EVALUASI PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG PASAR GEDE
SEBAGAI BAGIAN DARI PELAYANAN PUBLIK DI KOTA SURAKARTA
Dwiki Kuncara Jati(I0612013)Nurul Handayani(I0612035)Prodi
Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, FT UNS 2014
Bab 1 Pendahuluan1.1Latar BelakangPasar mempunyai peranan vital
dalam membentuk dan menjaga kestabilan perekonomian. Pasar hadir
dan berkembang karena kebutuhan akan distribusi barang yang lebih
cepat dan efisien dari produsen ke konsumen. Namun dalam
keberlanjutannya, peran pasar bergeser menjadi lebih luas yaitu
berfungsi sebagai pembentuk harga barang dan sarana promosi
barang/jasa. Berdasarkan Perpres RI Nomor 112 tahun 2007 sendiri
yang dimaksud pasar adalah area tempat jual beli barang dengan
jumlah lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat
perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat
perdagangan maupun sebutan lainnya. Selanjutnya Perpres RI
mendefinisikan pasar tradisional sebagai tempat usaha berupa toko,
kios, los dan tenda yang dimiliki pedagang kecil, menengah, swadaya
masyarakat atau koperasi (skala kecil) yang dibangun dan dikelola
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dengan proses jual beli barang
dagangan melalui tawar menawar. Pasar tradisional yang selanjutnya
akan disebut pasar, termasuk dalam klasifikasi fasilitas umum,
yaitu fasilitas yang diadakan sebagai wadah untuk mempermudah
terpenuhinya kebutuhan bersama dari masyarakat khususnya di bidang
perekonomian. Karena itu, pelayanan pasar sebagai fasilitas umum
harus diutamakan dengan memperhatikan unsur-unsur pelayanan publik
di dalamnya. Pelayanan publik sendiri merupakan usaha yang
dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk memberikan
bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan
tertentu (A.S. Moenir 1995:7).Salah satu pasar yang telah melayani
masyarakat di sekitarnya sejak lebih dari 50 tahun lalu adalah
Pasar Gede Hardjonagoro di Kota Surakarta. Pasar tradisional dengan
kelas I ini mendapat dukungan pemerintah Kota Surakarta untuk
menciptakan suasana kondusif dalam dunia usaha dengan tujuan
menarik investasi dan kerjasama dari pihak swasta. Berdasarkan
pasal 21 Perda Kota Surakarta Nomor 1 tahun 2010 tentang
pengelolaan dan perlindungan pasar tradisional, fasilitas pasar
digolongkan menjadi dua komponen, yaitu komponen utama dan komponen
pendukung. Komponen utama meliputi: lahan, kios, sarana pemadam
kebakaran, sarana parkir, jaringan listrik, drainase, sarana
bongkar muat dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud komponen
penunjang adalah jaringan telekomunikasi, space iklan, gudang,
ruang terbuka hijau dan lain-lain. Dewasa ini kerap dijumpai sarana
dan prasarana pasar yang tidak memadai dari segi kualitas maupun
kuantitas. Kenyamanan dan keamanan masyarakat pasar (pembeli,
pedagang, serta orang-orang yang berkegiatan di lingkungan pasar)
terkadang mendapat prioritas yang kesekian kali dengan alasan
kendala pembiayaan maupun kebutuhan yang belum mendesak. Di samping
itu, gencarnya pembangunan pasar moderen membuat preferensi
masyarakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar
tradisional terancam semakin menurun sehingga perlu adanya inovasi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasar tradisional. Melalui
penelitian ini, penulis akan mengevaluasi penyediaan sarana dan
prasarana penunjang Pasar Gede sebagai bagian dari pelayanan publik
di Kota Surakarta dengan menggunakan teknik analisis swot. Teknik
analisis swot digunakan untuk mengetahui lebih dalam potensi dan
permasalahan yang ada pada sarana dan prasarana penunjang Pasar
Gede untuk selanjutnya dapat dirumuskan rencana program yang
berorientasi pada peningkatan kualitas Pasar Gede sebagai pelayanan
publik.
1.2Rumusan MasalahPasar sebagai fasilitas umum memiliki standard
tersendiri untuk dapat melayani konsumen. Tinjauan mengenai
standard pelayanan tersebut salah satunya dapat diidentifikasi
melalui sarana dan prasarana penunjangnya. Dalam korelasinya dengan
pelayanan publik, pasar merupakan salah satu bentuk pelayanan
publik berupa pelayanan barang karena merupakan tempat
berlangsungnya transaksi jual beli barang. Maka, ketersediaan
sarana dan prasarana menjadi hal yang penting untuk diperhatikan
agar aktivitas yang berlangsung di dalam pasar dapat terfasilitasi
sebagai cerminan dari pelayanan publik yang baik.Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah yang akan
ditelusuri dalam penelitian ini adalah :Bagaimana penyediaan sarana
dan prasarana penunjang Pasar Gede sebagai bagian dari pelayanan
publik di Kota Surakarta?
1.3Tujuan dan SasaranTujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede
sebagai bagian dari pelayanan publik di Kota Surakarta.Sasaran yang
dicapai dalam mewujudkan tujuan di atas antara lain :1)
Mengidentifikasi sarana dan prasarana penunjang pasar berdasarkan
standard yang ada.2) Mengetahui dasar dasar pelayanan publik.3)
Mengkaji penyediaan sarana dan prasarana penunjang di Pasar Gede
untuk mencapai pelayanan publik yang baik.
Bab 2 Kajian TeoriPasar termasuk dalam golongan fasilitas umum
yang diadakan untuk kepentingan umum guna memudahkan pemenuhan
kebutuhan masyarakat sehari hari. Sebagai bagian dari fasilitas
umum, pasar memiliki unsur maupun faktor yang harus dipenuhi agar
pelayanan yang diberikan dapat memuaskan publik, dalam hal ini
adalah masyarakat pasar baik pembeli maupun pedagang yang
beraktivitas di dalam pasar.2.1Pasar (Pasar Tradisional)Menurut
Perpres RI Nomor 112 tahun 2007, pasar tradisional adalah tempat
usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki pedagang
kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi (skala kecil)
yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah
dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Untuk mengakomodir perkembangan aktivitas di lingkungan pasar,
peran sarana dan prasarana memiliki andil besar untuk menjamin
keberlangsungan aktivitas tersebut. Sarana dan prasarana penunjang
pasar merupakan bangunan dan instalasi yang disediakan untuk
kepentingan pelayanan umum di lingkungan pasar yang kemudian dalam
Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu : 1) Komponen Utama meliputi :a. lahan; b. kios; c. los;
d. tempat dasaran tenda; e. jaringan listrik; f. drainase; g.
sarana parkir; h. sarana bongkar muat;i. sarana ibadah;j. sarana
kantor pengelola;k. sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dan air bersih;l.
sarana keamanan dan pengamanan;m. sarana pemadam kebakaran
(hydrant);n. sarana kebersihan;o. sarana untuk orang yang mengalami
keterbatasan fisik; danp. akses jalan dan pintu.
2) Komponen Pendukung meliputi :a. jaringan telekomunikasi;b.
space iklan;c. gudang;d. pos pelayanan tera ulang alat Ukuran
Takaran Timbangan dan Perlengkapan (UTTP);e. jalan dan/atau pintu
darurat;f. alat transportasi (tangga, escalator/lift);g. pos
pelayanan terpadu;h. pos pelayanan jasa; dani. ruang terbuka
hijau.
2.2Pelayanan PublikDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990),
pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :1) Pelayanan adalah
perihal atau cara melayani.2) Pelayanan adalah kemudahan yang
diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa.3) Publik
berarti orang banyak (umum).Pengertian lain berasal dari pendapat
A.S. Moenir (1995:7) yang menyatakan bahwa pelayanan umum adalah
suatu usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi
untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai
tujuan tertentu.Dalam proses kegiatan pelayanan publik terdapat
beberapa unsur yang mendukung jalannya kegiatan. Menurut A.S.
Moenir (1995:8), unsur tersebut antara lain :1) Sistem, Prosedur,
dan MetodePerlu adanya sistem informasi, prosedur, dan metode yang
mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan.2) PersonilKhusus
tertuju pada perilaku aparatur; dalam pelayanan publik aparatur
pemerintah selaku personil pelayanan harus profesional, disiplin,
dan terbuka terhadap kritik dari pelanggan.3) Sarana dan
PrasaranaDalam pelayanan publik diperlukan peralatan serta
fasilitas pelayanan publik sesuasi dengan spesifikasi
pelayanannya.4) Masyarakat sebagai PelangganDalam pelayanan publik
masyarakat sebagai pelanggan sangatlah heterogen baik tingkat
pendidikan maupun perilakunya.Timbulnya pelayanan publik
dikarenakan adanya kepentingan yang bermacam-macam jenisnya.
Berdasarkan keputusan MENPAN No.63/KEP/M.PAN/7/2003 kegiatan
pelayanan publik antara lain :1) Pelayanan Administratif, yaitu
pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegraan,
kepemilikan, dan lain-lain.2) Pelayanan Barang, yaitu pelayanan
yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang digunakan
oleh publik, seperti pasar, jaringan air bersih, dan lain-lain.3)
Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan
kesehatan, dan lain-lain.
2.3Kriteria Penilaian Penyediaan Sarana dan Prasarana
PasarBerdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ade Cahya
tentang Penataan Pasar Tradisional tahun 2008, kriteria yang
digunakan sebagai ukuran penilaian penataan pasar tradisional
terdiri dari :1) Aksesibilitas, sebagai kriteria pertama yang
dibutuhkan oleh para pengguna untuk memasuki atau memanfaatkan
fasilitas pasar.2) Keamanan, kriteria penilaian pengguna terhadap
tingkat kerentanan terhadap ancaman kriminalitas di dalam area
pasar.3) Keselamatan, yaitu kriteria penilaian pengguna menyangkut
jaminan akan keselamatannya dalam beraktivitas di dalam area
pasar.4) Kesehatan, sebagai pertimbangan pengguna untuk mendapatkan
kondisi pasar yang sehat.5) Kenyamanan, sebagai pertimbangan
pengguna untuk mendapatkan rasa nyaman untuk melakukan aktivitas di
dalam area pasar.6) Estetika, sebagai pertimbangan pengguna untuk
mendapatkan nilai lebih dari estetika yang didapatkan saat
beraktivitas dalam area pasar.7) Kecukupan, yaitu pertimbangan para
pengguna untuk mendapatkan fasilitas pasar yang sesuai atau
mencukupi untuk mendukung aktivitas dalam area pasar.
Bab 3 Medodologi PenelitianMetodologi penelitian adalah
cara-cara atau metode untuk menemukan, mengembangkan, dan atau
menguji kebenaran suatu pengetahuan secara ilmiah untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam proses penelitian ini, metodologi yang
dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu studi
literatur dan observasi. Teknik pengumpulan data dengan studi
literatur pada proses penelitian ini dilakukan dengan pendalaman
dokumen perundang-undangan, jurnal, artikel, maupun sumber tertulis
lainnya yang memuat informasi terkait objek penelitian. Sedangkan
teknik pengumpulan data berupa observasi dilakukan dengan
mengadakan survei dan pengamatan langsung pada objek penelitian.
Melalui observasi, peneliti dapat mengetahui gambaran kondisi nyata
di lapangan sehingga dapat memperoleh data yang faktual.Teknik
analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis swot. Melalui analisis swot, potensi dan permasalahan
terkait objek penelitian dapat teridentifikasi secara detail.
Perumusan strategi penanganan menjadi lebih mudah karena dapat
dirumuskan melalui persilangan swot..
Bab 4 Proses Aktivitas Manajemen Perkotaan4.1DataPasar Gede
merupakan pasar tradisional skala I yang didirikan sejak jaman
Mataram yaitu pada masa kepimpinan Paku Buwono ke-10 yaitu sekitar
abad ke-18. Pasar yang mempunyai nama lengkap Pasar Gede
Hardjonagoro ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya Kota
Surakarta yang masih dipergunakan untuk aktivitas jual beli
sehari-hari. Lokasi Pasar Gede sendiri terletak di daerah dengan
dominasi masyarakat keturunan Tionghoa (Pecinan). Karakter ini
ditandai dengan adanya kelenteng Vihara Avalokitevara Tien Kok Sie
di sebelah selatan dari Pasar Gede.
Gambar 4.1 Lokasi Pasar GedeSumber : Citra Google EarthPasar
Gede memiliki bangunan yang terpisah, kedua bangunan tersebut
dipisahkan oleh Jalan Urip Sumoharjo dan dihubungkan dengan
jembatan penyebrangan. Bangunan Pasar Gede yang berada di sebelah
barat saat ini sedang berada dalam tahap pembenahan. Pasar Gede
dikelola oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta serta Dinas
Tata Ruang Kota Surakarta, mengingat bahwa bangunan Pasar Gede
termasuk dalam bangunan cagar budaya.
Gambar 4.2 Denah Pasar GedeSumber : Dokumentasi Peneliti,
2014
Selanjutnya sarana dan prasarana eksisting di Pasar Gede
digolongkan menjadi dua, yaitu sarana dasar/pokok dan sarana
penunjang. 1)Sarana Pokoka. Lahan, Kios, Los dan Dasaran
Tenda.Pasar Gede didirikan pada lahan seluas 4000 m3 dan sekarang
telah memiliki kios sebanyak 633 yang menampung kurang lebih 741
orang pedagang. Selain itu Pasar Gede merupakan pasar yang
aktivitasnya terjadi dalam sebuah bangunan (los) sehingga tidak
memerlukan tenda untuk mengantisipasi pengaruh cuaca.b. Jaringan
listrik, sarana parkir dan drainaseKetersediaan jaringan listrik
Pasar Gede dinilai sudah mampu melayani setiap kios dan ruko.
Sedangakan untuk sarana parkir, Pasar Gede belum bisa menyediakan
lahan khusus parkir terpadu, sehingga masih menggunakan badan dan
bahu jalan sebagai parkir. Pengaruh yang langsung timbul adalah
besarnya hambatan samping pada ruas-ruas jalan disekitar Pasar Gede
yang kemudian menyebabkan kemacetan. Ruas-ruas jalan yang digunakan
sebagai parkir adalah Jalan RE Martadinata, Urip Sumoharjo, Pasar
Gede Utara dan Pasar Gede Barat. Untuk drainase, Pasar Gede
dilengkapi dengan drainase tersier diluar pasar, namun dalam
aktivitas pasar masih ditemui genangan pada titik tertentu.c.
Sarana bongkar muat, sarana ibadah dan sarana kantor pengelola
Dalam proses bongkar muat barang dagangan, Pasar Gede masih belum
dilengkapi dengan ruang khusus yang disediaakan untuk kendaraan
pengangkut. Pengaruhnya adalah sistem pergerakan orang maupun
barang masih saling menumpuk dan terjadi kesmrawutan. Untuk sarana
ibadah dan sarana kantor pengelola, Pasar Gede sudah menyediakan
ruang khusus untuk Mushoala dan pengelola pasar (Kelurahan Pasar
Gede). d. Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dan air bersih, Sarana
Keamanan dan Pengamanan dan Sarana Pemadam KebakaranPasar Gede
sudah menyediakan sarana MCK pada pintu masuk dan keluar
masing-masing 2 buah dan 2 lagi di lantai 2. Untuk menjamin
keamanan dan pengamanan Pasar Gede dari tindak kriminal, Pasar Gede
dilengkapi dengan pos satpam dan pos kepolisian di pintu masuk
pasar. Sedangkan untuk mengantisipasi bencana kebakaran, Pasar Gede
sudah dilengkapi dengan hydrant disetiap sisi ruangannya.e. Sarana
Kebersihan dan Sarana untuk orang berkebutuhan khususUntuk
ketersediaan sarana kaum difabel Pasar Gede sudah meyediakan sarana
khusus berupa trek jalan tidak bertangga dan pola lantai khusus.
Akan tetapi dalam kenyataannya, kondisi pasar yang penuh dan sesak
meyebabkan sarana tersebut tertutup oleh lapak-lapak pedagang
sehingga jauh dari kata inklusi. Untuk sistem pengakutan sampah
Pasar Gede, pengelola pasar menyediakan tempat sampah sendiri yang
selanjutnya akan diangkut di TPS diluar area Pasar Gede.2) Sarana
PenunjangPasar Gede belum memiliki sarana penunjang pasar
tradisional selain sarana pergudangan. Sarana ini terletak di
lantai 2, bangunan timur pasar, berdekatan dengan sarana
peribadatan. Selain pergudangan, beberapa sarana penunjang pasar
penting yang belum ada adalah RTH dan pintu darurat. Fungsi dari
RTH pasar adalah sebagai area hijau dan daerah resapan air. Selain
itu RTH juga berfungsi mengembalikan kualitas lingkungan pasar.
4.2AnalisisBerdasarkan hasil observasi, berikut merupakan tabel
evaluasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede yang
ditinjau dari segi aksesibilitas, keamanan, keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, estetika, dan kecukupan :
Tabel 4.1 Evaluasi Penyediaan Sarana dan Prasarana Penunjang
Pasar GedeNo.KomponenKriteria
AksesibilitasKeamananKeselamatanKesehatanKenyamananEstetikaKecukupan
1.KiosMudah diakses oleh pengguna pasarKondisi kios baik, tidak
mudah runtuh, tidak membahayakan keselamatanKios dagang belum dapat
dikatakan bersih, masih dijumpai sampah berserakan di bagian bawah
kiosTerdapat pembagian segmen kios berdasarkan barang yang
diperdagangkanKios dagang berpola grid dibagian dalam pasar dan
linear di bagian luar pasar. Namun terdapat beberapa pedagang yang
menempati bagian tengah lorong sehingga mengurangi ruang untuk lalu
lalang dan menimbulkan kesan semrawutUkuran kios mencukupi
kebutuhan pedagang dan pembeli untuk beraktivitas
2.ListrikKabel penyalur listrik yang melintang di langit-langit
pasar jaraknya sangat dekat dengan kios pedagang di lantai 2Kabel
penyalur tidak tertata dengan rapiSeluruh kios dapat memanfaatkan
energi listrik
3.ParkirTempat parkir mudah diakses, terdapat beberapa bagian
untuk lahan parkir termasuk on street parking karena keterbatasan
lahanAdanya petugas parkir yang menjaga keamanan kendaraanPetugas
parkir yang mengatur keluar masuk kendaraan, mengarahkan kendaraan
menuju atau keluar pasar agar tidak bersinggungan dengan kendaraan
yang melintasi jalan rayaBelum semua area parkir dilengkapi dengan
garis-garis pembatas parkirRuang parkir yang tersedia masih
diusahakan untuk mencukupi kebutuhan dengan pengerahan petugas
parkir
4.DrainaseDrainase di bagian timur pasar tidak berfungsi dengan
baik karena dimensi saluran yang tidak sesuai standarTerdapat
genangan air di dalam pasar karena adanya usaha makanan dan minuman
pedagang yang melakukan aktivitas cuci piring di tempat yang tidak
ada saluran pembuangannyaBelum mencukupi kebutuhan karena masih
menimbulkan genangan di luar maupun di beberapa titik di dalam
pasar
5.MushollaMusholla mudah ditemukan karena adanya papan penunjuk
arahKondisi musholla baik dan tidak membahayakan
keselamatanMusholla bersih dan bebas sampahTersedia peralatan
solatMusholla tersedia namun ruangnya masih terlalu sempit
6.Kantor PengelolaMudah diakses dan ditemukanKondisi kantor
baik, mudah menjangkau pintu keluar pasar untuk evakuasiKebersihan
kantor terjaga, penerangan alami siang hari cukupTepat berada di
bagian Pasar Gede yang menghadap ke Tugu JamLuasnya cukup memenuhi
untuk digunakan sebagai kantor pengelola
7.ToiletToilet umum mudah ditemukan, yaitu dibagian pintu masuk
dan keluar utama lantai 1 serta di lantai 2 dekat musholla dan kios
pedanganKondisi toilet tidak membahayakan keselamatanToilet kurang
bersih dan berbau tidak sedapToilet umum tersedia mencukupi
kebutuhan pelanggan
8.Pos KeamananMudah ditemukan Kondisi pos baikTerdapat 2 pos
keamanan di dalam Pasar Gede yaitu pos polisi dan pos keamanan
pasar (satpam) yang telah mencukupi kebutuhan
9.Sarana Pemadam KebakaranLetak tabungpemadam dantempat
hidranmudah diketahuipelanggan danpedagangTabung pemadam dantempat
hidran tersedialengkap yang dapatmenjangkau seluruhwilayah pasar,
serta terdapat alarm peringatanTabung pemadam dantempat hidran
tersediamencukupi kebutuhan
10.Tempat SampahMinim tempat pembuangan sampah di dalam pasar
sehingga di beberapa titik terlihat sampah berserakan dan
menimbulkan bau tidak sedapBelum mencukupi kebutuhan
11.Sarana difabel Sarana difabel berupa jalur khusus yang
dilengkapi dengan penanda petunjuk arah dialihfungsikan menjadi
lapaak pedagangPemanfaatan jalur khusus difabel yang tidak sesuai
dengan peruntukkannya
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2014
Dari hasil penilaian di atas, berikut merupakan perumusan
kekuatan, kelemahan, peluang, serta hambatan terkait penyediaan
sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede :Kekuatan1) Pasar Gede
termasuk dalam klasifikasi pasar kelas 1 di Kota Surakarta2) Mudah
diakses dengan kendaraan umum maupun pribadi3) Terdapat sarana
pemadam kebakaran berupa pompa hydrant, bel peringatan, serta
tabung gas pemadam.4) Jumlah toilet umum sudah cukup memadai,
terletak di pintu masuk dan keluar utama serta di lantai dua dekat
musholla5) Akses pintu masuk dan keluar mudah dijangkau dan
dilalui, terdapat pintu utama dengan lebar yang besar dan
pintu-pintu kecil yang terletak di bagian utara bangunan pasar6)
Terdapat jaringan listrik dan air bersih7) Pos keamanan dan kantor
pengelola masih aktif beroperasi8) Terdapat papan penunjuk arah dan
informasi blok pedagang yang mudah dipahamiKelemahan1) Masih
dijumpai genangan air di dalam pasar2) Sampah sayur maupun plastik
masih ditemukan berserakan di beberapa titik seperti tangga, lorong
antara kios pedagang, di bawah konter pedagang3) Sarana
aksesibilitas untuk difabel tidak berfungsi maksimal karena
tertutupi lapak pedagang yang tidak memiliki kios tersendiri4)
Drainase yang mengelilingi bangunan Pasar Gede terutama yang berada
di sebelah timur dalam kondisi tidak layak5) Tidak adanya ruang
terbuka hijau6) Lebar lorong menyempit karena kepadatan lapak
pedagang yang cukup tinggi7) Sanitasi di dalam pasar belum
memadai8) Masih dijumpai penggunaan blok perdagangan yang tidak
sesuai dengan peruntukkannya9) Lahan parkir yang terbatas10) Bagian
lantai 2 Pasar Gede belum dimanfaatkan secara optimalPeluang1)
Dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata karena kuatnya unsur
sejarah yang membentuknya2) Program pengelolaan pasar dari dinas
terkaitAncaman1) Terbatasnya anggaran pemerintah untuk pengelolaan
pasar2) Menjamurnya pasar moderen dengan sarana dan prasarana yang
lebih memadai
Tabel 4.1 Analisis SWOTFaktor EksternalFaktor Internal
Strengths (S)1) Pasar Gede termasuk dalam klasifikasi pasar
kelas 1 di Kota Surakarta2) Mudah diakses dengan kendaraan umum
maupun pribadi3) Terdapat sarana pemadam kebakaran berupa pompa
hydrant, bel peringatan, serta tabung gas pemadam.4) Jumlah toilet
umum sudah cukup memadai, terletak di pintu masuk dan keluar utama
serta di lantai dua dekat musholla5) Akses pintu masuk dan keluar
mudah dijangkau dan dilalui, terdapat pintu utama dengan lebar yang
besar dan pintu-pintu kecil yang terletak di bagian utara bangunan
pasar6) Terdapat jaringan listrik dan air bersih7) Pos keamanan dan
kantor pengelola masih aktif beroperasi8) Terdapat papan penunjuk
arah dan informasi blok pedagang yang mudah dipahamiWeakness (W)1)
Masih dijumpai genangan air di dalam pasar2) Sampah sayur maupun
plastik masih ditemukan berserakan di beberapa titik seperti
tangga, lorong antara kios pedagang, di bawah konter pedagang3)
Sarana aksesibilitas untuk difabel tidak berfungsi maksimal karena
tertutupi lapak pedagang yang tidak memiliki kios tersendiri4)
Drainase yang mengelilingi bangunan Pasar Gede terutama yang berada
di sebelah timur dalam kondisi tidak layak5) Tidak adanya ruang
terbuka hijau6) Lebar lorong menyempit karena kepadatan lapak
pedagang yang cukup tinggi7) Sanitasi di dalam pasar belum
memadai8) Masih dijumpai penggunaan blok perdagangan yang tidak
sesuai dengan peruntukkannya9) Lahan parkir yang terbatas10) Bagian
lantai 2 Pasar Gede belum dimanfaatkan secara optimal11) Belum
tersedianya sarana pergudangan
Opportunities (O)1) Dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata
karena kuatnya unsur sejarah yang membentuknya2) Program
pengelolaan pasar dari dinas terkait Mengembangan fungsi Pasar Gede
sebagai sarana perekonomian sekaligus pariwisata Meningkatan
kualitas sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede melalui program
dinas terkait Menata sarana dan prasarana yang telah tersedia agar
dapat berfungsi optimal guna kenyamanan masyarakat pasar
Menertibkan penempatan kios pedagang sesuai dengan aturan yang
berlaku
Threats (T)1) Terbatasnya anggaran pemerintah untuk pengelolaan
pasar2) Menjamurnya pasar moderen dengan sarana dan prasarana yang
lebih memadai Melakukan peremajaan sarana dan prasarana Pasar Gede
untuk menguatkan image tradisional sebagai daya tarik masyarakat
untuk tetap mengunjungi pasar tradisional Meningkatkan pemeliharaan
sarana dan prasarana yang telah tersedia untuk mencegah terjadinya
kerusakan ataupun hal lain yang membutuhkan biaya besar Menerapkan
peraturan yang tegas untuk meminimalisir pemanfaatan sarana dan
prasarana di Pasar Gede yang tidak sesuai dengan fungsinya
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2014Sebagai pasar tradisional
yang berdiri sejak zaman penjajahan, keberadaan Pasar Gede hingga
saat ini menjadi ikon perkembangan aktivitas jual beli masyarakat
Kota Surakarta yang turut menjadi saksi sejarah perkembangan masa.
Pasar Gede pada dasarnya telah memiliki sarana dan prasarana
penunjang yang wajib disediakan untuk kepentingan aktivitas di
dalamnya. Namun seperti yang umum terjadi di Indonesia, sarana dan
prasarana yang ada kurang diperhatikan pemeliharaannya sehingga
seringkali dimanfaatkan untuk hal lain yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya. Selain itu seiring dengan perkembangan aktivitas di
dalam pasar, penyediaan sarana dan prasarana terkadang belum mampu
memfasilitasi kebutuhan yang ada sehingga masyarakat pasar
berinisiatif untuk menyediakan sendiri kebutuhannya. Akibatnya,
timbul masalah seperti menyempitnya lorong pasar karena dipenuhi
pedagang yang tidak memiliki kios, genangan air yang disebabkan
adanya usaha makanan dan minuman di dalam pasar sedangkan tidak ada
saluran sanitasi yang melayaninya, serta tidak mengalirnya air
buangan di bagian timur Pasar Gede karena saluran drainase yang
tidak layak.Rencana penyediaan sarana dan prasarana pasar tidak
hanya dibutuhkan saat proses pengadaan saja. Pada tahap pemanfaatan
diperlukan pula monitoring agar fungsi dari sarana dan prasarana
tersebut dapat berjalan maksimal. Kesadaran dari masyarakat pasar
sendiri juga diperlukan walaupun pasar merupakan bentuk pelayanan
publik. Kerjasama antar stakeholder untuk membangun suasana yang
nyaman dan kondusif di dalam pasar dapat menjadi modal guna
melestarikan pasar tradisional yang makin digempur dengan
kemunculan pusat perbelanjaan moderen khususnya di kota-kota
besar.
4.3StrategiStrategi penanganan sebagai bentuk evaluasi
penyediaan sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede sebagai bagian
dari pelayanan publik di Kota Surakarta yang dirumuskan berdasarkan
persilangan swot, yakni :1) Mengembangkan fungsi Pasar Gede sebagai
sarana perekonomian sekaligus pariwisata.2) Meningkatan kualitas
sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede melalui program dinas
terkait.3) Menata sarana dan prasarana yang telah tersedia agar
dapat berfungsi optimal guna kenyamanan masyarakat pasar.4)
Menertibkan penempatan kios pedagang sesuai dengan aturan yang
berlaku.5) Melakukan peremajaan sarana dan prasarana Pasar Gede
untuk menguatkan image tradisional sebagai daya tarik masyarakat
untuk tetap mengunjungi pasar tradisional.6) Meningkatkan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah tersedia untuk
mencegah terjadinya kerusakan ataupun hal lain yang membutuhkan
biaya besar.7) Menerapkan peraturan yang tegas untuk meminimalisir
pemanfaatan sarana dan prasarana di Pasar Gede yang tidak sesuai
dengan fungsinya.
4.4Implementasi, Monitoring, dan EvaluasiImplementasi pada
penyediaan sarana dan prasarana Pasar Gede diatur dalam manajemen
pengelolaan pasar yang dalam kasus ini merupakan tugas dari Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Selain Dinas Pengelolaan Pasar,
stakeholder lain yaitu masyarakat sebagai konsumen pelayanan pasar,
serta pihak ketiga yang umumnya memiliki keperluan komersial
seperti promosi juga turut andil dalam pengelolaan pasar. Sebagai
aparatur negara yang mengemban tugas dalam hal penyelenggaraan
pengelolaan dan perlindungan pasar, Dinas Pengelolaan Pasar
berkewajiban untuk :1) Menyusun perencanaan, program, pengembangan,
dan evaluasi kebijakan pengelolaan pasar;2) Meyelenggarakan
penataan, pembinaan, penertiban, pengawasan, dan evaluasi pasar;3)
Menyusun kebutuhan sarana prasarana pasar;4) Mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, menyimpan, menyajikan, dan menyebarluaskan
data informasi pengelolaan pasar;5) Menerbitkan KTPP, SHP, Tanda
Bukti Pembayaran Retribusi; dan6) Memungut retribusi pasar pada
pedagang.Sebagai konsumen pelayanan pasar baik sebagai pedagang
maupun pembeli, masyarakat memiliki peran dalam pengelolaan pasar
yaitu untuk memelihara dan mengawasi penyediaan sarana dan
prasarana pasar. Pihak ketiga umumnya turut andil dalam menyediakan
sarana dan prasarana pasar, seperti penyediaan papan penunjuk arah
yang tersedia di dalam Pasar Gede yang merupakan kerjasama dengan
Bank BRI.
TeknisInstitusiHukum/aturanAdministrasi/prosedurPembiayaan
PerencanaanRTBL, Renja SKPD Dinas Pengelolaan Pasar, RKPD Dinas
Pengeloaan Pasar, DED Pasar GedeDinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta, Pengelola Pasar Gede, Paguyuban Pedagang Pasar Gede,
MasyarakatPeraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar
TradisionalIdentifikasi isu Perumusan tujuan & sasaran
Pengumpulan data analisis data identifikasi & evaluasi
alternatif implementasi pemantauan &implementasiAPBD,
Swasta
PengorganisasianRenja SKPD Dinas Pengelolaan Pasar, RKPD Dinas
Pengeloaan PasarDinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, Pengelola
Pasar Gede Peraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar TradisionalAPBD,
Swasta
PelaksanaanDED Pasar Gede, RTBLDinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta, Pengelola Pasar Gede, Pedagang Pasar Gede, Masyarakat
Pembeli Peraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar TaradisionalAPBD,
Swasta
MonitoringDED Pasar Gede, RTBLDinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta, Pengelola Pasar Gede, Pedagang Pasar Gede, Masyarakat
Pembeli Peraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar TaradisionalAPBD,
Swasta
EvaluasiDED Pasar Gede, RTBL, Renja SKPD Dinas Pengelolaan
Pasar, RKPD Dinas Pengeloaan PasarDinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta, Pengelola Pasar Gede, Paguyuban Pedagang Pasar Gede,
MasyarakatPeraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar TaradisionalAPBD,
Swasta
Sumber : Hasil Rancangan Peneliti, 2014
Bab 5 PenutupPasar Gede merupakan pasar tradisional yang telah
melayani masyarakat di Kota Surakarta selama lebih dari setengah
abad. Seiring perkembangan aktivitas masyarakat, Pasar Gede sebagai
sarana perekonomian dituntut untuk memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada masyarakat, salah satunya dicerminkan dari
penyediaan sarana dan prasarana penunjangnya. Bagi masyarakat yang
telah terbiasa bepergian ke pasar tradisional, suasana pasar yang
kurang beraturan dengan kebersihan ala kadarnya merupakan hal yang
lumrah. Namun hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja
mengingat perkembangan pusat perbelanjaan moderen saat ini yang
lebih diminati masyarakat membuat eksistensi pasar tradisional
sebagai pusat pelayanan perekonomian masyarakat menjadi tidak lagi
terlihat.Beberapa inovasi tentunya dapat dilakukan guna
meningkatkan pelayanan pasar khususnya Pasar Gede. Peremajaan
sarana dan prasarana Pasar Gede untuk menguatkan image tradisional
sebagai daya tarik masyarakat untuk tetap mengunjungi pasar
tradisional adalah salah satunya. Inovasi tersebut dapat mendukung
potensi pariwisata mengingat bangunan Pasar Gede sendiri yang
merupakan salah satu bangunan cagar budaya. Kerjasama stakeholder
terkait pengelolaan pasar diperlukan guna meningkatkan kualitas
pelayanan Pasar Gede dengan koordinasi utama berasal dari Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang mendapatkan mandat dari
Pemerintah Kota Surakarta.
Daftar PustakaMoenir. 1995. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta :
Bina Aksara.Nurmandi, Achmad. 1999. Manajemen Perkotaan. Yogyakarta
: Lingkaran.Perda Kota Surakarta No.1 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan PasarPerda Kabupaten Gunungkidul No.4
Tahun 2009 tentang Pengelolaan PasarPerpres RI Nomor 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar TradisionalTristyanthi, Ade
Cahya. 2008. Arahan Perbaikan Fisik Pasar Tradisional di Kota
Bandung. Bandung : ITB.