perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PEMANGKASAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : SEPTI INDRIASTUTI MAJID H 1107031 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i
40
Embed
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...PENGARUH PEMANGKASAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) SKRIPSI Untuk Memenuhi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGARUH PEMANGKASAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
BEBERAPA VARIETAS TOMAT
(Lycopersicum esculentum Mill.)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jurusan/Program Studi Agronomi
Oleh :
SEPTI INDRIASTUTI MAJID
H 1107031
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENGARUH PEMANGKASAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
BEBERAPA VARIETAS TOMAT
(Lycopersicum esculentum Mill.)
yang dipersiapkan dan disusun oleh
SEPTI INDRIASTUTI MAJID H 1107031
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : Juni 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Ketua
Ir. Suharto Pr., MP NIP. 194910101976111001
Anggota I
Ir. Sri Nyoto., MS NIP. 195708031985031001
Anggota II
Ir. Panut Sahari, MP NIP. 194905211980031001
Surakarta, Juni 2012
Mengetahui Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian Dekan
Prof. Dr. Ir. H. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 1956022519860111001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibuku tercinta dan tersayang yang tak pernah henti memanjatkan
doa-doanya.
2. Putri, nindi dan vira yang aku sayangi, terima kasih atas dukungan, motivasi
dan do’a nya.
3. Rekan-rekan seperjuangan Agronomi Non Reguler ’07 yang telah banyak
membantu baik tenaga dan do’a (Andhis, Yana, Khusnul, Nia, Aryo, Oky,
1. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang primer ......... 14 2. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang sekunder ..... 15 3. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang tersier .......... 15 4. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang kuwarter ...... 16 5. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap saat berbunga
(hst) ............................................................................................................... 17 6. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap jumlah bunga .......... 19 7. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap jumlah buah
per tanaman ................................................................................................... 20 8. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap berat buah per
Tanaman (gram) ............................................................................................ 21 9. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap persentase fruit set .. 23 10. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap diameter buah
(cm) ............................................................................................................... 25 11. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap berat
Brangkasan (gram) ........................................................................................ 26 12. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap berat kering
1. Deskripsi tanaman tomat varietas Mawar ..................................................... 33 2. Deskripsi tanaman tomat varietas Lentera .................................................... 34 3. Deskripsi tanaman tomat varietas Rempai .................................................... 35 4. Denah penelitian ........................................................................................... 36 5. Analisis ragam semua variabel pengamatan ................................................. 37 6. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
cabang primer .......................................................................................... 38 b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
cabang primer ........................................................................................... 38 c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang primer ..... 39
7. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang sekunder ....................................................................................... 39
b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap sekunder .................................................................................................... 40
c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang sekunder .. 40 8. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
cabang tersier ............................................................................................ 40 b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
cabang tersier ............................................................................................ 41 c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang tersier ...... 41
9. a. Hasil pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang kuwarter ........................................................................................ 42
b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang kuwarter ........................................................................................ 43
c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap cabang kuwarter .. 43 10. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
saat berbunga (hst) .................................................................................... 43 b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
saat berbunga ............................................................................................ 44 c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap saat berbunga ...... 44
11. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap jumlah bunga ............................................................................................ 45
b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
jumlah bunga ............................................................................................ 46 c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap jumlah bunga ....... 46
12. a Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap jumlah buah .............................................................................................. 47
b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap jumlah buah .............................................................................................. 48
c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap jumlah buah ......... 48 13. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
berat buah per tanaman (gram) ................................................................. 49 b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
berat buah ................................................................................................. 50 c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap berat buah ............ 50
14. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap Persentase fruit set .................................................................................... 51
b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap persentase fruit set .................................................................................... 52
c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap persentase fruit set ....................................................................................................................... 52
15. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap diameter buah (cm) ................................................................................... 53
b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap diameter buah ........................................................................................... 53
c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap diameter buah ...... 54 16. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
berat brangkasan segar (gram) .................................................................. 54 b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
berat brangkasan segar ............................................................................. 55 c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap berat brangkasan
segar .......................................................................................................... 55 17. a. Hasil pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
berat kering brangkasan (gram) ................................................................ 56 b. Analisis ragam pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap
berat kering brangkasan ........................................................................... 56 c. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap berat kering
PENGARUH PEMANGKASAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
BEBERAPA VARIETAS TOMAT
(Lycopersicum esculentum Mill.)
Septi indriastuti Majid
H 1107031
RINGKASAN
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sangat pontensial dibudidayakan di indonesia. Peningkatan produktifitas tomat yang diupayakan petani didalam usaha taninya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Penggunaan varietas yang baru yang unggul merupakan salah satu cara meningkatkan produktivitas dimana varietas tersebut cukup tinggi, kualitas baik, tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Penelitian ini bertujuam untuk mengetahui pengaruh pemangkasan terhadap hasil tanaman tomat dan mengetahui varietas manakah yang memberikan hasil terbaik pada tanaman tomat, serta mengetahui interaksi antara varietas dengan pemangkasan terhadap hasil tanaman tomat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012, bertempat di Desa Doyo, Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten dengan ketinggian 135 m dpl. Penelitian ini disusun secara faktorial menggunakan RAKL (Rancangan Acak Kelompok Lengkap) dengan 2 faktor perlakuan yaitu faktor pertama, macam varietas terdiri atas tiga taraf yaitu: varietas Mawar (V1), Lentera (V2) dan Rempai(V3). Faktor ke dua adalah pemangkasan terdiri dari 4 macam yaitu, (P0) tidak dipangkas, (P1) dipangkas dengan meninngalkan 2 cabang, (P2) dipangkas dengan meninggalkan 3 cabang, dan (P3)di pangkas meninggalkan 4 cabang. Tiap perlakuan diulang tiga ulangan. Data yang diperoleh analisis dengan uji F taraf 5%, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel pengamatan, perlakuan macam varietas memberikan pengaruh sangat nyata pada variabel cabang sekunder, cabang tersier, saat berbunga, jumlah buah per tanaman, dan diameter buah, dan varietas Rempai memberikan hasil nilai purata yang baik, jika dibandingkan dengan varietas lain. Kata kunci : Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.), pemangkasan,varietas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
THE EFFECT OF CUTTING ON SEVERAL TOMATO (Lycopersicum
esculentum Mill.) VARIETIES’ GROWTH AND PRODUCTIVITY
Septi indriastuti Majid
H 1107031
SUMMARY
Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) is one of fruit vegetable types very potential to cultivate in Indonesia. The improvement of tomato productivity the farmers attempt in their farming is to meet the consumer’s demand. The use of new superior variety is one way of improving the productivity in which the variety is sufficiently tall, has good quality, resistant to pest and disease. This research aims to find out the effect of cutting on the tomato plant productivity and to find out which variety gives the best yield to the tomato plant, as well as to find out the interaction between the variety and the cutting on the tomato plant yield. This research was taken place in Doyo Village, Ngawonggo, Ceper Subdistrict, Klaten Regency at 135 m altitude from October 2011 to February 2012. This study was organized in factorial manner using a Completely Group Random Design (CGRD) with 2 treatment factors: firstly, the variety types consisting of three levels: Mawar (V1), Lentera (V2) and Rempai (V3) varieties; and secondly, the cutting consisting of 4 types: no cutting (P0), cutting by leaving 2 branches (P1), cutting by leaving 3 branches (P2), and cutting by leaving 4 branches. Each treatment was repeated for three times. The data obtained was analyzed using F test at 5% level, when there was a significant difference, it was then followed by DMRT. The result of test showed that the cutting treatment did not exert significant effect on all observed variables, the variety type treatment exerted significant effect on the secondary branch, tertiary branch, during blossoming, number of fruit per plant, fruit weight per plant, and fruit diameter variables, and Rempai variety provided the good mean value, compared with other varieties. Keywords: Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.), cutting, variety
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan hortikultura merupakan salah satu aspek dari pembangunan
pertanian keseluruhannya. Permintaan komoditas hortikultura cenderung semakin
bertambah dengan adanya kenaikan jumlah penduduk, perbaikan daya beli
masyarakat dan sejalan dengan semakin baiknya kesadaran terhadap nilai gizi.
Oleh kerena itu diperlukan usaha peningkatan produksi sesuai standar permintaan.
Untuk menunjang pengembangan produksi tersebut diperlukan benih yang
bervarietas unggul, teknik budidaya yang benar. Usaha budidaya tanaman
merupakan suatu kegiatan vital dalam kelangsungan hidup manusia yang
menggunakan hasil tanaman sebagai bahan makanan utama dan untuk
mendapatkan hasil setinggi mungkin baik dari segi kuantitas maupun kualitas
(Sitompul dan Guritno, 1995).
Tanaman tomat merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sangat
pontensial dibudidayakan di indonesia. Tergantung jenis atau varietasnya,
tanaman ini dapat ditanam secara luas dari mulai dataran rendah sampai dataran
tinggi. Tanaman tomat yang cocok dikembangkan didataran rendah adalah
varietas atau kultivar yang tahan suhu panas dan juga tahan terhadap penyakit
layu bakteri (Anonim, 2009).
Peningkatan produktifitas tomat yang diupayakan petani didalam usaha
taninya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Adiyoga 2000).
Penggunaan varietas yang baru yang unggul merupakan salah satu cara
meningkatkan produktivitas dimana varietas tersebut cukup tinggi, kualitas baik,
tahan terhadap gangguan hama dan penyakit, sedangkan Sartono (1994)
menyatakan bahwa perlu di adakan penelitian untuk memperbaiki mutu buah
tomat, khususnya buah segar.
Suatu pembudidayaan tanaman tomat khususnya dalam pemangkasan
tanaman sering menemui dominansi pertumbuhan tunas apikal, yaitu hambatan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
atau pencegahan terhadap pertumbuhan kuncup-kuncup atau tunas lateral. Dengan
adanya pertumbuhan tunas tersebut akan merugikan para petani karena buah yang
dihasilkan sedikit. Untuk mengatasi adanya dominansi tunas apikal maka
diadakan pemangkasan tunas apical. Dengan adanya pemangkasan ini diharapkan
diperoleh cabang yang banyak dan bunga yang banyak sehingga diperoleh buah
yang banyak. Dalam pemangkasan yang dilakukan tidak boleh sembarangan
karena bila pemangkasan salah maka akan menjadikan tanaman rusak dan
akhirnya tidak produktif lagi (Bambang tegowati, 1994).
Pada tanaman tomat, zat tumbuh ini ternyata adalah thyamin piridoksin
yang dibentuk di daun dan cabangnya merupakan pertumbuhan dari tunas lateral.
Dengan pertumbuhan cabang yang banyak diharapkan diperoleh buah yang
banyak. Selain itu juga untuk pertumbuhan dan perkembangan buah, embrio, dan
kuncup yang berhubungan dengan zat pertumbuhan tertentu yang dibentuk oleh
tanaman.
B. Perumusan Masalah
Melihat dari latar belakang yang ada, maka permasalahan yang akan
dipelajari dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana pengaruh pemangkasan terhadap hasil tanaman tomat?
2. Varietas mana yang memberikan hasil terbaik pada tanaman tomat?
3. Adakah interaksi antara varietas dengan pemangkasan terhadap hasil tanaman
tomat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk :
1. Mengetahui pengaruh pemangkasan terhadap hasil tanaman tomat
2. Mengetahui varietas manakah yang memberikan hasil terbaik pada tanaman
tomat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3. Mengetahui interaksi antara varietas dengan pemangkasan terhadap hasil
tanaman tomat
D. Hipotesis
Diduga dengan pemangkasan setelah muncul tunas apikal diharapkan bisa
mempercepat pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tomat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Tomat
Tanaman tomat berasal dari daerah Peru dan Ekuator, kemudian menyebar
keseluruh Amerika, terutama kewilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma.
Penyebaran tanaman tomat dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan
kotorannya tersebar ke mana-mana. (Pracaya, 1998) Tomat merupakan salah satu
jenis sayuran yang dapat ditanam didataran medium sampai dataran tinggi. Sesuai
dengan kegunaannya, tomat dibutuhkan oleh banyak negara untuk pangan segar
atau industri. Kontribusi Indonesiauntuk memenuhi kebutuhan tomat negara lain
masih sangat sedikit (Pabinru, 1991).
Berdasarkan taksonomi tumbuh-tumbuhan (Rukmana, 1994) tanaman tomat
termasuk dalam:
Divisio : Spermatopyta
Sub divisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledoneae
Sub Klas : Metachlamidae
Ordo : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill.
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) adalah tumbuhan setahun,
berbentuk perdu atau semak dan termasuk dalam golongan tanaman berbunga
(Angiospermae). Bentuk daunnya bercelah menyirip tanpa stippulae (daun
penumpu). Jumlah daunnya ganjil, antara 5-7 helai. Bentuk penampang melintang
batangnya segi empat sampai bulat, berwarna hijau dan mempunyai banyak
cabang. Akarnya akar tunggang dengan akar samping yang menjalar di seluruh
permukaan atas. Hampir semua bagian tanaman tomat berbulu halus bahkan ada
yang tajam, kecuali pada akar dan mahkotanya (Tugiyono, 1995).
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Bunga tanaman tomat tersusun dalam rangkaian bunga yang jumlah kuntum
bunganya beragam antara varietas, kuntum bunga tomat terdiri dari atas 5 daun
kelopak dan 5 helai mahkota, bakal buah, kepala putik, tangkai putik serta benang
sari. Sebagian besar bunga tomat menyerbuk sendiri, tetapi dapat juga dilakukan
persilangan. Buah tomat umumnya berbentuk bulat, bulat pipih dan oval dengan
ukuran panjang 4-7 cm, diameter 3-8 cm. Sruktur buah tomat berada di atas
tangkai buah, kulitnya tipis, halus dan bila sudah masak berwarna merah muda,
merah dan juga kuning (Rukmana, 1994).
B. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Tanaman tomat memiliki daya penyesuaian (adaptasi) cukup luas terhadap
lingkunagn tumbuhnya. Di Indonesia tanaman tomat dapat tumbuh di dataran
rendah sampai dataran tinggi pda ketinggian antara 1000 – 1250 m dari
permukaan laut (dpl). Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai
tanah pasir sampai tanah lempung. Akan tetapi, tanah yang ideal adalah tanah
lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta
unsur hara, dan mudah merembeskan air. Tanah yang selalu tergenang air
menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan mati. Tanaman tomat tumbuh baik
pada tanah ber-pH 6,0 sampai 7,0. Udara yang sangat dingin dan embun beku
dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tomat menjadi jelek, bahkan mungkin
mati, Pertumbuhan tanaman tomat akan baik bila udara sejuk, suhu pada malam
hari antara 100C- 200C dan pada siang hari antara 180C-290C. Suhu yang terlalu
tinggi meyebabkan banyak buah rusak terkena sengatan matahari, suhu di bawah
400C menyebabkan pertumbuhan terhambat, sedang pada suhu 00C tanaman
tomat tidak dapat hidup (mati).
Tanaman tomat membutuhkan banyak sinar matahari untuk
pertumbuhannya (8jam/hari) dan hujan yang cukup tinggi, yaitu 750-1250
mm/tahun. Tomat secara umum dapat ditanam di dataran rendah, medium, dan
tinggi, tergantung varietasnya. Meskipun demikian tanaman ini tidak tahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
terhadap sinar matahari yang terik dan hujan lebat (Rukmana, 1994). Waktu
tanam yang baik untuk tanaman tomat adalah dua bulan sebelum musim hujan
berakhir, sehingga sewaktu musim kemarau atau menjelang musim kemarau di
harapkan tanaman tomat sudah berbuah ( Tugiyono, 1995).
C. Pemangkasan
Tanaman tomat memerlukan perhatian khusus dalam pemeliharaannya.
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan kurang baik, maka kemungkinan
kegagalan panen akan besar, salah satu usaha pemeliharaan tanaman adalah
pemangkasan (Soetopo, 2002).
Pemangkasan tanaman adalah memotong pucuk tanaman, sehingga tanaman
tumbuh baik dan sehat dengan peredaran yang cukup serta mendapatkan sinar
matahari. Tujuannya adalah merangsang pertumbuhan cabang, meremajakan
cabang yang telah tua dan merangsang untuk cepat berbunga dan berbuah
(Arief, 2000). Dalam hubungannya dengan pemangkasan untuk merangsang
pertumbuhan cabang, didukung oleh adanya auksin pada dominansi apikal.
Berkaitan dengan auksin yang dibuat di pucuk batang tanaman yang distribusinya
secara basipetal, yaitu dari pucuk ke arah dasar. Pengangkutan yang menuju
kebawah akan mengakibatkan konsentrasi auksin di bagian bawah lebih besar
daripada konsentrasi auksin yang dipucuk batang. Konsentrasi auksin yang terlalu
besar ini dapat menghambat pertumbuhan tunas (Wilkins, 1999).
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain
adalah Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada tanaman (plant regulator). Contoh zat
pengatur tumbuh itu antara lain adalah auksin. Auksin dibentuk di koleoptil atau
ujung batang dan akar yang berfungsi pada pemanjangan tunas apikal (tunas
pertama yang tumbuh cepat), akibat dari dominansi apikal, yaitu terhambatnya
pertumbuhan tunas lateral (tunas ketiak daun). Untuk itu pemangkasan tunas
apikal perlu dilakukan agar tunas lateral dapat tumbuh. Pertumbuhan tunas lateral
menimbulkan terbentuknya cabang batang yang cukup banyak pada ketiak batang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
utama. Di lain pihak pemangkasan pucuk batang menyebabkan pertumbuhan
tunas apikal terhambat sehingga tanaman tidak terlalu tinggi dan mempunyai
cabang yang banyak sehingga pembentukan bunga banyak. Bunga yang abnyak
tersebut dapat diartikan sebagai adanya hasil tanaman yang baik (Anonim, 2010).
Apabila tujuan yang diinginkan adalah hasil buah, maka dapat dilakukan
pemangkasan secara selektif dengan mngurangi bagian yang tidak produktif,
selanjutnta bagian yang produktif akan membantu meneruskan energi tanaman
kedalam pembungaan dan pembuahan (Kusumo 2000).
D. Varietas
Varietas yang ditanam ada tiga yaitu, varietas Mawar, varietas Lentera, dan
varietas Rempai. Deskripsi dari Varietas Mawar yaitu umur panen sekitar 60 hst,
tinggi tanaman 50 cm- 90 cm, warna daunnya hijau, lebar daun 10 – 25 cm,
bentuk tomat bulat berlekuk, jumlah buah 20 buah/ kg, toleran terhadap penyakit
layu, cocok ditanam untuk dataran rendah, dan tipe pertumbuhan determinante.
Deskripsi dari Varietas Lentera yaitu, umur panen sekitar 60 hst, tinggi tanaman
50 -80 cm, warna daunnya hijau, lebar daun 10 – 25 cm, bentuk tomat bulat
lonjong, tahan layu bakteri (bacterial wilt), layu Verticillium dan Fusarium
race,di tanam di dataran rendah, dan tipe pertumbuhan determinane. Deskripsi
dari Varietas Rempai, yaitu umur panen sekitar 70 – 75 hst, ti nggi tanaman 50-80
cm,warna daun hijau, lebar daun 10 – 25 cm, bentuk tomat bulat seperti buah
cerry, toleran terhadap layu bakteri, di tanam di dataran rendah, dan tipe
pertumbuhan determinate (Anonim, 2011).
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012,
bertempat di Desa Doyo, Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten
dengan ketinggian 135 m dpl.
B. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul, sabit, rol meter, gembor, hand
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 10.b), menunjukkan bahwa perlakuan
varietas memberikan hasil sangat nyata pada variabel saat berbunga tanaman
tomat. Perlakuan pemangkasan dari hasil analisis ragam tidak memberikan hasil
yang berbeda nyata serta tidak terjadi interaksi antara varietas dan pemangkasan.
Dari tabel 5, menunjukkan pemangkasan memberikan pengaruh tidak berbeda
nyata terhadap saat berbunga, Hal ini disebabkan bahwa pemangkasan akan
dapat mengurangi bagian yang tidak produktif, sehingga sumber makanan dalam
proporsi tinggi yang dihasilkan selama pertumbuhan dapat dialihkan untuk
pembungaan dan pembuahan. Sedangkan macam varietas menunjukkan bahwa
varietas Mawar dan Rempai berpengaruh tidak berbeda nyata sedangkan varietas
Lentera memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah ini dan tidak terjadi
interaksi antar kedua perlakuan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
tertinggi terdapat pada perlakuan varietas Rempai yaitu 9,61, varietas Mawar
9,33, sedangkan rata-rata terendah terdapat pada varietas Lentera yaitu 6,50.
Tumbuhnya bunga pada suatu tanaman lebih dahulu harus mencapai
kedewasaan untuk menghasilkan bunga, selain itu juga tergantung pada faktor-
faktor dalam maupun faktor luar, hal ini sesuai dengan pendapat Dwijoseputro
(1994), bahwa pembungaan sangat dipengaruhi oleh zat-zat didalam tanaman itu
sendiri seperti hormon, juga oleh faktor luar seperti suhu, cahaya, dan zat
makanan.
C. Jumlah Bunga
Bunga merupakan indikator bahwa tanaman telah masuk pada fase
reproduktif. Untuk pembentukan bunga tanaman membutuhkan asimilat yang
lebih banyak daripada fase vegetatif, karena bunga merupakan organ penarik
asimilat yang kuat. Jumlah bunga dihitung pada bunga yang muncul pada setiap
tanaman saat pegamatan.
Bunga merupakan salah satu organ generatif tanaman, fase generatif
meliputi pembentukan kuncup bunga, pembentukan buah dan biji. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Darjanto dan Satifah (1990) apabila tanaman itu telah mencapai tingkat dewasa
dan telah mempunyai persediaan zat cadangan cukup banyak, maka tanaman
dapat mengalami perubahan kualitatif menuju arah pembungaan. Dalam fase
pertama tanaman akan membentuk primordia bunga yaitu bakal bunga yang akan
tumbuh menjadi kuncup bunga. Tanpa pembentukan primordia terlebih dahulu
tidak akan terjadi kuncup bunga. Dengan terbentuknya primordia bunga maka
tanaman mulai mengalami peralihan pertumbuhan dari fase vegetatif ke fase
generatif.
Tabel 6. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap jumlah bunga
Varietas Pemangkasan
Purata 0 2 3 4
Mawar 9,40 8,64 7,14 11,19 9,09 a Lentera 9,05 8,56 8,81 9,64 9,01 a Rempai 11,72 9,21 13,17 13,81 15,97 a Purata 10,05 a 8,80 a 9,70 a 11,54 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 11.b) menunjukan perlakuan
pemangkasan tidak berbeda nyata, sedangkan macam varietas berbeda nyata
terhadap variabel jumlah bunga. Dari hasil pengaruh jumlah bunga pada Tabel 6,
menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan tidak berbeda nyata, menurut
Soetopo (2002), Hal ini disebabkan diduga bahwa adanya pemangkasan cabang
maka akan mengurangi bagian tanaman atau cabang-cabang tanaman, dimana
setiap cabang tersebut mempunyai kemampuan untuk berproduksi sedangkan
macam varietas tidak berbeda nyata terhadap semua perlakuan, Hal ini
disebabkan karena faktor genetik (varietas), yaitu ada varietas-varietas yang dapat
berbunga lebih cepat dan ada varietas yang berbunga lebih lambat. Berbagai
faktor luar lingkungan misalnya cahaya matahari dan air juga dapat menentukan
jumlah bunga pada tanaman karena dari proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat
yang digunakan untuk pembentukan jumlah bunga tanaman. Varietas Mawar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Lentera dan Rempai memiliki tipe pertumbuhan determinate yaitu pertumbuhan
vegetatifnya akan berhenti apabila memasuki fase generatif sehingga hasil
fotosintesisnya hanya digunakan untuk pertumbuhan generatif (pembentukan
bunga). Menurut pendapat Haryadi (2002), bahwa karbohidrat sebagian besar
digunakan tanaman pada fase generatif yang meliputi pembentukan dan
perkembangan kuncup bunga, buah dan biji.
D. Jumlah Buah per tanaman
Jumlah buah yang dapat dipanen tergantung dari banyaknya buah muda
yang tetap berkembang dan mengalami pemasakan. Jumlah buah yang dipanen
biasanya lebih kecil daripada jumlah buah muda. Hal ini disebabkan karena tidak
semua buah yang telah terbentuk dapat tumbuh terus hingga menjadi buah masak.
Tabel 7. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap jumlah buah pertanaman
Varietas Pemangkasan
Purata 0 2 3 4
Mawar 6,92 6,43 6,26 10,55 7,73 a Lentera 6,69 4,85 5,48 4,62 5,76 a Rempai 8,30 6,63 8,61 11,53 9,90 b Purata 7,56 a 6,37 a 7,74 a 9,53 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 12.b), menunjukkan bahwa perlakuan
varietas memberikan hasil sangat nyata pada variabel jumlah buah tanaman tomat.
Perlakuan pemangkasan dari hasil analisis ragam tidak berbeda nyata serta tidak
terjadi interaksi antara varietas dan pemangkasan.
Berdasarkan pengaruh jumlah buah per tanama pada Tabel 7, menunjukkan
pemangkasan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap jumlah buah,
Hal ini sesuai dengan pernyataaan Supena (1996) berkurangnya jumlah buah yang
di pelihara dalam satu pohon dapat menurunkan prosentase buah gugur per
pohon, hal ini di duga sehubungan dengan suplai zat makanan ke dalam buah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
tingkat persaingan buah yang terletak dalam satu pohon untuk mendapatkan
fotosintat tersebut. Pada tanaman jumlah buah yang terbatas, tingkat persaingan
buah dalam mendapatkan fotosintat menjadi makin kecil sehingga suplai
fotosintat dari organ “source” daun mencukupi kebutuhan semua buah yang pada
akhirnya dapat memperkecil tingkat keguguran buah.
Menurut Fadillah (2007) tidak semua buah yang terbentuk tumbuh terus
hingga menjadi buah masak. Dalam pertumbuhan menjadi buah diperlukan nutrisi
mineral yang cukup banyak untuk terjadi mobilisasi dan transport dari bagian
vegetatif ketempat perkembangan buah. Menurut Sutedjo (1995) untuk
mendorong pembentukan buah, diperlukan dalam jumlah yang cukup. Selain itu
juga berhubungan dengan jumlah karbohidrat yang diperoleh hasil fotosintesis.
Tanaman yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi cenderung akan
menghasilkan jumlah buah yang lebih banyak.
E. Berat Buah pertanaman
Biji dan buah dibentuk bersamaan, dimulai dari berbunga dan berakhir
setelah tanaman dewasa. Buah merupakan tempat akumulasi bahan pangan yang
disimpan oleh tanaman, oleh karena itu semakin cepat proses penumpukan bahan
mentah buah maka semakin cepat dalam jaringan buah itu berkembang menjadi
buah matang ( Jumin, 2002).
Tabel 8. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap berat buah per tanaman
Varietas Pemangkasan
Purata 0 2 3 4
Mawar 84,43 80,61 46,67 60,01 67,93 a Lentera 98,61 60,20 82,51 34,52 68,96 a Rempai 83,53 50,87 61,36 74,20 67,49 a Purata 88,86 a 63,89 a 63,51 a 56,24 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 13.b), menunjukkan bahwa perlakuan
pemangkasan dan varietas dari tidak memberikan hasil yang berbeda nyata serta
tidak terjadi interaksi antara varietas dan pemangkasan.
Dari Tabel 8, menunjukkan pemangkasan memberikan pengaruh tidak
berbeda nyata terhadap berat buah per tanaman, Hal ini dikarenakan jumlah daun
yang tinggi, sehingga diduga dapat memanfaatkan energi sinar secara efisien
dengan demikian karbohidrat yang di hasilkan dapat lebih banyak. Winarno
(1979) mengemukakan bahwa pembelahan sel buah terjadi segera setelah
berlangsungnya pembuahan yang kemudian diikuti dengan pembesaran atau
pengembangan sampai ukuran maksimum. Berlangsungnya proses ini
dipengaruhi oleh ketersediaan karbohidrat semakin banyak karbohidrat semakin
ada potensi, semakin besar bobot buahnya, sedangkan macam varietas
menunjukkan tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan kemampuan mengambil
unsur-unsur hara membentuk zat-zat cadangan makanan seperti karbohidrat,
lemak, protein ditentukan oleh perakaran tanaman.
Menurut Isdarmanto (2009), pertumbuhan buah pada umumnya tergantung
pada ketersediaan makanan dan beratnya persaingan antara pusat-pusat
pertumbuhan. Dengan kaitan peningkatan berat buah dipengaruhi oleh banyaknya
hasil fotosintesis yang dihasilkan tanaman, semakin banyak hasil fotosintesis
maka cadangan makanan semakin banyak pula dan dapat digunakan untuk
meningkatkan berat buah.
Berat buah dipengaruhi oleh kondisi setelah pembungaan, misalnya
tersedianya zat-zat makanan, serta baik buruknya kondisi lingkungan akan
mempengaruhi banyak sedikitnya jumlah karbohodrat yang dihasilkan dalam
proses fotosintesis dan selanjutnya akan menentukan ukuran berat buah Barber et
al, (1985) Adanya perbedaan ukuran berat buah tersebut disebabkan oleh adanya
perbedaan dalam pembesaran buah ( Boswell, 1985).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
F. Presentase Fruit set
Pengamatan presentase pembentukan buah dilakukan pada saat panen
terakhir, persentase pembentukan buah menunjukkan perbandingan jumlah bunga
yang berkembang menjadi buah. Cara menghitung prensentase fruit set dilakukan
dengan menghitung jumlah buah yang terbentuk dibagi jumlah bunga pada tiap
tanaman yang dinyatakan dalam bentuk persen (%). Permulaan pertumbuhan dan
perkembangan buah yang biasanya dimulai dengan fertilisasi disebut fruit set.
Fruit set dikaitkan dengan jumlah fisiologis, termasuk pertumbuhan bunga yang
cepat dan penuaan bunga (Gardner et al., 1991).
Tabel 9. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap persentase fruit set
Varietas Pemangkasan
Purata 0 2 3 4
Mawar 0,73 0,82 0,88 0,45 0,72 a Lentera 0,78 0,56 0,63 0,63 0,65 a Rempai 0,47 0,70 0,69 0,82 0,67 a Purata 0,66 a 0,69 a 0,73 a 0,63 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 14.b), menunjukkan bahwa perlakuan
pemangkasan dan varietas menunjukkan tidak berbeda nyata, serta tidak terjadi
interaksi antara varietas dan pemangkasan.
Berdasarkan Tabel 9, pengaruh persentase fruit set menunjukkan
pemangkasan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap persentase
pembentukan buah, Hal ini diduga bahwa akibat pemangkasan zat-zat terlarut
hasil fotosintesis yang dialirkan dari daun keseluruh bagian tanaman mengalami
hambatan akibat berkurangnya daun sebagai tempat berlangsungnya proses
fotosintesa. Soetopo (2002) mengemukakan bahwa infeksi pada luka bekas
pemangkasan menimbulkan gangguan fisiologis pada pertumbuhan tanaman dan
pembentukan buah, karena tanaman mengalami proses pertumbuhan setiap kali
pemangkasan, Sedangkan macam varietas memberikan pengaruh tidak berbeda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
nyata dan tidak ada interaksi antara kedua perlakuan. Sesuai pendapat Yuliani
(2007) Varietas Mawar merupakan varietas paling tahan terhadap perubahan
cuaca sehingga peralihan dari vegetatif ke generatif pun berjalan sebagaimana
mestinya, ditambah Gadner et al., (1991) bahwa investasi hasil asimilasi dalam
pertumbuhan vegetatif menentukan produktifitas pada tingkat perkembangan
berikutnya.
Menurut Fadillah (2007), tidak semua buah yang terbentuk dapat tumbuh
terus hingga menjadi buah masak. Dalam pertumbuhan menjadi buah diperlukan
nutrisi mineral yang cukup banyak untuk terjadinya mobilisasi dan transport dari
bagian vegetatif ke tempat perkembangan buah dan biji. Banyaknya bunga yang
terbentuk tiap tanaman menyebabkan terjadinya persaingan dalam mendapatkan
hasil fotosintesis untuk pertumbuhan menjadi buah, sehingga semakin sedikit
hasil fotosintesis yang diserap mengakibatkan banyak bunga yang tidak dapat
berkembang menjadi buah, karena pada saat pembentukan bunga menjadi buah
tanaman membutuhkan unsur hara lebih banyak dibandingkan saat pembentukan
buah, pada umumnya semakin banyak bunga terbentuk semakin banyak pula
jumlah yang akan mengalami penyerbukan dan pembuahan
(Darjanto dan Satifah, 1990).
G. Diameter buah
Pertumbuhan buah dapat diukur dengan peningkatan ukuran diameter
panjang buah berat basah atau kering. Bentuk buah mengalami perubahan selama
pertumbuhan (Ashari, 2002). Ukuran buah yang dihasilkan suatu tanaman
dipengaruhi oleh jenis varietas dan lingkungan yang mendukung dalam
pertumbuhan tanaman. Besar kecil buah dapat diukur dengan diameter buah.
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan unsur hara yang cukup
untuk pertumbuhan tanaman.
Secara genotipik dan fenotipik, semakin lebar mahkota semakin tinggi
mahkota maka semakin besar diameter buah, karena mahkota memiliki khlorofil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
untuk melakukan proses fotosintesis dari mahkota, digunakan untuk
perkembangan buah (Soetasad et al., 2003).
Tabel 10. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap diameter buah
Varietas Pemangkasan
Purata 0 2 3 4
Mawar 3,13 2,75 2,91 2,59 2,84 b Lentera 3,37 3,49 3,35 2,86 3,27 c Rempai 1,80 1,82 1,88 1,85 1,84 a Purata 2,76 a 2,69 a 2,71 a 2,43 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 15.b), menunjukkan bahwa perlakuan
varietas memberikan hasil sangat nyata pada variabel diameter buah tanaman
tomat. Perlakuan pemangkasan dari hasil analisis ragam tidak memberikan hasil
yang berbedanyata serta tidak terjadi interaksi antara varietas dan pemangkasan.
Berdasarkan analisis ragam perlakuan varietas menunjukkan hasil yang sangat
nyata, maka dari itu perlu dilakukan uji Duncan untuk mengetahui varietas mana
yang menunjukkan hasil berbeda sangat nyata pada variabel diameter buah.
Pada Tabel 10, menunjukkan bahwa tidak ada interaksi pemangkasan, hal
ini disebabkan bahwa cabangnya banyak maka buahnya juga banyak
mengakibatkan fotosintat rendah menyebabkan diameter buah kecil Purbiati
(1993), sedangkan macam varietas, Perlakuan macam varietas Mawar, Lentera
dan Rempai berpengaruh nyata pada diameter buah, sedangkan rata-rata tertinggi
terdapat pada varietas Lentera, yaitu 3,27, varietas Mawar yaitu 2,84, sedangkan
rata-rata terendah, yaitu 1,84 yang terdapat pada varietas Rempai. Menurut
Roeslan (2004) secara genotipik dan fenotipik, semakin lebar mahkota semakin
tinggi mahkota maka semakin besar diameter buah, karena mahkota memiliki
khlorofil untuk melakukan proses fotosintesis dari mahkota digunakan untuk
perkembangan buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
H. Berat Segar Brangkasan
Biomassa tanaman merupakan ukuran yang paling sering digunakan untuk
menggambarkan dan mempelajari pertumbuhan tanaman. Ini didasarkan atas
kenyataan bahwa taksiran biomassa (berat tanaman) relatif mudah diukur dan
merupakan integrasi dari hampir semua peristiwa yang dialami tanaman
sebelumnya. Sehingga parameter ini merupakan indikator pertumbuhan yang
paling representatif apabila tujuan utama adalah untuk mendapatkan penampilan
keseluruhan pertumbuhan tanaman atau suatu organ tertentu (Sitompul dan
Guritno, 1995). Tajuk tanaman merupakan bagian tanaman yang terdapat di atas
permukaan tanah. Pengukuran berat segar tajuk tanaman merupakan salah satu
parameter yang penting dalam usaha budidaya tanaman sayuran.
Tabel 11. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap berat segar brangkasan
Varietas Pemangkasan
Purata 0 2 3 4
Mawar 3,44 2,43 2,77 2,78 2,85 a Lentera 1,43 2,34 1,98 1,08 1,71 a Rempai 1,82 1,54 3,00 2,02 2,10 a Purata 2,23 a 2,03 a 2,58 a 1,96a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 16.b) menunjukkan bahwa perlakuan
varietas memberikan hasil berpengaruh tidak nyata pada berat segar brangkasan
tanaman tomat. Perlakuan pemangkasan dari hasil analisis ragam tidak
memberikan hasil yang tidak nyata serta tidak terjadi interaksi antara varietas dan
pemangkasan.
Berdasarkan Tabel 11, berat segar brangkasan, bahwa macam varietas tidak
berbeda nyata terhadap semua perlakuan pemangkasan, Hal ini dapat terjadi
karena berat segar brangkasan berkaitan dengan jumlah cabang dan jumlah bunga.
Seperti yang dijelaskan oleh Sumarni dan Rosliani (2006), unsur hara yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
diserap akan digunakan untuk proses metabolisme yaitu fotosintesis dan respirasi,
dimana daun berperan penting dalam proses fotosintesis yang menghasilkan
fotosintat. Fotosintat tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman seperti jumlah cabang, jumlah bunga baru sehingga berat segar makin
meningkat.
I. Berat Kering Brangkasan
Berat kering merupakan bahan organik yang terdapat dalam bentuk
biomassa. Biomassa ini merupakan cermin dari peningkatan energi oleh tanaman
pada proses fotosintesis. Semakin tertinggi berat kering brangkasan ini
menunjukkan bahwa proses fotosintesis berjalan dengan baik (Haryadi, 2002).
Tabel 12. Pengaruh pemangkasan dan macam varietas terhadap berat kering brangkasan
Varietas Pemangkasan
Purata 0 2 3 4
Mawar 59,91 82,84 78,10 75,41 74,07 a Lentera 47,80 65,44 33,61 31,55 44,60 a Rempai 53,84 49,73 72,82 65,83 60,55 a Purata 53,85 a 66,00 a 61,51 a 57,59 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom maupun baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 17.b) menunjukan perlakuan
pemangkasan dan macam varietas tidak nyata terhadap variabel berat kering
brangkasan. Perlakuan pemangkasan dari hasil analisis ragam tidak memberikan
hasil yang tidak nyata serta tidak terjadi interaksi antara varietas dan
pemangkasan. Berdasarkan Tabel 12, hasil berat kering brangkasan,
menunjukkan bahwa tidak ada interaksi pemangkasan dan macam varietas.
Perlakuan macam varietas Mawar, Lentera dan Rempai tidak berbeda nyata, Hal
ini terjadi karena tanaman selama masa hidupnya membentuk biomassa yang
digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya, sehingga perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
akumulasi biomassa dengan varietas akan terjadi dan merupakan indikator
pertumbuhan tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995) .
Berat kering brangkasan memberikan hasil yang sebanding dengan berat
segar brangkasan. Berat kering brangkasan merupakan akibat dari penimbunan
hasil bersih asimilasi CO2 (Salisbury dan Ross,1992). Poelongan et al. (2004)
mengemukakan bahwa berat kering brangkasan mencerminkan nutrisi tanaman
karena tergantung dari laju fotosintesis dan respirasi, untuk mengetahui hasil
proses fotosintesis yang terjadi pada tanaman adalah dengan menentukan berat
kering yang dihasilkan dan pertambahan ukuran bagian tanaman yang
mengakibatkan bertambahnya biomassa tanaman dalam hal ini berat kering
tanaman. Kegiatan fotosintesis yang besar menghasilkan bahan kering yang besar
pula. Ini sesuai dengan penelitian Rahayu (2002) yang menyatakan bahwa
peningkatan berat kering merupakan akibat dari peningkatan fotosintesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Perlakuan pemangkasan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
semua variabel pengamatan.
2. Perlakuan macam varietas memberikan pengaruh sangat nyata pada variabel
jumlah cabang sekunder yaitu sebesar 7,655, jumlah cabang tersier yaitu
sebesar 8,164, saat berbunga yaitu sebesar 6,916, jumlah buah per tanaman
yaitu sebesar 12,312, dan diameter buah yaitu sebesar 48,619, dan
berpengaruh nyata pada jumlah bunga yaitu sebesar 4,488.
3. Varietas Rempai memberikan hasil nilai purata yang baik, jika dibandingkan
dengan varietas lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pemangkasan dan sebaiknya menanam tomat varietas rempai,
karena dapat memberikan hasil terbaik jika dibandingkan varietas lentera dan