UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT SUNNAH RAWATIB MELALUI PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA KELAS III MIS KARANGANYAR 02 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam RO’FAH 093111344 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
78
Embed
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT SUNNAH RAWATIB MELALU I
PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA
KELAS III MIS KARANGANYAR 02 PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)
Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
RO’FAH
093111344
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ro’fah
NIM : 093111344
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Juni 2011 Saya yang menyatakan, Ro’fah NIM. 093111344
Semarang, Juni 2011
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT SUNNAH RAWATIB MELALUI PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA KELAS III MIS KARANGANYAR 02 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2010/2011
Nama : Ro’fah NIM : 093111344 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.
Dan dari Malik bin Al Huwairits: sesungguhnya rasulullah SAW
telah bersabda: shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat (HR Bukhari).
* Abi Abdillah Muhammad Ibnu Ismail al-Bukhari ra, Sahih Bukhari Juz I, (Semarang:
Toha Putra, t. th), hlm. 155.
ABSTRAK Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT SUNNAH RAWATIB MELALUI PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA KELAS III MIS KARANGANYAR 02 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2010/2011
Nama : Ro’fah NIM : 093111344
Skripsi ini dilatarbelakangi pembelajaran shalat pada usia anak sangat
penting. Di samping sebagai sarana untuk melatih anak dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kepada Sang Khalik, shalat juga sangat besar manfaatnya dalam kehidupan rohani manusia. Dengan demikian, selain sebagai tugas dari orang tua, guru sebagai sosok pengganti orang tua dalam dunia pendidikan juga memiliki persamaan tugas dan tanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak didik, termasuk dalam pembelajaran shalat.
Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Apakah penerapan metode ceramah plus demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan pada mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib?
Permasalahan tersebut di bahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data tentang gambaran, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan setelah tindakan kelas dilakukan persiklus.
Kesimpulan penelitian ini meliputi: 1) Pembelajaran mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnat rawatib melalui metode ceramah plus demonstrasi kelas III di MIS Karanganyar 02 Pekalongan semester II tahun pelajaran 2010/2011 sangat baik. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang menuntut aspek psikomotorik jika disajikan menggunakan metode ceramah saja pastilah selain siswa dalam mengkongkritkan hal yang abstrak pastilah akan kesulitan. Jadi ketika metode ceramah dimodifikasi dengan metode demonstrasi pastilah akan sangat menarik. Selain membuat siswa merasa tidak bosan. Selain itu juga siswa bisa melihat langsung cara-cara urutan suatu kegiatan dengan benar. Dengan tidak langsung akan mempengaruhi pemahaman siswa yang semakin cepat yang akhirnya pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan, tujuan pembelajarannya pun terpenuhi dengan hasil belajar yang memuaskan. 2) Pembelajaran menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnat rawatib pada siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan. Ini terbukti pada tahap pra siklus sebelum menggunakan metode ceramah plus demonstrasi hasil belajar siswa masih sangat rendah, dan sulit untuk mencapai kriteria ketuntasan
minimum. Kemudian setelah diujicobakan metode ceramah plus demonstrasi pada pembelajaran tersebut ternyata hasil belajar siswa meningkat cukup signifikan (siklus I). Begitu seterusnya ketika dilanjutkan ketahap berikutnya yaitu siklus berikutnya, yaitu pembelajaran shalat sunnat rawatib menggunakan metode ceramah plus demonstrasi ternyata meningkat lagi secara signifikan. Berarti ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan metode ceramah plus demonstrasi ternyata bisa meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan shalat sunnat rawatib pada siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan semester II tahun ajaran 2010/2011.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan
beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta
orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan
kepada :
1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semarang,
beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik
2. Drs. Mahfud Junaidi, M.Ag, selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini
3. Kepala MIS Karangayar 02 yang telah memberikan izin dan memberikan
bantuan dalam penelitian.
4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.
5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga
budi baiknya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat ganda
dari Allah SWT.
Kemudian penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan
dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN...........................................................................…. ii
PENGESAHAN.................................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING…................................................................................…. iv
ABSTRAK…………............................................................................................. v
TRANSLITERASI………………………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…… viii
DAFTAR ISI………………….……………………………………………….... ix
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………....................................................................... 1
B. Penegasan Istilah….…........................................................................... 5
C. Rumusan Masalah.................................................................................. 6
D. Tujuan dan……… ................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian................................................................................. 6
Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka meningkat tujuh tahun dan bila perlu pukullah mereka enggan mengerjakannya diwaktu usia mereka meningkat sepuluh tahun.2
Dalam mempelajari fiqih khususnya materi shalat, selain teori yang
berarti tentang ilmu yang jelas pembelajaran yang bersifat amaliah, harus
mengandung unsur teori dan praktek. Belajar fiqih untuk diamalkan, bila
berisi suruhan atau perintah, harus dapat dilaksanakan, bila berisi larangan,
harus dapat ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu, fiqih bukan saja untuk
diketahui, akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau
2 Mujibur Rahman Muhammad Usman, Aunil Ma’bud syarah imam Abu Dawud Juz II,
(T. kp. Maktabah Assalafiah, t.th), hlm.162
pegangan hidup. Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamalkan sehari-
hari didahulukan dalam pelaksanaan pembelajarannya.3
Pembelajaran shalat pada usia anak sangat penting. Di samping
sebagai sarana untuk melatih anak dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
kepada Sang Khalik, shalat juga sangat besar manfaatnya dalam kehidupan
rohani manusia. Dengan demikian, selain sebagai tugas dari orang tua, guru
sebagai sosok pengganti orang tua dalam dunia pendidikan juga memiliki
persamaan tugas dan tanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran untuk anak didik, termasuk dalam pembelajaran shalat. Untuk
itu, dalam rangka pembelajaran shalat kepada anak didik, menurut Nana
Sudjana guru harus mengatur semua komponen yang ada dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM), antara lain, tujuan, bahan, metode, dan alat serta
penilaian pengajaran.4
Anak sekolah dasar seperti siswa kelas III MIS Karanganyar 02
Pekalongan adalah anak yang membutuhkan pembelajaran langsung dalam
setiap pembelajarannya selain menggunakan metode ceramah sebagai
pengantar pembelajaran, sebagaimana diungkapkan oleh Edga Dale yang
dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa belajar yang paling baik adalah
belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman
langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.5. banyak metode
dalam pembelajaran tetapi tidak semua metode itu dapat memberikan
pengalaman langsung pada setiap proses pembelajaran yang dilakukan.
3 Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2001), Cet. 2, hlm. 85 4 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2004), hlm. 30-31. 5 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,
Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb).8
Meningkat Berasal dari asal kata tingkat yang berarti menaikkan
(derajat, taraf), mempertinggi, memperhebat. Mendapat awalan “me” dan
akhiran “an”, yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.9
Sedangkan hasil belajar, yaitu hasil yang dicapai siswa atau
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.10
Jadi meningkatkan hasil belajar dalam penelitian ini adalah adanya
peningkatan kemampuan siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan
pada mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib dengan
menggunakan metode ceramah plus demonstrasi.
2. Mata Pelajaran Fiqih
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama
menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan
rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih
muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,
khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara substansial mata pelajaran fikih memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai
perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia
8Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 1109. 9 Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit, hlm. 1280-1281 10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), Cet. 6 hlm. 22
dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya ataupun lingkungannya.11
Maksud dari mata pelajaran fiqih dalam penelitian ini adalah
proses belajar mengajar yang dilakukan di siswa kelas III MIS
Karanganyar 02 Pekalongan pada mata pelajaran fikih pokok bahasan
shalat sunnah rawatib dengan menggunakan metode ceramah plus
demonstrasi.
3. Metode ceramah plus Demonstrasi
Metode ceramah plus adalah metode yang menggunakan
pembicaraan seorang guru, plus di sini diartikan ditambahi atau
digabungkan dengan metode lain, yang di sini digabung dengan metode
demonstrasi. Sedangkan demonstrasi sebagai metode mengajar ialah:
"Guru atau orang lain dan dapat pula salah seorang/beberapa murid
memperlihatkan kepada semua murid-murid lainnya tentang suatu
proses."12
Banyak sekali metode yang bisa dimodifikasikan dengan metode
ceramah, antara lain yaitu (1). metode ceramah dimodifikasi dengan
metode tanya jawab dan tugas atau disingkat CPTT yaitu kepanjangan dari
metode ceramah plus tanya jawab dan tugas, (2). Metode ceramah
dimodifikasi dengan metode diskusi dan tugas atau disebut dengan CPDT
yaitu kepanjangan dari metode ceramah plus diskusi dan tugas, dan (3).
Metode ceramah dimodifikasi dengan metode demonstrasi dan latihan atau
disebut CPDL atau metode ceramah plus demonstrasi dan latihan.
Jadi maksud metode ceramah plus demonstrasi dalam pembahasan
ini yaitu suatu cara yang dipakai dalam hal ini pembelajaran mata
pelajaran fiqih materi shalat sunnah rawatib untuk siswa kelas III MIS
11 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67
12 Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar (Metodik Khusus Pengajaran Agama), (Bandung : PT. Ma'arif, 1993), cet. Ke 2, hlm. 56
Karanganyar melalui perpaduan dua cara yaitu siswa pemberian materi
secara ceramah kemudian dilanjutkan mempraktekkan shalat rawatib.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode ceramah plus demonstrasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan pada mata
pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui:
a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III MIS
Karanganyar 02 Pekalongan pada mata pelajaran fikih pokok bahasan
shalat sunnah rawatib.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:
a. Bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan pemahaman
tentang materi shalat sunnah rawatib siswa MIS Karanganyar 02
Pekalongan.
b. Pedoman dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
c. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa MIS Karanganyar 02 dalam
materi pokok shalat sunnah rawatib
d. Peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada pembelajaran shalat
sehingga memperkecil kesulitan yang dihadapi oleh guru dan peserta
didik khususnya.
BAB II
PEMBELAJARAN SHALAT RAWATIB MELALUI
METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI
A. Kajian Pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa
penelitian yang dilakukan terdahulu relevansinya dengan judul skripsi ini.
Adapun karya-karya skripsi tersebut adalah
1. Dalam penelitian Siti Mahsunah 2007 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang yang berjudul Implementasi pembelajaran shalat di SD Nurul
Islam Semarang mengemukakan bahwa evaluasi pembelajaran sholat
yang dilakukan di SD Nurul Islam Semarang bersifat continue dan
menyeluruh artinya dilakukan terus menerus dan meliputi segala aspek
belajar siswa yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Dari
pembelajaran shalat yang dilakukan di SD Nurul Islam Semarang
menggambarkan, bahwa setiap pembelajaran agar menjadi baik harus
melalui proses baik. Demikian juga pada pembelajaran shalat perlu satu
bentuk pembelajaran yang baik dengan berbagai proses agar tujuan dari
shalat itu bisa diperoleh peserta didik yaitu tercegah dari perbuatan keji
dan munkar dan lebih dari itu tertanam pada diri peserta didik bentuk
pengabdian yang penuh pada Allah SWT.
2. Sedangkan menurut hasil penelitian Luqfatul Hasanah, 2008 Dalam
skripsinya yang berjudul Perhatian Orangtua Nelayan terhadap shalat
anak di Desa Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Mengemukakan bahwa cara orangtua nelayan di desa Wedung
memperhatikan shalat anak dan macam-macam perhatian yang diberikan
terhadap shalat anak di Desa Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten
Demak merasa dapat memenuhi kewajiban dan tanggung jawab mereka
sebagai orangtua dalam mendidik dan mengemban amanat dari Allah
SWT untuk menjadikan dan memberikan apa yang terbaik bagi anak-
anaknya untuk kehidupan dunia dan akherat kelak.
3. Penelitian Nur Alfiyah, 2008 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang yang berjudul Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
dalam meningkatkan kesadaran beribadah shalat siswa di SMP Negeri 31
Semarang, mengemukakan bahwa adanya peran guru pendidikan agama
Islam yang cukup signifikan dalam meningkatkan kesadaran beribadah
siswa di SMP Negeri 31 Semarang. Hal ini terlihat dari para guru agama
sendiri yang berperan mengembangkan pemahaman wawasan pemahaman
siswa tentang ibadah shalat. Sedangkan mengenai kesadaran ibadah siswa
terbagi tiga kelompok yaitu siswa yang kesadaran beribadahnya baik,
sedang, dan rendah.
Dari penelitian terdahulu berbeda dengan penelitian ini. Dalam
penelitian ini lebih memfokuskan pada meningkatkan pemahaman materi
shalat sunah rawatib siswa melalui metode ceramah plus demonstrasi, dan juga
pada bentuk penelitiannya, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan
penelitian tindakan kelas yang mana untuk mengetahui peningkatan
kemampuan shalat siswa dilakukan dengan tahapan beberapa siklus. Dan
karena ada juga kesamaannya yaitu tentang pembahasannya tentang shalat jadi
penelitian diatas tersebut menjadi rujukan peneliti.
B. Pembelajaran Shalat Rawatib
1. Pengertian Pembelajaran Shalat Rawatib
Pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara
guru dan siswa atau antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap serta menetapkan apa
yang dipelajari itu.13
Menurut Lester D. Crow and Alice Crow learning is a modification
of behavior accompanying growth processes that are brought about trough
adjustment to tensions initiated trough sensory stimulation.14 (Pembelajaran
adalah perubahan tingkah laku yang diiringi dengan proses pertumbuhan
13 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 2004), hlm. 102. 14 Lester D. Crow and Alice Crow, Human Development and Learning, (New York:
American Book Company, 2002), hlm. 215
yang ditimbulkan melalui penyesuaian diri terhadap keadaan lewat
rangsangan atau dorongan).
Menurut Frederick Y. Mc. Donald dalam bukunya Educational
Psychology mengatakan: Education is a process or an activity, which is
directed at producing desirable changes into the behavior of human beings.
Pendidikan adalah suatu proses atau aktifitas yang menunjukkan perubahan
yang layak pada tingkah laku manusia.15
Pembelajaran menurut Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid dalam
kitabnya “At-Tarbiyah Wa Turuku Al-Tadris” adalah:
��آ�C��� اL�د S�"T �F� و .١٦ Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan dari seorang guru kepada murid. Pengetahuan itu yang tidak hanya terfokus pada pengetahuan normative saja namun pengetahuan yang memberi dampak pada sikap dan dapat membekali kehidupan dan akhlaknya
Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan
oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga
dan memelihara serta menyampaikan amanah ini kepada yang berhak
menerima karena manusia adalah milik Allah, mereka harus mengantarkan
anaknya untuk mengenal dan menghadapi diri kepada Allah SWT.
2. Dasar Mengerjakan Kewajiban Shalat Rawatib
Shalat merupakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT,
sehingga shalat merupakan kewajiban (fardhu’ain) bagi umat Islam, firman
Allah:
�آ�ة U��ة و�SVا ا�? )٧٧: ا�R>. (وأ!"'�ا اDan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Rasul supaya kamu diberi rahmat. (An-Nisa’: 77).17
15Frederick Y. Mc. Donald, Educational Psychology, (Tokyo: Overseas Publication LTD,
2007), hlm. 4. 16 Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Madjid, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-Tadrisi,
Juz.1., (Mesir: Darul Ma’arif, 1985), hlm. 61 17 Soenardjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama Islam,
2004), hlm. 173
Kemudian Allah memerintahkan agar hambanya memelihara shalat
dan disarankan agar khusu’ hanya karena Allah, sebagaimana firman Allah:
, �A/5ل ا�Hل 5ي"R'` a'. وان � �ECاDiwajibkan shalat itu atas Nabi SAW pada malam isra’ lima puluh kali, kemudian dikurangi hingga lima kali, kemudian Nabi dipanggil, ya Muhammad sesungguhnya diganti (diubah) ketetapan itu disisiku. Dan sesungguhnya lima kali itu sama dengan lima puluh kali”19
Islam memberikan kewajiban shalat kepada mukhalaf untuk
menjalankan shalat fardhu (lima waktu) sehari semalam. Amalan shalat ini
perlu sekali ditanamkan kepada jiwa anak-anak oleh setiap orang tua. Anak
hendaknya diperintahkan shalat sejak umur 7 tahun bahkan diperintahkan
keras apabila telah mencapai 10 tahun, ketentuan ini sesuai dengan sabda
18 Soenardjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 58 19 Faisal Ibnu Abul Aziz Al-Mubarok, Nailul Author, terj. Muhammad Hamidi, Imron
A.M dan Imam Fanani, (Surabaya: Bina Ilmu, t.th), hlm. 265
Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka meningkat tujuh tahun dan bila perlu pukullah mereka enggan mengerjakannya diwaktu usia mereka meningkat sepuluh tahun.20
Rasulullah SAW bersabda: Ajarkanlah anak untuk mengerjakan shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah ketika berusia sepu;uh tahun jika tidak mau shalat. (HR. Al- Thurmudzi dari Abdul Malik bin Rabi bin Sabrah).21
Dengan dasar-dasar tersebut jelaslah bahwa Al-Qur'an dan hadits
telah memerintahkan kewajiban mengerjakan shalat lima waktu dan
larangan untuk meninggalkannya.. bahkan dianjurkan untuk melaksanakan
shalat sejak dini yaitu sejak masih anak-anak.
Pembiasaan shalat yang diperintahkan kepada anak berfungsi
sebagai bekal manakala si anak akan memasuki masa remaja.22 Yaitu masa
peralihan yang penuh dengan tantangan sebelum ia masuk dewasa. Apabila
orang tua tidak mempersiapkan bekal yang cukup untuk anak-anaknya maka
dikhawatirkan sia anak akan jauh dari nilai-nilai agama. Dengan dasar-dasar
kewajiban pelaksanaan shalat baik yang bersumber dari Al-Qur'an maupun
dari hadits Nabi yang merupakan ibadah yang has yang menjadi kewajiban
bagi setiap yang telah memenuhi syarat.
3. Pembagian Shalat
Shalat secara garis besar terbagi menjadi dua macam yaitu :
a. Shalat Fardhu (maktubah)
b. Shalat Tathauwu’ (nafilah)
Shalat fardhu yaitu shalat yang bila ditinggalkan dengan sengaja
dihukum durhaka, yaitu : dhuhur, ashar, maghrib, ‘isya dan subuh. Sedang
shalat fardhu ini masih juga ada cabangnya, yaitu ada yang difardhukan atas
20 Mujibur Rahman Muhammad Usman, Aunil Ma’bud syarah imam Abu Dawud Juz II,
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya itu termasuk hal-hal yang diwajibkan Allah. (QS : Luqman : 17).29
Tujuan pembelajaran shalat pada anak ini akan tercapai, apabila
mereka dididik untuk melaksanakan shalat sejak mulai usia dini, sehingga
setelah dewasa anak akan terbiasa dengan ritual agama yang harus mereka
jalani setiap hari. Bimbingan shalat pada ayat tersebut tidak terbatas tentang
kaifiyah shalat melainkan termasuk menanamkan nilai-nilai dibalik shalat.30
7. Tata cara pelaksanaan shalat rawatib
Shalat itu mempunyai tata cara dan rukun-rukun pada hakekatnya
dapat tersusun dan seandainya salah satunya diantaranya ketinggalan maka
dipandang tidak syah menurut syariat agama Islam.
Yang dimaksud syarat dan rukun disini adalah sesuatu yang tidak
sah shalat seseorang apabila ia tidak ada. Sayid Sabiq menjelaskan bahwa
syarat shalat ialah syarat-syarat yang mendahului shalat dan wajib dipenuhi
oleh orang-orang yang hendak mengerjakan shalat, dengan ketentuan bila
ketinggalan salah satu diantaranya maka shalatnya batal.31 Sedangkan yang
dimaksud dengan rukun adalah sesuatu bagian pokok yang harus dipenuhi
dan bila tidak terpenuhi maka shalatnya dipandang tidak sah.32
29 Soenardjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 655 30 Habib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2001),
hlm. 106 31 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah I, (Bandung: Al-Ma’ruf, 2008), hlm. 20 32 Muhammad Rifa’i, Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: Thoha Putera, 2003), hlm.
10
a. Syarat wajib shalat
Syarat wajib yaitu seseorang diwajibkan melaksanakan shalat
apabila memenuhi syarat yaitu
1) Islam
Apabila seseorang yang belum menyatakan diri memeluk
agama Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, ia tidak
diwajibkan shalat
2) Suci dari haid dan nifas
Bagi wanita yang sedang dalam kondisi haid atau nifas, tidak
mendapat kewajiban melaksanakan shalat
3) Baligh dan berakal sehat
Yang dimaksud dengan baligh atau dewasa, bagi laki-laki
adalah ketika ia berumur 15 tahun atau keluar sperma. Sedangkan
bagi wanita apabila mengeluarkan darah haid. Sedangkan berakal
diartikan mereka dalam kondisi sehat (waras) bagi mereka yang
akalnya tidak waras (misalnya gila atau mabuk) maka tidak ada
kewajiban shalat atasnya.33
4) Seruan
Seruan (dakwah tentang perintah shalat ini telah disampaikan
kepadanya)
5) Dalam keadaan bangun34
b. Syarat syah shalat rawatib
Setelah diterangkan syarat wajib shalat, maka sebelum
mengerjakannya perlu diketahui tentang syarat sah seperti
1) Suci anggota dari hadats kecil dan hadats besar
Hadas seperti junub disucikan dengan mandi dan hadas kecil
hlm. 70-71 40 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam,
(Jakarta: Presindo Media, 2003), hlm. 206
Tidak ada seorang muslim yang bershalat karena Allah semata-mata pada tiap-tiap hari, dua belas rakaat tathawwu’-selain dari shalat-shalat fardhu, melainkan didirikan oleh Allah baginya suatu rumah di dalam surga, atau melainkan didirikan untuknya sebuah rumah di dalam surga yakni : empat rakaat sebelum shalat dhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya da dua rakaat sebelum shalat shubuh. (H.R. Muslim dan Abu Daud)41
Ketika seseorang melanggengkan shalat sunnat rawatib yang telah
tersebut di dalam hadits tersebut, Allah akan membangunkan sebuah rumah
di dalam surga. Walaupun begitu dalam melaksanakannya haruslah secara
terus menerus. Tidak hanya sesekali dalam sehari besoknya tidak dan terus
seperti itu. Tetapi dilaksanakan dengan terus menerus. Sehingga menjadi
sebuah kebiasaan.
C. Metode Ceramah Plus Demonstrasi
1. Pengertian Metode Cerama plus demonstrasi
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani
”Metodhos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti
melalui dan “hodhos” yang berarti jalan atau cara untuk mencapai
tujuan.42 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan.43
Metode ceramah adalah suatu metode dimana cara menyampaikan
pengertian-pengerttian materi dilaksanakan dengan jalan penerangan dan
penuturan secara lisan.44
Metode caramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan
oleh guru terhadap kelas. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan
uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-
41 As Shidieqy, Tuntunan Shalat, hlm. 348 42 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat
Pers, 2002), hlm. 40 43 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 652 44 Zainuddin Dja’far, Didaktik Metodik, (Surabaya: Garoeda Buana Indah, 1995), hlm. 27
gambar. Tetapi metode utama berhubungan guru dengan siswa adalah
berbicara.45
Menurut Tayar Yusuf metode ceramah adalah penuturan atau
penerangan secara lisan oleh guru terhadap murid-murid di dalam kelas.
Dalam pelaksanaan metode ini untuk memberi pelajaran, biasanya guru
dibantu pula dengan alat-alat peraga atau usaha-usaha penyajian dengan
peragaan-peragaan, seperti memberi contoh-contoh mengenai keterangan-
keterangan yang diberikan, memperlihatkan gambar, lukisan,
membayangkan bentuk yang sebenarnya, dan sebagainya.46
Jadi bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan cara
dalam menyampaikan materi pelajaran dengan cara lisan, baik itu sambil
menggunakan alat bantu media gambar maupun yang lain.
Adapun beberapa ahli mendefinisikan, pengertian metode
demonstrasi:
a. Tayar Yusuf, demonstrasi berasal dari kata demonstration (to slow)
yang berarti memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan
sesuatu.47
b. Pius A. Partanto, demonstrasi berarti unjuk rasa, tindakan bersama-
sama untuk menyatakan proses pertunjukan mengenai cara
penggunaan suatu hal.48
c. Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang
guru atau orang lain yang sengaja diminta murid sendiri
memperlihatkan pada seluruh kelas tentang sesuatu proses suatu kaifah
Thoha, Habib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Semarang: Pustaka Pelajar, 2001
Usman, Basyirudin, dkk, Media Pembelajaran, Jakarta: Delia cipta Utama, 2002
Usman, Mujibur Rahman Muhammad, Aunil Ma’bud syarah imam Abu Dawud
Juz II, T. kp. Maktabah Assalafiah, t.th
Yusuf, Tayar dkk, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta:
Raja Grafindo, 2000
------------,, Ilmu Praktek Mengajar (Metodik Khusus Pengajaran Agama),
Bandung : PT. Ma'arif, 1993
Zein, Muhammad, Metodologi Agama, Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana,
t.th
Zuhairini, et. al. , Metode Mengajar Agama, Solo: Ramdani, 2004
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) (SIKLUS I)
Sekolah : MIS Karanganyar 02 Pekalongan Mata Pelajaran : Fiqih Kelas : III Alokasi Waktu : 3 x 35 menit A. Standar Kompetensi
1. Mengenal shalat sunnah rawatib B. Kompetensi Dasar
1.2 Mempraktekkan tata cara shalat sunah rawatib C. Tujuan Pembelajaran :
� Hafal bacaan-bacaan shalat sunah rawatib � Mengetahui tata cara shalat sunah rawatib � Mendemontrasikan shalat sunah rawatib
D. Materi Pembelajaran
� Praktek shalat sunah rawatib E. Metode Pembelajaran
� Ceramah Plus � Demonstrasi
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan � Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a. � Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang shalat rawatib � Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa
bahwa betapa pentingnya shalat rawatib. � Meminta siswa menyiapkan buku teks Fiqih.
2. Kegiatan Inti � Eksplorasi : Guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks
Fiqih tentang shalat rawatib yaitu do’a dan rukun-rukunnya. � Elaborasi : Siswa mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku
catatan tentang shalat rawatib yaitu tentang do’a-do’a dan rukun-rukunnya
� Konfirmasi : Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan temuannya tentang do’a dan rukun shalat sunnah rawatib sekalian menghafalnya.
� Elaborasi : Guru menjelaskan secara detail tentang doa dan rukun shalat rawatib.
� Elaborasi : Guru mendemonstrasikan tentang shalat rawatib, kemudian diikuti siswa secara bersama-sama dengan pantauan guru
� Elaborasi : guru membentuk kelompok siswa yang beranggotakan 5 siswa untuk melakukan demonstrasi shalat rawatib supaya bisa terpantau dengan mudah.
� Elaborasi : Kemudian siswa diminta mendemonstrasikannya secara sendiri-sendiri.
3. Kegiatan Penutup
� Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang shalat rawatib
� Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi shalat rawatib
� Siswa menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing G. Alat/Sumber Belajar
� Buku paket Fikih, artikel, ensiklopedi Islam dan sumber belajar lain H. Penilaian
Pekalongan, Pebruari 2011 Guru bidang studi Fiqih Ro’fah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) (SIKLUS II)
Sekolah : MIS Karanganyar 02 Pekalongan Mata Pelajaran : Fiqih Kelas : III Alokasi Waktu : 3 x 35 menit A. Standar Kompetensi
1. Mengenal shalat sunnah rawatib B. Kompetensi Dasar
1.2 Mempraktekkan tata cara shalat sunah rawatib C. Tujuan Pembelajaran :
� Hafal bacaan-bacaan shalat sunah rawatib � Mengetahui tata cara shalat sunah rawatib � Mendemontrasikan shalat sunah rawatib
D. Materi Pembelajaran
� Praktek shalat sunah rawatib E. Metode Pembelajaran
� Ceramah Plus � Demonstrasi
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan � Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a. � Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang shalat rawatib � Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa
bahwa betapa pentingnya shalat rawatib. � Meminta siswa menyiapkan buku pantauan shalat sunah rawatib.
2. Kegiatan Inti � Eksplorasi : Guru meminta masing-masing siswa membuka buku
pantauan tentang shalat rawatib. � Elaborasi : Siswa membarikan buku pantauan masing-masing kepada
guru untuk dievaluasi � Konfirmasi : Guru memberi pertanyaan tentang aktifitas shalat rawatib
siswa (baik yang menyangkut kemajuan maupun kemunduran). � Elaborasi : Guru menjelaskan kembali secara detail untuk
mengingatkan kepada siswa tentang keutamaan shalat rawatib. � Elaborasi : Guru meminta siswa satu persatu untuk
mendemonstrasikan shalat rawatib dengan pantauan guru
3. Kegiatan Penutup � Guru memberikan penguatan keutamaan tentang shalat rawatib � Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang kendala-
kendala dalam mempraktikkan shalat rawatib di rumah G. Alat/Sumber Belajar
� Buku paket Fikih, artikel, ensiklopedi Islam dan sumber belajar lain H. Penilaian