EVALUASI KADAR β-KAROTEN DAN UJI TINGKAT KESUKAAN COOKIES RASIO TEPUNG JAGUNG KUNING (Zea mays) DENGAN MAIZENA SKRIPSI oleh NASROHTIN SULIKHAH 16032081 Kepada PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2017
19
Embed
EVALUASI KADAR β-KAROTEN DAN UJI TINGKAT KESUKAAN …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1341/6/COVER DAN LAMPIRAN.pdfdan dicatat sebagai berat c. Selanjutnya perhitungan kadar abu dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVALUASI KADAR β-KAROTEN DAN UJI TINGKAT
KESUKAAN COOKIES RASIO TEPUNG JAGUNG
KUNING (Zea mays) DENGAN MAIZENA
SKRIPSI
oleh
NASROHTIN SULIKHAH
16032081
Kepada
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2017
1
LAMPIRAN
1. Tahap analisis proksimat
a. Pengujian kadar air
Pengujian kadar air dilakukan dengan metode thermogravimetri. Tahapannya
dimulai dengan menimbang botol timbang. Mengambil sampel 2 g, kemudian
botol dan sampel ditimbang. Oven pada suhu 1000C selama 3 jam, simpan pada
desikator selama 15 menit dan timbang. Masukkan kembali ke oven selama 1 jam
dan simpan pada desikator selama 15 menit kemudian timbang. Perlakuan ini
diulang sampai berat konstan (selisih penimbangan 0,2 mg atau 0,0002 g). Catat
hasil pengamatan dan hitunglah kadar air bahan dengan rumus :
Ka = (berat sampel basah – berat sampel kering) / berat sampel basah × 100%
b. Pengujian kadar abu
Mekanisme pengabuan cara langsung yaitu cawan porselen dioven terlebih
dahulu selama 1 jam kemudian diangkat dan didinginkan selama 30 menit dalam
desikator. Cawan kosong ditimbang sebagai berat a. Setelah itu, bahan uji
dimasukan sebanyak 5 g ke dalam cawan, ditimbang dan dicatat sebagai berat b.
Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pemanasan pada suhu 300oC agar
kandungan bahan volatil dan lemak terlindungi hingga kandungan asam hilang.
Pemanasan dilakukan hingga asam habis. Selanjutnya, pemanasan pada suhu
bertahap hingga 600oC agar perubahan suhu secara tiba-tiba tidak menyebabkan
cawan menjadi pecah. Setelah pemanasan sampel dan cawb ditimbang kembali
dan dicatat sebagai berat c. Selanjutnya perhitungan kadar abu dengan rumus :
2
Kadar abu = (c – a) / (b – a) × 100%
c. Pengujian protein
Analisa protein dilakukan dengan cara Kjeldahl. Pada dasarnya dapat dibagi
menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.
1. Tahap destruksi
Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat (H2SO4)sehingga
terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi
menjadi karbon monoksida (CO), karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi ammonium sulfat (NH4)2SO4.
Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator berupa
campuran natrium sulfat (Na2SO4) dan Hidra agiri oksida (HgO) dengan
perbandingan 20:1. Penambahan katalisator tersebut menyebabkan titk didih asam
sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat.
2. Tahap destilasi
Pada tahap destilasi, ammonium sulfat ((NH4)2SO4)dipecah menjadi ammonia
(NH3) dengan penambahan natrium hidroksida (NaOH) sampai alkalis dan
dipanaskan. Agar tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau
timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink (Zn).
Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh asam khlorida atau
asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar kontak antara asam dan
ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam
3
mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka
diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP.
3. Tahap titrasi
Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida (HCl) maka sisa asam
khorida yang bereaksi dengan ammonia (NH3) dititrasi dengan natrium hidroksida
(NaOH) standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna
larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan
indikator PP.
%N = × N. NaOH × 14,008 × 100%
Apabila penampung destilasi digunakan asam borat (H3BO3), maka banyaknya
asam borat (H3BO3) yang bereaksi dengan ammonia (NH3) dapat diketahui
dengan titrasi menggunakan asam khlorida (HCl) 0,1 N dengan indikator (BCG +
MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi
merah muda.
d. Pengujian lemak
Pengujian kadar lemak dilakukan dengan metode soxhlet. Dimulai dengan
mengeringkan sampel sebanyak 5 g (berat a) pada oven dalam suhu 1050C selama
1 jam. Menyeterilkan labu lemak pada oven selama 1 jam dalam suhu 1050C. Saat
sedang mengoven labu lemak, bungkus sampel pada kertas saring dengan cara
selongsong dan menutup setiap ujungya dengan kapas. Setelah labu selesai di
oven menyimpannya pada desikator selama 15 menit dan timbang labu yang
sudah steril (berat b) dan juga menimbang labu yang sudah di tambahkan dengan
4
sampel. Siapkan peralatan yang akan di pergunakan untuk melarutkan lemak yaitu
dengan merangkai alat-alat seperti: penangas di bawah, lalu di atasnya panci, labu
lemak, soxlet, lalu memasukan sampel yang sudah di bungkus dan di tambahkan
dengan larutan n-heksana dan menutupnya dengan kondensor lalu tunggu kira-
kira selama 5 jam. Setelah itu lepaskan labu lemak dari rangkai tadi dan peras
kertas saring yang berisiskan sampel hingga tidak ada lemak yang masih
menempel, karena lemak masih menyatu dengan larutan n-heksana maka pisahkan
larutan heksan dengan lemak tersebut menggunakan rangkaian alat yang di sebut
rotary evaporator vakum. Setelah larutan heksan terpisah dengan lemak, oven labu
yang hanya tinggal berisikan lemak saja guna untuk memastikan bahwa tidak ada
lagi larutan heksan dan kadar air lainnya pada labu lemak tersebut. Setelah selesai
di oven selama 1 jam maka labu lemak di pindah pada desikator selama 15 menit
dan menimbangnya kembali (sebagai berat c). Selanjutnya perhitungan kadar
lemak dengan menggunakan rumus :
Kadar lemak = ( c – a ) / b × 100%
e. Pengujian Karbohidrat
Perhitungan karbohidrat dilakukan dengan perhitungan kasar (proximat analysis)
atau disebut juga Carbohydrate by Difference. Yang dimaksud dengan proximate
analysis adalah suatu analisis dimana kandungan karbohidrat termasuk serat
kasar diketahui bukan melalui analisis tetapi melalui perhitungan sebagai berikut: