EVALUASI NILAI KEANDALAN GEDUNG RUMAH SAKIT “X” YOGYAKARTA DARI ASPEK SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN EVALUATION OF VALUE OF “X” YOGYAKARTA HOSPITAL BUILDING RELIABILITY FROM THE ASPECT OF SOLID WASTE MANAGEMENT SYSTEM Prastika Karina Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia ABSTRACK In recent years, the city of Yogyakarta has experienced development in building construction. One building that is experiencing growth is health care facilities such as hospitals. However, increasing development is sometimes not aligned with the function of the building in accordance with its requirements. Through Sleman Regency Regional Regulation Number 5 of 2011 concerning Building Buildings, in article 7 (seven) in paragraph 1 (one) says that every building must meet administrative requirements and technical requirements in accordance with the function of the building. As referred to in the administrative requirements, one of them must have a Certificate of Functionworthiness (SLF) and on the technical requirements there are requirements for building reliability, one of which is a health requirement. This research was conducted to evaluate the level of feasibility of functions expressed in terms of reliability values from aspects of solid waste management. The object of the building being reviewed is the”X” Yogyakarta Hospital. Evaluation of the value of building reliability from aspects of the waste management system refers to the Building Reliability Inspection Procedures compiled by the Building Science Center, Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 1204 / Menkes / SK / X / 2004 concerning Hospital Health Requirements and Minister of Environment and Forestry Regulation No. 56 of 2015 concerning Procedures and Technical Requirements for the Management of Hazardous and Toxic Waste from Health Facilities. From the valuation inspection, it was obtained a value of 98.4% of the 100% scale, so the result was Andal. Keywords: SLF, Building Reliability, Solid Waste Management System
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVALUASI NILAI KEANDALAN GEDUNG RUMAH SAKIT
“X” YOGYAKARTA DARI ASPEK SISTEM PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
EVALUATION OF VALUE OF “X” YOGYAKARTA HOSPITAL
BUILDING RELIABILITY FROM THE ASPECT OF SOLID
WASTE MANAGEMENT SYSTEM
Prastika Karina
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
ABSTRACK
In recent years, the city of Yogyakarta has experienced development in building
construction. One building that is experiencing growth is health care facilities such as
hospitals. However, increasing development is sometimes not aligned with the function of
the building in accordance with its requirements. Through Sleman Regency Regional
Regulation Number 5 of 2011 concerning Building Buildings, in article 7 (seven) in
paragraph 1 (one) says that every building must meet administrative requirements and
technical requirements in accordance with the function of the building. As referred to in
the administrative requirements, one of them must have a Certificate of
Functionworthiness (SLF) and on the technical requirements there are requirements for
building reliability, one of which is a health requirement. This research was conducted to
evaluate the level of feasibility of functions expressed in terms of reliability values from
aspects of solid waste management. The object of the building being reviewed is the”X”
Yogyakarta Hospital. Evaluation of the value of building reliability from aspects of the
waste management system refers to the Building Reliability Inspection Procedures
compiled by the Building Science Center, Regulation of the Minister of Health of the
Republic of Indonesia No. 1204 / Menkes / SK / X / 2004 concerning Hospital Health
Requirements and Minister of Environment and Forestry Regulation No. 56 of 2015
concerning Procedures and Technical Requirements for the Management of Hazardous
and Toxic Waste from Health Facilities. From the valuation inspection, it was obtained a
value of 98.4% of the 100% scale, so the result was Andal.
Keywords: SLF, Building Reliability, Solid Waste Management System
ABSTRAK
Dalam beberapa tahun terakhir, Kota Yogyakarta mengalami perkembangan
dalam pembangunan gedung. Salah satu bangunan gedung yang mengalami
pertumbuhan yaitu fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit. Namun,
peningkatan pembangunan terkadang tidak selaras dengan fungsi bangunan yang
sesuai dengan syaratnya. Melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5
Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung, dalam pasal 7 (tujuh) pada ayat 1 (satu)
mengatakan bahwa setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan
administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
Sebagaimana yang dimaksud pada persyaratan administratif salah satunya harus
mempunyai Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan pada persyaratan teknis terdapat
persyaratan keandalan gedung, salah satunya adalah persyaratan kesehatan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kelayakan fungsi yang
dinyatakan dalam besaran nilai keandalan dari aspek pengelolaan persampahan.
Obyek bangunan yang ditinjau adalah Rumah Sakit “X” Yogyakarta. Evaluasi
nilai keandalan gedung dari aspek sistem pengelolaan persampahan mengacu
diantaranya pada Prosedur Inspeksi Keandalan Bangunan Gedung yang disusun
oleh Balai Sains Bangunan, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Sakit serta
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 56 Tahun 2015 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Dari Fasilitas Kesehatan. Dari inspeksi penilaian didapatkan nilai sebesar
98,4 % dari skala 100%, sehingga hasilnya adalah Andal.
Kata kunci: SLF, Keandalan Bangunan, Sistem Pengelolaan Persampahan
PENDAHULUAN
Pesatnya pembangunan gedung di Yogyakarta berbanding lurus dengan meningkatnya
laju pertumbuhan penduduk. Namun, peningkatan pembangunan gedung terkadang tidak
selaras dengan fungsi bangunan yang sesuai dengan syaratnya, hal ini terjadi karena sering
dijumpai penurunan laik fungsi bangunan gedung akibat kurangnya biaya perawatan,
perubahan fungsi, serta kurangnya pemeliharaan dan perawatan rutin bangunan gedung yang
tidak kontinyu.. Maka peningkatan pembangunan gedung seharusnya diikuti dengan ketatnya
pengawasan pemerintah Kabupaten agar gedung-gedung tersebut tetap memperhatikan
lingkungan sekitarnya. Adapun bentuk pengawasan yang dapat dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten yaitu dengan melakukan inspeksi nilai keandalan gedung.
Pasal 3 ayat 1 dalam UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung menyatakan,
bahwa untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata
bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya, harus menjamin keandalan
bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan
(Trumansyahjaya, 2017). Melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011
tentang Bangunan Gedung, dalam pasal 7 pada ayat 1 mengatakan bahwa setiap bangunan
gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan
fungsi bangunan gedung. Sebagaimana yang dimaksud pada persyaratan administratif salah
satunya harus mempunyai Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan pada persyaratan teknis terdapat
persyaratan keandalan gedung, yaitu persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan.
Rumah Sakit “X” Yogyakarta merupakan sebuah bangunan gedung berupa institusi
kesehatan berstandar internasional yang harus selalu memperhatikan setiap aspek kesehatan
demi kenyamanan, keselamatan, kesehatan, dan kemudahan pasien, serta pengunjung, bahkan
pekerja pada gedung tersebut. Dengan mengetahui hal tersebut dan telah disyaratkan dalam
UU No. 28 Tahun 2002 dan PP No. 36 Tahun 2005, yang kemudian ditindak lanjuti oleh
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 5 Tahun 2011 guna mengetahui nilai tingkat
keandalan gedung sebagai dasar awal pertimbangan lebih lanjut untuk menerbitkan Sertifikat
Laik Fungsi (SLF) bangunan gedung oleh Pemerintah Daerah.
Dalam hal ini, inspeksi keandalan bangunan yang akan dinilai adalah persyaratan
kesehatan berupa sistem sanitasi. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung pada pasal 24 mengatakan, sistem sanitasi sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
21 merupakan kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam maupun di luar bangunan
gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air limbah, kotoran dan sampah
serta penyaluran air hujan. Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungannya harus
dipasang sehingga mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak membahayakan
serta tidak mengganggu lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan fungsi yang
dinyatakan dalam besaran nilai keandalan dari aspek pengelolaan persampahan. Dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi keandalan bangunan
Rumah Sakit “X” Yogyakarta ditinjau dari aspek sistem pengelolaan persampahan dan dapat
digunakan sebagai perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah
yang sesuai.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan mengacu pada Prosedur Inspeksi Keandalan
Bangunan Gedung dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Studi ini
mencakup penentuan lokasi penelitian, pengumpulan data dan analisis data. Lokasi yang
menjadi populasi penelitian ini berada pada gedung Rumah Sakit “X” Yogyakarta.
A. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian kali ini adalah dengan menghimpun beberapa
data, diantaranya data tersebut adalah:
1. Data primer, pada penelitian ini diperoleh dari dokumentasi kondisi eksisiting sistem
pengelolaan persampahan di Rumah Sakit “X” Yogyakarta,
2. Data sekunder, pada penelitian kali ini diperoleh dari data historis kondisi sistem
pengelolaan persampahan dan dokumen gambar kerja. Pengambilan data berdasarkan
Prosedur Inspeksi Keandalan Bangunan Gedung dan aspek penilaian mengacu kepada Form
Isian Keandalan Bangunan Gedung dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Form penilaian terlampir.
Pengambilan data yang dibutuhkan pada penelitian kali ini dilakukan dengan dua metode,
yaitu:
a. On Desk Evaluation: Pada On Desk Evaluation dilakukan dengan pemeriksaan dokumen
berdasarkan atas data yang telah dikerjakan didalam pengadaan bangunan dan kemudian
disangkut paut dengan prinsip dasar, pedoman, dan syarat-syarat yang berlaku terkait sistem
pengelolaan persampahan. Dengan dilakukannya On Desk Evaluation diharapkan akan dapat
diperoleh data yang dapat dikonfirmasi kebenaran datanya.
b. On Site Evaluation: Selain dilakukan pengecekan data dengan On Desk Evaluation,
dilakukan pula pengecekan di lapangan dengan On Site Evaluation. Pada lingkup pengecekan
sistem pengelolaan persampahan dilakukan dengan secara visual. Pengecekan secara visual
dilakukan untuk mengetahui secara langsung keberadaan fasilitas-fasilitas yang tersedia di
Rumah Sakit “X” Yogyakarta terkait sistem pengelolaan persampahan apakah sesuai dengan
data yang diberikan atau tidak.
B. Analisis Data
Kriteria penilaian untuk penilaian poin sistem pengelolaan persampahan non medis dan
medis mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungaan dan untuk penilaian poin unit proses penunjang
(tps limbah b3) mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 56
Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun Dari Fasilitas Kesehatan.
Pemeriksaan keandalan gedung mengacu kepada Prosedur Inspeksi Keandalan Bangunan
Gedung yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Umum Penilaian Poin
Poin Uraian
5 Apabila jumlah sampel yang memenuhi kriteria > 80%
4 Apabila jumlah sampel yang memenuhi kriteria 70% sampai > 80%
3 Apabila jumlah sampel yang memenuhi kriteria 60% sampai > 70%
2 Apabila jumlah sampel yang memenuhi kriteria 50% sampai > 60%
1 Apabila jumlah sampel yang memenuhi kriteria < 50%
secara umum penilaian keandalan diperoleh dari hasil perhitungan sebagai
berikut:
Nilai yang diperoleh = (
) x 100
Data yang diperoleh pada kemudian akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode
statistik deskripitif. Analisis dilakukan dengan cara melakukan penilaian hasil survey
lapangan.
Setelah didapatkan nilai berupa persentase, kemudian lihat tabel kriteria dibawah ini.
Tabel 2. Kategori Penilaian Keandalan
Poin Uraian
Andal Apabila jumlah sampel yang memenuhi kriteria ≥ 90%
Kurang Andal Apabila jumlah sampel yang memenuhi kriteria 75% sampai >
90%
Tidak Andal Apabila jumlah sampel yang memenuhi kriteria ≤ 75%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut hasil inspeksi keandalan untuk sistem pengelolaan persampahan:
Tabel 3. Hasil Inspeksi Penilaian Sistem Pengelolaan Persampahan
No Lingkup Inspeksi Persampahan
Ketersediaan
Nilai Ada
Tidak
ada
Sistem pengelolaan persampahan non medis
1 Pewadahan: Ukuran, Pemilahan, Tipe Kontainer √ 5