Page 1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN SUKARELA MODAL INTELEKTUAL
(Studi Empiris Pada Perusahaan Keuangan Yang Listing di BEI
Tahun 2010)
Akin Septiawan Permono
Dr. H. Raharja, M.Si., Akt.
Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Intellectual capital is knowledge that gives information about the
intangible value of a company. Intellectual capital provides an opportunity for
companies to increase competitiveness and provide more value. This study is a
replication of the study White et al (2007) about voluntary disclosure of
intellectual capital in biotechnology companies listed in Australia in 2005.
Differences of this study by White el al study is that the company is financial
companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The objective of this study was
to analyze the influence of ownership concentration, leverage, board of
independence, age of firm and size of firm on Intellectual Capital Voluntary
Disclosure (ICD). The analysis used independent variable of size of firm, age of
firm, ownership concentration, leverage, and board independence. And the
dependent variable is Intellectual Capital Voluntary Disclosure.
The research used a population of financial sector companies listed from
Bursa Efek Indonesia (BEI/ Indonesia Stock Exchange). Number of population is
58 financial sector companies listed from Bursa Efek Indonesia (BEI/ Indonesia
Stock Exchange). The research used secondary data from annual report of 2010.
Methods of analysis used to test the significant of independent variables on the
dependent variable used was multiplied analysis linear regression, with
hypotheses testing of statistic t and F tests..
The result of analysis based on the use of all independent variables
suggested that size of firm , age of firm and leverage had significant influence on
ICD, and ownership concentration, and board independence had no significant
influence on ICD. Firm size and firm age are all factors that affect the voluntary
disclosure of intellectual capital at financial companies. Disclosure of items of
intellectual capital of financial companies an average of 30%, these figures
indicate that financial firms in Indonesia have not been revealed intensive in
intellectual capital
Keywords: Intellectual Capital Voluntary Disclosure (ICD); size of firm, age of
firm, ownership concentration, leverage, and board independence
Page 2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan bisnis yang ketat pada abad
ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka menjalankan
bisnisnya. Agar perusahaan terus bertahan, perusahaan-perusahaan harus dengan
cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-
based business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan
pengetahuan), sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan
berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang
berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan
manajemen pengetahuan (knowledge management), kemakmuran suatu
perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi
dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono, 2003)
Dalam sistem menajemen yang berbasis pengetahuan, modal konvensional
seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktifa fisik lainnya menjadi
kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada pengetahuan dan
teknologi. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan
dapat diperoleh bagaimana cara menggunakan sumber daya lainnya secara efisien
dan ekonomis, yang nantinya akan memberikan keunggulan bersaing (Rupert
dalam Sawarjuwono, 2003). Perkembangan ekonomi baru dikendalikan oleh
informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian pada
modal intelektual atau intellectual capital (IC)(Stewart, 1997; Hong, 2007). Area
yang menjadi perhatian sejumlah akademisi dan praktisi adalah manfaat dari IC
sebagai alat untuk menentukan nilai perusahaan (Hong, 2007; Guthrei, 2001).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian White et al (2007) tentang
pengungkapan sukarela modal intelektual pada perusahaan bioteknologi yang
telah listeddi Australia pada tahun 2005. Dalam penelitian White et al (2007),
sejumlah variable yang digunakan untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan sukarela modal intelektual adalah ukuran
perusahaan, umur perusahaan, leverage, konsentrasi kepemilikan dan komisaris
independen. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
Page 3
White et al (2007) adalah perusahaan yang di teliti adalah perusahaan keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Sektor keuangan terdiri dari
perusahaan perbankan, asuransi, perusahaan efek, lembaga pembiayaan, dan
lainnya. Sektor perbankan dipilih karena menurut Firer dan Williams (2003)
industri perbankan adalah salah satu sektor yang paling intensif modal
intelektualnya. Selain itu, dari aspek intelektual, secara keseluruhan karyawan di
sektor perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya
(Kubo dan Saka, 2002 seperti yang dikutip oleh Ulum et al., 2008). Bank dan
asuransi dapat dikategorikan sebagai industri yang berbasis pada intelektualitas
yang berinovasi dalam produk dan jasa, serta pengetahuan dan fleksibilitas
merupakan aspek kritis yang menentukan kesuksesan bisnis (Sianipar, 2009).
Hal menarik untuk melakukan penelitian adalah belum adanya standar yang
menetapkan item-item apa saja yang termasuk dalam aset tak berwujud yang
harus dilaporkan baik secara mandatory atau voluntary, sehingga tidak ada
kewajiban bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI untuk
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan modal intelektual. Konsep
modal intelektual telah mendapatkan perhatian besar berbagai kalangan terutama
para akuntan. Fenomena ini menuntut mereka untuk mencari informasi yang lebih
rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan modal intelektual
mulai dari cara pengidentifikasian, pengukuran sampai dengan pengungkapannya
dalam laporan keuangan perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Agency Theory dan Stakeholder Theory
Jensen dan Mackling (dalam Istanti 2009) mengemukakan bahwa teori
keagenan membuat suatu model kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak),
dimana salah satu pihak disebut agen dan pihak lain disebut prinsipal. Perusahaan
mempunyai banyak kontrak, misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan
para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya.
Untuk itulah dalam segi teori agensi dikenal dengan kontrak kerja, yang mengatur
proporsi utilitas masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan
Page 4
kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja adalah seperangkat aturan yang
mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan maupun
risiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Kontrak kerja yang optimal adalah
kontrak yang seimbang antara prinsipal dan agen yang secara matematis
memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian
imbalan khusus oleh prinsipal kepada agen.
Stakeholder Theory memelihara hubungan stakeholder yang mencakup
semua bentuk hubungan antara perusahaan dengan seluruh stakeholdernya.
Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk
melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder dan melaporkan
kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder.
Definisi Intellectual Capital
Klein dan Prusak (dalam Sawarjuwono 2003) menyatakan apa yang
kemudian menjadi standar pendefinisian intellectual capital, yang kemudian
dipopularisasikan oleh Stewart (1994). Menurut Klein dan Prusak ”...we can
define intellectual capital operationally as intellectual material that has been
formalized, captured, and leveraged to produce a higher valued asset” (Stewart
1994). Menurut Sveiby (1998) “The invisible intangible part of the balance sheet
can be classified as a family of three, individual competence, internal structural,
and external structure”. Sementara itu Leif Edvinsson seperti yang dikutip oleh
Brinker (2000:np) menyamakan intellectual capital sebagai jumlah dari human
capital, dan structural capital (misalnya, hubungan dengan konsumen, jaringan
teknologi informasi dan manajemen).
Joefri (dalam Istanti 2009) membahas bahwa modal intelektual adalah
perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola ancaman
dalam banyak kehidupan. Banyak pakar yang mengatakan bahwa kapital ini
sangat besar perannya dalam menambah nilai suatu kegiatan, termasuk dalam
mewujudkan kemandirian suatu daerah. Berbagai organisasi, lembaga dan strata
sosial yang unggul dan meraih banyak keunttungan atau manfaat adalah kerena
mereka terus menerus mengembangkan sumberdaya atau kompetensi manusianya.
Page 5
Secara ringkas Smedlund dan Poyhonen (dalam Rupidara 2005)
mewacanakan modal intelektual sebagai kapabilitas organisasi untuk
menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan.
Komponen Intellectual Capital
Setelah mengetahui definisi modal intelektual, perlu memahami
komponen-komponen modal intelektual. Sawarjuwono (2003) menyatakan bahwa
intellectual capital terdiri dari tiga elemen utama yaitu:
1. Human Capital (modal manusia)
Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah
sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit
untuk diukur. (Brinker 2000) memberikan beberapa karakteristik dasar yang
dapat diukur dari modal ini, yaitu training programs, credential, experience,
competence, recruitment, mentoring, learning programs, individual potential
and personality.
2. Structural Capital atau Organizational Capital (modal organisasi)
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam
memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha
karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja
bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses
manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk
intellectual property yang dimiliki perusahaan.
3. Relational Capital atau Costumer Capital (modal pelanggan)
Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai
secara nyata. Relational capital merupakan hubungan yang harmonis
association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik
yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari
pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang
bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun
dengan masyarakat sekitar.
Page 6
Pengungkapan Intellectual Capital
Sawarjuwono (2003) menyatakan perubahan lingkungan bisnis saat ini
memberikan banyak pengaruh dalam pelaporan keuangan perusahaan, terutama
dalam hal penyajian dan penilaian aset tidak berwujud. Kegagalan current
financial statements dalam memberikan informasi tentang apa yang menjadi
pencipta nilai dalam perusahaan, merupakan salah satu yang ikut mempengaruhi.
Commisionner Steven M. H. Wallman menyarankan perusahaan untuk memulai
mengungkapkan “hidden assets” yang dimilikinya dengan menerbitkan
pernyataan tambahan (suplemen) dalam laporan tahunan yang dipublikasikan
(Brinker dalam Sawarjuwono 2003).
Sawarjuwono (2003) menyatakan penelitian terhadap pelaporan modal
intelektual ini juga dilakukan oleh Guthrie dan Petty (2000) yang melakukan
penelitian terhadap 20 perusahaan di Australia yang telah terdaftar pada bursa
efek (Satyo 2000; Mouritsen et al. 2000). Hasil penelitian ini menunjukkan porsi
pengungkapan setiap elemen modal intelektual, dimana 30% indikator digunakan
untuk mengungkapkan human capital, 30% organizational capital (internal
structure) dan 40% customer capital (external structure).
Karakteristik Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan terhadap
keterbukaan informasi dibanding perusahaan yang lebih kecil. Dengan
mengungkapkan informasi yang lebih banyak, perusahaan mencoba
mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Meningkatnya
pengungkapan informasi akan mengurangi asimetri informasi. Biaya agensi
timbul karena kepentingan yang bertentangan dari para pemegang saham, manajer
dan pemilik hutang (Martson, dalam Istanti 2008).
Umur Perusahaan
Umur perusahaan menunjukkan perusahaan tetap eksis, mampu bersaing
dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perekonomian (Yularto dan
Chariri, 2003). Dengan mengetahui umur perusahaan, maka akan diketahui pula
Page 7
sejauh mana perusahaan tersebut dapat survive. Semakin panjang umur
perusahaan akan memberikan pengungkapan informasi keuangan yang lebih luas
dibanding perusahaan lain yang umurnya lebih pendek dengan alasan perusahaan
tersebut memiliki pengalaman lebih dalam pengungkapan laporan tahunan
(Wallace, et al 1994).
Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan adalah sejumlah saham perusahaan yang tersebar
dan dimiliki oleh beberapa pemegang saham. Teori agensi meningkat sebagai
konsekuensi struktur kepemilikan karena kemungkinan meningkatnya konflik
antar owners. Jansen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa manajer
perusahaan yang tingkat kepemilikannya terhadap perusahaan tersebut tinggi,
maka kemungkinan untuk melakukan diskresi/ekspropriasi terhadap sumber daya
perusahaan akan berkurang. Masalah agensi dapat memburuk apabila presentase
saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer sedikit.
Leverage
Leverage merupakan perbandingan besarnya dana yang disediakan
pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur. Rasio ini menunjukkan
kemampuan modal sendiri untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan. Teori
agensi juga digunakan untuk menjelaskan hubungan antara leverage perusahaan
dengan pengungkapan laporan tahunan perusahaan. Menurut Jensen dan Meckling
(1976) bahwa terdapat suatu potensi untuk menstransfer kekayaan dari
debtholder kepada pemegang saham dan manajer pada perusahaan yang
mempunyai tingkat ketergantungan utang sangat tinggi, sehingga menimbulkan
cost agency yang tinggi.
Komisaris Independen
Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan Direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham
pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak
semata-mata demi kepentingan perusahaan (Pedoman Komisaris Independen).
Page 8
Penelitian Terdahulu
Penelitian Purnomosidhi (2005) yang berjudul Praktik pengungkapan
modal intelektual pada perusahaan publik di BEJ menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan dan leverage berhubungan secara signifikan dengan pengungkapan
modal intelektual, metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
content analisis. Pada penelitian Ulum (2007) modal intelektual digunakan untuk
menilai kinerja karyawan, serta struktur modal pada perusahaan perbankan di
Indonesian pada tahun 2006, dengan menggunakan metode Partial Last Square
(PLS).
Kuryanto (2007) menyebutkan bahwa modal intelektual tidak berpengaruh
pada kinerja perusahaan. Obyek penelitian Kuryanto (2007) adalah perusahaan di
Indonesia yang tidak dimiliki oleh pihak asing pada tahun 2003-2005 dengan
menggunakan alat analisis regresi dan PLS. Pada penelitan Sawarjuwono (2003)
membahas tentang perlakuan, pengukuran, dan pelaporan modal intelektual.
Rupidara (2008) dalam penelitiaannya yang bersifat library research
mengemukakan bahwa modal intelektual merupakan suatu strategi yang
digunakan untuk mengembangkan sumber daya manusia untuk meningkatkan
daya saing suatu organisasi.
Penelitian Meca (2005) menguji tentang pengungkapan modal intelektual
yang dipengaruhi oleh human capital, pelanggan, proses produksi, Teknologi
Informasi dan strategi perusahaan yang dilakukan pada perusahaan di Spanyol
pada tahun 2000 dan 2001, dengan menggunakan alat analisis regresi.
Abdolmohammadi (2005) meneliti hubungan antara kapitalisasi pasar dengan
modal intelektual, book value dan ROA pada perusahaan di USA tahun 1990 dan
2001 dengan menggunakan model regresi.
Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal Intelektual
Penelitian White et al (2007) menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan modal intelektual.
Hasil penelitian yang sama juga terdapat pada penelitian Singh et al (dalam
Page 9
White, 2007) yang meneliti adanya pengaruh ukuran perusahaan pada
pengungkapan modal intelektual di perusahaan gas dan minyak Australia.
Penelitian Joia (2000) juga menyebutkan adanya hubungan yang signifikan antara
ukuran perusahaan dengan pengungkapan modal intelektual. Ukuran perusahaan
dalam berbagai penelitian terbukti merupakan faktor yang signifikan dalam
menjelaskan tingkat pengungkapan informasi di sejumlah negara (misalnya Coke,
1992; Hossain et al, 2002; Hope, 2003)
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela modal
intelektual.
Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal Intelektual
Umur perusahaan diperkirakan memilki hubungan yang positif terhadap
kualitas pengungkapan informasi perusahaan. Alasan yang mendasarinya adalah
perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak
dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki
pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan akan informasi
perusahaan. Penelitian White et al, menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara umur perusahaan dengan pengungkapan modal intelektual.
H2 : Umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela modal
intelektual.
Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Pengungkapan Modal
Intelektual
Franks & Mayer (dalam Irawati,2008) melaporkan perbedaan konsentrasi
kepemilikan saham antara Amerika Serikat dan Inggris dengan Jerman dan
Perancis. Franks & Mayer menemukan fenomena di Amerika Serikat dan Inggris
sejumlah besar perusahaan yang kinerjannya selalu dievaluasi dengan fluktuasi
harga sahamnya di pasar modal, konsentrasi kepemilikan sahamnya tersebar di
sejumlah lembaga maupun investor individu. Sedangkan di Perancis dan Jerman,
minat perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan luar yang bersumber pada
pasar modal tidak besar. Kepemilikan saham perusahaan di Perancis dan Jerman
umumnya sangat terkonsentrasi (dimiliki oleh lembaga investasi atau keluarga).
Page 10
H3: Konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela
modal intelektual.
Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Modal Intelektual
Pada penelitian White et al menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara leverage dengan pengungkapan sukarela modal intelektual. Hasil
yang sama juga terdapat pada penelitian Bradbury (dalam White, 2007) tentang
adanya pengaruh yang signifikan antara leverage perusahaan dengan
pengungkapan sukarela. Namun, pada penelitian Chow dan Wongboren (dalam
White et al,2007) menunjukkan tidak ada hubungan antara leverage perusahaan
dengan pengungkapan modal intelektual pada perusahaan di New Zealand.
H4: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual.
Pengaruh Komisaris Independen terhadap Pengungkapan Modal Intelektual
Komisaris independen sebagai pihak yang netral dalam perusahaan
diharapkan mampu menjembatani adanya asimetri informasi yang terjadi antara
pihak pemilik dengan pihak manajer. Sebagai pihak yang netral, komisaris
independen mengawasi para pemegang saham sehubungan dengan aktivitas
perusahaan dan mengendalikan perilaku para manajer perusahaan. Penelitian
White menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komisaris
independen dengan pengungkapan sukarela modal intelektual.
H5: Komisaris Independen berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela modal
intelektual.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010.
Perusahaan sektor keuangan sangat menarik untuk diteliti karena perusahaan ini
mempunyai modal intelekual yang merupakan faktor utama dalam meningkatkan
daya saing perusahaan. Penelitian ini menggunakan annual reports tahun 2010
sebagai sampel. Tahun 2010 dipilih karena menggambarkan kondisi yang relatif
baru dipasar modal Indonesia. Dengan menggunakan sampel yang relatif baru
Page 11
diharapkan hasil penelitian akan lebih relevan untuk memahami kondisi yang
aktual di Indonesia. Secara rinci jenis perusahaan dan jumlah perusahaan terdapat
dalam Jumlah sampel final yang terpilih sebesar 58 perusahan keuangan dari 69
perusahaan yang merupakan total jumlah semua perusahaan sektor keuangan yang
terdaftar pada BEI. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang representatives sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2010 yang
dapat diakses (tidak underconstruction) saat pengumpulan data
dilakukan.
2. Mempublikasikan laporan tahunan (annual report) lengkap selama
tahun 2010.
3. Mempublikasikan laporan keberlanjutan (sustainability reporting) atau
mengungkapkan (disclosure) informasi tanggung jawab sosial lainnya
selama tahun 2010 dalam laporan tahunan.
4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian.
Definisi Opersional Variabel
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran
1
2
Dependen:
Pengungkapan
Modal
Intelektual
(ICD)
Independen:
Ukuran
Perusahaan
(size)
Pengungkapan item-item modal
intelektual yang memiliki
komponen Human
Capital,Organization Capital
dan Costumer Capital.
Gambaran besar kecilnya
perusahaan yang ditunjukkan
dengan perbandingan nilai total
aktiva dengan total ekuitas
suatu perusahaan.
Score=(∑di/M)x100%
di= pengungkapan item-
item modal
intelektual
M=total jumlah yang
diukur
Size= LnTotalAset
Rasio
Rasio
Page 12
Metode Pengumpulan Data
Untuk metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah content analysis, yaitu suatu metode pengumpulan data penelitian melalui
teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen. Tujuan
content analysis adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau
informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan
deskripsi yang obyektif dan sistematik (Indriantoro,dalam Istanti 2008). Content
analysis dilakukan dengan cara membaca laporan tahunan setiap perusahaan
sampel dan memberi kode informasi yang terkandung didalamnya.
Metode Analisis Data
Statistik Deskriptif
Ghozali (2006) menyatakan bahwa statistik deskriptif memberikan
gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi). Statistik deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan profil
3
4
5
6
Umur
Perusahaan
(Age)
Konsentrasi
kepemilikan
(ownership)
Leverage
Komisaris
Independen
Umur perusahaan merupakan
awal perusahaan beroperasi
hingga perusahaan tersebut
mempertahankan eksistensinya
dalam dunia bisnis.
Sejumlah saham perusahaan
yang tersebar dan dimiliki oleh
beberapa pemegang saham.
Menunjukkan proporsi atas
penggunaan hutang untuk
membiayai investasi
perusahaan.
Pihak netral yang diharapkan
mampu menjembatani asimetri
informasi yang terjadi antara
pemegang saham dengan
manajer perusahaan.
Age= Thnt-Thnn
Thnt= tahun annual
report yang diteliti
Thnn= tahun perusahaan
awal berdiri
Own=jumlah
kepemilikan saham
terbesar/jumlah
saham yang
beredar
Lev=total hutang/total
ekuitas
Ind= jumlah komisaris
independen/jumlah
dewan komisaris
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Page 13
data sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis statistik yang berfungsi untuk
menguji hipotesis.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi anta variabel bebas (independen).
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain.
Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
kedua variabel yang ada yaitu variabel bebas dan terikat mempunya distribusi data
yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005).
Analisi Regresi
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda
dengan variabel dependen adalah pengungkapan modal intelektual dan variabel
independennya meliputi ukuran perusahaan, umur perusahaan, konsentrasi
kepemilikan, leverage, komisaris independen, tipe industri dan skope bisnis.
Model regresi pada penelitian ini adalah:
ICDIndex = α + β1 Sizeit + β2 Ageit + β3Ownershipit + β4Leverageit +
β5Independenit + β6 TIit + β7 SBit + e
Keterangan:
α = konstanta
β1, β2, β3,.... β7 = koefisien regresi
Size = ukuran perusahaan i pada tahun 2010
Age = umur perusahaan i pada tahun 2010
Ownership = konsentrasi kepemilikan perusahaan i pada tahun 2010
Leverage = tingkat levarege perusahaan i pada tahun 2010
Independen = persentase independensi perusahaan i pada tahun 2010
TI = tipe industri perusahaan i pada tahun 2010
Page 14
SB = skope bisnis perusahaan i pada tahun 2010
e = error
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari Goodness of fit-nya yang meliputi nilai koefisien determinasi (R²), nilai
statistik F dan nilai statistik t.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Obyek Penelitian.
Perusahaan untuk sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebanyak 69 perusahaan, dari 69 perusahaan yang terdaftar hanya 58 perusahaan
yang mempublikasikan laporan tahunannya pada website BEI www.idx.co.id .
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, karena
sampel dibatasi hanya pada perusahaan yang mempublikasikan annual report atau
sustainability report baik di Bursa Efek Indonesia atau website masing-masing
perusahaan. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi
seluruh perusahaan perbankan, asuransi, perusahaan efek, lembaga pembiayaan,
dan perusahaan keuangan lainnya.
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IC 58 5.36 62.50 30.0800 13.36642
Size 58 10.62 14.65 12.5121 1.01475
Age 58 6.00 57.00 29.6552 13.26591
Own 58 .19 1.00 .5299 .22273
Lev 58 .01 15.42 5.1392 4.36380
Ind 58 .00 1.00 .4423 .17399
Valid N (listwise) 58
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2011.
Berdasarkan table 2 menunjukkan jumlah responden (N) ada 58
perusahaan, dari 58 perusahaan ini memiliki pengungkapan modal intelektual
rata-rata 30,0800 dengan nilai standar deviasi sebesar 13,36642. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan modal intelektual (ICD) pada
Page 15
perusahaan keuangan yang menjadi sampel adalah masih kecil, sehingga
perusahaan perlu memberi pengungkapan yang lebih banyak, agar para user dapat
memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang modal intelektual yang
dimiliki.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: data sekunder diolah tahun 2011.
Berdasarkan pada tabel 4, terlihat bahwa tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10. Selanjutnya hasil perhitungan
VIF juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada satupun variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multokolinieritas antar variabel independen
dalam model regresi penelitian ini.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil perhitungan heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser
pada tabel 5 mengindikasikan nilai probabilitas signifikansinya diatas 5%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak terdapat
adanya heteroskedastisitas.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -73.205 20.668 -3.542 .001
Size 7.406 1.829 .562 4.049 .000 .442 2.263
Age .236 .106 .234 2.233 .030 .775 1.290
Own 7.931 6.187 .132 1.282 .206 .802 1.247
Lev .177 .408 .058 .433 .667 .480 2.084
Ind -3.352 7.411 -.044 -.452 .653 .916 1.092
a. Dependent Variable: ICD
Page 16
Tabel 5
Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -32.773 12.061 -2.717 .090
Size 3.209 1.067 .550 3.006 .054
Age -.071 .062 -.160 -1.156 .253
Own -.314 3.611 -.012 -.087 .931
Lev -.618 .238 -.456 -2.596 .071
Ind 10.555 4.325 .310 2.441 .081
a. Dependent Variable: ABSRESID
Uji Normalitas
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot
dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal
tidak menceng ke kanan maupun ke kiri, sedangkan grafik normal plot terlihat
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, dengan penyebaran mengikuti arah
garis diagonal. Dengan memperhatikan kedua grafik tersebut dapat dikatakan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas, sehingga layak di gunakan.
Page 17
Tabel 6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 58
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 8.89751552
Most Extreme Differences Absolute .115
Positive .091
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .876
Asymp. Sig. (2-tailed) .427
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan normalitas dengan
menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test memiliki probabilitas
tingkat signifikansi diatas tingkat kepercayaan α= 0,05 yaitu 0,427. Hal ini berarti
dalam model regresi terdapat variabel residual.
Uji Koefisien Determinasi (R²)
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Model Summaryb)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .746a .557 .514 9.31546
a. Predictors: (Constant), Ind, Own, Age, size, Lev
b. Dependent Variable: IC
Koefisien determinasi (R2) yang terlihat pada tabel 7 mengindikasikan
kemampuan persamaan regresi berganda untuk menunjukkan tingkat penjelasan
model terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah
55,7% ini berarti bahwa kemampuan variabel penjelas dalam hal ini adalah
variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, konsentrasi kepemilikan, leverage
dan komisaris independen memiliki pengaruh terhadap variabel pengungkapan
Page 18
modal intelektual sebesar 55,7%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 44,3% (100%-
55,7%) dijelaskan oleh variabel lain selain variabel independen diatas.
Uji Pengaruh Simultan (F Test)
Tabel 8
Hasil Uji Pengaruh Simultan
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5671.235 5 1134.247 13.071 .000a
Residual 4512.450 52 86.778
Total 10183.684 57
a. Predictors: (Constant), Ind, Own, Age, size, Lev
b. Dependent Variable: IC
Sumber : Data Sekunder yang diolah 2011
Berdasarkan Tabel 8 diperoleh hasil uji signifikan variabel independen (X)
dapat mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Dari uji ANOVA
didapat nilai F test sebesar 13,071 dengan signifikansi 0.000 yang berarti variabel
ukuran perusahaan, umur perusahaan, konsentrasi kepemilikan, leverage dan
komisaris independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel ICD.
Uji Parsial (t Test)
Tabel 9
Ringkasan Hasil Persamaan Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -73.205 20.668 -3.542 .001
Size 7.406 1.829 .562 4.049 .000 .442 2.263
Age .236 .106 .234 2.233 .030 .775 1.290
Own 7.931 6.187 .132 1.282 .206 .802 1.247
Lev .177 .408 .058 .433 .667 .480 2.084
Ind -3.352 7.411 -.044 -.452 .653 .916 1.092
Page 19
Sumber: data sekunder diolah 2011
Lima variabel independen yaitu ukuran perusahaan, umur perusahaan,
konsentrasi kepemilikan, leverage dan komisaris independen yang dimasukkan
kedalam regresi, variable ukuran perusahaan dan umur perusahaan yang
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk ukuran
perusahaan sebesar 0,000 signifikan 0,050 dan umur perusahaan sebesar 0,030
karena kurang dari 0,05 yang merupakan derajat kepercayaan.
Uji Hipotesis
1) Pengujian Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sukarela Modal Intelektual
Pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan modal
intelektual dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan hasil yang
signifikan. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikansinya sebesar 0,000 yang
lebih besar dari α = 0.05. Hal ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual.
2) Pengujian Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sukarela Modal Intelektual
Pengujian pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan modal
intelektual dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan hasil nilai
signifikan sebesar 0,030, dimana nilai ini lebih besar dari nilai level of
significance 0.05. Hal ini membuktikan bahwa umur perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual.
3) Pengujian Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap
Pengungkapan Sukarela Modal Intelektual
Hasil pengujian pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan
modal intelektual dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan hasil yang
tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikan sebesar 0,117 yang
lebih besar dari α = 0.05. Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi kepemilikan
tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual.
a. Dependent Variable: ICD
Page 20
4) Pengujian Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sukarela
Modal Intelektual
Pengujian pengaruh leverage terhadap pengungkapan modal intelektual
dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikansinya sebesar 0,167 yang lebih besar dari
α= 0.05. Hal ini membuktikan bahwa tingkat leverage berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual.
5) Pengujian Pengaruh Komisaris Independen terhadap Pengungkapan
Sukarela Modal Intelektual
Pengujian pengaruh komisaris independen terhadap pengungkapan modal
intelektual dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan hasil nilai
signifikan sebesar 0.770 dimana nilai ini lebih besar dari nilai level of significance
0.05. Hal ini membuktikan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual.
Pembahasan
Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan,
konsentrasi kepemilikan, leverage, dan komisaris independen terhadap
pengungkapan sukarela modal intelektual. Berdasarkan pada pengujian empiris
yang telah dilakukan terhadap beberapa hipotesis dalam penelitian, hasilnya
menunjukkan bahwa tidak semua variable independen diatas berpengaruh
signifikan terhadap variable dependen. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual adalah ukuran perusahaan dan
umur perusahaan.
1) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sukarela
Modal Intelektual
Semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan terhadap
keterbukaan informasi dibanding perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan besar
akan disorot oleh pasar atau publik sehingga perusahaan mencoba
mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai isyarat perusahaan telah
menerapkan Good Corporate Govermance.
Page 21
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela modal intelektual. Sehingga semakin besar ukuran
perusahaan keuangan, ada motivasi manajer untuk mengungkapkan modal
intelektual. Hasil ini mendukung teori bahwa semakin besar perusahaan akan
mengungkapkan informasi yang lebih komprehensif. Hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh White et al (2007) di Australia.
2) Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sukarela
Modal Intelektual
Umur perusahaan menunjukkan perusahaan tetap eksis, mampu bersaing
dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perekonomian (Yularto dan
Chariri, 2003). Semakin lama umur suatu perusahaan maka perusahaan tersebut
tetap bertahan dalam melakukan kegiatan usahanya. Menurut Wallace, et al
(1994), semakin panjang umur perusahaan akan memberikan pengungkapan
informasi keuangan yang lebih luas dibanding perusahaan yang umurnya lebih
pendek dengan alasan perusahaan tersebut memiliki pengalaman lebih dalam
pengungkapan laporan tahunan.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda
menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela modal intelektual. Hasil ini menunjukkan bahwa
perusahaan dengan umur yang lebih tua memiliki pengalaman dalam
pengungkapan laporan keuangan.. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh White et al (2007) di Australia.
3) Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Pengungkapan
Sukarela Modal Intelektual
Konsentrasi kepemilikan merupakan sejumlah saham perusahaan yang
tersebar dan dimiliki oleh beberapa pemegang saham, semakin terkonsentrasinya
kepemilikan perusahaan, maka pemegang saham mayoritas akan semakin
menguasai perusahaan dan semakin berpengaruh dalam pengambilan keputusan.
Page 22
Sedangkan semakin tersebarnya kepemilikan saham maka semakin banyak pihak-
pihak yang mempunyai kepentingan.
Hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda menunjukkan
bahwa konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan sukarela modal intelektual. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
banyak pihak-pihak yang berkepentingan, tidak serta membuat perusahaan
mengungkapkan modal intelektual. Hasil analisis ini mendukung penelitian White
et al yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara konsentrasi
kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual dan bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh McKinnon (dalam White et al. 2007) yang
menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi
kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual.
4) Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Sukarela Modal
Intelektual
Leverage merupakan rasio antara hutang terhadap aktiva dalam struktur
permodalan suatu perusahaan. Dalam teori agensi, perusahaan yang memiliki
proporsi hutang yang tinggi dalam stuktur modalnya akan menanggung biaya
keagenan yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan dengan proporsi hutang
yang lebih rendah. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan
mengungkapkan lebih banyak informasi untuk mengurangi biaya keagenan.
Sehingga semakin tinggi rasio leverage maka perusahaan akan menyediakan
informasi secara lebih komprehensif.
Hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda menunjukkan
bahwa rasio leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan
sukarela modal intelektual. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun perusahaan
mempunyai tanggungjawab terhadap pihak eksternal, tidak mempengaruhi dalam
pelaporan sukarela modal intelektual perusahaan. Dalam teori, perusahaan dengan
tingkat utang yang tinggi akan menyediakan informasi yang lebih komprehensif.
Hasil analisis ini mendukung penelitian White et, al (2007), bahwa pengungkapan
sukarela modal intelektual tidak dipengaruhi oleh tingkat leverage.
Page 23
5) Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan Sukarela
Modal Intelektual
Keberadaan Komisaris Independen menjadi penting, karena didalam
praktek sering ditemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang
mengabaikan kepentingan pemegang saham publik (pemegang saham minoritas)
serta stakeholder lainnya, terutama yang menggunakan dana masyarakat di dalam
pembiayaan usahanya. Komisaris independen merupakan pihak yang tidak
terafiliasi dengan Direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemengang
saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis sehingga diharapkan mampu
menjembatani asimetri informasi (information gap) yang terjadi antara pemegang
saham dengan pihak manajer perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda
menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela modal intelektual. Penelitian ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan White et al (2007) yang menyatakan dahwa komisaris
independen berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual.
Hal ini bertentangan dengan teori dasarnya, karena seharusnya keberadaan
komisaris independen mendukung prinsip responsibilitas untuk mengungkapkan
modal intelektual dalam penerapan Corporate Governance, yang mengharuskan
perusahaan memberikan informasi yang lebih baik sebagai wujud
pertanggungjawaban kepada pemegang saham. Meskipun Bursa Efek Indonesia
telah mengatur jumlah keberadaan komisaris independen tetapi tidak ada
keharusan bagi perusahaan terdaftar untuk mengungkapkan informasi yang
berkaitan dengan modal intelektual.
Dari hasil pembahasan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan
sukarela modal intelektual adalah ukuran perusahaan dan umur perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan lebih komprehensif dalam
mengungkapkan informasi keuangan. Perusahaan besar akan disorot oleh investor
sehingga perusahaan mencoba mengungkapkan informasi lebih banyak. Semakin
tua umur perusahaan maka semakin luas pengungkapan informasi keuangan
karena perusahaan yang lebih lama beroperasi maka lebih berpengalaman dalam
Page 24
mengungkapkan informasi keuangan. Secara keseluruhan perusahaan sektor
keuangan di Indonesia kurang intensif dalam mengungkapkan informasi modal
intelektual dengan rata-rata pengungkapan 30%. Perusahaan keuangan dengan
umur tua dan ukuran yang besar lebih banyak mengungkapkan modal intelektual.
Hal ini berbeda dengan perusahaan luar negeri yang lebih intensif dalam
mengungkapkan item-item modal intelektual. Perbedaan ini disebabkan kurang
pedulinya perusahaan keuangan di Indonesia tentang modal intelektual dan
perusahaan di Indonesia masih menggunakan conventional based dalam
membangun bisnisnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian atas data dalam penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela modal
intelektual pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual.
Sehingga semakin besar ukuran perusahaan keuangan, ada motivasi manajer
untuk mengungkapkan modal intelektual.
2. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara
umur perusahaan terhadap pengungkapan sukarela modal intektual. Sehingga
semakin tua umur perusahaan, maka semakin luas pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan sektor keuangan.
3. Hasil analisis data menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara
konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Sehingga
semakin besar konsentrasi kepemilikan, maka tidak mempengaruhi
pengungkapan sukarela modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan
keuangan.
4. Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan yang positif dan
signifikan antara tingkat rasio leverage terhadap pengungkapan sukarela
modal intelektual. Hal tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi rasio
Page 25
leverage, maka rasio leverage tidak menjadi motivasi untuk menyediakan
informasi secara lebih komprehensif.
5. Hasil analisis menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan sukarela moal intelektual. Sehingga jumlah
komisaris independen dalam perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan
dalam mengungkapkan modal intelektual.
Faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela modal intelektual
adalah ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Banyak faktor-faktor yang
merupakan karakteristik perusahaan terbukti tidak mempengaruhi pengungkapan
sukarela modal intelektual karena belum ada standar yang menetapkan item-item
apa saja yang harus dilaporkan baik secara mandotary atau voluntary.
Keterbatasan
Sejumlah keterbatasan yang ada dalam analisis ini, yang memungkinkan
dapat menimbulkan gangguan pada hasil analisis ini sebagai berikut:
1. Variabel independen hanya terbatas pada karakteristik perusahaan, yang
hanya meliputi ukuran perusahaan, umur perusahaan, konsentrasi
kepemilikan, tingkat leverage dan komisaris independen tanpa melibatkan
faktor eksternal parusahaan.
2. Perusahaan perbankan mempunyai karakteristik ukuran perusahaan yang
tinggi dibandingkan perusahaan pembiayaan, perusahaan efek, asuransi
dan perusahaan keuangan lainnya.
Saran
Berdasarkan temuan-temuan penelitian terhadap praktik pengungkapan
modal intelektual dan faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela modal
intelaktual, dapat dikemukakan beberapa saran dan rekomendasi bagi penelitian
yang akan datang, antara lain:
1. Variabel independen yang digunakan tidak hanya terbatas pada
karakteristik perusahaan saja, tetapi juga faktor eksternal perusahaan yang
meliputi budaya, kebijakan pemerintah serta keadaan ekonomi.
2. Adanya variable kontrol terhadap perusahaan perbankan atau penelitian
lebih konsentrasi terhadap perusahaan perbankan.
Page 26
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, Mohammad J. 2005. “Intellectual Capital and Market
Capitalization.” Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No. 3, pp. 397-416
Arifin, 2005, Peran Akuntansi dalam Menegakkan Prisip Good Corporate
Governance, BP Undip, Desember.
Benardi, Meliana, dkk. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas
Pengungkapan dan Implikasi Terhadap Asimetri Informasi: Studi Pada
Perusahaan-Perusahaan Sektor Manufaktur yang Go Publik Di BEI.
Simposium Nasional Akunatansi XII.
Bozzolan, Saverio, dkk. 2003. Italian Annual Intellectual Capital Disclosure: An
Empirical Analysis. Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No. 4, pp.
543558.
Bukh, P.N., Nielsen, ., Gormsen P. and Mouritsen, J. 2005. “Disclosure of
Information on Intellectual Capital in Danish IPO Prospectus.”
Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 18 No.6, pp. 713-32.
Darmawati, Deni. 2006. “Regulasi terhadap Kualitas Implementasi”. SNA IX
Padang.
Fitriani. 2001. “Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib
dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Jakarta”. Makalah dipresentasikan dalam Simposium
Nasional Akuntansi IV.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate. Cetakan empat, BP Undip,
Semarang.
Guthrie, J dan Petty. 2000, “Intellectual Capital: Australian annual reporting
practise.” Journal of Intellectual Capital, Vol.1, No.3, pp.241-251.
Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. 2008. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu Penyampaian Laopran Keuangan; Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEJ periode 2004-2006”. Simposium
Nasional Akuntansi XI Pontianak.
Irawati, Dwi. 2008. “Sistem Keuangan Berbasis Pasar atau Bank?”
http://www.pendidikannetwork.com . Diakses Januari 2009.
Istanti, Sri Layla Wahyu. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Sukarela Modal Indelektual (Tesis)”. Semarang: Program
Pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Page 27
Jensen dan Meckling. 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency
Cost and Ownership Structure,” Journal Of Finance Economics. Vol. 3,
October, pp. 30-60.
Kuryanto, Benny dan Mochamad Syafruddin. 2008. “Pengaruh Modal Intelektual
Terhadap Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI
Pontianak.
Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR
Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris Pada
Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006.
Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.
Marwata, 2001. “Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas
Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di
Indonesia.” Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional
Akuntansi IV.
Meca, Emma Garcia. 2005. “Bridging the Gap Between Disclosure and use of
Intellectual Capital Information.” Journal of Intellectual Capital. Vol. 6
No. 3, pp. 427-440.
Mouritsen. Jan, 2003. “Accounting for the Employee In the Intellectual Capital
Statement”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 16 No. 1 pp18-30.
Purnomosidhi, Bambang. 2006. “Praktik Pengungkapan Modal Intelektual Pada
Perusahaan Publik di BEJ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9 No. 1
Hal 1-20
Rupidara, Neil S. 2008. Modal Intelektual dan Strategi Pengembangan Organisasi
dan Sumber Daya Manusia. Univ. Kristen Satya Wacana.
Sangkala. 2006. Intellectual Capital Management. Edisi Pertama. Yapensi.
Setiarso, Bambang. 2006. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management)
dan Modal Intelektual (Intellectual Capital) untuk Pemberdayaan UKM.
PDII LIPI.
Sawarjuwono Tjiptohadi, dan Agustin Prihatin. 2003. “Intellectual Capital:
Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Jurnal
Akuntans dan Keuangan. Vol. 5 No. 1.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Edisi empat, Salemba
Empat, Jakarta.
Page 28
Sir, Jennie, dkk. 2010. Intellectual Capital danAbnormal Return Saham: Studi
Peristiwa Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi XIII Purwokerto.
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali dan Anis Chariri. 2008. “Intellectual Capital dan
Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial
Least Square”. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.
White, G., A. Lee, dan G. Tower. 2007.” Driver of Voluntary Intellectual Capital
Disclosure in Listed Biotechnology Companies. Journal of Intellectual
Capital Vol. 8, No.3, Hlm.517-537
Yi, An dan Howard Davey. 2010. Intellectual Capital Disclosure in Chinese
(mainland) Companies. Journal of Intellectual Capital, Vol. 11, No. 3,
pp.326-347.
Yuniarsih, Ni Wayan, dkk. 2010.Exsplorasi Kinerja Pasar Perusahaan: Kajian
Berdasarkan Modal Intelektual. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto.
Zhan Xiao Zhang. 2005. “Disclosure of Intellectual Capital by Publicly Traded
Software firms”. Canada: Universitas of Waterloo Ontario.