1 Fakta Dan Opinio Sekitar G30S Bung Jacky yb, Apa yang bung uraikan hanyalah mempertahankan suara tunggal yg selama ORBA, Suharto berkuasa kita dengarkan itu. Namun, setelah Suharto lengser dan Indonesia memasuki era reformasi-demokrasi, banyak suara bermunculan, ... mengungkap banyak fakta-fakta kejadian sekitar G30S itu, yang selamaa Suharto berkuasa digelapkan, diplintir bahkan membalik kenyataan yg terjadi sesungguhnya. Tinggal kita sendiri bisa tidak menggunakan akal sehat untuk menganalisa suara mana yang lebih mendekati kebenaran sesuai kenyataan yang terjadi sesungguhnya saja. Coba sekarang diperhatikan, bagaimana kedekatan dan keakraban jenderal Suharto itu dengan keTIGA TOKOH utama G30S, Untung, Latief dan Supardjo. Tentu membuat setiap orang harus berpikir, setidaknya bertanya-tanya lalu apa dan sampai dimana hubungan/peran jenderal Suharto itu dengan G30S??? Mengapa pula saat Kol. Latief yg menemui jenderal Soeharto dan terakhir di RSPAD, malam 30 Sept.1965 untuk meemberi laporan gerakan pencidukan 7 jenderal segera akan dijalankan beberapa jam lagi, ... dibantah oleh Suharto semula dengan menyatakan untuk “mencheck dirinya benar berada di RSPAD” dan kemudian berubah menjadi “untuk membunuh” dirinya? Jelas, disini Suharto sedang berbohong dan berusaha mengelak mengapa dirinya tidak termasuk jenderal yang disasar Perwira Progresif yang melancarkan G30S itu. Ini pertama. Kedua, Tanggal 21 September 1965 Jenderal Suharto selaku Panglima KOSTRAD, dengan radiogram no. Rdg. T 293/9/1965 memerintahkan Batalyon 454/Diponegoro dan 530/Brawijaya datang ke Jakarta. Menurut pengakuan Kapten Soekarbi dari Yon-530 Brawidjaja menerima radiogram dari jenderal Suharto, untuk hadir mengikuti Peringatan Hari Angkatan Perang, 5 Oktober di Jakarta dengan perlengkapan senjata tempur garis satu. Setelah mendapat Briefing Mayor Bambang Soepeno, dan subuh jam 02, 1 Oktober 1965 itu dapatkan tugas membawa grup sisa Yon 530 itu berjaga di Monas, depan Istana. Yang perlu diperhatikan disini, mengapa Suharto memerintahkan Yon 454/Diponegoro dan Yon 530/Brawijaja datang ke Jakarta untuk mengikuti peringatan Hari Angkatan Perang harus dengan perlengkapan senjata TEMPUR GARIS SATU. Kedua, ternyata dari Yon 454 dan Yon 530 inilah yang dijadikan kekuatan induk bergerak melaksanakan G30S dan ketiga, juga patut diperhatikan, ternyata pasukan-pasukan G30S saat 1 Okboer siang waktu makan tidak juga ada yg mengantar makanan, mereka justru datang ke
12
Embed
Fakta Dan Opinio Sekitar G30S - fileMenurut pengakuan Kapten Soekarbi dari Yon-530 Brawidjaja menerima radiogram dari jenderal Suharto, untuk hadir mengikuti Peringatan Hari Angkatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Fakta Dan Opinio Sekitar G30S
Bung Jacky yb,
Apa yang bung uraikan hanyalah mempertahankan suara tunggal yg selama ORBA,
Suharto berkuasa kita dengarkan itu. Namun, setelah Suharto lengser dan Indonesia
memasuki era reformasi-demokrasi, banyak suara bermunculan, ... mengungkap banyak
fakta-fakta kejadian sekitar G30S itu, yang selamaa Suharto berkuasa digelapkan,
diplintir bahkan membalik kenyataan yg terjadi sesungguhnya. Tinggal kita sendiri bisa
tidak menggunakan akal sehat untuk menganalisa suara mana yang lebih mendekati
kebenaran sesuai kenyataan yang terjadi sesungguhnya saja.
Coba sekarang diperhatikan, bagaimana kedekatan dan keakraban jenderal Suharto itu
dengan keTIGA TOKOH utama G30S, Untung, Latief dan Supardjo. Tentu membuat
setiap orang harus berpikir, setidaknya bertanya-tanya lalu apa dan sampai dimana
hubungan/peran jenderal Suharto itu dengan G30S??? Mengapa pula saat Kol. Latief yg
menemui jenderal Soeharto dan terakhir di RSPAD, malam 30 Sept.1965 untuk
meemberi laporan gerakan pencidukan 7 jenderal segera akan dijalankan beberapa jam
lagi, ... dibantah oleh Suharto semula dengan menyatakan untuk “mencheck dirinya benar
berada di RSPAD” dan kemudian berubah menjadi “untuk membunuh” dirinya? Jelas,
disini Suharto sedang berbohong dan berusaha mengelak mengapa dirinya tidak
termasuk jenderal yang disasar Perwira Progresif yang melancarkan G30S itu. Ini
pertama.
Kedua, Tanggal 21 September 1965 Jenderal Suharto selaku Panglima KOSTRAD,
dengan radiogram no. Rdg. T 293/9/1965 memerintahkan Batalyon 454/Diponegoro dan
530/Brawijaya datang ke Jakarta. Menurut pengakuan Kapten Soekarbi dari Yon-530
Brawidjaja menerima radiogram dari jenderal Suharto, untuk hadir mengikuti Peringatan
Hari Angkatan Perang, 5 Oktober di Jakarta dengan perlengkapan senjata tempur garis
satu. Setelah mendapat Briefing Mayor Bambang Soepeno, dan subuh jam 02, 1 Oktober
1965 itu dapatkan tugas membawa grup sisa Yon 530 itu berjaga di Monas, depan Istana.
Yang perlu diperhatikan disini, mengapa Suharto memerintahkan Yon 454/Diponegoro
dan Yon 530/Brawijaja datang ke Jakarta untuk mengikuti peringatan Hari Angkatan
Perang harus dengan perlengkapan senjata TEMPUR GARIS SATU. Kedua, ternyata dari
Yon 454 dan Yon 530 inilah yang dijadikan kekuatan induk bergerak melaksanakan G30S
dan ketiga, juga patut diperhatikan, ternyata pasukan-pasukan G30S saat 1 Okboer
siang waktu makan tidak juga ada yg mengantar makanan, mereka justru datang ke
2
KOSTRAD untuk istirahat dan dapatkan makan, dan pasukan yg menduduki RRI ternyata
juga diaplos oleh pasukan KOSTRAD dengan lancar. Artinya, ada kesatuan dan kerjasama
erat antara KOSTRAD dan pasukan G30S! Oleh karena itu, SUNGGUH TEPAT apa yang
dinyatakan Kol. Latief di muka sidang MAHMILTI II Jawa Bagian Barat, bahwa
Jenderal Suharto bermuka dua, semula seolah-olah berada dipihak G30S, tapi juga
sekaligus berada dipihak Dewan Jenderal dan kemudian menghancurkan G30S! Kolonel
Latief memastikan bahwa keterlibatan Suharto dalam gerakan ini sudah sejak awal
sekali. Dua minggu sebelum meletusnya peristiwa G30S, Kol. Latief mengaku menghadap
Jenderal Suharto mempersoalkan adanya kegiatan Dewan Jenderal yang merencanakan
coup d'etat terhadap Presiden Sukarno. Dua hari sebelum operasi pengambilan enam
Jenderal, ia menemui Suharto lagi. Pertemuan Latief terakhir dengan Suharto terjadi di
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat "Gatot Subroto", 30 September 1965 pukul 23:00
selama 30 menit. Suharto berada di RSPAD Gatot Subroto, menunggui anaknya Tomy
yang sedang dirawat karena tersiram sup panas.
Ketiga, seandainya G30S dikatakan satu gerakan militer, mengapa bisa terjadi Let.Kol
Untung Samsuri membawahi Kol. Latief bahkan Berigjen Supardjo??? Bagaimana
mungkin Let.kol. bisa memerintah perwira yang lebih tinggi pangkatnya? Sesuatu yang
tidak masuk akal tapi telah terjadi. Mengapa? Bukankah ini akan membuktikan bahwa
tongkat KOMANDO G30S sesungguhnya berada ditangan jenderal Suharto! Jenderal
Suharto itulah DALANG G30S sesungguhnya.
Keempat, kenyataan yang terjadi dan kita saksikan bersama, justru jenderal Suharto
itulah satu-satunya perwira yang BERKEPENTINGAN menghabisi nyawa 7 jenderal yg
disasar G30S itu, untuk membuka jalan lapang bagi dirinya menjadi orang pertama TNI.
Begitulah saat Panglima Tertinggi Bung Karno menunjuk Pranoto menggantikan jenderal
Yani yg meninggal, justru disabot jenderal Suharto. Dan itulah skenario kudeta
merangkak jenderal Suharto yang telah diungkap dengan jitu nya oleh Waperdam Dr.
Subandrio dalam tulisannya “Kesaksian-ku dalam G30S”. Begitulah kita semua
menyaksikan keberhasilan jenderal Suharto naik singgasana dengan bersimbah darah,
karena lebih dahulu harus menumpas G30S yang semula digerakkan, kemudian dengan
dalih PKI dalang G30S membasmi komunis di Nusantara, setelah itu tercapailah tujuan
menggulingkan Presiden Soekarno, ...
Salam,
ChanCT
3
From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo
Sent: Saturday, May 7, 2016 12:04 PM
Subject: Fakta dan Opini Sekitar G30S.
Bung Chan CT Ysh.
Terima kasih atas kiriman tulisan dari bung Nesare.
Sayang saya tidak memiliki alamat e-mail beliau (bung Nesare), sehingga saya tidak
bisa berkomunikasi langsung dengan beliau.
Memang benar sekali, bahwa saya tidak tahu bahwa bapak Suharto adalah biang
kerok provokatornya.
Yang saya ketahui sebagai fakta ialah, pada tgl 1 Oktober 1965, telah terjadi
penculikan terhadap beberapa perwira TNI AD, yang menurut Letkol Untung,
sebagai komandan dari G30S, bahwa para perwira tersebut adalah :
1. Agen CIA.
2. Hidup bermewah-mewah menterlantarkan nasib anak buah.
3. Akan melakukan perebutan kekuasaan, terhadap pemerintah yang dipimpin
oleh Presiden Sukarno.
4. Membentuk dewan revolusi, tanpa menyebutkan peran Presiden Sukarno dalam
Dewan Revolusi.
Apa tindakan Letkol Untung dengan dewan Revolusinya bukan
merupakan tindakan coup ?
Dewan Revolusi yang diketuai oleh Letkol Untung, adalah pemegang
kekuasaan tertinggi di NKRI.
dengan mendemisionerkan Kabinet Dwikora, dimana Presiden Sukarno adalah
Perdana menteri-nya.
5. Memerintahkan agar di tiap daerah membentuk "Dewan Revolusi", untuk
membendung aksi "Dewan Jenderal" yang sudah dipengaruhi CIA.
Dari pengumuman2 letkol Untung tgl 1 Oktober 1965, panca tunggal setempat,
tanpa ada petunjuk atau perintah dari atasan, telah mengambil sikap, bahwa
tindakan G30S adalah :
1. Tindakan coup, karena telah mendemisionerkan Kabinet Dwikora.
2. Menolak perintah dari siapapun untuk membentuk "Dewan Revolusi" di daerah,
sampai ada kejelasan dimana presiden Sukarno berada.