FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI SENAM LANSIA DI DESA SANTREN, DUKUH, BAYAT, KLATEN Proposal Diajukan sebagai persyaratan tugas Riset Keperawatan Oleh Vindi Putri Pratiwi NIM. 124.045 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
71
Embed
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Lansia
mini proposal komunitas s1 keperawatan stikes muhammadiyah klaten
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI SENAM LANSIA DI DESA SANTREN,
DUKUH, BAYAT, KLATEN
Proposal
Diajukan sebagai persyaratan tugas Riset Keperawatan
Oleh
Vindi Putri PratiwiNIM. 124.045
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAHKLATEN
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Riset Keperawatan
yang berjudul “ Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam
lansia di desa Santren, Dukuh, Bayat, Klaten ”.
Dalam penyusunan riset ini penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan saran
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan segala
kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Saifudin Zukhri,
S.kp.,M.Kes dan ibu Sri Handayani,SKM.,M.Kes selaku dosen Riset Keperawatan,
serta teman-teman S1 Keperawatan angkatan 2012 atas kejasama dan dukungannya.
Penulis menyadari Riset ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Namun demikian penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak. Semoga riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Klaten, Oktober 2015
Penulis
. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5E. Keaslian Penelitian ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN TEORI A. Lanjut Usia ............................................................................................. 9B. Kektifan ................................................................................................. 17C. Senam Lansia.......................................................................................... 19D. Kerangka Teori ....................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep ................................................................................... 22B. Hipotesis ................................................................................................. 22C. Desain Penelitian .................................................................................... 23D. Variabel Penelitian ................................................................................. 23E. Definisi Operasional ............................................................................... 24F. Populasi dan Sampel .............................................................................. 26G. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 27H. Etika Penelitian ...................................................................................... 27I. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 28J. Instrumen Penelitian ............................................................................... 29K. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................................ 30L. Pengolahan da Reliabilitas Penelitian .................................................... 32M. Jalannya Penelitian ................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 38
DAFTAR SKEMA
Bagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................................. 21
sehingga menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan
jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta
terjadi penyempitan pada bronkus.
4) Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti
penurunan produksi sebagai kemunduran fungsi yang
nyata. Kesehatan gigi yang buruk, indera pengecap
menurun terutama rasa asin,asam dan pahit. Pada
lambung rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
Peristaltik melemah dan biasanya timbul konstipasi.
Fungsi absobsi melemah, liver (hati) makin mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran
darah.
5) Sistem Perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang
signifikan, seperti laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi
oleh ginjal. Hal ini akan memberikan efek dalam
pemberian obat pada lansia, lansia akan kehilangan
kemampuan untuk mengekskresi obat atau produk
metabolisme obat. Pola berkemih tidak normal, seperti
banyak berkemih di malam hari, hal ini menunjukkan
bahwa inkontinensia urine meningkat (Ebersole and
Hess, 2001).
6) Sistem Saraf
Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensori dan
respon motorik pada susunan saraf pusat dan penurunan
reseptor proprioseptif, hal ini terjadi karena susunan
saraf pusat pada lansia mengalami perubahan morfologis
dan biokimia, perubahan tersebut mengakibatkan
penurunan fungsi kognitif. Hal ini dapat dicegah dengan
pemberian latihan koordinasi dan keseimbangan serta
latihan untuk menjaga mobilitas dan postur (Surini &
Utomo, 2003).
2) Perubahan Kognitif
Menurut Stanley dan Beare (2007), hasil pemeriksaan
psikometri fungsi kognitif pada lansia menunjukkan keadaan
berikut :
1) Adanya korelasi yang kuat antara tingkat kinerja
intelektual dengan tingkat survival lansia.
2) Fungsi kognitif menunjukkan sedikit atau tidak ada
penurunan sampai usia sangat lanjut.
3) Penyakit dan proses penuaan patologis mengurangi fungsi
kognitif. Kemampuan intelektual dan harapan hidup
menunjukkan korelasi yang positif.
4) Dengan bertambahnya usia, didapatkan penurunan
berlanjut dalam kecepatan belajar, memproses informasi
baru, dan bereaksi terhadap stimulus sederhana atau
kompleks.
Faktor yang mempengaruhi perubahan kognitif
meliputi perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat
pendidikan, keturunan dan lingkungan (Nugroho, 2000).
3) Perubahan Spiritual
Spiritualitas pada lansia bersifat universal, intrinsik dan
merupakan proses individual yang berkembang sepanjang
rentang kehidupan. Karena aliran siklus kehilangan terdapat
pada kehidupan lansia, keseimbangan hidup tersebut
dipertahankan sebagian oleh efek positif harapan dari
kehilangan tersebut. Lansia yang telah mempelajari cara
menghadapi perubahan hidup melalui mekanisme keimanan
akhirnya dihadapkan pada tantangan akhir yaitu kematian.
Harapan memungkinkan individu dengan keimanan spiritual
atau religius untuk bersiap menghadapi krisis kehilangan
dalam hidup sampai kematian.
4) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial yang dialami oleh lansia yaitu
pensiun, tujuan ideal pensiun adalah agar pada lansia dapat
menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam
kenyataannya sering dirasakan sebaliknya, karena pensiun
sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan,
jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah
orang memasuki masa pensiun lebih tergantung
kepribadiannya. Dalam kenyataan ada yang dapat menerima,
ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang memiliki
jaminan hari tua, tetapi ada juga yang seolah-olah terpaksa
menerima (pasrah) terhadap pensiun.
2. Keaktifan
Keaktifan adalah suatu kesibukan yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh sesuatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam
mengikuti kegiatan Posyandu lansia adalah :
a. Pengetahuan lansia tentang manfaat Posyandu lansia
Pengetahuan yang rendah tentang manfaat Posyandu lansia dapat
menjadi kendala bagi lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu
lansia. Pengetahuan yang salah tentang tujuan dan manfaat
Posyandu dapat menimbulkan salah persepsi yang akhirnya
kunjungan ke Posyandu rendah (Purnama, 2010).
b. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu. Keluarga
bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan
diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke Posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu, dan berusaha
membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia (Erfandi,
2008). Efek dari dukungan keluarga yang adekuat terhadap
kesehatan dan kesejahteraan terbukti dapat menurunkan mortalitas,
mempercepat penyembuhan dari sakit, meningkatkan kesehatan
kognitif, fisik dan emosi, disamping itu pengaruh positif dari
dukungan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian
dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan stress (Setiadi,
2008).
c. Motivasi Lansia
Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak,
motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan
situasi yang dihadapinya (Nursalam, 2008).
d. Kondisi Fisik lansia
Mengingat kondisi fisik yang lemah sehingga mereka tidak dapat
leluasa menggunakan berbagai sarana dan prasarana, maka upaya
pemantapan pelayanan kesehan adalah menyediakan sarana dan
fasilitas khusus bagi lansia. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah lansia melakukan aktivitasnya dengan melibatkan
peran serta masyarakat dan sebagainya (Notoadmodjo, 2007).
3. Senam lansia
a. Pengertian
Senam dalam bahasa inggris disebut “gymnastic” yang berasal
dari bahasa Yunani yaitu gymnosyang berarti berpakaian minim.
Senam adalah bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis
dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana
untuk mencapai tujuan tertentu, seperti daya tahan, kekuatan,
kelenturan, dan koordinasi (Muhajir, 2007).
b. Manfaat Olahraga Bagi Lansia
Manfaat senam lansia dapat dirasakan secara fisiologis, psikologis,
dan sosial menurut Maryam (2008), yaitu :
1) Manfaat fisiologis
a) Dampak langsung dapat membantu seperti, mengatur
kadar gula darah, merangsang adrenalin dan nonadrenalin,
peningkatan kualitas dan kuantitas tidur.
b) Dampak jangka panjang, kekuatan otot rangka, kelenturan,
keseimbangan dan koordinasi gerak sehingga dapat
mencegah terjadinya jatuh, dan kelincahan gerak.
2) Manfaat psikologis
a) Dampak langsung dapat membantu, memberi perasaan
santai, mengurangi ketegangan dan kecemasan,
meningkatkan perasaan senang.
b) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan kesegaran
jasmani dan rohani secara utuh, kesehatan jiwa, fungsi
kognitif, penampilan dan fungsi motorik.
3) Manfaat sosial
a) Dampak langsung dapat membantu, pemberdayaan lansia
dan peningkatan integritas sosial dan kultur.
b) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan,
keterpaduan, hubungan kesetiakawanan sosial, jaringan
kerjasama sosial budaya, pertahanan peran dan
pembentukan peran baru dan kegiatan antar generasi.
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Nugroho (2008), Azizah (2011), Maryam (2008)
Lansia Proses Menua
Keaktifan
Pengetahuan Kesadaran Lansia Jarak Kondisi Fisik
Perubahan Fisik
Proses Menua
Perubahan kognitif
Proses Menua
Perubahan Spiritual
Perubahan Psikososial
Indra Tulang Kelelahan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
B. Hipotesis
Notoatmodjo (2012) mendefinisikan hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
Variabel Penganggu
Variabel Bebas Variabel Terikat
Keaktifan mengikuti senam
1. Pengetahuan2. Kesadaran3. Jarak tempat pelayanan
kesehatan4. Kondisi fisik
a. Sikapb. Emosic. Kepribadiand. Perubahan Psikologis
1. Ha : Ada faktor- faktor pengetahuan, kondisi fisik, kesadaran dan jarak
yang mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam lansia.
2. Ho : Tidak ada faktor- faktor pengetahuan, kondisi fisik, kesadaran dan
jarak yang mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam lansia.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian survei yang sifatnya
deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian cross sectional
merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor risiko dengan efek, cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), artinya
tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau subjek pada saat pemeriksaan.
Tidak berarti bahwa semua subjek penellitian diamati pada waktu yang
sama (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam lansia di di posyandu
lansia Santren, Dukuh, Bayat, Klaten dengan sekali waktu.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu sifat atau nilai dari orang, obyek dan kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (independent)
Variabel bebas dalam penelitian ini pengetahuan, kondisi fisik,
kesadaran dan jarak.
2. Variabel Terikat (dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keaktifan mengikuti senam
lansia.
3. Variabel Pengganggu atau perancu (confounding)
Variabel luar dari penelitian
a. Sikap tidak dikendalikan
b. Emosi tidak di kendalikan
c. Kepribadian tidak di kendalikan
d. Perubahan psikologis tidak di kendalikan
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat untuk mengarahkan kepada pengukuran
atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta
pengembangan instrument (Notoatmodjo, 2012). Adapun definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 1. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang
diteliti
Definisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Keaktifan lansia
dalam
mengikuti
senam lansia
Keaktifan
mengikuti
senam adalah
mengikuti
senam sesuai
jadwal.
Kuesioner
dengan skala
Likert
1. Tinggi, bila 67-100%
2. Sedang, bila 34-66%
3. Rendah, bila 0-33%
Ordinal
Pengetahuan Informasi
tentang senam
lansia yang
diperoleh
responden
Kuesioner
dengan skala
Guttman
(Sugiyono,
2010)
1. Baik, bila 76-100%
2. Sedang, bila 56-75%
3. Kurang, bila <55%
Ordinal
Kondisi fisik Keluhan fisik
yang dapat
mengganggu
kunjungan
lansia
Kuesioner
(Sugiyono,
2010)
1. Baik, bila 76-100%
2. Sedang, bila 56-75%
3. Kurang, bila <55%
Ordinal
Kesadaran kemauan dari
lansia untuk
mengikuti
senam lansia
Kuesioner
dengan skala
Likert
1. Baik, bila 76-100%
2. Sedang, bila 56-75%
3. Kurang, bila <55%
Ordinal
Jarak Jarak rumah
lansia dengan
lokasi
dilaksanakannya
senam lansia
Kuesioner
(Sugiyono,
2010)
1. Dekat, bila 0-50 meter
2. Sedang, bila 51-100%
3. Jauh, bila >100 meter
Ordinal
F. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua lansia di desa Santren, Dukuh, Bayat, Klaten yang berjumlah 60
orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling, yang
dimaksud dengan Total Sampling adalah penentuan sampel apabila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007).
Alasan mengambil Total Sampling karena menurut sugiyono (2007)
jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
sampel penelitian semuanya. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
yaitu semua lansia yang di Desa Santren, Dukuh, Bayat, Klaten yang
berjumlah 60 orang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu yang tinggal
bersama anggota keluarga.
Tekhik Pemilihan sampel memggunakan porposive sampling
didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi (subjek yang diikutkan dalam penelitian) meliputi:
1) Terdaftar sebagai anggota Posyandu lansia minimal selama
satu tahun
2) Mengikuti Posyandu 1 tahun terakhir
3) Bersedia menjadi responden
4) Responden kooperatif, bisa berbicara dan mendengar
5) Tinggal dengan keluarga
b. Kriteria eksklusi (subjek yang tidak diikutkan dalam penelitian)
meliputi:
1) Responden yang mengalami sakit di rumah sakit
2) Responden yang sedang keluar kota dalam jangka waktu yang
lama
3) Responden yang mengalami pikun.
G. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di desa Santren, Dukuh, Bayat, Klaten
pada bulan Januari - Agustus 2016.
H. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian yang harus
diperhatikan antara lain :
1. Persetujuan (Informed Consent)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden
peneliti dengan memberikan lembar persetujuan.
2. Tanpa nama (Anominity)
Masalah etika adalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang disyahkan. Pada penelitian ini pengisian kuesioner nama
responden hanya diberi inisial.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
dilaporkan pada hasil riset. Pada penelitian ini kuesioner yang
dibagikan kepada responden dijamin kerahasiaannya.
I. Metode Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengumpulan data kuantitatif, menyebarkan kemudian
mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden. Data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diubah dalam
bentuk angka atau scoring (Sugiyono, 2010). Pelaksanaan pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Lansia diundang khusus untuk menjadi calon responden.
2. Memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian kepada
responden yang telah memenuhi kriteria penelitian.
3. Responden yang bersedia untuk dijadikan responden penelitian
diminta untuk mengisi informed consent.
4. Responden diminta untuk mengisi kuesioner selama kurang lebih 60
menit. Pada saat penelitian apabila ada lansia yang tidak dapat
membaca maka peneliti dan asisten peneliti membacakan kuesioner
responden yang tidak faham atau bingung.
5. Semua kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan
kembali.
J. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Daftar
pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup yaitu responden tinggal
memberi tanda check mark (√ ) terhadap alternatif jawaban yang dipilih.
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner yang terdiri dari :
1. Kuesioner Keaktifan dan kesadaran menggunakan skala Likert
(Sugiyono, 2010) . Kuesioner ini terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS). Pertanyaan dibuat dua tipe yaitu favourable dan unfavourable
terhadap objek. Metode ini penilaiannya adalah :
a. Sifar favourable merupakan sifat positif dari pertanyaan, alternatif
jawaban yang diberikan adalah : Sangat Setuju (SS) bernilai 4,
Setuju (S) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, Sangat Tidak
Setuju (STS) bernilai 1.
b. Sifat unfavourable merupakan sifat negatif dari pertanyaan,
alternatif jawaban yang diberikan adalah : Sangat Setuju (SS)
bernilai 1, Setuju (S) bernilai 2, Tidak Setuju (TS) bernilai 3,
Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 4.
2. Kuesioner Faktor pengetahuan dan kondisi fisik menggunakan skala
Guttman (Sugiyono, 2010). Pertanyaan dibuat dua tipe yaitu
Favourable dan unfavourable terhadap objek.
a. Sifat favourable merupakan sifat positif dari pertanyaan, anternatif
jawaban yang diberikan adalah : Benar (B) bernilai 1 dan Salah (S)
bernilai 0.
b. Sifat unfavourable merupakan sifat negatif dari pertanyaan,
anternatif jawaban yang diberikan adalah : Salah (S) bernilai 1 dan
Benar (B) bernilai 0.
K. Validitas dan Reliabilitas Penelitian
1. Mengukur Validitas
Valliditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument (kuesioner), (Nursalam,
2008). Validitas diuji dengan menggunakan korelasi product moment
dari pearson dengan rumus:
r xy=N (∑ xy )−(∑ x ) (∑ y )
√( N ∑ x2−(∑ x ) ² ) (N ∑ y ²−(∑ y ) ² )
Keterangan : r : kuesioner korelasi setiap item dengan skor total
X : skor pertanyaan
Y : skor total
N : Jumlah responden
xy : skor pertanyaan dikali skor total
Untuk mengetahui apakah perbedaan itu signifikan atau tidak,
maka harga r hitung tersebut perlu dibandingkan dengan harga r table.
Bila r hitung lebih besar dengan r table, maka perbedaan itu
dinyatakan signifikan sehingga instrument dinyatakan valid.
2. Mengukur Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrument yang cukup dan dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrument tersebut sudah baik (Nursalam, 2008). Peneliti mengukur
reliabilitas keaktifan mengikuti senam dengan menggunakan rumus
Spermen Brown :
r i=2. rb
1+rb
Keterangan:
r i = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb = Korelasi Product Moment antara belahan
Kriteria Indeks Reliabilitas :
a) 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
b) 0,600 – 0,799 : tinggi
c) 0,400 – 0,599 : cukup tinggi
d) 0,200 – 0,399 : rendah
e) 0,000 – 0,199 : sangat rendah
L. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah secara
komputerisasi dan disajikan dalam bentuk tabel dan dipresentasikan
dengan langkah - langkah sebagai berikut :
1. Pengolahan Data
Notoatmojo (2010) dalam proses pengolahan data terdapat
langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :
a. Editing
Memeriksa data yang sudah terkumpul untuk meneliti
kelengkapan jawaban responden dengan kuesioner yang diberikan
yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesesuaian antara
semua pertanyaan yang diberikan dengan jawaban.
b. Coding
Memberikan kode angka pada awal penelitian untuk
memudahkan dalam analisa data.
c. Tabulating
Tabulating yaitu menyusun dan menghitung data hasil coding
untuk disajikan dalam bentuk tabel kemudian di analisis.
d. Entry Data
Entry data yaitu memasukkan data yang diperoleh dengan
menggunakan komputer menggunakan program komputerisasi.
2. Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diintrepretasikan. Analisa data dilakukan
dengan menggunakan SPSS, dengan langkah-langkah analisa data yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Analisa Univariat
Menganalisa tiap-tiap variabel yang ada secara deskriptif dengan
menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisa secara
univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
Variabel frekuensi adalah keaktifan mengikuti senam lansia. Data
akan dianalisa menggunakan distribusi frekuensi, dengan rumus:
P = FN
×100 %
Tabel 3.2 Analisis Univariat
Variabel Skala Data Keaktifan Analisis
Pengetahuan Kategorik Keaktifan Chi squareKondisi fisik Kategorik Keaktifan Chi squareKesadaran Kategorik Keaktifan Chi squareJarak tempat pelayanan Kategorik Keaktifan Chi squareKeaktifan senam Kategorik Keaktifan Chi square
b. Analisa Bivariat
Analisa yang dilakukan untuk mengeetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Analisa dalam penelitian ini
menggunakan uji statistic non parameter teknik analisa bivariat
dengan uji Chi Square (X2) Rumus Chi Square:
X2=∑❑
❑
¿¿¿
Keterangan :
X2 = nilai chi kuadrat
0 = nilai observasi
E= nilai expektasi/harapan
Dengan kententuan bahwa jika harga Chi Square rhitung lebih
kecil dari rtabel (rhitung < rtabel ) dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05,
maka tidak ada hubungan yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak, sedangkan apabila rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel
(xhitung ≥ xtabel), maka hubungannya signifikan yang berarti bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima.
c. Multivariat
Analisis regresi logistik digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara variabel respon yang berupa data dikotomik/biner dengan
variabel bebas yang berupa data berskala interval dan atau kategorik.
Langkah-langkah analisis data di lakukan secara bertahap yaitu
1) Menyeleksi variabel yang akan di masukan dalam analisis
multivariat. Variabel yang di masukan dalam analisis multivariat
adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p <
0,25
2) Melakukan analisis multivariat. Analisis multivariat baik regresi
logistik maupun regresi linier.
Metode yang di pakai dalam analisis multivariat ini
menggunakan metode enter. Metode enter dapat di lakukan secara
manual, tidak otomatis.
M. Jalannya Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan meliputi beberapa tahap yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan
Mengidentifikasi fenomena dan menentukan topik penelitian.
Peneliti selanjutnya mengajukan judul ke dosen pembimbing,
selanjutnya permohonan ijin studi pendahuluan dari kampus STIKES
Muhammadiyah Klaten, surat ijin tersebut ditujukan kepada kepala
desa Dukuh, Bayat, Klaten untuk melakukan studi pendahuluan dan
menjadikan lokasi penelitian. Peneliti melakukan penyusunan
proposal dan instrument penelitian. Instrumen penelitian yang telah
dibuat kemudian diuji coba pada responden diluar sampel penelitian
dengan karakteristik yang hampir sama dengan responden yang akan
diteliti.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada awal penelitian, peneliti mencari asisten peneliti untuk
membantu peneliti dalam mendampingi responden mengisi kuesioner
yang kurang paham dari setiap item pertanyaan yang diajukan.
Adapun kriteria asisten yang telah ditetapkan oleh peneliti adalah
asisten penelitian yang ber jumlah 1 orang yang dipilih dari
mahasiswa semester enam atau tingkat tiga. Asisten diberi penjelasan
tentang maksud dan tujuan penelitian serta prosedur yang akan
dilaksanakan. Sosialisasi ini bertujuan untuk menyamakan persepsi
antara peneliti dengan asisten penelitian. Selama penelitian, tugas
asisten penelitian yaitu membantu peneliti dalam membagikan lembar
informed consent, kuesioner keaktifan senam lansia, dan tidak
melakukan penilaian kuesioner, penilaian tetap dilakukan peneliti
sendiri. Untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen,
sebelum kuesioner pengetahuan dijadikan sebagai alat ukur
pengumpulan data terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas dan
reliabilitas. Uji coba instrumen ini akan dilaksanakan di wilayah desa
Santren, Dukuh, Bayat, Klaten sebanyak 20 responden. Hasil uji
instrumen akan dianalisis dan apabila terdapat item pertanyaan yang
tidak valid, pertanyaan tersebut akan dihapus. Peneliti melakukan
sosialisasi ke tempat penelitian yaitu di desa Santren, Dukuh, Bayat,
Klaten dan setiap responden akan dijelaskan tentang tujuan, manfaat
dan prosedur pelaksanaan penelitian secara door to door yang di bantu
bidan desa dan mengikuti posyandu lansia, setelah itu peneliti dibantu
asisten penelitian memberikan surat permohonan dan persetujuan
menjadi responden atau informed consent. Tahap selanjutnya adalah
menentukan responden penelitian. Kemudian peneliti dibantu asisten
penelitian untuk membagikan kuesioner keaktifan senam lansia dan
pengetahuan, kesadaran, kondisi fisik dan jarak pelayanan.
Selanjutnya data yang sudah didapatkan kemudian akan dianalisa
untuk menghasilkan suatu kesimpulan.
3. Tahap akhir
Tahap akhir penelitian yaitu pembuatan laporan. Pembuatan
laporan dilakukan dengan cara mengolah data dan menganalisis data
yang sudah didapat terlebih dahulu, setelah semua data terkumpul dan
sudah dilakukan perhitungan kemudian peneliti mengerjakan
penyelesaian atau pembahasan dari hasil penelitian. Langkah terakhir
dalam tahap ini yaitu presentasi dan pengumpulan laporan.
. DAFTAR PUSTAKA
Aditya, D. 2014. Hubungan Persepsi Kesehatan dan Dukungan Lansia
dengan Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Posyandu Lansia di
Desa Pucangan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.