Top Banner
EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU STOCKPILE PADA PENAMBANGAN BATUBARA BLOK B PT. MINEMEX INDONESIA MANDIANGIN-JAMBI Oleh: AGA PRIMA MIERTA 1310024427005 PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG 2018
102

EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

Nov 27, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT

MENUJU STOCKPILE PADA PENAMBANGAN BATUBARA

BLOK B PT. MINEMEX INDONESIA

MANDIANGIN-JAMBI

Oleh:

AGA PRIMA MIERTA

1310024427005

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

2018

Page 2: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT

MENUJU STOCKPILE PADA PENAMBANGAN BATUBARA

BLOK B PT. MINEMEX INDONESIA

MANDIANGIN-JAMBI

Tugas Akhir

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh:

AGA PRIMA MIERTA

1310024427005

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

2018

Page 3: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Evaluasi Geometri Jalan Angkut Dari Front Menuju

Stockpile Pada Penambangan Batubara Blok B PT.

Minemex Indonesia, Mandingin Jambi

Nama : Aga Prima Mierta

Program studi : Teknik Pertambangan

Jurusan : Teknik Pertambangan

Padang, Agustus 2018

Menyutujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Tamrin Kasim, MT Riam Marlina, MT

NIDN. 0010085305 NUP. 9910676467

Ketua Jurusan, Ketua STTIND Padang,

Dr. Murad MS, MT H. Riko Ervil, MT

NIDN. 007116308 NIDN. 1014057501

Page 4: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT

MUNUJU STOCKPILE PADA PENAMBANGAN BATUBARA

BLOK B PT. MINEMEX INDONESIA

MANDIANGIN-AMBI

Nama : Aga PrimaMierta

NPM : 1310024427005

Pembimbing I : Drs. Tamrin Kasim, M.T.

Pembimbing II : Riam Marlina, M.T.

RINGKASAN

Fungsi utama jalan angkut secara umum adalah untuk menunjang kelancaran operasional penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Medan berat yang mungin terdapat di sepanjang jalan harus diatasi dengan mengubah rancangan jalan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja. Untuk pencapaian Target produksi PT. Minemex Indonesia cukup besar yaitu 120.000 ton/bulan. Untuk mencapai target tersebut tentu harus didukung oleh kondisi geometri jalan angkut yang baik agar aktivitas pengangkutan berjalan lancar, aman dan terhindar dari kecelakaan kerja. Tujuan penelitian untuk mendapat geometri jalan angkut yang ideal sesuai dengan dimensi Dump Truck terbesar yang dugunakan di PT. Minemex Indonesia agar lalu lintas berjalan lancar dan terhindar dari kecelakan kerja. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, geometri jalan dinilai tidak sesuai dengan ukuran alat angkut terbesar yang digunakan sehingga sering terjadi antrian kendaraan ketika berpaspasan. Berdasarkan perhitungan The American ossaciation of

state highway dan transportasion officials (AASHTO) Manual Higway Design 1793,

lebar minimum jalan angkut agar dapat dilalui dengan baik oleh dump truck Scania P380 adalah 9,1 meter untuk jalan lurus, 12.2 meter untuk lebar jalan tikungan, superelevasi dengan kemiringan 2.6° supaya alat angkut bisa melewati tikungan dengan kecepatan maksimal, kemiringan pada tanjakan akan dibuat sebesar 4.5° sehingga dump truck tidak terpaksa untuk mendaki. Berdasarkan lebar jalan yang akan dibuat cross slopenya akan dibuat yaitu 20.22 mm terhadap sisi jalan agar jalan tidak digenangi air pada jalan.

Kata Kunci: Lebar Jalan Angkut, Superelevasi, grade resisten, cross slope.

Page 5: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

EVALUATION OF THE GEOMETRY OF THE ROAD

TRANSPORTS FROM THE FRONT TOWARDS THE

STOCKPILE IN COAL MINING BLOCKS B PT. MINEMEX

INDONESIA MANDIANGI-JAMBI

Name : Aga PrimaMierta

NPM : 1310024427005

Advisor I : Drs. Tamrin Kasim, M.T.

Advisor II : Riam Marlina, M.T.

ABSTRACT

The main function of road transport, in general, is to support the smooth operations of the mining activities, especially in transport. There may be a severe terrain along the way must be addressed by changing the design of the road to enhance the security and safety. For the achievement of the target production of PT Minemex Indonesia is quite large i.e. 120,000 tons/month. To achieve the target, of course, it should be supported by the good condition of the road geometry. In order to make the transportation activity is running smoothly, safely and avoid accidents. Based on direct observation, the geometry of the streets is assessed not according to the size of the largest transport tools used so, often the case when the vehicles passed it causing queue. Based on the calculation of The American Association of Transportation and State Highway Officials (AASHTO) Manual Highway Design 1793, the minimum width of the road transport to be traversed by a Scania dump truck P380 is 9.1 for the straight road, 12.2 meters width for the road bends, superelevation with a slope of 2.6 ° so that transport could pass the bend tool with the maximum speed, slope on the incline will be made about 4.5 ° so that the dump truck was not forced to climb. Based on the width of the road that will be made for the cross slope i.e. 20.22 mm against the side of the road so that the road was not flooded. Keywords: Road Transport Width, Superelevation, resistant grade, cross slope.

Page 6: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa pencipta

seluruh alam semesta yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyusun laporan Tugas Akhir ini dengan judul, Evaluasi

Geometri Jalan Angkut Dari Front Menuju Stockpile Pada Penambangan Batubara

Blok B PT. Minemex Indonesia Mandiangin Jambi. Yang dibuat sebagai salah satu

syarat untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik, Program Studi

Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

Pada kesempatan ini saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Riko Ervil, MT Selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

2. Bapak Dr. Murad MS, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

3. Bapak Drs. Tamrin Kasim, MT. selaku pembimbing I dalam penulisan tugas

akhir ini.

4. Ibuk Riam Marlina, MT. selaku pembimbing II dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Bapak Apriko, ST. sebagai pembimbing lapangan serta karyawan PT. Minemex

Indonesia yang terkait dalam membantu penyusunan tugas akhir ini.

6. Rekan-rekan Mahasiswa Prodi Teknik Pertambangan STTIND Padang yang

tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

Page 7: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

ii

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan,

oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari seluruh pihak demi kesempurnaan dan semoga tugas akhir ini bermanfaat

bagi kita semua.

Padang, Agustus 2018

Aga Prima Mierta

Page 8: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

RINGKASAN

ABSTRACT

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 3

1.4 Rumusan Masalah .................................................................... 3

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ......................................................................... 5

Page 9: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

iv

2.1.1 Tinjauan Umum Perusahaan.................................. ....... 5

2.1.2 Pengertian Jalan Angkut .......... ..................................... 9

1. Geometri Jalan Angkut ................................................ 9

2. Lebar Jalan Angkut ....................................................... 10

1). Lebar Jalan Angkut Lurus………………………… 10

2). Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan………………. 11

3). Kemiringan Jalan Pada Tikungan (Superelevasi) … 12

4). Kemiringan Jalan Pada Tanjakan (Grade Resistance) 14

5). Kemiringan Melintang (cross slope)……………… 16

6). Fasilitas Pendukung Kelancaran dan Keselamatan Kerja…… 17

2.2 Kerangka Konseptual ............................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 23

3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................ 23

3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................. 24

3.3 Variabel Penelitian ................................................................... 24

3.4 Data dan Sumber Data ............................................................... 25

3.4.1 Data.................................................................................. 25

3.4.1 Sumber Data…………………………………………… 25

3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 26

3.6 Teknik Pengolahan Data........................................................... 26

Page 10: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

v

3.7 Analisa Data ............................................................................. 27

3.8 Kerangka Metodologi ............................................................... 27

BAB 1V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data……………………………………………. 30

4.1.1 Data Primer ……………………………………………. 30

4.1.2 Data Sekunder ………………………………………… 35

4.2 Pengolahan Data …………………………………………….. 35

BAB V ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

5.1 Geometri Jalan Angkut Yang Ideal………………………….. 40

5.2 Rancangan Geometri Jalan Angkut Ideal Dalam Bentuk

3Dimensi………………………………………………………. 43

BAB V1 PENUTUP

6.1 Kesimpulan ………………………………………………….. 47

6.2 Saran ………………………………………………………… 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.Statigrafi IUP Operasi Produksi PT Minemex Indonesia….. 9

Gambar 2.2. Sayatan Melintang lebar Jalan Angkut`………………………..... . 11

Gambar 2.3. Jalan Angkut Dua Jalur Pada Tikungan ............................. .......... .. 12

Gambar 2.4. Gaya Sentrifugal Pada Tikungan……………………………………… 14

Gambar 2.5. Perhitungan Kemiringan Jalan…... ………………………………. 15

Gambar 2.6. Penampang melintang jalan angkut…………….......................... 17

Gambar 2.7. Kerangka Konseptual…………………………………………….. 22

Gambar 2.1. Peta Lokasi IUP Operasi Produksi PT Minemex Indonesia……. 24

Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian……………………………………….... 29

Gambar 4.1. Pengukuran Jalan Aktual Dilapangan ………………………….. 31

Gambar 4.2. Pengukuran Superelevasi Aktual Dilapangan PT. MMI……….. 33

Gambar 4.3. Pengukuran Grade Resisten PT. MMI…………………………. 33

Gambar 4.4. Pengukuran Cross Slope Aktual PT. MMI…………………….. 34

Gambar 4.5. Pengukuran Tanggul Pengaman………………………………... 35

Gambar 4.6 Kemiringan Jalan Aktual……………………………………….. 38

Gambar 5.1. Bentuk Penampang dari lebar jalan lurus……………………… 41

Gambar 5.2. Rancangan Lebar Jalan Angkut Lurus 3D……………………... 44

Gambar 5.3 Rancangan Jalan Angkut Pada Tikungan 3D………………….. 44

Gambar 5.4 Rancangan Superelevasi 3D……………………………………. 45

Gambar 5.5 Rancangan Grade Resisten 3D……………………………….... 45

Page 12: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

vii

Gambar 5.6 Rancangan Cross Slope 3D……………………………….......... 46

Gambar 5.7 Potongan Rancangan Cross Slope................................................... 46

Page 13: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Data Lebar Jalan Lurus aktual PT. Minemex Indonesia………….. 30

Tabel 4.2. Sfesifikasi Alat Dump truck Scania P 380………………………… 32

Tabel 4.3. Data Lebar Jalan Tikungan Aktual………………………………… 32

Tabel 4.4. Data Pengukuran Superelevasi Aktual PT. MMI ………………….. 32

Tabel 4.5. Data Pengukuran Grade Resisten …………………………………. 33

Tabel 4.6. Data Pengukuran Cross slope Aktual …………………………….. 34

Tabel 4.7. Data Pengukuran Pengaman ( Safety Berm)………………………. 34

Tabel 5.1. Evaluasi Perhitungan Jalan Angkut Lurus………………………… 40

Tabel 5.2. Analisis lebar Jalan Pada Tikungan……………………………….. 41

Page 14: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Peta Geologi PT. Minemex Indonesia …………………………........ 53

B. Peta Situasi Tambang……………………………………………….. 54

C. Peta Koordinat IUP…………………………………………………. 55

D. Peta Topografi………………………………………………………. 56

E. Spesifikasi Alat-alat angkut Scania P380 PT. Minemex Indonesia.. 57

F. Dokumentasi Lapangan Dan Kondisi Jalan Tambang Batubara di blok B PT.

Minemex Indonesia…………………………………………….. 59

G. Surat Bukti Prapenelitian Di PT. Minemex Indonesia……………... 65

H. Surat Bukti Penelitian Di PT. Minemex Indonesia……………….... 66

I. Situasi dan Segmen Jalan Tambang aktual dari Front Tambang Menuju

Stockpile……………………………………………………………………. 67

J. Rancangan jalan angkut ideal PT. MMI…………………………… 68

K. Desain Rancangan Superelevasi……………………………………. 69

L. Desain Rancangan Cross Slope…………………………………….. 70

M. Penampang jalan aktual PT. Minemex Indonesia………………….. 71

N. Rancangan lebar jalan ideal………………………………………... 72

O. Kemiringan Tanjakan grade Aktual PT. MMI…………………….. 73

P. Kemiringan tanjakan grade rencana PT. MMI…………………….. 74

Q. Rancangan Lebar Jalan Angkut 3D………………………………… 75

Page 15: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

x

R. Rancangan Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan 3D………………... 76

S. Rancangan Kemiringan Pada tikungan Superelevasi 3D…………… 77

T. Rancangan kemiringan tanjakan grade Ideal 3D…………………… 78

U. Rancangan Kemiringan Melintang Cross Slope Ideal 3D………….. 79

V. Rancangan Jalan Dari Front Penambangan Menuju Stockpile 3D…. 80

W. Rancangan saluran dan tanggul pengaman jalan tambang PT. MMI.. 81

X. Tabel Hasil Evaluasi Geometri Jalan Angkut Ideal PT. Minemex

Indonesia……………………………………………………………. 82

Y. Lembar Konsultasi

Page 16: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permintaan pasar akan batubara yang semakin meningkat mengakibatkan

semakin banyak berdirinya perusahaan-perusahan yang bergerak dibidang

pertambangan khususnya batubara, salah satunya adalah PT. Minemex Indonesia

yang terletak di Desa Talang Serdang, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten

Sarolangun, Provinsi Jambi.

PT. Minemex Indonesia mempunyai luas wilayah IUP Operasi Produksi

seluas 3700 Ha, yang terbagi atas tiga blok penambangan. PT. Minemex Indonesia

merupakan anak perusahaan dari Thriveni Earthmovers mulai merintis usaha

pertambangannya di Indonesia pada tahun 2007 dan mulai Produksi batubara pada

tahun 2010, dan telah memasarkan batubara di dalam negeri seperti Jakarta, Dumai,

Medan dan untuk kebutuhan ekspor seperti Negara India.

Data produksi PT. Minemex Indonesia yaitu 120.000 ton/bulan. Untuk

mencapai target tersebut tentu harus didukung oleh kondisi geometri jalan angkut

yang baik agar aktivitas pengangkutan berjalan lancar, aman dan terhindar dari

kecelakaan kerja.

Akses jalan merupakan faktor penting dalam tercapainya volume batuan yang

dipindahkan. Sebelum menentukan geometri jalan yang akan dibuat maka perlu

diketahui dimensi alat angkut yang akan melalui jalan tersebut. Jalan yang baik akan

Page 17: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

2

mendukung terpenuhinya target produksi yang diinginkan. Geometri jalan

yang harus diperhatikan yaitu, lebar jalan angkut, superelevasi, grade resisten dan

Cross slope. Alat angkut atau truck-truck tambang umumnya berdimensi lebih besar,

panjang dan lebih berat dibandingkan kendaraan angkut yang bergerak di jalan raya.

Oleh sebab itu, geometri jalan angkut tambang harus sesuai dengan dimensi alat

angkut tambang terbesar yang digunakan, agar alat angkut tersebut dapat bergerak

leluasa pada kecepatan normal dan aman.

Pengamatan yang dilakukan di lapangan masih banyak titik-titik geometri

jalan yang tidak memenuhi kaedah menurut teori, seperti lebar jalan yang tidak sesuai

dengan ukuran dump truck yang digunakan, superelevasi/ kemiringan pada tikungan

mengarah kearah luar tikungan sehingga bisa menyebabkan dump truck terpental

keluar pada saat melewati tikungan, grade jalan pada tanjakan yang curam mencapai

19°, sedangkan grade yang ideal nya 4,5°, permukaan jalan yang datar sehingga air

tergenang ditengah jalan pada saat hujan karena cross slopenya tidak ada.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti di PT. Minemex

Indonesia dengan judul, Evaluasi Geometri Jalan Angkut Dari Front Menuju

Stockpile Pada Penambangan Batubara Blok B PT. Minemex Indonesia Mandiangin-

Jambi.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari latar belakang penelitian di atas adalah:

a. Lebar jalan yang tidak sesuai dengan ukuran dimensi dump truck yang

digunakan,sehingga menyebabkan antrian kendaraan ketika berpapasan.

Page 18: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

3

b. Kemiringan pada tikungan mengarah ke arah luar tikungan sehingga bisa

menyebabkan truck terpental pada saat dilewati.

c. Kemiringan tanjakan yang curam yaitu 19°.

d. Permukaan jalan yang datar sehingga menyembabkan air tergenang pada jalan

karena cros slopenya tidak ada.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

Evaluasi geometri jalan angkut dari front penambangan menuju stockpile

dengan jarak tempuh 1,2 km, pada Blok B PT. Minemex Indonesia.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Berapakah geometri jalan angkut aktual setiap segmen dari front tambang

menuju stockpile pada penambangan batubara Blok B di PT. Minemex

Indonesia?

b. Berapakah geometri jalan angkut Ideal setiap segmen dari front tambang menuju

stockpile pada penambangan batubara Blok B di PT. Minemex Indonesia?

c. Bagaimanakah rancangan geometri jalan angkut yang ideal setiap segmen dari

front penambangan ke stockpile pada Blok B PT. Minemex Indonesia?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Page 19: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

4

a. Mengungkapkan geometri jalan angkut aktual setiap segmen dari front tambang

menuju stockpile pada penambangan batubara Blok B di PT. Minemex

Indonesia.

b. Mendapatkan hasil analisis geometri jalan ideal setiap segmen dari front

penambangan menuju stockpile pada Blok B PT. Minemex Indonesia.

c. Mendapatkan rancangan geometri jalan angkut ideal dari front penambangan

menuju stockpile pada Blok B PT. Minemex Indonesia.

1.6. Manfaat penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

a. Bagi Perusahaan

Hasil ini bisa jadi bahan pertimbangan atau pedoman bagi perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasi produksi sebagai pemegang IUP Operasi Produksi.

b. Bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan ke dalam

bentuk penelitian, menambah wawasan pengetahuan, merubah pola pikir dan

memperoleh ilmu yang yang tidak dapat dibangku perkuliahan.

c. Bagi STTIND Padang

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa/mahasiswi yang

membacanya, dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan

jurnal dan pedoman atau referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan

penelitian.

Page 20: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori-teori yang berhubungan dengan Variabel

penelitian sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan penelitian..

2.1.1. Tinjauan Umum Perusahaan

Pada tahun 1991 Thriveni inc. dibentuk sebagai perusahaan partnership. Pada

tahun 1996 Trhiveni inc. mulai memasuki dunia pertambangan sebagai penyedia jasa

transportasi tambang lignit di Neyveli Lignite Corporation, Ltd.Pada tahun 1998,

Thriveni inc. mulai mengembangkan usahanya dan mendapatkan kontrak dengan

Hindustan Cooper, Ltd. salah satu perusahaan tambang bijih tembaga untuk

mengelola tambang milik Negara India tersebut.

Pada tahun 1991 status badan hukum Trhiveni berubah menjadi Limited (Ltd)

sekaligus mengubah namanya menjadi Thriveni Earthmovers, Ltd. Nama Thriveni

Earthmovers, Ltd. mulai mendapat perhatian dari para pemilik tambang untuk

mengadakan kerja sama dengan perusahaan ini, terbukti pada tahun 2004 Thriveni

Earthmovers, Ltd. mendapat kontrak dari Sao & Sons, Ltd. sebagai kontraktor di

perusahaan tambang yang bergerak dalam pertambangan bijih emas.

Setelah berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam dunia pertambangan,

akhirnya pada tahun 2007, PT. Trhiveni Earthmovers mulai merintis usaha

pertambangannya di Indonesia dengan mendirikan anak perusahaan atas nama PT.

Page 21: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

6

Minemex Indonesia di Desa Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi

Jambi. PT. Minemex Indonesia yang selanjutnya disebut PT. MMI telah memulai

produksi batubara pada tahun 2010, dan telah memasarkan batubara baik dalam

negeri seperti Jakarta, Dumai, Medan maupun untuk kebutuhan ekspor menuju

Negara India.

1. Keadaan Topografi dan Statigrafi

a. Topografi

Topografi daerah Mandiangin merupakan daerah perbukitan dengan relief yang

landai hingga terjal yang memanjang dari arah Tenggara hingga Barat Laut dengan

ketinggian antara 28-70 mdpl (meter diatas permukaan laut) dan berbatasan dengan

Sungai Tembesi di sebelah Barat. Pada daerah yang lebih rendah dipenuhi oleh

perkebunan sawit dan durian. Sedangkan daerah perbukitanya dipenuhi dengan hutan.

b. Stratigrafi

Wilayah kuasa pertambangan PT. MMI secara regional termasuk dalam

cekungan Sumatera Selatan bagian barat yang disebut sebagai Sub-Cekungan

Palembang. Batuan dasar dari cekungan ini terdiri dari batuan beku dan batuan

malihan yang berumur Pra-Tersier.

Litologi daerah penyelidikan didasari oleh penemuan-penemuan satuan batuan

(outcrops unit) yang ditemukan di lokasi dan pada umumnya memiliki sifat dominan

sampai yang tidak dominan yang tersebar secara merata. Peta Geologi Lembar

Sarolangun sebagian termasuk dalam Sub-Cekungan Palembang bagian utara. Sub-

cekungan tersebut merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Selatan yang terbentuk

Page 22: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

7

pada Zaman Tersier. Pada awal pembentukannya antara kedua sub-cekungan

tersebut terdapat Tinggian Tamiang dan Iliran serta Tinggian Melintang Bentayan.

Dalam Lembar Sarolangun terdapat dua satuan stratigrafi batuan yang

diendapkan selama Zaman Tersier, yakni Kelompok Telisa dan Kelompok

Palembang. Runtunan Litologinya menunjukkan, bahwa Kelompok Telisa merupakan

satuan batuan yang terbentuk dalam fasa genang laut. Sebaliknya Kelompok

Palembang terbentuk dalam fasa susutlaut. Yang pertama terdiri dari Formasi

Talangakar dan Formasi Gumai, yang kedua, Formasi Air benakat, Formasi Muara

Enim dan Formasi Kasai.

Batuan sedimen tersier awal cekungan Sumatera Selatan diendapkan selama

periode genang laut yang menerus sampai pertengahan Miosen disusul tahap susut

laut, dengan susunan formasi sebagai berikut:

1) Formasi Air Benakat

Formasi ini berumur Miosen Tengah – Akhir. Terletak secara selaras diatas

Formasi Gumai. Formasi ini terdiri dari batupasir, napal, dan batulanau yang

diendapkan di lingkungan laut dangkal yang menunjukkan susut laut dari keadaan

laut terbuka Formasi Gumai.

2) Formasi Muara Enim

Formasi muara Enim mendidih secara selaras Formasi Air benakat dan

menunjukkan bahwa susut laut dan pendangkalan cekungan berlangsung menerus

sampai Kala Pliosen. Batuannya terdiri dari batupasir dan batulempung, sebagian

tufaan, banyak mengandung horizon lignit, dan memperlihatkan pengendapan di

Page 23: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

8

lingkungan laut dangkal sampai peralihan (ke darat). Berdasarkan posisi

stratigrafinya formasi ini berumur Miosen akhir sampai Pliosen (De Coster, 1974).

3) Formasi Kasai

Di atas Formasi Muara Enim ditindih secara tidak selaras oleh Formasi

Kasaiyang berumur Plio-Plistosen. Formasi ini terdiri dari batupasir dan batulempung

darat, berbatuapung dan tufaan. Ketidakselarasan memperlihatkan pengangkatan

setempat pada Pliosen Akhir yang berkaitan dengan erosi terhadap Pegunungan

Barisan, tetapi tidak berkembang di seluruh wilayah dengan tingkat yang sama

(Nayoan & Martosono, 1974, Goafoer dkk, 1986). Endapan Rawa, diendapkan tidak

selaras di atas satuan batuan lainnya pada Kala Holosen, terdiri dari kerikil, pasir,

lanau dan lempung dengan sisa-sisa tumbuhan.

Gambar 2.1

Stratigrafi WIUP Operasi Produksi PT. Minemex Indonesia Sumber: Departemen Geologi Eksplorasi PT. MMI

Page 24: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

9

2.1.2. Pengertian Jalan Angkut

Jalan adalah prasarana transportasi yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya diperuntukkan bagi lalu lintas,

yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan

tanah atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan

jalan kabel ( Undang-Undang No 34 Tahun 2006).

1. Geometri Jalan Angkut

Fungsi utama jalan angkut secara umum adalah untuk menunjang kelancaran

operasional penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Medan berat yang

munkin terdapat sepanjang jalan harus diatasi dengan mengubah rancangan jalan

untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja, oleh sebab itu, geometri jalan

harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar dapat bergerak leluasa

pada kecepatan normal dan aman. Geometri jalan angkut yang harus diperhatikan

sama seperti jalan raya pada umumnya yaitu: lebar jalan angkut lurus, lebar jalan

pada tikungan, superelevasi, kemiringan jalan pada tanjakan dan cros slope.

Pada umumnya alat angkut yang bekerja di tambang berdimensi lebih besar,

panjang dan lebih berat dari dibandingkan alat angkut yang bekerja dijalan raya. Oleh

sebab itu, geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan

agar alat angkut tersebut lebih leluasa bergerak pada kecepatan norman dan aman.

Geometri jalan yang memenuhi syarat adalah bentuk dan ukuran jalan yang sesuai

dengan tipe ( bentuk, ukuran, sfesifikasi ) alat angkut yang digunakan dan kondisi

medan yang dilalui (Yanto Indonesianto ,hal 58, 2005).

Page 25: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

10

2. Lebar Jalan Angkut

Untuk menghitung lebar jalan angkut dibedakan menjadi dua macam yaitu

lebar jalan angkut lurus dan lebar jalan angkut untuk belokan (tikungan). Penentuan

lebar jalan angkut lurus dan lebar jalan angkut belokan dalam perhitungan berbeda,

dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran dan mencegah terjadinya kecelakaan

lalu lintas (Syamsudin, hal 320, 2016).

1). Lebar Jalan Angkut Lurus

Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan jalur ganda atau lebih, menurut The

American ossaciation of state highway dan transportasion officials (AASHTO)

Manual Higway Design 1793, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada

bagian tepi kiri dan kanan jalan. Dari ketentuan tersebut dapat dilakukan dengan cara

sederhana untuk menentukan lebar jalan angkut minimum, yaitu menggunakan rule

of thumb atau angka perkiraan dengan menggunakan rumus:

Wt2

11nWtnL (2.1)

Keterangan:

L = Lebar jalan angkut minimum, (m)

n = Jumlah jalur

Wt = Lebar alat angkut (total), m

Perumusan diatas digunakan untuk lebar jalan dua jalur (n) nilai 0,5 di sini

artinya yaitu lebar terbesar dari dump truck yang digunakan dan ukuran amanmasing-

masing kendaraan di tepi kanan kiri jalan (Yanto Indonesianto, hal 58, 2005).

Page 26: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

11

Gambar 2.2

Sayatan Melintang Lebar Jalan Angkut

Sumber: (Yanto Indonesianto, hal 58, 2005)

2). Lebar Jalan Pada Tikungan

Lebar jalan tambang pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar pada

jalan lurus. Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung dengan

mendasarkan pada:

a. Lebar jejak ban

b. Lebar juntai atau tonjolan alat angkut bagian depan dan belakang pada saat

membelok

c. Jarak antar alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan

d. Jarak dari kedua tepi jalan.

Dengan menggunakan ilustrasi pada gambar 2.3 dapat dihitung lebar jalan minimum

pada belokan, yaitu seperti dibawah ini (Yanto Indonesianto, hal 58, 2005).

Page 27: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

12

Gambar 2.3

Gambar Jalan Angkut Dua Jalur Pada Tikungan

Sumber: (Yanto Indonesianto, hal 59, 2005)

C ZFbFaUnW (2.2)

Keterangan:

W = Lebar jalan angkut pada belokan (m)

N = jumlah jalur

U = Jarak jejak roda dump truck (m)

Fa = Lebar juntai depan (m)

Fb = Lebar juntai belakang (m)

Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan (m)

C = Jarak antar truck (m) (Yanto Indonesianto, hal 58, 2005).

3). Kemiringan Jalan Pada Tikungan (Superelevasi )

Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk oleh

batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan ketinggian.

Menurut teori dari T. Atkinson D.I.C pada kondisi jalan yang kering, nilai

Page 28: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

13

superelevasi merupakan harga maksimum 90 mm/m sedangkan kondisi jalan yang

penuh lumpur atau licin superelevasinya terbesar 60 mm/m.

Bagian tikungan jalan perlu diberi superelevasi, yakni dengan cara

meninggikan jalan pada sisi luar tikungan. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari/

mencegah kendaraan yang lewat tergelincir ke luar atau terguling. Untuk setiap

kombinasi jari jari tikungan dan kecepatan kendaraan, terdapat super elevasi sfesifik

yang dapat mengimbangi besarnya gaya senterifugal. Gaya sentrifugal bekerja diatas

permukaan jalan melalui titik pertemuan roda luar dan lapisan perkerasan. Momen

perlawanannya stabilizing moment (momen stabilisasi) yang timbul akibat titik berat

kendaraan yang mengarah ke bawah ke titik pusat bumi. Kendaraan akan terguling

apabila momen guling lebih besar dari momen stabilisasi.

Kemiringan jalan ini secara matematis merupakan perbandingan antara

kenaikan tinggi jalan dengan lebar jalan. Untuk menetukan besarnya kemiringan

tikungan jalan dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata kendaraan yang melaluinya

dan koefisien friksinya. seperti terlihat pada gambar gaya N mempunyai komponen

vertical yang besarnya N cos Ø dan komponen horizontal yang besarnya N sin ø yang

mengarah ke pusat sebagai gaya sentripetal. Jika V merupakan kecepatan dan R jari

jari tikungan, maka sudut miring ø sebagai super elevasi jika dapat dihitung sebagai

berikut:

N sin ø = (m. v²): R (2.3)

Karena tidak ada percepatan vartikal maka N cos ø = w sehingga dari kedua

persamaan tersebut besarnya superelevasi adalah:

Page 29: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

14

Tan ø = v² : (R.g), m/m atau mm/m (2.4)

Keterangan :

v = kecepatan rencana km/jam

R = radius tikungan, m

g = Gravitasi bumi, 9,8 m/det2.

Sehingga dengan mendasarkan rumus tersebut maka untuk menghindari

terjadi slip, pada tikungan pada tikungan superelevasi sebesar 0,20 m/m atau mm/m

(Yanto Indonesianto, hal 59, 2005):

Gambar 2.4

Gaya Sentrifugal Pada Tikungan Sumber: (Yanto Indonesianto, hal 59, 2005)

4). Kemiringan Jalan Tanjakan (Grade Resistance)

Kemiringan jalan angkut dapat berupa jalan menanjak ataupun jalan menurun,

yang disebabkan perbedaan ketinggian pada jalur jalan. Kemiringan jalan

berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman

Page 30: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

15

maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemampuan dalam mengatasi tanjakan untuk

setiap alat angkut tidak sama, tergantung pada jenis alat angkut itu sendiri. Sudut

kemiringan jalan biasanya dinyatakan dalam persen, yaitu beda tinggi setiap seratus

satuan panjang jarak mendatar.

Tahanan kemiringan (grade resistance) ialah besarnya gaya berat yang

melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang

dilaluinya. Tahanan kemiringan tergantung dua faktor, yaitu:

a. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen.

b. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam ton.

Besarnya tahanan kemiringan rata-rata dinyatakan dalam 20 lbs dari rimpull

untuk tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada kemiringan 1 %.

Kemiringan suatu jalan biasanya dinyatakan dalam persentase, dimana kemiringan 1

% merupakan kemiringan permukaan yang menanjak atau menurun 1 meter secara

vertikal dalam jarak horizontal 100 meter. Kemiringan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Yanto Indonesianto, hal 60, 2005):

B

h

x

x A

Gambar 2.5 Perhitungan Kemiringan Jalan (Sumber: Construction planning equipment, and method, 82 :1985)

Page 31: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

16

(2.5)

Keterangan:

h: Beda tinggi antara dua titik yang diukur (meter)

x: Jarak datar antara dua titik yang diukur (meter)

Secara umum kemiringan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat

angkutnbesarnya besarnya antara 18% - 10%. Akan tetapi untuk jalan naik maupun

turun pada bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8% (4,5°) (Yanto

Indonesianto, hal 60, 2005).

5). Kemiringan Melintang (Cross Slope)

Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan

terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk

penampang melintang cembung, dibuat demikian dengan tujuan untuk menghindari

agar disaat hujan, air tidak tergenang pada jalan, dan tidak mengumpul pada

permukaan jalan, hal ini sangat penting karena air yang tergenang pada permukaan

jalan dapat membahayakan kendaraan yang lewat dan mempercepat kerusakan jalan.

Maka pembuatan kemiringan melintang (cross slope) dilakukan dengan cara

membuat bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian tepi jalan.

Setelah mengetahui cross slope pada jalan angkut dinyatakan dalam

perbandingan jarak vertical dan horintal dengan satuan mm/m, pada kontruksi jalan

angkut surface mining cross slope dianjurkan mempunyai ketebalan antara ¼ sampai

%100x

h% Grade x

Page 32: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

17

dengan ½ inch untuk tiap feet jarak horizontal atau sekitar 20 mm sampai 40 mm

untuk tiap meter (Azwari, hal 94, 2016).

Gambar 2.6

Penampang Melintang Jalan Angkut

Sumber: (Azwari, hal 94, 2016)

Angka cross slope dinyatakan dalam perbandingan jarak vertical (b) dan

horizontal (a) dengan satuan mm/m, jalan angkut yang baik memiliki cross slope 40

mm/m. untuk menghitung penampang melintang dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

P= ½. L (2.6)

L : Lebar Jalan

2.1.3. Fasilitas Pendukung Kelancaran Dan Keselamatan Kerja

Perawatan dan pemeliharaan jalan merupakan suatu pekerjaan yang perlu

mendapatkan perhatian khusus,hal ini bertujuan untuk tidak terganggu kegiatan

operasional penambangan yang akhirnya akan mengganggu kelancaran produksi.

Pada umumnya pemeliharan jalan tambang ditekankan pada kondisi jalan dan

Page 33: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

18

pemeliharan saluran air (drainase). Pemeliharaan jalan yang baik,tetepi pemeliharaan

drainase yang ada kurang baik, hal tersebut tidak akan berhasil, begitu juga dengan

sebaliknya.

Pada musim kemarau, lapisan permukaan akan berdebu yang sangat

menggangu kenyamanan dan kesehatan pengemudi. Sedangkan pada musim

penghujan, debu tersebut menjadi lumpur yang menggenangi jalan dan akibatnya

jalan menjadi licin. Hal ini juga akan sangat menghambat laju dari alat angkut karena

pada kondisi tersebut pengemudi akan mengurangi kecepatan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan dan keselamatan

pengangkutan di sepanjang jalur jalan angkut menurut (Syamsudin Dkk, hal 20,

2017) yaitu:

1. Rambu-Rambu Pada Jalan Angkut

Lebih menjamin keamanan sehubung dengan dioperasikannya jalan angkut

tambang, maka perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas, rambu-rambu yang perlu

dipasang antara lain:

a. Tanda belokan

b. Tanda persimpangan jalan

c. Peringatan adanya tanjakan maupun jalan menurun

d. Kecepatan maksimum yang diizinkan

e. Tanda peringatan karena ada jalan yang licin, jembatan

Page 34: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

19

2. Lampu Penerangan

Lampu penerangan mutlak harus dipasang apabila jalan angkut tambang

digunakan pada malam hari. Biasanya pemasangan sarana penerangan dilakukan

berdasarkan interval jarak dan tingkat bahayanya. Lampu-lampu tersebut dipasang

antara lain pada:

a. Belokan

b. Persimpangan jalan

c. Tanjakan atau turunan tajam

d. Jalan yang berbatasan langsung dengan tebing

3. Tanggul Pengaman (safety berms)

Menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi karena kendaraan selip atau

kerusakan rem atau karena sebab lain, maka pada jalan angkut tambang tersebut perlu

dibuat tanggul jalan dikedua sisinya. Hal ini terutama biala jalan berbatasan langsung

dengan daerah curam, sehingga bila terjadi dengan hal-hal yang tidak diinginkan alat

angkut tidak terperosok ke daerah yang curam.

4. Parit (trench) Pada Jalan Angkut

Jalan angkut tambang harus diberi penirisan maupun gorong-gorong, karena

air akan menggenangi permukaan jalan dan menyebabkan becek, berlumpur atau licin

pada saat hujan. Ukuran sistem penirisan tergantung pada besarnya curah hujan, luas

daerah pengaruh hujan, keadaan atau sifat fisik dan mekanika material dan tempat

membuang air. Penirisan di kiri-kanan jalan angkut sebaiknya dilengkapi dengan

saluran penirisan dengan ukuran yang sesuai dengan jumlah curah hujan.

Page 35: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

20

2.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini yang terdiri atas:

2.2.1. Input, Yaitu Data- Data Yang Dibutuhkan Dalam Penelitian Ini Terdiri Dari:

2.2.1.1 Data Primer

a. Jarak dari front tambang ke stockpile

b Jumlah Jalur yang digunakan

c. Geometri jalan angkut

1. Kebar jalan lurus dan tikungan

2. Kemiringan tikungan / superelevasi

3. Kemiringan jalan tanjakan/ grade resistance

4. Kemiringan melintang / cross slope .

d. Dokumen PT. Minemex Indonesia

e. Data pengukuran langsung dilapangan

2.2.1.2 Data Sekunder

a. Peta situasi tambang pit B PT. Minemex Indonesia

b. Peta Geologi PT. Minemex Indonesia

c. Peta Topografi PT. Minemex Indonesia

d. Data spesifikasi alat angkut DT Scania P380

e. Koordinat IUP PT. Minemex Indonesia

2.2.2. Proses, Yaitu Teknik Pemecahan Masalah Yang Digunakan Dalam Penelitian

Ini Yang Terdiri Atas:

Page 36: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

21

Geometri jalan angkut:

1. Lebar jalan angkut

a. Lebar jalan lurus

b. Lebar jalan belokan

2. Kemiringan tikungan / superelevasi

3. Lemiringan jalan tanjakan/ grade resistance

4. Kemiringan melintang / cros slope .

2.2.3 Output, Yaitu Hasil Yang Diharapkan Dari Penelitian Ini, Yaitu:

a. Geometri jalan angkut dan rancangan jalan ideal dari front Penambangan menuju

stockpile PT. minemex Indonesia.

Input

Data Primer: a. Jarak angkut dari front tambang ke stockpile blok B PT.

Minemex Indonesia

b. Jumlah Jalur yang digunakan

c. Geometri jalan angkut aktual

Data Sekunder: a. Peta Geologi

b. Peta tofografi

c. Peta situasi tambang

d. Sfesifikasi Dump Truck DT Scania 380

A

Page 37: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

22

Proses

a. Mengungkapkan geometri jalan angkut aktual setiap segmen dari front

tambang menuju stockpile pada penambangan batubara Blok B di PT.

Minemex Indonesia.

b. Mendapatkan hasil analisis geometri jalan ideal setiap segmen dari front

penambangan menuju stockpile pada Blok B PT. Minemex Indonesia.

c. Mendapatkan rancangan geometri jalan angkut ideal dari front

penambangan menuju stockpile pada Blok B PT. Minemex Indonesia.

Rumus yang digunakan:

Lebar jalan lurus : Wt2

11nWtnL

Lebar jalan pada tikungan : W= n ( U + Fa + Fb + Z))+ C

Superlevasi : Tan ø = V² : (R.g), m/m atau mm/m

Grade Resisten : Grade (%):

∆ℎ∆𝑥 𝑥 100%

Cross Slope : P= ½. L

Output

Untuk mendapat geometri jalan angkut yang ideal sesuai dengan dimensi Dump

Truck terbesar yang dugunakan di PT. Minemex Indonesia agar lalu lintas

berjalan lancar dan terhindar dari kecelakan kerja

Gambar 2.7

Kerangka Konseptual

A

Page 38: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat terapan

(applied research), yaitu penelitian yang hati-hati, sistematik dan terus menerus

terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk

keperluan tertentu.

Menurut Sugiono (2009 : 10-11), penelitian terapan ini digolongkan dalam

penggolongan menurut tujuan. Penelitian yang bertujuan untuk menemukan

pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan. Walaupun ada kalanya

penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk. Penelitian dan pengembangan

bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Minemex Indonesia yang secara geografis

terletak pada 103026’25”-1030 29’43,30” BT dan 2007’00”- 2007’17,80” LS. Peta lokasi

wilayah IUP Operasi Produksi PT. Minemex Indonesia.

1. Dari Padang, Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) kearah Sarolangun

melalui Solok - Dhamasraya - Muara Bungo dengan jarak tempuh 479 km atau

sekitar 8 jam.

Page 39: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

24

2. Dari Jambi, Bandar Udara Sultan Taha Saipun kearah Kota Sarolangun dengan

jarak tempuh 130 km atau sekitar 3 jam.

Dari Kota Sarolangun untuk menuju lokasi penambangan di Desa Talang Sedang

Kecamatan Mandiangin dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda

dua dengan jarak ±50 km atau sekitar 1 jam

Gambar 3.1

Peta Lokasi IUP Operasi Produksi PT Minemex Indonesia

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan 01 Februari s/d 10 Februari 2018 di PT.

Minemex Indonesia.

Page 40: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

25

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek

pengamatan penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel

penelitian adalah lebar jalan, superelevasi, kemiringan jalan produksi grade

resistance dan cross slope.

3.4 Data dan Sumber Data

3.4.1 Data

Data yang di butuhkan pada penelitian ini adalah:

1. Data primer

Adalah data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan secara langsung di

lapangan, yang termasuk data primer pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Geometri jalan angkut dari front penambangan menuju stockpile PT. Minemex

Indonesia.

2. Data sekunder

Merupakan data penunjang yang digunakan dalam perhitungan dan pengolahan

data, diperoleh dari data-data yang sudah ada di PT. Minemex Indonesia, yang

termasuk data sekunder pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Peta Situasi Tambang

b. Peta Geologi

c. Peta Topografi

d. Sfesifikasi Dump Truck DT Scania P380

e. Foto Lapangan.

Page 41: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

26

3.4.2 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini:

1. Data primer: Yaitu data yang di dapatkan langsung dari lapangan oleh

peneliti, sumber data ini adalah geometri jalan angkut dari front tambang ke

stockpile PT. Minemex Indonesia.

2. Data Sekunder: Yaitu data yang diambil oleh peneliti dari dokumen-

dokumen PT. Minemex Indonesia dan studi kepustakaan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data di lakukan dengan 3 cara yaitu:

1. Studi observasi

a. Pengukuran lebar jalan lurus secara langsung dilapangan menggunakan

meteran.

b. Pengukuran lebar jalan pada tikungan menggunakan meteran secara

manual dilapangan.

c. Pengukuran superlevasi secara langsung menggunakan waterpass

dilapangan.

d. Pengukuran Grade secara langsung menggunakan waterpass.

e. Pengukuran secara langsung Cross Slope menggunakan waterpass

2. Studi pustaka, mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca buku-

buku literatur dan jurnal yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas

sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pemecahan masalah.

Page 42: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

27

3.6 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:

d. Mengungkapkan geometri jalan angkut aktual setiap segmen dari front tambang

menuju stockpile pada penambangan batubara Blok B di PT. Minemex

Indonesia.

e. Mendapatkan hasil analisis geometri jalan ideal setiap segmen dari front

penambangan menuju stockpile pada Blok B PT. Minemex Indonesia.

f. Mendapatkan rancangan geometri jalan angkut ideal dari front penambangan

menuju stockpile pada Blok B PT. Minemex Indonesia.

Rumus yang digunakan:

Lebar jalan lurus : Wt2

11nWtnL

Lebar jalan pada tikungan : W= n ( U + Fa + Fb + Z))+ C

Superlevasi : Tan ø = V² : (R.g), m/m atau mm/m

Grade Resisten : Grade (%):

∆ℎ∆𝑥 𝑥 100%

Cross Slope : P= ½. L

3.7 Analisa Data

Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka

dilakukan analisa data dari pengelohan data yang didapat selama melakukan

penelelitian.

Page 43: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

28

3.8 Kerangka Metodologi

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian seperti

diagram alir penelitian di bawah ini

A

Identifikasi Masalah

a. Lebar jalan yang tidak sesuai dengan ukuran dimensi dump truck yang

digunakan,sehingga menyebabkan antrian karena tidak bisa berpapasan.

b. Kemiringan pada tikungan mengarah ke arah luar tikungan sehingga bisa

menyebabkan truck terpental pada saat dilewati

c. Kemiringan tanjakan yang curam yaitu 19°

d. Air tergenang di badan jalan pada saat hujan croos slopenya tidak ada

menyebabkan jalan rusak dan licin

Tujuan

1. Mengungkapkan geometri jalan angkut aktual setiap segmen dari

front tambang menuju stockpile pada penambangan batubara Blok B

PT. Minemex Indonesia.

2. Mendapatkan hasil analisis geometri jalan ideal setiap segmen dari

front penambangan menuju stockpile pada Blok B PT. Minemex

Indonesia

3. Mendapatkan rancangan geometri jalan angkut ideal pada

penambangan batubara Blok B PT. Minemex Indonesia

Evaluasi Geometri Jalan Angkut Dari Front Menuju

Stockpile Pada Penambangan Batubara Blok B PT. Minemex

Indonesia Desa Talang Serdang Mandiangin Jambi.

Page 44: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

29

A

B

Data Primer

1. Jarak dari front

penambangan

ke stockpille

2. Jumlah jalur..

3. Geometri jalan

angkut PT

Minemex

Indonesia.

Data Sekunder

1. Spesifikasi dump

truck DT Scania

380

2. Peta situasi

tambang.

3. Peta geologi

tambang

4. Koordinat IUP

PT. Minemex

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Geometri jalan angkut (dengan persamaan Yanto Indonesianto) a. Lebar jalan Angkut b. superelevasi

c. grade

d. cross slope

Page 45: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

30

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

B

Analisa Data

1 Menganalisis dan merancang geometri jalan angkut ideal pada PT. Minemex Indonesia

Hasil

Sebagai Bahan Evaluasi Perusahaan.

Page 46: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

31

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dalam bab ini disajikan hasil penelitian, yaitu secara berurutan tentang deskripsi

data, pengolahan data, dan pembahasan.

4.1. Pengumpulan Data

Dari hasil pengumpulan data berikut adalah data-data yang dikumpulkan:

4.1.1 Data Primer

Data primer pada penelitian ini meliputi:

a. Panjang Jalan Dari Front Tambang Ke Stockpile Blok B PT. Minemex Indonesia

Adalah 1200 M atau 1,2 km.

b. Lebar Jalan Lurus Aktual PT. MMI

Tabel 4.1 Data Lebar Jalan Lurus aktual PT. Minemex Indonesia

No

Segmen

Lebar jalan(m)

Cross

Slope

Aktual

Kemiringan Tanjakan Aktual

Keterangan

1 1

6

Dua Jalur

2 6,6 Dua Jalur

3 6,7 Dua Jalur

4 2

12 1°

Dua Jalur

5 11 Dua Jalur

6 10,6 Dua Jalur

7 3

7,7 1°

Dua Jalur

8 6,7 Dua Jalur

9 8,7 Dua Jalur

10 4

11,3 0°

Dua Jalur

11 11,6 Dua Jalur

31

Page 47: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

32

12 9,1 Dua Jalur

13 5

8,1 0°

Dua Jalur

14 11,6 Dua Jalur

15 6

12,9 1°

Dua Jalur

16 7,67 Dua Jalur

17 5,97 Dua Jalur

18 7

7,04 0°

Dua Jalur

19 7,29 19° Dua Jalur

20 8 5,2 19° Dua Jalur

21 6,98 1,5° Dua Jalur

22 9

5,3 0°

Dua Jalur

23 7,8 Dua Jalur

24 10,75 Dua Jalur

25 10

10,75 1°

Dua Jalur

26 10,7 Dua Jalur

27 10,03 Dua Jalur

Gambar 4.1

Pengukuran Jalan Aktual Di Lapangan

Lanjutan Tabel 4.1

Page 48: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

33

c. Sfesifikasi Alat Angkut Scania P 380

Tabel 4.2

Sfesifikasi Alat Dump truck Scania P 380

Lebar Alat Angkut 2600 mm

Tinggi Alat Angkut 3640 mm

Panjang Alat Angkut 9205 mm

Radius Tikungan 8,7

Jarak jejak Roda 2460

Lebai juntai depan 0,35 cm

Lebai Juntai Belakang 0,70 cm

d. Lebar Jalan Tikungan Aktual PT.MMI

Tabel 4.3 Data Lebar Jalan Tikungan Aktual

No

Titik

Pengukuran

Lebar Jalan Pada

Tikungan (m) Superelevasi Keterangan

1 tikungan 1 8,3 0° Dua Jalur

2 tikungan 2 5,27 2° Dua Jalur

3 tikungan 3 7,3 1° Dua Jalur

e. Pengukuran Superelevasi Aktual PT. MMI

Kemiringan jalan tikungan/ Superelevasi pada beberapa titik pengukuran pada

PT. Minemex Indonesia.

Tabel. 4.4

Data Pengukuran Superelevasi Aktual PT.MMI

No Superelevasi(°)

1

2

3

Page 49: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

34

Gambar 4.2

Pengukuran Superelevasi Aktual Di Lapangan PT. MMI

f. Pengukuran Grade Resisten Aktual Di Ladangan PT.MMI

Kemiringan tanjakan/Grade Resisten pada PT. Minemex Indonesia adalah 19°

Tabel 4.5

Data Pengukuran Grade Resisten

No Grade Resisten %

1 19°

Gambar 4.3

Pengukuran Grade Resisten Aktual PT. MMI

Page 50: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

35

g. Pengukuran Cross Slope Aktual PT. MMI

Data hasil pengukuran kemiringan melintang/ cross slope PT. Minemex

Indoensia

Tabel. 4.6

Data Pengukuran Cross slope Aktual

NO Cross Slope

1 1°

2 0°

3 1° 4 0°

Gambar 4.4

Pengukuran Cross Slope Aktual PT. MMI

h. Pengukuran Tanggul Pengaman ( Safety Berm)

Tabel. 4.7

Data Pengukuran Pengaman ( Safety Berm)

No Tinggi Tanggul Lebar Tanggul

1 90 cm 1,34 m

2 95 cm 1,28 m

Page 51: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

36

Gambar 4.5

Pengukuran Tanggul Pengaman PT. MMI

4.1.2 Data Sekunder

a. Peta Geologi PT. Minemex Indonesia .

b. Peta Situasi Tambang.

c. Peta Koordinat IUP.

d. Spesifikasi Alat-alat angkut Scania P380

e. Peta Topografi

4.2. Pengolahan Data

a. Perhitungan Lebar Jalan Lurus

1. Lebar Jalan Lurus Aktual PT. MMI

Berdasarkan pengukuran di lapangan di PT. Minemex Indonesia lebar jalan

lurus aktul antara 5 meter sampai dengan 12 meter.

2. Lebar Jalan Lurus Berdasarkan Teori

Page 52: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

37

Penentuan lebar jalan angkut tambang didasarkan pada unit alat angkut yang

memiliki dimensi paling besar yang sedang beroperasi saat itu pada jalan

tambang. Berdasarkan pengukuran aktual, dump truck Scania P380

mempunyai lebar 2,600 meter.

Wt2

11nWtnL

Jadi lebar jalan angkut Ideal pada PT. Minemex Indonesia berdasarkan teori

adalah 9,1 meter.

b. Perhitungan Lebar Jalan Pada Tikungan

1. Lebar Jalan Pada Tikungan Aktual PT. MMI

Berdasarkan pengukuran di lapangan di PT. Minemex Indonesia lebar jalan

pada tikungan aktual antara 5 meter sampai 8 meter.

2. Lebar Jalan Pada Tikungan Berdasarkan Teori

Lebar jalan pada tikungan selalu dibuat lebih besar dari jalan lurus,hal ini

dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat angkut

yang disebabkan sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan truck

saat melintasi tikungan. Untuk jalur ganda dapat menggunakan persamaan

berikut.

meter100,9

900,3200,5

300,13200,5

2,6002

112600,22L

Page 53: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

38

W = n ( U + Fa + Fb + Z))+ C

meter220,12

110,62

300,1810,42

300,11,30070,035,02,4602W

Lebar jalan ideal pada tikungan berdasarkan teori pada PT. Minemex

Indonesia adalah 12,220 meter.

c. Perhitungan Kemiringan Pada Tikungan (Superelevasi)

1. Kemiringan Jalan Pada Tikungan (Superelevasi) Aktual Pada PT. MMI

Berdasarkan pengukuran di lapangan kemiringan jalan pada tikungan

superelevasi pada PT. Minemex Indonesia sebesar 0°sampai dengan 4°.

2. Kemiringan Jalan Pada Tikungan Superelevasi Berdasarkan Teori

Jari Jari Tikungan R = Wb

Sin ∝

=4,053

𝑆𝑖𝑛 15°

=4,053

0,258 m

= 15, 65 meter

Tan ø = v² : (R.g), m/m atau mm/m

Tan ∅ = 202 km/ jam : (15,65 m × 9,8 m/det2)

= 400 𝑘𝑚2/ jam2 :153,37 m2 /det2

= ( 400 𝑥 106 m2/jam2 : 153,37 m2/det2

= (4.108 𝑚²

12.560.000 𝑑𝑒𝑡 ²) : 153, 37 m2/det2

= ( 400.000.000 𝑚2/12.960.000) : 153,37 m2/det2

Page 54: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

39

= 30,86 : 153,37 = 0,201

= 11,36°

d. Kemiringan Jalan Tanjakan (Grade Resisten)

1. Kemiringan Grade Resisten Aktual di PT. MMI

Berdasarkan pengukuran di lapangan kemiringan grade resisten pada PT.

Minemex Indoenesia

Grade% =∆h∆x

X 100 %

B

32,55 m

A

94,55 m

Gambar 4.6 Kemiringan Jalan Aktual

Grade % = 32,55

94,55× 100 %

= 34,42 %

= 19°

2. Kemiringan Grade Resisten Berdasarkan Teori

Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik

oleh alat angkut besarnya berkisar antara 10 % sampai 18 %. Akan tetapi

untuk jalan naik maupun turun pada bukit, lebih aman kemiringan jalan

Page 55: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

40

maksimum sebesar 8 % ( 4.5º ). menurut buku Yanto Indonesianto (2005, hal

60).

e. Kemiringan Melintang (Cross Slope)

1. Berdasarkan pengukuran di lapangan kemiringan melintang aktual (Cross

Slope) pada PT. Minemex Indoenesia sebesar 0°-1°.

2. Kemiringan melintang Cross slope berdasarkan teori

Z. Pengukuran Tanggul Pengaman ( Safety Berm)

1. Berdasarkan pengukuran di lapangan tinggi tanggul pengaman adalah 90-95

cm dan lebar 1,28 m.

2. Safety Berm berdasarkan teori

Safety berm yang aman berdasarkan teori adalah setengah dari tinggi roda

yang digunakan agar apabila terjadi rem belong, tanggung bisa menahan laju

kendaraan agar tidak jatuh ke jurang.

mm02,20

mm/m2,200

mm/m44M55,4b

M55,4

9,1002

1P

Page 56: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

41

BAB V

ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

5.2. Geometri Jalan Angkut Yang Ideal

1. Analisa Perhitungan Jalan Angkut Lurus

Tabel. 5.1

Evaluasi Perhitungan Jalan Angkut lurus Ideal

No

Segmen

Lebar Jalan Lurus Aktual

(m)

Lebar jalan lurus Ideal

( m)

Lebar Jalan Yang Harus Diperbaiki

(m)

Cross

Slope

Ideal

Kemiringan

Tanjakan Ideal

Keterangan

1 1

6 9,1 -3,1 20,02 mm

Dua Jalur

2 6,6 9,1 -2,5 Dua Jalur

3 6,7 9,1 -2,4 Dua Jalur

4 2

12 9,1 2,9 20,02 mm

Dua Jalur

5 11 9,1 1,9 Dua Jalur

6 10,6 9,1 1,5 Dua Jalur

7 3

7,7 9,1 -1,4 20,02 mm

Dua Jalur

8 6,7 9,1 -2,4 Dua Jalur

9 8,7 9,1 -0,4 Dua Jalur

10 4

11,3 9,1 2,2 20,02 mm

Dua Jalur

11 11,6 9,1 2,5 Dua Jalur

12 9,1 9,1 0 Dua Jalur

13 5 8,1 9,1 -1 20,02 mm

Dua Jalur

14 11,6 9,1 2,5 Dua Jalur

15 6

12,9 9,1 3,8 20,02 mm

Dua Jalur

16 7,67 9,1 -1,43 Dua Jalur

17 5,97 9,1 -3,13 Dua Jalur

18 7 7,04 9,1 -2,06 20,02 mm

Dua Jalur

19 7,29 9,1 -1,81 4,5° Dua Jalur

20 8 5,2 9,1 -3,9 20,02 mm

Dua Jalur

21 6,98 9,1 -2,12 4,5° Dua Jalur

22 9

5,3 9,1 -3,8 20,02 mm

Dua Jalur

23 7,8 9,1 -1,3 Dua Jalur

24 10,75 9,1 1,65 Dua Jalur

41

Page 57: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

42

25 10

10,75 9,1 1,65 20,02 mm

Dua Jalur

26 10,7 9,1 1,6 Dua Jalur

27 10,03 9,1 0,93 Dua Jalur

Hasil analisa perhitungan lebar jalan lurus secara teori mengunakan dump

truck terbesar pada PT. Minemex Indonesia yaitu scania P380 lebar jalannya ideal

adalah 9,1 meter, sedangkan dari data aktual masih banyak lebar jalan yang belum

memenuhi standar minimum dilihat pada Tabel 5.1, maka perlu dilakukan pelebaran

jalan agar aktivitas pengangkutan operasi produksi maupun pengangkutan

overburden pada PT. Minenex Indonesia berjalan dengan lancar dan terhindar dari

kecelakaan kerja.

Gambar 5.1 Bentuk Penampang Dari Lebar Jalan Lurus

Page 58: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

43

2. Analisis Lebar Jalan Angkut Pada tikungan

Tabel 5.2

Analisis lebar Jalan Pada Tikungan

No

Titik Penguku

ran

Lebar Jalan Pada

Tikungan Aktual(m)

Lebar Jalan

Tikungan Ideal (m)

Panambahan Lebar

Jalan ideal(m)

Superelevasi

Keterangan

1 tikungan

1 8,3 12,2 -3,9 11,36° Dua Jalur

2 tikungan

2 5,27 12,2 -6,93 11,36° Dua Jalur

3 tikungan

3 7,3 12,2 -4,9 11,36° Dua Jalur

Dari hasil perhitungan secara teori lebar jalan tikungan ideal adalah 12,2

meter, sedangkan secara aktual di lapangan jalan pada PT. MMI belum memenuhi

standar minimum, maka lebar jalan pada tikungan pada PT. MMI perlu dilakukan

penambahan lebar jalan pada tikungan demi keamanan dan kelancaran lalu pada

kegiatan pengangkutan, penambahan lebar jalan pada tikungan pertama sebesar 3,9

meter, pada tikungan ke dua dilakukan penambahan jalan pada tikungan sebesar 6,93

meter, kemudian pada tikungan ketiga dilakukan penambahan sebesar 4,9 meter

dilihat pada tabel 5.2.

3. Analisis Kemiringan Jalan Pada Tikungan ( Superelevasi)

Dari hasil analisis data secara teori kemiringan pada tikungan

(Superelevasi)di PT.MMI adalah 11,36°, sedangkan kemiringan ( Superelevasi)

aktual pada PT. MMI adalah sebesar 0°-4°, maka perlu dilakukan perbaikan agar

kendaraan yang melintas pada tikungan tersebut terhindar dari kecelakaan kerja,

Page 59: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

44

karena apabila kemiringannya kearah luar tikungan maka kendaraan yang melewati

bisa terpental keluar tikungan yang menyebabkan kecelakaan kerja.

4. Analisis Kemiringan Jalan Pada Tanjakan (Grade Resisiten)

Dari hasil analisis data aktual di lapangan kemiringan jalan pada

tanjakan (grade resisten) pada jalan mendaki PT. MMI adalah sebesar 19° atau sama

dengan 34,42%, sedangkan standarisasi menurut buku Yanto Indonesianto,

kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut besarnya

berkisar antara 10 % sampai 18 %. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun pada

bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % (4.5º ), maka akan

dilakukan perbaikan pada grade resisten jalan tambang yang ada di PT. MMI.

5. Analisis Kemiringan Melintang (Cross Slope)

Dari analisis data aktual di lapangan cross slope yang ada pada jalan tambang

PT. MMI adalah 0° kemudian tinggi vertikal memanjangnya adalah 1,°, dari hasil

perhitungan secara teori maka didapatlah tinggi vertikal untuk poros memanjang

adalah sebesar 20,22 mm, maka perlu dilakukan perbaikan cross slope pada jalan

tambang PT. MMI, agar pada saat hujan turun air tidak tergenang pada badan jalan

atau tergenang di tengah jalan yang mengakibat jalan licin dan rusak.

6. Safety Berm Berdasarkan Teori

Safety berm yang aman berdasarkan teori adalah setengah dari tinggi roda

dump truck yang digunakan agar apabila terjadi rem belong kerusakan lainnya

sehingga menyebkan kendaraan lepas kendali , maka tanggul bisa menahan laju

kendaraan agar tidak jatuh atau terguling kejurang.

Page 60: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

45

6.2 Rancangan Geometri Jalan Angkut Ideal Dalam Bentuk 3 Dimensi

1. Rancangan Lebar Jalan Angkut Lurus 3D

Rancangan lebar jalan lurus 3 dimensi ideal dengan lebar 9,1 meter.

Gambar 5.2 Rancangan Lebar Jalan Angkut Lurus 3D

2. Rancangan Jalan Angkut Pada Tikungan 3D

Rancangan Jalan Angkut Pada Tikungan 3 dimensi dengan lebar 12,2 meter.

Gambar 5.3 Rancangan Jalan Angkut Pada Tikungan 3D

Page 61: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

46

3. Rancangan kemiringan pada tikungan (Superelevasi) 3D

Rancangan superelevasi ideal 3 dimensi dengan tinggi 11,36°

Gambar 5.4 Rancangan Superelevasi 3D

4. Rancangan Kemiringan Jalan Pada Tanjakan ( Grade Resisten) 3D

Rancangan grade resisten 3 dimensi dengan tinggi 4,5°

Gambar 5.5 Rancangan Grade Resisten 3D

Page 62: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

47

5. Rancangan Kemiringan Melintang ( Cross Slope) 3D

Rancangan cross slope 3 dimensi dengan tinggi 20,22 mm.

Gambar 5.6 Rancangan Cross Slope 3D

Gambar 5.7 Potongan Rancangan Cross Slope

Page 63: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

48

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Geometri Jalan Angkut Aktual Setiap Segmen Di PT Minemex Indonesia adalah:

a. Lebar Jalan Angkut Lurus Aktual Setiap Segmen

Lebar jalan angkut lurus, segmen 1 (6 m, 6.6 m,6.7 m) segmen 2 (12 m, 11,

10.6) segmen 3( 7.7 m, 6.7 m, 8.7 m), segmen 4 ( 11.3 m, 11.6 m, 9.1 m),

segmen 5(8.1 m, 11.6) segmen 6 (12..9 m, 7.6 m, 5.9 m) segmen 7( 7.04 m,

7.2 m) segmen 8 (5.2 m, 6.9 m) segmen 9 (5.3 m, 7.8 m, 10.7 m) segmen 10

(10.7 m, 10.7 m, 10,3 m).

b. Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan Aktual

Lebar jalan angkut pada tikungan, tikungan 1 (8.3 m) tikungan 2 ( 5.2 m)

tikungan 3 (7.3 m).

c. Kemiringan Superelevasi Aktual

Superelevasi tikungan 1,superelevasi tikungan 2. 2° - 4°, superlevasi

tikungan 3, 1°- 3°.

d. Kemiringan Grade Resisten Aktual.

Kemirngan tanjakan yang curam 19° atau 34,42%

e. Kemiringan Melintang Cross Slope Aktual.

Cross slope 0° sampai dengan 1°

Page 64: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

49

2. Geometri Jalan Angkut Ideal Setiap Segmen Dari Front Menuju Stockpile Pada

PT. Minemex Indonesia adalah:

a. Akan dilakukan perbaikan jalan aktual menjadi jalan ideal dengan lebar jalan

lurus 9,1 meter setiap segmen dari front ke stockpile pada jalan tambang

yang ada di PT. Minemex Indonesia agar aktifitas penambangan berjalan

lancar, lihat pada( lampiran X)

b. Akan dilakukan perbaikan dan rancangan pada lebar jalan pada tikungan dan

aktual menjadi jalan ideal dengan lebar 12,2 m setiap segmen dan

superelevasi sebesar 11,36° pada jalan tikungan yang ada di PT. Minemex

Indoensia, lihat pada (lampiran X)

c. Berdasarkan analisis data aktual di lapangan grade resisten pada jalan

tanjakan PT. MMI adalah sebesar 19° atau sama dengan 34,42%, sedangkan

standarisasi menurut buku Yanto Indonesianto, kemiringan jalan maksimum

yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut besarnya berkisar antara 10 %

sampai 18 %. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun pada bukit, lebih

aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % (4.5º ), maka akan dilakukan

perbaikan pada grade resisten jalan tambang yang ada di PT. MMI.

d. Berdaasarkan analisis data aktual di lapangan cross slope yang ada pada jalan

tambang PT. MMI adalah 0° , dari hasil perhitungan secara teori maka

didapatlah tinggi vertikal untuk poros memanjang adalah sebesar 20,22 mm,

Page 65: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

50

maka perlu dilakukan perbaikan cross slope pada jalan tambang PT. MMI,

agar pada saat hujan turun air tidak tergenang pada badan jalan atau tergenang

di tengah jalan yang mengakibat jalan licin dan rusak

3. Rancangan Geometri Jalan Angkut Ideal Dari Front Ke Stockpile Pada Blok

B PT.Minemex Indonesia adalah:

Rancangan lebar jalan ideal 9,1 meter dilihat pada lampiran N, Rancangan

superelevasi ideal dilihat pada lampiran K., Rancangan kemiringan tanjakan

(grade) ideal dilihat pada lampiran P, Rancangan cross slope ideal dilihat

pada lampiran L, Rancangan saluran dan tanggul jalan PT.MMI ideal dilihat

pada lampiran W, Rancangan lebar jalan ideal 3D dilihat pada lampiran Q,

Rancangan lebar jalan tikungan ideal 3D dilihat pada lampiran R, Rancangan

superelevasi ideal 3D dilihat pada lampiran S, Rancangan kemiringan

tanjakan (grade) ideal 3D dilihat pada lampiran T. dan Rancangan cross

slope ideal 3D dilihat pada lampiran U.

6.2 Saran

1. Lebar jalan lurus maupun tikungan harus memenuhi ukuran standar yang sesuai

dengan ukuran alat angkut yang melewatinya, hal ini harus menjadi perhatian

pengawas dalam perawatan jalan tambang agar tidak membahayakan terhadap

pengguna jalan..

2. Superelevasi sangat perlu diperhatikan, sebab pada setiap tikungan yang berada

di PT. Minemex Indonesia tidak ada Memiliki Superelevasi sehingga

Page 66: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

51

membahayakan pengguna jalan terutama untuk jalan angkut pada penambangan

batubara.

3. Cross Slope sangat perlu diperhatikan, karena saat hujan air akan mengalir ke

saluran peniris dan saluran peniris yang tidak berfungsi karena adanya

tumpukan tanah sisa perbaikan jalan yang tidak dibersihkan sehingga

menghambat drainase, sebaiknya dibersihkan dengan demikian badan jalan

akan terbebas dari lubang dan genangan air.

4. Untuk mengantisipasi air yang tergenang pada permukaan jalan maka

PT.Minemex Indonesia harus membuat saluran drainase yang pada saat ini

tidak ada.

Page 67: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

52

DAFTAR PUSTAKA

Ady Winarko, dkk, Evaluasi Teknis Geometri Jalan angkut Overburden Untuk

Mencapai Target Produksi 240.000 BCM/bulan Di Site Project Mas Lahat

PT. Ulima Nitra Sumatera Selatan, Universitas Sriwijaya, Palembang, 2014.

Adip Mustofa, dkk, Perbaikan Jalan Angkut Tambang: Pengaruh Perubahan

Struktur Lapisan Jalan Terhadap Produktivitas Alat Angkut, Universitas Lambung Mengkurat, Lambung Mengkurat, 2016.

Aldiyansyah, dkk, Analisis Geometri Jalan Di Tambang Utara Pada PT.

IFISHDECO Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Provinsi

Sulawesi Tenggara, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, 2016.

Anonim, Data-data Dan Laporan dan Arsip PT Minemex Indonesia, 2016.

Kurniawan Nur Pratomo, dkk, Evaluasi Jalan Angkut Dari Front Tambang

Andesit Ke Crusher II Pada Penambangan Andesit Di PT. Gunung Kecapi,

Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa, Universitas Islam Bandung, Bandung, 2016.

M. Fairuz Nafiz, Dkk, Kajian Pengaruh Grade Resistance dan Rolling Resistance

Terhadap Produktivitas Pengangkutan Overburden di PT. Timah

(Persero), Tbk Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, Universitas Islam Bandung, Bandung, 2017.

Riko Ervil, dkk, Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang, Padang, 2016.

Rudy Azwari, Evaluasi Jalan Angkut Dari Front Tambang Batubara Menuju

Stockpile Blok B Pada Penambangan Di PT. Minemex Indonesia, Desa

Talang Serdang Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi

Jambi, Universitas Islam Bandung, Bandung, 2014.

Syamsuddin, Dkk, Evaluasi Geometri Jalan Angkut Serta Pengaruhnya

Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada Kegiatan Penambangan Batu

Gamping Gunung Guha di PT. Siam Cement Group (PT. SCG,

Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Suka Bumi, Provinsi Jawa Barat, Universitas islam Bandung. Bandung, 2016.

Sukandar rumidi, Batubara Dan Pemanfatannya, Ghajah Mada University Prees, Yogyakarta, 2006

Page 68: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

53

Thoni Riyanto, dkk, Evaluasi Jalan Tambang Berdasarkan Geometri dan Daya

Dukung Pada Lapisan Tanah Pit Tutupan Area Highwall, Universitas Lambung Mengkurat, Lambung Mengkurat, 2016.

Yanto Indonesianto, Pemindahan Tanah Mekanis, UPN “Veteran” Yogyakarta, 2005.

Zulkifli Sayuti, Dkk, Kajian Tenik Geometri Jalan Angkut Tambang Dan

Rencana Pembuatan Saluran Peniris Di Tepi Jalan Angkut Tambang (

Studi kasus: Pit 11 Selatan PT. Kitadin Kalimantan Timur). Universitas Hasanudin, Makasar, 2013.

Page 69: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

54

Lampiran A

Peta Geologi PT. Minemex Indonesia

Page 70: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

55

Lampiran B

Peta Situasi Tambang

Page 71: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

56

Lampiran C

Peta Koordinat IUP

Page 72: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

57

Lampiran D

Peta Topografi

Page 73: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

58

LAMPIRAN E

Spesifikasi Alat-Alat Angkut SCANIA P380 PT. Minemex Indonesia

Mesin

Jenis mesin 6 silinder

Model mesin Scania DC12 17, CRDI

Pemindahan 11700.00 CC

Daya Maksimum 380

Maxiumum Torque 1900

Kecepatan maksimum NA

Tangki bahan bakar

Kapasitas tangki bahan bakar 200,0 liter

Jenis bahan bakar Diesel

Dimensi

Tinggi 3640 mm

Lebar 2600 mm

Panjangnya 9205 mm

Curb Weight 11 kg

Jarak roda 4053 mm

Ground Clearence NA

Menghidupkan Lingkaran Radius 10080 m

Buat: Scania Model: P380 Warna: NA

Page 74: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

59

Radius Tikungan 8,7

Jarak jejak roda truck Lebar untai depan

2,460 mm

0,35

Lebar untai belakang 0,70

Muatkan Dimensi Tubuh

Memuat Badan Tinggi NA

Memuat Lebar Tubuh NA

Memuat Panjang Tubuh NA

Muat Max Hegiht NA

Berat Vechicle Kotor 31000 kg

Penangguhan

Suspensi Depan Parabola daun pegas dengan peredam kejut berat

Suspensi Belakang NA

Ban

Ban 12X24

Rem

Jenis rem Langsung melakukan rem udara penuh dengan sirkuit independen

Rem Depan NA

Rem Belakang NA

Rem parkir Jenis rem parkir musim semi

Page 75: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

60

Lampiran F

Dokumentasi Lapangan Dan Kondisi Jalan Tambang Batubara Di Blok B PT.

Minemex Indonesia

1. Antrian Kendaraan Pada Jalan Yang Sempit

2. Gambar Jalan Pada Tikungan

Page 76: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

61

3. Gambar Kemiringan Tanjakan ( Gride )

4. Gambar Penampakan Genangan Air Di Jalan Setelah Hujan

Page 77: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

62

5. Gambar Alat Angkut PT. Minemex Indonesia

6. Gambar Pengukuran Lebar jalan PT. MMI

Page 78: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

63

7. Gambar Pengukuran Superelevasi

8. Pengukuran Grade Resisten

Page 79: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

64

9. Pengukuran Cross Slope

10. Kegiatan Coal Getting PT. MMI

Page 80: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

65

11. Pengangkutan Overburden PT. MMI

12. Batubara PT MMI

Page 81: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

66

LAMPIRAN G

Surat Bukti Prapenelitian Di PT. Minemex Indonesia

Page 82: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

67

LAMPIRAN H

Surat Bukti Penelitian Di PT. Minemex Indonesia

Page 83: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

68

Lampiran 1

Situasi dan Segmen Jalan Aktual Tambang dari Front Tambang ke Stockpile

Page 84: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

69

Lampiran J

Rancangan Jalan Angkut Ideal PT.MMI

Page 85: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

70

Lampiran K

Desain Rancangan Superelevasi Ideal Setiap Tikungan

Page 86: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

71

Lampiran L

Desain Rancangan Cross Slope Ideal Setiap Segmen

Page 87: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

72

Lampiran M

Penampang Jalan Aktual PT. Minemex Indonesia

Page 88: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

73

Lampiran N

Rancangan Lebar Jalan Ideal PT. MMI

Page 89: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

74

Lampiran O

Kemiringan Tanjakan Grade Aktual PT. MMI

Page 90: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

75

Lampiran P

Kemiringan Tanjakan Grade Rencana PT. MMI

Page 91: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

76

Lampiran Q

Rancangan Lebar Jalan Lurus Angkut Ideal 3D

Page 92: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

77

Lampiran R

Rancangan Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan Ideal 3D

Page 93: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

78

Lampiran S

Rancangan Kemiringan Pada Tikungan Superelevasi Ideal 3D

Page 94: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

79

Lampiran T

Rancangan Kemiringan Tanjakan Grade Ideal 3D

Page 95: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

80

Lampiran U

Rancangan Kemiringan Melintang Cross Slope Ideal 3D

Page 96: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

81

Lampiran V

Rancangan Jalan Dari Front Penambangan Menuju Stockpile 3D

Page 97: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

82

Lampiran W

Rancangan Saluran Dan Tanggul Pengaman Jalan Tambang PT. MMI

Page 98: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

83

Lampiranm X

Tabel Hasil Evaluasi Geometri Jalan Angkut Ideal PT. Minemex Indonesia

Tabel.1 Analisis, Lebar Jalan Lurus, Grade, Cross Slope

No

Segm

en

Lebar Jalan

Lurus Aktual

(m)

Lebar jalan

lurus Ideal

(m)

Lebar Jalan

Yang Harus

Diperbaiki

(m)

Cross

Slope

Ideal

Kemiringa

n

Tanjakan

Ideal

Keteranga

n

1

1

6 9,1 -3,1

20,02

mm

Dua Jalur

2 6,6 9,1 -2,5 Dua Jalur

3 6,7 9,1 -2,4 Dua Jalur

4

2

12 9,1 2,9

20,02

mm

Dua Jalur

5 11 9,1 1,9 Dua Jalur

6 10,6 9,1 1,5 Dua Jalur

7

3

7,7 9,1 -1,4

20,02

mm

Dua Jalur

8 6,7 9,1 -2,4 Dua Jalur

9 8,7 9,1 -0,4 Dua Jalur

10

4

11,3 9,1 2,2 20,02

mm

Dua Jalur

11 11,6 9,1 2,5 Dua Jalur

12 9,1 9,1 0 Dua Jalur

13 5 8,1 9,1 -1 20,02

mm

Dua Jalur

14 11,6 9,1 2,5 Dua Jalur

Page 99: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

84

15

6

12,9 9,1 3,8 20,02

mm

Dua Jalur

16 7,67 9,1 -1,43 Dua Jalur

17 5,97 9,1 -3,13 Dua Jalur

18 7 7,04 9,1 -2,06 20,02

mm

Dua Jalur

19 7,29 9,1 -1,81 4,5° Dua Jalur

20 8 5,2 9,1 -3,9 20,02

mm

Dua Jalur

21 6,98 9,1 -2,12 4,5° Dua Jalur

22

9

5,3 9,1 -3,8

20,02

mm

Dua Jalur

23 7,8 9,1 -1,3 Dua Jalur

24 10,75 9,1 1,65 Dua Jalur

25

10

10,75 9,1 1,65

20,02

mm

Dua Jalur

26 10,7 9,1 1,6 Dua Jalur

27 10,03 9,1 0,93 Dua Jalur

Tabel . 2 Analisis, Lebar Jalan Tikungan Superelevasi,

No

Titik

Penguku

ran

Lebar Jalan

Pada

Tikungan

Aktual(m)

Lebar

Jalan

Tikungan

Ideal (m)

Panambah

an Lebar

Jalan ideal

Superelevasi

Keterangan

1

tikungan

1 8,3 12,2 -3,9 11,,36° Dua Jalur

Lanjutan Tabel .1

Page 100: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

85

2

tikungan

2 5,27 12,2 -6,93 11,,36° Dua Jalur

3

tikungan

3 7,3 12,2 -4,9 11,,36° Dua Jalur

Page 101: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

86

Page 102: EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT DARI FRONT MENUJU …

87

BIODATA WISUDAWAN/TI

No. Urut :

Nama : Aga Prima Mierta

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/ Tgl Lahir : Padang Jering, 28 Agustus 1993

Nomor Pokok

Mahasiswa : 1310024427005

Program Studi : Teknik Pertambangan

Tanggal Lulus : 9 Juli 2018

IPK : 3.21

Predikat Lulus : Sangat Memuaskan

Judul Skripsi :

Evaluasi Geometri Jalan Angkut

Dari Front Menuju Stockpile Pada

Penambangan Batubara Blok B PT.

Minemex Indonesia Mandiangin

Jambi.

Dosen

Pembimbing :

1. Drs. Tamrin Kasim, MT

2. Riam Marlina, MT

Asal SMTA : SMK-SPP NEGERI JAMBI

Nama Orang Tua : Ayah : Suhaimi

Ibu : Erna Yupita

Alamat/FB :

Desa Padang Jering, Kecamatan

Batang Asai, Kabupaten

Sarolangun, Provinsi Jambi.

Telp/HP/WA : 082185881838