EVALUASI WAKTU DAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Ruang Bersalin Dan Pembangunan Instalasi Bedah Sentral RSUD Ambarawa) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: ADDE CURRIE SIREGAR S 100 120 020 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
26
Embed
EVALUASI WAKTU DAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK DENGAN ...eprints.ums.ac.id/57677/27/2. naskah publiksi.pdf · Dalam suatu proyek, pengendalian biaya dan waktu/jadwal proyek merupakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
EVALUASI WAKTU DAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM)
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Ruang Bersalin Dan Pembangunan Instalasi Bedah Sentral RSUD Ambarawa)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada
Jurusan Magister Teknik Sipil
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh:
ADDE CURRIE SIREGAR S 100 120 020
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
1
EVALUASI WAKTU DAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM)
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Ruang Bersalin Dan Pembangunan Instalasi Bedah Sentral RSUD Ambarawa)
Abstrak
Pembangunan proyek gedung ruang bersalin dan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa tahun 2017 masih memiliki banyak kekurangan terutama setelah 22 minggu berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi apakah pelaksanaan Pembangunan proyek gedung ruang bersalin dan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa tahun 2017 sudah sesuai rencana atau belum, ditinjau dari segi waktu maupun biaya serta melakukan pengendalian waktu dan biaya serta penjadwalan ulang kegiatan dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Methode). Terjadinya cost over run menjadi bahan evaluasi terhadap berjalannya proyek. Evaluasi pekerjaan dilakukan pada minggu ke 1 sampai minggu ke 22, sehingga terdapat sisa waktu kontrak yaitu 7 minggu dari keseluruhan 29 minggu kalender. Realisasi pelaksanaan Pembangunan proyek gedung ruang bersalin dan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa tahun 2017 sampai minggu 22 mengalami keterlambatan sebesar 1,481% dari jadwal yang di rencanakan. Dari segi biaya realisasi penggunaan dana sampai minggu 22 sebesar Rp. 9.380.000.000,- dari perencanaan yang hanya menghabiskan biaya Rp.8.927.610.729,- yang berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran (cost over run). Selanjutnya dilakukan pengendalian pekerjaan yang belum terealisasikan dengan metode percepatan (crashing) untuk mencari waktu paling optimal dan meminimalkan resiko keterlambatan pekerjaan. Lintasan CPM yang dipilih adalah jalur CPM dengan lintasan yang melalui kegiatan kritis, yaitu kegiatan finishing, elektrikal dan instalasi air. Setelah dilakukan penjadwalan ulang dan menggunakan percepatan pekerjaan didapat waktu optimum menjadi 28 minggu dan efisiensi biaya sebesar Rp. 12.560.000,- dari total nilai kontrak sebesar Rp. 12.356.444.708,- yang didapat pada percepatan pekerjaan finishing, elektrikal dan instalasi air. Kata Kunci : Evaluasi Waktu dan Biaya, Rescheduling, CPM
Abstract
The construction of the maternity room and the central surgery installation of Ambarawa Hospital in 2017 still has many shortcomings, especially after 22 weeks running. This study aims to evaluate whether the implementation of the development of maternity room and central surgery installation facility of Ambarawa Regional Hospital in 2017 is in accordance with the plan or not, in terms of time and cost as well as controlling the time and cost as well as rescheduling activities using CPM (Critical Path Methode). The occurrence of cost over run into the material evaluation of the project run. The job evaluation is done on the 1st to the 22nd week, so there is 7 weeks remaining from the 29 calendar weeks. Realization of the implementation Development of maternity room construction and central surgery installation of Ambarawa Regional Hospital in 2017 until week 22 has delayed 1,481% of the planned schedule. In terms of the cost of the realization of the use of funds until the week 22 amounted to Rp. 9.380.000.000, - from the planning that only cost Rp.8.927.610.729, - which means the expenditure is greater than the budget (cost over run). Further work done that control has not been realized with the method of acceleration (crashing) to find the most optimal time and minimize the risk of delay in work. The chosen CPM path is the CPM path with the passage through critical activities, namely finishing, electrical and water installation activities. After rescheduling and using the acceleration of the work obtained optimum time
2
to 28 weeks and cost efficiency of Rp. 12,560,000, - out of the total contract value of Rp. 12.356.444.708, - obtained on the acceleration of finishing, electrical and water installation work. Keywords: Time and Cost Evaluation, Rescheduling, CPM
1. PENDAHULUAN
Dalam suatu proyek, pengendalian biaya dan waktu/jadwal proyek merupakan hal
yang sangat penting sehingga harus dilaksanakan dengan baik. Bila jadwal tidak dikendalikan
sebagaimana mestinya, pemilik mempunyai kesulitan biaya dalam penyelesaian proyek
demikian juga dengan kontraktor yang melaksanakannya.
Pada pelaksanaan pembangunan konstruksi ada tiga komponen penting yang saling
berkaitan yaitu waktu, biaya, dan mutu. Ketiga batasan tersebut bersifat tarik menarik.
Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka
umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya
biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus
berkompromi dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek
dikaitkan dengan sejauhmana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi (Soeharto,1995, hal 2).
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pembangunan gedung ruang bersalin
dan pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa, maka kontraktor perlu membuat
rencana pelaksanaan pada bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan. Yang
dimaksud adalah suatu pembagian waktu yang terperinci yang disesuaikan untuk masing-
masing bagian pekerjaan, mulai dari pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan akhir.
Jadwal rencana detail berlaku sebagai kerangka induk untuk dijabarkan lebih terperinci lagi
dalam bentuk jadwal, pengadaan material, alat alat dan tenaga kerja, penagihan, dan jasa
pembayaran prestasi.
1.1. Rumusan Masalah
Penelitian ini membahas bagaimana menganalisa dan mengevaluasi kembali
pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung ruang bersalin dan pembangunan instalasi
bedah sentral RSUD Ambarawa dengan rincian rumusan masalah sebagai berikut:
3
a. Apakah realisasi waktu dan biaya pembangunan gedung ruang bersalin dan
pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa sudah sesuai dengan rencana
atau tidak?
b. Bagaimana pengendalian sisa pekerjaan pembangunan gedung ruang bersalin dan
pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa dengan menggunakan CPM
(Critical Path Method)?
c. Bagaimanakah optimasi biaya dan waktu dari sisa pelaksanaan pembangunan gedung
ruang bersalin dan pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa?
1.2. Tujuan
Tujuan Penelitian ini adalah
a. Mengetahui apakah pelaksanaan pembangunan gedung ruang bersalin dan pembangunan
instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa sudah sesuai rencana atau tidak, ditinjau dari
segi waktu maupun biaya.
b. Melakukan pengendalian waktu dan biaya serta penjadwalan ulang kegiatan dengan
menggunakan CPM (Critical Path Method).
c. Melakukan optimasi waktu dan biaya pada pembangunan gedung ruang bersalin dan
pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa.
1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain untuk :
a. Bagi praktisi teknik sipil
1. Menyelesaikan proyek tepat waktu sehingga penggunaan anggaran menjadi efisien dan
tidak terjadi pemborosan.
2. Mengetahui kegiatan mana yang harus diselesaikan agar jadwal dapat terpenuhi.
b. Bagi masyarakat
Penelitian ini akan memberikan gambaran-gambaran jelas tentang kekurangan dalam
pengelolaan pelaksanaan suatu proyek sehingga mengakibatkan penambahan biaya
pelaksanaan akibat keterlambatan.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah tersebut adalah :
4
a. Lokasi proyek yang digunakan untuk pembahasan adalah proyek pembangunan gedung
ruang bersalin dan pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa tahun anggaran
2017.
b. Evaluasi pelaksanaan dimulai dari minggu ke 1 sampai minggu ke 22.
c. Pengendalian menggunakan CPM (Critical Path Method).
d. Biaya dan waktu pekerjaan total pekerjaan diasumsikan maksimal dari biaya dan waktu
sesuai perjanjian kontrak yaitu 29 minggu.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Kurva Biaya Waktu Aktifitas Proyek
Kurva ini menampilkan hubungan antara durasi normal dan durasi yang dipercepat
pada sumbu datar dengan biaya langsung kegiatan pada durasi normal dan durasi yang
dipercepat pada sumbu tegak. Dari kurva ini, kemiringan biaya (cost slope), yaitu biaya yang
diperlukan untuk mempercepat durasi proyek untuk setiap waktu dapat ditentukan
Gambar II.9. Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipercepat Untuk suatu Kegiatan
( Soeharto, 1997 )
Titik A pada Gambar II.9 menunjukan kondisi normal, sedangkan pada titik B menunjukan
kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva
waktu- biaya.
Biaya total proyek adalah penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung yang
digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini bergantung pada lamanya waktu
penyelesaian proyek. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Pada
5
Gambar II.10. ditunjukan hubungan biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya total
dalam suatu grafik serta terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya
yang terkecil.
Gambar II.10. Hubungan Waktu Dengan Biaya Total, Biaya Langsung dan Biaya Tidak
Langsung (Soeharto, 1997)
2.2. Konsep Nilai Hasil
Konsep nilai hasil adalah konsep menghitung biaya yang menurut anggaran sesuai
dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan. Konsep nilai hasil disebut juga
dengan earned value method, yang secara umum dapat pula dikataan sebagai teknik integrasi
biaya dan waktu. Metode ini menganalisis biaya dan waktu secara utuh (bukan secara
terpisah), dan mengungkapkan masalah kinerja kegiatan yang sedang dilakukan.
Kinerja pelaksanaan suatu proyek dapat diukur dengan nilai hasil (earned value),
yaitu biaya yang telah dianggarkan terhadap kemajuan pekerjaan yang telah diselesaikan.
Rumus hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Nilai Hasil = (% Penyelesaian) x (Anggaran)...................................................(II.3)
Beberapa indikator yang dipakai untuk menhitung kinerja pelaksanaan pekerjaan
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Biaya aktual pekerjaan atau Actual Cost of Work Performance (ACWP)
6
ACWP adalah biaya aktual yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Biaya tersebut menyangkut biaya konstruksi dan operasional.
2. Biaya pekerjaan pada saat pelaporan menurut anggaran atau Budgeted Cost of Work
Performed (BCWP)
BCWP adalah jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah
dilaksanakan dengan anggaran yang telah disediakan. BCWP inilah yang disebut dengan
nilai hasil (earned value).
3. Biaya pekerjaan menurut anggaran atau Budgeted Cost of Work Schedule (BCWS)
BCWS adalah jumlah biaya pekerjaan yang telah dijadwalkan untuk diselesaikan dalam
durasi yang telah ditentukan.
4. Indeks kinerja biaya atau Cost Productivity Index (CPI)
CPI adalah perbandingan antara biaya yang direncanakan dengan biaya yang dikeluarkan.
Jika nilai CPI kurang dari satu berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran (cost over
run), dan jika nilai CPI lebih dari satu berarti pengeluaran lebih kecil dari anggaran (cost
11. Perkiraan waktu total proyek atau Estimation All Scheduled (EAS)
EAS adalah waktu pelaksanaan pekerjaan sampai pada saat pelaporan ditambah perkiraan
waktu yang diperlukan untuk menyekesaikan pekerjaan tersisa. EAS diperlukan untuk
memprediksi selesainya pekerjaan.
EAS = Waktu Pelaporan + ETS..................................................................(II.11)
2.3. Crashing
Banyak terjadi penetapan durasi suatu proyek ditetapkan oleh pemilik proyek tanpa
mempertimbangkan jenis kegiatan dan kompleksnya pekerjaan. Hal ini membuat para
scheduler melakukan penyesuaian durasi dari tiap pekerjaan dengan maksud dapat memenuhi
permintaan pemilik proyek terhadap durasi yang ditetapkan. Salah satu cara untuk
mempercepat durasi proyek dalam istilah asingnya adalah crashing.
Crashing adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan cara
melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan
yang berada pada jalur kritis.
Kegiatan crashing dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Dengan mengadakan shift lembur.
2. Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur).
3. Dengan mengunakan alat bantu yang lebih produktif.
4. Menambah jumlah pekerja.
8
5. Dengan mengunakan material yang dapat lebih cepat dipasang.
6. Menggunakan metode konstruksi lain yang lebih cepat.
Pengendalian / kontrol diperlukan untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan. Dengan perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap kegiatan kegiatan
proyek, maka terjadinya keterlambatan jadwal yang mengakibatkan pembengkakan biaya
proyek dapat dihindari.
Proses pengendalian berjalan sepanjang proyek sedang berlangsung guna
mewujudkan performa yang baik di dalam setiap tahap. Pemantauan harus dilakukan selama
masa pelaksanaan proyek untuk mengetahui prestasi dan kemajuan yang telah dicapai.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kemajuan yang dicapai berdasarkan hasil
pemantauan dengan standar yang telah ditentukan berdasarkan perencanaan.
Pengendalian proyek memiliki dua fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi pemantauan
Pemantauan yang baik akan menjadi motifasi utama untuk mencapai performa yang
tinggi, sehingga masing masing pekerja mengetahui sejauh apa prestasi yang telah
dicapai.
2. Fungsi manajerial
Pada proyek yang komplek dan mudah terjadi perubahan , pengendalian dan sistem
informasi yang baik akan memudahkan manajer untuk mengetahui bagian pekerjaan
yang mengalami keterlambatan sehingga dapat segera dilakukan usaha untuk
mengatasinya.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah pembangunan gedung ruang bersalin dan pembangunan
instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa tahun anggaran 2017 yang berlokasi di kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang. Waktu penelitian pada bulan Juni sampai Oktober tahun
2017.
9
3.2. Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera sebagai alat
dokumentasi, komputer dan printer serta alat lain sebagai pendukung, software yang
digunakan adalah program exel. Sedangkan bahan yang digunakan adalah denah lokasi,
gambar desain, laporan mingguan pelaksanaan proyek, laporan keuangan mingguan, Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dan time schedule (jadwal) proyek, analisis satuan pekerjaan, daftar
harga satuan upah, alat, bahan.
3.3. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian merupakan suatu cara kerja untuk memahami langkah penelitian
yang menjadi tujuan dalam penelitian untuk mendapatkan hasil optimal. Tahapan tersebut
meliputi:
a). Tahap I : Penentuan obyek penelitian yaitu pembangunan gedung ruang bersalin
dan pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa tahun
anggaran 2017.
b).Tahap II : Pengumpulan dan pengolahan data yang didapat dari sumber eksternal
maupun internal, yaitu:
a. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
b. Analisis Satuan Pekerjaan
c. Daftar harga satuan upah, bahan, alat.
d. Time schedule
e. Laporan Mingguan pelaksanaan proyek
f. Laporan mingguan keuangan proyek
g. Denah dan desain proyek
c). Tahap III : Evaluasi rencana terhadap realisasi proyek, meliputi pelaksanaan
pekerjaan, waktu, biaya.
Identifikasi sisa pekerjaan, waktu dan biaya yang belum terealisasi.
d). Tahap IV : Penjadwalan ulang untuk memperoleh waktu optimum pelaksanaan.
e). Tahap V : Kesimpulan dan saran dari laporan penelitian.
10
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Biaya dan Waktu Pelaksanaan
1. Rencana dan realisasi pelaksanaan
Kemajuan pelaksanaan proyek digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja penyelenggaraan
keseluruhan proyek. Biasanya dilaporkan dalam bentuk prosentase dan digambar ke grafik
(curve S). Untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana ( time
schedule) atau belum, maka progres realisasi disandingkan dengan rencana kegiatan. Dari
perbandingan ini akan diperoleh deviasi yang akan menunjukkan prestasi suatu pekerjaan.
Gambar III.1. Tahapan Penelitian
Penentuan obyek penelitian
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Evaluasi Biaya Pelaksanaan
Kesimpulan dan saran
Selesai
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap V
Evaluasi Rencana dan Realisasi Pelaksanaan
Pemilihan hasil yang optimum dari efisiensi waktu dan biaya
Identifikasi pekerjaan yang belum terealisasi Identifikasi biaya sisa pekerjaan
Penjadwalan ulang (rescheduling )
Analisa jaringan kerja dengan metode CPM
Tahap IV
Mulai
11
Dari gambar kurva S rencana dan realisasi dapat dilihat dari minggu ke 1 sampai
minggu ke 4 progres diatas rencana yang artinya lebih cepat dalam pelaksanaannya. Minggu
5-22 terjadi keterlambatan pekerjaan, sehingga prosentase kemajuan menjadi minus.
Setelah diadakan penelitian maka diperoleh hasil untuk realisasi pelaksanaan fisik
hampir sama dengan perencanaan karena mengunakan acuan pelaksanaan standard dan RKS
dengan tetap mengutamakan mutu hasil kegiatan dan waktu rencana.
2. Analisis waktu dan biaya dengan Earned Value Method
Konsep nilai hasil (Earned Value Method ) adalah konsep menghitung besarnya
biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau
dilaksanakan (budget cost of work performed). Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang
diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah
diselesaikan pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan
untuk pekerjaan tersebut. Dengan perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang
sesungguhnya telah dicapai secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan.
Data yang dibutuhkan untuk mendapatkan kinerja pelaksanaan atau nilai hasil adalah
biaya aktual yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan (ACWP), data
ini didapat dari kontraktor pelaksana. Biaya pekerjaan pada saat pelaporan menurut anggaran
(BCWP), data ini didapat dari konsultan pengawas. Biaya pekerjaan yang telah dijadwalkan
TIME SCEDULLEKEGIATAN : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT DAN PENINGKATAN PELAYANAN RUMAH SAKIT DAERAH BLUDPEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG RUANG BERSALIN DAN PEMBANGUNAN INSTALASI BEDAH SENTRALTAHUN ANGGARAN : 2017ANGGARAN : APBD 1,APBD II,BLUD
Menentukan jalur kritis dapat dilakukan dengan cara mengetahui nilai EET dan LET dari suatu kegiatan
Gambar IV.5 menghitung EET dan LET suatu peristiwa
( Soeharto, 1997 )
H
42
A7
D28
E7 B 21
C G28
21
F7
0
0
0
1
7
28
4
28
28
2
7
28
3
28
28
6
49
49
5
35
28
18
a. Perhitungan ke depan untuk menghitung EET (Earlist Event Time)
EET j = EET i + D ij
b. Perhitungan mundur untuk menghitung LET (Latest Event Time )
LET i = LET j - D ij
Dari perhitungan diatas maka didapat nilai total float masing masing kegiatan
pada Tabel IV.11 dengan persamaan TF = LET j – D ij – EET i
Menetapkan jalur kritis
Lintasan kritis adalah lintasan sepanjang diagram jaring yang mempunyai waktu
terpanjang (durasi proyek) atau lintasan yang melalui kegiatan kegiatan yang tidak
mempunyai float (waktu jeda).
Dari perhitungan diatas maka diperoleh kegiatan kritis pada kegiatan kegiataan:
a. Finishing
b. Elektrikal
c. Instalasi air
d. Gas medik
Pekerjaan finishing menyisakan bobot 7,75% dalam perencanaan ini akan dipercepat
pelaksanaannya menjadi 14 hari kerja, sedangkan untuk pekerjaan elektrikal menyisakan
bobot 13,78% dan direncanakan akan dipercepat menjadi 14 hari. Pekerjaan instalasi air
menyisakan 3,91% dan direncanakan akan diselesaikan dalam 7 hari.
Tabel IV.12. Tabel distribusi pekerja pada waktu normal
No Kegiatan LET j D ij EET i TL = LET j - D ij - EET i Keterangan1 A 28 7 0 21 non kritis2 B 49 21 28 0 kritis3 C 28 28 0 0 kritis4 D 28 28 0 0 kritis5 E 28 7 0 21 non kritis6 F 49 7 28 14 non kritis7 G 49 21 28 0 kritis8 H 49 42 0 7 non kritis
23 24 25 26 27 28 29A Pekerjaan penututup lantai 9,07 86B Pekerjaan finishing 7,75 107 107 107C Pekerjaan elektrikal 13,78 30 30 30 30D Pekerjaan instalas i air 3,91 21 21 21 21E Pekerjaan sanitasi 2,72 12F Pekerjaan lain lain 2,86 10G Gas medik 34,78 x x xH Lift 25,13 x x x x x x
Jumlah 40,09 149 51 51 51 117 107 107
NO Uraian Kegiatan Bobot (%)
Minggu
19
Setelah dilakukan percepatan pada pekerjaan finishing, elektrikal, dan instalasi air maka
diperoleh schedule baru seperti pada tabel IV.13
Tabel IV.13. Kurva S dengan percepatan
Dengan menambah jumlah pekerja didapat hasil distribusi pekerja sebagai berikut pada Tabel
IV.14 dibawah ini.
Tabel IV.14. Tabel distribusi pekerja setelah percepatan dengan penambahan jumlah pekerja.
4.3. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.KEP
102/MEN/VI/2004 Tahun 2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 tentang standar upah untuk
lembur adalah:
a. Waktu lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari
dan 14 jam dalam satu minggu.
b. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 kali upah sejam
Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya sebesar 2 kali upah sejam
c. Untuk lembur di hari libur atau minggu maka:
7 jam pertama dibayar 2 kali upah sejam
Jam ke 8 dibayar 3 kali upah sejam
Jam ke 9 sampai 10 dibayar 4 kali upah sejam
23 24 25 26 27 28 29A Pekerjaan penututup lantai 9,07 86B Pekerjaan finishing 7,75 160 160C Pekerjaan elektrikal 13,78 59 59D Pekerjaan instalas i air 3,91 82E Pekerjaan sanitasi 2,72 12F Pekerjaan lain lain 2,86 10G Gas medik 34,78 x x xH Lift 25,13 x x x x x x