EVALUASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM HAL TINGKAT INTEGRASI TEKNOLOGI PADA MATA PELAJARAN MULTIMEDIA DALAM BINGKAI TIM ARTIKEL ILMIAH DiajukanKepada FakultasTeknologiInformasi UntukMemperolehGelarSarjanaPendidikanKomputer Oleh: Alexander Robert Wouw 702011170 Program StudiPendidikanTeknikInformatikadanKomputer FakultasTeknologiInformasi Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga 2017
20
Embed
EVALUASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM HAL TINGKAT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13950/1/T1_702011170_Full text.pdfTIM (Teknologi Integrasi Matrix) dibagi menjadi lima kolom
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVALUASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM HAL TINGKAT
INTEGRASI TEKNOLOGI PADA MATA PELAJARAN MULTIMEDIA
DALAM BINGKAI TIM
ARTIKEL ILMIAH
DiajukanKepada
FakultasTeknologiInformasi
UntukMemperolehGelarSarjanaPendidikanKomputer
Oleh:
Alexander Robert Wouw
702011170
Program StudiPendidikanTeknikInformatikadanKomputer
Dalam memaksimalkan pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga guru dituntut
untuk harus mempunyai bermacam-macam metode dalam menyampaikan materi,
ketikah guru hanya memanfaatkan metode cerama dan menggunakan buku, metode
ini sebenarnya tidak efektif, sebab dalam menggunakan dua cara tersebut terkadang
membuat siswa bosan, bermain sendiri dengan temannya, dan tidak focus.
Evaluasi merupakan subsistem penting dalam setiap pendidikan karena
evaluasi mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil
pendidikan.Dengan evaluasi dapat diketahui meju mundurnya kualitass pendidika dan
dengan evaluassi pula dapat diketahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan
keluar untuk menjadi yang lebih baik [1].
Istilah evaluassi berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti
pengukuran (measurement)dan penilaian (assessment). Evaluasi menurut Arikunto
(2010)dalam kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu
2
yang selanjutnya informassi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang
tepat dalam mengambil sebua keputusan [2].
Evaluassi merupakan hal peling penting dalam mengetahui perkembangan
suatu proses belajar mengajar, dari hasil evaluasi guru dapat mengetahui kekungan
dan keterbatasannya dalam penyampaian materi dan untuk siswa, siswa dapat
mengetahui sejauh mana mereka menanggapi dan menerima materi yang disampaikan
oleh guru. Evaluasi ini biasanya dilakukan dengan bermacam-macam cara
diantaranya dalam bentuk tes, tes biasanya dilakukan setelah selesai proses belajar
mengjar (tes formatif) dan UAN berfungsi sebagai alat pengendali mutu pendidikan
secara nasional.
Tahun 1969 menandai kelahiran kemajuan teknologi computer hal ini tidak
memiliki sosial yang dramatis ini berdampak hingga pertengahan 1980-an dan awal
90-an teknologi merupakan sesuatu hal yang sangat penting, ini bukan saja terjadi
pada pemerintahan tetapi juga dirana publik pendidikan [3].
TIM (Teknologi Integrasi Matrix) dibagi menjadi lima kolom dengan judul
mengidentifikasi tingkat integrasi dari rendah ke tinggi (Entry, Adopsi, Adaptasi,
Infusion, dan Transformasi) dan lima baris dengan judul mengidentifikasi
karakteristik lingkungan belajar yang bermakna (Active, Konstruktif, Disengaja,
Authentic, dan Koperasi) untuk membentuk matriks dengan 25 unik indicator[3].
2. Kajian Pustaka
Dalam manajemen sumber daya manusia (SDM), terdapat beberapa fungsi
dan fungsi evaluasi merupakan salah satu diantaranya, selain perencanaan,
pengorganisasi dan pelaksanaan. Program pelatihan sebagai salah satu strategi
pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang memerlukanfungsi evalusi
efektifitas program yang bersangkutan.
3
Pedoman evaluasi atau pedoman pengukuran dan penentuan keberhasilan
perta didik dalam mencapai kompetensi kelulusan atau keberhasilan [4].
Istilah evaluassi berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti
pengukuran (measurement)dan penilaian (assessment). Evaluasi menurut Arikunto
(2010) dalam kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu
yang selanjutnya informassi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang
tepat dalam mengambil sebua keputusan [2].
Tujuam evaluasi dalam proses pembelajaran adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran untuk siswa,
guru dan upaya tindak lanjutnya [5]
TIM (Teknologi Integrasi Matrix) dibagi menjadi lima kolom dengan judul
mengidentifikasi tingkat integrasi dari rendah ke tinggi (Entry, Adopsi, Adaptasi,
Infusion, dan Transformasi) dan lima baris dengan judul mengidentifikasi
karakteristik lingkungan belajar yang bermakna (Active, Konstruktif, Disengaja,
Authentic, dan Koperasi) untuk membentuk matriks dengan 25 unik indicator[3].
4
Technology Integration
Matrix
Masuk Guru menggunakan teknologi untuk memberikan konten kurikulum untuk siswa
Adopsi Guru mengarahkan siswa dalam penggunaan konvensional software berbasis alat yang tersedia, tingkat ini dianjurkan
Adaptasi Guru mendorong adaptasi dari software berbasis alat dengan memungkinkan siswa untuk memilih dan memodifikasi alat untuk menyelesaikan tugas di tangan
Infusi Guru secara konsisten memberikan infus alat teknologi dengan pemahaman, menerapkan, menganalisis, tugas-tugas belajar
Transformasi Guru memupuk lingkungan belajar yang kaya, di mana blending, pilihan alat-alat teknologi dengan penyelidikan siswa-dimulai, komposisi, atau proyek-proyek daerah, dipromosikan
Aktif Siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan pendidikan di mana teknologi adalah alat transparan digunakan untuk menghasilkan dan mencapai
Masuk aktif Sahasiswa menerima konten melalui penggunaan teknologi atau menggunakan teknologi untuk drill dan praktek
Adopsi aktif Siswa kadang-kadang menggunakan alat teknologi tertentu untuk merencanakan atau membuat produk akhir
Adaptasi aktif Siswa memilih atau memodifikasi alat-alat teknologi yang berhubungan paling tepat untuk mengembangkan tugas-tugas belajar
Infusion aktif Mahasiswa fokus pada tugas-tugas belajar, dan sengaja menggabungkan alat-alat teknologi untuk merancang hasil yang diinginkan berdasarkan pada ide-ide mereka sendiri
Transformasi aktif Siswa mulus mengatur tugas-tugas belajar dan merumuskan produk, diskusi, atau investigasi menggunakan teknologi yang tepat tersedia
Kolaborasi Siswa menggunakan alat teknologi untuk berkolaborasi dengan orang lain
kolaborasi Masuk Siswa terutama bekerja sendiri dalam kegiatan yang sangat terstruktur, menggunakan teknologi
Adopsi kolaboratif Siswa diperbolehkan kesempatan untuk memanfaatkan cara kolaboratif
Adaptasi kolaboratif Siswa memiliki kesempatan untuk memilih dan menggunakan alat teknologi untuk memfasilitasi dan meningkatkan kerja kolaboratif
Infusion kolaboratif Siswa memilih alat teknologi untuk memfasilitasi dan meningkatkan kolaborasi dalam semua aspek pembelajaran mereka
Collaborative Infusion Students select technology tools to facilitate and enhance collaboration in all aspects of their learning
5
Konstruktif Siswa menggunakan teknologi untuk memahami konten dan menambahkan makna untuk belajar mereka
Masuk konstruktif Teknologi Digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa
Adopsi konstruktif Siswa mulai menggunakan alat-alat teknologi yang konstruktif untuk membangun pengetahuan dan membangun makna
Adaptasi yang konstruktif Siswa memiliki kesempatan untuk memilih dan memanipulasi alat-alat teknologi untuk membantu mereka dalam cetakan pemahaman mereka
Infusion konstruktif Siswa membuat hubungan dengan alat-alat teknologi untuk membangun pemahaman yang lebih di seluruh disiplin ilmu
Transformasi konstruktif Siswa menggunakan teknologi untuk membangun, berbagi, dan mempublikasikan pengetahuan baru kepada pemirsa yang sesuai
Asli Siswa menggunakan alat teknologi untuk memecahkan masalah dunia nyata bermakna bagi mereka, seperti kewarganegaraan digital
Masuk otentik Siswa menggunakan teknologi untuk menyelesaikan kegiatan ditugaskan yang umumnya terkait dengan masalah dunia nyata
Adopsi otentik Siswa tidak diizinkan kesempatan untuk menggunakan alat-alat teknologi untuk menghubungkan kegiatan konten spesifik yang didasarkan pada masalah di dunia nyata
Adaptasi otentik Siswa memiliki kesempatan untuk memilih dan memanfaatkan alat teknologi tepat guna dan sumber daya digital untuk memecahkan masalah berdasarkan isu-isu dunia nyata
Infusion otentik Siswa memilih alat teknologi tepat guna untuk menyelesaikan tugas-tugas otentik di seluruh disiplin ilmu sedangkan pemodelan etiket digital dan interaksi sosial yang bertanggung jawab
Transformasi otentik Siswa berpartisipasi dalam proyek-proyek yang bermakna yang membutuhkan strategi pemecahan masalah, dan memfasilitasi kesadaran global, melalui pemanfaatan alat-alat teknologi
6
tujuan Disutradarai Siswa menggunakan alat teknologi untuk penelitian data, menetapkan tujuan, rencana kegiatan, memonitor kemajuan dan mengevaluasi
Tujuan Directed Masuk Siswa menerima arah, bimbingan, dan umpan balik dari teknologi, daripada menggunakan alat teknologi untuk segoals, rencana kegiatan, memantau
Tujuan Sutradara Adopsi Dari waktu ke waktu, siswa memiliki kesempatan untuk menggunakan teknologi baik rencana, memonitor, atau mengevaluasi kegiatan
Tujuan Directed Adaptasi Siswa memiliki kesempatan untuk review memilih Dan memodifikasi penggunaan alat-alat Teknologi untuk review memfasilitasi Penetapan tujuan, Perencanaan, pemantauan, dan atau mengevaluasi activities Tertentu
Tujuan Directed Infusion Siswa menggunakan alat teknologi untuk menetapkan tujuan, rencana kegiatan, dan mengevaluasi hasil seluruh kurikulum
Tujuan Sutradara Transformasi Siswa terlibat dalam kegiatan metakognitif yang sedang berlangsung, dengan refleksi atau tujuan yang terhubung, didukung oleh alat-alat teknologi
Gambar 1 TIM (Technology Integration Metrix)
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif, penelitian
deskritif itu sendiri yaitu jenis penelitian yang bertujuan menggambarkan secara
sistematis dan akurat secara fakta dan berkarakteristik. Dalam penelitian ini peneliti
memperole langsung dari guru maupun siswa. Pengumplan data dilakukan di SMA
Kristen 1 Salatiga. Kegiatan pengumpulan data dimulai bulan Januari dan Februari
2016, cara pengumpulan data yang dipakai ialah Observasi, kuesioner dan
wawancarah.
Untuk penentuan reliabilitas berkaitan dengan tingkat konstruksi integrasi
teknologi pada mata pelajaran multimedia. Analisis dalam pengelolaan data ini
penulis menggunakan analisis canpuran, karena kombinasi pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dimanfaatkan bersamaan, analisis kuantitatif untuk mengukur sampel
7
terhadap siswa, sedangkan sampel untuk guru peneliti menggunakan analisis
kualitatif.
4. Hasil dan Pembahasan
Dalam kerangka TIM ini ada 2 variabel yang digunakan yaitu variable guru dalam mengintegrasikan teknologi dan variable siswa dalam menggunakan teknologi.Penelitian ini hanya berfokus kepada pemanfaatan teknologi oleh siswa. Keterlibatan siswa ini membentuk 5 karakteristik lingkungan pembelajaran, masing-masing akan dipaparkan sebagai berikut :
Aktif
Aktif adalah siswa secara aktif terlibat dalam menggunakan teknologi sebagai alat bukan pasif menerima informasi dari teknologi.
Dari penelitian ini tergambar bahwa 40% siswa mengakui bahwa lingkuan pembelajaran ini sering dan selalu dilakukan terutama terkait dengan penggunaan alat-alat teknologi untuk membuat tugas seperti presentasi laporan atau diagram, ini mencapai 79%.
8
Kolaboratif
Kolaboratif adalah karakteristik lingkungan menggambarkan siswa berkolaborasi dengan siswa lain atau secara individual.
Lingkuan pembelajaran ini diakui sering dan selalu dilalukan74% terutama terkait dengan mengerjakan tugas-tugas menggunakan teknologi dan menggunakan alat online untuk berkolaborasi. Kedua hal ini diakui sering dan selalu dilakukan oleh 86% siswa.
Konstruktif
Konstruktif adalah siswa menggunakan alat teknologi untuk menghubungkan information baru pada pengetahuan mereka sebelumnya daripada pasif menerima informasi.
Strategi pembelajaran ini terpisa dari permulaan yaitu aktif diatas, ini menjelaskan, tahap konstruktif ini siswa suda bisa memanfaatkan teknologi
9
untuk menghubungkan atau mencari informasi baru ketimbang siswa ketika akatif diatas, siswa hanya menggunakan teknologi sebagai pemulah dan pasif menerima informasi dari teknologi.
Pada karangter ini dengan strategi ini suda diakui sering dan selalu 45% terutama terkait dengan penggunaan teknollogi sebagai alaram dan memanfaatkan teknologi untuk merumuskan proyek menggabungkan semua mata pelajaran diseluru disiplin ilmu, ini mencapai 51% dan 61%.
Autentik
Autentik adalah dimana siswa menggunakan alat teknologi untuk menghubungkan kegiatan pembelajaran ke dunia luar juga pengaturan instruksional daripada bekerja pada mengontekstualisasikan.
Pada pembelajaran ini diakui sering dan selalu 37% terutama berkaitan dengan memilih alat teknogi dari berbagai bidang studi untuk membangun solusi yang otentik atau kehidupan nyata, ini mencapai 50%.
10
Goal Directed
Goal Girected adalah siswa menggunakan alat teknologi untuk menetapkan tujuan, rencana kegiatan, progres monitor dan mengevaluasi hasil dan bukan sampel menyelesaikan tugas tanpa refleksi.
Strategi ini diakui sering dan selalu 30% terutama berkaitan dengan menggunakan alat teknologi untuk grafik, mengamati, mengevaluasi untuk memenui tujuan dibeberapa mata pelajaran, ini mencapai 66%.
Diskusi
Karakteristik Paling Dominan
1. Aktif
Aktif adalah siswa secara aktif terlibat dalam menggunakan teknologi sebagai alat bukan pasif menerima informasi dari teknologi.
Aktif berarti siswa sudah menggunakan teknologi sebagai alat keseharian ketika mau melakukan setiap tugas-tugas dan bukan monoton atau pasif menerima apapun dari teknologi.
Siswa di SMA Kristen 1 Salatiga ini sudah sampai ditahap ini terutama berkaitan dengan menggunaan alat-alat teknologi untuk membuat tugas seperti presentasi laporan atau diagram. Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi dengan guru pengampu di SMA Kristen 1 Salatiga Bapak Demitrius Armatea bahwa siswa di SMA Kristen 1 Salatiga ini sudah sampai ditahap ini dengan dominan seperti itu dikarenakan adanya fasilitas yang memadai dan pengarahan terutama dalam menggunakan teknologi
11
untuk menbuat tugas maupun mencari hal baru, fasilitas disini berupa komputer.
2. Kolaboratif
Kolaboratif adalah karakteristik lingkuan menggambarkan siswa berkolaborasi dengan siswa lain atau secara individual menggunakan teknologi.
Kolaboratif atau kolaborasi ini berarti siswa melakukan kerjasama dengan siswa lain atau temannya menggunakan teknologi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada disekolah itu.
Dari hasil penelitian yang dilakukandi SMA Kristen 1 Salatiga bahwa siswa di SMA Kristen 1 Salatiga ditahap atau indikator ini lebih dominan terutama berkaitan dengan mengerjakan tugas-tugas menggunakan teknologi dan menggunakan alat online untuk berkolaborasi.
Jadi disini siswa menggunakan alat teknologi untuk mengerjakan tugas-tugas menggunakan alat online terutaman ketika mau berkolaborasi atau kerjasama.
Menurut hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran di SMA Kristen 1 Salatiga Bapak Demitrius Armatea tugas atau segalah hal yang berkaitan dengan penbelajaran bisa dilakukan dimana saja tidak hanya monoton dilep misalnya harus ada pusat pembelajaran misalkan diperpustakaan atau yang tersediakan untuk bisa akses internet misalnya seperti dikantin dan mereka juga ada semacam imail, mailis ataupun grup-grup yang lain, bisa jadi ini di apload dibloak juga seperti tugas-tugasnya.
SMA Kristen 1 Salatiga ini disiapkan beberapa alat teknologi berupa wifi, komputer dan alat komunikasi untuk berkolaborasi dan guru menaru informasi berupa materi pembelajaran didalam blog.
3. Konstruktif
Konstruktif adalah siswa menggunakan alat teknologi untuk menghubungkan information baru pada pengetahuan mereka sebelumnya daripada pasif menerima informasi.
12
Konstruktif, membina atau membangun.Tahap ini berarti siswa suda mencari informasi dan mengembangkan diri dari informasi itu sendiri.Berdasarkan hasil penelitian tahap ini atau indicator ini siswa lebih dominan pada penggunaan teknologi sebagai alaram dan memanfaatkan teknologi untuk merumuskan proyek menggabungkan semua mata pelajaran diseluru disiplin ilmu.
Ini berarti siswa sudah menggunakan teknologi untuk membuat tugas atau mengerjakan tugas bukan hanya pada satu mata pelajaran, melainkan semua mata pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara atau diskusi dengan guru pengampu di SMA Kristen 1 Salatiga Bapak Demitrius Armatea hal ini sangat-sangat membantu apalagi sekarang kita tidak menerima pasif jadi ada sepulu atau limabelas menit untuk literasi baca dan membaca jurnal atau artikel yang berkaitan dengan pembelajaran saat itu jadi kita memberikan waktu untuk siswa untuk mencari artikel atau jurnal dari interner.
Ini berarti bahwa siswa disekolah SMA Kristen 1 Salatiga ini tidak hanya menerima informasi atau materi dari guru semata, disini mereka diajak atau diberi kesempatan 10 atau 15 menit untuk mencari atau menggali materi pelajaran dari luar, terutama dari internet.
4. Autentik
Autentik adalah dimana siswa menggunakan alat teknologi untuk menghubungkan kegiatan pembelajaran ke dunia luar juga pengaturan instruksional daripada bekerja pada mengontekstualisasikan.
Autentik, Asli atau Dapat dipercaya ini berarti siswa sudah menggunakan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh terutama kedunia luar selain daera tempat dia belajar untuk lebih memahami apa yang dia dapat didaeranya sebaliknya siswa tidak hanya menurunkan apa yang suda ada tetapi mengembangkannya.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa tahap ini atau indicator ini yang lebih dominan dari siswa ialah memilih alat teknogi dari berbagai bidang studi untuk membangun solusi yang otentik atau kehidupan nyata.
13
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu Demitrius Armatea, berkaitan dengan hal yang dominan itu, mengapa sampai hal tersebut sangat dominan?. Demitrius Armatea, saya sendiri menyarankan siswa untuk harus hati-hati dan selektif juga untuk mencari artikel atau jurnal yang ada di internet, disini saya suka ketika mereka punya atau dapat informasi lalu siswa itu lebih ke originalitas pemikiran dia dari informasi yang dia dapatkan, dan ketika apa yang dia dapatkan enta itu darimana, saya ajarkan untuk ikut sertakan referensi atau daftar pustaka.
Disini berarti siswa diajarkan oleh guru untuk mencari informasi materi dari luar dan mengembangkan dengan pemikiran dia sendiri dan jika dia mengambil informasi atau materi dari luar maka dia harus memberikan referensi atau daftar pustakan sebagai tanda bukti pemikan orang lain.
5. Goal Directed
Goal Directed (Langsung Gool) adalah siswa menggunakan alat teknologi untuk menetapkan tujuan, rencana kegiatan, progrees motnitor dan mengevaluasi hasil dan bukan sampel menyelesaikan tugas tanpa refleksi.
Goal directed ini berati menggunakan langsung atau sadar atau tidaknya teknologi itu suda menjadi teman dan saudara yang tang dapat dipisakan.
Berdasarkan hasil penelitian tahap ini atau indicator yang lebih dominan terutama berkaitan dengan menggunakan alat teknologi untuk grafik, mengamati, mengevaluasi untuk memenui tujuan dibeberapa mata pelajaran.
Ini berarti siswa suda sampai ditahap menggunakan teknologi untuk pencarian berkaitan dengan petah, mengevaluasi semua tindakan menerima dan belajar menggunakan ternologi, ini berlaku bukan untuk satumata pelajaran atau satu ilmu yang dia dapat, melainkan untuk semua ilmu yang dia dapat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu Demitrius Armatea berkaitan denga indicator ini dan hal yang paling dominan pada siswa, guru : peranannya multimedia dalam media pembelaran atau system pemdidikan itu sangat dimungkinkan dimana menudakan siswa dimana
14
disitukan ada audio visualnya juga sehingga muda dimemahami oleh siswa, yang berikutnya adalah itu bisa jadi untuk paperlist, kita suda tidak lagi membutukan kertas-kertas dan apalagi keterkaitanya dengan sekolah di SMU Kristen 1 itukan kita sekolah adiwiyata, ini bagaimana meminimalisirkan kertas, makanya disetiap pembelajaran kita juga berupaya untuk memakai multimedia dalam pembelajaran dan disetiap kalaspun suda ada LCD/ Proyektor. Seperti halnya smartphone makanya kita harus bijak dalam menggunakannya.
Ini berarti siswa di SMA Kristen 1 Salatiga ditahap ini atau di indicator ini siswa dilengkapi dengan fasilitas seperti LCD/ Proyektor ini untuk mendukung siswa dalam belajar.Di SMA Kristen 1 Salatiga ini juga ada menerapkan sekolah adiwiyata dimana sekolah yang meminimalisirkan kertas.
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, analisis hingga pembahasan tentang Evaluasi Efektifitas Penggunaan Teknologi Dalam Hal Tingkat Integrasi Teknologi Pada Matapelajaran Multimedia Dalam Bingkai TIM (Teknologi Integrasi Matrix), yang diadakan di SMA Kristen 1 Salatiga, dengan sampel 78 siswa dan 1 guru yaitu guru multimedia.
Pengintegrasian teknologi oleh siswa di SMA Kristen 1 Salatiga dalam bingkai TIM yang diambil atau berfokus pada sering dan selalu, bilah dilihat dari indikator-indikator dalam TIM yaitu indikator aktif mencapai 79%, Indikator Kolaboratif mencapai 86%, indikator Konstruktif mencapai 61%, Indikator Autentik mencapai 50%, dan indikator Goal directed mencapai 79%.
Pengetahuan akan teknologi dan penggunaan teknologi di SMA Kristen 1 Salatiga ini suda terbiasa, ini terbukti dengan adanya fasilitas di SMA Kristen 1 salatiga itu sendiri, dorongan dari guru dan guru memberikan waktu sejenak untuk siswa menggunakan teknologi.
15
6. Daftar Pustaka
[1]. Dianur Hikmawati, 2012, Evaluasi Efektifitas Program Pelatihan Service Excellence Di Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.
[2]. Agus Kurniawan, 2009, Gambaran Pelaksanaanntasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
[3]. A.S., Johnson County Community College, 1992 B.A., MidAmerica Nazarene University, 1996 M.Ed., MidAmerica Nazarene University, 2001. The Development And Pilot Of The Technology Integration Matrix Qestionnaire.
[4] Tri Widada, 2012, Evaluasi Hasil Pembelajaran Matakulia Fungsi Teknik Di Lembaga Pendidikan Akademik Kepolisia.
[5] Proses Penyusunan Dan Penggunaan Alat Evaluasi Dalam Implementassi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) Di Kalangan Guru-Guru Di Berbagai SMK EX SMEA Kota Salatiga Tahun Ajaran 2007/2008.