Page 1
EVALUASI TINGKAT KENYAMANAN VISUAL YANG DITINJAU DARI ASPEK
PENGOPTIMALISASIAN PENCAHAYAAN ALAMI
( Studi Kasus : Ruang Kuliah Fakultas Teknik Industri )
___________________________________________________________________________
EVALUATION OF THE LEVEL VISUAL COMFORT IN TERMS BY ASPECTS OF
OPTIMALIZATION DAYLIGHTING
(Case Study : Faculty of Engineering Industry - Islamic University of Indonesia)
Mira Arqista Rahmania1 & Sugini
2
1Mahasiswa Arsitektur - Universitas Islam Indonesia
2Dosen Arsitektur - Universitas Islam Indonesia
________________________________________________________________________
Abstract
The purpose of this research to assess the level comfort of visual in terms by daylight
aspects and optimize. The methods in this research are empirical testing and several measuring
devices with distribute questionnaires who filled out by students. The research results compared
with Standard SNI with analyzed. In terms by level of material reflexivity, in room of III/4 and
room of IV/8 have highest material reflexivity rate 70-90% and the lowest rate 6-12%. By data
analysis room of III/4 have maximal rate 350lux and minimum rate 80lux, where as reference to
SNI 03-6197-2000 illumination standard a classroom is 250lux. So, the level success in room of
III/4 with maximal illumination 350lux by 100% has reached 140%. By data analysis in room of
IV/8 have maximal rate 930lux and minimum rate 120lux. So, the level success in room of IV/8
with maximal illumination 930lux by 100% has reached 372%. From the data concluded that the
classroom lighting has reached a standard.
Keywords : evaluation, comfort, classroom, daylighting
___________________________________________________________________________
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan visual yang ditinjau dari
pencahayaan alami dan optimalisasinya. Metode penelitian ini adalah dengan pengujian empiris
dan dengan beberapa alat ukur serta membagikan kuisioner yang diisi oleh mahasiswa. Hasil
penelitian tersebut kemudian dibandingkan dengan SNI kemudian dianalisa. Ditinjau dari tingkat
refleksifitas material, pada ruang kuliah III/4 dan IV/8 memiliki tingkat refleksifitas yang tinggi,
yakni 70-90% dan yang paling rendah 6-12%. Dari analisis data ruang kelas III/4 maksimalnya
350 lux dan minimalnya 80 lux, sedangkan dengan mengacu pada SNI 03-6197-2000 standar
kuat terang yang dibutuhkan sebuah ruang kelas adalah 250 lux. Maka tingkat keberhasilan
ruang kuliah III/4 dengan kuat penerangan maksimal 350 lux dari 100% tingkat keberhasilan
ruangnya mencapai 140%. Dari analisis data ruang kelas IV/8 maksimalnya adalah 930 lux dan
Page 2
minimalnya 120 lux. Maka tingkat keberhasilan ruang kuliah IV/8 dengan kuat penerangan
maksimal 930 lux dari 100% tingkat keberhasilan ruangnya mencapai 372%. Dari data
mengambil kesimpulan bahwa pencahayaan ruang kelas telah mencapai standar.
Kata Kunci : evaluasi, kenyamanan, ruang kuliah, pencahayaan alami
___________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ruang kuliah merupakan tempat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
antara dosen dan mahasiswa. Jenis kelas ada
2 yaitu kelas tetap (remaining class) dan
kelas berpindah (moving class). Fasilitas
yang ada di ruang kuliah tersebut,
diantaranya : bangku mahasiswa, papan
tulis, meja, kursi dosen dan proyektor.
Ruang kuliah didesain nyaman agar kegiatan
belajar mengajar berjalan baik dan
mahasiswa mudah menerima materi. Ruang
kelas memiliki
syarat kelayakan dan standar tertentu,
misalnya ukuran, sistem pencahayaan baik
alami ataupun buatan, sirkulasi udara dan
sebagainya (wikipedia.com,2013).
Untuk mengetahui dan memenuhi
persyaratan ruang kelas yang baik, maka
penulis meneliti dan mengevaluasi tentang
optimalisasi pencahayaan alami. Ruang
kuliah yang digunakan terletak di Gedung
K.H. Mas Mansyur Fakultas Teknologi
Industri Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, yakni ruang kuliah III/4 dan
IV/8.
Cahaya digunakan manusia untuk
melihat dan mengenali keadaan sekitar.
Pencahaayaan di ruang kelas mendukung
kegiatan belajar mengajar sedangkan tujuan
utama dari pencahayaan yang baik di setiap
bangunan adalah menyediakan kenyamanan
bagi setiap pengguna. Indonesia merupakan
negara beriklim tropis, dimana terdapat
sumber energi yang berasal dari cahaya
matahari melimpah. Perancang sebaiknya
memperhatikan aspek pencahayaan alami
guna memanfaatkan sumber daya alami.
Contoh kasus yang terjadi di lapangan
adalah penggunaan lampu yang kurang
tepat, sehingga menyebabkan boros energi.
Permasalahan
1.Bagaimana tingkat kenyamanan
pencahayaan alami yang ada di ruang kuliah
tersebut ?
2. Bagaimana mengoptimalkan kenyamanan
ruang kuliah tersebut dengan pencahayaan
alami ?
Tujuan
1. Mengetahui tingkat kenyamanan terhadap
pencahayaan alami di ruang kuliah tersebut.
2. Mengoptimalisasi kenyamanan dengan
pencahayaan alami di ruang kuliah Kampus
FTI UII.
Manfaat
Mengevaluasi guna mengetahui
tingkat kenyamanan ruang kuliah III/4 dan
IV/8 Kampus FTI UII terhadap pencahayaan
alaminya dan optimalisasi pencahayaan
alami.
Metode Penelitian
Lokasi penelitian di Gedung Mas
Mansyur Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia, Jalan
Kalliurang km. 14.5 Sleman-Yogyakarta-
Indonesia. Ruang kuliah yang digunakan
adalah ruang kuliah III/4 di lantai 3 dan IV/8
di lantai 4, yang dipilih berdasarkan
ketinggian lantai. Adapun tahapan
pengumpulan data :
Page 3
1. Menyiapkan segala peralatan dan kebutan
penelitian kemudian dilanjutkan observasi
langsung di ruang III/4 dan IV/8 FTI UII.
Kemudian membagi ruang menjadi 5 zona.
2. Melakukan pengukuran dengan alat yang
telah disiapkan, yakni envirometer,
termometer dan lightmeter di ruang kuliah
serta membagikan kuisioner yang diisi oleh
mahasiswa ruangan tersebut.
3. Memasukkan dan mengolah data yang
didapat di dalam 1 database.
KAJIAN PUSTAKA
Pencahayaan Alami
Menurut Lechner,2007 Pencahayaan
alami merupakan cahaya yang bersumber
dari matahari. Pencahayaan alami
dibutuhkan karena manusia memerlukan
kualitas cahaya alami. Fungsi pencahayaan
alami dapat meminimalisir penggunaan
energi listrik. Sehingga desain yang
mengutamakan pemanfaatan pencahayaan
alami harus dikembangkan.
Menurut Mark Karlen,2007
pencahayaan yang bersumber dari matahari
adalah sesuatu yang berhubungan erat
dengan proses mendesain bangunan untuk
mengoptimalkan penggunaan cahaya alami,
misalnya: orientasi bangunan untuk
memperoleh cahaya alamiah optimal; bentuk
massa bangunan, yakni menempatkan
bukaan seperti pintu dan jendela berada di
sebelah utara / selatan agar tidak terkena
pancaran matahari secara langsung;
melindungi fasad dan bukaan bangunan dari
radiasi matahari yang tidak diinginkan;
menambahkan pelindung yang tepat dan
dapat diatur, seperti tirai yang
memungkinkan penghuni mengontrol
cahaya yang masuk dalam ruangan/
bangunan.
Pencahayaan Ruang Kelas
Ruang kelas adalah suatu ruangan
yang berfungsi sebagai tempat untuk
kegiatan tatap muka salam proses kegiatan
belajar mengajar. Ruangan terdiri dari meja
dan kursi untuk siswa, meja dan kursi untuk
guru, papan tulis, serta furnitur tambahan
lainnya yang disesuaikan.
Menurut Mark Karlen, 2007
pencahayaan ruang kelas adalah masalah
utama desain pencahayaan gedung sekolah
atau kuliah. Ruang kelas memiliki
kebutuhan pencahayaan yang bermacam -
macam. Banyaknya penggunaan benda
elektronik menjadi tantangan dalam
merancang desain pencahayaan alami pada
masa sekarang ini untuk memberikan
pencahayaan berkualitas serta hemat energi
dan biaya. Penggunaan pencahayaan alami
yang sesuai dengan standar pada ruang kelas
akan mendukung kegiatan belajar mengajar.
Menurut Lechner,2007 faktor yang
mempengaruhi kegiatan visual, misalnya,
pencahayaan berpengaruh dalam kegiatan
pencahayaan dalam kegiatan belajar
mengajar dalam ruang kelas.
Indera Penglihatan Manusia
Menurut Lechner,2007 penglihatan
manusia adalah kemampuan untuk
mengumpulkan informasi melalui sinar yang
masuk ke dalam mata. Misalnya, jika
dibandingkan dengan video kamera yakni
sinar yang masuk ke dalam video kamera
diubah menjadi sinyal listrik dan mesin akan
memproses sinar tersebut agar berubah
menjadi sebuah informasi. Arti sinyal ini
ditentukan oleh perangkat lunak dan
perangkat keras mesin tersebut.
Persamaannya dengan mata kita adalah mata
akan mengkonversikan cahaya menjadi
sinyal elektrik yang diproses oleh otak. Arti
informasi visual adalah konsekuensi dari
perangkat keras (mata dan otak) dan
Page 4
perangkat lunak (asosiasi, memori dan
kecerdasan).
Gambar : Sistem kerja mata manusia
Sumber : Norbert Lechner,2007
Hasil Penelitian
Ruang Kuliah III/4 FTI – UII
Ruang kuliah III/4 terletak di sebelah
barat. Ruangan ini memiliki 8 bukaan yang
menghadap ke barat, 2 bukaan ke selatan
dan 2 bukaan ke utara dengan tipe bukaan
yangdapat dibuka tutup dan bukaan
mati/tertutup.
Gambar : Layout ruang kuliah III/4 dengan
pintu menghadap timur
Sumber : penulis,2013
Ruang kuliah tersebut diteliti dan
diukur, pertama – tama dengan membagi
ruang menjadi 5 zona, seperti gambar diatas.
Berikut ini adalah beberapa dokumentasi
yang menggambarkan suasana dan keadaan
ruang kuliah III/4 :
Gambar: Bagian muka ruang III/4 FTI UII
Sumber : Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Gambar: Bagian belakang ruang III/4 FTI UII
Sumber : Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Gambar : Penggunaan lampu di siang hari di
ruang III/4 FTI UII
Sumber : Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Page 5
Gambar: Tipe bukaan di ruang kuliah III/4 FTI
UII
Sumber : Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Ruang Kuliah IV/8 FTI – UII
Ruang IV/8 letaknya di sebelah
utara. Ruang kuliah ini mempunyai 8
bukaan yang menghadap utara, 2 bukaan
yang mengarah ke timur dan 2 bukaan lagi
yang menghadap ke barat dan dengan tipe
bukaan yangdapat dibuka tutup dan bukaan
mati/tertutup.
Gambar: Layout ruang kuliah IV/8
Sumber : penulis,2013
Dengan perlakuan yang sama, ruang
kuliah tersebut diteliti dan diukur, pertama –
tama dengan membagi ruang menjadi 5
zona. Berikut ini adalah beberapa
dokumentasi yang menggambarkan suasana
dan keadaan ruang kuliah IV/8 :
Gambar: Bagian muka ruang III/4 FTI UII
Sumber : Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Gambar: Bagian belakang ruang III/4 FTI UII
Sumber : Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Gambar : Suasana ruang saat penelitian III/4
FTI UII
Sumber : Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Page 6
Gambar : Titik lampu di ruang kuliah IV/8
Sumber : Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Analisa Data
1. Kuat terang (E) :
Grafik :Perbandingan Kuat Terang Ruang
Kuliah III/4 dan IV/8
Sumber : penulis,2013
Grafik diatas menjelaskan kuat
terang di zona 1 sampai dengan zona 5
semakin terang, namun kuat terang di zona 2
lemah, baik di ruang kuliah III/4 maupun di
ruang kuliah IV/8.
2. Persepsi terhadap Penerangan
Ruang :
Grafik:Persepsi penerangan ruang di ruang
kuliah III/4 dan IV/8
Sumber : penulis,2013
Grafik diatas menjelaskan persepsi
penerangan di ruang kuliah III/4 dan IV/8
cenderung sama, hanya terlihat perbedaan
zona 1 ruang IV/8 dan zona 4 ruang III/4,
yakni persepsi responden adalah terang
cenderung sangat terang.
3. Persepsi terhadap Keterbukaan
Ruang :
Grafik :Persepsi terhadap keterbukaan ruang di
ruang kuliah III/4 dan IV/8
Sumber : penulis,2013
Grafik diatas menjelaskan di zona 5
ruang III/4 responden menyatakan nyaman,
0
20
40
60
80
100
Ruang III/4
Ruang IV/8
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
zon
a 1
zon
a 2
zon
a 3
zon
a 4
zon
a 5
Ruang III/4
Ruang IV/8
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
zona 1 zona 2 zona 3 zona 4 zona 5
Ruang III/4
Ruang IV/8
Page 7
namun berbeda dengan zona 5 di ruang IV/8
responden menyatakan terbuka. Kesamaan
persepsi terjadi di zona 1 – zona 4 di ruang
III/4 dan IV/8.
Pengolahan Data
Menurut tabel SNI 03-6197-2000,
tingkat pencahayaan (lux) yang sesuai
dengan fungsi ruang yakni sebgai ruang
kelas / perkuliahan adalah 250 lux. Berikut
ini adalah hasil survei pengukuran dengan
menggunakan alat yang sudah disiapkan
sebelumnya di ruang kuliah III/4 dan IV/8.
Ruang Kuliah III/4 FTI – UII :
Rua
ng
Zona Kuat
Terang
(x1000)
Persepsi
terhadap
Penerangan
Kuat
Terang
Luar
Ruang
an
III/4 1 0,24 0,5 1
2 0,08 0,5 1
3 0,27 0,5 1
4 0,35 0,5 1
5 0,33 -0,5 1 Tabel: Tabel kuat terang, persepsi dan
penerangan luar Ruang III/4 FTI-UII
Sumber : Tim Penelitian Dosen,2013
Ruang Kuliah IV/8 FTI – UII :
Ruang Zo
na
Kuat
Terang
(x1000)
Persepsi
terhadap
Peneranga
n
Kuat
Terang
Luar
Ruanga
n
IV/8 1 0,47 1 1
2 0,12 0,5 1
3 0,67 0,5 1
4 0,83 0,5 1
5 0,93 0,5 1
Tabel: Tabel kuat terang, persepsi dan
penerangan luar ruang III/4 FTI-UII
Sumber : Tim Penelitian Dosen,2013
Membandingkan data yang satu dengan data
lainnya :
1. Diagram perbandingan persepsi
penerangan dalam ruangan dengan kuat
penerangan di ruang kuliah III/4 :
Grafik: Perbandingan persepsi penerangan
dalam ruangan dengan kuat penerangan di
ruang kuliah III/4
Sumber : penulis,2013
Grafik diatas menjelaskan bahwa
persepsi kuat terang dan kuat terang di ruang
III/4 berbanding terbalik. Pada grafik kuat
terang terjadi penurunan grafik sedangkan
grafik persepsi kuat terang grafiknya naik.
2. Diagram perbandingan persepsi
penerangan dalam ruangan dengan kuat
penerangan di ruang kuliah IV/8 :
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
persepsi kuat terang
kuat terang
Page 8
Grafik : Perbandingan persepsi penerangan
dalam ruangan dengan kuat penerangan di
ruang kuliah IV/8
Sumber : penulis,2013
Grafik diatas menjelaskan bahwa persepsi
kuat terang dan kuat terang di ruang IV/8
berbanding terbalik. Terjadi kenaikan pada
grafik kuat terang sedangkan terjadi
penurunan pada grafik persepsi kuat terang.
PEMBAHASAN
RuangKuliah III/4
1. Warna
Pengaplikasian warna interior dan
eksterior pada ruang kuliah III/4 Gedung
FTI UII ini sudah tepat, dengan
menggunakan warna yang cerah karena
warna cerah dapat memantulkan cahaya
dengan baik.
2. Aplikasi Material dan Refleksitas
Material yang digunakan sangat
berpengaruh terhadap pendistribusian
cahaya di suatu ruangan. Untuk ruang kelas
III/4 penggunaan material untuk bukaan
dengan 2 macam kaca, yakni peramen dan
kaca yang dapat dibuka dan ditutup oleh
penghuni bangunan dengan dinding beton;
serta lantai menggunkan keramik, berikut
visualisasi di ruangan tersebut :
Gambar: Area gelap dan terang pada Ruang
Kuliah III/4
Sumber: Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Pada gambar di atas di lingkaran
berwarna jingga menunjukkan sisi yang
sedikit gelap di ruangan dan kotak merah
menunjukkan bentuk serta material yang
digunakan pada bukaan ruang III/4 FTI UII.
Dilihat dari penggunaan materialnya,
masing-masing material memiliki
reflektifitas yang berbeda - beda, berikut
keterangan refleksifitas material yg
digunakan:
Gambar: Reflektifitas material ruang III/4
Sumber: Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Dilihat dari penggunaan material
diatas dengan refleksifitas yang ada, maka
refleksifitas paling tinggi terdapat pada
penggunaan elemen kaca dan dinding
dengan pemiliham warna cat krem agak
putih yang tergolong warna terang dengan
refleksifitas 70 - 90% dan refleksifitas
rendah terdapat pada tempat duduk
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
kuat terang
persepsi kuat terang
Page 9
mahasiswa dan pijkan kaki (panggung)
papan tulis dengan bahan kayu dengan
refleksifitas sebesar 6 - 12% serta
refleksifitas lantai keramik sebesar 65-75%.
Gambar : Reflektifitas material ruang III/4
(eksterior)
Sumber: Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013 Penggunaan material louvre
merupakan salah satu contoh penggunaan
alat kontrol eksternal pada eksterior gedung
FTI UII dengan louvre berbahan stainless
steel, dimana stainless steel ini tahan
terhadap cuaca, korosi serta mudah dalam
perawatan.
Ruang Kuliah IV/8
1. Warna
Pengaplikasian warna interior dan
eksterior pada ruang kuliah IV/8 Gedung
FTI UII ini sudah tepat, dengan
menggunakan warna yang cerah karena
warna cerah dapat memantulkan cahaya
dengan baik.
2. Aplikasi Material dan Refleksitas
Material sangat berpengaruh
terhadap pendistribusian cahaya di suatu
ruangan. Untuk ruang kuliah IV/8 sendiri
penggunaan materialnya yaitu bukaan
dengan 2 macam kaca, yakni peramen dan
kaca yang dapat dibuka dan ditutup oleh
penghuni bangunan; dengan dinding beton;
serta lantai menggunkan keramik, berikut
visualisasi di ruang kuliah IV/8 :
Gambar : Area gelap dan terang pada Ruang
Kelas IV/8
Sumber: Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Pada gambar di atas di lingkaran
berwarna jingga menunjukkan sisi gelap
ruangan IV/8 FTI UII.
Dilihat dari penggunaan materialnya,
masing - masing material tersebut memiliki
reflektifitas yang berbeda - beda, berikut
keterangan refleksifitas material tersebut :
Gambar : Reflektifitas material ruang IV/8
(interior)
Sumber: Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Dilihat dari penggunaan material
diatas dengan refleksifitas yang ada, maka
refleksifitas paling tinggi terdapat pada
penggunaan elemen kaca dan dinding
dengan pemilihan warna cat krem agak putih
yang tergolong warna terang dengan
refleksifitas 70 - 90% dan refleksifitas
rendah terdapat pada tempat duduk
mahasiswa dan pijkan kaki papan tulis
dengan bahan kayu dengan refleksifitas
Page 10
sebesar 6 - 12% serta refleksifitas lantai
keramik sebesar 65-75%.
Gambar : Reflektifitas material ruang III/4
(eksterior)
Sumber: Dokumentasi Tim Penelitian
Dosen,2013
Penggunaan material louvre
merupakan salah satu contoh penggunaan
alat kontrol eksternal pada eksterior gedung
FTI UII dengan louvre berbahan stainless
steel, dimana stainless steel ini tahan
terhadap cuaca, korosi serta mudah dalam
perawatan.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Dari penelitian dan analisis terhadap
optimalisasi pencahayaan alami berdasarkan
perhitungan secara empiris, matematis dan
membandingkan terhadap standar (SNI),
didapat bahwa ruang kuliah III/4 dan IV/8
Gedung FTI UII sudah memenuhi standar
kenyamanan visual dalam memanfaatkan
pencahayaan alami.
Dengan melihat tingkat refleksifitas
material yang digunakan di ruang kuliah
III/4 dan IV/8, ruang kuliah tersebut
memiliki tingkat refleksifitas yang tinggi,
yakni sebesar 70-90% daan yang paling
rendah sebesar 6-12%. Dari analisis data
ruang kelas III/4 maksimalnya adalah 350
lux dan minimalnya 80 lux, sedangkan
dengan mengacu pada SNI 03-6197-2000
standar kuat terang yang dibutuhkan sebuah
ruang kelas adalah 250 lux. Maka tingkat
keberhasilan ruang kuliah III/4 dengan kuat
penerangan maksimal 350 lux dari 100%
tingkat keberhasilan ruangnya mencapai
140%. Dari analisis data ruang kelas IV/8
maksimalnya adalah 930 lux dan
minimalnya 120 lux. Maka tingkat
keberhasilan ruang kuliah IV/8 dengan kuat
penerangan maksimal 930 lux dari 100%
tingkat keberhasilan ruangnya mencapai
372%. Dari data mengambil kesimpulan
bawa pencahayaan ruang kelas telah
memenuhi syarat.
Dari data yang terkumpul, kedua
ruangan tersebut memenuhi standar
pencahayaan ruang kuliah yang dibutuhkan.
Dengan demikian diperlukan adanya elemen
pendukung, aplikasi warna dan material
bangunan yang sesuai dan perancangan
bangunan yang lebih mengoptimalisasi
penggunaan cahaya alami yang dibutuhkan
serta memilih bukaan yang sesuai agar
proses pendistribusiin atau memasukkan
cahaya ke dalam ruang berjalan dengan
baik.
Alasan
Ditinjau dari kesimpulan, Ruang
kuliah III/4 dan IV/8 dinyatakan memenuhi
standar / berhasil, ini karena ruang tersebut :
1. Pengaplikasian warna cat interior pada
ruang kuliah III/4 dan IV/8 Gedung FTI UII
sudah tepat, dengan menggunakan warna
yang cerah karena warna cerah dapat
memantulkan cahaya dengan baik.
2. Material yang digunakan sangat
berpengaruh terhadap pendistribusian
cahaya di suatu ruangan. Ruang kuliah III/4
dan IV/8 menggunakan beberapa material,
seperti bukaan dengan 2 macam kaca, yakni
peramen dan kaca yang dapat dibuka dan
ditutup oleh penghuni bangunan; dengan
dinding beton; serta lantai menggunkan
keramik.
Page 11
3. Penggunaan material louvre merupakan
salah satu contoh penggunaan alat kontrol
eksternal pada eksterior gedung FTI UII
dengan louvre berbahan stainless steel,
dimana stainless steel ini tahan terhadap
cuaca, korosi serta mudah dalam perawatan.
Gambar : Reflektifitas material ruang III/4
(eksterior)
Sumber : dokumentasi tim penelitian
dosen,2013
Rekomendasi
Rekomendasi untuk ruang III/4 & IV/8 :
1. Perlu menambahkan elemen
gordin / tirai pada bukaan - bukaan ruang
kuliah, dimana tirai dapat diatur secara
fleksibel oleh pengguna bangunan.
2. Dapat menambahkan elemen
karpet pada lantai agar tidak terjadi silau
yang berlebihan dalam ruang kelas.
3. Saat cuaca cerah, tidak perlu
menggunakan lampu, agar menghemat
pemakaian energi listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Lechner.N, 2007, Heatting, Cooling,
Lighting, Edisi ke II, Rajawali Press,
Jakarta.
Manurunng .P, 2012, Pencahayaan Alami
Dalam Arsitektur, Andi, Yogyakarta.
Karlen, Mark., James, Benya., (2007).
Dasar - Dasar Desain Pencahayaan;
Penerbit Erlangga.
Synder, James C., Anthony J. Catanese.,
(1984). Pengantar Arsitektur, Jakarta;
Penerbit Erlangga.
Badan Standarisasi Nasional,SNI 2011,
Konservasi Energi Pada Sistem
Pencahyaan, Jakarta,
Badan Standarisasi Nasional,SNI 2001, Tata
Cara Perancangan Sistem Pencahayaan
Alami Pada Bangunan Gedung, Jakarta.