Page 1
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA
SEMARANG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Disusun oleh :
OEI, LISA LORENSIA WIYONO
NIM. B.231.14.0027
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2019
Page 7
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.”
(Abu Bakar Sibli)
“Kuatkan dan teguhkan hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena
mereka, sebab Tuhan Allahmu, dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak
akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”
(Ulangan 31 : 6)
“Ketekunan dan usahamu lah yang akan membawamu meraih apa yang sudah
kamu dambakan, semangat, berjuang dan selalu andalkan Tuhan karena Dia
sumber pengharapan yang kekal, dan percaya bahwa kamu bisa.”
Persembahan:
1. Papa dan Mama Tercinta
2. Kakak ku tersayang
3. Sahabat” ku tersayang
4. Almamater tercinta
Page 8
viii
ABSTRAK
Penerimaan pajak dari tahun ke tahun selalu meningkat namun tidak
diimbangi peningkatan tax ratio. Hal ini menunjukan bahwa penerimaan pajak
belum optimal sehingga masih ada potensi pajak yang bisa digali oleh pemerintah.
Salah satu kendala yang dapat menghambat penerimaan pajak yang optimal
adalah kepatuhan wajib pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama
Semarang Timur.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif kausalitas. Populasi
penelitian ini adaah wajib pajak, baik wajib pajak orang pribadi maupun pribadi
maupun wajib pajak badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Semarang Timur. Sampel ditentukan dengan metode accidental
sampling, yaitu pengumpulan informasi dari wajib pajak yang kebetulan ditemui
peneliti. Sampel yang didapatkan sebanyak 100 responden. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan menggunakan skala Likert 1 sampai
5. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
berganda menggunakan program SPSS for Windows.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menunjukan bahwa ada pengaruh
positif tax amnesty dan pengetahuan perpajakan. Sedangkan pelayanan fiskus dan
kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kata Kunci: Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Kesadaran
Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak
Page 9
ix
ABSTRACT
Tax revenue from year to year is always increasing but is not matched
by an increase in the tax ratio. This shows that tax revenue is not optimal so there
is still potential for taxes that can be extracted by the government. One obstacle
that can inhibit optimal tax revenue is tax compliance. The purpose of this
research is to find out the factors that affect taxpayer compliance at KPP
Pratama East Semarang.
The type of research used is quantitative causality. The population of
this study is taxpayers, both individual and personal taxpayers and corporate
taxpayers registered at the Pratama Tax Office (KPP) East Semarang. The
sample is determined by accidental sampling method, which is collecting
information from taxpayers who happened to be found by researchers. The sample
obtained was 100 respondents. The data used in this study is a questionnaire
using a 1 to 5 Likert scale. Data analysis techniques used in this study are
multiple linear regression using the SPSS for Windows program.
Based on the results of the analysis conducted shows that there is a
positive influence of tax amnesty and knowledge of taxation. While the tax office
tax payer and taxpayer awareness do not affect taxpayer compliance.
Keywords: Tax Amnesty, Knowledge of Taxation, Tax Services, Taxpayer
Awareness, Taxpayer Compliance
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa semesta alam, karena atas
limpahan rahmat, dan kasih karunia-Nya sampai saat ini penulis masih diberikan
kesehatan jasmani dan rohani. Sungguh pertolongan dan kasih sayang-Nya yang
sungguh besar sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan skripsi
yang berjudul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA SEMARANG TIMUR”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas Semarang. Dalam menyusun
skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan, pengarahan, dorongan, saran dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Bapak Andy Kridasusila, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas Semarang.
2. Bapak Yohanes Suhardjo, S.E., M.Si., Akt selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang.
3. Ibu Dr. Ardiani Ika Sulistyawati, S.E., M.M., Akt selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.
4. Ibu Surjawati SE., MM., Akt selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang Ibu
berikan selama ini.
5. Ibu Anita Damajanti, S.E, M.Si., Akt selaku Dosen Wali yang senantiasa
memberikan bantuan dan saran kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Semarang atas ilmu
dan bantuannya kepada penulis selama menempuh perkuliahan di
Universitas Semarang.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Papa dan Mama yang dengan
ikhlas dan penuh kasih sayang mencurahkan perhatian, cinta, kasih sayang,
bimbingan, nasihat dan doa tiada henti kepada penulis.
Page 11
xi
8. Sahabat selama kuliah Santi, Lely, Musa, Liana, Ida dan Emi, terimakasih
atas doa dan dukungannya kepada penulis selama ini.
9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Akuntansi Universitas Semarang
angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih.
10. PT. Bharadah Sakti selaku tempat penulis bekerja yang sudah memberikan
izin selama penulis menyelesaikan skripsi, serta teman-teman dari PT.
Bharadah Sakti yang sudah memberikan dukungan kepada penulis.
11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terima kasih atas doa, dukungan dan bantuannya selama ini
sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau
jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan ataupun kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Semarang, 31 Januari 2019
Penulis
Page 12
xii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI ........................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ...................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN REVISI SKRIPSI .............................................. v
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... .... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... . xviii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................8
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................8
1.3.1 Tujuan Penelitian ....................................................................................8
1.3.2 Kegunaan Penelitian ...............................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................10
2.1 Landasan Teori .............................................................................................10
2.1.1 Theory Of Planned Behaviour ................................................................10
2.1.2 Tax Amnesty ............................................................................................10
2.1.3 Pengetahuan Perpajakan ..........................................................................12
2.1.4 Pelayanan Fiskus .....................................................................................13
2.1.5 Kesadaran Wajib Pajak ...........................................................................15
2.1.6 Kepatuhan Wajib Pajak ...........................................................................15
Page 13
xiii
2.1.7 Dasar Hukum Tax Amnesty .....................................................................17
2.2 Hubungan Logis Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................17
2.2.1 Pengaruh Tax Amnesty terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ......................17
2.2.2 Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ....18
2.2.3 Pengaruh Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...............18
2.2.4 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .....19
2.3 Penelitian Terdahulu ....................................................................................20
2.4 Kerangka Pemikiran .....................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................26
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..............................................26
3.1.1 Variabel Penelitian ...................................................................................26
3.1.2 Definisi Operasional .................................................................................26
3.1.2.1 Tax Amnesty .......................................................................................27
3.1.2.2 Pengetahuan Perpajakan .....................................................................27
3.1.2.3 Pelayanan Fiskus ................................................................................27
3.1.2.4 Kesadaran Wajib Pajak ......................................................................28
3.1.2.5 Kepatuhan Wajib Pajak ......................................................................28
3.2 Obyek Penelitian, Unit Sampel, Populasi dan Penentuan Sampel ...............30
3.2.1 Obyek Penelitian dan Unit Sampel ..........................................................30
3.2.2 Populasi dan Penentuan Sampel ...............................................................30
3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................................30
3.3.1 Jenis Data .................................................................................................30
3.3.2 Sumber Data .............................................................................................31
3.4 Metode Pengumpulan Data ..........................................................................31
3.5 Metode Analisis Data ...................................................................................31
3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas .....................................................................31
3.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda .............................................................32
3.5.3 Uji Asumsi Klasik ......................................................................................33
3.5.3.1 Uji Normalitas ........................................................................................33
3.5.3.2 Uji Multikolinearitas ..............................................................................33
3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas ...........................................................................33
Page 14
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................34
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...........................................................................34
4.2 Hasil Validitas dan Reliabilitas ....................................................................36
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ..............................................................................39
4.3.1 Hasil Uji Normalitas ................................................................................39
4.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................................................40
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................................................41
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda .................................................................42
4.5 Pengujian Hipotesis .......................................................................................43
4.5.1 Koefisien Determinasi (R2) ......................................................................43
4.5.2 Uji F .........................................................................................................44
4.5.3 Uji T .........................................................................................................44
4.5.3.1 Pengujian Hipotesis Pertama .................................................................44
4.5.3.2 Pengujian Hipotesis Kedua ....................................................................45
4.5.3.3 Hipotesis Ketiga .....................................................................................45
4.5.3.4 Hipotesis Keempat .................................................................................45
4.6 Pembahasan ..................................................................................................46
4.6.1 Pengaruh Tax Amnesty terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .........................46
4.6.2 Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .......47
4.6.3 Pengaruh Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ..................48
4.6.4 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ......50
BAB V PENUTUP .............................................................................................52
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................52
5.2 Saran .............................................................................................................52
5.3 Keterbatasan ................................................................................................53
5.4 Agenda Untuk Penelitian Yang Akan Datang .............................................53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................54
LAMPIRAN .......................................................................................................58
Page 15
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Proporsi Penerimaan Pajak terhadap Penerimaan Negara Tahun
2012 - 2016 ........................................................................................................ 1
Tabel 1.2 Risearch GAP ................................................................................. 7
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 23
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel .............................................. 29
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden .............................................................. 34
Tabel 4.2 Usia Responden .............................................................................. 35
Tabel 4.3 Pendidikan Responden ................................................................... 35
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Tax Amnesty ........................................................ 36
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Pengetahuan Perpajakan ...................................... 37
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Pelayanan Fiskus ................................................. 37
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Kesadaran Wajib Pajak ........................................ 38
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Reabilitas Penelitian ............................................ 38
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kolmogorov-Smirnov .......................................... 39
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Multikolinearitas .................................................. 40
Tabel 4.11 Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................................... 41
Tabel 4.12 Analisis Regresi Liner Berganda ................................................... 42
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................ 43
Tabel 4.14 Hasil Uji F ...................................................................................... 44
Page 16
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 25
Page 17
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner dan Data Tabulasi ..................................................... 59
Lampiran 2 Hasil Validitas dan Reabilitas .................................................... 80
Page 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah berguna untuk pembiayaan
penyelenggaraanpemerintah dan pembangunan.Pemerintah sebagai penerima
pajak selalu berupaya untukmeningkatkan jumlah pajak yang diterima untuk
memenuhi Anggaran Pendapatan danBelanja Negara (APBN).Dewasa ini pajak
menjadi sumber penerimaan yang potensial dandominan dalam struktur APBN.
Berikut disajikan dalam Tabel 1 proporsi penerimaan pajakterhadap penerimaan
negara dalam lima tahun sejak 2012 hingga 2016
Tabel 1.1
Proporsi Penerimaan Pajak terhadap Penerimaan Negara
Tahun 2012-2016
Jumlah (dalam triliun)
Tahun Anggaran Penerimaan Negara Penerimaan Pajak Persentase %
2012 1.338,1 980,5 73
2013 1.438,9 1.077,3 75
2014 1.550,5 1.146,9 74
2015 1.761,6 1.489,2 85
2016 1.822,5 1.546,7 85
Page 19
2
Sumber: Kementerian Keuangan: Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja TahunAnggaran 2016 (2016) (Diolah)
Berdasarkan Tabel 1 penerimaan pajak dari tahun ke tahun selalu
mengalamipeningkatan. Pajak memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam
penerimaan negaraselama lima tahun dari tahun 2012-2016 yaitu dengan
persentase diatas 70%, bahkanmencapai 85% di tahun 2015 dan 2016. Hal ini
mencerminkan bahwa pajak sangat berperandalam APBN.
Tingginya penerimaan pajak dalam suatu negara selayaknya diimbangi
dengantingginya tax ratio.Tax ratio adalah perbandingan antara jumlah
penerimaan pajakdibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) suatu
negara.Menurut Simanjuntakdan Mukhlis, 2012 (dalam Yudharista, 2014:2), “Tax
ratio merupakan salah satu indicatoryang digunakan pemerintah untuk mengukur
keberhasilan dalam penerimaan negara daripajak”.Pada kenyataannya meskipun
penerimaan pajak meningkat, Indonesia memiliki taxratio yang relatif masih
rendah, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah belum berhasilmengoptimalkan
penerimaan pajak.
Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati
menyatakansaat ini Indonesia berada di posisi 16 ekonomi terbesar di dunia,
namun tingkat rasio pajak(tax ratio) RI masih sama dengan negara-negara di
kawasan Afrika. Pertumbuhan ekonomiIndonesia belum mampu diimbangi
peningkatan tax ratio para wajib pajak dalam negeri.Saat ini tingkat rasio pajak
Indonesia masih sebesar 12% (Deni, 2016). Penerimaan pajakyang masih rendah
Page 20
3
jika dibandingkan dengan PDB menunjukkan bahwa masih terdapatpotensi pajak
yang bisa digali oleh pemerintah dari masyarakat.
Usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh
pemerintah yangdalam hal ini merupakan tugas Direktorat Jenderal Pajak
(DJP).Usaha tersebut antara laindengan ekstensifikasi maupun intensifikasi
pajak.Ekstensifikasi berfokus pada perluasanobjek pajak yang dapat
dikenakan.Sedangkan intensifikasi berfokus pada peningkatanjumlah wajib pajak
maupun peningkatan penerimaan pajak itu sendiri.Pemerintah telahmengerahkan
serangkaian upaya meningkatkan kepatuhan pajak melalui reformasiperpajakan
(tax reform) pertama yang dimulai sejak tahun 1984 (Fidiana, 2016).Salah
satuupaya pemerintah yaitu dengan merubah sistem pemungutan pajak dari office
assessmentmenjadi self assessment.Official assesment system merupakan sistem
yang memberikanwewenang pada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang bagi wajibpajak.Self assesment system merupakan sistem yang
memberikan kepercayaan penuh kepadawajib pajak untuk mendaftar, menghitung,
membayar dan melaporkan sendiri kewajibanperpajakannya sesuai peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.Denganreformasi perpajakan ini
pemerintah berharap dapat meningkatkan jumlah penerimaanpajak dan kepatuhan
wajib pajak dari waktu ke waktu.
Dalam mencapai target pajak yang ditetapkan dalam APBN ada berbagai
kendala yangdapat menghambat pengumpulan pajak. Salah satu kendala yang
menghambat keefektifanpengumpulan pajak adalah kepatuhan wajib
pajak.Menurut Nugraheni (2015:4) banyakwajib pajak beranggapan bila
Page 21
4
kewajiban membayar pajak merupakan suatu beban danmenjadi momok bagi
mereka sehingga enggan membayar pajak atau cenderung
melakukanpenghindaran pajak (tax evasion).Kepatuhan wajib pajak dapat dilihat
dari patuh tidaknyaseorang wajib pajak dalam mendaftarkan dirinya, kepatuhan
dalam menyetorkan kembalisurat pemberitahuan pajak, kepatuhan dalam
penghitungan dan pembayaran pajak terutangdan kepatuhan dalam membayar
tunggakan.Wajib pajak yang membayar dan melaporkanpajak terutangnya tepat
waktu, maka wajib pajak dapat dianggap patuh (Pramushinta danSiregar,
2011:174). Supaya target penerimaan pajak dapat tercapai maka perlu
ditumbuhkansecara terus menerus kepatuhan masyarakat untuk memenuhi
kewajiban perpajakan.
Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak berusaha untuk
meningkatkankepatuhan wajib pajak dan mengejar target penerimaan pajak yaitu
dengan menetapkankebijakan pengampunan pajak yang dikenal dengan tax
amnesty.Silitonga (2008)berpendapat bahwa salah satu cara inovatif untuk
meningkatkan penerimaan pajak tanpamenambah beban pajak baru kepada
masyarakat, dunia usaha dan para pekerja melaluiprogram pengampunan pajak.
Pengampunan pajak atau tax amnesty merupakan kebijakanpemerintah yang
memberikan penghapusan pajak terutang dengan membayar tebusandalam jumlah
tertentu.
Tahun ini Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan kembali kebijakan
pengampunanpajak, tepatnya pada tanggal 1 Juli 2016 presiden republik indonesia
mengesahkan Undang-Undang Tax Amnesty No 11 Tahun 2016 tentang
Page 22
5
pengampunan pajak. Pelaksanaan taxamnesty merupakan upaya pemerintah untuk
menarik dana warga negara Indonesia yangselama ini ada di luar negeri. Dengan
adanya tax amnesty diharapkan mampu meningkatkansubjek pajak dan objek
pajak.Subjek pajak berupa penambahan wajib pajak, sedangkanobjek pajak dapat
berupa kembalinya dana-dana dari luar negeri.
Menurut penelitian yang dilakukan Khasanah (2014:6) faktor yang
mempengaruhitingkat kepatuhan wajib pajak salah satunya yaitu pengetahuan
para wajib pajak.Pengetahuan tentang perpajakan memiliki peranan penting untuk
menumbuhkankepatuhan wajib pajak. Apabila wajib pajak memiliki pengetahuan
perpajakan yang cukupmaka melaksanakan kewajiban perpajakan akan menjadi
lebih mudah. Semakin tinggitingkat pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan
perpajakan akan meningkatkan tingkatkesadaran dan kepatuhan wajib pajak
sehingga semakin kecil kemungkinan wajib pajakuntuk melanggar peraturan
tersebut.
Menurut peneliitan yang dilakukan Winerungan (2013) menunjukan
pelayanan fiskus tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil
berbeda didapat dari penelitian yang didapat Nugraheni (2015:5) bahwa
pelayanan fiskus pajak juga turut andil dalammempengaruhi kepatuhan wajib
pajak. Pelayanan perpajakan yang dilakukan fiskusdiharapkan dapat
mempermudah wajib pajak untuk mendapatkan informasi yangdibutuhkan.
Pelayanan yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat
dengansendirinya. Pelayanan fiskus berperan penting dalam peningkatan
kepatuhan wajib pajak.Para wajib pajak akan patuh dalam melaksanakan
Page 23
6
kewajiban perpajakannya tergantungbagaimana petugas pajak memberikan
pelayanan kepada wajib pajak. Menurut Yudharista,(2014:24) petugas pajak
dituntut untuk memberikan mutu pelayanan yang baik danberkualitas setiap saat
kepada wajib pajak untuk meningkatkan kepuasan dan memupukkesadaran wajib
pajak agar tercipta kepatuhan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Ngadiman dan Huslin (2015) menunjukkan
tax amnestyberpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Siregar et
al. (2012)menyimpulkan bahwa pelayanan fiskus dan pengetahuan perpajakan
berpengaruh positifterhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut menjadi dasar
penulis untuk melakukanpenelitian ini.Penelitian ini mengkombinasikan beberapa
penelitian sebelumnya.
Kesadaran wajib pajak akan meningkat bilamana wajib pajak tersebut
berpersepsi baik terhadap pajak itu sendiri. Dengan diterapkan self assessment
system akan memberikan perubahan sikap kesadaran masyarakat dalam membayar
pajak secara sukarela tanpa ada paksaaan dari petugas fiskus (Darmayanti, 2004
dalam Suhendra, 2010). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2014)
menjelaskan bahwa kesadaran membayar pajak yang tinggi dapat mempengaruhi
kepatuhan pelaporan wajib pajak badan. Hasil penelitian yang berbeda
dikemukakan oleh Widayati dan Nurlis (2010) dan juga Utami (2011) dan
Kardinal (2013) dimana kesadaran tidak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terdapat beberapa
perbedaan hasil penelitian yang terangkum dalam tabel sebagai berikut:
Page 24
7
Tabel 1.2
Risearch GAP
Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Khasanah
(2014;6)
Utami
(2011)
Jasques
(2009)
Siregar el
al (2012)
Winerungan
(2013)
Kepatuhan
Wajib
Pajak
Tax Amnesty Berpengar
uh positif
Kepatuhan
Wajib
Pajak
Pengetahuan
Perpajakan
Berpengar
uh
Berpengar
uh positif
Kepatuhan
Wajib
Pajak
Pelayanan
Fiskus
Berpengar
uh positif
Tidak
berpengaruh
Kepatuhan
Wajib
Pajak
Kesadaran
Wajib Pajak
Tidak
berpengaruh
Sumber : dari beberapa jurnal
Tabel 1.2 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari Khasanah (2014;6)
faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak adalah salah satunya
dengan pengetahuan para wajib pajak. Pengetahuan tentang perpajakan memiliki
peranan penting untuk menumbuhkan kepatuhan wajib pajak. Lain halnya dengan
penelitian dari Siregar et al. (2012) yang menyimpulkan bahwa pelayanan fiskus
dan pengetahuann perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak.
Hasil penelitian dari Nugraheni (2015:5) menyimpulkan bahwa pelayanan
fiskus pajak juga turut andil dalam mempengaruhi kepatuhan wahib pajak.
Pelayanan perpajakan yang dilakukan fiskus diharapkan dapat mempermudah
wajib pajak untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Winerungan (2013)
menyimpulkan bahwa pelayanan fiskus tidak memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan pajak. Jacques (2009) menunjukan tax amnesty berpengaruh positif
Page 25
8
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Penelitian Utami (2011) mengatakan
bahwa kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh dalam pelaporan wajib
pajak.
1.2 Rumusan Masalah
Kepatuhan wajib pajak adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya
Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu yang tidak konsisten dan
fenomena mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah tax amnesty berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak ?
2. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak ?
3. Apakah pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak ?
4. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji secara empiris pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan
wajib pajak
Page 26
9
2. Untuk menguji secara empirispengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan
wajib pajak
3. Untuk menguji secara empiris pengaruh pelayanan fiskus terhadap
kepatuhan wajib pajak
4. Untuk menguji secara empiris pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Bagi pengembangan teori dan pengetahuan dibidang akuntansi,
terutama berkaitan dibidang Perpajakan khususnya dalam bidang tax
amnesty.
2. Bagi Akademis
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
b. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan dan masukan
dalammelakukan penelitian pada bidang yang sejenis
3. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah
dalam hal pengaruh tax amnesty
Page 27
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
1) Theory Of Planned Behaviour (TPB)
Theory of Planned Behaviour (TPM) menyatakan bahwa selain sikap terhadap
tingkah laku dan norma-norma subjektif, individu juga mempertimbangkan
kontrol tingkah laku yang dipersepsikannya yaitu kemampuan mereka untuk
melakukan tindak tersebut. Teori ini tidak secara langsung berhubungan dengan
jumlah atas kontrol yang sebenarnya dimiliki seseorang. Namun, teori ini lebih
menekankan pengaruh-pengaruh yang mungkin dari kontrol perilaku yang
dipersepsikan dalam pencapaian tujuan-tujuan atas sebuah perilaku. Jika niat-niat
menunjukan keinginan seseorang untuk mencoba melakukan perlaku tertentu,
kontrol yang dipersepsikan lebih kepada mempertimbangkan hal-hal realistik
yang mungkin terjadi. Kemudian keputusan itu direfleksikan dalam tujuan tingkah
laku, dimana menurut (Fishbein, Ajzen) dan banyak penelitian seringkali dapat
menjadi prediktor yang kuat terhadap cara kita akan bertingkah laku dalam situasi
yang terjadi (Ajzen, 1991). Menutur (Ajzen) munculnya minat perilaku ditentukan
oleh tiga faktor penentu, yaitu sikap terhadap perilaku (behavioral belief),
normative beliefs dan kontrol perilaku (control belief).
2) Tax Amnesty
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016,
pengampunan pajak (tax amnesty) merupakan penghapusan pajak yang
Page 28
11
seharusnya terutang, dengan tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan
sanksi pidana di bidang perpajakan. Hal ini dilakukan dengan cara mengungkap
harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016 Pasal 1. Uang tebusan yang dimaksud dalam undang-
undang tersebut adalah sejumlah uang yang dibayarkan wajib pajak ke Negara
untuk mendapatkan peng- ampunan pajak. Menurut Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2016 Pasal 2 juga menyebutkan Pengampunan Pajak dilaksanakan
berdasarkan asas kepastian hukum; keadilan; kemanfaatan; dan ke- pentingan
nasional.
Pada penerapan tax amnesty sekalipun secara psikologis sangat tidak
memihak pada wajib pajak yang selama ini taat membayar pajak.Kalaupun
kebijakan itu diterapkan di suatu negara, harus ada kajian mendalam mengenai
karakteristik wajib pajak yang ada di suatu negara tersebut karena karakteristik
wajib pajak tentu saja berbeda-beda.Bagi banyak negara, pengampunan pajak (tax
amnesty) seringkali dijadikan alat untuk menghimpun penerimaan negara dari
sektor pajak (tax revenue) secara cepat dalam jangka waktu yang relatif
singkat.Program tax amnesty ini dilaksanakan karena semakin parahnya upaya
penghindaran pajak. Kebijakan ini dapat memperoleh manfaat perolehan dana,
terutama kembalinya dana yang disimpan di luar negeri, dan kebijakan ini dalam
mempunyai kelemahan dalam jangka panjang dapat berakibat buruk berupa
menurunnya kepatuhan sukarela (voluntary compliance) dari wajib pajak patuh,
bilamana tax amnesty dilaksanakan dengan program yang tidak tepat.
Page 29
12
3) Pengetahuan Perpajakan
Menurut Carolina, 2009 (dalam Khasanah, 2014:22) pengetahuan pajak
adalahinformasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk
bertindak,mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu
sehubungandengan pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan.
Menurut Rahayu (2010:30)konsep pengetahuan pajak ada 3, a) Pengetahuan
mengenai Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan (KUP), yaitu pengetahuan
mengenai kewajiban dan hak wajib pajak, SPT,NPWP, dan Prosedur Pembayaran,
Pemungutan, serta Pelaporan Pajak; b) Pengetahuanmengenai sistem perpajakan
di Indonesia, sistem perpajakan yang diterapkan di Indonesiasaat ini yaitu self
assesment system; c) Pengetahuan mengenai fungsi perpajakan, yaitumengetahui
bahwa fungsi pajak adalah sebagai sumber penerimaan negara dan sebagai
alatuntuk mengatur kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.
Jika wajib pajak mempunyai pengetahuan perpajakan yang cukup
mengenai ketiga haldiatas maka wajib pajak akan lebih mudah dalam
menjalankan kewajiban perpajakannya.Kurangnya pengetahuan perpajakan oleh
wajib pajak dapat menjadi kendala dalampelaksanaan kewajiban perpajakan.
Menurut Yudharista (2014:27) pengetahuan danpemahaman mengenai peraturan
perpajakan dapat diperoleh wajib pajak melalui seminarperpajakan, penyuluhan,
dan pelatihan dari Direktorat Jenderal Pajak, ataupun pelatihanyang dilakukan
oleh lembaga pelatihan (brevet).
Menurut Nugraheni (2015:5) bila setiap wajib pajak mempunyai
pengetahuan danpemahaman yang memadai tentang peraturan perpajakan, maka
Page 30
13
dapat dipastikan wajibpajak secara sadar akan patuh dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya dengan baikdan benar sehingga mereka terhindar dari
pengenaan sanksi perpajakan yang berlaku.Dengan wajib pajak memahami
pengetahuan perpajakan maka wajib pajak dapatmengetahui kewajiban yang harus
dilakukan dalam hal perpajakan (Zuhdi et al., 2015). Daripernyataan diatas jika
dikaitkan dengan kepatuhan wajib pajak maka kepatuhan wajib pajakakan
meningkat seiring dengan pengetahuan perpajakan yang dimiliki. Karena
dengantingginya pengetahuan perpajakan yang dimiliki, wajib pajak akan
mengetahui kewajibandan sanksi yang akan didapat jika tidak melaksanakan
kewajibannya.
4)Pelayanan Fiskus
Menurut Jatmiko, 2006 (dalam Arum, 2012:19) pelayanan adalah cara
melayani(membantu mengurus atau menyiapkan segala kebutuhan yang
diperlukan seseorang).Sementara itu, fiskus merupakan petugas pajak. Jadi
pelayanan fiskus dapat diartikansebagai cara petugas pajak dalam membantu,
mengurus, atau menyiapkan segala keperluanyang dibutuhkan seseorang yang
dalam hal ini adalah wajib pajak.
Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak
tergantungpada bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang
terbaik kepada wajibpajak. Fiskus diharapkan memiliki kompetensi keahlian,
pengetahuan, dan pengalaman,dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pajak
dan perundang-undangan perpajakan.Fiskus juga harus memiliki motivasi yang
tinggi sebagai pelayan publik (Pramusinta danSiregar, 2011)
Page 31
14
Salah satu bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajakadalah dengan memberikan kualitas pelayanan pajak yang baik kepada para
wajib pajak(Nugraheni, 2015:40). Menurut Supadmi, 2009 (dalam Yudharista,
2014:24) upayapeningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara
peningkatan kualitas dankemampuan teknis pegawai dalam bidang perpajakan,
perbaikan infrastruktur sepertiperluasan tempat pelayanan terpadu (TPT),
penggunaan sistem informasi dan teknologiuntuk dapat memberikan kemudahan
kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajibanperpajakannya.
Kepuasan wajib pajak atas kualitas pelayanan yang diberikan fiskus
biasanyamemberikan respon positif berupa kepatuhan wajib pajak dalam
pembayaran pajak (Siregaret al., 2012:3).Kualitas pelayanan merupakan tingkat
keunggulan yang disediakan untukmemenuhi keinginan wajib pajak. Kualitas
pelayanan dinilai berdasarkan persepsi wajibpajak dengan cara membandingkan
pelayanan yang sebenarnya mereka terima denganpelayanan yang diharapkan atau
inginkan. Jika wajib pajak mendapatkan pelayanan yangsesuai atau diatas harapan
mereka maka bisa dikatakan kualitas pelayanan fiksus tersebutbaik.Namun jika
wajib pajak merasa pelayanan yang didapatkan dibawah harapan merekamaka
kualitas pelayanan fiskus disebut buruk.Oleh karena itu kualitas pelayanan
yangdiberikan oleh fiskus sangat penting karena jika wajib pajak puas terhadap
pelayanan fiskusakan membuat wajib pajak cenderung patuh dalam melakukan
kewajiban perpajaknnya.
Page 32
15
5) Kesadaran Wajib Pajak
Menurut Irianto dalam Arum (2012:18) terdapat beberapa bentuk
kesadaran membayar pajak yang mendorong Wajib Pajak untuk membayar pajak.
Pertama, kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang
pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, Wajib Pajak mau membayar
pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan.
Kedua, kesadarann bahwa penundaaan pembayaran pajak dan pengurangan beban
pajak sangat merugikan negara. Wajib Pajak mau membayar pajak karena
memahami bahwa penundaaan pembayaran pajak dan pengurangn beban pajak
berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan
terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran bahwa pajak ditetapkan
dengan Undang-Undang dan dapat dipaksakan. Wajib Pajak akan membayar
karena pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan
merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.
6) Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan yang dikemukakan oleh Nowak (dalam Rahayu, 2010:138)
sebagai suatuiklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan
yang tercermin dalamsituasi a) Wajib pajak paham atau berusaha untuk
memahami semua ketentuan peraturanperundang-undangan; b) Mengisi formulir
pajak dengan lengkap dan jelas; c) Menghitungjumlah pajak yang terutang dengan
benar; d) Membayar pajak yang terutang tepat padawaktunya.
Rahayu (2010:138) mengungkapkan terdapat 2 macam kepatuhan yakni
kepatuhanformal dan kepatuhan material.Kepatuhan formal adalah suatu keadaan
Page 33
16
dimana wajib pajakmemenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan
dalam undang-undangperpajakan.Kepatuhan material adalah suatu keadaan
dimana wajib pajak secara substantiveatau hakikatnya memenuhi semua ketentuan
material perpajakan.Kepatuhan material dapatjuga meliputi kepatuhan formal.
Sebagai contoh, Wajib Pajak yang telah menyampaikan SPTTahunan PPh Orang
Pribadi sebelum atau pada tanggal 31 Maret maka Wajib Pajak tersebuttelah
memenuhi kepatuhan formal, akan tetapi isinya belum tentu memenuhi
kepatuhanmaterial. Wajib Pajak yang memenuhi kepatuhan material adalah Wajib
Pajak yang mengisidengan jujur, lengkap, dan benar SPT sesuai ketentuan dan
menyampaikannya ke KantorPelayanan Pajak sebelum batas waktu terakhir.
Wajib pajak dimasukkan dalam kategori wajib pajak patuh berdasarkan
PeraturanMenteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 Pasal 2 tentang Tata Cara
Penetapan WajibPajak dengan Kriteria Tertentu, apabila memenuhi kriteria a)
Tepat waktu dalammenyampaikan Surat Pemberitahuan; b) Tidak mempunyai
tunggakan pajak untuk semuajenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah
memperoleh izin mengangsur atau menundapembayaran pajak; c) Laporan
keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembagapengawasan keuangan
pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3(tiga) tahun
berturut-turut, dan; d) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidanadi
bidang perpajakan berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai
kekuatanhukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Page 34
17
7) Dasar Hukum Tax Amnesty
Sesuai dengan UU No 11 tahun 2016 pasal 24 menyatakan bahwa
ketentuan pelaksanaan pengampunan pajak (tax amnesty) diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan. Menteri Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor PMK-118/PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak. Dalam pelaksanaan secara teknis,
Direktorat Jenderal Pajak selaku pelaksana utama dari kegiatan pengampunan
pajak menggunakan SE-30/PJ/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengampunan
Pajak untuk menunjang pelaksanaan program tax amnesty tersebut. Direktur
Jenderal Pajak juga mengeluarkan PER-07/PJ/2016 tentang Dokumen dan
Pedoman Teknis Pengisian Dokumen dalam Rangka Pelaksanaan Pengampunan
Pajak (tax amnesty).
2.2 Hubungan Logis Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
2.2.1 Pengaruh Tax Amnestyterhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengampunan pajak bertujuan untuk memberikan tambahan penerimaan
pajak dankesempatan bagi wajib pajak yang tidak patuh menjadi wajib pajak
patuh (Devano danRahayu, 2006:137).Pengampunan pajak diharapkan
menghasilkan penerimaan pajak yangselama ini belum dibayar dan meningkatkan
kepatuhan serta efektivitas pembayaran karenadaftar kekayaan wajib pajak makin
akurat (Pramushinta dan Siregar, 2011).
Ngadiman dan Huslin (2015) menyimpulkan bahwa tax amnesty
berpengaruh positifterhadap kepatuhan wajib pajak. Dari pernyataan tersebut
hipotesis pertama penelitian iniyaitu:
Page 35
18
H 1: Tax amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
2.2.2 Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengetahuan perpajakan dapat digunakan oleh wajib pajak sebagai
informasi pajakdalam melaksanakan kewajiban perpajakannya seperti
menghitung, membayar, danmelaporkan jumlah pajak yang disetorkannya
(Khasanah, 2014:34).Pengetahuan perpajakanberperan penting dalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dapat diartikan apabila wajibpajak telah
mengetahui seluruh ketentuan perpajakan yang berlaku maka wajib pajak
akandengan mudah melaksanakan kewajiban perpajaknnya (Zuhdi et al.,
2015:5).Sehinggaseiring dengan meningkatnya pengetahuan perpajakan yang
dimiliki wajib pajak dapatmempengaruhi patuh tidaknya wajib pajak karena wajib
pajak sudah mengetahui ataskonsekuensi maupun sanksi yang yang bisa
dikenakan jika mereka tidak melaksanakankewajibannya dengan benar.
Hasil penelitian Siregar et al. (2012), Khasanah (2014), Murdliatin et al.
(2015), Zuhdi etal.(2015) menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan
berpengaruh positif terhadapkepatuhan wajib pajak. Dari pernyataan tersebut,
maka hipotesis kedua penelitian ini yaitu:
H2: Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak
2.2.3 Pengaruh Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Siregar et al. (2012:7) menyatakan pelayanan fiskus adalah pemberian
layanan(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasiitu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
Page 36
19
telah ditetapkan. Pemberian pelayananyang baik diharapkan dapat meningkatkan
tingkat pengharapan wajib pajak terhadappemenuhan kepentingan yang wajib
pajak inginkan sehingga dapat meningkatkan kepuasandan kepatuhan wajib pajak
(Yudharista, 2014:23). Semakin baik pelayanan yang diberikanoleh fiskus kepada
wajib pajak akan mendorong wajib pajak untuk melaksanakan
kewajibanperpajakannya sehingga kepatuhan wajib pajak dapat tercipta.
Hasil penelitian Arum (2012), Pramushinta dan Siregar (2011), Nugraheni
(2015), Siregaret al. (2012), Murdliatin et al. (2015), Yudharista (2014),
menunjukkan bahwa pelayananfiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak. Dari pernyataan tersebuthipotesis ketiga penelitian ini yaitu:
H3: Pelayanan Fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
2.2.4 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak
mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar
dan sukarela. Semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak maka pamahaman dan
pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan
kepatuhan (Muliari dan Setiawan, 2010). Theory of Planned Behavior relevan
untuk menjelaskan perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Sebelum individu melakukan sesuatu, individu tersebut akan
memiliki keyakinan mengenai hasil yang akan diperoleh dari perilakunya tersebut.
Kemudian yang bersangkutan akan memutuskan bahwa akan melakukannya atau
tidak melakukannya. Hal tersebut berkaitan dengan kesadaran wajib pajak. Wajib
pajak yang sadar pajak, akan memiliki keyakinan mengenai pentingnya membayar
Page 37
20
pajak untuk membantu menyelenggarakan pembangunan negara (behavioral
beliefs). Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kesadaran wajib
pajak diduga akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak. Oleh karena itu maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib
pajak
2.3 Penelitian Terdahulu
Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting (2013) dengan judul pengaruh
kesadaran wajib pajak, kualiatas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan
wajib pajak berada terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan tujuan menganalisa
kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan
wajib pajak apakah berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di
Kota Surabaya, hasil penelitian menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak,
kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan wajib pajak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
Ganda Hutasoit (2017) dengan judul penelitian pengaruh tax amnesty terhadap
kepatuhan wajib pajak, dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh tax amnesty
terhadap kepatuhan wajib pajak di Kota Palembang, hasil penelitian menunjukan
bahwa tax amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
Yessica Tanilasari dan Pujo Gunarso (2017) dengan judul penelitian pengaruh
kesadaran wajib pajak dan kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi pada KPP Pratama Malang Selatan, dengan tujuan untuk
Page 38
21
menganalisa pengaruh kesadaran wajib pajak dan kualitas pelayanan fiskus
terhadap kepatuhan wajib pajak, hasil penelitian menunjukan bahwa kesadaran
wajib pajak dan kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi
Januar Dio Brata, Isna Yuningsih, Agus Iwan Kesuma (2017) dengan judul
pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh
kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas di
Kota Samarinda. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak
berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif, pelayanan fiskus
berpengaruh tidak signifikan dan mempunyai hubungan negatif, sanksi pajak
berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap kepatuhan
wajib pajak
Ida Bagus Ngurah Ari dan Naniek Noviari (2017) dengan judul pengaruh
kebijakan tax amnesty dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak
dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh penetapan tax amnesty dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, hasil penelitian
menunjukan bahwa tax amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak
R.A Meiska Lianty dan Dini Wahjoe Hapsari (2017) dengan judul pengetahuan
perpajakan, sosialisasi perpajakan, dan pelayanan fiskus dengan tujuan untuk
Page 39
22
menganalisa pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan, dan pelayanan fiskus
terhadap kepatuhan wajib pajak , hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan
perpajakan, sosialisasi perpajakan, dan pelayanan fiskus berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Elna Marsye Pattinaja,SE.,M.Sc dan Revi Wilhelmina Silooy, SE.,M.Si (2018)
dengan judul pengaruh sunset policy, tax amnesty, dan kesadaran wajib pajak
dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh sunset policy, tax amnesty, dan
kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, hasil penelitian
menunjukan bahwa sunset policy berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi, tax amnesty berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi, kesadaran wajib pajak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
Ni Kadek Intania Kesumasari dan Ketut Alit Suardana (2018) dengan judul
pengaruh pengetahuan perpajakan, kesadaran dan pengetahuan tax amnesty
dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh pengetahuan perpajakan, kesadaran
dan pengetahuan tax amnesty pada kepatuhan WPOP di KPP Pratama Gianyar,
hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan perpajakan, kesadaran dan tax
amnestyberpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak orang pribadi
Page 40
23
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penelitian dan
Tahun
Sampel Variabel Hasil Penelitian
1 Cindy Jotopurnomo
dan Yenni
Mangoting (2013)
100 Dependen :
Kepatuhan Wajib Pajak
Independen :
Kesadaran wajib pajak
Kesadaran wajib
pajak berpengaruh
signifikan terhadap
kepatuhan wajib
pajak
2 Ganda Hutasoit
(2017)
101 Dependen :
Kepatuhan Wajib Pajak
Independen :
Tax amnesty
Tax amnesty
berpengaruh positif
terhadap kepatuhan
wajib pajak
3 Yessica Tanilasari
dan Pujo Gunarso
(2017)
100 Dependen :
Kepatuhan Wajib Pajak
Independen :
Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran wajib
pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan
wajib pajak
4 Januar Dio, Isna
Yuningsih, Agus
Iwan (2017)
100 Dependen :
Kepatuhan Wajib Pajak
Independen :
Pelayanan fiskus
Pelayanan fiskus
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
kepatuhan wajib
pajak
5 Ida Bagus Ngurah
Ari dan Naniek
Noviari (2017)
100 Dependen :
Kepatuhan Wajib Pajak
Independen :
Tax amnesty
Tax amnesty
berpengaruh positif
terhadap kepatuhan
wajib pajak
6 R.A.Meriska
Lisanty dan Dini
Wahjoe Hapsari
(2017)
100 Dependen :
Kepatuhan Wajib Pajak
Independen :
Pengetahuan perpajakan
Pengetahuan
perpajakan
berpengaruh positif
terhadap kepatuhan
wajib pajak
7 Elna Marsye
Pattinaja dan Revi
Wilhelmina Silloy
(2018)
97 Dependen :
Kepatuhan Wajib Pajak
Independen :
Tax amnesty
Tax amnesty
berpengaruh positif
terhadap kepatuhan
wajib pajak
8 Ni Kadek Intania
dan Ketut Alit
Suardana (2018)
100 Dependen :
Kepatuhan Wajib Pajak
Independen :
Pengetahuan perpajakan
Pengetahuan
perpajakan
berpengaruh positif
terhadap kepatuhan
wajib pajak
Sumber : diambil dari berbagai jurnal
Page 41
24
2.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu atau penelitian
sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan di atas, penelitian ini terdiri
atas variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajakdan variabel independen tax
amnesty, pengetahuan perpajakan, pelayanan fiskus dan kesadaran wajib pajak.
Tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, dengan
tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang
perpajakan
Pengetahuan perpajakan adalah informasi pajak yang dapat digunakan
wajib pajak sebagai dasaar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk
menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajibannya dibidang perpajakan.
Pelayanan fiskus adalah cara petugas pajak dalam membantu, mengurus,
atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini
adalah wajib pajak
Kesadaran wajib pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang
pembangunan negara, dengan hal ini wajib pajak mau membayar pajak karena
merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan.
Page 42
25
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
Tax Amnesty
(X1)
Pelayanan
Fiskus
(X3)
Pengetahuan
Perpajakan
(X2) Kepatuhan Wajib
Pajak
(Y)
Kesadaran
Wajib Pajak
(X4)
Page 43
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1 Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel penelitian
dibagi menjadi dua yaitu:
a. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan variabel dependen. Variabel dalam penelitian ini
adalah tax amnesty, pengetahuan perpajakan, pelayanan fiskus dan
kesadaran wajib pajak.
b. Variabel dependen adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh
keadaan-keadaan yang mempengaruhinya. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak.
3.1.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi
tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah
semacam petunjuk tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi
operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang
ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena
berdasarkan informasi itu, akan mengetahui bagaimana caranya melakukan
pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama.
Page 44
27
Dengan demikian dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur
pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran baru.
3.1.2.1Tax amnesty
Variabel tax amnesty diukur menggunakan indikator dari penelitianNgadiman
dan Huslin (2015) dengan perbaikan, a) Bapak/Ibu sebagai Wajib Pajak
mauberpartisipasi dalam program tax amnesty; b) Tax amnesty dapat
meningkatkan kepatuhanwajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya; c) Tax
amnesty mendorong kejujuran dalampelaporan sukarela atas data harta kekayaan
wajib pajak; d) Tax amnesty dapat digunakansebagai alat transisi menuju sistem
perpajakan yang baru; e) Tax amnesty dapatmeningkatkan penerimaan negara.
3.1.2.2 Pengetahuan Perpajakan
Variabel pengetahuan perpajakan diukur menggunakan indikator
daripenelitian Khasanah (2013), a) Saya telah mengetahui ketentuan terkait
kewajibanperpajakan yang berlaku; b) Saya telah mengetahui seluruh peraturan
mengenai batas waktupelaporan; c) NPWP berfungsi sebagai identitas Wajib
Pajak dan tiap wajib pajak harusmemilikinya; d) Pajak berfungsi sebagai sumber
penerimaan negara terbesar; e) Pajak yang disetor dapat digunakan untuk
pembiayaan oleh pemerintah; Saya paham dengan systemperpajakan yang
digunakan saat ini (menghitung, memperhitungkan, melapor, danmenyetorkan
sendiri);
3.1.2.3 Pelayanan fiskus
Variabel pelayanan fiskus diukur menggunakan indikator dalam
penelitianYudharista (2014), a) Fiskus telah memberikan pelayanan pajak dengan
Page 45
28
baik; b) Penyuluhanyang dilakukan fiskus dapat membantu pemahaman mengenai
hak dan kewajiban wajibpajak; c) Fiskus senantiasa memperhatikan keberatan
wajib pajak atas pajak yang dikenakan;d) Kemudahan untuk mendapatkan
pelayanan dalam menyampaikan SPT; e) Kemudahan/efisien dalam membayar
dan melunasi pajak
3.1.2.4 Kesadaran Wajib Pajak
Variabel kesadaran wajib pajak diukur menggunakan indikator dalam
penelitian Manik Asri (2009), a) mengetahui adanya Undang-Undang dan
ketentuan perpajakan; b) mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara; c)
memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku; d) menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan
sukarela; e) menghitung, membayar, melaporakan pajak dengan benar
3.1.2.5 Kepatuhan Wajib Pajak
Variabel kepatuhan wajib pajak diukur menggunakan indikator daripenelitian
Arum (2012) dengan perbaikan, a) Secara umum dapat dikatakan
bahwaBapak/Ibu paham dan berusaha memahami UU Perpajakan; b) Bapak/Ibu
selalu mengisiformulir pajak dengan benar; c) Bapak/Ibu selalu patuh membayar
pajak sesuai dengannominal yang sebenarnya; d) Bapak/Ibu selalu membayar
pajak tepat waktu; e) Bapak/Ibuselalu melaporkan pajak tepat waktu.
Page 46
29
Tabel 3.1
Tabel Definisi Operasional Variabel
Sumber : diambil dari berbagai jurnal
NO NAMA
VARIABEL
DEFINISI
VARIABEL
INDIKATOR SUMBER
1 Tax amnesty pajak yang seharusnya
terutang, dengan tidak
dikenai sanksi
administrasi perpajakan
dan sanksi pidana di
bidang perpajakan
Pada penelitian ini diukur
dengan menggunakan 5
pertanyaan skala likert 1-5
Ngadiman
dan Hsulin
(2015)
2 Pengetahuan
perpajakan
informasi pajak yang
dapat digunakan wajib
pajak sebagai dasar
untuk bertindak,
mengambil keputusan,
dan untuk menempuh
arah atau strategi
tertentu sehubungan
dengan pelaksanaan
hak dan kewajibannya
dibidang perpajakan.
Pada penelitian ini diukur
dengan menggunakan 5
pertanyaan skala likert 1-5
Khasanah
(2013)
3 Pelayanan fiskus cara petugas pajak
dalam membantu,
mengurus, atau
menyiapkan segala
keperluan yang
dibutuhkan seseorang
yang dalam hal ini
adalah wajib pajak.
Pada penelitian ini diukur
dengan menggunakan 5
pertanyaan skala likert 1-5
Yudharista
(2014)
4 Kesadaran Wajib
Pajak
Suatu kondisi dimana
wajib pajak
mengetahui, mengakui,
menghargai dan
menaati ketentuan
perpajakan yang
berlaku seta memiliki
kesungguhan dan
keinginan untuk
memenuhi kewajiban
pajaknya
Pada penelitian ini diukur
dengan menggunakan 5
pertanyaan skala likert 1-5
Manik
Asri
(2009)
5 Kepatuhan wajib
pajak
suatu iklim kepatuhan
dan kesadaran
pemenuhan kewajiban
perpajakan
Pada penelitian ini diukur
dengan menggunakan 5
pertanyaan skala likert 1-5
Arum
(2012)
Page 47
30
3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi dan Penentuan Sampel
3.2.1 Objek Penelitian dan Unit Sampel
Obyek dalam penelitian ini adalah KPP Pratama Semarang Timur,
sedangkan unit sampel adalah responden Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang
Timur
3.2.2 Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi adalah gabungan dari semua elemen yang berbentuk peristiwa
atau orang yang memiliki karakteristik yang sama yang menjadi pusat perhatian
oleh seorang peneliti. Populasi dari penelitian ini seluruh wajib pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Semarang Timur. Sampel adalah suatu himpunan bagian
(subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2009).
Metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Menurut
(Anshori dan Irawati, 2009 : 105), Accidential sampling adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data .
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam metode ini adalah data kualitatif yaitu data
penelitian yang diperoleh secara langsung melalui media penyebaran kuisioner.
Page 48
31
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan yaitu data primer yang berupa penyebaran
kuisioner
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh
data yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini metode data yang digunakan
dengan cara metode survey kuisoner
3.5 Metode Analisis
3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas
Validasi dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur
penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Validasi item ditunjukan dengan
adanya korelasi atau dukungan terhada[ item total, perhitungan dilakukan dengan
cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila menggunakan
lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor.
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapatkan suatu koefisien yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau
tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Item-item pertanyaan berkorelasi
Page 49
32
signifikan dengan skor total menunjukan item-item tersebut mampu memberikan
dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap a Valid. Jika r hitung
lebih besar sama dengan r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyyan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua
atau lebih variabel independen (X1,X2...Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan memprediksi nilai variabel imdependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasannya berskala interval atau rasio.
Persamaan rergesi linear berganda sebagai berikut :
Y’ = a+b1X1+b2X2+....+bnXn
Keterangan :
Y’= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 = Variabel independen
a = Konstanta
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Page 50
33
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak.
Uji ini menggunakan uji statistik nonparametik Kolmogorov-Smirnov, dimana
data dikatakan normal apabila nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov> 0.05
(Ghozali, 2011).
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas
dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Suatu model
regresi dikatakan bebas dari multikolinearitas jika nilai tolerance ≥ 0.1 dan nilai
VIF ≤ 10 (Ghozali, 2011).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang memiliki
homoskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Data
dikatakan bebas heteroskedastisitas jika sig. > 0.05 (Ghozali, 2011).
Page 51
34
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KPP Semarang Timur yang beralamat di Jalan Ki
Mangun Sarkoro No 34 Semarang. KPP Pratama Semarang Timur Merupakan
Kantor Pelayanan Pajak Untuk Wilayah Kerja Kecamatan Semarang Timur yang
terdiri dari Kelurahan Bugangan, Karangtempel, Karangturi, Kebonagung, Kemijen,
Mlatibaru, Mlatiharjo, Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo, Bandarharjo dan Kecamatan
Semarang Utara Yang terdiri dari Kelurahan Bulu Lor, Dadapsari, Kuningan,
Panggung Kidul, Panggung Lor, Plombokan, Purwosari dan Tanjungmas. Gambaran
umum responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia responden, serta
pendidikan mereka yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Jenis Kelamin Responden
No. Keterangan Jumlah (orang) %
1. Jenis Kelamin:
a. Laki-laki
b. Perempuan
60
40
60%
40%
TOTAL: 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah
Page 52
35
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa responden pada
penelitian mayoritas berjenis kelamin laki-laki berjumlah 60 orang (60%) dan
sisanya 40 orang atau 40% adalah perempuan.
Tabel 4.2. Usia Responden
No. Keterangan Jumlah (orang) %
2. Usia:
a. 21-30 tahun
b. 31-40 tahun
c. 41-50 tahun
d. >50 tahun
25
30
30
15
25%
30%
30%
15%
TOTAL: 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang berusia 21-
30 tahun berjumlah 25 orang (25%), berusia 31-40 tahun berjumlah 30 orang
(30%), berusia 41-50 tahun berjumlah 30 orang (30%) dan sisanya berusia
>50 tahun berjumlah 15 orang (15%).
Tabel 4.3. Pendidikan Responden
No. Keterangan Jumlah (orang) %
3. Pendidikan:
a. SMP
b. SMA
c. D3
d. S1
e. S2
8
28
15
43
6
8%
28%
15%
43%
6%
TOTAL: 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah
Page 53
36
Berdasarkan pada tabel 4.3 diketahui bahwa responden pada penelitian
mayoritas berpendidikan S1 yaitu berjumlah 43 orang (43%), berpendidikan
D3 berjumlah 15 orang (15%), berpendidikan S2 berjumlah 6 orang (6%),
berpendidikan SMA berjumlah 28 orang (28%) dan sisanya berpendidikan
SMP berjumlah 8 orang (8%).
4.2. Hasil Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dapat
digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Untuk pengujian validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Pengujian pertama
untuk uji validitas dilakukan untuk menguji variabel tax amnesty:
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Tax amnesty :
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
X1 0,405 0,195 Valid
X2 0,751 0,195 Valid
X3 0,497 0,195 Valid
X4 0,619 0,195 Valid
X5 0,658 0,195 Valid
X6 0,603 0,195 Valid
X7 0,557 0,195 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Page 54
37
Dilihat dari tabel 4.4. diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga semua
item pertanyaan untuk variabel tax amnesty ini dapat dikatakan valid. Kemudian
berikutnya adalah hasil pengujian validitas untuk variabel pengetahuan perpajakan:
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Pengetahuan perpajakan:
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
X1 0,563 0,195 Valid
X2 0,674 0,195 Valid
X3 0,696 0,195 Valid
X4 0,559 0,195 Valid
X5 0,532 0,195 Valid
X6 0,655 0,195 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dilihat dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga
semua item pertanyaan untuk variabel pengetahuan perpajakan adalah valid.
Kemudian berikutnya adalah hasil pengujian validitas untuk variabel pelayanan
fiskus:
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Pelayanan fiskus:
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
X1 0,519 0,195 Valid
X2 0,739 0,195 Valid
X3 0,758 0,195 Valid
X4 0,727 0,195 Valid
X5 0,817 0,195 Valid
X6 0,799 0,195 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Page 55
38
Dilihat dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga
semua item pertanyaan untuk variabel pelayanan fiskus adalah valid. Kemudian
berikutnya adalah hasil pengujian validitas untuk variabel kesadaran wajib pajak:
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Kesadaran Wajib Pajak:
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
X1 0,210 0,195 Valid
X2 0,611 0,195 Valid
X3 0,578 0,195 Valid
X4 0,546 0,195 Valid
X5 0,381 0,195 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dilihat dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga
semua item pertanyaan untuk variabel kesadaran wajib pajak adalah valid. Pengujian
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil dari kuesioner ini dapat
dipercaya atau reliabel. Berikut ini adalah hasilnya:
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Reliabilitas Penelitian
Pertanyaan Alpha Cronbach Keterangan
Tax amnesty 0,834 Reliabel
Pengetahuan perpajakan 0,837 Reliabel
Pelayanan fiskus 0,899 Reliabel
Kesadaran Wajib Pajak 0,705 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah
Page 56
39
Dilihat dari tabel 4.8. dapat diketahui bahwa untuk masing-masing variabel
pada penelitian ini memiliki nilai yang lebih besar daripada 0,6 sehingga dikatakan
reliabel.
4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik
4.3.1. Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat pada nilai Kolmogorof-
Smirnov. Berikut ini adalah hasilnya:
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,73248760
Most Extreme
Differences
Absolute ,063
Positive ,063
Negative -,039
Test Statistic ,063
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Page 57
40
Dilihat dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. untuk
unstandardized residual pada penelitian ini adalah 0,200 > 0,05 sehingga dapat
dikatakan data pada penelitian ini normal. Artinya distribusi data pada penelitian ini
normal.
4.3.2. Uji Multikolinearitas
Sedangkan untuk hasil pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat
pada angka VIF dan Tolerance, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
TaxAmnesty ,337 2,969
PengetahuanPerpajakan ,549 1,820
PelayananFiskus ,394 2,535
KesadaranWajibPajak ,961 1,041
a. Dependent Variable: KepatuhanWajibPajak
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dilihat dari persamaan regresi pada tabel 4.10, nilai untuk Tolerance > 0,1
dan VIF < 10. Jadi dapat dikatakan bahwa data pada penelitian ini bebas dari
multikolinearitas. Artinya tidak ada korelasi antara variabel independen pada
penelitian ini.
Page 58
41
4.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Sedangkan untuk hasil pengujian heteroskedastisitas juga dilakukan untuk
model regresi pada penelitian ini dengan uji Glejser dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,172 1,551 -1,400 ,165
TaxAmnesty ,051 ,041 ,212 1,240 ,218
PengetahuanPerpajaka
n -,012 ,036 -,044 -,330 ,742
PelayananFiskus -,006 ,037 -,024 -,150 ,881
KesadaranWajibPajak ,118 ,062 ,192 1,896 ,061
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dilihat dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai masing-masing variabel
independen memiliki nilai signifikansi > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data
pada penelitian ini telah bebas dari heteroskedastisitas. Artinya data pada penelitian
ini memiliki varians yang sama antara satu dengan lainnya.
Page 59
42
4.4. Analisis Regresi Linear Berganda
Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.12. Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,559 2,709 2,790 ,006
TaxAmnesty ,168 ,072 ,272 2,326 ,022
PengetahuanPerpajakan ,292 ,063 ,428 4,674 ,000
PelayananFiskus ,083 ,064 ,140 1,293 ,199
KesadaranWajibPajak -,086 ,108 -,055 -,798 ,427
a. Dependent Variable: KepatuhanWajibPajak
Sumber: Data Primer yang Diolah
Persamaan regresi:
Y = 0.272 X1 + 0.428 X2 + 0.140 X3 - 0.055 X4
Dimana:
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
X1 = Tax Amnesty
X2 = Pengetahuan Perpajakan
Page 60
43
X3 = Pelayanan Fiskus
X4 = Kesadaran Wajib Pajak
4.5. Pengujian Hipotesis
4.5.1 Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,750a ,562 ,544 1,76858 2,211
a. Predictors: (Constant), TaxAmnesty, PengetahuanPerpajakan,
PelayananFiskus, KesadaranWajibPajak
b. Dependent Variable: KepatuhanWajibPajak
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa adjusted R Square sebesar
0,544 yang artinya variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen
sebesar 54,4% dan sisanya sebesar 45,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Page 61
44
4.5.2. Uji F
Tabel 4.14. Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 381,440 4 95,360 30,487 ,000b
Residual 297,150 95 3,128
Total 678,590 99
a. Dependent Variable: abs_res
b. Predictors: (Constant), TaxAmnesty, PengetahuanPerpajakan,
PelayananFiskus, KesadaranWajibPajak
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai sig.F sebesar 0.000 <
0.05 yang artinya model fit. Jadi variabel independen dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen.
4.5.3. Uji t
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah tax amnesty berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan pada tabel tersebut diperoleh nilai
signifikansi t untuk variabel tax amnesty sebesar 0,002 yang nilainya < 0,05 dengan
Page 62
45
nilai koefisien regresi sebesar +0,168. Artinya tax amnesty berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak. Jadi hipotesis pertama diterima.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah pengetahuan perpajakan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan pada tabel tersebut
diperoleh nilai signifikansi t untuk variabel pengetahuan perpajakan sebesar 0,000
yang nilainya < 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar +0,292. Artinya
pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Jadi
hipotesis kedua diterima.
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah pelayanan fiskus berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan pada tabel tersebut diperoleh
nilai signifikansi t untuk variabel pengetahuan perpajakan sebesar 0,199 yang
nilainya > 0,05. Artinya pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak. Jadi hipotesis ketiga ditolak.
4. Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat pada penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan pada tabel tersebut
diperoleh nilai signifikansi t untuk variabel pengetahuan perpajakan sebesar 0,427
yang nilainya > 0,05. Artinya kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. Jadi hipotesis keempat ditolak.
Page 63
46
4.6. Pembahasan
4.6.1. Pengaruh Tax Amnesty terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk variabel
tax amnesty sebesar 0,002 yang nilainya < 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar
+0,168. Artinya tax amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengampunan pajak bertujuan untuk memberikan tambahan penerimaan pajak
dankesempatan bagi wajib pajak yang tidak patuh menjadi wajib pajak patuh (Devano
dan Rahayu, 2006:137). Pengampunan pajak diharapkan menghasilkan penerimaan
pajak yangselama ini belum dibayar dan meningkatkan kepatuhan serta efektivitas
pembayaran karenadaftar kekayaan wajib pajak makin akurat (Pramushinta dan
Siregar, 2011).
Tax amnesty atau amnesti pajak merupakan kebijakan yang dapat digunakan
untuk mendorong atau meningkatkan penerimaan Negara dan pertumbuhan
perekonomian serta kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan kewajiban
perpajakan. Kebijakan tax amnesty ini dilakukan agar para wajib pajak yang sebelumnya
tidak patuh bisa menjadi patuh dengan mengikuti tax amnesty. Wajib pajak mau
membayar apabila jumlah pajak yang harus dibayar tidak memberatkan atau
menyulitkan wajib pajak. Tax Amnesty yang merupakan penghapusan sanksi
administrasi, diharapkan dapat mengurangi utang pajak dan tidak menyulitkan wajib
pajak yang ingin memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar. Tax Amnesty
menawarkan keringanan utang pajak, dan menawarkan kemudahan bagi wajib pajak
baru untuk memperoleh NPWP. Hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik
Page 64
47
oleh wajib pajak mengenai perpajakan. Selain kemudahan untuk membayar pajak,
unsur penegasan sanksi yang melekat dalam Tax Amnesty juga berperan penting
dalam pembentukan persepsi yang baik dari wajib pajak atas perpajakan yang ada.
Penegasan sanksi bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan
dengan benar, dinilai telah memperhatikan unsur keadilan dengan baik.
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Ngadiman dan Huslin
(2015) yang menyimpulkan bahwa tax amnesty berpengaruh positifterhadap
kepatuhan wajib pajak.
4.6.2. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk variabel
pengetahuan perpajakan sebesar 0,000 yang nilainya < 0,05 dengan nilai koefisien
regresi sebesar +0,292. Artinya pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Pengetahuan perpajakan dapat digunakan oleh wajib pajak sebagai informasi
pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya seperti menghitung, membayar,
dan melaporkan jumlah pajak yang disetorkannya (Khasanah, 2014:34). Pengetahuan
perpajakan berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dapat
diartikan apabila wajib pajak telah mengetahui seluruh ketentuan perpajakan yang
berlaku maka wajib pajak akandengan mudah melaksanakan kewajiban perpajaknnya
(Zuhdi et al., 2015:5). Sehingga seiring dengan meningkatnya pengetahuan
perpajakan yang dimiliki wajib pajak dapat mempengaruhi patuh tidaknya wajib
Page 65
48
pajak karena wajib pajak sudah mengetahui atas konsekuensi maupun sanksi yang
yang bisa dikenakan jika mereka tidak melaksanakan kewajibannya dengan benar.
Pengetahuan perpajakan dalam teori atribusi, merupakan salah satu faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi prilaku kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak. Sedangkan dalam teori pengambilan keputusan bertujuan untuk mengetahui
manfaat dari pengetahuan perpajakan. Pengetahuan perpajakan merupakan
pemahaman Wajib Pajak mengenai hukum, undang-undang, tata cara perpajakan
yang benar. Dengan adanya pengetahuan tentang pajak yang baik akan dapat
memperkecil adanya tax evation (Banu, 2008). Palil (2005) menyatakan bahwa
pengetahuan pajak merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan kesadaran
wajib pajak untuk membayar pajak.
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Siregar et al. (2012),
Khasanah (2014), Murdliatin et al. (2015), Zuhdi etal. (2015) yang menunjukkan
bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
4.6.3. Pengaruh Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk variabel
pengetahuan perpajakan sebesar 0,199 yang nilainya > 0,05. Artinya pelayanan fiskus
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Siregar et al. (2012:7) menyatakan pelayanan fiskus adalah pemberian
layanan(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Pemberian pelayananyang baik diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengharapan
Page 66
49
wajib pajak terhadap pemenuhan kepentingan yang wajib pajak inginkan sehingga
dapat meningkatkan kepuasandan kepatuhan wajib pajak (Yudharista, 2014:23).
Semakin baik pelayanan yang diberikanoleh fiskus kepada wajib pajak akan
mendorong wajib pajak untuk melaksanakan kewajibanperpajakannya sehingga
kepatuhan wajib pajak dapat tercipta.
Pelayanan yang diberikan oleh fiskus selama proses perpajakan berkaitan
dengan sikap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Wajib
Pajak secara konsisten akan meningkatkan kepatuhan bila terdapat pelayanan yang
baik oleh aparat perpajakan (Yuliasari, et al 2015). Dengan kata lain dengan adanya
pelayanan bersifat prima atau pelayanan yang baik yang diberikan oleh fiskus kepada
Wajib Pajak dapat mencapai tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang tinggi, dalam
kondisi Wajib Pajak merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh fiskus maka
Wajib Pajak cenderung akan melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pelayanan sendiri pada sektor perpajakan dapat diartikan
sebagai pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak
untuk membantu Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Pelayanan pajak
termasuk dalam pelayanan publik karena dijalankan oleh instansi pemerintah,
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
undang-undang dan tidak berorientasi pada profit atau laba.
Hal ini tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan Arum (2012),
Pramushinta dan Siregar (2011), Nugraheni (2015), Siregaret al. (2012), Murdliatin et
Page 67
50
al. (2015), Yudharista (2014), yang menunjukkan bahwa pelayananfiskus
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
4.6.4. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa nilai nilai signifikansi t untuk
variabel pengetahuan perpajakan sebesar 0,427 yang nilainya > 0,05. Artinya
kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui,
memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela.
Semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak maka pamahaman dan pelaksanaan
kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan (Muliari
dan Setiawan, 2010). Theory of Planned Behavior relevan untuk menjelaskan
perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebelum individu
melakukan sesuatu, individu tersebut akan memiliki keyakinan mengenai hasil yang
akan diperoleh dari perilakunya tersebut. Kemudian yang bersangkutan akan
memutuskan bahwa akan melakukannya atau tidak melakukannya. Hal tersebut
berkaitan dengan kesadaran wajib pajak. Wajib pajak yang sadar pajak, akan
memiliki keyakinan mengenai pentingnya membayar pajak untuk membantu
menyelenggarakan pembangunan negara (behavioral beliefs). Berdasarkan uraian
tersebut dapat dikatakan bahwa kesadaran wajib pajak diduga akan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara
sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Semakin tinggi tingkat
Page 68
51
kesadaran wajib pajak maka pamahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan
semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan (Jatmiko, 2006). Dengan
menganut sistem self assessment, maka dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari wajib
pajak untuk mematuhi kewajiban perajakannya. Wajib pajak harus menyadari bahwa
peran pajak sangat penting dalam pembangunan nasional serta manfaat yang diterima
setelah membayar pajak. Semakin tinggi kesadaran wajib pajak, maka akan semakin
patuh membayar pajak.
Hal ini tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan Kesumasari dan
Suardana (2018) yang menunjukan bahwa kesadaran dan tax amnesty berpengaruh
positif pada kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Page 69
52
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Tax amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
3. Pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
4. Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
5.2. Saran
Saran untuk penelitian ini:
1. Bagi pemerintah, kurangnya pengetahuan perpajakan oleh wajib pajak
dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan, jadi
pemerintah sebaiknya lebih meningkatkan lagi dalam menyadarkan
wajib pajak untuk membayar pajak.
2. Bagi KPP Semarang Timur, fiskus diharapkan memiliki kompetensi
keahlian, pengetahuan, dan pengalaman, dalam hal kebijakan
perpajakan, administrasi pajak dan perundang-undangan perpajakan.
Kualitas pelayanan dinilai berdasarkan persepsi wajib pajak dengan
cara membandingkan pelayanan yang sebenarnya mereka terima
dengan pelayanan yang diharapkan atau inginkan. Jika wajib pajak
Page 70
53
mendapatkan pelayanan yang sesuai atau diatas harapan mereka maka
bisa dikatakan kualitas pelayanan fiksus tersebut baik.
5.3. Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini antara lain:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini dibatasi pada variabel tax amnesty,
pengetahuan perpajakan, pelayanan fiskus, dan kesadaran wajib dalam
mempengaruhi variabel terikat yaitu kepatuhan wajib pajak.
2. Nilai R-Square yang dihasilkan penelitian ini hanya sebesar 0,544 yang artinya
variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar 54,4%
yang berarti masih banyak variabel yang mungkin dapat berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak seperti sanksi pajak, seperti gender, Sunset Policy, dan
sanksi pajak.
3. Penelitian hanya dilakukan di KPP Semarang Timur.
5.4. Agenda Untuk Penelitian yang akan datang
Dari keterbatasan penelitian diatas, maka agenda penelitian yang akan datang
antara lain:
1. Untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan teknik wawancara sehingga dapat
menghasilkan hasil yang berbeda.
2. Obyek penelitian untuk penelitian mendatang perlu melakukan kajian pada
beberapa lokasi penelitian atau mengganti lokasi penelitian.
Page 71
52
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Muslich & Sri Iswati. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya :
Airlangga
Ari, Ida Bagus Ngurah Putra Wirawan dan Noviari, Naniek. 2017. Pengaruh
Penerapan Kebijakan Tax Amnesty dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol.21.3. Desember (2017)
Arum, Harjanti Puspa., Zulaikha. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan
Fiskus, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas ( Studi Wilayah KPP
pratama Cilacap). Diponegoro Journal of Accounting.
Brata, Januar Dio., Yuningsih, Isna., dan Kesuma, Agus Iwan. 2017. Pengaruh
Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan
Pekerjaan Bebas di Kota Samarinda. Forum Ekonomi Volume 19, No. 1 2017
Devano dan Rahayu, 2006.Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta: Kencana.
Fidiana. 2016. Kepatuhan Pajak Dalam Perspektif Neo Ashabiyah. Ekuitas: Jurnal
Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393
Hutasoit, Ganda. 2017. Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di
Kota Palembang. Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain
2017 ISBN: 978-602-74634-1-7 STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Juli
2017
Ida Bagus Ngurah Ari dan Naniek Noviari (2017) Indriyani, Putu Arika dan I Made
Sukartha. 2014. Tanggungjawab Moral, Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi
Perpajakan dan Kualitas Pelayanan Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak
Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 431-443
Jacques Malherbe. 2011. Tax Amnesties, Alphen aan den Rijn: Kluwer Law
International”. Dalam Inside Tax Edisi 15 (Mei, XII). Darussalam: PT
Dimensi Internasional Tax.
Jotopurnomo, Cindy dan Mangoting, Yenni. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak
Page 72
53
Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. TAX &
ACCOUNTING REVIEW, VOL.1, NO.1, 2013
Kementerian Keuangan: Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja TahunAnggaran 2016 (2016)
Kesumasari, Ni Kadek Intania dan Suardana, Ketut Alit. 2018. Pengaruh Pengetahuan
Perpajakan, Kesadaran dan Pengetahuan Tax Amnesty Pada Kepatuhan WPOP
di KPP Pratama Gianyar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.22.2.
Februari (2018): 1503-1529
Khasanah, Septiyani Nur. 2014. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi
Sistem Administrasi Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
PajakDaerah Istimewa YogyakartaTahun 2013. Skripsi, Program Studi
Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi 3. Jakarta:
Erlangga.
Lianty, R. A. Meiska., Hapsari, Dini Wahjoe., dan Kurnia. 2017. Pengetahuan Perpajakan,
Sosialisasi Perpajakan, Dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer (JRAK)Volume 9, No 2, Oktober
2017, Hal. 55-65
Ngadiman, dan Daniel Huslin. 2015. Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, dan
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan). Jurnal Akuntansi, Vol. XIX,
No. 02, Mei 2015: 225-241.
Nugraheni, Agustina Dewi. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Di Kota
Magelang). Skripsi. Universitas Diponegoro
Pattinaja, Elna Marsye dan Silooy, Revi Wilhelmina. 2018. Pengaruh Sunset Policy,
Tax Amnesty Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KP2KP Masohi).
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018
Pramushinta, dan Siregar. 2011. Pengaruh Layanan Fiskus dan Pelaksanaan Sunset
Policy Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pajak.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 5 (2).
Page 73
54
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sari, Viega Ayu Permata. 2017. Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan,
Dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu dan
Riset AkuntansiVolume 6, Nomor 2, Februari 2017
Silitonga, E. (2008). Ekonomi Bawah Tanah dan Pengampunan Pajak.
http://www.unisosdem.org/article_detail.php? &gid=3. Diakses tanggal 23
Desember 2018.
Siregar, Yuli. Anita. Saryadi, dan Listyorini, Sari. 2012. Pengaruh Pelayanan Fiskus
dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor. 1: 1-9.
Suhendra, Euphrasia Susy. 2010. Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010.
Tanilasari1, Yessica dan Gunarso, Pujo. 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan
Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan. Jurnal Akuntansi Dan
Perpajakan, Vol. 3, No. 1, Tahun 2017
Utami dan Kardinal. 2013, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Palembang Seberang Ulu. Jurnal STIE MDP
Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk
Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan
Bebas pada KPP Pratama Gambir Tiga. Makalah Simposium Nasional
Akuntansi XIII Purwokerto
Winerungan, Oktaviane Lidya. 2013. Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan
Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP
Bitung.Jurnal EMBA, Vol.1 No.3, September 2013.
Yudharista, K. 2014. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi
Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas
(Studi di Wilayah KPP Pratama Tulungagung). Skripsi. Universitas Airlangga.
Surabaya
Page 74
55
Zuhdi, Firdaus Aprian, et al. 2015. Pengaruh Penerapan E-SPT dan Pengetahuan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Pengusaha Kena
Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Singosari). Jurnal Perpajakan (JEJAK);
Vol. 7 No.1
Page 77
58
KUESIONER
Kepada
Bapak/Ibu Responden
KPP Pratama Semarang Timur
Di tempat
Dengan hormat,
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program Studi Akuntansi (S1)
Universitas Semarang, saya akan melakukan penelitian tentang “FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP
PRATAMA SEMARANG TIMUR”. Untuk keperluan tersebut saya mohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan saya mohon
kesediaannya untuk mengisi kuesioner yang disediakan dengan kejujuran.
Demikian permohonan, atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Lisa Lorensia
Page 78
59
Data Responden
Berikan tanda (√) sesuai dengan data diri anda :
Jenis Kelamin = L P
Usia = 25-35 thn 36-45 thn 46-55 thn >56 thn
Tingkat Pendidikan = SMA S1 S2 Lainnya,
Bapak/Ibu dapat memberikan jawaban dengan memberikan tanda (√) pada kotak
yang sesuai berdasarkan apa yang anda alami, dengan petunjuk pengisian sebagai
berikut :
(1) STS = Sangat Tidak Setuju
(2) TS = Tidak Setuju
(3) S = Setuju
(4) SS = Sangat Setuju
(5) SSS = Sangat Setuju Sekali
Page 79
60
A. Tax Amnesty
DATA TABULASI
RESP PERTANYAAN 1 2 3 4 5 6 7 SKOR
1 5 5 5 5 5 3 3 31
2 5 4 3 2 3 4 2 23
3 3 3 3 3 2 4 4 22
4 4 3 3 4 3 3 4 24
5 3 4 3 5 3 4 5 27
6 4 3 5 4 3 4 3 26
No. Keterangan STS TS S SS SSS
1. Program tax amnesty memberikan keuntungan
pada Wajib Pajak
2. Program tax amnesty bisa meningkatkan
kepatuhan wajib pajak
3. Program tax amnesty akan memberikan
penambahan pendapatan negara
4. Sosialisasi tax amnesty yang dilakukan
pemerintah cukup untuk mendorong kepatuhan
pajak
5. Wajib pajak mengikuti tax amnesty untuk
mengungkap harta uang belum terlapor di SPT
terakhir
6. Wajib Pajak yang patuh akan tetap patuh setelah
megikuti tax amnesty
7. Wajib Pajak yang tidak patuh akan menjadi patuh
setelah mengikuti tax amnesty
Page 80
61
7 4 4 3 4 3 4 3 25
8 3 4 3 4 5 3 3 25
9 4 4 4 5 5 4 5 31
10 5 4 5 4 5 5 5 33
11 5 5 4 5 4 5 5 33
12 4 5 5 4 5 5 5 33
13 5 5 5 5 5 2 2 29
14 5 5 5 5 5 5 5 35
15 5 5 5 5 5 5 5 35
16 5 5 5 5 5 5 5 35
17 5 5 5 5 5 5 5 35
18 5 5 5 3 4 3 3 28
19 5 5 5 5 5 5 5 35
20 5 5 5 5 5 4 5 34
21 3 4 3 5 3 5 4 27
22 3 4 4 3 5 4 5 28
23 3 5 4 3 4 4 3 26
24 3 4 5 4 4 4 4 28
25 3 4 4 5 3 5 4 28
26 3 4 5 4 3 4 5 28
27 3 4 5 4 3 4 5 28
28 3 4 5 4 2 4 5 27
29 3 5 4 4 4 5 4 29
30 3 4 5 3 5 4 3 27
31 3 4 4 5 3 3 5 27
32 3 4 5 3 5 4 5 29
33 3 5 4 3 4 5 3 27
34 3 4 5 3 4 5 3 27
35 3 5 3 4 5 3 5 28
36 3 3 3 3 3 3 3 21
37 4 4 3 3 3 4 5 26
38 4 4 4 3 3 3 3 24
39 3 3 3 3 3 3 3 21
40 3 3 3 5 5 5 3 27
41 3 5 4 5 3 4 4 28
42 3 3 3 3 3 3 3 21
43 3 3 3 3 3 3 3 21
44 3 3 3 3 3 3 3 21
45 3 3 3 3 3 3 3 21
46 4 4 4 3 3 3 3 24
Page 81
62
47 4 3 3 3 3 3 4 23
48 4 3 3 3 3 3 4 23
49 4 3 4 3 3 3 3 23
50 3 3 3 3 3 3 3 21
51 3 3 3 4 4 4 4 25
52 4 4 4 4 3 3 4 26
53 4 4 3 4 3 4 3 25
54 3 3 3 3 3 3 3 21
55 3 3 3 3 3 3 3 21
56 3 3 3 4 4 3 3 23
57 4 4 3 4 4 4 4 27
58 3 4 3 4 4 4 4 26
59 4 4 4 3 3 4 3 25
60 4 4 3 4 4 4 4 27
61 3 3 3 4 4 4 4 25
62 3 4 3 4 4 3 3 24
63 3 3 3 3 3 3 3 21
64 3 3 3 4 4 4 4 25
65 4 3 4 3 3 3 4 24
66 3 3 3 4 3 4 3 23
67 4 3 3 4 4 4 4 26
68 3 4 4 4 3 3 4 25
69 3 3 3 3 3 3 3 21
70 4 4 3 4 4 4 4 27
71 2 2 3 2 1 2 1 13
72 4 3 3 3 3 3 3 22
73 4 3 3 3 3 4 3 23
74 1 2 5 3 2 3 5 21
75 3 1 4 2 1 2 3 16
76 3 4 3 4 4 4 4 26
77 5 5 5 5 4 4 4 32
78 4 3 3 4 3 3 3 23
79 5 5 4 3 5 5 4 31
80 3 3 3 3 4 5 2 23
81 4 3 3 3 4 3 3 23
82 3 3 3 3 3 3 3 21
83 3 3 3 4 5 4 5 27
84 4 3 3 4 4 4 4 26
85 5 4 3 3 4 3 4 26
86 3 4 3 3 3 3 3 22
Page 82
63
87 3 3 3 3 3 3 3 21
88 3 4 3 4 3 3 3 23
89 3 4 3 5 4 5 4 28
90 3 3 3 3 3 3 3 21
91 4 2 5 2 2 3 4 22
92 3 3 2 3 3 4 3 21
93 5 3 3 2 1 3 2 19
94 4 3 3 3 3 3 4 23
95 3 3 3 3 3 3 3 21
96 3 3 3 3 3 3 3 21
97 4 3 3 3 3 3 3 22
98 3 3 4 4 3 3 3 23
99 4 4 4 3 3 4 4 26
100 3 2 3 4 3 2 3 20
B. Pengetahuan Perpajakan
No. Keterangan STS TS S SS SSS
1. Sebagai wajib pajak orang pribadi, saya
memahamu dengan baik tarif pajak yang berlaku
2. Saya mengetahui sosialisasi pajak yang dilakukan
oleh KPP
3. Pengetahuan dan pemahaman saya mengenai
peraturan perpajakan didapat dari hasil sosialisasi
dan pelatihan
4. Setiap wajib pajak pribadi yang memiliki
penghasilan wajib pajak mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP
5. Wajib pajak orang pribadi yang telah mengetahui
kewajibannya sebagai wajib pajak maka akan
membayar pajaknya
6. Sebagai wajib pajak saya mengetahui dengan
Page 83
64
DATA TABULASI
RESP PERTANYAAN 1 2 3 4 5 6 SKOR
1 3 2 2 2 3 2 14
2 2 2 2 2 3 2 13
3 4 3 4 4 4 4 23
4 3 4 4 3 4 3 21
5 4 3 3 4 3 5 22
6 3 4 3 5 4 5 24
7 3 4 4 3 4 3 21
8 4 3 5 4 3 5 24
9 4 5 5 4 5 5 28
10 5 4 5 4 5 4 27
11 5 5 5 4 5 5 29
12 5 4 5 4 5 4 27
13 2 1 2 2 3 3 13
14 3 2 2 2 5 5 19
15 3 2 3 4 4 5 21
16 4 5 4 5 5 5 28
17 4 5 4 5 4 5 27
18 4 2 3 4 4 5 22
19 3 4 5 5 5 4 26
20 4 5 5 5 4 5 28
21 3 4 4 3 5 3 22
22 3 5 4 4 5 4 25
23 3 4 3 4 4 3 21
24 3 4 5 4 4 5 25
25 3 5 4 5 4 4 25
26 3 4 4 4 4 5 24
27 3 4 4 5 4 4 24
28 3 5 3 5 4 3 23
baik sanksi yang akan diterima jika tidak
membayar pajak
Page 84
65
29 3 5 4 5 5 5 27
30 3 5 4 3 5 4 24
31 3 4 3 5 5 4 24
32 3 5 4 3 5 4 24
33 3 4 3 4 5 4 23
34 3 5 4 4 4 4 24
35 3 3 4 3 3 4 20
36 3 3 3 3 3 3 18
37 3 5 3 3 3 3 20
38 3 4 3 3 3 3 19
39 4 3 4 4 4 4 23
40 3 5 3 4 5 3 23
41 4 5 5 4 3 3 24
42 3 3 3 4 4 4 21
43 3 3 3 3 3 3 18
44 3 4 3 3 3 3 19
45 3 3 3 3 3 3 18
46 3 3 3 3 3 3 18
47 4 4 4 3 4 4 23
48 4 4 4 3 4 4 23
49 3 3 3 3 3 3 18
50 3 3 3 3 3 3 18
51 3 3 3 3 3 3 18
52 3 4 3 3 3 3 19
53 3 3 4 3 4 3 20
54 3 3 3 3 3 3 18
55 3 3 3 3 3 3 18
56 3 3 3 3 3 4 19
57 4 3 3 3 4 4 21
58 3 3 3 4 4 4 21
59 4 3 4 3 4 3 21
60 4 3 3 3 4 4 21
61 4 3 3 4 4 4 22
62 3 3 3 3 3 3 18
63 4 4 4 3 3 3 21
64 4 4 4 3 3 4 22
65 4 4 4 4 4 4 24
66 3 3 4 3 3 4 20
Page 85
66
67 4 3 3 4 4 4 22
68 3 3 3 3 3 3 18
69 3 3 3 3 3 3 18
70 4 4 3 4 3 4 22
71 2 2 2 4 3 1 14
72 3 3 4 3 3 3 19
73 4 3 4 3 3 3 20
74 1 2 2 5 3 2 15
75 2 1 1 3 2 1 10
76 3 3 4 4 3 4 21
77 5 5 5 5 4 4 28
78 3 4 3 4 3 3 20
79 5 4 5 3 4 3 24
80 5 4 3 4 3 3 22
81 3 3 4 3 3 3 19
82 3 3 3 3 3 3 18
83 4 5 4 5 5 4 27
84 3 4 4 3 3 3 20
85 4 3 4 5 5 5 26
86 3 3 3 4 4 4 21
87 3 3 3 3 3 4 19
88 3 4 3 5 4 3 22
89 3 3 3 3 3 3 18
90 3 3 3 3 3 3 18
91 4 2 3 2 4 3 18
92 3 2 2 3 3 2 15
93 2 1 1 2 5 1 12
94 4 5 5 4 3 3 24
95 3 3 3 3 3 3 18
96 3 3 3 3 3 3 18
97 3 3 3 3 3 3 18
98 2 2 2 3 3 3 15
99 3 3 3 4 4 4 21
100 2 3 4 3 2 2 16
Page 86
67
C. Pelayanan Fiskus
DATA TABULASI
RESP PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6 SKOR
1 3 4 5 5 5 5 27
2 3 5 5 4 5 5 27
3 4 3 3 3 4 4 21
4 3 4 3 4 3 4 21
5 3 4 5 3 4 5 24
6 3 4 3 4 5 4 23
7 4 3 5 3 4 5 24
8 3 4 3 4 5 3 22
9 5 4 4 5 3 5 26
10 5 4 5 5 5 5 29
11 5 5 5 5 5 5 30
12 5 3 4 3 5 5 25
No. Keterangan STS TS S SS SSS
1. Pemberian sosialisasi tentang pajak menyadarkan
anda tentang pentingnya melakukan kepatuhan
pajak
2. Teknologi informasi yang digunakan oleh KPP
sudah cukup modern
3. Petugas tanggap dan sangat membantu bila anda
mengalami kesulitan
4. Petugas memberikan pelayanan dengan cepat dan
memuaskan
5. Gedung KPP sudah cukup memadai
6. Peralatan pada KPP sudah cukup memadai
Page 87
68
13 5 5 5 5 5 5 30
14 5 5 5 5 5 5 30
15 5 5 5 5 5 5 30
16 4 4 4 5 5 5 27
17 5 4 5 4 5 5 28
18 4 5 4 5 5 5 28
19 5 4 5 3 4 5 26
20 5 3 4 5 4 5 26
21 3 4 4 3 4 5 23
22 3 5 3 4 5 4 24
23 3 4 5 3 5 4 24
24 3 4 3 4 4 5 23
25 4 5 4 5 4 5 27
26 4 4 3 4 4 5 24
27 3 4 5 3 4 5 24
28 3 5 4 5 4 5 26
29 3 4 4 3 4 5 23
30 3 4 3 5 4 5 24
31 3 4 4 5 4 5 25
32 3 4 3 5 4 5 24
33 3 4 3 5 4 5 24
34 3 4 5 3 4 5 24
35 3 5 4 5 3 4 24
36 3 3 3 3 3 3 18
37 4 4 4 4 4 4 24
38 3 3 3 4 4 4 21
39 3 3 4 4 4 4 22
40 3 3 3 3 3 3 18
41 3 3 3 4 3 3 19
42 3 4 4 4 2 3 20
43 3 3 3 3 3 3 18
44 4 4 3 4 4 3 22
45 3 3 3 3 3 3 18
46 3 3 3 3 3 3 18
47 3 3 3 3 3 4 19
48 4 3 3 3 3 3 19
49 4 3 4 4 4 4 23
50 3 3 3 3 3 3 18
Page 88
69
51 3 3 3 3 3 3 18
52 3 3 3 3 3 3 18
53 4 3 4 4 4 4 23
54 3 3 3 3 3 3 18
55 3 3 3 3 3 3 18
56 4 3 4 4 4 4 23
57 3 3 3 3 3 4 19
58 4 4 4 4 4 4 24
59 4 3 4 4 4 4 23
60 4 3 3 4 3 3 20
61 4 4 3 4 4 4 23
62 4 4 3 3 3 4 21
63 3 3 3 3 3 3 18
64 4 4 3 3 3 3 20
65 3 3 3 3 3 3 18
66 4 3 3 3 3 3 19
67 4 4 4 4 4 4 24
68 3 3 3 3 3 3 18
69 3 3 3 3 3 3 18
70 4 3 3 3 3 3 19
71 3 2 2 1 2 2 12
72 4 3 3 3 4 3 20
73 4 3 3 3 3 3 19
74 3 2 1 2 1 2 11
75 2 3 2 1 1 1 10
76 3 3 4 3 3 3 19
77 5 5 5 3 3 3 24
78 4 3 4 3 3 3 20
79 5 4 5 4 4 5 27
80 3 4 3 3 3 3 19
81 3 3 3 4 4 4 21
82 3 3 3 3 3 3 18
83 5 4 4 4 5 4 26
84 4 3 4 4 4 4 23
85 4 4 5 5 5 4 27
86 4 4 5 5 5 5 28
87 3 3 3 3 3 3 18
88 3 3 4 3 4 4 21
Page 89
70
89 4 5 4 4 5 4 26
90 3 3 3 3 3 3 18
91 3 1 1 2 2 2 11
92 3 3 2 2 2 2 14
93 2 1 2 1 2 2 10
94 3 4 5 5 4 4 25
95 3 3 3 3 3 3 18
96 3 3 3 3 3 3 18
97 3 3 3 3 3 3 18
98 3 2 3 3 2 2 15
99 4 3 3 3 3 3 19
100 2 3 4 5 4 1 19
D.Kesadaran Wajib Pajak
No. Keterangan STS TS S SS SSS
1. Kesadaran wajib pajak bahwa melakukan
kepatuhan pajak berarti berpartisipasi dalam
penyelenggaraan
Negara.
2. Kesadaran wajib pajak untuk melakukan
pembayaran dan pelaporan pajak tepat waktu.
3. Kesadaran wajib pajak untuk memenuhi
kewajiban pajak tepat waktu tanpa pengaruh
orang lain.
4. Kesadaran wajib pajak bahwa melakukan
kepatuhan adalah kewajiban
5. Kesadaran wajib pajak bahwa pajak digunakan
untuk membiayai pembangunan sarana publik.
Page 90
71
DATA TABULASI
RESP PERTANYAAN
1 2 3 4 5 SKOR
1 4 5 5 4 3 21
2 3 4 1 3 4 15
3 3 4 3 4 5 19
4 4 3 4 3 4 18
5 3 4 5 3 4 19
6 4 5 3 4 3 19
7 3 4 4 5 3 19
8 3 4 3 4 5 19
9 5 4 4 5 4 22
10 4 4 5 4 5 22
11 4 5 5 5 5 24
12 3 4 5 4 5 21
13 5 3 4 3 4 19
14 3 4 3 4 3 17
15 4 4 5 4 5 22
16 3 3 4 3 5 18
17 4 3 4 5 3 19
18 4 4 4 4 4 20
19 3 4 5 3 5 20
20 4 5 5 4 3 21
21 3 4 5 3 4 19
22 3 4 3 4 5 19
23 3 4 3 4 5 19
24 3 4 3 4 4 18
25 3 5 4 5 4 21
26 3 5 4 3 4 19
27 3 4 5 4 4 20
28 3 5 4 5 3 20
29 3 5 4 4 5 21
30 3 4 4 3 5 19
31 3 5 4 3 4 19
32 3 5 4 4 3 19
33 3 4 5 3 5 20
34 3 5 4 5 4 21
Page 91
72
35 3 4 4 3 5 19
36 3 3 3 3 3 15
37 3 3 3 3 3 15
38 3 5 4 4 4 20
39 3 3 3 3 3 15
40 4 5 5 3 3 20
41 3 5 5 5 4 22
42 3 4 4 5 3 19
43 3 3 3 3 3 15
44 3 4 4 4 3 18
45 3 3 3 3 3 15
46 3 3 3 3 3 15
47 3 4 4 4 4 19
48 3 3 3 3 3 15
49 3 3 3 3 3 15
50 3 3 3 3 3 15
51 3 3 3 3 3 15
52 3 4 4 4 3 18
53 3 4 4 4 4 19
54 3 3 3 3 3 15
55 3 3 3 3 3 15
56 3 3 3 3 3 15
57 3 3 3 3 3 15
58 3 4 4 3 3 17
59 4 3 3 3 3 16
60 4 4 4 4 4 20
61 3 4 4 3 3 17
62 3 4 4 4 3 18
63 3 4 3 4 3 17
64 4 4 3 4 3 18
65 3 4 4 4 3 18
66 3 3 3 3 3 15
67 4 3 3 4 3 17
68 3 3 3 3 3 15
69 3 3 3 3 3 15
70 3 3 3 3 3 15
71 4 3 2 3 4 16
72 3 3 4 4 4 18
Page 92
73
73 4 3 3 4 3 17
74 3 2 3 2 5 15
75 3 4 2 3 1 13
76 4 3 4 3 4 18
77 5 5 5 5 5 25
78 3 3 3 3 3 15
79 5 4 3 4 5 21
80 4 4 4 4 4 20
81 3 3 3 3 3 15
82 3 3 3 3 3 15
83 4 4 4 3 4 19
84 3 3 3 3 3 15
85 5 5 5 4 4 23
86 4 4 3 3 3 17
87 3 3 3 3 3 15
88 4 5 4 4 5 22
89 4 3 3 3 3 16
90 3 3 3 3 3 15
91 5 3 2 3 4 17
92 3 3 3 3 3 15
93 4 1 3 2 3 13
94 3 3 5 3 3 17
95 3 3 3 3 3 15
96 3 3 3 3 3 15
97 3 3 3 3 3 15
98 3 3 3 3 3 15
99 3 4 5 5 5 22
100 1 2 3 4 5 15
Page 93
74
E. Kepatuhan Wajib Pajak
DATA TABULASI
RESP PERTANYAAN
1 2 3 4 5 SKOR
1 4 4 5 4 4 21
2 5 5 5 5 5 25
3 4 4 4 5 5 22
4 5 5 5 5 4 24
5 4 4 4 4 5 21
6 4 5 4 5 4 22
7 4 4 4 4 4 20
8 5 5 4 4 3 21
9 4 4 4 4 4 20
10 5 5 4 4 5 23
11 4 4 4 5 4 21
12 5 5 5 4 4 23
13 5 4 5 5 4 23
14 4 4 5 5 5 23
15 5 5 5 5 5 25
16 4 4 5 5 5 23
17 4 5 5 5 4 23
18 5 5 4 4 4 22
No. Keterangan STS TS S SS SSS
1. Saya mendaftarkan diri sebagai wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban saya sebagai warga Negara
yang baik
2. Saya akan melaporkan SPT tepat pada waktunya
3. Saya akan menghitung pajak terhutang dengan
jujur dan benar
4. Saya sebagai wajib pajak patuh membayar pajak
5. Saya sebagai wajib pajak patuh membayar sanksi
administrasi
Page 94
75
19 5 4 5 5 4 23
20 4 4 4 4 4 20
21 5 4 4 5 4 22
22 4 4 5 5 5 23
23 5 5 5 4 4 23
24 5 5 5 5 4 24
25 5 5 5 5 5 25
26 4 4 4 4 4 20
27 5 4 5 4 5 23
28 4 5 5 4 4 22
29 5 4 4 5 4 22
30 4 4 5 4 4 21
31 5 5 4 4 4 22
32 5 4 4 4 4 21
33 5 4 5 5 5 24
34 4 5 4 5 4 22
35 5 5 4 4 4 22
36 5 5 4 5 4 23
37 5 5 5 4 4 23
38 5 4 4 4 5 22
39 5 5 4 4 5 23
40 4 4 4 4 4 20
41 5 5 4 4 5 23
42 4 4 5 4 4 21
43 4 4 4 4 4 20
44 5 5 5 5 5 25
45 4 5 4 5 5 23
46 5 4 5 5 5 24
47 4 5 5 5 5 24
48 5 4 4 4 4 21
49 5 4 4 5 5 23
50 5 4 4 5 4 22
51 4 4 4 4 4 20
52 4 4 4 4 4 20
53 5 4 4 4 5 22
54 4 4 4 4 4 20
55 5 5 5 5 5 25
56 5 5 5 5 5 25
Page 95
76
57 5 5 5 5 5 25
58 5 5 5 5 5 25
59 4 5 4 5 4 22
60 4 4 4 4 4 20
61 4 4 4 4 4 20
62 4 4 4 4 4 20
63 4 4 4 4 4 20
64 5 5 5 5 4 24
65 5 5 5 4 5 24
66 5 5 4 4 5 23
67 4 4 5 4 4 21
68 4 4 4 4 4 20
69 5 4 4 4 5 22
70 5 5 5 5 5 25
71 5 5 5 5 5 25
72 5 5 5 5 5 25
73 5 5 5 5 5 25
74 4 4 4 4 4 20
75 5 4 4 4 5 22
76 5 4 4 5 5 23
77 5 4 5 4 5 23
78 4 5 4 5 4 22
79 4 4 4 4 4 20
80 4 4 4 4 4 20
81 5 4 4 4 5 22
82 4 5 5 4 4 22
83 5 5 4 4 4 22
84 5 5 5 4 4 23
85 5 4 5 5 4 23
86 4 4 4 5 5 22
87 5 5 5 4 4 23
88 5 5 5 5 5 25
89 5 5 5 5 5 25
90 5 5 5 5 5 25
91 4 5 5 4 5 23
92 4 4 4 4 4 20
93 4 4 4 4 4 20
94 4 4 4 4 4 20
Page 96
77
95 5 5 5 5 5 25
96 4 4 4 5 5 22
97 4 5 5 5 4 23
98 4 4 4 4 4 20
99 4 5 4 5 4 22
100 4 4 5 5 5 23
Page 97
78
LAMPIRAN B
HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Page 98
79
Reliability: TAX AMNESTY
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 100 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,834 7
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
TA1 3,5700 ,80723 100
TA2 3,6500 ,85723 100
TA3 3,6300 ,83672 100
TA4 3,6400 ,83509 100
TA5 3,5200 ,94794 100
TA6 3,6500 ,80873 100
TA7 3,6500 ,89188 100
Page 99
80
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
TA1 21,7400 14,841 0,405 ,838
TA2 21,6600 12,691 0,751 ,784
TA3 21,6800 14,179 0,497 ,825
TA4 21,6700 13,516 0,619 ,806
TA5 21,7900 12,673 0,658 ,799
TA6 21,6600 13,742 0,603 ,809
TA7 21,6600 13,560 0,557 ,816
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
25,3100 18,014 4,24430 7
Page 100
81
Reliability: PENGETAHUAN PERPAJAKAN
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 100 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,837 6
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
PP1 3,2900 ,72884 100
PP2 3,4700 ,99955 100
PP3 3,4400 ,87985 100
PP4 3,5500 ,82112 100
PP5 3,6700 ,79207 100
PP6 3,5200 ,91541 100
Page 101
82
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PP1 17,6500 11,381 0,563 ,820
PP2 17,4700 9,524 0,674 ,798
PP3 17,5000 10,030 0,696 ,793
PP4 17,3900 10,968 0,559 ,820
PP5 17,2700 11,229 0,532 ,825
PP6 17,4200 10,044 0,655 ,801
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
20,9400 14,683 3,83187 6
Page 102
83
Reliability: PELAYANAN FISKUS
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 100 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,899 6
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
PF1 3,5200 ,75852 100
PF2 3,5200 ,82241 100
PF3 3,5700 ,91293 100
PF4 3,6000 ,95346 100
PF5 3,6300 ,92829 100
PF6 3,7600 1,01623 100
Page 103
84
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PF1 18,0800 15,771 0,519 ,908
PF2 18,0800 14,216 0,739 ,880
PF3 18,0300 13,545 0,758 ,876
PF4 18,0000 13,475 0,727 ,881
PF5 17,9700 13,120 0,817 ,866
PF6 17,8400 12,661 0,799 ,869
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
21,6000 19,475 4,41302 6
Page 104
85
Reliability: KESADARAN WAJIB PAJAK
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 100 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,705 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KWP1 3,3300 ,63652 100
KWP2 3,6800 ,81501 100
KWP3 3,6100 ,83961 100
KWP4 3,5400 ,71661 100
KWP5 3,6300 ,83672 100
Page 105
86
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KWP1 14,4600 5,806 0,210 ,740
KWP2 14,1100 4,159 0,611 ,588
KWP3 14,1800 4,169 0,578 ,603
KWP4 14,2500 4,654 0,546 ,624
KWP5 14,1600 4,762 0,381 ,693
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
17,7900 6,854 2,61810 5