Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Daging Sapi Domestik di Indonesia (Studi Kasus Tahun 2003-2017) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat– syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh: WILDA MULYANINGSIH NIM : 1112084000028 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
86
Embed
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Daging Sapi Domestik di …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46713... · 2019-08-19 · karya tulis skripsi dengan judul “Faktor
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Daging Sapi Domestik di
Indonesia
(Studi Kasus Tahun 2003-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat–
syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
WILDA MULYANINGSIH
NIM : 1112084000028
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
1. Nama Lengkap : Wilda Mulyaningsih
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Januari 1993
FACTORS AFFECT THE PRICE OF DOMESTIC BEEF IN INDONESIA
( case study 2003 -2017 )
ABSTRACT
This research aims to analyze the effect of per capita income, beef consumption dan beef production in Indonesia from 2003 – 2017. Data used secondary data obtained from the Ministry of Agriculture, BPS and other journals that support this research. The analytical method used is multiple regression analysis (OLS). The result of this research shows that per capita income have significant effect to the beef price in Indonesia, beef consumption have significant effect to the beef price in Indonesia, but beef production does not have a significant effect on the beef price in Indonesia.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DOMESTIK DI INDONESIA
( studi kasus tahun 2003 – 2017 )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan perkapita, konsumsi daging sapi dan produksi daging sapi domestik terhadap harga daging sapi di Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2017. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Kementrian Pertanian, Badan Pusat Statistik Indonesia dan jurnal – jurnal lain yang mendukung penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda ( OLS ). Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan perkapita berhubungan signifikan terhadap harga daging sapi di Indonesia, konsumsi daging sapi berhubungan signifikan terhadap harga daging sapi di Indonesia sedangkan produksi berhubungan negatif tidak signifikan terhadap harga daging sapi di Indonesia.
Kata kunci : harga, harga daging sapi, pendapatan perkapita, konsumsi, produksi, OLS
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis skripsi dengan judul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga
Daging Sapi Domestik di Indonesia (Studi Kasus Tahun 2003-2017)” sebagai
salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Univesitas
Islam Negeri Syarif Hdayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.Tak lupa penulis mengucapkan banyak-banyak terimaksih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa moril maupun
materil selama proses penyususunan skripsi ini. Ucapan terimakasih yang tak
terhingga penulis ucapkan kepada:
1. Keluarga yang selalu setia mensupport segala keperluan yang dibutuhkan
oleh penulis selama mengenyam pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Teruntuk mama dan papa, kepada sist Indah Kurnia Lestari, my bro
Muhammad Rizky Fauzi,Camoy, Rasyid. Yang sabar banget nungguin
kapan ni anak lulus (maap kan terlalu lama) but thank you so much for
everything you gave to me!
2. Bapak Arief Fitrijanto selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terimakasih banyak telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak.
3. Bapak Sofyan selaku Pembimbing sekaligus sekjur yang telah banyak
membantu dalam memberikan bimbingan yang bermanfaat, masukan dan
saran yang sangat berarti dalam proses penyusunan skripsi ini. You are so
kind pak! Baik bangeeett. Terimakasih banyak atas bimbingannya dan
semoga Allah membalas kebaikan bapak.
x
4. Seluruh jajaran dosen Fakultas ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat. Semoga Allah memberikan pahala dan berkahnya
Harga merupakan salah satu faktor pendukung dalam permintaan suatu
barang, sesuai dengan hukum permintaan, semakin rendah harga suatu barang
maka permintaan akan akan barang tersebut semakin tinggi dan demikian juga
sebaliknya jika semakin tinggi harga suatu barang maka akan permintaan akan
barang tersebut akan semakin rendah dengan asumsi ceteris paribus.
Kenaikan harga daging sapi secara signifikan terjadi pada waktu atau
periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Setidaknya selama enam tahun
terakhir.
Gambar 1.3 Harga daging sapi
Sumber :Kementrian pertanian 2015
Harga daging sapi tertinggi terjadi pada saat HBKN, terutama saat
menjelang puasa dan hari lebaran Idul Fitri. Hal ini dikarenakan permintaan
yang tinggi dari efek psikologis konsumen yang cenderung membeli daging
lebih banyak pada periode tersebut serta adanya ekspektasi dan perilaku
pedagang yang cenderung meningkatkan harga secara tidak wajar.
8
Dari gambar tersebut terlihat bahwa perkembangan harga daging sapi di
dalam negeri dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Hal ini dapat terlihat
dari harga daging sapi selama enam tahun terakhir harga daging sapi selalu naik
setiap tahunnya. Pada tahun 2008 harga daging nasional sebesar Rp. 53.875/kg,
tahun 2009 terjadi kenaikan harga daging sapi menjadi Rp.59.545/kg. Selama tahun
2012 harga daging sapi nasional rata – rata di tingkat harga Rp. 82.370/kg. Harga
daging sapi nasional pada tahun 2013 berkisar di tingkat harga Rp.95.340/kg dan
pada tahun 2014 harga daging sapi nasional menembus harga hingga
Rp.110.000/kg.
Menurut Kementrian Pertanian harga daging sapi per-kilogram di
Indonesia lebih mahal dibandingkan harga daging sapi di negara tetangga yaitu
Malaysia dan Singapura, dimana perbedaan harga hampir mencapai 30 sampai
dengan 40%.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga daging
sapi karena adanya perubahan keseimbangan antara jumlah permintaan dan
jumlah penawaran daging sapi di tingkat pasar, dimana permintaan sering kali
lebih besar dari pada ketersediaan barang. Menurut Sugiarto,2005. Menyatakan
bahwa harga pasar suatu komoditas dan jumlah yang diperjual belikan
ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari komoditas tersebut.
Menurut Henderson dan Quandt (1980) dalam Ilham (2001)
menyatakan bahwa faktor penentu kenaikan harga daging sapi dipasar
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Sedangkan menurut
penelitian Kariyasa (2000) dan Ilham (2001) menyatakan bahwa harga daging
9
sapi domestik ditentukan oleh harga ternak sapi impor namun tidak responsive
terhadap perubahaan harga daging sapi domestik.
Berdasarkan gambaran diatas, perlu ada pengendalian agar kenaikan
harga yang terjadi pada daging sapi tidak melonjak tajam. Jika harga terlalu
tinggi maka dapat menurunkan daya beli konsumen sehingga menyebabkan
permintaan menurun., sebaliknya jika harga terlalu rendah maka produsen akan
mengalami kerugian. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana variabel –
variabel pendapatan perkapita, produksi daging sapi domestik dan juga
konsumsi daging sapi berpengaruh terhadap harga daging sapi domestik.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa penyediaan daging
sapi sangat penting. Penelitian ini menggunakan data pada tahun 2003 – 2017. Dan
berdasarkan uraian diatas maka dapat di identifikasi masalah–masalah berikut:
1. Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita terhadap harga daging
sapi domestik di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh konsumsi daging sapi terhadap harga daging
sapi domestik di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh produksi daging sapi terhadap harga daging
sapi domestik di Indonesia ?
10
C. Tujuan Penelitian dan manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar pendapatan
perkapita,konsumsi dan produksi terhadap harga daging sapi di
Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi intansi terkait dan terlebih bagi pemerintah sebagai masukan
untuk dapat menentukan kebijakan dimasa yang akan datang dalam
menentukan harga eceran daging sapi dalam negeri.
b. Bagi penulis dan pembaca diharapkan mampu memberikan
informasi mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi harga
daging sapi baik secara permintaan maupun penawaran.
c. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangsih
yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi para pelaku
pasar seperti pedagang, konsumen,importir dan eskportir.
d. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Daging
Daging adalah salah satu komoditi yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan tubuh terhadap zat – zat gizi protein dimana
protein daging yang mengandung susunan asam amino yang lengkap.
Menurut Mutiara Mugraheni dalam bukunya Bahan Pangan Hewani
(2013). Daging di definisikan sebagai urat daging atau otot yang melekat
pada kerangka. pengertian lain daging adalah bagian dari hewan potong
yang di gunakan manusia sebagai bahan makanan, selain mempunyai
penampakan yang menarik selera juga merupakan sumber protein
hewani berkualitas tinggi.
Protein merupakan komponen kimia terpenting yang ada di dalam
daging, protein yang terkandung didalam daging berkisar 15-20% dari berat
bahan. Protein daging lebih mudah dicerna dibandingkan yang berasal dari
nabati, sehingga protein sangat baik dibutuhkan untuk proses pertumbuhan
perkembangan dan pemeliharaan bagi tubuh. Kebutuhan protein pada anak
balita 2-2,5 gram per kilogram berat badan, sedangkan pada orang dewasa
hanya 1 gram per kilogram berat badan. Selain mutu proteinya yang tinggi,
pada daging terdapat pula kandunga asam amino esensial yang lengkap dan
seimbang serta kaya akan vitamin dan mineral yang di perlukan olah tubuh.
12
Berdasarkan keadaan fisik daging dapat dikelompokan menjadi :
1) daging segar yang dilayukan atau tanpa pelayuan
2) daging segar yang dilayukan kemudian di dinginkan
3) daging segar yang di dinginkan kemudian dibekukan
4) daging asap
5) daging olahan.
Beberapa hewan penghasil daging salah satunya adalah sapi. Di
Indonesia sapi menduduki urutan teratas dari segi populasi, penyebaran
daerah, volume produksi daging maupun dari nilai ekonomi dan mutu
dagingnya.
2. Teori Permintaan dan Penawaran
a. Pengertian Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah keinginan konsumen dalam membeli suatu
barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Permintaan ada dua jenis yaitu permintaan individu (firm) dan
permintaan pasar(market). Permintaan individu adalah permintaan
sejumlah barang oleh konsumen pada berbagai tingkat harga barang.
Sedangkan permintaan pasar adalah penjumlahan dari permintaan-
permintaan individu dengan kata lain kumpulan dari permintan-
permintaan individu membentuk permintaan pasar.
Sedangkan penawaran adalah keseluruhan jumlah barang dan
asa yang ditawarakan dalam berbagai kemungkinan harga yang
13
berlaku dipasar dalam satu periode tertentu. Dalam penawaran
terdapat dua penawaran pasar yaitu penawaran suatu barang dari
semua penjual yang ada pada pasar dan yang kedua adalah
penawaran individu yaitu penawaran dari penjual perseorangan akan
suatu barang di pasar.
b. Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan adalah negatif jika harga naik maka jelas
barang yang diminta turun,yang artinya adalah semakin tinggi harga
suatu barang maka semakin sedikit jumlah barang yang dibeli atau
diminta atau sebaliknya yaitu saat harga turun maka barang yang
diminta akan naik.
Hukum Penawaran berbanding lurus antara harga terhadap
jumlah barang yang ditawarkan, yaitu jika harga naik maka
penawaran akan meningkat dan sebaliknya jika harga turun maka
penawaran juga akan turun.
c. Faktor Permintaan dan Penawaran
Permintaan suatu barang ditentukan oleh banyak faktor.
Diantaranya adalah :
1) Harga barang itu sendiri
2) Harga barang lain yang berkaitan
3) Pendapatan para pembeli
14
4) Selera masyarakat
5) Jumlah Penduduk
6) Ramalan dimasa yang akan datang.
Penawaran memiliki faktor –faktor yang mempengaruhinya,
diantaranya adalah :
1) Harga pasar
2) Biaya produksi
3) Keuntungan yang di harapkan
4) Teknologi produksi
5) Persaingan
6) Kebijaksanaan pemerintah
d. Penentuan Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi
adalah harga yang terbentuk dari jumlah barang yang diperjual
belikan dipasar yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan
barang tersebut. Oleh karena itu dalam analisis penentuan harga
dan jumlah barang yang diperjual belikan disuatu pasar harus
berdasarkan analisis permintaan dan penawaran barang tersebut
secara serentak.
Harga keseimbangan adalah harga yang terbentuk ketika
kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan sama
besarnya. Secara matematik dan grafik hal ini ditunjukan dengan
15
kesamaan Qd = Qs, pada perpotongan kurva permintaan dengan
kurva penawaran. Pada posisi keseimbangan pasar ini tercipta
harga keseimbangan atau equlibrium price dan umlah
keseimbangan equilibrium quantity.
Gambar 2.1
Kurva Keseimbangan
Dimana :
Qd = Jumlah Permintaan
Qs = Jumlah Penawaran
E = Titik Keseimbangan
Pe = Harga Keseimbangan
Qe = Jumlah Keseimbangan
e. Pendekatan Perilaku Konsumen
1) Pendekatan Kardinal Menjelaskan bahwa daya guna dapat diukur dengan
satuan uang atau util dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna
bergantung kepada subjek yang menilai. Asumsi yang
16
digunakan dalam pendekatan kardinal adalah kepuasan yang
bisa di ukur, konsumen yang rasional yang artinya konsumen
bertujuan untuk memaksimalkan kepuasannya dengan batasan
pendapatannya, selanjutnya ada diminishing marginal utility
yaitu tambahan utiitas yang diperoleh konsumen makin
menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas
tersebut dan yang terakhir adalah pendapatan konsumen yang
tetap.
2) Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal menelaskan bahwa daya guna suatu
barang tidak perlu diukur cukup untuk diketahui dan konsumen
mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok orang.
Asumsi dalam pendekatan ordinal adalah konsumen yang
rasional, konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang
yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna, selain
itu konsumen juga mempunyai sejumlah uang tertentu, konsumen
berusaha mencapai kepuasan maksimum.
f. Konsep Elastisitas
Menurut Sukirno (2005) elastisitas adalah derajat kepekaan
kuantitas yang meminta atau ditawarkan terhadap salah satu faktor
yang mempengaruhi fungsi permintaan atau penawaran. Sedangkan
17
menurut Mankiew (2012) dalam bukunya yang berjudul pengantar
ekonomi mikro, eslastisitas adalah suatu indikator yang mengukur
seberapa responsif jumlah permintaan atau penawaran berubah
terhadap salah satu faktor yang menentukan.
Elastisitas mengukur perubahan relative dalam jumlah unit
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya (cateris paribus). Dengan demikian definisi dari
elastisitas permintaa adalah tingkat perubahan permintaan terhadap
barang atau jasa, yang diakibatkan oleh perubahan harga barang atau
jasa tersebut. Besar atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat
diukur dengan angka – angka.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri
disebut elastisitas harga, sedangkan elastistas yang dikaitkan dengan
harga barang lain disebut elastisitas silang dan bila dikaitkan dengan
pendapatan disebut elastisitas pendapatan (Sukirno, 2005).
1) Elastisitas harga Merupakan perbandingan atau rasio antara perubahan
relatif jumlah barang yang diminta dengan perubahan
harga barang itu sendiri.
Eh % perubahan jumlah barang yang diminta
% perubahan harga barang itu sendiri
18
2) Elastisitas silang Yaitu presetase perubahan jumlah barang yang diminta
yang disebabkan oleh perubahan harga barang lain
atau barang yang mempunyai hubungan (barang
subsitusi) sebesar satu persen.
Eh = % perubahan jumlah barang X yang diminta
% perubahan harga barang Y
3) Elastisitas Pendapatan Yaitu presentase perubahan jumlah barang yang
diminta yang disebabkan oleh perubahan pendapatan
rill konsumen sebesar satu persen.
% perubahan jumlah barang yang diminta Eh = % perubahan pendapatan rill
3. Harga
Produk peternakan umumnya memiliki harga yang relatif tinggi
dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya. Permintaan produk
peternakan berkaitan erat dengan kemampuan daya beli konsumen.
Semakin meningkatnya pendapatan masyarakat menyebabkan
permintaan akan produk – produk yang bermutu tinggi akan meningkat.
Pengertian harga sendiri menurut Swastha (2004;25) harga adalah
jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang beserta pelayanannya. Sedangkan menurut Tjiptono
(2007;151) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainya
19
termaksud barang dan jasa lainnya yag ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa.
Harga terbentuk dari kompensi produk untuk memenuhi tujuan
dua pihak yaitu produsen dan konsumen. Produsen memandang harga
sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat keuntungan
diatas biaya produksinya. Konsumen memandang harga adalah sebagai
nilai barang yang mampu memberikan manfaat atas pemenuhan
kebutuhannya dan keinginannya.
a. Faktor penentu harga
Faktor internal meliputi :
1) Tujuan pemasaran (biaya, penguasaan pasar dan usaha)
2) Strategi marketing mix (aspek harga dan non harga)
3) Organisasi (struktur, skala dan tipe)
Faktor eksternal meliputi :
1) Elastisitas permintaan dan kondisi persaingan pasar
2) Harga pesaing dan reaksi pesaing terhadap perubaha harga
3) Lingkungan eksternal yang lain, lingkungan mikro (pemasok,
penyalur, asosiasi dan masyarakat) maupun lingkungan
makro (pemerintah, cadangan sumberdaya, keadaan sosial,
dsb).
20
Harga berubah atau dirubah tidaklah tanpa batas. Penentuan
harga dibatasi oleh permintaan (costomer demand),biaya (cost) maupun
persaingan (competition). Posisi atau tingkat harga akan bergerak
berfluktuaasi dalam ruang gerak persaingan mengikuti kekuatan pesaing
yang lebih besar. Akan perbahannya tetap tidak sampai melebihi batas
harga tertinggi dari permintaan pasar maupun tidak akan lebih rendah
dari biaya yang ditanggung oleh produsen.
4. Pendapatan Perkapita
Menurut Sadono Sukirno pendapatan perkapita adalah besarnya
pendapatan rata – rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita
didapatkan dari hasil pemabagian pendapatan nasional suatu negara pada
satu tahun tertentu dengan jumlah penduduk negara pada tahun tersebut.
Fungsi lain dair pendapatan perkapita adalah dapat menganalisis
pembangunan ekonomi dimana pendapatan perkapita dalat
menggambarkan jurang tingkat kemakmuran diberbagi negara.
Diasumsuikan tingkat kemakmuran diberbagai negara di refleksikan
oleh pendapatan rata – rata yang diterima penduduknya (Sadono
2005:12)
Metode dalam penghitungan pendapatan perkapita dengan cara
menumlahkan pendapatan seluruh penduduk suatu negara pada tahun
tertentu kemudian dibagi dengan jumlah penduduk negara yang
bersangkutan pada periode tahun yang sama.
21
5. Teori Konsumsi
Menurut Sukirno 2000:337 Konsumsi merupakan belanja yang
dilakukan individu atau rumah tangga atas barang akhir dan jasa guna
memenuhi kebutuhan dair perbelanjaan tersebut. Perbelanjaan atau
pengeluaran konsumsi merupakan belanja masyarakat atas makanan,
pakaian, dan barang barang lain, sementara barang konsumsi adalah
barang – barang yang diproduksi khusus oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya. Menurut teori Keynes terdapat beberapa
cattatan dalam fungsi konsumsi yaitu :
a. Variabel nyata yang menunjukan hubungan antara pendapatan nasional
dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan
menggunakan tingkat harga konstan.
b. Pendapatan absolute bahwa variabel pendapatan nasional
diinterprestasikan sebagai pendapatan nasional absolute yang dapat
dilawan dengan pendapatan relatif, pendpaatan permanen dan
sebagainya.
e. Pendapatan yang terjadi bahwa pendapatan nasional yang
menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah pendapatan
nasional yang terjadi maka bukan pendapatan yang diramalkan atau
yang akan datang.
22
6. Teori Produksi
Produksi merupakan kegiatan memproses input menadi output. Atau
bisa juga dikatana hubungan diantara faktor – faktor produksi dan tingkat
produksi yang diciptakannya (Sadono 2005).
Fungsi produksi merupakan suatu persamaan yang menunjukan
hubungan ketergantungan atau fungsional antar tingkat input yang digunakan
dalam proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.
Teori produksi sederhana dengan satu input variabel tunduk pada “law of
diminishing return” yaitu hukum yang menyatakan berkurangnya tambahan
output dari penambahan satu unit input variabel pada saat output telah
mencapai maksimum.
a. Hanya ada satu input variabel, inputyang lain tetap
b. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah
c. Sifat koefsien produksi adalah berubah – ubah.
Produksi dengan dua input variabel terdapat Isoquan dimana
isoquan menjelaskan tentang kurva yang menunjukan berbagia kombinasi input
faktor tenaga kerja (L) dan modal (K) dapat menghasilkan seumlah output yang
sama.
23
Kedua adalah Isocost yang meunjukan berbagai kombinasi atau
gabungan input faktor tenaga kerja (L) dan input modal (K)yang dapat dibeli
dengan sejumlah anggaran.
B. Penelitian Sebelumnya
Berbagai penelitian telah banyak dilakukan oleh para ekonom yang
berkenan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi harga daging sapi.
Kontribusi penelitian – penelitian tersebut menunjukan peran penting
pendapatan perkapita, konsumsi dan produksi terhadap harga dgaing sapi.
Beberapa penelitian memiliki perbedaan dikarenakan penggunaan variabel
yang berbeda dan region yang diteliti.
1. Winda ayu wulandarai, Tavi supriana yang meneliti tentang “Faktor
– faktor yang mempengaruhi harga daging sapi di Sumatra Utara
“Merode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan
menggunakan metode PAM. Data yang digunakan adalah data sekunder
yang berupa time series tahun 2007 sampai dengan 2011. Penelitian
dilakukan di Sumatra Utara tahun 2013. Hasil penelitian menunjukan
faktor – faktor yang mempengaruhi harga daging di Sumatra Utara yaitu
jumlah impor, permintaan daging sapi dan harga daging sapi bulan
sebelumnya memiliki pengaruh yang positif yang nyata terhadap harga
daging sapi di Sumatera Utara sedangkan produksi daging sapi memiliki
pengaruh negatif dan tidak nyata terhadap harga daging sapi di Sumatera
Utara.
24
2. Peni Arianita Wardani (2014) meneliti tentang “Analisis faktor– faktor
yang mempngaruhi harga dgaing sapi di Indonesia”data yang digunakan
adalah data time series tahun 2008 sampai dengan 2013. Analisis
deskriptif dan model persamaan regresi linear berganda digunakan
sebagai alat analisis dalam penelitian ini. Hasilnya berdasarkan analsisi
deskriptif harga daging sapi dipengaruhi oleh alur distribusi yang
panjang sedangkan model persamaan regresi linear berganda terdapat
tiga variabel yang berpenagruh yaitu harga dgaing sapi periode
sebelumnya, hari raya lebaran dan impor daging sapi.
3. Gusti Nugraha Pradipta dengan penelitian yang berudul “Faktor – faktor
yang mempengaruhi harga dgaing sapi di Provinsi Aceh” penelitian ini
menggunakan metode survey dengan teknik pengumpulan data dilakuan
dengan data sekunder. Penelitian di lakukan di Aceh pada tahun 2014.
Berdasarkan hasil peneltian menunjukan bahwa faktor yang
mempengaruhi harga daging sapi di Parovinsi Aceh adalah permintaan
daging sapi, produksi daging sapi dan harga daging sapi impor. Faktor
tersebut secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap harga
daging sapi di Provinsi Aceh. Sedangkan secara parsial harga daging
impor berpengaruh nyata Terhadap harga dgaing sapi lokal. Hal tersebut
disebabkan karena peningkatan produksi daging sapi lokal belum dapat
memenuhi jumlah permintaan. Sehingga harga daging sapi lokal akan
terus mengalami peningkatan. Maka dapat dikatakan produksi daging
25
sapi lokal dan permintaan tidak berpengaruh pada harga daging sapi lokal
karena daging sapi lokal akan terus meningkat setiap tahunnya.
4. Rinaldi Simanjuntak “faktor- faktor yang mempengaruhi harga daging
sapi di Provinsi Bengkulu” model analisis yangdigunakan yaitu dengan
menggunakan analisis regresid ta panel model yang dipilih adalah
Random Effect Model. Penelitian dilakukan di Bengkulu pada tahun
2017. Hasil dari estimasi persamaan regresi bahwa variabel produksi
daging sapi, harga daging sapi tahun sebelumnya dan harga daging ayam
berpengaruh secara signifikan terhadap harga daging sapi di Bengkulu.
Sedangkan variabel konsumsi daging sapi tidak berpengaruh secara
signiifkan terhadap harga daging sapi di Porvinsi Bengkulu.
5. Sri Dewi Anjani”faktor – faktor yang mempengaruhi harga daging sapi
di Indonesia” penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 1999
sampai dengan tahun 2014, metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi berganda. Hasil penelitian meunjukan bahwa konsumsi
daging sapi berhubungan signifikan terhadap harga daging sapi
sedangkan produksi daging sapi berhubungan negatif tidak signifikan
terhadap harga daging sapi, pendpatan perkapita berhubungan positif
signifikan terhadap harga daging sapi sedangkan nilai tukar nominal
terhadap dollar Australia berhubungan negatif tidak signifikan terhadap
harga daging sapi.
26
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Penulis dan tahun
Judul Variabel dan Alat Analisis
Hasil Penelitian
1 Winda ayu, Tavi Supriana 2013
Faktor – Faktor yang mem-pengaruhi harga daging diSumatra Utara
Variabel yang digunakan adalah jumlah impor, permintaan daging sapi, produksi daging sapi dan harga daging sapi bulan sebelumnya dengan metode PAM
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah impor,permintaan daging sapi dan harga daging sapi bulan sebelumnya memiliki pengaruh positif yang nyata terhadap daging sapi di Sumatera Utara sedangkan produksi daging sapi memiliki pengaruh negatif dan tidak nyata terhadap harga daging sapi di Sumatera Utara.
2 Peni Arianita 2014
Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi harga daging sapi di Indonesia tahun 2008-2013
harga daging sapi periode sebelumnya, hari raya idul itri dan impor daging sapi dengan metode regresi linier berganda.
Data yang digunakan adalah adalah data timeseries dengan hasil berdasarkan analisis deskriptif menunjukan bahwa harga daging sapi di Indonesia dipengaruhi oleh jalur
27
distribusi yang panjang sedangkan berdasarkan model persamaan regresi liniear berganda terdapat tiga variabel yang berpengaruh yaitu harga daging sapi periode sebelumnya, hari raya idul fitri dan impor daging sapi.
3 Gusti Nugraha Pradipta, 2014
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga daging sapi di Aceh
Variabel yang digunakan adalah permintaan daging sapi, produksi daging sapi dan harga daging sapi impor dan harga daging sapi lokal.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi harga daging sapi di Provinsi Aceh adalah permintaan dagng sapi, produksi daging sapi dan harga daging sapi impor secara serempak berpengaruh nyata terhadap harga daging sapi lokal. Sedangkan secara parsial harga daging sapi impor berpengaruh nyata terhadap harga daging sapi lokal
28
sedangkan permintaan dan dan produksi daging sapi lokal tidak brpengaruh nyata terhadap harga daging sapi lokal.
4 Rinaldi Simanjuntak
Faktor –faktor yang mempengaruhi harga daging sapi di Provinsi Bengkulu tahun 1998 - 2013
Variabel yang digunakan adalah harga daging sapi, produksi daging sapi, konsumsi daging sapi dengan metode Random Effect Model
Hasil Estimasi dari model persamaan regresi menunjukan bahwa variabel produksi daging sapi, harga daging sapi tahun sebelumnya dan harga daging ayam berpengaruh signiikan sedangkan variabel konsumsi daging sapi tidak berpengaruh secara signiifkan terhadap harga daging sapi di Porvinsi Bengkulu.
5 Sri Dewi Anjani
Faktor –faktor yang mempengaruhi harga daging sapi di Indonesia 1999-2014
Variabel yang digunakan adalah harga daging sapi, produksi daging sapi, pendapatan perkapita, nilai tukar rupiah, dan konsumsi
Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi daging sapi berhubungan signifkan terhadap harga daging sapi, pendapatan
29
perkapita brhubungan positif terhadap harga daging sapi sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Australia berhubungan negatif tidak signifikan terhadap harga daging sapi.
C. Kerangka Berfikir
Dalam kebutuhan manusia tidak terlepas dari kebutuhan sandang
dan papan. Salah satunya adalah mengkonsumsi daging untuk memenuhi
kebutuhan protein dalam tubuh manusia. Dengan meningkatnya
pengetahuan masyarakat akan kebutuhan protein hewani maka
permintaan akan daging sapi terus meningkat. Meningkatnya permintaan
akan daging sapi saat penawaran akan daging sapi itu tetap maka akan
menyebabkan meningkatnya harga akan daging sapi yang disebabkan
oleh sisi permintaan.
Penyebab meningkatnya harga daging sapi dilihat dari sisi
permintaan disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah harga
barang subsitusi lain yaitu daging ayam dan daging sapi. Selain itu
jumlah penduduk dan PDRB juga mempunyai keterkaitan terhadap
fluktuasi harga daging sapi. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
dijelaskan melalui kerangka berfikir seperti berikut ini :
30
Judul : Faktor – faktor yang mempengaruhi harga daging sapi domestik di Indonesia tahun 2003-2017
Cuplikan blue print program swasembada daging sapi 2014
Iman Haromain (2010). Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan daging
sapi di Indonesia pada tahun 2000 – 2009, Journal
DIREKTORAT PANGAN DAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2013 (studi pendahuluan rencana pembangunan jangka menengah nasional (rpjmn) bidang pangan dan pertanian 2015-2019 ) Ashari, Nyak Ilham, dan Sri Nuryanti (2012). DINAMIKA PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI: REORIENTASI KONSEPSI DAN IMPLEMENTASI
65
ATIEN PRIYANTI, T.D . SOEDJANA, R. MATONDANG, dan P. SITEPU (1997). Estimasi sistem permintaan dan penawaran daging sapi di propinsi Lampung Shiggit Dirgantara (2013). Skripsi Analisis permintaan daging sapi pada tingkat kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2005 -2010 Nyak Ilham (2001) Analisis Penawaran dan Permintaan Daging Sapi Di Indonesia dalam seminar nasional teknologi peternakan. Imam Subagyo (2009). Potret Komoditas Daging Sapi. Dalam Economic review Anggra Risha Frandika (2015) Dampak kenaikan harga daging sapi terhadap perilaku konsumen, UNPAD Journal Kementrian perdagangan, November 2015 “Analisis perkembangan harga bahan pangan pokok di pasar domestik dan internasional:. Marudut Balian (2009). Faktor – Faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi potong domestik. Skripsi Yudha Hadian Nur, Yati Nuryati (2012). Analisis faktor dan proyeksi konsumsi pangan nasional kasus pada komoditas beras, kedelai dan daging sapi. Jiuhardi (2016). Kajian tentang Impor Daging Sapi Di Indonesia. Journal
Direktur pangan dan pertanian kementrian perencanaan pembangunan
nasional(2013). RPJM Bidang Pangann dan Pertanian 2015 – 2019
Saptana, Nyak ilham, Bambang Winarso, Valerina Darwis (2014) laporan akhir
analisis kebijakan stabilisasi harga daging sapi.
66
LAMPIRAN
Data Harga daging sapi, PDB perkapita, Konsumsi daging sapi dan Produksi
daging sapi
Tahun
Harga daging sapi (rp/kg)
PDB perkapita
(juta)
Konsumsi Daging Sapi
(ton)
Produksi Daging Sapi
(ton) 2003 34.330 9.326.237 219.957 369.710
2004 34.484 10.479.587 266.149 447.570
2005 39.916 12483884
221.397 358.710
2006 43.866 14816401
246.477 395.510
2007 45.599 17290031
229.403 339.480
2008 50.871 21364534
266.502 392.510
2009 58.178 23880878
297.516 409.310
2010 66.329 27028695
331.541 436.450
2011 69.641 30658976
338.787 485.330
2012 76.925 33531354
395.135 508.910
2013 90.401 36508486
403.085 504.820
2014 99.332 40510500
438.767 497.670
67
2015 104.328 43659800
597.629 506.660
2016 113.555 46333600
613.117 518.760
2017 115.779 51890000
628.276 531.760
Hasil Uji Unit Root Data
Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process) Series: HARGA__DAGING_SAPI, PDB_KAPITA, KONSUMSI, PRODUKSI_TON_ Date: 01/31/19 Time: 12:44 Sample: 2003 2017 Exogenous variables: Individual effects, individual linear trends Automatic selection of maximum lags Automatic lag length selection based on AIC: 0 to 1 Total number of observations: 46 Cross-sections included: 4 Method Statistic Prob.** ADF - Fisher Chi-square 55.0566 0.0000 ADF - Choi Z-stat -5.97040 0.0000 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.