FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA KARYAWATI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Gizi Oleh: AJI NUR SALIM NIM : G2B212022 PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014
132
Embed
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/160/jtptunimus-gdl-ajinursali... · karyawati di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo, sebesar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
OBESITAS PADA KARYAWATI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN WONOSOBO
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Gizi
Oleh:
AJI NUR SALIM
NIM : G2B212022
PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN OBESITAS PADA KARYAWATI SEKRETARIAT
DAERAH KABUPATEN WONOSOBO
Disusun Oleh :
AJI NUR SALIM
G2B212022
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I
DR. Ali Rosidi, SKM, M.Si tanggal 23 April 2014
Pembimbing II
Muh Hidayat, S.Ked. M.Kes tanggal 23 April 2014
Mengetahui
Ketua Program Studi S-1 Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
( Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes )
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN OBESITAS PADA KARYAWATI SEKRETARIAT
DAERAH KABUPATEN WONOSOBO
Disusun Oleh :
AJI NUR SALIM
G2B212022
Skripsi ini telah disetujui untuk diseminarkan
Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
pada hari Sabtu tanggal 29 April 2014
Dewan Penguji :
Jabatan Nama Tanda Tangan
Penguji I DR. Ali Rosidi, SKM, M.Si ................................NIK. 28.6.1026.021
Penguji II M. Hidayat S, S.Ked. MKes ...............................NIK. 28.6.1026.146
Penguji III Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes ................................NIK. 28.6.1026.015
Mengetahui,
Ketua Program Studi S-1 Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
(Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes)
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : AJI NUR SALIM
NIM : G2B212022
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul :
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
OBESITAS PADA KARYAWATI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN WONOSOBO
Adalah benar-benar karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya,
tertulis dalam skripsi tersebut, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam
daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar
yang saya peroleh dari gelar tersebut.
Semarang, Februari 2014
Yang membuat pernyataan
Aji Nur Salim
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
atas terselesaikannya skripsi ini yang berjudul ” Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Pada Karyawati Sekretariat Daerah
Kabupaten Wonosobo”.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari peran banyak pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak antara lain:
1. Prof. Dr. Jamaludin Darwis, MA, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Semarang.
2. Ibu Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Fakultas
Ilmu Gizi dan Penguji III.
3. Bapak DR. Ali Rosidi, SKM, M.Si, selaku pembimbing I.
4. Bapak M. Hidayat S, S.Ked, M.Kes selaku pembimbing II
5. Bapak Bupati Wonosobo beserta Kepala Bagian dan Karyawan Karyawati
Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo.
6. Seluruh pengajar dan staf Program Studi Ilmu gizi yang telah memberikan
ilmu, bantuan, dan masukan kepada peneliti.
7. Keluarga dan rekan satu angkatan S1 Ilmu Gizi Lintas Jalur tahun 2012
8. Rekan-rekan yang membantu pengumpulan dan pengolahan data
9. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini yang tidak bisa
peneliti sebutkan satu persatu.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih ada kekurangannya. Harapan penulis semoga skripsi ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, Februari 2014
Penulis
ABSTRAK
AJI NUR SALIM, NIM : G2B212022. FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA KARYAWATI
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO. Pembimbing I : Ali
Rosidi, Pembimbing II : M. Hidayat S, Program Studi Ilmu Gizi Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Pendahuluan : Obesitas dianggap sebagai awal munculnya penyakit-penyakit
degeneratif. Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan bulan Maret 2014 pada
karyawati di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo, sebesar 50% orang
karyawati mengalami obesitas.
Metode Penelitian : Desain penelitian adalah Cross Sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah 55 karyawati. Sampel diambil dengan metode purposive sampling
didapatkan sejumlah 42 sampel.
Hasil Penelitian : Prevalensi obesitas (IMT ≥ 25) pada karyawati Sekretariat Daerah
Kabupaten Wonosobo sebesar 50 %. Hasil uji chi square didapatkan hasil ada hubungan
antara tingkat kecukupan energi dengan obesitas, tidak ada hubungan antara tingkat
kecukupan protein dengan obesitas, ada hubungan antara tingkat kecukupan lemak
dengan obesitas, ada hubungan antara tingkat kecukupan karbohidrat dengan obesitas,
ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas, ada hubungan antara keturunan
obesitas dengan obesitas, tidak ada hubungan antara lama tidur dengan status obesitas.
Ada hubungan antara alat kontrasepsi dengan obesitas. Hasil analisis dengan uji regresi
logistik ganda menunjukkan tingkat kecukupan lemak paling berhubungan dengan
kejadian obesitas diikuti dengan aktivitas fisik.
Kata Kunci : Obesitas, Faktor Risiko
ABSTRACT
AJI NUR SALIM, NIM: G2B212022. FACTORS RELATED TO THE INCIDENCE
OF OBESITY IN FEMALE EMPLOYEES OF THE SECRETARIAT THE
WONOSOBO REGENCY. Supervisor I : Ali Rosidi Supervisor II : M. Hidayat S
Nutritional Science Programe University Of Muhammadiyah Semarang.
Introduction : Obesity is considered the beginning of the emergence of degenerative
diseases. Based on the results of the preliminary examination in March 2014 on female
employees at the environmental secretariat of The Wonosobo Regency, 50% of obese
female employees.
Methods : The design of research is cross sectional study. The population in this research
is 55 female employees. The samples were taken with purposive sampling method was
obtained by a number of 42 samples.
Research results: the prevalence of obesity (IMT ≥ 25) on female employees at the
Regional Secretariat of The Wonosobo Regency by 50%. The chi square test obtained
results there is a relationship between the level of adequacy of energy with obesity, there
is no relationship between the level of adequacy of proteins with obesity, there is a
relationship between the level of adequacy of fats with obesity, there is a relationship
between the level of adequacy in carbohydrates with obesity, there is a relationship
between physical activity and obesity, there is a relationship between the descendants of
obese with obesity, there is no relationship between sleep duracy with obesity status.
There is a relationship between contraception and obesity. Results of the analysis with
multiple logistic regression test shows the level of adequacy of fat is most associated with
the occurrence of obesity followed by physical activity.
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1A. Latar Belakang ......................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6A. Telaah Pustaka.......................................................................................... 6
2. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Obesitas ............................ 8a. Asupan Makan............................................................................... 8
b. Aktivitas Fisik ............................................................................... 141) Pengertian Aktivitas Fisik........................................................ 142) Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas............................. 14
c. Keturunan ...................................................................................... 16d. Lama Tidur .................................................................................... 16
1) Pengertian Tidur ....................................................................... 162) Hubungan Lama Tidur dengan Obesitas .................................. 17
e. Kontrasepsi .................................................................................... 18
1) Pengertian Kontrasepsi ............................................................. 182) Macam Alat Kontrasepsi yang Mempengaruhi Hormonal ....... 183) Hubungan antara Kontrasepsi dengan Obesitas........................ 20
3. Metode Pengukuran Konsumsi Makan ............................................... 204. Pengukuran Obesitas........................................................................... 23
B. Kerangka Teori ......................................................................................... 25C. Kerangka Konsep ..................................................................................... 26D. Hipotesis................................................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 27A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 27B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 27C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 27D. Varibel dan Definisi Operasional ............................................................. 28E. Bahan dan Alat.......................................................................................... 30F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 30G. Pengolahan dan Analisa Data ................................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 39A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 39B. Gambaran Umum Sampel ........................................................................ 40C. Analisis Univariat ..................................................................................... 41
1. Status Obesitas .................................................................................... 412. Tingkat Kecukupan Energi.................................................................. 413. Tingkat Kecukupan Protein................................................................. 424. Tingkat Kecukupan Lemak ................................................................. 435. Tingkat Kecukupan Karbohidrat ......................................................... 446. Aktivitas Fisik ..................................................................................... 457. Keturunan Obesitas ............................................................................. 458. Lama Tidur .......................................................................................... 469. Penggunaan Alat Kontrasepsi ............................................................. 46
D. Analisis Bivariat ....................................................................................... 471. Hubungan Tingkat Kecukupan Energi dengan Obesitas..................... 472. Hubungan Tingkat Kecukupan Protein dengan Obesitas.................... 483. Hubungan Tingkat Kecukupan Lemak dengan Obesitas .................... 494. Hubungan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dengan Obesitas ............ 515. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas ........................................ 536. Hubungan Keturunan Obesitas dengan Obesitas ................................ 557. Hubungan Lama Tidur dengan Obesitas ............................................. 568. Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan Obesitas ................ 57
E. Analisis Multivariat .................................................................................. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 60A. Kesimpulan .............................................................................................. 60B. Saran ......................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori..........................................................................................25Gambar 2. Kerangka Konsep ......................................................................................26
Tabel 2. Kebutuhan Tidur Berdasarkan Usia ...............................................................22Tabel 3. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT ....................................................24Tabel 4. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT untuk Orang Asia.......................24Tabel 5. Penggolongan nilai IMT ................................................................................32Tabel 6. Kategori tingkat kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat .............33Tabel 7. Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL..............................................34Tabel 8. Data Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2013..40Tabel 9. Karakteristik sampel menurut umur, berat badan dan tinggi badan ..............40Tabel 10. Distribusi Frekuensi Sampel menurut Status Obesitas Pada Karyawati
Setda Kabupaten Wonosobo..........................................................................41Tabel 11. Distribusi Frekuensi Sampel menurut Tingkat Kecukupan Energi Pada
Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo........................................................42Tabel 12. Distribusi Frekuensi Sampel menurut Tingkat Kecukupan Protein Pada
Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo........................................................42Tabel 13. Distribusi Frekuensi Sampel menurut Tingkat Kecukupan Lemak Pada
Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo........................................................43Tabel 14. Distribusi Frekuensi Sampel menurut Tingkat Kecukupan Karbohidrat
Pada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo ...............................................44Tabel 15. Distribusi Frekuensi Sampel menurut Aktivitas Fisik ...................................45Tabel 16. Distribusi Frekuensi Sampel menurut Keturunan Obesitas Pada
Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo........................................................46Tabel 17. Distribusi Frekuensi Sampel menurut Lama Tidur Pada Karyawati Setda
Kabupaten Wonosobo ...................................................................................46Tabel 18. Distribusi Frekuensi Sampel menurut Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada
Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo........................................................47Tabel 19. Distribusi Sampel Antara Tingkat Kecukupan Energi dengan Obesitas
Pada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo ...............................................47Tabel 20. Distribusi Sampel Antara Tingkat Kecukupan Protein dengan Obesitas
Pada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo ...............................................48Tabel 21. Distribusi Sampel Antara Tingkat Kecukupan Lemak dengan Obesitas
Pada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo ...............................................50Tabel 22. Distribusi Sampel Antara Tingkat Kecukupan Karbohidrat dengan
Obesitas Pada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo ................................51Tabel 22. Distribusi Sampel Antara Tingkat Aktivitas Fisik dengan Obesitas Pada
Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo........................................................53Tabel 23. Distribusi Sampel Antara Keturunan Obesitas dengan Obesitas Pada
Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo........................................................55
Tabel 24. Distribusi Sampel Antara Lama Tidur Karbohidrat dengan Obesitas PadaKaryawati Setda Kabupaten Wonosobo........................................................56
Tabel 25. Distribusi Sampel Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan ObesitasPada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo ...............................................57
Tabel 25. Hasil uji regresi logistik ganda ......................................................................58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Pernyataan Kesediaan Sebagai Sampel penelitianLampiran 2. Formulir Pengambilan DataLampiran 3. Formulir Food RecallLampiran 4. Formulir Recall Aktivitas FisikLampiran 5. Formulir Rata-Rata Aktivitas FisikLampiran 6. Formulir Status Gizi SampelLampiran 7. Tabel Physical Activity Ratio (PAR) berbagai Aktivitas Fisik.Lampiran 8. Master tabelLampiran 9. Hasil Uji StatistikLampiran 10. Surat Rekomendasi untuk Melaksanakan PenelitianLampiran 11. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi yang banyak
dijumpai pada golongan masyarakat dengan sosial ekonomi menengah ke
atas. Makhluk hidup akan mencapai keseimbangan jika energi yang masuk
sama dengan energi yang dikeluarkan (Waspadji dkk, 2010). Menurut
WHO (2000), seseorang dikatakan obesitas jika nilai Indeks Massa Tubuh
(IMT) diatas 30,0 kg/m2. Sedangkan IMT antara 25 – 29,9 kg/m2 disebut
pre obesitas. Untuk orang Asia, IMT diatas 25 kg/m2 termasuk obesitas.
Indonesia saat ini mengalami permasalahan gizi ganda, ketika
permasalahan gizi kurang belum terselesaikan, muncul permasalahan gizi
lebih. Gizi lebih atau obesitas dianggap sebagai sinyal awal, munculnya
penyakit-penyakit degeneratif yang saat ini merambah seluruh pelosok
Indonesia. Tingginya prevalensi obesitas, hipertensi, dislipidemi dan
penyakit degeneratif lainnya, menyebabkan tingginya angka kejadian
penyakit dan angka kematian di Indonesia. (Waspadji dkk, 2010)
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional tahun 2010
menunjukkan bahwa prevalensi nasional obesitas umum pada laki-laki
umur ≥ 18 tahun adalah 6,2%, sedangkan pada perempuan umur ≥ 18 tahun
adalah 12,7% (Depkes RI, 2010).
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menderita kelebihan
berat badan atau bahkan kegemukan yaitu faktor genetik, faktor psikologis,
pola hidup yang kurang tepat, kebiasaan makan yang salah, kurang
melakukan aktivitas fisik, dan faktor pemicu lainnya. Kebiasaan makan
yang salah diantaranya makan berlebihan, makan terburu-buru, menghindari
makan pagi, waktu makan tidak teratur serta kebiasaan mengemil makanan
ringan. Sedangkan faktor pemicu yang lain misalnya kecepatan
metabolisme basal, enzim, hormon, serta penggunaan obat-obatan (Purwati,
2005)
Faktor keturunan merupakan faktor penguat terjadinya kegemukan.
Penelitian gizi di Amerika Serikat melaporkan bahwa anak-anak dari orang
tua dengan berat badan normal mempunyai peluang 10% menjadi gemuk.
Bila salah satu orang tuanya menderita kegemukan, maka peluang itu akan
meningkat menjadi 40-50%. Bila kedua orang tuanya menderita
kegemukan, peluang faktor keturunan meningkat menjadi 70-80% (Purwati,
2005).
Kebiasaan makan telah bergeser dari pola tradisional yang banyak
mengandung karbohidrat kompleks dan serat menjadi pola makan dengan
kandungan protein, lemak, karbohidrat sederhana, dan garam yang tinggi
namun rendah serat (Muchtadi, 2001). Perubahan pola makan ini
meninggalkan konsep makanan seimbang sehingga berdampak negatif
terhadap kesehatan. Kebiasaan makan yang tinggi lemak jenuh dan gula,
rendah serat menyebabkan masalah kegemukan, gizi lebih, serta
meningkatkan radikal bebas yang memicu munculnya berbagai penyakit
degeneratif (Khomsan, dkk, 2004).
Penyebab utama terjadinya obesitas adalah ketidakseimbangan antara
konsumsi berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi
(Almastier, 2001). Lemak menghasilkan lebih banyak energi dibandingkan
karbohidrat atau protein. Karena diet tinggi lemak biasanya padat energi
dan memberikan rasa yang lezat, maka diet dengan mengonsumsi makanan
yang relatif banyak mengandung lemak biasanya akan menimbulkan
peningkatan asupan energi (Hartono, 2009).
Bila energi yang masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan
aktivitas fisik yang seimbang akan memudahkan seseorang menjadi gemuk.
Aktivitas fisik diperlukan untuk proses pembakaran energi tubuh. Gaya
hidup dengan aktivitas fisik yang rendah berpengaruh terhadap kondisi
tubuh seseorang. Salah satu yang mempengaruhi gaya hidup seseorang
adalah pekerjaan sehari-sehari. (Purwati, 2005).
Gaya hidup seseorang berpngaruh terhadap pola tidurnya. Tidur
adalah suatu periode istirahat bagi tubuh berdasarkan atas kemauan serta
kesadaran dan secara utuh atau sebagian fungsi tubuh yang akan dihambat
atau dikurangi. Penelitian oleh ahli-ahli faal di Amerika mengemukakan
bahwa siswa umur 16 tahun perlu tidur 10 sampai 11 jam, mahasiswa perlu
8 jam sedangkan yang lebih tua dapat melakukan adaptasi dan kekurangan
tidurnya dapat dialihkan atau dilakukan pada keesokan harinya. Kebutuhan
tidur orang tua makin berkurang, pada umur 45-60 tahun, kira-kira 7 jam
(Atmadja, 2002).
Selain itu pemakaian kontrasepsi juga dapat meningkatkan berat
badan disebabkan oleh hormon dalam kontrasepsi yaitu esterogen dan
progesteron. Esterogen menyebabkan pengeluaran natriun dan air berkurang
sehingga terjadi penimbunan cairan (Wiknjosastro dkk, 2005) sedangkan
progesteron akan mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi
lemak, merangsang nafsu makan serta menurunkan aktivitas fisik sehingga
terjadi peningkatan berat badan (Depkes RI, 1994).
Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan bulan Maret 2014 pada
karyawati di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo, sebesar
50% orang karyawati yang diukur berat badan dan tinggi badannya
mengalami obesitas. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
prevalensi obesitas di Jawa Tengah berdasarkan data Riskesdas 2013 yaitu
30 %. Tingginya angka prevalensi di Institusi tersebut kemungkinan
berhubungan dengan faktor penyebab obesitas diantaranya oleh pola hidup
yang kurang tepat yaitu makan berlebihan dan kurang melakukan aktivitas
fisik. Karena itu perlu dilakukan penelitian faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian obesitas pada karyawati Sekretariat Daerah Kabupaten
Wonosobo.
B. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara faktor-faktor tingkat kecukupan makan,
aktivitas fisik, lama tidur, keturunan dan penggunaan alat kontrasepsi
dengan kejadian obesitas pada karyawati Sekretariat Daerah Kabupaten
Wonosobo?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara faktor-faktor tingkat kecukupan
energi, tingkat kecukupan protein, tingkat kecukupan lemak, tingkat
kecukupan karbohidrat, aktivitas fisik, lama tidur, keturunan dan
penggunaan alat kontrasepsi dengan kejadian obesitas pada karyawati
Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan kejadian obesitas pada karyawati Sekretariat
Daerah Kabupaten Wonosobo.
b. Mendeskripsikan faktor tingkat kecukupan energi.
c. Mendeskripsikan faktor tingkat kecukupan protein.
d. Mendeskripsikan faktor tingkat kecukupan lemak.
e. Mendeskripsikan faktor tingkat kecukupan karbohidrat.
f. Mendeskripsikan faktor aktivitas fisik.
g. Mendeskripsikan faktor lama tidur.
h. Mendeskripsikan faktor keturunan.
i. Mendeskripsikan faktor penggunaan alat kontrasepsi.
j. Menganalisis hubungan antara faktor tingkat kecukupan energi
dengan kejadian obesitas.
k. Menganalisis hubungan antara faktor tingkat kecukupan protein
dengan kejadian obesitas.
l. Menganalisis hubungan antara faktor tingkat kecukupan lemak
dengan kejadian obesitas.
m. Menganalisis hubungan antara faktor tingkat kecukupan
karbohidrat dengan kejadian obesitas.
n. Menganalisis hubungan antara faktor aktivitas fisik dengan
kejadian obestitas.
o. Menganalisis hubungan antara faktor lama tidur dengan kejadian
obesitas.
p. Menganalisis hubungan antara faktor keturunan dengan kejadian
obesitas.
q. Menganalisis hubungan antara faktor penggunaan alat kontrasepsi
dengan kejadian obesitas.
r. Menganalisis hubungan antara faktor tingkat kecukupan energi,
tingkat kecukupan protein, tingkat kecukupan lemak, tingkat
kecukupan karbohidrat, aktivitas fisik, lama tidur, keturunan dan
penggunaan alat kontrasepsi dengan kejadian obesitas.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi penyebab kejadian obesitas pada karyawati
Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo.
2. Sebagai bahan kajian dalam upaya peningkatan kualitas pegawai
Pemerintah Daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Obesitas
a. Pengertian obesitas
Obesitas merupakan keadaan patologik dengan terdapatnya
penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi
tubuh. Dari sudut ilmu gizi, defenisi obesitas yang baik adalah bila
tercakup pengertian terjadinya penimbunan trigliserida yang
berlebihan dan terdapat di seluruh tubuh (Moehji S, 2003).
Obesitas dapat terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis
kelamin. Juvenil obesity, misalnya adalah obesitas yang terjadi pada
usia muda (anak-anak). Orang yang menderita kegemukan pada usia
muda memiliki resiko lebih tinggi menderita obesitas pada saat
dewasa dibandingkan orang yang memiliki berat tubuh normal.
Sementara itu, wanita pada pasca menopause memiliki risiko
mengalami obesitas tiga kali lebih besar daripada pria (Faiz, 2004)
b. Faktor penyebab obesitas
Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi
yang masuk dengan energi yang keluar dan merupakan akumulasi
simpanan energy yang berubah menjadi lemak (Pritasari, 2006).
Dengan meningkatnya usia kecepatan metabolism juga mulai menurun
mulai usia 30 tahun, bila aktivitas fisik juga berkurang maka timbunan
lemak menjadi kegemukan. Penyebab lain obesitas menurut Syarif
(2002) adalah multifaktorial, genetik dan lingkungan yang berinteraksi
terus menerus.
1) Faktor Psikologis
Kondisi psikologis dan keyakinan seseorang berpengaruh
terhadap asupan makanan. Faktor stabilitas emosi berkaitan
dengan obesitas. Keadaan obesitas merupakan dampak dari
pemecahan masalah emosi yang dalam, dan ini merupakan suatu
pelindung bagi yang bersangkutan. Dalam kedaan semacam ini
menghilangkan obesitas tanpa menyediakan pemecahan masalah
yang tepat, justru akan memperberat masalah (Misnadiarly, 2007).
Seseorang yang sedang mengalami keadaan yang tidak
menyenangkan akan nampak lebih emosional baik sikap maupun
perilakunya. Jika keadaan tersebut berlangsung dalam waktu lama
maka dapat menyebabkan suatu keadaan yang disebut stres,
bahkan depresi. Faktor tersebut berhubungan erat dengan rasa
lapar dan nafsu makan. Hal ini disebabkan karena sejumlah
hormon akan disekresi sebagai tanggapan dari keadaan psikologis
sehingga terjadi peningkatan metabolisme energi yang dipecah dan
digunakan untuk melakukan aktivitas, namun jika seseorang yang
mengalami stres tidak melakukan aktivitas fisik yang mampu
membakar energi maka kelebihan energi tersebut akan disimpan
sebagai lemak. Proses ini akan menyebabkan glukosa darah
menurun sehingga menyebabkan rasa lapar pada orang yang
sedang mengalami tekanan psikologis (Purwati, 2005)
2) Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk
menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang
menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka
orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Gen merupakan
faktor yang penting dalam obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga
memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk
perilaku atau pola gaya hidup misalnya apa yang dimakan dan berapa
kali seseorang makan serta kelebihan energi akibat ketidak seimbangan
antara asupan energi dengan keluaran energi. Seseorang tentu saja tidak
dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan
dan aktivitasnya (Almatsier, 2003).
3) Faktor Nutrisi
Peranan nutrisi dimulai sejak dalam kandungan yaitu
jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi oleh berat
badan ibu. Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan
antara energi yang masuk dengan energy yang keluar dan
merupakan akumulasi simpanan energy yang berubah menjadi
lemak (Pritasari, 2006). Dengan meningkatnya usia kecepatan
metabolism juga mulai menurun mulai usia 30 tahun, bila aktivitas
fisik juga berkurang maka timbunan lemak menjadi kegemukan.
4) Faktor-faktor lain
a) Enzim tubuh
Menurut Purwati (2005), faktor-faktor penyebab obesitas
lainnya antara lain enzim, hormon, metabolisme basal dan
pengaruh obat-obatan.
2. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Obesitas
a) Asupan makan
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi
seseorang. Status gizi yang optimal apabila tubuh memperoleh cukup
zat-zat gizi yang dapat digunakan secara efisien (Almatsier, 2003).
Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan
pertambahan berat badan. Obesitas muncul pada usia remaja
cenderung berlanjut ke dewasa, dan lansia (Arisman, 2004).
1) Asupan Energi
Energi diperoleh dari proses pembakaran karbohidrat,
Lemak, dan Protein makanan. Kebutuhan energi manusia di dalam
tubuh akan tercukupi bila kebutuhan akan zat-zat makanan
tercukupi pula (Almatsier, 2002).
Dalam kehidupan sehari- hari tubuh memerlukan makanan
yang memberikan cukup energi yang sesuai kebutuhan untuk
menjaga kesehatan sehingga diperlukan adanya keseimbangan
antara makanan sumber energi yang dimakan dengan energi yang
dikeluarkan terutama bergerak dan beraktifitas, maka makin
banyak pula energi yang diperlukan.
Kebutuhan energi ditentukan oleh metabolisme basal,
umur, aktifitas fisik, specific dynamic action ( SDA ). Kebutuhan
energi terbesar pada umumnya diperlukan untuk metabolisme basal
( Almatsier, 2002 ).
2) Asupan Protein
Protein selain untuk membangun struktur tubuh (
pembentukan berbagai jaringan ) juga akan disimpan untuk
digunakan dalam keadaan darurat sehingga pertumbuhan atau
kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar (Kartasapoetra &
Marsetyo,2003).
Protein sebagai pembentuk energi tergantung macam dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi. Protein memang sangat
diperlukan oleh tubuh, tetapi terlalu banyak mengonsumsi protein
juga akan menimbulkan masalah. Kelebihan protein akan
disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak sehingga akan menjadi
semakin gemuk. Selain itu kelebihan asupan protein akan
memperberat kerja hati dan ginjal untuk membuang nitrogen pada
metabolisme asam amino (deaminasi), produksi urin berlebihan
dapat mengganggu penampilan, mineral-mineral penting seperti
potasium, kalium, magnesium akan terbuang melalui urin sehingga
dapat menimbulkan dehidrasi, protein bukan energi yang siap
pakai, proses metabolisme memerlukan waktu yang lama, protein
merupakan sumber energi yang kurang efesien karena SDA
(Spesific Dynamic Action) atau energi yang dibutuhkan untuk
proses metabolisme cukup besar yaitu 30-40% padahal SDA
karbohidrat hanya 6-7% dan SDA lemak 4-14% ( Almatsier,
2002).
3) Asupan Lemak
Trigliserida merupakan lipid utama dalam makanan. Fungsi
utamanya adalah sebagai zat energi. Simpanan lemak dalam tubuh
terutama dilakukan di dalam sel lemak dalam jaringan adiposa.
Sel-sel adipose mempunyai enzim khusus pada permukaannya,
yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang dapat melepas trigliserida dan
lipoprotein, menghidrolisnya dan meneruskan hasil hidrolisis ke
dalam sel. Di dalam sel terdapat enzim lain yang merakit kembali
bahan-bahan hasil hidrolisis ke dalam sel. Di dalam sel terdapat
enzim lain yang merakit kembali bahan-bahan hasil hidrolisis
menjadi trigliserida untuk disimpan sebagai cadangan energi. Sel-
sel adipose menyimpan lemak setelah makan bilamana kilomikron
dan VLDL yang mengandung lemak melewati sel-sel tersebut
(Almatsier, 2002).
Bila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel
adipose menghidrolisis simpanan trigliserida menjadi gliserol dan
asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Di sel-sel
yang membutuhkan, komponen-komponen ini kemudian dibakar
dan menghasilkan energi, CO2 dan H2O. Pada tahap akhir
hidrolisis, setiap pecahan berasal dari lemak mengikat pecahan
berasal dari glukosa sebelum akhirnya dioksidasi secara lengkap
menjadi CO2 dan H2O. Lemak tubuh tidak dapat dihidrolisis secara
sempurna tanpa kehadiran karbohidrat. Tanpa karbohidrat akan
diperoleh hasil antara pembakaran lemak berupa bahan-bahan
keton yang dapat menimbulkan ketosis (Almatsier, 2002).
Tubuh mempunyai kapasitas tak terhingga untuk
menyimpan lemak. Namun, lemak tidak sepenuhnya dapat
menggantikan karbohidrat sebagai sumber energi. Otak, sistem
saraf dan sel darah merah membutuhkan glukosa sebagai sumber
energi.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak
memicu terjadinya obesitas. Lemak merupakan sumber yang padat
kalori, membuat rasa masakan menjadi lezat dan sering tidak
diperhatikan atau tersembunyi dalam makanan.
Kelebihan konsumsi lemak akan tersimpan dalam jaringan
adiposa sebagai energi potensial. Apabila simpanan lemak terjadi
sampai melebihi 20% dari berat badan normal maka ada
kecenderungan kegemukan atau obesitas (Darmoutomo, 2007).
Kontribusi energi dari lemak untuk orang dewasa sebaiknya
sekitar 30% pada usia 19-29 tahun dan 25% pada usia 30-64 tahun
(Hardinsyah dkk, 2012).
4) Asupan Karbohidrat
Fungsi karbohidrat memang penting untuk tubuh kita
karena karbohidrat berguna untuk member makan pada otak kita
dan sebagai sumber energi utama. Asupan karbohidrat yang
berlebih, tidak akan langsung digunakan oleh tubuh sehingga
disimpan dalam bentuk glikogen (satu rangkaian panjang molekul-
molekul glukosa yang dihubungkan menjadi satu). Hati dan otot
merupakan tempat penyimpanan glikogen. Glikogen yang dapat
diakses otak yaitu glikogen yang disimpan dalam hati. Tetapi,
kapasitas hati untuk menyimpan karbohidrat mudah habis dalam
waktu sepuluh hingga 12 jam. Sehingga untuk mempertahankan
cadangan glikogen dalam hati, kita membutuhkan asupan sumber
karbohidrat (Almatsier, 2002).
Bila asupan karbohidrat berlebih sedangkan kapasitas hati
dan otot dalam menyimpan glikogen terbatas, maka karbohidrat
akan disimpan dalam bentuk lemak dan akan disimpan dalam
jaringan lemak. Sehingga kelebihan karbohidrat berarti kelebihan
lemak.
Asupan karbohidrat yang tinggi akan memicu peningkatan
glukosa darah. Untuk menyesuaikan kondisi ini, pancreas
mengeluarkan hormone insulin ke dalam aliran darah untuk
menurunkan kadar glukosa darah. Yang menjadi masalah adalah
insulin merupakan hormone penyimpan yang memiliki fungsi
menyimpan kelebihan karbohidrat dalam bentuk lemak untuk
membuat cadangan energi. Oleh karena itu, insulin yang
dirangsang oleh karbohidrat akan mendorong akumulasi lemak
tubuh. Selain mendorong akumulasi lemak tubuh, insulin juga
berfungsi untuk tidak mengeluarkan lemak yang tersimpan.
Kondisi seperti ini tentu akan membuat seseorang dengan asupan
tinggi karbohidrat akan mengalami peningkatan berat badan dan
sulit untuk menurunkan berat badan (Darmoutomo, 2007).
Kontribusi energi dari karbohidrat untuk orang dewasa
sebaiknya sekitar 55% pada usia 19-29 tahun dan 60% pada usia
30-64 tahun (Hardinsyah dkk, 2012).
5) Kecukupan Gizi
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%)
orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis
tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat
memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam
kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu disebut
dengan kebutuhan gizi (Hardinsyah dan Tampubolon 2004).
Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek
termik, iklim dan adaptasi. Angka kecukupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat untuk usia karyawati yang digunakan dalam
penelitian ini seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan
Karbohidrat untuk karyawati.
Usia(tahun)
Energi(kkal/hari)
Protein(gram/hari)
Lemak(gram/hari)
Karbohidrat(gram/hari)
19-29 2250 56 75 309
30-4950-64
21501900
5757
6053
323285
Sumber : Depkes RI, 2013
Untuk menilai kecukupan konsumsi pangan maka didekati
dengan menghitung tingkat kecukupan gizinya atau besarnya
persentase angka kecukupan gizi. Pada penelitian ini tingkat
kecukupan konsumsi zat gizi dinyatakan sebagai tingkat
kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Angka
kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi
yang diperlukan tubuh untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir
semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin dan
kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui.
Angka kecukupan gizi berguna sebagai nilai rujukan yang
digunakan untuk perencanaan dan penilaian konsumsi makanan
dan asupan gizi bagi orang sehat, agar tercegah dari defisiensi
ataupun kelebihan asupan zat gizi (IOM 2002 dalam Muhilal &
Hardinsyah 2004). Tingkat kecukupan energi dinyatakan sebagai
hasil perbandingan antara konsumsi energi aktual (Susenas)
dengan kecukupan energi yang direkomendasikan oleh WNPG
tahun 2004, dan dinyatakan dalam persen. Demikian pula untuk
menghitung tingkat kecukupan protein, dinyatakan sebagai
perbandingan antara konsumsi protein aktual dengan kecukupan
protein yang direkomendasikan WNPG. Perhitungan tingkat
kecukupan gizi dirumuskan sebagai berikut :
TKE = [(Konsumsi aktual)/(Angka kecukupan)] x 100%
Selanjutnya dari perhitungan tersebut tingkat kecukupan
energi, protein, lemak dan karbohidrat diklasifikasikan menurut
Departemen Kesehatan sebagaimana dikutip oleh Badan
Ketahanan Pangan (2006) yaitu: (1) TKE: < 70% adalah defisit
Aktivitas fisik diperoleh dari recall aktivitas 2x24 jam kemudian
diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melakukan wawancara kepada responden menggunakan kuesioner
satu kali 24 jam recall aktivitas fisik.
2) Menghitung total kalori yang dikeluarkan responden dalam
melakukan aktivitas fisik berdasarkan tabel nilai Physical Activity
Ratio (PAR) kemudian dimasukkan dalam rumus Physical Activity
Level (PAL) sebagai berikut :
Keterangan :
PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PARi : Physical avtivity rate dari masing-masing aktivitas
yang dilakukan untuk tiap jenis aktivitas per jam)
Wi : Alokasi waktu tiap aktivitas
(WHO/FAO, 2003).
3) Setelah nilai PAL diketahui kemudian digolongkan menjadi 3
kategori yaitu :
Tabel 7. Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
No. Nilai PAL Kategori1. 1,40 – 1,69 Ringan2. 1,70 – 1,99 Sedang3. 2,00 – 2,40 Berat
Sumber : WHO/FAO, 2003
f. Data Lama Tidur
Lama tidur masing-masing sampel diperoleh menggunakan
kuesioner. Data yang diperoleh dalam satuan waktu yaitu menit
dikategorikan menjadi :
1) Tidak beresiko obesitas : 7- 8 jam per hari
2) Beresiko obesitas : < 7 jam per hari atau > 8 jam per hari
(Hidayat, 2008)
g. Data Keturunan
Data keturunan atau riwayat obesitas masing-masing sampel
yang dikategorikan menjadi:
1) Tidak ada riwayat obesitas
2) Ada riwayat obesitas
h. Data alat Kontrasepsi
Dari hasil kuisioner diperoleh data alat kontrasepsi masing-
masing sampel yang kemudian dikategorikan menjadi :
1) Tidak Berisiko obesitas : Bukan pengguna alat kontrasepsi yang
tidak mempengaruhi hormonal yaitu selain suntik KB, pil KB dan
susuk KB
2) Berisiko obesitas : Pengguna alat kontrasepsi yang mempengaruhi
hormonal seperti suntik KB, pil KB dan susuk KB
i. Koding
Memberikan kode pada variabel status obesitas, tingkat
kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, tingkat kecukupan
lemak, tingkat kecukupan karbohidrat, aktivitas fisik, lama tidur,
keturunan, dan penggunaan alat kontrasepsi yaitu dengan cara sebagai
berikut :
1) Obesitas
Obesitas = 0
Tidak Obesitas = 1
2) Tingkat Kecukupan Energi
Lebih = 0
Normal = 1
Defisit = 2
3) Tingkat Kecukupan Protein
Lebih = 0
Normal = 1
Defisit = 2
4) Tingkat Kecukupan Lemak
Lebih = 0
Normal = 1
Defisit = 2
5) Tingkat Kecukupan Karbohidrat
Lebih = 0
Normal = 1
Defisit = 2
6) Aktivitas Fisik
Ringan = 0
Sedang = 1
Berat = 2
7) Lama Tidur
Berisiko = 0
Tidak berisiko = 1
8) Keturunan
Ada = 0
Tidak Ada = 1
9) Penggunaan alat kontrasepsi
Pengguna = 0
Tidak Pengguna = 1
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan
variabel status obesitas, tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan
protein, tingkat kecukupan lemak, tingkat kecukupan karbohidrat
aktivitas fisik, keturunan obesitas, lama tidur, dan penggunaan alat
kontrasepsi yang diteliti, kemudian diwujudkan dalam tabel distribusi
frekuensi dan nilai rata – rata minimal, nilai maksimal dan standar
deviasi.
b. Analisis bivariat
Analisis Bivariat digunakan untuk melihat hubungan antar
variabel. Uji Chi square dengan derajat kepercayaan 95% digunakan
untuk menganalisis hubungan antara masing-masing variabel dengan
obesitas kejadian. Jika jumlah sel yang mengandung nilai expected
value < 5 lebih dari 20% maka uji statistik menggunakan uji Fisher
Exact (Hasan, 2005).
Kemudian uji dilanjutkan dengan pencarian nilai Odds Ratio
(OR) untuk mengetahui faktor risiko dengan rumus sebagai berikut :
OR ( Odds Rasio ) = AD/BC
Confidence interval ( CI ) sebesar 95%, Interpretasi nilai OR adalah
- Bila OR lebih dari 1, menunjukkan bahwa faktor yang diteliti
merupakan faktor risiko.
- Bila OR = 1, menunjukkan bahwa faktor yang diteliti bukan
merupakan faktor risiko.
- Bila OR < 1, menunjukkan bahwa faktor yang diteliti merupakan
faktor protektif.
c. Analisis multivariat
Analisis multivariat menggunakan uji regresi ganda logistik
linier yaitu untuk menganalisa hubungan antara sebuah paparan dan
penyakit dan serentak mengontrol sejumlah faktor perancu potensial.
Varibel yang diuji adalah hubungan antara asupan makan, tingkat
aktivitas fisik dan lama tidur dengan kejadian obesitas. Tujuan
analisis multivariat adalah : 1) Menentukan model yang paling sesuai,
paling irit, sekaligus masuk akal secara biologis dan dapat untuk
menggambarkan hubungan antaran variabel terikat dan beberapa
variable bebas dalam populasi, 2) Meramalkan terjadinya variabel
terikat pada individu berdasarkan nilai-nilai variabel bebas yang
diukur, 3) Mengukur hubungan antara variabel terikat dengan variabel
bebas setelah mengontrol pengaruh kovariat lainnya. Beberapa
keuntungan menggunakan analisis regresi ganda logistik:
1) Mampu mengkonversikan koefisien regresi menjadi odds rasio (OR),
2) Mampu pemperkirakan probabilitas individu untuk sakit atau
meninggal berdasarkan nilai-nilai beberapa variabel bebas yang
diukur.
Prediksi analisis regresi ganda logistik dirumuskan sebagai
berikut:
1P =
(a+b1x1+b2x2+b3x3 ......bkxk)
1 + e
Keterangan:
P : Peluang untuk mengalami sakit / efek
a : Konstanta atau intesep
b1,b2,b3...bk : Variabel bebas yang pengaruhnya akan diteliti
e : Bilangan logaritma natural ( 2,71828 )
Langkah analisis regresi ganda logistik adalah sebagai berikut:
1. Melakukan uji univariat variabel-variabel bebas dan bila hasil
analisis menunjukkan nilai P < 0,25 dan memiliki kemaknaan
biologik, maka variabel bebas tersebut dapat dimasukkan ke dalam
model multivariate.
2. Semua variabel kandidat dimasukkan bersama-sama untuk
dipertimbangakan menjadi model, apalagi hasil analisis
menunjukkan nilai P yang signifikan yaitu P < 0,05. Variabel yang
terpilih dimasukkan kedalam model dan nilai P yang tidak
signifikan dikeluarkan dari model.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekretariat Daerah Kabupaten
Wonosobo, terletak di Jalan Sindoro No. 1 Wonosobo. Kabupaten
Wonosobo berjarak 120 km dari ibukota Jawa Tengah (Semarang) dan 520
km dari Ibu Kota Negara (Jakarta), berada pada rentang 250 dpl – 2.250
dpl dengan dominasi pada rentang 500 dpl – 1.000 dpl sebesar 50%
(persen) dari seluruh areal, menjadikan ciri dataran tinggi sebagai wilayah
Kabupaten Wonosobo dengan posisi spasial berada di tengah-tengah Pulau
Jawa dan berada diantara jalur pantai utara dan jalur pantai selatan.
Batas-batas wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo :
Sebelah Utara : Kabupaten Banjarnegara, Kendal dan Batang
Sebelah Timur : Kabupaten Temanggung dan Magelang
Sebelah Selatan : Kabupaten Purworejo dan Kebumen
Sebelah Barat : Kabupaten Banjarnegara dan Kebumen
Dilihat dari aspek topografi, Kabupaten Wonosobo bisa dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu, daerah dengan ketinggian 250–500 m dpl
seluas 33,33% dari seluruh wilayah. Daerah dengan ketinggian 500–1.000
m dpl seluas 50,00% dari seluruh areal dan daerah dengan ketinggian >
1.000 m dpl seluas 16,67% dari seluruh wilayah, sehingga menjadikan ciri
dataran tinggi sebagai wajah Kabupaten Wonosobo.
Tabel 8. Data Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten WonosoboTahun 2013
NoBagian – Bagian Setda Kabupaten
WonosoboJumlah Pegawai
Laki-laki Perempuan1 Bagian Organisasi 3 52 Bagian Keuangan 13 53 Bagian Hukum 5 54 Bagian Administrasi dan Pembangunan 8 35 Bagian Tata Pemerintahan 7 46 Bagian PP dan PA 7 47 Bagian Humas 7 58 Bagian Umum 43 139 Bagian Perekonomian 3 510 Bagian Kesra 8 6
Total 104 55
B. Gambaran Umum Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 orang karyawati.
Karakteristik sampel dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik sampel menurut umur, berat badan dan tinggi
badan.
Variabel mean SD min max n %Umur
19 – 29 (th)30 – 49 (th)50 – 64 (th)
Berat BadanTinggi Badan
42,6
59,6153,69
8,435
10,65,9
23
43,5142
56
80,2165
32811
7,1466,6726,19
Sampel berkisar antara 23 sampai dengan 49 tahun. Rata – rata
umur sampel adalah 42,6 ± 8,435. Umur sampel termuda adalah 23
tahun dan umur sampel tertua adalah 56 tahun. Sebagian besar sampel
66,6% berumur pada kisaran 30 – 49 tahun.
Rata-rata berat badan sampel adalah 59,6 ± 10,64 kg. Berat
badan tertinggi adalah 80,2 kg dan berat badan terendah adalah 43,5
kg.
Rata-rata tinggi badan sampel adalah 153,69 ± 5,9 cm. Tinggi
badan tertinggi adalah 165,0 cm dan tinggi badan terendah adalah
142,0 cm.
C. Analisis Univariat
1. Status Obesitas
Hasil skrining didapatkan angka prevalensi obesitas (IMT ≥
25,0) pada karyawati di instansi tersebut sebesar 50%. Angka tersebut
lebih tinggi bila dibandingkan dengan data Riskesdas secara nasional
tahun 2013 yang mencapai 32,9% maupun Riskesdas Provinsi Jawa
Tengah yang mencapai 30 %.. Nilai rata-rata IMT sampel adalah 25,2
(±SD 4,01), nilai IMT tertinggi adalah 32,18 dan nilai terendah 18,34.
Distribusi frekuensi sampel menurut indeks massa tubuh dapat dilihat
pada tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Status obesitas,PadaKaryawati Setda Kabupaten Wonosobo
Status obesitas IMTJumlah
n %Obesitas < 25 21 50
Tidak Obesitas ≥ 25 21 50Total 42 100
2. Tingkat Kecukupan Energi
Energi diperoleh dari proses pembakaran karbohidrat, lemak,
dan protein makanan. Kebutuhan energi manusia di dalam tubuh akan
tercukupi bila kebutuhan akan zat-zat makanan tercukupi pula
(Almatsier, 2002). Rata-rata asupan energi pada sampel adalah
1.932,07 ± 307,55 kkal/hari. Asupan energi tertinggi adalah 2.805
kkal/hari dan terendah adalah 1.530 kkal/hari.
Jika dibandingkan dengan AKG 2013, rata-rata tingkat
kecukupan energi pada sampel 92,28 ±15,87%. Tingkat asupan
energi tertinggi adalah 121% dan terendah adalah 71%. Distribusi
frekuensi sampel menurut tingkat kecukupan energi dapat dilihat pada
Tabel 11di bawah ini.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Tingkat KecukupanEnergi Pada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo
Kategori TingkatKecukupan Energi
%Jumlah
n %Lebih
Normal≥ 120
90 – 119416
9,538,1
Defisit < 90 22 52,4Total 42 100
3. Tingkat Kecukupan Protein
Protein sebagai pembentuk energi tergantung macam dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi. Rata-rata asupan protein
sampel adalah 60,9 ± 4,89 gram/hari. Asupan protein tertinggi adalah
68 gram/hari dan terendah adalah 43 gram/hari.
Jika dibandingkan dengan AKG 2013 berdasarkan golongan
umur masing-masing, rata-rata tingkat kecukupan protein pada sampel
107,02 ± 8,77. Tingkat kecukupan protein tertinggi adalah 132% dan
terendah adalah 62%. Distribusi frekuensi sampel menurut tingkat
kecukupan protein dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Tingkat KecukupanProtein Pada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo
Kategori TingkatKecukupan Protein
%Jumlah
n %Lebih ≥ 120 2 4,8
NormalDefisit
90 – 119< 90
382
90,54,8
Total 42 100
Sebagian besar sampel ternyata memiliki tingkat kecukupan
protein yang normal yaitu 90,5 %. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena rendahnya asupan protein hewani. Mengkonsumsi protein
hewani dianggap mampu meningkatkan kadar kolesterol dan memicu
kegemukan. Mayoritas sampel mengkonsumsi sumber protein hewani
1 kali perhari.
4. Tingkat Kecukupan Lemak
Trigliserida merupakan lipid (lemak) utama dalam makanan.
Fungsi utamanya adalah sebagai zat energi. Rata-rata asupan lemak
sampel adalah 53,64 ± 11,42 gram/hari. Asupan lemak tertinggi
adalah 74 gram/hari dan terendah adalah 41 gram/hari.
Jika dibandingkan dengan AKG 2013 berdasarkan golongan
umur masing-masing, rata-rata tingkat kecukupan lemak pada sampel
91,19 ± 19,95%. Tingkat kecukupan lemak tertinggi adalah 132% dan
terendah adalah 62%. Distribusi frekuensi sampel menurut tingkat
kecukupan lemak dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Tingkat KecukupanLemak Pada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo
Kategori TingkatKecukupan Lemak
%Jumlah
n %Lebih ≥ 120 8 19
NormalDefisit
90 – 119< 90
1024
23,857,1
Total 42 100
Sebagian besar sampel memiliki kategori tingkat kecukupan
lemak defisit, yaitu 57,1 %. Tingkat kecukupan lemak normal 23,8 %
dan lebih 19 %. Walaupun sebagian besar tingkat kecukupan lemak
adalah defisit, namun tingkat kecukupan lemak tertinggi mencapai
angka 132 % AKG. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena
kebiasaan makan gorengan. Gorengan dikonsumsi sebagai camilan
sehingga tanpa terasa asupan yang dikonsumsi cukup banyak. Adanya
peralihan konsumsi protein dari hewani ke nabati juga memicu
meningkatnya asupan lemak karena cara pengolahan atau
pemasakannya. Pengolahan sumber protein nabati umumnya dengan
digoreng atau dengan ditambahkan santan.
5. Tingkat Kecukupan Karbohidrat
Rata-rata asupan karbohidrat sampel adalah 301,5 ± 56,49
gram/hari. Asupan karbohidrat tertinggi adalah 423 gram/hari dan
terendah adalah 223 gram/hari.
Jika dibandingkan dengan AKG 2013 berdasarkan golongan
umur masing-masing, rata-rata tingkat kecukupan karbohidrat pada
sampel 95,59 ± 20,7. Jika dibandingkan dengan AKG 2013, tingkat
kecukupan karbohidrat tertinggi adalah 140 % dan terendah adalah 47
%. Distribusi frekuensi sampel menurut tingkat kecukupan
karbohidrat dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Tingkat KecukupanKarbohidrat Pada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo
Kategori TingkatKecukupan Karbohidrat
%Jumlah
n %Lebih ≥ 120 9 21,4
NormalDefisit
90 – 119< 90
1419
33,345,2
Total 42 100
Sebagian besar sampel termasuk kategori tingkat kecukupan
karbohidrat defisit, yaitu 45,2 %. Tingkat kecukupan karbohidrat
normal 33,3 % dan lebih 21,4 %. Walaupun sebagian besar tingkat
kecukupan karbohidrat adalah defisit, namun tingkat kecukupan
karbohidrat tertinggi mencapai angka 140 % AKG. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan karena kebiasaan mengkonsumsi teh
manis dan camilan yang berbahan dasar ubi, tepung beras dan serealia
lainnya. Jam kerja yang panjang yaitu dari pukul 07.30 – 04.00
menyebabkan sebagian besar sampel menambah konsumsi teh manis
dari 2 – 3 gelas selama bekerja. Selain teh, gula juga ditambahkan
sehingga kalori meningkat tanpa disadari. Camilan seperti opak,
ceriping, combro yang berbahan dasar ubi, rengginang yang berbahan
dasar beras ketan dan kentang goreng menyumbang kalori yang cukup
besar.
6. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya obesitas. Aktivitas fisik yang kurang akan mengakibatkan
seseorang dengan mudah memiliki status gizi obesitas. Rata-rata
tingkat aktivitas fisik (PAL) adalah 1,66 ± 0,8. Nilai PAL tertinggi
adalah 1,82 dan terendah 1,53. Distribusi sampel menurut tingkat
aktivitas fisik dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Distribusi Sampel Menurut Aktivitas fisik
Kategori Aktivitas Nilai PALJumlah
n %Ringan 1,40 – 1,69 20 47,6SedangBerat
1,70 – 1,992,0 – 2,40
220
52,40
Total 42 100
Tidak ada sampel yang termasuk kategori aktivitas fisik berat.
Pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jam kerja yang
panjang (8,5 jam) menyebabkan aktivitas pada hari kerja didominasi
kegiatan duduk bekerja. Hasil recall aktivitas fisik pada hari libur tidak
memperlihatkan perbedaan yang cukup berarti. Walaupun beberapa
sampel mengisi hari libur dengan berolahraga, tetapi kenaikan nilai
PAL tidak begitu besar. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena
aktivitas tidur atau aktivitas santai (nonton televisi atau berbincang)
juga meningkat.
7. Keturunan Obesitas
Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi pembentukan
lemak tubuh. Seseorang mempunyai faktor keturunan obesitas
cenderung membangun lemak tubuh lebih banyak dibandingkan orang
lain. Distribusi frekuensi sampel menurut keturunan obesitas terdapat
pada Tabel 16.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Keturunan Obesitaspada Karyawati Setda Kabupaten Wonosobo
Riwayat ObesitasJumlah
n %Tidak Ada 21 50
Ada 21 50Total 42 100
Tabel 16 menunjukan bahwa 50% sampel memiliki riwayat
obesitas.
8. Lama Tidur
Tidur merupakan kebutuhan dasar mutlak yang harus dipenuhi
oleh semua orang. Dengan tidur yang cukup, tubuh baru dapat
berfungsi secara optimal. Rata-rata lama tidur sampel adalah 7,03 ±
0,66 jam per hari. Lama tidur tertinggi sampel adalah 8,12 jam dan
terendah adalah 5,92 jam per hari.
Distribusi frekuensi sampel menurut lama tidur terdapat pada
Tabel 17.
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Lama Tidur padaKaryawati Setda Kabupaten Wonosobo
Berdasarkan hasil di atas didapatkan persamaan garis obesitas
sebagai berikut.
Ln P/1-P = - 4,547 - 0,17 Kategori penggunaan alat kontrasepsi + 2,551
Keturunan – 0,463 Kategori lama tidur + 3,594 Kategori aktivitas fisik –
19,583 Kategori tingkat kecukupan karbohidrat + 4,789 Kategori tingkat
kecukupan lemak - 20,715 Kategori tingkat kecukupan protein + 17,200
Kategori tingkat kecukupan energi.
Karena variabel Kategori penggunaan alat kontrasepsi, Keturunan,
Kategori lama tidur, Kategori tingkat kecukupan karbohidrat, Kategori
tingkat kecukupan protein, Kategori tingkat kecukupan energi secara statistik
tidak berpengaruh secara signifikan yaitu nilai signifikan > 0,05, maka yang
dimodelkan dan interpretasikan hanya variabel nilai Kategori aktivitas fisik
dan Kategori tingkat kecukupan lemak saja. Variabel Kategori penggunaan
alat kontrasepsi, Keturunan, Kategori lama tidur, Kategori tingkat kecukupan
karbohidrat,Kategori tingkat kecukupan protein, Kategori tingkat kecukupan
energi dikatakan tidak signifikan secara statistik, bukan berarti pengaruhnya
tidak ada (nol rasio), melainkan ada pengaruhnya, hanya saja sangat kecil.
Sehingga model penelitian :
Ln P/1-P=-4,547+3,594 Kategori aktivitas fisik + 4,789 Kategori tingkat
kecukupan lemak
Dari model tersebut dapat disimpulkan. Variabel aktivitas fisik dan
tingkat kecukupan lemak paling berhubungan dengan obesitas. Faktor risiko
tertinggi adalah tingkat kecukupan lemak dengan nilai Exp (B) atau koefisien
korelasi 120,149.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Prevalensi obesitas (IMT ≥ 25) pada karyawati Sekretariat Daerah
Kabupaten Wonosobo sebesar 50 %.
2. Tingkat kecukupan energi sampel sebagaian besar (52,4%) defisit.
3. Tingkat kecukupan protein sampel sebagian besar (90,5%) normal
4. Tingkat kecukupan lemak sampel sebagian besar (57,1%) defisit.
5. Tingkat kecukupan karbohidrat sampel sebagian besar (45,2%) defisit.
6. Aktivitas fisik sampel sebagian besar tergolong sedang yaitu sebesar
52,4%.
7. Sampel yang memiliki keturunan obesitas yaitu sebesar 50%.
8. Lama tidur sebagian sampel yang tergolong berisiko (<7 jam atau >8 jam
per hari) yaitu sebesar 50%.
9. Sampel yang tidak menggunakan alat kontrasepsi yaitu sebesar 54,8%
10. Ada hubungan antara tingkat kecukupan energi dengan obesitas
11. Tidak Ada hubungan antara tingkat kecukupan protein dengan obesitas
12. Ada hubungan antara tingkat kecukupan lemak dengan obesitas
13. Ada hubungan antara tingkat kecukupan karbohidrat dengan obesitas
14. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas
15. Ada hubungan antara keturunan obesitas dengan obesitas
16. Tidak ada hubungan antara lama tidur dengan status obesitas .
17. Ada hubungan antara alat kontrasepsi dengan obesitas
18. Tingkat kecukupan lemak paling berpengaruh dengan kejadian obesitas
diikuti dengan aktivitas fisik.
B. Saran
1. Perlu peningkatan aktivitas fisik dengan berolahraga secara rutin dan
mengurangi asupan lemak terutama dari gorengan dan santan.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang berbeda untuk
mengetahui faktor-faktor lain yang menyebabkan obesitas.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia PustakaUtama,
Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
Atmadja, Beny. 2002. “Fisiologi Tidur”. Jurnal Kedokteran Maranatha. Bandung: Universitas Padjadjaran Bandung, Vol. 1, No. 2
Austin, U dkk. 2011. Trends in carbohydrate, fat and protein intakes andassociation with energy intake in normal-weight, overweight and obeseindividual. The American Journal of Clinical Nutrition. Di download dariwww.ajcn.nutrition.org pada 5 Maret 2014
Darmoutomo, Endang. Mencegah Penyakit Akibat Kegemukan dengan AsupanNutrisi. http://www.obesitas.web.id/news.html
Depkes RI. 1994. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KeluargaBerencana. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia DirektoratJenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina KesehatanKelurga.
Depkes RI. 2013. Permenkes No.75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Giziyang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Jakarta : Depkes RI
Ekelund, U dkk. 2005. Associations between phyical activity and fat mass inadolescent : The Stockholm Weight Development Study. The AmericanJournal of Clinical Nutrition. Di download dari www.ajcn.nutrition.org pada5 Maret 2014
Fadilla, Rizqi. 2011. Hubungan Antara Kebiasaan Makan, Aktivitas fisik danLama tidur dengan Obesitas pada Ibu Rumah Tangga di Wilayah RW 09Palebon Semarang. Karya Tulis Ilmiah Poltekkes Semarang Jurusan Gizi.
Faiz, Zulkifli. Indeks Glikemik Pangan. Jakarta : Penebar Swadaya, 2004
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gibson, Rosalid S. 2005. Principles Of Nutritional Assesment. New York :Oxford University Oress
Gredian, Dita. 2011. Hubungan Kebiasaan Makan dan Status Obesitas denganTekanan Darah pada Ibu-Ibu Penderita Obesitas di Wilayah RW XIVMlinjon Kelurahan Tonggalan Kecamatan Klaten Tengah Kabupaten Klaten.Karya Tulis Ilmiah Poltekkes Semarang Jurusan Gizi
Hamidin, A.S. 2011. Kebaikan Air Putih. Yogyakarta : Media Pressindo.
Hardinsyah &, Briawan D. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan.Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Bogor : FakultasPertanian, IPB
Hardinsyah, Tampubolon V. 2004. Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan SeratMakanan. Jakarta :Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.
Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta :PT Bumi Aksara
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2008. Keterampilan DasarPraktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Inoue ,S, Zimmet P, and Caterson L. 2000. The Asia-Pacific Perspective :Redefining Obesity and its treatment. Australia : Healt CommunicationsAustralian Pty Limited
Jakicic, J dan Otto, A. 2005. Physical activity considerations for the treatmentand prevention of obesity. The American Journal of Clinical Nutrition. Didownload dari www.ajcn.nutrition.org pada 5 Maret 2014
Khomsan A, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya,
Khumaidi, M. 1994. Bahan Pengajaran Gizi Masyarakat. Jakarta : PT. BPKGunung Mulia
Meutia, Nuraiza. Peran Hormon Ghrelin dalam Meningkatkan Nafsu Makan.Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara :http://www.library.usu.ac.id
Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Risiko beberapa Penyakit. Jakarta:Pustaka Obor Populer
Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Bhrata
Mubarak, W. & Nurul Chayatin. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Muchtadi D. 2001. Pencegahan Gizi Lebih dan Penyakit Kronis MelaluiPerbaikan Pola Konsumsi Pangan. Bogor : Sagung Seto
Pritasari. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia.Jakarta : Primadia Pustaka IKAPI
Purwati, Susi. 2005. Perencanaan Menu Untuk Penderita Kegemukan. Jakarta :Penebar Swadaya
Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC, 2002
Sutera, Diana. 2010. Hubungan Antara Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisikdengan Obesitas pada Guru dan Pegawai SMP Negeri 1 Pati. Karya TulisIlmiah Poltekkes Semarang Jurusan Gizi.
Sutoyo. 2006. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Obesitas padaIbu-ibu di Atas Usia 30 tahun di Asrama Ex Brigif V Banyumanik Semarang.Karya Tulis Ilmiah Poltekkes Semarang Jurusan Gizi.
Syarif, D.R. 2002. Evaluasi dan Tatalaksana Obesitas pada Anak. ProsidingSimposium Temu Ilmiah Akbar 2002. Pusat Informasi dan Penelitian, BagIPD, FKUI : Jakarta. pp 23-28.
Waspadji, dkk. 2010. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi dan Penelitiandi Rumah Sakit. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
WHO West Pacific Religion. 2000. The Asia- Pacific Prespective: RedeviningObesity and its treatmen. Australia : Healt Communications Australian PtyLimited
World Health Organization. Global database on body mass index [Internet]. [cited2012 July 21]. Available from:http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html.
Winkjosastro, H dkk. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo
Wirahkusumah, Emma. 2001. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
INSTRUMENFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN OBESITAS PADA KARYAWATI SETDAKABUPATEN WONOSOBO
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZIFAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2014
Lampiran 1
FORMULIR PERNYATAAN KESEDIAAN
SEBAGAI SAMPEL PENELITIAN
Yang bertanda tangan :
Nama :
Umur :
Pendidikan:
Alamat :
Bersedia berpartisipasi sebagai sampel dalam penelitian yang berjudul
“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
OBESITAS PADA KARYAWATI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN WONOSOBO”.
Yang dilakukan oleh :
Nama : Aji Nur Salim
Alamat : Universitas Muhammadiyah Semarang, Fakultas Ilmu Kesehatan dan
Keperawatan
Dengan syarat :
1. Peneliti menjaga kerahasiaan data dan hanya digunakan untuk kegiatan
penelitian di Universitas Muhammadiyah Semarang, Fakultas Ilmu
Kesehatan dan Keperawatan
2. Sampel dapat meminta keterangan lebih lanjut kepada Universitas
Muhammadiyah Semarang, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan
mengenai masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Apakah ada orang tua atau kakek dan nenek kandung yang mengalami
kelebihan berat badan?
a. Ada
b. Tidak ada
5. Apakah ibu menggunakan alat kontrasepsi?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika “Ya” apa jenisnya? ...............................
Lampiran 3
Formulir Recall
Recall 2X24 jam
Recall ke :
Tanggal :
No Waktu NamaHidangan
Nama BahanMakanan
Berat Bahan Mentah
Urt Gram1 Pagi
2. Snackpagi
3, Makansiang
4. Snacksiang
5. Makanmalam
Lampiran 4
FORMULIR RECALL AKTIVITAS FISIK
Tanggal : ………………………
Hari ke : ………………………
No Waktu Jenis Kegiatan
Lama kegiatan
berlangsung
(menit)
Keterangan
Lampiran 5
FORMULIR RATA-RATA AKTIVITAS FISIK
N
o
Energi yang
Dikeluarkan (Kal)
Total energi
yang
dikeluarkan
selama 2 hari
(Kal)
Rata-rata
energi yang
dikeluarkan /
hari (Kal)
Hari 1Hari
2
Lampiran 6
FORM STATUS GIZI SAMPEL
N
oNama
Um
ur
(ta
hu
n)
B
B
(
K
g)
T
B
(
m
)
I
M
T
Status
Gizi
Lampiran 7
TABEL PHYSICAL ACTIVITY RATIO (PAR) BERBAGAI AKTIVITAS FISIK
Aktivitas Physical Activity Ratio/satuanwaktu
Tidur 1.0Berkendaraan dalam bus/mobil 1.2Aktivitas santai (nonton TV danmengobrol)
1.4
Makan 1.5Duduk (bekerja kantor, menjaga toko) 1.5Mengendarai mobil/berjalan 2.0Memasak 2.1Berdiri, membawa barang yang ringan 2.2Mandi dan berpakaian 2.3Menyapu, mencuci baju dan piringtanpa mesin
2.3
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga 2.8Berjalan 3.2Berkebun 4.1Olahraga ringan (jalan kaki) 4.2Kegiatan yang dilakukan denganduduk
4. Apakah ada orang tua atau kakek dan nenek kandung yang mengalami
kelebihan berat badan?
a. Ada
b. Tidak ada
5. Apakah ibu menggunakan alat kontrasepsi?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika “Ya” apa jenisnya? ...............................
Lampiran 3
Formulir Recall
Recall 2X24 jam
Recall ke :
Tanggal :
No Waktu Nama Hidangan Nama Bahan Makanan Berat Bahan Mentah
Urt Gram1 Pagi
2. Snackpagi
3, Makansiang
4. Snacksiang
5. Makanmalam
Lampiran 4
FORMULIR RECALL AKTIVITAS FISIK
Tanggal : ………………………
Hari ke : ………………………
No Waktu Jenis KegiatanLama kegiatan
berlangsung (menit)
Keterangan
Lampiran 5
FORMULIR RATA-RATA AKTIVITAS FISIK
No
Energi yang
Dikeluarkan (Kal)
Total energi yang
dikeluarkan selama
2 hari (Kal)
Rata-rata energi
yang dikeluarkan /
hari (Kal)
Hari 1 Hari 2
Lampiran 6
FORM STATUS GIZI SAMPEL
No NamaUmur
(tahun)
BB
(Kg)
TB
(m)IMT
Status
Gizi
Lampiran 7
TABEL PHYSICAL ACTIVITY RATIO (PAR) BERBAGAI AKTIVITAS FISIK
Aktivitas Physical Activity Ratio/satuanwaktu
Tidur 1.0Berkendaraan dalam bus/mobil 1.2Aktivitas santai (nonton TV danmengobrol)
1.4
Makan 1.5Duduk (bekerja kantor, menjaga toko) 1.5Mengendarai mobil/berjalan 2.0Memasak 2.1Berdiri, membawa barang yang ringan 2.2Mandi dan berpakaian 2.3Menyapu, mencuci baju dan piringtanpa mesin
2.3
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga 2.8Berjalan 3.2Berkebun 4.1Olahraga ringan (jalan kaki) 4.2Kegiatan yang dilakukan denganduduk