaman
di sekolah pada umumnya sangat terbatas cakupannya, bahkan banyak pihak
berpendapat bahwa kegiatan pendidikan ini lebih tepat kalau disebut sebagai
kegiatan pengajaran.6
Berbicara kegiatan pengararan PAI dalam koridor kegitan belajar-
mengajar (KBM) di sekolah tentu tidak terlepas dari masalah internal.
Sungguhpun posisi atau kedudukan PAI sebagai sub sistem dari Sistem
Pendidikan Nasional cukup kuat, dalam pelaksanaannya masih dijumpai
beberapa masalah internal, antara lain: (1) kurangnya jumlah jam pelajaran (2)
4 Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, , 2001), hlm. 88.
5 Muchtar Bukhori, Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1994), hlm. 244-245.
6 Ibid., hlm. 224.
5
metodologi pendidikan agama yang kurang tepat (3) adanya dikotomi antara
pendidikan agama dengan pendidikan umum (4) perhatian dan kepedulian
pimpinan sekolah dan guru lainnya serta (5) heterogenitas pengetahuan dan
penghayatan agama peserta didik. 7
Berangkat dari permasalahan yang telah dijelaskan diatas peneliti
merasa tertarik untuk menyelidiki sejauh mana yang dilakukan oleh guru Mata
Pelajaran PAI dalam mengembangkan media belajar yang ada. Dimana
peneliti tuangkan dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran PAI di SMP 36 Semarang”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan serta memberikan
pengertian yang benar dan jelas, maka peneliti perlu menegaskan istilah -
istilah yang berkaitan dengan judul tersebut.
1. Pengembangan
Pengembangan berasal dari kata “kembang” mendapat imbuhan
“pe” dan akhiran “an”, maksudnya yaitu suatu proses perubahan secara
bertahap ke arah tingkat yang berkecenderungan lebih tinggi dan meluas
serta mendalam yang secara menyeluruh dapat tercipta suatu
kesempurnaan atau kematangan.8
2. Media Pembelajaran
Berasal dari kata Media dan Belajar;
Yang pertama Pengertian Media.
Secara harfiah media diartikan "perantara" atau "pengantar"
sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima
(receiver) informasi.
7 H.Ahmad Ludjito, “Pendidikan Agama sebagai Subsistem dan Implementasinya dalam
Pendidikan Nasional” dalam. Chabib Thoha, dan Abdul Mu’ti, (penyunting), PBM PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar, (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 6-16.
Menurut tinjauan psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:9
"Belajar adalah Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya"
Jika diambil formasi pendapat di atas media pembelajaran adalah
alat atau metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi
antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan
pengajaran di sekolah.
3. Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menurut UU SISDIKNAS RI No 20 tahun 2003 pembelajaran
diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.10 Pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.11 Sholih Abdul Aziz dan
Abdul Aziz Majid berpendapat bahwa pembelajaran adalah :
9 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2003), hlm 2 10 UU SISDIKNAS RI No 20 tahun 2003, hlm. 6 11 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbud bekerjasama
dengan Rineke Cipta, 1999), hlm. 157
7
وليست املعرفة ,ها التلميذاما التعليم حمدود املعرفة الىت يقدمها املدرس فيحصلدائما قوة وامنا هى قوة اذا استخدمت فعال واستفاد منها الفرد ىف حياته
12 وسلوكه “Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan yang disampaikan
dari seorang guru kepada murid, pengetahuan itu tidak akan menjadi satu
kekuatan, hanya saja apabila dipergunakan secara benar dan dapat
diambil manfaatnya oleh seseorang untuk kehidupan akhlaknya”
Pembelajaran dalam bahasa inggris adalah “learning”.13 Anita E
Woofolk mendefinisikan learning adalah “The process through which
experience causes permanent change in knowledge and behavior”14 yakni
proses melalui pengalaman yang menyebabkan perubahan permanen
dalam pengetahuan dan perilaku.
Zakiah Daradjat sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan
Dian Andayani mendefinisikan PAI sebagai suatu usaha untuk membina
dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam
secara menyeluruh lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.15
Menurut Mukhtar, pembelajaran PAI adalah suatu proses yang bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam belajar agama Islam. Pembelajaran
ini akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan peserta didik
yang dimiliki, menikmati kehidupan , serta kemampuan untuk berinteraksi
secara fisik dan social terhadap lingkungannya.16
12 Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyyah wa Turuq At-Tadris, (Mesir:
Darul Ma’arif, 1968), juz 1, hlm. 61
13 John M. Echol, Kamus Inggris Indonesia, 14 Anita E Woofolk, Educational Psychology, (USA: Allyn&Bacon,1996), Cet.6, hlm.196 15 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsepd dan Implementasi Kurikulum 2004), (Jakarta : Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 130 16 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza,
2003), Cet. 2, hlm. 10
8
Sedangkan menurut Prof. Ibnu Hadjar, Pendidikan Agama Islam
(PAI) merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu subjek pelajaran
yang harus dipelajari oleh siswa Muslim dalam menyelesaikan
pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan bagian tak terpisahkan
dari kurikulum suatu sekolah, sehingga merupakan alat untuk mencapai
salah satu aspek tujuan sekolah yang bersangkutan. Karena itu, subjek ini
diharapkan dapat memberi keseimbangan dalam kehidupan anak kelak,
yakni manusia yang memiliki “kualifikasi” tertentu, tetapi tidak lepas dari
nilai-nilai agama Islam.17
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas muncul permasalahan pokok
yang akan dicari jawabannya lebih lanjut. Permasalahan-permasalahan itu
adalah sebagai berikut:
1. Media belajar apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP
36 Semarang?
2. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Mata Pelajaran PAI di
SMP 36 Semarang?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi
Berdasarkan pokok permasalahan yang diangkat, maka tujuan
penulisan skripsi ini sesuai pembatasan dan perumusan masalah skripsi yaitu :
1. Sejauh mana guru mengaplikasikan Teknologi dalam bentuk Media
Belajar untuk menunjang Pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengembangan dan inovasi yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI dalam menggunakan media
pembelajaran di SMP 36 Semarang.
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah :
17 Ibnu Hadjar, Pendekatan Keberagamaan Dalam Pemilihan Metode Pengajaran
Pendidikan Agama Islam, dalam buku Chabib Thoha, dkk., (tim perumus), Metodologi Pengajaran Agama, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 4.
9
1. Secara metodologi hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
informasi dalam ilmu pendidikan, khususnya teknologi dalam pengajaran.
2. Secara pragmatis penelitian ini berguna dalam memberikan kontribusi
yang bernilai strategis bagi para praktisi pendidikan, baik pihak orang tua,
siswa ataupun sekolah.
E. Telaah Pustaka
Berkaitan dengan permasalahan yang diangkat tentang
pengembangan media belajar dalam pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang, tidak ditemukan beberapa karya yang berkaitan dengan tema di
atas, adapun karya-karya tersebut sebagai berikut:
1. Pengembangan Ranah Afektif dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Pada
Siswa di SMP Negeri 36 Semarang oleh Muhammad Masykur (3100103)
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2007.
2. Efektivitas Pembelajaran PAI dengan Menggunakan Metode Hafalan
Ayat-ayat al-Qur’an di SMP Negeri 36 Semarang yang disusun oleh Dwi
Cahyani (3198093) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Tahun
2002.
3. Pengaruh Keteladanan Guru PAI dalam Pembelajaran PAI sub bab Akidah
Ahlak (Studi Analisis di SMP Negeri 36 Semarang) yang disusun oleh
Anita Fitriani (3100113) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
Beberapa karya hanyalah sebagian dari beberapa penelitian yang
dilakukan di SMP Negeri 36 Semarang. Serta tidak ditemukannya
pembahasan yang secara khusus tentang Pengembangan Media Pembelajaran
Mata Pelajaran PAI sehingga pembahasan ini layak untuk diangkat dan
diteliti. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam pembahasan
tentang PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SMP 36
SEMARANG
10
F. Metodologi Penelitian
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan tertentu18 yaitu cara-cara yang digunakan untuk menganalisa atau
menguraikan bentuk teoritis untuk diimplementasikan ke dalam bentuk
aplikatif.
1. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan terhadap bagaimana pengembangan
media belajar pada mata pelajaran PAI dan juga seperti apa langkah-
langkah yang dilakukan oleh guru PAI di SMP Negeri 36 Semarang
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang dipilih adalah pendekatan kualitatif.
Ciri utama pendekatan ini terletak pada tujuannya untuk mendeskripsikan
keutuhan kasus dan memahami makna dan gejala. Dengan kata lain
penelitian dengan pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian pada
prinsip-prinsip umum yang mendasari gejala yang ada pada kehidupan
manusia.19
Karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka analisis yang
digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif-analitik yang
berarti interpretasi dengan isi dibuat dan disusun secara sistematik atau
menyeluruh dan sistematis.20
18 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
kasus untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar
belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun
status dari individu yang kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat
umum.26
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif ini, dimana data
yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.
Kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang. Data yang
diperoleh meliputi transkip interview, catatan lapangan, foto, dokumen
pribadi dan lain-lain.27
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dimana peneliti setelah
memperoleh data kemudian data tersebut disusun, dijelaskan dan
selanjutnya dianalisis.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
maka penulis akan menyusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, penegasan istilah,
rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
2. BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN
OLEH GURU MATA PELAJARAN PAI
Dalam bab ini terdapat tiga sub bab yaitu membahas tentang
pembelajaran PAI di SMP/MTs yang mencakup tentang pengertian,
materi, fungsi, ruang lingkup, metode pembelajaran, evaluasi dalam
pembelajaran PAI. Kemudian membahas tentang media pembelajaran
26 Muh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992), hlm. 66 27 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002),
hlm. 51
14
yang mencakup tentang Pengertian, landasan pemakaian, macam-macam,
ciri-ciri, manfaat, kelemahan dan keunggulan dari media belajar. Serta
sub bab yang ke tiga yaitu Pengembangan Media PAI di SMP yang
berisi tentang pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, manfaat,
serta macam-macam dari pengembangan media pembelajaran PAI
3. BAB III : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN YANG
DILAKUKAN OLEH GURU MATA PELAJARAN PAI
DI SMP 36 SEMARANG
Dalam bab ini terdapat empat sub bab yaitu Gambaran umum lokasi
penelitian yang berisikan tntang tinjauan historis, visi dan misi, letak
geografis, struktur organisasi, keadaan siswa dan perangkat sekolah,
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 36 Semarang.
Pada sub bab kedua berisi tentang data pelaksanaan pembelajaran PAI di
SMP Negeri 36 Semarang. Pada bab ketiga berisikan tentang media apa
saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP 36 Semarang.
Adapun pada sub bab keempat membahas tentang pengembangan media
pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang
4. BAB IV : ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN OLEH GURU
MATA PELAJARAN PAI DI SMP 36 SEMARANG
Dalam bab ini berisikan tentang analisis terhadap penggunaan media
pembelajaran dalam pelajaran PAI, Analisis terhadap penggunaan media
pembalajaran dalam Pelajaran PAI serta analisis terhadap pengembangan
media pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI di SMP 36 Semarang
5. BAB V : PENUTUP
pada bab akhir dari skripsi ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan
penutup.
Bagian Akhir Dari Penulisan Skripsi Ini Meliputi: Daftar Pustaka,
Lampiran-Lampiran, Dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran PAI di SMP / MTs
1. Pengertian Pembelajaran PAI
Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya
“pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa.1 Oemar Hamalik
menuturkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.2
Pembelajaran yang efektif menurut M. Sobry Sutikno adalah suatu
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar
dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran
sesuai dengan harapan.3
Pembelajaran menurut Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul
Majid dalam kitabnya “At-Tarbiyah wa Turuku al-Tadris” adalah :
وليست ,اما التعليم حمدود املعرفة الىت يقدمها املدرس فيحصلها التلميذاملعرفة دائما قوة وامنا هى قوة اذا استخدمت فعال واستفاد منها الفرد ىف
4.حياته وسلوكه “Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan yang disampaikan dari seorang guru kepada murid, pengetahuan itu tidak akan menjadi suatu kekuatan pengetahuan akan menjadi kekuatan ketika diwujudkan dalam bentuk perbuatan dan diandalkan dalam kehidupannya”
Dalam buku Educational Psychology dinyatakan bahwa learning
is an active process that needs to be stimulated and guided toward
1 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 183. 2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 57 3 M. Sobry Sutikno, Pembelajaran Efektif: Apa dan bagaimana mengupayakannya?,
(Mataram: NTP Press, 2005), hlm. 37 4 Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris,
(Mesir: Darul Ma’arif, 1968), Juz I, hlm. 61.
15
desirable outcomes.5 (Pembelajaran adalah proses aktif yang membutuhkan
rangsangan dan tuntunan untuk menghasilkan hasil yang diharapkan). Pada
dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan
tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi
pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran
yang dikehendaki.
Menurut E. Mulyasa bahwa proses pembelajaran pada hakekatnya
merupakan proses interaksi para peserta didik dengan lingkungannya
sehingga terjadi perubahan perilaku yang baik. Dalam interaksi tersebut
banyak diketahui oleh faktor internal yang dipengaruhi oleh diri sendiri
maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan pembelajaran, tugas
seorang guru yang utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang perubahan perilaku peserta didik.6
Menurut Mukhtar, Pembelajaran PAI adalah suatu proses yang
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar agama Islam.
Pembelajaran ini akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan
peserta didik yang dimiliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk
berinteraksi secara fisik dan sosial terhadap lingkungan.7
Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan
ajaran Islam dan tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran PAI perlu
diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi
pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta didik. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu :8
5 Lester D. Crow and Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American Book
Company, 1958), hlm. 225. 6 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
Evaluasi pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan untuk
menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dibidang pendidikan agama
Islam.26 Evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana
kemampuan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan.
Sesuai dengan fungsi dan tujuannya evaluasi terhadap siswa di
sekolah, digolongkan atas 4 macam, yaitu:27
a. Evaluasi formatif
Yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan
pelajaran. Evaluasi ini untuk memberikan umpan balik kepada guru
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan remedial program siswa.
b. Evaluasi sumatif
Adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu
evaluasi hasil belajar pada akhir catur wulan akhir tahun ajaran dari
keseluruhan program.
Evaluasi ini untuk menentukan angka kemajuan hasil
belajar lebih lanjut untuk menentukan kenaikan kelas atau
kelulusan sebagai laporan kepada orang tua.
c. Evaluasi placement (penempatan)
Yaitu evaluasi untuk menempatkan murid dalam situasi
belajar mengajar yang tepat atau program pendidikan yang sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
d. Evaluasi diagnostik
Untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami
kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
dalam memecahkan kesulitan belajar yang dialami.
Sesuai dengan jenisnya, evaluasi PAI dapat dibagi menjadi 3
macam:
26 Zuhairini, et.al., Op. Cit., hlm. 87 27 Ibid
25
a. Evaluasi harian, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan sehari-
hari baik diberitahukan lebih dahulu atau tidak
b. Ulangan umum, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan pada
akhir catur wulan atau semester
c. Evaluasi pada akhir tahun ajaran terhadap murid tingkat akhir.
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan agama ada dua
macam cara yang dapat ditempuh:
a. Kuantitif : yaitu hasil evaluasi yang diberikan dalam bentuk
angka, misalnya: 6, 7, 65, 70, 75 dan seterusnya.
b. Kualitatif: yaitu hasil evaluasi yang diberikan dalam bentuk
pernyataan verbal, misalnya baik, cukup, kurang dan
sebagainya.28
Evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran PAI materi sejarah
Islam meliputi beberapa cara diantaranya evaluasi harian,
ulangan umum, dan evaluasi akhir dengan hasil kualitatif dan
kuantitatif
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Belajar
Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.29
Media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.30
Menurut Ibrahim Nashir dalam Muqaddimati Fi Al Tarbiyyah,
media pembelajaran sebagai berikut:
28 Ibid., hlm. 155-158. 29 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
3 30 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 12
26
الوسائل التربوية هى كل ما يستخدم من وسائل حسية بغية ادراك31بدقة وسرعةاملعاين
“Media pembelajaran adalah setiap sesuatu yang disajikan dari panca indera dengan tujuan untuk memahami makna secara teliti dan cepat”
Menurut Mukhtar, secara harfiah media berarti perantara atau
pengantar atau wahana penyalur pesan atau informasi belajar.32
Pengertian Media Belajar secara sederhana dapat diartikan sebagai
media yang lebih dari satu media. Media Belajar merupakan sistem yang
mendukung penggunaan teks interaktif, audio, gambar diam, video dan
grafik. Media Belajar sebagai komunikasi yang menggunakan bermacam-
macam kombinasi dari media yang berbeda; dapat menggunakan
komputer atau tidak. Media Belajar bisa mencakup teks, audio percakapan,
musik, gambaran, animasi dan video.
Menurut Hofstter, Media Belajar adalah pemanfaatan komputer
untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak
(video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang
memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan
berkomunikasi.33
Menurut Catherine O’Brien Media Belajar berfungsi sebagai
informasi yang dipresentasikan dalam bentuk lebih dari satu bentuk
semacam teks, suara, video, grafis, dan gambar.34
Media Belajar sejati berarti campuran dari berbagai media, mulai
dari teknologi tingkat tinggi hingga ke tingkat rendah seperti halnya
31 Ibrahim Nashir, Muqaddimati Fi Al Tarbiyah, (Aman: Ardan), hlm. 169 32 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza,
2003), hlm. 103 33 M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan bersaing, (Yogyakarta:
1. Perpustakaan 1 7 X 9 2. Lab. IPA 2 7 X 9 3. R. Ketrampilan 2 7 X 8 4. R. UKS 1 5 X 7.5 5. R. Multimedia 1 10X15 6. R. Komputer 1 8 X 6 7. R. OSIS 1 5 X 7.5 8. Mushalla 1 10 X 12 9. R. Guru 1 10 X 15 10. R. Kep. Sek.
7. Ekstra Kurikuler
Seperti halnya sekolah-sekolah lain, di SMPN 36 Semarang
diadakan berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler yang antara lain
meliputi:
a. Bola Volley
b. Pramuka
c. Musik
d. PMR
e. Pencak Silat
f. Ketrampilan-ketrampilan
8. Kegiatan Keagamaan
Sedangkan untuk kegiatan keagamaan, mengingat di SMPN 36
Semarang mayoritas siswanya beragama Islam, maka kegiatan keagamaan
di SMPN 36 Semarang dikhususkan hanya bagi pemeluk Islam saja.
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a. Pengajian Minggu Pagi
b. Rebana
c. Shalat Dhuha bersama-sama menjelang dimulainya Pelajaran Agama
Islam ataupun sesudahnya yang di[impin oleh guru pengampu.
43
d. Dan beberapa kegiatan yang sifatnya insidental. Misal PHBI atau
Ramadhanan.
B. Data Tentang Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang
1. Proses pembelajaran PAI
Proses pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang mengacu pada
kurikulum nasional PAI SMP yang berbasis dasar mata pelajaran yang
berisikan sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai selama
menempuh pendidikan di SMP yang tercantum dalam standar nasional.
Adapun materi pembelajaran PAI sesuai dengan yang tercantum pada
kurikulum yaitu meliputi 5 aspek: Al-Qur’an, keimanan, akhlak,
fiqih/ibadah dan tarikh Islam. Hal ini ditegaskan oleh Muhammad Ahsan
bahwa kelima aspek tersebut disampaikan kepada semua siswa yang
terbagi ke dalam berbagai pengalaman belajar yang tersusun pada silabus.
Materi pelajaran merupakan bahan yang disampaikan oleh guru untuk
diolah dan kemudian dipahami oleh siswa dalam untuk mencapai
kompetensi. Materi pelajaran merupakan komponen yang terkandung
dalam mata pelajaran3.
Materi PAI yang telah tertuang di silabus (sebagaimana
terlampir), guru PAI membuat perangkat KBM pendidikan agama Islam
yang terdiri dari program tahunan, program semesteran, rumusan rencana
pembelajaran.4 Perangkat KBM PAI ini dijadikan sebagai acuan atau
pedoman bagi guru pelaksanaan pembelajaran PAI.
Program tahunan memuat tentang rumusan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan alokasi waktu yang akan dilaksanakan selama satu
tahun. Program semesteran berisi tentang rencana rumusan materi-materi
yang akan disampaikan, standar kompetensi, kompetensi dasar selama
enam bulan (satu semester), sedangkan rencana pembelajaran merupakan
persiapan mengajar untuk satu kali topik materi. Rencana pembelajaran ini
mencakup beberapa komponen yaitu:
3 Wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 14 agustus 2007 4 Dokumentasi perangkat KBM PAI 2006/2007 SMPN 36 Semarang
44
a. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, banyaknya
jam pertemuan yang dialokasikan.)
b. Standar Kompetensi (yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan)
c. Kompetensi dasar (kemampuan minimal yang harus dicapai)
d. Materi pembelajaran
e. Media pembelajaran (sarana prasarana yang akan digunakan)
f. Sumber bahan (yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai)
g. Skenario pembelajaran (tahapan-tahapan proses belajar mengajar
secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam
berorientasi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk
menguasai kompetensi).
h. Pendekatan (menentukan pendekatan yang dipelajari)
i. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut. Tujuannya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan alternatif tindakan yang akan dilakukan. Jenis
penilaian dapat berupa tes tertulis, kinerja, produk, proyek/penugasan,
tes lisan tugas individu maupun tugas kelompok.
Format program tahunan, program semesteran dan rencana
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.
2. Metode Pembelajaran PAI
Materi PAI bersifat kompleks sehingga metode yang digunakan
bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan karakteristik dari materi
tersebut. Menurut guru PAI bahwa tiap metode mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga
seorang guru harus bisa memahami masing-masing metode untuk bisa
diterapkan secara tepat dalam pembelajaran.
Guru PAI di SMPN 36 Semarang berjumlah 2 orang, yaitu
Muhammad Ahsan, S. Ag. dan Dra. Hj. Sudarti. Muhammad Ahsan adalah
alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang tahun 1998 dan
45
menjabat sebagai ketua MGMP PAI Kota Semarang serta mempunyai
talenta khusus dibidang komputer atau Media Pembelajaran PAI sehingga
hal ini beliau manfaatkan untuk membuat materi pembelajaran PAI
menjadi lebih menarik minat siswa5.
Seorang guru dapat menggunakan beberapa metode dalam
menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Pada awal pengajaran guru
menyampaikan suatu uraian dengan menggunakan metode ceramah,
kemudian memberikan contoh-contoh dengan menggunakan metode
peragaan, diskusi dan dapat diakhiri dengan tanya jawab.
Ditegaskan oleh guru PAI bahwa metode yang digunakan
disesuaikan dengan kemampuan dasar dan tujuan yang hendak dicapai
materi yang akan disampaikan. Penggunaan metode telah ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran.
Adapun metode yang digunakan oleh guru PAI di SMPN 36
Semarang adalah metode ceramah, DI (direct instruction), diskusi,
penugasan, dan tanya jawab, sedangkan pendekatan yang digunakan
keterampilan proses dan CTL (contextual teaching and learning)6.
Berikut ini adalah pemaparan materi dan metode yang digunakan
dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang:
a. Al-Qur’'an/Hadits
Untuk mengajarkan materi Al-Qur’an/Hadits guru PAI
menggunakan metode demonstrasi dan peer teaching (tutor sebaya)
yang berupa menulis, membaca dan menyalin, sedangkan dalam
mengartikan dan menyimpulkan kandungan isi Al-Qur’an dan Hadits
disampaikan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan
pemberian tugas.
b. Akidah/Keimanan
5 Hasil wawancara dengan Hj. Drs. Sudarti, tanggal 14 Agustus 2007 6 Hasil wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 15 Agustus 2007
46
Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi keimanan
yaitu metode ceramah, inquiri, cerita, diskusi dan resitasi, pendekatan
yang digunakan yaitu keimanan, rasional dan pembiasaan.
c. Akhlak
Pembelajaran akhlak guru PAI SMPN 36 Semarang
menggunakan metode ceramah, resitasi, pengamalan (praktek), diskusi
dan problem solving. Sedangkan pendekatan yang digunakan
pembiasaan, rasional dan emosional.
d. Fiqh/ Syariah
Pengajaran materi syariah guru SMPN 36 Semarang
menggunakan metode ceramah, demonstrasi, latihan, praktik
(pengalaman), dan resitasi.
e. Sejarah Islam
Penyampaian materi sejarah Islam guru PAI dapat
menggunakan metode cerita, ceramah, pemberian tugas, diskusi. Guru
PAI juga dapat menggunakan alat peraga seperti film. Sedangkan
pendekatan yang digunakan pembiasaan rasional.7
3. Evaluasi
Setelah proses pembelajaran selesai langkah selanjutnya, evaluasi
sebagai hasil akhir proses pembelajaran di kelas, baik secara langsung atau
tidak langsung. Mata Pelajaran PAI di SMP terdiri dari 5 aspek, yaitu
aspek Al-Qur’an/Hadis, tauhid (keimanan), akhlak, fiqih/ibadah, dan
tarikh. Dari kelima aspek PAI ini, penilaian dapat dikembangkan sebagai
berikut:
a. Pengembangan penilaian ranah kognitif dapat dikembangkan di
seluruh aspek tersebut
b. Pengembangan penilaian ranah psikomotorik dominan untuk aspek Al-
Qur’an/Hadits dan fiqih/ibadah. (dapat dikembangkan pada semua
aspek)
7 Hasil wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 14 Agustus 2007
47
c. Pengembangan penilaian ranah afektif dominan untuk aspek akhlak
dan dapat dikembangkan pad aspek keimanan. (dapat dikembangkan
dalam semua aspek)
Untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi siswa maka dia harus
diuji atau ditagih, adapun jenis-jenis ujian atau tagihan dapat berupa kuis,
pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok,
ulangan semester, dan ujian akhir. Adapun bentuk ujiannya sebagai
berikut:
a. Kuis dapat berupa isian singkat yang menanyakan hal-hal prinsip.
Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, digunakan untuk
mengetahui dan merangsang pengetahuan awal siswa.
b. Pertanyaan lisan di kelas materi yang ditanyakan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap konsep, prinsip, atau teori dasar. Teknik
bertanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa,
mereka diberi waktu sebentar untuk berpikir, dan selanjutnya guru
menunjuk secara acak beberapa siswa untuk menjawab.
c. Ulangan harian (tes harian) dilakukan secara periodik, misalnya setiap
materi pokok selesai diajarkan. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya
berupa uraian objektif atau uraian non-objektif.
d. Tugas individu dapat diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara
individual.
e. Tugas kelompok dapat diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara
berkelompok.
f. Ulangan semester (tes semester) merupakan ulangan umum yang
diberikan setiap akhir semester, kompetensi yang diujikan mencakup
seluruh kompetensi yang telah diajarkan untuk kurun waktu semester.
g. Ujian akhir merupakan ujian yang dilakukan untuk mengetahui seluruh
kompetensi siswa untuk satu jenjang.
48
C. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran PAI di SMP 36 Semarang
1. Latar Belakang Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang
Adapun motivasi yang melatarbelakangi penggunaan Media
Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang adalah untuk memanfaatkan
fasilitas Media Pembelajaran PAI yang ada sehingga dapat mendukung
tercapainya target pembelajaran PAI menjadi lebih optimal. Di sisi lain
agar yang memanfaatkan Media Pembelajaran PAI bukan hanya mata
pelajaran umum, namun PAI juga dapat memanfaatkannya.
Media Pembelajaran PAI dipilih untuk pembelajaran PAI di
SMPN 36 agar menjadi lebih efektif. Hal ini dapat menjadi solusi bagi
pembelajaran PAI yang waktunya hanya 2 jam setiap minggu sementara
materinya cukup banyak. 8
Media Pembelajaran PAI digunakan di SMPN 36 dengan tujuan
untuk:
a. Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi
b. Menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik perhatian
siswa
c. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI
d. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI
e. Meningkatkan apresiasi terhadap mata pelajaran PAI bagi siswa
maupun stake holder di SMPN 36 menjadi lebih baik
Media Pembelajaran PAI berfungsi untuk menambah pengetahuan
umum dan dapat meningkatkan kompetensi siswa seperti contoh yaitu
artikel yang diberikan guru PAI kepada siswa untuk menunjang
keberhasilan Pembelajaran PAI.
Pembelajaran PAI dengan menggunakan media pembelajaran
SMPN 36 Semarang dapat dikatakan efektif berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
1) Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari.
8 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Dra. Yuli Heriani, tanggal 15 Agustus 2007
49
Siswa lebih cepat dan cermat dalam memahami materi
pembelajaran yang telah di-rearrange oleh guru.
2) Kecepatan untuk kerja sebagai bentuk hasil belajar.
Siswa dapat mengerjakan tugas yang tercantum dalam VCD
pembelajaran secara cepat dan sesuai dengan waktu yang ditentukan
oleh guru.
3) Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh
KBM yang ditempuh dalam pembelajaran PAI dengan
menggunakan media pembelajaran di SMPN 36 Semarang sudah
sesuai dengan program tahunan, silabus, dan rencana pembelajaran.
4) Kuantitas untuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
Kuantitas dari hasil pembelajaran ini dapat dikatakan sudah
memenuhi target dari tujuan pembelajaran PAI yakni Standar
Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk mata pelajaran PAI di
SMPN 36 adalah 65 sedangkan hasil akhir dari pembelajaran adalah
dengan nilai rata-rata 85
5) Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai
Kualitas dari hasil dapat dideskripsikan predikat baik
berdasarkan rata-rata diatas.
6) Tingkat retensi belajar
Kemampuan atau tingkat retensi siswa dapat dikatakan sudah
baik hal ini dilihat ketika pelajaran telah selesai guru memberikan
pertanyaan sambil memberikan ringkasan cerita, kemudian siswa
menjawab pertanyaan tersebut. Hal tersebut juga dilakukan pada
pertemuan sesudahnya.
Adapun pembelajaran PAI yang mengggunakan Media
Pembelajaran berbasis elektronik dilaksanakan di ruang khusus yaitu
ruang Multimedia
50
2. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran PAI di SMP 36 Semarang
Seorang guru perlu mengetahui bahwa murid-murid belajar dengan
cara yang berbeda-beda dan dengan kecepatan yang berbeda pula. Ada
murid yang dapat belajar baik melalui ceramah yang tersusun rapi, dan ada
yang memerlukan bentuk visual dengan banyak gambar atau bagan.
Adapula yang sangat mudah hanya dengan penyelesaian-penyelesaian
abstrak.
Seorang guru harus bertanggung jawab agar apa yang diajarkan
kepada murid betul-betul dapat dimengerti. Sehingga perlu mengetahui
dan mencari media apakah yang harus digunakan untuk mempermudah
proses belajar sehingga tujuan pengajaran dikatakan berhasil apabila
interprestasi, reaksi atau respek murid sesuai dengan tujuan pesan atau
pelajaran tersebut. Untuk itu diperlukan keahlian guru dalam memilih
media yang sesusai dengan topik yang dibahas, perkembangan kognitif
bidang pengalaman dan latar belakang pengetahuan murid.
Di SMPN 36 Semarang terdapat seperangkat peralatan yang
digunakan sebagai media belasjar, yang antara lain Televisi, seperangkat
LCD Projector, VCD Player, Komputer, Seperangkat sound system, yang
berada dalam satu kesatuan di dalam ruang multimedia dan ada juga
media belajar konvensional, antara lain alat peraga, papan tulis, dan alam.
Mengingat banyaknya media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
PAI maka seorang guru harus mampu memilih metode dan media yang
tepat dan sesuai dengan isi materi dan tujuan pembelajaran yang
disampaikan9.
Penggunaan Media Pembelajaran PAI dalam pembelajaran PAI ini
dimaksud untuk menjawab masalah pembelajaran yang berhubungan
dengan kehidupan nyata, dan masalah-masalah tersebut dijawab dengan
metode ilmiah, rasional dan sistematis. Karakter materi yang
menggunakan Media Pembelajaran PAI adalah materi yang mempunyai
interpretasi. Sehingga diharapkan dengan media ini siswa mampu
9 Wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 15 Agustus 2007
51
mencerna dan memvisualisasikan dengan penalarannya sendiri materi
yang didapat, sehingga siswa mampu merekam segala materi yang
disampaikan lewat visualisasi tersebut.
Adapun tujuan dari pembelajaran PAI dengan menggunakan media
pembelajaran di SMPN 36 Semarang yaitu:
a. Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi
b. Menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik perhatian
siswa
c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI
d. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI
e. Meningkatkan apresiasi terhadap mata pelajaran
D. Pengembangan Media Pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI di
SMP 36 Semarang
Ketentuan KBK 2004 dinyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
yang demokratis dan bertanggung jawab.
Rangka pelaksanaan KBK terdapat berbagai upaya yang harus
dilakukan meningkatkan kualitas pembelajaran, untuk itu sekolah diberikan
kewenangan serta mandiri untuk melakukan inovasi terhadap pendidikan yang
dilaksanakan sesuai kebutuhan, sehingga pelaksanaan pembelajaran PAI juga
disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan sekolah.
Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode
mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi antara
guru dan siswa serta interaksi antara siswa dengan lingkungan belajarnya.
Melalui, penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi
kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa.
52
Materi untuk pembelajaran PAI dibuat sendiri oleh guru PAI yaitu
Muhamad Ahsan dengan menggunakan program Pinacle Studio, Macromedia
Flash, Adobe Photoshop, Microsoft Powerpoint, dan Adobe Premier serta
kadang menggunakan film dokumenter yang kemudian diinovasi untuk
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan para siswa dalam menangkap
materi yang disajikan.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan oleh Muhammad Ahsan dalam
rangka Pengembangan Media Pembelajaran adalah sebagai berikut :10
1. Tahap Telaah Kurikulum dan Materi Pembelajaran
Pada tahap ini innovator (dalam hal ini adalah guru, muhammad
ahsan) mengumpulkan materi pembelajaran yang telah sesuai dengan
Standar Kurikulum yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk :
a. Agar media sesuai dengan arah atau temuan kurikulum. Maksud dari
hal ini adalah media yang terciptakan tersebut dapat berdaya guna
dengan semaksimal mungkin karena media merupakan bagian dari
pada sumber belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin
sempurna dalam pembuatan Media Pembelajaran yang pas dan tepat
sasaran, maka akan sempurna dan maksimal out put yang dihasilkan
oleh suatu lembaga pendidikan/ sekolah.
b. Untuk menganalisis materi yang sangat urgen yang dapat disampaikan
dengan materi. Artinya kedudukan media Pembelajaran benar-benar
sebagai alat untuk menyampaikan suatu informasi/ materi
Pembelajaran. Contoh pelaksanaan ibadah haji. Kita tidak akan tahu
bagaimana melakukan ibadah haji yang sempurna kalau hanya sekedar
teori dan praktek saja tanpa melihat ritual-ritual yang telah dilakukan
oleh orang-orang yang pernah melaksanakan ibadah haji.
2. Tahap Persiapan
Sesudah materi pembelajaran tersusun dengan apik dan tersistem
dengan baik maka langkah / tahap selanjutnya adalah persiapan, yang
terdiri dari :
10 Wawancara dengan Muhammad Ahsan, Guru PAI SMP 36 15 Agustus 2007
53
a. Menyusun Story Board atau dengan kata lain Skenario
Story Board adalah jalan cerita yang tersusun dari track-track yang
telah dibuat sebagai visualisasi materi Pembelajaran.
b. Langkah selanjutnya yaitu pengumpulan dan pencarian serta
pembuatan klip, gambar atau animasi yang sesuai dengan materi
pembelajaran
Hal ini diperlukan karena visualisasi materi merupakan gabungan
macam-macam gambar, suara dan berbagai jenis lain yang dapat
tervisualisasikan dan sesuai dengan materi.
c. Mempersiapkan program/alat bantu yang akan digunakan
Hal ini perlu karena pemvisualisasian materi dengan menggunakan
teknologi memerlukan suatu rangkaian berbagai macam perangkat
baik perangkat keras (hardware) ataupun Perangkat Lunak (Software)
yang dikombinasikan untuk membuat suatu inovasi. Adapun alat-alat
dan program yang dibutuhkan adalah Handy Cam, internet, Komputer,
Tanyangan Televisi (TV Tunner), scan gambar, encoding Film
keislaman, dan animasi buatan.11 Sedangkan Program (Software) yang
dibutuhkan adalah:
- Adobe Photoshop yang berfungsi untuk meng-edit gambar atau
teks-teks arab
- Adobe Premiere yang digunakan untuk menggabungkan track-
track klip yang telah ada.
- Easy TV Mpeg yang berfungsi untuk mengcopy tayangan-tayangan
TV yang telah dipilih sebagai bagian dari materi. Dan biasanya
berasal dari film dokumenter.
- Macromedia Flash yang berfungsi untuk membuat atau mengedit
animasi yang ada.
- Pinnacle Studio yang berfungsi untuk mengenali dan
menggabungkan antara musik, suara dan gambar yang ada
11 Untuk hasil yang maksimal biasanya harus menggunakan komputer yang kompatabele dengan program-program yang akan dijalankan/ dan biasanya dengan spesifikasi tertentu misal Pentium IV, Memory tidak kurang dari 512 Mb dan bisa Koneksi Internet.
54
- Cool Edit yang berfungsi untuk mengedit suara yang sekiranya
belum sesuai dengan yang dibutuhkan.
- Dan lain-lain
3. Tahap Editing
Ini merupakan salah satu tahap yang membutuhkan keahlian khusus
karena menggabungkan berbagai macam bahan yang bermacam-macam
untuk divisualisasikan. Ada yang berupa Gambar hidup/mati, suara atau
lainnya, termasuk musik dan lain-lain. Sehingga menjadi satu kesatuan
yang utuh dan Terstruktur dengan baik.
4. Tahap Finishing
Ini merupakan tahap terakhir yang dilakukan oleh innovator dalam
membuat visualisasi materi yaitu menjadikan file yang sudah terbentuk
tadi “Siap tayang” baik dalam format AVI, MPEG, DAT, atau bahkan
VCD dan DVD.
55
BAB IV
ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
PAI SMPN 36 SEMARANG
A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang
Perpindahan kurikulum PAI dari kurikulum 1994 ke kurikulum
2004 atau Kurikulum dengan menggunakan Kompetensi telah menjadikan
perubahan besar pada pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang. Perubahan
pembelajaran ini diakui oleh guru PAI SMPN 36 Semarang, bahwa pada
pembelajaran PAI sekarang siswa tidak cukup hanya diajarkan untuk
menghapal materi-materi pelajaran saja atau pendekatan aspek kognitif,
tetapi pembalajaran PAI kurikulum 2004 pencapaian hasil pembelajaran
diharapkan imbang antara aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan
psikomotorik (keterampilan) siswa.
Pelajaran Pendidikan Agama Islam mempunyai hubungan erat
dengan pelajaran lainnya, maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang
diajarkan kepada peserta didik haruslah mengandung muatan pendidikan
akhlak dan setiap guru haruslah memperhatikan akhlak atau tingkah laku
peserta didik.
Kurikulum 2004 ini menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar tertentu sehingga
hasilnya dapat dirasakan langsung oleh peserta didik berupa penguasaan
terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Pencapaiannya dapat diamati
bentuk perilaku atau ketrampilan peserta didik.
Apabila dilihat dari pelaksanaannya, proses pembelajaran PAI yang
dilaksanakan di SMPN 36 Semarang telah terjadwal dengan baik.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, guru disiplin dalam mengajar
dan siswa rajin mengikuti pembelajaran. Adapun proses pembelajaran PAI di
SMPN 36 Semarang mempunyai beberapa komponen yang harus dipenuhi,
56
yaitu meliputi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan evaluasi
pembelajaran.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari PAI di sini sudah dilaksanakan dengan baik yakni
menanamkan nilai-nilai Islam dan tidak melupakan etika sosial atau
moralitas sosial. Pendidikan Agama Islam harus lebih ditekankan pada
aspek amaliah (yaitu tingkah laku atau akhlakul karimah), hal ini
ditunjukkan pada aspek pembiasaan adanya shalat dhuha secara
berjamaah.
b. Materi Pembelajaran
Materi pelajaran merupakan bahan yang disampaikan oleh guru
untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa rangka pencapaian
kompetensi. Materi pelajaran merupakan komponen yang terkandung
dalam mata pelajaran.
Materi yang disampaikan di SMPN 36 Semarang sudah sesuai
silabus dan program tahunan serta rencana pembelajaran.
Materi PAI yang telah tertuang pada silabus (sebagaimana
terlampir), guru PAI membuat perangkat KBM pendidikan agama Islam
yang terdiri dari program tahunan, program semesteran, rumusan rencana
pembelajaran.1 Perangkat KBM PAI ini dijadikan sebagai acuan atau
pedoman bagi guru pelaksanaan pembelajaran PAI.
c. Metode Pembelajaran PAI
Materi PAI bersifat kompleks, sehingga metode yang digunakan
bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan karakteristik dari materi
tersebut. Menurut guru PAI bahwa tiap metode mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga
seorang guru harus bisa memahami masing-masing metode untuk bisa
diterapkan secara tepat dalam pembelajaran.
Seorang guru dapat menggunakan beberapa metode untuk
menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Pada awal pengajaran guru
1 Dokumentasi perangkat KBM PAI 2005/2006 SMPN 36 Semarang
57
menyampaikan suatu uraian dengan menggunakan metode ceramah,
kemudian memberikan contoh-contoh dengan menggunakan metode
peragaan, diskusi dan dapat diakhiri dengan tanya jawab.
Metode yang digunakan sudah disesuaikan kemampuan dasar dan
tujuan yang hendak dicapai materi yang akan disampaikan dan
penggunaan metode telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
pembelajaran dilaksanakan sebagaimana tercantum pada rencana
pembelajaran.
Adapun metode yang digunakan oleh guru PAI di SMPN 36
Semarang adalah metode ceramah, DI (direct instruction), diskusi,
penugasan, dan tanya jawab, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan ketrampilan proses dan CTL (contextual teaching and
learning).
d. Evaluasi
Evaluasi yang digunakan untuk mata Pelajaran PAI di SMP yang
terdiri dari 5 aspek, yaitu aspek Al-Qur’an/Hadist, tauhid (keimanan),
akhlak, fiqih/ibadah, dan tarikh. Sudah sesuai pedoman penilaian yaitu
meliputi :
1. Pengembangan penilaian ranah kognitif
2. Pengembangan penilaian ranah afektif
3. Pengembangan penilaian ranah psikomotorik
Untuk jenis-jenis ujian yang digunakan oleh guru PAI sangat variatif
yakni berupa kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu,
tugas kelompok, ulangan semester, dan ujian akhir.
B. Analisis Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang
Jika melihat kurikulum PAI sejak tahun 2004 kemarin yang telah
berubah dari kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Dengan menggunakan
Kompetensi maka penerapan metode problem solving sangat mendukung
58
terhadap penguasaan kompetensi siswa bidang studi Pendidikan Agama
Islam.
Pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran
PAI di SMPN 36 Semarang bahwa media pembelajaran merupakan bagian
dari sebagai alat motivasi ekstrinsik kegiatan belajar mengajar. Alat motivasi
ekstrinsik adalah alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar
seseorang, selain itu untuk menjadikan siswa lebih tertarik dan semangat
dalam belajar.
Dalam bab III telah penulis uraikan pelaksanaan pembelajaran PAI
Dengan menggunakan Media Pembelajaran. Ternyata praktiknya, media
pembelajaran kurang dapat sepenuhnya digunakan secara maksimal seperti
yang ditargetkan pada tujuan pembelajaran. Menurut penulis hal ini
dikarenakan penggunaan media pembelajaran yang diterapkan pada pelajaran
PAI di SMPN 36 Kurikulum dengan menggunakan Kompetensi masih pada
perjalanan proses yang membutuhkan penyempurnaan, hal ini mengingat
sulitnya mencari bahan dan hardware tambahan.
Ada beberapa hal yang perlu dianalisis tentang pembelajaran PAI
dengan menggunakan media pembelajaran di SMPN 36 Semarang.
1. Tujuan
Adapun tujuan dari pembelajaran PAI dengan menggunakan media
pembelajaran di SMPN 36 Semarang yaitu:
a. Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi
b. Menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik perhatian
siswa
c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI
d. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI
e. Meningkatkan apresiasi terhadap mata pelajaran PAI bagi siswa
maupun stake holder di SMP 36 menjadi lebih baik.
2. Proses
Dalam proses pembelajaran terdapat aspek-aspek seperti halnya:
a. Perencanaan
59
Langkah awal yang perlu diperhatikan pada perencanaan guru
sebagai fasilitator adalah harus benar-benar menguasai materi. Karena
materi merupakan salah satu penunjang keberhasilan suatu Proses
belajar mengajar. Semakin guru menguasai materi, maka seorang guru
tersebut tidak akan merasa kesulitan untuk menyampaikan materinya
sehingga maksimal hasil yang akan didapat dari siswa.
Materi yang ada pada pembelajaran menggunakan media
pembelajaran di SMPN baru meliputi aspek-aspek Al-Qur’an/ Hadits,
Fiqh, dan Sejarah. Untuk aspek aqidah dan akhlak belum dapat
disajikan dengan menggunakan media pembelajaran karena kendala
yang ada.
Siswa-siswa di SMPN 36 Semarang sangat heterogen tingkat
intelektualitasnya. Ada yang mempunyai penyerapan materi cepat
tetapi ada juga yang lamban. Para siswa SMPN 36 rata-rata berlatar
belakang dari sekolah-sekolah dasar, bukan dari madrasah dan
pesantren sehingga pengetahuan keagamaan mereka terbatas.
Mereka mendapatkan pelajaran agama hanya dari bangku
sekolah, guru-guru ngaji di musholla/ masjid atau dari privat dan
orang tua. Pengalaman keagamaan para siswa SMPN 36 Semarang
juga ikut mempengaruhi pembentukan intelektualitas para siswa. Ada
siswa yang lingkungan sosial dan keluarganya memperhatikan
pendidikan dan perilaku keagamaan mereka, tetapi juga ada siswa
yang lingkungan sosial dan keluarganya memang kurang
memperhatikan pendidikan dan perilaku keagamaan mereka2.
b. Pelaksanaan
1). Menciptakan Komunikasi
Guru harus lebih memperbanyak komunikasi dengan siswa.
Hal ini sangat penting sekali karena murid sangat memerlukan
bantuan, bimbingan dan perhatian guru.
2). Alokasi waktu
2 Hasil wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 14 Agustus 2007
60
Alokasi waktu dalam pembelajaran PAI hanya dua jam
pelajaran yakni 2 x 45 menit. Waktu menjadi lebih efektif dengan
memutarkan VCD pembelajaran.
3). Menggunakan metode dan media pembelajaran yang baik dan
bervariasi
Meskipun sudah ada VCD akan tetapi belum ada bentuk
program atau materi yang sifatnya interaktif secara otomatis.
4). Adanya partisipasi dari siswa
Siswa kurang aktif dalam forum diskusi, hal ini
dikarenakan faktor mental yang disebabkan karena siswa terlalu
asyik melihat atau menikmati materi yang divisualisasikan,
sehingga siswa lupa untuk meng-inventory sejumlah pertanyaan
yang seharusnya diatanyakan ketika materi selesai sertakurangnya
pengetahuan tentang materi dan pengembangan ide sehingga
menyebabkan guru selalu membimbing dalam setiap pertanyaan.
5). Memberikan ringkasan.
Guru hanya memberikan ringkasan secara lisan sehingga
bagi siswa ada yang mengalami kesulitan dalam mengingat ucapan
guru, jadi guru juga harus menuliskan atau memberikan print out
ringkasan dari materi yang baru saja disampaikan.
3. Evaluasi
Evaluasi yang tidak hanya pada ranah kognitif, akan tetapi pada
afektif dan psikomotorik yaitu melalui sikap dan perbuatan siswa. Guru PAI
melakukan evaluasi setelah melakukan pembelajaran PAI dengan
menggunakan media pembelajaran guru dapat melihat kelebihan dan
kekurangan siswa. Hal ini dapat dilihat saat guru memberikan solusi atas
beberapa keluhan dan kesulitan siswa dalam pembelajaran PAI. Guru PAI
SMPN 36 juga memahami tingkat kecerdasan siswanya, karena saat
pembelajaran PAI Dengan menggunakan Media pembelajaran selesai guru
senantiasa melakukan post tes dan pre test di pertemuan berikutnya.
61
Evaluasi yang dilakukan oleh guru meliputi:
1. Kuis.
Hal ini berupa isian singkat yang menanyakan hal-hal prinsip.
Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, digunakan untuk
mengetahui dan merangsang pengetahuan awal siswa.
2. Pertanyaan lisan.
Materi yang ditanyakan untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap konsep, prinsip, atau teori dasar. Teknik bertanya dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, mereka diberi waktu
sebentar untuk berpikir, dan selanjutnya guru menunjuk secara acak
beberapa siswa untuk menjawab.
3. Tugas kelompok
Tugas ini diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara
berkelompok. Pada biasanya tugas ini bersifat insidental. Tergantung
siswanya. Apabila siswanya dirasa cukup mampu maka tugas ini
ditiadakan
4. Ulangan harian (tes harian)
Ulangan harian dilakukan secara periodik, misalnya setiap materi
pokok selesai diajarkan. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya berupa
uraian objektif atau uraian non-objektif.
5. Hasil
Hasil yang tercapai sudah sangat memuaskan yaitu nilai rata-rata
berada di atas Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) mata
pelajaran PAI SMPN 36 Semarang, jadi pelaksanaan pembelajaran PAI
materi SMPN 36 Semarang sudah dapat dikatakan efektif karena SKBM
dari Pendidikan AGama Islam adalah 62,5.
62
C. Analisis Terhadap Pengembangan Media Pembelajaran yang dilakukan
oleh guru PAI SMPN 36 Semarang
Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang
semakin modern, begitupun dengan SMP 36 tidak pernah ketinggalan untuk
selalu menuju perubahan yang lebih baik. Menciptakan media pembelajaran
terbaik guna menunjang kemajuan siswa layaknya menjadi perjuangan guru
yang tak pernah usai. Prestasi yang pernah diraih oleh SMP 36 sebagai juara I
Pengembangan Multimedia se-Jawa Tengah tidak akan menjadikannya
sebagai kebanggaan semata, namun semakin menambah semangat yang gigih
bagi guru khususnya guru pengampu dalam pelajaran PAI untuk selalu
melakukan inovasi sehingga pelaksanaan pembelajaran PAI sesuai ketentuan
KBK dapat terwujud dengan sempurna.
Setelah mengetahui berbagai proses dalam penggunaan media
pembelajaran, menurut hemat penulis bahwa penggunaan seluruh alat bantu
atau program yang digunakan dalam pengembangan media belajar ternyata
implikasinya terhadap proses belajar mengajar di SPM 36 sangatlah efektif
dan efisien. Dari penggunaan media belajar sebelumnya secara konvensional
yang hanya menggunakan media buku acuan dan beberapa arahan materi dari
guru, kini penggunaan program baru telah memberikan stimulan yang baik
bagi perkembangan belajar siswa. Misalnya dalam materi Fiqh tidak dengan
Pembelajaran yang konvensional dalam arti misalkan pada bab shalat tidak
hanya menggunakan gambar mati saja, akan tetapi sudah dikembangkan
dengan menggunakan gambar hidup yang didesain sedemikian rupa oleh
Muhamad Ahsan selaku guru PAI. Dengan ini, maka siswa menjadi lebih
terbantu dalam memahami materi. Imajinasi siswa juga berkembang dengan
adanya penampilan visualisasi materi lewat VCD atau DVD sehingga materi
yang diajarkan benar-benar bisa dipahami dalam pikiran mereka.
Dari beberapa keunggulan dengan adanya pengembangan media
pembelajaran pada mata pelajaran PAI melalui visualisasi materi baik dalam
format AVI, MPEG, DAT atau bahkan VCD dan DVD, masih ada beberapa
63
hal yang ingin penulis kritik dari pengamatan penulis yang mana hal
tersebut dapat dianggap sebagai kekurangan-kekurangan. diantaranya:
1. Adanya kesulitan para siswa memahami bahasa yang digunakan di VCD
pembelajaran sehingga memerlukan pembaharuan bahasa dan tulisan
dengan sistem dubbing.
2. Banyak memerlukan sumber-sumber belajar lain, selain VCD pelajaran
PAI hasil karya dari guru sendiri, VCD tentang kebesaran Allah, kejayaan
Islam, atau film dokumenter yang lain masih relatif sulit dan mahal.
3. Biaya operasional untuk pencarian bahan dari materi pelajaran agaknya
ada kendala.
4. Waktu penggunaan media pembelajaran bersamaan dengan mata pelajaran
lain, sehingga memerlukan kompromi dengan guru yang bersangkutan
agar tidak bersamaan.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengembangan media
pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang yang didukung oleh landasan teori,
maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pembelajaran PAI dengan menggunakan media pembelajaran
PAI dapat dikatakan sudah baik, hal ini dapat dilihat dengan partisipasi
aktif dari siswa dalam mengolah dan mencerna apa yang disampaikan oleh
guru mata pelajaran PAI dengan menggunakan media pembelajaran PAI
yang ada. Media pembelajaran agama Islam di SMPN 36 Semarang satu
set perangkat keras multimedia, televisi, VCD player, speaker active,
papan tulis, ruang belajar, meja dan kursi belajar, buku-buku pendukung
pembelajaran PAI. Materi dan rencana Pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang dengan VCD yang di inovasi diberi tambahan teks pada
masing-masing materi yang sekiranya perlu diberi tambahan. Di dalamnya
juga terdapat bentuk pertanyaan yang tergabung menjadi satu rangkaian
materi. Sumber pembelajaran agama diambil dari buku panduan PAI, LKS
dan VCD pembelajaran.
2. Pelaksanaan pengembangan media pembelajaran PAI SMPN 36
Semarang, secara umum dapat dikatakan baik. Hal ini didukung dengan
adanya partisipasi aktif dari berbagai elemen yang ada di sekolah. Yang
meliputi siswa, guru dan kepala sekolah. Dan juga guru PAI sendiri tidak
bosan-bosan untuk mencari inovasi-inovasi baru yang berkaitan langsung
dengan pengembangan media pembelajaran PAI
Untuk mengatasi hambatan pembelajaran PAI diharapkan
pembelajaran lebih lancar dan efektif serta efisien. Selain itu Pelaksanaan
pembelajaran PAI Dengan menggunakan Media pembelajaran juga
mempunyai beberapa aspek positif. Diantaranya yaitu :
65
1. Media pembelajaran menjadikan siswa lebih betah dalam mengikuti
pelajaran.
2. Media pembelajaran ini dapat membuat pendidikan agama Islam di
sekolah lebih relevan dengan kehidupan. Bahwasanya tidak hanya
pelajaran umum yang bisa memakai media pembelajaran tetapi PAI juga
dapat mengikuti perkembangan teknologi dan juga menggunakannya.
3. Media pembelajaran ini dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan
dan menarik.
4. Penggunaan media pembelajaran ini dapat memupuk keimanan dan
ketaqwaan serta menumbuhkan rasa tanggung jawab pada peserta didik.
A. Saran-Saran
Pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis media selain menekankan
pada aspek kognitif, juga tidak kalah pentingnya penekanan pada aspek afektif
dan psikomotorik. Sehingga diharapkan dapat meminimalisir kekurangan yang
ada. Beberapa kekurangan tersebut semestinya semua pihak mengambil
beberapa langkah yang memberikan solusi. Langkah-langkah tersebut
diantaranya:
A. Kepada Guru
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat beberapa
komponen yang satu dengan yang lain saling berkaitan, dimana dalam hal
ini adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka peranan guru
sebagai pelaku pembelajaran dituntut agar meningkatkan perhatiannya
terhadap semua komponen pembelajaran agama Islam, sehingga kualitas
pembelajaran agama Islam dapat mencapai hasil yang optimal.
1. Guru juga harus memprediksikan kemampuan siswa tentang
kemampuan bahasanya sehingga tujuan penggunaan media belajar
dapat terwujudkan secara optimal.
2. Guru harus tetap mencari dan selalu mencari bahan pembelajaran
sebanyak-banyaknya kemudian mengolah sedemikian rupa
66
sehingga materi yang diajarkan dapat terserap oleh siswa dengan
sebaik-baiknya.
3. Planning waktu yang tepat dalam menggunakan ruang multimedia
sehingga setiap guru yang ingin memakai ruang media
pembelajaran harus sudah memesan tempat tersebut seminggu
sebelum pelajaran dimulai.
B. Untuk siswa
Demi kelancaran proses pembelajaran agama Islam di SMPN 36
Semarang, siswa diharapkan:
1. Menjaga norma dan etika yang ditetapkan oleh sekolah, sehingga
diharapkan suasana belajar mengajar yang kondusif dapat tercipta
dengan baik .
2. Disiplin waktu dan belajar dengan giat serta mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam mata pelajaran PAI.
3. Mempelajari kembali materi yang telah diajarkan guru
C. Kepada orang tua
Hendaknya benar-benar ikut mengontrol anaknya di luar sekolah
serta menuntut anaknya untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
agama Islam. Sehingga diharapkan proses penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai PAI tidak di sekolah saja, akan tetapi diluar sekolah juga.
D. Bagi SMPN 36 Semarang
SMPN 36 Semarang merupakan tempat belajar para siswa, maka
demi keberhasilan proses pembelajaran agama Islam, SMPN 36 Semarang
perlu segera membenahi diri dengan menambahkan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan. Mengalokasikan waktu dengan tepat sesuai dengan
kondisi siswa dan luar gedung. Pengontrolan peserta didik dan kelas dalam
pembelajaran agama tetap dipertahankan. Menyelenggarakan pembinaan
dan penciptaan komunikasi sesama guru, orang tua dan masyarakat.
67
B. Penutup
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Ridha-Nya, memberikan lindungan dan bimbingan-Nya serta memberikan
kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang”.
Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi besar
Muhammad saw yang telah menjadi penerang bagi semua umatnya.
Sebagaimana manusia biasa yang tidak mungkin sempurna, penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak
kesalahan dan kekurangan, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan
manfaat untuk penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Kemudian saran dan kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan, demi kesempurnaan penulisan berikutnya. Akhirnya hanya kepada
Allah SWT, penulis berserah diri dan semoga langkah penulis diridhai-Nya.
Amin. Ya Rabbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Sholih dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, Mesir: Darul Ma’arif, 968
Arifin, H.M. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Semarang : CV. Thoha Putra, t.th.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP & MTs, Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2003
Bukhori, Muchtar, Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1994
Crow, Lester D. and Alice Crow, Educational Psychology, New York: American Book Company, 1958
Danim, Sudarwan, Media Komunikasi pendidikan: Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002
Departemen Agama RI., Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Gema Risalah Press, 1992
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Depdikbud bekerjasama dengan Rineke Cipta, 1999
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid II, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1991
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research,Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1980
Hadjar, Ibnu, Pendekatan Keberagamaan Dalam Pemilihan Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam, dalam buku Chabib Thoha, dkk., (tim perumus), Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1999
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
J. Moloeng, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002.
Ludjito, H.Ahmad, “Pendidikan Agama sebagai Subsistem dan Implementasinya dalam Pendidikan Nasional” dalam. Chabib Thoha, dan Abdul Mu’ti, (penyunting), PBM PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsepd dan Implementasi Kurikulum 2004), Jakarta : Remaja Rosda Karya, 2004
Meier, Dave, The Accelerated Learning Handbook : Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Bandung; Kaifa, 2002
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Misaka Galiza, 2003