FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA MIKRO DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH EVA RIYANI NIM : 07C20101162 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN USAHA MIKRO
DI KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
EVA RIYANI
NIM : 07C20101162
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN USAHA MIKRO
DI KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
EVA RIYANI
NIM : 07C20101162
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
iii
ABSTRAK
Eva Riyani. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Usaha Mikro di
Kabupaten Aceh Barat Dibawah bimbingan T. Razali Rasyid dan Bakhtiar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat, dengan
menggunakan model analisis regresi linear berganda. Variabel terikat yang
digunakan adalah Pendapatan Usaha Mikro (Y) Kabupaten Aceh Barat, dan
variabel bebas yang digunakan adalah modal (X1) dan tenaga kerja (X2) di
kabupaten Aceh Barat.
Berdasarkan penelitian nilai koefisien korelasi bernilai 100 persen, pada
penelitian ini menggunakan dua variabel bebas sehingga koefisien yang
digunakan untuk menjelaskan adalah koefisien determinasi adjusted. Hal ini
berarti 99,9 persen pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat dapat
dipengaruhi oleh variabel modal dan tenaga kerja, sedangkan sisanya sebesar 0,01
persen di pengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
Berdasarkan pengujian parsial (individual) untuk variabel modal nilai
thitung sebesar 24,312 > ttabel 1,303 maka H0 di tolak H1 diterima. Sehingga secara
parsial Modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Usaha
Mikro di Kabupaten Aceh Barat dan untuk variabel tenaga kerja nilai thitung
sebesar 1,405 > ttabel 1, 303 aka H0 di tolak H1 diterima. Sehingga secara parsial
tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan
Usaha Mikro di Kabupaten Aceh Barat..
Nilai Fhitung sebesar 32441,717 > F tabel sebesar 3,2317 maka, H0 ditolak H1
diterima. Sehingga Modal dan tenaga kerja secara bersama-sama (simultan)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro di
Kabupaten Aceh Barat.
Kata Kunci : Pendapatan, Tenaga Kerja dan Usaha Mikro
iv
MOTTO
v
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha
Mikro di Kabupaten Aceh Barat.
Nama Mahasiswa : Eva Riyani
Nim : 07C20101162
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua
Drs. H. T. Razali Rasyid
Anggota
Bakhtiar, M.Pd
Mengetahui
Dekan
Fakultas Ekonomi
Zulbaidi, MM
Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Yayuk EW, SE. M.Si
Tanggal Lulus : 21 September 2014
vi
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama : EVA RIYANI
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Pulo Teungoh, 09 Januari 1989
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat Rumah : Gampong Pulo Teungoh Kecamatan Pante
Cermen Kabupaten Aceh Barat
Nama Orang Tua
Ayah : Ibnu Abas
Ibu : Rusnawati
Pendidikan:
Sekolah Dasar (1995-2001) : SD Negeri 5 Pante Cermen
SLTP (2001-2004) : SMP Negeri 1 Pante Cemen
SLTA(2004-2007) : SMA Negeri 3 Meulaboh
Diterima di Universitas Teuku Umar pada Fakultas Ekonomi Tahun 2007
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat
dan HidayahNya, karena berkat Rahmat dan HidayahNya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Aceh Barat”. Salawat
beriring salam terlantun indah kepada mahkota syurga Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam yang jahiliah ke alam yang lebih berilmu
pengetahuan dan berakhlak mulia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik apabila tanpa adanya dukungan dari semua pihak, untuk
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. T. Razali Rasyid selaku Dosen Pembimbing Ketua dan bapak
Bahktiar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah meluangkan
waktunya dalam memberikan masukan, saran, kritikan, arahan, dukungan serta
motivasi agar terselesainya skripsi ini.
2. Ibu Yayuk EW, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Universitas Teuku Umar.
3. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku
Umar.
4. Bapak Abd. Jamal, SE. M.Si selaku Ketua Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan arahank epada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
selanjutnya Bapak Drs. H. T. Razali Rasyid selaku Anggota Penguji I, Bapak
ix
Bahktiar, M.Pd selaku anggota penguji II, dan Bapak Syahril, SE. M.Si selaku
anggota penguji III.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah banyak memberikan ilmu
pengetahuan, nasehat-nasehat selama proses pembelajaran perkuliahan dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah beribu-ribu kali bahkan tak terhingga
dalam memberikan doa, dorongan, masukan serta kasih sayang yang tiada
hentinya kepada penulis hingga penulis dapat dengan semangat menyelesaikan
tingkat perguruan tinggi ini. Terima kasih juga telah membimbing dan
mendidik penulis untuk menjadi insan yang terbaik dan selalu setia menjadi
sahabat dalam hidup penulis.
7. Semua pihak baik orang yang teristimewa maupun para sahabat khususnya
angkatan 2007 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari akan segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.
Maka dari itu dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasan, Amin..
Meulaboh, 30 September2014
Penulis,
Eva Riyani
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN TUJUAN ................................................................................ ii
ABSTRAK ................................................................................................... iii
MOTTO ...................................................................................................... iv
LEMBARAN PENGESAHAN ................................................................... v
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
I.1 Latar Belakang .......................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah ..................................................................................4
I.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................4
I.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................4
I.4.1 Manfaat Teoritis ..........................................................................4
I.4.2 Manfaat Praktis ...........................................................................5
I.5 Sistematika Pembahasan .........................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................7
2.1 Pendapatan .............................................................................................7
2.1.1 Pengertian Pendapatan ................................................................7
2.1.2 Teori Pendapatan ........................................................................7
2.1.3 Jenis-jenis Pendapatan ................................................................8
2.2 Usaha Mikro...........................................................................................10
2.2.1 Pengertian Usaha ........................................................................10
2.2.1.1. Peluang untuk Meningkatkan Keuntungan (Leverage)
Usaha .................................................................................10
2.2.1.2. Penentu Lokasi Usaha ........................................................11
2.2.1.3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan Usaha ...........12
2.2.2 Pengertian Usaha Mikro..............................................................14
2.2.2.1. Ciri-ciri Usaha Mikro .........................................................15
2.2.2.2. Peran Usaha Mikro di Indonesia .........................................16
2.3 Modal .....................................................................................................17
2.3.1 Pengertian Modal ........................................................................17
2.3.2 Jenis-jenis Modal ........................................................................17
2.4 Tenaga Kerja ..........................................................................................18
2.4.1 Pengertian Tenaga Kerja .............................................................18
2.4.2 Tenaga Kerja Menurut Umur dan Jenis Kelamin .........................19
2.4.3 Tenaga Kerja Menurut Pendidikan ..............................................20
2.5 Perumusan Hipotesis ..............................................................................21
xi
III. METODE PENELITIAN..........................................................................22
3.1 Populasi dan Sampel ...............................................................................22
3.2 Data Penelitian .......................................................................................22
3.2.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................22
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................23
3.3 Model Analisis Data ...............................................................................23
3.4 Definisi Operasional ...............................................................................25
3.5 Pengujian Hipotesis ................................................................................26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................27
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................27
4.2. Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................................28
4.2.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi ............................29
4.2.2 Uji Regresi Linear Berganda ....................................................31
4.2.3 Uji t (Uji parsial/individual) ......................................................31
4.2.4 Uji F (Uji Simultan) ..................................................................32
V. SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................33
5.1 Simpulan ................................................................................................33
5.2 Saran ......................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................36
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Populasi dan Sampel Usaha Kecil di Kabupaten Aceh Barat........... 22
2. Rata-rata Standar Deviasi dan Observasi .................................................... 28
3. Hasil Korelasi dan Determinasi .................................................................. 29
4. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...................................................... 31
5. Hasil Regresi Uji F ..................................................................................... 32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Input ................................................................................................ ..38
2. Hasil Regresi ............................................................................................ ..40
3. t-Tabel ...................................................................................................... ..45
4. F-hitung.................................................................................................... ..46
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan ekonomi adalah menciptakan tingkat
Pertumbuhan GNP (Gross National Product) yang setinggi-tingginya, akan tetapi
diikuti dengan pemberantasan kemiskinan, penanggulangan ketimpangan
pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, peningkatan
standar kesehatan nutrisi, perbaikan kondisi lingkungan, pemerataan kesempatan,
pemerataan kebebasan individual, dan penyegaran kehidupan budaya (Amalia
2007, h. 2).
Berdasarkan paparan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa agar
suatu pembangunan daerah tumbuh dengan baik maka dengan tujuan utama
pembangunan ekonomi yaitu menciptakan tingkat pertumbuhan GNP yang
setinggi-tingginya maka pemerintah harus secara optimal memerhatikan
pemberantasan kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan,
penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, peningkatan Standar
kesehatan nutrisi, perbaikan kondisi lingkungan, pemerataan kesempatan,
pemerataan kebebasan individual, dan penyegaran kehidupan budaya.
Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia merupakan
salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini selain karena
usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak
hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan
pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan
penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu, pengembangannya mampu memperluas
2
basis ekonomi dan dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam
mempercepat perubahan struktural, yaitu meningkatnya perekonomian daerah dan
ketahanan ekonomi nasional.
Program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah dalam upaya
mengembangkan sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) selama ini sungguh
menggembirakan. Peningkatan peran dan kegiatan usaha sektor ini semakin
nampak khususnya sejak era krisis ekonomi dan keuangan pada tahun 1997.
Ditengah-tengah proses restrukturisasi sektor korporat dan BUMN yang
berlangsung lamban, sektor ini telah menunjukkan perkembangan yang terus
meningkat dan bahkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil merupakan bagian yang
terintegrasi dalam program pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Kegiatan pengembangannya dtujukan sebagai salah satu pilar ekonomi kerakyatan
ang dapat menjadi penggerak utama perekonomian daerah,
Usaha Mikro mempunyai peran yang sangat strategis dalam pengembangan
ekonomi nasional, efek yang bersifat usaha rakyat dimaksud berperan penting
dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. Usaha mikro merupakan basis usaha
rakyat, yang secara mengejutkan mampu bertahan di masa krisis 1997/1998. Hal
itu disebabkan struktur keuangan usaha mikro yang tidak banyak tergantung pada
perbankan. Meski mereka tetap memanfaatkan jasa perbankan, baik untuk
transaksi maupun untuk menjaga keamanan. Saat itu banyak usaha besar
bergelimpangan, mengalami pailit disertai pahitnya krisis.
Saat terjadi krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa tahun
3
yang lalu, di mana banyak pengusaha berskala besar yang mengalami stagnasi
bahkan sampai berhenti aktivitas kegiatan usahanya, sektor usaha mikro ini yang
terbukti lebih unggul karena dapat mampu bertahan dalam gejola krisis ekonomi
tersebut dan serta secara langsung turut menciptakan peningkatan pendapatan
masyarakat.
Usaha mikro dapat digolongkan dalam sektor informal sebagai istilah yang
biasa dipergunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan ekonomi skala kecil,
pada masa kini merupakan manivestasi dari situasi pertumbuhan kesempatan kerja
di perkotaan. Kegiatan sektor informal ini mencakup berbagai macam kegiatan di
bidang usaha antara lain: usaha perdagangan seperti (pedagang keliling; pedagang
kaki lima) demikian pula di bidang usaha jasa misalnya jasa angkutan. Sektor
informal ini terutama melayani kebutuhan golongan ekonomi lemah, yang
sebagian besar berpusat pada penyediaan kebutuhan pokok bagi golongan
berpenghasilan rendah.
Kabupaten aceh barat adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh,
Indonesia. Sebelum pemekaran, aceh barat mempunyai luas 10.097,04 km2 atau
1.010.466 Ha dan merupakan bagian wilayah pantai barat dan selatan yang
membentang dari barat ke timur mulai dari kaki gunung geurutee (perbatasan
dengan Aceh Berar) sampai ke sisi Kueng Seumayam (perbatasan Aceh Selatan).
Peran usaha mikro dalam Kabupaten Aceh Barat akhir-akhir ini
berkembang pesat sebagaimana bisa ita lihat banyak perdagangan di Kabupaten
Aceh Barat dimana meulaboh menjadi salah satu contoh terdekat, dimana
meulaboh adalah sentra perdagangan antara Aceh Jaya dan Nagan Raya,
4
Berdasarkan iraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Usaha Mikro di Kabupaten Aceh
Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas maka rumusan
masalahnya adalah seberapa besar modal dan tenaga kerja mempengaruhi
pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor modal
dan tenaga kerja mempengaruhi pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh
Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dengan diadakannya penelitian ini di
jabarkan dalam manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis / Peneliti
Melalui penelitian ini penulis dapat menambah pengetahuan yang telah
diperoleh di bangku kuliah sekaligus mengaplikasikan dalam praktek nyata di
lapangan.
5
b. Bagi Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini dapat menambah manfaat bagi program studi fakultas atau
mahasiswa lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang penelitian tersebut dan
menambah bahan bacaan bagi para mahasiswa di Universitas Teuku Umar.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan manfaat bagi pemerintah daerah setempat, pemerintah
kabupaten,provinsi maupun pusat. Khususnya para pengambil kebijakan dalam
proses pengambilan keputusan yang terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat.
1.5 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Bagian pertama pendahuluan yang berisi tentang pokok-pokok
pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian yang terdiri manfaat teoritis dan manfaat praktis, dan
sistematika pembahasan.
Bagian kedua tinjauan pustaka berisikan tentang studi pustaka terhadap
penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Berisi deskripsi teori
mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian sesuai dengan
masalah yang diteliti. Mengenai pengertian antara Variabel dalam judul serta
perumusan hipotesis.
6
Bagian ketiga metode penelitian, mengurai tentang ruang lingkup
penelitian, yang menjelaskan dimana dilakukkan penelitian, tehnik dalam
pengumpulan data, definisi operasional dan pengujian hipotesis.
Bagian Keempat merupakan hasil dan pembahasan yang berisi tentang
statistik deskriptif variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan
hasil penelitian.
Bagian kelima merupakan simpulan dan saran yang berisi tentang
simpulan penelitian dan saran penulis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendapatan
2.1.1. Pengertian Pendapatan
Menurut Nababan (2009, h. 17) pendapatan atau income masyarakat adalah
hasil penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi dan
sektor ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input
proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007, h. 23) pendapatan adalah
arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal. Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto
manfaat ekonomi yang diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri.
Menurut Skousen dan Stice (Akbar 2009, h. 563) pendapatan merupakan
arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan
uang (atau sebuah kombinasi dari keduanya) dari pengantaran barang atau
penghasilan barang, memberikan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang
membentuk operasi pokok atau bentuk entitas yang terus berlangsung.
2.1.2. Teori Pendapatan
Menurut Sumitro dalam Nababan (2009, h. 16) dalam ekonomi modern
terdapat dua cabang utama teori, yaitu teori harga dan teori pendapatan. Teori
pendapatan termasuk dalam ekonomi makro, yaitu teori yang mempelajari hal-hal
besar seperti :
8
Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen
Investasi dunia usaha
Pembelian yang dilakukan pemerintah
Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, adam smith dan david ricardo,
distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga kelas sosial yang utama : pekerja,
pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya menentukan 3 faktor produksi, yaitu
tenaga kerja, modal dan tanah. Pengahasilan yang diterima setiap faktor dianggap
sebagai pendapatan masing-masing keluarga terlatih terhadap pendapatan
nasional. teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin maju, para
tuan tanah akan relatif lebih baik keadaannya dan kapitalis (pemilik modal)
menjadi relatif lebih buruk keadaannya.
2.1.3. Jenis-Jenis Pendapatan
Menurut Sadono Sukirno pendapatan terdiri dari berbagai jenis yaitu
(Sukirno 2008, h. 33)
a. Pendapatan nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak
tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya
dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dan lain-
lain.
b. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan. Tidak seperti
9
pendapatan nasional, pendapatan perorangan tidak mengikut sertakan pendapatan
tertahan (etained earnings), yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan namun
tidak dibagikan kepada para pemiliknya. Pendapatan perorangan juga mengurangi
pajak pendapatan perusahaan dan kontribusi pada tunjangan sosial (Mankiew
2006, h.9).
c. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Dipossable Income) adalah
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Dipossable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan
pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib
pajak, contohnya pajak pendapatan.
d. Pendapatan Nasional Riel
Pendapatan Nasional Riel adalah pendapatan nasional yang dihitung atau
di tentukan berdasarkan harga-harga yang tidak berubah atau tetap dari tahun
ketahun.
e. Pendapatan Nasional Menurut Harga yang Berlaku
Pendapatan Nasional menurut harga yang berlaku adalah pendapatan
nasional yang dihitung atau ditentukan berdasarkan harga-harga yang berlaku
pada tahun dimana produksi nasional yang sedang dinilai diproduksikan.
f. Pendapatan Nasional Menurut Harga Tetap
10
Pendapatan Nasional menurut harga tetap adalah harga yang berlaku pada
suatu tahun tertentu dan seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun-tahun yang lain.
Pengertian usaha kecil
Menurut UU No. 9/1995 menyebutkan bahwa usaha kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahun serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-
undang.
2.2. Usaha Mikro
2.2.1 Pengertian Usaha
Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan
untuk mencapai suatu maksud. Tentu pengertian usaha ini berbeda jika usaha
yang dimaksud adalah berada dalam ruang lingkup ilmu tertentu.
Menurut Zaharuddin (2010, h.7) usaha atau juga disebut suatu perusahaan
adalah suatu bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-
menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh
perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak
berbentuk badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan disuatu daerah dalam
suatu negara.
2.2.1.1. Peluang untuk Meningkatkan Keuntungan (Leverage) Usaha
Menurut Noor (2009, h.209-213) peluang untuk meningkatkan keuntungan
usaha dikenal juga dengan istilah leverage. Didalam rangka perencanaan untuk
meningkatkan keuntungan usaha maka suatu perusahaan akan adanya peluang
11
untuk meningkatkan keuntungan (leverage), karena keuntungan merupakan
peluang atau kesempatan untuk memperbesar keuntungan baik melalui
peningkatan operasi, maupun penambahan dana dari luar, atau kombinasi
keduanya.
a. Peluang Operasi (Operasi Leverage)
Yaitu peluang untuk meningkatkan keuntungan sebelum bunga dan pajak
(EBIT), melalui peningkatan penjualan (operasi). Besarnya peluang (leverage) ini,
ditunjukkan oleh Degree of Operating Leverage (DOL), atau derajat kepekaan
perubahan EBIT terhadap perubahan penjualan.
b. Peluang Keuntungan (Financial Leverage)
Yaitu peluang meningkatkan keuntungan sebelum bunga dan pajak
(EBIT), melalui penggunaan dana dari luar (pinjaman). Ditunjukkan oleh Degree
of Financial Leverage (DFL), atau derajat kepekaan perubahan EBIT terhadap
perubahan keuntungan sebelum pajak (EBT).
c. Peluang Total (Total or Combined Leverage)
Yaitu total peluang untuk meningkatkan keuntungan melalui peningkatan
operasi dan penggunaan dana dari luar berupa pinjaman atau utang yang
ditunjukkan oleh Total Leverage (TL).
2.2.1.2. Penentuan Lokasi Usaha
Menurut Kasmir dan Jakfar (2009, h.147) seperti yang kita ketahui bahwa
prioritas utama aspek tekni/operasi adalah menganalisis masalah penentuan
lokasi. Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam
menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya.
12
Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah
sebagai berikut:
a. Jenis Usaha yang Dijalankan
b. Apakah Dekat dengan Pasar atau Konsumen
c. Apakah dengan Bahan Baku
d. Apakah Tersedia Tenaga Kerja
e. Tersedia Sarana dan Prasarana (Transportasi, Listrik dan Air)
f. Apakah dengan Pusat Pemerintahan
g. Apakah Dekat dengan Lembaga Keuangan
h. Apakah Berada di Kawasan Industri
i. Kemudahan Melakukan Ekspansi / Perluasan
j. Kondisi Adat Istiadat / Budaya / Sikap Masyarakat Setempat
k. Hukum yang Berlaku di Wilayah Setempat
2.2.1.3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegagalan Usaha
Menurut Kasmir dan Jakfar (2009, h. 8-9) secara umum faktor-faktor yang
menyebabkan kegagalan bisnis secara benar dan sempurna seperti yang elah
diuraikan adalah sebagai berikut:
a. Data dan Informasi tidak Lengkap
Sewaktu melakukan penelitian data dan informasi yang disajikan kurang
lengkap, sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada.
Kemudian, dapat pula data yang disediakan tidak dapat dipercaya atau palsu.
Karena itu, sebelum melakukan studi sebaiknya kumpulkan data dan informasi
selengkap mungkin, melalui berbagai sumber yang ada yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan kebenaran datanya.
13
b. Tidak Teliti
Kegagalan dapat pula disebabkan si penstudi (orang yang melakukan
studi) kurang teliti dalam meneliti dokumen-dokumen yang ada. Oleh karena itu,
dalam hal ini penstudi perlu melatih atau mencari tenaga yang benar-benar ahli
dibidangnya, sehingga faktor ketelitian ini menjadi jaminan. Kecerobohan sekecil
apapun akan sangat berpengaruh terhadaphasil penelitian.
c. Salah Perhitungan
Kesalahan dapat pula diakibatkan sipenstudi salah dalam melakukan
perhitungan. Misalnya, dalam hal penggunaan rumus atau cara menghitung,
sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat. Didalam hal ini juga perlu disikapi
untuk menyediakan tenaga ahli yang andal dibidangnya.
d. Pelaksanaan Pekerjaan Salah
Para pelaksana bisnis sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan menjalankan bisnis tersebut. Apabila para pelaksana dilapangan
tidak mengerjakan proyek secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan, maka kemungkinan bisnis tersebut gagal sangat besar.
e. Kondisi Lingkungan
Kegagalan lainya adalah adanya unsur-unsur yang terjadi yang memang
tidak dapat kita kendalikan. Artinya, pada saat melakukan penelitian dan
pengukuran semuanya sudah selesai dengan tepat dan benar, namun dalam
perjalanan akibat terjadinya perubahan lingkungan pada akhirnya berimbas
kepada hasil penelitian dalam studi kelayakan bisnis. Perubahan lingkungan
seperti perubahan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan perubahan perilaku
masyarakat atau karena bencana alam
14
f. Unsur Sengaja
Kesalahan yang sangat fatal adalah adanya faktor kesengajaan untuk berbuat
kesalahan. Artinya peneliti sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab. Atau para pelaksana dilapangan
juga melakukan perbuatan yang tercela, sehingga menyebabkan gagalnya suatu
proyek atau usaha.
2.2.2. Pengertian Usaha Mikro
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 usaha mikro adalah
Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
15
Usaha mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan
pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat
dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan
masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan
stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama ekonomi
nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta
pengembangan yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada
kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa harus mengabaikan peranan usaha besar
dan badan usaha milik pemerintah.
2.2.2.1.Ciri-ciri usaha mikro
Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
(Usaha Menengah Kecil dan Mikro) ciri-ciri usaha mikro yaitu
a. Jenis barang usahanya tidak tetap,dapat berganti pada periode tertentu;
b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat beroubah sewaktu-waktu;
c. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak
memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya
manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa enterpreuner yang memadai;
d. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah;
e. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka sudah
akses ke lembaga keuangan non bank;
f. Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya
termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
16
2.2.2.2. Peran Usaha Mikro di Indonesia
peran Usaha Mikro dalam perekonomian Indonesia menurut Urata dalam
Marcellina (2012, h. 32) adalah
a. Usaha mikro merupakan pemain utama dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.
b. Penyediaan kesempatan kerja.
c. Pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan
masyarakat.
d. Penciptaan pasar dan inovasi melalui fleksibilitas dan sensitivitas atas
keterkaitan dinamis antar kegiatan perusahaan.
e. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas.
Pentingya peranan usaha mikro di negara Indonesia terkait dengan posisi
strategis berbagai aspek yatitu terdiri atas:
a. Aspek permodalan
Usaha mikro tidak memerlukan modal yang besar sehingga dalam
pembentukkan usaha tidak akan sesulit perusahaan atau perseroan besar.
b. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang diperlukan untuk usaha ini tidak menuntut pendidikan
formal atau tinggi tertentu
c. Lokasi
Sebagian besar usaha mikro berlokasi di pedesaan dan tidak memerlukan
infrastruktur sebagaimana perusahaan besar .
d. Ketahanan
Peranan usaha mikro ini terbukti bahwa usaha mikro memiliki ketahanan
yang kuat (strong survival) ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi.
17
2.3 Modal
2.3.1 Pengertian Modal
Menurut Winarno dan Ismaya (2003, h. 79) modal adalah uang atau harta
benda (barang, pabrik, kantor, dan sebagainya) yang dipakai untuk menjalankan
suatu usaha untuk mencari keuntungan, menambah kekayaan, dan sebagainya.
Menurut Rosyidi (2009, h. 55) Modal merupakan faktor produksi yang
meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi
barang-barang lain serta jasa-jasa. Pengertian modal semacam ini sebenarnya
hanyalah merupakan salah satu saja dari pengertian seluruhnya, sebagaimana yang
sering dipergunakan oleh ahli ekonomi. Sebab, modal juga mencakup arti uang
yang tersedia didalam perusahaan untuk membeli mesin-mesin serta faktor
produksi lainnya.
Selanjutnya menurut Kasmir (2009, h. 91) modal adalah sesuatu yang
diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai
beroperasi. Modal terdiri dari uang dan tenaga kerja (keahlian).
2.3.2 Jenis-jenis Modal
Menurut Kasmir (2009, h. 84-85) pada dasarnya, kebutuhan modal untuk
melakukan usaha terdiri dari dua jeni yaitu:
a. Modal Investasi
Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan
berulang-ulang. Biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Penggunaan modal
investasi jangka panjang adalah untuk membeli aktiva tetap, seperti tanah,
bangunan/gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, serta inventaris lainnya.
Modal investasi merupakan porsi terbesar dalam komponen pembiayaan dalam
18
suatu usaha dan biasanya dikeluarkan pada awal perusahaan didirikan atau untuk
perluasan pabrik. Modal investasi bisanya diperlukan dari modal pinjaman
berjangka waktu panjang (lebih dari satu tahun). Pinjaman ini biasanya diperoleh
dari dunia perbankan.
b. Modal Kerja
Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi. Jenis modalnya bersifat
jangka pendek, biasanya hanya digunakan untuk sekali atau beberapa kali proses
produksi. Modal kerja digunakan untuk keperluan untuk membeli bahan baku,
membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya.
2.4 Tenaga Kerja
2.4.1 Pengertian Tenaga Kerja
Menurut Sumarsono (2003, h. 5) tenaga kerja adalah semua orang yang
bersedia untuk sanggup bekerja. Pengertian tenaga keja ini meliputi mereka yang
bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran
berupah upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu bekerja,
dalam arti mereka menggangur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan
kerja.
Menurut Mulyadi (2006, h. 59) tenaga kerja adalah penduduk dalam usia
kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara
yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga
mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
19
2.4.1 Tenaga Kerja Menurut Umur dan Jenis Kelamin
a. Menurut Umur
Menurut Sumarsono (2003, h. 8-9) pada umumnya Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) bervariasi menurut kelompok umur. Publikasi BPS
membagi kelompok menjadi beberapa kelas dengan kelas interval 5 tahunan.
Mengingat derajat variasi TPAK akan lebih mudah dimengerti latar belakang
variasi TPAK bila hanya dibedakan menjadi 3 kelompok umur:
1. 0-14 ( usia potensial )
2. 15-64 ( usia produktif )
3. > 65 (usia tidak produktif lagi)
TPAK umur muda biasanya sangat rendah, paling tinggi 30 persen.
Mereka belum stabil dan keterkaitannya dengan pasar tenaga kerja masih belum
erat. Pertama-tama pada umur ini masih terbuka alternatif lain dalam alokasi
waktu mereka yaitu sekolah. Sejalan dengan berkembangnya pendidikan, TPAK
kelompok umur muda menunjukkan gejala menurun. Gejala menurun ini sangat
menyolok pada TPAK umur anak-anak atau dibawah 10 tahun yang sebenarnya
kelompok umur ini belum layak atau belum boleh bekerja atau mencari pekerjaan.
Hal ini sekedar menunjukkan bahwa pendidikan punya kaitan dengan rendahnya
dan turunnya TPAK.
Keadaan ini sangat berbeda dengan kelompok TPAK umur prima. Pada
umur ini seseorang harus bekerja karena tuntutan tanggung jawab keluarga atau
karena sudah terlanjur menginvestasikan waktunya pada sesuatu atau perusahaan
atas jabatan tertentu maka sebagian besar dari mereka harus aktif di pasar tenaga
kerja. Akibatnya TPAK mereka tinggi dan stabil.
20
Umur > 65 tahun keatas bagi sementara orang merupakan masa
pengunduran diri dari pasar tenaga kerja. Hal ini terlihat pada rendahnya TPAK
golongan umur ini. Gejala ini barang kali sangat nyata pada Negara-negara yang
sedang berkembang dimana tingkat kesehatan masih rendah sehingga pada umur
sejauh ini fisik mereka kurang menopang keaktifan di pasar tenaga kerja.
b. Menurut Jenis Kelamin (Seks Rasio)
Menurut Sumarsono (2003, h. 9-10) Faktor tradisi, kebudayaan fisik
menyebabkan terdapat perbedaan TPAK antara perempuan dan laki-laki, laki-laki
ditakdirkan lebih berat dari pada wanita. Laki-laki ditempatkan pada posisi kepala
rumah tangga dengan taggung jawab menyertainya. Wanita dipandang tidak
pantas untuk bekerja. kebudayaan mengharuskan mereka untuk memeras
tenaganya tidak diarena pasar tenaga kerja melainkan di rumah tangga untuk
kegiatan-kegiatan rumah tangga yang tidak dipasarkan.
Maka dari itu berbedanya TPAK kedua kelompok sek srasio perlu
diperlihatkan dan dibahas untuk mencari kemungkinan penelusuranya. Pada umur
sangat muda TPAK perempuan mungkin lebih tinggi dari pada TPAK laki-laki.
2.4.2 Tenaga Kerja Menurut Pendidikan
Menurut Sumarsono (2003, h. 10-11) pada umumnya jenis dan tingkat
pendidikan dianggap dapat mewakili kualitas tenaga kerja. Pendidikan adalah
suatu proses yang bertujuan untuk menambah keterampilan, pengetahuan dan
meningkatkan kemandirian maupun pembentukan kepribadian seseorang individu.
Hal-hal yang melekat pada diri orang tersebut merupakan modal dasar yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. Makin tinggi nilai aset makin tinggi
pula kemampuan mereka untuk bekerja. Produktivitas mereka ditunjang oleh
21
pendidikan, dengan demikian pendidikan dapat dipakai sebagai indikator mutu
tenaga kerja.
Jenjang pendidikan di Indonesia oleh Biro Pusat Statistik adalah:
a. Tidak sekolah
b. Tidak tamat sekolah dasar
c. Sekolah dasar
d. Sekolah menengah pertama umum
e. Sekolah menengah pertama kejuruan
f. Sekolah menengah atas umum
g. Sekolah menengah atas kejuruan
h. Program diploma (DI, DII dan DIII)
i. Universitas
Perjenjangan pendidikan tersebut dapat menunjukkan kualitas vertikal. Untuk
mengetahui relevansi pendidikan terhadap pasar kerja data yang lebih lengkap
tentang jenis pendidikan harus ada. Kecocokan antara keterampilan yang dimiliki
dengan tuntutan pekerjaan merupakan salah satu permasalahan pokok dalam
penanganan angkatan kerja.
2.5 Perumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka perumusan hipotesis
adalah diduga modal dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan
usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. Yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah keseluruhan pendapatan usaha mikro yang ada di
Kabupaten Aceh Barat sampel yang digunakan adalah metode Purposive
Sampling (pengambilan sampel secara di sengaja) diambil 25 persen dari jumlah
usaha kecil Doorsmer, reparasi dan fotocopy sebanyak 54 sampel dari 216
Tabel 1
Jumlah Populasi dan Sampel Usaha Kecil
di Kabupaten Aceh Barat
No. Jenis Usaha Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 Doorsmer 18 18
2 Reparasi 175 18
3 FotoCopy 23 18
Jumlah 216 54
Sumber : Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindutrian dan Perdaganggan 2013
Jumlah Populasi Usaha Kecil doorsmer, Reparasi dan FotoCopy adalah
216 Usaha, dari jumlah populasi usaha jenis Doorsmer sejulah 18 usaha, Reparasi
175 Usaha dan Foto Copy 23 Usaha di dapat sampel sebesar 54 usaha.
3.2 Data Penelitian
3.2. 1 Jenis dan sumber data
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan
data primer. Untuk mendapat data primer maka penulis lebih mengarah penelitian
ke lapangan yaitu dari hasil pengolahan seperti wawancara, kuisioner langsung
dengan objek-objek yang akan diteliti seperti tempat usaha miko,
23
3.2. 2 Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut
1. Studi perpustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat teori yang dapat
digunakan pendukung penelitian yang akan dilakukan. Data dapat diperoleh
dari buku-buku sumbernya yang dapat di jadikan acuan dan dari internet yang
berkaian dengan permasalahan yang akan diteliti.
2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui
proses sistematis terhadap objek yang akan diteliti secara langsung terutama
menyangkut dengan kegiatan yang dilakukan dan berkaitan dengan penulisan
skripsi.
3. Inverview (wawancara)
Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk pengumpulan
data primer yaitu dengan cara mengandalkan wawancara, quisioner atau
komunikasi langsung dengan objek yang akan diteliti. Wawancara langsung
dilakukan responden. Responden dalam penelitian adalah pemilik usaha
mikro.
3.3 Metode Analisis Data
Metode yang digunaka dalam penelitian ini adalah analisis regresi
sederhana, analisis korelasi, koefisien determinasi, dan uji t datanya akan diolah
dengan menggunakan program spss
24
a. Analisis Regresi Berganda
Menurut Syakhiruddin (2008, h. 276) persamaan regresi linear berganda
adalah suatu bentuk persamaan regresi linear yang menjelaskan hubungan
fungsional secara linear antara beberapa variabel bebas dengan hanya satu
variabel tak bebas, Untuk mendapatkan hasil yang lebih signifikan serta
memudahkan dalam proses penghitungan maka persamaan regresi linier berganda
diubah kedalam bentuk Double Log menjadi sebagai berikut:
Ln Y = b1 LnX1 +b2 LnX2 + e
Keterangan :
Y = Pendapatan Usah Mikro
X1 = Modal (variabel bebas) yang diukur dalam rupiah
X2 = Tenaga kerja (variabel bebas) yang diukur dalam jam kerja
b1 = Koefisien regresi faktor X1
b2 = Koefisien regresi faktor X2
e = error term (kesalahan pengganggu)
1. Analisi Korelasi (r)
a. Koefisien korelasi (r)
Koefisiean korelasi adalah suatu analisa untuk menyatakan ada atau tidaknya
hubungan yang signifikan antara satu variabel dengan variabel lainnya, dan
dinyatakan dalam lambang r (Usman dan Akbar 2006, h. 203).
b. Koefisien determinasi (r2)
Koefisien determinasi atau koefisien penentu adalah untuk menyatakan
besarnya sumbangan variabel satu (x) terhadap variabel lainnya (y) yang
dinyatakan dalam persen.
25
2. Uji t
Uji t yang digunakan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara individual menurut usman
dan akbar (2006, h. 204)
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel disini menjelaskan tentang x adalah variabel
bebas dan y adalah variabel terikat dapat di definisikan secara operasional sebagai
berikut :
a. Pendapatan Usaha Mikro (Y)
Jumlah Pendapatan beberapa Usaha yaiu Doorsmer, Reparasi Sepeda Motor
dan FotoCopy yang diukur dalam satuan rupiah
b. Modal (X1)
Uang yang dikeluarkan sejak mendirikan usaha mikro yang di ukur salam
satuan rupiah
c. Tenaga Kerja (X2)
Orang yang bekerja pada usaha mikro yang diteliti yang diukur dalam satuan
jam kerja.
26
3.5 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian hipotesis ini maka, apabila :
a. H0 ; β = 0, Modal dan tenaga kerja yang diteliti tidak berpengaruh yang nyata
terhadap Pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat,.
b. H1 ; β ≠ 0, Modal dan tenaga kerja yang diteliti berpengaruh yang nyata
terhadap Pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat
Kriteria uji-t, hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Apabila thitung>ttabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya secara parsial
terdapat pengaruh yang nyata antara modal dan tenaga kerja terhadap
pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat.
b. Apabila thitung<ttabel maka H0 diterima H1 ditolak, artinya secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang nyata antara modal dan kerja terhadap pendapatan
usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat.
Kriteria uji-F, hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Apabila Fhitung>Ftabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya secara bersamaan
terdapat pengaruh yang nyata antara modal dan tenaga kerja terhadap
pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat.
b. Apabila Fhitung<Ftabel maka H0 diterima H1 ditolak, artinya secara bersamaan
tidak terdapat pengaruh yang nyata antara modal dan tenaga kerja terhadap
pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Variabel Penelitian
Kabupaten Aceh Barat adalah salah satu Kabupaten di Provinsi
Aceh, Indonesia. Beribu kotakan meulaboh merupakan ibu Kota Kabupaten Aceh.
Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kota ini meliputi Johan Pahlawan,
Kaway XVI, dan Meureubo.
Sebelum pemekaran, Aceh Barat mempunyai luas wilayah
10.097.04 km² atau 1.010.466 Ha dan merupakan bagian wilayah pantai barat dan
selatan kepulauan Sumatera yang membentang dari barat ke timur mulai dari kaki
gunung Geurutee (Perbatasan dengan Aceh Besar) sampai ke sisi Krueng
Seumayam (Perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh 250 km.
Sesudah pemekaran letak geografis Kabupaten Aceh Barat secara
astronomi terletak pada 04°61'-04°47' Lintang Utara dan 95°00'- 86°31' Bujur
Timur dengan luas wilayah 2.927,95 km² dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah utara dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Pidie
Sebelah selatan dengan Samudra Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya
Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia
Sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Nagan Raya
Penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang
menjelaskan tentang gambaran data-data variabel penelitian yaitu data yang
dilihat berdasarkan dari modal dan tenaga kerja.
28
Berdasarkan Lampiran 1 (hal. 40) dapat dijelaskan bahwa untuk jenis
usaha doorsmer modal tertinggi dimiliki oleh Zainal Abidin dengan jumlah modal
Rp 75.000.000,- jumlah tenaga kerja sebanyak 200 jam kerja dengan pendapatan
Rp 8.000.000,- , untuk usaha reparasi modal terbanyak dimiliki oleh saudara
halim dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 6.200 jam kerja dengan jumlah
pendapatan sebesar Rp 4.500.000,- dan untuk usaha fotoCopy modal terbanyak
dimiliki oleh Anto dengan jumlah tenaga kerja 9.400 jam kerja dan dengan jumlah
pendapatan sebanyak Rp 15.000.000. sedangkan modal terendah dimiliki oleh
muklis dengan jumlah modal Rp 4.000.000
Selanjutnya penulis melakukan analisis statistik yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis penelitian dalam hal ini digunakan regresi linear berganda
analisis korelasi dan uji t yang diolah melalui program komputer statistik spss 20
dengan variabel dependent (Y) dan variabel independent (X)
Y = Pendapatan usaha mikro
X1 = Modal
X2 = Tenaga Kerja
4.2. Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh Modal dan tenaga kerja terhadap pendapatan
usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat, akan di analisis dengan menggunakan
program spss 20.0. hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Rata-rata standar deviasi dan observasi
No Variabel N Rata-rata Std. Deviasi
1 Pendapatan Usaha Mikro 54 4653703,7037 3102872,25203
2 Modal 54 36277777,7778 37307198,28699
3 Tenaga Kerja 54 5500,0000 3146,42654
Sumber : Hasil Regresi (diolah 4 Februari 2014)
29
Berdasarkan tabel 2 diatas penulis dapat menjelaskan bahwa rata-rata
variabel Pendapatan Usaha Mikro (Y) di Kabupaten Aceh Barat adalah Rp
4.653.703,70 dengan Standar deviasi 3.102.872,25 dan rata-rata Modal sebesar Rp
36.277.777,78 dengan standar deviasi Rp 37307198,28 serta rata-rata Tenaga
Kerja sebesar 5.500, jam kerja dengan standar deviasi 3146,42654 jam kerja, dan
jumlah Observasi ketiga variabel tersebut sebesar 54
4.2.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi
Tabel 3
Hasil Korelasi dan Determinasi
Pendapatan
Usaha Mikro Modal
Tenaga
Kerja
Pearson
Correlatio
n
Pendapatan Usaha Mikro 1,000 1,000 ,995
Modal 1,000 1,000 ,996
Tenaga Kerja ,995 ,996 1,000
Model Koefisien Korelasi (R) 1,000
Koefisien Determinasi (R2) ,999
Koefisien Determinasi Adjusted ,999
Sumber : Hasil Regresi (diolah Februari 2014)
Pada tabel terlihat koefisien korelasi antara Pendapatan Usaha Mikro (Y)
dengan Modal (X1) adalah 1,000 (100 persen), Koefisien korelasi antara
Pendapatan Usaha Mikro (Y) dengan Tenaga Kerja (X2) adalah 0,995
(99,5 persen). Sedangkan Koefisien Korelasi antara Modal (X1) dengan Tenaga
Kerja (X2) adalah 0,996 (99,6 persen),
Berdasarkan kriteria interprestasi untuk menetukan keeratan hubungan
atau korelasi antar variabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai koefisien
korelasi sebagai patokan (Hasan 2002, h. 234):
30
1. 0,9 sampai mendekati 1 menunjukan adanya derajat hubungan yang sangat
kuat dan positif
2. 0,7 sampai dengan 0,8 menunjukan derajat hubungan yang kuat dan positif
3. 0,5 sampai dengan 0,6 menunjukan derajat hubungan korelasi sedang.
4. 0,3 sampai dengan 0,4 menunjukan adanya derajat korelasi yang rendah.
5. 0,1 sampai dengan 0,2 yang atrinya hubungan derajat korelasi yang sangat
rendah
6. 0,0 tidak ada korelasi
Berdasarkan kriteria interprestasi untuk menentukan keeratan hubungan atau
korelasi antar variabel tersebut di dapat hasil bahwa keeratan hubungan antara
Modal (X1) dan Tenaga Kerja (X2) terhadap Pendapatan Usaha Mikro di
Kabupaten Aceh Barat menunjukan derajat yang sangat kuat dan positif karena
nilainya berada di angka 0,9 sampai 1 yaitu 1,000 atau 100 persen. hal ini berarti
sangat kuat pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap usaha mikro di Kabupaten
Aceh Barat. dari hasil R tersebut apabila modal (X1) dan tenaga kerja (X2)
mengalami peningkatan, maka pendapatan usaha mikro juga akan meningkat,
keeratan peningkatan tersebut sangat kuat, sehingga pengaruh yang ditimbulkan
juga sangat kuat. sedangkan angka R square (R2) adjusted adalah 0,999 (99,9
persen), hal ini berarti 99,9 persen variabel pendapatan usaha mikro di Kabupaten
Aceh Barat di pengaruhi oleh variabel modal dan tenaga kerja, sedang kan sisanya
0,01 persen di pengaruhi oleh variabel lain di luar model.
31
4.2.2 Uji Regresi Linear Berganda Uji t (Parsial)
Tabel 4
Hasil analisis Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t-hitung t-tabel Sig.
B Std.
Error
Beta
Modal ,949 ,039 1,061 24,312 1,303 ,000
Tenaga Kerja ,111 ,079 ,061 1,405 1,303 ,166
Sumber : Hasil Regresi (diolah 4 Februari 2014)
Dari hasil perhitungan regresi linear berganda maka persamaannya adalah
LnY = LnX1 + b2 LnX2 + e
LnY = 0 ,949 LnX1 + 0,111 LnX2
a. Koefisien regresi X1
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwan nilai Modal (X1) adalah 0,949.
Hal ini menyatakan bahwa setiap bertambahnya Modal sebesar 1 persen
mengakibatkan Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Aceh Barat akan
mengalami peningkatan sebesar 0,949.
b. Koefisien regresi X2
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai tenaga kerja sebesar 0,111 hal
ini menyatakan bahwa setiap bertambahnya tenaga keja 1 persen mengakibatkan
Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Aceh Barat meningkat sebesar 0,111.
4.2.3 Uji t (Uji Parsial/Individual)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara
variabel bebas Modal dan Tenaga Kerja (X1 dan X2) terhadap variabel terikat
32
Pendapatan Usaha Mikro (Y) secara individual dengan tingkat kepercayaan (level
of confidence 90 persen) yaitu :
a. Modal (X1)
Bedasarkan tabel diatas nilai thitung sebesar 24,312 > ttabel 1,303 maka H0 di
tolak H1 diterima. Sehingga secara parsial Modal mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Aceh Barat.
b. Tenaga Kerja (X2)
Tabel diatas nilai thitung sebesar 1,405 > ttabel 1, 303 aka H0 di tolak H1
diterima. Sehingga secara parsial tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Aceh Barat.
4.2.4 Uji F (Uji Simultan)
Tabel 5 Hasil regresi uji F
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 12456,971 2 6228,486 32441,717 ,000c
Residual 9,983 52 ,192
Total 12466,955d 54
Sumber : Hasil Regresi (diolah 4 Februari 2014)
Tabel diatas terihat niai Fhitung sebesar 32441,717 > F tabel sebesar 3,2317
maka, H0 ditolak H1 diterima. Sehingga Modal dan tenaga kerja secara bersama-
sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan
Usaha Mikro di Kabupaten Aceh Barat.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis menggunakan SPSS, dapat
ditarik kesimpulan
a. Faktor modal dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat, sehingga apabila modal
dan tenaga kerja meningkat maka pendapatan usaha mikro pun ikut
meningkat pula,
b. Berdasarkan pengujian hipotesi secara bersama-sama menunjukan bahwa
nilai Fhitung >Ftabel. Artinya secara bersamaan variabel Modal dan tenaga kerja
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro di
Kabupaten Aceh Barat.
c. Jika dilihat dari nilai koefisien determinasi adjusted bahwa Modal dan tenaga
kerja yang dapat mempengaruhi Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Aceh
Barat yaitu 0,999 (99,9 persen), hal ini berarti 99,9 persen variabel
pendapatan usaha mikro di Kabupaten Aceh Barat di pengaruhi oleh variabel
modal dan tenaga kerja, sedang kan sisanya 0,01 persen di pengaruhi oleh
variabel lain di luar model.
34
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, penulis menyarankan beberapa hal
untuk pihak terkait yaitu :
a. Pemerintah
1. Pemerintah daerah kabupaten aceh barat dalam hal mengupaya meningkatkan
pendapatan masyarakat aga lebih mengutamakan pengembangan di sektor
industri dimana sektor industri berpeluang besar Kabupaten Aceh Barat.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat dalam hal ini Dinas Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Aceh
Barat agar memperhatikan dan mengembangkan usaha kecil demi
mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat dalam hal ini Badan Pusat Statistik
(BPS) agar lebih Menvalidasi data.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penulis menyadari atas berbagai kekurangan dan keterbatasan dalam
penelitian ini, oleh karena itu beberapa saran yang dapat dipertimbangkan
mengenai dengan judul dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Diharapkan agar dapat menambah jumlah sampel, agar hasil yang diharapkan
lebih terlihat signifikan.
2. Diharapkan agar dapat menambah beberapa variabel yang lebih berpengaruh
terhadap pendapatan usaha kecil atau menggunakan variabel lain agar terlihat
lebih besar pengaruhnya dari hasil penelitian sebelumnya,
35
3. Diharapkan agar dapat menggunakan metode lain dalam menganalisisnya,
sehingga dapat membandingkan dengan penelitian yang digunakan dalam
penelitin ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Pembangunan. Cetakan Pertama. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
BPS. 2013. Aceh Barat Dalam Angka. Kabupaten Aceh Barat
Hasan, Ikbal. 2002. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Edisi-2
PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Kencana. Jakarta
Kasmir. 2009. Kewirausahaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Nababan, Christofel D.2009 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Jagung di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo.
Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan
Noor. Faisai Henry. 2009. Ekonomi Media. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Mankiw, N Gregory. 2006. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Ketiga. Salemba
Empat. Jakarta
Marcellina, Ayu Linda. 2012. Analisis Dampak Kredit Mikro terhadap
Perkembangan Usaha Mikro di Kota Semarang. Universitas Diponegoro.
Semarang
Rosyidi, Suherman. 2003. Pengantar Teori Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Roselawati, Ade. 2011 Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi pada Sektor UKM di Indonesia. Universitas Islam
Negeri. Syarif Hidayatullah. Jakarta
Sukirno, Sadono. 2008. Teori Pengantar Makro Ekonomi. Edisi-3. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta
Syakhiruddin. 2008. Statistika Ekonomi. CV Perdana Mulya Sarana. Medan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil
dan Mikro)
Usman, Husaini dan akbar Setiadi. 2006. Pengantar Statistik, PT Bumi Aksara.
Yokyakarta
37
Winarno, Sigit Dan Ismaya, Sujana. 2003. Kamus Besar Ekonomi. CV Pustaka
Grafika. Bandung
Zaharuddin, Harmaisar. 2010. Menangkap Peluang Usaha. Edisi Kedua. CV Dian
Anugerah Prakarsa. Yogyakarta
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3d3akpdf/207102013/bab2.pdf tentang
pengertian pendapatan menurut IAI dan Akbar)