Top Banner
Skripsi Fisika EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH MENGGUNAKAN TEKNIK DUAL ENERGY X-RAY ABSORPTIOMETRY (DXA) OLEH MUH. FADLI JAMIL H211 14 707 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
61

EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

Apr 29, 2019

Download

Documents

NguyễnHạnh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

Skripsi Fisika

EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN

INDEKS MASSA TUBUH MENGGUNAKAN TEKNIK DUAL

ENERGY X-RAY ABSORPTIOMETRY (DXA)

OLEH

MUH. FADLI JAMIL

H211 14 707

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

ii

HALAMAN JUDUL

EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN

INDEKS MASSA TUBUH MENGGUNAKAN TEKNIK DUAL

ENERGY X-RAY ABSORPTIOMETRY (DXA)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Departemen Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Hasanuddin

Oleh :

MUH. FADLI JAMIL

H 211 14 707

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

iii

HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN

INDEKS MASSA TUBUH MENGGUNAKAN TEKNIK DUAL

ENERGY X-RAY ABSORPTIOMETRY (DXA)

Oleh :

MUH. FADLI JAMIL

H 211 14 707

Makassar, Agustus 2017

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Bualkar Abdullah, M.Eng.Sc

NIP. 19550105 197802 1 001

Pembimbing Pertama

Prof. Dr. Dahlang Tahir, S.Si, M.Si

NIP. 19750907 200003 1 006

Page 4: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya orisinil saya dan

sepanjang pengetahuan saya tidak memuat bahan yang pernah dipublikasi atau telah

ditulis oleh orang lain dalam rangka tugas akhir untuk suatu gelar akademik di

Universitas Hasanuddin atau di lembaga pendidikan lainnya di manapun, kecuali

bagian yang telah dikutip sesuai kaidah yang berlaku. Saya juga menyatakan bahwa

skripsi ini merupakan hasil kerja saya sendiri dan dalam batas tertentu dibantu oleh

pihak pembimbing.

Penulis

MUH. FADLI JAMIL

Page 5: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

v

SARI BACAAN

Telah dilakukan penelitian mengenai pengukuran Densitas Mineral Tulang (DMT)

pada tulang belakang (lumbal) sebagai salah satu pendekatan diagnosis

osteoporosis berdasarkan kriteria WHO (World Health Organization). Penelitian

ini menggunakan pesawat DXA (Dual energy X-ray Absorptiometry) dan jumlah

sampel pada penelitian ini yaitu 15 berdasarkan Indeks Massa Tubuh yang berbeda

yaitu kurus, normal dan gemuk. Pengukuran DMT tulang belakang ini

menggunakan Region Of Interest (ROI) pada L1-L4 Hasil dari penelitian ini

menunjukkan nilai BMD terendah pada region L1 dan nilai BMD tetinggi pada

region L4 untuk semua sampel IMT. Sampel dengan IMT kurus menunjukkan nilai

rata-rata T-score <-1 atau dalam kriteria WHO disebut osteopenia sedangkan

sampel dengan IMT normal dan gemuk berada diantara -1 dan +1 yang berarti

densitas mineral dalam batas normal.

Kata kunci : DMT; DXA; BMI; T-score

Page 6: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

vi

ABSTRACT

Bone Mineral Density (BMD) has been determined by used Dual energy X-ray

Absorptiometry (DXA) for osteoporosis diagnostic approaches based on World Health

Organization (WHO) criteria. The number of samples in this research were 15 based on

different Body Mass Index (BMI) that thin, normal and obese. The BMD measurement used

Region of Interest (ROI) at L1-L4. The result of this research show lowest BMD value in

region L1 and hightes BMD value in region L4 for all IMT samples. Samples with a thin

BMI showed an average T-score score <-1 or in WHO criteria called osteopenia whereas

samples with normal BMT and fat were between -1 and +1 which means mineral density

within normal limits

Keyword: BMD; DXA; BMI; T-score

Page 7: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi dan syukur senantiasa tercurah untuk Allah Subhanahu Wa

Ta’ala, sang penguasa alam semesta, karena berkat limpahan rahmat dan

pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:

Evaluasi Densitas Mineral Tulang Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

Menggunakan Teknik Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DXA) yang

merupakan tugas akhir untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana

Fisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Hasanuddin. Shalawat dan salam senantiasa penulis kirimkan kepada

baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, keluarga, para

sahabat, dan para pengikutnya.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tak terlepas dari berbagai rintangan dan dan

hambatan serta keterbatasan penulis, namun berkat bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu tak ada kata

yang pantas penulis ucapkan selain terimah kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keduan orang tua tercinta, ibunda

Hajerah dan saudara saudariku terima kasih yang tidak terhingga atas tetesan

keringat dalam kerja keras dan cucuran air mata dalam doa, hanya untuk

mempersembahkan dan memohon yang terbaik untuk penulis. Atas dukungan

moril, cinta dan kasih sayang yang tidak ad]a hentinya ayah dan ibu berikan. Semua

Page 8: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

viii

ini tidak cukup untuk membayar segala pengorbanan yang telah ayah dan ibu

berikan. Mudah-mudahan akan terbalas berlipat-lipat ganda di Dunia dan Akhirat.

Dalam penulisan skripsi tugas akhir ini ingin mengucapkan terimah kasih

kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam membantu dalam penyelsaian

skripsi ini, antara lain kepada :

1. Bapak Dr. H. Arifin, MT selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas

MIPA Unhas

2. Bapak Prof. Dr. Syamsir Dewang, M.Eng.Sc selaku Penasehat

Akademik yang telah banyak memberikan nasehat selama penulis

menempuh studi.

3. Bapak Dr. Bualkar Abdullah, M.Eng,Sc selaku Pembibing Utama

yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya serta memberi

motivasi, masukan dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Dahlang Tahir, M.Si selaku Pembimbing Pertama

yang telah banyak memberi masukan, arahan serta meluangkan waktu

dan pikirannya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. rer. nat. H. Wira Bahari Nurdin, Bapak Prof. Dr.

Syamsir Dewang, M.Eng.Sc dan Bapak Dr. H. Arifin, MT tim

penguji yang telah banyak memberi masukan, saran serta kritikannya

demi penyempurnaan skripsi ini.

6. Dosen-dosen pengajar yang telah membagikan ilmunya serta memberi

bimbingan selama perkuliahan.

Page 9: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

ix

7. Staf pegawai baik itu dari Departemen Fisika maupun dari Fakultas

MIPA yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

segala jenis administrasi selama menempuh studi

8. Saudara-saudari seperjuangan konsentrasi fisika medik 2013-2015:

Kartini B, Dorothea Marantika, Abdul Rahayuddin, Ichram

Juliana dan Moh. Rizkih Pahlevi. Kalian adalah sahabat yang terbaik,

saudara seperjuangan yang telah memberi warna dalam dunia

perkuliahan, penulis bangga punya kalian.

9. Buat teman-teman konsentrasi Fisika Medik 2013 dan 2015 : Arya,

Ardi, Chiko, Akbar, Indah, Kak Insan, Hj. Irha, Ushwa, Ummy,

Gita, Nyoman, Rusli Terima kasih atas doa, dukungan, motivasi, dan

kerja samanya selama ini.

10. Buat teman-teman Fisika 2012 - 2014 : Saipul, Lusi, Eki, Indawani,

Yunita, Fauzi, Monika, Yulianti, Saldy, Asni dan masih banyak lagi

yang tidak bisa dituliskan namanya satu persatu, terima kasih mau

membagi ilmu selama kuliah.

11. Teman-Teman KKN GELOMBANG 93 Kabupaten Jeneponto,

Kecamatan Binamu, Kelurahan Empoang Utara, Kiki, Basri, Ririn,

Ana, Rani, Dito’, Tawang, Iccang dan Memong, terima kasih atas

kebersamaannya.

12. Teman-teman tim CPPBT Aroma Laut Universitas Hasanuddin,

Bapak Muhammad Asfar, S.Tp M.Si, Andi Asril Badani, Nurul

Waqiah Idris, Ahmad Mawardi, Riskawati, Jusmiati Effendi, Andi

Page 10: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

x

Rahmayanti dan Marselia. Semoga kedepannya semakin solid dan

jadi wirausaha yang sukses.

13. Semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu, yang

telah banyak memberi bantuan dan kemudahan dalam proses penulisan

ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca maupun penulis. Penulis telah

mengerahkan segala kemampuan dalam menyelesaikan skripsi ini, namun sebagai

manusia yang memiliki kekurangan, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempatan karena sesungguhnya kesempurnaan

hanyalh milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun dari anda sangat diharapkan. Wabillahi Taufik Wal Hidayah,

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Agustus 2017

Penulis

Page 11: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ............................................................................................................i

HALAMAN JUDUL .........................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................iv

SARI BACAAN .................................................................................................v

ABSTRACT .......................................................................................................vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................

.............................................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

.............................................................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

I.2 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 3

I.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

Page 12: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tulang ............................................................................................... 4

II.1.1 Komposisi Tulang .......................................................................... 5

II.2 Osteoporosis ..................................................................................... 6

II.2.1 Klasifikasi Osteoporosis ................................................................ 7

II.3 Indeks Massa Tubuh sebagai salah satu faktor osteoporosis ............ 8

II.4 Dual energy X-ray Absorptiometry .................................................. 9

II.4.1 Prinsip Kerja DXA ........................................................................ 12

II.4.2 Pengukuran DXA scan .................................................................. 13

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Lokasi dan waktu penelitian ............................................................ 14

III.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 14

III.3 Prosedur Kerja ................................................................................. 14

III.4 Alur Penelitian ................................................................................. 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil dan Pembahasan .................................................................... 16

IV.2 Hasil Pengukuran BMD .................................................................. 19

IV.2.1 Hasil pengukuran BMD pada sampel dengan IMT kurus ............ 19

Page 13: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

xiii

IV.2.2 Hasil pengukuran BMD pada sampel dengan IMT normal ......... 21

IV.2.3 Hasil pengukuran BMD pada sampel dengan IMT gemuk .......... 22

IV.3 Hasil pengukuran T-score ............................................................ 24

IV.3.1 Hasil pengukuran T-score pada IMT kurus ................................. 24

IV.3.2 Hasil pengukuran T-score pada IMT normal ............................... 26

IV.3.3 Hasil pengukuran T-score pada IMT gemuk ............................... 28

IV.3.4 Analisa nilai T-score pada IMT yang berbeda terhadap resiko

fraktur atau osteoporosis.............................................................. 29

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan ....................................................................................... 31

V.2 Saran ................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 32

LAMPIRAN ....................................................................................................... 34

Page 14: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Komposisi dari tulang keras .......................................................... 5

Tabel IV.1 Data nilai BMC (Bone Mineral Content) ...................................... 18

Tabel IV.2 Data nilai BA (Bone Area) ............................................................ 19

Tabel IV.3 Data nilai BMD (Bone mineral density) pada

IMT kurus ...................................................................................... 20

Tabel IV.4 Data nilai BMD (Bone mineral density) pada

IMT normal .................................................................................... 21

Tabel IV.5 Data nilai BMD (Bone mineral density) pada

IMT gemuk .................................................................................... 23

Tabel IV.6 Data nilai T-score pada IMT kurus ................................................ 25

Tabel IV.7 Data nilai T-score pada IMT normal ............................................. 26

Tabel IV.8 Data nilai T-score pada IMT gemuk .............................................. 28

Page 15: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 DXA scanner (Lunar EXPERT XL) ......................................... 10

Gambar II.2 Diagram skematik yang menunjukkan sistem DXA ................. 12

Gambar III.1 Alur Penelitian .......................................................................... 15

Gambar IV.1 Pesawat DXA GE Lunar Prodigy Pro ....................................... 16

Gambar IV.2 Region Of Interest (ROI) pada kriteria lumbal ......................... 17

Gambar IV.3 Grafik perubahan nilai BMD pada kriteria L1-L4

Terhadap IMT kurus ................................................................. 20

Gambar IV.4 Grafik perubahan nilai BMD pada kriteria L1-L4

Terhadap IMT normal ............................................................... 22

Gambar IV.5 Grafik perubahan nilai BMD pada kriteria L1-L4

Terhadap IMT gemuk ............................................................... 24

Gambar IV.6 Grafik perubahan nilai T-score pada kriteria L1-L4

Terhadap IMT kurus ................................................................. 25

Gambar IV.7 Grafik perubahan nilai T-score pada kriteria L1-L4

Terhadap IMT normal ............................................................... 27

Gambar IV.8 Grafik perubahan nilai T-score pada kriteria L1-L4

Terhadap IMT gemuk ............................................................... 29

Page 16: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

xvi

Gambar IV.9 Analisa nilai T-score pada IMT yang berbeda terhadap resiko

penyakit osteoporosis ................................................................ 30

Page 17: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data nilai IMT sampel .............................................................. 34

Lampiran 2 Hasil citra DXA scan ................................................................ 35

Lampiran 2.1 Citra DXA scan dengan IMT kurus .......................................... 35

Lampiran 2.2 Citra DXA scan dengan IMT normal........................................ 37

Lampiran 2.3 Citra DXA scan dengan IMT gemuk ........................................ 39

Lampiran 2.4 Posisi pemeriksaan tulang belakang pada DXA scan .............. 41

Lampiran 2.5 Bukti Pengambilan data di Rumah Sakit

Universitas Hasanuddin ............................................................ 42

Lampiran 2.5 Curiculum Vitae (CV) ............................................................... 46

Page 18: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tulang merupakan jaringan penghubung yang vital bersifat dinamis yang

struktur dan komposisi mencerminkan keseimbangan antara dua fungsi utama yaitu

penyediaan integritas mekanik untuk bergerak dan perlindungan. Dimulai dengan

pengamatan Galileo, telah diasumsikan bahwa bentuk dan struktur internal tulang

dipengaruhi oleh beban mekanik yang terkait dengan fungsi normal[1]. Tulang juga

merupakan jaringan hidup dan memiliki suplai darah sebagaimana syaraf. Sebagian

besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang

mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena tulang adalah jaringan

hidup,tulang melakukan pergantian dalam kehidupannya.

Proses yang berkelanjutan dalam menghancurkan tulang-tulang tua dan

membentuk tulang-tulang baru, disebut pembentukan tulang, dan dilakukan oleh

sel-sel tulang khusus[2]. Tulang memiliki dua sel yaitu osteoklas (sel yang bekerja

untuk menyerap dan menghancurkan atau merusak tulang) dan osteoblas (sel yang

bekerja untuk membentuk tulang)[3]. Jika aktivitas sel okteoklas lebih besar

daripada sel osteoblas dapat menyebabkan pengeroposan tulang yang lama

kelamaan menjadi osteoporosis[4].

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya

massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh

dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang yang disertai dengan rusaknya

arsitektur tulang. Hal ini mengakibatkan penurunan kekuatan tulang atau dikenal

Page 19: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

2

pengeroposan tulang, sehingga mudah terjadi resiko patah tulang[5]. World Health

Organization (WHO) menggunakan pengukuran Densitas Mineral Tulang (DMT)

sebagai salah satu pendekatan diagnosis osteoporosis. Secara umum terjadi

penurunan DMT dalam proses terjadinya osteoporosis, sehingga terjadi kerapuhan

tulang. DMT normal jika nilai kepadatan tulang (T-score) ≥-1 dan DMT rendah bila

T-score sampel <-1[6].

Faktor terjadinya penurunan DMT diantaranya adalah jenis kelamin,

peningkatan usia, genetik, kebiasaan merokok, aktifitas fisik yang kurang,

konsumsi alkohol dan massa tubuh yang rendah[7].

Menurut penelitian Halimah (2007) Indeks Massa Tubuh (IMT) terkait

dengan berat badan. Berat badan yang kurang mengakibatkan kurangnya beban

mekanik yang dapat merangsang meningkatnya DMT, sedangkan berat badan lebih

(obesitas) akan lebih meningkatkan DMT[8]. Menurut penelitian Khun Zhu (2015)

berat bedan merupakan prediktor yang kuat untuk mengukur densitas mineral

tulang, dan hubungan antara IMT dan DMT lebih lemah (resiko osteoporosis)

terhadap individu dengan IMT gemuk(9).

Meningkatnya kesadaran akan dampak osteoporosis, penggunaan teknik

densitometri tulang menjadi lebih luas. Kemajuan telah dibuat dalam

pengembangan metode non-invasif untuk penilaian densitas tulang[10]. Dari

berbagai pengukuran densitas tulang yang digunakan saat ini teknik Dual X-ray

Absorptiometry (DXA) yang paling banyak dgunakan. Teknik ini secara bertahap

menggantikan teknik ionisasi lain yang menggunakan radiasi gamma seperti single

photon absorptiometry (SPA), dual photon absorptiometry (DPA) dan lain-lain[11].

Page 20: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

3

Lokasi anatomi pengukuran DXA untuk mineral tulang termasuk tulang belakang,

tulang pinggul dan total dan seluruh tubuh. Prinsip dasar fisika dibalik DXA adalah

pengukuran transmisi sinar-X dengan energi foton yang tinggi dan rendah.

Menggunakan ketergantungan dari koefisien pelemahan X-ray pada nomor atom

dan energi foton, pengukuran faktor transmisi pada dua energi yang berbeda

memungkinkan kepadatan areal (yaitu massa per unit daerah diproyeksikan) dari

dua jenis jaringan yang akan disimpulakan[10].

Berdasarkan uraian diatas, maka hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)

terhadap Densitas Mineral Tulang (DMT) sangat penting sebagai prediktor resiko

terkena penyakit osteoporosis. Prediktor osteoporosis ini diperoleh dari proyeksi

pengukuran densitas tulang menggunakan Dual X-ray Absorptiometry (DXA).

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada indeks massa tubuh yang berbeda

seperti gemuk, kurus, dan kelebihan berat badan (obesitas) terhadap lokasi anatomi

yang sudah ditentukan untuk mengukur densitas tulang menggunakan teknik Dual

X-ray Absorptiometry (DXA), kemudian membandingkan nilai densitas mineral

tulang dengan mengacu pada nilai T-Score.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengukur densitas mineral tulang menggunakan teknik Dual X-ray

Absorptiometry (DXA).

2. Analisis densitas mineral tulang berdasarkan indeks massa tubuh yang

berbeda terhadap resiko penyakit osteoporosis.

Page 21: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tulang

Antropolog-antropolog telah lama tertarik pada tulang-tulang. Tulang dapat

bertahan berabad-abad dan dalam beberapa kasus selama berjuta-juta tahun. Karena

kekuatannya tulang digunakan oleh manusia sebagai alat yang beragam, senjata dan

objek seni. Tulang memudahkan antropolog menjajaki perkembangan manusia,

baik fisik maupun kebudayaan.

Tulang-tulang juga merupakan hal menarik dalam bidang fisika dan teknik.

Mungin sistem organ tubuh ini berhubungan langsung dengan ilmuwan fisika

karena hal ini memiliki masalah-masalah tipe teknis yang berkenaan dengan usaha

statis dan dinamis yang timbul selama berdiri, berjalan, berlari, mengangkat dan

lain-lain.

Tulang adalah jaringan hidup, tulang melakukan pergantian dalam

kehidupannya. Proses berkelanjutan dalam menghancurkan tulang-tulang tua dan

membentuk tulang-tulang baru, disebut pembentukan ulang tulang, dilakukan oleh

sel-sel tulang khusus. Osteoklas menghancurkan tulang, dan osteoblas membangun

tulang. Dibandingkan dengan proses-proses dalam tubuh lainnya, kerja

pembentukan tulang cukup lambat. Kita miliki tulang-tulang baru setiap tujuh

tahun, setiap hari osteoklas menghancurkan tulang yang mengandung 0,5g kalsium

(tulang-tulang memiliki sekitar 1000g kalsium), dan osteoblas membentuk tulang

baru dengan menggunakan jumlah kalsium yang sama. Sementara tubuh masih

muda dan berkembang osteoblas melakukan kerja lebh banyak pekerjaan daripada

Page 22: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

5

osteoklas tetapi setelah berusia 35-40 tahun aktifitas osteoklas lebih besar daripada

osteoblas, menghasilkan penurunan bertahap pada massa tulang yang berlanjut

hingga kematian.

II.1.1 Komposisi Tulang

Komposisi kimia tulang secara detail pada tabel II.1. Perhatikan presentase

besar kalsium (Ca) dalam tulang. Karena kalsium memiliki nukleus yang lebih berat

daripada sebagian besar elemen dalam tubuh, kalsium menyerap sinar-X lebih baik

daripada jaringan halus melingkupinya. Ini adalah alasan mengapa sinar-X

menunjukkan bentuk tulang dengan sangat baik.

Tabel II.1 Komposisi dari Tulang Keras

Elemen Tulang keras, tulang paha (%)

H 3,4

C 15,5

N 4,0

O 44,0

Mg 0,2

P 10,2

S 0,3

Ca 22,2

Campuran 0,2

Tulang terdiri dari dua material yang berbeda ditambah air, kolagen,

pecahan organik utama, yang sekitar 40% dari berat tulang padat dan 60% dari

Page 23: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

6

volumenya, dan mineral tulang, komponen “tidak organik”, yang sekitar 60% dari

berat tulang padat dan 40% dari volumenya. Tidak satupun komponen-komponen

ini dapat dihilangkan dari tulang, dan sisa yang hanya terbentuk dari kolagen atau

mineral tulang, akan terlihat seperti tulang asli.

Kolagen diproduksi oleh sel-sel osteoblas, mineral kemudian dimasukkan

dalam kolagen untuk memproduksi tulang. Kolagen tulang tidak sama dengan

kolagen yang ditemukan pada banyak bagian lain pada tubuh seperti kulit.

Strukturnya tampak seperti dimensi rumit dari kristal-kristal mineral tulang dan

membentuk pola dimana kristal-kristal mineral tulang tersusun dengan tepat.

Mineral tulang diyakini terbentuk dari kalsium hydroyapatite

Ca10(PO4)6(OH)2. Kristal sejenis ini terdapat dialam; fluorapatite, sejenis batu,

berbeda dari kalsium hydroxypatite pada susunan dimana fluorine menggantikan

kedudukan OH. Fluoride dalam air minum dapat mencegah pengeroposan,

pelubangan pada gigi, dengan mengubah daerah mikroskopis gigi menjadi batu

fluoropatite, yang lebih stabil daripada mineral tulang.

Pembelajaran menggunakan hamburan sinar-X telah mengindikasikan

bahwa kristal-kristal mineral tulang berbentuk tangkai dengan diameter 2 sampai 7

nm dan panjang 5 sampai 10 nm. Karena ukuran kristal yang kecil, mineral tulang

memiliki daerah permukaan yang sangat luas[2].

II.2 Osteoporosis

World Health Organisation (WHO) dan konsensus ahli mendefinisikan

osteoporosis sebagai penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan

memburuknya mikrostruktrural jaringan tulang, menyebabkan kerapuhan tulang

Page 24: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

7

sehingga meningkatkan risisko terjadinya fraktur. Dimana keadaan tersebut tidak

memberikan keluhan klinis, kecuali apabila telah terjadi fraktur (thief in the

night)[12].

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya

massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh

dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang yang disertai dengan rusaknya

arsitektur tulang. Hal ini mengakibatkan penurunan kekuatan tulang atau dikenal

pengeroposan tulang, sehingga mudah terjadi resiko patah tulang[5]. World Health

Organization (WHO) menggunakan pengukuran Densitas Mineral Tulang (DMT)

sebagai salah satu pendekatan diagnosis osteoporosis. Secara umum terjadi

penurunan DMT dalam proses terjadinya osteoporosis, sehingga terjadi kerapuhan

tulang. DMT normal jika nilai kepadatan tulang (T-score) ≥-1 dan DMT rendah bila

T-score sampel <-1[6].

Faktor terjadinya penurunan DMT diantaranya adalah jenis kelamin,

peningkatan usia, genetik, kebiasaan merokok, aktifitas fisik yang kurang,

konsumsi alkohol dan massa tubuh yang rendah[7]. Indeks Massa Tubuh (IMT)

terkait dengan berat badan. Berat badan yang kurang mengakibatkan kurangnya

beban mekanik yang dapat merangsang meningkatnya DMT melalui gaya gravitasi,

sedangkan berat badan lebih (obesitas) akan lebih meningkatkan DMT[8].

II.2.1 Klasifikasi Osteoporosis

Osteoporosis primer, dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Dihubungkan

dengan faktor resiko meliputi merokok, aktifitas, pubertas tertunda, massa tubuh

Page 25: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

8

yang rendah, alkohol, ras kulit putih/asia, riwayat keluarga, postur tubuh dan asupan

kalsium yang rendah[13].

1. Osteoporosis Tipe I

Sering disebut dengan istilah osteoporosis pasca menopouse, yang terjadi pada

wanita pasca menopouse. Biasanya wanita berusia 50-69 tahun, fraktur sering pada

corpus vertebra (ruas tulang belakang), kemudian tulang iga dan tulang radius

2. Osteoporosis Tipe II (senile)

Terjadi pada pria dan wanita usia ≥70 tahun. Fraktur kompresi sering pula terjadi

pada corpus vertebra, gejala yang perlu diwaspadai adalah kifosis dorsalis

bertambah berat, tulang vertebra semakin pendek dan nyeri tulang berkepanjangan.

Osteoporosis sekunder, dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Penyebabnya

meliputi efek kortikosteroid, hipertirodisme, multipel mieloma, malnutrisi,

defisiensi estrogen, hiperparatiroidisme, faktor genetik, dan obat-obatan[13].

II.3 Indeks Massa Tubuh sebagai salah satu faktor resiko osteoporosis

Massa tulang akan lebih besar pada orang yang berbadan besar

dibandingkan orang yang bebadan kurus dan kecil[3]. Kondisi ini disebabkan karena

tulang giat membentuk sel apabila ditekan oleh bobot yang berat. Posisi tulang

menyangga bobot, maka tulang akan merangsang untuk membentuk masa pada area

tersebut, terutama pada daerah panggul dan pinggul. Jika bobot tubuh ringan maka

massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna[14].

Page 26: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

9

IMT terkait dengan berat badan (BB). Menurut Halimah (2007),

menyatakan bahwa BB yang kurang mengakibatkan kurangnya beban mekanik

yang dapat merangsang meningkatnya DMT[8]. Cara untuk menghitung IMT:

IMT =Massa (kg)

[Tinggi Badan (m)]2 (2.1)

IMT yang dikatakan kurus apabila < 18,4. IMT 18,5 sampai 25 dikatakan

normal. Gemuk atau obesitas adalah apabila IMT ≥25,1[15].

II.4 Dual energy X-ray Absorptiometry

Dual energy X-ray Absorptiometry (DXA) adalah teknik pencitraan sinar-

X terutama yang digunakan untuk memperoleh massa dari suatu materi dalam

keberadaan lainnya melalui pengetahuan yang unik dari pelemahan sinar-X pada

energi yang berbeda. Dua gambar yang dibuat dari pelemahan rendah dan tinggi

rata-rata energi sinar-X.

DXA merupakan teknik perluasan dari teknik pencitraan sebelumnya

disebut Dual energy Photon Absorptiometry (DPA). Teknik DXA berbeda dari

DPA hanya dalam menggunakan redaman emisi monokromatik dari radioisotop

(yaitu 153Gd), sementara DXA menggunakan spektrum polikromatik sinar-X

untuk setiap gambar, berpusat pada energi yang berbeda. Penerapan utama DXA

ini telah mengukur densitas mineral tulang untuk menilai resiko patah tulang dan

osteoporosis, energi sinar-x dioptimalakan untuk penilaian kepadatan tulang.

Untuk diagnosis osteoporosis, scan dilakukan pada bagian tulang belakang, tulang

pinggul dan kadang-kadang lengan bawah. ROI (Region Of Interest) digunakan dan

sebagai kriteria diagnostik yang didefinisikan dengan baik. Seluruh tubuh juga

Page 27: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

10

dapat discan untuk mengukur seluruh massa tulang tubuh dan komposisi jaringan

lunak tubuh[16].

Gambar II.1 DXA scanner (Lunar EXPERT-XL)[10]

Serupa dengan DPA prinsip dasar fisika dibalik DXA adalah pengukuran

transmisi sinar-X dengan tinggi dan rendah energi foton. Keuntungan utama dari

sebuah sistem X-ray atas sistem radionuklida DPA adalah mempersingkat waktu

pemeriksaan karena peningkatan fluence foton dari tabung X-ray dan akurasi yang

lebih baik dan presisi yang dihasilkan dari resolusi yang lebih tinggi dan

menghilangkan kesalahan yang diakibatkan sumber kerusakan. Menggunakan

ketergantungan dari koefisien pelemahan X-ray pada nomor atom dan energi foton,

pengukuran faktor transmisi pada dua energi yang berbeda memungkinkan

kepadatan areal (yaitu massa per unit daerah diproyeksikan) dari dua jenis jaringan

disimpulkan. Dalam DXA scan ini diambil untuk menjadi tulang mineral

(hydoxyapatite) dan jaringan lunak, masing-masing. Prinsip dasar ini dapat

dijelaskan dengan menggunakan persamaan [10]:

Page 28: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

11

Mb=In (𝐼OL 𝐼IL⁄ ) − [In (𝐼OH 𝐼IH⁄ )(𝜇SL 𝜇SH⁄ )]

𝜇BL−𝜇BH (𝜇SL 𝜇SH⁄ ) (2.2)

Dimana I0 adalah intensitas ditransmisikan melalui jaringan lunak saja, Ii

adalah intensitas ditransmisikan melalui tulang dan jaringan lunak, µ adalah

koefisien atenuasi massa, di garis bawahi B dan S mengacu tulang dan jaringan

lunak, dan L untuk energi foton rendah dan H untuk energi foton tinggi[10].

Sifat dari sistem DXA adalah bahwa ia menciptakan planar (dua dimensi)

gambar yang merupakan kombinasi dari redaman energi yang rendah dan tinggi.

Meskipun kepadatan biasanya dianggap sebagai massa per satuan volume, DXA

hanya bisa mengukur kepadatan tulang sebagai massa per satuan luas, karena

menggunakan gambar planar dan tidak dapat mengukur kedalaman tulang.

Sebaliknya, pengukuran kepadatan tulang menggunakan Computed Tomography

(CT) sistem, yang disebut Quantitative Computed Tomography (QCT), dapat

mengukur volume yang benar dan kepadatan tulang volumetrik. ukuran tulang

bervariasi sebagai fungsi dari usia. Dengan demikian, DXA nilai kepadatan tulang

meningkat dari lahir sampai dewasa, terutama karena tulang menjadi lebih besar.

DXA mendefinisikan komposisi tubuh menjadi tiga bagian yang memiliki sifat

redaman sinar-X khusus yaitu mineral tulang, lemak (trigliserida, fosfolipid

membran dan lain-lain) dan jaringan lunak bebas lemak[16].

Hasil dari DXA dinyatakan dengan T-score, yang dinilai dengan melihat

perbedaan DMT dari hasil pengukuran nilai rata-rata DMT puncak1. Kriteria WHO

untuk menentukan berat ringannya keropos tulang, organisasi kesehatan dunia

memberlakukan kriteria yang sudah diterima oleh seluruh dunia. Bila T-score sama

dengan atau lebih rendah dari -2,5 dinamakan osteoporosis. Bila T-score dibawah -

Page 29: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

12

1,0 dinamakan osteopenia atau massa tulang yang rendah. T-score diantara -1

sampai +1 dikatakan DMT normal. Orang dengan T-score dibawah -2,5 yang

disertai dengan fraktur karena osteoporosis dikategorikan dalam osteoporosis yang

berat (Severe or established Osteoporosis)[17].

II.4.1 Prinsip Kerja DXA

DXA menggunakan sinar kolimasi tinggi. Sinar melewati jaringan lunak

dan bagian tulang dari tubuh dan ditangkap oleh detektor ditempatkan di sisi

berlawanan. Intensitas sinar keluar tubuh dan selanjutnya yang dipantulkan pada

detektor berbanding terbalik dengan kepadatan bagian tubuh yang dievaluasi.

Untuk pengukuran massa tulang dan DMT, intensitas sinar yang keluar bagian

tubuh dibandingkan dengan sinar yang keluar dari densitas phantom standar yang

telah diketahui. Hasil BMD disajikan dalam gram per sentimeter persegi. Sinar

yang keluar bagian tubuh ditampilkan dalam bentuk gambar pada layar monitor

atau pada kertas[18].

Gambar II.2 Diagram skematik yang menunjukkan sistem DXA[16]

Page 30: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

13

II.4.2 Pengukuran DXA scan

Ada tiga nilai laporan dari sistem DXA komposisi tubuh:

1. Bone Mineral Content (BMC). BMC adalah komponen massa mineral

tulang dalam bentuk hydroxyapatite, Ca10 (PO4)6(OH)2. BMC biasanya

diukur dalam gram. Diketahui bahwa BMC tidak termasuk massa dari salah

satu komponen organik tulang (sumsum, kolagen dan lain-lain).

2. Bone Area (BA). BA adalah daerah yang diproyeksikan dari tulang ke

bidang gambar, biasanya dalam cm2.

3. Bone Mineral Density (BMD). BMD adalah massa mineral tulang per unit

area gambar dalam g/cm2. Disini perbedaan dibuat antara densitas dan

kepadatan volume. Kepadatan volume, massa mineral per unit volume

tulang tidak langsung diukur dengan DXA namun dapat diukur dengan

QCT. Abmd didefinisikan sebagai[16]:

BMD = BMC/BA (g/cm2) (2.3)

Page 31: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

14

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di bagian Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas

Hasanuddin Makassar pada bulan Desember 2016 – Maret 2017.

III.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Pesawat DXA

2. Microtoise

3. Timbangan Berat Badan

III.3 Prosedur Kerja

1. Menentukan IMT pasien dengan mengukur tinggi badan dan berat badan.

2. Melakukan DXA scan pada lokasi anatomi yang telah ditentukan.

3. Memilih ROI pada bagian citra yang telah di scan DXA sesuai dengan

ketetapan resmi ISCD (International Society for Clinical Densitometry)

tahun 2013.

4. Mengevaluasi nilai T-score, BMC, BA dan BMD terhadap IMT yang

berbeda.

Page 32: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

15

III.4 Alur Penelitian

Gambar III.1 Alur Penelitian

MULAI

Pengukuran IMT

Scan DXA

Pemilihan ROI pada bagian citra yang di scan DXA

Evaluasi hasil nilai T-score , BMC, BA dan BMD

terhadap IMT yang berbeda

Selesai

Tinggi badan (m) Berat badan2 (m)

Kurus Normal Gemuk (obesitas)

Hasil foto/citra

Page 33: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.I Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas

Hasanuddin pada Desember 2016 sampai dengan bulan April 2017. Penelitian ini

menggunakan pesawat DXA GE Lunar Prodigy Pro (Gambar IV.1) model pesawat

8743 no. seri 78018GA diproduksi tahun 2012 buatan Amerika Serikat. Dosis

radiasi yang dihasilkan pada alat ini sekitar 9µGy sampai 37 µGy. Penelitian ini

menggunakan 15 sampel, semuanya berjenis kelamin perempuan dengan beragam

umur dan IMT yang berbeda yaitu kurus, normal dan gemuk (obesitas).

Gambar IV.1 Pesawat DXA GE Lunar Prodigy Pro

Daerah pengukuran BMD pada 15 sampel ini dilakukan pada tulang

belakang (lumbal/spine) dengan posisi AP (Antero Posterior). Pada pengukuran ini

daerah lumbal diberi kode L. Pengukuran BMD lumbal ini menggunakan Region

Of Interest (ROI) pada L1-L4 sebagai kriteria diagnostik. Apabila terdapat kelainan

Page 34: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

17

atau artefak dapat digunakan 3 atau 2 buah lumbal untuk mengukur BMD dan

diagnosa tidak dapat ditegakkan berdasarkan 1 buah lumbal berdasarkan ketetapan

ISCD (International Society for Clinicall Densitometry).

Gambar IV.2 Region Of Interest (ROI) pada kriteria Lumbal

Data hasil pengukuran BMD terdapat 3 nilai laporan yaitu BA (Bone Area),

BMC (Bone Mineral Content), dan BMD (Bone Mineral Density). Adapun juga

nilai T-score yang berhubungan dengan kekuatan tulang dan resiko fraktur.

Sedangkan nilai Z-score harus menggunakan data referansi penduduk setempat

bilamana data tersebut tersedia. Pada penelitian ini nilai laporan BMD dan T-score

dianalisa berdasarkan setiap region (wilayah) berdasarkan IMT sampel dan

hubungannya dengan resiko fraktur atau penyakit osteoporosis.

Pada nilai laporan DXA scan BMC dan BA dapat dilihat pada tabel IV.1

dan tabel IV.2 sedangkan untuk nilai BMD dianalisis berdasarkan setiap region

yang sama pada setiap sampel IMT

Page 35: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

18

Tabel IV.1 Data nilai BMC (Bone Mineral Content)

Sampel dengan IMT Kurus

Sampel Region

Rerata (gram) STDEV L1 L2 L3 L4

1 7.61 9.29 10.61 10.23 9.43 1.337199

2 6.44 7.56 9.07 11.57 8.66 2.219204

3 6.13 7.73 9.92 10.17 8.48 1.916114

4 8.1 10.37 12.11 12.69 10.81 2.062513

5 9.32 9.69 11.97 14.24 11.3 2.280709

Sampel dengan IMT Normal

1 8.55 9.78 12.35 12.95 10.9 2.088195

2 10.08 11.76 14.01 14.78 12.65 2.143461

3 10.12 12.11 10.17 11.7 11.02 1.030032

4 12.39 11.43 12.45 16.59 13.21 2.298021

5 9.76 10.74 16.1 12.2 3.412858

Sampel dengan IMT Gemuk

1 12.6 13.89 17.37 14.62 2.467367

2 12.98 13.99 15.34 19.52 15.45 2.875719

3 10.3 11.49 13.33 15.39 12.62 2.223816

4 12.99 14.02 17.06 14.69 2.116105

5 12.1 11.08 11.96 12.71 11.96 0.672427

Page 36: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

19

Tabel IV.2 Data nilai BA (Bone Area)

Sampel dengan IMT Kurus

Sampel Region

Rerata (cm2) STDEV L1 L2 L3 L4

1 9.47 9.89 11.18 14.16 11.17 2.118844024

2 9.77 12.11 11.44 12.68 11.5 1.259761882

3 7.52 8.81 10.12 10.62 9.26 1.392728138

4 8.3 8.96 9.53 10.94 9.43 1.123665876

5 8.48 9.84 11.49 12.15 10.49 1.655113289

Sampel dengan IMT Normal

1 8.52 9.26 10.91 11.71 10.1 1.466310563

2 9.29 9.73 10.78 11.88 10.42 1.156748316

3 9.8 11.28 9.7 13.25 11 1.660389011

4 10.55 11.54 10.79 10.96 0.516430053

5 8.72 8.3 10.37 11.76 9.78 1.589787722

Sampel dengan IMT Gemuk

1 12.31 13.64 15.06 13.67 1.375245433

2 10.86 11.66 12.62 15.85 12.74 2.189906771

3 11.44 11.23 11.7 13.75 12.03 1.162669343

4 10.33 10.42 11.28 10.67 0.524436205

5 10.28 10.31 10.11 11.1 10.45 0.442191512

IV.2 Hasil pengukuran BMD

IV.2.1 Hasil pengukuran BMD pada sampel dengan IMT kurus

Nilai BMD pada DXA scan yaitu massa mineral tulang per unit gambar

dalam g/cm2. Data hasil nilai BMD (Bone Mineral Density) pada DXA scan

Lumbal 1-4 diperoleh berdasarkan persamaan II.3 yaitu

BMD = BMC/BA (g/cm2)

Page 37: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

20

Data hasil pengukuran nilai BMD (Bone Mineral Density) pada DXA scan Lumbal

1-4 dengan sampel IMT kurus dapat dilihat pada tabel IV.3

Tabel IV.3 Data nilai BMD (Bone Mineral Density) pada IMT kurus

Region

Sampel dengan IMT kurus Rata-rata

(g/cm2)

STDEV

1 2 3 4 5

L1 0,983 0,829 0,815 0,776 0,897 0,86 0,081456

L2 0,98 0,856 0,877 0,844 0,944 0,9 0,059027

L3 1,071 1,059 0,98 0,952 0,924 0,99 0,065121

L4 1,006 1,001 0,957 1,057 0,842 0,97 0,081156

Pada tabel IV. 3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata BMD tertinggi adalah berada

pada region L3 yaitu 0,99 g/cm2 sedangkan nilai rata-rata BMD terendah berada

pada region L1 yaitu 0,86 g/cm2. Untuk mempermudah analisis hasil pengukuran

nilai BMD berdasarkan setiap region , berikut disajikan grafik perubahan nilai

BMD pada kriteria L1-L4 pada sampel dengan IMT kurus.

Gambar IV.3 Grafik perubahan nilai BMD pada kriteria L1-L4 terhadap IMT kurus

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1 2 3 4 5

BM

D (

g/cm

2 )

Sampel

Sampel IMT Kurus

L1

L2

L3

L4

Page 38: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

21

Pada gambar IV.3 memperlihatkan nilai BMD pada IMT sampel kurus

beradasarkan region dengan error bar (standar deviasi) yang menunjukkan sampel

1,2 dan 3 nilai BMD tertinggi pada region L3 sedangakan pada sampel 4 pada

region L4 dan sampel 5 pada region L2. Untuk keseluruhan, pada sampel 1 nilai

BMD lebih tinggi untuk setiap region dengan rata-rata > 0,8 g/cm2

IV.2.2 Hasil pengukuran BMD pada sampel dengan IMT Normal

Pada IMT normal berada range pada 18-25, dosis yang diberikan pada DXA

scan berkisar 15-25 µGy. Prosedur pemeriksaan pun sama untuk setiap setiap

sampel IMT yang berbeda yaitu tulang belakang (lumbal). Data hasil pengukuran

nilai BMD (Bone Mineral Density) pada DXA scan Lumbal 1-4 dengan sampel

IMT normal dapat dilihat pada tabel IV.4

Tabel IV.4 Data nilai BMD (Bone Mineral Density) pada IMT normal

Region

Sampel dengan IMT normal Rata-rata

(g/cm2)

STDEV

1 2 3 4 5

L1 1,003 1,085 1 1,14 1,065 0,060437

L2 1,056 1,208 1,074 1,157 1,081 1,1152 0,064674

L3 1,132 1,299 1,049 1,225 1,259 1,1928 0,101332

L4 1,106 1,244 0,883 1,041 1,27 1,108 0,157999

Pada tabel IV. 4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata BMD tertinggi adalah

berada pada region L3 yaitu 1,1928 g/cm2 sedangkan nilai rata-rata BMD terendah

berada pada region L1 yaitu 1,065 g/cm2. Untuk sampel 5 region L1 tidak tampak

diakibatkan adanya artefak tetapi diagnosa tetap dapat ditegakkan menggunakan 2-

Page 39: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

22

3 region lumbal berdasarkan ketetapan ISCD (International Society for Clinical

Densitometry). Untuk mempermudah analisis hasil pengukuran nilai BMD

berdasarkan setiap region , berikut disajikan grafik perubahan nilai BMD pada

kriteria L1-L4 pada sampel dengan IMT normal

Gambar IV.4 Grafik perubahan nilai BMD pada kriteria L1-L4 terhadap IMT

Normal

Pada gambar IV.4 memperlihatkan nilai BMD pada IMT sampel kurus

beradasarkan region dengan error bar (standar deviasi) yang menunjukkan sampel

1,2,3 dan 4 nilai BMD tertinggi pada region L3 sedangakan sampel 5 pada region

L4. Untuk keseluruhan, pada sampel 2 dan nilai BMD lebih tinggi untuk setiap

region dengan rata-rata > 1g/cm2.

IV.2.3 Hasil pengukuran BMD pada sampel dengan IMT Gemuk

Pada pemeriksaan DXA scan dengan IMT gemuk posisi pasien dengan

menggunakan alat fiksasi pada kaki untuk menghindari jarak dengan meja

pemeriksaan untuk meminimalisir terjadinya artefak pada citra . Dosis yang

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1 2 3 4 5

BM

D (

g/cm

2 )

Sampel

Normal

L1

L2

L3

L4

Page 40: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

23

diberikan berkisar 20-35 µGy. Data hasil pengukuran nilai BMD (Bone Mineral

Density) pada DXA scan Lumbal 1-4 dengan sampel IMT gemuk dapat dilihat pada

tabel IV.5

Tabel IV.5 Data nilai BMD (Bone Mineral Density) pada gemuk

Region

Sampel dengan IMT gemuk Rata-rata

(g/cm2)

STDEV

1 2 3 4 5

L1 1,196 0,901 1,177 1,091 0,165

L2 1,023 1,2 1,022 1,258 1,074 1,115 0,107

L3 1,018 1,216 1,139 1,345 1,183 1,18 0,118

L4 1,153 1,231 1,119 1,513 1,146 1,232 0,162

Pada tabel IV. 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata BMD tertinggi adalah berada

pada region L4 yaitu 1,232 g/cm2 sedangkan nilai rata-rata BMD terendah berada

pada region L1 yaitu 1,091 g/cm2. Untuk sampel 1 dan 4 region L1 tidak tampak

diakibatkan adanya artefak tetapi diagnosa tetap dapat ditegakkan menggunakan 2-

3 region lumbal berdasarkan ketetapan ISCD (International Society for Clinical

Densitometry). Untuk mempermudah analisis hasil pengukuran nilai BMD

berdasarkan setiap region , berikut disajikan grafik perubahan nilai BMD pada

kriteria L1-L4 pada sampel dengan IMT gemuk

Page 41: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

24

Gambar IV.5 Grafik perubahan nilai BMD pada kriteria L1-L4 terhadap IMT

Gemuk

Pada gambar IV.5 memperlihatkan nilai BMD pada IMT sampel kurus

beradasarkan region dengan error bar (standar deviasi) yang menunjukkan sampel

1,2 dan 3 nilai BMD tertinggi pada region L4 sedangakan pada sampel 3 dan 5 pada

region L3. Untuk keseluruhan, pada sampel 1 nilai BMD lebih tinggi untuk setiap

region dengan rata-rata > 1,2 g/cm2.

IV.3 Hasil pengukuran T-Score

IV.3.1 Hasil pengukuran T-Score pada IMT kurus

Hasil dari DXA dinyatakan dengan T-score, yang dinilai dengan melihat

perbedaan BMD dari hasil pengukuran nilai rata-rata BMD puncak. Pada penelitian

ini, nilai T-score setiap region pada sampel dengan IMT normal dapat dilihat pada

tabel IV.7

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1 2 3 4 5

BM

D (

g/cm

2)

Sampel

Gemuk

L1

L2

L3

L4

Page 42: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

25

Tabel IV.6 Data nilai T-score pada IMT kurus

Region

Sampel dengan IMT kurus

Rata-rata STDEV

1 2 3 4 5

L1 -0,5 -1,8 -1,1 -0,5 -1 -1,54 0,720214

L2 -1,8 -2,1 -2 -2,2 -1,4 -1,76 0,482701

L3 -0,5 -0,6 -1,3 -1,5 -1,8 -1,14 0,568331

L4 -1 -1,1 -1,5 -0,6 -2,4 -1,32 0,683374

Hasil dari T-score dengan sampel dengan IMT kurus pada tabel IV.6

menunjukkan nilai rata-rata T-score tertinggi pada region L3 sedangkan nilai T-

score terendah berada pada region L2. Untuk mempermudah analisis hasil

pengukuran nilai T-score berdasarkan setiap region, berikut disajikan grafik

perubahan nilai T-score pada kriteria L1-L4 pada sampel dengan IMT kurus.

Gambar IV.6 Grafik perubahan nilai T-score pada kriteria L1-L4 terhadap IMT

kurus

-3

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

0

1 2 3 4 5

T-Score

Sampel

Sampel IMT kurus

L1 L2 L3 L4

Page 43: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

26

Pada gambar IV.6 memperlihatkan nilai T-score pada IMT sampel kurus

beradasarkan region yang menunjukkan sampel 1 nilai T-score tertinggi yaitu -0,5

pada region L1 sedangakan nilai T-score terendah pada sampel 5 pada region L4.

Untuk keseluruhan, pada sampel 1 nilai T-score lebih tinggi berkisar antara -0,5

sampai -1,5 sedangkan nilai T-score terendah pada sampel 3 berkisar antara >-1

sampai -2.

IV.3.2 Hasil pengukuran T-Score pada IMT normal

Kriteria WHO untuk menentukan derajat keropos tulang, organisasi

kesehatan dunia (WHO) memberlakukan kriteria yaitu T-score sama dengan atau

lebih rendah dari ≤-2,5 dinamakan osteoporosis dan bila T-score <-1,0 dinamakan

osteopenia atau massa tulang yang rendah. Bila -1 < T-score < +1, maka dinamakan

DMT normal. Orang dengan T-score dibawah -2,5 yang disertai dengan fraktur

dikategorikan dalam osteoporosis yang berat (Severe or established Osteoporosis).

Pada penelitian ini, nilai T-score setiap region pada sampel dengan IMT normal

dapat dilihat pada tabel IV.7.

Tabel IV.7 Data nilai T-score pada IMT normal

Region

Sampel dengan IMT normal

Rata-rata STDEV

1 2 3 4 5

L1 -0,4 0,3 -0,1 0,8 0,15 0,519615

L2 -0,5 0,8 -0,3 04 -0,3 0,02 0,554076

L3 1,4 -0,7 0,7 1 0,48 0,834865

L4 -0,2 0,9 2,1 -0,8 1,2 0,64 1,150217

Page 44: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

27

Hasil dari T-score dengan sampel dengan IMT kurus pada tabel IV.6

menunjukkan nilai rata-rata T-score tertinggi pada region L2 sedangkan nilai T-

score terendah berada pada region L4. Untuk mempermudah analisis hasil

pengukuran nilai T-score berdasarkan setiap region, berikut disajikan grafik

perubahan nilai T-score pada kriteria L1-L4 pada sampel dengan IMT normal.

Gambar IV.7 Grafik perubahan nilai T-score pada kriteria L1-L4 terhadap IMT

normal

Pada gambar IV.7 memperlihatkan nilai T-score pada IMT sampel normal

beradasarkan region yang menunjukkan sampel 3 nilai T-score tertinggi yaitu >2

pada region L1 sedangakan nilai T-score terendah pada sampel 4 pada region region

L1. Untuk keseluruhan, pada sampel 2 nilai T-score lebih tinggi berkisar antara 0

sampai <1,5 sedangkan nilai T-score terendah pada sampel 1 berkisar antara 0

sampai -0,5.

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

1 2 3 4 5

T-score

Sampel

Sampel IMT Normal

L1

L2

L3

L4

Page 45: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

28

IV.3.3 Hasil pengukuran T-Score pada IMT gemuk

Hasil dari DXA dinyatakan dengan T-score, yang dinilai dengan melihat

perbedaan BMD dari hasil pengukuran nilai rata-rata BMD puncak. Pada penelitian

ini, nilai T-score setiap region pada sampel dengan IMT normal dapat dilihat pada

tabel IV.8

Tabel IV.8 Data nilai T-score pada IMT gemuk

Region

Sampel dengan IMT gemuk

Rata-rata STDEV

1 2 3 4 5

L1 1,2 -1,2 1,1 0,33 1,357694

L2 -0,7 0,7 -0,8 0 -0,3 0,02 0,88713

L3 -0,1 0,7 0 1,7 0,4 0,54 0,723187

L4 0,2 0,8 -0,1 3,2 0,1 0,84 1,361249

Hasil dari T-score dengan sampel dengan IMT gemuk pada tabel IV.7

menunjukkan nilai rata-rata T-score tertinggi pada region L4 sedangkan nilai T-

score terendah berada pada region L2. Untuk mempermudah analisis hasil

pengukuran nilai T-score berdasarkan setiap region, berikut disajikan grafik

perubahan nilai T-score pada kriteria L1-L4 pada sampel dengan IMT gemuk.

Page 46: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

29

Gambar IV.7 Grafik perubahan nilai T-score pada kriteria L1-L4 terhadap IMT

gemuk

Pada gambar IV.3 memperlihatkan nilai T-score pada IMT sampel gemuk

beradasarkan region yang menunjukkan nilai T-score tertinggi yaitu pada sampel 4

dengan nilai >3 pada region L4 sedangakan nilai T-score terendah pada sampel 3

pada region L1. Untuk keseluruhan, pada sampel 4 nilai T-score lebih tinggi

berkisar antara 1 sampai 3 sedangkan nilai T-score terendah pada sampel 3 berkisar

antara 0 sampai -1.

IV.3.4 Analisa nilai T-score pada IMT yang berbeda terhadap resiko

fraktur atau osteoporosis

Hasil dari DXA dinyatakan dengan T-score, yang dinilai dengan melihat

perbedaan BMD dari hasil pengukuran nilai rata-rata BMD puncak. Berdsarkan

hasil penelitian terdapat perbedaan nilai T-score pada setiap region berdasarkan

IMT. Untuk mengetahui hubungan resiko penyakit osteoporosis bredasarkan

kriteria WHO, berikut disajikan grafik nilai T-score pada IMT yang berbeda.

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

1 2 3 4 5

T-score

Sampel

Sampel IMT gemuk

L1

L2

L3

L4

Page 47: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

30

Gambar IV.7 Grafik pengaruh nilai T-score pada IMT yang berbeda terhadap

resiko penyakit osteoporosis

Pada gambar IV.4 nilai T-score pada sampel kurus menunjukkan nilai <-1 atau

dalam kriteria WHO dikatakan massa tulang rendah atau osteopenia, sedangkan

pada IMT normal dan gemuk menunjukkan nilai diantara -1 sampai +1 dalam

kriteria WHO di katakan normal. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada,

sebagaimana menurut Halimah (2007) Indeks Massa Tubuh (IMT) terkait dengan

berat badan. Berat badan yang kurang mengakibatkan kurangnya beban mekanik

yang dapat merangsang meningkatnya densitas mineral tulang, sedangkan berat

badan lebih (obesitas) akan lebih meningkatkan densitas minreal tulang.

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

L1 L2 L3 L4

T-score

Region

Pengaruh nilai T-score terhadap resiko penyakit osteoporosis berdasarkan IMT yang berbeda

Kurus

Normal

Gemuk

Page 48: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang di peroleh dari penelitian ini adalah

1. Pada pengukuran BMD nilai BMD terendah berada pada region L1 dan

untuk nilai BMD tertinggi berada pada region L4. Untuk sampel dengan

IMT normal, puncak nilai BMD tertinggi berada pada region L3 dan nilai

BMD terendah berada pada region L1. Sampel dengan IMT gemuk dan

normal mempunyai nilai BMD yaitu >1 g/cm2 sedangkan untuk sampel

dengan IMT kurus dengan nilai BMD yaitu <1 g/cm2.

2. Sampel dengan IMT kurus menunjukkan nilai rata-rata T-score < -1 atau

dalam kriteia WHO disebut osteopenia sedangkan sampel dengan IMT

normal dan gemuk berada diantara -1 dan +1 yang berarti densitas mineral

tulang dalam batas normal.

V.2 Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah

1. Perlu dilakukan penelitian pengembangan pengukuran densitas mineral

tulang pada lokasi anatomi lain seperti tulang hip/pinggul dan

antebrachi/pergelangan tangan.

2. Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk

menilai densitas mineral tulang untuk setiap sampel IMT yang berbeda.

Page 49: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Marcus R., Feldman D., dan Kelsey J. 2001. Osteoporosis. Second Edition.

Volume 1. Stanford : California.

2. John R. Cameron, James G. 2006. Skofronick, dan Roderick M. Grant. Fisika

Tubuh Manusia. Edisi Kedua. Jakarta. EGC

3. Compston, Juliet DR. 2002. Seri Kesehatan, Bimbingan Dokter Pada

Osteoprosis. Jakarta : Dian Rakyat.

4. Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

5. Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI. 2015. Data dan Kondisi

Penyakit Osteoporosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

6. WHO.2003. Prevention And Management Of Osteoporosis : Report Of A WHO

Scientific Group. (WHO technical report series; 921). Geneva: WHO.

7. Fox-spencer R dan Brown Pam. 2007. Simple Guides Osteoporosis. Jakarta:

Erlangga.

8. Halimah.2007. Analisis survival untuk mengukur peningkatan densitas mineral

tulang pasien perempuan yang menderita osteoporosis primer yang diberikan

terapi sesuai tata laksana klinik. MTIE FK UI. Jakarta

9. Christoper F. Njeh, Thomas Fuerst, Didier Hans, Glen M. Blake dan Harry K.

Genant.1999. Radiation Exposure In Bone Mineral Density Assesment.Aplied

Radiation and Isotopes, Vol. 50, page 215-236.

10. Espallargues M, Estrada MD, Sola M, Sampietro-Colom L, Rio LD dan

Granados A.1999. Bone densitometry in California, difusion and practice.

Barcelona :Catalan Agency for Health Technology Assesment.

11. Consensus Development Conference.1993. Diagnosis, prophylaxis, and

treatment of osteoporosis. Am J Med ;94:646-50.

12. Depkes R.I. 2008. Keputusan mentri kesehatan republik Indonesia Nomor

1422/MENKES/SK/XXI/2008 ,Tentang :Pedoman Pengendalian

Osteoporosis (http://www.depkes.go.id/downloads/Kepmenkes/fil-

osteoporosis.pdfDepkes.com. Diakses pada tanggal 19 Desember 2016)

13. Zaviera, Ferdinand.2008. Osteoporosis: Deteksi Dini, Penanganan Dan Terapi

Praktis: Yogyakarta: Ar-ruzz Media

14. Depkes RI.2002. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Page 50: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

33

15. International Atomic Energy Agency (IAEA).2010. Dual Energy X Ray

Absorptiometry For Bone Mineral Density And Body Composition Assessment.

IAEA Human Health Series No.15. Vienna.

16. Tandra, Hans. 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang

Osteoporosis Mengenal, Mengatasi Dan Mencegah Tulang Keropos. PT.

Gramedia Pusaka Utama. Jakarta.

17. Kwang J. Chun, MD.2011. Bone Densitometry. Departement of Nuclear

Medicine. Semin Nucl Med 41:220-228.

Page 51: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

34

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data IMT setiap sampel

Sampel Kurus Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg) IMT (<18,4)

1 150 40 17,77

2 149 36 16,21

3 149 40 18,01

4 148 39 17,8

5 165 47 17,27

Sampel Normal Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg) IMT (18,5-25)

1 150 43 19,11

2 150 55 24,4

3 155 45 18,75

4 155 46 19,1

5 150 47 20,88

Sampel Gemuk Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg) IMT (>25,1)

1 157 63 25,6

2 155 80 33,33

3 160 67 26,17

4 160 67 26,17

5 155 62 25,83

Page 52: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

35

Lampiran 2 Hasil citra DXA scan

Lampiran 2.1 Hasil citra DXA scan sampel dengan IMT kurus

Page 53: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

36

Page 54: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

37

Lampiran 2.2 Hasil citra DXA scan sampel dengan IMT normal

Page 55: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

38

Page 56: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

39

Lampiran 2.3 Hasil citra DXA scan sampel dengan IMT gemuk

Page 57: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

40

Page 58: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

41

Lampiran 2.4 Posisi pemeriksaan DXA scan pada tulang belakang

Page 59: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

42

Lampiran 2.5 Bukti Pengambilan data di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.

Page 60: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

43

Page 61: EVALUASI DENSITAS MINERAL TULANG BERDASARKAN … · besar jaringan tulang ialah jaringan kaku ini didistribusikan osteosit, sel-sel yang mempertahankan tulang pada kondisi sehat.Karena

44

CURRICULUM VITAE

IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Muhammad Fadli Jamil

Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 05 Agustus 1992

Gender : Laki-Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Toa Daeng 1 No.51 A

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

1998 – 2004 : SDN Paccinang 1 Makassar

2004 – 2007 : SMPN 23 Makassar

2007 – 2010 : SMK Kartika Wirabuana Makassar

2010 - 2013 : ATRO Muhammadiyah Makassar

2014 – 2017 : Fisika Medik, Jurusan Fisika, FMIPA

Universitas Hasanuddin Makassar