-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
I. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDalam rangka lebih memantapkan
otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi,dan bertanggung jawab,
pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yangbersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya yang berasal daripajak
daerah, pengaturannya lebih ditingkatkan lagi, sedangkan yang
berasal dariretribusi daerah harus dipungut dan dikelola secara
lebih bertanggung jawab.Peningkatan SDM aparat, penyediaan sarana
dan prasarana pendukung serta hallain yang sifatnya mengarah kearah
perbaikan dan peningkatan mutu pelayanankepada masyarakat haruslah
mendapat prioritas di dalam penganggaran.Pasar tradisional
merupakan salah satu prasarana/infrastuktur perkotaan.
Dimanaretribusi dan pajak pasar merupakan salah satu sumber
pendapatan asli daerah(PAD). Sehingga untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitarmaka pemerintah daerah harus
memperbaiki sarana/prasarana perkotaan sertadengan memperhatikan
peningkatan kemampuan pembiayaan oleh masyarakatdan dunia
usaha.Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo merupakan pasar tradisional
yang memberikankontribusi kepada penerimaan PAD Kabupaten Blitar.
Hal ini dikarenakanbanyaknya kegiatan usaha perdagangan pada pasar
ini sebagai salah satu pusatekonomi di Kabupaten Blitar. Namun jika
tidak ditingkatkan aksesibilitasnya makapasar tradisional Kanigoro
dan Pasar Tlogo ini bisa saja kalah bersaing denganpasar semi
modern yang saat ini sangat menjamur di Kabupaten Blitar
khususnyadi Kecamatan Kanigoro. 1.2. Maksud Dan Tujuan Kajian
Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar, dimaksudkan untuk memperbaiki aksesibilitas pasar
agar pencapaian darisegala arah pasar dapat ditempuh dengan mudah
oleh masyarakat. Di dalamkajian ini juga terkandung aspek penataan
zonning peruntukan tiap-tiap blok pasarsehingga fungsi dan
aktivitasnya dapat berjalan dengan normal kembali. Dengandemikian
Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Badan PerencanaanPembangunan
Daerah berinisiatif untuk melakukan penataan dan
pengembanganzonning Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. Revitalisasi
Pasar Kanigoro dan PasarTlogo di Kabupaten Blitar akan
merekomendasikan beberapa hal sehubungandengan maksud tersebut di
atas. 1.3. ManfaatKajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di
Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar bermanfaat sebagai pedoman
untuk: Perumusan kebijakan pokok penataan zonning di Pasar
Kanigoro
dan Pasar Tlogo. Mewujudkan keterpaduan keterkaitan, dan
keseimbangan
perkembangan dan keserasian antar fungsi ruang. Penetapan lokasi
bagi masyarakat pelaku perdagangan di Pasar
Kanigoro dan Pasar Tlogo (sehingga tercapai efisiensi dan
efektivitaspencapaian bagi seluruh zona).
Pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan.
LAPORAN RINGKAS 1
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
LAPORAN RINGKAS 2
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
1.4. Ruang Lingkup 1.4.1. Ruang Lingkup WilayahRuang lingkup
wilayah dalam penyusunan Kajian Penataan dan PengembanganPasar Di
Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, adalah dilokasi Pasar
Kanigorodan Pasar Tlogo yang ada sekarang, Kecamatan Kanigoro dan
Pasar TlogoKabupaten Blitar. Lingkup kawasan tidak dibatasi dengan
batas administratif,tetapi ditentukan oleh fungsinya. Dengan
demikian, maka lingkup kawasan bisarelatif memiliki luasan di
sekitar Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo di wilayahKecamatan Kanigoro
dan Pasar Tlogo.1.4.2. Ruang Lingkup MateriRuang lingkup materi
pekerjaan ini disusun sebagai berikut:1. Mengidentifikasi
aksesibilitas masuk ke dalam Pasar Kanigoro dan Pasar
Tlogo sesuai dengan yang diharapkan.2. Mengevaluasi dan
melakukan penataan kembali zonning Pasar Kanigoro dan
Pasar Tlogo berdasarkan aspek efektivitas dan efisiensinya.3.
Menyusun perencanaan relokasi pasar sayur dan kelengkapannya di
sekitar
pasar dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensinya.4.
Menata sistem drainase dengan baik pada relokasi pasar, sehingga
pasar
tidak becek.5. Menata sistem pembuangan sampah dengan baik pada
Pasar Kanigoro dan
Pasar Tlogo untuk kebersihan dan kenyamanan pasar.1.4.3. Aspek
Hukum Dan PerundanganSedangkan peraturan yang menjadi dasar hukum
dalam Kajian Penataan danPengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
Kabupaten Blitar, antara lainsebagai berikut : Undang-undang Nomor
26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Blitar tahun 2009-2029 Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Usaha Perda Nomor 23 Tahun 2011 tentang Retribusi
Jasa Umum
II. KONDISI DAERAH STUDI1 Karakteristik Umum Wilayah2.1.1.
Lokasi StudiSecara keseluruhan tempat pelaksanaan kegiatan Kajian
Penataan danPengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten
Blitar dilakukan diMalang dan Blitar.
2.1.2. Wilayah AdministrasiKabupaten Blitar merupakan salah satu
daerah di Propinsi Jawa Timur yangterletak pada 111 25 112 20 BT
dan 7 57-8 951 LS berada di Barat daya IbuKota Propinsi Jawa Timur
Surabaya dengan jarak kurang lebih 160 Km. Apabiladiukur dari atas
permukaan laut, maka Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian 167
meter dan luas 1.588,79 km. Di Kabupaten Blitar terdapat Sungai
Brantas
LAPORAN RINGKAS 3
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
yang membelah daerah ini menjadi dua yaitu kawasan Blitar
Selatan yangmempunyai luas 689,85 km dan kawasan Blitar Utara,
Blitar Selatan termasukdaerah yang kurang subur. Hal ini disebabkan
daerah tersebut merupakan daerahpegunungan yang berbatu, dimana
batuan tersebut cenderung berkapur sehinggamengakibatkan tanah
tandus dan susah untuk ditanami. Sebaliknya kawasanBlitar Utara
termasuk daerah surplus karena tanahnya yang subur, sehinggabanyak
tanaman yang tumbuh dengan baik. Salah satu faktor penting
yangmempengaruhi tingkat kesuburan tanah di kawasan Blitar Utara
adalah adanyaGunung Kelud yang masih aktif serta banyaknya aliran
sungai yang cukupmemadai. Gunung berapi dan sungai yang lebar
berfungsi sebagai saranapenyebaran zat-zat hara yang terkandung
dalam material hasil letusan gunungberapi.2.1.3. Karakteristik
Fisik Dasara. TopografiKetinggian Kabupaten Blitar + 167 meter
dengan keadaan topografi sangatbervariasi mulai dari dataran,
bergelombang, hingga berbukit. Adapun pesebarankondisi topografi
adalah sebagai berikut : Wilayah Utara mempunyai kemiringan antara
2%-15%, 15%-40% dan lebih
besar dari 40% dengan keadaan bentuk wilayah bergelombang
sampaidengan berbukit. Mengingat bagian Utara merupakan bagian dari
GunungKelud dan Gunung Butak.
Wilayah Tengah umumnya relatif datar, dengan kelerengan 0%-2%
hanyapada bagian sebelah Timur agak bergelombang dengan kemiringan
rata-rata2%-15%.
Wilayah Selatan sebagian besar merupakan wilayah perbukitan
dengankelerengan rata0rata 15%-40% dan hanya sebagian kecil yaitu,
sekitar DASBrantas topografinya agak landai 0%-2%.
Wilayah Kabupaten Blitar dengan kondisi geografis terdiri dari
wilayahpegunungan, dataran rendah, daerah aliran sungai dan
pesisir. Daerahpegunungan berada di bagian Utara dengan adanya
Gunung Kelud yangmasih aktif dan Gunung Kawi di sebelah Timur.
Sedangkan pegunungan kapurberada di bagian Selatan berbetasan
dengan wilayah pesisir pantai selatan.Daerah dataran rendah berada
di bagian tengah dan barat. Daerah AliranSungai berada di bagian
tengah dan barat. Daerah Aliran Sungai (DAS)berada di bagian tengah
wilayah Kabupaten Blitar dimana terdapat aliransungai Brantas yang
membagi wilayah Kabupaten Blitar menjadi 2 bagianyaitu bagian Utara
dan bagian Selatan. Sungai Brantas juga sekaligusmerupakan muara
dari sungai-sungai yang mengalir dari bagian UtaraKabupaten Blitar,
seperti Sungai Lekso, sungai Putih, dsb. Di bagian Selatanjuga
terbentang dari Timur ke Barat wilayah pesisir Kabupaten
Blitarsepanjang 45 Km menghadap Samudra Indonesia.
b. HidrologiSungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten
Blitar mempunyai pola yangberbeda antara wilayah Utara dan Selatan.
Wilayah Utara sungai Brantasmembentuk pola aliran sungai (drainase
system) radial dimana anak sungai dan
LAPORAN RINGKAS 4
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
sungai-sungai. Utamanya seolah-olah berpusat pada Gunung Kelud
dan GunungButak, kemudian menyebar keluar dan bermuara di sungai
Brantas. WilayahSelatan, sungai-sungai dan anak-anak sungai
sebagian kecil (disekitar KecamatanBinangun) bermuara disungai
Brantas. Sumber-sumber mata air utama diKabupaten Blitar dengan
debit air cukup besar tewrdapat di Kecamatan Srengat,Gandusari,
Wlingi dan Kesamben. Sedangkan mata air lainnya relatih kecil
(rata-rata < 5 liter/detik, terletak di Kecamatan Kesamben,
Kademangan, Sutiyan danBakung.c. GeologiJenis batuan yang dijumpai
di wilayah Kabupaten Blitar terdiri dari satuan batugamping dan
satuan batuan vulkanik, dan main yang berumur Miosen, satuanbatuan
vulkanik muda, batuan endapan alluvial sungai dan satuan
endapanalluvial pesisir. Satuan batuan gamping terdiri batuan
gamping terumbu yangbanyak dijumpai di wilayah Selatan Kabupaten
Blitar dengan jumlah hampir 20%dari luas wilayah yang meliputi;
Kecamatan Bakung, Wonotirto, sebagianKecamatan Panggungrejo, dan
sebagian Kecamatan Wates. Sedangkan batuancampuran terdiri dari
endapan vulkanik (breksi, tua, dan lava) serta endapan main(batuan
gamping, napal, serpik, batu pesisir dan konglomerat) terdapat
diKecamatan Sutojayan, sebagian Kecamatan Kademangan,
Wonotirto,Panggungrejo, Binangun, Wates, Kesamben, Selopuro dan
Ponggak. Satuanbatuan vulkanik muda terdiri dari; lava lahar
breksi, dan lava andesit sampaiBasolt, terletak seluruhnya di
bagian Utara wilayah Kabupaten Blitar denganjumlah + 50% dari luas
wilayah.d. KlimatologiIklim di Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3.
yaitu iklim tropis yang ditandaidengan adanya dua musim, yaitu
musim kemarau dan penghujan. Musimpenghujan umumnya berlangsung
antara bulan November-April. Sedangkanmusim kemarau antara bulan
Mei-September dengan curah hujan rata-rata 2.00-3.000 mm/tahun.
Suhu rata-rata di Kabupaten Blitar berkisar antara 24,40 C dan28,30
C Tempat disekitar pesisir pantai mempunyai suhu udara rata-rata
relatiftinggi2.1.4. Karakteristik PendudukAdapun jumlah penduduk
Kabupaten Blitar pada tahun 2008 mencapai 1.268.194jiwa, terdiri
dari penduduk perempuan 637.419 jiwa dan laki laki 630.7754
jiwa.Adapun tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Blitar mencapai
0,80% dengankepadatan penduduk rata-rata 729 km2. Kecamatan yang
memiliki jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Ponggokyaitu
sebanyak 104.083 jiwa, sedangkan kecamatan yang memiliki
jumlahpenduduk paling sedikit adalah Kecamatan Bakung dengan jumlah
penduduk30.475 jiwa. Namun begitu apabila jumlah penduduk
dibandingkan luas wilayahmasing masing kecamatan, maka kecamatan
Kanigoro memiliki kepadatanpenduduk paling tinggi karena diduga
berdekatan dengan wilayah Kota Blitar. 2.1.5. Penggunaan
LahanKetersediaan tanah di Kabupaten Blitar seluas 1.588,79 Km2.
Untuk kawasanpemukiman seluas 33.874 Ha. Hampir seperlima luas
wilayah Kabupaten Blitar
LAPORAN RINGKAS 5
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
merupakan lahan sawah yakni seluas 31.738 Ha. Sedangkan
penggunaan untuklahan kebun/tegalan seluas 47.282 Ha yang terbebar
di seluruh wilayahkecamatan, lahan perkebunan seluas 13.347 Ha,
kawasan hutan seluas 34.968,9Ha. Penggunaan lahan lainnya di
Kabupaten Blitar adalah untuk kolam dantambak seluas 161 Ha,
kawasan wisata, kawasan peternakan, lahan kosong danuntuk keperluan
lainnya.2.1.6. Potensi Pengembangan WilayahBerdasarkan kondisi
geografis Kabupaten Blitar tersebut maka sejak jamandahulu
Kabupaten Blitar dikenal sebagai daerah yang mengandalkan
sektorpertanian (Agraris). Lahan yang digunakan sebagai areal
persawahan inimencapai 19,9% dari luas wilayah, belum termasuk
sektor perikanan, peternakan,kehutanan dan perkebunan.Komoditas
hasil Peternakan terdiri dari; telur, daging, dan susu. Ketiga
komoditasini sangat menonjol dari sisi produktivitasnya. Sehingga
mampu menopangketersediaan bahan pangan masyarakat khususnya
Kabupaten Blitar.Komoditas unggulan yang dihasilkan dari Kabupaten
Blitar meliputi Perkebunanyaitu; rambutan, nanas, teh, cengkeh, dan
kopi. Komoditas Pertanian utamanyaadalah pertanian tanaman pangan
meliputi: padi, jagung, ketela, sayur-sayurandan
sebagainya.Komoditas Perikanan yang terdiri dari ikan hias dengan
produk utama adalah ikanKoh, ikan air tawar dengan produk utama
antara lain: gurami, nila, lele dan ikanlaut tangkapan. Di wilayah
pantai terdapat pula beberapa lokasi untuk tambakudang.2.2 Gambaran
Umum Pasar2.2.1. Karakteristik Pasar KanigoroPasar Kanigono berada
pada perempatan besar yang ramai akan kendaraan baikdari arah
malang maupun kota yang lain, namun kondisi pasar Kanigoro saat
inisangat memprihatinkan, mulai dari sepinya pengunjung sampai
kurangnyasarana / fasilitas pendukung pasar yang kurang perhatian
khusus.Diantara sarana dalam pasar adalah masalah drainase dan
elevasi lantai terhadapjalan raya. Hal ini bisa dilihat pada saat
hujan, karena elevasi lantai pasar lebihrendah dari Jalan raya,
akibatnya air hujan langsung mengarah kedalam pasardan pipa dari
talang atap pasar tidak diarahkan keluar pasar melainkan
jugalangsung ke akses jalan dalam pasar. Saluran drainase keliling
pasar sangat kecilsehingga tidak mampu menampung aliran air
hujan.Dalam hal parkir juga masih belum tertata dengan baik, akses
jalan dalampasarpun menjadi tempat parkir sepeda motor, sehingga
lebar akses jalan menjadisempit. Masalah yang lain adalah ukuran
toko yang terlalu kecil, sehingga barangjualan sebagian ada yang
menutupi jalan dalam pasar, dari segi layout lama jugaperlu
diperbarui dengan adanya data penghuni pasar baik dari pemilik
tokomaupun los yang ternyata lebih banyak dari data layout lama.
Adapun data yangdiperoleh adalah jumlah kios lama: 51 unit menjadi
57 unit, sedangkan jumlah loslama: 21 unit menjadi 187 unit.
LAPORAN RINGKAS 6
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
Dalam rangka untuk menyelesaikan permasalahan ini tentu sangat
membutuhkanperhatian khusus baik dari dinas terkait dan juga
kerjasama dengan TimPerencana agar Pasar Kanigoro Kembali berfungsi
dengan baik dan apabilasarana dan prasarana Pasar terpenuhi,
pengunjung akan kembali ramai.
2.2.2. Karakteristik Pasar TlogoPasar Tlogo termasuk ke dalam
klasifikasi pasar desa dengan status pasar yangdimiliki dan
dikelola oleh desa. Kondisi Pasar Tlogo saat ini juga hampir
samadengan kondisi Pasar Kanigoro yang sarana dan fasilitas
pendukung pasar perluperbaikan. Diantaranya tata tampak depan pasar
yang belum terlihat, fasilitas bakpenampung sampah yang belum
tersedia, tidak adanya lokasi parkir yangmemadai serta masalah
drainase pasar yang belum ada sehingga pada musimhujan pasar selalu
dalam keadaan becek.
III. METODOLOGI3.1. Tinjauan Pustaka3.1.1. Pengertian PasarPasar
dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli
sertamengadakan penawaran dan permintaan sampai terjadinya jual
beli. Definisipasar dapat ditinjau dari dua segi utama, yaitu dari
segi sosial ekonomi dan segifisik. 3.1.2. Cici-Ciri PasarCiri-ciri
pasar antara lain:
1. Sebagai tempat untuk melaksanakan transaksi jual beli oleh
parapedagang yang menjual barang dari hasil daerahnya (baik dari
wilayah kotamaupun dari wilayah luar kota/kabupaten) dengan para
pedagang yangberjualan di pasar barang (barang yang diperdagangkan
misalnya berupaikan, sayur, buah, dan barang-barang kebutuhan
sehari-hari lainnya).Transaksi jual beli tersebut dilakukan pada
waktu tertentu misalnya soredan malam hari
2. Kegiatan yang dilakukan pada pagi harinya adalah sebagai
tempat untukmelakukan jual beli oleh para pedagang pasar kepada
para konsumenyang membutuhkan, baik itu bersifat eceran maupun
membeli dalamjumlah besar untuk dijual lagi didaerahnya
3. Tempat untuk menampung sekelompok toko, los, kios, dan kantor
pasarserta dilengkapi dengan sarana perparkiran.
4. Untuk pasar kota cenderung terletak di daerah atau kawasan
pusat kotadan dekat dengan pelayanan kota.
3.1.3. Klasifikasi PasarPasar dapat diklasifikasikan empat
bagian, diantaranya berdasarkan skalapelayanan, barang yang
diperjualbelikan, struktur pasar, dan waktu (Soetandyo
W,1993:20-22).
LAPORAN RINGKAS 7
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
3.1.4. Tempat Berjualan Di PasarPasar merupakan lokasi
berlangsungnya transaksi jual beli antara penjual danpembeli. Untuk
menunjang aktivitas tersebut maka diperlukan sarana penunjangberupa
tempat berjualan. Tempat berjualan di pasar terdiri dari beberapa
jenis,antara lain toko, kios, jongko, los, pelataran.
LAPORAN RINGKAS 8
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
3.1.5. Macam/Jenis Barang-Barang Di Lokasi PasarJenis
barang-barang yang diperdagangkan di pasar dapat digolongkan
kedalamberbagai jenis, yakni barang primer, barang sekunder, barang
tersier, barangkhusus dan jasa.3.1.6. Pasar TradisionalPasar
tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
sertaditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara
langsung. Bangunanpasar biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yangdibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar. Barang yang diperjualbelikanberupa barang
kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan,buah,
sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa
dan lain-lain. (www.Wilkipedia.com). 3.1.7. Retribusi Retribusi
ialah pembayaran-pembayaran kepada negara yang dilakukan olehmereka
yang menggunakan jasa-jasa negara dalam usaha mencari danamembiayai
segala kegiatannya baik yang bersifat rutin maupun yang
bersifatpembangunan yang diwujudkan dalam bentuk proyek-proyek.
Retribusi daerahadalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian ijintertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh pemerintah daerahuntuk kepentingan orang pribadi
atau badan. Jenis-Jenis Retribusi antara lainretribusi jasa umum,
retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.3.2. Metode
Pengumpulan DataPengumpulan data dan informasi dalam studi ini
dilakukan dengan dua metode,yaitu studi pustaka dan survei primer.
Pengumpulan data primer dilakukan melaluipengamatan secara langsung
di lapangan. Survei primer ini dilakukan melalui tigacara, yaitu
observasi lapangan (pengamatan langsung), wawancara, danpenyebaran
angket/kuisioner.3.3. Metode Analisis Data3.3.1. Metode
DeskriptifDalam penyusunan Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar
Di KecamatanKanigoro Kabupaten Blitar yang dimasukkan dalam
analisis deskriptif adalahanalisis karakteristik sosial
perdagangan, analisis karakteristik sosial masyarakat,analisis
kebijakan, analisis kelembagaan, analisis tata ruang, analisis
lalulintassekitar pasar, analisis lay out pasar, analisis sirkulasi
pasar, analisis bangunanpasar, analisis struktur bangunan, analisis
utilitas pasar, analisis pendapatanpasar dan analisis pembiayaan
pasar.3.3.2. Metode EvaluatifMetode yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi PasarKanigoro dan Pasar
Tlogo berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan adalahdengan
metode deskriptif eksploratif. Pada studi ini, metode evaluatif
yangdilakukan berupa penjabaran kondisi pasar yang melalui telaah
terhadap faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan pasar yang
tertuang dalam analisis akarmasalah. Tiga metode analisis akar
masalah yang digunakan antara lain metodeakar masalah, metode
Analytic Hierarchy Process (AHP) dan analisis partisipatif.
LAPORAN RINGKAS 9
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
3.3.3. Metode PreskriptifAnalisis yang termasuk ke dalam metode
preskriptif ini adalah analisis akar tujuan,analisis IFAS-EFAS, dan
analisis perumusan strategi.3.4. Rencana OutputHasil dari Pendataan
Potensi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo antara lain adalahsebagai
berikut :1. Terdatanya jumlah pedagang pada Pasar Kanigoro dan
Pasar Tlogo
berdasarkan jenis barang dagangan, luas penggunaan lahan pasar,
jumlahbedak dan los Pasar Wlingi.
2. Terdatanya potensi pajak dan retribusi Pasar Kanigoro dan
Pasar Tlogoberdasarkan jenis barang dagangan, luas, jumlah bedak
dan los Pasar Wlingi.
3. Terdatanya kondisi eksisting pasar berupa kondisi teknis
bangunan, fasilitasdan utilitas (kantor pasar, kamar mandi,
musholla, listrik, telepon, trotoar, halte,pos keamanan, air
bersih, sanitasi, persampahan), transportasi, perparkirandan
permasalahan pada Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo.
4. Diketahuinya permasalahan utama pada Pasar Kanigoro dan Pasar
Tlogo.5. Didapatkannya rekomendasi pengembangan potensi Pasar
Kanigoro dan
Pasar Tlogo baik dari segi fisik berupa kondisi teknis bangunan,
fasilitas danutilitas, transportasi, perparkiran; serta segi
nonfisik berupa pajak dan retribusiPasar Kanigoro dan Pasar
Tlogo.
3.5. Metode Analisis Pengukuran Tingkat Kemudahan PencapaianPada
prinsipnya penggunaan model analisis ini adalah untuk
mengetahuiseberapa mudahnya suatu tempat (lokasi) dicapai dari
lokasi yang lain. Teknikanalisisnya adalah sebagai berikut :
Ai KFTd
Dimana :
Ai= Nilai aksessibilitas
K = Kondisi jalan (aspal/perkerasan/tanah)
F = Fungsi jalan (baik/sedang/buruk)
T = Kondisi jalan (baik/sedang/buruk)
d = Jarak (waktu/geografis/ongkos).
Selanjutnya nilai-nilai K, F dan T tersebut diberikan bobot
penilaian berdasarkanpertimbangan teknis planologis menentukan
indeks aksesibilitas gunamemperoleh nilai A, dengan menggunakan
rumus matematis sebagai berikut :
LAPORAN RINGKAS 10
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
b TP
Ai Ejdij b
( )
Dimana :
Ai= Nilai Aksessibilitas
Ej= Ukuran aktivitas (antara lain berdasarkan jumlah penduduk,
usia
kerja, jumlah pedagang, dsb.)
dij= Jarak tempuh (waktu dan ongkos perjalanan)
b = Parameter diperoleh dengan menggunakan grafik regresi
linier.
Perhitungan parameter b, menggunakan grafik regresi linier, yang
diperolehberdasarkan perhitungan :
K TP
Dimana :
K= Kondisi jalan
T= Total Individual trip
P= Jumlah penduduk suatu daerah
pPiPjTij
Dimana :
Tij= Hipothetical trip volume
PiPj= Jumlah penduduk di daerah i dan j
P= Jumlah penduduk diseluruh daerah
3.6. Metode Untuk Memperkirakan Kebutuhan RuangBeberapa model
standar yang dapat dipergunakan untuk memperkirakankebutuhan ruang,
antara lain :
LAPORAN RINGKAS 11
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
Pedoman standar lingkungan pemukiman kota (Puslitbang
PemukimanDepartemen Pekerjaan Umum).
Pedoman standart pembangunan perumahan sederhana
(PuslitbangPemukiman Departemen Pekerjaan Umum).
Peraturan Bangunan Nasional.
3.7. Metode Perhitungan Jaringan Utilitasa. Jaringan
Drainase
Metode untuk memperkirakan air larian/drainase akan dipergunakan
rumusdasar sebagai berikut:
AicQ
RRoc
Dimana: Q : Volume Air Maksimum (m3/hari)C : KDB/ Koefisien air
limpasan (0-1)I : Intensitas Hujan rata-rata pada suatu periode
(mm/hari)A : Luas Permukaan yg dpt menampung/saluran air hujan
(m2)Ro : Air LimpasanR : Jumlah Hujan
321
2211 ...AAA
AcAcAcCt nn
Ct < 0,3 Daerah analisis tidak membutuhkan area resapan airCt
> 0,4 Daerah analisis perlu area resapan airPerhitungan
selanjutnya untuk melihat potensi banjir di suatu daerah dengantata
guna lahan tertentu adalah sebagai berikut:
RACV ..
Dimana: V : Perubahan Volume Banjir (m3)C : Koefisien Dasar
Bangunan A : Luas Daerah Banjir (m2)R : Curah Hujan rata-rata
(mm/hari)
IV. HASIL SURVEY & ANALISA 4.1. Pelaksanaan Survey
Dari Layout Plan eksisting yang ada dapat diketahui jumlah kios
dan los eksistingmasing-masing di Pasar Kanigoro dan Pasar
Tlogo.
a). Data jumlah kios dan los eksisting di Pasar Kanigoro adalah
:
- Los ukuran 2,5 m x 3 m : 130 unit- Kios ukuran 2 m x 3 m : 1
unit
LAPORAN RINGKAS 12
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
- Kios ukuran 3 m x 4 m : 39 unit- Kios ukuran 3 m x 3 m : 10
unit- Kios ukuran 2,8 m x 3 m : 1 unit- Kios ukuran 3 m x 4,7 m : 1
unit
Total Los eksisting = 130 unit dan Total Kios eksisting = 52
unit
b). Data jumlah kios dan los eksisting di Pasar Tlogo adalah
:
- Los ukuran 1,5 m x 2 m : 108 unit- Kios ukuran 3 m x 4 m : 72
unit- Kios ukuran 3,8 m x 4 m : 12 unit
Total Los eksisting = 108 unit dan Total Kios eksisting = 84
unit
4.2. Dokumentasi Survey dan Investigasi Lapangan Gambar layout
plan eksisting Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo Kabupaten Blitardapat
dilihat pada lampiran.
4.3. Hasil Analisa
4.3.1. Pasar KanigoroBeberapa poin perubahan dari hasil analisa
kajian penataan dan pengembanganpasar pada Pasar Kanigoro adalah
sebagai berikut :1. Dalam hal parkir, perlu ada tempat di sekitar
pasar tradisional Kanigoro tanpa
harus memanfaatkan bahu jalan raya agar tidak terjadi kemacetan,
olehkarenanya bangunan eksisting direncanakan mundur dari jalan
raya, baiksebagai sarana parkir juga untuk memenuhi peraturan garis
sempadanbangunan yang berlaku di area tersebut. Jarak mundur
bangunan masing-masing diukur dari tepi jalan raya adalah 10 m dari
sebelah utara bangunanpasar, 7 m dari sebelah timur bangunan pasar,
dan 9 m dari sebelah selatandan 10 m dari sebelah barat bangunan
pasar.
2. Elevasi lantai bangunan Pasar Tradisional Kanigoro
ditinggikan kurang lebih60 cm dari muka jalan dengan pertimbangan
untuk mengatasi aliran air hujanyang datang dari jalan raya. Dan
dengan peninggian lantai di area dalam pasarmemberikan kesan fungsi
yang kuat sebagai tempat untuk berdagang.
3. Bentukan aerodinamis berupa dome berfungsi sebagai pengalir
udara terbaikdengan bukaan di sisi atap. Udara panas akan naik ke
atas dan akan didorongdan dialirkan oleh udara dari luar melalui
celah di sisi atap. Dengan demikianudara di dalam pasar yang panas
akan berkurang.
4. Zoning area dalam pasar berkaitan dengan fungsi yang
membutuhkan luasarea dan jenis barang dagangan. Area Los berada di
pintu depan dekatdengan jalan raya yang intensitas keramaiannya
rendah (koridor jalan utara-
LAPORAN RINGKAS 13
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
selatan), area los berada di tengah pasar di kelilingi oleh
kios. Zona basahberada di belakang pasar, dekat dengan loading
dock, hal ini mempengaruhitingkat dan jenis barang dagangan,
sedangkan Lantai dua di zoningkan olehkafe (food court) dan
kios.
5. Untuk kios menggunakan pintu rolling door dan terbuka di
bagian depan danbelakang, sehingga bisa memberikan pilihan kepada
pedagang untukberjualan di sisi yang diiinginkan. Untuk los,
menggunakan meja beton denganketinggian 1 m dari lantai, lebar 1,2
m di bawah meja disiapkan tempat untukmenyimpan stok barang
dagangan. Sistem drainase dalam bangunanmemakai saluran air semi
terbuka menggunakan grill besi sepanjang Los.
6. Tempat pembuangan sampah di letakkan di dekat jalan keliling
pasar yangmudah di capai dari ruas jalan timur-barat. Pada jalan
ini di khususkan untukkendaraan - kendaraan besar yang menuju
loading dock dan tempatpembuangan sementara. Sehingga tidak sampai
mengganggu pengunjungyang datang. Pada area tersebut juga tidak
langsung berhubungan denganpemukiman penduduk di sekitar pasar.
Jumlah kios dan los setelah penataan dan pengembangan pada Pasar
Kanigoroadalah sebagai berikut :
Rencana jumlah kios dan los di Pasar Kanigoro adalah :
Lantai 1- Los ukuran 2 m x 3 m : 190 unit- Kios ukuran 3 m x 3 m
: 10 unit- Kios ukuran 3 m x 4 m : 15 unit
Lantai 2- Kios ukuran 3 m x 3 m : 6 unit- Kios ukuran 3 m x 4 m
: 28 unit
Total Los = 190 unit Total Kios = 59 unitTotal Area Foodcourt
dan Caf = 1.084 m2
Rencana Jumlah Sarana Pendukung Pasar :
Lantai 1- Kantor Pengelola : 1 unit (ukuran 3 m x 6 m)- Ruang
Serbaguna : 1 unit (ukuran 3,87 m x 16 m)- Toilet / WC : 8 unit
(ukuran 1,5 m x 2 m)- Mushola : 1 unit (ukuran 3,87 m x 4 m)- Pos
Kesehatan : 1 unit (ukuran 3 m x 4 m)- Pos Keamanan : 4 unit
(ukuran 3 m x 3 m)- TPS sementara : 1 unit (ukuran 8 m x 10 m)
Lantai 2- Toilet / WC : 8 unit (ukuran 1,5 m x 2 m)
LAPORAN RINGKAS 14
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
Total Area Loading Dock = 198 m2Total Area Parkir Sepeda Motor =
370 m2 (kapasitas 110 motor)Total Area Parkir Mobil = 340 m2
(kapasitas 25 mobil)Total Area Penghijauan = 154 m2
4.3.2. Pasar Tlogo
Pada Pasar Tlogo perubahan signifikan hanya pada bentuk atapnya
agarpenampilan pasar menjadi lebih menarik. Penataan pasar akan
tetap sepertieksisting. Hasil analisa selengkapnya dari kajian
penataan dan pengembangan pasar padaPasar Tlogo adalah sebagai
berikut :1. Bangunan yang akan didirikan berorientasi kearah Utara
untuk area depan
pasar dengan memperhatikan ruas utama Jalan Raya dari timur ke
barat.Dalam hal parkir, perlu ada tempat di sekitar pasar
tradisional Tlogo tanpaharus memanfaatkan bahu jalan raya agar
tidak terjadi kemacetan, olehkarenanya bangunan pasar direncanakan
mundur 7,8 m dihitung dari jalanraya pada sebelah utara, 5,1 m dari
sebelah timur dan 4 m dari sebelah barat.
2. Pos keamanan sangat di perlukan khususnya di area ramai
seperti pasartradisional yang besar. Lokasi sudut pasar menjadi
pertimbangan keamanandimana petugas keamanan bisa memonitor
pengunjung dari dua arahsekaligus.
3. Penutup atap galvalum berbentuk dome dengan rangka besi
menjadi solusiagar suasana dalam pasar bisa leluasa dan sirkulasi
udara bisa terkontroldengan baik
4. Tempat pembuangan sampah di letakkan di belakang pasar yang
mudah dicapai dari ruas jalan timur-barat. Pada jalan ini di
khususkan untuk penjual,pembeli dan kendaraan pengangkut
sampah.
5. Elevasi lantai parkir bangunan Pasar Tradisional Tlogo
ditinggikan kurang lebih30 cm dari muka jalan, sedangkan lantai
dalam pasar ditinggikan 60 cm darilantai. Desain ini
mempertimbangkan masalah sebelumnya dimana diluar dandidalam pasar
terkena banjir disebabkan tanah lebih rendah daripada
jalanraya.
6. Akses pintu masuk menuju ke dalam pasar di letakkan di area
depan pasardengan jumlah 3 akses pintu masuk. Dengan banyaknya
akses seperti ini akanmemudahkan para pengunjung yang akan membeli
barang tertentu dan parapenjual didalam pasar pun akan mudah
dijangkau dari berbagai arah.
7. Zoning area dalam pasar berkaitan dengan fungsi yang
membutuhkan luasarea dan jenis barang dagangan. Area Kios
mengelilingi pasar denganharapan area Los yang terbuka bisa
terlindungi dari polusi yang ditimbulkandari arah jalan raya.
LAPORAN RINGKAS 15
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
8. Untuk kios menggunakan pintu rolling door, sedangkan untuk
los,menggunakan meja beton dengan ketinggian 1 m dari lantai, lebar
70 cm dibawah meja disiapkan tempat untuk menyimpan stok barang
dagangan.Sistem drainase dalam bangunan memakai saluran air semi
terbukamenggunakan grill besi sepanjang Los.
9. Tampak depan Pasar Tradisional Kanigoro menekankan
gambar-gambarproduk khas kabupaten blitar atau produk unggulan
pasar sehingga nantinyabisa memberikan informasi penting bagi para
pengunjung yang akan masukkedalam pasar.
10.Banyaknya pengunjung dan pedagang di dalam pasar menimbulkan
udaraterasa panas dan bau karena banyaknya udara yg tidak bisa
tersirkulasi.Bentukan aerodinamis berupa dome berfungsi sebagai
pengalir udara terbaikdengan bukaan di sisi atap. Udara panas akan
naik ke atas dan akan didorongdan dialirkan oleh udara dari luar
melalui celah di sisi atap. Dengan demikianudara di dalam pasar
yang panas akan berkurang.
Jumlah kios dan los setelah penataan dan pengembangan pada Pasar
Tlogoadalah sebagai berikut :
Rencana jumlah kios dan los di Pasar Tlogo adalah :
- Los ukuran 2 m x 3 m : 108 unit- Kios ukuran 3 m x 3 m : 61
unit- Kios ukuran 3 m x 4 m : 8 unitTotal Los = 108 unit Total Kios
= 69 unit
Rencana Jumlah Sarana Pendukung Pasar :
- Kantor Pengelola : 1 unit (ukuran 3 m x 4 m)- Ruang Serbaguna
: 1 unit (ukuran 3 m x 8 m)- Toilet / WC : 3 unit (ukuran 1,5 m x 2
m)- Mushola : 1 unit (ukuran 3 m x 3 m)- Pos Kesehatan : 1 unit
(ukuran 3 m x 4 m)- Pos Keamanan : 2 unit (ukuran 2 m x 2 m)- TPS
sementara : 1 unit (ukuran 3 m x 4,55 m)
Total Area Parkir Sepeda Motor = 288 m2 (kapasitas 56
motor)Total Area Parkir Mobil = 330 m2 (kapasitas 22 mobil)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan perubahan jumlah
kios dan lospada pasar eksisting dan rencana pengembangan pada
tabel berikut.
LAPORAN RINGKAS 16
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
Tabel 4.1. Perbandingan Kondisi Eksisting dan Rencana
Pengembangan PasarKanigoro
LAPORAN RINGKAS 17
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
Tabel 4.2. Perbandingan Kondisi Eksisting dan Rencana
Pengembangan PasarTlogo
Gambar Layout Plan Rencana Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo
Kabupaten Blitardapat dilihat pada lampiran.
4.4. Rencana Anggaran Biaya
Dari hasil desain rencana penataan dan pengembangan pasar di
KecamatanKanigoro di atas berikut ini diestimasikan rencana
anggaran biaya untukpembangunan Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo.
LAPORAN RINGKAS 18
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
4.4.1. Rencana Anggaran Biaya Pasar Kanigoro
LAPORAN RINGKAS 19
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
4.4.2. Rencana Anggaran Biaya Pasar Tlogo
V. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari Kajian Penataan
dan Pengembangan Pasardi Kecamatan Kanigoro ini adalah :
1. Konsep pengembangan Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo adalah
konsepmodern yaitu tetap menjadi pasar tradisional namun memiliki
penataan moderndan unik dengan bentuk atap seperti dome.
2. Dalam hal parkir, perlu ada tempat di sekitar Pasar
Tradisional Kanigoro danPasar Tlogo tanpa harus memanfaatkan bahu
jalan raya agar tidak terjadikemacetan, oleh karenanya bangunan
eksisting direncanakan mundur darijalan raya. Pada Pasar Kanigoro,
jarak mundur bangunan masing-masingdiukur dari tepi jalan raya
adalah 10 m dari sebelah utara bangunan pasar, 7 mdari sebelah
timur bangunan pasar, dan 9 m dari sebelah selatan dan 10 mdari
sebelah barat bangunan pasar. Pada Pasar Tlogo, bangunan pasar
LAPORAN RINGKAS 20
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
direncanakan mundur 7,8 m dihitung dari jalan raya pada sebelah
utara, 5,1 mdari sebelah timur dan 4 m dari sebelah barat.
3. Elevasi lantai bangunan Pasar Tradisional Kanigoro dan Pasar
Tlogo akanditinggikan dari muka jalan dengan pertimbangan untuk
mengatasi aliran airhujan yang datang dari jalan raya. Pada Pasar
Kanigoro elevasi lantaibangunan pasar akan ditinggikan kurang lebih
60 cm dari muka jalan,sedangkan pada Pasar Tlogo akan ditinggikan
kurang lebih 60 cm dari mukajalan.
4. Pasar Kanigoro direncanakan menjadi 2 lantai pada sisi depan,
samping, danbelakang dengan bagian tengah void dimana lantai 1
terdiri dari bangunan losdi bagian tengah pasar dengan bangunan
kios di sekelilingnya, dan lantai 2direncanakan sebagai kios dan
area foodcourt.
5. Penataan dan pengembangan pada Pasar Kanigoro ini berpengaruh
padajumlah kios dan los yang direncanakan. Pada Pasar Kanigoro akan
adapenambahan jumlah los sebesar 60 unit dari jumlah semula sebesar
130 unitmenjadi total 190 unit dengan perubahan ukuran luasan los
dari semula ukuran2,5 m x 3 m menjadi 2 m x 3 m. Sedangkan ukuran
kios diseragamkan menjadi2 tipe ukuran yaitu 3 m x 3 m dan 3 m x 4
m dengan penambahan jumlah kios7 unit dari jumlah total kios semula
sebesar 52 unit.
6. Sarana pendukung bangunan Pasar Kanigoro yang semula hanya
memiliki 1unit Kantor Pengelola, 4 unit Toilet/WC, 1 unit Mushola,
dan 1 unit TPSSementara, akan ditambahkan menjadi 8 unit Toilet/WC
masing-masing padatiap lantai kemudian dilengkapi dengan 1 unit
Ruang Serbaguna, 1 unit PosKesehatan, 4 unit Pos Keamanan, 10 unit
hidran/alat pemadam kebakaran,dan 4 unit kamera cctv pada
masing-masing lantai agar memenuhi syaratklasifikasi pasar
tradisional.
7. Pasar Kanigoro akan mendapatkan penambahan area parkir motor
dari 99,6m2 menjadi 370 m2 dengan kapasitas 110 motor, penambahan
area parkirmobil bertambah dari 116,6 m2 menjadi 340 m2 dengan
kapasitas 25 mobil.Area Loading Dock yang sebelumnya tidak teratur
dilokalisir pada area seluas198 m2.
8. Penambahan space atau ruang terbuka hijau di sekeliling
bangunanmempunyai beberapa fungsi, di antaranya meminimalisir udara
panas yangdatang dari jalan raya sehingga dapat memberikan udara
segar di area sekitarpasar dan bisa menjadi resapan air baik dari
air hujan maupun air buangandari dalam pasar. Total area
penghijauan pada Pasar Kanigoro adalah seluas154 m2.
9. Perkiraan anggaran biaya pelaksanaan pembangunan untuk
kawasan PasarKanigoro adalah sebesar Rp 9,361,608,000.00 (Sembilan
Milyar Tiga RatusEnam Puluh Satu Juta Enam Ratus Delapan Ribu
Rupiah).
10.Penataan kios dan los pada Pasar Tlogo akan tetap seperti
eksisting. Jumlahlos pada Pasar Tlogo akan tetap sesuai jumlah
eksisting yaitu sebanyak 108unit dengan ukuran luasan los yang sama
pula yaitu 1,5 m x 2 m. Sedangkan
LAPORAN RINGKAS 21
-
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro
KabupatenBlitar
ukuran kios diseragamkan menjadi 2 tipe ukuran yaitu 3 m x 3 m
sebanyak 61unit dan 3 m x 4 m dengan jumlah 8 unit. Jumlah ini
menyusut dari jumlah kiossemula dengan ukuran 3 m x 4 m sebanyak 72
unit dan ukuran 3,8 m x 4 msebanyak 12 unit dengan pertimbangan
penambahan areal parkir dan saranapendukung pasar.
11. Sarana pendukung bangunan Pasar Tlogo yang semula hanya
memiliki 1 unitTPS Sementara, akan dilengkapi dengan 1 unit Kantor
Pengelola, 1 unitRuang Serbaguna, 3 unit Toilet/WC, 1 unit Mushola,
1 unit Pos Kesehatan, 2unit Pos Keamanan, 4 unit hidran/alat
pemadam kebakaran, dan 4 unit kameracctv agar memenuhi syarat
klasifikasi pasar tradisional.
12.Area parkir mobil pada Pasar Tlogo akan menyusut dari 354,6
m2 menjadi 330m2 dengan kapasitas 22 mobil, sebagai ganti
penambahan area parkir motoryang menjadi lebih luas dari 39,6 m2
menjadi 288 m2 dengan kapasitas 56motor.
13.Perkiraan anggaran biaya pelaksanaan pembangunan untuk
kawasan PasarTlogo adalah sebesar Rp 3,552,311,000.00 (Tiga Milyar
Lima Ratus LimaPuluh Dua Juta Tiga Ratus Sebelas Ribu Rupiah).
LAPORAN RINGKAS 22
I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Maksud Dan Tujuan1.3.
Manfaat1.4. Ruang Lingkup1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah1.4.2. Ruang
Lingkup Materi1.4.3. Aspek Hukum Dan Perundangan
II. KONDISI DAERAH STUDI1 Karakteristik Umum Wilayah2.1.1.
Lokasi Studi2.1.2. Wilayah Administrasi2.1.3. Karakteristik Fisik
Dasar2.1.4. Karakteristik Penduduk2.1.5. Penggunaan Lahan2.1.6.
Potensi Pengembangan Wilayah2.2 Gambaran Umum Pasar2.2.1.
Karakteristik Pasar Kanigoro2.2.2. Karakteristik Pasar Tlogo
III. METODOLOGI3.1. Tinjauan Pustaka3.1.1. Pengertian
Pasar3.1.2. Cici-Ciri Pasar3.1.3. Klasifikasi Pasar3.1.4. Tempat
Berjualan Di Pasar3.1.5. Macam/Jenis Barang-Barang Di Lokasi
Pasar3.1.6. Pasar Tradisional3.1.7. Retribusi3.2. Metode
Pengumpulan Data3.3. Metode Analisis Data3.3.1. Metode
Deskriptif3.3.2. Metode Evaluatif3.3.3. Metode Preskriptif3.4.
Rencana Output3.5. Metode Analisis Pengukuran Tingkat Kemudahan
Pencapaian3.6. Metode Untuk Memperkirakan Kebutuhan Ruang3.7.
Metode Perhitungan Jaringan Utilitas
IV. HASIL SURVEY & ANALISA4.1. Pelaksanaan Survey4.2.
Dokumentasi Survey dan Investigasi Lapangan4.3. Hasil Analisa4.4.
Rencana Anggaran Biaya
V. KESIMPULAN