Top Banner

of 24

Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

Jun 02, 2018

Download

Documents

ORI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    1/24

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penambangan terbuka

    khususnya pada penambangan batubara adalah masalah penanganan air, atau lebih

    umum disebut dengan istilah penirisan tambang. Air merupakan salah satu faktor

    penting dalam kegiatan penambangan batubara namun dalam takaran yang sesuai,

    apabila melebihi kebutuhan maka dapat mempengaruhi kegiatan penambangan

    khususnya pada penurunan nilai produksi.

    Umumnya pada penambangan batubara metode penambangan yang

    digunakan adalah metode open pit. Salah satu resiko dari metode penambangan

    ini adalah terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat potensial untuk

    menjadi zona tampungan air, baik yang berasal dari air limpasan permukaan

    maupun air tanah. Pada saat kondisi curah hujan yang tinggi maka air yang

    berasal dari limpasan permukaan dapat menggenangi lantai dasar dan

    menyebabkan berlumpurnya front penambangan. Permasalahan tersebut akan

    menghambat aktifitas penambangan yang sedang berlangsung.

    Untuk meninjau masalah limpasan permukaan, diperlukan suatu bentuk

    upaya yang optimal untuk penanganan air yang masuk kepitmelalui suatu kajian

    teknik sistem penyaliran tambang dengan menganalisis aspek-aspek yang

    berpengaruh terhadap penanganan air yang masuk ke pit, khususnya yang berasal

    dari curah hujan (mine dewatering).

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    2/24

    2

    Melalui upaya penanganan air yang masuk ke pit, maka diharapkan

    permasalahan yang timbul akibat tidak terkontrolnya air yang masuk kepitdapat

    dihindari dan diminimalisir, sehingga aktifitas penambangan tetap dapat

    dilakukan berdasarkan pengontrolan air tersebut.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun masalah penelitian yang dikaji adalah :

    1. Berapakah jumlah debit air hujan yang masuk kefrontpenambangan?

    2. Bagaimana mengontrol masuknya air ke dalam area penambangan dengan

    upaya mine dewatering?

    3. Bagaimana upaya untuk menanggulangi kelebihan debit air yang berada pada

    pitpenambangan?

    1.3

    Batasan Masalah

    Penelitian tugas akhir ini difokuskan pada data sekunder yaitu data curah

    hujan dan data primer yaitu pengukuran debit pada pit penambangan terhadap

    sistem penyaliran mine dewatering yang ada. Penelitian ini mengacu pada

    masalahmasalah yang menyangkut debit air hujan, daya tampung sumuran dan

    jumlah pompa yang dipakai. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yakni :

    1. Data sekunder (data curah hujan) yang dipakai selama 5 tahun.

    2. Pembahasan difokuskan pada mine dewatering.

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    3/24

    3

    1.4 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

    1.

    Menghitung debit hujan yang masuk di lokasi penelitian.

    2. Mengetahui cara mengontrol kelebihan debit air yang masuk ke dalam area

    penambangan.

    3.

    Mendesain aliran air tambang dan daerah tangkapan air (Catchment Area).

    4.

    Dapat mengevaluasi kebutuhan pompa yang akan digunakan.

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    4/24

    4

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Siklus Hidrologi

    Hidrologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang

    pergerakan, distribusi, dan kualitas air di bumi, termasuk siklus hidrologi dan

    sumber daya air. Siklus hidrologi merupakan proses sirkulasi air yang tidak

    pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer. Pemanasan air

    laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat

    berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai

    presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan

    gerimis atau kabut.

    Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi

    kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman

    sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak

    secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

    a) Evaporasi / transpirasi

    Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan

    menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada

    keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang

    selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Mataharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mataharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Laut
  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    5/24

    5

    b) Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah

    Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan

    batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air

    dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah

    hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

    c) Air Permukaan

    Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan

    danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran

    permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya

    pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk

    sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran

    sungai menuju laut.

    Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,

    rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir

    membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi

    dalam komponen-komponen siklus hidrologi. Jumlah air di bumi secara

    keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat

    terbesar terjadi di laut.

    Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Air :

    a) Siklus Pendek / Siklus Kecil

    Dimana air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari

    kemudian terjadi kondensasi dan pembentukan awan dari uap air laut tersebut

    lalu hujan terjadi di permukaan laut.

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    6/24

    6

    b) Siklus Sedang

    Pada tahap ini air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari

    terjadi proses evaporasi pada uap tersebut. Uap yang terevaporasi bergerak

    oleh tiupan angin ke darat dan terjadi proses pembentukan awan sehingga

    turun hujan di permukaan daratan. Air hujan yang jatuh kemudian mengalir di

    sungai menuju ke laut kembali.

    c) Siklus Panjang / Siklus Besar

    Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari kemudian uap

    air mengalami sublimasi sehingga terjadi proses pembentukan awan yang

    mengandung kristal es. Awan tersebut bergerak oleh tiupan angin ke darat dan

    terjadi salju, salju yang jatuh membentukan gletser. Pada saat gletser mencair

    akan membentuk aliran sungai yang akan menuju ke laut.

    ( Sumber :Diktat Hidrologi, 2013)

    Gambar 1.1 Siklus Hidrologi

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    7/24

    7

    2.2 Metode Penyaliran

    Pengertian dari sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang

    diterapkan pada daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau

    mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan

    untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam

    jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran

    tambang ini juga dimaksudkan untuk mencegah atau meminimalisir menurunnya

    tingkat produksi perusahaan.

    Secara umum penanganan masalah air pada sistem tambang terbuka dapat

    dibedakan menjadi dua yaitu mine dewatering dan mine drainage.

    a) Mine dewater ing

    Mine Dewatering yang merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang

    telah masuk ke dalam penggalian terutama untuk penanganan air hujan.

    b)

    Mine drainage

    Mine drainage merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah

    penambangan. Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan

    air yang berasal dari sumber air permukaan.

    2.3

    Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang

    Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang sistem

    penyaliran pada tambang terbuka adalah :

    2.3.1 Curah Hujan

    Hujan merupakan air yang jatuh ke permukaan bumi dan merupakan uap air

    di atmosfir yang terkondensasi dan jatuh dalam bentuk tetesan air. Sistem

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    8/24

    8

    penyaliran tambang dewasa ini lebih ditujukan pada penanganan air permukaan,

    ini karena air yang masuk ke dalam lokasi tambang sebagian besar adalah air

    hujan.

    Air tambang akan ditampung dalam lopak (sump), selanjutnya dikeluarkan

    dengan pompa melalui jalur pemipaan ke kolam pengendapan (Settling Pond). Air

    limpasannya (overflow) akan dibuang atau dialirkan ke luar lokasi tambang atau

    ke sungai terdekat dan lumpur endapannya (underflow) dibersihkan secara

    berkala.

    Curah hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satu

    satuan luas, dinyatakan dalam satuan mm (milimeter). 1 mm berarti pada luasan

    1m2jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1 Liter. Sumber utama air permukaan

    pada suatu tambang terbuka adalah air hujan.

    Curah hujan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu sistem

    penyaliran, karena besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi besar kecilnya

    air tambang yang harus diatasi. Besar curah hujan dapat dinyatakan sebagai

    volume air hujan yang jatuh pada suatu areal tertentu, oleh karena itu besarnya

    curah hujan dapat dinyatakan dalam meter kubik per satuan luas, secara umum

    dinyatakan dalam tinggi air (mm). Pengamatan curah hujan dilakukan oleh alat

    penakar curah hujan.

    Analisis curah hujan dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya

    metode analisis frekuensi langsung (direct frequency analysis). Analisis ini

    dilakukan untuk menentukan curah hujan berdasarkan data curah hujan yang

    tersedia. Jika waktu pengukuran curah hujan lebih lama (jumlah data lebih

    banyak), maka hasil analisis semakin baik.

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    9/24

    9

    Analisis frekuensi langsung dapat dilakukan dengan dua sajian data curah

    hujan, yaitu :

    Seri Tahunan (annual series)

    Pengolahan data curah hujan dilakukan dengan mengambil satu curah

    hujan tertinggi dalam rentang waktu satu tahun. Kekurangan dalam analisis ini

    adalah data curah hujan dibawah curah hujan maksimum pada tahun tertentu

    tetapi lebih tinggi dari curah hujan maksimum pada tahun yang lain, tidak

    diperhitungkan.

    Seri Sebagian (Partial Series)

    Cara ini dapat menutupi kekurangan cara pertama (seri tahunan), karena

    pengolahan data digunakan dengan mengambil data curah hujan yang

    melebihi suatu nilai tertentu dengan mengabaikan waktu kejadian hujan yang

    bersangkutan.

    Besar kecilnya nilai curah hujan hasil analisis akan mempengaruhi besar

    kecilnya air tambang yang harus ditangani. Untuk mengantisipasi kemungkingan

    terburuk yang timbul akibat curah hujan maka perlu diperhitungkan beberapa hal

    antara lain:

    Curah Hujan Rencana

    Adalah curah hujan maksimum yang mungkin terjadi selama umur tambang.

    Hr = + (Yt-Yn) .................................................. ........................... 1.1

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    10/24

    10

    Keterangan :

    Hr = Curah Hujan Rencana, mm/hari.

    = Curah Hujan Rata-Rata, mm/hari.SD = Standart Deviation.

    Yn = Reduced Mean.

    Sn = Reduced Standart Deviation.

    Yt = Reduced Variate.

    NilaiReduced Mean (Yn) dapat dicari dengan rumus berikut :

    Yn =- ln[ - ln (

    )] .................................................. ....................... 1.2

    Keterangan :

    n = Jumlah Sampel

    m = Urutan Sampel

    NilaiReduced Variate (Yt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

    Yt = -ln [-ln(

    )] .................................................. ............................ 1.3

    Keterangan :

    PU= Periode Ulang Hujan (Tahun)

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    11/24

    11

    Nilai dari Reduced Standart Deviation (Sn) dan Standart Deviation (SD)

    ditentukan dengan rumus :

    Sn = .................................................. ..................... 1.4

    SD = .................................................. ........................... 1.5

    Periode Ulang Hujan

    Curah hujan biasanya terjadi menurut pola tertentu dimana curah hujan

    biasanya akan berulang pada suatu periode tertentu, yang dikenal dengan Periode

    Ulang Hujan. Periode ulang hujan adalah periode (tahun) dimana suatu hujan

    dengan tinggi intensitas yang sama kemungkinan bisa terjadi lagi. Kemungkinan

    terjadinya adalah satu kali dalam batas periode (tahun) ulang yang ditetapkan.

    Penentuan periode ulang hujan dan resiko hidrologi dihitung dengan

    menggunakan rumus :

    Rh = 1 (1 - .................................................. ............................ 1.6

    Keterangan :

    Rh = risiko hidrologi (kemungkinan suatu kejadian akan terjadi minimal 1 kali

    pada periode ulang tertentu)

    Pu = Periode Ulang Hujan

    n = Umur fasilitas tambang

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    12/24

    12

    Intensitas Curah Hujan (I)

    Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan per satuan waktu yang relatif

    singkat, biasanya satuan yang digunakan adalah mm/jam. Intensitas curah hujan

    biasanya dinotasikan dengan huruf I.

    Rumus untuk mengolah data intensitas curah hujan yaitu:

    I =

    .................................................. 1.7

    Keterangan :

    I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

    = Curah Hujan Max (mm)T = Lama Waktu Hujan (Jam)

    2.3.2Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)

    Suatu area ataupun daerah tangkapan hujan dimana batas wilayah

    tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya

    merupakan suatu poligon tertutup, yang mana polanya disesuaikan dengan kondisi

    topografi, dengan mengikuti arah aliran air. Air hujan yang mempengaruhi secara

    langsung suatu sistem drainase tambang adalah air hujan yang mengalir diatas

    permukaan tanah atau air permukaan (run off) ditambah sejumlah pengaruh air

    tanah.

    Air hujan atau air permukaan yang mengalir ke area penambangan

    tergantung pada kondisi daerah tangkapan hujan yang dipengaruhi oleh daerah di

    sekitarnya. Luas daerah tangkapan hujan dapat ditentukan berdasarkan analisa

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    13/24

    13

    peta topografi. Berdasarkan kondisi daerahnya seperti adanya daerah hutan, lokasi

    penimbunan, kepadatan alur drainase, serta kondisi kemiringan (gride).

    Sumber utama air limpasan permukaan pada suatu tambang terbuka adalah

    air hujan, jika curah hujan yang relatif tinggi pada daerah tambang maka perlu

    penanganan air hujan yang baik (sistem drainase) yang tujuannya agar

    produktivitas tidak menurun.

    2.3.3Debit Limpasan

    Debit limpasan merupakan bagian dari air hujan yang mengalir di atas

    permukaan tanah sebagai limpasan permukaan menuju sungai, danau atau laut.

    Penentuan debit air limpasan akan mempertimbangkan beberapa faktor, misalnya

    kondisi penggunaan lahan, kemiringan lereng atau perbedaan ketinggian. Faktor-

    faktor tersebut akan memberikan suatu nilai koefisien limpasan berbeda dengan

    memperhitungkan debit limpasan.

    a) Koefisien Limpasan (C)

    Koefisien limpasan merupakan bilangan yang menunjukkan perbandingan

    besarnya limpasan permukaan, dengan intensitas curah hujan yang terjadi pada

    tiap-tiap daerah tangkapan hujan. Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien

    limpasan antara lain penggunaan lahan, kemiringan lereng, atau perbedaan tinggi.

    Koefisien limpasan tiap-tiap daerah berbeda(Tabel 1.1).Dalam penentuan

    koefisien limpasan faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah :

    http://f/Data_Ori/Proposal_Penyaliran_air/Udeans/Application%20Data/Microsoft/Word/RINGKASAN%20PRESENTASI%20DRAFT%20expired.dochttp://f/Data_Ori/Proposal_Penyaliran_air/Udeans/Application%20Data/Microsoft/Word/RINGKASAN%20PRESENTASI%20DRAFT%20expired.doc
  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    14/24

    14

    Kerapatan vegetasi

    Daerah dengan vegetasi yang rapat, akan memberikan nilai C yang kecil,

    karena air hujan yang masuk tidak dapat langsung mengenai tanah, melainkan

    akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan, sedangkan tanah yang gundul akan

    memberi nilai C yang besar.

    Tata guna lahan

    Lahan persawahan atau rawa-rawa akan memberikan nilai C yang kecil

    daripada daerah hutan atau perkebunan, karena pada daerah persawahan misalnya

    padi, air hujan yang jatuh akan tertahan pada petak-petak sawah, sebelum

    akhirnya menjadi limpasan permukaan.

    Kemiringan tanah

    Daerah dengan kemiringan yang kecil (

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    15/24

    15

    Kemiringan Kegunaan Lahan Koefisien Limpasan

    Curam

    Kemiringan > 15 %

    Hutan 0,6

    Pemukiman 0,7

    Vegetasi ringan 0,8

    Tanah gundul,

    penambangan

    0,9

    ( Sumber :Diktat Tambang Terbuka , 2013)

    b) Perkiraan Debit Air Limpasan

    Untuk memperkirakan debit air limpasan maksimum digunakan rumus :

    Q = 0,278 x C x I x A .................................................. ........................... 1.8

    Keterangan:

    Q = Debit Air Limpasan Maksimum (/detik)C = Koefisien Limpasan

    I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

    A = Luas Daerah Tangkapan Hujan ()

    2.4 Sumuran (Sump)

    Sump (Sumuran) merupakan kolam penampungan air yang dibuat untuk

    menampung air limpasan, yang dibuat sementara sebelum air itu dipompakan,

    serta dapat berfungsi sebagai pengendap lumpur. Pengaliran air dari sump

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    16/24

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    17/24

    17

    yang akan dikeluarkan. Air yang mengalir pada pipa hisap kemudian diteruskan

    oleh pipa keluar. Pipa ini nantinya akan digunakan untuk mengalirkan air dari

    dalamsump menuju ke kolam pengendapan lumpur.

    Hubungan pompa dengan curah hujan ialah untuk mengetahui seberapa besar

    jumlah air yang masuk dan dapat ditampung oleh sump. Agar air yang berada

    padasump tersebut dapat dikelola, maka jumlah pompa yang dibutuhkan melalui

    volume air yang masuk dibagi dengan volume pemompaan.

    Jumlah pompa yang diletakkan =

    .................1.10

    Jam pemompaan perhari =

    .........................................1.11

    Dalam pemompaan, tekanan diperlukan untuk memompa cairan melalui

    sistem pada laju tertentu. Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan

    sistem, yang juga dikenal dengan istilah julang (head), total head pompa yaitu

    energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu.

    Total headpompa dinyatakan dalam :

    .................................................. ...................... ......1.12

    Keterangan :

    HT = total headpompa, m

    Hs = head statis total, m

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    18/24

    18

    Hv = head kecepatan, m

    Hf = head gesekan, m

    Hb= headbelokan, m

    Dengan :

    -

    HeadStatis (hs) = h2 h1.................................................. 1.13

    - Head Kecepatan (hv) =

    .................................................. 1.14

    -

    Headgesekan (hf1) = f ( ) .................................................. 1.15

    -

    Headbelokan (hf2) = k () .................................................. 1.16

    Dimana:

    h1 = Elevasi sisi isap (m)

    h2 = Elevasi sisi keluar (m)

    Q = Debit air limpasan (/detik)V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)

    L = panjang pipa (m)

    D = diameter pipa (m)

    f = Koefisien kekasaran pipa

    g = kecepatan gravitasi bumi (m/)k = koefisien kerugian pada belokan

    R = jari-jari lengkung belokan (m)

    = sudut belokan pipa

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    19/24

    19

    2.7 Kolam Pengendapan (Settl ing Pond)

    Settling pondadalah suatu kolam penampungan yang dibuat khusus untuk

    menampung air tambang sebelum dibuang menuju daerah pengaliran umum

    seperti sungai atau digunakan untuk keperluan lainnya. Settling pond berfungsi

    untuk mengendapkan lumpur-lumpur atau material padatan yang bercampur

    dengan air limpasan yang disebabkan adanya aktivitas penambangan maupun

    karena erosi.

    Kolam pengendapan yang akan dibuat harus memiliki dimensi tertentu agar

    mampu mengendapkan material sedimen dengan baik. Penentuan dimensi kolam

    pengendapan digunakan.

    Luas Kolam Pengendapan (A) =.................................................. ....... 1.17

    Panjang kolam pengendapan (P) =.................................................. ..... 1.18

    Dimana :

    V = Volume air ()A = Luas kolam pengendapan (m2)

    P = Panjang kolam pengendapan (m)

    L = Lebar kolam pengendapan (m)

    d = Kedalaman kolam (m)

    l = lebar tiap zona (m)

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    20/24

    20

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam penyusunan tugas akhir ini, metode penelitian yang digunakan

    adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian

    yang bertujuan untuk memberikan gambaran dengan teliti ciri-ciri sesuatu.

    3.1 Metode penelitian

    3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan di PT. X. Skema Rencana Dan

    Penjadwalan Kegiatan :

    Kegiatan Bulan

    Februari Maret April Mei

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    Persiapan

    Kajian Pustaka

    Kegiatan lapangan

    Pengolahan data

    Penyusunan Laporan

    Dan Konsultasi

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    21/24

    21

    3.1.2 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

    1.

    Observasi/orientasi lapangan, melakukan pengamatan langsung dilapangan

    dan pengambilan data meliputi data curah hujan, dan peta topografi lokasi

    penelitian.

    2.

    Inteview adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan

    pertanyaan yang berkisar tentang objek yang diamati.

    3. Studi pustaka, bacaan dari berbagai sumber (buku/referensi) yang dipakai

    untuk melengkapi dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.

    Adapun jenis data yang di dapat yaitu:

    1. Data Primer

    Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli

    dan kemudian akan diolah.

    2.

    Data Sekunder

    Data Sekunder adalah data-data penunjang yang digunakan dalam

    pembuatan tugas akhir.

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    22/24

    22

    3.1.3 Tahapan Penelitan

    Adapun tahapan penelitian sebagai berikut :

    Diagram Alir Penelitian :

    Mulai

    Perilaku Hujan

    Curah

    Periode Ulang Hujan

    Morfologi

    Curah Hujan Rencana

    Intensitas Hujan

    Koefisien Limpasan

    DTH

    A

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    23/24

    23

    Gambar 1.2 Diagram Alir Penelitian

    A

    Q Limpasan

    V. Limpasan

    Sump (Sumuran)

    Max. V Sump Over V. Samp)

    Rekomemndasi

    Jumlah Kebutuhan

    Pompa

    Settl ing Pond

    Pompa

    Alternatif

    Pengalihan

    Volume Limpasan

  • 8/10/2019 Evaluasi Dan Upaya Penanganan Limpasan

    24/24

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Endrhianto, M., dan M. Ramli. 2013. Perencanaan Sistem Penyaliran

    Tambang Terbuka Batubara. Jurnal Penelitian dan Evaluasi. Vol. 4

    (I). Hal. 30-38.

    2.

    Gautama R.S. 1995. Hidrologi dan hidrogeologi. Jurusan Teknik

    Pertambangan, ITB. Bandung.

    3. Jumarland. 2008. Perencanaan Sistem Penirisan Dengan Metode Saluran

    Terbuka Pada Kegiatan Penambangan Batubara PT. Hasta Mulia

    Jaya, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Tugas Akhir Program Studi

    Teknik Pertambangan Jurusan Teknik Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua Manokwari.

    4. Seyhan, Ersin. (1990). Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta : Gajah Mada

    University Press.

    5. ____,http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtl

    (18 November 2014)

    6.

    ____, http://www.senyawa.com/metode-penyaliran.hmtl. (19-11-2014)

    http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtlhttp://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtlhttp://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtlhttp://www.senyawa.com/metode-penyaliran.hmtl.%20(19-11-2014http://www.senyawa.com/metode-penyaliran.hmtl.%20(19-11-2014http://www.senyawa.com/metode-penyaliran.hmtl.%20(19-11-2014http://www.senyawa.com/metode-penyaliran.hmtl.%20(19-11-2014http://www.senyawa.com/metode-penyaliran.hmtl.%20(19-11-2014http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtl