Seminar Tahunan Pengawasan Pcmanfaatan Tenag« Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902 PENERAP AN METODA PENJADW ALAN P ADA KEGIA T AN PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF R. Sumarbagiono Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) - BAT AN ABSTRAK PENERAP AN METODA PENJADW ALAN P ADA KEGIA T AN PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Suatu kegiatan pengolahan limbah harus dilaksanakan dengan jadwal yang tepat untuk meminimasi paparan radiasi yang diterima pekerja. Penjadwalan kegiatan pengolahan limbah dapat dilakukan dengan metoda yang umum digunakan pada manufaktur seperti aturan SPT (Shortest Processing Time), aturan WSPT (Weighted Shortest Processing Time), aturan EDD (Earliest Due Date), aturan SST (Shortest Slack Time) dan algoritma Hodgson. Suatu studi kasus penjadwalan pengolahan limbah radioaktif telah dilakukan dengan aturan SPT, WSPT dan EDD. Hasil penjadwalan dinilai berdasarkan rata-rata Flow time (F) dan Lateness (L:). Pada kasus ini, dengan aturan penjadwalan didapatkan nilai 'F dan L yang lebih rendah daripada bila dilakukan tanpa metoda penjadwalan. Nilai F dan L yang lebih rendah berarti limbah akan menunggu lebih singkat sebelum diproses yang juga berarti adanya paparan radiasi yang lebih singkat dari limbah yang belum diolah. Aturan SPT dapat digunakan jika hanya terdapat satu jenis limbah. Aturan WSTP sebaiknya diterapkan bila ada beberapa jenis limbah yang dikategorisasikan berdasarkan potcl1si bahayanya. Jika ada pembatasan waktu antara saat limbah diterima hingga selesai diproses maka penjadwalan dapat dibuat dengan aturan EDD. Kata kunci : penjadwalan, limbah radioaktif. ABSTRACT APPLICATION OF SCHEDULING METHOD ON RADIOACTIVE WASTE TREATMENT ACTIVITY. Radioactive waste treatment activities should be performed in appropriate scheduling to minimize radiation exposure received by workers. Radioactive waste treatment scheduling could be arranged using general scheduling methods applied in a manufacture, for example, SPT (Shortest Processing Time) rule, WSPT (Weighted Shortest Processing Time) rule, EDD (Earliest Due Date) rule, SST (Shortest Slack Time) rule and Hodgson Algorithm. A case study of radioactive waste treatment scheduling was conducted using SPT, WW and EDD rules. Sc1~jUling results were examined based on their mean Flow time(5~,~and m?~ Lateness ( L) The case study showed that scheduling m~od p~oduces smaller(~im\;.:! than in th case without a scheduling method. Lower F and ~means that waste wIll wait shorter in queue before they are processed. Also, it means shorter radiation exposure coming from unprocessed radioactive waste. SPT rule could be used when there was only one type of radioactive waste. WSTP rule was proper to be applied in the case with several types of wastes categorized based on their hazard. If there is a time limitation between waste received and completely processed then scheduling ,could be arranged using EDD rule. Keywords: scheduling, radioactive waste. 386
10
Embed
(F) - Digilib-BATANdigilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/Bapeten... · diperoleh Limbah-2, 4, 5, 1 dan hanya Limbah-3 yang mempunyai nilai Lateness positip. Hal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Seminar Tahunan Pengawasan Pcmanfaatan Tenag« Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902
PENERAP AN METODA PENJADW ALANPADA KEGIA T AN PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
R. SumarbagionoPusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) - BAT AN
ABSTRAKPENERAP AN METODA PENJADW ALAN PADA KEGIA T AN PENGOLAHAN
LIMBAH RADIOAKTIF. Suatu kegiatan pengolahan limbah harus dilaksanakandengan jadwal yang tepat untuk meminimasi paparan radiasi yang diterima pekerja.Penjadwalan kegiatan pengolahan limbah dapat dilakukan dengan metoda yang umumdigunakan pada manufaktur seperti aturan SPT (Shortest Processing Time), aturanWSPT (Weighted Shortest Processing Time), aturan EDD (Earliest Due Date), aturanSST (Shortest Slack Time) dan algoritma Hodgson. Suatu studi kasus penjadwalanpengolahan limbah radioaktif telah dilakukan dengan aturan SPT, WSPT dan EDD.Hasil penjadwalan dinilai berdasarkan rata-rata Flow time (F) dan Lateness (L:). Padakasus ini, dengan aturan penjadwalan didapatkan nilai 'F dan L yang lebih rendahdaripada bila dilakukan tanpa metoda penjadwalan. Nilai F dan L yang lebih rendahberarti limbah akan menunggu lebih singkat sebelum diproses yang juga berarti adanyapaparan radiasi yang lebih singkat dari limbah yang belum diolah. Aturan SPT dapatdigunakan jika hanya terdapat satu jenis limbah. Aturan WSTP sebaiknya diterapkanbila ada beberapa jenis limbah yang dikategorisasikan berdasarkan potcl1si bahayanya.Jika ada pembatasan waktu antara saat limbah diterima hingga selesai diproses makapenjadwalan dapat dibuat dengan aturan EDD.Kata kunci : penjadwalan, limbah radioaktif.
ABSTRACTAPPLICATION OF SCHEDULING METHOD ON RADIOACTIVE WASTETREATMENT ACTIVITY. Radioactive waste treatment activities should be
performed in appropriate scheduling to minimize radiation exposure received byworkers. Radioactive waste treatment scheduling could be arranged using generalscheduling methods applied in a manufacture, for example, SPT (Shortest ProcessingTime) rule, WSPT (Weighted Shortest Processing Time) rule, EDD (Earliest Due Date)rule, SST (Shortest Slack Time) rule and Hodgson Algorithm. A case study of
radioactive waste treatment scheduling was conducted using SPT, WW and EDD
rules. Sc1~jUling results were examined based on their mean Flow time(5~,~and m?~Lateness ( L) The case study showed that scheduling m~od p~oduces smaller(~im\;.:!than in th case without a scheduling method. Lower F and ~means that waste wIllwait shorter in queue before they are processed. Also, it means shorter radiationexposure coming from unprocessed radioactive waste. SPT rule could be used whenthere was only one type of radioactive waste. WSTP rule was proper to be applied in thecase with several types of wastes categorized based on their hazard. If there is a timelimitation between waste received and completely processed then scheduling ,could bearranged using EDD rule.Keywords: scheduling, radioactive waste.
386
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desembcr 2003
PENDAHULUAN
ISSN 1693 - 7902
Suatu pusat pengelolaan limbah radioaktif umumnya memiliki beberapa fasilitas
atau mesin pengolah limbah radioaktif seperti insenerator, evaporator, alat sementasi
dan sebagainya. Fasilitas mesin terse but merupakan investasi yang sangat mahal
sehingga penggunaannya harus diupayakan seoptimal mungkin. Selain pertimbangan
efisiensi penggunaan fasilitas, pengolahan limbah juga harus mempeliimbangkan faktor
keselamatan. Pengolahan limbah yang dilakukan dengan j adwal yang tepat dapat
menekan potensi bahaya bagi pekerja pengolahan limbah dan lingkungannya. Hal ini
dapat dicapai antara lain dengan menggunakan metoda penjadwalan yang umum
digunakan dalam industri manufaktur.
Di bidang manufaktur, kriteria penjadwalan yang baik tergantung kepada tujuan
penjadwalan yang ingin dicapai, antara lain:
~ Meminimasi waktu menunggu (selang waktu antara saat kegiatan dalam
kondisi siap dikerjakan hingga kegiatan mulai dikcljakan),
~ Meminimasi keterlambatan,
~ Meminimasi jumlah kegiatan yang mengalami keterlambatan.
Tujuan ini dapat juga dimanfaatkan dalam bidang limbah radioaktif karena
dengan meminimasi waktu menunggu, keterlambatan dan jumlah kegiatan yang
terlambat pengolahan limbah dapat diselesaikan secepat mungkin agar para pekerja
pengolahan limbah menerima paparan radiasi seminimal mungkin (prinsip ALARA).
Beberapa Definisi Dalam Penjadwalan
Beberapa definisi penting yang perlu diketahui dalam masalah penjadwalan antara
lain:
~ Processing time, t;
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan i, termasuk waktu
persiapan atau setup.
~ Completion time, C;
Selang waktu antara dimulainya pekerjaan pertama ((=0) hingga pekerjaan i
selesai.
387
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga,.Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902
~ Due date, d;
Batas waktu pekerjaan i harus selesai, mulai dari t=O hingga saat pekerjaan
diharapkan selesai. Bila due date terlewati maka terjadi keterlambatan
(tardiness).
~ Lateness, L;
Deviasi antara waktu penyelesaian pekerjaan i terhadap due date-nya. Yang
dimaksud waktu penyelesaian pekerjaan dalam hal ini bukan Processing
time tetapi Completion time.
~ Tardiness, T;
Lateness yang positip.
~ Slack, SL;
Selisih antara processing time dan due date pekerjaan i (SL;=d;-t;).
~ Flow time, F;
Selang waktu antara saat dimana pekerjaan i siap dikerjakan (menunggu
untuk dikerjakan) hingga pekerjaan itu diselesaikan. Jika semua pekerjaan
siap dikeljakan pada t=O maka Fj = Cj•
Algoritma Penjadwalan
Penjadwalan scjumlah pekeljaan pada satu mesin (pekerjaan diselesaikan
bergantian pad a satu mesin) dapat dilakukan dengan beberapa algoritma atau aturan.
Metode penjadwalan yang paling mendasar antara lain: