EVALUASI DAN OUTLOOK KEBIJAKAN PERTAMBANGAN BATUBARA Disampaikan pada: “Focus Group Discussion on COAL’’ Jakarta, 14 Januari 2020
EVALUASI DAN OUTLOOK
KEBIJAKAN PERTAMBANGAN BATUBARA
Disampaikan pada:
“Focus Group Discussion on COAL’’
Jakarta, 14 Januari 2020
Peraturan Menteri
ESDM Nomor 26
Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan yang
Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral
dan Batubara
Peraturan Menteri ESDM
Nomor 25 Tahun 2018
tentang Pengusahaan
Pertambangan Mineral dan
Batubara
Peraturan Menteri ESDM
Nomor 8 Tahun 2018
tentang Pencabutan
Keputusan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral
dan Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi
Terkait Kegiatan Usaha
Mineral dan Batubara
Peraturan Menteri ESDM
Nomor 11 Tahun 2018
tentang Tata Cara
Pemberian Wilayah,
Perizinan, dan Pelaporan
pada Kegiatan Usaha
Pertambangan
2
REGULASI/PERIZINAN DICABUT
menjadi
PENYEDERHANAAN PERIZINAN MINERBA
3
E-PNBP
Minerba Online Monitoring System (MOMS)
Perizinan Online
Minerba One Data Indonesia (MODI)
Minerba One Map Indonesia (MOMI)
Modul Verifikasi Penjualan (MVP)
Dapat diunduh melalui Playstore : MODI Dashboard ESDM
modi.minerba.esdm.go.id
PERBAIKAN TATA KELOLA
ON PROGRESS
MINERS,
EMS, RKAB ONLINE
SIKEMBAR,
EDW,
ELANG
PRODUKSI DAN EKSPOR BATUBARA
Rencana Realisasi Capaian
Produksi 489,73 610,03 125%
PKP2B 324,97 331,45 102%
IUP OP Pusat 58,97 60,51 103%
IUP OP PMDN 105,79 218,07 206%
Ekspor 458,8
* Realisasi s.d. Desember 2019 ** Volume dalam juta ton
PRODUKSI DAN EKSPOR TAHUN 2019
Realisasi produksi lebih besar dari target produksi nasional:
1. Kapasitas produksi terpasang lebih besar daripada target nasional 2. Revisi RKAB yang diajukan pemegang PKP2B/IUP OP 3. Rencana produksi dalam RKAB IUP OP PMDN lebih besar daripada
kuota yang ditetapkan 4. Penurunan harga mendorong kenaikan produksi 5. Kebutuhan atas devisa hasil ekspor dan PAD
Nasional = 550 juta ton
a. Pusat = 340 juta ton
b. Daerah = 210 juta ton
Mempertimbangkan:
1. Produksi batubara yang optimal (tidak over supply & kestabilan harga);
2. Potensi pasar (pasar domestik & ekspor);
3. Kapasitas produksi dan tingkat keekonomian perusahaan sesuai Studi Kelayakan dan AMDAL;
4. Target PNBP Minerba 2020 sebesar Rp 44,2 T
RENCANA PRODUKSI TAHUN 2020
EKSPOR BATUBARA ke INDIA 2014 - 2018
INDIA JOINT INVESTMENT in CCoW & IUP CCoW India joint Investment in CCoW Percentage
PT Bumi Resources, TBK 25,004%
PT Sitrade Coal 26%
Bhira Investment LTD 30,05%
Mountain Netherlands Investments 19%
PT Bumi Resources, TBK 70%
Bhira Investment LTD 30%
PT Duta Sarana Internusa 94,97%
PT Unsoco 0,03%
GMR Energy Infrastructure 5%
PT Kaltim Prima Coal
PT Arutmin Indonesia
PT Bara Sentosa Lestari
INDIA Joint Invesment in IUPPT. SAROLANGUN KARANG MENDAPO
PT. BLACK STON MINING
PT. MITRA SETIA TANAH BUMBU
PT. MARLIN SERANTAU ALAM
PT. SELUMA PRIMA COAL
PT. KARUNIA ILLAHI INSAN SEJAHTERA
PT. GAUNG ALAM SEMESTA
PT. COAL SOURCE MINING INTERNATIONAL
PT. SRI BALAJEE MINERAL INDONESIA
EKSPOR BATUBARA per NEGARA TAHUN 2018
PEMANFAATAN BATUBARA DOMESTIK TERUS MENINGKAT
END USER 2020
(Juta Ton)
PLN 109
PENGOLAHAN DAN
PEMURNIAN 16,52
PUPUK 1,73
SEMEN 14,54
TEKSTIL 6,54
KERTAS 6,64
BRIKET 0,01
TOTAL 155
REALISASI DMO RENCANA DMO TAHUN 2020
Kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri sebesar 155 juta ton
Rencana Realisasi
PLN 95,7 97,87
Non Kelistrikan 33,3 40,55
Total 128,0 138,42
DMO Tahun 2019
Vol. dalam juta ton
Kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri TELAH TERPENUHI
No End User 2020 2021 2022 2023 2024
1 PLN (Juta Ton) 109,00 121,00 129,00 135,00 137,00
2 PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN (Juta Ton)
16,52 16,72 16,63 16,66 16,73
3 PUPUK (Juta Ton) 1,73 1,73 1,73 1,73 1,73
4 SEMEN (Juta Ton) 14,54 15,02 15,49 15,99 16,65
5 TEKSTIL (Juta Ton) 6,54 6,54 6,54 6,54 6,54
6 KERTAS (Juta Ton) 6,64 7,11 7,61 8,14 8,71
7 BRIKET (Juta Ton) 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Total (Juta Ton) 155,00 168,13 177,02 184,08 187,38
Keterangan:
hasil rekonsiliasi kebutuhan batubara untuk PLTU (dokumen RUPTL PLN 2019-2028) dan industri lainnya seperti semen, tekstil, pupuk, smelter, kertas, dan briket
86%
11%
3%
Kalori Rendah (<5.100)
Kalori Sedang (5.100-6.100)
Kalori Tinggi-Sangat Tinggi (>6.100)
PLN: 69% Semen, Pupuk, Tekstil, Kertas: 15% Pengolahan & Pemurnian: 2 %
PLN: 3% Pengolahan & Pemurnian: 8 %
Semen:3%
Energi sebagai Modal Pembangunan KEBUTUHAN BATUBARA DALAM NEGERI (2020 – 2024)
MEKANISME DMO 2018-2019 VS MEKANISME DMO 2020
NO KETENTUAN DMO 2018-2019 MEKANISME DMO 2020
1
Harga Khusus Batubara untuk Pembangkit Listrik ditetapkan Pemerintah (HBA USD 70/Ton)
Harga Khusus Batubara untuk Pembangkit Listrik ditetapkan Pemerintah (HBA USD 70/Ton)
2 Kewajiban DMO dikenakan terhadap semua perusahaan
Kewajiban DMO dikenakan terhadap semua perusahaan
3 Persentase minimal kewajiban DMO sebesar 25% dari produksi
Persentase minimal kewajiban DMO sebesar 25% dari rencana produksi
4 Sanksi pengurangan produksi (4x realisasi DMO) bagi yang tidak bisa memenuhi DMO
a. Pembayaran kompensasi bagi PKP2B/IUP OP yg tidak memenuhi DMO
b. PKP2B/IUP OP/IUP OP khusus Angkut Jual dan Badan usaha penyedia listrik wajib memenuhi kontrak penjualan
c. Pengurangan produksi untuk PKP2B & IUP OP yg tidak memenuhi kontrak penjualan dgn badan usaha penyedia listrik
5 Transfer Kuota bagi yang tidak bisa memenuhi DMO
6 Reward Peningkatan Produksi bagi yang bisa memenuhi DMO
PETA SEBARAN SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA NASIONAL (STATUS 2018)
Total:
Sumberdaya : 151,4 miliar ton
Cadangan: 39,89 miliar ton
11
2016 2017 2018 2019 2020
GREENFIELD EXPLORATION (BATUBARA) 0,46 1,02 6,81 6,10 5,51
DEVELOPMENT EXPLORATION (BATUBARA) 15,02 19,38 33,25 95,60 104,66
GREENFIELD EXPLORATION (MINERAL) 18,30 0,80 9,30 49,50 54,40
DEVELOPMENT EXPLORATION (MINERAL) 31,70 93,40 96,50 123,00 135,30
TOTAL INVESTASI EXPLORATION 65,48 114,60 145,86 274,20 299,87
-
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
USD
Ju
ta
To
tal In
ve
sta
si
Ex
plo
rati
on
Tren peningkatan realisasi biaya eksplorasi dipengaruhi oleh: 1. Tren peningkatan indeks harga komoditas dunia; 2. Kemudahan mendapatkan IPPKH untuk kegiatan eksplorasi (PerMen LHK No. 27 Tahun 2018)
Exploration Expenditure hanya 3% dari Total Investasi Sektor Pertambangan Mineral dan batubara
Energi sebagai Modal Pembangunan EKSPLORASI MINERAL DAN BATUBARA (1)
12
• MENDUKUNG EKSPLORASI OLEH JUNIOR MINING COMPANY
• PENUGASAN KEPADA BUMN ATAU SWASTA UNTUK MELAKUKAN EKSPLORASI PADA WILAYAH BARU
• REVIEW ATAS PENILAIAN KDI UNTUK WILAYAH TERTENTU
MINIMNYA GREENFIELD EXPLORATION
• SINKRONISASI KEGIATAN DENGAN SEKTOR LAIN PADA RUANG YANG SAMA
• PERJANJIAN KERJA SAMA DENGAN KLHK
• KEWAJIJIBAN MELAKUKAN EKSPLORASI LANJUTAN SETIAP TAHUN DAN MENYEDIAKAN ANGGARAN
TERHAMBATNYA KEGIATAN EKSPLORASI
• PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI EKSPLORASI OLEH PEMERINTAH
• REGULASI UNTUK MENJAGA KERAHASIAAN DATA DAN TATA CARA PEMANFAATAN DATA
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI
• SOLUSI KENDALA
BACK
Energi sebagai Modal Pembangunan EKSPLORASI MINERAL DAN BATUBARA (2)
“tentang Pengusahaan Pertambangan
Mineral dan Batubara ”
Pasal 16 :
Pemegang IUP dan IUPK Operasi
Produksi wajib melakukan Peningkatan
Nilai Tambah Batubara melalui kegiatan
Pengolahan untuk komoditas tambang
Batubara yang meliputi :
a. Peningkatan mutu batubara
(coal upgrading)
b. Pembuatan briket batubara
(coal briquetting)
c. Pembuatan kokas
(cokes making )
d. Pencairan batubara
(coal liquefaction)
e. Gasifikasi batubara (Coal gasification)
termasuk Underground Coal
Gasification (UCG)
g. Coal Slurry / Coal Water Mixture
Pasal 5 ayat (1) :
Untuk kepentingan nasional,
Pemerintah setelah berkonsultasi
dengan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia
dapat menetapkan kebijakan
pengutamaan mineral dan/atau
batubara untuk kepentingan
dalam negeri
Pasal 102:
Pemegang IUP dan IUPK wajib
meningkatkan nilai tambah
sumber daya mineral dan/atau
batubara dalam pelaksanaan
penambangan pengolahan dan
pemurnian, serta Pemanfaatan
mineral dan batubara
UU 4/2009
“tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara”
Pasal 84 Ayat (1):
Pemegang IUP Operasi Produksi dan
IUPK Operasi Produksi
mengutamakan kebutuhan mineral
dan/atau batubara untuk
kepentingan dalam negeri
Pasal 94 :
Pemegang IUP Operasi Produksi dan
IUPK Operasi Produksi batubara wajib
melakukan pengolahan untuk
meningkatkan nilai tambah batubara
yang diproduksi baik secara langsung
maupun melalui kerja sama dengan
perusahaan, pemegang IUP dan IUPK
lainnya
“tentang Perubahan Ketiga Atas
PP Nomor 23 Tahun 2010 ” Penjelasan Pasal 94 :
"Pengolahan" oleh pemegang IUP
dan IUPK Operasi Produksi, meliputi
antara lain :
a. Peningkatan mutu batubara
(coal upgrading)
b. Pembuatan briket batubara
(coal briquetting)
c. Pembuatan kokas
(cokes making )
d. Pencairan batubara
(coal liquefaction)
e. Gasifikasi batubara (Coal
f. gasification) termasuk Underground
Coal Gasification (UCG)
g. Coal Slurry / Coal Water Mixture
PP 23 /2010
PP 77 /2014 Permen ESDM No.25 Tahun 2018
KEBIJAKAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH
Peningkatan NilaiTambah melalui
kegiatan pengolahan batubara dilakukan
sepanjang telah tersedia teknologi
dan layak secara ekonomis.
13
1. Gasifikasi Batubara untuk Petrokimia ( Pupuk dan Urea)
2. Gasifikasi Batubara untuk Industri Kimia ( Plastik)
3. Gasifikasi Batubara untuk Dimetil Eter (DME)
JENIS PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA
14
Konversi batubara menjadi produk gas (terutama CO dan H2) dalam sebuah reaktor di permukaan, dengan atau tanpa menggunakan pereaksi berupa udara, campuran udara/uap air atau campuran oksigen/uap air)
Gasifikasi Batubara
(Coal Gasification )
PP Nomor 23 Tahun 2010 jo PP Nomor 77 tahun 2014, Pasal 94 ayat 1
Batubara yang bila dipanaskan tanpa udara sampai suhu tinggi akan menjadi lunak, terdevolatilasasi, mengembang, dan memadat kembali membentuk material yang porous. Material ini merupakan padatan kaya karbon yang disebut kokas
Pembuatan Kokas
(Cokes Making)
Peningkatan mutu batubara mutu rendah (< 5.000 kcal/kg) menjadi batubara mutu menengah sampai tinggi (>6.000 kcal/kg) dengan cara pengurangan kandungan total air (total moisture reduction)
Peningkatan Mutu Batubara (Coal Upgrading)
Bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Merupakan bahan bakar alternatif atau pengganti minyak tanah yang paling murah
Pembuatan Bricket Batubara (Coal Briquetting)
Bahan bakar yang dibuat dari batubara kalori rendah dicampur dengan air dan ditambah additive, sehingga bersifat cairan (fluida)dan daya bakar layaknya bahan bakar minyak (BBM).
Coal slurry/coal water mixture.
Pemrosesan batubara menjadi Bahan bakar sintetis (synthetic fuel): DCL : reaksi batubara + hidrogen dengan katalisator ICL : Gasifikasi batubara → syngas (CO +H2) → Dikondensasikan oleh katalis
Pencairan Batubara (Coal Liquifaction)
Konversi batubara menjadi syngas secara insitu di tempat batubara diendapkan atau di bawah tanah
Underground Coal Gasification (UCG)
Permen ESDM No 25 Tahun 2018
Pasal 16 ayat 3
14
Coal Slurry / Coal Water Mixture (CWM)
KONSEP PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA
Telaah Keekonomian dan Kesesuian Teknologi
Peningkatan Nilai Tambah Batubara
Ketersediaan Cadangan Batubara
Demand / kebutuhan gas dan bahan bakar di Indonesia
Peluang PNT Batubara
Gasifikasi Batubara
Coal Liquifaction (Pencairan Batubara)
Peluang
Analisis Cost Benefit Analisis kebutuhan insentif
Analisis Supply Chain Penentuan produk
pengolahan batubara
Coal Upgrading (Peningkatan Mutu
Batubara)
Coal Briquetting (Briket Batubara)
Cokes Making (Pembuatan Kokas)
• Kebutuhan DME pengganti/ campuran LPG (Mengurangi impor)
• Kebutuhan industri Petrokimia dalam negeri (dari Syngas) : Metanol,Etanol, Ammonia, Urea, Propilene, Olefin, dll
• Bricket sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah untuk usaha kecil dan menengah
UCG
• Kokas untuk kebutuhan industri baja dan industri smelter lainnya di dalam negeri (mengurangi ketergantungan impor kokas)
• Kebutuhan bahan bakar minyak / bahan bakar cair
PT. Medco Energi Mining International (MEMI) dan Phoenix Energi Ltd
Komersialisasi di
Indonesia
• Kebutuhan pembangkit listrik • Bahan baku untuk industri petrokimia
• Kebutuhan Crude Oil/ Bahan Bakar Cair : bensin, solar Oil (mengurangi ketergantungan impor minyak)
• Peningkatan mutu batubara kalori rendah menjadi batubara mutu menengah dan tinggi
Kondisi Saat ini
• Proyek Gasifikasi Batubara menjadi DME, Urea, Polypropilene oleh PT Bukit Asam dengan PT PERTAMINA, PT Pupuk Indonesia, dan PT. Chandra Asri
• Pabrik briket PT Bukit Asam, Sumatera Selatan ( kapasitas 10.000 ton)
• PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (Rencana Penjualan Th.2018: 200rb ton)
• Belum ada yang mengusulkan • Potensi untuk ditindaklanjuti
• Akan diitindak lanjuti
• Potensi untuk diitindak lanjuti
• Sudah dilakukan Analisis Cost Benefitt, / Kajian Finansial Gasifikasi Batubara menjadi Methanol dan DME dan produk lainnya (Urea, Polypropylene) • Sudah ada kajian antara PTBA dan Tekmira • Teknologi Gasifikasi sudah terbukti dan sudah komersial di berbagai negara : China, USA, dll
Belum komersial
• Menunggu proses legalisasi pilot project UCG dalam bentuk SK Penugasan ke PT MEDCO
Belum komersial
• Teknologi Coal Liquifaction sudah terbukti dan sudah komersial di beberapa negara : Afrika Selatan dna Jepang
• Kerjasama Direct Coal Liquifaction dengan Jepang dan Kerjasama komersialisasi Indirect Coal Liquefaction dengan SASOL, Afrika Selatan belum menemukan titik temu ( tahun 2007-2009)
Belum komersial
PNT
Batubara
1. Upgraded Brown Coal (UBC) Pilot Plant di Palimanan
2. PT ZJG Resources Technoogy di Kalimantan Utara
Sudah komersial
• PT ZJG bekerja sama dengan PT PKN (tahun 2017) membangun pabrik Upgrading Coal di lahan PT PKN
• PT ZJG saat ini sudah beroperasional
Sudah komersial tapi masih kalah bersaing dengan minyak dan gas
Belum komersial
• Teknologi Batubara kokas baru untuk skala project • Belum dilakukan pemetaan supply demand pembuatan
kokas, keekonomian pembuatan kokas
• Penelitian Teknologi proses batubara kokas oleh Tekmira tahun 2009 - saat ini
• IndoMet Coal Project (IMC) (75% saham Adaro) produksi Cooking Coal 1juta (2018)
• Briket masih terkendala permintaan yang rendah, waktu yang lama untuk penyalaan, dan masalah polusi/lingkungan
• Pemetaan kembali pengguna briket untuk industri kecil dan menengah
• Penelitian CWM sebagai pengganti BBM (Tekmira,2011) • Teknologi CWM sudah terbukti dan sudah komersial di beberapa negara : China dan Jepang
Belum komersial
15
DME dapat dihasilkan dari berbagai bahan baku, seperti: Gas Alam, Batubara atau Biomassa;
DIMETIL ETER (DME) SEBAGAI ENERGI BARU
DME bisa diproduksi dari Batubara Kalori Rendah. Indonesia memiliki cadangan batubara kalori rendah cukup besar.
DME sebagai bahan bakar alternatif dan dapat menggantikan LPG
Beberapa negara sudah mengimplementasikan DME sebagai bahan bakar substitusi LPG
• Kebutuhan LPG yang terus meningkat (7 jt MT, tahun 2016). 67% kebutuhan LPG dipenuhi dari impor (4.7 jt MT)
Proses Sintesis Tidak Lansung
SYNGAS (CO/H2/CO2)
BATUBARA
Methanol DME
Proses Sintesin Lansung
Methanol + DME
PENGGUNAAN DME
DME merupakan bahan bakar alternatif bersih yang mampu mencapai kinerja tinggi dalam pembakarannya dengan emisi CO, Nox yang rendah : 1. Bahan Bakar untuk Rumah Tangga
(sebagai substitusi LPG) 2. Bahan Bakar Alat Transportasi 3. Bahan bakar untuk pembangkit listrik 4. Dapat diproses menjadi produk
sampingan yang berguna, seperti: Hydrogen sebagai energi masa depan yang berkelanjutan
5. Untuk aerosol (bersifat tidak korosif)
PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK DME : 1. Menghemat Devisa Negara :
mengurangi impor LPG
2. Pemanfaatan Low Rank Coal : peningkatan penggunaan batubara untuk dalam negeri
3. Peningkatan pemanfaatan energi baru : Gasifikasi Batubara
menjadi DME
4. Realisasi Investasi : Memacu pertumbuhan ekonomi
5. Pemerataan Pelayanan Gas : • Untuk rumah tangga dan industri • Pertumbuhan kawasan ekonomi baru
CH3OH CH3OCH3
16
INSENTIF PERPAJAKAN DAN PNBP DALAM RANGKA HILIRISASI PERTAMBANGAN BATUBARA
Insentif pembebasan PPN (PPN 0%)
Untuk menarik minat pengusaha melakukan investasi dalam rangka hilirisasi pertambangan batubara, Pemerintah perlu memberikan kemudahan – kemudahan dalam hal Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak antara lain: Tax Holiday (10 tahun atau 20 tahun) Tax allowance Pengurangan dan/atau penghilangan tariff royalti batubara untuk
batubara kalori rendah Pembebasan PPN (PPN 0%) dalam rangka Peningkatan Nilai Tambah
Batubara Penurunan Angka Kapitalisasi dalam perhitungan PBB pertambangan Pemberian fasilitas pembebasan Bea Masuk dan PPN atas Impor
barang-barang, peralatan dan mesin-mesin pendukung hilirisasi pertambangan batubara.
Pengembangan Pengolahan Batubara merupakan investasi padat modal dan memerlukan kepastian fiskal sehingga pengusaha dapat melakukan kajian kelayakan ekonomi atas proyek yang akan dikembangkan.
Saat ini pengolahan batubara belum menarik minat pengusaha karena tingginya investasi yang harus dikeluarkan dan belum adanya insentif-insentif fiskal dari Pemerintah.
TERIMA KASIH