EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH MANGUNAN KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL USULAN PENELITIAN Diajukan oleh : Wheny Indrian Yulianti 20120210061 Program Studi Agroteknologi Kepada FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
34
Embed
EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH ...blog.umy.ac.id/whenyindrian/files/2016/03/wheny-indrian-20120210061... · tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA
DI KEBUN BUAH MANGUNAN
KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL
USULAN PENELITIAN
Diajukan oleh :
Wheny Indrian Yulianti 20120210061
Program Studi Agroteknologi
Kepada
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
ii
Usulan Penelitian
EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA
DI KEBUN BUAH MANGUNAN
KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL
Yang diajukan oleh :
Wheny Indrian Yulianti 20120210061
Program Studi Agroteknologi
Telah disetujui/disahkan oleh :
Pembimbing I :
Dr. Ir. Gunawan Budiyanto Tanggal....................................
NIP : 196011201989031001
Pembimbing II :
Lis Noer Aini, SP, M. si Tanggal...................................
NIP.19730724200004133051
Mengetahui :
Ketua Program Studi Agroteknologi
Dr. Innaka Ageng Rineksane, SP. M.P Tanggal..................................
NIP.19721012200004133050
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah
minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional setelah berkembang sedemikian
rupa dan merupakan bagian kehidupan bangsa dalam meningkatkan perekonomian.
Hal ini diamanatkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Republik Indonesia,
bahwa tahun 1998 perkembangan pariwisata perlu ditingkatkan untuk menjadikan
sector tersebut sebagai sumber devisa Negara nomor dua setelah bumi dan gas
(Depparpostel, 1997).
Objek wisata alam yang dimiliki Kabupaten Bantul sangat beragam dan
menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Objek wisata ini berupa air terjun,
pegunungan, goa, hutan, pantai dan wisata pertanian. Salah satu agrowisata yang
terdapat di kabupaten ini adalah Kebun Buah Mangunan yang berlokasi di Dusun
Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kebun Buah Mangunan merupakan wisata alam yang berada di perbukitan Mangir
dengan ketinggian antara 150-40 mdpl serta luas 24 hektar. Menurut Linangkung
(2015) sampai saat ini ada sekitar 4.235 batang pohon buah yang dibudidayakan di
Kebun Buah Mangunan meliputi buah durian, belimbing, rambutan, sirsak madu,
pisang, sri kaya, mangga dan jambu. Dikutip dari Berita Jateng Kepala Dinas
Pertahut Bantul, Partogi Pakpahan (2014) menyatakan bahwa dari seluruh tanaman
yang dibudidayakan banyak yang tumbuh subur namun tidak berbuah.
Menurut Undang – Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
mendefenisikan wisata sebagai suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan yang terdapat dalam tempat
wisata itu sendiri.
Agrowisata dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan
kondisi fisik dilahan untuk mendukung suatu pengembangan pariwisata pertanian
dalam hal pelestarian lingkungan. Perpaduan antara keindahan alam, kehidupan
masyarakat pedesaan dan potensi pertanian yang ditata secara baik dan ditangani
2
secara serius dapat mengembangkan daya tarik wisatawan mengunjungi daerah
wisata tersebut. Agrowisata dapat memberikan manfaat dalam perbaikan kualitas
iklim mikro, menjaga siklus hidrologi, mengurangi erosi, melestarikan lingkungan,
dan memberikan desain lingkungan yang estetis (Sastrayuda, 2010).
Menurut Linangkung (2015), Kawasan Mangunan mempunyai lahan kritis
dan dulunya sering terjadi Longsor. Dalam pemanfaatan lahan atau kawasan,
kondisi agroklimat banyak menentukan kecocokan dan kesesuaian iklim terhadap
persyaratan lingkungan yang dibutuhkan tanaman, sedangkan daya dukung lahan
menentukan bagaimana upaya agar suatu tanaman dapat tumbuh dan memberikan
produksi maksimal (Gunawan Budiyanto, 2014). Agrowisata Kebun Buah
Mangunan terkenal terkenal sebagai satu-satunya kebun buah di Yogyakarta
dengan destinasi keindahannya yang dapat menarik minat wisatawan baik domestik
ataupun mancanegara. Namun wisatawan lebih banyak mengunjungi puncak kebun
buahnya saja. Dengan demikian perlu adanya perhatian khusus dari pihak pengelola
dan adanya evaluasi penataan kawasan mencakup kesesuaian lahan terhadap
kualitas buah yang dihasilkan dan kegiatan pengelolaan sehingga dapat menyajikan
buah siap petik dan konsumsi sebagai buah tangan wisatawan.
B. Perumusan Masalah
Kebun buah Mangunan merupakan satu-satunya objek wisata kebun buah di
Kota Yogyakarta yang cukup diminati banyak wisatawan. Namun kenyataannya
Kawasan Kebun Buah Mangunan belum dapat menghasilkan produksi buah yang
maksimal. Wisatawan yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan tidak bisa
melakukan buah petik dan merasa kecewa terhadap arti dari kebun buah itu sendiri.
Kurangnya penataan dan perawatan tanaman yang tepat dalam suatu kawasan
agrowisata kebun buah dapat menyebabkan wisatawan dari tahun ke tahun terus
menurun karena kurangnya daya tarik objek wisata yang berada di kawasan
agrowisata tersebut.
Evaluasi penataan agrowisata kebun buah diharapkan dapat menjadi salah
satu solusi untuk mengoptimalkan agrowisata serta fasilitas pendukung yang ada
sehingga dapat meningkatkan daya tarik suatu tempat wisata yang merupakan salah
satu modal utama untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Dalam kegiatan
3
pengelolaan agrowisata kebun buah diperlukan manajemen yang baik mencakup
kesesuaian tanaman dan lahan tersebut, serta kegiatan pengelolaan. Berdasarkan
uraian diatas, maka Kebun Buah Mangunan ini mempunyai permasalahan :
1. Bagaimana karakteristik tanaman yang ada di Kebun Buah Mangunan
Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.
2. Bagaimana konsep penataan kawasan agrowisata di Kebun Buah Mangunan
Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :
1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi tanaman yang sudah ada di Kebun Buah
Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.
2. Menyusun suatu konsep penataan kawasan agrowisata dengan
memperhatikan komponen ekosistem yang terdapat di Kebun Buah
Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
identifikasi dan evaluasi tanaman yang sudah ada di Kebun Buah Mangunan dan
menghasilkan konsep penataan kawasan agrowisata sebagai bahan kajian yang
dapat memberikan saran kepada pengelola Kebun Buah Mangunan dan Lembaga
Pemerintahan yang terkait (Dinas Pariwisata), sehingga dapat meningkatkan daya
tarik dan minat wisatawan untuk berkunjung.
E. Batas Studi
Penelitian ini hanya dilakukan di kawasan agrowisata Kebun Buah
Mangunan di Kabupaten Bantul. Studi mengenai evaluasi tata letak kawasan
agrowisata kebun buah diantaranya yaitu jenis tanaman yang sudah ditanam,
fasilitas yang ada di area kebun buah dan rencana penataan kawasan agrowisata
Kebun Buah Mangunan di Kota Yogyakarta dengan luas areal 23,341 hektar.
F. Keranga Pikir Penelitian
4
Menurut Santun Sitorus (2004) evaluasi sumber daya lahan adalah
memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan
penggunanya, serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan
pilihan penggunaan yang diharapkan berhasil. Kondisi fisiografi di Kebun Buah
Mangunan tampak kurang tertata dengan rapi dan beragam. Hal ini diketahui bahwa
informasi mengenai sebaran tanaman yang ditanam kurang jelas bagi wisatawan
yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan. Dengan demikian pola pemanfaatan
ruang kebun buah belum maksimal. Penyebaran tanaman yang ditanam seharusnya
didasarkan oleh kesesuaian lahannya, sehingga tanaman dapat menghasilkan
produksi yang berkualitas dan terlihat lebih menarik wisatawan untuk melakukan
buah petik.
Dasar dari evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan tumbuh yang
diperlukan untuk penggunaan suatu lahan dengan potensi dari lahan tersebut. Oleh
karena itu kerangka pikir evaluasi penataan kawasan agrowisata ini pada dasarnya
menganalisis potensi lahan yang datanya dapat diperoleh dari analisis kondisi
fisiografi wilayah Mangunan kemudian membandingkannya dengan persyaratan
tumbuh pertanaman. Kondisi sosial berperan sebagai masyarakat sekitar yang ada
di kawasan kebun baik pedagang, pengelola, maupun wisatawan yang berkunjung
ke Kebun Buah Mangunan.
Kerangka Pikir Penelitian yang disajikan gambar 1 menjelaskan bahwa hal
pertama yang dapat dilakukan yaitu mengidentifikasi kondisi fisiografi wilayah.
Analisis kondisi fisiografi wilayah adalah mengkaji kondisi iklim dan tanah secara
fisik yang berada di wilayah penelitian yaitu dengan cara mengetahui data
karakteristik dan fisiografi wilayah Kawasan Kebun Buah Mangunan Kecamatan
Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, data ini dapat diperoleh
dari BMKG setempat. Kemudian selanjutnya identifikasi kondisi eksisting pola
pemanfaatan lahan di kawasan tersebut dengan mebandingkan syarat tumbuh
tanaman. Identifikasi kondisi fisiografi dan eksisting merupakan data sekunder
dalam penelitian karena didapatkan dari BAPPEDA. Selain itu, perlu diketahui juga
kondisi sosial masyarakat sekitar sebagai data primer.
5
Data-data tersebut kemudian dievaluasi dengan cara membandingkan antara
kondisi fisiografi wilayah dan kondisi eksisting tanaman, serta menyesuaikan
dengan presepsi masyarakat sekitar. Output yang dihasilkan memiliki desain yang
berwawasan edukasi dan wisata sehingga memunculkanpersepsi positif bagi pelaku
wisata dan wisatawan, sebagaimana disajikan dalam Gambar 1. sebagai berikut :
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penataan Agrowisata Kebun Buah Mangunan
di Yogyakarta Kabupaten Bantul
Kebun Buah Mangunan
Dlingo Bantul
Eksisting (Pola Pemanfatan
Ruang Kebun Buah)
Kondisi
Fisiografi
Kondisi
Sosial
Identifikasi dan
Evaluasi Lahan
Konsep penataan
Kebun Buah Mangunan
Kabupaten Bantul
Presepsi Wisatawan
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Agrowisata
Agrowisata bermula dari ecoturism (wisata ekologi). Wisata ekologi
dikembangkan di negara berkembang sebagai sebuah model pengembangan yang
potensial untuk memelihara sumber daya alam dan mendukung proses perbaikan
ekonomi ke aktivitas pengelolaan sumber daya, dan untuk memperoleh pendapatan
bagi masyarakat lokal. Kegiatan agro mempunyai pengertian sebagai usaha
pertanian dalam artian luas yaitu komoditas pertanian mencakup tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan sehingga
pengertian agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan objek-objek wisata
(Pamulardi, 2006).
Agrowisata atau Agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan
pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai obyek wisata
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan
hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang
menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa
meningkatkan pendapatkan masyarakat sekitar, petani, pengelola wisata serta dapat
melestarikan sumber daya lahan dan memelihara budaya maupun teknologi lokal
yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.
Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (ecoturism),
yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam
dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan, atau
tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena
itu, pengelolaannya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengaturan dasar alaminya, yaitu meliputi kultur atau sejarah yang menarik,
keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam
ataupun kultur budaya masyarakat.
2. Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan
dari areal, termasuk lingkungan alami dan upaya konservasinya.
7
3. Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya
melindungi/ menjaga fasilitas atraksi yang digemari wisatawan, serta dapat
berpartisipasi sebagai pemandu serta penyedia akomodasi dan makanan.
4. Dorongan meningkatkan konservasi. Wisata ekologi biasanya tanggap dan
berperan aktif dalam upaya melindungi area, seperti mengidentifikasi
burung dan satwa liar, memperbaiki lingkungan, serta memberikan
penghargaan/fasilitas kepada pihak yang membantu melindungi lingkungan
(Pusat Data dan Informasi, 2005)
Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi
ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan
dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Menurut Pitana (2002)
Beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mengembangkan agrowisata, antara
lain :
1. Menekan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan
kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.
2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu
pelestarian.
3. Menekan pentingnya bisinis yang bertanggung jawab yang bekerjasama
dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.
4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan
pelestarian, manajemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.
5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan
penataan serta pengelolaan tanaman-tanaman untuk tujuan wisata di
kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.
6. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan
dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan
menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.
7. Mendorong peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan
masyarakat, terutama penduduk yang tinggal di wilayah kawasan.
8
8. Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan tidak melampaui batas-
batas sosial dan lingkungan yang diterima seperti yang ditetapkan para
peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.
9. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-
tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikan dengan lingkungan alam
dan budaya.
Menurut Syamsu (2001) dalam Utama (2006) mengidentifikasi faktor-
faktor keberhasilan dalam pengembangan agrowisata, di antaranya:
1. Kelangkaan
Jika wisatawan melakukan wisata di suatu kawasan agrowisata, wisatawan
mengaharapkan suguhan hamparan perkebunan atau taman yang
mengandung usnur kelangkaan karena tanaman tersebut jarang di temukan
di tempat wisata berasal.
2. Kealamiahan
Kealamiahan atraksi agrowisata, juga akan sangat menentukan
keberlanjutan dari agrowisata yang dikembangkan. Jika obyek wisata
tersebut telah tercemar atau penuh dengan kepalsuan, pastilah wisatawan
akan merasa sangat tertipu dan akan mungkin berkunjung kembali.
3. Keunikan
Keunikan dalam hal ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dengan
obyek wisata yang ada. Keunikan dapat saja berupa budaya, tradisi, dan
teknologi lokal dimana obyek wisata tersebut dikembangkan.
4. Perlibatan Tenaga Kerja
Pengembangan agrowisata diharapkan dapat melibatkan tenaga kerja
setempat, setidak-tidaknya meminimalkan tergusurnya masyarakat lokal
akibat pengembangan obyek wisata.
5. Optimalisasi Penggunaan Lahan
Obyek wisata agro berfungsi dengan baik bila lahan-lahan pertanian atau
perkebunan dimanfaatkan secara optimal. Apabila pengembangan
agrowisata berdampak positif terhadap pengelolaan lahan, sikap
mengeksploitasi dengan semena-mena harus dapat dihindari.
9
6. Keadilan dan Pertimbangan Pemerataan
Pengembangan agrowisata diharapkan dapat menggerakkan perekonomian
masyarakat petani/desa, penanaman modal/investor, regulator. Dengan
melakukan koordinasi didalam pengembangan secara detail dari input-input
yang ada.
7. Penataan Kawasan
Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang
mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga
membentuk obyek wisata yang menarik.
B. Identifikasi dan Perencanaan Penataan Kawasan Agrowisata
Dalam perancangan sebuah kawasan, tidak hanya memperhatikan bentuk
dan estetika suatu kawasan tapi juga perlu mempertimbangkan aktivitas yang
berlangsung didalamnya, karena perancangan dilakukan untuk manusia agar dapat
melakukan aktivitasnya dengan nyaman. Perencanaan merupakan suatu bentuk alat
yang sistematis yang diarahkan untuk mendapatkan tujuan dan maksud tertentu
melalui pengaturan, pengarahan atau pengendalian terhadap proses pengembangan
dan pembangunan. Perencanaan berorientasi kepada kepentingan masa depan
terutama untuk mendapatkan suatu bentuk social good, dan umumnya
dikategorikan sebagai pengelolaan (Nurisjah, 2001) dalam (Budiarjono, 2011).
Dampak negatif terhadap alam umumnya terjadi sebagai akibat dari
perencanaan dan pengelolaan yang kurang baik, misalnya perencanaan
pengembangan kegiatan wisata yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan
dan kurangnya pengetahuan kesadaran serta pendidikan masyarakat dan wisatawan
terhadap kelestarian lingkungan (Soeriatmaja, 2000). Perkembangan pariwisata
tanpa perencanaan dan pengelolaan yang baik akan mengakibatkan kehilangan dan
penurunan mutu kawasan yang tidak diharapkan, sebagai akibatnya adalah
hilangnya kawasan yang menarik bagi wisatawan. Suatu kawasan wisata yang baik
dan berhasil apabila secara optimal didasarkan pada empat aspek, yaitu :
1. Mempertahankan kelestarian lingkungannya ;
10
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut;
3. Menjamin kepuasan pengunjung;
4. Meningkatkan keterpaduan dan unit pembangunan masyarakat di sekitar
kawasan dan zona pengembangannya.
C. Kebun Buah Mangunan
Kebun Buah mangunan terletak di Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten
Bantul. Lokasi Kebun Buah Mangunan berjarak sekitar 15 km dari ibukota
Kabupaten Bantul dan 35 km dari pusat Kota Yogyakarta. Lokasi ini mulai
dibangun oleh Permerintah Kabupaten Bantul pada tahun 2003 di atas lahan seluas
23,34 hektar pada ketinggian 150-200 m.dpl. Titik ketinggian tersebut membuat
kawasan agrowisata ini memiliki udara yang sejuk serta pemandangan pegunungan
seribu (Munawaroh, 2013)
Wisatawan dapat menikmati keindahan pemandangan dari Kebun Buah
Mangunan yaitu Pantai Parangritis pada bagian selatan, pemandangan Kota
Bantul yang berada di bagian barat serta keelokan sungai oyo yang sangat curam.
Potensi wisata yang bisa dilakukan wisatawan dengan mengamati berbagai macam
buah-buahan yang ditata sesuai kondisi kemiringan bukit.
D. Lanskap Kebun Buah Mangunan
Secara landskap, kawasan agrowisata Kebun Buah sangat menarik dan
unik. Salah satu lokasi menarik ada di gardu pandang. Wisatawan yang berkunjung
ke kebun buah juga bisa melihat sungai dari kejauhan dan ditengah kawasan
tersebut terdapat cekungan mata air, serta perbukitan dengan berbagai macam
tanaman buah-buahan. Jenis buah-buahan yang ada di kebun buah Mangunan,
antara lain: Durian, Jeruk, Belimbing, Mangga, Rambutan, Jambu Air, Jambu