Page 1
1 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PENERAPAN
SATANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DI PROVINSI KEPUALAUAN RIAU
ISMI FEBIANI
Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Juni 2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh dari kompetensi komitmen organisasi,
ketersediaan sarana dan prasarana, dan sumber daya
manusia terhadap efektifitas penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP). Sumber data yang digunakan
adalah kuantitatif dengan data primer yang diperoleh
melalui kuesioner yang disebarkan pada 12 satuan kerja
yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau. Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan alat bantu program
SPSS versi 21. Alat analisis yang digunakan adalah uji
validitas dengan uji korelasi Product Moment Pearson,
uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha. Pengujian
asumsi klasik yang digunakan, meliputi uji normalitas,
multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Penelitian
ini juga menggunakan analisis regresi linier berganda
sebagai model penelitian, dan melakukan pengujian
hipotesis dengan uji signifikansi simultan, parsial,
dan koefisien determinan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa komitmen organisasi, ketersediaan sarana dan
prasarana, dan sumber daya manusia secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap efektifitas penerapan
SAP, karena mampu menjelaskan efektifitas penerapan SAP
sebesar XX. Secara parsial, komitmen organisasi dan
ketersediaan sarana dan prasarana berpengaruh secara
positif dan signifikan, sedangkan sumber daya manusia
tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
efektifitas penerapan SAP.
Kata Kunci : Komitmen Organisasi, Ketersediaan Sarana
dan Prasarana, Sumber Daya Manusia,
Efektifitas Penerapan SAP.
Page 2
2 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
PENDAHULUAN
Sehubungan dengan adanya reformasi dibidang
keuangan negara, dipandang perlu dilakukan perubahan-
perubahan diberbagai bidang untuk mendukung perubahan
tersebut. Salah satu perubahan yang signifikan adalah
perubahan dibidang akuntansi pemerintahan, yaitu adanya
perubahan pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
SAP merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan
sehingga tercapainya pemerintahan yang baik (good
governance).
Berbagai usaha terus dilakukan oleh pemerintah
untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara yang mencakup bidang
peraturan perundang-undangan, kelembagaan sistem, dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia. SAP sangat
penting untuk transparansi dan akuntabilitas suatu
organisasi publik (Patton, 2001 dalam Yulianingtyas,
2011).
Sebagaimana yang termuat dalam Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) disusun dan disajikan dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) yang selanjutnya ditetapkan oleh
Peraturan Pemerintah (PP).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003,
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP
merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang harus
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah. Pemerintah mempunyai kewajiban
untuk dapat segera menerapkan SAP, guna menghasilkan
suatu laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik
kualitatif, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan,
dan dapat dipahami. Sebagaimana yang diamanatkan pada
Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 pada Pasal 36 ayat
(1) bahwa penerapan SAP pada laporan keuangan
pemerintah dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun
setelah PP ini diberlakukan. Namun pada kenyataannya
dilapangan, terdapat beberapa Satuan Non Vertikal
Page 3
3 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tertentu (SNVT) yang belum menerapkan SAP secara
efektif yang sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 pada
pelaporan keuangannya. Salah satunya adalah SNVT
Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur
Permukiman.
SNVT Perencanaan dan Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman atau yang biasa disebut SNVT
Randal merupakan SNVT yang bertugas sebagai koordinator
SNVT dibawah Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum diwilayah Provinsi Kepulauan
Riau. Saat ini, SNVT Randal sudah menerapakan SAP
sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 tetapi belum
efektif secara keseluruhan, masih dalam tahap
penyesuaian.
Dalam penerapan SAP perlu dipahami beberapa
dasar pemikiran penting yaitu komitmen organisasi dalam
penyusunan laporan keuangan, ketersedian sarana dan
prasarana dalam membantu penyusunan laporan keuangan,
Sumber Daya Manusia (SDM), tiga variabel tersebut
merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
efektitas dalam penerapan SAP.
Belum efektifnya penerapan SAP yang sesuai dengan
PP Nomor 71 Tahun 2010 dibeberapa SNVT yang salah
satunya adalah SNVT Randal merupakan hal yang
melatarbelakangi penelitian ini. Sehingga pada
penelitian ini diberi judul “Faktor–Faktor yang
Mempengaruhi Efektifitas Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah pada Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum di Provinsi Kepulauan
Riau.”
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan
sebelumnya dapatdisusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap
efektifitas penerapan Standar Akuntansi Pemerintah?
2. Apakah ketersediaan sarana dan prasarana
berpengaruh terhadap efektifitas penerapan tentang
Standar Akuntansi Pemerintah?
Page 4
4 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
3. Apakah sumber daya manusia berpengaruh terhadap
efektifitas penerapan tentang Standar Akuntansi
Pemerintah?
4. Apakah komitmen organisasi, ketersediaan sarana
dan prasarana, dan sumber daya manusia berpengaruh
terhadap efektifitas penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah?
TINJAUAN PUSTAKA
1. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara bahwa laporan pertanggungjawaban APBN
atau APBD harus disusun dan disajikan sesuai dengan
SAP, dan standar tersebut disusun oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan (KSAP), sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara yang bertugas menyusun
SAP. Berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003,
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. PP
Nomor 71 Tahun 2010 pada pasal 1, adalah: “Standar
Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP, adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.”
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah telah
menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.PP Nomor 24
Tahun 2005 yang menganut basis kas menuju basis akrual
pun diganti dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah yang menganut basis
akrual.
Terdapatempat
karakteristikpenerapanstandarakuntansipemerintahan yang
efektifsebagaimana yang
terdapatdalamPeraturanPemerintahNomor 71 Tahun 2010
adalahsebagai berikut:
1. Relevan
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Page 5
5 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
c. Tepat waktu
d. Lengkap
2. Andal
a. Penyajian Jujur
b. Dapat Diverifikasi (verifiability)
c. Netralitas
3. Dapat Dibandingkan
4. Dapat Dipahami
2. Komitmen Organisasi
PP Nomor 71 Tahun 2010 pada pasal 1, adalah:
“Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut
SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah.”
PP Nomor 71 Tahun 2010 Pasal 3 Ayat (2) IPSAP dan
Buletin Teknis SAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun dan diterbitkan oleh KSAP dan diberitahukan
kepada Pemerintah dan Badan Pemeriksaan Keuangan.
Selanjutnya pada PP Nomor 71 Tahun 2010 Pasal 10,
“Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.” Untuk itu diperlukan sosialisasi dan upaya
implementasi yang melibatkan seluruh tingkatan dalam
satuan kerja pemerintah agar SAP tersebut dapat menjadi
bagian yang menyatu dengan operasional pada seluruh
pelaporan keuangan pemerintah.
Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 pada Pasal 36
ayat (1) yang menyatakan:
“Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan
dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 Undang-undang ini
dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.
Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan
dan pengukuran berbasis kas.”
Pada pernyataan diatas, yang artinya tahun anggaran
2015 pemerintah pusat maupun daerah sudah harus
Page 6
6 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
menerapkan SAP ini. Pemerintah mempunyai kewajiban
untuk dapat segera menerapkan SAP, sebagaimana yang
tertera dalam karakteristik kualitatif laporan keuangan
pada PP Nomor 71 Tahun 2010 guna menghasilkan suatu
laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik
kualitatif, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan,
dan dapat dipahami. Perubahan basis dari kas menuju
akrual menjadi akrual berdasarkan PP Nomor 71 Tahun
2010 tentulah banyak persiapan. Di tataran konsep dan
kebijakan, para petinggi pemerintah daerah adalah pihak
yang harus dipastikan komitmennya terjaga. Penerapan
tanpa komitmen maka hanya akan menjadi hal yang kurang
bisa dipertanggungjawabkan.
Komitmen Pemerintah dalam satuan kerja, yaitu
dapat melakukan perubahan sesuai dengan adanya
perubahan peraturan pemerintahan, dengan adanya
kejelasan peraturan pemerintah, mendorong penerapan
akuntansi pemerintah dalam meningkatkan kualitas produk
akuntansi pemerintahan dalam pencatatan dan pelaporan
keuangan. Penerapan standar akuntansi pemerintah dapat
dilihat dari komitmen organisasi yang tinggi aparat
sipil negara dalam meningkatkan kualitas keandalan pada
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah,
sebagaimana sesuai dengan karakteristik kualitatif
laporan keuangan yang berada dalam PP Nomor 71 Tahun
2010 pada Lampiran I. Namun yang utama adalah dukungan
yang kuat dari setiap pimpinan untuk mencapai
keberhasilan dari suatu perubahan tersebut.
3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Sarana sarana adalah alat penunjang keberhasilan
suatu proses upaya yang dilakukan untuk tercapainya
visi dan misi, karena apabila sarana dan prasarana
tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak
akan menacapai hasil yang diharapkan sesuai dengan
rencana. Ketersediaan sarana dan prasarana yang tepat
akan bisa mendukung terwujudnya penerapan standar
akuntansi pemerintah berjalan dengan efektif.
Ketersediaan sarana dan prasarana dapat mendukung
untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan
menerapkan SAP. Ketersediaan sarana dan prasarana
Page 7
7 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
disini lebih menekankan pada: Sarana ruangan, berupa
tempat kerja atau kantor. Sarana administrasi,
berdasarkan pada PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah, sistem akuntansi pemerintah
adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi
keuangan dan operasi keuangan pemerintah.
Perkembangan prasarana yang sangat pesat, yang
terjadi pada perangkat keras untuk itu dibutuhkan
perangkat pendukung, berupa perangkat keras, dukungan
anggaran yang memadai dan perangkat lunak berupa
aplikasi program yang ditawarkan untuk mempermudah
pekerjaan dan menghemat waktu dalam menyusun laporan
keuangan sesuai dengan SAP. SAP menuntut pemerintah
untuk selalu mengikuti perkembangan zaman. Perangkat
lunak menurut (Mulyono,2007 menurut Sulani, 2009)
perangkat lunak atau software adalah perangkat lunak
yang meliputi perintah-perintah atau instruksi-
instruksi yang berisi program serta data yang
melengkapi dan juga mempunyai tugas yang menghubungkan
manusia dengan perangkat kerasnya. Serta aplikasi yang
dibutuhkan baik berupa Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)
maupun Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SA-BMN)
yang telah terpasang dengan baik di komputer yang telah
disediakan.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Menurut Arfianti (2011) sumber daya manusia
merupakan salah satu elemen organisasi yang sangat
penting, oleh karena itu harus dipastikan bahwa
pengelolaan sumber daya manusia dilakukan sebaik
mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Hal senada
diungkapkan (Susilo, 2002 dalam Sulani, 2009) sumber
daya manusia adalah pilar penyangga utama sekaligus
penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi
dan misi dan tujuannya.
Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan
sumber daya manusia merupakan suatu gerakan pengakuan
terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya
Page 8
8 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
yang potensial dan perlu dikembangkan sehingga mampu
memberikan dampak yang optimal terhadap penerapan SAP.
Sumber daya manusia merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap kesiapan dan efektifitas penerapan SAP di
lingkungan SNVT, dan kompetensi adalah pengetahuan dan
keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
Laporan keuangan diwajibkan untuk disusun secara
tertib dan disampaikan masing-masing oleh pemerintah
pusat dan daerah kepada BPK selambatnya tiga bulan
setelah tahun anggaran berakhir. Penyiapan dan
penyusunan laporan keuangan tersebut memerlukan sumber
daya manusia yang menguasai akuntansi pemerintah. Pada
saat ini kebutuhan tersebut sangat terasa, apalagi
menjelang penerapan standar akuntansi pemerintah
berbasis akrual. Untuk itu pemerintah pusat maupun
daerah perlu secara serius menyusun perencanaan sumber
daya manusia di bidang akuntansi pemerintah. Menurut
Sulani (2009) penarikan sumber daya manusia yang
merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan
oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai
melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan
evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja,
menentukan kebutuhan tenaga yang diperlukan, proses
seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja.
Penarikan sumber daya manusia bertujuan untuk
menyediakan sumber daya manusia yang memenuhi
kualifikasi yang mereka perlukan. Menurut
(Tjiptoherijanto, 2001 dalam Indriasari dan Nahartyo,
2008) menyatakan bahwa untuk menilai kapasitas dan
kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu
fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of
responsibility dan kompetensi sumber daya tersebut.
Tanggungjawab dapat dilihat dari atau tertuang dalam
deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan dasar
untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya
deskripsi jabatan yang jelas, sumber daya tersebut
tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sedangkan kompetensi dapat dilihat dari latar belakang
pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti,
dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan
tugas.
Page 9
9 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Menurut Indriasari dan Nahartyo (2008) menyatakan
bahwa rendahnya pemahaman aparat sipil negara terhadap
tugas dan fungsinya serta hambatan di dalam pengolahan
data juga dapat berdampak pada keterlambatan
penyelesaian tugas yang harus diselesaikan, salah
satunya adalah penyajian laporan keuangan.
Keterlambatan penyajian laporan keuangan berarti bahwa
laporan keuangan belum atau tidak memenuhi nilai
informasi yang disyaratkan, yaitu ketepatwaktuan sesuai
dalam PP Nomor 71 Tahun 2010. Kegagalan sumber daya
manusia pemerintah daerah dalam memahami dan menerapkan
logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan
standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno, 2008 dalam
Arfianti, 2011). Maka latar belakang pendidikan
mempunyai peran yang sangat penting karena dengan
pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan dalam
proporsi tertentu diharapkan dapat memenuhi syarat-
syarat yang dituntut oleh suatu pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan
tepat. Menurut (Pigors dan Myers, 1961 dalam Sulani,
2009) pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk
pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk
pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian,
Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan
calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi,
sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan
kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah
menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
HIPOTESIS
Komitmen organisasi berkaitan dengan kemauan yang
kuat dalam diri individu untuk mencapai sebuah tujuan
organisasi. Ketika komitmen organisasi tinggi maka rasa
memiliki terhadap organisasi itu tinggi sehingga
kontribusi untuk mampu mencapai kesalarasan tujuan
antara tujuan masing-masing individu dan tujuan
organisasi akan terwujud.
Penelitian Sulani (2009) yang meneliti pengaruh
komitmen terhadap keberhasilan PP Nomor 24 Tahun 2005
menghasilkan kesimpulan bahwa pengaruh komitmen
Page 10
10 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
terhadap keberhasilan PP Nomor 24 Tahun 2010 adalah
positif dan signifikan. Sumarno (2005) juga mencoba
melakukan penelitian tentang komitmen organisasi,
menghasilkan kesimpulan bahwa pengaruh komitmen
organisasi terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dan kinerja manjerial adalah positif dan
signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa komitmen yang tinggi
menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan
berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik.
Sehingga denganadanya komitmen yang tinggi kemungkinan
penerapan Standar Akuntansi Pemerintah akan berjalan
efektif.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Komitmen organisasi berdampak positif dan
signifikan terhadap efektifitas penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP).
Sarana dan prasarana adalah semua yang dapat
menunjang atau mendukung segala kegiatan demi
tercapainya suatu tujuan yang ingin dicapai. Dengan
tersedianya sarana dan prasarana yang ada dapat
mendukung ketepatwaktuan dalam menyusun dan melaporakan
laporan keuangan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Penelitian Sulani (2009) yang meneliti perangkat
pendukung terhadap keberhasilan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005, menghasilkan kesimpulan
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H2: Ketersediaan sarana dan prasarana berdampak positif
dan signifikan terhadap efektifitas penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Sumber daya manusia merupakan komponen penting
dalam penyusunan dan pelaksanaan penerapan SAP karena
sumber daya manusia selalu terkait, mulai dari
penetapan standar akuntansi hingga penerapan standar
akuntansi tersebut.
Salah satu manfaat utama pengguna kompetensi
dalam organisasi adalah menggerakan sumber daya manusia
kearah target yang ingin dicapai organisasi.
Page 11
11 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Penelitian yang dilakukan Suhardjanto dan Cahya
(2008) menunjukkan hubungan positif sumber daya manusia
dalam implementasi anggaran berbasis kinerja pada
pemerintah kota Surakarta.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3: Sumber daya manusia berdampak positif dan
signifikan terhadap efektifitas penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP).
Berdasarkan yang telah uraian di atas mengenai
komitmen organisasi, ketersediaan sarana dan prasaran,
dan sumber daya manusia, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H4:Komitmen organisasi, ketersediaan sarana dan
prasarana, dan sumber daya manusia berdampak positif
dan signifikan terhadap efektifitas penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
jenis kuantitatif, yaitu data primer. Data primer
diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada para
pegawai yang melaksanakan fungsi sebagai petugas yang
bertanggungjawab dalam satuan kerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum sebanyak enam petugas. Satuan Non Vertikal
Tertentu Perencanaan dan Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman (SNVT Randal) Provinsi
Kepulauan Riau, dimana SNVT Randal adalah koordinator
wilayah yang mewakili Provinsi Kepulauan Riau yang
mengkordinator 11 satker.
Peneltian ini dilakukan untuk mengetahui dan
membuktikan komitmen organisasi, ketersediaan sarana
dan prasarana, dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia sebagai variabel independen terhadap
efektifitas penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang
SAP sebagai variabel dependen Dimana data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
Page 12
12 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
pertimbangan tertentu. Penelitian ini menggunakan empat
variabel independen, yaitu komitmen organisasi (X1),
ketersediaan sarana dan prasarana (X2), sumber daya
manusia (X3), dan satu variabel dependen yaitu
efektifitas penerapan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) (Y).
Teknik analisis data dimulai dengan uji validitas
dengan uji korelasi Product Moment Pearson. Uji
reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha. Uji asumsi klasik
berupa, uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji
heteroskedastisitas. Serta menggunakan analisis regresi
linier berganda sebagai model penelitian, dan melakukan
pengujian hipotesis dengan uji signifikansi simultan,
parsial, dan koefisien determinan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penentuan besarnya sampel menggunakan sejumlah
keseluruhan kuesioner (72 buah) yang telah kami
sebarkan pada masing-masing unit kerja dan telah
mendapatkan balasannya.
Tabel 4.1
Deskripsi Proses Pengumpulan Data Kuesioner
Kuesioner yang disebar 72 100%
Kuesioner yang kembali 61 84,72%
Kuesioner valid atau yang diolah 60 83,33%
Kuesioner yang tidak memenuhi
syarat
1 1,39%
Sumber: Data diolah
Tabel di atas menunjukkan penyebaran dan tingkat
pengembalian dengan jumlah kuesioner yang disebar
sebanyak 72 kuesioner, dan yang kembali sebanyak 61
kuesioner atau 84,72%, namun yang memenuhi syarat
sebanyak 60 kuesioner atau 83,33%.
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran
mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata
dan standart deviation (simpangan baku) data yang
digunakan dalam penelitian. Pengukuran statistik
deskriptif pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program Statistical Package for Social
Science (SPSS) versi 21. Data statistik deskriptif
ditampilkan dalam tabel 4.2, sebagai berikut:
Page 13
13 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Komitmen
Organisasi
60 12 19 15,916
7
2,10159
Ketersediaan
Sapras
60 17 29 23,516
7
2,83137
Sumber Daya
Manusia
60 9 21 15,433
3
3,68858
Ef. Penerapan
SAP
60 32 46 38,816
7
3,67535
Valid N
(listwise)
60
Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan
bahwa jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 60
kuesioner. Pada efektifitas penerapan SAP memiliki
nilai minimum 32, nilai maksimum 46, mean 38,8167, dan
standar deviation (simpangan baku) 3,67535. Pada
variabel komitmen organisasi memiliki nilai minimum 12,
nilai maksimum 19, mean 15,9167, dan standar deviation
(simpangan baku) 2,10159. Pada variabel ketersediaan
sarana dan persediaan memiliki nilai minimum 17, nilai
maksimum 29, mean 23,5167, dan standar deviation
(simpangan baku) 2,83137. Pada variabel sumber daya
manusia memiliki nilai minimum 9, nilai maksimum 21,
mean 15,4333, dan standar deviation (simpangan baku)
3,68858.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau
tidaknya indikator atau pertanyaan kuesioner dari
masing-masing varibel. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan r hitung dan r tabel, dan nilai
probabilitasnya (Sig). Nilai r hitung merupakan hasil
korelasi jawaban responden dan masing-masing
pertanyaan dengan total jawaban untuk masing-masing
variabel setiap item pertanyaan disebut valid apabila
r hitung lebih besar dibanding r tabel. Hasil uji
Page 14
14 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
validitas pertanyaan kuesioner ditampilkan pada tabel
4.3, sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas
Variabel Komitmen Organisasi (X1)
Item
Pertanyaan
r
hitung
r
tabel
Sig. 0,05 Keterangan
1 0,767
0,254
0,000
0,05
Valid
2 0,711 0,000 Valid
3 0,762 0,000 Valid
4 0,723 0,000 Valid
Variabel Ketersediaan Sarana dan Prasarana (X2)
Item
Pertanyaan
r
hitung
r
tabel
Sig. 0,05 Keterangan
1 0,506
0,254
0,000
0,05
Valid
2 0,784 0,000 Valid
3 0,885 0,000 Valid
4 0,852 0,000 Valid
5 0,381 0,003 Valid
6 0,483 0,000 Valid
Variabel Sumber Daya Manusia (X3)
Item
Pertanyaan
r
hitung
r
tabel
Sig. 0,05 Keterangan
1 0,744
0,254
0,000
0,05
Valid
2 0,803 0,000 Valid
3 0,868 0,000 Valid
4 0,801 0,000 Valid
5 0,729 0,000 Valid
Variabel Efektifitas Penerapan SAP (Y)
Item
Pertanyaan
r
hitung
r
tabel
Sig. 0,05 Keterangan
1 0,566
0,254
0,000
0,05
Valid
2 0,640 0,000 Valid
3 0,572 0,000 Valid
4 0,525 0,000 Valid
5 0,525 0,000 Valid
6 0,524 0,000 Valid
7 0,289 0,025 Valid
8 0,520 0,000 Valid
9 0,514 0,000 Valid
10 0,423 0,001 Valid
Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
Page 15
15 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
apakah kuesioner yang digunakan dapat dipercaya
sebagai alat ukur variabel. Nilai reliabilitas
dilihat dari cronbach alpha Untuk pengambilan
keputusan uji reliabilitas menurut (Sekaran, 1992
dalam Priyatno, 2013), reliabilitas kurang dari 0,6
adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan
di atas 0,8 adalah baik. Hasil pengujian terhadap
reliabilitas kuesioner menghasilkan angka cronbach
alpha lebih besar dari 0,6, yaitu sebesar 0.890,
berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item
pertanyaan kuesioner sudah memiliki reliabilitas yang
baik.Secara rinci hasil uji reliabilitas, sebagai
berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,890 25
Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi atau nilai residual, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak. Pada penelitian hasil pengolahan
datamenampilkan grafik normal, plot yang ada
menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk
memprediksikan efektifitas penerapan SAP beradasarkan
masukan variabel independennya, yaitu komitmen
organisasi, ketersediaan sarana dan prasarana, dan
sumber daya manusia.Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi
kriteria normalitas.
Page 16
16 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Gambar 4.1
Normal Probability Plot
Berdasarkan hasil uji statistik dengan model
Kolmogorov-smirnov seperti yang terdapat dalam tabel
4.5 di bawah ini dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari
nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,549 > 0,05.
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
,28121504
Most Extreme
Differences
Absolute ,103
Positive ,103
Negative -,071
Kolmogorov-Smirnov Z ,797
Asymp. Sig. (2-tailed) ,549
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji
apakah ada korelasi antara variabel independent. Hasil
uji multikolinieritas menunjukkan bahwa variabel-
variabel independen yang digunakan memiliki nilai VIF
kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10.
Page 17
17 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi
tersebut tidak terdapat multikolinieritas antar
variabel independen. Hasil pengujian multikolinieritas
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardi
zed
Coefficient
s
Standard
ized
Coeffici
ents
Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1,7
89
,349
Komitmen
Organisasi
,19
8
,093 ,284 ,594 1,6
84
Ketersediaan
Sapras
,31
3
,106 ,402 ,566 1,7
67
Sumber Daya
Manusia
,02
5
,067 ,049 ,577 1,7
32
a. Dependent Variable: Ef. Penerapan SAP Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.Uji
ini akan dilakukan dengan mengamati pola tertentu
pada grafik scatterplot, dan menggunakan model
Gletsjer.
Dengan melihat gambar 4.2 dapat dilihat bahwa
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi layak dipakai untuk memprediksi
efektifitas penerapan SAP berdasarkan masukan
variabel independennya (komitmen organisasi,
ketersediaan sarana dan prasarana, dan sumber daya
manusia).
Page 18
18 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot
Berdasarkan hasil uji statistik dengan model
Gletsjer seperti yang terdapat dalam tabel 4.7 di bawah
ini dapat diperoleh hasil bahwa Sig. > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dan
hasil uji dapat dilanjutkan.
Hasil pengujian heteroskedastisitas (model
gletsjer) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Model Gletsjer) Coefficientsa
Model Unstandard
ized
Coefficien
ts
Standard
ized
Coeffici
ents
T Si
g.
Collinearit
y
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolera
nce
VIF
1
(Constan
t)
,71
7
,183 3,91
0
,0
00
Komitmen
Organisa
si
,00
1
,049 ,004 ,024 ,9
81
,594 1,6
84
Ketersed
iaan
Sapras
-
,11
0
,056 -,324 -
1,97
6
,0
53
,566 1,7
67
Sumber
Daya
Manusia
-
,02
0
,035 -,093 -
,571
,5
70
,577 1,7
32
a. Dependent Variable: RES2 Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
Page 19
19 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
3. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinan (Adjusted 𝑹𝟐)
Determinan (𝑅2) atau R – Square digunakan untuk
melihat berapa besar variabel independen mampu
menjelaskan variabel dependen. Dengan kata lain
koefisien determinan digunakan untuk mengukur
kemampuan variabel komitmen organisasi (X1),
ketersediaan sarana dan prasarana (X2), dan sumber
daya manusia (X3), dapat menjelaskan variabel
keberhasilan efektifitas penerapan SAP pada Ditjen
Cipta Karya Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
Dari tampilan tabel 4.8 nilai koefisien
determinasi (Adjusted 𝑅2) sebesar 0,383, yang berarti
bahwa variabel dependen (efektifitas penerapan SAP)
mampu dijelaskan oleh variabel independen (komitmen
organisasi, ketersediaan sarana dan prasarana, dan
sumber daya manusia) sebesar 38,3% dan selebihnya
61,7% (100% - 38,3% = 61,7%) dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak diikut sertakan dalam
penelitian ini.
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Regresi
Model Summaryb
Mode
l
R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,644a ,415 ,383 ,28865
a. Predictors: (Constant), Sumber Daya Manusia,
Ketersediaan Sapras, Komitmen Organisasi
b. Dependent Variable: Ef. Penerapan SAP
Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial
apakah variabel komitmen organisasi(X1), ketersediaan
sarana dan prasarana (X2), dan sumber daya manusia
(X3), secara berasama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap efektifitas penerapan SAP (Y).
Nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan
alat bantu program statistik seperti terlihat pada
tabel berikut ini.
Page 20
20 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.9
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardiz
ed
Coefficients
Standard
ized
Coeffici
ents
T Sig
.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 1,78
9
,349 5,1
21
,00
0
Komitmen
Organisasi
,198 ,093 ,284 2,1
37
,03
7
Ketersediaan
Sapras
,313 ,106 ,402 2,9
58
,00
5
Sumber Daya
Manusia
,025 ,067 ,049 ,36
7
,71
5
a. Dependent Variable: Ef. Penerapan SAP Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan, sebagai
berikut:
1. Variabel Komitmen Organisasi
Pengaruh komitmen organisasi terhadap efektifitas
penerapan SAP berdasarkan tabel diatas diperoleh
nilai t hitung 2,137 > t tabel 1,672, adapun nilai
t tabel (pengujian 2 sisi, signifikansi 2,5% dengan
(df)= 60-3-1= 64) adalah sebesar 1,672, dan nilai
signifikansi sebesar 0,037 < 0,05, maka disimpulkan
H1 diterima, artinya komitmen organisasi
berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas
penerapan SAP.
2. Variabel Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Pengaruh ketersediaan sarana dan prasarana terhadap
efektifitas penerapan SAP berdasarkan tabel diatas
diperoleh nilai t hitung 2,958 > t tabel 1,672,
adapun nilai t tabel (pengujian 2 sisi,
signifikansi 2,5% dengan (df)= 60-3-1= 64) adalah
sebesar 1,672, dan nilai signifikansi sebesar 0,005
< 0,05, maka disimpulkan H2 diterima, artinya
keteersediaan sarana dan prasarana berpengaruh
secara signifikan terhadap efektifitas penerapan
SAP.
Page 21
21 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
3. Variabel Sumber Daya Manusia
Pengaruh sumber daya manusia terhadap efektifitas
penerapan SAP berdasarkan tabel diatas diperoleh
nilai t hitung 0,367 > t tabel 1,672, adapun nilai
t tabel (pengujian 2 sisi, signifikansi 2,5% dengan
(df)= 60-3-1= 64) adalah sebesar 1,672, dan nilai
signifikansi sebesar 0,715 < 0,05, maka disimpulkan
H3 tidak dapat diterima, artinya sumber daya
manusia tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap efektifitas penerapan SAP.
4. Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya
pengaruh komitmen organisasi, ketersediaan sarana dan
prasarana, dan sumber daya manusia. Hasil yang
diperoleh dengan menggunakan alat bantu program
statistik seperti terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardiz
ed
Coefficients
Standard
ized
Coeffici
ents
T Sig
.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 1,78
9
,349 5,1
21
,00
0
Komitmen
Organisasi
,198 ,093 ,284 2,1
37
,03
7
Ketersediaan
Sapras
,313 ,106 ,402 2,9
58
,00
5
Sumber Daya
Manusia
,025 ,067 ,049 ,36
7
,71
5
a. Dependent Variable: Ef. Penerapan SAP Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
Berdasarkan tabel 4.9, diperoleh model persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 1,789 + 0,198 X1 + 0,313 X2 + 0,025 X3 + e
Dari persamaan tersebut dapat digambarkan , sebagai
berikut:
Page 22
22 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
1. Konstanta (α) = 1,789
Menunjukkan harga konstan, dimana jika nilai variabel
independen sama dengan nol, maka efektifitas
penerapan SAP (Y) sama dengan 1,789.
2. Koefisien X1 (β1) = 0,198
Menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi (X1)
berpengaruh positif terhadap efektifitas penerapan
SAP (Y). Artinya jika komitmen ditingkatkan maka akan
meningkatkan efektifitas penerapan SAP (Y) sebesar
0,198.
3. Koefisien X2 (β2) = 0,313
Menunjukkan bahwa variabel ketersediaan sarana dan
prasarana (X2) berpengaruh positif terhadap
efektifitas penerapan SAP (Y). Artinya jika
ketersediaan sarana dan prasarana ditingkatkan maka
akan meningkatkan efektifitas penerapan SAP (Y)
sebesar 0,313.
4. Koefisien X3 (β3) = 0,025
Menunjukkan bahwa variabel sumber daya manusia (X3)
tidak berpengaruh positif terhadap efektifitas
penerapan SAP (Y). Artinya jika sumber daya manusia
ditingkatkan sebesar 0,025 hasilnya akan tetap sama,
tidak berpengaruh.
5. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan
pengganggu.
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel
komitmen organisasi (X1), ketersediaan sarana dan
prasarana (X2), dan sumber daya manusia (X3), secara
berasama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap efektifitas penerapan SAP (Y).
Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan nilai F
statistik sebesar 13,218 dengan nilai t hitung 13,218
> t tabel 2,769 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05,
maka dapat diketahui bahwa secara simultan memiliki
pengaruh yang signifikan antara variabel komitmen
organisasi, ketersediaan sarana dan prasarana, dan
sumber daya manusia terhadap efektifias penerapan
SAP.
Page 23
23 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Hasil uji F diperoleh dengan menggunakan alat
bantu program statistik seperti terlihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 4.11
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regress
ion
3,304 3 1,101 13,21
8
,000b
Residua
l
4,666 56 ,083
Total 7,970 59
a. Dependent Variable: Ef. Penerapan SAP
b. Predictors: (Constant), Sumber Daya Manusia,
Ketersediaan Sapras, Komitmen Organisasi Sumber: Data olahan SPSS 21 (2014)
5. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
a. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Efektifitas
Penerapan Standar Akunntansi Pemerintah
Hipotesis pertama yang diajukan komitmen
organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap
efektifitas penerapan SAP. Berdasarkan hasil
penelitian, diperoleh nilai t hitung 2,137 > t tabel
1,672 dan tingkat signifikansi 0,037 yang menunjukkan
berada di bawah 0,05 hal ini berarti variabel
komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan
terhadap efektifitas penerapan SAP. Sehingga
hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini
diterima.
Hasil penelitian ini ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Sulani (2009), bahwa
komitmen organisasi memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap keberhasilan penerapan PP No.
24 Tahun 2005.
Hal ini berarti apabila komitmen organisasi
berkaitan dengan kemauan yang kuat dalam diri
individu untuk mencapai sebuah tujuan organisasi.
Ketika tujuan organisasi dikaitkan dengan efektifitas
penerapan SAP, maka komitmen organisasi yang tinggi
dalam diri seseorang sebagai pelaku dalam penerapan
Page 24
24 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
SAP akan meningkatkan efektifitas penerapan tersebut.
Kondisi berkebalikan juga bisa terjadi ketika
komitmen organisasi tersebut cenderung rendah.
b. Pengaruh Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Terhadap Efektifitas Penerapan SAP
Hipotesis kedua yang diajukan ketersediaan sarana
berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas
penerapan SAP. Berdasarkan hasil penelitian,
diperoleh nilai t hitung 2,958 >t tabel 1,672 dan
tingkat signifikansi 0,005 yang menunjukkan berada di
bawah 0,05 hal ini berarti variabel ketersediaan
sarana dan prasarana berpengaruh secara signifikan
terhadap efektifitas penerapan SAP. Sehingga
hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini
diterima.
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni dan Imam
Subaweh (2008), korelasi antara variabel ketersediaan
sarana dan prasarana dengan variabel peningkatan
kualitas laporan keuangan Inspektorat Jenderal
Departemen Pendidikan Nasional, termasuk dalam
kategori lemah.
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa ketika dengan tingginya ketersediaan sarana dan
prasarana yang tersedia, menyatakan bahwa
ketersediaan sarana dan prasrana mempengaruhi secara
besar bagaimana proses penyusunan laporan keuangan.
c. Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Efektifitas
Penerapan SAP
Hipotesis ketiga yang diajukan ketersediaan
sarana tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
efektifitas penerapan SAP. Berdasarkan hasil
penelitian, diperoleh nilai t hitung 0,367< t tabel
1,672 dan tingkat signifikansi 0,715 yang menunjukkan
berada di atas 0,05 hal ini berarti variabel sumber
daya manusia tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap efektifitas penerapan SAP. Sehingga
hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini
ditolak.
Page 25
25 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sulani (2009), dimana
variabel sumber daya manusia berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap keberhasilan
penerapan PP No. 24 Tahun 2005.
Hal ini berarti sumber daya manusia dalam
menyusun laporan keuangan, para aparat sipil bagian
keuangan masih terlambat dalam meyelesaikan dan
melaporkan laporan keuangan sesuai dengan standar
umum yang berlaku dan waktu yang telah ditentukan.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian
hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka penulis mengambil kesimpulan mengenai pengaruh
komitmen organisasi, ketersediaan sarana dan prasarana,
dan sumber daya manusia terhadap efektifitas penerapan
SAP, sebagai berikut:
1. Secara parsial variabel komitmen organisasi (X1),
berdasarkantabel 4.9 hasil uji t diperoleh nilai t
hitung 2,137 >t tabel 1,672, adapun nilai t tabel
(pengujian 2 sisi, signifikansi 2,5% dengan (df)= 60-
3-1= 64) adalah sebesar 1,672, dan nilai signifikansi
sebesar 0,037 < 0,05. Maka dapat disimpulkan komitmen
organisasi (X1)mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap efektifitas penerapan SAP di
Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau.
2. Secara parsial variabel ketersediaan sarana dan
prasarana (X2), berdasarkan tabel 4.9 hasil uji t
diperoleh nilai t hitung 2,958 > t tabel 1,672,
adapun nilai t tabel (pengujian 2 sisi, signifikansi
2,5% dengan (df)= 60-3-1= 64) adalah sebesar 1,672,
dan nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,05. Maka
dapat disimpulkan ketersediaan sarana dan prasarana
(X2) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap efektifitas penerapan SAP di Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum Provinsi Kepulauan Riau.
Page 26
26 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
3. Secara parsial variabel Sumber daya manusia (X3),
berdasarkan tabel 4.9 hasil uji tdiperoleh nilai t
hitung 0,367 > t tabel 1,672, adapun nilai t tabel
(pengujian 2 sisi, signifikansi 2,5% dengan (df)= 60-
3-1= 64) adalah sebesar 1,672, dan nilai signifikansi
sebesar 0,715 < 0,05, atau dengan kata lain variabel
sumber daya manusia tidak dapat diterima. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan indikator yang
mempengaruhi sumber daya manusia dalam penelitian
ini, yakni: latarbelakang pendidikan, paham dengan
pekerjaan yang ditugaskan dan Peraturan Pemerintah
yang berlaku yaitu PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah, kesiapan, dan kemampuan
sumber daya manusia tersebut, yang dapat diperkuat
dengan fakta dilapangan bahwa Catatan akhir Laporan
Keuangan Wilayah di SNVT Randal belum efektif dalam
penerapan standar akuntansi pemerintah. Maka
disimpulkan sumber daya manusia (X2) tidak mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas
penerapan SAP di Satuan Kerja Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Provinsi
Kepulauan Riau.
4. Variabel komitmen organisasi (X1), ketersediaan
sarana dan prasarana (X2), dan sumber daya manusia
(X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
efektifitas penerapan SAP di Satuan Kerja Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Provinsi Kepulauan Riau.. Hasil pegujian hipotesis
menghasilkan nilai koefisien determinasi (Adjusted
𝑅2) sebesar 0,383, yang berarti bahwa variabel
dependen (efektifitas penerapan SAP) mampu dijelaskan
oleh variabel independen (komitmen organisasi,
ketersediaan sarana dan prasarana, dan sumber daya
manusia) sebesar 38,3% dan selebihnya 61,7% (100% -
38,3% = 61,7%) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor
lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.
2. Keterbatasan Peneltian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dari
segi jumlah responden, dar 72 orang yang mendapat
kuesioner adalah sebanyak 72 orang, hanya 61 orang yang
Page 27
27 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
mengembalikan dalam jangka waktu pengembalian, meskipun
peneliti telah meminta bantuan melalui SNVT Randal
selaku kordinator wilayah untuk Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum di wilayah
Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu, meskipun menurut
hasil penelitian SDM terbukti tidak efektif dalam
mempengaruhi penerapan SAP, bukan berarti variabel
tersebut tidak sepenuhnya signifikan, karena terdapat
keterbatasan indikator dalam penelitian ini yang hanya
melihat dari segi latarbelakang pendidikan, paham
dengan pekerjaan yang ditugaskan dan Peraturan
Pemerintah yang berlaku yaitu PP Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah, kesiapan, dan
kemampuan sumber daya manusia tersebut.
3. Saran
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi
yang harus diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah. Pemerintah mempunyai
kewajiban untuk dapat segera menerapkan SAP, guna
menghasilkan suatu laporan keuangan yang sesuai dengan
karakteristik kualitatif, yaitu relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami. Dari hasil analisis
regresi yang didapat, dapat dilihat bahwa pengaruh dari
komitmen organisasi dan ketersediaan sarana dan
prasarana adalah signifikan. Untuk merealisasikan
komitmen organisasi dan ketersediaan prasarana dan
sarana yang ada, diharapkan dapat merekrut sumber daya
manusia yang mampu mengoperasikan aplikasi software
yang disediakan oleh kemeterian keuangan guna
mempermudah pekerjaan dan mampu dalam menyusun laporan
keuangan tepat waktu, berupa CaLK (Catatan akhir
Laporan Keuangan) sesuai dengan SAP PP Nomor 71 Tahun
2010.
Bagi penelitian berikutnya dari hasil analisis
signifikansi parsial yang didapat, dapat dilihat bahwa
pengaruh dari sumber daya manusia tidak dapat diterima.
Sebaiknya penelitian selanjutnya menyempurnakan
kuesioner dengan mengharuskan responden mengisi point
Page 28
28 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
jenjang pendidikannya secara detail dan memperluas
cakupan indikator sumber daya manusia yang diteliti,
karena penilitian ini tentang penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) dimana outputnya adalah
laporan keuangan, tidak setiap orang mampu membuat,
membaca dan memahami laporan keuangan tersebut, maka
unuk penelitian selanjutnya diharapkan dalam penyajian
deskripsi responden data-data mengenai latarbelakang
responden sebaiknya disajikan secara lebih detail
terutama latarbekang pendidikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Lukas Setia. (2009). Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Arfianti, D. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
(Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten
Batang).Skripsi . Fakultas Ekonomi. Universitas
Diponegoro.
Deddi N., I. S. (2009). Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba
Empat.
Effendi, Sofian. Tukiran. (2012). Metode Penelitian Surve (Edisi
Revisi). SJakarta: LP3ES.
Hasan, I. (2010). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kusuma, Ririz Setiawati. (2013). Analisis Kesiapan Pemerintah
Dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual (Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Jember). Fakultas
Ekonomi. Universitas Jember.
KSAP, K. S. (2009). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba
Empat.
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi (Edisi 10). Yogyakarta:
CV. Andi.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: CV. Andi.
Nugraheni, Purwanti dan Imam Subaweh. (2008). Pengaruh Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan (Studi Pada Inspektorat Jenderal Departemen
Pendidikan Nasional). Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1 Vol.
13.
Nur, M dan Priantinah, D. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility
di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaaan Berkategori
High Profile Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia.
Nominal, 1, 1-13.
Nurbasya, Y. (2010). Soft Launching PP 71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. KSAP.
Nurhayati, Riani. (2013). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemrintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Dinas
Dan Kecamatan Yang Berada Di Kabupaten
Tasikmalaya.Fakultas Ekonomi. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Page 29
29 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Priyanto, D. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17.
Jakarta: Andi Offset.
Priyanto, Duwi. (2013). Olah Data Statistik Dengan Program PSPP
(Alternatif SPSS). Jakarta: Mediakom.
Standar Akuntansi Pemerintah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2010. (2012). Jakarta: Salemba
Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suhardjanto, Djoko dan Cahya, Bayu Tri. (2008). Persepsi Pejabat
Pengguna Anggaran terhadap Efektivitas Implementasi
Anggaran Berbasis Kinerja Ditinjau dari Aspek Rasional:
Survei pada Pemerintah Kota Surakarta. Jurnal Siasat
Bisnis, 12 (2): 115-128.
Sukmaningrum, Tantriani. (2012). AnalisisFaktor-Faktor Yang
MempengaruhiKualitasInformasiLaporanKeuanganPemerintah
Daerah (StudiEmpirispadaPemerintahKabupatendan Kota
Semarang).FakultasEkonomidanBisnis.UniversitasDiponegoro.
Sulani, Aldiani. (2009). Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan
Penerapan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Pada
Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu. Fakultas Ekonomi.
Universitas Sumatera Utara.
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapa: Teori & Aplikasi dengan
SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sumarno, J. (2005). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi
Anggaran dan Kinerja Manjerial: Studi Empiris pada Kantor
Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta. SNA VIII: Solo,
15-16.
Syarifuddin. (2003). Mencari Bentuk Standar Akuntansi Pemerintah
Daerah.
Taniredja, T dan Hidayati Mustafidah. (2011). Penelitian
Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan TanggungjawabKeuangan Negara
Wahyono, Teguh. (2009). 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17
(Memahami Teknik Analisis Statistik Secara Sistematis dan
Praktis. Jakarta: PT. Gramedia.
Wirartha, I. M. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi .
Bandung: CV. Andi Offset.
Yulianingtyas, D. S. (2011). Pengaruh Karakteristik Pemerintah
Daerah Terhadap Kepatuhan Pengungkapan Wajib Dalam
Laporan Keuangan Pemerintah (Studi Empiris Pada
Kabupaten/Kota di Indonesia). Akuntansi dan Auditing.
http://www.bppk.depkeu.go.id. Diunduhtanggal 27 Februari 2014.