BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur. Kualitas SDM di ukur dari kecerdasan, kematangan, emosi, kemampuan berkomunikasi, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 1 Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya. 3 Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak 13 %. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat dan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 6%, sehingga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua
aspek kehidupan manusia. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah
membangun sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat
melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat
sejahtera, adil dan makmur. Kualitas SDM di ukur dari kecerdasan, kematangan,
emosi, kemampuan berkomunikasi, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. 1
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi
peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI
merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti
memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap
beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.3
Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak
13 %. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat dan jumlah yang tepat
dapat mencegah kematian balita sebanyak 6%, sehingga pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai lebih dari 2 tahun
bersama makanan pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita
sebanyak 19%.1
Tahun 1990 pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan
Pemberian ASI (PP-ASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan
perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur
4 bulan. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO),
pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
450/MENKES/SK/VI/2004 tahun 2004.4
Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan secara menyeluruh
diseluruh daerah di Indonesia. Dari Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia
1
(SDKI) Tahun 1997 tercatat bahwa pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur
4 bulan di Indonesia hanya 52%. Angka pencapaian tersebut telah meningkat
sebesar 36% bila dibandingkan dengan hasil survei serupa yang diadakan oleh
WHO (World Health Organization) pada tahun 1986. Bila dibandingkan dengan
target yang harus segera dicapai pada tahun 2020, angka pencapaian tersebut
belum mencapai target 80%.3
Berdasarkan SDKI 2007, Angka Cakupan ASI Ekslusif 6 bulan di Indonesia
hanya 39,5% (SDKI 2007), masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. Sementara
itu, saat ini jumlah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari
16,7% pada tahun 2002 menjadi 32,4% pada tahun 2007.8
Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat oleh
ibu. Selama ini ibu merupakan figure utama dalam keputusan untuk memberikan
ASI atau tidak pada bayinya. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor dari dalam maupun dari faktor dari luar diri ibu.1,5
Dalam upaya pengawasan dan evaluasi pemberian ASI Eksklusif,
pemerintah Kabupaten Magelang memasukkan program ASI Eksklusif ke dalam
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten
Magelang menargetkan pemberian ASI Eksklusif sebesar 80%. Namun
permasalahan yang ada di Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Muntilan 1
periode Januari - Februari 2012 adalah cakupan hasil kegiatan bayi yang
mendapat ASI Eksklusif belum tercapai dengan besar pencapaian 71% . Dari 8
desa yang berada di bawah wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1. Peneliti
mengambil penelitian di desa Congkrang, karena desa Congkrang memiliki
persentase pemberian ASI Eksklusif yang rendah, sedangkan pengambilan data di
Dusun Semawe, karena di Dusun Semawe memiliki cakupan Pemberian ASI
Eksklusif yang rendah dibandingkan dari ke-5 Dusun yang ada di Desa
Congkrang.12 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dicari penyebab dari
permasalahan bayi yang diberi ASI Eksklusif di Dusun Semawe, serta
menemukan alternatif pemecahan masalahnya.11
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, terdapat masalah yang belum diketahui, yaitu :
2
Apakah yang menyebabkan rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di
Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang
Periode Januari – Febuari 2012 sehingga tidak memenuhi target?
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab
rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang periode Januari – Febuari 2012
sehingga tidak memenuhi target .
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab
rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang periode Januari – Febuari 2012
sehingga tidak memenuhi target .
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui cakupan ASI Ekslusif di Dusun Semawe Desa Congkrang
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.
b. Mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan ASI
Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang.
c. Mampu menganalisis masalah ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa
Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.
d. Mampu membuat rencana tindak lanjut dalam menyelesaikan masalah ASI
Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
b. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan di dalam survei yang dilaksanakan.
3
c. Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan
masyarakat.
1.4.2 Bagi Puskesmas
1. Mengetahui masalah atau upaya Puskesmas mengenai penerapan
ASI Eksklusif.
2. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya
puskesmas dalam hal penerapan ASI Eksklusif yang tidak berjalan.
3. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
terhadap masalah penerapan ASI Eksklusif yang tidak berjalan.
1.4.3 Bagi Masyarakat
a. Menambah pengetahuan, khususnya bagi para ibu mengenai
pentingnya manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayinya.
b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan masyarakat
dengan mensosialisasikan program ASI Eksklusif.
c. Membentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI Eksklusif
sebagai satu-satunya makanan yang diperlukan oleh bayi usia 0-6
bulan.
1.5 Batasan Pengkajian
1.5.1 Batasan Judul
Laporan kegiatan dengan judul “Evaluasi Cakupan Pemberian ASI
Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang Periode Januari - Februari 2012” mempunyai
batasan pengertian judul sebagai berikut:
a. Evaluasi
Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,
atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atau permasalahan yang ditemukan.
b. Cakupan
Adalah jangkauan suatu hal.
c. Program ASI Eksklusif
d. Desa Congkrang, Dusun Semawe, Kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang
4
Adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Muntilan,
Kabupaten Magelang.
e. Periode Januari – Febuari 2012
Adalah kurun waktu selama 2 bulan yang diawali dari Bulan Januari
2012 dan berakhir pada bulan Febuari 2012.
1.5.2 Batasan Operasional
a. Frekuensi kegiatan berlangsung selama 2 bulan.
b. Sasaran adalah Ibu yang memiliki bayi dan balita ≥ 6 – 24 bulan.
c. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah ibu yang
memberikan ASI Eksklusif di Dusun Semawe dibagi jumlah semua
ibu ada di Desa tersebut pada periode Januari-Febuari 2012.
1.5.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:
a. Lingkup lokasi : Desa Congkrang, Dusun Semawe, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang.
b. Lingkup waktu : Januari 2012 sampai Febuari 2012.
c. Lingkup sasaran : seluruh ibu yang memunyai bayi dan balita ≥ 6-24
bulan.
d. Lingkup metode : kuesioner, wawancara, dan pencatatan.
e. Lingkup materi : evaluasi cakupan pemberian ASI Eksklusif di
Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten
Magelang Periode Januari – Februari 2012.
1.6 Metodologi Kegiatan
Survei dilakukan di dusun Semawe desa Congkrang Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang, pada tanggal 06-08 April 2012. Responden yang diambil
adalah 16 orang ibu yang mempunyai bayi dan balita ≥ 6 -24 bulan, di Desa
Semawe. Jenis data yang diambil adalah :
1. Data primer, yang diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) dengan
cara wawancara. Kemudian pertanyaan tersebut ditanyakan kepada ibu 16
orang ibu yang memiliki bayi dan balita ≥ 6 -24 bulan. Selain itu,
wawancara juga dilakukan kepada bidan Desa Congkrang mengenai
program pelayanan kesehatan untuk pemberian ASI Eksklusif.
5
2. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan data-data dari laporan
registrasi pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas, dan buku kelahiran dari
bidan Desa Congkrang.
Data yang terkumpul diolah dan kemudian dianalisis masalah yang
ditemukan dengan mencari kemungkinan penyebabnya, melalui pendekatan
sistem, yang meliputi kelima input, yaitu man, money, material, machine,
methods, proses yang meliputi fungsi manajemen baik P1, P2, P3, serta
lingkungan. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah
berdasarkan penyebab masalah yang paling mungkin dan penggabungan alternatif
pemecahan masalah tersebut. Setelah itu, prioritas pemecahan masalah ditentukan
dengan menggunakan rumus kriteria matriks, yang kemudian dibuat rencana
kegiatan dan plan of action (POA) berdasarkan pemecahan masalah yang terpilih
dan dijadwalkan dalam sebuah Gann chart.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
II.1 Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan, untuk kemudian
diteruskan hingga 2 tahun atau lebih , dan setelah enam bulan baru didampingi
dengan makanan / minuman pendamping ASI ( MPASI ) sesuai perkembangan
pencernaan anak. 4
Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat oleh
ibu. Selama ini ibu merupakan figure utama dalam keputusan untuk memberikan
ASI atau tidak pada bayinya. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor dari dalam maupun dari faktor dari luar diri ibu.
Faktor-faktor dari dalam diri ibu atau faktor internal antara lain pengetahuan
ibu mengenai proses laktasi, pendidikan, motivasi, sikap, pekerjaan ibu, dan
kondisi kesehatan ibu. Sementara itu, faktor dari luar diri ibu atau faktor eksternal
antara lain social ekonomi, tata laksana rumah sakit, kondisi kesehatan bayi,
pengaruh iklan susu formula yang intensif, keyakinan keliru yang berkembang di
masyarakat dan kurangnya penerangan dan dukungan terhadap ibu dari tenaga
kesehatan atau petugas penolong persalinan maupun orang-orang terdekat ibu
seperti ibu, mertua, suami, dan lain-lain.
11.2 Manfaat ASI Eksklusif 5,6
1) Manfaat untuk ibu :
Membantu proses pemulihan setelah melahirkan.
Mencegah perdarahan dan membantu ibu untuk pemulihan uterus.
Salah satu cara ber-KB
Mencurahkan kasih sayang kebayi, dengan menyusui terjalinnya ikatan
kasih sayang yang kuat antara bayi dan ibu, dan membuat keduannya
merasa aman dan bahagia.
2) Manfaat untuk bayi :
Menambah kekebalan pada tubuh bayi sehingga tidak mudah terserang
penyakit infeksi terutama diare.
7
Tidak hanya mengandung zat gizi dan non zat gizi yang penting, tetapi
juga mengandung enzim penyerapnya sehingga semua ASI dengan mudah
diserap seluruhnya oleh pencernaan bayi.
II.3 Kandungan ASI
ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk
menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami
tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari:
1. Laktosa
merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting
sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa
dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini
membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.
2. Lemak
Merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi
utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI
mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam
alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA
dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.
3. Oligosakarida
Merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai
prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami
hidup dalam sistem pencernaan bayi.
4. Protein
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai
pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin,
triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses
ingatan.
II.4 Komposisi zat utama dalam ASI
1. Laktosa- 7gr/100ml.
2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.
8
3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.
4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.
II.5 Macam-macam ASI
a. Kolostrum
1) Kolostrum yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke4
setelah melahirkan.
2) Kolostrum merupakan cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat
anti infeksi dan berprotein tinggi.
3) Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara,
mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam
alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa
puerperium.
4) Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.
5) Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning kuningan,
lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matang.
6) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan
makanan bayi dan makanan yang akan datang.
7) Lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI yang matur,
tetapi berlainan dengan ASI yang matur. Pada kolostrum protein yang
utama adalah globulin (gamma Globulin).
b. Air Susu Transisi atau Masa Air Susu Peralihan
1) Yaitu ASI yang keluar sejak hari ke-4 sampai hari ke-10 dimasa
laktasi, tetapi adapula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur
terjadi pada minggu ke-3 sampai dengan minggu ke-5.
2) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang
matur.
9
3) Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak makin meninggi.
4) Volume akan makin meningkat.
c. Air Susu Matang (Mature)
1) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya,
komposisi relatif konstan (adapula yang menyatakan bahwa komposisi
ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5).
2) Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini merupakan
makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayinya
sampai umur 6 bulan.
3) Merupakan suatu cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan yang
diakibatkan warna garam Ca-caseinat, riboflavin, dan kariten yang
terdapat di dalamnya.
4) Tidak menggumpal jika dipanaskan.
II.6 MANAJEMEN ASI EKSKLUSIF7,8
Langkah-langkah kegiatan Menejemen Laktasi menurut Depkes
RI adalah :
1. Masa Kehamilan (Antenatal).
Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat
dan keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga
serta cara pelaksanaan management laktasi.
2. Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara.
Disamping itu, perlu pula dipantau kenaikan berat badan ibu hamil
selama kehamilan.
10
4. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk
mencegah kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu
ditambah mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi
1-2 kali porsi dari jumlah makanan pada saat sebelum hamil untuk
kebutuhan gizi ibu hamil.
5. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Penting pula
perhatian keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil
untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya bahwa
kehamilan merupakan anugerah dan tugas yang mulia.
a) Saat segera setelah bayi lahir.
1. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi
agar mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai
menyusui bayi. Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka
terhadap rangsangan, selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu
secara naluriah.
2. Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk
memberikan rasa aman dan kehangatan.
b) Masa Neonetus
1. Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI Eksklusif tanpa diberi minum
apapun.
2. Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat gabung.
3. Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).
4. Melaksanakan cara menyusui (meletakan dan melekatkan) yang baik
dan benar.
5. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus
tetap mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk
mempertahankan agar produksi ASI tetap lancar.
6. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam
waktu kurang dari 30 hari setelah melahirkan.
c) Masa menyusui selanjutnya (post neonatal).
11
1. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia
bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman
lainnya.
2. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-
hari. Ibu menyusui perlu makan 1½ kali lebih banyak dari biasanya
(4-6 piring) dan minum minimal 10 gelas sehari.
3. Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1-2 jam), menjaga ketenangan
pikiran dan menghindari kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi
ASI tidak terhambat.
4. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk
menunjang keberhasilan menyusui.
5. Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak
mau menyusu, puting lecet, dan lain-lain ).
BAB III
DATA UMUM DESA CONGKRANG
DAN
DATA KHUSUS DUSUN SEMAWE
III.1 Keadaan Geografi
12
III.1.1 Letak wilayah
Desa Congkrang terletak di wilayah Kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Terdapat 6 dusun di Desa congkrang, yaitu Dusun