BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keruskan pada tablet sering menjadi hal yang tidak baik untuk terlihat konsumen, hal ini menyebabkan sebelum terjun dalam pemasaran obat yang diproduksi dalam industri harus melakukan terlebih dahulu evaluasi terhadap obat tersebut. Agar suatu obat diabsorbsi, mula-mula obat tersebut harus larutan dalam cairan pada tempat absorbsi. Sebagai contoh, suatu obat yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet atau kapsul tidak dapat diabsorbsi sampai partikel-partikel obat larut dalam cairan pada suatu tempat dalam saluran lambung-usus. Dalam hal dimana kelarutan suatu obat tergantung dari apakah medium asam atau medium basa, obat tersebut akan dilarutkan berturut- turut dalam lambung dan dalam usus halus. Proses melarutnya suatu obat disebut disolusi (Ansel, 1985). Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Kalau tablet tersebut tidak dilapisi polimer, matriks padat juga mengalami disintegrasi menjadi granul-granul, dan granul-granul ini mengalami pemecahan menjadi partikel-partikel halus. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keruskan pada tablet sering menjadi hal yang tidak baik untuk terlihat konsumen,
hal ini menyebabkan sebelum terjun dalam pemasaran obat yang diproduksi dalam
industri harus melakukan terlebih dahulu evaluasi terhadap obat tersebut.
Agar suatu obat diabsorbsi, mula-mula obat tersebut harus larutan dalam cairan
pada tempat absorbsi. Sebagai contoh, suatu obat yang diberikan secara oral dalam
bentuk tablet atau kapsul tidak dapat diabsorbsi sampai partikel-partikel obat larut
dalam cairan pada suatu tempat dalam saluran lambung-usus. Dalam hal dimana
kelarutan suatu obat tergantung dari apakah medium asam atau medium basa, obat
tersebut akan dilarutkan berturut-turut dalam lambung dan dalam usus halus. Proses
melarutnya suatu obat disebut disolusi (Ansel, 1985).
Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan dalam saluran cerna, obat
tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Kalau tablet tersebut
tidak dilapisi polimer, matriks padat juga mengalami disintegrasi menjadi granul-
granul, dan granul-granul ini mengalami pemecahan menjadi partikel-partikel halus.
Disintegrasi, deagregasi dan disolusi bisa berlangsung secara serentak dengan
melepasnya suatu obat dari bentuk dimana obat tersebut diberikan (Martin, 1993).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian granul dan proses granulasi?
b. Bagaimana evaluasi granul?
c. Apa saja alat yang digunakan untuk evaluasi granul dan metode evaluasinya
seperti apa?
d. Apa pengertian tablet?
e. Bagaimana evaluasi pada tablet?
f. Alat apa saja yang digunakan untuk evaluasi tablet dan metode evaluasinya
seperti apa?
1
1.3 Tujuan
a. Mampu mengetahui pengertian granul;
b. Mampu mengetahui evaluasi granul;
c. Mamapu mengetahui alat-alat yang digunakan pada evaluasi granul dan
metode evaluasinya;
d. Mampu mengetahui pengertian tablet;
e. Mampu mengetahui evaluasi pada tablet;
f. Mampu mengetahui alat-alat yang digunakan pada evaluasi tablet dan metode
evaluasinya.
2
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul
terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari
metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat musilago
amili hingga pembentukan granul dengan peralatan terkini seperti spray dry dan
freeze dry. Granulasi peleburan atau hot melt granulation merupakan metode
pembentukan dispersi padat berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang melebur
di atas suhu kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk membentuk
granul dengan bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan
penyalutan dan/ atau Pembentukan matriks sediaan pelepasan dimodifikasi (modified
release drug). Keunggulan dari granulasi peleburan ini adalah : tidak membutuhkan
bahan pelarut, tidak memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya berlangsung
cepat serta bersih.
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obatatau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan
dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah atau zat lain yang cocok (FI III,1979).
Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena secara fisik
stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk
cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa
tablet harus mengalir dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan
reprodusibilitas Sediaan dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh
tablet yang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode
granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas
3
massa tablet. Komponen tablet terdiri atas zat aktif dan bahan tambahan yang
dibutuhkan tablet.
2.2 Evaluasi Granul
A. Kadar Air
Alat : Heating Drying Oven
Caranya :
a. Timbang seksama 5,0 gram granul
b. Panaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan (1050 C) selama 2
jam
Perhitungan
¿ Wo−W 1Wo
x100%
W0 = Bobot granul awal
W1 = Bobot setelah pengeringan
Persyaratan : 2-4 %
B. Uji Sifat Alir (Aulton, 1988;Liebermann & Lachman, 1986)
Uji sifat alir terdapat dua metode untuk mengujinya yang perrtama dengan
metode corong dan yang kedua yaitu metode sudut istirahat. Prinsip dari metode
4
sudut istirahat ini yaitu pengukuran sudut yang terbentuk dari lereng tumbuhan
granul yang mengalir bebas dari corong terhadap suau bidang datar.
Alat : corong alat uji waktu alir
Caranya :
a. timbang seksama 25 gram granul tempatkan pada corong alat
b. uji waktu alir dalam keadaan tertutup
c. buka penutupnya biarkan granul mengalir
d. catat waktu (gunakan stopwatch)
e. lakukan sebanyak 3 kali
f. kemudian untuk mengukur sudut isirahat dengan menghitung jari-jari dan
tinggi dari tumpukan granul setelah metode corong.
g. Kemudian masukan dalam rumus, dan didapat α yang menentukan kecepatan
alir dari suatu granul tersebut
Persyaratan : 100 gram granul waktu alirnya tidak lebih dari 10 detik (> 10
g/detik). Metode sudut istrahat ini mempunyai nilai α = arc tag h/r, dimana :
α 25-35o = sangat mudah mengalir
α 30-38o = mudah mengalir
α >38o = kurang mengalir
C. Uji Kompresibilitas (Aulton, 1988,FI IV 1995)
Alat : Jolting Volumeter
Caranya :
5
a. Timbang 100 g granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya,
b. kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji,
catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo)
c. volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V).
Perhitungan :
I=V 0−V 500
V 0x100 %
Keterangan :
I = indeks kompresibilitas (%);
Vo = volume granul sebelum dimampatkan (mL);
V500 = volume granul setelah dimampatkan sebanyak 500 kali ketuk (mL).
Syarat : tidak lebih dari 20%.
D. Distribusi Ukuran Partikel
Alat : Sieve Shaker
Caranya :
a. Masukan sejumlah 100 gram granul diletakan di atas ayakan yang telah
tersusun dan ditara
b. Mulai dari ayakan mesh 20 smapai dengan ayakan mesh 100 pada alat sieve
shaker
c. Setelah pengujian selesai, masing-masing ayakan ditimbang kembali dan
dihitung distribusi granul pada tiap-tiap ayakan (%)
6
E. Bobot Jenis
Evaluasi granul dengan bobot jenis ini yaitu dengan mengetahui bobot jenis
pada granul tersebut, mulai dari bobot nyata, bobit mampat dan bobot sejati.
Evaluasi bobot jenis sejati ini dilakukan menggunakan alat piknometer.