HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DARI ANAK TAMAN KANAK-KANAK TERHADAP PEMILIHAN MULTIVITAMIN DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Oleh : MUBAROKAH K 100040077 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008
20
Embed
fakultas farmasi universitas muhammadiyah surakarta surakarta 2008
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DARI ANAK TAMAN KANAK-KANAK
TERHADAP PEMILIHAN MULTIVITAMIN DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN
SKRIPSI
Oleh :
MUBAROKAH K 100040077
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA 2008
13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Status gizi seseorang pada suatu masa tidak hanya ditentukan dari
konsumsi zat gizi pada saat itu saja, tetapi lebih banyak ditentukan oleh konsumsi
zat gizi pada masa lalu, sehingga konsumsi gizi pada masa kanak-kanak memberi
andil terhadap status gizi pada masa dewasa. Konsumsi makanan setiap hari
berperan penting untuk mencukupi kebutuhan gizi seorang anak, dimana untuk
dapat memenuhi dengan baik dan cukup, ada beberapa masalah yang berhubungan
dengan konsumsi zat gizi pada anak-anak, diantaranya adalah kebiasaan dan
selera makan pada anak dapat terbentuk dari kebiasaan lingkungan sekitar
khususnya ibu. Masalah nafsu makan kurang/sulit makan merupakan masalah
yang umum terjadi pada masa anak-anak dan hal ini perlu diperhatikan karena
dapat menghambat tumbuh kembang optimal pada anak (Santoso dan Ranti,
1999).
Untuk mencukupi kebutuhan gizi yang kurang pada anak dapat diberikan
multivitamin. Multivitamin merupakan formula yang terdiri dari vitamin tunggal,
beberapa (multi) atau kombinasi dengan mineral. Jumlah vitamin yang dibutuhkan
di dalam tubuh sangatlah kecil dan vitamin tidak dapat dibentuk oleh tubuh secara
cukup. Untuk mencukupi vitamin di dalam tubuh dapat diperoleh dari bahan
makanan seperti: sayur, buah, dan karbohidrat. Penggunaan vitamin sintesis atau
14
multivitamin tidak diperlukan bilamana asupan vitamin dari pangan sudah cukup
dan tidak ditemukan adanya gejala defisiensi dari suatu vitamin (Almatsier, 2001).
Pemberian multivitamin pada anak sebaiknya hanya untuk anak-anak yang
menunjukkan indikasi tertentu, diantar ya adalah anak sesudah sakit, susah
makan, mau makan tetapi memilih jenis
dan buah, hanya makan nasi dan lauk saj
Pemilihan multivitamin perlu me
di dalamnya. Berat tiap kandungan gizi
banyaknya jenis gizi yang tersedia seh
kandungan vitaminnya beragam namun
tubuh (Anonimb, 2007).
Berdasarkan wawancara pribadi
desa Bulan, Wonosari, Klaten memberik
atas tentang penggunaan multivitamin
multivitamin yang baik adalah yang
Multivitamin diberikan setiap hari den
meningkatkan kecerdasan anak.
Seseorang dalam meyakini da
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu fakto
meliputi: iklim, sosial ekonomi, bud
(Notoatmodjo, 2003).
Dari penelitian sebelumnya dik
untuk anak TK di masyarakat kecam
an1
makanan tertentu, tidak mau makan sayur
a (Anonimb, 2007).
mperhatikan kandungan gizi dan vitamin
multivitamin lebih penting dibandingkan
ingga mengkonsumsi multivitamin yang
beratnya kecil, tidak akan berarti bagi
dengan 35 ibu-ibu anggota posyandu di
an pendapat yang berbeda dengan teori di
pada anak. Mereka berpendapat bahwa
memiliki komposisi vitamin lengkap.
gan tujuan menambah nafsu makan dan
n melakukan tindakan kesehatan dapat
r eksternal dan internal. Faktor eksternal
aya, lingkungan sekitar dan geografis.
emukakan bahwa pemilihan multivitamin
atan Karanganyar dipengaruhi beberapa
15
faktor eksternal, yaitu: pengaruh iklan (73,8%), kemudahan mendapat
multivitamin (11,5%), harga multivitamin yang murah (6,9%) dan kebutuhan
multivitamin yang disesuaikan (7,7%) (Isnaini, 2005).
Sedangkan pendapat ibu-ibu posyandu di desa Bulan, Wonosari, Klaten,
faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan multivitamin adalah: pengaruh iklan
(60%), pengaruh tetangga (20%), harga yang murah (15%), kebutuhan
multivitamin (5%).
Faktor yang berasal dari diri pribadi seseorang merupakan faktor internal.
Faktor internal meliputi: tingkat pendidikan, pengetahuan, emosi dan spiritual
(Notoatmodjo, 2003).
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi konsumsi melalui pemilihan
bahan makanan. Orang yang berpendidikan tinggi lebih cenderung memilih
makanan yang lebih baik dalam jumlah dan mutunya dibandingkan orang yang
berpendidikan rendah (Anonimc, 2007). Sedangkan pengetahuan seseorang
merupakan hal dominan yang sangat penting untuk membentuk tindakan yang
akan dilakukan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan data kependudukan Kecamatan Wonosari tahun 2006 dapat
diketahui gambaran tingkat pendidikan masyarakat kecamatan Wonosari sebagai
berikut: SD (18,43%) dimana laki-laki (59,8%) dan perempuan (40,2%), SLTP
(25,20%) dimana laki-laki (38,8%) dan perempuan (61,7), SLTA (43,17%)
dimana laki-laki (49,7%) dan perempuan (50,3%), PT (13,20%) diman laki-laki
(35,5%) dan perempuan (64,5%).
16
Dengan adanya perbedaan pendapat antara ibu–ibu anggota posyandu
Desa Bulan, Wonosari, Klaten dengan teori yang ada dimana pendapat tersebut
juga dipengaruhi faktor internal, maka pada penelitian ini diharapkan responden
dapat memberikan gambaran umum mengenai hubungan antara tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap pemilihan multivitamin.
B. Perumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini
dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:
1. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemilihan
multivitamin?
2. Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang vitamin dengan
pemilihan multivitamin?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, pada penelitian ini
mempunyai tujuan :
1. Mengetahui apakah ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemilihan
multivitamin.
2. Mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang vitamin
dengan pemilihan multivitamin.
17
D. Tinjauan Pustaka
1. Vitamin
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan normal dan mempertahankan hidup manusia yang secara alami
tidak mampu untuk mensintesis senyawa-senyawa tersebut melalui proses
anabolisme yang tidak tergantung faktor lingkungan kecuali udara. Senyawa-
senyawa tersebut diperlukan dan efektif dalam jumlah sedikit, tidak
menghasilkan energi dan tidak digunakan sebagai unit pembangunan sruktur
tubuh organisme, tetapi sangat penting untuk transformasi energi dan
pengaturan metabolisme tubuh (Andarwulan dan Koswara, 1992).
Multivitamin merupakan suatu formula yang terdiri dari vitamin
tunggal, beberapa (multi) atau kombinasi dengan mineral. Vitamin-vitamin
yang umum terkandung dalam multivitamin anak, yaitu:
a. Vitamin larut dalam lemak
1). Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan.
Secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan
semua retinoid dan prekursor/provitamin A karotenoid yang
mempunyai aktivtas biologik sebagai retinol (Almatsier, 2001).
Sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau atau kuning
biasanya mengandung karoten. Kol miskin akan karoten, wortel,ubi
jalar dan waluh kaya akan karoten.
Berbagai makanan hewani seperti susu, keju, kuning telur, hati
dan berbagai ikan yang tinggi kandungan lemaknya merupakan sumber
18
utama bagi vitamin A (retinol), demikian juga beberapa sayuran dan
buah-buahan yang berwarna kuning atau merah terutama wortel
(Winarno, 1992).
Akibat kekurangan vitamin A adalah pada organ mata dapat
menimbulkan buta senja (niktalopia), konjungtiva menjadi kerimg