Top Banner
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI SENAM LANSIA DI DESA SANTREN, DUKUH, BAYAT, KLATEN Proposal Diajukan sebagai persyaratan tugas Riset Keperawatan Oleh Vindi Putri Pratiwi NIM. 124.045 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
71

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Jul 12, 2016

Download

Documents

mifta

mini proposal komunitas s1 keperawatan stikes muhammadiyah klaten
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI SENAM LANSIA DI DESA SANTREN,

DUKUH, BAYAT, KLATEN

Proposal

Diajukan sebagai persyaratan tugas Riset Keperawatan

Oleh

Vindi Putri PratiwiNIM. 124.045

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAHKLATEN

2015

Page 2: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Riset Keperawatan

yang berjudul “ Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam

lansia di desa Santren, Dukuh, Bayat, Klaten ”.

Dalam penyusunan riset ini penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan saran

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan segala

kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Saifudin Zukhri,

S.kp.,M.Kes dan ibu Sri Handayani,SKM.,M.Kes selaku dosen Riset Keperawatan,

serta teman-teman S1 Keperawatan angkatan 2012 atas kejasama dan dukungannya.

Penulis menyadari Riset ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Namun demikian penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari semua pihak. Semoga riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Klaten, Oktober 2015

Penulis

Page 3: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

. DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5E. Keaslian Penelitian ................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN TEORI A. Lanjut Usia ............................................................................................. 9B. Kektifan ................................................................................................. 17C. Senam Lansia.......................................................................................... 19D. Kerangka Teori ....................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep ................................................................................... 22B. Hipotesis ................................................................................................. 22C. Desain Penelitian .................................................................................... 23D. Variabel Penelitian ................................................................................. 23E. Definisi Operasional ............................................................................... 24F. Populasi dan Sampel .............................................................................. 26G. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 27H. Etika Penelitian ...................................................................................... 27I. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 28J. Instrumen Penelitian ............................................................................... 29K. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................................ 30L. Pengolahan da Reliabilitas Penelitian .................................................... 32M. Jalannya Penelitian ................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 38

Page 4: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

DAFTAR SKEMA

Bagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................................. 21

Bagan 3.1 Kerangka Konsep............................................................................... 22

Page 5: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia, seorang yang karena usianya lanjut mengalami perubahan

fisik, biologis, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan

pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya.

Kesehatan lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap

dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara

produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan

aktif dalam pembangunan (UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 138).

Indikator keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya usia

harapan hidup. Usia harapan hidup yang meningkat akan menyebabkan

jumlah penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah

lansia di Indonesia padatahun 2010 tercatat 3,9% daripendudukIndonesia,

tahun 2011 meningkatmenjadi 6,7 % dan tahun 2012 menjadi 11,8%

(Amm, 2013). Badan Pusat Statistik (BPS) perkiraan lansia di Indonesia

yang berusia lebih dari 65 tahun sebanyak 7,18% pada tahun 2000 dan

diperkirakan naik menjadi 8,5% pada tahun 2020 dari jumlah penduduk

lansia di Indonesia sebanyak 28,8 juta atau 11,34 %, dan merupakan lansia

yang terbesar didunia. (Nurviyandari, 2011).

Di Jawa Tengah jumlah lansia berusia 65 tahun ke atas sekitar

2.336.115 jiwa(BPS,2011). Jumlah lansia di Klaten pada tahun 2013

Page 6: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

tercatat 3,9% dari penduduk di Klaten, tahun 2014 meningkat menjadi

14,9% atau sekitar 148.424 jiwa(Dinkes Klaten, 2014).

Peningkatan jumlah lansia mempengaruhi seluruh aspek kehidupan

termasuk kesehatan lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai

peraturan dan perundang-undangan, yang diantaranya seperti tercantum

dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana

pada pasal 138 disebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi

lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan

produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat

kemanusiaan, serta pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat

tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.

Usaha untuk meningkatkan kesehatan lansia antara lain dengan

olahraga secara teratur yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik

lansia yang semakin menurun sehingga lansia diharapkan dapat melakukan

aktifitas secara mandiri. Kurang gerak dapat menimbulkan kelesuan dan

menurunkan kualitas fisik dan dampak datangnya berbagai penyakit.

Lanjut usia tetap dapat berolahraga hingga terjadi perbaikan atau kemajuan

pada kapasitas kerja fisiknya (Nugroho, 2008).

Salah satu upaya pemerintah untuk memfasilitasi para lansia dalam

menjaga kesehatan adalah dengan mengadakan program posyandu lansia

yang salah satu kegiatannya adalah senam lansia. Senam dan aktivitas

olahraga ringan sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif

Page 7: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

atau proses penuaan. Efek minimal yang dapat diperoleh dengan

mengikuti senam lansia adalah bahwa lansia merasa berbahagia, senantiasa

bergembira, bisa tidur lebih banyak, an pikiran tetap segar (Anggriyana,

2010).

Olahraga pada usia lanjut dapat dilakukan dengan memperhatikan

tingkat kekuatan, seperti jalan cepat, bersepeda santai dan senam dapat

dilakukan secara rutin. ”Bahkan aktivitas sehari-hari seperti membersihkan

rumah, berkebun dan mencuci pakaian dengan intensitas selama 30 menit

juga baik bagi kesehatan. Penting bagi lansia untuk mengikuti senam

karena akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar,

karena senam lansia mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung

bekerja secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang

terdapat didalam tubuh. Semua jenis senam dan aktivitas olahraga ringan

sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif atau proses

penuaan (Widianti, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

Posyandu lansia desa Santren, Dukuh, Bayat, Klaten diperoleh informasi

dari kader posyandu lansia bahwa senam lansia dilakukan seminggu satu

kali setiap hari Sabtu pagi jam 08.00-09.00 WIB. Sebanyak lebih dari 60

peserta posyandu lansia yang terdaftar, tetapi rata-rata hanya 20 orang

lansia yang aktif mengikuti senam lansia di posyandu lansia Santren,

Dukuh, Bayat, Klaten.

Page 8: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Dalam wawancara dengan kader posyandu didapat keterangan

bahwa para lansia merasa belum mengetahui secara pasti manfaat dari

senam yang diadakan di posyandu lansia, kondisi fisik lansia yang sedang

sakit, lupa akan jadwal posyandu lansia dan jarak tempat tinggal ke tempat

posyandu lansia.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan maka peneliti tertarik

untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

keaktifan lansia mengikuti senam lansia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah

sebagai berikut: “faktor-faktor yang mempengaruhikeaktifan lansia

mengikuti senam lansia ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhikeaktifan lansia

mengikuti senam lansia.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis pengaruh pengetahuan lansia tentang senam lansia

terhadap keaktifan lansia mengikuti senam lansia.

b. Menganalisis kondisi fisik lansia yang sedang sakit terhadap

keaktifan lansia mengikuti senam lansia.

Page 9: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

c. Menganalisis kesadaran lansia akan jadwal posyandu terhadap

keaktifan lansia mengikuti senam lansia.

d. Menganalisis jarak antara tempat tinggal dengan tempat posyandu

terhadap keaktifan lansia mengikuti senam lansia.

e. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhikeaktifan lansia

mengikuti senam lansia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai referensi dalam upaya

pengembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan pelayanan

kesehatan lansia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Lanjut Usia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong lansia untuk aktif

berkunjung ke posyandu lansia karena akan mendapatkan informasi

kesehatan dan pengetahuan tentang manfaat dari posyandu lansia

dengan memanfaatkan keberadaan posyandu lansia dengan baik,

karena kegiatan Posyandu Lansia dapat membantu para lansia

dalam upaya meningkatkan kesehatan.

Page 10: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

b. Bagi Posyandu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

bagi posyandu lansia sehingga lebih mengefektifkan faktor-faktor

yang mempengaruhikeaktifan lansia mengikuti senam lansia.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Memberi wacana terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

keaktifan lansia mengikuti senam lansia.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan penelitian

ini diantaranya sebagai berikut :

1. Aditya D (2014) meneliti tentang “Hubungan Persepsi Kesehatan dan

Dukungan Lansia dengan Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Posyandu

Lansia di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo”.

Penelitian ini menggunakan Observasional dengan rancangan Cross

Sectional. Populasi dalam penelitian adalah lansia di Desa Pucangan

sebanyak 556, dan sampel sebanyak 85 diambil dengan teknik Propotional

Random Sampling. Uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan

tingkat signifikan (∝=0,05). Hasil penelitian menunjukkan hubungan

persepsi kesehatan dengan keaktifan lansia mengikuti posyandu lansia, ada

hubungan dukungan sosial dengan keaktifan lansia mengikuti posyandu

lansia. Disarankan pada posyandu lansia untuk lebih aktif dalam mengikuti

kegiatan dan pelayanan di posyandu lansia.

Page 11: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Perbedaan penelitian ini terletak pada metode penelitian dan variabel

bebas yaitu persepsi kesehatan dan dukungan lansia.

2. Nisa N (2014) meneliti tentang “ Hubungan Dukungan Keluarga dan

Peran Kader dengan Keaktifan Lanjut Usia dalam Mengikuti Kegiatan di

Posyanu Desa Pucangan Kartasura”. Penelitian ini menggunakan

deskriptif korelasionaldengan rancangan cross sectional. Populasi lansia di

desa Pucangan Kartasurasebanyak 393 orang, diambil sampel sebanyak 80

orang yang berasal dari 7Posyandu dengan teknik multistage sampling.

Variabel independen berupadukungan keluarga dan peran kader sedangkan

variabel dependen keaktifanlansia, instrumen yang digunakan dengan

kuesioner. Teknik analisis data dengananalisis Chi-Square (X2). Hasil

penelitian menunjukkan sebagian besar lanjut usiamempunyai dukungan

keluarga baik, mereka merasa peran kader baik, sebagianbesar aktif

mengikuti posyandu, dan ada hubungan yang signifikan antara perankader

dan dukungan keluarga dengan keaktifan lanjut usia dalam

mengikutikegiatan di Posyandu Lansia Desa Pucangan Kartasura.

Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel, metode penelitian dan

instrumen penelitian.

3. Wahono (2010) meneliti tentang “ Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia di Gantungan Makam Haji

Sukoharjo “. Penelitia ini adalah penelitian kuantitatif dengan analitik

observasional dan menggunakan pendekatan cross sectional dengan

menggunakan teknik sampling yaitu Simple Random Sampling. Hasil

Page 12: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

penelitian ini adalah ada pengaruh dukungan sosial, sikap lansia dan peran

kader dengan pemanfaatan posyandu lansia.

Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel dan metode penelitian.

Page 13: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

1. Lanjut Usia

a. Pengertian

Menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1965 pasal 1 seseorang

dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah

yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai

atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan

hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain

(Nugroho, 2008).

b. Klasifikasi Lansia menurut Azizah (2011)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut

usia berdasarkan usia kronologis/biologis menjadi 4 kelompok

yaitu:

1) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45-59 tahun

2) Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun

3) Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro lanjut usia dikelompokkan

menjadi:

Page 14: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

1) Usia dewasa muda (elderly adulhood) antara 18 atau 25-29

tahun

2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas antara 25-

60 tahun atau 65 tahun

3) Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun

a) Young old antara 70-75 tahun

b) Old antara 75-80 tahun

c) Very old lebih dari 80 tahun

c. Proses Menua

Proses menua merupakan proses yang terus menerus secara

alamiah, dimulai sejak lahir dan pada umumnya dialami pada

semua orang. Menjadi tua merupakan proses seseorang memulai

tiga tahap perubahan dalam kehidupan, yaitu anak, dewasa dan

tua. Tiga tahap perubahan ini yaitu perubahan secara biologis,

maupun psikologis (Nugroho, 2008). Memasuki usia tua berarti

mengalami kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang

mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran

mulai kurang jelas, mata kabur, gerakan lambat dan figur tubuh

yang tidak proporsional.

Nugroho (2008) menjelaskan tahap teori-teori penuaan yaitu:

1) Teori sosiologis

a) Teori interaksi sosial

Page 15: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia

bertindak pada situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal

yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk

terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci

mempertahankan status sosialnya berdasarkan

kemampuannya bersosialisasi.

Pokok-pokok social exchange theory antara lain :

(1) Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupaya

mencapai tujuannya masing-masing.

(2) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang

memerlukan biaya dan waktu.

(3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai,

seorang aktor mengeluarkan biaya.

b) Teori aktivitas atau kegiatan

(1) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah

kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan

bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang

aktif dan banyak ikut-serta dalam kegiatan sosial.

(2) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat

melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas

tersebut selama mungkin.

(3) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara

hidup lanjut usia.

Page 16: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

(4) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan

individu agar tetap stabil dari usia pertengahan

sampai lanjut usia.

c) Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah

pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan teori

yang disebutkan sebelumnya. Teori ini menyatakan

bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut usia

sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang

dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya

kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia.

Dengan demikian, pengalaman hidup seseorang pada

suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia

menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup,

perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah,

walaupun ia telah lanjut usia.

d) Teori pembebasan / penarikan diri (disangagement

theory)

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau

hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu

dengan individu lainnya.

Page 17: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

d. Menurut teori yang dikemukakan oleh Azizah (2011) disebutkan

bahwa lanjut usia mengalami perubahan-perubahan yaitu :

1) Perubahan fisik

1) Sistem Indra

Perubahan sistem penglihatan pada lansia erat kaitannya

dengan presbiopi. Lensa kehilangan elastisitas dan kaku,

ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak

jauh atau dekat berkurang.

Sistem pendengaran, presbiakusis (gangguan pada

pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan (daya)

pendengaran pada telinga dalam.

Sistem integumen pada lansia kulit akan kekurangan

cairan sehingga menjadi tipis dan berbecak. Kekeringan

kulit disebabkan atrofi glandula sebasea dan glandula

sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit

dikenal dengan liver spot.

2) Sistem Musculoskeletal

Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh

(osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian membesar

dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon

mengerut, dan mengalami sklerosis.

3) Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi

Page 18: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami

hipertrofi dan kemampuan peregangan jantung berkurang

karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan

lipofusin dan klasifikasi SA node dan jaringan konduksi

berubah menjadi jaringan ikat.

Otot – otot pernapasan kekuatannya menurun dan kaku,

elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat

sehingga menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan

jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta

terjadi penyempitan pada bronkus.

4) Pencernaan dan Metabolisme

Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti

penurunan produksi sebagai kemunduran fungsi yang

nyata. Kesehatan gigi yang buruk, indera pengecap

menurun terutama rasa asin,asam dan pahit. Pada

lambung rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

Peristaltik melemah dan biasanya timbul konstipasi.

Fungsi absobsi melemah, liver (hati) makin mengecil dan

menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran

darah.

5) Sistem Perkemihan

Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang

signifikan, seperti laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi

Page 19: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

oleh ginjal. Hal ini akan memberikan efek dalam

pemberian obat pada lansia, lansia akan kehilangan

kemampuan untuk mengekskresi obat atau produk

metabolisme obat. Pola berkemih tidak normal, seperti

banyak berkemih di malam hari, hal ini menunjukkan

bahwa inkontinensia urine meningkat (Ebersole and

Hess, 2001).

6) Sistem Saraf

Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensori dan

respon motorik pada susunan saraf pusat dan penurunan

reseptor proprioseptif, hal ini terjadi karena susunan

saraf pusat pada lansia mengalami perubahan morfologis

dan biokimia, perubahan tersebut mengakibatkan

penurunan fungsi kognitif. Hal ini dapat dicegah dengan

pemberian latihan koordinasi dan keseimbangan serta

latihan untuk menjaga mobilitas dan postur (Surini &

Utomo, 2003).

2) Perubahan Kognitif

Menurut Stanley dan Beare (2007), hasil pemeriksaan

psikometri fungsi kognitif pada lansia menunjukkan keadaan

berikut :

1) Adanya korelasi yang kuat antara tingkat kinerja

intelektual dengan tingkat survival lansia.

Page 20: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

2) Fungsi kognitif menunjukkan sedikit atau tidak ada

penurunan sampai usia sangat lanjut.

3) Penyakit dan proses penuaan patologis mengurangi fungsi

kognitif. Kemampuan intelektual dan harapan hidup

menunjukkan korelasi yang positif.

4) Dengan bertambahnya usia, didapatkan penurunan

berlanjut dalam kecepatan belajar, memproses informasi

baru, dan bereaksi terhadap stimulus sederhana atau

kompleks.

Faktor yang mempengaruhi perubahan kognitif

meliputi perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat

pendidikan, keturunan dan lingkungan (Nugroho, 2000).

3) Perubahan Spiritual

Spiritualitas pada lansia bersifat universal, intrinsik dan

merupakan proses individual yang berkembang sepanjang

rentang kehidupan. Karena aliran siklus kehilangan terdapat

pada kehidupan lansia, keseimbangan hidup tersebut

dipertahankan sebagian oleh efek positif harapan dari

kehilangan tersebut. Lansia yang telah mempelajari cara

menghadapi perubahan hidup melalui mekanisme keimanan

akhirnya dihadapkan pada tantangan akhir yaitu kematian.

Harapan memungkinkan individu dengan keimanan spiritual

Page 21: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

atau religius untuk bersiap menghadapi krisis kehilangan

dalam hidup sampai kematian.

4) Perubahan Psikososial

Perubahan psikososial yang dialami oleh lansia yaitu

pensiun, tujuan ideal pensiun adalah agar pada lansia dapat

menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam

kenyataannya sering dirasakan sebaliknya, karena pensiun

sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan,

jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah

orang memasuki masa pensiun lebih tergantung

kepribadiannya. Dalam kenyataan ada yang dapat menerima,

ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang memiliki

jaminan hari tua, tetapi ada juga yang seolah-olah terpaksa

menerima (pasrah) terhadap pensiun.

2. Keaktifan

Keaktifan adalah suatu kesibukan yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperoleh sesuatu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam

mengikuti kegiatan Posyandu lansia adalah :

a. Pengetahuan lansia tentang manfaat Posyandu lansia

Pengetahuan yang rendah tentang manfaat Posyandu lansia dapat

menjadi kendala bagi lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu

lansia. Pengetahuan yang salah tentang tujuan dan manfaat

Page 22: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Posyandu dapat menimbulkan salah persepsi yang akhirnya

kunjungan ke Posyandu rendah (Purnama, 2010).

b. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau

kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu. Keluarga

bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan

diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke Posyandu,

mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu, dan berusaha

membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia (Erfandi,

2008). Efek dari dukungan keluarga yang adekuat terhadap

kesehatan dan kesejahteraan terbukti dapat menurunkan mortalitas,

mempercepat penyembuhan dari sakit, meningkatkan kesehatan

kognitif, fisik dan emosi, disamping itu pengaruh positif dari

dukungan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian

dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan stress (Setiadi,

2008).

c. Motivasi Lansia

Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak,

motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan

situasi yang dihadapinya (Nursalam, 2008).

d. Kondisi Fisik lansia

Mengingat kondisi fisik yang lemah sehingga mereka tidak dapat

leluasa menggunakan berbagai sarana dan prasarana, maka upaya

Page 23: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

pemantapan pelayanan kesehan adalah menyediakan sarana dan

fasilitas khusus bagi lansia. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah lansia melakukan aktivitasnya dengan melibatkan

peran serta masyarakat dan sebagainya (Notoadmodjo, 2007).

3. Senam lansia

a. Pengertian

Senam dalam bahasa inggris disebut “gymnastic” yang berasal

dari bahasa Yunani yaitu gymnosyang berarti berpakaian minim.

Senam adalah bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis

dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

untuk mencapai tujuan tertentu, seperti daya tahan, kekuatan,

kelenturan, dan koordinasi (Muhajir, 2007).

b. Manfaat Olahraga Bagi Lansia

Manfaat senam lansia dapat dirasakan secara fisiologis, psikologis,

dan sosial menurut Maryam (2008), yaitu :

1) Manfaat fisiologis

a) Dampak langsung dapat membantu seperti, mengatur

kadar gula darah, merangsang adrenalin dan nonadrenalin,

peningkatan kualitas dan kuantitas tidur.

b) Dampak jangka panjang, kekuatan otot rangka, kelenturan,

keseimbangan dan koordinasi gerak sehingga dapat

mencegah terjadinya jatuh, dan kelincahan gerak.

2) Manfaat psikologis

Page 24: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

a) Dampak langsung dapat membantu, memberi perasaan

santai, mengurangi ketegangan dan kecemasan,

meningkatkan perasaan senang.

b) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan kesegaran

jasmani dan rohani secara utuh, kesehatan jiwa, fungsi

kognitif, penampilan dan fungsi motorik.

3) Manfaat sosial

a) Dampak langsung dapat membantu, pemberdayaan lansia

dan peningkatan integritas sosial dan kultur.

b) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan,

keterpaduan, hubungan kesetiakawanan sosial, jaringan

kerjasama sosial budaya, pertahanan peran dan

pembentukan peran baru dan kegiatan antar generasi.

Page 25: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Nugroho (2008), Azizah (2011), Maryam (2008)

Lansia Proses Menua

Keaktifan

Pengetahuan Kesadaran Lansia Jarak Kondisi Fisik

Perubahan Fisik

Proses Menua

Perubahan kognitif

Proses Menua

Perubahan Spiritual

Perubahan Psikososial

Indra Tulang Kelelahan

Page 26: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

B. Hipotesis

Notoatmodjo (2012) mendefinisikan hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

Variabel Penganggu

Variabel Bebas Variabel Terikat

Keaktifan mengikuti senam

1. Pengetahuan2. Kesadaran3. Jarak tempat pelayanan

kesehatan4. Kondisi fisik

a. Sikapb. Emosic. Kepribadiand. Perubahan Psikologis

Page 27: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

1. Ha : Ada faktor- faktor pengetahuan, kondisi fisik, kesadaran dan jarak

yang mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam lansia.

2. Ho : Tidak ada faktor- faktor pengetahuan, kondisi fisik, kesadaran dan

jarak yang mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam lansia.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian survei yang sifatnya

deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian cross sectional

merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor risiko dengan efek, cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), artinya

tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran

dilakukan terhadap status karakter atau subjek pada saat pemeriksaan.

Tidak berarti bahwa semua subjek penellitian diamati pada waktu yang

sama (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam lansia di di posyandu

lansia Santren, Dukuh, Bayat, Klaten dengan sekali waktu.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu sifat atau nilai dari orang, obyek dan kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Variabel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 28: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

1. Variabel Bebas (independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini pengetahuan, kondisi fisik,

kesadaran dan jarak.

2. Variabel Terikat (dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keaktifan mengikuti senam

lansia.

3. Variabel Pengganggu atau perancu (confounding)

Variabel luar dari penelitian

a. Sikap tidak dikendalikan

b. Emosi tidak di kendalikan

c. Kepribadian tidak di kendalikan

d. Perubahan psikologis tidak di kendalikan

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dibuat untuk mengarahkan kepada pengukuran

atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrument (Notoatmodjo, 2012). Adapun definisi

operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 29: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Tabel 3. 1. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang

diteliti

Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Keaktifan lansia

dalam

mengikuti

senam lansia

Keaktifan

mengikuti

senam adalah

mengikuti

senam sesuai

jadwal.

Kuesioner

dengan skala

Likert

1. Tinggi, bila 67-100%

2. Sedang, bila 34-66%

3. Rendah, bila 0-33%

Ordinal

Pengetahuan Informasi

tentang senam

lansia yang

diperoleh

responden

Kuesioner

dengan skala

Guttman

(Sugiyono,

2010)

1. Baik, bila 76-100%

2. Sedang, bila 56-75%

3. Kurang, bila <55%

Ordinal

Kondisi fisik Keluhan fisik

yang dapat

mengganggu

kunjungan

lansia

Kuesioner

(Sugiyono,

2010)

1. Baik, bila 76-100%

2. Sedang, bila 56-75%

3. Kurang, bila <55%

Ordinal

Kesadaran kemauan dari

lansia untuk

mengikuti

senam lansia

Kuesioner

dengan skala

Likert

1. Baik, bila 76-100%

2. Sedang, bila 56-75%

3. Kurang, bila <55%

Ordinal

Jarak Jarak rumah

lansia dengan

lokasi

dilaksanakannya

senam lansia

Kuesioner

(Sugiyono,

2010)

1. Dekat, bila 0-50 meter

2. Sedang, bila 51-100%

3. Jauh, bila >100 meter

Ordinal

Page 30: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

F. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua lansia di desa Santren, Dukuh, Bayat, Klaten yang berjumlah 60

orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling, yang

dimaksud dengan Total Sampling adalah penentuan sampel apabila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007).

Alasan mengambil Total Sampling karena menurut sugiyono (2007)

jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan

sampel penelitian semuanya. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel

yaitu semua lansia yang di Desa Santren, Dukuh, Bayat, Klaten yang

berjumlah 60 orang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu yang tinggal

bersama anggota keluarga.

Tekhik Pemilihan sampel memggunakan porposive sampling

didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

Page 31: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

a. Kriteria inklusi (subjek yang diikutkan dalam penelitian) meliputi:

1) Terdaftar sebagai anggota Posyandu lansia minimal selama

satu tahun

2) Mengikuti Posyandu 1 tahun terakhir

3) Bersedia menjadi responden

4) Responden kooperatif, bisa berbicara dan mendengar

5) Tinggal dengan keluarga

b. Kriteria eksklusi (subjek yang tidak diikutkan dalam penelitian)

meliputi:

1) Responden yang mengalami sakit di rumah sakit

2) Responden yang sedang keluar kota dalam jangka waktu yang

lama

3) Responden yang mengalami pikun.

G. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di desa Santren, Dukuh, Bayat, Klaten

pada bulan Januari - Agustus 2016.

H. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian yang harus

diperhatikan antara lain :

1. Persetujuan (Informed Consent)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

peneliti dengan memberikan lembar persetujuan.

Page 32: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

2. Tanpa nama (Anominity)

Masalah etika adalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang disyahkan. Pada penelitian ini pengisian kuesioner nama

responden hanya diberi inisial.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan pada hasil riset. Pada penelitian ini kuesioner yang

dibagikan kepada responden dijamin kerahasiaannya.

I. Metode Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data kuantitatif, menyebarkan kemudian

mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden. Data kuantitatif

adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diubah dalam

bentuk angka atau scoring (Sugiyono, 2010). Pelaksanaan pengumpulan

data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Lansia diundang khusus untuk menjadi calon responden.

Page 33: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

2. Memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian kepada

responden yang telah memenuhi kriteria penelitian.

3. Responden yang bersedia untuk dijadikan responden penelitian

diminta untuk mengisi informed consent.

4. Responden diminta untuk mengisi kuesioner selama kurang lebih 60

menit. Pada saat penelitian apabila ada lansia yang tidak dapat

membaca maka peneliti dan asisten peneliti membacakan kuesioner

responden yang tidak faham atau bingung.

5. Semua kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan

kembali.

J. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Daftar

pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup yaitu responden tinggal

memberi tanda check mark (√ ) terhadap alternatif jawaban yang dipilih.

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah kuesioner yang terdiri dari :

1. Kuesioner Keaktifan dan kesadaran menggunakan skala Likert

(Sugiyono, 2010) . Kuesioner ini terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju

(STS). Pertanyaan dibuat dua tipe yaitu favourable dan unfavourable

terhadap objek. Metode ini penilaiannya adalah :

a. Sifar favourable merupakan sifat positif dari pertanyaan, alternatif

jawaban yang diberikan adalah : Sangat Setuju (SS) bernilai 4,

Page 34: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Setuju (S) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, Sangat Tidak

Setuju (STS) bernilai 1.

b. Sifat unfavourable merupakan sifat negatif dari pertanyaan,

alternatif jawaban yang diberikan adalah : Sangat Setuju (SS)

bernilai 1, Setuju (S) bernilai 2, Tidak Setuju (TS) bernilai 3,

Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 4.

2. Kuesioner Faktor pengetahuan dan kondisi fisik menggunakan skala

Guttman (Sugiyono, 2010). Pertanyaan dibuat dua tipe yaitu

Favourable dan unfavourable terhadap objek.

a. Sifat favourable merupakan sifat positif dari pertanyaan, anternatif

jawaban yang diberikan adalah : Benar (B) bernilai 1 dan Salah (S)

bernilai 0.

b. Sifat unfavourable merupakan sifat negatif dari pertanyaan,

anternatif jawaban yang diberikan adalah : Salah (S) bernilai 1 dan

Benar (B) bernilai 0.

K. Validitas dan Reliabilitas Penelitian

1. Mengukur Validitas

Valliditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrument (kuesioner), (Nursalam,

2008). Validitas diuji dengan menggunakan korelasi product moment

dari pearson dengan rumus:

r xy=N (∑ xy )−(∑ x ) (∑ y )

√( N ∑ x2−(∑ x ) ² ) (N ∑ y ²−(∑ y ) ² )

Page 35: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Keterangan : r : kuesioner korelasi setiap item dengan skor total

X : skor pertanyaan

Y : skor total

N : Jumlah responden

xy : skor pertanyaan dikali skor total

Untuk mengetahui apakah perbedaan itu signifikan atau tidak,

maka harga r hitung tersebut perlu dibandingkan dengan harga r table.

Bila r hitung lebih besar dengan r table, maka perbedaan itu

dinyatakan signifikan sehingga instrument dinyatakan valid.

2. Mengukur Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrument yang cukup dan dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrument tersebut sudah baik (Nursalam, 2008). Peneliti mengukur

reliabilitas keaktifan mengikuti senam dengan menggunakan rumus

Spermen Brown :

r i=2. rb

1+rb

Keterangan:

r i = Koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = Korelasi Product Moment antara belahan

Kriteria Indeks Reliabilitas :

a) 0,800 – 1,000 : sangat tinggi

b) 0,600 – 0,799 : tinggi

Page 36: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

c) 0,400 – 0,599 : cukup tinggi

d) 0,200 – 0,399 : rendah

e) 0,000 – 0,199 : sangat rendah

L. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah secara

komputerisasi dan disajikan dalam bentuk tabel dan dipresentasikan

dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1. Pengolahan Data

Notoatmojo (2010) dalam proses pengolahan data terdapat

langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

a. Editing

Memeriksa data yang sudah terkumpul untuk meneliti

kelengkapan jawaban responden dengan kuesioner yang diberikan

yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesesuaian antara

semua pertanyaan yang diberikan dengan jawaban.

b. Coding

Memberikan kode angka pada awal penelitian untuk

memudahkan dalam analisa data.

c. Tabulating

Tabulating yaitu menyusun dan menghitung data hasil coding

untuk disajikan dalam bentuk tabel kemudian di analisis.

d. Entry Data

Page 37: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Entry data yaitu memasukkan data yang diperoleh dengan

menggunakan komputer menggunakan program komputerisasi.

2. Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diintrepretasikan. Analisa data dilakukan

dengan menggunakan SPSS, dengan langkah-langkah analisa data yang

akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Analisa Univariat

Menganalisa tiap-tiap variabel yang ada secara deskriptif dengan

menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisa secara

univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

Variabel frekuensi adalah keaktifan mengikuti senam lansia. Data

akan dianalisa menggunakan distribusi frekuensi, dengan rumus:

P = FN

×100 %

Tabel 3.2 Analisis Univariat

Variabel Skala Data Keaktifan Analisis

Pengetahuan Kategorik Keaktifan Chi squareKondisi fisik Kategorik Keaktifan Chi squareKesadaran Kategorik Keaktifan Chi squareJarak tempat pelayanan Kategorik Keaktifan Chi squareKeaktifan senam Kategorik Keaktifan Chi square

Page 38: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

b. Analisa Bivariat

Analisa yang dilakukan untuk mengeetahui hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat. Analisa dalam penelitian ini

menggunakan uji statistic non parameter teknik analisa bivariat

dengan uji Chi Square (X2) Rumus Chi Square:

X2=∑❑

¿¿¿

Keterangan :

X2 = nilai chi kuadrat

0 = nilai observasi

E= nilai expektasi/harapan

Dengan kententuan bahwa jika harga Chi Square rhitung lebih

kecil dari rtabel (rhitung < rtabel ) dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05,

maka tidak ada hubungan yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha

ditolak, sedangkan apabila rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel

(xhitung ≥ xtabel), maka hubungannya signifikan yang berarti bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima.

c. Multivariat

Analisis regresi logistik digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara variabel respon yang berupa data dikotomik/biner dengan

variabel bebas yang berupa data berskala interval dan atau kategorik.

Langkah-langkah analisis data di lakukan secara bertahap yaitu

1) Menyeleksi variabel yang akan di masukan dalam analisis

multivariat. Variabel yang di masukan dalam analisis multivariat

Page 39: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p <

0,25

2) Melakukan analisis multivariat. Analisis multivariat baik regresi

logistik maupun regresi linier.

Metode yang di pakai dalam analisis multivariat ini

menggunakan metode enter. Metode enter dapat di lakukan secara

manual, tidak otomatis.

M. Jalannya Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan meliputi beberapa tahap yaitu sebagai

berikut:

1. Tahap persiapan

Mengidentifikasi fenomena dan menentukan topik penelitian.

Peneliti selanjutnya mengajukan judul ke dosen pembimbing,

selanjutnya permohonan ijin studi pendahuluan dari kampus STIKES

Muhammadiyah Klaten, surat ijin tersebut ditujukan kepada kepala

desa Dukuh, Bayat, Klaten untuk melakukan studi pendahuluan dan

menjadikan lokasi penelitian. Peneliti melakukan penyusunan

proposal dan instrument penelitian. Instrumen penelitian yang telah

dibuat kemudian diuji coba pada responden diluar sampel penelitian

dengan karakteristik yang hampir sama dengan responden yang akan

diteliti.

2. Tahap Pelaksanaan

Page 40: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Pada awal penelitian, peneliti mencari asisten peneliti untuk

membantu peneliti dalam mendampingi responden mengisi kuesioner

yang kurang paham dari setiap item pertanyaan yang diajukan.

Adapun kriteria asisten yang telah ditetapkan oleh peneliti adalah

asisten penelitian yang ber jumlah 1 orang yang dipilih dari

mahasiswa semester enam atau tingkat tiga. Asisten diberi penjelasan

tentang maksud dan tujuan penelitian serta prosedur yang akan

dilaksanakan. Sosialisasi ini bertujuan untuk menyamakan persepsi

antara peneliti dengan asisten penelitian. Selama penelitian, tugas

asisten penelitian yaitu membantu peneliti dalam membagikan lembar

informed consent, kuesioner keaktifan senam lansia, dan tidak

melakukan penilaian kuesioner, penilaian tetap dilakukan peneliti

sendiri. Untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen,

sebelum kuesioner pengetahuan dijadikan sebagai alat ukur

pengumpulan data terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas dan

reliabilitas. Uji coba instrumen ini akan dilaksanakan di wilayah desa

Santren, Dukuh, Bayat, Klaten sebanyak 20 responden. Hasil uji

instrumen akan dianalisis dan apabila terdapat item pertanyaan yang

tidak valid, pertanyaan tersebut akan dihapus. Peneliti melakukan

sosialisasi ke tempat penelitian yaitu di desa Santren, Dukuh, Bayat,

Klaten dan setiap responden akan dijelaskan tentang tujuan, manfaat

dan prosedur pelaksanaan penelitian secara door to door yang di bantu

bidan desa dan mengikuti posyandu lansia, setelah itu peneliti dibantu

Page 41: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

asisten penelitian memberikan surat permohonan dan persetujuan

menjadi responden atau informed consent. Tahap selanjutnya adalah

menentukan responden penelitian. Kemudian peneliti dibantu asisten

penelitian untuk membagikan kuesioner keaktifan senam lansia dan

pengetahuan, kesadaran, kondisi fisik dan jarak pelayanan.

Selanjutnya data yang sudah didapatkan kemudian akan dianalisa

untuk menghasilkan suatu kesimpulan.

3. Tahap akhir

Tahap akhir penelitian yaitu pembuatan laporan. Pembuatan

laporan dilakukan dengan cara mengolah data dan menganalisis data

yang sudah didapat terlebih dahulu, setelah semua data terkumpul dan

sudah dilakukan perhitungan kemudian peneliti mengerjakan

penyelesaian atau pembahasan dari hasil penelitian. Langkah terakhir

dalam tahap ini yaitu presentasi dan pengumpulan laporan.

Page 42: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

. DAFTAR PUSTAKA

Aditya, D. 2014. Hubungan Persepsi Kesehatan dan Dukungan Lansia

dengan Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Posyandu Lansia di

Desa Pucangan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta.

Graha Ilmu.

Kusumaningrum, F. 2014. Faktor Internal yang Berhubungan dengan

Keaktifan Lansia Berkunjung ke Posyandu Lansia Desa Mayungan

Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Maryam et.al. 2008. Mengenal Lanjut Usia dan Perawatannya. Salemba

Medika. Jakarta.

Nisa, N. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dan Peran Kader dengan

Keaktifan Lanjut Usia dalam Mengikuti Kegiatan di Posyanu Desa

Pucangan Kartasura. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Nugroho, W. 2008. Gerontik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta. EGC.

Page 43: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Wahono. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan

Posyandu Lansia di Gantungan Makam Haji Sukoharjo. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Widyaningsih, R. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Motivasi Lansia dalam Mengikuti Senam Lansia di Dukuh

dlanggon, Blanceran, Karanganom, Klaten. Skripsi. STIKES

Muhammadiyah Klaten.

Page 44: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI SENAM LANSIA DI

DESA SANTREN, DUKUH, BAYAT, KLATEN

A. Petunjuk

1. Bacalah petunjuk dalam mengisi dan menjawab kuesioner

2. Isilah identitas anda pada kuesioner identitas

3. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat

4. Beri tanda cek ( √ )

B. Identitas Responden

1. No. Responden :

2. Umur : tahun

3. Jenis kelamin : ( ) laki-laki

( ) perempuan

4. Status tinggal : ( ) dengan keluarga

( ) tinggal sendiri

5. Jarak rumah ke lokasi senam lansia : ( ) > 100 meter

( ) 51 – 100 meter

( ) 0 – 100 meter

Page 45: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

No KeaktifanSangat Setuju

SetujuTidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

1 Saya mengikuti senam lansia karena keinginan saya sendiri

2 Saya mengikuti senam lansia agar tubuh saya menjadi lebih bugar dan tidak cepat lelah

3 Saya mengetahui senam lansia banyak manfaatnya tetapi saya tidak melakukannya

4 Saya mengikuti senam lansia karena meniru orang lain

5 Saya sering melihat tetangga saya mengikuti senam lansia, tetapi saya sama sekali tidak tertarik untuk mengikutinya

6 Saya mengikuti senam lansia karena dianjurkan oleh tenaga kesehatan (perawat/dokter/bidan)

7 Saya mengikuti senam lansia agar mendapat pujian dari orang lain

8 Saya mengikuti senam lansia karena dipaksa oleh anggota keluarga

9 Saya berusaha aktif selalu mengikuti senam lansia setiap minggunya

10 Saya melakukan setiap gerakan senam dengan sungguh- sungguh

KesadaranSangat Setuju

SetujuTidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

11 Seharusnya saya mengikuti senam lansia setiap minggunya

12 Senam lansia sangat penting untuk kesehatan saya

Page 46: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

13 Senam lansia sangat bermanfaat dan tidak mengganggu pekerjaan saya

14 Saya tidak mendukung kegiatan senam lansia karena mengganggu pekerjaan saya

15 Walaupun saya sibuk, saya tetap akan menyempatkan untuk mengikuti senam lansia

16 Saya tidak perlu mengikuti senam lansia karena tubuh saya masih sehat

17 Senam lansia tidak terlalu penting karena saya hidup sehat

18 Saya lebih senang mengikuti senam lansia daripada olahraga lain

19 Walaupun saya sakit, saya akan tetap mengikuti senam lansia

20 Saya hanya akan mengikuti senam lansia jika dalam keadaan sehat saja

Pengetahuan Benar Salah21 Senam lansia merupakan olahraga yang

ringan dan mudah dilakukan22 Senam lansia dapat meningkatkan

kesegaran jasmani23 Senam lansia dapat meningkatkan

kualitas dan kuantitas tidur24 Senam lansia tidak dapat menurunkan

ketegangan dan kecemasan25 Senam lansia dapat meningkatkan

perasaan senang26 Senam lansia tidak mempunyai manfaat

apapun27 Senam lansia dapat dilakukan setiap

hari di waktu senggang28 Mengikuti senam lansia dapat

meningkatkan hubungan kesetiakawanan

Page 47: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia

Kondisi Fisik Benar Salah29 Saya merasa mudah lelah apabila

mengikuti senam lansia30 Bagian tubuh saya ada yang sakit

setelah mengikuti senam lansia31 Bagian tubuh saya merasa sakit pada

saat mengikuti senam lansia32 Saya merasa kesulitan untuk menuju

tempat pelayanan senam lansia33 Penglihatan saya sudah menurun

sehingga saya kesulitan menuju tempat pelayanan senam lansia

34 Pendengaran saya sudah menurun sehingga saya kesulitan untuk mendengar instruksi dari kader senam

35 Saya merasa kelebihan berat badan sehingga kesulitan untuk melakukan senam lansia