FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DI BALI Dewi Puri Astiti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era revolusi industri telah berangsur-angsur tamat. Peradaban manusia telah memasuki fase masyarakat informasi. Seperti pernah diramalkan Marshall McLuhan (1994), suatu saat informasi akan sangat terbuka dan mudah diakses semua orang. Pada saat ini dunia menjadi sebuah kampung global yang hampir tanpa batas. Masyarakat informasi hidup dalam jaringan yang saling terhubung (the network society). Dalam kampung global tidak ada lagi batas waktu dan tempat secara jelas. Arus informasi muncul dari berbagai belahan dunia. Kemudahan-kemudahan yang dihadirkan oleh teknologi, seperti dikemukakan John. V. Pavlik, melahirkan kehidupan yang artifisial. Manusia menjadi manja dan malas berpikir karena hampir semua hal bisa dilakukan oleh mesin dan komputer. Implikasi sosial yang muncul tampak nyata pada wilayah industri, ekonomi, dan tatacara kehidupan sosial (Pavlik, 1995). Fenomena implikasi sosial yang nyata salah satunya
32
Embed
FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU … · Perilaku membeli di pengaruhi oleh karakteristik individu seperti usia dan tahap daur hidup, ... pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
KONSUMEN DI BALI
Dewi Puri Astiti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era revolusi industri telah berangsur-angsur tamat. Peradaban manusia telah
memasuki fase masyarakat informasi. Seperti pernah diramalkan Marshall
McLuhan (1994), suatu saat informasi akan sangat terbuka dan mudah diakses
semua orang. Pada saat ini dunia menjadi sebuah kampung global yang hampir
tanpa batas. Masyarakat informasi hidup dalam jaringan yang saling terhubung
(the network society).
Dalam kampung global tidak ada lagi batas waktu dan tempat secara jelas. Arus
informasi muncul dari berbagai belahan dunia. Kemudahan-kemudahan yang
dihadirkan oleh teknologi, seperti dikemukakan John. V. Pavlik, melahirkan
kehidupan yang artifisial. Manusia menjadi manja dan malas berpikir karena
hampir semua hal bisa dilakukan oleh mesin dan komputer. Implikasi sosial yang
muncul tampak nyata pada wilayah industri, ekonomi, dan tatacara kehidupan
sosial (Pavlik, 1995). Fenomena implikasi sosial yang nyata salah satunya
perilaku konsumen yang cukup konsumtif dan media informasi memiliki peran
yang cukup besar.
Perilaku konsumtif dan menyukai hal-hal baru yang tengah menjadi tren, menjadi
salah satu ciri masyarakat Indonesia. Perkembangan perekonomian di Indonesia
mengalami peningkatan sejak tahun 2010. Tingkat pertumbuhan konsumsi
domestik diperkirakan akan terus mengalami peningkatan bahkan hingga 5-10
tahun mendatang. Faktor budaya dan adat istiadat juga memiliki pengaruh
terhadap perilaku konsumtif, salah satu contoh masyarakat Bali. Di Bali , salah
satu contoh yang dapat dilihat adalah perilaku konsumen terhadap pembelian
kendaraan pribadi cukup tinggi. Dan meningkat dari tahun ketahun. Bisa
dibandingkan, hasil survey menunjukkan bahwa perbandingan jumlah kendaraan
pribadi dengan jumlah penduduk di Jakarta adalah 1:6 melebihi Negara Singapor
1:10. Di Bali, jumlah perbandingan kendaraan pribadi dengan penduduk adalah
1:2 (www.Bali.antaranews.com).
Perbandingan jumlah kendaraan pribadi dengan jumlah penduduk Bali dapat
mengalahkan negara Singapore yang merupakan salah satu Negara maju dengan
tingkat perekonomian yang luar biasa. Salah satu pertimbangan konsumen
kendaraan di Bali adalah pentingnya kendaraan sebagai media transportasi untuk
kegiatan adat istiadat yang kerap dilakukan di kampung asal yang tidak dapat
mereka tunda atau abaikan. Kemudian munculnya gaya hidup kelas menengah
keatas, yang makin konsumtif dan pragmatis. Keputusan membeli barang
data melalui prosedur kualitatif adalah dengan open ended quisioner untuk
mengungkap faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam membeli
kendaraan pribadi serta wawancara mendalam dan Focus Group Discussion
(FGD) sebanyak 10 orang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data deskriptif kuantitatif demografi
Tabel 1. Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase
Swasta 116 38.6
Wiraswasta 100 33.3
Lain-lain 84 28.1
Total 300 100.0
Tabel 2. Gaji
Gaji/bulan Jumlah Persentase
Kurang dari 2jt 93 31.0
2jt - 5jt 132 44.0
6jt – 10jt 53 17.6
Diatas 10jt 22 7.3
Total 300 100.0
Tabel 3. Tanggungan
Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase
Belum Ada 21 7.00
1-2 Orang 160 53.33
3-4 Orang 100 33.33
Diatas 5 Orang 19 6.00
Total 125 100
Data diatas menunjukkan bahwa mayoritas atau sebesar 53,3% atau sejumlah 160
orang responden memiliki tanggungan 1-2 orang.
Data Skala Perilaku Konsumen (Kuantitatif)
Tabel 4. Data Deskriptif Variabel Perilaku Konsumen
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TotalPK 300 40 128 80.98 15.694
Data diatas menunjukkan bahwa total subjek pada studi ini adalah sebanyak 300
Responden, dengan skor minimum adalah 40 dan skor maksimum adalah 128.
Rata-rata skor pada responden adalah 80,98 dengan standar deviasi adalah 15,694.
Selanjutnya peneliti melakukan kategorisasi skala untuk melihat tingkatan
perilaku konsumtif para responden dengan menggunakan formula kategorisasi
skor seperti dibawah ini :
Tabel 5. Formula Kategorisasi Skor Penelitian
Kategori Skor Rumus Kategori Skor
Sangat Rendah x ≤ µ-1.5σ
Rendah µ-1.5σ < x ≤ µ-0.5σ
Sedang µ-0.5σ < x ≤ µ+0.5σ
Tinggi µ+0.5σ < x ≤ µ+1.5σ
Sangat Tinggi µ+1.5σ < x
Keterangan :
µ = nilai rata-rata (mean) ; σ = standar deviasi
Berdasarkan formula pengkategorian skor tersebut, peneliti kemudian
mengkategorikan variabel Perilaku Konsumen. Pengkategorian skor variabel
Perilaku Konsumen beserta frekuensi dan persentasenya akan dicantumkan dalam
tabel-tabel dibawah ini :
Tabel 6. Kategorisasi Skor Perilaku Konsumen
Rentang Kategorisasi Skor Jumlah Persentase
x ≤ 57 Sangat Rendah (Tidak Konsumtif) 20 10,0 58 < x ≤ 73 Rendah (Konsumtif Rendah) 52 20,7 74 < x ≤ 89 Sedang (Cukup Konsumtif) 103 34,3 90 < x ≤ 105 Tinggi (Konsumtif) 97 29,0 106 < x Sangat Tinggi (Sangat Konsumtif) 18 6,0
Total 300 100
Dari kategorisasi skor yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa persentase
paling besar ditemukan pada kategori skor sedang, yang berarti bahwa sebanyak
34,3% subjek penelitian berada pada kategori sedang atau cukup konsumtif dan
kategori tinggi berada pada prosentase kedua yaitu 29%. Jika dilihat dari skor
konsumtif sedang dan konsumtif tinggi maka ini berarti bahwa 63.3 % bisa
dikategorikan dalam rentang konsumtif. Sedangkan yang paling kecil ditemukan
pada kategori skor sangat rendah, yang berarti sebanyak 4,8% subjek penelitian
berada pada kategori sangat rendah atau tidak konsumtif. Terkait dengan fakor
Psikologis yang mendasari pengambilan keputusan membeli dilakukan melalui
metode wawancara mandalam, hasil data di lapangan mengacu pada satu subjek
yang melakukan perilaku membeli kendaraan pribadi. Ada dalam artikel di bawah
ini yang telah di presentasikan di International Congress of Applied psychology
(28 th ICAP 2014) pada tanggal 8-13 Juli 2014 di Paris, Perancis.
B. Pembahasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen masyarakat Bali adalah
adanya faktor eksternal dan internal. Faktor internal terdiri dari faktor ekonomi,
gender, kepribadian dan motivasi individu dalam proses pembelian. Hasil
penelitian menunjukkan faktor yang paling kuat adalah motivasi individu terkait
dengan status atau gengsi. Seseorang memutuskan untuk membeli karena untuk
menunjukkan image atau gengsi di lingkungannya. Menurut Kotler (dalam
Simamora, 2000) faktor personal dan psikologis mengambil peran penting salah
satunya adalah faktor motivasi dan harga diri. Harga diri sangat ditentukan oleh
sebuah produk yang dibeli dan digunakan. Kemudian factor kebutuhan dan nilai
dalam kelurga juga menentukan dalam proses pembelian konsumen di Bali.
Masyarakat Indonesia khususnya Bali menganut sistem keluarga yang ekstended
family. Keluarga besar berperan dalam penentuan pengambilan keputusan
membeli di Bali dan value serta adat dan istiadat masyarakat Bali yang masih
kental menentukan karakteristik personal masyarakat Bali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada tipe
konsumen yang konsumtif. Karakteristik personal responden terkait dengan
pekerjaan yang sebagian besar adalah pegawai swasta dan wirausaha dengan
kisaran rata-rata penghasilan 5 juta, ini artinya responden sebagai besar adalah
kelas menengah. Kelas menengah memiliki kecenderungan memiliki keterlibatan
yang rendah terhadap sebuah produk, membeli produk secara spontan dan bahkan
membeli hanya karena ingin dilihat orang lain bukan berdasarkan kebutuhan
fisiologis tetapi psikologis. Keinginan untuk diakui oleh lingkungan adalah
kebutuhan yang luar biasa dari kelompok sosial ekonomi kelas menengah
(Mangkunegara, 2002)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukakkan bahwa faktor personal dan psikologis
mengambil peran sentral dalam proses pembelian konsumen di Bali seperti
motivasi dan harga diri, gengsi dan status sosial. Faktor keluarga dan adat
istiadat juga menentukan value dan tipe dari perilaku konsumen. Sebagian
besar responden, perilaku pembeliannya adalah konsumtif. Proses
pengambilan keputusan membeli tidak banyak melalui proses keterlibatan
terhadap sebuah produk atau merk, tetapi hanya mengandalkan pada proses
spontanitas dalam membeli sebuah produk atau merk.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti pada peneliti yang lain adalah perlu
dilakukan penelitian terhadap perilaku konsumen terkait dengan proses
pengambilan keputusan dan keterlibatan konsumen dalam membeli sebuah
produk atau brand sehingga di dapat hasil yang lebih komprehensif terkait
dengan perilaku konsumen di Bali.
Daftar Pustaka
Gerald Zaltman and Melanie Wallendorf. 1971. Consumer Behavior; Basic Findings
and Management Implication. USA. John Willey & Sons Inc.
Louden, David L and Bitta, Della, Albert. 1984. Consumer Behavior: Concept and
Applications.USA: By McGraw Hill Inc.
Magkunegara, Anwar Prabu. 2002. Perilaku konsumen. Bandung. Refika Aditama.
Creswell, John W. 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed
methods Approache. Los Angeles. Sage
Solomon, Michael, R. 2009. Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. New
Jersey. Prentise Hall.
Simamora, Bilson. 2000. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta. Gramedia
Wiliam J. Stanton. 1981. Fundamental Marketing. New York. McGraw-Hill. Book
Company Inc.
____________, Kinerja Angkutan Umum di Bali Rendah,
www.Bali.antaranews.com/14 Juni 2013
____________, Pendapatan Perkapita Negara Indonesia. The Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD) September 2012.