perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEKTIVITAS METO HASIL BELAJAR MENGANAL TERHADAP KELAS T I FAKULTAS KE UNIV i ODE PEMBELAJARAN STAD DAN TGT P R GEOGRAFI PADA KOMPETENSI DASA LISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA KEHIDUPAN DI MUKA BUMI SISWA X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi Disusun Oleh : Innastiti Listalining Rahayu K 5405023 EGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN VERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 PADA AR
148
Embed
fakultas keguruan universitas s ultas keguruan dan ilmu pendidikan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN
HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA
MENGANALISI
TERHADAP KEHIDUPAN
KELAS
TAHUN AJARAN 2009/2010
Innastiti Listalining Rahayu
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
i
METODE PEMBELAJARAN STAD DAN TGT PADA
HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA KOMPETENSI DASAR
MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI SISWA
KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Disusun Oleh :
Innastiti Listalining Rahayu
K 5405023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
PADA
KOMPETENSI DASAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN STAD DAN TGT PADA
HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA KOMPETENSI DASAR
MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI SISWA
KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh :
Innastiti Listalining Rahayu
K 5405023
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Innastiti Listalining Rahayu, K5405023. “EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN STAD DAN TGT PADA HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010”. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Februari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar Geografi antara yang menggunakan metode pembelajaran STAD, TGT, dan Ceramah Tanya Jawab pada kompetensi dasar ”Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta, (2) perbedaan hasil belajar Geografi antara yang menggunakan metode pembelajaran STAD dan metode pembelajaran TGT pada kompetensi dasar ”Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta, (3) perbedaan hasil belajar Geografi antara yang menggunakan metode pembelajaran STAD dan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab pada kompetensi dasar ”Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta, (4) perbedaan hasil belajar Geografi antara yang menggunakan metode pembelajaran TGT dan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab pada kompetensi dasar ”Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Sampel diambil dengan teknik sampling acak sederhana. Sampel yang terpilih adalah Kelas X-1, Kelas X-3, dan Kelas X-5. Teknik pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan teknik tes dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Kovarian.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Ada perbedaan hasil belajar Geografi antara yang menggunakan metode pembelajaran STAD, TGT, dan Ceramah Tanya Jawab pada kompetensi dasar ”Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta, (2) Hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran STAD sama efektivnya dengan hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran TGT pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta, (3) Hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran STAD lebih efektiv daripada hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta, (4) Hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran TGT lebih efektiv daripada hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Innastiti Listalining Rahayu, K5405023. “THE EFFECTIVENESS OF STAD AND TGT LEARNING METHOD AGAINST GEOGRAPHIC LEARNING RESULT ON BASIC COMPETENCY OF HYDROSPHERE ANALYSING AND IMPACT TO THE LIFE IN THE EARTH FOR CLASS X STUDENTS AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 2 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR OF 2009/2010”. Thesis, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University. February 2011. The aims of this research was to know : (1) The difference of Geographic learning result between using STAD learning method, TGT, and Lecture Question Answer method on basic competent of hydrosphere analysing and impact to the life in the earth for Class X students at State Senior High School 2 Surakarta. (2) The difference of Geographic learning result between using STAD learning method and TGT learning method on basic competent of hydrosphere analysing and impact to the life in the earth for Class X students at State Senior High School 2 Surakarta. (3) The difference of Geographic learning result between using STAD learning method and Lecture Question Answer method on basic competent of hydrosphere analysing and impact to the life in the earth for Class X students at State Senior High School 2 Surakarta. (4) The difference of Geographic learning result between using TGT learning method and Lecture Question Answer method on basic competent of hydrosphere analysing and impact to the life in the earth for Class X students at State Senior High School 2 Surakarta. This research used an experimental research method. The population was all student of Class X at State Senior High School 2 Surakarta in academic year of 2009/2010. Sampels were taken by simple random sampling technique. The selected samples were Class X-1, Class X-3, and Class X-5. Data collection techniques of the students result learning used test technique s in the form of multiple choice objective test. The data was analysed by Covarian Analyse (Ancova). The result of this research showed : (1) There were difference in Geographic learning result between using STAD learning method, TGT learning method, and Lecture Question Answer learning method on basic competent of hydrosphere analysing and impact to the life in the earth for Class X students at State Senior High School 2 Surakarta. (2) Geographic learning result with tht STAD learning method was as effective as TGT learning method on basic competent of hydrosphere analysing and impact to the life in the earth for Class X students at State Senior High School 2 Surakarta. (3) Geographic learning result with STAD learning method was more effective than Lecture Question Answer method on basic competent of hydrosphere analysing and impact to the life in the earth for Class X students at State Senior High School 2 Surakarta. (4) Geographic learning result with TGT learning method was more effective than Lecture Question Answer method on basic competent of hydrosphere analysing and impact to the life in the earth for Class X students at State Senior High School 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian
untuknya. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)
Belajar bagaimana cara belajar adalah keahlian terpenting dalam hidup. (Anonymous)
"Di tiap jengkal kehidupan, sang hujan memang harus tercurahkan. Kadang hari-hari memang harus dilalui dalam selingkup awan kelabu dan kedukaan,
tetapi jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu yang mampu bertahan, melengkung melawan terpaan angin.
(Anonymous)
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.
(Abu Bakar Sibli)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Sebentuk karya kecil ini dipersembahkan kepada :
Bapak & mama tercinta, orang tua terhebatku,
Terima kasih tak terkira atas do’a dan kesabarannya yang tiada bertepi.
Malaikatku...Abdi Eka Wicaksono.
Mas Harso.
Bang Edy Wibowo,beribu terima kasih atas bantuan dan motivasinya.
Sahabat terbaik sepanjang masa...Geografi Brotherhood ’05,
Terima kasih atas persaudaraan hangat yang tercipta...
Almamater yang kubanggakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Efektivitas Metode Pembelajaran STAD dan TGT pada
Hasil Belajar Geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan
Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMA Negeri 2
Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010” sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Program S1 Pendidikan Geografi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Selain karena kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, keberhasilan
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah berkenan memberikan
ijin dan fasilitas dalam menempuh pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Geografi, khususnya dalam penyususan skripsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang
telah memberikan ijin untuk penelitian.
3. Drs. Partoso Hadi, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan ijin, dukungan, serta petunjuk bagi penulis dalam meyelesaikan
skripsi ini.
4. Setya Nugraha, S.Si, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
yang telah begitu sabar memberikan motivasi, saran, dan pembelajaran hidup
yang tidak mungkin akan penulis lupakan selamanya. Semoga penulis mampu
meneladani beliau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
5. Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si, selaku pembimbing pertama yang telah begitu
sabar memberikan bimbingan, motivasi, arahan, saran, petunjuk, dan dukungan
bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Dr. Sarwono, M.Pd, selaku pembimbing kedua yang telah begitu sabar
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, saran, petunjuk, dan dukungan bagi
penulis dalam penulisan skripsi ini.
7. Pipit Wijayanti, S.Si, M.Sc selaku Pembimbing Akademik yang begitu sabar
telah memberikan pengarahan maupun motivasi kepada penulis selama belajar
di UNS.
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi FKIP UNS yang
telah memberi limpahan ilmu selama penulis belajar di UNS.
9. Drs. Sukardjo, MA, selaku Kepala SMA Negeri 2 Surakarta yang telah
memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
10. Agus Sugiarto, S.Pd, selaku Guru Geografi SMA Negeri 2 Surakarta atas
beribu bantuan, arahan dan masukannya selama pengambilan data.
11. Siswa – siswi SMA Negeri 2 Surakarta atas kerjasama yang telah diberikan
saat pengambilan data.
12. Petugas Perpustakaan Prodi Pendidikan Geografi, Perpustakaan FKIP UNS,
Perpustakaan Pusat UNS, terima kasih atas segala bantuan yang diberikan.
13. Keluarga kecilku di Solo : Arum Wulandhanie, Monik Arumi, Nova
Menjelaskan gerakan air laut, (k) Mengidentifikasi kualitas air laut di Indonesia,
(m) Menjelaskan manfaat perairan laut.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Sudjana (2008: 22) adalah “Kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35 dan menurut Hasibuan dan Moedjiono (1988: 3-4) “Hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.”
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun
ketrampilan motorik dan di sekolah, hasil belajar ini dapat dilihat dari
penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. (Sukmadinata, 2003:
102).
Masidjo (1995: 25) mengemukakan bahwa ”Hasil belajar merupakan
hasil akhir yang dicapai oleh anak didik dalam mengikuti seluruh program studi
yang telah direncanakan dalam rangkaian kegiatan belajar, bisa dinyatakan
dengan nilai-nilai yang diperoleh melalui tes formatif. Tes formatif diperoleh
melalui ujian formatif yang memuat sebagian bahan pelajaran untuk mencapai
sebagian bidang hasil belajar. Bidang hasil belajar dalam penilaian tes formatif
itu misalnya adalah ulangan harian, tes sisipan 1, tes sisipan 2, yang isinya
merupakan sebagian dari bahan pelajaran”.
Kesimpulan dari pendapat di atas, yaitu bahwa hasil belajar adalah hasil
yang menunjukkan penguasaan siswa akan materi pelajaran yang ditempuhnya.
Hasil belajar siswa tidak akan tampak jika siswa belum melakukan suatu usaha
yang diperoleh melalui aktivitas belajar.
Belajar memegang peranan yang sangat penting dalam proses
pengajaran. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas yaitu
mengalami. Belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak lahir
manusia telah memulai usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dan
mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, para ahli berusaha menjelaskan
pengertian belajar menurut sudut pandang yang berbeda-beda, walaupun
demikian terdapat juga persamaan dalam definisi-definisi tersebut.
Lester D Crow dan Alice Crow dalam Roestiyah (1989: 141)
mengemukakan bahwa “Belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36 pengetahuan, dan sikap”. Jadi, seseorang dikatakan belajar jika ada perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar dalam
hal ini merupakan suatu proses dimana guru terutama melihat apa yang terjadi
selama murid menjalani pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan. Hal
yang perlu kita perhatikan adalah pola perubahan pada pengetahuan selama
pengalaman belajar itu berlangsung.
Burton dalam Aunurrahman (2009: 35) menyebutkan bahwa “Belajar
adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya, sehingga mereka
mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.
Sukmadinata (2003: 155-156) mengemukakan beberapa definisi belajar
dari para ahli, antara lain :
Witherington (1952: 165): “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Hilgard (1962: 252): “Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”. Di Vesta and Thompson (1970: 112): “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Wragg dalam Aunurrahman (2009: 36) mengemukakan bahwa
“Terdapat ciri umum dalam kegiatan belajar, yaitu: (1) Belajar menunjukkan
suatu aktifitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja, (2) Belajar
merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungannya dalam hal
ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang memungkinkan individu
memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah
diperoleh atau ditemukan sebelumnya, akan tetapi menimbulkan perhatian
kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. (3)
Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku”.
Jadi, kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pendapat di atas
yaitu, bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu
dalam perubahan tingkah laku, baik melalui latihan dan pengalaman yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37 menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh
tujuan tertentu.
Hasil belajar siswa diukur melalui tes sehingga dapat ketahui
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut Rakhmat dan Didi
Suherdi (2001: 56) “Tes hasil belajar adalah alat atau prosedur sistematik untuk
mengukur hasil belajar siswa”.
Tes hasil belajar adalah suatu tes yang mengukur prestasi seseorang
dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan
secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan
nilai. Kemampuan atau kecakapan aktual yang dimiliki siswa inilah yang
dilaporkan oleh suatu tes hasil belajar, dengan demikian fungsi utama tes hasil
belajar adalah mengukur keberhasilan belajar siswa dan sekaligus pula
mengukur keberhasilan guru dalam mengajar suatu mata pelajaran.
(Masidjo,1995: 39-40).
Sudijono (2005: 67) menyatakan bahwa “Tes dalam dunia evaluasi
pendidikan adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaan -
pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan)
oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran
tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi
testee”.
Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2008: 22) ”Dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional pengklasifikasian hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah
yaitu ranah kognitif, afektif dan rahah psikomotorik”.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesia dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan
keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban atau refleksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah
psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilam dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu : (a) gerak reflek, (b)
keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau
ketepatan, (e) gerakan keterampilam kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan
interpretatif .
Ketiga ranah tersebut menjadi aspek penilain hasil belajar. Di antara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis :
Nuswantoro (2008) melakukan penelitian tentang “Efektivitas Metode
Pembelajaran Student Teams Achievement and Division, Group Investigation,
Ceramah Tanya Jawab terhadap Prestasi Belajar IPS Geografi Siswa SMP
Negeri I Cepogo Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian menggunakan
metode penelitian eksperimen dengan populasi penelitian adalah seluruh siswa
kelas VII SMP Negeri I Cepogo Boyolali tahun ajaran 2008/2009. Sampel yang
terpilih adalah kelas VIIA, B, dan C. Teknik pengumpulan data menggunakan
metode tes dengan jenis tes obyektif. Teknik analisis data dengan menggunakan
anava 1 jalan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan : (1) Terdapat perbedaan
yang signifikan antara metode pembelajaran STAD, metode pembelajaran GI
dan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab terhadap prestasi belajar IPS
Geografi siswa kelas VII SMP Negeri I Cepogo Boyolali dengan harga Fobs >Ftab
(F0,05);(2: 111) yaitu 50,406 > 3,08 ; (2) Penggunaan metode Gi lebih efektif dari
pada metode STAD dalam pembelajaran IPS Geografi terhadap prestasi belajar
siswa kelas VII SMP N I Cepogo Boyolali dengan harga Fobs = 9,55 > Ftab
(F0,05);(1: 74) = 3,94; (3) Penggunaan metode STAD lebih efektif dari metode
Ceramah Tanya Jawab dalam pembelajaran IPS Geografi terhadap prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39 belajar siswa SMP N I Cepogo Boyolali dengan harga Fobs = 45,26 > Ftab (F0,05);(1:
74) = 3,94; (4) Penggunaan metode GI lebih efektif dari metode Ceramah Tanya
Jawab dalam pembelajaran IPS Geografi terhadap prestasi belajar siswa SMP N
I Cepogo Boyolali dengan harga Fobs = 45,26 > Ftab (F0,05);(1: 74) = 3,94.
Sularmi (2007) melakukan penelitian tentang “Efektivitas Pembelajaran
Kooperatif Student Teams Achievement and Division (STAD) terhadap Hasil
Belajar Siswa Kompetensi Dasar Menyimpulkan Hakikat Geografi (Eksperimen
di Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007)”. Penelitian
tersebut menggunakan metode eksperimentasi. Populasi penelitian adalah siswa
kelas X-E dan X-G SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. Sampel
diambil dengan teknik random sampling sederhana 2 kelas dari 8 kelas. Kelas
eksperimen ditetapkan pada kelas X-E sedangkan untuk kelas control ditetapkan
pada kelas X-G masing-masing sejumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik tes dengan jenis soal obyektif. Analisis data yang
digunakan adalah Analisis Kovarian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD lebih efektif dibandingkan
metode ceramah bervariasi terhadap hasil belajar siswa kompetensi dasar
menyimpulkan hakikat Geografi yang ditunjukkan dengan harga tobs > ttab = 51 >
3,97 pada taraf signifikansi 5%.
Kusumawati (2009) melakukan penelitian tentang “Penggunaan Metode
Pembelajaran Teams Games Tournament Disertai Media Gambar Cetak sebagai
Upaya dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi pada
Kompetensi Dasar Atmosfer Bagi Siswa Kelas X di SMA N 2 Sukoharjo tahun
Ajaran 2008/2009”. Penelitian tersebut adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilakukan di SMA N 2 Sukoharjo dengan obyek penelitian siswa kelas X7
dengan jumlah siswa 42 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
tes, dan analisis dokumen. Proses penelitian dilakukan dalam dua siklus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa yang diajar
dengan metode TGT yang disertai media gambar cetak mengalami peningkatan
dari siklus 1 menuju siklus 2 pada kompetensi dasar atmosfer, dimana keaktifan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40 mengalami peningkatan sebesar 2,38% dan hasil belajar mengalami peningkatan
sebesar 7,03%.
Perbandingan penelitian yang relevan dapat dilihat pada Tabel 2
sebagai berikut :
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian yang Relevan
No Penulis Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Agung
Nuswantoro (2008)
“Efektivitas Metode Pembelajaran Student Teams Achievement and Division, Group Investigation, Ceramah Tanya Jawab terhadap Prestasi Belajar IPS Geografi Siswa SMP Negeri I Cepogo Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009” (Tesis)
Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen dengan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Cepogo Boyolali tahun ajaran 2008/2009. Sampel yang terpilih adalah kelas VIIA, B, dan C. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dengan jenis tes obyektif. Teknik analisis data dengan menggunakan anava 1 jalan.
(1)Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode pembelajaran STAD, metode pembelajaran GI dan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab (CTJ) terhadap prestasi belajar IPS Geografi siswa kelas VII SMP Negeri I Cepogo Boyolali dengan harga Fobs >Ftab (F0,05);(2: 111) yaitu 50,406 > 3,08 ; (2) Penggunaan metode Gi lebih efektif dari pada metode STAD dalam pembelajaran IPS Geografi terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP N I Cepogo Boyolali dengan harga Fobs = 9,55 > Ftab (F0,05);(1: 74) = 3,94; (3) Penggunaan metode STAD lebih efektif dari metode CTJ dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
pembelajaran IPS Geografi terhadap prestasi belajar siswa SMP N I Cepogo Boyolali dengan harga Fobs = 45,26 > Ftab (F0,05);(1:
74) = 3,94; (4) Penggunaan metode GI lebih efektif dari metode CTJ dalam pembelajaran IPS Geografi terhadap prestasi belajar siswa SMP N I Cepogo Boyolali dengan harga Fobs = 45,26 > Ftab (F0,05);(1:
74) = 3,94. 2. Sularmi
(2007) “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement and Division (STAD) terhadap Hasil Belajar Siswa Kompetensi Dasar Menyimpulkan Hakikat Geografi (Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007” (skripsi).
Penelitian menggunakan metode eksperimentasi. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. Sampel diambil dengan teknik random sampling sederhana 2 kelas dari 8 kelas. Kelas eksperimen ditetapkan pada kelas X.E dan kelas kontrol ditetapkan pada kelas X.G. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dengan jenis soal obyektif. Analisis data yang digunakan adalah Anakova.
Penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD lebih efektif dibandingkan metode ceramah bervariasi terhadap hasil belajar siswa kompetensi dasar menyimpulkan hakikat Geografi yang ditunjukkan dengan harga tobs > ttab = 51 > 3,97 pada taraf signifikansi 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Indah Kusumawati (2009)
“Penggunaan Metode Pembelajaran Teams games Tournament Disertai Media Gambar Cetak sebagai Upaya dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi pada Kompetensi Dasar Atmosfer Bagi Siswa Kelas X di SMA N 2 Sukoharjo tahun Ajaran 2008/2009” (Skripsi).
Penelitian tersebut adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SMA N 2 Sukoharjo, dengan obyek penelitian siswa kelas X.7 dengan jumlah siswa 42 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dan analisis dokumen. Proses penelitian dilakukan dalam dua siklus.
Keaktifan dan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode TGT yang disertai media gambar cetak mengalami peningkatan dari siklus 1 menuju siklus 2 pada kompetensi dasar atmosfer, dimana keaktifan mengalami peningkatan sebesar 2,38% dan hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 7,03%.
4. Innastiti L.R (2010)
“Efektivitas Metode Pembelajaran STAD dan TGT pada Hasil Belajar Geografi pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Siswa Kelas X SMA N 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”
Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa Kelas X SMA N 2 Surakarta. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan sampel siswa Kelas X-5 sebagai kelas eksperimen 1, Kelas X-1sebagai kelas eksperimen 2 dan Kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dengan metode tes. Teknik analisis data memakai Anakova.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
C. Kerangka Pemikiran
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal tersebut berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana
proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Keberhasilan dalam
belajar dapat diketahui dari suatu alat ukur yang berupa tes maupun non tes, alat
ukur ini mengetahui seberapa jauh siswa mampu menguasai konsep pelajaran
yang telah diterimanya.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor,
di antaranya adalah penggunaan metode mengajar. Metode mengajar yang baik
merupakan metode yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan, kondisi
siswa, sarana yang tersedia serta tujuan pembelajarannya sehingga bisa dilihat
apakah metode yang diterapkan efektif. Dengan demikian, perlu kiranya
dilaksanakan suatu metode yang dapat melibatkan siswa di dalam poses belajar
mengajar dan sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat
berinteraksi dengan siswa yang lain di dalam sebuah kelompok, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan konsep materi serta dapat
menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dengan
adanya metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi siswa maupun sekolah,
diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar siswa.
Materi hidrosfer merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran
geografi bagi siswa kelas X. Pada materi ini memuat konsep-konsep yang
dianggap sulit oleh sebagian besar siswa SMA. Selain dituntut untuk menghafal,
siswa juga dituntut untuk memahami konsep materi yang umumnya bersifat
abstrak. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode dan media ajar yang dapat
mempermudah cara belajar siswa. Dalam penelitian ini metode pembelajaran
yang dipakai adalah metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams
Achievement Divisions) dan TGT (Teams Games Tournament) dengan
menggunakan permainan Roda Impian.
Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement
Division) merupakan metode dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44 kecil dengan aturan tertentu sehingga kemampuan dan perkembangan siswa
dapat terpantau dan tergali dengan baik. Siswa aktif berperan sebagai tutor
sebaya untuk meningkatkan keberhasilan kelompoknya. Pendidik hanya
berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar, serta
mampu menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta
didiknya. Adanya penghargaan kelompok diharapkan akan mampu untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat diduga bahwa metode
pembelajaran STAD lebih efektif dibandingkan dengan metode Ceramah Tanya
Jawab. Pembelajaran dengan metode Ceramah Tanya Jawab memang
memungkinkan terjadi interaksi dua arah antara guru dengan siswa. Namun
demikian, pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh
siswa, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab
maupun bertanya. Metode Ceramah Tanya Jawab menimbulkan rasa gugup pada
peserta didik yang tidak memiliki keberanian menjawab dan bertanya, sehingga
kelas hanya didominasi oleh siswa yang pandai menjawab dan bertanya saja.
Selain itu, metode ini dapat membuang waktu bila siswa tidak responsif terhadap
pertanyaan guru.
Metode pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament)
yang akan diterapkan diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif
dalam setiap kelompok, saling bekerja sama, bermain dan bertanding
antarkelompok serta dapat saling berpacu untuk memperoleh prestasi yang tinggi
dan dapat memperkecil perbedaan yang ada pada diri siswa dalam proses
pemahaman materi pelajaran. Dengan metode TGT (Teams Games Tournament)
diharapkan dapat merangsang siswa untuk lebih siap belajar geografi tanpa ada
rasa takut untuk mempelajarinya dan bahkan akan mendorong siswa untuk
mempelajari ilmu geografi lebih dalam lagi. Roda Impian yang digunakan dalam
metode TGT (Teams Games Tournament) dimaksudkan selain ada unsur
permainannya juga ada unsur pendidikannya. Roda Impian merupakan
permainan yang jarang ditemui di masyarakat. Biasanya permainan ini
digunakan pada acara kuis dan di tempat hiburan. Oleh karena itu, siswa menjadi
penasaran dan tertarik untuk ikut dalam permainan. Bermain Roda Impian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45 diperlukan persiapan yang cukup, baik materi maupun mental. Untuk itu,
diharapkan semua siswa belajar lebih giat untuk menguasai materi Hidrosfer.
Dalam permainan ini tidak ada faktor keberuntungan, sehingga untuk menjadi
pemenang dalam turnamen, siswa dalam satu tim harus dapat menjawab
pertanyaan sebanyak-banyaknya dengan benar. Sistem permainan dan kompetisi
pada metode pembelajaran TGT sangat cocok diterapkan pada tingkat usia
remaja seperti siswa SMA, sehingga menjadikan mereka lebih aktif dan lebih
antusias saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dapat diduga bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode TGT (Teams Games Tournament)
dengan media Roda Impian lebih efektif dibandingkan dengan siswa yang
melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD (Student
Teams Achievement Divisions) maupun metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab. Hal tersebut karena adanya unsur permainan yang menjadikan siswa
lebih termotivasi untuk belajar dan berkompetisi dalam suasana rileks.
Untuk memperjelas hubungan metode pembelajaran dengan hasil
belajar siswa ditunjukkan dengan ilustrasi kerangka pemikiran sebagai berikut:
Keterangan :
= Lebih Baik.
Gambar 2.3. Skema Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan masih
bersifat teoritis. (Sukardi, 2008: 41).
Kelompok Eksperimen 1 Kelompok Eksperimen 2 Kelompok Kontrol
Metode STAD Metode TGT Metode Ceramah
Tanya Jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada perbedaan hasil belajar Geografi yang menggunakan metode
pembelajaran STAD, metode TGT, dan metode Ceramah Tanya Jawab pada
Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
2. Hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran TGT lebih baik daripada
hasil belajar Geografi dengan metode STAD pada Kompetensi Dasar
“Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka
Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
3. Hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran STAD lebih baik
daripada hasil belajar Geografi dengan metode Ceramah Tanya Jawab pada
Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
4. Hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran TGT lebih baik daripada
hasil belajar Geografi dengan metode Ceramah Tanya Jawab pada
Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang dilaksanakan untuk kegiatan penelitian ini selama empat
belas bulan di tahun 2010 sampai tahun 2011. Adapun jadwal pelaksanaan
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Jadwal Kegiatan Jan 2010
Feb – Mar 2010
Apr 2010 Mei 2010
Jun – Ags 2010
Sept 2010 – Feb 2011
Persiapan Penyusunan proposal
Penyusunan Instrumen Penelitian
Pengumpulan data
Analisis data Penulisan laporan
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini, yang merupakan kelompok besar yang
memiliki karakteristik umum yang sama yang menjadi sasaran penelitian adalah
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010, yaitu
sebanyak 345 siswa. Populasi tersebut terbagi ke dalam sepuluh kelas, yaitu siswa
Kelas X-1, siswa Kelas X-2, siswa Kelas X-3, siswa Kelas X-4, siswa Kelas X-5,
siswa Kelas X-6, siswa Kelas X-7, siswa Kelas X-8, siswa Kelas X-9, dan siswa
Kelas X-10.
Penentuan sampel yang merupakan kelompok kecil individu yang
dilibatkan secara langsung dalam penelitian ini digunakan teknik simple random
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48 sampling. Teknik tersebut memungkinkan semua anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama dan independen untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi kesepuluh kelas yang
menjadi anggota populasi. Undian tersebut dilaksanakan satu tahap dengan tiga
kali pengambilan. Nomor undian yang pertama keluar ditetapkan sebagai
kelompok eksperimen I, nomor undian yang keluar kedua ditetapkan sebagai
kelompok eksperimen II, dan nomor undian yang keluar berikutnya ditetapkan
sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan undian, terpilihlah siswa Kelas X-5
sebagai kelompok eksperimen 1 diberi pembelajaran dengan metode STAD, siswa
Kelas X-1 sebagai kelompok eksperimen 2 diberi pembelajaran dengan metode
TGT, dan siswa Kelas X-3 sebagai kelompok kontrol dengan pembelajaran
Ceramah Tanya Jawab.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yang merupakan sesuatu, konsep, gejala
yang menjadi fokus atau sasaran penelitian, diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas yang berfungsi untuk
mempengaruhi variabel yang lainnya adalah metode pembelajaran yang meliputi
metode pembelajaran STAD, TGT, dan Ceramah Tanya Jawab. Ketiga variabel
tersebut secara bebas berpengaruh terhadap variabel hasil belajar siswa.
1) Metode STAD
a) Definisi Operasional: Pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, siswa duduk bersama dalam
kelompok yang beranggotakan empat atau lima orang untuk saling
membantu satu sama lainnya sebagai tutor sebaya dengan tujuan untuk
menguasai materi Geografi pada Kompetensi Dasar “Menganalisis
Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi”.
b) Skala Pengukuran : Nominal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c) Indikator : Proses pembelajaran sesuai dengan metode mengajar yang
ditetapkan.
2) Metode TGT
a) Definisi Operasional : Pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai
tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan turnamen akademik.
b) Skala Pengukuran : Nominal.
c) Indikator : Proses pembelajaran sesuai dengan metode mengajar yang
ditetapkan.
3) Metode Ceramah Tanya Jawab
a) Definisi Operasional : Penyajian pelajaran oleh guru dengan cara
memberikan penjelasan – penjelasan secara lisan disertai pertanyaan –
pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang diberikan.
b) Skala Pengukuran : Nominal.
c) Indikator : Proses pembelajaran sesuai dengan metode mengajar yang
ditetapkan.
b. Variabel Terikat
Dalam penelitian ini sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar
siswa pada kompetensi dasar “menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi”. Variabel tersebut dipengaruhi oleh ketiga metode
pembelajaran.
1) Definisi Operasional : Skor yang menunjukkan penguasaan siswa akan
materi pelajaran Geografi pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer
dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi”.
2) Skala Pengukuran : Interval.
3) Indikator : Hasil belajar geografi setelah berlangsungnya proses belajar
mengajar.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Pada
penelitian ini, metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50 kemampuan awal (pretest) dan posttest hasil belajar geografi gaya kognitif siswa
pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi di SMA Negeri 2 Surakarta.
Tes awal atau yang sering dikenal dengan istilah pretest ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang
akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Sementara itu, tes akhir atau
posttest dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya
terhadap Kehidupan di Muka Bumi yang tergolong penting sudah dapat dikuasai
dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Fungsi posttest adalah untuk
menilai kemampuan murid mengenai materi pelajaran sesudah pengajaran
pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi dan sebagai bahan acuan untuk melakukan
perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi
yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah soal tes yang
berjenis tes formatif untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai bahan
pelajaran setelah mengikuti suatu program instruksional tertentu, dalam hal ini
adalah penguasaan pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan
Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi.
Sebelum soal tes dibuat, terlebih dahulu direncanakan kisi-kisi soal
terhadap jenjang ranah kognitif siswa pada Kompetensi Dasar Menganalisis
Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi. Indikator materi
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : (1) Menjelaskan siklus hidrologi,
(2) Mendeskripsikan air tanah, (3) Mengklasifikasi jenis-jenis danau, (4)
Mendeskripsikan manfaat rawa, (5) Mengklasifikasi ciri sungai dan jenis pola
aliran sungai, (6) Menganalisis faktor penyebab kerusakan, serta upaya pelestarian
Daerah Aliran Sungai, (7) Menjelaskan perbedaan pesisir dan pantai, (8)
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Hasil pengujian terhadap tingkat kesukaran item soal posttest
menunjukkan sebesar 3 soal (10%) tergolong mudah dan 27 soal (90%) tergolong
sedang, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal-soal tes
tergolong sedang. Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran soal posttest secara
keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.10. Perhitungan tingkat kesukaran item
soal posttest dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28.
D. Rancangan Penelitian
Di dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen.
Keunggulan penelitian ekperimen adalah dapat menentukan apakah hubungan
yang ada merupakan hubungan sebab akibat, sedangkan pada penelitian
korelasional hanya dapat menunjukkan hubungan, bukan sebab-akibat. Penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam
melakukan kontrol terhadap kondisi. (Zuriah, 2005: 57-58).
Dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diberikan
pengaruh atau treatment tertentu, sedangkan pada kelompok kontrol tidak
diberikan. (Zuriah, 2005: 60).
Jenis desain eksperimen yang digunakan adalah Nonrandomized Control
Group Pretest-Posttest Design (desain prates-pascates kelompok kontrol tanpa
acak) yang dapat dilihat pada Tabel 3.11. Desain tersebut termasuk dalam desain
eksperimen semu, yaitu desain eksperimen yang tidak memungkinkan melakukan
penempatan subyek secara acak, baik karena kelompok kontrol atau komparasi
tidak ada, tidak memuaskan atau terlalu mahal. Dengan demikian, dalam desain
ini peneliti memilih dua atau lebih kelompok subyek yang sudah ada kemudian
memberikan perlakuan eksperimental. Eksperimen dilakukan di suatu kelas
tertentu dengan siswa yang telah ada atau sebagaimana adanya. Peneliti tidak
mungkin mengubah kelas siswa dalam menentukan subyek untuk kelompok -
kelompok eksperimen. Peneliti memilih dua atau lebih kelompok subyek yang
sudah ada kemudian memberikan perlakuan eksperimental.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Siswa pada awal kegiatan penelitian dikenakan test awal (pretest) untuk
mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian siswa diberi perlakuan dengan
menggunakan metode STAD untuk kelompok eksperimen 1, sedangkan kelompok
eksperimen 2 menggunakan metode TGT. Kelompok kontrol dikenakan metode
pembelajaran Ceramah Tanya Jawab. Pada akhir penelitian, siswa dikenakan tes
akhir (posttest). Hasil kedua tes tersebut dipakai sebagai data penelitian untuk
kemudian diolah dan dibandingkan hasilnya dengan analisis statistik.
Tabel 3.11. Rancangan Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen 1 (Metode STAD)
Eksperimen 2 (Metode TGT)
Kontrol (Metode Ceramah Tanya Jawab)
Y1
Y1
Y1
X1
X2
-
Y2
Y2
Y2
(Sukardi, 2008: 186)
Keterangan :
Tabel di atas merupakan bagan Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest
Design (desain prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak).
Y1 = hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan Hidrosfer sebelum diberi
perlakuan
Y2 = hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan Hidrosfer setelah diberi
perlakuan
X1 = perlakuan dengan metode STAD
X2 = perlakuan dengan metode TGT
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rancangan ini adalah :
1. Memberikan pretest Y1 pada kelompok eksperimen dan kontrol untuk
mengukur rata-rata kemampuan kognitif sebelum obyek diberi perlakuan.
2. Memberikan perlakuan X1 berupa penggunaan metode STAD pada kelompok
eksperimen 1 dan perlakuan X2 berupa penggunaan metode TGT pada
kelompok eksperimen 2.
3. Memberikan posttest Y2 pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif setelah diberi
perlakuan X1 dan X2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60 4. Memberikan posttest Y2 pada kelompok kontrol.
5. Membandingkan hasil pretest dan posttest ketiga kelompok dengan Analisis
Kovarian.
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah sampel penelitian, yaitu siswa Kelas X-1 yang
diajar dengan menggunakan metode pembelajaran TGT (kelompok eksperimen 2),
siswa Kelas X-3 yang diajar menggunakan metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab (kelompok kontrol) dan siswa Kelas X-5 yang diajar menggunakan metode
pembelajaran STAD (kelompok eksperimen 1) ini berasal dari populasi yang
terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas menggunakan uji
Lilliefors.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sampel
berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas varians antara
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan Chi
Kuadrat dengan rumus Uji Bartlett pada taraf signifikansi 5 %.
2. Pengujian Hipotesis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Kovarian. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menguji perbedaan antara
kelompok-kelompok eksperimen pada variabel terikat setelah diperoleh perbedaan
awal antarkelompok dari pengukuran pra uji (Subana dan Sudrajat, 2003: 109).
Dengan Analisis Kovarian, perbedaan awal antarkelompok subyek yang tidak
mungkin ditekan dengan penempatan acak dapat terdeteksi, sehingga peneliti
tidak perlu melakukan ”matching”, yaitu mengusahakan penyeimbangan antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol kemudian diberi perlakuan yang berbeda, sehingga akan diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61 efektif tidaknya perlakuan tersebut dengan melihat perbedaan hasil belajar. Kelompok
eksperimen 1 diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran STAD,
kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran
TGT, dan kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab.
Pengujian hipotesis menggunakan Anakova diuraikan sebagai berikut :
a. Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis statistik dalam pengujian menggunakan Anakova adalah
sebagai berikut :
H0 = µ1 = µ2 = µ3 = Tidak terdapat beda skor yang signifikan (Ketiga metode
belajar yaitu STAD, TGT dan Ceramah Tanya Jawab memberikan rata-rata
hasil belajar yang sama).
H1 = Terdapat beda skor yang signifikan (Ketiga metode belajar yaitu STAD,
TGT dan Ceramah Tanya Jawab paling sedikit memberikan 1 rataan hasil
belajar yang tidak sama).
H0 ditolak jika Fo > Ftabel.
Jika H0 ditolak maka diperoleh kesimpulan bahwa paling sedikit terdapat
satu rerata yang berbeda dengan rerata lainnya terhadap hasil belajar siswa.
Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar geografi yang menggunakan metode
pembelajaran STAD, TGT, dan metode Ceramah Tanya Jawab pada Kompetensi
Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka
Bumi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Untuk mengetahui lebih lanjut
harga Beda Rata-rata yang masih Signifikan atau BRS, maka harga rata – rata itu
harus disesuaikan menurut harga koefisien kovariabelnya. Pengujian pasca
Analisis Kovarian menggunakan BRS adalah sebagai berikut :
b. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis statistik pasca analisis kovarian adalah sebagai berikut :
H0 = µ1 - µ2 髈 BRS (Rerata hasil belajar µ1 dan µ2, yaitu metode pembelajaran
STAD dan TGT tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan).
H1 = µ1 - µ2 > BRS (Rerata hasil belajar µ1 dan µ2, yaitu metode pembelajaran
STAD dan TGT menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62 H0 ditolak jika Fhitung > BRS.
Jika H0 ditolak maka berarti dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar
geografi yang menggunakan metode pembelajaran STAD dan TGT menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan. Artinya hasil belajar geografi yang
menggunakan metode pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil belajar
geografi yang menggunakan metode pembelajaran STAD pada Kompetensi Dasar
Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi
siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
c. Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis statistik pasca analisis kovarian adalah sebagai berikut :
H0 = µ1 - µ3 髈 BRS (Rerata hasil belajar µ1 dan µ3, yaitu metode pembelajaran
STAD dan Ceramah Tanya Jawab tidak menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan).
H1 = µ1 - µ3 > BRS (Rerata hasil belajar µ1 dan µ3, yaitu metode pembelajaran
STAD dan Ceramah Tanya Jawab menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan).
H0 ditolak jika Fhitung > BRS.
Jika H0 ditolak maka berarti dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar
geografi yang menggunakan metode pembelajaran STAD dan Ceramah Tanya
Jawab menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Artinya hasil belajar
geografi yang menggunakan metode pembelajaran STAD lebih baik daripada
hasil belajar geografi yang menggunakan metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
d. Pengujian Hipotesis 4
Hipotesis statistik pasca analisis kovarian adalah sebagai berikut :
H0 = µ2 - µ3 髈 BRS (Rerata hasil belajar µ2 dan µ3, yaitu metode pembelajaran TGT
dan Ceramah Tanya Jawab tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63 H1 = µ2 - µ3 > BRS (Rerata hasil belajar µ2 dan µ3, yaitu metode pembelajaran TGT
dan Ceramah Tanya Jawab menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan).
H0 ditolak jika Fhitung > BRS.
Jika H0 ditolak maka berarti dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar
geografi yang menggunakan metode pembelajaran TGT dan Ceramah Tanya
Jawab menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Artinya hasil belajar
geografi yang menggunakan metode pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil
belajar geografi yang menggunakan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab
pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Negeri 2 Surakarta terletak pada 07°33’27 ” LS dan 110°49’ 48”
BT dengan alamat di Jalan Monginsidi 40 Margoyodan, Kecamatan Banjarsari,
dan berdampingan dengan SMA Negeri 1 Surakarta. Margoyudan ini dikenal
dengan lingkungan pendidikan karena selain SMA Negeri 2 Surakarta, terdapat
beberapa sekolah lainnya seperti SMK Kristen, SMP Warga Surakarta, SMA
Warga Surakarta, SMA Kristen Monginsidi, SMA Widya Pratama, IAKS (Institut
Agama Kristen Surakarta), SMIT Tunas Pembangunan, SMA Kristen 1 Surakarta,
SMP Negeri 4 Surakarta, dan ASKI.
Dilihat dari kondisi lingkungan di sekitar SMA Negeri 2 Surakarta yang
juga merupakan tempat kegiatan belajar mengajar, maka dapat dikatakan keadaan
lingkungan belajar siswa cukup kondusif untuk belajar. Selain itu, lokasi sekolah
yang strategis menjadikannya mudah dalam aksesibilitasnya. Lokasi SMA Negeri
2 Surakarta terletak di tepi jalan raya, namun demikian bangunan sekolah yang
agak masuk dan tertutup menjadikan proses belajar mengajar cukup nyaman.
Dengan demikian, proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar tanpa
terganggu dengan kebisingan di jalan raya.
SMA Negeri 2 Surakarta pada tahun ajaran 2009/2010 mempunyai 994
siswa. Siswa kelas X terdiri dari 345 siswa, kelas XI terdiri dari 321 siswa yaitu
101 siswa kelas IPA, dan 220 siswa kelas IPS. Kelas XII terdiri dari 328 siswa
yaitu 111 siswa kelas IPA dan 217 siswa kelas IPS.
Sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 2 Surakarta sebagai
penunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar secara umum cukup lengkap
yang dapat dilihat pada tabel berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65 Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2 Surakarta
No Jenis Ruang Jumlah Luas (m2)
1. Ruang Kelas 31 2632
2. Laboratorium Fisika 1 99
3. Laboratorium Kimia 1 99
4. Laboratorium Biologi 1 102
5. Laboratorium Bahasa 1 93
6. Laboratorium Komputer 2 192
7. Ruang Perpustakaan 1 324
8. Ruang UKS 1 14
9. Aula Serbaguna 1 72
10. Koperasi Toko 1 20
11. Ruang BK 1 85
12. Ruang Tata Usaha 1 68
13. Ruang Kepala Sekolah 1 24
14. Ruang Wakasek 1 24
15. Ruang OSIS 1 9
16. Ruang Ibadah/ Masjid 1 154
17. Gudang 1 72
18. Rumah Penjaga Sekolah 2 74
19. Kamar Mandi/ WC Guru 2 tempat 24
20. Kamar Mandi/ WC Siswa 3 tempat 99
21. Kantin 3 81
Sarana dan prasarana yang tersedia di SMA Negeri 2 Surakarta tersebut
ditujukan untuk mendukung dan memperlancar proses kegiatan belajar dan
mengajar, sehingga diharapkan dapat ikut meningkatkan kualitas mutu akademik.
Namun demikian, patut disayangkan karena guru di SMA Negeri 2 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66 belum secara optimal memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah.
Salah satunya yaitu kurang optimalnya pemanfaatan media pembelajaran
elektronik di ruang multimedia/ruang komputer. Seharusnya, dengan adanya
fasilitas tersebut guru mampu mengembangkan proses pembelajaran menjadi
lebih inovatif, yaitu dengan menampilkan media pembelajaran yang mampu
mengkongkritkan materi pembelajaran khususnya mengenai materi pelajaran
geografi yang dirasa abstrak bagi peserta didik dengan dipadu metode
pembelajaran yang menarik, fariatif, dan efektif terhadap hasil belajar geografi
peserta didik.
Adapun lokasi penelitian dapat dilihat pada peta berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
B. Pembelajaran dengan Metode STAD
Pembelajaran dengan metode STAD diberikan pada kelompok
eksperimen 1 yaitu Kelas X-5 SMA Negei 2 Surakarta dan dilakukan selama 5
pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pretest, tiga kali pemberian
materi pembelajaran dan pertemuan terakhir digunakan untuk posttest. Adapun
rancangan pembelajaran dalam penggunaan metode STAD dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Table 4.2. Rancangan Pembelajaran Kelompok STAD
Pertemuan Kedua
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Kegiatan Pendahuluan
1. 2. 3. 4.
Membuka pelajaran dengan salam, mengabsen, dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Memberikan penjelasan mengenai metode pembelajaran STAD yang akan digunakan dalam belajar Geografi. Mengelompokkan siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Apersepsi: Menayangkan gambar sungai dan laut (Media: gambar 2 dimensi sungai dan laut. Sumber: internet). Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengungkapkan manfaat air, dan mengapa air di bumi yang selalu digunakan cenderung tetap ?
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran. Memperhatikan. Mendengarkan daftar kelompoknya. Mengamati gambar sungai dan laut.
Menjawab pertanyaan tentang manfaat air dan menjelaskan mengapa air di bumi cenderung tetap.
1’
3’
1’
2’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70 Kegiatan Inti
1. 2. 3. 4. 5.
Guru menampilkan media animasi tentang siklus hidrologi dan mendorong siswa untuk mengurutkan proses-proses yang terjadi di dalamnya (media: animasi siklus hidrologi panjang, sedang, pendek. Sumber: internet). Guru satu-persatu menampilkan media tentang proses-proses meteorologis dan klimatologis yang menyebabakan terjadinya siklus hidrologi, meliputi: evaporasi, perkolasi, transpirasi, evapotranspirasi, kondensasi, angin, awan, presipitasi, infiltrasi, run-off. (media: gambar 2 dimensi evaporasi, perkolasi, transpirasi, evapotranspirasi, kondensasi, angin, awan, presipitasi, infiltrasi, run-off. Sumber: internet). Meminta siswa secara acak untuk mengidentifikasi pengertian dari gambar yang ditampilkan. Menampilkan gambar ilustrasi lapisan air tanah (Media: gambar 2 dimensi lapisan air tanah. Sumber: internet). Menanyakan pengertian air tanah menurut pendapat siswa secara acak dengan mengarahkan kata kuncinya, kemudian bersama-sama menyimpulkan pengertian air tanah. Menjelaskan lapisan-lapisan air tanah. Menjelaskan lapisan permeable dan impermeable, kemudian menanyakan secara acak kepada siswa bagaimana konsekuensi dari adanya lapisan tersebut. Menanyakan kepada siswa apakah pernah berkunjung ke suatu danau?
Mengamati animasi siklus hirologi, kemudian bersama-sama mengurutkan proses yang berlangsung di dalamnya. Mengamati satu persatu gambar yang ditampilkan. Mengidentifikasi pengertian dari gambar yang ditampilkan (misalnya mengidentifikasi pengertian dari gambar evaporasi. Mengemukakan pendapatnya tentang air tanah berdasarkan kata kunci. Mengamati lapisan-lapisan tanah dan menjelaskan konsekuensi/akibat dari lapisan tersebut. Menjawab pernah/belum pernah
3’
7’
1’
2’
1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71 6. 7. 8. 9.
Menampilkan gambar danau, kemudian mengidentifikasi pengertian danau berdasarkan gambar yang ditampilkan. (Media: gambar citr danau Toba. Sumber: google-earth). Menerangkan jenis danau berdasarkan macam airnya, yaitu danau air asin dan danau air tawar. Mengarahkan siswa untuk menyebutkan perbedaan antara kedua jenis danau. Menampilkan contoh danau Great Salt dan danau Laut Tawar (Media: gambar 2 dimensi danau Great Salt dan danau Laut Tawar. Sumber: internet). Meminta siswa untuk menyebutkan contoh yang lain. Menerangkan jenis danau menurut terjadinya, meliputi: a. Danau tektonik
Guru menampilkan contoh gambar danau tektonik (Media: gambar 2 dimensi danau Obruk Gol di Turkishtan. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
b. Danau lembah gletser Guru menampilkan contoh gambar danau lembah gletser (Media: gambar 2 dimensi danau lembah gletser. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
c. Danau vulkanis Guru menampilkan contoh gambar danau vulkanis (Media: gambar 2 dimensi dan tampilan dalam google-earth danau Toba. Sumber: internet, google-earth). Siswa diminta
berkunjung ke suatu danau. Memperhatikan gambar danau, kemudian mngudentifikasi pengertiannya. Menyebutkan perbedaan antara danau air asin dan danau air tawar. Memperhatikan gambar Great Salt dan danau Laut Tawar, lalu menyebutkan contoh lain yang mereka ketahui. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau tektonik yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau lembah gletser yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau vulkanis yang ditampilkan.
1’
2’
1’
1’
1’
1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72 10.
mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
d. Danau karst/danau dolina Guru menampilkan contoh gambar danau karst (Media: gambar 2 dimensi danau karst. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
e. Danau terbendung Guru menampilkan contoh gambar danau terbendung (Media: gambar 2 dimensi waduk Gajahmungkur. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
f. Danau tapal kuda (oxbow lake) Guru menampilkan contoh gambar danau tapal kuda (Media: diagram blok dan gambar 2 dimensi danau tapal kuda. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
Guru menampilkan gambar rawa (Media: gambar 2 dimensi dan gambar citra rawa. Sumber: internet dan google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian rawa berdasarkan gambar yang ditampilkan, termasuk keberadaan dan ciri-cirinya, serta pengaruhnya terhadap kehidupan. Menjelaskan jenis rawa berdasarkan genangan airnya: a. Rawa yang airnya selalu tergenang.
Guru menampilkan contoh gambar rawa yang airnya selalu tergenang (Media: gambar 2 dimensi rawa yang airnya selalu tergenang. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengaruh rawa tersebut terhadap kehidupan.
Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau karst yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar waduk Gajahmungkur yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau tapal kuda yang ditampilkan. Mengidentifikasi pengertian, ciri, serta pengaruh rawa terhadap kehidupan. Mengidentifikasi pengaruh rawa yang airnya selalu tergenang terhadap kehidupan.
1’
1’
1’
3’
2’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73 11.
12.
13.
14.
b. Rawa yang airnya tidak selalu tergenang. Guru menampilkan contoh gambar rawa yang airnya tidak selalu tergenang (Media: gambar 2 dimensi rawa yang airnya tidak selalu tergenang. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengaruh rawa tersebut terhadap kehidupan.
Menjelaskan ekosistem rawa: a. Rawa air tawar
Guru menampilkan contoh gambar rawa air tawar (Media: gambar 2 dimensi rawa air tawar. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri ekosistem rawa air tawar dengan batuan kata kunci dari guru.
b. Rawa gambut Guru menampilkan contoh gambar rawa gambut (Media: gambar 2 dimensi rawa gambut. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri ekosistem rawa gambut dengan bantuan kata kunci dari guru, kemudian mengidentifikasi perbedaannya dengan ekosistem rawa air tawar.
Meminta siswa untuk mempelajari materi lebih mendalam dengan kelompoknya, serta memberikan bahan diskusi Meminta siswa untuk mengumpulkan hasil diskusi. Memberi kuis.
Mengidentifikasi pengaruh rawa yang airnya tidak selalu tergenang terhadap kehidupan. Mengidentifikasi ciri ekosistem rawa air tawar dengan bantuan kata kunci dari guru. Mengidentifikasi ciri ekosistem rawa gambut dengan bantuan kata kunci dari guru, kemudian mengidentifikasi perbedaannya dengan ekosistem rawa air tawar. Belajar dalam kelompok, berdiskusi untuk menjawab soal. Mengumpulkan hasil diskusi. Mengerjakan kuis.
2’
3’
3’
30’
1’
10’ Kegiatan Penutup
1. 2.
Guru memberikan kesimpulan materi. Mengucapkan salam penutup.
Memperhatikan. Menjawab salam.
4’ 1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74 Pertemuan Ketiga
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Kegiatan Pendahuluan
1. 2.
Membuka pelajaran dengan salam, mengabsen dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Apersepsi: me-review pelajaran minggu lalu, yaitu dengan menanyakan secara acak kepada siswa tentang siklus hidrologi pendek, sedang dan panjang, serta unsur-unsur utama siklus hidrologi.
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran. Menjawab pertanyaan.
1’
4’
Kegiatan Inti 1.
2.
Guru menampilkan gambar sungai, kemudian meminta siswa untuk mengidentifikasi pengertiannya berdasarkan gambar (Media: gambar 2 dimensi sungai. Sumber: internet). Menjelaskan jenis-jenis sungai, yang meliputi:
a. Sungai berdasarkan tipe genetiknya. Guru menampilkan gambar sungai-sungai yang berada pada puncak kubah yang tererosi, dataran pesisir, dan puncak antiklinal yang tererosi (Media: gambar 2 dimensi puncak kubah yang tererosi, dataran pesisir, dan puncak antiklinal yang tererosi . Sumber: Lobeck). · Siswa diminta mengamati sungai
consequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
subsequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
Memperhatikan gambar sungai, kemudian mengidentifikasi pengertian sungai.. Memperhatikan gambar sungai yang berada pada puncak kubah yang tererosi, dataran pesisir, dan puncak antiklinal yang tererosi. Mengidentifikasi pengertian sungai consequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai subsequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai
1’
2’
2’
2’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
obsequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
resequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
insequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru.
b. Sungai berdasarkan pola aliran. · Dendritik
Guru menampilkan gambar pola aliran dendritik (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran dendritik. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran dendritik. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Trellis
Guru menampilkan gambar pola aliran trellis (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran trellis. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran trellis. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai.
obsequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai resequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai insequent dengan bantuan kata kunci. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran dendritik. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran trellis.
2’
2’
2’
2’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Sumber: google-earth). · Radial
Guru menampilkan gambar pola aliran radial (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran radial. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran radial. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Annular
Guru menampilkan gambar pola aliran annular (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran annular. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran annular. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Rectangular
Guru menampilkan gambar pola aliran rectangular (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran dendritik. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran Rectangular. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth).
Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran radial. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran annular. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran rectangular.
2’
2’
2’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
3.
4.
5.
c. Sungai berdasarkan debitnya. · Influent
Guru menampilkan gambar sungai influent (Media: gambar 2 dimensi sungai influent. Sumber: Asdak). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai influent. · Intermitten
Guru menampilkan gambar sungai intermitten (Media: gambar 2 dimensi sungai intermitten. Sumber: Asdak). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai intermitten. · Effluent
Guru menampilkan gambar sungai effluent (Media: gambar 2 dimensi sungai effluent. Sumber: Asdak). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai effluent.
Guru menanyakan tipe sungai Bengawan Solo berdasarkan debitnya. Guru menampilkan gambar meander sungai (Media: gambar citra meander sungai. Sumber: google earth). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, lokasi, stadium sungai, dan dampaknya bagi kehidupan. Guru menampilkan gambar delta (Media: gambar citra delta. Sumber: google earth). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, proses yang bekerja, lokasi, stadium sungai, macam-macam delta dan dampaknya bagi kehidupan.
Melalui gambar, siswa mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai influent. Melalui gambar, siswa mencoba mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai intermitten. Melalui gambar, siswa mencoba mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai effluent. Menjawab tipe Bengawan Solo berdasarkan debitnya. Melalui gambar meander, siswa mengidentifikasi pengertian, lokasi, stadium sungai, dan dampaknya bagi kehidupan. Melalui gambar delta, siswa mengidentifikasi pengertian, proses yang bekerja, lokasi, stadium sungai, dan dampaknya bagi kehidupan.
2’
2’
2’
1’
3’
3’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
6.
7.
8.
9.
10. 11. 12.
Guru menampilkan gambar Daerah Aliran Sungai (Media: gambar 2 dimensi DAS. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian DAS. Menjelaskan bentuk-bentuk DAS: · Bentuk bulu burung.
Guru menampilkan gambar DAS bentuk bulu burung (Media: gambar 2 dimensi DAS bentuk bulu burung. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS tersebut.
· Bentuk radial Guru menampilkan gambar DAS bentuk radial (Media: gambar 2 dimensi DAS bentuk radial. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS tersebut.
· Bentuk parallel Guru menampilkan gambar DAS bentuk parallel (Media: gambar 2 dimensi DAS bentuk parallel. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS tersebut.
Memberikan bahan diskusi kelompok, siawa diminta duduk dengan kelompokknya. Meminta siswa untuk mengumpulkan hasil diskusi. Bersama-sama membahas jawaban. Kuis individual. Mengumumkan bahwa waktu mengerjakan kuis telah habis.
Mengidentifikasi pengertian DAS berdasarkan gambar. Mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS bulu burung. Mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS radial. Mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS parallel. Diskusi kelompok. Mengumpulkan hasil diskusi. Membahas hasil jawaban. Mengerjakan kuis. Mengumpulkan lembar jawab.
2’
1’
1’
1’
30’
1’
3’
10’ 1’
Kegiatan Penutup 1. Mengucapkan salam penutup. Menjawab salam. 1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79 Pertemuan Keempat
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Kegiatan Pendahuluan
1. 2.
Membuka pelajaran dengan salam, mengabsen dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Apersepsi: bertanya kepada siswa apakah pernah pergi ke pantai? Menanyakan perbedaan antara pesisir dan pantai.
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran. Menjawab pertanyaan.
2’
4’
Kegiatan Inti 1. 2.
Menampilkan gambar bagian-bagian dari wilayah pantai (Media: diagram blok bagian-bagian dari wilayah pantai. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi gambar tersebut untuk kemudian ditafsirkan pengertian dari pantai dan pesisir. Menjelaskan klasifikasi laut: · Laut berdasarkan kedalamannya.
Menampilkan gambar wilayah laut berdasarkan kedalamannya (Media: gambar 2 dimensi pembagian zonasi laut berdasarkan kedalamannya. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi gambar dan menentukan zonasi kedalaman laut, dan pengaruh terhadap kehidupan biota laut. · Laut berdasarkan letaknya
Menampilkan gambar laut Hitam (Media: gambar citra laut Hitam. Sumber: google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi laut Hitam berdasarkan letaknya dengan daratan di sekelilingnya. Menampilkan gambar laut Karibia (Media: gambar citra laut Karibia. Sumber: google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi laut Karibia berdasarkan letaknya dengan daratan di
Mengidentifikasi gambar untuk menafsirkan pengertian pantai dan pesisir. Mengidentifikasi gambar untuk menentukan zonasi kedalaman laut, dan pengaruh terhadap kehidupan biota laut. Mengidentifikasi laut Hitam berdasarkan letaknya dengan daratan di sekelilingnya. Mengidentifikasi laut Karibia berdasarkan letaknya dengan daratan di
3’
3’
2’
2’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80 3. 4. 5.
sekelilingnya. · Laut berdasarkan proses terjadinya
Menampilkan gambar laut Jawa (Media: gambar citra laut Jawa. Sumber: google-earth). Menjelaskan bahwa laut Jawa merupakan laut transgresi. Menampilkan gambar laut Jepang (Media: gambar citra laut Jepang. Sumber: google-earth). Menjelaskan bahwa laut Jepang merupakan laut ingresi. · Berdasarkan Hukum Laut Internasional
Menampilkan gambar peta Indonesia (Media: peta Indonesia. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ZEE dan zona teritorial Indonesia, serta menentukan batas landas kontinen Indonesia. Menampilkan gambar morfologi laut (Media: gambar 2 dimensi morfologi laut. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian dari masing-masing morfologi yang ada di laut. Menampilkan gambar arus laut (Media: gambar 2 dimensi arus laut. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi: · Arus laut berdasarkan letaknya · Arus laut berdasarkan suhu · Arus laut berdasarkan terjadinya arus.
Menampilkan gambar gelombang laut (Media: gambar 2 dimensi gelombang laut. Sumber: internet). Menanyakan penyebab terjadinya gelombang laut dan akibat dari gelombang laut yang dapat membahayakan manusia.
sekelilingnya. Mendengarkan penjelasan dan mengamati gambar Laut Jawa dan Laut Jepang. Mengidentifikasi ZEE dan zona teritorial Indonesia, serta menentukan batas landas kontinen Indonesia. Mengidentifikasi pengertian dari masing-masing morfologi yang ada di laut. Memperhatikan gambar arus laut, lalu siswa mengidentifikasi arus laut berdasarkan letak, suhu, dan berdasarkan terjadinya arus. Mengidentifikasi penyebab terjadinya gelombang laut dan akibat dari gelombang laut yang dapat membahayakan
2’
2’
5’
5’
2’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81 6. 7. 8. 9.
10.
11.
12.
Menampilkan gambar pasang surut air laut (Media: gambar 2 dimensi pasang purnama dan pasang perbani). Siswa diminta mengidentifikasi penyebab dari terjadinya pasang surut air laut dan pengaruhnya bagi kehidupan. Guru menjelaskan bahwa kualitas air laut dipengaruhi oleh suhu, kecerahan, dan salinitas air laut. Siswa diminta menjelaskan pengaruh dari ketiga faktor tersebut terhadap kualitas air laut. Memberikan bahan diskusi kelompok. Meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab diskusi kelompok. Bersama-sama membahas jawaban. Guru memberikan kuis kepada individu terkait dengan materi yang baru diberikan. Meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab.
manusia. Mengidentifikasi penyebab terjadinya pasang surut air laut dan pengaruhnya bagi kehidupan. Menjelaskan pengaruh dari faktor suhu, kecerahan, dan salinitas air laut terhadap kualitas air laut. Diskusi kelompok. Mengumpulkan lembar jawab. Membahas jawaban. Mengerjakan soal. Mengumpulkan lembar jawab.
3’
5’
25’ 1’
4’
15’
1’
Kegiatan Penutup 1. 2. 3.
Memberi kesempatan siswa bertanya mengenai materi yang belum dimengerti. Memberi tahu bahwa minggu depan akan diadakan uji kompetensi materi hidrosfer, sehingga diharapkan agar siswa belajar. Mengucapkan salam penutup
Bertanya jika belum jelas. Memperhatikan. Menjawab salam.
2’
1’
1’
C. Pembelajaran dengan Metode TGT
Pembelajaran dengan metode TGT diberikan pada kelompok eksperimen
2 yaitu Kelas X-I SMA Negei 2 Surakarta dan dilakukan selama 5 pertemuan.
Pertemuan pertama digunakan untuk pretest, dua kali pemberian materi
pembelajaran, satu kali pelaksanaan permainan dan turnamen, pertemuan terakhir
digunakan untuk posttest. Adapun rancangan pembelajaran dalam penggunaan
metode TGT dapat dilihat pada tabel berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82 Tabel 4.3. Rancangan Pembelajaran Kelompok TGT
Pertemuan Kedua
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Kegiatan Pendahuluan
1. 2. 3. 4.
Membuka pelajaran dengan salam, mengabsen, dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Memberikan penjelasan mengenai metode pembelajaran TGT yang akan digunakan dalam belajar Geografi. Mengelompokkan siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Apersepsi: Menayangkan gambar sungai dan laut (Media: gambar 2 dimensi sungai dan laut dengan power point. Sumber: internet). Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengungkapkan manfaat air, dan mengapa air di bumi yang selalu digunakan cenderung tetap ?
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran. Memperhatikan penjelasan pembelajaran dengan metode TGT. Mendengarkan daftar kelompoknya. Mengamati gambar sungai dan laut. Menjawab pertanyaan tentang manfaat air dan menjelaskan mengapa air di bumi cenderung tetap.
1’
2’
1’
2’
Kegiatan Inti 1. 2.
Guru menampilkan media animasi tentang siklus hidrologi dan mendorong siswa untuk mengurutkan proses-proses yang terjadi di dalamnya (media: animasi siklus hidrologi panjang, sedang, pendek. Sumber: internet). Guru satu-persatu menampilkan media tentang proses-proses meteorologis dan klimatologis yang menyebabakan terjadinya siklus hidrologi, meliputi: evaporasi, perkolasi, transpirasi, evapotranspirasi, kondensasi, angin, awan, presipitasi, infiltrasi, run-off. (media: gambar 2 dimensi evaporasi, perkolasi, transpirasi, evapotranspirasi,
Mengamati animasi siklus hirologi, kemudian bersama-sama mengurutkan proses yang berlangsung di dalamnya. Mengamati satu persatu gambar yang ditampilkan.
3’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
3. 4. 5. 6. 7. 8.
kondensasi, angin, awan, presipitasi, infiltrasi, run-off. Sumber: internet). Meminta siswa secara acak untuk mengidentifikasi pengertian dari gambar yang ditampilkan. Menampilkan gambar ilustrasi lapisan air tanah (Media: gambar 2 dimensi lapisan air tanah. Sumber: internet). Menanyakan pengertian air tanah menurut pendapat siswa secara acak dengan mengarahkan kata kuncinya, kemudian bersama-sama menyimpulkan pengertian air tanah. Menjelaskan lapisan-lapisan air tanah. Menjelaskan lapisan permeable dan impermeable, kemudian menanyakan secara acak kepada siswa bagaimana konsekuensi dari adanya lapisan tersebut. Menanyakan kepada siswa apakah pernah berkunjung ke suatu danau? Menampilkan gambar danau, kemudian mengidentifikasi pengertian danau berdasarkan gambar yang ditampilkan. (Media: gambar danau Toba dalam google-earth). Menerangkan jenis danau berdasarkan macam airnya, yaitu danau air asin dan danau air tawar. Mengarahkan siswa untuk menyebutkan perbedaan antara kedua jenis danau. Menampilkan contoh danau Great Salt dan danau Laut Tawar (Media: gambar 2 dimensi danau Great Salt dan danau Laut
Mengidentifikasi pengertian dari gambar yang ditampilkan (misalnya mengidentifikasi pengertian dari gambar evaporasi). Mengemukakan pendapatnya tentang air tanah berdasarkan kata kunci dari guru. Mengamati lapisan-lapisan tanah dan menjelaskan konsekuensi/akibat dari lapisan tersebut. Menjawab pernah/belum pernah berkunjung ke suatu danau. Memperhatikan gambar danau, kemudian mngidentifikasi pengertiannya. Menyebutkan perbedaan antara danau asin dan danau air tawar. Memperhatikan gambar Great Salt dan danau Laut
5’
1’
2’
1’
1’
1’
1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
9.
Tawar. Sumber: internet). Meminta siswa untuk menyebutkan contoh yang lain. Menerangkan jenis danau menurut terjadinya, meliputi: a. Danau tektonik
Guru menampilkan contoh gambar danau tektonik (Media: gambar 2 dimensi danau Obruk Gol di Turkishtan. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
b. Danau lembah gletser Guru menampilkan contoh gambar danau lembah gletser (Media: gambar 2 dimensi danau lembah gletser. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
c. Danau vulkanis Guru menampilkan contoh gambar danau vulkanis (Media: gambar 2 dimensi dan tampilan dalam google-earth danau Toba. Sumber: internet, google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
d. Danau karst/danau dolina Guru menampilkan contoh gambar danau karst (Media: gambar 2 dimensi danau karst. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
e. Danau terbendung Guru menampilkan contoh gambar danau terbendung (Media: gambar 2 dimensi waduk Gajahmungkur. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau
Tawar, lalu menyebutkan contoh lain yang mereka ketahui. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau tektonik yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau lembah gletser yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau vulkanis yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau karst yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar waduk Gajahmungkur yang
1’
1’
1’
1’
1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
10. 11. 12.
tersebut menurut terjadinya. f. Danau tapal kuda (oxbow lake)
Guru menampilkan contoh gambar danau tapal kuda (Media: diagram blok dan gambar 2 dimensi danau tapal kuda. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
Guru menampilkan gambar rawa (Media: gambar 2 dimensi dan google-earth rawa. Sumber: internet dan google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian rawa berdasarkan gambar yang ditampilkan, ciri-cirinya, serta pengaruhnya terhadap kehidupan. Menjelaskan jenis rawa berdasarkan genangan airnya: a. Rawa yang airnya selalu tergenang.
Guru menampilkan contoh gambar rawa yang airnya selalu tergenang (Media: gambar 2 dimensi rawa. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengaruh rawa tersebut terhadap kehidupan.
b. Rawa yang airnya tidak selalu tergenang. Guru menampilkan contoh gambar rawa yang airnya selalu tergenang (Media: gambar 2 dimensi rawa. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengaruh rawa tersebut terhadap kehidupan.
Menjelaskan ekosistem rawa: a. Rawa air tawar
Guru menampilkan contoh gambar rawa air tawar (Media: gambar 2 dimensi rawa air tawar. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri ekosistem rawa air tawar dengan batuan kata kunci dari
ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau tapal kuda yang ditampilkan. Mengidentifikasi pengertian, ciri, serta pengaruh rawa terhadap kehidupan. Mengidentifikasi pengaruh rawa yang airnya selalu tergenang terhadap kehidupan. Mengidentifikasi pengaruh rawa yang airnya tidak selalu tergenang terhadap kehidupan. Mengidentifikasi ciri ekosistem rawa air tawar dengan batuan kata kunci dari guru.
2’
2’
1’
1’
1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
13.
guru. b. Rawa gambut
Guru menampilkan contoh gambar rawa gambut (Media: gambar 2 dimensi rawa gambut. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri ekosistem rawa gambut dengan batuan kata kunci dari guru, kemudian mengidentifikasi perbedaannya dengan ekosistem rawa air tawar.
Guru menampilkan gambar sungai, kemudian meminta siswa untuk mengidentifikasi pengertiannya berdasarkan gambar (Media: gambar 2 dimensi sungai. Sumber: internet). Menjelaskan jenis-jenis sungai, yang meliputi: a. Sungai berdasarkan tipe genetiknya.
Guru menampilkan gambar sungai-sungai yang berada pada puncak kubah yang tererosi, dataran pesisir, dan puncak antiklinal yang tererosi (Media: gambar 2 dimensi puncak kubah yang tererosi, dataran pesisir, dan puncak antiklinal yang tererosi. Sumber: Lobeck). · Siswa diminta mengamati sungai
consequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
subsequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
obsequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi
Mengidentifikasi ciri ekosistem rawa gambut dengan batuan kata kunci dari guru, kemudian mengidentifikasi perbedaannya dengan ekosistem rawa air tawar. Memperhatikan gambar sungai, kemudian mengidentifikasi pengertian sungai. Memperhatikan gambar sungai yang berada pada puncak kubah yang tererosi, dataran pesisir, dan puncak antiklinal yang tererosi. Mengidentifikasi pengertian sungai consequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai subsequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai obsequent dengan
2’
1’
1’
1’
1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
resequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
insequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru.
b. Sungai berdasarkan pola aliran. · Dendritik
Guru menampilkan gambar pola aliran dendritik (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran dendritik. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran dendritik. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Trellis
Guru menampilkan gambar pola aliran dendritik (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran trellis. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran trellis. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Radial
bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai resequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai insequent dengan bantuan kata kunci. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran dendritik. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran trellis.
1’
1’
1’
1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Guru menampilkan gambar pola aliran dendritik (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran radial. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran radial. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Annular
Guru menampilkan gambar pola aliran annular (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran annular. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran annular. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Rectangular
Guru menampilkan gambar pola aliran rectangular (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran dendritik. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran Rectangular. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth).
c. Sungai berdasarkan debitnya. · Influent
Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran radial. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran annular. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran rectangular.
1’
1’
1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
14. 15. 16.
Guru menampilkan gambar sungai influent (Media: gambar 2 dimensi sungai influent. Sumber: Asdak). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai influent. · Intermitten
Guru menampilkan gambar sungai intermitten (Media: gambar 2 dimensi sungai intermitten. Sumber: Asdak). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai intermitten. · Effluent
Guru menampilkan gambar sungai effluent (Media: gambar 2 dimensi sungai effluent. Sumber: Asdak). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai effluent.
Guru menanyakan tipe sungai Bengawan Solo berdasarkan debitnya. Guru menampilkan gambar meander sungai (Media: gambar citra meander sungai. Sumber: google earth). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, lokasi, stadium sungai, dan dampaknya bagi kehidupan. Guru menampilkan gambar delta (Media: gambar citra delta. Sumber: google earth). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, proses yang bekerja, lokasi, bentuk-bentuk, dan dampaknya bagi kehidupan. Guru menampilkan gambar Daerah Aliran Sungai (Media: gambar 2 dimensi DAS.
Melalui gambar, siswa mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai influent. Melalui gambar, siswa mencoba mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai intermitten. Melalui gambar, siswa mencoba mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai effluent. Menjawab tipe Bengawan Solo berdasarkan debitnya. Melalui gambar meander, siswa mengidentifikasi pengertian, lokasi, stadium sungai, dan dampaknya bagi kehidupan. Melalui gambar delta, siswa mengidentifikasi pengertian, proses yang bekerja, lokasi, bentuk-bentuk, dan dampaknya bagi kehidupan. Mengidentifikasi pengertian DAS
Guru menampilkan gambar DAS bentuk bulu burung (Media: gambar 2 dimensi DAS bentuk bulu burung. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS tersebut.
· Bentuk radial Guru menampilkan gambar DAS bentuk radial (Media: gambar 2 dimensi DAS bentuk radial. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS tersebut.
· Bentuk parallel Guru menampilkan gambar DAS bentuk parallel (Media: gambar 2 dimensi DAS bentuk parallel. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS tersebut.
Meminta siswa untuk mempelajari materi lebih mendalam dengan kelompoknya, serta memberikan bahan diskusi. Meminta siswa untuk mengumpulkan hasil diskusi. Bersama-sama membahas jawaban diskusi.
berdasarkan gambar. Mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS bulu burung. Mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS radial. Mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS parallel. Belajar dan diskusi kelompok. Mengumpulkan hasil diskusi. Membahas hasil jawaban.
1’
1’
1’
20’
1’
4’
Kegiatan Penutup 1. 2.
Guru memberikan kesimpulan materi. Mengucapkan salam penutup.
Memperhatikan. Menjawab salam.
1’ 1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Pertemuan Ketiga
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Kegiatan Pendahuluan
1. 2.
Membuka pelajaran dengan salam, mengabsen dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Apersepsi: bertanya kepada siswa apakah pernah pergi ke pantai? Menanyakan perbedaan antara pesisir dan pantai.
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran. Menjawab pertanyaan.
2’
5’
Kegiatan Inti 1. 2.
Menampilkan gambar bagian-bagian dari wilayah pantai (Media: diagram blok bagian-bagian dari wilayah pantai. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi gambar tersebut untuk kemudian ditafsirkan pengertian dari pantai dan pesisir. Menjelaskan klasifikasi laut: · Laut berdasarkan kedalamannya.
Menampilkan gambar wilayah laut berdasarkan kedalamannya (Media: gambar 2 dimensi pembagian zonasi laut berdasarkan kedalamannya. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi gambar dan menentukan zonasi kedalaman laut, dan pengaruh terhadap kehidupan biota laut. · Laut berdasarkan letaknya
Menampilkan gambar laut Hitam (Media: gambar citra laut Hitam. Sumber: google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi laut Hitam berdasarkan letaknya dengan daratan di sekelilingnya. Menampilkan gambar laut Karibia (Media: gambar citra laut Karibia. Sumber: google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi laut
Mengidentifikasi gambar untuk menafsirkan pengertian pantai dan pesisir. Mengidentifikasi gambar untuk menentukan zonasi kedalaman laut, dan pengaruh terhadap kehidupan biota laut. Mengidentifikasi laut Hitam berdasarkan letaknya dengan daratan di sekelilingnya. Mengidentifikasi laut Karibia berdasarkan letaknya dengan daratan di
3’
4’
2’
2’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92 3. 4. 5. 6.
Karibia berdasarkan letaknya dengan daratan di sekelilingnya. · Laut berdasarkan proses terjadinya
Menampilkan gambar laut Jawa (Media: gambar citra laut Jawa. Sumber: google-earth). Menjelaskan bahwa laut Jawa merupakan laut transgresi. Menampilkan gambar laut Jepang (Media: gambar citra laut Jepang. Sumber: google-earth). Menjelaskan bahwa laut Jawa merupakan laut ingresi. · Berdasarkan Hukum Laut Internasional
Menampilkan gambar peta Indonesia (Media: peta Indonesia. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ZEE dan zona teritorial Indonesia, serta menentukan batas landas kontinen Indonesia. Menampilkan gambar morfologi laut (Media: gambar 2 dimensi morfologi laut. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian dari masing-masing morfologi yang ada di laut. Menampilkan gambar arus laut (Media: gambar 2 dimensi arus laut. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi: · Arus laut berdasarkan letaknya · Arus laut berdasarkan suhu · Arus laut berdasarkan terjadinya arus.
Menampilkan gambar gelombang laut (Media: gambar 2 dimensi gelombang laut. Sumber: internet). Menanyakan penyebab terjadinya gelombang laut dan akibat dari gelombang laut yang dapat membahayakan manusia. Menampilkan gambar pasang surut air laut (Media: gambar 2 dimensi pasang purnama
sekelilingnya. Mendengarkan penjelasan dan mengamati gambar Laut Jawa dan Laut Jepang. Mengidentifikasi ZEE dan zona teritorial Indonesia, serta menentukan batas landas kontinen Indonesia. Mengidentifikasi pengertian dari masing-masing morfologi yang ada di laut. Memperhatikan gambar arus laut, lalu siswa mengidentifikasi arus laut berdasarkan letak, suhu, dan berdasarkan terjadinya arus. Mengidentifikasi penyebab terjadinya gelombang laut dan akibat dari gelombang laut yang dapat membahayakan manusia. Mengidentifikasi penyebab dari
3’
5’
5’
5’
5’
5’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93 7. 8. 9.
10.
dan pasang perbani). Siswa diminta mengidentifikasi penyebab dari terjadinya pasang surut air laut dan pengaruhnya bagi kehidupan. Guru menjelaskan bahwa kualitas air laut dipengaruhi oleh suhu, kecerahan, dan salinitas air laut. Siswa diminta menjelaskan pengaruh dari ketiga faktor tersebut terhadap kualitas air laut. Guru memberikan bahan diskusi kelompok Meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab diskusi kelompok. Meminta perwakilan dari kelompok untuk presentasi, sementara kelompok lain bertugas menanggapi.
terjadinya pasang surut air laut dan pengaruhnya bagi kehidupan. Menjelaskan pengaruh dari faktor suhu, kecerahan, dan salinitas air laut terhadap kualitas air laut. Diskusi kelompok. Mengumpulkan lembar jawab. Presentasi dan menanggapi
5’
30’ 1’
10’
Kegiatan Penutup
1. 2. 3.
Memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti. Memberi tahu bahwa minggu depan akan diadakan uji kompetensi materi hidrosfer, sehingga diharapkan agar siswa belajar. Mengucapkan salam penutup
Bertanya jika belum jelas. Memperhatikan. Menjawab salam.
5’
2’
1’
Pertemuan Keempat
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Kegiatan Pendahuluan
1. 2.
Membuka dengan salam, mengabsen dan memastikan siswa menerima pelajaran. Meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran. Duduk menyesuaikan kelompoknya.
2’
3’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Kegiatan Inti
1. 2. 3.
Memberikan penjelasan mengenai aturan permainan roda impian. Mengawasi jalannya permainan (permainan dilakukan 2 sesi). Menghentikan permainan dan pengumumkan pemenang permainan sementara.
Mendengarkan dan memperhatikan. Bermain sambil belajar. Permainan selesai.
5’
70’
5’
Kegiatan Penutup 1. 2.
Memberi tahu bahwa minggu depan akan diadakan posttest, sehingga diharapkan agar siswa belajar dan mempersiapkannya. Menutup pelajaran
Memperhatikan Mengucapkan salam penutup.
3’
2’
D. Pembelajaran dengan Metode Ceramah Tanya Jawab
Pembelajaran dengan metode Ceramah Tanya Jawab diberikan pada
kelompok kontrol yaitu Kelas X-3 SMA Negei 2 Surakarta dan dilakukan selama
5 pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pretest, tiga kali pemberian
materi pembelajaran dan pertemuan terakhir digunakan untuk posttest. Adapun
rancangan pembelajaran dalam penggunaan metode Ceramah tanya Jawab dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4. Rancangan Pembelajaran Kelompok Ceramah tanya Jawab
Pertemuan Kedua
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Kegiatan Pendahuluan
1. 2. 3.
Membuka pelajaran dengan salam, mengabsen, dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Memberikan penjelasan mengenai metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab yang akan digunakan dalam belajar Geografi. Apersepsi: Menayangkan gambar sungai dan laut (Media: gambar 2 dimensi sungai dan laut. Sumber: internet). Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengungkapkan manfaat air, dan mengapa
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran. Memperhatikan. Mengamati gambar sungai dan laut.
Menjawab pertanyaan tentang
2’
3’
4’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
air di bumi yang selalu digunakan cenderung tetap ?
manfaat air dan menjelaskan mengapa air di bumi cenderung tetap.
Kegiatan Inti 1. 2. 3. 4.
Guru menampilkan media animasi tentang siklus hidrologi dan mendorong siswa untuk mengurutkan proses-proses yang terjadi di dalamnya (media: animasi siklus hidrologi panjang, sedang, pendek. Sumber: internet). Guru satu-persatu menampilkan media tentang proses-proses meteorologis dan klimatologis yang menyebabakan terjadinya siklus hidrologi, meliputi: evaporasi, perkolasi, transpirasi, evapotranspirasi, kondensasi, angin, awan, presipitasi, infiltrasi, run-off. (media: gambar 2 dimensi evaporasi, perkolasi, transpirasi, evapotranspirasi, kondensasi, angin, awan, presipitasi, infiltrasi, run-off. Sumber: internet). Meminta siswa secara acak untuk mengidentifikasi pengertian dari gambar yang ditampilkan. Menampilkan gambar ilustrasi lapisan air tanah (Media: gambar 2 dimensi lapisan air tanah. Sumber: internet). Menanyakan pengertian air tanah menurut pendapat siswa secara acak dengan mengarahkan kata kuncinya, kemudian bersama-sama menyimpulkan pengertian air tanah. Menjelaskan lapisan-lapisan air tanah. Menjelaskan lapisan permeable dan
Mengamati animasi siklus hirologi, kemudian bersama-sama mengurutkan proses yang berlangsung di dalamnya. Mengamati satu persatu gambar yang ditampilkan. Mengidentifikasi pengertian dari gambar yang ditampilkan (misalnya mengidentifikasi pengertian dari gambar evaporasi. Mengemukakan pendapatnya tentang air tanah berdasarkan kata kunci. Mengamati lapisan-lapisan tanah dan
10’
15’
5’
5’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96 5. 6. 7. 8. 9.
impermeable, kemudian menanyakan secara acak kepada siswa bagaimana konsekuensi dari adanya lapisan tersebut. Menanyakan kepada siswa apakah pernah berkunjung ke suatu danau? Menampilkan gambar danau, kemudian mengidentifikasi pengertian danau berdasarkan gambar yang ditampilkan. (Media: gambar citra danau Toba. Sumber: google-earth). Menerangkan jenis danau berdasarkan macam airnya, yaitu danau air asin dan danau air tawar. Mengarahkan siswa untuk menyebutkan perbedaan antara kedua jenis danau. Menampilkan contoh danau Great Salt dan danau Laut Tawar (Media: gambar 2 dimensi danau Great Salt dan danau Laut Tawar. Sumber: internet). Meminta siswa untuk menyebutkan contoh yang lain. Menerangkan jenis danau menurut terjadinya, meliputi: a. Danau tektonik
Guru menampilkan contoh gambar danau tektonik (Media: gambar 2 dimensi danau Obruk Gol di Turkishtan. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
b. Danau lembah gletser Guru menampilkan contoh gambar danau lembah gletser (Media: gambar 2 dimensi danau lembah gletser. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
menjelaskan konsekuensi/akibat dari lapisan tersebut Menjawab pernah/belum pernah berkunjung ke suatu danau. Memperhatikan gambar danau, kemudian mengidentifikasi pengertiannya. Menyebutkan perbedaan antara danau asin dan danau air tawar. Memperhatikan gambar Great Salt dan danau Laut Tawar, lalu menyebutkan contoh lain yang mereka ketahui. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau tektonik yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau lembah gletser yang ditampilkan.
1’
2’
4’
2’
3’
3’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97 10.
c. Danau vulkanis Guru menampilkan contoh gambar danau vulkanis (Media: gambar 2 dimensi dan tampilan dalam google-earth danau Toba. Sumber: internet, google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
d. Danau karst/danau dolina Guru menampilkan contoh gambar danau karst (Media: gambar 2 dimensi danau karst. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
e. Danau terbendung Guru menampilkan contoh gambar danau terbendung (Media: gambar 2 dimensi waduk Gajahmungkur. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
f. Danau tapal kuda (oxbow lake) Guru menampilkan contoh gambar danau tapal kuda (Media: diagram blok dan gambar 2 dimensi danau tapal kuda. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi kenampakan danau tersebut menurut terjadinya.
Guru menampilkan gambar rawa (Media: gambar 2 dimensi dan gambar citra rawa. Sumber: internet dan google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian rawa berdasarkan gambar yang ditampilkan, termasuk keberadaan dan ciri-cirinya, serta pengaruhnya terhadap kehidupan. Menjelaskan jenis rawa berdasarkan genangan airnya: a. Rawa yang airnya selalu tergenang.
Guru menampilkan contoh gambar rawa yang airnya selalu tergenang (Media: gambar 2 dimensi rawa yang airnya selalu
Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau vulkanis yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau karst yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar waduk Gajahmungkur yang ditampilkan. Mengidentifikasi proses terjadinya danau berdasarkan gambar danau tapal kuda yang ditampilkan. Mengidentifikasi pengertian, ciri, serta pengaruh rawa terhadap kehidupan. Mengidentifikasi pengaruh rawa yang airnya selalu
3’
3’
3’
3’
5’
2’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98 11.
tergenang. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengaruh rawa tersebut terhadap kehidupan.
b. Rawa yang airnya tidak selalu tergenang. Guru menampilkan contoh gambar rawa yang airnya tidak selalu tergenang (Media: gambar 2 dimensi rawa yang airnya tidak selalu tergenang. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengaruh rawa tersebut terhadap kehidupan.
Menjelaskan ekosistem rawa: a. Rawa air tawar
Guru menampilkan contoh gambar rawa air tawar (Media: gambar 2 dimensi rawa air tawar. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri ekosistem rawa air tawar dengan batuan kata kunci dari guru.
b. Rawa gambut Guru menampilkan contoh gambar rawa gambut (Media: gambar 2 dimensi rawa gambut. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri ekosistem rawa gambut dengan bantuan kata kunci dari guru, kemudian mengidentifikasi perbedaannya dengan ekosistem rawa air tawar.
tergenang terhadap kehidupan. Mengidentifikasi pengaruh rawa yang airnya tidak selalu tergenang terhadap kehidupan. Mengidentifikasi ciri ekosistem rawa air tawar dengan bantuan kata kunci dari guru. Mengidentifikasi ciri ekosistem rawa gambut dengan bantuan kata kunci dari guru, kemudian mengidentifikasi perbedaannya dengan ekosistem rawa air tawar.
2’
2’
2’
Kegiatan Penutup
1. 2. 3.
Guru memberikan kesimpulan materi. Memberikan tugas pekerjaan rumah. Mengucapkan salam penutup.
Memperhatikan. Mencatat soal. Menjawab salam.
3’ 2’ 1’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99 Pertemuan Ketiga
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Kegiatan Pendahuluan
1. 2.
Membuka pelajaran dengan salam, mengabsen dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Apersepsi: me-review pelajaran minggu lalu, yaitu dengan menanyakan secara acak kepada siswa tentang siklus hidrologi pendek, sedang dan panjang, serta unsur-unsur utama siklus hidrologi.
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran. Menjawab pertanyaan.
2’
5’
Kegiatan Inti 1.
2.
Guru menampilkan gambar sungai, kemudian meminta siswa untuk mengidentifikasi pengertiannya berdasarkan gambar (Media: gambar 2 dimensi sungai. Sumber: internet). Menjelaskan jenis-jenis sungai, yang meliputi: a. Sungai berdasarkan tipe genetiknya.
Guru menampilkan gambar sungai-sungai yang berada pada puncak kubah yang tererosi, dataran pesisir, dan puncak antiklinal yang tererosi (Media: gambar 2 dimensi puncak kubah yang tererosi, dataran pesisir, dan puncak antiklinal yang tererosi . Sumber: Lobeck). · Siswa diminta mengamati sungai
consequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
subsequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
obsequent pada ketiga gambar, lalu guru
Memperhatikan gambar sungai, kemudian mengidentifikasi pengertian sungai.. Memperhatikan gambar sungai yang berada pada puncak kubah yang tererosi, dataran pesisir, dan puncak antiklinal yang tererosi. Mengidentifikasi pengertian sungai consequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai subsequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai obsequent dengan
5’
4’
4’
4’
4’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
resequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru. · Siswa diminta mengamati sungai
insequent pada ketiga gambar, lalu guru meminta untuk mengidentifikasi pengertian sungai tersebut dengan dibantu kata kunci dari guru.
b. Sungai berdasarkan pola aliran. · Dendritik
Guru menampilkan gambar pola aliran dendritik (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran dendritik. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran dendritik. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Trellis
Guru menampilkan gambar pola aliran trellis (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran trellis. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran trellis. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Radial
Guru menampilkan gambar pola aliran
bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai resequent dengan bantuan kata kunci. Mengidentifikasi pengertian sungai insequent dengan bantuan kata kunci. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran dendritik. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran trellis. Memperhatikan penjelasan guru,
4’
4’
4’
4’
4’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
radial (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran radial. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran radial. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Annular
Guru menampilkan gambar pola aliran annular (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran annular. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran annular. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth). · Rectangular
Guru menampilkan gambar pola aliran rectangular (Media: Gambar 2 dimensi pola aliran dendritik. Sumber: Lobeck), lalu menjelaskan konsep pola aliran tersebut. Guru menampilkan berbagai pola aliran sungai dalam google earth, lalu siswa diminta mengidentifikasi mana yang termasuk pola aliran Rectangular. (Media: gambar citra, meliputi berbagai macam pola aliran sungai. Sumber: google-earth).
c. Sungai berdasarkan debitnya. · Influent
Guru menampilkan gambar sungai influent (Media: gambar 2 dimensi sungai influent. Sumber: Asdak).
lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran radial. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran annular. Memperhatikan penjelasan guru, lalu siswa mengidentifikasi gambar mana yang termasuk pola aliran rectangular. Melalui gambar, siswa mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan
4’
3’
3’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
3.
4.
5.
6.
Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai influent. · Intermitten
Guru menampilkan gambar sungai intermitten (Media: gambar 2 dimensi sungai intermitten. Sumber: Asdak). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai intermitten. · Effluent
Guru menampilkan gambar sungai effluent (Media: gambar 2 dimensi sungai effluent. Sumber: Asdak). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai effluent.
Guru menanyakan tipe sungai Bengawan Solo berdasarkan debitnya. Guru menampilkan gambar meander sungai (Media: gambar citra meander sungai. Sumber: google earth). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, lokasi, stadium sungai, dan dampaknya bagi kehidupan. Guru menampilkan gambar delta (Media: gambar citra delta. Sumber: google earth). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian, proses yang bekerja, lokasi, stadium sungai, macam-macam delta dan dampaknya bagi kehidupan. Guru menampilkan gambar Daerah Aliran Sungai (Media: gambar 2 dimensi DAS. Sumber: internet).
contoh sungai influent. Melalui gambar, siswa mencoba mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai intermitten. Melalui gambar, siswa mencoba mengidentifikasi pengertian, manfaat, dan contoh sungai effluent. Menjawab tipe Bengawan Solo berdasarkan debitnya. Melalui gambar meander, siswa mengidentifikasi pengertian, lokasi, stadium sungai, dan dampaknya bagi kehidupan. Melalui gambar delta, siswa mengidentifikasi pengertian, proses yang bekerja, lokasi, stadium sungai, dan dampaknya bagi kehidupan. Mengidentifikasi pengertian DAS berdasarkan
Guru menampilkan gambar DAS bentuk bulu burung (Media: gambar 2 dimensi DAS bentuk bulu burung. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS tersebut.
· Bentuk radial Guru menampilkan gambar DAS bentuk radial (Media: gambar 2 dimensi DAS bentuk radial. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS tersebut.
· Bentuk parallel Guru menampilkan gambar DAS bentuk parallel (Media: gambar 2 dimensi DAS bentuk parallel. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS tersebut.
gambar. Mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS bulu burung. Mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS radial. Mengidentifikasi ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan bagi lingkungan dari bentuk DAS parallel.
2’
2’
2’
Kegiatan Penutup 1. 2. 3.
Memberikan kesimpulan materi Memberikan tugas pekerjaan rumah. Mengucapkan salam penutup.
Memperhatikan. Mencatat soal PR. Menjawab salam.
3’ 2’ 1’
Pertemuan Keempat
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Kegiatan Pendahuluan
1. 2.
Membuka pelajaran dengan salam, mengabsen dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Apersepsi: bertanya kepada siswa apakah pernah pergi ke pantai? Menanyakan perbedaan antara pesisir dan pantai.
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran. Menjawab pertanyaan.
2’
5’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Kegiatan Inti 1. 2.
Menampilkan gambar bagian-bagian dari wilayah pantai (Media: diagram blok bagian-bagian wilayah pantai. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi gambar tersebut untuk kemudian ditafsirkan pengertian dari pantai dan pesisir. Menjelaskan klasifikasi laut: · Laut berdasarkan kedalamannya.
Menampilkan gambar wilayah laut berdasarkan kedalamannya (Media: gambar 2 dimensi pembagian zonasi laut berdasarkan kedalamannya. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi gambar dan menentukan zonasi kedalaman laut, dan pengaruh terhadap kehidupan biota laut. · Laut berdasarkan letaknya
Menampilkan gambar laut Hitam (Media: gambar citra laut Hitam. Sumber: google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi laut Hitam berdasarkan letaknya dengan daratan di sekelilingnya. Menampilkan gambar laut Karibia (Media: gambar citra laut Karibia. Sumber: google-earth). Siswa diminta mengidentifikasi laut Karibia berdasarkan letaknya dengan daratan di sekelilingnya. · Laut berdasarkan proses terjadinya
Menampilkan gambar laut Jawa (Media: gambar citra laut Jawa. Sumber: google-earth). Menjelaskan bahwa laut Jawa merupakan laut transgresi. Menampilkan gambar laut Jepang (Media: gambar citra laut Jepang. Sumber: google-earth). Menjelaskan bahwa laut Jepang merupakan laut ingresi.
Mengidentifikasi gambar untuk menafsirkan pengertian pantai dan pesisir. Mengidentifikasi gambar untuk menentukan zonasi kedalaman laut, dan pengaruh terhadap kehidupan biota laut. Mengidentifikasi laut Hitam berdasarkan letaknya dengan daratan di sekelilingnya. Mengidentifikasi laut Karibia berdasarkan letaknya dengan daratan di sekelilingnya. Mendengarkan penjelasan dan mengamati gambar Laut Jawa dan Laut Jepang.
5’
5’
3’
3’
6’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105 3. 4. 5. 6. 7.
· Berdasarkan Hukum Laut Internasional Menampilkan gambar peta Indonesia (Media: peta Indonesia. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi ZEE dan zona teritorial Indonesia, serta menentukan batas landas kontinen Indonesia. Menampilkan gambar morfologi laut (Media: gambar 2 dimensi morfologi laut. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi pengertian dari masing-masing morfologi yang ada di laut. Menampilkan gambar arus laut (Media: gambar 2 dimensi arus laut. Sumber: internet). Siswa diminta mengidentifikasi: · Arus laut berdasarkan letaknya · Arus laut berdasarkan suhu · Arus laut berdasarkan terjadinya arus.
Menampilkan gambar gelombang laut (Media: gambar 2 dimensi gelombang laut. Sumber: internet). Menanyakan penyebab terjadinya gelombang laut dan akibat dari gelombang laut yang dapat membahayakan manusia. Menampilkan gambar pasang surut air laut (Media: gambar 2 dimensi pasang purnama dan pasang perbani). Siswa diminta mengidentifikasi penyebab dari terjadinya pasang surut air laut dan pengaruhnya bagi kehidupan. Guru menjelaskan bahwa kualitas air laut dipengaruhi oleh suhu, kecerahan, dan salinitas air laut. Siswa diminta
Mengidentifikasi ZEE dan zona teritorial Indonesia, serta menentukan batas landas kontinen Indonesia. Mengidentifikasi pengertian dari masing-masing morfologi yang ada di laut. Memperhatikan gambar arus laut, lalu siswa mengidentifikasi arus laut berdasarkan letak, suhu, dan berdasarkan terjadinya arus. Mengidentifikasi penyebab terjadinya gelombang laut dan akibat dari gelombang laut yang dapat membahayakan manusia. Mengidentifikasi penyebab terjadinya pasang surut air laut dan pengaruhnya bagi kehidupan. Menjelaskan pengaruh dari faktor suhu,
10’
7’
10’
6’
6’
10’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
menjelaskan pengaruh dari ketiga faktor tersebut terhadap kualitas air laut.
kecerahan, dan salinitas air laut terhadap kualitas air laut.
Kegiatan Penutup 1. 2. 3. 4. 5.
Memberikan kesimpulan materi. Memberi kesempatan siswa bertanya mengenai materi yang belum dimengerti. Memberi tugas PR. Memberi tahu bahwa minggu depan akan diadakan uji kompetensi materi hidrosfer, sehingga diharapkan agar siswa belajar. Mengucapkan salam penutup.
Memperhatikan Bertanya jika belum jelas. Mencatat soal. Memperhatikan. Menjawab salam.
3’ 4’
3’
1’
1’
E. Hasil Penelitian
Penelitian ini melibatkan 104 siswa yang terdiri dari 32 siswa kelas X-1,
36 siswa kelas X-3, dan 36 siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Surakarta tahun
pelajaran 2009/2010. Kelas X-5 sebagai kelas eksperimen 1 diberi pembelajaran
dengan metode STAD, kelas X-1 sebagai kelas eksperimen 2 diberi pembelajaran
dengan metode TGT, dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol diberi pembelajaran
Ceramah Tanya Jawab. Selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan tes
kognitif sebanyak 30 soal dari pokok bahasan Hidrosfer. Jumlah item soal tes
yang diberikan sebagai pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan
eksperimen adalah sama. Item soal untuk pretest dan posttest tidak dibuat dengan
sama persis, namun identik. Berikut ini disajikan deskripsi data penelitian dari
masing-masing variabel.
1. Deskripsi Data
a. Diskripsi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Ekperimen dengan Metode
Pembelajaran STAD
Deskripsi statistik nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan
metode STAD disajikan pada Tabel 4.5 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.5. Data Statistik Pretest
Metode STAD N Pretest 36 Posttest 36
Distribusi frekuensi
dengan metode pembelajaran STAD disajikan pada
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai
Interval Nilai
Frekuensi
Pretest Posttest
≤ 40 0
41 – 55 1
56 – 70 24
71 – 85 10
86 – 100 1
Jumlah 36
Tabel distribusi frekuensi
Gambar 4.1. berikut ini :
Gambar 4.1. Histogram
Nilai terendah yang dicapai siswa
50 dan nilai tertingginya 87 dengan modus terdapat pada
0
5
10
15
20
25
≤ 40 41 -
0 10
Frek
uens
i
Histogram Nilai
Pretest dan Posttest Kelompok STAD
Mean SD Nilai Min Nilai68,69 7,75 50 8776,64 9,68 60 93
frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen
pembelajaran STAD disajikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok STAD
Frekuensi Persentase Huruf Keterangan
Posttest Pretest Posttest
0 0 0 E Sangat Kurang0 2,8 0 D Kurang12 66,7 33,3 C Cukup16 27,7 44,5 B Baik8 2,8 22,2 A Baik Sekali36 100 100
frekuensi di atas dapat diperjelas dengan histogram pada
Histogram nilai pretest dan posttest kelompok STAD
yang dicapai siswa pada pretest kelompok STAD
50 dan nilai tertingginya 87 dengan modus terdapat pada rentang nilai
- 55 56 - 70 71 - 85 86 - 100
1
24
10
10
1216
8
Interval Nilai
Frekuensi Pretest
Frekuensi Posttest
Histogram Nilai Pretest dan Posttest Kelompok STAD
107
Nilai Max 87 93
eksperimen
sebagai berikut:
STAD
Keterangan
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik
Baik Sekali
histogram pada
STAD
STAD adalah
nilai 56 - 70
Frekuensi Pretest
Frekuensi Posttest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108 sebanyak 24 siswa. Nilai terendah yang dicapai siswa pada posttest kelompok
STAD adalah 60 dan nilai tertingginya 93 dengan modus terdapat pada rentang
nilai 71 - 85 sebanyak 16 siswa. Hasil rata-rata nilai pretest adalah 68,69 dan
terjadi kenaikan pada rata-rata nilai posttest setelah siswa diberi perlakuan dengan
metode pembelajaran STAD menjadi 76,64.
b. Diskripsi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Ekperimen dengan Metode
Pembelajaran TGT
Diskripsi statistik nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan
metode STAD disajikan pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7. Data Statistik Pretest dan Posttest Kelompok TGT
Metode TGT N Mean SD Nilai Min Nilai Max Pretest 32 70,94 6,46 60 80 Posttest 32 77,06 9,48 63 97
Distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen
dengan metode pembelajaran TGT disajikan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok TGT
Interval Nilai
Frekuensi Persentase Huruf Keterangan
Pretest Posttest Pretest Posttest
≤ 40 0 0 0 0 E Sangat Kurang
41 – 55 0 0 0 0 D Kurang
56 – 70 17 11 53,1 34,4 C Cukup
71 – 85 15 14 46,9 43,7 B Baik
86 – 100 0 7 0 21,9 A Baik Sekali
Jumlah 32 32 100 100
Tabel distribusi frekuensi di atas dapat diperjelas dengan histogram pada
Gambar 4.2 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.2. Histogram
Nilai terendah yang dicapai siswa
dan nilai tertinggi yang dicapai adalah
nilai 56 - 70 sebanyak 17
kelompok STAD adalah 63
97 dengan modus terdapat pada
rata-rata nilai pretest adalah
pembelajaran dengan metode TGT
menjadi 77,06.
c. Diskripsi Statistik Nilai
Metode Pembelajaran
Diskripsi statistik
metode Ceramah Tanya Jawab
Tabel 4.9. Data Statistik Pretest
Metode CTJ N Pretest 36 Posttest 36
Distribusi frekuensi
pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
0
5
10
15
20
≤ 40 41
0 00Frek
uens
i
Histogram Nilai
Histogram nilai pretest dan posttest kelompok TGT
yang dicapai siswa pada pretest kelompok TGT adalah
yang dicapai adalah 80 dengan modus terdapat pada
siswa. Nilai terendah yang dicapai siswa pada
3 dan nilai tertinggi yang berhasil dicapai siswa adalah
dengan modus terdapat pada rentang nilai 71 - 85 sebanyak 14 siswa. Hasil
adalah 70,94 dan setelah siswa diberi perlakuan
engan metode TGT terjadi kenaikan rata-rata nilai posttest
Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dengan
Ceramah Tanya Jawab
statistik nilai pretest dan posttest kelompok kontrol
Ceramah Tanya Jawab disajikan pada Tabel 4.9 berikut:
Pretest dan Posttest Kelompok Ceramah Tanya Jawab
Mean SD Nilai Min Nilai69,53 5,9 53 8072,56 8,88 60 90
frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok kontrol
sebagai berikut:
41 - 55 56 - 70 71 - 85 86 - 100
0
1715
00
1114
7
Interval Nilai
Frekuensi Pretest
Frekuensi Posttest
Histogram Nilai Pretest dan Posttest Kelompok TGT
109
TGT
adalah 60
dengan modus terdapat pada rentang
pada posttest
yang berhasil dicapai siswa adalah
siswa. Hasil
setelah siswa diberi perlakuan
posttest, yaitu
dengan
kontrol dengan
Ceramah Tanya Jawab
Nilai Max 80 90
disajikan
Frekuensi Pretest
Frekuensi Posttest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nilai
Interval Nilai
Frekuensi
Pretest Posttest
≤ 40 0
41 – 55 1
56 – 70 28
71 – 85 7
86 – 100 0
Jumlah 36
Berikut disajikan histogram
Gambar 4.3. Histogram nilai
Nilai terendah yang dicapai siswa
Jawab adalah 53 dan nilai tertinggi
pada nilai 56 - 70 sebanyak 2
Ceramah Tanya Jawab adalah 60 dan nilai tertingg
adalah 90 dengan modus terdapat pada
Hasil rata-rata nilai pretest
0
5
10
15
20
25
30
≤ 40 41 -
0 10
Frek
uens
i
Histogram Nilai Pretest
. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok CTJ
Frekuensi Persentase Huruf Keterangan
Posttest Pretest Posttest
0 0 0 E Sangat Kurang0 2,8 0 D Kurang23 77,8 63,9 C Cukup11 19,4 30,6 B Baik2 0 5,5 A Baik Sekali36 100 100
disajikan histogram berdasarkan distribusi frekuensi di atas :
nilai pretest dan posttest kelompok Ceramah Tanya Jawab
yang dicapai siswa pada pretest kelompok Ceramah Tanya
adalah 53 dan nilai tertinggi yang dicapai adalah 80 dengan modus terdapat
sebanyak 28 siswa. Nilai terendah pada posttest kel
Ceramah Tanya Jawab adalah 60 dan nilai tertinggi yang berhasil dicapai siswa
90 dengan modus terdapat pada rentang nilai 56 - 70 sebanyak 23
adalah 69,53 dan rata-rata nilai posttest adalah 72,56.
- 55 56 - 70 71 - 85 86 - 100
28
7
00
23
11
2
Interval Nilai
Frekuensi Pretest
Frekuensi Posttest
Pretest dan Posttest Kelompok Ceramah Tanya Jawab
110
CTJ
Keterangan
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik
Baik Sekali
distribusi frekuensi di atas :
Ceramah Tanya Jawab
Ceramah Tanya
80 dengan modus terdapat
kelompok
yang berhasil dicapai siswa
23 siswa.
adalah 72,56.
Frekuensi Pretest
Frekuensi Posttest
Kelompok Ceramah Tanya Jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
2. Analisis Hasil Penelitian
a. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum melaksanakan Analisis Kovarian untuk menguji hipotesis
penelitian, perlu dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas
dan uji homogenitas. Data yang digunakan dalam uji persyaratan analisis adalah
nilai pretest dan posttest.
1) Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi
yang normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji adalah metode
Liliefors. Hasil uji normalitas dengan taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing
kelas dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran 31.
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas
No. Kelompok Siswa Jumlah Sampel
Harga L Kesimpulan Berdistribusi Hitung Tabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pretest Kelompok CTJ (Kelompok Kontrol) Pretest Kelompok STAD (Kelompok Eksperimen1) Pretest Kelompok TGT (Kelompok Eksperimen 2) Posttest Kelompok CTJ (Kelompok Kontrol) Posttest Kelompok STAD (Kelompok Eksperimen1) Posttest Kelompok TGT (Kelompok Eksperimen 2)
36
36
32
36
36
32
0,1071 0,1360 0,1094 0,1343 0,1202 0,1157
0,1477 0,1477 0,1566 0,1477 0,1477 0,1566
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal bila Lmaks < Ltabel.
Harga Lmaks pada masing-masing kelas dari tabel di atas lebih kecil dari Ltabel
sehingga H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian yang
terdiri dari Kelompok STAD, Kelompok TGT, dan Kelompok Ceramah Tanya
Jawab berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112 2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas terhadap data pretest dan posttest untuk setiap
kelompok menggunakan uji Bartlett dengan taraf signifikan 5%. Rangkuman hasil
uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan 4.13.
Tabel 4.12. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Pretest
Kelompok χ2hitung χ 2tabel Hasil
Kontrol (CTJ) Eksperimen 1 (STAD) Eksperimen 2 (TGT)
3,1145 5,99 Homogen
Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Posttest
Kelompok χ 2 hitung χ 2tabel Hasil
Kontrol (CTJ) Eksperimen 1 (STAD) Eksperimen 2 (TGT)
3,466 5,99 Homogen
Sampel berasal dari populasi yang homogen bila χ 2
hitung < χ 2tabel. Dari
Tabel 4.9 dan 4.10 terlihat bahwa harga χ 2hitung lebih kecil dari harga χ 2
tabel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian yang terdiri
dari Kelompok STAD, Kelompok TGT, dan Kelompok Ceramah Tanya Jawab
berasal dari populasi yang homogen. Hasil uji homogenitas selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 32 dan Lampiran 33.
b. Pengujian Hipotesis
1) Pengujian Hipotesis 1
Setelah prasyarat analisis dipenuhi, maka diteruskan dengan pengujian
hipotesis penelitian. Penyajian hipotesis dilakukan dengan Analisis Kovarian
(Anakova). Perhitungan secara lengkap disajikan pada Lampiran 34, sedangkan
hasil Analisis Kovarian dirangkum dalam Tabel 4.14 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113 Tabel 4.14. Rangkuman Hasil Analisis Kovarian
Sumber Variansi db JK MK Fo Ft
Antar (A) 2 1163,134 581,567 6,681 3,090
Dalam (d) 100 8704,503 87,045 - -
Total (T) 102 - - - -
Hipotesis statistik untuk perhitungan Anakova adalah sebagai berikut:
H0 = µ1 = µ2 = µ3 = Tidak terdapat beda skor yang signifikan (Ketiga metode
belajar yaitu STAD, TGT dan Ceramah Tanya Jawab memberikan rata-rata
hasil belajar yang sama).
H1 = Terdapat beda skor yang signifikan (Ketiga metode belajar yaitu STAD,
TGT dan Ceramah Tanya Jawab paling sedikit memberikan 1 rataan hasil
belajar yang tidak sama).
H0 ditolak jika Fo > Ftabel.
Perhitungan Analisis Kovarian terhadap hasil belajar Geografi siswa
pada kompetensi dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi” diperoleh hasil Fo > Ftabel (6,681 > 3,090), hal tersebut
berarti H0 ditolak. Kesimpulan yang dapat ditarik dari perhitungan tersebut adalah
bahwa terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap hasil belajar Geografi
antara ketiga metode pembelajaran. Hal ini berarti sejalan dengan hipotesis yang
menyebutkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Geografi yang menggunakan
metode pembelajaran STAD, metode TGT, dan metode Ceramah Tanya Jawab
pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
2) Pengujian Hipotesis 2
Hasil Analisis Kovarian di atas hanya mengetahui bahwa perlakuan-
perlakuan yang diteliti memberikan pengaruh yang berbeda. Namun, peneliti
belum dapat mengetahui manakah perlakuan-perlakukan itu yang secara
signifikan berbeda dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji
lanjut dengan mencari harga Beda Rata-rata yang masih Signifikan atau BRS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Hasil perhitungan BRS selengkapnya terdapat dalam Lampiran 36 dan
rangkuman hasil uji lanjut pasca Analisis Kovarian hasil belajar geografi disajikan
dalam Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Rangkuman Jumlah dan Rata-rata Hitung
Metode X MX Y MY MA
A1 (N1 = 32) 2270 70,94 2466 77,06 76,77
A2 (N2 = 36) 2473 68,69 2759 76,64 76,62
A3 (N2 = 36) 2384 66,22 2490 69,17 69,45
Total (N = 104) 7127 68,53 77,15 74,18 -
Keterangan :
A1 = Metode Pembelajaran TGT
A2 = Metode Pembelajaran STAD
A3 = Metode Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab
Tabel 4.16. Rangkuman Keputusan Uji
Perbandingan Gainscore BRS Keputusan
MA1 - MA2 0,15 4,00 Tidak Signifikan
MA1 - MA3 7,32 4,00 Signifikan
MA2 - MA3 7,17 4,00 Signifikan
Keterangan :
MA1 = Rerata hasil belajar dengan metode pembelajaran TGT
MA2 = Rerata hasil belajar dengan metode pembelajaran STAD
MA3 = Rerata hasil belajar dengan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab
Hipotesis statistik pasca Analisis Kovarian adalah sebagai berikut :
H0 = µ1 - µ2 楸 BRS (Rerata hasil belajar µ1 dan µ2, yaitu metode pembelajaran
STAD dan TGT tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan).
H1 = µ1 - µ2 > BRS (Rerata hasil belajar µ1 dan µ2, yaitu metode pembelajaran
STAD dan TGT menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan).
H0 ditolak jika Fhitung > BRS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Rerata hasil belajar dengan metode pembelajaran TGT adalah 76,77
sementara rerata hasil belajar dengan metode pembelajaran STAD adalah 76,62.
Dari Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa beda rata-rata hasil belajar antara A1
(metode pembelajaran TGT) dan A2 (metode pembelajaran STAD), yaitu 0,15
adalah jauh lebih kecil dibandingkan BRS (yaitu 4,00). Dengan demikian H0
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar pada kelompok
TGT dan kelompok STAD tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
Hal tersebut berarti hasil belajar geografi yang menggunakan metode
pembelajaran STAD sama baiknya dengan hasil belajar Geografi yang
menggunakan metode pembelajaran TGT. Hal tersebut tidak sejalan dengan
hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu bahwa hasil belajar Geografi dengan
metode pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil belajar Geografi dengan
metode STAD pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya
terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta.
3) Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis statistik pasca Analisis Kovarian adalah sebagai berikut :
H0 = µ1 - µ3 楸 BRS (Rerata hasil belajar µ1 dan µ3, yaitu metode pembelajaran
STAD dan Ceramah Tanya Jawab tidak menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan).
H1 = µ1 - µ3 > BRS (Rerata hasil belajar µ1 dan µ3, yaitu metode pembelajaran
STAD dan Ceramah Tanya Jawab menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan).
H0 ditolak jika Fhitung > BRS.
Rerata hasil belajar dengan metode pembelajaran STAD adalah 76,62
sementara rerata hasil belajar dengan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab
adalah 69,45. Dari Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa beda rata-rata antara A2
(metode pembelajaran STAD) dan A3 (metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab), yaitu 7,17 adalah jauh lebih besar dibandingkan BRS (yaitu 4,00).
Dengan demikian H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil
belajar pada kelompok STAD dan kelompok Ceramah Tanya Jawab menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116 adanya perbedaan yang signifikan. Hal tersebut berarti hasil belajar Geografi
dengan metode pembelajaran STAD lebih baik daripada hasil belajar Geografi
dengan metode Ceramah Tanya Jawab pada Kompetensi Dasar “Menganalisis
Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X
SMA Negeri 2 Surakarta dan sejalan dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti.
4) Pengujian Hipotesis 4
Hipotesis statistik pasca Analisis Kovarian adalah sebagai berikut :
H0 = µ2 - µ3 楸 BRS (Rerata hasil belajar µ2 dan µ3, yaitu metode pembelajaran TGT
dan Ceramah Tanya Jawab tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan).
H1 = µ2 - µ3 > BRS (Rerata hasil belajar µ2 dan µ3, yaitu metode pembelajaran TGT
dan Ceramah Tanya Jawab menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan).
H0 ditolak jika Fhitung > BRS.
Rerata hasil belajar dengan metode pembelajaran TGT adalah 76,77
sementara rerata hasil belajar dengan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab
adalah 69,45. Dari Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa beda rata-rata antara A1
(metode pembelajaran TGT) dan A3 (metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab), yaitu 7,32 adalah jauh lebih besar dibandingkan BRS (yaitu 4,00).
Dengan demikian H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil
belajar pada kelompok TGT dan kelompok Ceramah Tanya Jawab menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan. Hal tersebut berarti hasil belajar Geografi
dengan metode pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil belajar Geografi
dengan metode Ceramah Tanya Jawab pada Kompetensi Dasar “Menganalisis
Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X
SMA Negeri 2 Surakarta dan sejalan dengan hipotesis yang diajukan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hipotesis Pertama
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
hasil belajar Geografi yang menggunakan metode pembelajaran Student Team
Achievement Divisions (STAD), metode pembelajaran Teams-Games-
Tournaments (TGT), dan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab (CTJ)
pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran
2009/2010. Pengujian Anakova menunjukkan hasil Fo = 6,681 lebih besar dari
Ftabel =3,090; sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Hal
ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar geografi yang menggunakan metode
pembelajaran STAD, metode pembelajaran TGT, dan metode pembelajaran
Ceramah Tanya Jawab. Selanjutnya, untuk mengetahui rerata mana yang lebih
baik atau pengaruh mana yang lebih besar dari ketiga metode pembelajaran
tersebut, dilakukan uji lanjut dengan mencari harga Beda Rata-rata yang masih
Signifikan atau BRS.
2. Hipotesis Kedua
Hasil posttest menunjukkan bahwa nilai rata-rata Kelas X-3 SMA Negeri
2 Surakarta yang diajar menggunakan metode pembelajaran STAD adalah 76,64
sedangkan nilai rata-rata Kelas X-1 SMA Negeri 2 Surakarta yang diajar
menggunakan metode pembelajaran TGT adalah 77,06. Hal ini berarti rerata nilai
posttest siswa pada kelompok eksperimen TGT lebih tinggi daripada hasil belajar
siswa pada kelompok eksperimen STAD. Namun demikian, hasil uji pasca
analisis kovarian menggunakan uji BRS menunjukkan bahwa beda rata-rata
(gainscore) antara A1 (metode pembelajaran TGT) dan A2 (metode pembelajaran
STAD), yaitu sebesar 0,15 adalah jauh lebih kecil dibandingkan harga BRS (yaitu
sebesar 4,00), sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar kelompok
TGT dan kelompok STAD tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
Hal tersebut berarti hasil belajar geografi dengan metode pembelajaran TGT sama
baiknya dengan hasil belajar geografi dengan metode pembelajaran STAD pada
kompetensi dasar Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118 Muka Bumi siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kedua metode pembelajaran tersebut
sama efektifnya dalam meningkatkan hasil belajar Geografi siswa pada materi
Hidrosfer. Keefektivan kedua metode tersebut juga dapat terlihat dari nilai rata-
rata posttest siswa yang diajar dengan metode pembelajaran STAD dan TGT
tersebut yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan pihak sekolah, yaitu 7,00. Dalam hal ini, nilai rata-rata posttest siswa
yang diajar dengan metode pembelajaran STAD dan TGT lebih tinggi dari standar
KKM. Hal ini berarti tidak sesuai dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa
hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil
belajar Geografi dengan metode STAD pada Kompetensi Dasar Menganalisis
Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa Kelas X
SMA Negeri 2 Surakarta.
Kesamaan pengaruh pada hasil belajar Geografi tersebut karena langkah-
langkah pembelajaran pada metode pembelajaran TGT dan STAD hampir sama.
Perbedaanya hanya terletak pada sistem evaluasi, dimana pada metode STAD
menggunakan sistem kuis, sedangkan pada metode TGT menggunakan turnamen
akademik. Adanya games dan turnamen pada pembelajaran TGT yang semula
diharapkan dapat lebih menarik minat para siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2
Surakarta ternyata tidak memberikan hasil belajar yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan hasil belajar siswa Kelas X-3 yang menggunakan metode
pembelajaran STAD. Menurut beberapa penelitian yang dikembangkan oleh
Universitas John Hopkins dalam Slavin (1995), pembelajaran dengan metode
TGT dan metode STAD memberikan efek yang serupa terhadap prestasi belajar
siswa.
Siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta sedang berada dalam tahap
perkembangan usia remaja. Masa - masa tersebut merupakan masa dimana para
remaja seringkali bermain, membuat sebuah kelompok atau komunitas sendiri,
saling sharing dengan teman sebaya, dan berkompetisi dalam hal - hal tertentu.
Dengan menilik kondisi siswa yang demikian tersebut, maka metode STAD dan
TGT sangat sesuai untuk diterapkan pada saat pembelajaran di sekolah. Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119 metode tersebut menawarkan pembelajaran yang menarik, terbukti pada saat
penelitian di lapangan, peneliti menemukan siswa yang lebih aktif, lebih antusias,
dan jauh dari kesan tegang selama proses pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran dengan metode STAD menjadikan materi yang terlihat sulit
menjadi menarik untuk dipelajari dan dipecahkan bersama. Setiap anggota
kelompok memiliki tanggungjawab untuk memastikan bahwa teman satu
kelompok mereka menguasai materi yang sedang dipelajari. Di sinilah suasana
kebersamaan kelompok sedang tercipta. Mereka menyadari bahwa skor kuis
mereka nanti sangat menentukan keberhasilan tim, sehingga memotivasi
kelompoknya untuk menjadi tim yang terbaik. Hal tersebut juga tercermin dalam
pembelajaran TGT yang menampilkan permainan Roda Impian yang ringan dan
menarik, sehingga mampu memunculkan suasana kegembiraan dan
menghilangkan kejenuhan. Tanpa disadari, semua komponen kelas sedang
berkompetisi dalam suasana permainan. Metode pembelajaran STAD dan TGT
juga mampu memberikan suasana dan gaya belajar yang lebih inovatif dari cara
belajar konvensional yang hanya berpusat pada guru dan buku teks, serta mampu
menghilangkan kesan menggurui pada siswa. Kedua metode pembelajaran
tersebut merupakan metode yang dapat dikategorikan baru bagi siswa kelas X
SMA Negeri 2 Surakarta. Pada umumnya guru hanya terpaku pada metode
pembelajaran ceramah dan sedikit Tanya jawab. Guru kurang melakukan inovasi
terhadap proses pembelajaran di kelas, akibatnya siswa menjadi antusias ketika
pembelajaran disuguhkan dalam suasana belajar kelompok dan permainan.
Meskipun metode pembelajaran STAD dan TGT terbukti berpengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa, namun pada kenyataannya di lapangan, peneliti
menemui sedikit kesulitan. Salah satunya, yaitu bahwa waktu yang dihabiskan
untuk diskusi dan turnamen cukup banyak, sehingga kadang kala melewati waktu
yang sudah ditetapkan. Di samping itu, tanpa kontrol dan pengaturan yang baik,
suasana diskusi, permainan dan turnamen akan membuat kelas menjadi gaduh dan
sulit dikendalikan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bagi guru untuk
mengatasi kekurangan penerapan kedua metode pembelajaran, serta
mengupayakan proses pembelajaran tersebut menjadi lebih baik lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
3. Hipotesis Ketiga
Hasil posttest menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa Kelas X-5 SMA
Negeri 2 Surakarta yang diajar dengan metode STAD adalah 76,64; sedangkan
nilai rata-rata posttest siswa Kelas X-3 yang diajar dengan metode Ceramah
Tanya Jawab adalah 69,17. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
kelompok eksperimen STAD lebih tinggi daripada hasil belajar siswa pada
kelompok Ceramah Tanya Jawab. Setelah dilakukan uji lanjut pasca Anakova
menggunakan BRS dapat diketahui bahwa beda rata-rata (gainscore) antara A2
(metode pembelajaran STAD) dan A3 (metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab), yaitu 7,13 adalah lebih besar dibandingkan harga BRS (yaitu 4,00),
sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar kelompok STAD dan
kelompok Ceramah Tanya Jawab menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan. Hal tersebut berarti hasil belajar Geografi dengan metode
pembelajaran STAD lebih baik daripada hasil belajar Geografi dengan metode
Ceramah Tanya Jawab pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan
Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2
Surakarta. Dari kesimpulan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa metode
pembelajaran STAD lebih efektif daripada metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab dalam meningkatkan hasil belajar Geografi siswa pada materi Hidrosfer.
Keefektivan metode STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa tersebut juga
dapat terlihat dari nilai rata-rata posttest siswa yang telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pihak sekolah, yaitu 7,00 sedangkan
nilai rata-rata posttest siswa yang diajar dengan metode Ceramah Tanya Jawab
belum memenuhi KKM (di bawah standar KKM). Hal ini berarti sesuai dengan
hipotesis yang menyebutkan bahwa hasil belajar Geografi dengan metode
pembelajaran STAD lebih baik daripada hasil belajar Geografi dengan metode
Ceramah Tanya Jawab pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan
Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa Kelas X SMA Negeri 2
Surakarta.
Metode STAD lebih efektif daripada metode Ceramah Tanya Jawab
karena merupakan metode STAD merupakan metode pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121 melibatkan keaktifan siswa melalui suatu kegiatan diskusi. Di dalam forum
diskusi tersebut, setiap anggota kelompok ditugaskan untuk belajar bersama,
saling membantu dan saling memberikan motivasi untuk menguasai konsep
materi pembelajaran yang diberikan, demi kemajuan kelompok mereka. Setiap
anggota kelompok harus mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan
bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan dalam belajar (peran tutor
sebaya), dengan demikian akan tercipta ketergantungan positif antaranggota
kelompok. Siswa yang memiliki kemampuan rendah akan termotivasi oleh teman-
teman yang memiliki kemampuan lebih baik. Selain itu, dengan adanya
pembelajaran secara berkelompok akan mampu meningkatkan rasa percaya diri
siswa terhadap tugas-tugas dan materi yang dikuasai, motivasi belajar menjadi
lebih baik, dan akibatnya mampu meningkatkan hasil belajar. Proses
pembelajaran tersebut tidak dijumpai pada pembelajaran dengan metode Ceramah
Tanya Jawab. Siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab kurang berinteraksi dan bekerjasama untuk membelajarkan antara siswa
yang satu dengan yang lain. Hal ini yang menjadikan salah satu alasan mengapa
proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD lebih efektif daripada
metode Ceramah Tanya Jawab. Selain itu, jumlah siswa yang banyak
menyebabkan pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik,
sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab
maupun bertanya. Peserta didik yang tidak aktif tidak akan mempertahankan
bahkan tidak terlibat secara mental. Akibatnya justru akan menurunkan minat dan
rasa ingin tahu siswa tersebut terhadap masalah yang sedang dibicarakan Masalah
lain akan muncul ketika tanya - jawab menyimpang dari pokok persoalan yang
sedang diajarkan. Hal tersebut hanya akan memancing kegaduhan, sehingga
proses pembelajaran menjadi tidak kondusif.
Hasil penelitian sebelumnya tentang penggunaan metode pembelajaran
STAD dengan metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab telah dilakukan oleh
Agung Nuswantoro (2008). Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa
penggunaan metode pembelajaran STAD lebih efektif daripada metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122 pembelajaran Ceramah Tanya Jawab terhadap prestasi belajar siswa. Hasil ini
berarti sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.
4. Hipotesis Keempat
Hasil posttest menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa Kelas X-1 SMA
Negeri 2 Surakarta yang diajar dengan metode TGT adalah 77,06 sedangkan nilai
rata-rata posttest Kelas X-3 yang diajar dengan metode Ceramah Tanya Jawab
adalah 69,17. Hal ini berarti hasil belajar geografi siswa yang diajar dengan
metode TGT lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan
metode Ceramah Tanya Jawab. Setelah dilakukan uji lanjut pasca Anakova
menggunakan BRS dapat diketahui bahwa beda rata-rata (gainscore) antara A1
(metode pembelajaran TGT) dan A3 (metode pembelajaran Ceramah Tanya
Jawab), yaitu 7,32 adalah lebih besar dibandingkan harga BRS (yaitu 4,00),
sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar kelompok TGT dan
kelompok Ceramah Tanya Jawab menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan. Kesimpulannya, hasil belajar Geografi dengan metode pembelajaran
TGT lebih baik daripada hasil belajar Geografi dengan metode Ceramah Tanya
Jawab pada Kompetensi Dasar “Menganalisis Hidrosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi” siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Dari
kesimpulan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa metode pembelajaran TGT
lebih efektif daripada metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab dalam
meningkatkan hasil belajar Geografi siswa pada materi Hidrosfer. Keefektivan
metode TGT dalam meningkatkan hasil belajar siswa tersebut juga dapat terlihat
dari nilai rata-rata posttest siswa yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan pihak sekolah, yaitu 7,00 sedangkan nilai rata-
rata posttest siswa yang diajar dengan metode Ceramah Tanya Jawab belum
memenuhi KKM (di bawah standar KKM). Hal ini berarti sejalani dengan
hipotesis yang menyebutkan bahwa hasil belajar Geografi dengan metode
pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil belajar Geografi dengan metode
Ceramah Tanya Jawab pada Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer dan
Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi siswa Kelas X SMA Negeri 2
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Metode pembelajaran TGT memiliki kelebihan, dimana metode ini
memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih mengaktualisasikan diri,
sehingga siswa merasa lebih dihargai. Terlebih, dengan sistem turnamen, siswa
menjadi termotivasi untuk memenangkan setiap turnamen. Aktivitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam metode pembelajaran TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Selain itu,
metode ini mampu meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang
mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan,
sehingga mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Pertandingan
atau turnamen membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar Geografi,
karena adanya persaingan antarkelompok membuat mereka termotivasi untuk
memenangkan pertandingan, sehingga setiap siswa akan berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk mempelajari materi yang disampaikan pada saat
proses belajar - mengajar berlangsung. Dalam permainan Roda Impian tidak ada
bantuan huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi
hidrosfer seutuhnya. Agar dapat menjawab dengan benar, diperlukan koordinasi
dan kerja sama pada saat belajar tim karena kontribusi individu sangat
menentukan keberhasilan tim. Penguasaan materi pelajaran merupakan modal
untuk bertanding. Dengan penguasaan materi yang luas, siswa dapat menjawab
pertanyaan dengan mudah. Hal inilah yang secara tidak langsung menimbulkan
ketergantungan positif antaranggota dalam kelompok, yaitu saling ketergantungan
bahan atau sumber materi pelajaran, saling ketergantungan menyelesaikan tugas,
saling ketergantungan peran, saling ketergantungan hadiah, dan saling
ketergantungan mencapai tujuan, demi keberhasilan kelompoknya.
Proses pembelajaran yang berlangsung seperti di atas menjadikan metode
TGT lebih efektif daripada metode Ceramah Tanya Jawab. Pembelajaran dengan
metode Ceramah Tanya Jawab pada Kelas X-3 yang diajar dengan metode
Ceramah Tanya Jawab kurang menarik bagi siswa serta membuang waktu bila
peserta didik tidak responsive terhadap pertanyaan. Hal tersebut dapat ditunjukkan
dari banyaknya siswa yang masih bercanda saat kegiatan pembelajaran sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124 berlangsung dan suasana kelas menjadi tidak kondusif, oleh karena itu perhatian
siswa akan materi pembelajaran menjadi kurang sehingga hasil belajar siswa
kurang maksimal. Selain itu, akibat kurang terbiasa, metode pembelajaran ini
menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian
menjawab dan bertanya (kemampuan lisan). Akibatnya siswa menjadi tertekan
dan tidak memiliki minat terhadap kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian sebelumnya tentang penggunaan metode pembelajaran
TGT telah dilakukan oleh Indah Kusumawati (2009 : 106) diperoleh hasil bahwa
metode pembelajaran TGT dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Hal ini berarti sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan hasil belajar Geografi antara yang menggunakan metode