Mutu buah jeruk dalam negeri banyak yang kurang memenuhi standar karena sistem produksinya masih bersifat usaha kecil-kecilan dan belum menerapkan teknologi anjuran. Padahal, konsumen menghendaki buah jeruk yang bermutu baik, nilai gizinya tinggi dan pasokan yang memadai. Petani masih mengandalkan pestisida kimia sintetis untuk mengendalikan OPT jeruk. Untuk itu, pemerintah mencanangkan gerakan pengendalian OPT yang ramah lingkungan dan sesuai dengan prinsip penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pemasangan perangkap beratraktan Metil Eugenol (ME). Atraktan dapat ber- bentuk cair (diteteskan pada media kapas atau pada kayu blok (ME blok). Perangkap dapat dibuat dari bekas botol air mineral. Botol diisi dengan air sabun. Apabila menggunakan ME cair, maka dilakukan penambahan cairan ME setiap 1 bulan. Apabila menggunakan ME blok maka dilakukan penambahan ME blok setiap 2-3 bulan. Pemasangan perangkap sebanyak 15 unit./hektar. Pengolahan tanah di bawah tajuk tanaman agar pupa terangkat ke permukaan tanah sehingga terkena sinar matahari dan mematikannya. Penggunaan pestisida biologi Metarrhizium sp. Untuk mengendalikan larva dan pupa di dalam tanah. Aplikasi umpan protein secara spot spray Sanitasi buah terserang dan memusnahkannya Pembungkusan buah bila memungkinkan Eradikasi selektif/pemangkasan cabang, ranting terserang dengan alat yang steril dan dioles penutup luka Eradikasi total jika ≥ 50% tanaman terserang Pembakaran sisa eradikasi Penggunaan bibit jeruk yang berlabel bebas patogen Pemeliharaan kebun secara optimal (lakukan pemangkasan rutin) Penggunaan pupuk hayati secara teratur Pengamatan kondisi kebun secara reguler untuk mencegah perkembangan vektor HLB yaitu Diaphorina citri (kutu loncat) Untuk pengendalian vektor penyakit HLB/ CVPD (Diaphorina citri) menggunakan: Perangkap kuning untuk monitoring awal populasi vektor Predator Coccinellidae, Syrphidae Parasitoid nimfa : Tamarixia radiata Entomopathogen Hirsutella citriformis Pestisida nabati (mimba, mindi, suren) Saputan batang menggunakan insektisida sistemik (± 20 cm dari okulasi) dengan lebar saputan seukuran diameter batang Pemusnahan tanaman inang alternatif (kemuning) Dalam menangani masalah HLB, terdapat inovasi teknologi yang dikembangkan dan dikenal sebagai Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang terdiri dari 5 (lima) komponen teknologi, yaitu: 1. Menggunakan bibit jeruk sehat berlabel biru yang bebas HLB dan penyakit virus lain; 2. Mengendalikan serangga menular/ kutu loncat/ vektor HLB/ Diaphorina citri; 3. Mengeradikasi tanaman jeruk yang terserang HLB; 4. Memelihara tanaman jeruk di kebun secara optimal; dan 5. Diterapkan di seluruh kawasan agribisnis jeruk melalui kelompok taninya sebagai unit terkecil pembinaan. Diaphorina citri