FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra NIM : 041114011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
150
Embed
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA … filefaktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas xi sma stella duce bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION
DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
NIM : 041114011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION
DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
NIM : 041114011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
SKRIPSI
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tuhan punya rancangan dalam hidupku Yeremia 29: 11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberi hari depan yang penuh harapan”
Yang paling berani adalah mereka yang mempunyai tujuan paling jelas dan bertindak menyongsongnya
(Thucydides)
Jika kamu berpikir bisa, kamu akan bisa Jika kamu berpikir sukses, kamu akan sukses
(Sukadi)
Menjadi pribadi yang optimis realistis merupakan salah satu kunci meraih kesuksesan hidup
yang realistis pula
Skripsi ini kupersembahkan bagi: Tuhan Yesus Kristus yang mengajar, membimbing, dan menjadi sumber utama motivasi hidupku, karena berkat dan kasihNya, menjadikanku hidup penuh syukur. Kedua orang tuaku terkasih, Bapak E. Iskiyat Widihargo dan Ibu S. Sukky Widihargo yang penuh sabar menemani, memberi motivasi untuk terus berjuang dengan perbuatan postif dan berdoa. Dunia pendidikan sebagai tempat menumbuhkan pribadi-pribadi bermotivasi positif.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Februari 2010
Penulis
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
NIM : 041114011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI
SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 YANG
DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN
IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL PENINGKATAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 20 Februari 2010
Yang menyatakan,
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
vii
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra 041114011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi
belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion. Masalah yang diteliti adalah: (1) Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion? (2) Modul seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui focus group discussion?
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 39 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah menganalisa jawaban siswa dengan melakukan pengkodingan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD), dengan panduan pertanyaan berjumlah 11.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa sebagai berikut: (a) 39 siswa (100%) menyatakan bahwa faktor metode mengajar guru memotivasi belajar siswa; (b) 26 siswa (66,67%) menyatakan bahwa faktor mata pelajaran memotivasi belajar siswa; (c) 17 siswa (43,59%) menyatakan bahwa faktor orangtua menjadi salah satu faktor yang memotivasi belajar siswa; (d) 16 siswa (41,02%) menyatakan bahwa faktor cita-cita memotivasi belajar siswa; (e) 10 siswa (25,64 %) menyatakan bahwa faktor tugas terlalu banyak kurang memotivasi belajar siswa; dan (f) 1 siswa (2,56%) menyatakan bahwa faktor belum menemukan tujuan belajar kurang memotivasi belajar siswa. (2) Modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui focus group discussion adalah sebuah modul pendampingan dengan tema mayor “Bersemangat dalam Belajar”. Modul tersebut menggunakan metode structured-experiences (pengalaman terstruktur), dengan adanya tema minor, tujuan, waktu, prosedur, media, dan evaluasi.
viii
ABSTRACT
THE FACTORS THAT MOTIVATE STUDENTS LEARNING ACTIVITY OF THE 11th GRADE OF STELLA DUCE BANTUL SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS AT ACADEMIC YEAR 2009/2010 THAT IS
REVEALED BY THE FOCUS GROUP DISCUSSION METHOD AND ITS IMPLICATION ON THE ARRANGEMENT OF THE IMPROVEMENT
LEARNING MOTIVATION STUDENT MODULE
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra 041114011
The objective of this research was to know the factors which motivate
students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that was revealed through focus group discussion. The problems that were discussed were: (1) what are the factors that motivate students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion? (2)What kind of module which is appropriate for increasing motivates students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion?
Population in this research is students’ class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010, total amount of this population is 39 students. The data analysis that is used in this research is analyzing the student answer with coding. The method for data collection that is used in this research is Focus Group Discussion (FGD) with 11 questions guide.
The result of this research showed: (1) The factors that motivate students learning activity are: (a) 39 students (100%) stated that the teaching method factor from the teacher can motivate students learning activity; 26 students (66,67%) stated that the subjects factor can motivate student learning activity; (c) 17 students (43,59%) stated that the parent factor become one of the factor which motivate student learning activity; (d) 16 students (41,02%) stated that students’ dream can motivate student learning activity; (e) 10 students (25,64%) stated that to much tasks factor make lack motivation of student learning activity; (f) 1 student (2,56%) stated that not found the aim of study make lack motivation of student learning activity. (2) Module that appropriate for increasing motivate students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion is a assistance module with major theme “Bersemangat dalam Belajar”. This module used structured-experience with minor theme, objective, time, procedure, media, and evaluation.
ix
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur diucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus Yang Penuh
Kasih, atas anugerahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Diucapkan terima kasih pula kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan
dan dukungan yang sangat berharga secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan
terima kasih ditujukan kepada:
1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., sebagai Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang
dengan penuh kesabaran dan perhatian selalu memberi semangat, memberi
masukan, mendampingi sekaligus mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Dosen penguji, Bapak Drs. R. H. DJ. Sinurat, MA dan Br. Triyono, SJ, MS
atas saran dan masukan yang diberikan.
5. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman berharga yang sangat berguna bagi masa
depan peneliti.
6. Sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling atas layanan yang
diberikan.
x
7. Bapak Kepala Sekolah dan Koordiantor BK SMA Stella Duce Bantul yang
telah menerima dan mengizinkan dilakukannya penelitian di SMA Stella
Duce Bantul serta seluruh siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul yang telah
bekerjasama melakukan FGD.
8. Bapak C. Suparjono, S. Pd, atas masukan dan bantuan yang diberikan.
9. Kedua orang tuaku, Bapak E. Iskiyat Widihargo dan Ibu S. Sukky Widihargo,
yang penuh kesabaran, dan kasih sayang membantu, mendoakan dan memberi
bantuan moral maupun material, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
10. Kakakku A.Willy Satya Putranta atas dukungan yang diberikan.
11. Anting Pramusekar atas dukungan, perhatian dan doa.
12. Segenap Keluarga Besar Eyang Kawidi dan Keluarga Besar Kadibeso atas
doa yang diberikan.
13. Tim FGD: Dita, Anting, Dwi, Pikal, Sepri, Sigit yang dengan rela meluangkan
waktu, tenaga, pikiran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
Sr. Marry, Sr. Aqulia, Wulan, Lucie, Beatrix, Br. Edi, Bismo, Asep atas
canda-tawa, suka-duka, kerjasama, selama kuliah.
xi
15. Semua pihak yang banyak membantu selama menempuh kuliah dan
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Kritik dan saran
demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati.
Yogyakarta, 2 Februari 2010
Benedectus Ardhyanto W. P.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..…………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………... iii
MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………………… v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK……………………………….. vi
ABSTRAK………………………………………………………………………..... vii
ABSTRACT ……………………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….……… ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….…... xii
DAFTAR TABEL ………………...…………………………………….………… xv
DAFTAR GAMBAR………………………………..…………..…..……….……. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………..…..……………… xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 6
C. Tujuan Penelitian ..…………………………………………………………… 6
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………. 7
E. Batasan Istilah ………………………………………………………………... 8
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar …………………………………………… 10
2. Macam-macam Motivasi Belajar ……………………………………….. 14
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar …………………………………………. 16
4. Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar……………...…………………. 17
B. Peran Bimbingan dalam Memotivasi Belajar………………………………. 22
C. Modul Peningkatan Motivasi Belajar……………...……………………….. 25
D. Focus Group Discussion…………………………………………………….. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………… 30
B. Subjek Penelitian……………………………………………………………. 30
C. Metode Pengumpulan Data …………………………………………………. 30
D. Validitas dan Reliabilitas …………………………………………………… 31
E. Pengumpulan Data .………………………………………………………… 32
F. Teknik Analisis Data…………………………………………………………36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian …………………………………………………………… 39
B. Pembahasan…………………………………………………………………. 52
xiv
BAB V MODUL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI
SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
A. Pendampingan
1. Tujuan pendampingan…………………………………………………... 59
2. Gambaran Siswa yang Diharapkan muncul Setelah Mengikuti
Proses Pendampingan …………………………………………………... 59
B. Menyusun Modul Peningkatan Motivasi Belajar
1. Asesmen kebutuhan …………………………………………………….. 60
2. Analisis Hasil Asesmen ………………………………………………… 60
BAB VI RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN
A. Ringkasan…………………………………………………………………… 70
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa …………... 73
2. Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA
Stella Duce Bantul ……………………………………………………… 77
B. Kesimpulan …………………………………………………………………. 78
C. Saran………………………………………………………………………… 79
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 81
LAMPIRAN………………………………………………………………………… 83
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Tim FGD ……………………………………………………………. 39
Tabel 2 : Daftar Peserta FGD ……………………………………………………… 40
Tabel 3 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok A …...……..… 41
Tabel 4 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok A ……. 42
Tabel 5 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok B ..…………… 43
Tabel 6 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa
Kelompok B ………………………………………………...………..…... 44
Tabel 7 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok C …………….. 45
Tabel 8 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar SiswaKelompok C……... 46
Tabel 9 : Hasil FGD dari Keseluruhan kelas, Selama Dua kali FGD
Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa …………………………… 47
Tabel 10 : Hasil FGD dari Keseluruhan kelas, Selama Dua kali FGD
Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa …………………..48
Tabel 11 : Rincian Pernyataan Motivasi Belajar Yang Diungkapkan Oleh
Siswa SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010
BerdasarkanFGD…………………….…………………………………... 48
Tabel 12 :Persentase Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa ……………… 50
Tabel 13 : Persentase Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa……… 51
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Siklus Belajar Berdasarkan Pengalaman ………………………………. 63
Gambar 2 : Skema Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa …………………… 66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa …………………… 84
Lampiran 2: Surat Ijin Penelitian ……...……………………………………… 116
Lampiran 3:Panduan Pertanyaan Focus Group Discussion ………….….…… 117
Lampiran 4: Panduan Untuk Tim Focus Group Discussion …………….…… 118
Lampiran 5: Data Hasil Focus Group Discussion …………………….……… 124
Lampiran 6: Daftar Siswa SMA Stella Duce Bantul …………………...…….. 131
Lampiran 7: Surat Keterangan ………………………...……………………… 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya pendidikan berlangsung seumur hidup. Sejak manusia
lahir, kepadanya sudah diberikan pendidikan. Pendidikan merupakan hal
yang mendasar dan sangat penting dan berguna bagi kelangsungan hidup
manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses di mana si pendidik
dengan sengaja dan penuh tanggung jawab memberikan pengaruhnya kepada
anak didiknya demi kemajuan anak didiknya (Suryabrata, 1984: 1).
Masyarakat sampai saat ini masih mempercayakan kaum muda mereka
untuk dididik di sekolah. Sekolah merupakan tempat yang ideal untuk
menuntut ilmu bagi kaum muda. Dengan bersekolah, ada harapan-harapan
yang ingin dicapai di kemudian hari. Seperti ekonomi keluarga membaik,
membanggakan keluarga, menjadi panutan bagi semua orang, atau
memperbaiki kehidupan dan taraf perekonomian bangsa ini. Meskipun
sekolah telah memberikan berbagai macam hal yang membantu siswa untuk
memahami ilmu pengetahuan, tetapi masih ada saja siswa yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), membolos, tidak lulus ujian, atau tidak
naik kelas.
2
Siswa yang telah memiliki motivasi untuk belajar jika kurang
diperhatikan dan didorong untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar, siswa
tidak akan melakukan kegiatan belajar. Seperti terlihat akhir-akhir ini masih
banyak siswa yang kurang bersemangat menerima pelajaran di kelas. Siswa
juga cenderung malas untuk mengerjakan tugas dari guru.
Pada waktu siswa di rumah, yang dilakukan hampir sama dengan di
sekolah. Mereka cenderung bersenang-senang. Mereka sebetulnya memiliki
banyak waktu untuk belajar di rumah, tetapi kadang-kadang mereka belajar
hanya saat akan menghadapi ujian atau hanya saat mengerjakan PR saja.
Selebihnya mereka gunakan waktunya untuk jalan-jalan, bermain games, dan
hal-hal yang menyenangkan. Beberapa hal yang disebutkan di atas adalah
sebagian kecil realitas yang terjadi dalam diri siswa dalam hal belajar.
Dari uraian di atas, tampak bahwa motivasi belajar berpengaruh bagi
siswa. Motivasi belajar akan kuat jika ada kebutuhan yang membuat siswa
menjadi giat untuk belajar. Motivasi belajar siswa akan lemah jika kurang
memiliki kesadaran dari diri siswa untuk belajar dan dorongan dari orang-
orang di sekitarnya. Ada dua macam motivasi yang mempengaruhi siswa
untuk belajar, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri siswa (internal) juga
ada dorongan dari orang lain atau lingkungan siswa (eksternal).
Motivasi belajar sangat berpengaruh bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar. Dua jenis motivasi belajar itu adalah dari diri siswa
(intrinsik) dan dorongan dari orang lain atau lingkungan siswa (ekstrinsik).
3
Motivasi sangatlah penting untuk membantu atau mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajarnya, sehingga dapat membantu siswa memahami
pelajaran yang ia dapat di sekolah. Motivasi belajar sangat penting dalam
kegiatan belajar, karena motivasi merupakan pendorong yang dapat
melahirkan berbagai kegiatan bagi seseorang khususnya siswa. Motivasi juga
memiliki peran dalam memperjelas tujuan belajar, siswa akan tertarik untuk
belajar sesuatu jika yang dipelajari atau diketahui manfaatnya oleh atau bagi
siswa (Uno, 2008: 28).
Motivasi juga menentukan ketekunan belajar siswa. Siswa yang telah
memiliki motivasi belajar yang kuat akan berusaha untuk mempelajari mata
pelajaran/ilmu pengetahuan yang ia sukai dan minati secara baik dan tekun
dengan harapan dapat memperoleh hasil yang baik. Dapat dikatakan motivasi
belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan.
Kebutuhan mempunyai hubungan dengan motivasi belajar, yaitu
kebutuhan yang bermacam-macam memunculkan motivasi belajar yang
bervariasi dalam belajar di kelas maupun di luar kelas.
Morgan berpendapat bahwa manusia, khususnya siswa memiliki kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berbuat sesuatu, kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk mencapai hasil, dan kebutuhan untuk mengatasi kesulitan (Sardiman, 2008: 78).
Keempat kebutuhan ini dapat memotivasi tingkah laku. Berbeda
dengan Morgan, Maslow (Uno, 2008: 40) mengemukakan lima tingkat
4
kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta kasih (sosial),
penghargaan dan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa kebutuhan-
kebutuhan ini, mampu memotivasi tingkah laku individu.
Berdasarkan tingkat kebutuhan Maslow sering terjadi bahwa di tingkat
SMA kelas XI yang kurang lebih berusia 17 tahun, siswa cenderung belajar
bila disertai dengan hadiah, kebutuhan yang selalu terpenuhi, dan dukungan
serta perhatian dari orang terdekat (orang tua, pacar, sahabat) dan orang lain.
Kebutuhan yang terpenuhi membuat siswa termotivasi dalam melaksanakan
kegiatan belajarnya. Untuk membantu siswa agar termotivasi dalam
belajarnya, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing
adalah memberikan bimbingan belajar. Bimbingan dalam belajar dapat juga
disebut sebagai bimbingan akademik.
Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam
mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar
di institusi pendidikan (Winkel & Hastuti, 2005: 115). Berdasar pada
pemahaman tentang bimbingan itu sendiri bahwa bimbingan yang berarti
menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun, dan bimbingan adalah sebuah
bentuk bantuan maka, peran bimbingan dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi beraneka
masalah atau kesulitan belajar, mengarahkan siswa untuk kembali kepada cara
5
belajar yang tepat, membantu siswa merumuskan tujuan belajar mereka,
sehingga diharapkan siswa memiliki semangat belajar yang semakin kuat.
Upaya membantu siswa untuk meningkatkan motivasi belajar
dibutuhkan sebuah proses layanan bimbingan. Dalam mendukung proses
layanan bimbingan yang diharapkan untuk meningkatkan motivasi belajar
dibutuhkan sebuah modul yang terstruktur sehingga dapat dilakukan sesuai
dengan tahap-tahap kebutuhan siswa dalam layanan bimbingan. Bentuk
bimbingan dalam kemasan pendampingan dirasa akan lebih berhasil untuk
mendukung bimbingan klasikal.
Desain modul pendampingan hendaknya berdasarkan sikap,
pemikiran, dan tingkah laku yang diungkapkan dan ditunjukkan oleh siswa
dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Untuk itulah, dibutuhkan
penelitian. Motivasi belajar siswa dapat dilihat atau diobservasi melalui hasil
belajar siswa yaitu nilai rapor. Namun untuk mengetahui faktor-faktor apa
yang memotivasi belajar siswa secara mendalam. Dalam hal ini dibutuhkan
metode penelitian yang benar-benar mengungkap motivasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD)
untuk mengungkap motivasi belajar siswa. FGD efektif untuk mendapatkan
informasi bagaimana cara siswa berpikir, bertindak, bertingkah laku yang
mempunyai pengaruh besar dalam memotivasi belajar siswa. Melalui FGD
juga dapat diketahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa secara nyata.
6
Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap
melalui metode focus group discussion. Dengan mengadakan penelitian ini,
diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang
memotivasi belajar siswa kelas XI dan dapat digunakan untuk menyusun
modul untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok dalam penilaian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap dengan metode
focus group discussion?
2. Modul seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui
focus group discussion.
7
2. Menyusun modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang
diungkap melalui focus group discussion.
D. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian yang menggunakan metode focus group discussion, maka
diperoleh manfaat bagi:
1. Guru Pembimbing dan Guru Mata Pelajaran.
a. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 (yang
diungkap melalui focus group discussion).
b. Berdasarkan faktor-faktor yang memotivasi belajar yang
ditunjukkan oleh siswa kelas XI, guru pembimbing dapat
menyusun modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul.
c. Penggunaan FGD juga memberikan manfaat bagi guru
pembimbing dan guru mata pelajaran tentang:
- sikap guru yang disukai siswa.
- metode-metode mengajar yang disukai siswa.
2. Siswa Kelas XI.
a. Siswa belajar berbicara di depan umum.
8
b. Siswa belajar untuk mengungkapkan masalah yang sedang
dihadapinya yang berkaitan dengan motivasi belajar.
3. Bagi Peneliti.
a. Dapat mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010.
b. Dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 melalui modul
peningkatan motivasi belajar.
E. Batasan Istilah
1. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul tahun pelajaran 2009/2010.
2. SMA Stella Duce Bantul adalah salah satu SMA swasta di Yogyakarta
milik Yayasan Tarakanita.
3. Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar yang terungkap pada proses perubahan
yang terjadi pada diri siswa, proses dari belum mampu menjadi
mampu.
4. Modul peningkatan motivasi belajar siswa adalah suatu kegiatan yang
disusun untuk membantu siswa meningkatkan motivasi belajar.
9
5. Focus group discussion adalah suatu metode yang mendukung subjek
untuk memiliki kesempatan dalam memberikan pendapat, menjelaskan
dan berbagi pengalaman dalam diskusi yangdipimpin oleh moderator.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MOTIVASI BELAJAR
1. Pengertian Motivasi Belajar
Salah satu masalah yang dihadapi guru dan siswa di sekolah adalah
motivasi. Siswa yang memiliki motivasi rendah, kurang berusaha untuk
belajar di sekolah maupun di rumah. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin
yaitu motivum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak.
Kata bahasa Inggris motivation berasal dari kata motivum (Djiwandono 2002:
329).
Motivasi (motivation) adalah kontrol batiniah dari tingkah-laku seperti yang diwakili oleh kondisi-kondisi fisiologis, minat-minat, kepentingan-kepentingan, sikap-sikap dan aspirasi-aspirasi, atau kecenderungan organisme untuk melakukan sesuatu; sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan(Gulo & Kartono 2003: 290).
Mc. Donald (Hamalik 2007:158) mengartikan motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Begitu pula motivasi
siswa, energi dalam diri (pribadi) siswa tersebut dapat berupa semangat,
sehingga perilakunya mengarah pada kegiatan yang disukai, atau minat yang
disukai, mungkin juga dalam motivasi belajar.
11
Menurut Handoko (1992: 9) motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Motivasi sangat berpengaruh
kepada seseorang sehingga dapat menggerakkan diri seseorang (diri pribadi)
sehingga terdorong untuk melakukan sesuatu yang diminatinya, sehingga
merubah cara pandang, perilaku, dan tujuan akhir bagi seseorang, tak
terkecuali dalam hal belajar. Dalam kehidupannya, siswa membutuhkan
perhatian, arahan, dan bimbingan sehingga siswa merasakan bahwa dirinya
diperhatikan oleh guru, orang tua dan teman. Perhatian, arahan, bimbingan itu
akan menumbuhkan motivasi siswa dalam hal belajar.
Siswa SMA disebut sebagai pelajar karena siswa adalah orang yang
melakukan kegiatan belajar di suatu lembaga pendidikan yaitu Sekolah
Menengah Atas. Maka belajar adalah kegiatan atau aktivitas utama yang
dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Siswa melakukan kegiatan belajar tentu
memiliki harapan bahwa kegiatan belajar yang dilakukan pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Hamalik (2007: 27)
memandang belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Dalam Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling (Thantawy,
2005: 11) belajar adalah aktivitas mental yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, sikap, dan ide yang diperoleh, disimpan,
digunakan/berguna yang mengakibatkan penyesuaian atau modifikasi
12
perbuatan atau perubahan tingkah laku. Syah (2003: 68) beranggapan bahwa
belajar adalah tahap perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seperti yang
diharapkan (Sukadi, 2008: 30).
Winkel (1996: 50) mengartikan belajar sebagai proses perubahan dari
yang belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi
selama jangka waktu tertentu.
Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar yang terungkap pada proses perubahan yang
terjadi pada diri siswa, proses dari belum mampu menjadi mampu. Motivasi
belajar juga berpengaruh pada kegiatan belajar yang dapat menimbulkan
perubahan sikap, cara pandang, dan tujuan ahir dari kegiatan belajar siswa
tersebut. Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan
belajar (Mudjiman, 2008: 37). Pendorong adalah pemberi kekuatan yang
memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi
tuntutan kepada perbuatan belajar kearah tuntutan kepada perbuatan belajar
kearah tujuan yang telah ditetapkan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki
energi yang tinggi sehingga siswa bersungguh-sungguh melakukan kegiatan
belajar, sehingga merubah cara pandang, sikap, dan tujuan yang ia inginkan
atau harapkan. Motivasi belajar menurut Sardiman (2008: 75) adalah
13
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberi arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat dicapai.
Sifat keseluruhan tersebut karena pada umumnya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat memiliki motif untuk
melakukan kegiatan belajar. Hal ini yang disebabkan oleh beberapa unsur
yang mendukung siswa dalam belajar seperti adanya kebutuhan dalam belajar,
adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar,
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang
kondusif. Sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik (Uno,
2008: 23). Misalnya, siswa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-
sungguh karena memiliki harapan dan cita-cita di masa mendatang, sehingga
motivasi belajar siswa tersebut sangat kuat, atau siswa melakukan kegiatan
belajar karena adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Seperti siswa
yang memiliki intelegensi yang tinggi, tidak akan mendapatkan hasil belajar
yang maksimal jika tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Seperti
disebutkan sebelumnya bahwa peran guru, orang tua, dan teman sangat
diperlukan dalam memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan belajar,
sehingga menemukan tujuan belajar siswa.
Dukungan dari guru, orang tua dan teman dalam memotivasi belajar
siswa tidak akan berhasil jika motivasi belajar dari dalam diri siswa sendiri
14
kurangnya atau mungkin tidak ada. Dengan kata lain, dorongan, bimbingan,
dukungan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar siswa tidak akan
berhasil memotivasi siswa melakukan kegiatan belajar, jika siswa kurang atau
tidak tersentuh hatinya untuk melakukan kegiatan belajar dengan semangat
yang tinggi dari diri siswa sendiri. Motivasi belajar akan lebih kuat jika
disadari oleh siswa sendiri, motivasi belajar yang disadari oleh siswa sendiri
akan mengarah pada kegiatan belajar, sehingga tugas belajar akan
terselesaikan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Motivasi belajar memiliki beberapa jenis/macam yang dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, maka dari itu, motivasi belajar sangat bervariasi,
seperti motivasi dilihat dari dasar pembentukannya (bawaan dan dipelajari),
motivasi jasmaniah dan rohaniah. Namun yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik.
a. Motivasi Belajar Intrinsik
Motivasi belajar intrinsik adalah kegiatan belajar yang dimulai dan
diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang
secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar (Winkel, 1996: 174).
Misalnya siswa mempelajari mata pelajaran tertentu karena ada sesuatu
yang ingin siswa tersebut ketahui dari mata pelajaran tersebut. Minat,
keteguhan hati, rasa ingin tahu merupakan motivasi belajar instrinsik.
Menurut Sardiman (2008: 89) motivasi instrinsik adalah motif-motif yang
15
menjadi aktif atau berfungsi karena dalam diri individu ada suatu
dorongan untuk melakukan sesuatu. Minat merupakan motif yang
mendasari siswa sehingga melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya
minat, siswa akan melakukan kegiatan belajar dengan semangat. Kegiatan
belajar tersebut timbul karena di dalam motivasi belajar instrinsik terdapat
penyesuaian tugas dengan minat, perencanaan yang penuh variasi, umpan
balik atas respons siswa, kesempatan respons siswa yang aktif,
kesempatan siswa untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya (Uno, 2008:
9). Dari semua kegiatan belajar yang dilakukan, kesadaran dari diri siswa
sendiri untuk melakukan kegiatan belajar sangat berpengaruh terhadap
kegiatan belajar, terlebih lagi pengaruh dari pendidik (guru) akan
menambah dan menanamkan kesadaran bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar yang bersumber dari diri siswa sendiri.
b. Motivasi Belajar Ekstrinsik
Motivasi belajar ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang berdasarkan
kebutuhan dan dorongan yang tidak sepenuhnya berkaitan dengan
aktivitas belajar sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa melakukan
kegiatan belajar agar mendapatkan pujian dari orang lain (orang tua, guru,
teman-teman), atau siswa belajar dengan sungguh-sungguh karena takut
akan mendapat sanksi dari guru jika tidak belajar. Siswa yang tekun dalam
belajar untuk menghindari ancaman akan hukuman, dan siswa yang
belajar demi mendapatkan pujian (Winkel, 1996: 173).
16
Hal yang khas pada motivasi belajar ekstrinsik bukanlah ada atau
tidaknya pengaruh dari luar, tetapi apakah kebutuhkan yang ingin
dipenuhi pada dasarnya dapat dipenuhi dengan cara lain (Winkel 1996:
173). Motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar (Sardiman, 2008: 90). Jadi, kegiatan
belajar dilakukan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, melainkan ingin
mendapatkan sesuatu (dapat berupa pujian, hadiah).
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat penting dalam kegiatan belajar, hasil belajar akan
memuaskan jika terdapat motivasi dalam diri siswa dan didukung oleh
lingkungannya (guru, orang tua, teman dan situasi kelas yang kondusif).
Semakin tepat motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam mengikuti pelajaran. Jadi,
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.
Menurut Sardiman (2008: 84-85) ada tiga fungsi motivasi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, yakni sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
17
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian
prestasi. Siswa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh karena
ada motivasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan
dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan
sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman, 2008:
86).
4. Faktor-Faktor yang Memotivasi Belajar
Siswa yang melakukan kegiatan belajar mengalami suatu proses yang
menghasilkan perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, sehingga
pada akhirnya diperoleh prestasi belajar yang baik. Perubahan-perubahan
yang terjadi tergantung pada bermacam-macam faktor. Saat ini belum ada
yang dapat menjelaskan satu cara yang pasti dan menentukan untuk
memotivasi belajar semua siswa. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
memotivasi belajar seseorang, dikumpulkan informasi. Informasi yang
diperoleh mengemukakan ada tujuh faktor yang memotivasi belajar siswa.
18
Faktor-faktor tesebut adalah:
a. Keteguhan Hati
Surya (Wahyuni, 2006: 10) mengungkapkan syarat utama dalam belajar
adalah siswa harus memiliki keteguhan hati untuk belajar. Siswa yang
telah memiliki keteguhan hati untuk belajar tidak akan berhenti belajar di
tengah jalan sebelum maksud belajarnya mencapai hasil seperti yang
diharapkan. Keteguhan hati mengandung makna kemampuan untuk
mengendalikan diri pada pencapaian tujuan. Siswa yang memiliki
pengendalian diri, tidak akan mudah terpengaruh pada hal-hal yang
menghambatnya dalam belajar. Siswa yang memiliki pengendalian diri
memiliki kesadaran bahwa kegiatan belajar yang dilakukannya itu sangat
bermanfaat bagi kehidupannya, sehingga siswa melakukan kegiatan
belajarnya atas dasar kemauannya sendiri, bukan dari suruhan atau
paksaan orang lain. Wahyudi (2005) mengatakan, siswa yang benar-benar
memiliki motivasi belajar (willingtoken), ingin memahami apa yang
dipelajari selama proses pembelajaran, sehingga ia mempunyai tingkat
partisipasi yang relatif lebih tinggi selama proses belajar di kelas.
b. Minat
Menurut Slameto (Huda, 2007: 17) minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan
rasa senang. Jika siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat
19
diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-
hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan
pelajaran yang dipelajarinya.
c. Cita-Cita
Menurut Max Darsono (Huda, 2007: 19) cita-cita yang juga disebut
aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak
sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.
Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mendukung makna bagi seseorang
(Winkel, 1989: 96).
Dalam beraspirasi, siswa menentukan target atau disebut juga taraf
aspirasi, yaitu taraf keberhasilan yang ditentukan sendiri oleh siswa dan ia
mengharapkan dapat mencapainya. Cita-cita juga akan memperkuat
semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar siswa.
d. Ingin Memperoleh Nilai
Wahyudi (2005) mengemukakan, siswa yang hanya ingin memperoleh
nilai terbaik (to gain to good mark) memiliki motivasi dan tingkat
partisipasi yang tinggi dalam proses kegiatan belajar di kelas. Namun,
biasanya motivasi dan partisipasi yang dimiliki oleh siswa ini bersifat labil
karena bagi mereka yang penting adalah tahu topic pelajaran mana yang
20
akan keluar saat ujian, kuis, atau tes-tes yang lain, sehingga cara belajar
mereka cenderung menghafal, bukan benar-benar memahami topik
pelajaran. Kebanyakan siswa yang melakukan kegiatan belajar memiliki
tujuan hanya mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport dengan
angka baik saja. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan
motivasi belajar yang sangat kuat. Pencapaian angka-angka seperti itu
belum merupakan hasil belajar yang bermakna, karena siswa belum
menemukan tujuan utamanya dalam belajar, yaitu memahami bahan yang
dipelajarinya, supaya dapat berguna bagi kehidupannya.
e. Kemampuan Belajar
Max Darsono (Huda, 2007: 20) mengemukakan, dalam belajar dibutuhkan
beberapa kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis
yang terdapat pada diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir,
fantasi.
Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari.
Pengamatan dilakukan dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik
pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekan dalam dirinya,
dan makin mudah memproduksi atau mengingat dan mengolahnya dengan
berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga
sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
21
Jadi, siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih
bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering
memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya
dalam belajar.
f. Metode Mengajar Guru
Menurut Slameto (Huda, 2007: 18) metode mengajar adalah suatu
cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya guru kurang
persiapan, kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa, atau mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap
pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, menyebabkan
siswa bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang
progresif, berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu
meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar.
g. Lingkungan Belajar yang Kondusif
Surya (Wahyuni, 2006: 11) membedakan suasana lingkungan belajar
menjadi dua, yaitu suasana lingkungan nonsosial dan suasana lingkungan
sosial. Yang dimaksud dengan suasana lingkungan nonsosial adalah
22
kondisi tata laksana ruangan tempat belajar. Suasana lingkungan sosial
yang dimaksud adalah faktor hubungan sesama manusia yang turut
mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. Proses belajar yang dilakukan
seseorang sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan sesama manusia
dilihat melalui hubungan siswa di dalam lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat atau pergaulannya. Di dalam lingkungan keluarga
dibutuhkan hubungan yang harmonis antara siswa dengan anggota
keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, dll.) yang dapat menumbuhkan semangat
belajar bagi siswa. Mengembangkan hubungan siswa di dalam lingkungan
sekolah, dapat ditunjukkan dengan adanya kedekatan antara guru dan
teman-teman sekolah, sehingga terjalin hubungan yang baik dan akrab,
sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam
hubungan siswa dengan masyarakat, dibutuhkan bentuk pergaulan yang
dapat memberikan nilai lebih tersendiri dalam mengembangkan kemajuan
belajar maupun pengembangan wawasan siswa, sehingga siswa akan
memiliki motivasi belajar yang lebih pula.
B. Peran Bimbingan dalam Memotivasi Belajar
Banyaknya siswa yang berhasil dalam belajar yang ditunjukkan
dengan prestasi belajar yang memuaskan. Namun sering dijumpai adanya
siswa yang gagal seperti nilai ujian di bawah rata-rata, tidak naik kelas, tidak
23
lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu
dapat dikatakan sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah dalam belajar.
Masalah belajar siswa memiliki bentuk yang banyak ragamnya, salah
satunya adalah kurangnya motivasi dalam belajar. Kurang motivasi dalam
belajar yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka
seolah-olah jera dan malas untuk belajar (Prayitno & Amti, 1994: 280). Jika
siswa ditanyakan mengapa mereka belajar akan memperoleh berbagai
jawaban. Misalnya Si Jono mungkin mengatakan ia belajar karena melihat
semua temannya belajar. Si Mita, mungkin mengatakan ia belajar karena ia
ingin pandai. Mungkin lain lagi yang dikatakan Si Kamto. Si Kamto mungkin
mengatakan ia belajar karena takut dengan gurunya, dan takut di remehkan
oleh teman-temannya, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari contoh alasan-
alasan siswa mengapa mereka belajar, alasan-alasan tersebut bersifat
subjektif, apalagi siswa SMA kelas XI adalah anak yang umurnya dalam
rentang 16-17 tahun, yang meliputi sebagaian masa remaja yang sangat berarti
bagi perkembangan diri siswa berhubungan dengan akademik, hubungan
dengan orang lain dan dirinya sendiri. Dari rentang umur diatas, sudah jelas
jika siswa tersebut masih kuat dalam pengaruh kelompok teman-temannya,
mungkin siswa tersebut terpengaruh dengan teman-temannya dalam hal
belajar atau motivasi belajar, entah itu dalam hal positif, seperti ingin pintar
seperti teman dekatnya, maupun negatif, seperti melupakan kewajibannya
untuk belajar.
24
Siswa mungkin sudah memiliki motivasi untuk belajar yang kuat,
tetapi mungkin sebagian siswa belum memiliki motivasi belajar yang kuat
tercermin dalam tingkah laku yang kurang bersemangat, beraktivitas di luar
belajar (misal berbicara dengan teman, tidak mengerjakan tugas, dan lainnya)
saat di kelas, kurang mendengarkan guru saat proses pelajaran. Untuk
meningkatkan motivasi dalam belajar, diperlukan peran bimbingan yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru wali kelas, pembimbing (guru
Bimbingan dan Konseling) untuk membantu siswa meningkatkan motivasi
belajar. Bimbingan dalam belajar dapat juga disebut sebagai bimbingan
akademik. Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat.
Pemberian bimbingan atau layanan bimbingan belajar dapat
dilaksanakan melalui tahap-tahap a) pengenalan siswa yang mengalami
masalah belajar; b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar; c)
pemberian bantuan pengentasan masalah belajar (Prayitno & Atmi, 1994:
279). Dengan berdasar pada pemahaman tentang bimbingan itu sendiri, bahwa
bimbingan yang berarti menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun.
Bimbingan adalah sebuah bentuk bantuan maka, peran bimbingan dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah memberikan bantuan kepada
siswa dalam hal mengatasi beraneka masalah atau kesulitan belajar,
mengarahkan siswa untuk kembali kepada cara belajar yang tepat, membantu
siswa merumuskan tujuan belajar mereka sehingga diharapkan siswa mulai
25
memiliki motivasi belajar yang semakin kuat. Upaya membantu siswa untuk
meningkatkan motivasi belajar dibutuhkan sebuah perencanaan yang
mengarah pada proses bimbingan bagi siswa. Untuk mendukung proses
bimbingan di sekolah, dan terlaksananya layanan bimbingan yang diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar maka dibutuhkan sebuah modul yang
terstruktur sehingga dapat dilakukan sesuai dengan tahap-tahap kebutuhan
siswa.
C. Modul Peningkatan Motivasi Belajar
Menurut Supratiknya (2008: 158) modul adalah suatu kegiatan untuk
membantu kelompok sasaran mengembangkan suatu keterampilan hidup
tertentu. Modul semacam ini berfokus pada suatu topik tertentu, memiliki
komponen-komponen sebagai berikut: topik, tujuan, prosedur, materi, media,
evaluasi, dan sumber.
Masing-masing komponen akan diuraikan secara berturut-turut
(Supratiknya, 2008: 158).
1. Topik
Komponen ini secara padat melukiskan jenis keterampilan hidup yang
akan disajikan dalam modul kegiatan.
2. Tujuan
Komponen ini mendeskripsikan secara lebih spesifik, artinya melukiskan
hasil yang diharapkan/dicapai oleh peserta pada akhir kegiatan.
26
3. Prosedur/Alur
Komponen ini secara rinci dan cermat memaparkan skenario kegiatan,
yaitu langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peserta (dan
pendamping) dalam rangka mencapai tujuan didasarkan pada alur dari
awal sampai akhir.
4. Materi
Komponen ini memaparkan secara konseptual jenis, atau jenis-jenis
keterampilan hidup yang akan dijadikan tujuan penyelenggaraan modul.
5. Media
Yang dimaksud media dalam modul ini adalah handouts berisi paparan
materi; aneka lembar kegiatan peserta, seperti lembar kegiatan pribadi
atau lembar kegiatan kelompok; slides, film, rekaman audio, dan
sebagainya; gambar; koran bekas, majalah, barang-barang bekas lain;
overhead projector, laptop, dan sebagainya; alat-alatseperti kertas HVS,
b. Apa saja yang membuat aku kurang termotivasi untuk belajar?
c. Apa yang membuat aku termotivasi untuk belajar?
d. Apa yang harus aku benahi berkaitan dengan motivasi belajarku?
Sesi II : “Sesi II “Motivasi Dari Diri atau Motivasi Dari Orang lain?”
Waktu : 20.00 – 21.30 (durasi 90 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : alat tulis (bolpoin dan kertas HVS)
Tujuan
1. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta semakin memahami perbedaan
motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik dalam dirinya.
2. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu menyusun daftar faktor-
faktor motivasi belajar, dan melihat faktor motivasi belajar apa yang lebih
banyak.
3. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu mengidentifikasikan atau
menuliskan manfaat yang diperoleh dengan melakukan kegiatan yang telah
diikuti.
Alur
1. Dinamika Kelompok (durasi 15 menit): Permainan “Cerita Elang”.
2. Materi (durasi 20 menit).
Setelah kita mendengar cerita tentang elang tersebut, kita diajarkan
untuk mengenal potensi kita. Nah bagaimana dengan motivasi belajar kita?
Apakah kita tahu motivasi belajar kita sendiri? Saat sesi I kita telah
membahas tentang motivasi belajar, lalu kita juga membahas tentang
motivasi belajar kita dari kelas I SD samapi kelas XI SMA. Dari
pengalaman tersebut, pastilah kita sudah menemukan motivasi-motivasi
92
belajar yang kita miliki selama ini, entah itu motivasi belajar yang lemah,
ataupun motivasi belajar yang kuat. Lalu apa bedanya? Mari kita melihat
motivasi belajar tersebut. Sesi I telah di singgung sedikit tentang motivasi
belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik. Motivasi belajar intrinsik
adalah kegiatan belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan
penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan
dengan kegiatan belajar (Winkel, 1996: 174). Misalnya siswa mempelajari
mata pelajaran tertentu karena ada sesuatu yang ingin siswa tersebut ketahui
dari mata pelajaran tersebut. Minat adalah salah satu contoh motivasi belajar
instrinsik. Menurut Sardiman (2008: 89) motivasi instrinsik adalah motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsi karena dalam diri individu ada suatu
dorongan untuk melakukan sesuatu.
Dari semua kegiatan belajar yang dilakukan, kesadaran dari diri siswa
sendiri untuk melakukan kegiatan belajar sangat berpengaruh terhadap
kegiatan belajar, terlebih lagi pengaruh dari pendidik (guru) akan menambah
dan menanamkan kesadaran bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar
yang bersumber dari diri siswa sendiri.
Motivasi belajar ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang
berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak sepenuhnya berkaitan
dengan aktivitas belajar sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa melakukan
kegiatan belajar agar mendapatkan pujian dari orang lain (orang tua, guru,
teman-teman), atau siswa belajar dengan sungguh-sungguh karena takut
akan mendapat sanksi dari guru jika tidak belajar. Siswa yang tekun dalam
belajar untuk menghindari ancaman akan hukuman, dan siswa yang belajar
demi mendapatkan pujian (Winkel, 1996: 173). Hal yang khas pada
motivasi belajar ekstrinsik bukanlah ada atau tidaknya pengaruh dari luar,
tetapi apakah kebutuhkan yang ingin dipenuhi pada dasarnya dapat dipenuhi
dengan cara lain (Winkel 1996: 173). Seorang siswa belajar sungguh-
sungguh dan mengerjakan tugas dengan bersemangat karena ingin
93
menunjukkan bahwa dirinya pintar, dan dapat dipuji oleh guru dan teman-
temannya. Motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar (Sardiman, 2008: 90). Jadi kegiatan
belajar dilakukan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, melainkan ingin
mendapatkan sesuatu (dapat berupa pujuan, hadiah). Jika motivasi belajar
ekstrinsik dapat meningkatkan semangat dan siswa dapat mengarah pada
kegiatan belajar dan dapat keluar dari masalah atau kesulitan dalam belajar,
maka motivasi dapat diberikan dengan baik oleh pendidik (guru). Misalnya,
guru memberikan penghargaan berupa ucapan selamat, atau memberikan
nilai yang baik sesuai dengan hasil kerja keras siswa itu sendiri dalam
belajar, maka siswa akan termotivasi untuk belajar, dan akan menjadi lebih
baik.
3. Aktivitas: (durasi 25 menit). Peserta diminta untuk membagi motivasi
belajar yang sudah mereka tuliskan pada sesi I menjadi dua, yaitu motivasi
belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik. Setelah mereka selesai
menyusun daftar motivasi belajar tersebut, peserta diminta untuk melihat
motivasi belajar mereka, motivasi belajar mana yang mereka tuliskan paling
banyak, apakah motivasi belajar intrinsik atau motivasi belajar ekstrinsik.
4. Pendalaman materi pribadi (durasi 15 menit) dengan panduan pertanyaan
sebagai berikut:
a. Apa yang aku pahami tentang motivasi belajar intrinsik dan
ekstrinsik?
b. Setelah mengetahui motivasi belajarku yang terbanyak adalah
motivasi belajar……..aku akan…………..
c. Motivasi belajar yang mana akan aku kembangkan dan yang aku
pertahankan?
5. Sharing pribadi dalam kelompok besar berdasarkan pada pendalaman
materi pribadi (durasi 15 menit).
94
Renungan dan Doa Malam
Waktu : 21.30 – 22.00 (30 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : LCD , Laptop, dan panduan renungan.
Tujuan
1. Mengajak peserta dapat mengingat kembali perjalanan pendampingan dari
sore hingga malam.
2. Peserta dapat mensyukuri kesempatan bersekolah dan belajar.
3. Peserta dapat merenungkan hari-hari saat belajar, termotivasi atau belum
termotivasi, dan menysukuri atas kehadiran orang tua, guru, teman yang
memotivasinya untuk selalau belajar.
Alur
(suasana hening, mata terpejam, jeda waktu untuk hening/permenungan sekitar
3 menit)
Lagu: Harmoni-Padi, atau beberapa instrumen Taize, seperti Tui Amoris
Ignem; Nada de Turbe; Ubi Caritas.
Hari ini, kita telah belajar tentang apa yang ada di dalam diri kita mengenai
motivasi belajar kita. Coba kita ingat-ingat lagi pengalam-pengalam itu dan juga
berbagai pengalaman lain yang belum kita tuliskan. (hening)
Ketika berangkat ke sekolah, siapa saja yang kita temui pertama kali? Apa yang
kita pikirkan? (hening)
Ketika kita sampai di tempat pendampingan, apa yang terlintas di pikiran kita?
Apakah pendampingan ini akan mengasyikkan? (hening)
Kemudian, seberapa aktif kita mengikuti pendampingan dari sore hingga
malam ini, saat ini….(hening)
95
Mari kita hadirkan orang-orang yang selalu mendukung kita untuk tetap
bersemangat belajar di dalam hati dan pikiran kita…..saat ini (diiringi
instrumen).
Kita ingat kepada ibu……betapa besar perannya dalam memberi semangat
untuk belajar bagiku. Ibu selalu mendoakanku, ibu yang selalu menanyakan
bagaimana belajarku setiap hari setelah aku pulang sekolah…Ibu yang selalu
menemaniku, membantu kesulitan belajarku di rumah, saat mengerjakan PR
yang sulit bagiku, ibu ada untukku mengajariku sampai aku bisa…..namun apa
balasku kepada ibu? Aku jarang belajar…aku tidak selalu mendengarkan kata
yang memberi semangat padaku untuk belajar, aku hanya main dan main…ibu
maafkan aku karena aku tidak mendengarkanmu, mulai sekarang aku janji akan
belajar dengan tekun, karena itu juga merupakan kebutuhanku…..terima kasih
ya bu atas semangat yang engkau berikan…….(hening; bisa diiringi lagu
“Bunda”)
Kita juga ingat kepada ayah.......ayah yang bekerja membanting tulang
untukku agar aku bisa belajar di sekolah. Ayah yang memberiku semangat agara
aku di masa depan lebih baik darinya. Ayah dengan semangat mengatakan”nak,
kamu pasti bisa lebih baik dari ayah, belajar yang rajin ya”. Namun, kata-kata
itu sepintas lalu bagiku. Maafkan aku ya ayah, aku tidak mendengar kata-
katamu, membuat aku jarang belajar……dan mendapat nilai yang jelek, aku
mengecewakanmu dan ibu. Aku janji ayah, aku akan belajar dengan sungguh-
sungguh…..(hening; bisa diiringi lagu “Ayah”Seventeen).
Kita juga ingat kepada teman-teman………teman yang selsalu mengajariku
saat aku tidak bisa mengerjakan soal yangdiberikan oleh guru, teman yang
selalu memberi semangat kepadaku agar aku bisa mengerjakan soal saat aku di
depan kelas, teman yang menemaniku saat aku ingin mencari buku…..terima
kasih teman-teman……..kita berjuang bersama untuk meraih mimpi kita.
(hening)
96
Doa malam
Ya Tuhan, kami bersyukur boleh memiliki kesempatan untuk belajar di
sekolah, berkat utusanMu yang menjaga kami, yaitu ayah dan ibu kami. Kami
mohon berkatMu agar kami dapat lebih termotivasi lagi untuk belajar, selain
semangat yang di berikan orang-orang yang kami sayangi, tetapi juga semangat
kami untuk belajar, sehingga kami dapat mempersembahkan hasil belajar yang
baik kepadaMu. Kami juga mohon jagalah kedua orang tua kami, berilah
mereka kesehatan dan kesabaran dalam mendidik, membimbing, dan memberi
semngat kami dalam belajar. kini kami akan beristirahat, berkatilah agar kami
dapat meresapkan kasih yang Engkau berikan hari ini dan esok pagi kembali
segar untuk melanjutkan aktivitas kami. Ini semua kami mohon dalam terang
Roh Kudus dengan perantaraan Yesus Kristus.
Amin.
Doa Pagi
Bapa yang Maha Kasih, kami bersyukur atas pagi yang indah ini yang
Engkau berikan kepada kami. Kami juga berterima kasih kepadaMu karena
segala yangEngkau berikan memberikan semangat baru bagi kami untuk terus
belajar tentang berbagai macam ilmu.
Berkatilah hari ini ya Bapa, agar kami dapat menangkap segala hal yang
Engkau berikan melalui pendampingan motivasi belajar ini. Agar kami semakin
termotivasi untuk belajar. Doa yang tiada sempurna ini kami sampaikan dengan
perantaraan Yesus yang bersatu dengan Roh Kudus selama-lamanya. Amin.
Sesi III : “Aku Ingin Lebih Termotivasi untuk Belajar!”
Waktu : 08.00 – 09.30 (durasi 90 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : alat tulis (bolpoin dan kertas HVS), laptop, LCD
97
Tujuan
Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta menyatakan bahwa dalam dirinya
terjadi perubahan positif seperti yang tampak dalam jawabannya/responsnya
terhadap pertanyaan atau saat sharing.
Alur
1. Penyampaian materi: “Aku Ingin Lebih Termotivasi untuk Balajar!”
(durasi 45 menit).
Mengapa kita perlu termotivasi untuk belajar? Ada beberapa
penyebab kita perlu termotivasi untuk belajar. Pertama, belajar adalah
panggilan hidup. Artinya tanpa belajar kita tidak bisa hidup. Tanpa belajar
otak kita tidak dapat asupan untuk berkembang. Jadi mau tidak mau, sadar
atau tidak sadar kita mesti belajar (Gunarya, 2006:7). Kedua, dalam rangka
menjadi seorang yang sesuai dengan maksudNya, kita perlu mengenali
potensi dan bakat yang diberikan kepada kita. Dengan kata lain, kita perlu
motivasi belajar untuk mengembangkan potensi kita yang dianugerahkan
sehingga nantinya dapat membantu atau menyalurkan apa yang kita miliki
kepada orang lain. Lebih lanjut, kika pun akan mengalami frustrasi apabila
kita memiliki tujuan yang tidak sesuai dengan kemampuan kita (jauh lebih
tinggi) dengan kemampuan dan bakat yang kita miliki. Oleh karena itu kita
perlu mencari tahu, secara sadar termotivasi untuk belajar (Gunarya, 2006:
8).
Setelah kita tahu ada motivasi belajar dalam diri kita, tetapi apakah
motivasi belajar itu tampak atau belum terlihat, maka orang lain
menunjukkan sikap atau perbuatan untuk mendorong, menyuruh kita untuk
belajar atau mempelajari sesuatu. Bukankah kita hendaknya menyambut
dorongan tersebut dan menyadari, menentukan sendiri arah yang hendak
dituju sebagai tujuan akhir belajar kita? Sehingga kita menjadi termotivasi
dan dengan demikian terjaga integritas diri.
98
Merupakan hukum alami, semakin kita belajar, semakin banyak kita
tahu dan mampu; semakin ingin dan butuh mengetahui lebih banyak lagi.
Sebab semakin banyak kita tahu semakin kita menyadari betapa banyak
yang tidak kita ketahui. Di sisi lain, pengetahuan dan kemampuan yang kita
peroleh akan menambah besar kepercayaan diri kita dalam menyongsong
tantangan kehidupan di depan. Oleh karena itu seyogyanya kita termotivasi
untuk belajar (Gunarya, 2006: 8).
Dari uraian di atas, kita mungkin bisa sepakat sekarang, bahwa
semua kita memiliki motivasi belajar, dan termotivasi belajar adalah
keharusan yang sifatnya intrinsik, untuk mengakomodasikan panggilan
hidup belajar. persoalannya adalah bagaimana kita bisa secara sadar belajar
menjadi termotivasi untuk belajar. Modul yang disusun oleh Dr. Arlina
Gunarya, MSc “Menjadi Termotivasi untuk Belajar” membahas strategi dan
beberapa tips untuk keperluan belajar menjadi termotivasi untuk belajar.
Pada diri manusia terdapat tiga ranah, yaitu ranah spiritual, ranah
psikologik, dan ranah fisik. Oleh karena itu strategi belajar menjadi
termotivasi belajar, prlu digarap di ketiga ranah tersebut. Selanjutnya,
sebagaimana terkandung dalam kata motivasi itu sendiri, perlu ada bobot
dan arah, ada energi (spirit, psikis, dan fisik) dan arah ke tujuan. Oleh
karena itu strateginya adalah perlu ada asupan untuk ketiga ranah agar
menghasilkan energi diketiganya, dan ada tujuan hidup (jangka panjang,
menengah, dan pendek) yang jelas agar ranah menjadi jelas. Dengan begitu,
kita bisa punya energi dan arah, barulah kita bisa belajar menjadi
termotivasi untuk belajar.
Berikut sejumlah tips untuk Anda pergunakan dalam ‘belajar
menjadi’ termotivasi untuk belajar (Gunarya, 2006: 9).
99
• Berupayalah merumuskan tujuan hidup Anda
Tujuan akan memberikan arah dan makna pada hidup dan
kehidupan, menolong Anda memfokuskan upaya-upaya pada hal-hal
yang sudah Anda putuskan penting bagi Anda. Tujuan akan
memberi arah pada motivasi belajar Anda. Berikut beberapa hal
yang dapat Anda pertimbangkan dalam merumuskan tujuan Anda:
Tetapkan tujuan-tujuan yang spesifik dan terukur Identifikasikan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
menegah, yang keduanya merupakan langkah-langkah menuju tercapainya tujuan jangka panjang Anda.
Tetapkan batas waktu (target date) untuk setiap butir bagian tujuan (sub-goal).
Identifikasikan kendala/hambatan yang sekiranya akan dihadapi, yang akan menghalangi Anda; dan sumbernya akan menolong Anda untuk mencapai tujuan Anda. Rencanakanlah bagaimana Anda akan menagani hambatan tersebut.
Evaluasi ‘outcome’ setiap langkah menuju tujuan Anda. Chek diri Anda apakah betul ini yang Anda mau tuju? Apakah betul ini yang Anda inginkan? Apakah perlu mempertimbangkan informasi lebih lanjut?
Revisi dan modifikasi atau bahkan bisa saja Anda ubah tujuan, apabila menghendaki demikian.
• Beri komitmen – Commitment
Komitmen adalah derajat sejauh mana Anda
melibatkan/memberikan diri Anda pada serangkaian tindakan
(tindakan adalah kegiatan yang membawa kita lebih dekat ke
tujuan). Komitmen merefleksikan niat/tekad (intention) dan dedikasi
(dedication), kesetiaan dan kesediaan berkorban. Motivasi menjadi
kuat manakala Anda membuat komitmen yang kuat. Bisa
diungkapkan lain, seakan Anda mengatakan “Saya sungguh-
sungguh hendak menyelesaikan tugas ini, dan saya siap berupaya
keras untuk menyelesaikannya”.
100
• Temukan “role model”
Belajar menjadi jauh lebih mudah manakala kita mempunyai
seorang model untuk itu. Cobalah menemukan ‘role model’ yang
dapat memberi inspirasi bagaimana keuletan, ketangguhan,
kecerdasan, jatuh bangunnya dalam berachievment; untuk memicu
kita belajar menjadi termotivasi seperti “role model” tersebut. jika
Anda sulit menemukan di sekeliling Anda, Anda bisa
mendapatkanya dengan membaca bigrafi dari orang-orang besar,
atau menonton film yang menurut Anda akan memotivasi Anda.
• Tidak mudah menyerah
Manakala Anda menghadapi hambatan, tidak serta merta
menunjukkan bahwa Anda harus berhenti berupaya, karena Anda
melihatnya sebagai tanda tidak mampu; apapun lalu Anda jengkel,
karena tieman tidak mau bekerja sama, karena guru keterlaluan,
karena semua orang lain salah kecuali Anda (‘outer locus of
control’). Hambatan perlu dipersepsi sebagai sebagai tanda bahwa
Anda membutuhkan tambahan (informasi, skill, teman berdiskusi,
dll), maka perbesar lagi upaya Anda. Yang penting, jagalah agar
Anda tidak melekat pada hambatan tersebut, dan menjadi lemah lalu
menyerah.
• Bersikap mawas diri
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan
penghayatan kita dalam memory-nya. Jika karena satu dan lain hal
kita sempat keliru belajar menjadi “tidak mampu, tidak berdaya,
tidak bisa belajar”, maka langkah yang perlu dilakukan adalah
101
merombak hasil belajar tersebut ‘de-learning’ dengan cara
memutahirkan (up-dated) selalu mind-set kita. Kembali berdialog
dengan diri Anda, dari mana datangnya pikiran tersebut, lalu
mutahirkan (teknik Stop pikiran lama-ganti dengan pikiran baru).
Salah satu sikap yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang
Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda
pakai mencerminkan siapa Anda tetapi membentuk diri Anda.
Sebagai ilustrasi, apabila kita belum berhasil menuasai mata
pelajaran, kosa kata apakah yang kita keluarkan (bersuara ataupun
dalam hati)……..”Ah memang saya tidak mampu”, “ah guru itu
tidak becus menerangkan”, dst. Apabila kosakata itu yang keluar ,
maka bisa dipastikan Anda kehilangan kesempatan termotivasi.
Mengapa tidak seperti Thomas Edison, ketika ia masih selalu gagal
menghasilkan nyala bola lampunya, ia mengatakan bahwa “semua
upaya yang belum menghasilkan ini merupakan prasarat untuk
munculnya nyala pertama dari bola lampunya”. Pada akhirnya kita
tahu kosakatanya betul, dan sekarang kita menikmati hasil jatuh
bangunnya.
Pergunakanlah kosakata yangmendukung diri Anda maju,
seperti misalnya “Saya punya potensi, mungkin belum terproses,
belum terasa; baiklah saya coba memolesnya, ya saat ini saya perlu
bantuan, yang dapat memoles potensi saya.” Selanjutnya hindarilah
kosakata yang membawa Anda lebih terpuruk lagi, seperti:
“Sebetulnya saya bisa, cobanya……”. “ah andai saja……” , atau
“Sebenarnya saya bisa, tetapi……”, dst yang hanya sebagai
pembenaran diri.
102
• Bina energi yang Anda butuhkan
Semua yang diungkapkan di atas membutuhkan energi untuk
melakukannya. Oleh karena itu, Anda perlu menghimpun, merawat
dan memanajemen energi Anda, baik energi spiritual, psikis,
maupun fisik. Anda dibekali sejumlah energi hidup, sejak Anda
diciptakan. Rawatlah energi tersebut dengan mensyukurinya.“Ora et
labora”, berdoa dan bekerja. Artinya, selalulah berkonsultasi
dengan Sang Pencipta sebab blue print kita ada padaNya. Dengan
begitu, energi hidup (vitalitas) kita terjaga.
Perhatikan, sayangi dan rawatlah tubuh Anda, sebab tubuh
kita luar biasa, kaya akan inspirasi untuk kehidupan kita di berbagai
bidang. Perhatikan, cermati, rawat, maka Anda akan mendapatkan
energi fisik yang Anda butuhkan.
• Seimbang –‘steady state’
Kata kuncinya adalah seimbang, dalam pengertian ‘steady
state’. Hidup ini banyak aspeknya. Dalam upaya belajar menjadi
Diri Anda yang sesuai dengan fitrah Anda, hendaknya bukan hanya
satu aspek saja, tetapi seutuhnya. Prestasi akademik memang
penting, tetapi itu bukan segala-galanya. Ada banyak yang perlu
dipelajari selama sekolah. Bijaklah mempergunakan waktu Anda,
agar teralokasi dengan proporsional bagi semua keperluan belajar,
belajar tentang atau belajar menjadi.
2. Aktivitas pribadi: (durasi 20 menit) Peserta diberikan pertanyaan refleksi:
“Apakah Aku Ingin Termotivasi untuk Belajar? dan peserta diminta
menuliskan harapan dan janji kepada diri sendiri, dan orang lain (bisa guru,
orang tua, teman) atas jawaban refleksi yang diberikan olehnya. Peserta juga
diperbolehkan menuliskan janji tersebut dengan menulis slogan, atau puisi.
103
3. Sharing Kelompok besar (durasi 15 menit). Sharing tersebut berdasarkan
aktivitas pribadi.
4. Kesimpulan hasil sharing kelompok besar(durasi 10 menit).
Sesi VI :“Motivasi Belajar Sebagai Jalan Menuju Hasil yang
Baik".
Waktu : 10.00 – 11.30 (durasi 90 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : alat tulis (bolpoin dan kertas HVS)
Tujuan
1. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu
mengidentifikasikan/menunjukkan manfaat yang diperoleh dengan
melakukan kegiatan yang telah diikuti.
2. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta menuliskansatu hal atau lebih
yangingin dipraktikkan/dilatih/ditingkatkan dalam belajarnya.
Alur 1. Dinamika kelompok dengan permainan “Segitiga, Kotak, dan Lingkaran”
(durasi 15 menit).
2. Penyampaian materi (20 menit).
Dari sesi pertama hingga sesi ke tiga, kita telah membahas dan
berproses bersama apa itu motivasi belajar, kita fokus juga pada dua
motivasi belajar, yaitu motivasi belajar intrinsic dan motivasi belajar
ekstrinsik. Sesi ketiga kita membahas apakah kita mau lebih termotivasi
untuk belajar. Lalu pertanyaannya adalah apa dampak dari motivasi belajar
bagi kita? Mengapa disebut dampak? Kata “dampak” menunjukkan
bagaimana besarnya pengaruh motivasi belajar kita di masa depan. Ibarat
104
seseorang menjalani hidup dan kehidupannya, tanpa dilandasi motivasi
maka hanya kehampaanlah yang diterimanya dari hari ke hari. Tapi dengan
adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan
merupakan modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini hingga nyawa
seseorang berhenti berdetak. Begitu pula dengan kita sebagai siswa, selama
kita menjadi pembelajar, selama itu pula kita membutuhkan motivasi belajar
guna keberhasilan proses pembelajaran.
Nah, di sesi ketiga tadi kita telah membahas dan kita telah menentukan
sikap untuk lebih termotivasi untuk belajar tanpa atau dengan hadiah, dan
yang terutama adalah motivasi belajar berasal dari diri sendiri, yang didasari
oleh keinginan, rasa ingin tahu, dan kebutuhan untuk belajar. Sejumlah tips
telah kita kupas, tetapi masih banyak yang belum terungkap, akan menjadi
temuan Anda pribadi masing-masing dalam perjalanan belajar menjadi
termotivasi untuk belajar Anda ke depan. Dari sekian banyak hal yang kita
pelajari dari motivasi belajar, pertanyaan yang muncul adalah “Apakah aku
akan menempatkan motivasi belajar sebagai jalan menuju hasil yang
baik?”
3. Aktivitas (durasi 35 menit). Peserta diminta menuliskan jawaban atas
pertanyaan yang diberikan oleh pendamping dengan membuat sebuah karya
tulis singkat satu halaman kuarto yang berjudul aku akan menempatkan
motivasi belajar sebagai jalan menuju hasil yang baik.
4. Pembacaan karya tulis (durasi 15 menit). Perwakilan dari peserta 3 atau 5
orang.
5. Kesimpulan dari pendamping mengenai pembacaan karya tulis sebagai
pemantapan bagi peserta atas apa yang ditulisnya (durasi 5 menit).
Menyanyi lagu: Meraih Mimpi : J-Rock.
105
Evaluasi
Waktu : 11.30 – 12.00 (durasi 30 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : alat tulis (bolpoin dan kertas HVS)
Tujuan
Peserta mampu mengevaluasi seluruh kegiatan selama pendampingan.
Alur
Peserta diminta untuk mengisi lembar evaluasi kegiatan yang berhunugan
dengan Materi. Metode penyampaian, Peserta (persiapan, proses), Pendamping,
Tempat Pendampingan (sarana dan prasarana, makan), dan Usulan.
LEMBAR EVALUASI KEGIATAN PESERTA
1. Apakah Anda sudah atau semakin memahami atau mengetahui atau
meyakini/menyadari/menghayati apa itu motivasi belajar?
A. Ya B. Tidak/Belum
2. Nyatakan dan tunjukkanlah perubahan-perubahan positif yang terjadi
dalam diri Anda sesudah melakukan kegiatan yang Anda ikuti dengan
memberikan beberapa perubahan positif di bawah ini:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
3. Apakah manfaat utama dari kegiatan yang Anda ikuti bagi Anda
sendiri? Dengan kata lain, perubahan-perubahan postif yang mana
yang terjadi dalam diri Anda sesudah mengikuti kegiatan
Bersemangat untuk Belajar?
106
4. Petunjuk: Berilah tanda centang (√) di depan alternatif jawaban yang
paling sesuai dengan keadaan diri Anda!
a. Seberapa banyak manfaat “Kegiatan Bersemangat untuk
Belajar” bagi Anda sendiri?
….Sangat Bermanfaat ….Bermanfaat ….Kurang
bermanfaat
b. Apakah kigiatan seperti yang Anda ikuti sebaiknya
diberikan juga kepada kelompok peserta (siswa SMA lain)
yang seperti Anda?
….Ya …..Tidak
107
Teks Nyanyian
1. Berjalan Ke Kanan, Berjalan Ke Kiri (Hartana & Tim, 2008: 180)
Berjalan ke kanan,
Berjalan ke kiri,
Ke kanan ke kiri,
Ke kanan putarlah,
Tumitmu jarimu,
Putarlah setengah,
Timitmu jarimu,
Sobat baru datang.
2. Laba-Laba Kecil (Hartana & Tim, 2008: 177)
Laba-laba kecil naik pipa air,
Turun hujan laba-laba tergelincir,
Matahari datang menghalau hujan,
Laba-laba kecil naik pipa lagi.
3. Kupikir-Pikir
Kupikir-pikir satu dua tiga,
Kupikir-pikir satu dua tiga,
Ku pikir-pikir satu dua tiga,
Sekarang kamu………
4. Harmoni – Padi (Hartana & Tim, 2008: 181)
Aku mengenal dikau,
Tak cukup lama separuh usiaku,
Namunbegitu banyak,
Pelajaran yang aku terima.
108
Kau membuatku mengerti hidup ini,
Kita terlahir bagai selembar kertas putih,
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai,
Dan terwujud harmoni.*
Segala kebaikan takkan terhapus oleh kepahitan,
Kulapangkan rasa jiwa,
Karna ku percaya kan berujung indah.
Kembali ke *
5. Meraih Mimpi – J-Rock
Mari berlari meraih mimpi menggapai langit yang tinggi
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati
Kuatkan diri dan janganlah kau ragu
Tak kan ada yangherntikan langkahmu
Yaya kita kan terus berlari
Tak kan berhenti di sini
Yaya marilah meraih mimpi hingga nafas tlah berhenti (*)
Kita kan bertahan hadapi rintangan perlahan-lahan dan menang
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati kuatkan diri dan jangan kau ragu tak kan
hentikanlangkahmu
Kembali ke (*)
Tak ada yang tak mungkin bila kita yakini
Pastilah kan kau dapati
Kembali ke (*)
109
6. We Are In The Train Of Love (Hartana & Tim, 2008: 178)
We are in the train of Love….huhuy,
We are in the train of Love….huhuy,
We are in the train of Love fantasy,
We are in the train of Love.
When I say chiki,
When I say chaka,
When I say chiki, chiki, chiki, chiki, chaka
When I say chaka,
When I say chiki,
When I say chaka, chaka, chaka, chaka, chiki.
Permainan 1. Cerita Elang
Format : Perorangan
Waktu : 15 menit
Tempat : Di dalam ruangan
Materi : LCD
Deskripsi
Peserta kegiatan diminta untuk menyimak sebuah cerita yang
dituturkan oleh trainer. Setelah cerita dipaparkan, semua peserta
diminta untuk berbagi perasaan atas isi cerita yang sudah dibacakan.
110
Tujuan
Menunjukkan bahwa pengenalan jati diri secara utuh akan
menumbuhkan motivasi.
Cerita Elang
Suatu ketika, ada sesekor anak elang yang secara kebetulan
terpisah dari induknya dan berkumpul dengan ayam‐ayam, mulai dari
yang masih kecil sampai induk ayam. Setiap pagi mereka keluar dari
kandang dan mencari makan bersama‐sama disuatu pelataran yang
luas. Mereka saling berebut dan bercanda. Segala tingkah dan gerakan
anak elang itu mirip seperti yang dilakukan oleh ayam‐ayam.
Suatu hari, ayam‐ayam yang jumlahnya puluhan menyebar
dipelataran sampai jauh di dekat padang. Mereka lari tunggang
langgang ketika ada elang terbang di kejahuan. Ayam‐ayam dan anak
elang tadi sangat ketakutan. Ternyata hari‐hari mereka dibuat
mencekam beberapa kali. Anak elang juga menghadapi kesehariannya
dengan tabah, dia menganggap bahwa hidup memang penuh
tantangan. Dia tidak jarang mengeluh bahwa hidup ini penuh derita
dan itu harus diterima. Sesekali ia menanyakan kepada induk ayam,
mengapa mereka harus lari saat harus mencari makan padahal
mereka belum cukup kenyang. Induk ayam menerangkan bahwa akan
sangat berbahaya bagi kelompok ayam bila mereka tidak lari.
Walaupun kenyang, tetapi kemudian jadi mangsa burung elang juga
tidak ada artinya. Bagaimana jika melawan atau bertahan? Induk
ayam mulai membelalakkan matanya, tanda emosi. “Pasti kita kalah”
jawabnya sambil membentak. Kata‐kata induk ayam tersebut
111
membuat anak elang menjadi merasa takut dan membuatnya banyak
merenungkan kehidupan.
Sampai suatu ketika disuatu siang ketika anak elang mencari
makan sampai jauh ketepi sungai, secara tidak sengaja dia memergoki
elang besar yang terbang rendah. Elang muda hampir pingsan
ketakutan. Apalagi masih terngiang petuah induk ayam “pasti kalah”.
Dia semakian takut, tetapi tidak sempat lari karena jarak elang
tersebut dengan dirinya sangat dekat. Namun, diluar apa yang
diperkirakan, ketika elang itu mendekat sampai kemudian terbang
kembali, elang muda tidak diapa‐apakan.
Pada hari berikutnya, ketika sekumpulan ayam dan anak elang
seperti biasanya berada di pelataran yang luas, sekali lagi mereka lari
sekencang mungkin menuju kandang karena ada elang perkasa yang
terbang kearah mereka. Belajar dari pengalaman terakhir, yaitu
ketika bertemu elang perkasa pertama kalinya, elang muda mulai
tidak terlalu takut. Namun karena teman‐teman ayamnya lari, dia
pun ikut berlari. Namun kali ini, dia sengaja tidak terlalu kencang
seperti biasanya karena dia masih dipenuhi pikiran mengapa harus
lari. Sampai akhirnya elang perkasa itu berada di dekatnya dan
menegur, “Hey, mengapa kamu ikut lari?” Elang kecil terkejut dan
mulai mengurangi kecepatan larinya serta berpaling pada elang
perkasa dan dengan polos ia berkata, “Karena takut dengan engkau”.
Elang perkasa tertawa, “Mengapa kamu harus takut?” sambil
terkekeh‐kekeh. “Kalau mereka, ayam‐ayam itu wajar saja jika
ketakutan, tetapi engkau adalah elang yang bisa terbang. Tidak perlu
lari dan makan di latar dan pinggir sungai. “Elang kecil tertegun,
112
“Benarkah? Apakah saya bias terbang” Dia pun mulai didorong untuk
berani dan disuruh untuk mencoba mengepakkan sayapnya lebih kuat
supaya bias terbang. Dia mencoba beberapa kali, tetapi hanya
beberapa meter saja diatas tanah dan jatuh lagi. Akhirnya elang besar
menggendongnya ke awan yang tinggi dan dari sana dia melepaskan
anak elang itu. Anak elang mulai ketakutan karena harus terjun bebas,
dengan sekuat tenaga dia mengepak‐ngepakkan sayapnya, dan
akhirnya mulai tertahan di udara. Dia tidak langsung jatuh ke tanah.
Dia mulai bisa membelokkan arah untuk naik dan turun sampai
keberbagai arah. Dia bias terbang.
Mulai saat itu, dia tidak takut lagi pada elang. Dia tidak lagi
mencari makan dengan mematukkan paruh‐nya ke tanah. Dia tidak
lagi terbatas hanya berada di pelataran dan pinggir sungai. Dia bisa
menjelajah ke dunia yang lebih luas. Dia menemukan jati dirinya
sebagai elang perkasa.
Pembahasan
Untuk mencapai suatu tujuan, kita tidak boleh takut untuk
mencoba, tidak boleh terpengaruh oleh lingkungan, dan harus
mengenali potensi yang kita miliki. Sehingga mencapai hasil yang
baik.
2. Segitiga, Kotak, dan Lingkaran
Format : Perorangan atau kelompok.
Waktu : 10 – 20 menit
Tempat : Di dalam ruangan
Materi : Flipchart, boardmarker, kertas untuk peserta.
113
Deskripsi
Pendamping memberikan waktu lima menit kepada peserta
kegiatan untuk membuat gambar yang unsurnya terdiri dari segi tiga,
kotak (segi empat), dan lingkaran. Peserta boleh menggambar orang
pemandangan, mobil, binatang, dan lain sebagainya. Setelah waktu
lima menit selesai peserta mengumpulkan hasil gambarannya kepada
pendamping. Pendamping kemudian menghitung jumlah segi tiga
paling sedikit dan paling banyak dari semua gambar peserta
pelatihan. Demikian juga dengan kotak serta lingkaran. Dari data
tersebut, pendamping akan menerangkan makna dari apa yang telah
mereka lakukan selama lima menit tadi.
Tujuan
Menunjukkan kepada semua peserta bahwa lebih serius lagi
dalam hidup dan belajar dengan motivasi yang tinggi sehingga
memungkinkan bisa lebih berhasil lagi karena potensi, kemampuan,
dan kemauan bisa semakin dioptimalkan sehingga akan dihasilkan
prestasi yang membanggakan.
Pembahasan
1. Gambar segi tiga berarti kreativitas, semakin banyak gambar segi
tiga menunjukkan siswa banyak menggunakan kreativitas.
2. Gambar kotak berarti kemampuan, semakin banyak gambar kotak
menunjukkan siswa telah menggunakan kemampuannya.
3. Gambar lingkaran berarti kemauan, semakin banyak gambar
lingkaran menunjukkan siswa memiliki kemauan.
114
3. Kapal Karam (Hartana & Tim, 2008: 164)
Peserta dibagi dalam bentuk kelompok kurang lebih 8-10
orang. Tiap kelompok diminta berdiri di sebuah bentuk koran dari
beberapa lembar koran yang ditata. Diandaikan koran tersebut adalah
sebuah kapal yang hampir tenggelam.
Satu kelompok peserta diminta untuk berpikir bagaimana
caranya menyelamatkan semua orang supaya tidaktenggelam, sedangkan
pendamping mulai menyobek/mengurangi area koran. Kelompok yang
berhasil menyelamatkan anggotanya sehingga bisa masuk dalam selembar
kertas koran itulah yang menang.
4. Koran Seru (Hartana & Tim, 2008: 164)
Permainan bisa dilakukan dalam kelompok besar (semua
peserta) atau kelompok kecil. Pendamping sudah menyiapkan sebuah
tongkat dari koran yang digulung. Peserta kemudian diminta untuk
menindahkan tongkat koran tersebut secara estafet dari tempat satu ke
tempat lain. Aturanya adalah tongkat koran itu tidak boleh diberikan
kepada teman sebelahnya dengan menggunakan tangan. Tongkat koran
harus diberikan dengan diapit oleh dagu dan leher dan diberikan kepada
dagu dan leher teman lain. permainan berakhir jika koran sudah sampai
pada tempat yang dituju.
115
Daftar Pustaka
Gunarya, 2006. Menjadi Termotivasi untuk Belajar Modul MD-03. TOT Basic
Study Skills.
Hartana & Tim, 2008. 11 Langkah Menuju Pribadi Unik, Cerdas, Solider, dan
Beriman. Kanisius: Yogyakarta.
Mangunhardjana, 1986. Pendampingan Kaum Muda. Kanisius: Yogyakarta
Mudjiman, Haris. (2008). Belajar Mandiri. Surakarta: LPP & UPT UNS.
Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
1. Menurut kamu, apa yang memotivasi belajar kamu selama ini?
2. Apakah motivasimu dalam belajar memberi semangat pada diri untuk belajar?
3. Apakah nilai yang tinggi merupakan sebuah kebutuhan bagimu sehingga
kamu termotivasi untuk mencapainya?
4. Apakah keinginan belajarmu mudah hilang/berkurang bila ada teman/orang
lain yang mengajak kamu bermain atau jalan-jalan?
5. Apakah kamu mendapat dukungan dari orang terdekat (misal: orang tua,
pacar, teman/sahabat) dalam hal belajar?
6. Apakah kamu mempelajari mata pelajaran dengan sungguh-sungguh?
7. Apakah motivasimu dalam belajar mengarah pada kegiatan belajarmu?
8. Apakah kamu akan termotivasi untuk belajar jika seseorang akan memberimu
sebuah hadiah? Tolong dong jelaskan alasannya!
9. Apakah ada mata pelajaran tertentu yang kamu sukai, mata pelajaran apa saja
yang kamu sukai? Apa yang membuat kamu menyukai mata pelajaran
tersebut?
10. Apakah ada mata pelajaran tertentu yang tidak kamu sukai? Mata pelajaran
apa saja yang kamu sukai? Jelaskan alasanmu!
11. Apakah ada rasa ingin tahu lebih tentang mata pelajaran yang kamu pelajari
dan membuat kamu ingin belajar sendiri di rumah?
Lampiran 3
118
PANDUAN UNTUK TIM FGD
(Focus Group Discussion)
Topik: Motivasi Belajar
A. Sekilas FGD (Focus Group Discussion)
1. Focus group discussion (FGD) adalah suatu proses pengumpulan data
dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu
yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
2. FGD merupakan suatu perbincangan yang dilakukan oleh peserta yang
terbatas antara 7-10 orang yang sudah memiliki pengalaman yang
sama tontang motivasi belajar.
3. FGD adalah kelompk diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri
khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif
lainnya (wawancara mendalam/observasi) adalah interaksi. Hidup mati
sebuah FGD terletak pada ciri ini. Tanpa interaksi, sebuah FGD
berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfocus (FGI → focus
group Interview). Hal ini terjadi apa bila moderator cenderung selalu
mengonfirmasi setiap topik satu persatu kepada seluruh peserta FGD.
Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap
topik sehingga tidak terjadi dinamika kelompok. komunikasi hanya
berlangsung antara moderator dengan informan A, informan A kepada
moderator, lalu moderator dengan informan B, informan B ke
moderator dan seterusnya. Yang seharusnya terjadi adalah moderator
lebih banyak “diam” dan peserta FGD lebih banyak berbicara. kondisi
idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator,
disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi
oleh informan A, didukung oleh informan D, disanggah oleh informan
Lampiran 4
119
E, dan akhirnya di tengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti itu
sangat interaktif, hidup dan dinamis.
4. FGD adalah group, bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan
prinsip sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, moderator harus
memandang para peserta FGD sebagai suatu group bukan orang
perorang. Selalu melemparkan topik ke “tengah” bukan melulu tembak
langsungke peserta FGD.
5. FGD adalah diskusi terfokus, bukan diskusi bebas. Prinsip ini
melengkapi prinsip pertama di atas. Diingatkan bahwa jangan hanya
mengejar interaksi dan dinamika kelompok, kalau hanya mengejar hal
tersebut diskusi bisa berjalan “ngawur”. Selama diskusi berlangsung,
modertaor harus focus pada tujuan diskusi, sehingga moderator akan
selalu berusaha mengembalikan diskusi ke “jalan yang benar”.
Moderator memang dituntut untuk mencairkan suasana. (ice breaking)
agar diskusi tidak berlangsung kaku.
B. Persiapan (Tugas Masing-masing Anggota Tim FGD)
Hal-hal yang dibutuhkan atau yang dapat mendukung siswa dalam
melakukan diskusi kelompok terarah (focus group discussion) adalah sebagai
berikut:
a. Tempat yang netral, nyaman, dan bebas gangguan, agar proses FGD
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan yang diharapkan.
b. Panduan berisi sejumlah terbatas topik diskusi, yang berupa
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelum FGD
dilaksanakan. Topik-topik dalam FGD harus benar-benar disiapkan
secara matang agar mendapatkan data yang sesuai dengan rencana.
c. Alat pencatat, digunakan untuk mencatat hasil FGD agar tidak
terlupakan begitu saja, maka perlu dicatat. Selain itu, untuk keperluan
analisis data.
120
d. Informan untuk merekrut anggota kelompok dilakukan agar proses
FGD benar-benar berlangsung dengan baik dan sesuai dengan syarat-
syarat yang ada dalam FGD.
e. Seorang pemandu dalam diskusi yang terampil, didampingi seorang
asisten pemandu dan seorang pengamat atau pencatat yang teliti.
f. Sebaiknya peran pemandu, asisten dan pengamat dilakukan
bergantian untuk mengurangi kelelahan dan kesulitan
berkonsentrasi pada saat FGD dilakukan di kelompok lain.
Pembentukan TIM
Dalam proses FGD diperlukan tim, berikut anggota tim dan fungsi
masing-masing anggota tim:
1. Moderator (1 orang + Ast. Moderator)
Menurut Irwanto (2006: 28), dalam melaksanakan FGD, moderator
memerlukan berbagai keterampilan. Melatih moderator untuk
menguasai keterampilan-keterampilan agar kualitas FGD dan tujuan
penelitian dapat tercapai. Ada dua kategori yang perlu dipelajari yaitu:
2) Keterampilan substansi, yaitu keterampilan yang diperlukan
moderator dalam memahami substansi permasalahan yang
didiskusikan. Keterampilan ini harus memungkinkan moderator
memahami isi diskusi atau arti dari setiap ucapan moderator.
3) Keterampilan proses, yaitu keterampilan yang perlu dikuasai oleh
moderator untuk mengatur diskusi, sehingga tujuan yangingin
dicapai dengan memfokuskan diskusi pada persoalan yang hendak
diteliti dapat benar-benar tercapai.
Moderator adalah orang yang memimpin atau memfasilitasi diskusi.
Moderator harus dapat memahami tujuan dan pertanyaan penelitian,
dan terampil dalam mengelola diskusi.
121
2. Pencatat Proses (3 orang)
Pencatatan proses berfungsi merekam inti permasalahan yang
didiskusikan serta dinamika kelompoknya. Tugas lain pencatat proses
adalah membantu moderator mengenai (a) waktu, (b) fokus diskusi,
(c) menanyakan pada moderator apakah masih ada pertanyaan
penelitian yang belum terjawab, dan (d) apakah ada peserta yang
terlalu pasif sehingga belum memperoleh kesempatan berbicara
(Irwanto, 2006: 19).
Pencatat proses adalah komponen penting dalam FGD. Orang yang
mencatat proses adalah rekan kerja moderator. Tugas yang dilakukan
oleh pencatat proses adalah sebagai berikut:
2) Mencatat proses diskusi, terutama tema yang muncul, konflik-
konflik, inkonsisten, perasaan-perasaan yang dikemukakan, siapa
yangdominan dalam topik, dan sebagainya.
3) Memberi tahu moderator jika ada topik atau permasalahan yang
luput dari perhatiannya. Moderator juga dapat bertanya pencatat
proses untuk mengecek apakah ada yang terlewati.
3. Penghubung Peserta (pihak sekolah)
Penghubung peserta adalah orang yang diberi tugas untuk mencari
peserta FGD sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk
menghindari bias dalam merekrut peserta FGD maka peneliti perlu
menentukan tempat atau lokasi yang akan digunakan untuk FGD,
selain itu peneliti juga harus memberi instruksi sejelas-jelasnya
mengenai ciri-ciri peserta yang dikehendaki.
4. Bloker
Bloker adalah anggota tim dengan tugas khusus, yaitu menjaga agar
tidak mengganggu kelancaran FGD, menjaga kelangsungan proses
FGD dan menjamin kenyamanan peserta selama proses FGD berjalan.
122
5. Petugas Logistik
Petugas logistik adalah anggota tim yang membantu menyiapkan
tempat dan alat-alat komunikasi selama melaksanakan proses FGD.
Untuk menunjang pelaksanaan FGD maka dibutuhkan perencanaan
yang baik.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Alat Mencatat
Alat untuk mencatat proses diskusi menggunakan pensil atau
bolpen dan kertas atau buku catatan.
b. Ruang dan Tempat Duduk
Ruang yang digunakan saat melakukan FGD dipilih ruang yang
nyaman dan sedikit gangguan, ruang yang dipilih dalam
melakukan FGD adalah ruang yang terbuka dan luas.
Dalam pemilihan tempat duduk dipilih di lantai agar siswa
dapatmenjadi lebih santai dan leluasa dalam bergerak. Posisi
duduk tiga perempat lingkaran agar semua peserta saat berbicara
dapat saling menjalin hubungan yang baik.
Berdasarkan pembentukan anggota tim di atas, maka persiapan
dalam pembentukan tim adalah:
a) Merekrut dan menyiapkan lebih dari satu moderator dan
pencatat proses,
b) Menjalin kerjasama dengan mitra lokal untuk memperoleh
anggota tim lainnya.
C. Subjek FGD
Subjek FGD adalah siswa kelas XI (IPA & IPS) SMA Stella Duce Ganjuran
dengan jumlah siswa :13 (IPA), 26 (IPS), dibagi menjadi: 3 kelompok FGD.
123
D. Waktu, Tempat Pelaksanaan, dan Kelompok Subjek FGD
1. Waktu: kamis, 27 Agustus 2009
2. Jam : 07:00 – 07:45 WIB
3. Tempat: Aula SMA Stella Duce Ganjuran
Kelompok: A (IPA) 1. Aprilia Irawati 6. Fransiska Ningrum 11. Sisilia Vika Dwi K.
2. Bagas Prawira K. 7. Hedwigis Juditr T. 12. Vinsensius Indra C.
3. Christian Reddy 8. Ig. Topanjalu 13. R. B. Gendra I. M.
4. Dwi Setiowati 9. MM. Liana Agustin
5. Elisabet Barek P. 10. Rio Sapto Hidayat
1.Waktu: Jumat, 28 Agustus 2009
2. Jam : 07:00 – 08:30 WIB
3.Tempat: Aula SMA Stella Duce Ganjuran + ???
4.Kelompok: B + C (IPS)
Kelompok B (IPS) 1. Ade Yunianto 6. Elizabeth Hermi P. 11. Laksita Wikan N.
2. B. Heti M. 7. Elizabeth Tri N. 12. Marcela S. R.
3. Cesilia Kunthi E. 8. Emi 13. Maria Linda M.
4. Daniel Okky P. 9. Kristina Riya T.
5. Desi Rika A. 10. Renato Benigno C.
Kelompok C (IPS) 1. Marlia 6. Ryannova R. 11. Wawan Kurniawan
2. Michael Laotik 7. Thomas Riko 12. Ika Riana
3. Natalia Galuh M. 8. Valleria Diani S. P. 13. Dessy Wulandari
4. Oktavia Demy 9. Yasinta Feri S.
5. Rosalia Hera 10. Theresia Misa D.
Terima Kasih
124
DATA HASIL FGD
27 Agustus 2009 (XI IPA SMU STELLA DUCE BANTUL) Motivasi Belajar:
- sesuatu yang bikin kita semangat belajar - tuntutan
1. Motivasi teman-teman untuk belajar: - usaha orang tua terhadap anaknya - nilai jelek → belajar lebih giat/baik - Mendapat sesuatu dari orangtua ketika mendapat nilai baik - Orangtua membanding-bandingkan diri dengan saudara (kakak/adik) - Mencapai cita-cita - Ada kecemburuan sosial antar teman. Misal: teman bisa mengerjakan soal,
diri tidak bisa - 2. Apa yang membuat teman-teman semangat belajar: - sahabat, pacar, orangtua, guru → memancing kita untuk bisa semangat belajar - pengalaman buruk, belajar tidak sungguh-sungguh, mendapat nilai jelek →
semangat belajar - cita-cita tinggi → harus belajar. Contoh: ingin menjadi seorang dokter, kita
sudah berusaha, tetapi dari segi ekonomi tidak mampu. Tanpa cita-cita sama saja.
- Bukan dilihat dari nilai (bukan menjadi faktor utama dalam memotivasi belajar): tetapi kemampuan kita sendiri.
- Kompetisi dengan teman dalam hal prestasi belajar - 3. Motivasi belajar mudah hilang? - masih belum menemukan tujuan belajar sehingga masih malas - main dengan teman lebih menarik dari belajar - nonton TV → ketiduran sehingga tidak sempat belajar - 4. Bentuk dukungan (dari ortu, pacar, sahabat, teman): - Ortu: uang buat beli alat-alat belajar - Ortu membanding-bandingkan ada perlakuan kusus - Pacar: malu karena lebih pintar → semangat belajar tinggi - 5. mempelajari mata pelajaran dengan sungguh-sungguh karena:
Lampiran 5
125
- guru. Guru menyampaikan materi dengan mudah sehingga dapat menangkap lebih mudah. Misal suka fisika:
- Sesuai dengan kebutuhan. Misal: tidak suka dengan gurunya…….tidak suka dengan mata pelajarannya.
- Meremehkan> menganggap mata pelajaran mudah, sehingga tidak memperhatikan
- 6. Motivasi belajar mengarah ke kegiatan belajar: tetapi→ - gondok, patah hati→ sudah mengerjakan dengan semangat tetapi hasil
berbeda - Dibilang sok rajin → membuat malas belajar karena diejek teman - Disuruh oleh orang tua→ padahal serdang semangat belajar lalu menjadi
malas karena terpotong belajar → tidur - 7. Termotivasi karena hadiah - dapat nilai bagus cerita dengan orang tua dibelikan sesuatu - pemberian hadiah tidak efektif. Misal: hadiah berupa motor, dll. Lebih efektif
buku pelajaran, - belajar tanggung jawab - 8. - di siasatin aja → gampang ternyata guru menjelaskan muter-muter bikin
malah gak dong → caranya minta file teman atau minta ajarin teman yang lebih dong
- guru pilih kasih - dibawa santai saja dalam pelajaran - guru tidak bisa menjelaskan lebih singkatnya aman dirumah baca aja, padahal
pelajarannya sulit - Pandangan salah tentang matematika. Cuma rumus dari teman yang pintar
matematika dan memperoleh kejuaraan → membuat motivasi belajar n suka dengan mata pelajaran matematika.
- Termotivasi oleh diri karena rasa ingin tau lebih tentang pelajaran tersebut - 9. - menghilangkan stress - karena ga dong → bercanda dengan teman - guru pelajaran enak dalam menerangkan tetapi malah menerangkan dengan
bahasa jawa (buat bingung) - guru banyak bercanda membuat tidak dong - semangat belajar tinggi di sekolah…….semangat belajar rendah di rumah - yang di jelaskan guru tidak masuk ke bahan [pelajaran - (-) ujian disampakan dari kelas 1, 2, 3 harusnya dibedakan - (+) belajar tidak di sekolah saja tetapi belajar menjalani kehidupan (oleh guru
saat pelajaran), perjuangan usaha untuk mencapai sesauatu
126
10. /11 - Ada pelajaran A yang nggak dong sampai di rumah diulangi - Tidak menumpuk-numpuk, kalau nggak bisa tetap berlatih, biar bisa dong.
Misal: numpuk-numpuk/menunda belajar → nilai jelek - Belajar di rumah sendirti dulu, kalau ngak dong baru ditanyain ke teman. - Belajar kelompok → kadang bisa jadi, kadang ngegosip - Membentuk kelompok → menjalin solidaritas tinggi - 11. harapan dari siswa - menolak ajakan teman susah - memberi pengertian kepada teman - ngertiin ortu ke mana?????? - Guru: memberi fasilitas, tidak pilih kasih, cara mengajar, metode mengajarnya
ganggu -o- 27 Agustus 2009 (XI IPA SMU STELLA DUCE BANTUL) 1. Usaha Orang tua
- karena mendapat nilai jelek - mendapat sesuatu dari orang tua - gengsi karena tidak mau lebih bodoh dari saudara – kompetisi dengan saudara- - mencapai cita-cita - adanya kecemburuan sosial dengan teman -
2. Teman - pengalaman buruk, misal saat ulangan nilai jelek - cita-cita (jangan terlalu menggebu-gebu, masalah cita-cita dari pada nanti bisa
stress) harus belajar lebih giat. 3. nilai tidak mempengaruhi motivasi belajar
- kemampuan lebih penting daripada nilai - rival (saya lebih pintar dari teman yang lain –kompetisi-) - siapa yang pintar…..???? - penasaran dengan pelajaran atau sesuatu yang bersangkutabn dengan mata
pelajaran (rasa ingin tahu - belajar) 4. semangat belajar Mudah hilang
- proses belajar hanya itu-itu saja - bosan, malas, ngantuk - belum menemukan tujuan untuk belajar - banyak hallain yang bisa dilakukan selain belajar
127
- sebelum belajar nonton tv-akhirnya kelupaan lalu tertidur -
5. dukungan dari orang tua/pacar - dukungan dari orang tua(uang, kebanggaan dari orang tua ……….dibanding-
bandingkan dengan orang lain) - dari guru tidak/kurang enak dalam memberi motivasi belajar - jika pacar/teman dekat lebih pintar malu/gengsi -
6. membeda-bedakan pelajaran yang satu denganyang lain - tergantung guru mengajar - tergantung materi yang diberikan - misal: pelajaran sosiometri dikelas satu ga enakin tapi karena kelas 3 mau
masuk IPA mau ga mau harus belajar pelajaran tersebut -
7. misal pelajaran matematika cari rumus sendiri ternyata rumus tersebut tidak sama dengan rumus yang didapat/diberikan guru
- diejek teman “tumben rajin” - disuruh orang tua untuk mengerjakan sesuatu hal (pekerjaan rumah)mau
melanjutkan belajar jadi malas -
8. kalau dapat nilai baik, cerita sama orang tua terus dikasih hadiah - hadiah ga efektif, karena Cuma termotivasi karena hadiah, lebih efektif kalau hadiah itu berupa buku - belajar untuk masa depa. Masing-masing bertanggungjawab -
9. …..Cuma orang lain yang bisa ngerjain pelajaran kalo guru mengajarnya ga enak/gurunya ga enak
- ga suka sama gurunya (guru pilih kasih) – tetapi dibawa santai jadi mata pelajarannya enak
- mata pelajaran yang disukai: teman ada yang pintar matematika, minta diajarin untuk temen yang lain. termotivasi karena melihat orang lain yang berhasil.
- Meskipun gurunya tidak menyenangkan tetapi mata pelajaran enak jadi lebih termotivasi untuk belajar sendiri
- Materi nggak donk meskipun gurunya menyenangkan - Pelajaran yangmembuat diri tertantang untuk mempelajarinya - Saking enaknya gurunya sehingga mata pelajaran jadi ga dong. Jadinya terlalu
menganggap gampang mata pelajaran. - Lebih enak belajar di sekolah dari pada dirumah karena kalau tidak tahu bisa
langsung tanya sama teman atau guru. - Guru terlalu global dalam memberikan materi/menerangkan mata pelajaran
tetapi lebih menceriterakan tentang kehidupan pribadinya - Materi yang diajarkan antara kelas X, XI, XII sama. Misal dalam hal
ulangannya sama
128
- Mengambil segi positifnya ada hal lain yangbisa diambil dari kehidupan pribadi (cenderungdari orang sukses awalnya dari kesusahan terlebih dahulu menjadi sukses – pengalaman orang lain)
- Misal pelajaran A ga dong-tambah stress tapi kalau tidak belajar/di ulang nilai jelek. Malah tambah stress (soalnya yang ga dong nambah numpuk)
- Dari pada belajar disekolah lebih baik belajar sendiri karena lebih suka belajar sendiri. Kalau ga jelaslangsung langsung ditanyain ke guru
- Positif: belajar kelompok bisa tanya jawab dengan teman kelompok - Negatinya: lebih banyak rame sama keman jika belajar kelompok-jadi malah ga
belajar - Terganggu sama adik kelas yang ga tau waktu (di kost) misal: besok ulangan
fisika tanyanya malah malam sebelumnya jadi malah ga ga konsen belajar - Meningkatkan solidaritas dengan teman (belajar kelompok) - Kalau ada kelompok bisa sharing - Belajar sendiri tapi ada yang ngerjain misal ……? - Susah untuk menolak ajakan teman ketika belajar. Tergantung teman yang
mengajak (akrab tidak) - Memotivasi teman yang lain untuk belajar ga jadi bermain -
10. pelajarannya enak, Cuma cara mengajarnya guru yang tidak menyenangkan (guru menjelaskan tidak menjabarkan lebih lanjut)
11. yang diharapkan dari orang tua: - pengertian (saat belajar jangan diganggu) - jangan terlalu banyak menuntut - yang digharapkan dari guru: - fasilitas di sekolah jangan terlalu pelit - tidak pilih kasih - cara mengajar guru terlalu cepat, kaku, cuman baca buku - yang diharapkan dari teman: - jangan pada egois, sulid belajar bersama
- membantu teman yang ga bisa - jangan mengganggu teman yang lain yang sedang belajar
12. 27 Agustus 2009 (XI IPA SMU STELLA DUCE BANTUL) 1. apa yang memotivasi kamu untuk belajar?
- untuk usaha agar ortu bahagia - karena nilai jelek - untuk mendapat sesuatu dari orang tua - karena gengsi (misal: gengsi dengan kakak-masak kalah dengan kakak)
129
- untuk mencapaia cita-cita -
2. yang membuat senang untuk belajar: - karena ada teman (jadi ada persaingan untuk belajar)
- pengalan masa lalu ysang buruk (ingin meningkatkan nilai/merasa tidak puas dengan nilai yang diperoleh)
- cita-cita 3. nilai yang tinggi kurang mampu memotivasi?
- karena yang dilihat kemampuan seseorang bukan nilai yang bagus - agar termotivasi diperlukan persaingan - rasa ingin tahu dapat memotivasi belajar
4. mengapa motivasi belajar mudah hilang? - cara belajar yang sama membuat bosan - belum menemukan tujuan belajar yang sebenarnya - banyak hal yang lebih menarik dilakukan dari pada belajar
5. motivasi belajar banyak yang berasal dari orang terdekat seperti: - orang tua berupa finansial mempengaruhi untuk belajar - kebanggaan orang tua kepada anaknya (menjadi kebanggaan bagi orang tua) - ada persaingan antara saudara kandung - pacar: bila lebih pintar menimbulkan malu. Sehingga memotivasi untuk
belajar. 6. dalam proses mempelajari mata pelajaran – kesungguhan untuk mempelajari mata
pelajaran tersebut dari: - tingkat kesulitan masing-masing mata pelajaran - guru yaitu diremehkan guru jadi lebih termotivasi (menunjukkan kepada guru
bahwa akan lebih baik lagi)
7. motivasi belajar mengarah pada kegiatan belajar: - faktor “dialem” sama teman malah membuat malas belajar-dengan kata lain
malu untuk belajar - orang tua meminta bantuan
FGD KELAS XI IPS 28 Agustus 2009 Motivasi belajar = semangat belajar, dorongan untuk belajar, niat untuk belajar, usaha untuk belajar
1. yang memotivasi belajar: cita-cita, masa depan, orang tua,teman dekat, pacar, guru, nilai yang tinggi, rasa ingin tahu, ingin sukses, masa depan, keinginan untuk maju
2. tidak ingin mengecewakan orang tua- - hambatan : nonton tv terus, smsan, facebook/online
130
- yang mendukung: kesadaran, kemauan 3. ya…..nilai yang tinggi merupakan sebuah kebutuhan; tidak….belajar itu
kewajiban, dan nilai yang di peroleh itulah hasil yang dicapai. 4. yang menyebabkan semangat belajar mudah turun: patah hati, banyak
kegiatan dan guru(cara mengajar guru yang kurang enak-metode yang digunakan selalu sama, guru mewmberikan tugas terlalu banyak); saat semangat untuk belajar, teman datang untuk main, akhirnya tidak jadibelajar dan menjadi malas untuk belajar, saat baru buka buku, tiba-tiba ada sms-tidak jadibelajar, malah smsan, nonton tv-jadi tidak belajar
5. dukungan: dijanjikan hadiah oleh orang tua , dengan teman dekat: adanya persaingan, kalau nilai jelek, traktir makan,; guru: memberi hadiah jika nilai 100, di beri uang jika nilai 100. *guru terlalu galak(dengan kata lain tegas) malah membuat giat belajar, belajar karena ada tekanan dari luar (+) rajin belajar (-) terpaksa belajar
6. mempelajari pelajaran dengan sungguh-sungguh: dituntut untuk hafal sama buku, saat mau ujian, banyak bertanya (bukan bodoh, tetapi lebih ada rasa ingin tau), berdiskusi, jika ada beda pendapat dengan guru lebih ke sharing
7. motivasi belajar mengarah pada kegiatan belajar: sedikit. Pengalaman nilai bagus; tapi kadang meskipun nilai jelek setelah belajar sungguh-sungguh, nilai jelek malu-jadi belajar sungguh sungguh.
8. termotivasi karena hadiah:bisa merasa puas dengan usaha diri sendiri (int), nilai bagus-kuliah; (-) jika tidak diberi hadiah tidak belajar, nilai ujian bagus dibelikan HP
9. suka dengan mata pelajaran: menggambar, musik-guru santai, enak; matematika, bhs. Inggris, b, indonesia-menyenangkan, nyambung, suka bercanda
10. tidak suka dengan mata pelajaran: geografi: guru galak, terlalu banyak tuntutan, ga boleh dengan kata-kata sendiri=harus sama persis dengan buku.
11. belajar kelompok (negatif: ngrumpi; positif: terbantu teman yang lebih pintar); sendiri: lebih tenang, lebih cepat masuk belajarnya,
131
YAYASAN TARAKANITA WILAYAH YOGYAKARTA SMA STELLA DUCE BANTUL
DAFTAR SISWA KELAS XI IPS TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Nomor
Urt Induk Nama L/P Keterangan
1 1330 Ade Yuniyanto L 2 1333 Bernadeta Heti Marganingsih P 3 1334 Cesilia Kunthi Enggarkasi P 4 1336 Daniel Okky Primanda Putra L 5 1337 Desi Rika Adzani P 6 1340 Elizabeth Hermi Prastiwi P 7 1341 Elizabeth Tri Noviyani Nugroho P 8 1342 Emi P 9 1346 Kristina Riya Triningsih P
10 1355 Renato Benigno Corbafo L 11 1347 Laksita Wikan Nastiti P 12 1348 Marcela Septianingsih Reyaan P 13 1349 Maria Linda Muktiana P 14 1351 Marlia P 15 1352 Michael Laotik Ariyani P 16 1353 Natalia Galuh Mayangsari P 17 1354 Oktavia Demy Mayasari P 18 1359 Rosalia Hera Purwarasari P 19 1360 Ryannova Rudiyanto L 20 1362 Thomas Riko Wijaya L 21 1363 Valleria Diani Sita Pradani P 22 1365 Yasinta Feri Santi P 23 1366 Theresia Misa Devina P 24 1422 Wawan Kurniawan L 25 1423 Ika Riana P 26 1424 Dessy Wulandari P
Lampiran 6
132
YAYASAN TARAKANITA WILAYAH YOGYAKARTA SMA STELLA DUCE BANTUL
DAFTAR SISWA KELAS XI IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Nomor Urt Induk Nama L/P Keterangan
1 1331 Aprillia Irwanti P 2 1332 Bagash Prawira Kurniadi L 3 1335 Christian Reddy Wibisono L 4 1338 Dwi Setiowati P 5 1339 Elisabet barek Pareta P 6 1343 Fransiska Ningrum Dian Puspita P 7 1344 Hedwigis Judith Tarra P 8 1345 Ig. Topanjalu L 9 1350 Maria Magdalena Liana Agustin P
10 1357 Rio Sapto Hidayat L 11 1361 Sisilia Vika Dwi Krismawati P 12 1364 Vinsensius Indra Christiawan L 13 1422 Raden Bonaventura Gendra Igambi Mata L