EXECUTIVE SUMMARY PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAERAH KEPULAUAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN NEONATAL (Studi di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau dan Kota Tual Provinsi Maluku) 2018 Peneliti: Tri Rini Puji Lestari PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA
19
Embed
EXECUTIVE SUMMARY - berkas.dpr.go.id fileexecutive summary pelayanan kesehatan ibu hamil di puskesmas daerah kepulauan sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan neonatal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EXECUTIVE SUMMARY
PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS
DAERAH KEPULAUAN SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN NEONATAL
(Studi di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau dan Kota
Tual Provinsi Maluku)
2018 Peneliti:
Tri Rini Puji Lestari
PUSAT PENELITIAN
BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA
1
I. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan yang ditujukan pada ibu hamil (bumil) dapat menentukan
status kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Pelayanan kesehatan maternal
merupakan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan
seorang ibu pada saat hamil, persalinan dan masa nifas agar calon bayinya terlahir
dalam keadaan yang sehat tanpa ada kecacatan. Tahun 2012 Pemerintah meluncurkan
program expanding maternal and neonatal survival (EMAS) yang diawali di enam
provinsi1 dalam rangka menurunkan AKI dan AKN sebesar 25%. (Depkes, 2016).
Sampai saat ini belum semua puskesmas mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan PONED terutama puskesmas di wilayah kepulauan, dimana wilayah
kepulauan identik dengan masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana
(termasuk dibidang kesehatan).
Secara umum puskesmas memiliki program pelayanan kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana. Sedangkan untuk program pelayanan kesehatan ibu bertujuan
untuk meningkatkan kualitas keluarga melalui pemeliharaan sejak bumil, ibu menyusui,
bayi baru lahir, bayi, anak balita, usia prasekolah, usia sekolah sampai remaja, pasangan
usia subur (PUS).
Menurut H.L. Bluum, faktor pelayanan kesehatan merupakan salah satu dari
empat faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau
perorangan. Selain itu, Green juga mengungkapkan bahwa ketersediaan sarana dan
prasarana, sumber daya kesehatan dan pelayanan kesehatan adalah faktor pemungkin
(enabling factors), yang memfasilitasi perilaku individu/masyarakat dalam
Hasil penelitian dari Haryono (2013) di Madura juga mengungkapkan bahwa
selain faktor sosial, budaya dan ekonomi masyarakat, serta geografis, faktor kesiapan
pelayanan kesehatan baik secara kualitas maupun kuantitas menjadi pertimbangan
masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam pertolongan persalinan.
Secara umum, ada beberapa penyebab masih tingginya angka kematian ibu dan
neonatal di suatu daerah, diataranya masih rendahnya akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang profesional saat hamil (antenatal care) dan kurangnya
1 Program dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera
Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi tersebut disebabkan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan.
2
ketrampilan tenaga kesehatan di puskesmas khususnya dokter dan bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil. Sedangkan khusus di daerah kepulauan,
kondisi geografi yang sulit dijangkau dan terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan merupakan salah satu hambatan tersendiri dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada bumil di puskesmas.(UNFA, 2006).
Berdasarkan latarbelakang tersebut pertanyaan penelitiannya adalah: 1).
bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil di puskesmas daerah
kepulauan? 2). bagaimana capaian kinerja pelayanan kesehatan bumil di puskesmas
daerah kepulauan?
II. TUJUAN DAN MANFAAT
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk menggali berbagai data dan
informasi terkait upaya pelayanan kesehatan pada bumil di puskesmas daerah
kepulauan dan capaian kinerja pelayanannya.
Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan informasi dan
menganalisis beberapa hal terkait:
1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil di puskesmas yang didasarkan
pada aspek:
a) Kesiapan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil yang diantaranya mencakup SDM (ketersediaan petugas yang terlibat dalam tim , sarana dan prasarana (ketersediaan dan kecukupan alat kesehatan, ketersediaan dan kecukupan obat-obatan, ketersediaan ambulans, puskesmas keliling dan/atau perahu bermotor dengan kondisi baik dan berfungsi, kompetensi petugas, dan keikutsertaan petugas dalam pelatihan), dan pendanaan.
b) Prosedur pelayanan, waktu pemberian pelayanan, dan evaluasi hasil pelayanan bumil,
c) Persepsi masyarakat penerima pelayanan kesehatan ibu hamil di puskesmas yang didasarkan pada aspek fasilitas pelayanan, sikap petugas, dan transparansi pelayanan.
2. Capaian kinerja pelayanan kesehatan bumil di puskesmas yang didasarkan
pada aspek standar pelayanan minimal pelayanan antenatal (ANC) terpadu di
puskesmas (TB dan BB, TD, Tinggi Fundus Uteri, imunisasi TT, cek HB dan
protein urine, pemberian Tablet Fe).
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi anggota DPR dalam
menjalankan fungsi pengawasan khususnya Komisi IX, terkait pelaksanaan pelayanan
3
bumil di puskesmas daerah kepulauan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi bahan masukan dapat memberikan masukan terhadap upaya penurunan AKI
dan AKN di puskesmas.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus
di puskesmas di Kabupaten Natuna dan Kota Tual. Pendekatan kualitatif dipilih karena
sifatnya yang terbuka dan fleksibel sehingga dapat diperoleh gambaran dan penjelasan-
penjelasan yang mendalam mengenai masalah penelitian serta dapat memberikan
masukan dan rekomendasi alternatif perbaikannya.
Analisis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis yang menggunakan
poin kunci yaitu reduksi data dan intepretasi. Analisis penelitian ini akan dilakukan
melalui kedua proses tersebut sehingga ditemukan jawaban dari permasalahan yang
ingin dicari dari penelitian.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Di Puskesmas
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan priortas
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok
rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian
terhadap status kesehatan dan kinerja kesehatan ibu dan anak penting untuk
dilakukan.
Upaya kesehatan ibu adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin dan menyusui. Tujuan program
kesehatan ibu adalah agar tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan
derajat kesehatan yang optimal bagi ibu. Meningkatkan kemampuan ibu meliputi
pengetahuan, sikap dan perilaku dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya
dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan
keluarga.
Upaya penurunan angka kematian ibu dan neonatal di puskesmas dilakukan
melalui program ANC (Ante Natal Care/perawatan dalam kehamilan). ANC merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam mengupayakan kehamilan yang sehat baik bagi
ibu maupun bagi anaknya. Karena setiap wanita hamil mempunyai risiko komplikasi
4
dan berhak mendapatkan akses terhadap pelayanan asuhan kehamilan, persalinan, dan
nifas yang bermutu. Pelayanan ANC diantaranya meliputi: timbang dan ukur tinggi
badan, ukur tekanan darah, skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian tetanus
toksoid), (ukur) tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan),
temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), dan tes
laboratorium sederhana (Hb dan protein urin) dan/atau berdasarkan indikasi (HbsAg,
Sifilis, HIV, Malaria, TBC). Ibu hamil selama masa kehamilan minimal mendapatkan
antenatal care sebanyak 4 kali, yaitu pada saat usia kehamilan antara 0-3 bulan (
K1), saat usia kehamilan antara 4-6 bulan (K2), saat usia kehamilan mencapai 32
minggu (K3), dan saat usia kehamilan antara 32-36 minggu (K4).
ANC merupakan pelayanan kesehatan dasar untuk ibu hamil yang harus
dilakukan sesuai standar yaitu minimal empat kali pemeriksaan selama masa
kehamilam. Karena setiap masa kehamilan dimungkinkan terjadinya masalah atau
komplikasi. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pelayanan
ANC yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, ketersediaan dana, dan
masyarakat itu sendiri.
1. Kabupaten Natuna
Upaya pelaksanaan kesehatan ibu hamil di puskesmas meliputi: pelaksanaan
Kemenkes. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kemenkes. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di fasilitas Kesehatan dan Rujukan, Pedoman bagi tenaga kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Lukman, Mediya. 2015. Badan Layanan Umum, Dari Birokrasi Menuju Korporasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Moenir, HAS. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Ridwan, Juniarso, dkk. 2009. Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik. Bandung: Nuansa.
Subandi. 2018. Rancangan Awal RKP 2019, Program PrioritasL Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Msyarakat. Disampaikan pada rapat kerja kesehatan nasional, Banten 6 Maret 2018. Jakarta: Bappenas.
United Nations Fund for Population Action. 2003. Maternal Mortality Update 2002, a focus in Emergency Obstetric Care. Newyork: WHO.
United Nations Fund for Population Action. 2006. UNFPA Maternal Mortality Update 2006 Expectation and Delivery: Investing in Midwives and Others with Midwifery Skills. Newyork: WHO.
Jurnal
Media, Yulfira. 2014. Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Dan Bersalin Di Daerah Terpencil (Studi Kasus di Nagari Batu Bajanjang Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat), dalam
18
Jurnal Bina Praja, Volume 6 Nomor 1 Edisi Maret 2014. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri. (43-52).
Susyanty, Andi Leny, dkk. 2016. Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Kabupaten Karawang, dalam Buletin Penelitian Kesehatan, Volume 44, Nomor 4 Desember 2016. Jakarta: Balitbang Kemkes (265-278).
Dokumen
Dinkes Kabupaten Natuna. 2016. Profril Kesehatan Kabupaten 2016. Natuna: Dinkes, Penendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.
Menpan. 2003. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jakarta: Kemenpan.
Kemkes. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kemkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kemkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kemenkes. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Internet
Dewi, Gustina. 2005. Studi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Terhadap Kelainan Kesehatan Pada Ibu Hamil di Puskesmas Ulanweng, Kabupaten Bone. .online. http://ridwanamiruddin.com/, diakses 4 April 2018.
Haryono, Tri Joko. 2013. Pemanfaatan Dukun Bayi dan Bidan dalam Pertolongan Persalinan pada Masyarakat Madura. Online. http://psantoso-fisip.web.unair.ac.id, diakses 3 April 2018.
Hamdi, Muhammad. 2014. Konsep Monitoring Pelayanan Publik Pemerintah Daerah. Online. https://www.slideshare.net/hamdy98/monitoring-pelayanan-publik, akses 6 a pril 2018.