Top Banner
EVALUASI DAMPAK PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH YAYASAN GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN (YGPL) DI PONDOK PEKAYON INDAH-PEKAYON JAYA BEKASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Nurmila Afrilianida NIM: 1112054100026 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKSI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
277

Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

May 03, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

EVALUASI DAMPAK PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN

LESTARI (KRPL) DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

OLEH YAYASAN GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN (YGPL) DI

PONDOK PEKAYON INDAH-PEKAYON JAYA BEKASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Nurmila Afrilianida

NIM: 1112054100026

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKSI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 3: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 4: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 5: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

i

ABSTRAK

Nurmila Afrilianida

1112054100026

Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam

Upaya Pemberdayaan Masyarakat Oleh Yayasan Gerakan Peduli

Lingkungan (YGPL) di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya Bekasi

Indonesia memasuki masa dimana kebutuhan pangan semakin meningkat

seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan

penyediaan pangan. Terutama pada masyarakat perkotaan dimana lahan pertanian

telah beralih fungsi menjadi bangunan dan pemukiman padat. Melalui program

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) menjadi salah satu cara menyikapi

keterbatasan lahan pertanian dengan konsep urban farming, masyarakat

perkotaanpun dapat menjadi petani kota seperti Kelompok Wanita Tani (KWT)

Harmoni dengan memanfaatkan lahan sempit atau pekarangan kosong disekitar

rumah yang kebanyakan dibiarkan dan tidak terawat, dapat diubah menjadi lahan

produktif yang dapat menghemat anggaran belanja rumah tangga dengan cara

menanami lahan sempit tersebut. Seperti yang telah disampaikan diatas penelitian

ini dapat memberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT) Harmoni pada

peningkatan kualitas hidup dalam memanfaatkan lahan sempit serta melakukan

penghijauan lingkungan. Penelitian ini diharapkan masyarakat tidak hanya dapat

memanfanfaatkan lahan untuk tumbuhan saja, namun masyarakat dapat

menggunakan hasil tanaman tersebut untuk di konsumsi sendiri atau bahkan dapat

dibagikan kepada orang sekitar serta menghemat uang belanja.

Penelitian ini merumuskan satu permasalahan yaitu: Bagaimana evaluasi

dampak dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari dalam upaya

pemberdayaan masarakat yang dilakukan oleh Yayasan Gerakan Peduli

Lingkungan (YGPL) Pekayon di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya Bekasi.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan serangkaian

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dari hasil temuan yang peneliti dapatkan diketahui bahwa program

Kawasan Rumah Pangan Lestari memberikan dampak positif dari tiga aspek:

yaitu aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek ekologi. Namun ada beberapa

kendala yang dihadapi KWT Harmoni yaitu belum terbentuknya kelembagaan

program yang handal, pembinaan yang dilakukan masih lemah, ancaman

kejenuhan anggota untuk memaksimalkan pemanfaatan, lahan pengolahan bibit

dan hasil panen tanaman yang belum berorientasi ke pasar.

Key words: Evaluasi Dampak, Kawasan Rumah Pangan Lestari, Urban Farming.

Page 6: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirahim

Segala puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada kehadirat

Allah SWT. Yang telah memberikan keberkahan nikmat, baik nikmat iman,

nikmat islam dan nikmat ihsan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL)Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Oleh Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan (YGPL) di Perumahan Pekayon Indah-Pekayon Jaya

Bekasi” Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan besar

baginda Rasulullah Muhamad SAW. Karna berkat beliaulah kita mendapatkan

sosok suritauladan terbaik bagi umat manusia dalam bermasyarakat, bernegara

dan berbangsa.

Dalam penyusunan lembar demi lembar penyelesian skripsi ini, peneliti

menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan semata-mata hasil jerih

payah dan upaya peneliti sendiri, melainkan berkat kontribusi dari pihak-pihak

lain yang tak ternilai dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Maka dalam

kesempatan ini, dengan hormat dan rasa terimakasih mendalam perkenankan lah

peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Bapak Suparto, M. Ed, Ph.D selaku wakil dekan bidang

akademik, Ibu Dr. Roudhonah, MA selaku wakil dekan bidang administrasi

umum, Dr. Suhaimi, M.Si selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan dan

kerjasama.

Page 7: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

iii

2. Ibu Lisma Damayanti Fuaida, M.Si ketua Jurusan Prodi Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah atas arahannya. Kepada segenap dosen Program

Studi Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan ilmu dan pengalaman

kepada peneliti, semoga ilmu dan pengalaman dapat bermanfaat bagi peneliti

untuk sekarang dan masa yang akan datang.

3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

dan mengorbankan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan saran

yang mendorong motivasi untuk peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Yang paling tersayang dan tercinta yaitu kedua orang tua peneliti, Ayahanda

H. Komaruddin, SmHk dan Ibunda Hj. Laela Hasni, S.Pd.I yang tak pernah

berhenti mendo’akan terbaik, pemberi semangat yang selalu menyentuh hati,

pendengar keluh kesah dan sumber kekuatan batin.

5. Kepada Ibu Ir. Lala Gozali selaku Pembina di Yayasan Gerakan Peduli

Lingkungan (YGPL) Pekayon, Ibu Rustinah Hasan selaku ketua, Ibu Nurul

Sukowinoto selaku koordinasi program KRPL dan seluruh pengurus dari

YGPL Pekayon yang telah meluangkan waktu, memberikan ilmu dan

pengalaman untuk penelitian skripsi.

6. Kakak-kakak terhebat peneliti Ratna Komalasari dan Ahsin Mabruri, SE yang

telah meluangkan waktunya untuk menemani dan menyuntikan motivasi pada

peneliti. Shakilla Ardilla Adwa keponakan yang lucunan menggemaskan,

penghibur peneliti dengan tingkah jenakanya disela-sela pembuatan skripsi.

7. Teman terdekat peneliti Aisyah Rahma Utami S.Sos, Dyah Ayu Wl S.Sos,

Annisa Elfa Arianty, Tria Anjarwati S.Sos, Eka Puji Septiani, Saila Army, Ira

Rahmawati S.Sos, Khusnul Fadila dan Sayidah Nafisah para pejuang skripsi

Page 8: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

iv

yang ahli dalam memberikan suntikan motivasi dan tempat bertukar pikiran

sehingga membuat peneliti sangat bersemangat.

8. Sandi Ramadhan lelaki yang tak bosan menjadi pendengar keluhan peneliti,

penghibur dikala suntuk dan pemberi semangat 45 dalam membantu

menyelesaikan skripsi.

9. Sahabatku tersayang yang sedang mengejar gelar sarjananya Larastyan Yang

Bogaan Muhamad, Irma Maulida, Yulia Sarah Putrid dan Tifani Annis

terimakasih atas kehadiran kalian dikehidupan peneliti.

10. Putri Utami, Nursetianingsih, Enny Susilowati dan Fivi Fariha teman

seperjuangan skripsi sekaligus keluarga kedua bagi peneliti selama 4 tahun di

kosan mamah penguin. Canda tawa, dukungan kalian sangat berperan bagi

peneliti.

11. Teman-teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial 2012 yang telah memberikan

motivasi pada peneliti.

12. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................

LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................................

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABLE ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

D. Metodologi Penelitian ................................................................ 8

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14

F. Sistematika Penelitian .............................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 17

A. Evaluasi .................................................................................... 17

1. Pengertian Evaluasi Program ............................................. 17

2. Pengertian Evaluasi Dampak Program............................... 19

3. Model Evaluasi................................................................... 21

4. Indikator Evaluasi Dampak Program ................................. 22

5. Tujuan Evaluasi .................................................................. 22

B. Pemberdayaan Masyarakat....................................................... 24

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat .............................. 24

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat .................................... 27

C. Pertanian Kota (Urban Farming) .............................................. 28

1. Sejarah Urban Farming ...................................................... 28

2. Pengertian Urban Farming ................................................. 29

3. Penerapan Urban Farming.................................................. 32

Page 10: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

vi

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ......................... 34

A. Sejarah Berdirinya .................................................................... 34

B. Visi dan Misi ............................................................................ 37

C. Identitas Yayasan ..................................................................... 37

D. Struktur Organisasi .................................................................. 38

E. Tujuan dan Sasaran .................................................................. 39

F. Sarana dan Prasarana................................................................ 40

G. Program Kegiatan..................................................................... 40

H. Peristiwa dan Kegiatan ............................................................. 52

I. Pembiayaan Operasional .......................................................... 54

J. Mitra Kerja ............................................................................... 54

K. Gambaran Umum tentang Perumahan Pondok Pekayon Indah-

Pekayon Jaya ............................................................................ 56

1. Letak Geografis dan Komposisi Penduduk ........................ 56

2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan ........................... 61

3. Kondisi sosial keagamaan .................................................. 63

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS .............................................. 65

A. Evaluasi Dampak (Impact) ...................................................... 66

1. Dampak Positif ................................................................... 66

2. Dampak Negatif ................................................................. 91

3. Hasil Jangka Panjang dari Program Kawasan Rumah

pangan Lestari .................................................................... 93

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 98

A. Kesimpulan .............................................................................. 98

B. Saran ....................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 101

LAMPIRAN ..............................................................................................................

Page 11: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Purposive sampling tentang jumlah informan penelitian ............... 11

Tabel 2 Laporan mutasi penduduk bedasarkan lahir, mati, datang, dan

pindah Kelurahan Pekayon Jaya .................................................... 60

Tabel 3 Jumlah penduduk menurut Mata pencaharian................................ 61

Tabel 4 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan .............................. 62

Tabel 5 Jumlah kependudukan bedasarkan umur ....................................... 63

Tabel 6 Jumlah penduduk menurut Agama ................................................ 64

Tabel 7 Tabel pengurus dan anggota KRPL yang menjadi subjek penelitian

................................................................................................................ 98

Page 12: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kegiatan Eco-Campus di Universitas Bhayangkara ...................... 43

Gambar 2 Denah Kompleks Perumahan Pondok Pekayon Indah ................... 58

Gambar 3 Peta Perumahan Pondok Pekayon Indah ........................................ 58

Gambar 4 Pameran Agrinex Expo 2014 ......................................................... 73

Gambar 5 Budidaya tanaman slada ................................................................. 73

Gambar 6 Budidaya dengan paralon ............................................................... 73

Gambar 7 Teknik vertikal ............................................................................... 73

Gambar 8 Budidaya sayuran dan bibit bayam di rumah Ibu Wuri ................. 80

Gambar 9 Panen sawi dan bibit sawi umur 2 minggu di rumah Ibu Lala ....... 80

Gambar 10 Proses pembuatan kompos kawasan di Rumah Kompos ............... 85

Gambar 11 Manfaat mendaur ulang sampah organik (RECYCLE) ................. 86

Gambar 12 Kebersihan dan keindahan lingkungan di Pondok Pekayon Indah

RW 11 Pekayon Jaya ........................................................................... 89

Page 13: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia telah lama dikenal sebagai Negara agraris yang kaya akan

ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Hal ini disebabkan

karena kondisi iklim serta letak geografis yang sangat menunjang. Semua ada

di Indonesia, lahan subur untuk pertanian dan perkebunan. Pada umumnya, isi

kebun di Indonesia adalah berupa tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman

hias, tanaman bumbu masak, tanaman obat-obatan, tanaman penghasil

rempah-rempah yang disebut tanaman hortikultura yang dapat tumbuh dan

dibudidayakan di Indonesia.1

Semua mahakarya luar biasa ini adalah kekuasaan Allah SWT yang

sudah disediakan oleh-Nya untuk keberlangsungan hidup semua makhluk

ciptaan-Nya. Maka, Allah melarang siapapun untuk berbuat kerusakan dalam

segala bidang. Sebagaimana telah dijelaskan dalam al-Quran Surah al-A’raf

ayat 56:

ه وال تفسدوا في األرض بعد إصالحها وادعىه خىفا وطمعا إن رحمت للا ن ري م

(65المحسنيه)

“Dan janganlah kamu membuat kerusakandi muka bumi, sesudah

(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut

(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya

1 Zulkarnain, “Dasar-dasar hortikultura”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet-1,h. 1.

Page 14: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

2

rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

(QS. Al-A’raf: 56)2

Dalam kehidupannya manusia memiliki beberapa kebutuhan pokok

antara lain: 1) pangan untuk energi, nutirisi dan mineral, 2) papan dan 3)

sandang.3 Terlebih pada zaman sekarang dalam pemenuhan gizi dan memiliki

pangan yang cukup untuk mempertahankan kehidupan masyarakat yang sehat

dan produktif. Tak heran jika semakin banyak orang berusaha hidup dengan

prinsip back to nature. Masyarakat mulai memperhatikan dengan apa dan dari

mana bahan pangan yang mereka konsumsi. Bagi mereka yang tinggal di

perkotaan, hiruk-pikuk kehidupan dan mobilitas yang tinggi melahirkan

ketergantungan terhadap pembagian fungsi sosial.4

Namun saat ini Indonesia memasuki masa dimana permintaan akan

kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk yang tidak seimbang dengan penyediaan pangan. Tidak hanya

pangan, kebutuhan lainnyapun dibawah kecukupan.5 Badan Pusat Statistik

(BPS) menghitung laju pertumbuhan penduduk tahun 2005-2010 diperkirakan

akan mencapai 1,3%, 2011-2015 sebesar 1,18% dan 2025-2030 sebesar

0,83%.6 Hal ini sudah terjadi diperkotaan lalu menyebabkan lahan pertanian

beralih fungsi menjadi bangunan dan pemukiman padat untuk mendukung

kehidupan masyarakat.

2 http://www.catatansenja.com/2015/10/arti-dan-makna-quran-surat-al-araf-ayat.html oleh

Mushanif Ramdany artikel diakses pada Senin, 23 Mei 2016 pada pukul 16.33

3 Tati Nurmala, dkk, “Pengantar Ilmu Pertanian”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), cet-

1, h. 8. 4 Benny Sanusi, “Sukses bertanam sayuran di lahan sempit”, (Jakarta: Argo Media

Pustaka, 2011), cet-3, h. 2. 5 Sumeru Ashari, “Hortikultura Aspek Budidaya”, ( Jakarta: UI-Press, 1995), Edisi revisi

cet-1, h. 3. 6 Tulus Tambunan, “Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan”, (Jakarta: UI-

Press, 2010), h. 85.

Page 15: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

3

Dan hal ini mengharuskan lingkungan perkotaan menyiapkan ruang

dan berbagai fungsi sosial lainnya. Sementara, semua fasilitas sangat

membutuhkan lahan yang akhirnya akan terus mendesak eksistensi lahan

pertanian subur disekitarnya.7 Dengan kondisi pertanian saat ini, ketahanan

pangan mungkin sulit untuk dicapai. Pertanian harus berubah seiring dengan

kemajuan teknologi untuk masa depan yang lebih baik. Melalui Urban

Farming (berkebun di kota) dapat menjadi salah satu cara potensi dalam

menyikapi terbatasnya lahan di perkotaan besar.8 Dengan memanfaatkan lahan

sempit atau pekarangan kosong disekitar rumah yang kebanyakan dibiarkan

dan tidak terawat, dapat diubah menjadi lahan produktif yang dapat

menghasilkan income dengan cara menanami lahan sempit tersebut.

Dalam penjelasan skripsi Siti Fatimatu Zahro menyatakan komitmen

kementrian pertanian 2011 untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya

lokal, dan konservasi tanaman untuk masa depan dengan budaya menanam di

pekarangan. Dengan itu, agar mampu menjaga keberlanjutan pemanfaatan

pekarangan, maka perlu dilakukan pembaruan rancangan pemanfaatan

pekarangan dengan memperhatikan berbagai program yang telah berjalan

seperti Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan Gerakan

Perempuan Optimalisasi Pekarangan (GPOP). Pemerintah melakukan

perpaduan program tersebut agar manfaatnya dapat dirasakan secara langsung

7 Lilies Sutarminingsih, “Vertikultur Pola Bertanam secara Vertikal”, (Yogyakarta:

Kasinus Anggota IKAPI, 2003),h. 13. 8 Tim Peneliti Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah”, (Jakarta :

Agriflo Penebar Swadaya Grup, 2016), h. 35.

Page 16: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

4

oleh masyarakat, maka terciptalah Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL).9

Kementerian Pertanian bersama Badan Litbang Pertanian di Indonesia,

melaksanakan suatu program percontohan (model) dan wahana pembelajaran

bagi kelompok masyarakat di pedesaan maupun perkotaan. Langkah yang

dilakukan oleh pemerintah yaitu melalui rintisan awal yang dinamakan Model

KRPL (M-KRPL) kemudian secara kreatif dan kritis dikembangkan menjadi

konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).10

RPL adalah rumah

penduduk yang mengusahakan lahan pekarangan secara intensif untuk

dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang

menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan berskala rumah tangga

yang berkualitas dan beragam serta untuk pemenuhan kebutuhan harian

masyarakat .11

Selain itu program ini juga bertujuan untuk pemberdayaan

masyarakat terutama kaum ibu rumah tangga yang dapat membantu

menambah pendapatan rumah tangga.

Program ini adalah solusi kaum perempuan untuk ikut memikirkan

pembangunan pertanian di Indonesia termasuk kaum ibu-ibu tani di perkotaan.

Peran ini akan menciptakan keuntungan ganda karena disatu sisi kaum

perempuan dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan ikut

membantu meringankan beban keluarganya serta menambahkan pendapatan

9 Siti Fatimatus Zahro “Kontribusi Kawasan Rumah Pangan Lestari dalam Mendukung

Kesejahteraan Masyarakat: Studi kasus Desa Banjarsari, Kecamatan Pacitan, Kabupaten

Pacitan, Jawa Timur” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajement, Institut Pertanian Bogor,

2012), h. 5. 10

http://jakarta.litbang.pertanian.go.id Artikel diakses pada Rabu, 17 Februari 2016 pada

pukul 08:38 wib. 11 http://www.ygplpekayon.comArtikel diakses pada Rabu, 17 Februari 2016 pada pukul

08:04 wib.

Page 17: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

5

keluarga sedangkan disisi lain ikut membangun pembangunan pertanian di

daerahnya.12

Karena Perempuan secara langsung maupun tidak langsung ikut

terlibat dan bertanggung jawab dalam mengelola kegiatan usaha yang

berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga.Wiryono (1994)

menjelaskan bahwa keikutsertaan perempuan dalam mencari nafkah

pendukung akan membawa dampak positif yaitu adanya peningkatan terhadap

struktur sosial dalam keluarga.13

Salah satu kawasan yang mengembangkan program Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) secara swadaya ada di Kawasan Perumahan Pondok

Pekayon Indah (PPI)-Pekayon Jaya. Sebagian besar masyarakatnya belum

melakukan optimalisasi pekarangan dan pengembangan pertanian. KRPL di

PPI ini menjadi salah satu unit pengembangan di bawah Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon. Salah satu tujuan didirikan KRPL

adalah memberikan informasi mengenai kontribusi pengembangan KRPL

dalam mendukung kesejahteraan masyarakat sehingga mampu mewujudkan

kemandirian masyarakat. Tujuan lain dari KRPL ini adalah mendukung

pemenuhan kebutuhan rumah tangga, membuat konsumsi pangan warga lebih

beragam sehingga asupan gizi berimbang dan mengestimasi biaya pengeluaran

kebutuhan makan harian antara Rp 200.000 sampai Rp 800.000 perbulan.

12

Roza Yulida, “ Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan terhadap Ekonomi Rumah

Tangga Petani Di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan”, Vol 3, No. 2 (Riau: Indonesian

Journal Of Argicultular Economics (IJAE), Jurusan Agribisnis Faperta Universitas Riau,

Pekanbaru. Desember 2012), h. 136. 13

Novi Puspitasari, Heien Puspitawati, Tin herawati, “Peran Gender, Kontribusi

Ekonomi Permpuan dan Kesejahteraan Keluarga Petani Hortikultura”,Vol. 6, No. 1 (Bogor:

Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB, Januari 2013), h. 11. Artikel

diakses pada 30 maret 2016 dari http://journal.ipb.ac.id

Page 18: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

6

Keberadaan program KRPL ini sudah berjalan sejak April 2013 lokasi

di RT004 RW 11, melalui bentukan pembinaan dari BPTP Jawa Barat

beberapa tahun lalu, namun pembinaan ini sudah tidak berjalan karena

pendanaan untuk program telah diberhentikan oleh pemerintah dan pada

tahun 2015 selanjutnya mendapatkan perhatian dari Dinas Perekonomian

Rakyat (DISPERA) hanya penyuluhan dan bantuan bibit saja. Mayoritas

anggota KRPL adalah kaum Ibu-ibu, para anggota atau biasa disebut

Kelompok Wanita Tani (KWT) Harmoni yang mengikuti program ini

merasakan dan mendapatkan hasil yang nyata dan tidak nyata. Dengan

beradanya program KRPL ini, menjadi suatu upaya memberdayakan

masyarakat di 16 RT dari RW 8-RW11 Pondok Pekayon Indah. Melalui

programnya menanami lahan dengan menerapkan budidaya tanaman sayuran

organik, tanaman buah, TOGA dengan mencoba menggunakan pupuk dan

semprotan hama dari pestisida yang mereka buat sendiri secara organik agar

tercipta area pertanaman sehat. Karena seberapapun lahan pekarangan yang

ada, dapat menghasilkan pangan dari rumah dengan berbagai teknik.

Mayoritas orang masih berpikir bahwa pertanian salah satu kegiatan di

daerah pedesaan saja. Namun nyatanya, terdapat pula kegiatan pertanian yang

dikembangkan di perkotaan seperti yang dilakukan Kelompok Wanita Tani

(KWT) Harmoni di YGPL. Menarik untuk diteliti karena keterbatasan lahan di

daerah perkotaan tidak membuat masyarakat kota hanya menunggu hasil

panen dari pedesaan. Berbeda dengan masyarakat kota lainnya, KWT harmoni

ini menggunakan lahan sempit dan lahan pekarang rumah untuk menjadi

sarana pertaniannya. Pada penerapan programnya terdapat pencapaian dan

Page 19: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

7

penurunan yang dirasakan oleh KWT Harmoni. Melalui program tersebut

berbagai manfaat dan hambatan pun telah dirasakan oleh mereka. Bedasarkan

latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat masalah tersebut

dengan judul “Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Oleh Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon di Pondok Pekayon Indah-

Pekayon Jaya Bekasi.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, agar tidak terjadi perluasan

permasalahan, peneliti memfokuskan pembatasan pada evaluasi dampak dari

program KRPL pada upaya pemberdayaan masyarakat.

2. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang dibahas adalah:

Bagaimana evaluasi dampak dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) dalam upaya pemberdayaan masarakat yang dilakukan oleh Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon di Pondok Pekayon Indah-

Pekayon Jaya Bekasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui evaluasi dampak dari program Kawasan Rumah Pangan

Lestari dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh

Page 20: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

8

Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon di Pondok Pekayon Indah-

Pekayon Jaya Bekasi.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi wacana baru yang bermanfaat

pada dampak program Kawasan Rumah Pangan Lestari untuk

memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan di

rumah maupun lingkungan sekitar.

2) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi lembaga dalam

mengevaluasi dampak dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari

untuk memberdayakan masyarakatnya.

b. Manfaat Akademis

1) Sebagai bahan referensi bagi para pembaca jika berkaitan dengan

evaluasi dampak dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari dalam

memberdayakan masyarakat.

2) Dapat memperkaya pengalaman peneliti sekaligus menerapkan ilmu

yang telah diperoleh dibangku kuliah.

3) Menambah khazanah penelitian, model dan objek penelitian jurusan

khususnya dalam bidang Kesejahteraan Sosial.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan karena mampu melihat fenomena

secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan

Page 21: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

9

berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Penelitian kualitatif percaya

bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui

penelaahan terhadap orang-orang melalui inetraksinya dengan situasi sosial

mereka.14

Pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena

peneliti bermaksud meneliti secara mendalam, menyajikan data secara akurat

dan menggambarkan kondisi sebenarnya secara jelas. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor metodelogi penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata, tulisan atau

lisan dari orang orang yang diamati.15

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pada penelitian

deskriptif, data yang disajikan berupa kata-kata, laporan pandangan terperinci

yang diperoleh dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam latar

(setting) yang alamiah. Data yang diperoleh berasal dari hasil pengamatan,

hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,

disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan

angka-angka.16

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Peneliti mengambil tempat penelitian di Yayasan Gerakan Peduli

Lingkungan (YGPL) Pekayon di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya

14

Imam Gunawan,“Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik”, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 81- 83. 15

Lexy J.Maleong, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Rosyda Karya. 2004)

Cet ke-13, h. 157.

16 Ibid., h. 83-87.

Page 22: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

10

Bekasi. Waktu penelitian yang dilakukan pada bulan April 2016 sampai

dengan bulan September 2016.

4. Sumber Data

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian. Pertama memperoleh data dari pengurus RW/RT di Pondok

Pekayon Indah-Pekayon Jaya Bekasi. Kemudian data selanjutnya diperoleh

dari pengurus YGPL serta Penanggung jawab program KPRL dan anggotanya

terlibat dalam kegiatan KRPL.

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui catatan-catatan atau

dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun instansi yang terkait

lainnya, data-data ini diperoleh dari berbagai tulisan atau informasi lainnya

yang sudah ada sebelumnya.

5. Teknik Pemilihan Informan

Pemilihan informan bertujuan untuk memberi batasan subjek

penelitian. Pembatasan ini untuk mempermudah peneliti sehingga tidak perlu

menjadikan semua populasi sebagai informan. Informan adalah orang yang

memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilaksanakannya. Cara memperoleh pemilihan

informan penelitian dapat dilakukan dengan melalui Purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika

memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan

sampelnya.17

17

Muhamad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitaitf,

(Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 91-96.

Page 23: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

11

Tabel 1

Purposive sampling

No Informan Informasi Jumlah

1.

2.

3.

4.

Pengurus PPI

(RW atau RT)

Pengurus/

Pembina YGPL

Pengurus

Program KRPL

Anggota

Program KRPL

Untuk mengetahui gambaran, profil

dari Perumahan Pondok Pekayon

Indah RW/ RT yang berpartisipasi

program YGPL .

Mengetahui gambaran, latar belakang

terbentuknya organisasi, profil,

kegiatan yang terdapat di YGPL.

Mengetahui proses program KRPL

yang dilakukan para anggota.

Untuk mengetahui dampak dari

program KRPL.

1 orang

1 orang

1 orang

4 orang

Total Jumlah Informan 7 Orang

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data melalui:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis. Untuk memperoleh data dan

menyempurnakannya peneliti harus mengikuti kegiatan keseharian yang

dilakukan informan dalam waktu tertentu, memerhatikan apa yang terjadi,

Page 24: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

12

mendengarkan apa yang dikatakannya, mempertanyakan informasi yang

menarik dan mempelajari dokumen yang dimiliki.18

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melakukan

percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu. Dari wawancara dapat menghasilkan pemahaman yang terbentuk

oleh situasi bedasarkan pertistiwa-peristiwa intreaksional yang khusus.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang.

Dokumen juga sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh

dokumen. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari

sumber noninsani.19

7. Model Evaluasi

Dalam penelitian ini model evaluasi yang digunakan adalah Model

Evaluasi sistem Analisis (System Analisis Evaluation Model) yang digunakan

adalah dampak atau pengaruh (Impact) dari upaya pemberdayaan masyarakat

18

Muhamad Idrus, “Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitaitf,

h. 101. 19

Imam Gunawan,“Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik”, h. 161-176.

Page 25: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

13

melalui program KRPL yang dilakukan YGPL di Pondok Pekayon Indah-

Pekayon Jaya Bekasi.20

8. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik

hasil wawancara, catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk

meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan untuk

memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.21

Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan model evaluasi

dampak. Ada 3 langkah untuk menganalisis langkah tersebut yaitu:22

a. Reduksi data yaitu peneliti mencoba memilih data yang relevan pada

dampak program KRPL dalam upaya pemberdayaan masyarakat oleh

YGPL di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya.

b. Penyajian data setelah data mengenai dampak program KRPL dalam

upaya pemberdayaan masyarakat oleh YGPL Pekayon di Pondok

Pekayon Indah-Pekayon Jaya. Maka data tersebut disusun dan disajikan

dalam bentuk narasi, visual, gambar, table dan lain sebagainnya.

c. Penyimpulan data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari

tema tersebut, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.

20

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.s dan Dr. Ir. H. Poerwoko Soebiato, M.Si,

“Pemberdayaan Masyarakat (Dalam Perspektif Kebijakan Publik)”, Edisi Revisi, (Bandung:

ALFABETA cv, 2013), h. 288. 21

Ibid., h. 210. 22

Lexy. J Moleong, ”Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT Rosdakarya,

2000), cet-ke 13, h. 103.

Page 26: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

14

9. Teknik Keabsahan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam menggunakan keabsahan data

penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Triangulasi bertujuan mencari kebenaran,

tetapi meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang

dimilikinya.23

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan

mengetahui jelas penelitian yang akan dilakukan. Adapun beberapa tinjauan

pustaka dalam penelitian skripsi ini yaitu:

1. Judul skripsi “Evaluasi Program baitulmaal watamwil ar-ridho dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan di Kelurahan Pisangan

Kecamatan Ciputat Timur” ditulis oleh Fanny Nur Octaviana, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam 2010. Yang membedakan penelitian sebelumnya adalah subjeknya

yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan di Kelurahan

Pisangan Kecamatan Ciputat Timur. Lalu pembatasan masalah peneliti

sebelumnya hanya pada evaluasi output atau hasil, sedangkan peneliti

membatasi masalah kepada evaluasi dampak.

2. Judul Skripsi “Model Pengorganisasian Masyarakat Dalam Meningkatkan

Kesadaran Lingkungan (Studi Ketokohan Harini Bambang Wahono dalam

23

Imam Gunawan, “Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik”, h. 219.

Page 27: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

15

Melakukan Pengorganisasian Masyarakat di Kampung Banjarsari RW 08

Kel. Cilandak Barat Kec. Cilandak Jakarta Selatan)” ditulis oleh Buhori,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Kesejahteraan

Sosial 2010. Objek penelitian sama-sama membahas tentang pelestarian

lingkungan dalam memberdayakan masyarakat, penelitian sebelumnya

membahas ketokohan Harini Bambang Wahono secara lengkap, namun

peneliti hanya menggambarkannya secara umum. Subjek peneliti tentang

Evaluasi Dampak dan objeknya Program Kawasan Rumah Pangan Lestari.

3. Judul Skripsi “Kontribusi pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari

dalam mendukung kesejahteraan masyarakat: studi kasus desa Banjarsari,

Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur” ditulis oleh Siti

Fatimatuz Zahro, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Jurusan Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan 2012, IPB. Objek penelitian ini

sama-sama KRPL, namun Subjek dan tempat peneliti sebelumya sudah

berbeda. Subjek peneliti membahas tentang evaluasi dampak.

F. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan pembahasan masalah secara jelas maka, peneliti

mensistematiskan pembahasan yang akan ditulis kedalam bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini terdapat latar Belakang, pembatasan, Perumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Metodologi

Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penelitian.

Page 28: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

16

BAB II Landasan Teori

Pada bab ini berisikan pembahasan kerangka teoritis mengenai

Evaluasi Dampak Program, Model Evaluasi, Tujuan Evaluasi,

Pembagaian Evalusi Dampak; Pengertian Pemberdayaan

Masyarakat, Tujuan Pemberdayaan; Sejarah Urban Farming,

Pengertian Urban Farming dan Penerapan Urban Farming.

BAB III Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Menggambarkan secara umum tentang YGPL Pekayon di Pondok

Pekayon Indah-Pekayon Jaya yang dijadikan sebagai tempat

penelitian, meliputi: Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Tujuan dan

Sasaran, Identitas YGPL, Struktur Organisasi, Sarana dan

Pasarana, Program Kegiatan, Pembiayaan Operasional dan Mitra

Kerja. Gambaran Umum tentang Pondok Pekayon Indah-Pekayon

Jaya.

BAB IV Temuan dan Data Analisis Lapangan

Pada bab ini berisikan tentang Analisis dampak program KRPL

dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh

YGPL Pekayon di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya.

BAB V Penutup

Kesimpulan dan Saran Peneliti.

Page 29: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

17

BAB II

KERANGKA TEORI

Untuk mendukung pembuatan penelitian, maka perlu dikemukakan teori-

teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai

landasan.Teori-teori yang akan peneliti bahas ialah tentang Evaluasi Dampak,

Pemberdayaan Masyarakat dan Urban Farming.

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi Program

Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi

artinya memberikan penilaian atau menilai.24

Sedangkan secara terminologi

menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mengukur tingkat keberhasilan sautu program. Degan demikian, penelitian

evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan

program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan keterlaksanaan

program tersebut.25

Menurut Edi Suharto, Evaluasi adalah pengidentifikasi keberhasilan

atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau program. Evaluasi berusaha

mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau

penerapan program. Evaluasi itu adalah mengukur berhasil tidaknya program

yang dilakasanakan, apa sebabnya berhasil dan apa sebabnya gagal, serta

24

Tim Penyusun, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Edisi Kedua, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1995), cet Ke-4. 25

Suharismi Arikunto, “Penilaian Program Pendidikan”, (Jakarta: PT. Bina Aksara,

1998), h. 8.

Page 30: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

18

bagaimana tindaklanjutnya. Dengan demikian evaluasi adalah pemantauan

suatu kegiatan proyek atau program sosial yang dilakukan pada saat kegiatan

tersebut telah berakhir atau dilakukan sekurang-kurangnya setelah program

tersebut berjalan beberapa saat (misalnya, tiga bulan, satu semester atau enam

bulan, satu tahun).26

Menurut San Afri dalam bukunya Panduan Pemberdayaan Lembaga

Masyarakat Desa hutan menjelaskan bahwa evaluasi program adalah

memberikan penilaian terhadap hasil kinerja dari sebuah program atau proyek

yang dilaksanakan secara multi pihak. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui

respon, hasil dan dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan sebuah program

atau proyek. Penilaian teradap kinerja sebuah program atau proyek yang

hendaknya dilakukan secara partisipatif oleh sekelompok orang yang menjadi

sasaran pelaksanaan penerima program proyek tersebut.27

Dengan demikian, evaluasi menurut Viji Srinivisan, ini dimaksudkan

untuk menyusun nilai-nilai indikator dalam mencapai suatu sasaran. Dengan

kata lain kegiatan evaluasi adalah suatu cara atau kegiatan untuk mengecek

kekuatan dan kelemahan sebuah program serta suatu cara untuk menentukan

ukuran-ukuran perbaikan bagi para pengambil keputusan.28

26

Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial”, (Bandung: PT. RefikaAditama, 2005),

h. 119. 27

San Afri, “Panduan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa hutan (LMDH)”,

(Jakarta: Harapan Prima, 2008), h. 114.

28 Viji Srinivisan, “Metode Evaluasi Partisipatoris”, dalam Walter Fernandes dan Rejesh

Tandon (Editor), Risset Partisipatoris-Riset Pembebasan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993), h. 68.

Page 31: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

19

Dapat disimpulkan evaluasi adalah penilaian pada efektifitas

(keberhasilan dan kegagalan) pelaksanaan suatu program dengan cara melihat

faktor-faktor baik pendukung atau penghambat terhadap pelaksanaan program.

2. Pengertian Evaluasi Dampak Program

Menurut Nurul Hidayati, evaluasi dampak program adalah analisis

hubungan antara dampak pelayanan yang positif dan negatif dibandingkan

dengan outcomes.29

Evaluasi dampak yang peneliti kutip dari Ruth Levine dalam

Jurrnalnya, ia mengungkapkan bahwa:

“…definition of impact evaluation as a measurement of net change in

outcomes attributable to a specific program using a methodology that is

robust, available, feasible and appropriate, both to the question under

investigation and to the specific context. Impact concern not only outcomes,

but also the change the leads to outcomes…30

Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa evaluasi dampak adalah

mengukur secara bersih yang disebabkan oleh adanya suatu program tertentu

dengan metodologis. Dan evaluasi dampak tidak hanya memandang dari segi

hasil saja, tetapi juga perubahan yang akan muncul sebagai dampak dari

program itu sendiri.

Evaluasi dampak menurut Suzzetta (2008) adalah jenis evaluasi yang

berusaha mengungkapkan siapa sebenarnya yang memperoleh manfaat dari

29

Nurul Hidayati, “Metode Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif”,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 125. 30

Institute Of Medicine Of The National Academies. “Design Considertion For

Evaluating The Impact of Pefpear”. (Washington DC: The National Academy Press, 2008), h. 23.

Page 32: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

20

program dan berapa besar manfaatnya. Dengan kata lain, sejauh mana hasil

atau manfaat dan dampak yang diharapkan telah tercapai.31

Menurut Rossi (1979) dalam buku pemberdayaan masyarakat

Sebagian besar kegiatan evaluasi umumnya diarahkan untuk mengevaluasi

tujuan program atau dampak kegiatan yang telah dihasilkan oleh pelaksanaan

program yang telah direncanakan. Kegiatan seperti ini hanya dapat dilakukan

jika tujuan program benar-benar dirumuskan secara jelas dan telah disediakan

cara-cara pengukurannya, baik yang menyangkut perubahan perilaku atau

ukuran yang lain seperti: tingkat produktivitas, tingkat kelahiran atau kematian

dan lain-lain.32

Sebelumnya telah dijelaskan tersendiri definisi evaluasi. Untuk

dampak mempunyai arti yaitu perubahan kondisi fisik maupun sosial sebagai

akibat dari output. Akibat dari hasil (output) ada dua macam yakni:

a. Akibat yang dihasilkan oleh suatu intervensi program pada kelompok

sasaran (baik akibat yang diharapkan atau tidak diharapkan) dan akibat

tersebut mampu menimbulkan pola perilaku baru pada kelompok sasaran

(impact).

b. Akibat yang dihasilkan suatu intervensi program pada kelompok sasaran,

baik yang sesuai dengan yang diharapkan atau tidak dan akibat tersebut

31

Ana Jauharul Islam, Saleh Soeaidy, Ainul Hayat, “Evaluasi dampak mutu pendidikan

dasar” Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, h. 1907, Jurusan Administrasi Publik,

Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang. Artikel diakses pada Jumat, 24 Juni

2016 dari http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac. 32

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.s dan Dr. Ir. H. Poerwoko Soebiato, M.Si,

“Pemberdayaan Masyarakat (Dalam Perspektif Kebijakan Publik) Edisi Revisi, (Bandung:

ALFABETA cv, 2013), h. 270.

Page 33: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

21

tidak mampu menimbulkan perilaku baru pada kelompok sasaran

(effects).33

3. Model Evaluasi

Model evaluasi yang akan digunakan pada penelitian adalah Model

Evaluasi Sistem Analisis (System Analisis Evaluation Model). Berikut model-

model evaluasi sistem analisis meliputi: a). evaluasi input b). evaluasi process

c). evaluasi output d). evaluasi outcome e). evaluasi impact yaitu:34

a. Evaluasi (input) masukan adalah klien, staff dan program serta sarana atau

fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program. Tujuannya adalah

untuk menjaring, menganalisis dan menilai kecukupan kuantitas dan

kualitas masukan yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan

program.

b. Evaluasi (process) proses memfokuskan pada pelaksanaan program yang

melibatkan langsung antara klien dengan staff. Evaluasi proses merupakan

katalis untuk pembelajaran dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

c. Evaluasi (Output) keluaran

Evaluasi keluaran mengukur dan menilai keluaran dari pada program,

yaitu produk yang dihasilkan program. Berapa banyak dan berapa baik

produk dari program? Berapa banyak dan berapa lama orang yang

mendapatkan layanan? Berapa jumlah jam kerja klien mendapatkan

layanan program?

33

Zudika DM Manullang, “Evaluasi Dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

(Sanimas) dalam pemberdayaan masyarakat”, (Skripsi S1 FISIP, Universitas Sumatera Utara,

2014), h. 32. 34

Wirawan, MSL, “Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi”,h. 109

Page 34: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

22

d. Evaluasi akibat (outcomes) adalah mengukur apakah klien yang mendapat

layanan program berubah. Evaluasi ini misalnya berupa mencari jawaban

atas pertanyaan sebagai berikut: Apakah aktivitas program merubah para

klien seperti yang diharapkan? Apakah aktivitas program mempunyai

pengaruh sampingan yang tidak diperhitungkan sebelumnya? Siapa dan

berapa banyak dari klien yang merespons positif dan negatif terhadap

aktivitas program?

e. Evaluasi pengaruh (impact) adalah menilai perubahan yang terjadi

terhadap klien atau para pemangku program kepentingan sebagai akibat

dari intervensi yang dilakukan program. Evaluasi ini mengukur pengaruh

program sebagai hasil program dalam jangka panjang.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan dalam

penggunaan model evaluasi pengaruh (impact) dari model evaluasi analisis

sistem karena evaluasi ini menilai perubahan apa yang telah terjadi terhadap

anggota dari program KRPL serta mengukur pengaruh program sebagai hasil

program dalam jangka panjangnya.

4. Indikator Evaluasi Dampak Program

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur

untuk menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang

menjadi pokok perhatian indikator dapat menyangkut fenomena sosial,

ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatakan kualitas. Indikator

Page 35: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

23

dapat berbentuk ukuan, angka, atribut atau pendapat yang dapat menunjukan

suatu keadaan. 35

Dampak dalam kamus besar Bahasa Indonesia-Inggris merupakan

suatu benturan, pengaruh kuat (baik negatif maupun positif) antara dua benda

atau manusia sehingga menyebabkan perubahan.36

Dampak melihat apakah

sesuatu yang sudah dilakukan benar-benar memberikan suatu perubahan

secara jangka panjang pada penerima layanan (klien).37

Dampak adalah

perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas baik hasil posif maupun

negatif dari sebuah program.

Dampak positif adalah perubahan yang diharapkan telah tercapai pada

individu ataupun kelompok (anggota dari program Kawasan Rumah Pangan

Lestari) dilihat dari tiga aspek:

a. Aspek Sosial: perubahan perilaku, mengingkatkan pengetahuan dan

meningkatkan keterampilan.

b. Aspek Ekonomi: menghemat pengeluaran ruah tangga dan pemenuhan

konsumsi sayuran.

c. Aspek Ekologi: pengolahan limbah rumah tangga, memberikan keindahan

dan memberikan kesehatan.

Sedangkan dampak negatif dari berjalannya program tidak

diketemukan. Namun dalam penerapan program tidak terlaksana dengan baik

karena terdapat hambatan yang dirasakan kelompok. Hambatan tersebut: a.

35

Suharto, Membangun Masyarakat, h. 126. 36

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: 2001), h. 849. 37

Isbandi Rukminto adi, “Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas”, (Jakarta: FEUI, 2001), h. 132.

Page 36: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

24

Kurangnya tenaga pendamping, dana dan waktu b. perilaku tidak

berkelanjutan dari pengelola (pemilik lahan) c. ancaman kejenuhan dalam

memaksimalkan pemanfaatan lahan seperti: serangan hama.38

5. Tujuan Evaluasi

Adapun tujuan evaluasi program menurut Edi Suharto dalam bukunya

membangun masyarakat memberdayakan rakyat adalah:

a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.

b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.

c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang

mungkin terjadi di luar rencana (externalities).39

B. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Secara konseptual menurut Edi Suharto, pemberdayaan atau

pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata“power” (kekuasaan atau

keberdayaan). Karena ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan

kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita

inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Dengan pemahaman

seperti ini, Pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian

memiliki konsep yang bermakna. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan

mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi

pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian serta lembaga yang

38

Ashari, Saptana dan Tri Bastuti Purwantini, “Potensi dan prospek pemanfaatan lahan

pekarangan untuk ketahan pangan”, Forum Penelitian Agro Ekonomi, V. 30, No. 1 (Juli 2012): h,

21-22. 39

Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial”, h. 119.

Page 37: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

25

mempengaruhinya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh

keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.40

Adi mengutip pendapat JimIfe yang mengemukakan bahwa:

“Empowerment means providing people with the resource,

opportunity, knowledge, and skill to increase their capacity to

determine thir own future and to participate in anda effect the life of

their community”

Pemberdayaan berati menyiapkan kepada masyarakat sumberdaya,

kesempatan, pengetahuan dan untuk meningkatan keahlian dari masyarakat

dan mempengaruhi hidup dalam komunitas masyarakat itu sendiri.41

Menurut Ir. Mohamad Jafar Hafsah yang dikutip dalam bukunya,

Pemberdayaan masyarakat secara umum adalah upaya untuk membangun dan

mengembangkan potensi masyarakat, khusunya masyarakat marginal agar

tidak tertinggal dalam program dan proses pembangunan. Pemberdayaan

terjadi dikarenakan adanya kesenjangan yang disebabkan oleh sebagian

masyarakat yang tidak mampu mengikuti proses transformasi yang terjadi

dalam segala bidang (sosial, ekonomi, politik, demografi, teknologi dan lain-

lain), sehingga perlu diberdayakan agar tidak tertinggal.42

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya (kemampuan)

dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi

40

Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial”, h. 50-58.

41 Isbandi Rukminto Adi, “Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002), h. 50.

42 Ir. Mohamad Jafar Hafsah, “Penyuluhan Pertanian Di Era Otonomi daerah”, (Jakarta:

PT. Pustaka Sinar Harapan, 2009). h, 131.

Page 38: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

26

yang dimiliki serta berupaya mengembangkan kekuatan atau kemampuan,

potensi, sumberdaya rakyat agar mampu membela dirinya sendiri.43

Menurut Ferdinan Tonny Nasidan dalam bukunya pengembangan

masyarakat menjelaskan, pemberdayaan mengacu kepada kemampuan

masyarakat untuk mendapatkan dan memanfaatkan akses ke dan kontrol atas

sumber daya yang penting. Kemudian upaya pemberdayaan merupakan suatu

upaya menumbuhkan peran serta dan kemandirian sehingga masyarakat baik

ditingkat inividu, kelompok, kelembagaan maupun komunitas memiliki

tingkat kesejahteraan yang jauh lebih baik dari sebelumnya, memiliki akses

pada sumberdaya, memiliki kesadaran kritis, mampu melakukan

pengorganisasian dan kontrol sosial dari segala aktivitas pembangunan yang

dilakukan di lingkungannya.44

Menurut Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.S dan Dr. Ir. H. Poerwoko

Soebiato, M.Si, Istilah pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya

memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan

masyarakat luas agar mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan

dan mengontrol lingkungannya agar dapat memenuhi keinginannya, termasuk

aksestabilitasnya terhadap sumberdaya yang terkait dengan pekerjaannya,

aktivitas sosialnya dan lain-lain. Pemberdayaan bukan hanya meliputi

penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.

Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat,

keterbukaan dan kebertanggung jawaban adalah bagian pokok dari upaya

43

Sriharini, “Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”, Jurnal

Pengembangan Masyarakat Islam vol 1, FDK UIN (Yogyakarta” September, 2003), h. 45. 44

Fredinan Tonny Nasdian, “Pengembangan Masyarakat”, (Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indoneisa: 2014), h. 91-96.

Page 39: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

27

pemberdayaan.Yang terpenting adalah pastisipasi rakyat dalam proses

pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya.45

Meskipun para ahli berbeda pendapat tetapi memiliki tujuan yang

sama, yaitu meningkatkan potensi sumber daya yang ada pada diri manusia.

Jadi dari uraian diatas pemberdayaan masyarakat adalah mengembalikan

keberfungsian sosial seseorang ataupun anggota masyarakat dengan bantuan

tenaga perubah dengan penyadaran akan peluang-peluang yang dapat

dimanfaatkan maupun pengembangan potensi yang dimiliki serta kemampuan

dan keberanian untuk melakukan suatu perubahan.

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Dalam tujuannya menurut Edi Suharto, pemberdayaan menunjuk pada

keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan

dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat

fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegitan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.46

pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat

agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik seluruh warga

masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya.

45

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.s dan Dr. Ir. H. Poerwoko Soebiato, M.Si,

“Pemberdayaan Masyarakat (Dalam Perspektif Kebijakan Publik) Edisi Revisi, h. 28-31. 46

Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial”, h. 58.

Page 40: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

28

Menurut Agus Ahmad Sayfi’i tujuan pemberdayaan masyarakat adalah

memandirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan

diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara seimbang. Ini berati masyarakat

diberayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya.47

C. Pertanian Kota (Urban farming)

1. Sejarah Urban Farming

Penjelasan sejarah Urban farming dalam dikutipan buku Urban

Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah menceritakan sebenarnya sudah

ada sejak zaman dahulu, bahkan sejak pertanian itu sendiri lahir. Sejarah

mencatat, konsep ini sudah ada sejak zaman Mesir kuno. Diberbagai belahan

dunia, urban farming tempo dulu digalakkan sebagai salah satu upaya untuk

menjamin ketahanan pangan. Saat perang dunia I dan perang dunia II,

Presiden Woodrow Wilson meminta kepada seluruh warga Amerika untuk

menanam. Woodrow melihat berkebun di pekarangan merupakan satu-satunya

cara keluar dari krisis pangan selama perang dunia berlangsung. Gerakan

berkebun yang dilakukan besar-besaran oleh penduduk Amerika saat itu

melahirkan sebuah taman bernama victory garden. Tidak lama berselang,

berbagai komunitas pencinta kebunpun banyak didirikan. Salah satu yang

terbesar yaitu Seattle’s P-Patch. Munculnya komunitas pencinta kebun di

seluruh dunia, merupakan awal baru dari lahirnya konsep urban farming yang

mendunia. Seiring dengan pesatnya perkembangan tekonologi, urban farming

kini tampil jauh lebih mudah dan efisien. Kita tidak harus lagi bergantung

47

Agus Ahmad Syafi’I “Manajemen Masyarakat Islam”, h. 39.

Page 41: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

29

pada lahan untuk bertanam, karena tanpa lahanpun kita masih dapat

berkebun.48

Konsep urban farming lahir dari kesadaran masyarakat untuk

mendapatkan bahan pangan yang segar dan sehat, serta mengurangi populasi

dan perencanaan lingkungan sekitar sehingga bisa terciptanya gaya hidup yang

sehat di lingkungan yang sehat. Hingga beberapa tahun terakhir muncul

kesadaran masyarakat akan bahaya mengkonsumi makan yang dihasilkan

menggunkan bahan non-organik seperti pupuk kimia dan pestisida sintesis.

Dikarenakan semakin banyaknya orang sakit akibat polusi dan lingkungan

yang tercemar menjadi ketakutan tersendiri bagi masyarakat. Kini

kecenderungan orang untuk mengonsumsi makanan organik semakin besar.

Organik menjadi pilihan cara dalam urban farming. Konsep dan

metode organik secara umum diartikan sebagai cara bercocok tanam tanpa

menggunakan pupuk dan pestisida sintesis yang dikelola di lingkungan sekitar

pekarangan rumah dan pemukiman pekotaan. Banyak manfaat yang bisa

dihasilkan dari urban farming diantaranya: pekarangan menjadi lebih

produktif dan dampak cemaran limbah rumah tangga menjadi berkurang,

seperti sampah dapur diolah menjadi pupuk kompos, air limbah rumah tangga

dibuatkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan dimanfaatkan untuk

menyiram tanaman sehingga tidak mencemari tanah dan udara.49

2. Pengertian Urban Farming

Istilah (Urban Farming) secara harfiah berarti berkebun di daerah

urban atau perkotaan. Urban farming merupakan kegiatan menanam dan

48

Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah”, h. 8. 49

Janti Wignjopranoto, Selamet Raharjo, dan T. A. Kuncoro, “Rumah Organik

Memanfaatkan setiap sudut rumah untuk bertanam secara organik”, h. 2-4.

Page 42: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

30

menumbuhkan tanaman di area padat penduduk yang ditunjukan untuk

konsumsi pribadi maupun untuk didistribusikan pada orang-orang yang berada

disekitar area tersebut. Dengan urban farming, masyarakat bisa menjadi petani

di kota tanpa harus di lahan yang luas.50

Menurut Widianto yang mengutip buku Ridwan Kamil Indonesia

Berkebun merupakan pendiri komunitas Bandung Berkebun. Konsep urban

farming adalah memanfaatkan lahan tidur di perkotaan yang dikonversi

menjadi lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan oleh masyarakat dan

komunitas sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka. Gaya hidup

yang ingin dibentuk adalah menjadikan kegiatan konsep ini kebutuhan sehari-

hari.51

Menurut Enciety (2011) dalam kutipan skripsi Firdaus Harap bahwa

Urban farming adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar

perkotaan yang melibatkan ketrampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya

dan pengolahan makanan. Hal utama yang menyebabkan munculnya aktivitas

ini adalah upaya memberikan kontribusi pada ketahanan pangan, menambah

penghasilan masyarakat sekitar juga sebagai sarana rekreasi dan hobi.52

Menurut Food Argiculture Organization (FAO) yang dikutip dalam

buku Rumah Organik mendefinisikan pertanian urban sebagai industri yang

memproduksi, memproses, serta memasarkan produk dan bahan pangan

50

Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif, Sayur, Hias & Buah”, h. 6. 51

Widianto dkk, “ Pemodelan dan Simulasi Berbasis Agen untuk Sistem Kegiatan Urban

farming Komunitas Bandung Berkebun”, Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, vol. 01 no. 4

(Maret 2014), h. 86, artikel diakses pada Jumat, 29 April 2016 pada pukul 07. 13 dari

http://id.portalgaruda.org 52

Firdaus Harahap, “Keberhasilan Program Urban Farming Di Kota Surabaya”,

(Skripsi S1 Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional (VETERAN) Surabaya, 2014),

h. 2. Artikel diakses pada 2 Mei 2015 pukul 06.33 dari http://eprints.upnjatim.ac.id

Page 43: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

31

nabati, terutama dalam menanggapi permintaan sehari-hari konsumen di

perkotaan yang menerapkan metode intesif, memanfaatkan dan mendaur ulang

sumber daya dan limbah perkotaan, serta menghasilkan beragam tanaman dan

ternak.53

Menurut Bareja (2010) menyebutkan urban farming atau urban

agriculture adalah upaya pembudidayaan tanaman dan atau memelihara

hewan ternak di dalam dan di sekitar wilayah kota besar, metropolitan, atau

kota kecil untuk memperoleh bahan pangan, kebutuhan lain dan tambahan

finansial, termasuk tahap pemprosesan, pemasaran dan distribusi produk hasil

kegiatan tersebut. Urban farming kebanyakan dilakukan oleh mayarakat yang

tinggal di perkotaan, kadang sebagai pekerjaan utama atau pekerjaan

sambilan, karena memanfaatkan ruang terbuka atau lahan tidur. Aktivitas ini

lebih banyak pada produksi bahan makanan dari tanaman pertanian seperti

sayuran, bumbu, buah-buahan, toga dan tanaman hias.54

Secara teknik urban

farming dilakukan dengan memanfaatkan seminimal mungkin lahan yang ada

untuk berkebun seperti tabulampot, vertikultur, vertical garden dan roof

garden.55

Bedasarkan dari berbagai uraian pendapat. Kesimpulan bahwa urban

farming merupakan aktivitas pertanian, pertenakan, perikanan maupun

perkebunan oleh masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur di perkotaan,

ruang terbuka hijau dan lahan di sekitar rumah yang melibatkan keterampilan,

53

Janti Wignjopranoto, Selamet Raharjo, dan T. A. Kuncoro, “Rumah Organik

Memanfaatkan setiap sudut rumah untuk bertanam secara organik”, (Jakarta: PT AgroMedia

Pustaka, 2015), h. 4. 54

Nugraheni Widyawati, “Cara Mudah Bertanam 29 Jenis Sayur Dalam Pot”, h. 25. 55

Herfin Sasono dan Nofiandi Riawan, “Mudah Membuahkan 38 Tabulampot Paling

Populer”, (Jakarta Selatan: PT ArgoMedia Pustaka, 2014), h. 2.

Page 44: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

32

keahlian dan inovasi dalam pembudidayaanya. Guna menambah gizi,

meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan keluarga serta membangun suatu

kelompok pertanian guna membangun dirinya sendiri agar lebih mandiri.

3. Penerapan Urban Farming

Aktivitas bercocok tanam dapat dilakukan di dalam kota (intra-urban)

atau di perbatasan kota (peri-urban). Aktivitas tersebut dapat diterapkan di

wilayah rumah misalnya di halaman, di lahan luar pemukiman, halaman

belakang atau depan, di ruang terbuka di luar gedung di pagar halaman,

dinding, tangga, balkon, teras dan atap, baik pada lahannya sendiri, menyewa

atau lahan umum yang tidak sedang dimanfaatkan.56

Menurut tim Agriflo Urban farming sendiri dapat membuat

masyarakat menjadi lebih kreatif, karena dapat membuat lahan pekarangan

mereka lebih produkif. Selain itu penerapan ini sendiri juga dapat

diaplikasikan di jalan-jalan umum seperti di trotoar atau taman kota.57

Berikut

beberapa konsep penerapan dalam urban farming yang sangat bervariasi:

a. Tabulampot

Budidaya Tanaman Buah dalam Pot (Tabulampot) mulanya

dikenal di daratan Cina dan Jepang disebut She Juang Penjing dan Shan

shui penjing, yaitu Bonsai. Bonsai berasal dari bahasa Jepang yang terdiri

atas suku kata “bon” nampan (wadah) dan “sai” tumbuh. Secara harfiah

bonsai adalah sesuatu yang tumbuh di satu wadah atau tempat dangkal,

kemudian popular dengan istilah pot dan popular dengan sebutan

56

Nugraheni Widyawati,“Cara Mudah Bertanam 29 Jenis Sayur Dalam Pot”,

(Yogyakarta: Lily Publisher, 2015), h. 25. 57

Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah”, h. 116.

Page 45: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

33

Tabulampot. Tabulampot adalah sistem budidaya tanaman buah-buahan

dengan menggunakan pot sebagai tempat hidupnya.58

b. Vertikultur

Verikultur merupakan salah satu sistem budidaya tanaman yang

menggunakan sistem bertingkat atau ke atas. Teknik ini merupakan salah

satu alternatif dalam mengatasi keterbatasan lahan di perkotaan.

c. Hidroponik

Hidroponik merupakan salah satu alternatif dari pertanian di lahan

terbatas/sempit. Budidaya tanaman dengan teknik ini menggunakan tanah

sebagai media tanamnya juga dapat memanen tanamannya sepanjang

tahun dan tidak tergantung musim. Hidroponik ini dapat dilakukan dengan

skala kecil di pekarangan rumah yang luasnya terbatas.

d. Akuaponik

Akuaponik merupakan perpaduan sistem budidaya antara tanaman

dan ikan. Prisnsipnya, tanaman akan memanfaatkan unsur hara yang

didapat dari kotoran ikan.59

58

Bachrum Achmad Baeshowi,“Pertanian Terpadudan Argribisnis”, (Ciputat: Intelektifa

Pustaka, 2004), h. 131. 59

Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah”, h. 54-

78.

Page 46: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

34

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan

Berdirinya Gerakan Peduli Lingkungan berawal dari rasa kesadaran

dan kepedulian kelompok masyarakat, bahwa dalam menjaga dan

melestarikan lingkungan hidup diperlukan komitmen secara kolektif untuk

menuju perubahan perilaku dan terciptanya etika berbudaya lingkungan sehat

dan asri yang bukan menjadi tanggungjawab pemerintah saja.

Pada awalnya di tahun 2003 ibu-ibu Majelis Taklim Darussalam dan

Pemuda di Perumahan Pondok Pekayon Indah (PPI) berkunjung ke Banjarsari,

Desa Agrowisata lingkungan di Jakarta Selatan yang dipimpin oleh Ibu Harini

Bambang Wahono yang kita kenal sebagai pelopor lingkungan hidup

khususnya bidang persampahan di Indonesia. Pada saat kunjungan itu, serta

merta ibu-ibu dan pemuda tergugah serta termotivasi, mempunyai niat untuk

mengembangkan hal yang sama seperti Ibu Bambang lakukan. Selama 3 bulan

sejak itu, komunitas didampingi oleh Ibu Sri Riadiati seorang mahasiswi pasca

sarjana Universitas Indonesia jurusan Psikologi Lingkungan yang

dipertemukan di kediaman Ibu Bambang saat kunjungan kesana. Proses

tumbuh warga PPI dalam membentuk komunitas yang peduli lingkungan

dijadikan kasus oleh beliau dalam menyusun disertasinya. Diawali dengan

mengadakan in house training, komunitas YGPL Pekayon mencerdaskan diri,

membekali diri dengan wawasan dan ilmu sekitar kesehatan lingkungan.

Diperjelas dengan melihat kenyataan rendahnya kualitas lingkungan di sekitar

Page 47: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

35

Pekayon, khususnya masalah persampahan, sehingga membuat komunitas

YGPL Pekayon semakin tertantang untuk maju melangkah.

Kemudian komunitas YGPL Pekayon berkomitmen untuk melanjutkan

dengan membentuk organisasi, menetapkan visi dan misi, kepengurusan serta

menyusun program. Maka, lahirlah Gerakan Peduli Lingkungan pada tanggal

4 April 2003.Yang dipelopori oleh MTIID (Majelis Ta’lim Ibu-ibu

Darussalam) dan HIPPI (Himpunan Pemuda Pondok Pekayon Indah).

Selangkah demi selangkah YGPL melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan

kemampuan dan potensi yang ada, secara swadaya dan swakarya.

Pada tahun 2007-2008, YGPL ditunjuk sebagai Stakeholder PPK-IPM

(Program Pendanaan Kompetisi-Indek Pembangunan Masyarakat) untuk Jawa

Barat, dengan mengadakan kegiatan ToT (Training of Trainer) untuk 24 kader

dan memandu kegiatan replikasi ke 4 kelurahan dengan jumlah peserta 100

orang. YGPL memiliki jumlah pengurus inti aktif sebanyak 50 orang. YGPL

juga menggalakkan kembali kebun TOGA (Tanaman Obat Keluarga),

pengomposan skala kawasan, dan meningkatkan produksi kerajinan dari

limbah seperti plastik, botol, kertas dan kulit telur. Kelompok ini

membudidayakan sayuran organik di lahan percontohan, dan yang terakhir

YGPL menerbitkan buletin setiap 2 bulan untuk menyebarkan informasi

mengenai kegiatan yang akan dan sudah dilakukan kepada masyarakat.

Kegiatan pengelolaan sampah dan gerakan penghijauan yang telah dilakukan

YGPL Pekayon menghasilkan berbagai penghargaan seperti Juara I Lomba

Kreatifitas Daur Ulang Sampah yang diselenggarakan oleh KLH dan

Page 48: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

36

MNUPW pada Desember 2003, Penghargaan dalam bidang Pemberdayaan

dan Kesejahteraan Keluarga dari Walikota Bekasi pada Desember 2004,

Penghargaan sebagai Pelopor Peduli Lingkungan dari Walikota Bekasi

Juni 2005, Juara II Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga Tingkat

Provinsi Jabar dari Gubernur Jabar Juli 2005, Juara I Peningkatan Kualitas

Lingkungan Keluarga Tingkat Kota Bekasi Juli 2005, Juara I Lomba TBM

dalam rangka Keteladanan PLS Provinsi Jawa Barat 2007, Juara I Pengelola

TBM tingkat Provinsi Jawa Barat dalam rangka JAMBORE PTK-PNF 2008,

Terbaik Ke VI dalam Pengelola TBM Tingkat Nasional dalam rangka

JAMBORE PTK-PNF 2008 dan Penghargaan Juara I Kategori Bank

Sampah (Lomba K3 Tingkat Kota Bekasi) 2014.

Seiring dengan tumbuh kembang komunitas YGPL, pada tanggal 1

April 2009, YGPL melakukan pengembangan kelembagaan dengan

mengukuhkan organisasi yang semula berbentuk komunitas ke bentuk

Yayasan dengan nama: Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon. Saat

ini YGPL mempunyai 30 kader dan 70 relawan. Bentuk organisasi yayasan ini

adalah sosial, nir bala, independen, netral (tidak berpihak ke satu ideologi,

golongan agama, ras maupun suku atau kedaerahan).60

Para anggota yayasan mempunyai motto sebagai berikut: Prestasi tidak

menjadikan kami berhenti. Memelihara komitmen menjadi tantangan yang

tidak mudah dilakukan. Perlu kerja keras untuk bisa konsisten dan

berkelanjutan. Energi perlu senantiasa dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.

Kreatifitas diupayakan terus diasah. Diperlukan kerjasama dan membentuk

60

http://www.ygplpekayon.com/ Artikel diakses pada 29 Mei2016 pada pukul 12.33 wib.

Page 49: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

37

jejaring dengan lembaga yang mempunyai satu visi. Dengan bekal cinta,

peduli, disiplin, tanggung jawab dan sabar semoga kiprah yayasan ini member

kontribusi yang berati terhadap program pemberdayaan masyarakat dalam

pelestarian lingkungan di Indonesia.

B. Visi dan Misi

Dalam menjalankan berbagai program kegiatan, Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan memiliki visi dan misi yang dijadikan pedoman mencapai

sasaran antara lain:

1. Visi

Untuk menciptakan Pondok Pekayon Indah menjadi lingkungan yang

bersih, sehat, asri, harmoni dan lestari serta memberdayakan masyarakat

dalam bidang pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup.

2. Misi

Menanamkan dan meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat

terhadap masalah lingkungan. Menggalang dukungan dan partisipasi aktif

dari setiap individu maupun kelompok masyarakat. Melaksanakan secara

swadaya dan swakarsa. Membangun perilaku dan budaya baru

berwawasan lingkungan secara berkelanjutan.

C. Identitas Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon

Nama Lembaga :Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon

Tanggal Berdiri : 4 April 2003

Bentukan : 2003-2009: Komunitas, 2009-Sekarang: Yayasan

Organisasi Sosial, Nir Laba dan Independen.

Page 50: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

38

Lokasi : RW 8-11 Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan.

NPWP : 21.084.93.7-432.000

D. Struktur Organisasi

Dalam kegiatan keorganisasian dan kelembagaan yang baik,

diperlukan adanya struktur organisasi agar segala kegiatan tersusun rapi serta

akan mempermudah dalam mencapai tujuan.

Struktur Organisasi Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan61

61

http://www.ygplpekayon.com/ Artikel diakses pada 1 Juli 2016 pada pukul 9.33 wib.

Dewan Pembina

Ir. Lala Gozali

Humas

Yustiardani

Sekertaris

Wiwik Satrio

Mitra Kerja

Donor

Narasumber

Ketua

Rustinah Hassan

Bendahara

Neni Rizal

Prog Pengembangan

Ir. Lala Gozali

Unit

Tamanca

Nur

Mutmainah

Unit

Pengemban

gan

masyarakat

Yulianti A.

Ruddy

Duta

Lingku

ngan

Wirda

RW 8-11

Dewan Pengawas

Ellis Agus

Unit

KRPL

Harmoni

Siti Nurul

Unit Bank

sampah

Windy Usman

Unit Rumah

Kompos

Suko Nitono

Unit Rumah

Perca

Siti Rochana

Page 51: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

39

E. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuannya adalah YGPL sebagai Bekasi pelopor untuk lingkungannya

serta untuk mewujudkan Pondok Pekayon Indah sebagai kawasan

pemukiman yang ramah lingkungan.

2. Sasaran yang ditargetkan oleh YGPL yaitu dari berbagai kalangan

masyarakat, seperti Ibu-ibu (terutama kelompok PKK, arisan) siswa

sekolah/pelajar (TK, SD, SMP, SMU dan sederajat), kelompok pendidik

atau guru, kelompok kepemudaan, warga RT, RW, organisasi keagamaan

di komplek Perumahan PondokPekayon Indah dan tempat lainnya.62

F. Sarana dan Prasarana

Terkait dengan fasilitas pendukung yang tersedia di Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan, maka disediakan saran dan prasarana agar semua kegiatan

berjalan lancar. Fasilitas meliputi: Pembangunan Taman Kota, Gedung dan

Fasilitas pilar sampah 3R dibangun sejak akhir bulan Juli 2012 dan selesai

akhir akhir bulan September 2014, tempat pelatihan, papan slogan, baktor atau

bak sampah bantuan dari BJB dan Gubernur Jawa Barat pada tahun 2013,

ketersediaan peralatan untuk pengolahan sampah (seperti: 4 mesin pencacah,

timbangan, pengayak, tong-tong besar), lahan rumah kompos untuk program

kawasan rumah pangan lestari, rak tanaman vertikal, rak hydroponik, rak

aquponik, komposter, peralatan pertanian (seperti: bibit, sepatu bot untuk

anak-anak, paralon, cangkul), Saung Pembibitan Kwt Harmoni, Kebun Bibit

yang terdapat di rumah kompos, bangunan Taman Bacaan beserta

perlengkapannya (yaitu: memiliki koleksi ±7532 eksemplar dengan 3601 judul

62

Wawancara pribadi dengan Ibu Ir. Lala Gozali sebagai Dewan Pembina Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan, Pondok Pekayon Indah, pada 19 Juli 2016.

Page 52: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

40

yang terdiri dari majalah, buku bergambar, buku fiksi maupun non fiksi,

ensiklopedia, kamus, buku pelajaran, atlas dan peta, mainan edukatif dan

peralatan untuk menggambar dan mewarnai), tempat pengolahan produksi

kompos kawasan, baru dibangun Rumah Bunda SEHAT disana terdapat:

(ruang ASI, ruang instalasi, kompor, computer, alat-alat masak, susu) yang

mana mesin jahit dari Pemkot untuk rumah perca, Seluruh Posyandu yang ada

di RW.008 ; 009 ; 010 dan 011 masing-masing mendapatkan bantuan 1 unit

Alat Timbangan Bayi, Alat Kontrol Kesehatan dan Makanan Bayi, alat tinggi

badan dan lainnya dari ASTRA Internasional, Gedung baru untuk Posyandu

dan Posbindu RW 11 Pekayon Jaya.

G. Program Kegiatan Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan

Yayasan ini merupakan lembaga yang peduli terhadap permasalahan

lingkungan dan turut memberdayakan masyarakat Pondok Pekayon Indah.

Diantara berbagai programnya, YGPL memiliki empat program utama yaitu:

pemberdayaan masyarakat, pemilihan dan pengomposan sampah serta

pembibitan atau penghijauan dan beberapa Unit pengembangan YGPL sudah

dibentuk yaitu: Unit Pengelolaan Kompos Kawasan, Unit Taman Bacaan, Unit

Arisan YGPL, Unit Buletin dan Unit YGPL Kids. Lima lingkup kegiatan

unit program pengembangan yang sedang diterapkan, yaitu:63

1. Unit Pemberdayaan Masyarakat

Dalam program utamanya YGPL Pekayon, pemberdayaan

masyarakat merupakan Jasa pemberdayaan masyarakat yang berbasis

63

http://www.ygplpekayon.com/ Artikel diakses pada 04Juni 2016 pada pukul 07.10

wib.

Page 53: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

41

kewirausahaan sosial. Prinsip layanan yang YGPL berikan adalah

1.Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon Green Society yaitu Program

Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon untuk menciptakan komunitas yang

terpadu yang meliputi program pembangunan fasilitas penunjang

kesehatan yang memadai, sentra pemberdayaan ekonomi masyarakat,

fasilitas penunjang pendidikan dan menciptakan masyarakat yang peduli

lingkungan serta pelatihan cara mengelola sampah. 2. Bank Sampah

Masuk Sekolah yaitu Upaya yang mengintegrasikan pengelolaan

lingkungan serta belajar layanan keuangan kepada anak dilakukan oleh

YGPL dengan membuka konter Bank Sampah. Murid sekolah dilatih

menjadi Petugas Bank Sampah untuk menerima dan mengelola setoran

sampah dari murid-murid lainnya. Setoran sampah yang terkumpul

disalurkan ke Bank Sampah di sekitarnya yang juga binaan YGPL, uang

hasil penjualan sampah tersebut dikreditkan kepada nasabah di sekolah

dalam bentuk tabungan. Program ini sebagai bentuk upaya memperluas

jaringan Bank Sampah yang terintegrasi dengan pendidikan lingkungan.

Di dalamnya YGPL Pekayon terdapat berbagai materi program pelatihan

dan Pembinaan Masyarakat dalam Berbudaya Lingkungan yaitu sebagai

berikut:

a. Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan Masyarakat dalam Berbudaya

Lingkungan

1) Eco – School “SD Kinderfield Kemang Pratama”

“Go-Green School” Adiwiyata. Di mana dalam program ini

tim edukasi Eco Green School akan melakukan kunjungan ke beberapa

Page 54: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

42

sekolah yang terdaftar untuk dikunjungi. Tim akan menjelaskan beberapa

program edukasi yang ada di Eco Green School seperti pembelajaran

tentang pengolahan sampah, daur ulang sampah, serta pembelajaran

tentang lingkungan hidup.

2)Eco-Pesantren“AlQomariyah”

Program yang bertujuan untuk mendorong peningkatan

pengetahuan, kepedulian, kesadaran dan peran serta aktif warga pondok

pesantren terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup berdasarkan

ajaran agama Islam. Dengan Memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis

dengan harapan agar eco pesantren dapat diimplementasi melalui

“gerakan” baik melalui penguatan internalisasi isue lingkungan kedalam

proses belajar mengajar maupun aksi kepedulian dan perubahan perilaku

warga pondok pesantren yang didukung oleh penguatan sarana ramah

lingkungan.

3) Eco-Office “Kantor Peduli Lingkungan”

Konsep kantor ramah lingkungan tersebut dapat diaplikasikan pada

semua kantor agar bisa membuat suasana nyaman, menghemat biaya

operasional, sebagai wujud partisipasi dalam mengurangi global warming,

membuat pikiran akan menjadi lebih fresh dan semangat kerja akan

meningkat. Salah satunya YGPL Pekayon memberikan Pelatihan kepada

karyawan Menara Kuningan 04 Mei 2016 tentang Pemilahan Sampah Di

Kantor dimana Kantor Peduli Lingkungan (Eco Office).

Page 55: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

43

4)Eco-Campus

Perguruan tinggi menjadi ujung tombak terdepan dalam menyelesaikan

suatu permasalahan bangsa, termasuk permasalahan lingkungan. YGPL

Pekayon memberikan pelatihan sebagai pekan pengenalan dan pembekalan

mahasiswa baru Universitas Bhayangkara pada 26 Agustus 2016.

Gambar 1. Kegiatan Eco-Campus di Universitas Bhayangkara

Sumber: Dokumentasi Peneliti

b. Bimbingan Teknis Pengolahan Lingkungan Tingkat Rumah Tangga.

Pemberian penyuluhan pelatihan dalam kegiatan pelatihan dan

pembinaan masyarakat di kader lingkungan seperti: Diajarkan cara

membuat kompos secara individu, yang dapat dilakukan disetiap Rumah

tangga dan pembinaan pemilihan sampah.

2. Unit Kompos Pekayon

Mendaur ulang sampah organik dengan cara mengolahnya dapat

menghasilkan kompos organik. Pengelolahan sampah ini sudah ada sejak

tahun 2004 lalu perluasaan pengolahan sampah yang diharapkan bisa

Page 56: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

44

menghasilkan kompos sebanyak 1,5-2 Ton perminggu dan dilokasi ini

menjadi tempat pelatihan kader-kader yang dapat mengembangkan

pengolahan sampah di wilayah/komplek perumahan secara kawasan di

sekitar Kota Bekasi nantinya.

Dalam unit program kompos ini, Pondok Pekayon Indah

menyediakan program pelatihan pengelolahan sampah di dalamnya.

Program pelatihan pengolahan sampah disusun berdasarkan konsep

“integrated process” (Integrated Citarum Water Resources Management

Investment Program (ICWRMIP) merupakan gambaran strategi, rencana

dan pelaksanaan yang memetakan posisi saat ini dengan visi, hasil dan

tujuan yang ingin kita capai di masa depan untuk pengelolaan terpadu

sungai Citarum. Dari tahap pengumpulan sampah, pengolahan sampai

pada pemanfaatan hasil olahan. Konsep utamanya ditujukan untuk

aktivitas pengelolaan sampah komunitas dan tidak bersifat individual.

Adapun manfaat kompos adalah untuk Penghijauan dalam arti luas

adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan

kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik

sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Untuk memenuhi

kebutuhan pangan sehari-hari dengan salah satu cara yaitu Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL). Melalui KRPL, pemanfaatan lahan

pekarangan sempit dengan cara menggunakan media kompos dan pupuk

secara organik agar terciptanya area tanam dan menghasilkan pangan yang

sehat.

Page 57: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

45

Untuk proses pemilihan sampah yang akan diolah menjadi kompos

terdapat 2 proses di dalamnya yaitu:

a. Mekanisme pemilihan sampah dari rumah.

Pemilihan sampah adaah proses yang paling sulit dan paling penting

dalam proses pengolahan sampah. Yang dapat dilakukan ialah

mensosialisasikan ke anggota keluarga mengenai kategori pemilihan

sampah, cara pemilihan sampah dan saranayang dibutuhkan seperti

menyediakan 2 tempat sampah, satu untuk sampah organik dan

sampah anorganik.

b. Pengangkutan sampah

Sampah organik diangkut dari rumah menggunakan gerobak motor

oleh petugas khusus. Kemudian sampah organik yang telah terkumpul

perlu dipilah lagi dari ranting-ranting besar.64

Dari proses pengolahan sampah menjadi kompos yang sudah

dilakukan Gerakan Peduli Lingkungan, dapat menghasilkan berbagai

variasi produk: kompos dan pupuk organik cair yang mereka jual.

3. Unit “Tbm MANCA”

Taman bacaan dan bermain di Pondok Pekayon Indah berdiri sejak

05 Mei 2005 atas kerjasama Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL)

Pondok Pekayon Indah dan Yayasan Taman Baca Indonesia untuk

mendapatkan fasilitas berupa bangunan Taman Baca beserta

perlengkapannya. Taman baca merupakan tempat publik, pusat

pengembangan kreatifitas dan tempat singgah yang aman dan nyaman

64

Buletin Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan, Seri04 tahun 2008 s/d 2010.

Page 58: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

46

setelah rumah dan sekolah bagi Anak-anak agar berdampak positif bagi

kemandirian anak. Tbm Manca dibentuk untuk mencerdaskan bangsa

melalui pembangunan budaya membaca pada masyarakat Indonesia, agar

generasi muda kelak memiliki budaya membaca sejak kecil. Sasaran dari

taman bacaan ini adalah anak-anak yang bersekolah di dalam atau luar

lingkungan Pondok Pekayon Indah. Jumlah anggota dari Taman Bacaan

Pondok Pekayon Indah sebanyak 350 anak terdiri SD, TK, SMP dan SMU.

Ketua dari Taman Baca adalah Ibu Nur Mutmainah. Adapun tujuan yang

terdapat di Tbm MANCA yaitu:

a. Menggalang pasrtisipasi masyarakat dalam pengelolaan rumah baca.

b. Menarik minat baca anak-anak Pondok Pekayon Indah dan sekitarnya.

c. Memberikan sarana baca yang memadai untuk sekolah-sekolah di

lingkungan Pondok Pekayon Indah dan sekitarnya.

d. Menggalang kreatifitas untuk menumbuhkan budaya membaca.

e. Membantu meringankan beban keluarga prasejahtera untuk

menimbulkan budaya membaca dan belajar.

Adapun prestasi yang pernah Tbm Manca raih berupa: JUARA 1 Lomba

TBM dalam rangka keteladanan PLS kota Bekasi 2007, JUARA 1 Lomba

TB dalam rangka keteladanan PLS Propinsi Jawa Barat. Selain prestasi

yang diraih, terdapat pula penghargaan yang yang sudah dicapai oleh Nur

Mutmainah Gufron selaku ketua program dari Tbm manca berupa

PIAGAM PENGHARGAAN sebagai Peserta Terbaik VI dalam kegiatan

Jambore 1000 PTK-PNF pada Pengelola Taman Bacaan Masyarakat.

Page 59: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

47

4. Unit KRPL “Harmoni” Kawasan Rumah Pangan Lestari

Salah satu kawasan yang menerapkan program Kawasan Rumah

Pangan Lestari secara swadaya ialah Kawasan Perumahan Pondok

Pekayon Indah Kel. Pekayon Jaya Kec. Bekasi Selatan yang berlokasi di

RT.004 RW.011 yang didirikan pada April 2013. Pengembangan program

Kawasan Rumah Pangan Lestari menjadi salah satu alternatif berkebun di

lahan sempit dengan menggunakan pemanfaatan pekarangan skala kecil

yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan, gizi

keluarga, dan peningkatan pendapatan yang pada hasil akhirnya dapat

meningkatkan kesejahteraan sehingga mampu mewujudkan kemandirian

masyarakat dengan mengenalkan cara tanam secara Hydroponik dan

Aquaponik. Selain itu, KRPL juga mencakup upaya intensifikasi

pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah,

rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan

pengolahan dan pemasaran hasil. Namun, Sebagian besar Kelompok

Wanita Tani (KWT) Harmoni di Pondok Pekayon Indah belum semua

melakukan optimalisasi pekarangan dan pengembangan pertanian.

Pengetahuan masyarakat juga masih kurang seperti pembasmian hama

penyakit, teknik-teknik dalam bertanam, mutu dan gizi pangan.

Tujuannya adalah membuat konsumsi pangan masyarakat lebih

beragam sehingga asupan gizi lebih berimbang dan menekan pengeluaran

untuk kebutuhan makan harian antara Rp 200.000 sampai Rp 800.000 per

bulan. Saat ini anggota aktif KRPL berjumlah 20. Seperti yang

diungkapkan Ibu Siti Nurul sebagai Ketua KRPL 22 Agustus 2016.

Page 60: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

48

“Kalo untuk tujuannya itu menekan pengeluaran kebutuhan

makanan harian belanja sayuran dari Rp 200.000 sampai Rp

800.000 perbulan waktu itu pernah tercapai tapi ya..banyak

kendala cuma bertahan selama 6 bulan diawal saja trus

meningkatkan gizi balita kita dimana sayuran organik itu dapat

menujang gizi keluarga sehingga mencetak generasi balita yang

sehat, kuat, punya daya tahan tubuh yang bagus terbebas dari zat-

zat kimia karna zaman sekarangkan udah ga aman banyak yang

berjualan curang gitu mau ga mau demi sehat dimuali dari

sayuran kita tanam sendiri. Untuk anggota dulunya berjumlah

sampai 40an pas ada kegiatan penyuluhan KRPL mereka masih

perhatian tapi tindaklanjut dari itu yang ga ada tapi makin kesini

yang aktif cuma 20an orang aja.”65

KRPL tidak hanya untuk warga pemilik pekarangan di desa, tetapi

juga di kota karena bagi masyarakat yang memiliki lahan terbatas bisa

tetap menanam dengan teknik vertikultur dan dapat menghasilkan pangan

dari rumah. Dengan menerapkan budidaya tanaman sayuran, buah-buahan,

tanaman pangan, tanaman obat keluarga (toga), budidaya ikan dan ternak.

Komoditas yang telah dibudidayakan oleh KWT Harmoni Indah

adalah tanaman yang dapat dipanen dalam jangka pendek, diantaranya:

berbagai tanaman sayuran organik; sawi, kangkung, bayam, pakcoy,

seledri, salada keriting, kalian, kacang panjang, bawang merah, cabai

merah, cabai rawit, daun salam dan lainnya kemudian tanaman buah;

terong, tomat dan lainnya lalu TOGA; binahong, kumis kucing, daun

katuk, daun cincau, daun saga, kencur, sirih, ginseng, kunyit, daun dewa,

samiloto dan lainnya dengan mencoba membudidayakan menggunakan

pupuk organik dan membuat penyemprotan hama dengan pestisida

organik yang mereka buat sendiri agar tercipta area pertanaman yang

65

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul sebagai Ketua Progam Kawasan Rumah

Pangan Lestari, Pondok Pekayon Indah pada 22 Agustus 2016.

Page 61: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

49

sehat. Dari hasil wawancara denga Ibu Ir. Lala Gozali 10 Maret 2016

sebagai berikut:

“ Tanaman yang kita tanam ini yang mudah dipanen dalam jangka

pendek disesuaikan dengan musim panas dan musim hujan supaya

bisa digunakan untuk keperluan dapur yang kita tanam tuh ada

kangkung, bayam, seledri, kalian, kacang panjang, bawang merah,

cabai merah, cabai rawit, daun salam, cabai, terong untuk

TOGAnya ada binahong, kumis kucing, daun katuk, daun cincau,

daun saga, kencur, sirih, ginseng, kunyit, daun dewa, samiloto

semua jenis tanaman ada teknik dalam menanamnya.66

Dalam perjalanan menerapkan program KRPL tentu ada

peningkatan dan penurunan dalam pencapaian tujuan programnya sejak

2013 sampai 2016. Selama 3 tahun berdiri tak luput mendapatkan

dukungan dari Kementrian Pertanian, Badan Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Dinas Perekonomian Rakyat Bekasi dalam

memberikan perhatian berupa pelatihan dan penyuluhan dalam

pelaksanaan program ini.

5. Unit Bank Sampah “LESTARI”

Unit bank sampah menjadi salah satu program utama Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL). Bank Sampah adalah sebuah kreasi

inovatif yang dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan nilai ekonomi

yang terkandung dalam sampah, dan secara tidak langsung dapat

mengurangi sampah yang dibuang melalui gerakan 3R (Reuse, Reduce,

Recylyng) Reuse: Memakai ulang, Reduce: Membatasi dan Mengurangi,

Recylyng: Mendaur ulang.

66

Wawancara pribadi dengan Ibu Ir. Lala Gozali sebagai Dewan Pembina Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan, Pondok Pekayon Indah, pada 12 April 2016.

Page 62: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

50

Sampah terdiri dari 2 macam, ada sampah organik dan sampah

anorganik. Sampah organik biasa dikenal juga dengan sampah basah yang

mempunyai masa hancur berlangsung alami (1-6 bulan ). Terdiri dari

bahan-bahan alami atau organik yang mudah membusuk, seperti: Sisa

Makanan atau Sampah Dapur, Tulang Ikan atau Hewan (sebelumnya

dipotong kecil-kecil), Sisa Sayuran, Daun-daunan Kering, Roti, Nasi, Kue,

Daging dan lain-lain. Sampah anorganik biasa dikenal juga dengan sampah

kering. Terdiri dari senyawa an-organik atau bahan buatan yang tidak

mudah membusuk seperti: Benda atau barang yang terbuat dari kaca

maupun beling (botol bekas minuman, kecap, saus) dengan masa hancur

alami ratusan tahun, Benda Logam atau kaleng minuman dengan masa

hancur alami (80-100tahun), Benda plastik, shampo, minuman botol dll

(50-80 tahun), Styrofoam dibutuhkan 200-400 tahun untuk hancur alami,

bekas makanan, kertas, kardus, B3 (bahan berbahaya dan beracun dan lain-

lain. Karena mendaur ulang sampah memiliki berbagai manfaat

diantaranya: menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan,

melestarikan kehidupan mahluk hidup yang terdapat pada suatu

lingkungan tertentu, menjaga keseimbangan ekosistem mahluk hidup yang

terdapat pada lingkungan, mengurangi sampah anorganik karena sampah

anorganik ada yang dapat bertahan 300 tahun ke depan, mendapatkan

tambahan penghasilan dan hasil pengolahan sampah tersebut pada

akhirnya dapat di jual.

Di Kelurahan Pekayon Jaya misalnya warganya telah memiliki

Bank Sampah dan setiap warga berperan aktif baik sebagai “nasabah”

Page 63: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

51

maupun sebagai pengelolanya. Dalam Bank Sampah yang disetorkan

“nasabah”nya adalah sampah yang dipandang bernilai ekonomis.

Kemudian pengelola Bank Sampah harus melakukan upaya kreatif dan

inovatif agar sampah-sampah yang dihimpun dari “nasabah” dapat

menjadi uang.Oleh karena itu, pengelola Bank Sampah tersebut harus

merupakan orang-orang yang kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa

kewirausahaan. Dengan tangan-tangan kreatif YGPL dan pemikiran-

pemikiran inovatif ternyata sampah yang selama ini sering dianggap

masalah, bagi mereka justru menjadi berkah. Dalam menabung bank

sampah di YGPL terdapat 2 cara yaitu:

a. Sistem individual (penabung datang ke bank sampah). Dengan cara:

Pemilahan sampah skala rumah tangga dulu, lalu penyetoran,

penimbangan, pencatatan dan hasil sampah yang disetorkan dimasukan

kedalam buku tabungan.

b. Sistem komunal (Petugas mendatangi TPS terpilah tiap RT). Dengan

cara: pilih sampah dari rumah, tabung sampah di TPS pilah ditiap RT,

petugas bank sampah akan mengambil sampah terpilah di tiap RT,

pengambilan sampah oleh pengepul, pengepul menghargai setiap

tabungan sampah tiap RT, lalu teller memasukan hasil penjualan tiap

RT (30%), sementara yang 70% untuk menggaji pengambil sampah.

Pengambilan sampah anorganik dilakukan 2 kali seminggu.

Dalam pengembangannya Bank sampah terdapat dibeberapa titik

Pekayon: Lestari 1= RT 1 RW 11, lalu Lestari 2= RT 3 RW 11, lalu

Lestari 3= RT 2 RW 11, Lestari 4= RT 4 RW 11, lalu Lestari 5= Posyandu

Page 64: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

52

RW 8, Lestari 6= Posyandu RW 9, kemudian Lestari 7= Posyandu RW 10,

Lestari 8= Posyandu RW 11, Lestari 9= Manca (Taman Bacaan) dan

Lestari 10= Paud Robbani.

6. Unit Produksi Kerajinan

Kerajinan limbah merupakan unit yang memotivasi warga untuk

memanfaatkan sampah menjadi produk kerajinan yang berkualitas

sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Kain perca adalah potongan

kain sisa yang bisa didapatkan di konveksi ataupun penjahit-penjahit

rumahan karena dianggap sampah. Tapi ditangan Ibu-ibu YGPL, kain

perca bisa dibuat kerajinan tangan yang memiliki nilai jual berupa: Tas

lukis kain, tas kain dibordir mesin, sarung bantal, penutup galon mineral,

serbet kain, bunga kain sampai kepada perca in fashion yang sudah

mengikuti pameran di sanggar gianti. Tidak hanya berupa kain saja, Ibu-

ibu YGPL telah mendaur ulang limbah dari kulit telur, gelas plastik

mineral menjadi kreasi parsel bunga lalu, botol-botol bekas menjadi botol-

botol cantik yang dapat digunakan sebagai pajangan dengan ornament

bunga bercat warna-warni yang sedap dipandang mata.

H. Peristiwa atau Kegiatan YGPL Pekayon

Selain terdapat banyak program kegiatan yang dikembangkan, mereka

juga memiliki kegiatan-kegiatan dan mendapat kunjungan tamu atas

kepeduliannya terhadap lingkungan. Kegiatan tersebut berupa:

1. Kegiatan rutin Posyandu dan Posbindu Rw 011 setiap bulan di hari kamis

minggu kedua bersama ASTRA Internasional. Kegiatan yang dilakukan

seperti: pendataan, pemeriksaan kesehatan balita, penimbangan berat

Page 65: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

53

badan balita, pemeriksaan gigi balita dan anak, pemeriksaan kesehatan ibu,

pemeriksaan tekanan darah, Pemeriksaan Gula Darah, Asam Urat dan

Kolesterol semuanya ” GRATIS, Pemeriksaan ” GRATIS ” Osteoporosis,

Jantung Sehat dan Pembulu Darah. Warga yang datang ke Posyandu

cukup hanya membayar dengan sampah, lalu Sampah yang terkumpul

akan dijual dan uangnya untuk kas posyandu.

2. Expo merupakan salah satu cara promosi hasil kerajinan daur ulang kreasi

dari YGPL mengikutipameran arginex Expo 2014 tentang pertanian, KOI

Expo terdapat kreasi kerajinan kain perca, polybag, Festival Hijau Bekasi

di Universitas Empatlima dan Pameran di Universitas Indonesia.

3. Taman hijau Pekayon adalah salah satu program P2KH atau Program

Pengembangan Kota Hijau dengan bentuk aksi nyata dalam pengelolaan,

menjadikan kota hijau dan merehabilitasi kembali tanaman milik YGPL

Pekayon. Adapun fasilitasnya seperti arena bermain anak, arena main

pasir, lapangan basket, berkebun, pembibitan tanaman, aula atau jenis

panggung kecil (pendopo) dan berbagai jenis tanaman buah.

4. Menerima kunjungan tamu pada tahun 2015 dari mahasiswa Colombo

Plan Australia untuk melihat kalau dana yang mereka kucurkan untuk

pembangunan tempat pengelolaan sampah 3R di Pekayon berjalan dengan

baik dan kunjungan dari Kalimantan Selatan.

5. Menerima kunjungan tamu pada 2016 dari Kalimantan Selatan dalam

Peserta Kunjungan Kerja.

Page 66: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

54

I. Pembiayaan Operasional

Untuk mencapai misi yang dijalankanYayasan Gerakan Peduli

Lingkungan Pekayon, diperlukan daya dukung yang memadai untuk

menjalankan operasional sesuai standar yang memadai. Dana operasional

didapat dari menjadi narasumber penyuluhan baik dari undangan pihak luar,

maupun dari tamu yang datang berkunjung ke YGPL dengan status tetap dan

tidak tetap. Selain itu, dana diperoleh juga melalui penjualan kompos,

tanaman, dan kerajinan/suvenir yang dibuat seperti T-shirt, jam, tas, pin dan

buletin YGPL, hasil kerjasama dan bantuan dari Corporate Social

Responsibility (CSR) perusahaan ASTRA International dalam mendukung

Kegiatan rutin Posyandu dan Posbindu di RW 008-011, menerima bantuan

kerja sama dari Sari Husada, Indomart dan rumah zakat dalam membentuk

Rumah Bunda SEHAT agar Ibu-ibu binaan memiliki kepandaian dengan itu

ekonomi mereka terbantu, instansi pemerintah Bekasi seperti: Dinas

kebersihan dan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH), dana

didapatkan menjadi narasumber dalam suatu acara.

J. Mitra Kerja

Untuk mempermudah dalam pelaksanaan program-program yang

terdapat di YGPL, ada beberapa mitra kerja yang sudah banyak bekerjasama

dengan yayasan ini, dengan status tetap dan tidak tetap. Diantaranya dari mitra

kerja tersebut adalah:

1. Bekerja sama dengan Instansi Pemerintah seperti: Kementrian Negara

Lingkungan Hidup, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH)

PemKot Bekasi, Dinas Sosial PemKot Bekasi, Dinas Kebersihan PemKot

Page 67: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

55

Bekasi, Dinas Kesehatan PemKot Bekasi, Dinas Pendidikan, Dinas

Perekonomian Rakyat Bekasi, Subdirektorat Agribisnis, Kelurahan

Pekayon Jaya dan Kecamatan Bekasi Selatan.

2. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Ditjen Penataan ruang-

Kementrian pekerjaan umum dalam pembangunan Taman kota Pekayon

Jaya yang merupakan salah satu kegiatan Program Pembangunan Kota

Hijau (P2KH).

3. Aliansi Perempuan dalam Perempuan Berkelanjutan (APPB).

4. Japan International Cooperation Agency (JICA).

5. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat.

6. Bank Jawa Barat (BJB).

7. Perusahaan swasta seperti: ANTV, DAI TV, Radio Dakta, Delta, Suara

Metro, NET TV, Kompas TV, PT. Alita Praya Mitra, PT. Sari Husada,

Indomart dan Rumah Zakat.

8. Dengan instansi pendidikan seperti: SD Al-Azhar, SD Darussalam

Pekayon, TK Tunas Jaka Sampurna, Fakultas Psikologi-Universitas

Indonesia, Fakultas Pertanian Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi dan

Universitas Tarumanegara.

9. Turut berkontribusi pada program Adipura. Karena Perumahan Pondok

Pekayon Indah menjadi salah satu titik pantau perumahan yang secara

proaktif melakukan kegiatan peningkatan lingkungan, khususnya proses

pembuatan kompos kawasan dan penghijauan.

10. Menjalin kerjasama dengan PT. ASTRA International sebagai CSR.

Page 68: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

56

11. Menjalin kerjasama dengan Indonesia Berkebun, Yayasan Mantif

Indonesia, dan Yayasan Taman Baca Indonesia, Kelompok Majelis Ta’lim

dan PKK.67

K. Gambaran Umum tentang Perumahan Pondok Pekayon Indah-Pekayon

Jaya Bekasi

1. Letak geografis dan Komposisi Penduduk

Perumahan Pondok Pekayon Indah merupakan salah satu bagian

dari kelurahan Pekayon Jaya Kecamatan Bekasi Selatan. Perumahan

Pondok Pekayon Indah memiliki batas wilayah sebagai berikut: Sebelah

barat berbatasan dengan perumahan Galaxy, sebelah utara berbatasan

dengan Jalan Pulo Permatasari Raya, sebelah timur berbatasan dengan

Jalan Raya Pekayon, villa Pekayon dan sebelah selatan berbatasan dengan

Jalan Pulo Ribung. Batas wilayah tersebut membuat RW08-RW17

merupakan bagian dari Perumahan Pondok Pekayon Indah. Seperti yang

diungkapkan Ir. Sukowitono 22 Agustus 2016 sebagai berikut.

“Dahulu tahun 1986, perumahan ini punya BTN (Bank Tabungan

Negara) sebagai pinjaman wilayah belum menjadi PPI, dulu ada

60an RT tapi RWnya Cuma ada 1 trus sejak tahun 1990 an

perumahan ini dipecah dan ditata ada 4 RW masing-masing ada 4

RT dan awalnya bloknya Cuma abcd satu huruf trus berkembang-

berkembang kesana ada blok AA, BB, CC, DD. Pada tahun 2003

diresmikan menjadi Perumahan Pondok Pekayon Indah dengan

bagian wilayah RW 8-RW 17 dulu tahun 1991 perumahan ini

sebagian besar rawa kecuali yang sekarang blok D dulunya tanah

darat Nah tahun 2002 mulai berjalan, bekas rawa oleh warga

ditutup, ditimbun, diratakan namanya tanah timbunan awalnya ya

gersang tidak nyaman jalannya masih batu, becek, tanah merah,

belum diaspal seperti sekarang, tapi tidak pernah banjir Cuma

67

Wawancara pribadi dengan Ibu Ir. Lala Gozali sebagai Dewan Pembina Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan, Pondok Pekayon Indah, pada 19 Juli 2016.

Page 69: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

57

genangan aja klo abis hujan deras karena perumahan ini termasuk

daratan tinggi”.68

Luas wilayah Kecamatan Bekasi Selatan adalah 1.605,40 KM2 atau

7,11% dari Kota Bekasi yang terdiri dari 5 kelurahan dan kelurahan

Pekayon Jaya salah satu dari bagiannya dengan luas: 425 Ha.69

Luas

wilayah Kelurahan Pekayon Jaya terdiri dari RW 01sampai dengan RW 26

yang digunakan sebagai milik adat 154 Ha, pengairan 11 Ha, perumahan

260 Ha, pemakaman 2 Ha, perdagangan 5,8 Ha, perkantoran 1,8 Ha, dan

pekarangan 165 Ha.70

Kelurahan Pekayon Jaya memiliki batas wilayah dengan posisi

geografis sebagai berikut: sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan

Marga Jaya dan Kali Bekasi, sebelah Barat bebatasan dengan Kelurahan

Jakasetia, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kayuringin Jaya

atau Kali Malang dan sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Jaka

Setia.

68

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono sebagai Ketua RW 11 Pekayon Jaya

pada 22 Agustus 2016. 69 http://www.bekasikota.go.id Artikel diakses pada Senin, 19 Juli 2016 pada pukul 20.04

wib. 70

Data Monografi, Kelurahan Pekayon Jaya, tahun 2015.

Page 70: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

58

Gambar 2. Denah Perumahan Pondok Pekayon Indah

S

S

Sumber: Website Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon

Gambar 3. Peta Perumahan Pondok Pekayon Indah

S

U

Sumber: Google Maps Perumahan Pondok Pekayon Indah

Keadaan topografi Kelurahan Pekayon Jaya merupakan daerah

dataran rendah dengan ketinggian tanah 0-25 M dari atas permukaan

Page 71: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

59

lautserta dengan kemiringan 2% menyebabkan di beberapa daerah sulit

untuk membuang limpasan hujan dengan cepat. Memiliki suhu udara rata-

rata 30cc, dengan banyaknya curah hujan 1941 mm/thn.

Komposisi penduduk menurut laporan tahunan kelurahan Pekayon

Jaya 2015 bahwa Jumlah penduduknya adalah 62.441 Jiwa yang terdiri

16.924 kepala keluarga (KK), dengan komposisi laki-laki 21.704 jiwa dan

perempuan 30.737 jiwa. Jumlah ini tersebar dalam cakupan wilayah

adiministrasi Kelurahan Pekayon Jaya terdiri dari 26 Rukun Warga (RW)

dan 169 Rukun Tetangga (RT). Untuk memperjelasnya, berikut tabel

untuk merinci kependudukan menurut lahir, mati, datang dan pindah di

Kelurahan Pekayon Jaya 2016.

Page 72: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

60

Page 73: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

61

3. Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan

Kondisi sosial ekonomi di perkotaan sangat kompleks. Hal ini

dikarenakan masyarakat kota yang plural dengan latar belakang

pendidikan masyarakat, daerah asal, budaya mereka yang beragam dan

mata pencahariannya. Dalam hal ini tak terkecuali terlihat juga pada

masyarakat di Kelurahan Pekayon Jaya. Berikut penjelasan Wilayah

Kelurahan Pekayon Jaya sebagaimana tergambar dari data laporan tahun

2015, memiliki komposisi mata pencaharian dalam tabel:

Tabel 3.

Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Pekerjaan Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

PNS

TNI/POLRI

Pegawai Swasta

Wiraswata

Tani

Buru

Lain-lain

1.863

387

12.576

6.097

146

1.091

41.068

Sumber: Data monografi Kelurahan Pekayon Jaya 2015

Tingkat pendidikan masyarakat akan mentukan model

perekonomian suatu keluarga dari mulai jenis pekerjaan, jumlah

pendapatan dan pola-pola usaha yang dimainkan mereka dalam memutar

roda ekonomi mereka. Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Pekayon

Jaya didominasi oleh tingkat SMU 19.846 jiwa kemudian yang belum

Page 74: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

62

bersekolah 16.062 jiwa dan selanjutnya tingkat S18.240 jiwa. Berikut tabel

yang akan menjelaskan strata pendidikan masyarakat Pekayon Jaya tahun

2015.

Tabel 4.

Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

Belum Sekolah

Sekolah Dasar

SMP

SMU

Akademi

Sarjana (S1)

Magister (S2)

Doktor (S3)

Jumlah

63.225

Sumber: Data monografi Kelurahan Pekayon Jaya 2015

Selain tingkat pendidikan, kategori kependudukan dikelompokan

bedasarkan umur yang paling banyak berada adalah 50 s/d ke atas Tahun

dengan 12.094 Jiwa pada umur Berikut tabel kependudukan yang dikelompokan

bedasarkan umur:

Page 75: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

63

Tabel 5.

Penduduk Bedasarkan Kelompok Umur

No

Penduduk Bedasarkan

kelompok Umur

Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

0 s/d 4 Tahun

5 s/d 9 Tahun

10 s/d 14 Tahun

15 s/d 19 Tahun

20 s/d 24 Tahun

25 s/d 29 Tahun

30 s/d 34 Tahun

35 s/d 39 Tahun

40 s/d 45 Tahun

45 s/d 49 Tahun

50 s/d ke atas Tahun

Jumlah

4.981

4.387

12.094

63.228

Sumber: Data monografi Kelurahan Pekayon Jaya 2015

4. Kondisi Sosial Keagamaan

Sebagaimana diketahui bahwa penduduk beragama islam menjadi

penduduk mayoritas di Indonesia. Di Pekayon Jaya agama islam menjadi

agama yang dianut oleh mayoritas penduduk. Tak hanya masyarakat

beragama islam saja, masyarakat lain yang berbeda agama dapat hidup

rukun dan damai. Tabel di bawah ini menjelaskan komposisi agama yang

dianut penduduk Pekayon Jaya dan jumlah sarana peribadatan tahun 2015.

Page 76: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

64

Tabel 6.

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah SaranaPeribadatan Jumlah

1

2

3

4

5

Islam

Kristen Protestan

Kristen Katholik

Hindu

Budha

Jumlah

55.160

5.674

1.853

146

405

63.238

Masjid &Musholla

Gereja

Gereja

Pura

Wihara

29&30

1

1

-

-

61

Sumber: Data monografi Kelurahan Pekayon Jaya 2015

Page 77: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

65

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

Sesuai dengan temuan yang peneliti dapatkan dari lapangan baik berupa

penelitian hasil wawancara, dokumentasi dan studi pustaka di Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon. Dapat diperoleh suatu informasi, bahwa

program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dilaksanankan merupakan

suatu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat Kelompok Wanita Tani (KWT)

Harmoni di RT 04/RW 11 perumahan Pondok Pekayon Indah. Program ini juga

sebagai bentuk pemberdayaan dan pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan

lahan pekarangan yang ramah lingkungan sebagai sarana tempat inovasi

penanaman berbagai jenis budidaya yang dapat dikonsumsi tingkat rumah tangga

untuk pemenuhan gizi keluarga, sehingga mampu mewujudkan kemandirian

masyarakat, berpeluang juga meningkatkan penghasilan rumah tangga apabila

dirancang dan direncanakan dengan baik lalu turut berkontribusi pada tingkat

penghematan pengeluaran rumah tangga.

Metode evaluasi yang peneliti gunakan adalah model evaluasi sistem

analisis (System Analisis Evaluation Model), di dalam evaluasi ini terdapat empat

model evaluasi meliputi: evaluasi masukan (input), evaluasi proses (process),

evaluasi keluaran (output), evaluasi akibat (outcomes) dan evaluasi dampak

(impact), namun pada penelitian ini model evaluasi yang difokuskan adalah

evaluasi dampak (impact) dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari sebagai

alat ukur untuk melihat sesuatu yang sudah dilakukan benar-benar memberikan

Page 78: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

66

suatu perubahan secara jangka panjang sebagai dampak dari program itu sendiri

pada penerima manfaat Kelompok Wanita Tani (KWT) Harmoni.

A. Evaluasi Dampak (Impact)

Evaluasi dampak menurut Ana Jauharul Islam dan dkk pada BAB II hal 20

dalam mengevaluasi itu sebenarnya mengukur sejauh mana program tersebut

memperoleh hasil, manfaat dan dampak yang telah tercapai pada penerima

manfaat Kelompok Wanita Tani (KWT) Harmoni.71

Evaluasi dilakukan untuk

melihat dan mengukur pelaksanaan dari tujuan program Kawasan Rumah Pangan

Lestari telah memberikan dampak, baik pada perubahan perilaku atau perubahan

yang lainnya. Penilaian pada evaluasi dampak dibedakan menjadi dua bagian

yaitu: dampak positif dan dampak negatif. Berikut ini merupakan penjelasan dari

dampak positif dan dampak negatif:

1. Dampak Positif

Dalam mengevaluasi bagian dari dampak positif peneliti akan menjelaskan

pengaruh maupun manfaat yang terjadi pada Kelompok Wanita Tani (KWT)

Harmoni sebagai hasil program secara jangka panjang. Evaluasi dampak tidak

hanya melihat hasil saja tapi perubahan yang ditimbulkan dari program KRPL itu

sendiri.

Pada program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Yayasan Gerakan Peduli

Lingkungan (YGPL) Pekayon telah memberikan suatu perubahan atau dampak

positif jangka panjang terhadap KWT Harmoni dalam 3 aspek, yaitu: aspek sosial,

71

Pembahasan BAB II, h. 20.

Page 79: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

67

aspek ekonomi dan aspek ekologi. Secara lebih jelasnya, dari dampak positif dari

aspek sosial meliputi hal-hal berikut:

a. Aspek Sosial

Aspek sosial yang dimaksudkan adalah tentang pergaulan hidup dalam

bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, norma sosial yang yang

mengatur interaksi masyarakat, senasib, solidaritas yang merupakan unsur

pemersatu karena manusia sendiri merupakan makhluk sosial yang tidak dapat

hidup tanpa saling bantu membantu dengan manusia lainnya. Kategori dari aspek

sosial tersebut adalah 1) Perubahan perilaku (Self Awerness), 2) Meningkatkan

pengetahuan bahan organik dan 3) Peningkatan keterampilan,

1) Perubahan Perilaku (Self Awerness)

Dalam proses penerapan program KRPL, para anggota mendapatkan

pembinaan dari BPTP yang mana mereka melihat potensi penghijauan dan

kompos yang dimiliki yayasan sebagai modal awal dalam mengembangkan

sumberdaya alam suatu upaya memberdayakan KWT Harmoni di YGPL

Pekayon. Seperti yang dipaparkan dalam bab II sebelumnya bahwa

pemberdayaan menurut sriharini yakni upaya membangun kemampuan dengan

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran potensi yang dimiliki

sumberdaya masyarakatnya. Pada April 2013, BPTP dan BPPT Jawa Barat

datang memberikan binaan selama satu tahun lebih. Mereka melihat bahwa

Yayasan memiliki sumberdaya penghijauan. Dengan melihat potensi yang

dimiliki, BPTP menawarkan bimbingan seputar memaksimalkan lahan sempit.

Tumbuhlah ketertarikan pada ibu-ibu mengenai program KRPL. Penerapan

program KRPL di YGPL telah berjalan selama tiga tahun dari 2013 sampai

Page 80: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

68

tahun ini. Awal materi pembinaan seputar pengajaran pembuatan benih lalu

mengajarkan cara pembibitan hingga proses panen. Pertemuan rutin

keanggotaan KRPL diadakan setiap satu bulan sekali, untuk penyuluhan

diadakan setiap per tiga bulan sekali. Namun pembinaan dan penyuluhan

tersebut hanya berlangsung satu tahun pertama saja, karena pembiayaan dana

untuk BPTP sudah tidak diberikan oleh pemerintahan Lembang hal ini

membuat pembinaan terhenti. Pada oktober 2015 Dinas Perekonomian Rakyat

(DISPERA) memberikan bantuan berupa benih, tapi mereka tidak

memberikan pelatihan maupun penyuluhan. Untuk saat ini pogram KRPL

KWT Harmoni tidak memiliki pengganti dari pembinaan yang dilakukan oleh

BPTP.

Dari penerapan dan penyuluhan tersebut memiliki dampak yang

dirasakan oleh KWT Harmoni yang sedang berjalan dalam kurun waktu tiga

tahun. Dampak yang terlihat adalah mereka mulai mengkonsumsi makanan

sayuran dari lahan pekarangan mereka sendiri. Kebanyakan dari anggota

hanya menanam kebutuhan sayuran dan kebutuhan bumbu dapurnya. Untuk

jenis buah-buahan hanya segelintir orang saja yang menanamnya namun

pengetahuan tentang bertani juga bertambah, saling berbagi hasil tanaman,

anggota lebih berpikir kritis, bertegur sapa sesama anggota dari bertegur sapa

akan menumbuhkan keakraban dan menumbuhkan sikap kebersamaan pada

kelompok.

Pendapat ini diungkapkan oleh Ibu Rustinah hasan, proses dari

menumbuhkan antusias dan kesadaran anggota dalam mengikuti maupun

menghadiri pelatihan program KRPL, sebagai berikut:

Page 81: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

69

“Dengan membuat sesering mungkin kegiatan dan perkumpulan

membuat ibu-ibu kumpul, mereka kenal sayang dengan sayang mereka

merasa rindu lalu mereka hadir keperkumpulan.”72

Pernyataan lain dikuatkan oleh argument ibu lucia sebagai Kelompok

Wanita Tani (KWT) Harmoni dari KRPL. Rasa kebersamaan sebagai

penunjang agar program dapat terlaksana pun dapat tumbuh sebagai berikut:

“…bisa bedakan klo tanaman ada ulatnya itu organik ga pake

pestisida kimia itu, bisa tau sampah sayuran dapur yang dipilah bisa

digunakan menjadi kompos organik. klo yang aku rasakan

dikomunitas kita bisa saling bagi-bagi pengalaman seputar tanaman,

kasih masukan ke ibu-ibu, trus yang paling penting menjaga solid kita

untuk terus melestarikan lingkungan”. 73

Selain memiliki rasa kebersamaan dalam kelompok, mereka juga

mendapatkan rasa kepercayaan diri bahwa mereka mampu melakukan atau

membuat sesuatu yang bisa dibanggakan. Nilai-nilai masyarakat yang

berhubungan dengan adanya proses interaksi kepada sesama anggota dapat

terlihat dari penjelasan wawancara dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar selaku

anggota KRPL sebagai berikut:

“Klo kita lagi panen tuh ya difoto dipamerin di grup WA ibu-ibu GPL

ada rasa bangga tersendiri saja ceritanya habis memanen dari situ

kita menularkankan disanalah ilmunya supaya ibu-ibu lainnya

semangat lagi untuk menanam”.74

Seperti yang diungkapkan ibu Isa fitri, hal serupa juga dikatakan oleh

Ibu Yuni Kahar sebagai anggota program yang merasa mendapatkan banyak

perubahan semenjak mengikuti program, seperti pemaparannya dalam

wawancara berikut:

72

Wawancara pribadi dengan Ibu Rustinah Hasan sebagai ketua Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon, pada 27 Agustus 2016 73

Wawancara pribadi dengan Ibu Lucia sebagai anggota KRPL, pada 26 Agustus 2016. 74

Wawancara pribadi dengan Ibu Wirda Zulfikar sebagai anggota KRPL, pada 26

Agustus 2016.

Page 82: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

70

“…berusaha semaksimal mungkin mengkonsumsinya karena ada rasa

sayang klo membuangnya begitu saja..rasa bertanggung jawab penuh

dari proses menanam yang kita miliki..banyak masyarakat tuh tertarik

dengan program kita seperti diundang menjadi narasumber dalam

memberikan pelatihan gitu..YGPL berdiri untuk melestarikan

lingkungan kemudian kita makin dikenal juga dikalangan sekolah,

universitas.”75

2) Meningkatkan Pengetahuan Bahan Organik

Agar dapat membentuk program yang berkelanjutan dan

perkembangan pada program, BPTP memberikan pelatihan, pembinaan

maupun penyuluhan untuk mengisi wawasan dan pengetahuan usaha pertanian

diperkotaan untuk bekal keberlangsungan program. Untuk itu, BPTP

memberikan berbagai pelatihan dibutuhkan dan penting untuk dipelajari

anggota program. Pelatihan yang diajarkan yaitu seperti memberikan dan

mengajarkan penyuluhan tentang pemberantasan hama tikus dari bahan

organik, belajar membuat benih tomat, terong dan cabe, membuat pupuk cair

organik. Organik menjadi pilihan cara dalam konsep urban farming. Aktivitas

urban farming melibatkan keterampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya

pengolahan makanan. Organik digunakan supaya tanaman lebih subur, daun

lebih cerah, tidak berbau, ramah terhadap lingkungan dan terdapat bakteri

yang menguntungkan.

Selain memberikan pengetahuan organik, lahan pekarangan yang

mereka tanam dapat memberikan sarana untuk belajar dalam mengenal

75

Wawancara pribadi dengan Yuni Kahar sebagai anggota KRPL, pada 26 Agustus

2016.

Page 83: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

71

kebutuhan konsumsi makanan organik. Pernyataan ini diungkapkan oleh Ibu

Wirda Zulfikar sebagai berikut:

“Memperkenalkan klo menanam itu ga susah ko asal rajin dan

semangat kita dapat memperoleh hasilnya…”

“…tempat rekreasi dan belajar, trus klo letak lahannya berseblahan

dengan tetangga gitu bisa dipakai untuk kumpul-kumpul atau

melakukan kegiatan sosial lainnya.”76

Hal senada juga diungkapkan Ibu Yuni Kahar dalam wawancaranya

sebagai berikut:

“Memperkenalkan kepada kita ada banyak cara menyenangkan

untuk memulai bercocok tanam di lahan sendiri ga sulit dan ga

membosankan lalu tentang cara-cara mengusir hama pengganggu

lalu tentang bertani secara organik semuanya memakai media

organik.”77

3) Peningkatan Keterampilan

Mempunyai keterampilan memberikan kesempatan pada masyarakat

untuk membuat dirinya berdaya. Melalui berbagai pembinaan dan pelatihan,

ibu-ibu anggota KRPL memiliki bekal pengetahuan seputar pemahaman

budidaya. Secara teknik dengan memanfaatkan seminimal mungkin lahan

yang ada dapat diterapkan dengan konsep penerapan yang sangat bervarias

seperti: tabulampot, vertikultur, aquaponik dan teknik hydroponik belum dapat

diterapkan pada KWT Harmoni. Tidak hanya seputar pengetahuan saja,

keterampilan tentang bertanam dengan memanfaatkan pot atau wadar daur

ulang juga dibutuhkan dan mengolah hasil panen pun dibutuhkan.

76

Wawancara pribadi dengan Ibu Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016. 77

Wawancara pribadi dengan Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 84: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

72

Seperti yang diungkapkan oleh ibu Wirda Zulfikar. Berbagai

pengetahuan tentang teknik diperlukan. Salah satu yang sering diterapkan

adalah teknik vertikal, digunakan karena kuat dan mudah dipindah-pindahkan.

Dari teknik vertikal tersebut telah menghasilkan Tanaman sayuran yang

banyak dibudidayakan oleh KWT harmoni Pekayon antara lain selada,

kangkung, bayam, pokcoy, caisim, tomat, pare, kacang panjang, cabai, terong,

mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya. Tanaman buah yang

dibudidayakan secara tabulampot di YGPL Pekayon antara lain lengkeng,

nangka, manga, jeruk limau, belimbing wuluh, marquisa dan lainnya. Dalam

mengolah hasil panen dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan rumah

tangga. Baik untuk dibuat jus, sambal cabai, makanan maupun bumbu dapur

dalam kondisi yang segar. Namun hanya sedikit saja yang membudidayakan

buah-buahan. Berikut pendapat Ibu Wirda Zulfikar:

“…karena lahan yang digunakan sempit kita memakai model budidaya

polybag, pot atau secara vertikal seperti digantung, tempel bisa juga

disusun bertingkat menggunakan pipa paralon seperti di rumah

kompos.”

“Lalu dari memanfaatkan barang-barang bekas kayak sandal, ban

motor bekas, karung bekas, botol air mineral bisa menjadi wadah

untuk bertanam kemudian diberitahu macam-macam teknik berkebun

di lahan sempit seperti kami yang tinggal diperkotaan ada hydroponik

yang menggunakan air sebagai medianya, diletakan bertingkat

(vertikal) digantung, ditempel sesuai luas halaman kita”.

“trus halaman rumah juga kelihatan indah nyaman karena

penghijauan yang kita lakukan..”78

Hal yang sama diungkapkan Ibu Yuni Kahar, ia mengakatakan

barang-barang bekas dapat dimanfaatkan kembali menjadi wadah tanaman

dengan teknik yang disusun bertingkat maupun ditempel. Sebagai berikut:

78

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016.

Page 85: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

73

“…tempatnya pakai bekas talang air, bambu disusunnya tingkat-

tingkat atau ditempel di tembok. Dari proses menanam kita hanya

perlu memberikan apa saja yang dibutuhkan tanaman untuk hidup dan

tumbuh hingga panen”. 79

Dari peningkatan keterampilan dan inovasi pada tahun 2014 yayasan

mengikuti pameran Agrinex Expo di JCC. Dimana kegiatan Expo tersebut

merupakan salah satu promosi hasil kerajinan daur ulang kreasi Yayasan.

Gambar 4. Pameran Agrinex Expo2014 Gambar 5. Budidaya tanaman slada

Sumber: Facebook YGPL Pekayon Sumber: Dokumentasi peneliti

Gambar 6. Budidaya dengan paralon Gambar 7. Teknik vertikal

Sumber: Dokumentasi peneliti Sumber: Dokumentasi peneliti

79

Wawancara pribadi dengan Ibu Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 86: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

74

(budidaya tanaman slada menggunakan teknik vertikal tersusun dan polybag, lalu

tanaman sawi, seledri dan daun bawang dalam satu wadah paralon yang

dibudidayakan di Rumah Kompos)

Dari aspek sosial maka dapat disimpulkan bahwa Program KRPL

berupaya memberdayakan KWT Harmoni dengan bertambahnya pengetahuan

bahan organik dan keterampilan pada teknik budidaya serta mengola hasil

panen yang ada di lahan pekarangan mereka dan memiliki hubungan timbal

balik sebagai penunjang terlaksananya program. Selain itu dampak positif lain

yang dirasakan adalah adanya perubahan sosial yang mana anggota dapat

mandiri menghasilkan sayuran dari pekarangannya, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial, tolong menolong antar anggota sehingga meningkatkan

kualitas hidup yang lebih baik melalui kegiatan program dengan memilih

sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya seperti tujuan dari pemberdayaan. Di

luar dari tujuannya manfaat program KRPL itu sendiri telah memberikan nilai-

nilai pada masyarakat, menambahkan keterampilan, menambah pengetahuan

dan sebagai sarana belajar dan rekreasi yang dapat digunakan untuk

berkumpul dan melakukan kegiatan sosial positif lainnya.

b) Aspek Ekonomi

Bagi masyarakat keberadaan aspek ekonomi memberikan peluang untuk

meningkatkan pendapatan. Namun, Pada program KRPL disini belum pada

sumber peningkatan pendapatan anggotanya, karena beberapa kendala

menyebabkan hal tersebut tidak tercapai. Namun terdapat dampak lain yang

dirasakan dari program tersebut di KWT Harmoni. Kategori dari aspek ekonomi

tersebut adalah 1) Menghemat pengeluaran rumah tangga. 2) Pemenuhan

kebutuhan konsumsi rumah tangga.

Page 87: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

75

1) Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga

Kebutuhan dalam rumah tangga pasti selalu ada, terutama dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari baik sandang, pangan dan papan. Terutama

pemenuhan dalam pangan yang merupakan kebutuhan paling penting untuk

masyarakat. Kebutuhan pangan diartikan sebagai makanan dan minuman

berupa sembako, salah satunya adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Pada

program KRPL ini dalam pemenuhan berupa sayur-mayur dan buah-buahan

ialah kebutuhan dapur yang wajib dipenuhi dengan cara menghasilkan sendiri

kebutuhan tersebut dari lahan pekarangan anggota. Dengan begitu sedikitnya

dapat menghemat anggaran pengeluaran belanja dapur. Pada pelaksanaan

program salah satu tujuannya adalah turut berkontribusi pada tingkat

penghematan pengeluaran rumah tangga dengan mengestimasi biaya

pengeluaran kebutuhan makanan harian antara Rp. 200.000 sampai dengan

Rp. 800.000 perbulan. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Siti Nurul, sebagai

berikut:

“…lalu menghemat anggaran belanja tadinya membeli sayur

kangkung sehari Rp. 5000 eh jadi ga belanja karena panen..ibu Edi

yang rumahnya disana cerita klo sayur udah ga beli karena melakukan

pembibitan di rumah”.

“Menekan pengeluaran kebutuhan makanan harian belanja sayuran

dari Rp 200.000 sampai Rp 800.000 perbulan pernah tercapai tapi

banyak kendala hanya bertahan selama 6 bulan diawal

saja…misalnya yang belanja sehari Rp 50.000 bisa menyisihkan Rp

10.000 untuk tabungan”.80

Dalam mengestimasi pengeluaran kebutuhan makanan harian belanja

sayuran dengan tujuan Rp 200.000 sampai Rp 800.000 perbulan pernah masuk

dalam kategori tercapai, namun tujuan program tersebut hanya berlangsung

selama 6 bulan awal program karena terdapat kendala di lapangan. Contoh

80

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul, pada 22 Agustus 2016.

Page 88: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

76

yang diberikan oleh ibu Siti Nurul seperti pengeluaran anggaran belanja dalam

sehari menghabiskan uang Rp. 50.000 namun karena di pekarangan rumah

sedang panen sayuran, anggota dapat menyisihkan uang belanja sayuran Rp.

10.000 untuk membeli kebutuhan lainnya. Walaupun hanya menghemat dalam

jumlah sedikit saja tapi yang terpenting adanya suatu pengembangan. Dimana

anggota yang tekun dapat mandiri menghasilkan sayuran dari lahannya.

“…sekedar cukup buat kebutuhan masak dapur ga beli di pasar

lumayan bisa ngehemat belanjaan apalagi klo harga bumbu masakan

naik tuh cabe, bawang putih untungnya masih menanam…”.81

Pendapat Ibu Wirda diatas diperkuat oleh pendapat Ibu Yuni Kahar

mengenai dampak yang dirasakan yaitu menghemat uang belanja, sebagai

berikut:

“Klo yang saya rasakan program ini sih belum sampai meningkatkan

pendapatan yang diharapkan dari tujuan adanya KRPL, klo pun

pernah menghemat uang belanja itu paling sedikit saja masih ada

bahan-bahan baku dapur lainnya yang kita beli di pasar…”.82

Pendapat lain diungkapkan oleh ibu Yuni Kahar. Menurutnya

meningkatkan pendapatan penghasilan rumah tangga dari aktivitas berkebun

belum dirasakan, namun dampak yang sama juga dirasakannya yaitu

menghemat pengeluaran belanja walau jumlah sedikit. Berbeda dari argument

yang dikatakan oleh ibu Yuni Kahar, Ibu Isa Fitri merasakan dampak

tambahan dari berjalannya program KRPL sebagai berikut:

“..menghemat BBM karena tidak ada biaya transport yang

dibutuhkan…”

81

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016. 82

Wawancara pribadi dengan Ibu Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 89: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

77

“…kemudian mengurangi impor sayurankan…”83

Menurut Ibu Isa Fitri pengertian menghemat bukan dalam angaran

pengeluaran belanja dapur saja melainkan menghemat dalam hal anggaran

trasnportasi, karena dengan menanam sayur-sayuran dan kebutuhan masak

lainnya di lahan pekarangan rumah tidak diperlukan BBM yang terpakai untuk

aktivitas berbelanja sayuran ke pasar. Selain itu menurutnya dapat

mengurangi nilai impor sayuran walaupun impor tersebut hanya dalam skala

kecil rumah tangga.

Melihat pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwasannya

program KRPL tidak hanya memiliki dampak sedikit dalam menghemat

kebutuhan anggaran belanja sayur-sayuran saja tetapi dampak lainnya juga

terjadi dalam menghemat Bahan Bakar Bensin (BBM) karena tidak

membutuhkan biaya transportasi untuk berbelanja ke pasar dan juga

mengurangi nilai impor sayuran walau hanya dalam skala kecil rumah tangga.

Manfaat lainnya juga dirasakan dalam menghemat pembelian kompos sebagai

penyubur tanaman yang bisa didapatkan dari proses pemilahan sampah rumah

tangga yang dapat didaur ulang yang nantinya diolah menjadi pupuk organik.

Proses tersebut dapat dilakukan masing-masing orang untuk menghemat

pembelian pupuk untuk tanaman.

Pendapat yang sama diungkapkan oleh bapak Ir. Sukowitono, manfaat

memilah sampah tidak hanya untuk program. Tetapi dari pemilahan sampah

tersebut memberikan peluang pekerjaan. Sebagaimana hasil wawancaranya

sebagai berikut:

83

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri, pada 26 Agustus 2016.

Page 90: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

78

“Orang-orang yang angkutin sampahkan dulunya pengangguran, jadi

sebagian ditampung jadi keamanan trus jadi pengangkut sampah

organik.”

“…bisa menanam sendiri kebutuhan sayuran dalam rumah

tangga..tapi klo buat meningkatkan ekonomi disini ga sampe karena

kita disini rata-rata cukup, belum sampe kepada meningkatkan

ekonomi”.84

2) Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi sayuran menjadi makan yang wajib dipenuhi sesuai

kebutuhan tubuh. Dengan pemenuhan kebutuhan sayuran akan tercapai

kondisi masyarakat yang sehat dan terhindar dari penyakit. Kesadaran

masyarakat menjadikan mereka memilih mengkonsumsi sayuran organik yang

kualitas dan keamanannya serba alami terbebas dari pestisida kimia. Karena

dalam pemanfaatannya, sayuran memberikan kontribusi yang cukup besar

pada usaha mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Aktivitas budidaya ini tidak

hanya pada produksi makanan sayuran saja, bumbu dapur, tanaman obat

keluarga dan tanaman hias dapat pula dibudidayakan di lahan pekarangan

rumah.

Tahun 2013 di Perumahan Pondok Pekayon Indah melalui program

KRPL, para anggota program mulai menanami lahan pekarangan mereka

dengan sayuran organik untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Ibu Isa Fitri

sebagai anggota program KRPL merasakan manfaat dari bertani di lahan

pekarangan rumahnya. Berbagai Tanaman yang ia tanam di lahan

pekarangannya cukup untuk ia konsumsi sendiri dan bersama keluarga.

Tanaman yang ditanam disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai

ekonomis tinggi dan berumur pendek.

84

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono pada 22 Agustus 2016.

Page 91: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

79

Jika hasil panen dari tanaman sedikit hanya cukup dikonsumsi untuk

keluarga. Jika hasil panen sayuran dari rumah bibit banyak, akan dijual ke

arisan atau Ibu-ibu komplek dengan harga yang lebih murah. Maka uang dari

hasil penjualan sebagai pemasukan kas anggota dan digunakan untuk

memperbaiki media yang rusak sebagai berikut:

“Ga banyak sih ya untuk dikonsumsi sendiri saja sekarang mah masih

ada daun salam, cabe rawit, bawang merah, sawi, kangkung yang

jangka pendek saja ditanamnya biar cepat dipanen ditanamnya juga

pakai rak disusun bertingkat..terus belimbing wuluh, daun pandan,

lidah buaya dari toganya paling sirih aja sih trus ada juga tanaman

hias bunga kamboja jepang 3 pot ada mawar merah juga sudah besar,

tinggi.”

“Hasil panen sayuran jika sedikit dikonsumsi sendiri sama keluarga

saja tapi klo banyak dikumpulin untuk dijual lalu hasil jualan itu

diputar untuk anggotanya ya seperti..untuk merapikan wadah rusak-

rusak.”85

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Yuni Kahar. Dari

wawancaranya ia bercerita tentang beberapa tanaman sayuran dan tanaman

obat keluarga yang ia tanam dan dikonsumsi untuk kebutuhan dapurnya. Ia

juga menceritakan pengalaman Ibu Wuri Sugiman seputar lahan

pekarangannya yang memperoleh macam-macam kebutuhan dapur, sebagai

berikut:

“Di rumah saya paling ada cabe, bayam, kangkung 3xpanen tanahnya

diganti, seledri, salada, terong, sawi, daun katuk, kunyit, ya gitu gitu

ajalah ga banyak nah dekat rumah saya ada ibu Wuri Sugiman di

rumahnya ia banyak menanam ada buah lengkeng, buah nangka, terus

jeruk limau dibikin minuman, belimbing wuluh buat tambahan

nyayur, lalu sayuranya ada bayem, cabe, kangkung, seledri, bawang

putih, untuk toganya serai, kunyit, sirih merah klo sudah bosan saya

suka dibagiin ketetangga,

“..masih ada bahan-bahan baku dapur lainnya yang kita beli di

pasar…”86

85

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri, pada 26 Agustus 2016. 86

Wawancara pribadi dengan Ibu Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 92: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

80

Gambar 8. Budidaya sayuran dan bibit bayam di rumah Ibu Wuri

Sumber: Dokumentasi Peneliti

(Tanaman yang sedang Ibu Wuri budidayakan di lahan pekarangannya adalah

bayam, cabe, kangkung, seledri, bawang putih, untuk toganya serai, kunyit, sirih

merah dengan mengunakan teknik bertingkat.

Gambar 9. Panen sawi dan bibit sawi umur 2 minggu di rumah Ibu Lala

Sumber: Facebook Lala Gozali

(Ibu Lala sedang melakukan panen sawi dari polybag yang disusun secara

bertingkat. Beliaupun memiliki bibit sawi yang baru berumur 2 minggu).

Tanaman hias merupakan tanaman yang dapat dinikmati dapat

memberikan kesenangan atau kepuasan. Sebenarnya tanaman hias dapat

dikembangkan sebagai tanaman yang dapat untuk berbisnis tetapi hal ini

Page 93: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

81

belum dilakukan oleh anggota KWT Harmoni. Baru ada satu anggota KRPL

yang peneliti temui, jika ia memiliki tanaman hias kamboja dan mawar. Tetapi

tanaman hias ini hanya sebagai penghias halaman rumah, belum kepada

diperjual belikan. Tidak hanya tanaman hias, tanaman buah-buahan seperti

buah lengkeng, buah nangka dan jeruk limau dan tanaman obat keluarga

seperti jahe, serai, sirih merah, binahong belum berorientasi kepada produksi

penjualan pasar besar. Hanya ditujukan menambah pemenuhan rumah tangga,

jika bosan mengkonsumsi dapat dibagikan ketetangga dan bertanam sebagai

kegiatan pengisi waktu luang atau sambilan.

Pendapat lain diungkapkan oleh Ibu Lucia. Menurutnya pemenuhan

kebutuhan dapur setiap rumah tangga berbeda. Jika kebutuhan dapur dapat

terpenuhi dari hasil panen di lahan pekaranganya itu karena usaha ketekunan

dan kerajinan dari pemilik lahan, sebagai berikut:

“Untuk kategori terpenuhi sih belum yak untuk aku sendiri karena

tergantung dari masing-masing orang klo ia rajin nanam mungkin

bisa mencukupi kebutuhan dapurnya nah klo aku dulu sempat kayak

cabe, tomat, kangkung panen sendiri ga beli di abang sayur. Klo untuk

ke arah ekonominya belum sih mba secara komunitas soalnya KWT

kita itu belum seperti KWT di pedesaan yang menjadikan KRPL itu

sebagai income dari rumah tangganya.”87

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan. Setiap hasil panen yang

dilakukan anggota KWT Harmoni berbeda-beda. Ibu Wuri Sugiman melalui

lahan pekarangannya ia mendapatkan banyak kebutuhan dapur yang terpenuhi

dari aktivitas menanam untuk dikonsumsi sendiri dan bersama keluarga. Ibu

Yuni Kahar dengan hasil panen yang biasa-biasa saja yang terkadang iapun

masih harus membeli bahan dapur lainnya di pasar. Ibu lucia yang dahulu

87

Wawancara pribadi dengan Ibu Lucia, pada 26 Agustus 2016.

Page 94: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

82

dapat menghasilkan beberapa panen sayuran dari lahan pekarangannya, untuk

sekarang ia hanya menghasilkan pohon cabai saja. Karena faktor yang

membedakan keberhasilan setiap anggota KWT Harmoni adalah perbedaan

usaha ketekunan maupun kerajinan anggota dalam merawat pekarangannya

karena dari aktivitas berkebun yang dilakukan hanya sekedar hobi atau pengisi

waktu luang yang memberikan manfaat. Perbedaan terlihat ketika program

KRPL dilakukan pada KWT pedesaan yang diharapkan pemerintah agar

program tersebut sebagai sumber income rumah tangga.

Beberapa jenis hasil sayuran dapat anggota konsumsi dari lahan

pekarangannya. Program KRPL Pekayon belum pada kategori menghemat

anggaran belanja dalam jumlah besar, sedikitnya dapat menghemat

pengeluaran belanja sayuran dari penghematan itu bisa digunakan membeli

kebutuhan lainnya. Program KRPL disini belum bisa dijadikan sebagai

sumber penghasilan pendapatan anggota KWT Harmoni, namun yang

terpenting adanya pengembangan dalam meningkatkan kualitas hidup yang

lebih baik melalui aktivitas ini. Walaupun pada awalnya aktivitas ini tidak

didesain untuk kebutuhan komersil tetapi untuk keperluan sendiri. Dilihat dari

aspek ekonomi belum dapat membuka peluang untuk berbisnis, karena

sebagian besar anggota KWT Harmoni merupakan ibu rumah tangga

Kompleks yang tidak bekerja dengan rata-rata berlatar belakang pendidikan

SMA dan suami yang berpenghasilan cukup.

c) Aspek Ekologi

Tidak ada makhluk hidup yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung

dengan faktor lainnya. Terciptanya interaksi hubungan timbal balik dan saling

Page 95: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

83

ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.

Lingkungan akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk

dibudidayakan. Dari tanaman yang dibudidayakan memberikan keuntungan

tersendiri bagi yang menanam. Menanam bukan hanya aktivitas di pedesaan,

tetapi menanam dapat dilakukan di daerah perkotaan biasa disebut dengan

urban farming. Dengan urban farming, masyarakat bisa menjadi petani di kota

seperti anggota KWT Harmoni tanpa harus di lahan yang luas.

Adapun dampak dari perubahan terlihat setelah mereka melakukan

budidaya tanaman di YGPL Pekayon dalam program KRPL. Mereka mulai

mengkonsumsi kebutuhan makanan dapur dari lahan pekarangan mereka

terlebih pada anggota KWT Harmoni ini tanaman organik menjadi konsepnya

dalam bertanam. Semua proses dalam budidaya tanaman tersebut melalui

proses organik, dimulai dari bibit yang berkualitas bagus hasil dari

penyemaian benih organik sebelumnya, penggunaan pupuk organik, media

tanah yang subur sampai pada pestisida yang digunakan dikelola di sekitar

pekarangan rumah. Secara lebih jelasnya, kategori aspek ekologi tersebut

meliputi sebagai berikut: 1) Pengolahan limbah rumah tangga 2) Memberikan

keindahan 3) memberikan kesehatan dari lahan pekarangan.

1) Pengolahan Limbah Rumah Tangga

Lingkungan yang tidak terjaga akan menimbulkan dampak yang tidak

baik, diantaranya dapat mengganggu kehidupan dan menimbulkan banyak

penyakit. Dalam aktifitas rumah tangga di setiap perkotaan, masyarakat

umumnya membuang sampah secara tercampur dengan sampah rumahannya,

keadaan tersebut pernah terjadi di YGPL Pekayon pada tahun 2003 lalu.

Page 96: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

84

Dahulu lingkungan sekitar Perumahan Pondok Pekayon Indah bau karna

banyak masyarakat yang belum sadar akan menjaga kelestarian lingkungan.

Akibatnya sampah yang dibuang secara sembarang di pinggiran rawa

membuat lingkungan bau, berantakan dan terjadi pencemaran air. Umumnya

jenis sampah berasal dari sampah rumah tangga dan dedaunan yang ada. Pada

tahun tersebut masyarakat Pondok Pekayon Indah belum melakukan

pemilahan sampah. Saat belum dilakukan pemilahan sampah, sampah yang

diangkut oleh petugas kebersihan komplek menggunakan truk dalam volume

banyak. Dalam satu truk sampah untuk mengangkut satu RW terkadang tidak

cukup. Pada tahun 2005 YGPL melalui wakil wali kota Bekasi menutup

pembuangan sampah dekat lingkungan Pekayon. Setelah sampah dikelola oleh

Dinas Kebersihan dan diangkut oleh petugas seminggu 2 kali dari sinilah

gerakan pemilahan sampah dimulai. Sampah yang tidak dapat didaur ulang

dihibahkan ke pemulung atau masuk dalam kelola bank sampah, lalu sampah

organik yang dapat didaur ulang diolah menjadi kompos kawasan. Setelah

diberikan pengertian, masing-masing orang harus bertanggung jawab dan

berperan aktif agar lingkungan tempat tinggal kita bersih. Keadaan berbeda

telah dirasakan oleh masyarakat PPI, kini dalam satu truk dapat mengangkut

sampah untuk 3 RW.

Dalam pemilahan dan pengolahan sampah dimulai dari rumah tangga.

Sampah terdiri dari 2 macam, ada sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik biasa dikenal dengan sampah basah yang mempunyai masa

hancur berlangsung alami (1-6 bulan), seperti: Sisa makanan atau sampah

dapur, tulang ikan atau hewan (sebelumnya dipotong kecil-kecil), Sisa

Page 97: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

85

sayuran, daun-daunan kering, roti, nasi, kue, daging dan lain-lain. Sampah

anorganik biasa dikenal dengan sampah kering. Terdiri dari senyawa an-

organik atau bahan buatan yang tidak mudah membusuk seperti: Benda atau

barang yang terbuat dari kaca maupun beling (botol bekas minuman, kecap,

saus) dengan masa hancur alami ratusan tahun, benda logam atau kaleng

minuman, benda plastik, shampo, minuman botol, styrofoam bahan berbahaya

dan beracun dan lain-lain. Karena mendaur ulang sampah memiliki berbagai

manfaat diantaranya: menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan,

melestarikan kehidupan mahluk hidup yang terdapat pada suatu lingkungan

tertentu, menjaga keseimbangan ekosistem mahluk hidup yang terdapat pada

lingkungan, mengurangi sampah anorganik, mendapatkan tambahan

penghasilan dan hasil pengolahan sampah tersebut pada akhirnya dapat di jual.

Gambar 10. Proses pembuatan kompos kawasan di Rumah Kompos

Sumber: Facebook YGPL Pekayon

Page 98: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

86

Hasil kompos produksi unit progam Rumah Kompos memiliki 2 jenis,

kompos organik padat per pak 1,5 kg dijual Rp 5.000, pupuk cair dijual dari harga

Rp10.000 untuk kemasan 1 liter botol lalu RP 50.000 untuk kemasan botol. Dari

hasil penjualan mendapatkan Rp. 1.000.000-Rp 2.000.000 perbulannya. Biaya

operasi sekitar Rp 3.000.000-Rp 3.500.000 perbulan. Namun hasil penjualan

kompos tidak dapat memberikan untung. Hasil tersebut habis untuk pembiayaan

operasi saja. Karena kegiatan kompos sifatnya sosial pengabdian pada lingkungan.

Jadi bagaimanapun tetap berjalan. Lokasi pembuatan kompos di sana sangat

nyaman, tidak ada aroma yang bau, tidak ada belatung dan lalat. Karena sampah

organik sudah terpilah dari rumah, jadi sisa makanan yang mengandung hewani

tidak masuk kesana.

Gambar 11. Manfaat mendaur ulang sampah organik (RECYCLE)

Sumber: Facebook YGPL Pekayon

Pertanyaan ini diungkapkan oleh Ibu Isa Fitri, ia menjelaskan proses

pemilihan sampah organik dan anorganik. Sampah organik melewati proses

dikubur dalam tanah selama 40 hari lamanya. Material Pupuk organik yaitu

dari sampah sisa tanaman, dedauan kering komplek yang sudah ada tong

MANFAAT mendaur

ulang sampah organik

(RECYCE)

Pemilihan sampah

Sampah Organik

kompos

Menyuburkan Tanah

Pertanian organik &

penghijauan

Page 99: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

87

sampah besar khusus yang nanti diangkut dengan baktor komplek. Kemudian

sampah anorganik dapat ditabung di bank sampah YGPL seperti pada

pembahasan BAB III h, 53 lalu dimanfaatkan untuk macam-macam seperti

kerajinan kain perca. Pernyataan tersebut sebagai berikut:

“..kita menggunakan organik semua medianya dari pupuk sampai

semprotan pestisidanya dan itu kita yang buat sendiri jadi

memanfaatkan sampah-sampah nah sampah itu ada yang organik dan

anorganik, kita pilah sampah untuk membuat pupuk sudah pasti

sampah organik yang dipakai dikubur dulu dalam tanah selama

40harian..”

“Program ini juga turut dalam penyelamatan lingkungan dengan

pengelolaan sampah melalui gerakan 3R (reuse, reduse, recycle)”.88

Sampah organik yang diolah menjadi pupuk memberikan memberikan

kontribusi peran terhadap pelaksanaan program KRPL. Dengan menggunakan

pupuk organik tanaman akan tumbuh subur. Seperti pendapat yang

dikemukakan oleh Ibu rustinah hasan, sebagai berikut:

“...KRPL itu memberikan peran dalam pengolahan sampah rumah

dengan cara pemilahan antara sampah organik dan anorganik yang

bisa digunakan menjadi pupuk untuk makanan yang kita tanam.”89

Pendapat yang sama diungkapkan oleh bapak Ir. Sukowitono, ia

mendapatkan manfaat lain dari pemilahan sampah yang nantinya diolah

menjadi kompos kawasan. Tidak hanya untuk program, dampak lain dari

pemilahan sampah adalah memberikan peluang pekerjaan sebagai berikut:

“Orang-orang yang angkutin sampahkan dulunya pengangguran, jadi

sebagian ditampung jadi keamanan trus jadi pengangkut sampah

organik.…”90

88

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri, pada 26 Agustus 2016. 89

Wawancara pribadi dengan Ibu Rustinah Hasan, pada 27 Agustus 2016. 90

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono pada 22 Agustus 2016.

Page 100: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

88

2) Memberikan Keindahan

Dari tanaman yang dibudidayakan oleh KWT Harmoni banyak

memiliki dampak yang dirasakan secara individu maupun secara lingkungan

seperti memberikan keindahan, kenyamanan, membantu mengurangi laju

pemananasan global lalu membantu menciptakan lingkungan yang bersih

dengan pelaksanaan 3R.

Hal senada juga diutarakan dalam penyataan Ibu Wirda Zulfikar,

sebagai berikut:

“trus halaman rumah juga kelihatan indah nyaman karena

penghijauan yang kita lakukan..”91

Hal yang sama diungkapkan Ibu Yuni Kahar. Melalui wawancaranya

ia merasakan dampak lain dari menanam di lahan pekarangan yaitu dapat

menyegarkan mata dan pikiran, dapat menjadi altrenatif hiburan yang sehat

dan menyenangkan setelah seharian melakukan aktivitas padat di luar rumah

sebagai berikut:

“…Lingkungan kita tuh jadi bersih, lingkungan juga berkualitas

komplek inikan menjadi titik pantau adipura berkat perhatiannya pada

penghijauan, pelestarian lingkungan, dengan melihat tanaman tuh

mengurangi kejenuhan setelah seharian beraktivitas bekerja atau

sekolah yang dikatakan suami sama anak-anak saya lalu rumah juga

sejuk.92

Selain itu manfaat lain dirasakan oleh ibu Isa Fitri mengenai penerapan

program KRPL pada lingkungannya. Secara lingkungan dampak positifnya

telah memberikan keindahan, menambah hijau kota, menyegarkan udara yang

ada di sekitar lingkungan Perumahan PPI karena pepohonan berfungsi sebagai

91

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016. 92

Wawancara pribadi dengan Ibu Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 101: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

89

Page 102: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

90

pencemaran udara, lalu udara sekitar lingkungan akan sejuk dan asri karena

gas CO2 diserap oleh tanaman. Untuk mendapatkan lingkungan yang bersih

diperlukan kesadaran, kepedulian dari masyarakatnya. Ketertarikan pengisi

waktu luang dan sekedar hobi menjadi latar belakang dari program KRPL

KWT Harmoni. Ketertarikan anggota mengkonsumsi makanan organik, tentu

memberikan banyak manfaat bagi yang melakukannya. Dimana menjalankan

program pemerintah tersebut yang anggota dapatkan sebagai penujang gizi

anggota dan keluarga terhadap kualitas makanan, sehingga menghasilkan

balita yang sehat, kuat dan memiliki daya tahan tubuh bagus karena sangat

terhindar dari makanan yang mengandung zat-zat kimia.

Apabila kita menanam sendiri bahan makanan yang akan dikonsumsi,

kita akan berupaya semaksimal mungkin mengkonsumsinya, karena

menyaksikan sendiri bagaimana benih bertransformasi menjadi bibit, tumbuh

kembang dan menjadi bagian dari makanan keluarga sehari-hari memberikan

kebanggaan sendiri. Dengan begitu dampak bagi anggota dan keluarga yang

menanam sendiri makanan sayuran organik yang didapatkan dari lahan

pekarangan rumah akan mengurangi rasa khawatir terhadap konsumsi sayuran

tersebut, menumbuhkan kebiasaan sehat dan terhindar dari berbagai penyakit

dari proses sayuran yang menggunakan bahan kimia. Selain itu keuntungan

lainnya adalah sayuran akan terasa lebih sehat dan segar, dengan begitu waktu

kosong dapat diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.

Senada dari pernyataan ibu nurul mengenai berbagai dampak yang

ia rasakan untuk kesehatan dari menanam sendiri makanan sayuran, sebagai

berikut:

Page 103: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

91

“Memanfaatkan waktu senggang diisi dengan yang lebih berguna.

Melatih menanam biar ga pikun tangan ga pada kaku trus ada

hubungannya dengan kesehatan juga loh seperti mencegah penyakit

alzhaimer gitu terus makanan organik itu rasanya beda saja lebih

fresh gitu dari pada yang lainnya.94

Dari hasil wawancara pada penerapan program KRPL, terdapat banyak

jenis tanaman yang dibudidayakan di lahan pekarangan rumah. Tanaman

tersebut tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman obat keluarga dan

tanaman hias. Jika tanaman tersebut berhasil dikelola oleh anggota dalam hal

perawatan dan pelestarian dapat memberikan pengaruh sebagai tanaman

pendidikan yang dapat dimanfaatkan untuk tempat bermain maupun arena

belajar anak-anak usia dini (tingkat Taman Kanak/Playgroup) sebagai media

pengenalan lingkungan hidup. Lingkungan pun akan terasa sejuk, asri, sampah

dapat diolah menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat, penghilang

kejenuhan,pemberi keindahan, mengurangi pencemaran lingkungan dari

penghijauan yang dilakukan. Tidak hanya memberikan manfaat pada

lingkungan, dengan menanam sendiri makanan dapat terbebas dari zat-zat

kimia, menumbuhkan kebiasaan sehat dari makanan organik tersebut.

2. Dampak negatif

Evaluasi dampak negatif merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan

akibat negatif. Dalam mengevaluasi program ini peneliti tidak menemukan

dampak negatif dari berjalannya program KRPL, namun dalam penerapan

programnya peneliti menemukan hambatan-hambatan yang dirasakan para

anggota. Dimana faktor penghambat ini menyebabkan pelaksanaan program

terganggu dan tidak terlaksana dengan baik. Dari hasil wawancara dengan

94

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul pada 22 Agustus 2016

Page 104: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

92

pengurus dan anggota KRPL didapatkan faktor yang menghambat berjalannya

program adalah sebagai berikut:

a. Belum terbentuknya kelembagaan program KRPL yang handal.

b. Pembinaan yang dilakukan masih lemah dalam meningkatkan Partisipasi

keanggotaan KWT Harmoni. Terlebih generasi berikutnya untuk berkontribusi

agar program dapat berkelanjutan.

c. Ancaman kejenuhan anggota untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan

seperti: pengamanan yang kurang sehingga orang luar yang bukan anggota

program mengambil (mencuri) hasil panen tanaman, gangguan hama tanaman

(tikus, belalang, ayam, ulat, dll).

d. Pengolahan bibit dan hasil panen tanaman yang belum bisa menghasilkan

jumlah besar untuk diproduksikan keluar. Karena latar belakang ekonomi

anggota yang cukup sehingga kegiatan ini hanya sebagai sampingan, hobi dan

pengisi waktu luang.

Berikut pemaparan dari Ibu Rustinah hasan sebagai ketua Yayasan yang

berpendapat jika program KRPL sedang tidak berjalan disebabkan karena tidak

lagi mendapatkan pembinaan. Hasil dari wawancaranya adalah sebagai berikut:

“…KRPL itu salah satu bagian unit kecil kita sekalipun sekarang lagi

stuck pembangunan dan lain-lain…”95

Hal senada diperkuat oleh pendapat Ibu Siti Nurul sebagai ketua

program dari KRPL. Banyak hambatan yang terjadi selama berjalannya

program. Berikut penuturan yang diungkapkan:

95

Wawancara pribadi dengan Ibu Rustinah Hasan sebagai Ketua Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan Pekayon, pada 27 Agustus 2016

Page 105: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

93

“…Yang membuat program ini menurun tidak mulus itu, Pertama

memang terbentur dana dari BPPT dan BPTPnya distop sementara

kita belum berjalan sebagus KWT di pedesaan. Kedua anggota KWT

Harmoni untuk biaya sehari-hari sudah punya cukup dari gaji

suaminya lalu mereka ga berharap banyak hanya sekedar hobi,

mengisi kekosongan waktu, iseng-iseng menanam sayuran. Yang

ketiga kita temukan di lapangan klo sayuran organik itu mahal karena

dari pupuk sampai semprotan hama kita buat sendiri tanpa

menggunakan bahan kimia jadi orang-orang maunya praktis, murah

dan gampang. Yang keempat hama penyakit.”96

3. Hasil Jangka Panjang Dari Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

Dalam menjalankan program Kawasan Rumah Pangan Lestari hendaknya

memiliki target jangka panjang dalam menjalankan program. Ibu Siti Nurul

sebagai ketua program KRPL dalam wawancaranya memaparkan target yang

pernah dicapai selama satu tahun dalam binaan BPTP pada April 2013 adalah

menekan kebutuhan makanan harian belanja sayuran dari Rp 200.000 sampai Rp

800.000 perbulan, namun pencapaian tersebut hanya berlangsung enam bulan

pertama sejak penerapan program, penjelasannya sebagai berikut:

“BPPT dan BPTP sejak April 2013 kita diberikan binaan, pelatihan,

bantuan-bantuan, penyuluhan selama 1 tahun lebih…”

“...materi tentu banyak pengetahuan yang kita dapatkan ya tentang

pelatihan membuat benih dari cabe, tomat, jahe, mengikuti acara BPTP

studi banding ke Bogor lalu terakhir kita diberikan pelatihan oleh BPTP

lewat ASTRA tentang “Pelatihan Teknologi Pertanian Perkotaan (Urban

Farming)” pada November 2015.”

“...meningkatkan gizi balita kita dimana sayuran organik itu dapat

menujang gizi keluarga.”

“…lalu menghemat anggaran belanja tadinya membeli sayur kangkung

sehari Rp. 5000 jadi ga belanja karena panen…

“Menekan kebutuhan makanan harian belanja sayuran dari Rp 200.000

sampai Rp 800.000 perbulan pernah tercapai tapi banyak kendala hanya

bertahan selama 6 bulan diawal.. klo pun pernah menghemat uang

belanja itu paling sedikit saja masih ada bahan-bahan baku dapur lainnya

96

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul pada 22 Agustus 2016.

Page 106: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

94

yang kita beli di pasar saja…misalnya yang belanja sehari Rp 50.000 bisa

menyisihkan Rp 10.000 untuk tabungan.”97

Untuk menganalisis target jangka panjang tersebut telah tercapai atau

tidak, peneliti akan membandingkan dan menganalisis target apa saja yang telah

tercapai oleh program KRPL dalam kurun waktu satu tahun penerapan dengan

temuan di lapangan.

Ibu Wirda Zulfikar dalam wawancaranya memaparkan bahwasannya dalam

kurun waktu satu tahun hingga sekarang dalam penerapan program KRPL

manfaat yang telah dicapai sebagai berikut:

“Baru sekedar cukup untuk kebutuhan masak di dapur ga beli di pasar

lumayan bisa ngehemat uang belanja apalagi klo harga bumbu masakan

naik tuh cabe, bawang putih..”98

Selain ingin mencapai penempatan sumber daya manusia yang tepat dan

berpotensi, program KRPL ingin memperluas jaringan kerja sama dengan

lembaga sosial maupun konvensial untuk keberlanjutan dari program itu sendiri.

Selain Ibu siti nurul yang menjelaskan bahwa Program KRPL telah

menjalin kerja sama dengan BPTP dan BPPT jawa Barat bersama ASTRA pada

November 2015 lalu menghadiri acara undangan dari DISPERA. Ibu Isa Fitri

dalam wawancaranya memaparkan bahwa sampai saat ini dalam kurun waktu tiga

tahun, program KRPL mulai menjalin kerjasama dengan beberapa instansi.

Berikut pemaparannya:

“…relasi dengan komunitas lain juga meluas”99

Untuk dapat menganalisis dan menilai apakah jangka panjang program

KRPL ini telah tercapai atau tidak, maka peneliti akan membandingkan hasil

97

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul pada 22 Agustus 2016. 98

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016. 99

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri, pada 26 Agustus 2016.

Page 107: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

95

wawancara dari pengurus dan anggota program. Jika target jangka panjang dari

program KRPL ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan mengenai

kontribusi pengembangan KRPL selama tiga tahun berjalannya program.

Ibu Lucia telah mengikuti program KRPL selama tiga tahun dan

mendapatkan manfaat tentang pengetahuan dan menghemat anggaran belanja

dapur. Seperti yang ia paparkan dalam wawancara berikut:

“Sudah dari 2013 itu awal mula dari pembinaan dari BPPT dan BPTP

Lembang.” 100

Begitu pula yang telah dilakukan oleh ibu Wirda Zulfikar, ia telah

mengikuti program KRPL selama tiga tahun dan pengetahuan akan KRPL

bertambah dan menghemat anggaran belanja. Seperti wawancaranya sebagai

berikut:

“Sama seperti ibu-ibu yang lain saya ikut dari pertama datang pak

budiman dari BPPT dan BPTP memberikan pembinaan…”.101

Berikut tabel pengurus dan anggota KRPL yang menjadi subjek penelitian:

Tabel 7.

Pengurus dan anggota KRPL yang menjadi subjek penelitian

No Nama Jabatan

Lama

Menjadi

Anggota

KRPL

Manfaat yang

dirasakan

1. Bapak

Sukowitono

Ketua Program

Rumah Kompos

dan ketua RW

11 Pekayon

Menambah pengetahuan,

aktif dalam lingkungan,

KRPL memberikan peran

dalam pemilahan sampah.

2.

Ibu

Rustinah

Hasan

Ketua YGPL

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

mempererat tali

silaturahmi antar anggota.

100

Wawancara pribadi dengan Ibu Lucia, pada 26 Agustus 2016. 101

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016.

Page 108: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

96

3. Ibu Siti

Nurul Ketua KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja, Menumbuhkan

kerjasama dan daya

ketertarikan,

meningkatkan gizi.

4. Ibu Lucia Humas dan

anggota KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja dapur, perubahan

gaya hidup, perubahan

perilaku, membangun

kebersamaan dan

keakraban dengan

anggota lainnya.

5.

Ibu Hj.

Wirda

Zulfikar

Anggota KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja dapur,saling

bertegur sapa antar

anggota, menumbuhkan

rasa percaya diri,

memberikan nilai

estetika.

6. Ibu Isa Fitri Anggota KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja dapur, hubungan

antar anggota semakin

erat, terciptanya

kepedulian kepada

anggota dan lingkungan.

7. Ibu Yuni

Kahar Anggota KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja dapur,

menumbuhkan kebiasaan

sehat.

Page 109: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

97

Jika melihat tabel diatas, maka terlihat bahwasannya dalam mencapai

target jangka panjangnya, hingga saat ini program KRPL memang memberikan

dampak positif, namun belum mengalami pencapaian yang signifikan. Hal ini

dapat dilihat dari aspek ekonomi yang sebelumnya anggota KWT Harmoni harus

membeli makanan jenis sayur-sayuran, buah-buahan dan bumbu dapur lainnya.

Akan tetapi setelah menjadi KWT Harmoni kebutuhan tersebut dapat dipenuhi

dari lahan pekarangannya sendiri biarpun tidak dalam jumlah yang banyak. Jadi

KRPL sedikit banyak telah memberikan dampak terhadap pengeluaran konsumsi

kebutuhan pangan rumah tangga dan terhadap penghematan anggaran konsumsi

rumah tangga.

Page 110: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Evaluasi

Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam upaya

pemberdayaan masyarakat oleh Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan

(YGPL) Pekayon di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya Bekasi dengan

rumusan masalah: Bagaimana evaluasi dampak dari program Kawasan

Rumah Pangan Lestari dalam upaya pemberdayaan masarakat yang

dilakukan oleh Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon di

Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya Bekasi? Dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Pelaksanaan program KRPL yang dilakukan pada Kelompok

Wanita Tani (KWT) Harmoni melalui pembinaan Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat sejak April 2013 sampai 2014 dan

penyuluhan dari Dinas Perekonomian Rakyat (DISPERA) kota Bekasi

pada 2015 dengan model vertikultur menggunakan pot dan polybag

mampu memiliki dampak positif dalam penerapannya. Dampak positif

tersebut meliputi tiga aspek yaitu: Aspek sosial, aspek ekononomi dan

aspek ekologi. Masing-masing aspek memiliki manfaat dan hasil dari

penerapan program pada KWT Harmoni.

Dampak positif pada aspek sosial dapat disimpulkan bahwa

Program KRPL berupaya memberdayakan KWT Harmoni dengan

Page 111: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

99

bertambahnya pengetahuan seputar urban farming sebagai sarana belajar

dan rekreasi yang dapat digunakan untuk berkumpul serta melakukan

kegiatan sosial positif lainnya sehingga meningkatkan kualitas hidup

yang lebih baik melalui kegiatan program dengan memilih sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya seperti tujuan dari pemberdayaan.

Dampak positif pada aspek ekonominya yaitu melalui lahan

pekarangannya beberapa anggota dapat memenuhi kebutuhan dapur seperti

sayuran, toga, buah-buahan untuk dikonsumsi sendiri dan bersama

keluarga karena faktor yang membedakan keberhasilan setiap anggota

KWT Harmoni adalah perbedaan usaha ketekunan maupun kerajinan

anggota dalam merawat pekarangannya dan turut menghemat BBM.

Program KRPL Pekayon belum pada kategori menghemat anggaran

belanja dalam jumlah besar, sedikitnya dapat menghemat pengeluaran

belanja sayuran dari penghematan itu bisa digunakan membeli kebutuhan

lainny lalu program ini belum bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan

pendapatan anggota, namun yang terpenting adanya pengembangan dalam

meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik melalui aktivitas ini.

Selanjutnya, dampak positif dari aspek ekologi sebagai sarana

pendidikan yang dapat dimanfaatkan untuk tempat bermain maupun arena

belajar anak-anak usia dini (tingkat Taman Kanak/Playgroup) sebagai

media pengenalan lingkungan hidup. Lingkungan pun akan terasa sejuk,

asri, sampah dapat diolah menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat,

penghilang kejenuhan, pemberi keindahan, mengurangi pencemaran

lingkungan dari penghijauan yang dilakukan. Tidak hanya memberikan

Page 112: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

100

manfaat pada lingkungan, dengan menanam sendiri makanan dapat

terbebas dari zat-zat kimia, menumbuhkan kebiasaan sehat dari makanan

organik tersebut.

Bedasarkan hasil analisis dan temuan dilapangan, dapat dikatakan

bahwa program KRPL pada KWT Harmoni yang dilaksanakan BPTP dan

DISPERA dapat mengembangkan potensi anggota KWT Harmoni agar

mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik melalui kegiatan

KRPL yang memberikan banyak manfaat bagi mereka.

B. Saran

Bedasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa untuk

memaksimalkan dampak dari Program KRPL pada KWT Harmoni,

peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Untuk periode waktu yang akan datang masih diperlukan adanya suatu

pembinaan-pembinaan yang lebih intensif. Agar program KRPL dapat

terus berlanjut dan tidak sepenuhnya bergantung pada dana pemberian

dinas-dinas yang terkait program KRPL ini.

2. Diharapkan pada KWT Harmoni yang belum aktif dan

memaksimalkan pekarangannya, dapat memanfaatkan lahan

pekarangannya untuk berkembang diusahatani.

3. Diharapkan pada kegiatan produksi kompos dapat memaksimalkan

penjualannya agar dapat berorientasi ke pasar.

Page 113: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

101

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas, Jakarta: FEUI, 2001.

Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002.

Afri, San. Panduan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa hutan (LMDH),

Jakarta: Harapan Prima, 2008.

Arikunto, Suharismi. Penilaian Program Pendidikan, Jakarta: PT. Bina Aksara,

1998.

Ashari, Sumeru. Hortikultura Aspek Budidaya, Jakarta: UI-Press, 1995.

Baeshowi, Bachrum Achmad. Pertanian Terpadu dan Argribisnis, Ciputat:

Intelektifa Pustaka, 2004.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Hafsah, Mohamad Jafar. Penyuluhan Pertanian Di Era Otonomi daerah, Jakarta:

PT. Pustaka Sinar Harapan, 2009

Hidayati, Nurul. Metode Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006.

Idrus, Muhamad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitaitf, Yogyakarta: Erlangga, 2009.

Mardikanto, Totok. Dan Soebiato, Poerwoko. Pemberdayaan Masyarakat (Dalam

Perspektif Kebijakan Publik),Bandung: ALFABETA cv, 2013.

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Rosdakarya,

2000.

Nasdian, Fredinan Tonny. Pengembangan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia: 2014.

Nurmala Tati, dkk. Pengantar Ilmu Pertanian, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Sanusi, Benny. Sukses bertanam sayuran di lahan sempit, Jakarta: Argo Media

Pustaka, 2011.

Sasono, Herfin dan Riawan, Nofiandi. Mudah Membuahkan 38 Tabulampot

Paling Populer, Jakarta Selatan: PT Argo Media Pustaka, 2014.

Page 114: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

102

Srinivisan,Viji. Metode Evaluasi Partisipatoris, dalam Walter Fernandes dan

Rejesh Tandon (Editor), Risset Partisipatoris-Riset Pembebasan, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005.

Suratmo, Gunawan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 2007.

Sutarminingsih, Lilies. Vertikultur Pola Bertanam secara Vertikal, Yogyakarta:

Kasinus Anggota IKAPI, 2003.

Tambunan, Tulus. Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan, Jakarta: UI-

Press, 2010.

Tim Peneliti Agriflo. Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah,

Jakarta: Agriflo Penebar Swadaya Grup, 2016.

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Widyawati, Nugraheni. Cara Mudah Bertanam 29 Jenis Sayur Dalam

Pot,Yogyakarta: Lily Publisher, 2015.

Wignjopranoto, Janti. Raharjo, Selamet dan Kuncoro, T. A. Rumah Organik

Memanfaatkan setiap sudut rumah untuk bertanam secara organik,

Jakarta: PT Agro Media Pustaka, 2015.

Zulkarnain. Dasar-dasar hortikultura, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

KAMUS

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: 2001.

SKRIPSI

Siti Fatimatus Zahro. Kontribusi Kawasan Rumah Pangan Lestari dalam

Mendukung Kesejahteraan Masyarakat: Studi kasus Desa Banjarsari,

Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi dan Manajement, Institut Pertanian Bogor, 2012.

Zudika DM Manullang. Evaluasi Dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

(Sanimas) dalam pemberdayaan masyarakat, Skripsi S1 FISIP,

Universitas Sumatera Utara, 2014.

Page 115: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

103

Firdaus Harahap. Keberhasilan Program Urban Farming Di Kota Surabaya,

Skripsi S1 Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional

(VETERAN) Surabaya, 2014. Artikel di akses pada 2 Mei 2015 dari

http://eprints.upnjatim.ac.id

JURNAL

Sriharini. Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Jurnal

Pengembangan Masyarakat Islam vol 1, FDK UIN Yogyakarta September,

2003.

RozaYulida. Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan terhadap Ekonomi Rumah

Tangga Petani Di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan,Vol 3, No. 2

(Riau: Indonesian Journal Of Argicultular Economics (IJAE), Jurusan

Agribisnis Faperta Universitas Riau, Pekan baru. Desember 2012.

Ashari, Saptanadan Tri Bastuti Purwantini. Potensi dan prospek pemanfaatan

lahan pekarangan untuk ketahan pangan, Forum Penelitian Agro

Ekonomi, V. 30, No. 1, Juli 2012.

Novi Puspitasari, Heien Puspitawati, Tin herawati. Peran Gender, Kontribusi

Ekonomi Permpuan dan Kesejahteraan Keluarga Petani Hortikultura,

Vol. 6, No. 1, Bogor: Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas

Ekologi Manusia IPB, Januari 2013. Artikel diakses pada 30 maret 2016

dari http://journal.ipb.ac.id

Ana Jauharul Islam, Saleh Soeaidy, Ainul Hayat. Evaluasi dampak mutu

pendidikan dasar, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Jurusan

Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,

Malang. Artikel diakses pada Jumat, 24 Juni 2016 dari

http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.

Widianto dkk. Pemodelan dan Simulasi Berbasis Agen untuk Sistem Kegiatan

Urban farming Komunitas Bandung Berkebun, Jurnal Online Institut

Teknologi Nasional, vol. 01no. 4, Maret 2014. Artikel diakses pada Jumat,

29 April 2016 dari http://id.portalgaruda.org.

WEBSITE

http://www.catatansenja.com/2015/10/arti-dan-makna-quran-surat-al-araf-

ayat.html oleh Mushani Ramdany. Diakses pada Senin, 23 Mei 2016 pukul

16.33 WIB.

http://jakarta.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada Rabu, 17 Februari 2016 pukul

08:38 WIB.

Page 116: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

104

http://www.ygplpekayon.com. Diakses pada Rabu, 17 Februari 2016 pukul 08:04

WIB.

WAWANCARA

Wawancara pribadi dengan Ibu Ir. Lala Gozali sebagai Dewan Pembina di

Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon pada 12 April dan

19 Juli 2016.

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono sebagai Ketua RW 11 Pekayon

Jaya pada 22 Agustus 2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul sebagai Ketua Progam Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) pada 22 Agustus 2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Lucia sebagai anggota KRPL pada 26 Agustus

2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar sebagai anggota KRPL pada

26 Agustus 2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri sebagai anggota KRPL pada 26 Agustus

2016.

Wawancara pribadi dengan Yuni Kahar sebagai anggota KRPL pada 26 Agustus

2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Rustinah Hasan sebagai ketua (YGPL) Pekayon

pada 27 Agustus 2016.

MEDIA CETAK

Buletin Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon seri 04 tahun 2008

s/d 2010.

Page 117: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

105

Page 118: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

106

Page 119: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

107

Page 120: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 121: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia telah lama dikenal sebagai Negara agraris yang kaya akan

ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Hal ini disebabkan

karena kondisi iklim serta letak geografis yang sangat menunjang. Semua ada

di Indonesia, lahan subur untuk pertanian dan perkebunan. Pada umumnya, isi

kebun di Indonesia adalah berupa tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman

hias, tanaman bumbu masak, tanaman obat-obatan, tanaman penghasil

rempah-rempah yang disebut tanaman hortikultura yang dapat tumbuh dan

dibudidayakan di Indonesia.1

Semua mahakarya luar biasa ini adalah kekuasaan Allah SWT yang

sudah disediakan oleh-Nya untuk keberlangsungan hidup semua makhluk

ciptaan-Nya. Maka, Allah melarang siapapun untuk berbuat kerusakan dalam

segala bidang. Sebagaimana telah dijelaskan dalam al-Quran Surah al-A’raf

ayat 56:

ه وال تفسدوا في األرض بعد إصالحها وادعىه خىفا وطمعا إن رحمت للا قريب م

(65المحسنيه)

“Dan janganlah kamu membuat kerusakandi muka bumi, sesudah

(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut

(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya

1 Zulkarnain, “Dasar-dasar hortikultura”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet-1,h. 1.

Page 122: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

2

rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

(QS. Al-A’raf: 56)2

Dalam kehidupannya manusia memiliki beberapa kebutuhan pokok

antara lain: 1) pangan untuk energi, nutirisi dan mineral, 2) papan dan 3)

sandang.3 Terlebih pada zaman sekarang dalam pemenuhan gizi dan memiliki

pangan yang cukup untuk mempertahankan kehidupan masyarakat yang sehat

dan produktif. Tak heran jika semakin banyak orang berusaha hidup dengan

prinsip back to nature. Masyarakat mulai memperhatikan dengan apa dan dari

mana bahan pangan yang mereka konsumsi. Bagi mereka yang tinggal di

perkotaan, hiruk-pikuk kehidupan dan mobilitas yang tinggi melahirkan

ketergantungan terhadap pembagian fungsi sosial.4

Namun saat ini Indonesia memasuki masa dimana permintaan akan

kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk yang tidak seimbang dengan penyediaan pangan. Tidak hanya

pangan, kebutuhan lainnyapun dibawah kecukupan.5 Badan Pusat Statistik

(BPS) menghitung laju pertumbuhan penduduk tahun 2005-2010 diperkirakan

akan mencapai 1,3%, 2011-2015 sebesar 1,18% dan 2025-2030 sebesar

0,83%.6 Hal ini sudah terjadi diperkotaan lalu menyebabkan lahan pertanian

beralih fungsi menjadi bangunan dan pemukiman padat untuk mendukung

kehidupan masyarakat.

2 http://www.catatansenja.com/2015/10/arti-dan-makna-quran-surat-al-araf-ayat.html oleh

Mushanif Ramdany artikel diakses pada Senin, 23 Mei 2016 pada pukul 16.33

3 Tati Nurmala, dkk, “Pengantar Ilmu Pertanian”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), cet-

1, h. 8. 4 Benny Sanusi, “Sukses bertanam sayuran di lahan sempit”, (Jakarta: Argo Media

Pustaka, 2011), cet-3, h. 2. 5 Sumeru Ashari, “Hortikultura Aspek Budidaya”, ( Jakarta: UI-Press, 1995), Edisi revisi

cet-1, h. 3. 6 Tulus Tambunan, “Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan”, (Jakarta: UI-

Press, 2010), h. 85.

Page 123: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

3

Dan hal ini mengharuskan lingkungan perkotaan menyiapkan ruang

dan berbagai fungsi sosial lainnya. Sementara, semua fasilitas sangat

membutuhkan lahan yang akhirnya akan terus mendesak eksistensi lahan

pertanian subur disekitarnya.7 Dengan kondisi pertanian saat ini, ketahanan

pangan mungkin sulit untuk dicapai. Pertanian harus berubah seiring dengan

kemajuan teknologi untuk masa depan yang lebih baik. Melalui Urban

Farming (berkebun di kota) dapat menjadi salah satu cara potensi dalam

menyikapi terbatasnya lahan di perkotaan besar.8 Dengan memanfaatkan lahan

sempit atau pekarangan kosong disekitar rumah yang kebanyakan dibiarkan

dan tidak terawat, dapat diubah menjadi lahan produktif yang dapat

menghasilkan income dengan cara menanami lahan sempit tersebut.

Dalam penjelasan skripsi Siti Fatimatu Zahro menyatakan komitmen

kementrian pertanian 2011 untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya

lokal, dan konservasi tanaman untuk masa depan dengan budaya menanam di

pekarangan. Dengan itu, agar mampu menjaga keberlanjutan pemanfaatan

pekarangan, maka perlu dilakukan pembaruan rancangan pemanfaatan

pekarangan dengan memperhatikan berbagai program yang telah berjalan

seperti Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan Gerakan

Perempuan Optimalisasi Pekarangan (GPOP). Pemerintah melakukan

perpaduan program tersebut agar manfaatnya dapat dirasakan secara langsung

7 Lilies Sutarminingsih, “Vertikultur Pola Bertanam secara Vertikal”, (Yogyakarta:

Kasinus Anggota IKAPI, 2003),h. 13. 8 Tim Peneliti Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah”, (Jakarta :

Agriflo Penebar Swadaya Grup, 2016), h. 35.

Page 124: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

4

oleh masyarakat, maka terciptalah Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL).9

Kementerian Pertanian bersama Badan Litbang Pertanian di Indonesia,

melaksanakan suatu program percontohan (model) dan wahana pembelajaran

bagi kelompok masyarakat di pedesaan maupun perkotaan. Langkah yang

dilakukan oleh pemerintah yaitu melalui rintisan awal yang dinamakan Model

KRPL (M-KRPL) kemudian secara kreatif dan kritis dikembangkan menjadi

konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).10

RPL adalah rumah

penduduk yang mengusahakan lahan pekarangan secara intensif untuk

dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang

menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan berskala rumah tangga

yang berkualitas dan beragam serta untuk pemenuhan kebutuhan harian

masyarakat .11

Selain itu program ini juga bertujuan untuk pemberdayaan

masyarakat terutama kaum ibu rumah tangga yang dapat membantu

menambah pendapatan rumah tangga.

Program ini adalah solusi kaum perempuan untuk ikut memikirkan

pembangunan pertanian di Indonesia termasuk kaum ibu-ibu tani di perkotaan.

Peran ini akan menciptakan keuntungan ganda karena disatu sisi kaum

perempuan dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan ikut

membantu meringankan beban keluarganya serta menambahkan pendapatan

9 Siti Fatimatus Zahro “Kontribusi Kawasan Rumah Pangan Lestari dalam Mendukung

Kesejahteraan Masyarakat: Studi kasus Desa Banjarsari, Kecamatan Pacitan, Kabupaten

Pacitan, Jawa Timur” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajement, Institut Pertanian Bogor,

2012), h. 5. 10

http://jakarta.litbang.pertanian.go.id Artikel diakses pada Rabu, 17 Februari 2016 pada

pukul 08:38 wib. 11 http://www.ygplpekayon.comArtikel diakses pada Rabu, 17 Februari 2016 pada pukul

08:04 wib.

Page 125: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

5

keluarga sedangkan disisi lain ikut membangun pembangunan pertanian di

daerahnya.12

Karena Perempuan secara langsung maupun tidak langsung ikut

terlibat dan bertanggung jawab dalam mengelola kegiatan usaha yang

berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga.Wiryono (1994)

menjelaskan bahwa keikutsertaan perempuan dalam mencari nafkah

pendukung akan membawa dampak positif yaitu adanya peningkatan terhadap

struktur sosial dalam keluarga.13

Salah satu kawasan yang mengembangkan program Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) secara swadaya ada di Kawasan Perumahan Pondok

Pekayon Indah (PPI)-Pekayon Jaya. Sebagian besar masyarakatnya belum

melakukan optimalisasi pekarangan dan pengembangan pertanian. KRPL di

PPI ini menjadi salah satu unit pengembangan di bawah Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon. Salah satu tujuan didirikan KRPL

adalah memberikan informasi mengenai kontribusi pengembangan KRPL

dalam mendukung kesejahteraan masyarakat sehingga mampu mewujudkan

kemandirian masyarakat. Tujuan lain dari KRPL ini adalah mendukung

pemenuhan kebutuhan rumah tangga, membuat konsumsi pangan warga lebih

beragam sehingga asupan gizi berimbang dan mengestimasi biaya pengeluaran

kebutuhan makan harian antara Rp 200.000 sampai Rp 800.000 perbulan.

12

Roza Yulida, “ Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan terhadap Ekonomi Rumah

Tangga Petani Di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan”, Vol 3, No. 2 (Riau: Indonesian

Journal Of Argicultular Economics (IJAE), Jurusan Agribisnis Faperta Universitas Riau,

Pekanbaru. Desember 2012), h. 136. 13

Novi Puspitasari, Heien Puspitawati, Tin herawati, “Peran Gender, Kontribusi

Ekonomi Permpuan dan Kesejahteraan Keluarga Petani Hortikultura”,Vol. 6, No. 1 (Bogor:

Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB, Januari 2013), h. 11. Artikel

diakses pada 30 maret 2016 dari http://journal.ipb.ac.id

Page 126: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

6

Keberadaan program KRPL ini sudah berjalan sejak April 2013 lokasi

di RT004 RW 11, melalui bentukan pembinaan dari BPTP Jawa Barat

beberapa tahun lalu, namun pembinaan ini sudah tidak berjalan karena

pendanaan untuk program telah diberhentikan oleh pemerintah dan pada

tahun 2015 selanjutnya mendapatkan perhatian dari Dinas Perekonomian

Rakyat (DISPERA) hanya penyuluhan dan bantuan bibit saja. Mayoritas

anggota KRPL adalah kaum Ibu-ibu, para anggota atau biasa disebut

Kelompok Wanita Tani (KWT) Harmoni yang mengikuti program ini

merasakan dan mendapatkan hasil yang nyata dan tidak nyata. Dengan

beradanya program KRPL ini, menjadi suatu upaya memberdayakan

masyarakat di 16 RT dari RW 8-RW11 Pondok Pekayon Indah. Melalui

programnya menanami lahan dengan menerapkan budidaya tanaman sayuran

organik, tanaman buah, TOGA dengan mencoba menggunakan pupuk dan

semprotan hama dari pestisida yang mereka buat sendiri secara organik agar

tercipta area pertanaman sehat. Karena seberapapun lahan pekarangan yang

ada, dapat menghasilkan pangan dari rumah dengan berbagai teknik.

Mayoritas orang masih berpikir bahwa pertanian salah satu kegiatan di

daerah pedesaan saja. Namun nyatanya, terdapat pula kegiatan pertanian yang

dikembangkan di perkotaan seperti yang dilakukan Kelompok Wanita Tani

(KWT) Harmoni di YGPL. Menarik untuk diteliti karena keterbatasan lahan di

daerah perkotaan tidak membuat masyarakat kota hanya menunggu hasil

panen dari pedesaan. Berbeda dengan masyarakat kota lainnya, KWT harmoni

ini menggunakan lahan sempit dan lahan pekarang rumah untuk menjadi

sarana pertaniannya. Pada penerapan programnya terdapat pencapaian dan

Page 127: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

7

penurunan yang dirasakan oleh KWT Harmoni. Melalui program tersebut

berbagai manfaat dan hambatan pun telah dirasakan oleh mereka. Bedasarkan

latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat masalah tersebut

dengan judul “Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Oleh Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon di Pondok Pekayon Indah-

Pekayon Jaya Bekasi.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, agar tidak terjadi perluasan

permasalahan, peneliti memfokuskan pembatasan pada evaluasi dampak dari

program KRPL pada upaya pemberdayaan masyarakat.

2. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang dibahas adalah:

Bagaimana evaluasi dampak dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) dalam upaya pemberdayaan masarakat yang dilakukan oleh Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon di Pondok Pekayon Indah-

Pekayon Jaya Bekasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui evaluasi dampak dari program Kawasan Rumah Pangan

Lestari dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh

Page 128: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

8

Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon di Pondok Pekayon Indah-

Pekayon Jaya Bekasi.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi wacana baru yang bermanfaat

pada dampak program Kawasan Rumah Pangan Lestari untuk

memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan di

rumah maupun lingkungan sekitar.

2) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi lembaga dalam

mengevaluasi dampak dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari

untuk memberdayakan masyarakatnya.

b. Manfaat Akademis

1) Sebagai bahan referensi bagi para pembaca jika berkaitan dengan

evaluasi dampak dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari dalam

memberdayakan masyarakat.

2) Dapat memperkaya pengalaman peneliti sekaligus menerapkan ilmu

yang telah diperoleh dibangku kuliah.

3) Menambah khazanah penelitian, model dan objek penelitian jurusan

khususnya dalam bidang Kesejahteraan Sosial.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan karena mampu melihat fenomena

secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan

Page 129: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

9

berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Penelitian kualitatif percaya

bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui

penelaahan terhadap orang-orang melalui inetraksinya dengan situasi sosial

mereka.14

Pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena

peneliti bermaksud meneliti secara mendalam, menyajikan data secara akurat

dan menggambarkan kondisi sebenarnya secara jelas. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor metodelogi penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata, tulisan atau

lisan dari orang orang yang diamati.15

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pada penelitian

deskriptif, data yang disajikan berupa kata-kata, laporan pandangan terperinci

yang diperoleh dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam latar

(setting) yang alamiah. Data yang diperoleh berasal dari hasil pengamatan,

hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,

disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan

angka-angka.16

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Peneliti mengambil tempat penelitian di Yayasan Gerakan Peduli

Lingkungan (YGPL) Pekayon di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya

14

Imam Gunawan,“Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik”, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 81- 83. 15

Lexy J.Maleong, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Rosyda Karya. 2004)

Cet ke-13, h. 157.

16 Ibid., h. 83-87.

Page 130: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

10

Bekasi. Waktu penelitian yang dilakukan pada bulan April 2016 sampai

dengan bulan September 2016.

4. Sumber Data

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian. Pertama memperoleh data dari pengurus RW/RT di Pondok

Pekayon Indah-Pekayon Jaya Bekasi. Kemudian data selanjutnya diperoleh

dari pengurus YGPL serta Penanggung jawab program KPRL dan anggotanya

terlibat dalam kegiatan KRPL.

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui catatan-catatan atau

dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun instansi yang terkait

lainnya, data-data ini diperoleh dari berbagai tulisan atau informasi lainnya

yang sudah ada sebelumnya.

5. Teknik Pemilihan Informan

Pemilihan informan bertujuan untuk memberi batasan subjek

penelitian. Pembatasan ini untuk mempermudah peneliti sehingga tidak perlu

menjadikan semua populasi sebagai informan. Informan adalah orang yang

memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilaksanakannya. Cara memperoleh pemilihan

informan penelitian dapat dilakukan dengan melalui Purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika

memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan

sampelnya.17

17

Muhamad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitaitf,

(Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 91-96.

Page 131: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

11

Tabel 1

Purposive sampling

No Informan Informasi Jumlah

1.

2.

3.

4.

Pengurus PPI

(RW atau RT)

Pengurus/

Pembina YGPL

Pengurus

Program KRPL

Anggota

Program KRPL

Untuk mengetahui gambaran, profil

dari Perumahan Pondok Pekayon

Indah RW/ RT yang berpartisipasi

program YGPL .

Mengetahui gambaran, latar belakang

terbentuknya organisasi, profil,

kegiatan yang terdapat di YGPL.

Mengetahui proses program KRPL

yang dilakukan para anggota.

Untuk mengetahui dampak dari

program KRPL.

1 orang

1 orang

1 orang

4 orang

Total Jumlah Informan 7 Orang

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data melalui:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis. Untuk memperoleh data dan

menyempurnakannya peneliti harus mengikuti kegiatan keseharian yang

dilakukan informan dalam waktu tertentu, memerhatikan apa yang terjadi,

Page 132: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

12

mendengarkan apa yang dikatakannya, mempertanyakan informasi yang

menarik dan mempelajari dokumen yang dimiliki.18

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melakukan

percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu. Dari wawancara dapat menghasilkan pemahaman yang terbentuk

oleh situasi bedasarkan pertistiwa-peristiwa intreaksional yang khusus.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang.

Dokumen juga sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh

dokumen. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari

sumber noninsani.19

7. Model Evaluasi

Dalam penelitian ini model evaluasi yang digunakan adalah Model

Evaluasi sistem Analisis (System Analisis Evaluation Model) yang digunakan

adalah dampak atau pengaruh (Impact) dari upaya pemberdayaan masyarakat

18

Muhamad Idrus, “Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitaitf,

h. 101. 19

Imam Gunawan,“Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik”, h. 161-176.

Page 133: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

13

melalui program KRPL yang dilakukan YGPL di Pondok Pekayon Indah-

Pekayon Jaya Bekasi.20

8. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik

hasil wawancara, catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk

meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan untuk

memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.21

Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan model evaluasi

dampak. Ada 3 langkah untuk menganalisis langkah tersebut yaitu:22

a. Reduksi data yaitu peneliti mencoba memilih data yang relevan pada

dampak program KRPL dalam upaya pemberdayaan masyarakat oleh

YGPL di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya.

b. Penyajian data setelah data mengenai dampak program KRPL dalam

upaya pemberdayaan masyarakat oleh YGPL Pekayon di Pondok

Pekayon Indah-Pekayon Jaya. Maka data tersebut disusun dan disajikan

dalam bentuk narasi, visual, gambar, table dan lain sebagainnya.

c. Penyimpulan data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari

tema tersebut, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.

20

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.s dan Dr. Ir. H. Poerwoko Soebiato, M.Si,

“Pemberdayaan Masyarakat (Dalam Perspektif Kebijakan Publik)”, Edisi Revisi, (Bandung:

ALFABETA cv, 2013), h. 288. 21

Ibid., h. 210. 22

Lexy. J Moleong, ”Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT Rosdakarya,

2000), cet-ke 13, h. 103.

Page 134: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

14

9. Teknik Keabsahan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam menggunakan keabsahan data

penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Triangulasi bertujuan mencari kebenaran,

tetapi meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang

dimilikinya.23

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan

mengetahui jelas penelitian yang akan dilakukan. Adapun beberapa tinjauan

pustaka dalam penelitian skripsi ini yaitu:

1. Judul skripsi “Evaluasi Program baitulmaal watamwil ar-ridho dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan di Kelurahan Pisangan

Kecamatan Ciputat Timur” ditulis oleh Fanny Nur Octaviana, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam 2010. Yang membedakan penelitian sebelumnya adalah subjeknya

yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan di Kelurahan

Pisangan Kecamatan Ciputat Timur. Lalu pembatasan masalah peneliti

sebelumnya hanya pada evaluasi output atau hasil, sedangkan peneliti

membatasi masalah kepada evaluasi dampak.

2. Judul Skripsi “Model Pengorganisasian Masyarakat Dalam Meningkatkan

Kesadaran Lingkungan (Studi Ketokohan Harini Bambang Wahono dalam

23

Imam Gunawan, “Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik”, h. 219.

Page 135: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

15

Melakukan Pengorganisasian Masyarakat di Kampung Banjarsari RW 08

Kel. Cilandak Barat Kec. Cilandak Jakarta Selatan)” ditulis oleh Buhori,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Kesejahteraan

Sosial 2010. Objek penelitian sama-sama membahas tentang pelestarian

lingkungan dalam memberdayakan masyarakat, penelitian sebelumnya

membahas ketokohan Harini Bambang Wahono secara lengkap, namun

peneliti hanya menggambarkannya secara umum. Subjek peneliti tentang

Evaluasi Dampak dan objeknya Program Kawasan Rumah Pangan Lestari.

3. Judul Skripsi “Kontribusi pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari

dalam mendukung kesejahteraan masyarakat: studi kasus desa Banjarsari,

Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur” ditulis oleh Siti

Fatimatuz Zahro, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Jurusan Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan 2012, IPB. Objek penelitian ini

sama-sama KRPL, namun Subjek dan tempat peneliti sebelumya sudah

berbeda. Subjek peneliti membahas tentang evaluasi dampak.

F. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan pembahasan masalah secara jelas maka, peneliti

mensistematiskan pembahasan yang akan ditulis kedalam bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini terdapat latar Belakang, pembatasan, Perumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Metodologi

Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penelitian.

Page 136: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

16

BAB II Landasan Teori

Pada bab ini berisikan pembahasan kerangka teoritis mengenai

Evaluasi Dampak Program, Model Evaluasi, Tujuan Evaluasi,

Pembagaian Evalusi Dampak; Pengertian Pemberdayaan

Masyarakat, Tujuan Pemberdayaan; Sejarah Urban Farming,

Pengertian Urban Farming dan Penerapan Urban Farming.

BAB III Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Menggambarkan secara umum tentang YGPL Pekayon di Pondok

Pekayon Indah-Pekayon Jaya yang dijadikan sebagai tempat

penelitian, meliputi: Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Tujuan dan

Sasaran, Identitas YGPL, Struktur Organisasi, Sarana dan

Pasarana, Program Kegiatan, Pembiayaan Operasional dan Mitra

Kerja. Gambaran Umum tentang Pondok Pekayon Indah-Pekayon

Jaya.

BAB IV Temuan dan Data Analisis Lapangan

Pada bab ini berisikan tentang Analisis dampak program KRPL

dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh

YGPL Pekayon di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya.

BAB V Penutup

Kesimpulan dan Saran Peneliti.

Page 137: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

17

BAB II

KERANGKA TEORI

Untuk mendukung pembuatan penelitian, maka perlu dikemukakan teori-

teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai

landasan.Teori-teori yang akan peneliti bahas ialah tentang Evaluasi Dampak,

Pemberdayaan Masyarakat dan Urban Farming.

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi Program

Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi

artinya memberikan penilaian atau menilai.24

Sedangkan secara terminologi

menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mengukur tingkat keberhasilan sautu program. Degan demikian, penelitian

evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan

program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan keterlaksanaan

program tersebut.25

Menurut Edi Suharto, Evaluasi adalah pengidentifikasi keberhasilan

atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau program. Evaluasi berusaha

mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau

penerapan program. Evaluasi itu adalah mengukur berhasil tidaknya program

yang dilakasanakan, apa sebabnya berhasil dan apa sebabnya gagal, serta

24

Tim Penyusun, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Edisi Kedua, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1995), cet Ke-4. 25

Suharismi Arikunto, “Penilaian Program Pendidikan”, (Jakarta: PT. Bina Aksara,

1998), h. 8.

Page 138: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

18

bagaimana tindaklanjutnya. Dengan demikian evaluasi adalah pemantauan

suatu kegiatan proyek atau program sosial yang dilakukan pada saat kegiatan

tersebut telah berakhir atau dilakukan sekurang-kurangnya setelah program

tersebut berjalan beberapa saat (misalnya, tiga bulan, satu semester atau enam

bulan, satu tahun).26

Menurut San Afri dalam bukunya Panduan Pemberdayaan Lembaga

Masyarakat Desa hutan menjelaskan bahwa evaluasi program adalah

memberikan penilaian terhadap hasil kinerja dari sebuah program atau proyek

yang dilaksanakan secara multi pihak. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui

respon, hasil dan dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan sebuah program

atau proyek. Penilaian teradap kinerja sebuah program atau proyek yang

hendaknya dilakukan secara partisipatif oleh sekelompok orang yang menjadi

sasaran pelaksanaan penerima program proyek tersebut.27

Dengan demikian, evaluasi menurut Viji Srinivisan, ini dimaksudkan

untuk menyusun nilai-nilai indikator dalam mencapai suatu sasaran. Dengan

kata lain kegiatan evaluasi adalah suatu cara atau kegiatan untuk mengecek

kekuatan dan kelemahan sebuah program serta suatu cara untuk menentukan

ukuran-ukuran perbaikan bagi para pengambil keputusan.28

26

Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial”, (Bandung: PT. RefikaAditama, 2005),

h. 119. 27

San Afri, “Panduan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa hutan (LMDH)”,

(Jakarta: Harapan Prima, 2008), h. 114.

28 Viji Srinivisan, “Metode Evaluasi Partisipatoris”, dalam Walter Fernandes dan Rejesh

Tandon (Editor), Risset Partisipatoris-Riset Pembebasan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993), h. 68.

Page 139: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

19

Dapat disimpulkan evaluasi adalah penilaian pada efektifitas

(keberhasilan dan kegagalan) pelaksanaan suatu program dengan cara melihat

faktor-faktor baik pendukung atau penghambat terhadap pelaksanaan program.

2. Pengertian Evaluasi Dampak Program

Menurut Nurul Hidayati, evaluasi dampak program adalah analisis

hubungan antara dampak pelayanan yang positif dan negatif dibandingkan

dengan outcomes.29

Evaluasi dampak yang peneliti kutip dari Ruth Levine dalam

Jurrnalnya, ia mengungkapkan bahwa:

“…definition of impact evaluation as a measurement of net change in

outcomes attributable to a specific program using a methodology that is

robust, available, feasible and appropriate, both to the question under

investigation and to the specific context. Impact concern not only outcomes,

but also the change the leads to outcomes…30

Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa evaluasi dampak adalah

mengukur secara bersih yang disebabkan oleh adanya suatu program tertentu

dengan metodologis. Dan evaluasi dampak tidak hanya memandang dari segi

hasil saja, tetapi juga perubahan yang akan muncul sebagai dampak dari

program itu sendiri.

Evaluasi dampak menurut Suzzetta (2008) adalah jenis evaluasi yang

berusaha mengungkapkan siapa sebenarnya yang memperoleh manfaat dari

29

Nurul Hidayati, “Metode Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif”,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 125. 30

Institute Of Medicine Of The National Academies. “Design Considertion For

Evaluating The Impact of Pefpear”. (Washington DC: The National Academy Press, 2008), h. 23.

Page 140: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

20

program dan berapa besar manfaatnya. Dengan kata lain, sejauh mana hasil

atau manfaat dan dampak yang diharapkan telah tercapai.31

Menurut Rossi (1979) dalam buku pemberdayaan masyarakat

Sebagian besar kegiatan evaluasi umumnya diarahkan untuk mengevaluasi

tujuan program atau dampak kegiatan yang telah dihasilkan oleh pelaksanaan

program yang telah direncanakan. Kegiatan seperti ini hanya dapat dilakukan

jika tujuan program benar-benar dirumuskan secara jelas dan telah disediakan

cara-cara pengukurannya, baik yang menyangkut perubahan perilaku atau

ukuran yang lain seperti: tingkat produktivitas, tingkat kelahiran atau kematian

dan lain-lain.32

Sebelumnya telah dijelaskan tersendiri definisi evaluasi. Untuk

dampak mempunyai arti yaitu perubahan kondisi fisik maupun sosial sebagai

akibat dari output. Akibat dari hasil (output) ada dua macam yakni:

a. Akibat yang dihasilkan oleh suatu intervensi program pada kelompok

sasaran (baik akibat yang diharapkan atau tidak diharapkan) dan akibat

tersebut mampu menimbulkan pola perilaku baru pada kelompok sasaran

(impact).

b. Akibat yang dihasilkan suatu intervensi program pada kelompok sasaran,

baik yang sesuai dengan yang diharapkan atau tidak dan akibat tersebut

31

Ana Jauharul Islam, Saleh Soeaidy, Ainul Hayat, “Evaluasi dampak mutu pendidikan

dasar” Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, h. 1907, Jurusan Administrasi Publik,

Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang. Artikel diakses pada Jumat, 24 Juni

2016 dari http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac. 32

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.s dan Dr. Ir. H. Poerwoko Soebiato, M.Si,

“Pemberdayaan Masyarakat (Dalam Perspektif Kebijakan Publik) Edisi Revisi, (Bandung:

ALFABETA cv, 2013), h. 270.

Page 141: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

21

tidak mampu menimbulkan perilaku baru pada kelompok sasaran

(effects).33

3. Model Evaluasi

Model evaluasi yang akan digunakan pada penelitian adalah Model

Evaluasi Sistem Analisis (System Analisis Evaluation Model). Berikut model-

model evaluasi sistem analisis meliputi: a). evaluasi input b). evaluasi process

c). evaluasi output d). evaluasi outcome e). evaluasi impact yaitu:34

a. Evaluasi (input) masukan adalah klien, staff dan program serta sarana atau

fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program. Tujuannya adalah

untuk menjaring, menganalisis dan menilai kecukupan kuantitas dan

kualitas masukan yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan

program.

b. Evaluasi (process) proses memfokuskan pada pelaksanaan program yang

melibatkan langsung antara klien dengan staff. Evaluasi proses merupakan

katalis untuk pembelajaran dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

c. Evaluasi (Output) keluaran

Evaluasi keluaran mengukur dan menilai keluaran dari pada program,

yaitu produk yang dihasilkan program. Berapa banyak dan berapa baik

produk dari program? Berapa banyak dan berapa lama orang yang

mendapatkan layanan? Berapa jumlah jam kerja klien mendapatkan

layanan program?

33

Zudika DM Manullang, “Evaluasi Dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

(Sanimas) dalam pemberdayaan masyarakat”, (Skripsi S1 FISIP, Universitas Sumatera Utara,

2014), h. 32. 34

Wirawan, MSL, “Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi”,h. 109

Page 142: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

22

d. Evaluasi akibat (outcomes) adalah mengukur apakah klien yang mendapat

layanan program berubah. Evaluasi ini misalnya berupa mencari jawaban

atas pertanyaan sebagai berikut: Apakah aktivitas program merubah para

klien seperti yang diharapkan? Apakah aktivitas program mempunyai

pengaruh sampingan yang tidak diperhitungkan sebelumnya? Siapa dan

berapa banyak dari klien yang merespons positif dan negatif terhadap

aktivitas program?

e. Evaluasi pengaruh (impact) adalah menilai perubahan yang terjadi

terhadap klien atau para pemangku program kepentingan sebagai akibat

dari intervensi yang dilakukan program. Evaluasi ini mengukur pengaruh

program sebagai hasil program dalam jangka panjang.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan dalam

penggunaan model evaluasi pengaruh (impact) dari model evaluasi analisis

sistem karena evaluasi ini menilai perubahan apa yang telah terjadi terhadap

anggota dari program KRPL serta mengukur pengaruh program sebagai hasil

program dalam jangka panjangnya.

4. Indikator Evaluasi Dampak Program

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur

untuk menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang

menjadi pokok perhatian indikator dapat menyangkut fenomena sosial,

ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatakan kualitas. Indikator

Page 143: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

23

dapat berbentuk ukuan, angka, atribut atau pendapat yang dapat menunjukan

suatu keadaan. 35

Dampak dalam kamus besar Bahasa Indonesia-Inggris merupakan

suatu benturan, pengaruh kuat (baik negatif maupun positif) antara dua benda

atau manusia sehingga menyebabkan perubahan.36

Dampak melihat apakah

sesuatu yang sudah dilakukan benar-benar memberikan suatu perubahan

secara jangka panjang pada penerima layanan (klien).37

Dampak adalah

perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas baik hasil posif maupun

negatif dari sebuah program.

Dampak positif adalah perubahan yang diharapkan telah tercapai pada

individu ataupun kelompok (anggota dari program Kawasan Rumah Pangan

Lestari) dilihat dari tiga aspek:

a. Aspek Sosial: perubahan perilaku, mengingkatkan pengetahuan dan

meningkatkan keterampilan.

b. Aspek Ekonomi: menghemat pengeluaran ruah tangga dan pemenuhan

konsumsi sayuran.

c. Aspek Ekologi: pengolahan limbah rumah tangga, memberikan keindahan

dan memberikan kesehatan.

Sedangkan dampak negatif dari berjalannya program tidak

diketemukan. Namun dalam penerapan program tidak terlaksana dengan baik

karena terdapat hambatan yang dirasakan kelompok. Hambatan tersebut: a.

35

Suharto, Membangun Masyarakat, h. 126. 36

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: 2001), h. 849. 37

Isbandi Rukminto adi, “Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas”, (Jakarta: FEUI, 2001), h. 132.

Page 144: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

24

Kurangnya tenaga pendamping, dana dan waktu b. perilaku tidak

berkelanjutan dari pengelola (pemilik lahan) c. ancaman kejenuhan dalam

memaksimalkan pemanfaatan lahan seperti: serangan hama.38

5. Tujuan Evaluasi

Adapun tujuan evaluasi program menurut Edi Suharto dalam bukunya

membangun masyarakat memberdayakan rakyat adalah:

a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.

b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.

c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang

mungkin terjadi di luar rencana (externalities).39

B. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Secara konseptual menurut Edi Suharto, pemberdayaan atau

pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata“power” (kekuasaan atau

keberdayaan). Karena ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan

kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita

inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Dengan pemahaman

seperti ini, Pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian

memiliki konsep yang bermakna. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan

mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi

pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian serta lembaga yang

38

Ashari, Saptana dan Tri Bastuti Purwantini, “Potensi dan prospek pemanfaatan lahan

pekarangan untuk ketahan pangan”, Forum Penelitian Agro Ekonomi, V. 30, No. 1 (Juli 2012): h,

21-22. 39

Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial”, h. 119.

Page 145: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

25

mempengaruhinya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh

keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.40

Adi mengutip pendapat JimIfe yang mengemukakan bahwa:

“Empowerment means providing people with the resource,

opportunity, knowledge, and skill to increase their capacity to

determine thir own future and to participate in anda effect the life of

their community”

Pemberdayaan berati menyiapkan kepada masyarakat sumberdaya,

kesempatan, pengetahuan dan untuk meningkatan keahlian dari masyarakat

dan mempengaruhi hidup dalam komunitas masyarakat itu sendiri.41

Menurut Ir. Mohamad Jafar Hafsah yang dikutip dalam bukunya,

Pemberdayaan masyarakat secara umum adalah upaya untuk membangun dan

mengembangkan potensi masyarakat, khusunya masyarakat marginal agar

tidak tertinggal dalam program dan proses pembangunan. Pemberdayaan

terjadi dikarenakan adanya kesenjangan yang disebabkan oleh sebagian

masyarakat yang tidak mampu mengikuti proses transformasi yang terjadi

dalam segala bidang (sosial, ekonomi, politik, demografi, teknologi dan lain-

lain), sehingga perlu diberdayakan agar tidak tertinggal.42

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya (kemampuan)

dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi

40

Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial”, h. 50-58.

41 Isbandi Rukminto Adi, “Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002), h. 50.

42 Ir. Mohamad Jafar Hafsah, “Penyuluhan Pertanian Di Era Otonomi daerah”, (Jakarta:

PT. Pustaka Sinar Harapan, 2009). h, 131.

Page 146: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

26

yang dimiliki serta berupaya mengembangkan kekuatan atau kemampuan,

potensi, sumberdaya rakyat agar mampu membela dirinya sendiri.43

Menurut Ferdinan Tonny Nasidan dalam bukunya pengembangan

masyarakat menjelaskan, pemberdayaan mengacu kepada kemampuan

masyarakat untuk mendapatkan dan memanfaatkan akses ke dan kontrol atas

sumber daya yang penting. Kemudian upaya pemberdayaan merupakan suatu

upaya menumbuhkan peran serta dan kemandirian sehingga masyarakat baik

ditingkat inividu, kelompok, kelembagaan maupun komunitas memiliki

tingkat kesejahteraan yang jauh lebih baik dari sebelumnya, memiliki akses

pada sumberdaya, memiliki kesadaran kritis, mampu melakukan

pengorganisasian dan kontrol sosial dari segala aktivitas pembangunan yang

dilakukan di lingkungannya.44

Menurut Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.S dan Dr. Ir. H. Poerwoko

Soebiato, M.Si, Istilah pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya

memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan

masyarakat luas agar mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan

dan mengontrol lingkungannya agar dapat memenuhi keinginannya, termasuk

aksestabilitasnya terhadap sumberdaya yang terkait dengan pekerjaannya,

aktivitas sosialnya dan lain-lain. Pemberdayaan bukan hanya meliputi

penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.

Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat,

keterbukaan dan kebertanggung jawaban adalah bagian pokok dari upaya

43

Sriharini, “Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”, Jurnal

Pengembangan Masyarakat Islam vol 1, FDK UIN (Yogyakarta” September, 2003), h. 45. 44

Fredinan Tonny Nasdian, “Pengembangan Masyarakat”, (Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indoneisa: 2014), h. 91-96.

Page 147: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

27

pemberdayaan.Yang terpenting adalah pastisipasi rakyat dalam proses

pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya.45

Meskipun para ahli berbeda pendapat tetapi memiliki tujuan yang

sama, yaitu meningkatkan potensi sumber daya yang ada pada diri manusia.

Jadi dari uraian diatas pemberdayaan masyarakat adalah mengembalikan

keberfungsian sosial seseorang ataupun anggota masyarakat dengan bantuan

tenaga perubah dengan penyadaran akan peluang-peluang yang dapat

dimanfaatkan maupun pengembangan potensi yang dimiliki serta kemampuan

dan keberanian untuk melakukan suatu perubahan.

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Dalam tujuannya menurut Edi Suharto, pemberdayaan menunjuk pada

keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan

dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat

fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegitan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.46

pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat

agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik seluruh warga

masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya.

45

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.s dan Dr. Ir. H. Poerwoko Soebiato, M.Si,

“Pemberdayaan Masyarakat (Dalam Perspektif Kebijakan Publik) Edisi Revisi, h. 28-31. 46

Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial”, h. 58.

Page 148: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

28

Menurut Agus Ahmad Sayfi’i tujuan pemberdayaan masyarakat adalah

memandirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan

diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara seimbang. Ini berati masyarakat

diberayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya.47

C. Pertanian Kota (Urban farming)

1. Sejarah Urban Farming

Penjelasan sejarah Urban farming dalam dikutipan buku Urban

Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah menceritakan sebenarnya sudah

ada sejak zaman dahulu, bahkan sejak pertanian itu sendiri lahir. Sejarah

mencatat, konsep ini sudah ada sejak zaman Mesir kuno. Diberbagai belahan

dunia, urban farming tempo dulu digalakkan sebagai salah satu upaya untuk

menjamin ketahanan pangan. Saat perang dunia I dan perang dunia II,

Presiden Woodrow Wilson meminta kepada seluruh warga Amerika untuk

menanam. Woodrow melihat berkebun di pekarangan merupakan satu-satunya

cara keluar dari krisis pangan selama perang dunia berlangsung. Gerakan

berkebun yang dilakukan besar-besaran oleh penduduk Amerika saat itu

melahirkan sebuah taman bernama victory garden. Tidak lama berselang,

berbagai komunitas pencinta kebunpun banyak didirikan. Salah satu yang

terbesar yaitu Seattle’s P-Patch. Munculnya komunitas pencinta kebun di

seluruh dunia, merupakan awal baru dari lahirnya konsep urban farming yang

mendunia. Seiring dengan pesatnya perkembangan tekonologi, urban farming

kini tampil jauh lebih mudah dan efisien. Kita tidak harus lagi bergantung

47

Agus Ahmad Syafi’I “Manajemen Masyarakat Islam”, h. 39.

Page 149: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

29

pada lahan untuk bertanam, karena tanpa lahanpun kita masih dapat

berkebun.48

Konsep urban farming lahir dari kesadaran masyarakat untuk

mendapatkan bahan pangan yang segar dan sehat, serta mengurangi populasi

dan perencanaan lingkungan sekitar sehingga bisa terciptanya gaya hidup yang

sehat di lingkungan yang sehat. Hingga beberapa tahun terakhir muncul

kesadaran masyarakat akan bahaya mengkonsumi makan yang dihasilkan

menggunkan bahan non-organik seperti pupuk kimia dan pestisida sintesis.

Dikarenakan semakin banyaknya orang sakit akibat polusi dan lingkungan

yang tercemar menjadi ketakutan tersendiri bagi masyarakat. Kini

kecenderungan orang untuk mengonsumsi makanan organik semakin besar.

Organik menjadi pilihan cara dalam urban farming. Konsep dan

metode organik secara umum diartikan sebagai cara bercocok tanam tanpa

menggunakan pupuk dan pestisida sintesis yang dikelola di lingkungan sekitar

pekarangan rumah dan pemukiman pekotaan. Banyak manfaat yang bisa

dihasilkan dari urban farming diantaranya: pekarangan menjadi lebih

produktif dan dampak cemaran limbah rumah tangga menjadi berkurang,

seperti sampah dapur diolah menjadi pupuk kompos, air limbah rumah tangga

dibuatkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan dimanfaatkan untuk

menyiram tanaman sehingga tidak mencemari tanah dan udara.49

2. Pengertian Urban Farming

Istilah (Urban Farming) secara harfiah berarti berkebun di daerah

urban atau perkotaan. Urban farming merupakan kegiatan menanam dan

48

Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah”, h. 8. 49

Janti Wignjopranoto, Selamet Raharjo, dan T. A. Kuncoro, “Rumah Organik

Memanfaatkan setiap sudut rumah untuk bertanam secara organik”, h. 2-4.

Page 150: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

30

menumbuhkan tanaman di area padat penduduk yang ditunjukan untuk

konsumsi pribadi maupun untuk didistribusikan pada orang-orang yang berada

disekitar area tersebut. Dengan urban farming, masyarakat bisa menjadi petani

di kota tanpa harus di lahan yang luas.50

Menurut Widianto yang mengutip buku Ridwan Kamil Indonesia

Berkebun merupakan pendiri komunitas Bandung Berkebun. Konsep urban

farming adalah memanfaatkan lahan tidur di perkotaan yang dikonversi

menjadi lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan oleh masyarakat dan

komunitas sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka. Gaya hidup

yang ingin dibentuk adalah menjadikan kegiatan konsep ini kebutuhan sehari-

hari.51

Menurut Enciety (2011) dalam kutipan skripsi Firdaus Harap bahwa

Urban farming adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar

perkotaan yang melibatkan ketrampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya

dan pengolahan makanan. Hal utama yang menyebabkan munculnya aktivitas

ini adalah upaya memberikan kontribusi pada ketahanan pangan, menambah

penghasilan masyarakat sekitar juga sebagai sarana rekreasi dan hobi.52

Menurut Food Argiculture Organization (FAO) yang dikutip dalam

buku Rumah Organik mendefinisikan pertanian urban sebagai industri yang

memproduksi, memproses, serta memasarkan produk dan bahan pangan

50

Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif, Sayur, Hias & Buah”, h. 6. 51

Widianto dkk, “ Pemodelan dan Simulasi Berbasis Agen untuk Sistem Kegiatan Urban

farming Komunitas Bandung Berkebun”, Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, vol. 01 no. 4

(Maret 2014), h. 86, artikel diakses pada Jumat, 29 April 2016 pada pukul 07. 13 dari

http://id.portalgaruda.org 52

Firdaus Harahap, “Keberhasilan Program Urban Farming Di Kota Surabaya”,

(Skripsi S1 Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional (VETERAN) Surabaya, 2014),

h. 2. Artikel diakses pada 2 Mei 2015 pukul 06.33 dari http://eprints.upnjatim.ac.id

Page 151: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

31

nabati, terutama dalam menanggapi permintaan sehari-hari konsumen di

perkotaan yang menerapkan metode intesif, memanfaatkan dan mendaur ulang

sumber daya dan limbah perkotaan, serta menghasilkan beragam tanaman dan

ternak.53

Menurut Bareja (2010) menyebutkan urban farming atau urban

agriculture adalah upaya pembudidayaan tanaman dan atau memelihara

hewan ternak di dalam dan di sekitar wilayah kota besar, metropolitan, atau

kota kecil untuk memperoleh bahan pangan, kebutuhan lain dan tambahan

finansial, termasuk tahap pemprosesan, pemasaran dan distribusi produk hasil

kegiatan tersebut. Urban farming kebanyakan dilakukan oleh mayarakat yang

tinggal di perkotaan, kadang sebagai pekerjaan utama atau pekerjaan

sambilan, karena memanfaatkan ruang terbuka atau lahan tidur. Aktivitas ini

lebih banyak pada produksi bahan makanan dari tanaman pertanian seperti

sayuran, bumbu, buah-buahan, toga dan tanaman hias.54

Secara teknik urban

farming dilakukan dengan memanfaatkan seminimal mungkin lahan yang ada

untuk berkebun seperti tabulampot, vertikultur, vertical garden dan roof

garden.55

Bedasarkan dari berbagai uraian pendapat. Kesimpulan bahwa urban

farming merupakan aktivitas pertanian, pertenakan, perikanan maupun

perkebunan oleh masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur di perkotaan,

ruang terbuka hijau dan lahan di sekitar rumah yang melibatkan keterampilan,

53

Janti Wignjopranoto, Selamet Raharjo, dan T. A. Kuncoro, “Rumah Organik

Memanfaatkan setiap sudut rumah untuk bertanam secara organik”, (Jakarta: PT AgroMedia

Pustaka, 2015), h. 4. 54

Nugraheni Widyawati, “Cara Mudah Bertanam 29 Jenis Sayur Dalam Pot”, h. 25. 55

Herfin Sasono dan Nofiandi Riawan, “Mudah Membuahkan 38 Tabulampot Paling

Populer”, (Jakarta Selatan: PT ArgoMedia Pustaka, 2014), h. 2.

Page 152: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

32

keahlian dan inovasi dalam pembudidayaanya. Guna menambah gizi,

meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan keluarga serta membangun suatu

kelompok pertanian guna membangun dirinya sendiri agar lebih mandiri.

3. Penerapan Urban Farming

Aktivitas bercocok tanam dapat dilakukan di dalam kota (intra-urban)

atau di perbatasan kota (peri-urban). Aktivitas tersebut dapat diterapkan di

wilayah rumah misalnya di halaman, di lahan luar pemukiman, halaman

belakang atau depan, di ruang terbuka di luar gedung di pagar halaman,

dinding, tangga, balkon, teras dan atap, baik pada lahannya sendiri, menyewa

atau lahan umum yang tidak sedang dimanfaatkan.56

Menurut tim Agriflo Urban farming sendiri dapat membuat

masyarakat menjadi lebih kreatif, karena dapat membuat lahan pekarangan

mereka lebih produkif. Selain itu penerapan ini sendiri juga dapat

diaplikasikan di jalan-jalan umum seperti di trotoar atau taman kota.57

Berikut

beberapa konsep penerapan dalam urban farming yang sangat bervariasi:

a. Tabulampot

Budidaya Tanaman Buah dalam Pot (Tabulampot) mulanya

dikenal di daratan Cina dan Jepang disebut She Juang Penjing dan Shan

shui penjing, yaitu Bonsai. Bonsai berasal dari bahasa Jepang yang terdiri

atas suku kata “bon” nampan (wadah) dan “sai” tumbuh. Secara harfiah

bonsai adalah sesuatu yang tumbuh di satu wadah atau tempat dangkal,

kemudian popular dengan istilah pot dan popular dengan sebutan

56

Nugraheni Widyawati,“Cara Mudah Bertanam 29 Jenis Sayur Dalam Pot”,

(Yogyakarta: Lily Publisher, 2015), h. 25. 57

Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah”, h. 116.

Page 153: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

33

Tabulampot. Tabulampot adalah sistem budidaya tanaman buah-buahan

dengan menggunakan pot sebagai tempat hidupnya.58

b. Vertikultur

Verikultur merupakan salah satu sistem budidaya tanaman yang

menggunakan sistem bertingkat atau ke atas. Teknik ini merupakan salah

satu alternatif dalam mengatasi keterbatasan lahan di perkotaan.

c. Hidroponik

Hidroponik merupakan salah satu alternatif dari pertanian di lahan

terbatas/sempit. Budidaya tanaman dengan teknik ini menggunakan tanah

sebagai media tanamnya juga dapat memanen tanamannya sepanjang

tahun dan tidak tergantung musim. Hidroponik ini dapat dilakukan dengan

skala kecil di pekarangan rumah yang luasnya terbatas.

d. Akuaponik

Akuaponik merupakan perpaduan sistem budidaya antara tanaman

dan ikan. Prisnsipnya, tanaman akan memanfaatkan unsur hara yang

didapat dari kotoran ikan.59

58

Bachrum Achmad Baeshowi,“Pertanian Terpadudan Argribisnis”, (Ciputat: Intelektifa

Pustaka, 2004), h. 131. 59

Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah”, h. 54-

78.

Page 154: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

34

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan

Berdirinya Gerakan Peduli Lingkungan berawal dari rasa kesadaran

dan kepedulian kelompok masyarakat, bahwa dalam menjaga dan

melestarikan lingkungan hidup diperlukan komitmen secara kolektif untuk

menuju perubahan perilaku dan terciptanya etika berbudaya lingkungan sehat

dan asri yang bukan menjadi tanggungjawab pemerintah saja.

Pada awalnya di tahun 2003 ibu-ibu Majelis Taklim Darussalam dan

Pemuda di Perumahan Pondok Pekayon Indah (PPI) berkunjung ke Banjarsari,

Desa Agrowisata lingkungan di Jakarta Selatan yang dipimpin oleh Ibu Harini

Bambang Wahono yang kita kenal sebagai pelopor lingkungan hidup

khususnya bidang persampahan di Indonesia. Pada saat kunjungan itu, serta

merta ibu-ibu dan pemuda tergugah serta termotivasi, mempunyai niat untuk

mengembangkan hal yang sama seperti Ibu Bambang lakukan. Selama 3 bulan

sejak itu, komunitas didampingi oleh Ibu Sri Riadiati seorang mahasiswi pasca

sarjana Universitas Indonesia jurusan Psikologi Lingkungan yang

dipertemukan di kediaman Ibu Bambang saat kunjungan kesana. Proses

tumbuh warga PPI dalam membentuk komunitas yang peduli lingkungan

dijadikan kasus oleh beliau dalam menyusun disertasinya. Diawali dengan

mengadakan in house training, komunitas YGPL Pekayon mencerdaskan diri,

membekali diri dengan wawasan dan ilmu sekitar kesehatan lingkungan.

Diperjelas dengan melihat kenyataan rendahnya kualitas lingkungan di sekitar

Page 155: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

35

Pekayon, khususnya masalah persampahan, sehingga membuat komunitas

YGPL Pekayon semakin tertantang untuk maju melangkah.

Kemudian komunitas YGPL Pekayon berkomitmen untuk melanjutkan

dengan membentuk organisasi, menetapkan visi dan misi, kepengurusan serta

menyusun program. Maka, lahirlah Gerakan Peduli Lingkungan pada tanggal

4 April 2003.Yang dipelopori oleh MTIID (Majelis Ta’lim Ibu-ibu

Darussalam) dan HIPPI (Himpunan Pemuda Pondok Pekayon Indah).

Selangkah demi selangkah YGPL melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan

kemampuan dan potensi yang ada, secara swadaya dan swakarya.

Pada tahun 2007-2008, YGPL ditunjuk sebagai Stakeholder PPK-IPM

(Program Pendanaan Kompetisi-Indek Pembangunan Masyarakat) untuk Jawa

Barat, dengan mengadakan kegiatan ToT (Training of Trainer) untuk 24 kader

dan memandu kegiatan replikasi ke 4 kelurahan dengan jumlah peserta 100

orang. YGPL memiliki jumlah pengurus inti aktif sebanyak 50 orang. YGPL

juga menggalakkan kembali kebun TOGA (Tanaman Obat Keluarga),

pengomposan skala kawasan, dan meningkatkan produksi kerajinan dari

limbah seperti plastik, botol, kertas dan kulit telur. Kelompok ini

membudidayakan sayuran organik di lahan percontohan, dan yang terakhir

YGPL menerbitkan buletin setiap 2 bulan untuk menyebarkan informasi

mengenai kegiatan yang akan dan sudah dilakukan kepada masyarakat.

Kegiatan pengelolaan sampah dan gerakan penghijauan yang telah dilakukan

YGPL Pekayon menghasilkan berbagai penghargaan seperti Juara I Lomba

Kreatifitas Daur Ulang Sampah yang diselenggarakan oleh KLH dan

Page 156: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

36

MNUPW pada Desember 2003, Penghargaan dalam bidang Pemberdayaan

dan Kesejahteraan Keluarga dari Walikota Bekasi pada Desember 2004,

Penghargaan sebagai Pelopor Peduli Lingkungan dari Walikota Bekasi

Juni 2005, Juara II Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga Tingkat

Provinsi Jabar dari Gubernur Jabar Juli 2005, Juara I Peningkatan Kualitas

Lingkungan Keluarga Tingkat Kota Bekasi Juli 2005, Juara I Lomba TBM

dalam rangka Keteladanan PLS Provinsi Jawa Barat 2007, Juara I Pengelola

TBM tingkat Provinsi Jawa Barat dalam rangka JAMBORE PTK-PNF 2008,

Terbaik Ke VI dalam Pengelola TBM Tingkat Nasional dalam rangka

JAMBORE PTK-PNF 2008 dan Penghargaan Juara I Kategori Bank

Sampah (Lomba K3 Tingkat Kota Bekasi) 2014.

Seiring dengan tumbuh kembang komunitas YGPL, pada tanggal 1

April 2009, YGPL melakukan pengembangan kelembagaan dengan

mengukuhkan organisasi yang semula berbentuk komunitas ke bentuk

Yayasan dengan nama: Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon. Saat

ini YGPL mempunyai 30 kader dan 70 relawan. Bentuk organisasi yayasan ini

adalah sosial, nir bala, independen, netral (tidak berpihak ke satu ideologi,

golongan agama, ras maupun suku atau kedaerahan).60

Para anggota yayasan mempunyai motto sebagai berikut: Prestasi tidak

menjadikan kami berhenti. Memelihara komitmen menjadi tantangan yang

tidak mudah dilakukan. Perlu kerja keras untuk bisa konsisten dan

berkelanjutan. Energi perlu senantiasa dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.

Kreatifitas diupayakan terus diasah. Diperlukan kerjasama dan membentuk

60

http://www.ygplpekayon.com/ Artikel diakses pada 29 Mei2016 pada pukul 12.33 wib.

Page 157: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

37

jejaring dengan lembaga yang mempunyai satu visi. Dengan bekal cinta,

peduli, disiplin, tanggung jawab dan sabar semoga kiprah yayasan ini member

kontribusi yang berati terhadap program pemberdayaan masyarakat dalam

pelestarian lingkungan di Indonesia.

B. Visi dan Misi

Dalam menjalankan berbagai program kegiatan, Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan memiliki visi dan misi yang dijadikan pedoman mencapai

sasaran antara lain:

1. Visi

Untuk menciptakan Pondok Pekayon Indah menjadi lingkungan yang

bersih, sehat, asri, harmoni dan lestari serta memberdayakan masyarakat

dalam bidang pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup.

2. Misi

Menanamkan dan meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat

terhadap masalah lingkungan. Menggalang dukungan dan partisipasi aktif

dari setiap individu maupun kelompok masyarakat. Melaksanakan secara

swadaya dan swakarsa. Membangun perilaku dan budaya baru

berwawasan lingkungan secara berkelanjutan.

C. Identitas Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon

Nama Lembaga :Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon

Tanggal Berdiri : 4 April 2003

Bentukan : 2003-2009: Komunitas, 2009-Sekarang: Yayasan

Organisasi Sosial, Nir Laba dan Independen.

Page 158: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

38

Lokasi : RW 8-11 Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan.

NPWP : 21.084.93.7-432.000

D. Struktur Organisasi

Dalam kegiatan keorganisasian dan kelembagaan yang baik,

diperlukan adanya struktur organisasi agar segala kegiatan tersusun rapi serta

akan mempermudah dalam mencapai tujuan.

Struktur Organisasi Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan61

61

http://www.ygplpekayon.com/ Artikel diakses pada 1 Juli 2016 pada pukul 9.33 wib.

Dewan Pembina

Ir. Lala Gozali

Humas

Yustiardani

Sekertaris

Wiwik Satrio

Mitra Kerja

Donor

Narasumber

Ketua

Rustinah Hassan

Bendahara

Neni Rizal

Prog Pengembangan

Ir. Lala Gozali

Unit

Tamanca

Nur

Mutmainah

Unit

Pengemban

gan

masyarakat

Yulianti A.

Ruddy

Duta

Lingku

ngan

Wirda

RW 8-11

Dewan Pengawas

Ellis Agus

Unit

KRPL

Harmoni

Siti Nurul

Unit Bank

sampah

Windy Usman

Unit Rumah

Kompos

Suko Nitono

Unit Rumah

Perca

Siti Rochana

Page 159: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

39

E. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuannya adalah YGPL sebagai Bekasi pelopor untuk lingkungannya

serta untuk mewujudkan Pondok Pekayon Indah sebagai kawasan

pemukiman yang ramah lingkungan.

2. Sasaran yang ditargetkan oleh YGPL yaitu dari berbagai kalangan

masyarakat, seperti Ibu-ibu (terutama kelompok PKK, arisan) siswa

sekolah/pelajar (TK, SD, SMP, SMU dan sederajat), kelompok pendidik

atau guru, kelompok kepemudaan, warga RT, RW, organisasi keagamaan

di komplek Perumahan PondokPekayon Indah dan tempat lainnya.62

F. Sarana dan Prasarana

Terkait dengan fasilitas pendukung yang tersedia di Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan, maka disediakan saran dan prasarana agar semua kegiatan

berjalan lancar. Fasilitas meliputi: Pembangunan Taman Kota, Gedung dan

Fasilitas pilar sampah 3R dibangun sejak akhir bulan Juli 2012 dan selesai

akhir akhir bulan September 2014, tempat pelatihan, papan slogan, baktor atau

bak sampah bantuan dari BJB dan Gubernur Jawa Barat pada tahun 2013,

ketersediaan peralatan untuk pengolahan sampah (seperti: 4 mesin pencacah,

timbangan, pengayak, tong-tong besar), lahan rumah kompos untuk program

kawasan rumah pangan lestari, rak tanaman vertikal, rak hydroponik, rak

aquponik, komposter, peralatan pertanian (seperti: bibit, sepatu bot untuk

anak-anak, paralon, cangkul), Saung Pembibitan Kwt Harmoni, Kebun Bibit

yang terdapat di rumah kompos, bangunan Taman Bacaan beserta

perlengkapannya (yaitu: memiliki koleksi ±7532 eksemplar dengan 3601 judul

62

Wawancara pribadi dengan Ibu Ir. Lala Gozali sebagai Dewan Pembina Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan, Pondok Pekayon Indah, pada 19 Juli 2016.

Page 160: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

40

yang terdiri dari majalah, buku bergambar, buku fiksi maupun non fiksi,

ensiklopedia, kamus, buku pelajaran, atlas dan peta, mainan edukatif dan

peralatan untuk menggambar dan mewarnai), tempat pengolahan produksi

kompos kawasan, baru dibangun Rumah Bunda SEHAT disana terdapat:

(ruang ASI, ruang instalasi, kompor, computer, alat-alat masak, susu) yang

mana mesin jahit dari Pemkot untuk rumah perca, Seluruh Posyandu yang ada

di RW.008 ; 009 ; 010 dan 011 masing-masing mendapatkan bantuan 1 unit

Alat Timbangan Bayi, Alat Kontrol Kesehatan dan Makanan Bayi, alat tinggi

badan dan lainnya dari ASTRA Internasional, Gedung baru untuk Posyandu

dan Posbindu RW 11 Pekayon Jaya.

G. Program Kegiatan Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan

Yayasan ini merupakan lembaga yang peduli terhadap permasalahan

lingkungan dan turut memberdayakan masyarakat Pondok Pekayon Indah.

Diantara berbagai programnya, YGPL memiliki empat program utama yaitu:

pemberdayaan masyarakat, pemilihan dan pengomposan sampah serta

pembibitan atau penghijauan dan beberapa Unit pengembangan YGPL sudah

dibentuk yaitu: Unit Pengelolaan Kompos Kawasan, Unit Taman Bacaan, Unit

Arisan YGPL, Unit Buletin dan Unit YGPL Kids. Lima lingkup kegiatan

unit program pengembangan yang sedang diterapkan, yaitu:63

1. Unit Pemberdayaan Masyarakat

Dalam program utamanya YGPL Pekayon, pemberdayaan

masyarakat merupakan Jasa pemberdayaan masyarakat yang berbasis

63

http://www.ygplpekayon.com/ Artikel diakses pada 04Juni 2016 pada pukul 07.10

wib.

Page 161: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

41

kewirausahaan sosial. Prinsip layanan yang YGPL berikan adalah

1.Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon Green Society yaitu Program

Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon untuk menciptakan komunitas yang

terpadu yang meliputi program pembangunan fasilitas penunjang

kesehatan yang memadai, sentra pemberdayaan ekonomi masyarakat,

fasilitas penunjang pendidikan dan menciptakan masyarakat yang peduli

lingkungan serta pelatihan cara mengelola sampah. 2. Bank Sampah

Masuk Sekolah yaitu Upaya yang mengintegrasikan pengelolaan

lingkungan serta belajar layanan keuangan kepada anak dilakukan oleh

YGPL dengan membuka konter Bank Sampah. Murid sekolah dilatih

menjadi Petugas Bank Sampah untuk menerima dan mengelola setoran

sampah dari murid-murid lainnya. Setoran sampah yang terkumpul

disalurkan ke Bank Sampah di sekitarnya yang juga binaan YGPL, uang

hasil penjualan sampah tersebut dikreditkan kepada nasabah di sekolah

dalam bentuk tabungan. Program ini sebagai bentuk upaya memperluas

jaringan Bank Sampah yang terintegrasi dengan pendidikan lingkungan.

Di dalamnya YGPL Pekayon terdapat berbagai materi program pelatihan

dan Pembinaan Masyarakat dalam Berbudaya Lingkungan yaitu sebagai

berikut:

a. Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan Masyarakat dalam Berbudaya

Lingkungan

1) Eco – School “SD Kinderfield Kemang Pratama”

“Go-Green School” Adiwiyata. Di mana dalam program ini

tim edukasi Eco Green School akan melakukan kunjungan ke beberapa

Page 162: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

42

sekolah yang terdaftar untuk dikunjungi. Tim akan menjelaskan beberapa

program edukasi yang ada di Eco Green School seperti pembelajaran

tentang pengolahan sampah, daur ulang sampah, serta pembelajaran

tentang lingkungan hidup.

2)Eco-Pesantren“AlQomariyah”

Program yang bertujuan untuk mendorong peningkatan

pengetahuan, kepedulian, kesadaran dan peran serta aktif warga pondok

pesantren terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup berdasarkan

ajaran agama Islam. Dengan Memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis

dengan harapan agar eco pesantren dapat diimplementasi melalui

“gerakan” baik melalui penguatan internalisasi isue lingkungan kedalam

proses belajar mengajar maupun aksi kepedulian dan perubahan perilaku

warga pondok pesantren yang didukung oleh penguatan sarana ramah

lingkungan.

3) Eco-Office “Kantor Peduli Lingkungan”

Konsep kantor ramah lingkungan tersebut dapat diaplikasikan pada

semua kantor agar bisa membuat suasana nyaman, menghemat biaya

operasional, sebagai wujud partisipasi dalam mengurangi global warming,

membuat pikiran akan menjadi lebih fresh dan semangat kerja akan

meningkat. Salah satunya YGPL Pekayon memberikan Pelatihan kepada

karyawan Menara Kuningan 04 Mei 2016 tentang Pemilahan Sampah Di

Kantor dimana Kantor Peduli Lingkungan (Eco Office).

Page 163: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

43

4)Eco-Campus

Perguruan tinggi menjadi ujung tombak terdepan dalam menyelesaikan

suatu permasalahan bangsa, termasuk permasalahan lingkungan. YGPL

Pekayon memberikan pelatihan sebagai pekan pengenalan dan pembekalan

mahasiswa baru Universitas Bhayangkara pada 26 Agustus 2016.

Gambar 1. Kegiatan Eco-Campus di Universitas Bhayangkara

Sumber: Dokumentasi Peneliti

b. Bimbingan Teknis Pengolahan Lingkungan Tingkat Rumah Tangga.

Pemberian penyuluhan pelatihan dalam kegiatan pelatihan dan

pembinaan masyarakat di kader lingkungan seperti: Diajarkan cara

membuat kompos secara individu, yang dapat dilakukan disetiap Rumah

tangga dan pembinaan pemilihan sampah.

2. Unit Kompos Pekayon

Mendaur ulang sampah organik dengan cara mengolahnya dapat

menghasilkan kompos organik. Pengelolahan sampah ini sudah ada sejak

tahun 2004 lalu perluasaan pengolahan sampah yang diharapkan bisa

Page 164: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

44

menghasilkan kompos sebanyak 1,5-2 Ton perminggu dan dilokasi ini

menjadi tempat pelatihan kader-kader yang dapat mengembangkan

pengolahan sampah di wilayah/komplek perumahan secara kawasan di

sekitar Kota Bekasi nantinya.

Dalam unit program kompos ini, Pondok Pekayon Indah

menyediakan program pelatihan pengelolahan sampah di dalamnya.

Program pelatihan pengolahan sampah disusun berdasarkan konsep

“integrated process” (Integrated Citarum Water Resources Management

Investment Program (ICWRMIP) merupakan gambaran strategi, rencana

dan pelaksanaan yang memetakan posisi saat ini dengan visi, hasil dan

tujuan yang ingin kita capai di masa depan untuk pengelolaan terpadu

sungai Citarum. Dari tahap pengumpulan sampah, pengolahan sampai

pada pemanfaatan hasil olahan. Konsep utamanya ditujukan untuk

aktivitas pengelolaan sampah komunitas dan tidak bersifat individual.

Adapun manfaat kompos adalah untuk Penghijauan dalam arti luas

adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan

kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik

sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Untuk memenuhi

kebutuhan pangan sehari-hari dengan salah satu cara yaitu Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL). Melalui KRPL, pemanfaatan lahan

pekarangan sempit dengan cara menggunakan media kompos dan pupuk

secara organik agar terciptanya area tanam dan menghasilkan pangan yang

sehat.

Page 165: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

45

Untuk proses pemilihan sampah yang akan diolah menjadi kompos

terdapat 2 proses di dalamnya yaitu:

a. Mekanisme pemilihan sampah dari rumah.

Pemilihan sampah adaah proses yang paling sulit dan paling penting

dalam proses pengolahan sampah. Yang dapat dilakukan ialah

mensosialisasikan ke anggota keluarga mengenai kategori pemilihan

sampah, cara pemilihan sampah dan saranayang dibutuhkan seperti

menyediakan 2 tempat sampah, satu untuk sampah organik dan

sampah anorganik.

b. Pengangkutan sampah

Sampah organik diangkut dari rumah menggunakan gerobak motor

oleh petugas khusus. Kemudian sampah organik yang telah terkumpul

perlu dipilah lagi dari ranting-ranting besar.64

Dari proses pengolahan sampah menjadi kompos yang sudah

dilakukan Gerakan Peduli Lingkungan, dapat menghasilkan berbagai

variasi produk: kompos dan pupuk organik cair yang mereka jual.

3. Unit “Tbm MANCA”

Taman bacaan dan bermain di Pondok Pekayon Indah berdiri sejak

05 Mei 2005 atas kerjasama Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL)

Pondok Pekayon Indah dan Yayasan Taman Baca Indonesia untuk

mendapatkan fasilitas berupa bangunan Taman Baca beserta

perlengkapannya. Taman baca merupakan tempat publik, pusat

pengembangan kreatifitas dan tempat singgah yang aman dan nyaman

64

Buletin Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan, Seri04 tahun 2008 s/d 2010.

Page 166: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

46

setelah rumah dan sekolah bagi Anak-anak agar berdampak positif bagi

kemandirian anak. Tbm Manca dibentuk untuk mencerdaskan bangsa

melalui pembangunan budaya membaca pada masyarakat Indonesia, agar

generasi muda kelak memiliki budaya membaca sejak kecil. Sasaran dari

taman bacaan ini adalah anak-anak yang bersekolah di dalam atau luar

lingkungan Pondok Pekayon Indah. Jumlah anggota dari Taman Bacaan

Pondok Pekayon Indah sebanyak 350 anak terdiri SD, TK, SMP dan SMU.

Ketua dari Taman Baca adalah Ibu Nur Mutmainah. Adapun tujuan yang

terdapat di Tbm MANCA yaitu:

a. Menggalang pasrtisipasi masyarakat dalam pengelolaan rumah baca.

b. Menarik minat baca anak-anak Pondok Pekayon Indah dan sekitarnya.

c. Memberikan sarana baca yang memadai untuk sekolah-sekolah di

lingkungan Pondok Pekayon Indah dan sekitarnya.

d. Menggalang kreatifitas untuk menumbuhkan budaya membaca.

e. Membantu meringankan beban keluarga prasejahtera untuk

menimbulkan budaya membaca dan belajar.

Adapun prestasi yang pernah Tbm Manca raih berupa: JUARA 1 Lomba

TBM dalam rangka keteladanan PLS kota Bekasi 2007, JUARA 1 Lomba

TB dalam rangka keteladanan PLS Propinsi Jawa Barat. Selain prestasi

yang diraih, terdapat pula penghargaan yang yang sudah dicapai oleh Nur

Mutmainah Gufron selaku ketua program dari Tbm manca berupa

PIAGAM PENGHARGAAN sebagai Peserta Terbaik VI dalam kegiatan

Jambore 1000 PTK-PNF pada Pengelola Taman Bacaan Masyarakat.

Page 167: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

47

4. Unit KRPL “Harmoni” Kawasan Rumah Pangan Lestari

Salah satu kawasan yang menerapkan program Kawasan Rumah

Pangan Lestari secara swadaya ialah Kawasan Perumahan Pondok

Pekayon Indah Kel. Pekayon Jaya Kec. Bekasi Selatan yang berlokasi di

RT.004 RW.011 yang didirikan pada April 2013. Pengembangan program

Kawasan Rumah Pangan Lestari menjadi salah satu alternatif berkebun di

lahan sempit dengan menggunakan pemanfaatan pekarangan skala kecil

yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan, gizi

keluarga, dan peningkatan pendapatan yang pada hasil akhirnya dapat

meningkatkan kesejahteraan sehingga mampu mewujudkan kemandirian

masyarakat dengan mengenalkan cara tanam secara Hydroponik dan

Aquaponik. Selain itu, KRPL juga mencakup upaya intensifikasi

pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah,

rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan

pengolahan dan pemasaran hasil. Namun, Sebagian besar Kelompok

Wanita Tani (KWT) Harmoni di Pondok Pekayon Indah belum semua

melakukan optimalisasi pekarangan dan pengembangan pertanian.

Pengetahuan masyarakat juga masih kurang seperti pembasmian hama

penyakit, teknik-teknik dalam bertanam, mutu dan gizi pangan.

Tujuannya adalah membuat konsumsi pangan masyarakat lebih

beragam sehingga asupan gizi lebih berimbang dan menekan pengeluaran

untuk kebutuhan makan harian antara Rp 200.000 sampai Rp 800.000 per

bulan. Saat ini anggota aktif KRPL berjumlah 20. Seperti yang

diungkapkan Ibu Siti Nurul sebagai Ketua KRPL 22 Agustus 2016.

Page 168: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

48

“Kalo untuk tujuannya itu menekan pengeluaran kebutuhan

makanan harian belanja sayuran dari Rp 200.000 sampai Rp

800.000 perbulan waktu itu pernah tercapai tapi ya..banyak

kendala cuma bertahan selama 6 bulan diawal saja trus

meningkatkan gizi balita kita dimana sayuran organik itu dapat

menujang gizi keluarga sehingga mencetak generasi balita yang

sehat, kuat, punya daya tahan tubuh yang bagus terbebas dari zat-

zat kimia karna zaman sekarangkan udah ga aman banyak yang

berjualan curang gitu mau ga mau demi sehat dimuali dari

sayuran kita tanam sendiri. Untuk anggota dulunya berjumlah

sampai 40an pas ada kegiatan penyuluhan KRPL mereka masih

perhatian tapi tindaklanjut dari itu yang ga ada tapi makin kesini

yang aktif cuma 20an orang aja.”65

KRPL tidak hanya untuk warga pemilik pekarangan di desa, tetapi

juga di kota karena bagi masyarakat yang memiliki lahan terbatas bisa

tetap menanam dengan teknik vertikultur dan dapat menghasilkan pangan

dari rumah. Dengan menerapkan budidaya tanaman sayuran, buah-buahan,

tanaman pangan, tanaman obat keluarga (toga), budidaya ikan dan ternak.

Komoditas yang telah dibudidayakan oleh KWT Harmoni Indah

adalah tanaman yang dapat dipanen dalam jangka pendek, diantaranya:

berbagai tanaman sayuran organik; sawi, kangkung, bayam, pakcoy,

seledri, salada keriting, kalian, kacang panjang, bawang merah, cabai

merah, cabai rawit, daun salam dan lainnya kemudian tanaman buah;

terong, tomat dan lainnya lalu TOGA; binahong, kumis kucing, daun

katuk, daun cincau, daun saga, kencur, sirih, ginseng, kunyit, daun dewa,

samiloto dan lainnya dengan mencoba membudidayakan menggunakan

pupuk organik dan membuat penyemprotan hama dengan pestisida

organik yang mereka buat sendiri agar tercipta area pertanaman yang

65

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul sebagai Ketua Progam Kawasan Rumah

Pangan Lestari, Pondok Pekayon Indah pada 22 Agustus 2016.

Page 169: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

49

sehat. Dari hasil wawancara denga Ibu Ir. Lala Gozali 10 Maret 2016

sebagai berikut:

“ Tanaman yang kita tanam ini yang mudah dipanen dalam jangka

pendek disesuaikan dengan musim panas dan musim hujan supaya

bisa digunakan untuk keperluan dapur yang kita tanam tuh ada

kangkung, bayam, seledri, kalian, kacang panjang, bawang merah,

cabai merah, cabai rawit, daun salam, cabai, terong untuk

TOGAnya ada binahong, kumis kucing, daun katuk, daun cincau,

daun saga, kencur, sirih, ginseng, kunyit, daun dewa, samiloto

semua jenis tanaman ada teknik dalam menanamnya.66

Dalam perjalanan menerapkan program KRPL tentu ada

peningkatan dan penurunan dalam pencapaian tujuan programnya sejak

2013 sampai 2016. Selama 3 tahun berdiri tak luput mendapatkan

dukungan dari Kementrian Pertanian, Badan Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Dinas Perekonomian Rakyat Bekasi dalam

memberikan perhatian berupa pelatihan dan penyuluhan dalam

pelaksanaan program ini.

5. Unit Bank Sampah “LESTARI”

Unit bank sampah menjadi salah satu program utama Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL). Bank Sampah adalah sebuah kreasi

inovatif yang dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan nilai ekonomi

yang terkandung dalam sampah, dan secara tidak langsung dapat

mengurangi sampah yang dibuang melalui gerakan 3R (Reuse, Reduce,

Recylyng) Reuse: Memakai ulang, Reduce: Membatasi dan Mengurangi,

Recylyng: Mendaur ulang.

66

Wawancara pribadi dengan Ibu Ir. Lala Gozali sebagai Dewan Pembina Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan, Pondok Pekayon Indah, pada 12 April 2016.

Page 170: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

50

Sampah terdiri dari 2 macam, ada sampah organik dan sampah

anorganik. Sampah organik biasa dikenal juga dengan sampah basah yang

mempunyai masa hancur berlangsung alami (1-6 bulan ). Terdiri dari

bahan-bahan alami atau organik yang mudah membusuk, seperti: Sisa

Makanan atau Sampah Dapur, Tulang Ikan atau Hewan (sebelumnya

dipotong kecil-kecil), Sisa Sayuran, Daun-daunan Kering, Roti, Nasi, Kue,

Daging dan lain-lain. Sampah anorganik biasa dikenal juga dengan sampah

kering. Terdiri dari senyawa an-organik atau bahan buatan yang tidak

mudah membusuk seperti: Benda atau barang yang terbuat dari kaca

maupun beling (botol bekas minuman, kecap, saus) dengan masa hancur

alami ratusan tahun, Benda Logam atau kaleng minuman dengan masa

hancur alami (80-100tahun), Benda plastik, shampo, minuman botol dll

(50-80 tahun), Styrofoam dibutuhkan 200-400 tahun untuk hancur alami,

bekas makanan, kertas, kardus, B3 (bahan berbahaya dan beracun dan lain-

lain. Karena mendaur ulang sampah memiliki berbagai manfaat

diantaranya: menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan,

melestarikan kehidupan mahluk hidup yang terdapat pada suatu

lingkungan tertentu, menjaga keseimbangan ekosistem mahluk hidup yang

terdapat pada lingkungan, mengurangi sampah anorganik karena sampah

anorganik ada yang dapat bertahan 300 tahun ke depan, mendapatkan

tambahan penghasilan dan hasil pengolahan sampah tersebut pada

akhirnya dapat di jual.

Di Kelurahan Pekayon Jaya misalnya warganya telah memiliki

Bank Sampah dan setiap warga berperan aktif baik sebagai “nasabah”

Page 171: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

51

maupun sebagai pengelolanya. Dalam Bank Sampah yang disetorkan

“nasabah”nya adalah sampah yang dipandang bernilai ekonomis.

Kemudian pengelola Bank Sampah harus melakukan upaya kreatif dan

inovatif agar sampah-sampah yang dihimpun dari “nasabah” dapat

menjadi uang.Oleh karena itu, pengelola Bank Sampah tersebut harus

merupakan orang-orang yang kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa

kewirausahaan. Dengan tangan-tangan kreatif YGPL dan pemikiran-

pemikiran inovatif ternyata sampah yang selama ini sering dianggap

masalah, bagi mereka justru menjadi berkah. Dalam menabung bank

sampah di YGPL terdapat 2 cara yaitu:

a. Sistem individual (penabung datang ke bank sampah). Dengan cara:

Pemilahan sampah skala rumah tangga dulu, lalu penyetoran,

penimbangan, pencatatan dan hasil sampah yang disetorkan dimasukan

kedalam buku tabungan.

b. Sistem komunal (Petugas mendatangi TPS terpilah tiap RT). Dengan

cara: pilih sampah dari rumah, tabung sampah di TPS pilah ditiap RT,

petugas bank sampah akan mengambil sampah terpilah di tiap RT,

pengambilan sampah oleh pengepul, pengepul menghargai setiap

tabungan sampah tiap RT, lalu teller memasukan hasil penjualan tiap

RT (30%), sementara yang 70% untuk menggaji pengambil sampah.

Pengambilan sampah anorganik dilakukan 2 kali seminggu.

Dalam pengembangannya Bank sampah terdapat dibeberapa titik

Pekayon: Lestari 1= RT 1 RW 11, lalu Lestari 2= RT 3 RW 11, lalu

Lestari 3= RT 2 RW 11, Lestari 4= RT 4 RW 11, lalu Lestari 5= Posyandu

Page 172: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

52

RW 8, Lestari 6= Posyandu RW 9, kemudian Lestari 7= Posyandu RW 10,

Lestari 8= Posyandu RW 11, Lestari 9= Manca (Taman Bacaan) dan

Lestari 10= Paud Robbani.

6. Unit Produksi Kerajinan

Kerajinan limbah merupakan unit yang memotivasi warga untuk

memanfaatkan sampah menjadi produk kerajinan yang berkualitas

sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Kain perca adalah potongan

kain sisa yang bisa didapatkan di konveksi ataupun penjahit-penjahit

rumahan karena dianggap sampah. Tapi ditangan Ibu-ibu YGPL, kain

perca bisa dibuat kerajinan tangan yang memiliki nilai jual berupa: Tas

lukis kain, tas kain dibordir mesin, sarung bantal, penutup galon mineral,

serbet kain, bunga kain sampai kepada perca in fashion yang sudah

mengikuti pameran di sanggar gianti. Tidak hanya berupa kain saja, Ibu-

ibu YGPL telah mendaur ulang limbah dari kulit telur, gelas plastik

mineral menjadi kreasi parsel bunga lalu, botol-botol bekas menjadi botol-

botol cantik yang dapat digunakan sebagai pajangan dengan ornament

bunga bercat warna-warni yang sedap dipandang mata.

H. Peristiwa atau Kegiatan YGPL Pekayon

Selain terdapat banyak program kegiatan yang dikembangkan, mereka

juga memiliki kegiatan-kegiatan dan mendapat kunjungan tamu atas

kepeduliannya terhadap lingkungan. Kegiatan tersebut berupa:

1. Kegiatan rutin Posyandu dan Posbindu Rw 011 setiap bulan di hari kamis

minggu kedua bersama ASTRA Internasional. Kegiatan yang dilakukan

seperti: pendataan, pemeriksaan kesehatan balita, penimbangan berat

Page 173: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

53

badan balita, pemeriksaan gigi balita dan anak, pemeriksaan kesehatan ibu,

pemeriksaan tekanan darah, Pemeriksaan Gula Darah, Asam Urat dan

Kolesterol semuanya ” GRATIS, Pemeriksaan ” GRATIS ” Osteoporosis,

Jantung Sehat dan Pembulu Darah. Warga yang datang ke Posyandu

cukup hanya membayar dengan sampah, lalu Sampah yang terkumpul

akan dijual dan uangnya untuk kas posyandu.

2. Expo merupakan salah satu cara promosi hasil kerajinan daur ulang kreasi

dari YGPL mengikutipameran arginex Expo 2014 tentang pertanian, KOI

Expo terdapat kreasi kerajinan kain perca, polybag, Festival Hijau Bekasi

di Universitas Empatlima dan Pameran di Universitas Indonesia.

3. Taman hijau Pekayon adalah salah satu program P2KH atau Program

Pengembangan Kota Hijau dengan bentuk aksi nyata dalam pengelolaan,

menjadikan kota hijau dan merehabilitasi kembali tanaman milik YGPL

Pekayon. Adapun fasilitasnya seperti arena bermain anak, arena main

pasir, lapangan basket, berkebun, pembibitan tanaman, aula atau jenis

panggung kecil (pendopo) dan berbagai jenis tanaman buah.

4. Menerima kunjungan tamu pada tahun 2015 dari mahasiswa Colombo

Plan Australia untuk melihat kalau dana yang mereka kucurkan untuk

pembangunan tempat pengelolaan sampah 3R di Pekayon berjalan dengan

baik dan kunjungan dari Kalimantan Selatan.

5. Menerima kunjungan tamu pada 2016 dari Kalimantan Selatan dalam

Peserta Kunjungan Kerja.

Page 174: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

54

I. Pembiayaan Operasional

Untuk mencapai misi yang dijalankanYayasan Gerakan Peduli

Lingkungan Pekayon, diperlukan daya dukung yang memadai untuk

menjalankan operasional sesuai standar yang memadai. Dana operasional

didapat dari menjadi narasumber penyuluhan baik dari undangan pihak luar,

maupun dari tamu yang datang berkunjung ke YGPL dengan status tetap dan

tidak tetap. Selain itu, dana diperoleh juga melalui penjualan kompos,

tanaman, dan kerajinan/suvenir yang dibuat seperti T-shirt, jam, tas, pin dan

buletin YGPL, hasil kerjasama dan bantuan dari Corporate Social

Responsibility (CSR) perusahaan ASTRA International dalam mendukung

Kegiatan rutin Posyandu dan Posbindu di RW 008-011, menerima bantuan

kerja sama dari Sari Husada, Indomart dan rumah zakat dalam membentuk

Rumah Bunda SEHAT agar Ibu-ibu binaan memiliki kepandaian dengan itu

ekonomi mereka terbantu, instansi pemerintah Bekasi seperti: Dinas

kebersihan dan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH), dana

didapatkan menjadi narasumber dalam suatu acara.

J. Mitra Kerja

Untuk mempermudah dalam pelaksanaan program-program yang

terdapat di YGPL, ada beberapa mitra kerja yang sudah banyak bekerjasama

dengan yayasan ini, dengan status tetap dan tidak tetap. Diantaranya dari mitra

kerja tersebut adalah:

1. Bekerja sama dengan Instansi Pemerintah seperti: Kementrian Negara

Lingkungan Hidup, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH)

PemKot Bekasi, Dinas Sosial PemKot Bekasi, Dinas Kebersihan PemKot

Page 175: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

55

Bekasi, Dinas Kesehatan PemKot Bekasi, Dinas Pendidikan, Dinas

Perekonomian Rakyat Bekasi, Subdirektorat Agribisnis, Kelurahan

Pekayon Jaya dan Kecamatan Bekasi Selatan.

2. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Ditjen Penataan ruang-

Kementrian pekerjaan umum dalam pembangunan Taman kota Pekayon

Jaya yang merupakan salah satu kegiatan Program Pembangunan Kota

Hijau (P2KH).

3. Aliansi Perempuan dalam Perempuan Berkelanjutan (APPB).

4. Japan International Cooperation Agency (JICA).

5. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat.

6. Bank Jawa Barat (BJB).

7. Perusahaan swasta seperti: ANTV, DAI TV, Radio Dakta, Delta, Suara

Metro, NET TV, Kompas TV, PT. Alita Praya Mitra, PT. Sari Husada,

Indomart dan Rumah Zakat.

8. Dengan instansi pendidikan seperti: SD Al-Azhar, SD Darussalam

Pekayon, TK Tunas Jaka Sampurna, Fakultas Psikologi-Universitas

Indonesia, Fakultas Pertanian Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi dan

Universitas Tarumanegara.

9. Turut berkontribusi pada program Adipura. Karena Perumahan Pondok

Pekayon Indah menjadi salah satu titik pantau perumahan yang secara

proaktif melakukan kegiatan peningkatan lingkungan, khususnya proses

pembuatan kompos kawasan dan penghijauan.

10. Menjalin kerjasama dengan PT. ASTRA International sebagai CSR.

Page 176: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

56

11. Menjalin kerjasama dengan Indonesia Berkebun, Yayasan Mantif

Indonesia, dan Yayasan Taman Baca Indonesia, Kelompok Majelis Ta’lim

dan PKK.67

K. Gambaran Umum tentang Perumahan Pondok Pekayon Indah-Pekayon

Jaya Bekasi

1. Letak geografis dan Komposisi Penduduk

Perumahan Pondok Pekayon Indah merupakan salah satu bagian

dari kelurahan Pekayon Jaya Kecamatan Bekasi Selatan. Perumahan

Pondok Pekayon Indah memiliki batas wilayah sebagai berikut: Sebelah

barat berbatasan dengan perumahan Galaxy, sebelah utara berbatasan

dengan Jalan Pulo Permatasari Raya, sebelah timur berbatasan dengan

Jalan Raya Pekayon, villa Pekayon dan sebelah selatan berbatasan dengan

Jalan Pulo Ribung. Batas wilayah tersebut membuat RW08-RW17

merupakan bagian dari Perumahan Pondok Pekayon Indah. Seperti yang

diungkapkan Ir. Sukowitono 22 Agustus 2016 sebagai berikut.

“Dahulu tahun 1986, perumahan ini punya BTN (Bank Tabungan

Negara) sebagai pinjaman wilayah belum menjadi PPI, dulu ada

60an RT tapi RWnya Cuma ada 1 trus sejak tahun 1990 an

perumahan ini dipecah dan ditata ada 4 RW masing-masing ada 4

RT dan awalnya bloknya Cuma abcd satu huruf trus berkembang-

berkembang kesana ada blok AA, BB, CC, DD. Pada tahun 2003

diresmikan menjadi Perumahan Pondok Pekayon Indah dengan

bagian wilayah RW 8-RW 17 dulu tahun 1991 perumahan ini

sebagian besar rawa kecuali yang sekarang blok D dulunya tanah

darat Nah tahun 2002 mulai berjalan, bekas rawa oleh warga

ditutup, ditimbun, diratakan namanya tanah timbunan awalnya ya

gersang tidak nyaman jalannya masih batu, becek, tanah merah,

belum diaspal seperti sekarang, tapi tidak pernah banjir Cuma

67

Wawancara pribadi dengan Ibu Ir. Lala Gozali sebagai Dewan Pembina Yayasan

Gerakan Peduli Lingkungan, Pondok Pekayon Indah, pada 19 Juli 2016.

Page 177: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

57

genangan aja klo abis hujan deras karena perumahan ini termasuk

daratan tinggi”.68

Luas wilayah Kecamatan Bekasi Selatan adalah 1.605,40 KM2 atau

7,11% dari Kota Bekasi yang terdiri dari 5 kelurahan dan kelurahan

Pekayon Jaya salah satu dari bagiannya dengan luas: 425 Ha.69

Luas

wilayah Kelurahan Pekayon Jaya terdiri dari RW 01sampai dengan RW 26

yang digunakan sebagai milik adat 154 Ha, pengairan 11 Ha, perumahan

260 Ha, pemakaman 2 Ha, perdagangan 5,8 Ha, perkantoran 1,8 Ha, dan

pekarangan 165 Ha.70

Kelurahan Pekayon Jaya memiliki batas wilayah dengan posisi

geografis sebagai berikut: sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan

Marga Jaya dan Kali Bekasi, sebelah Barat bebatasan dengan Kelurahan

Jakasetia, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kayuringin Jaya

atau Kali Malang dan sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Jaka

Setia.

68

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono sebagai Ketua RW 11 Pekayon Jaya

pada 22 Agustus 2016. 69 http://www.bekasikota.go.id Artikel diakses pada Senin, 19 Juli 2016 pada pukul 20.04

wib. 70

Data Monografi, Kelurahan Pekayon Jaya, tahun 2015.

Page 178: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

58

Gambar 2. Denah Perumahan Pondok Pekayon Indah

S

S

Sumber: Website Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon

Gambar 3. Peta Perumahan Pondok Pekayon Indah

S

U

Sumber: Google Maps Perumahan Pondok Pekayon Indah

Keadaan topografi Kelurahan Pekayon Jaya merupakan daerah

dataran rendah dengan ketinggian tanah 0-25 M dari atas permukaan

Page 179: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

59

lautserta dengan kemiringan 2% menyebabkan di beberapa daerah sulit

untuk membuang limpasan hujan dengan cepat. Memiliki suhu udara rata-

rata 30cc, dengan banyaknya curah hujan 1941 mm/thn.

Komposisi penduduk menurut laporan tahunan kelurahan Pekayon

Jaya 2015 bahwa Jumlah penduduknya adalah 62.441 Jiwa yang terdiri

16.924 kepala keluarga (KK), dengan komposisi laki-laki 21.704 jiwa dan

perempuan 30.737 jiwa. Jumlah ini tersebar dalam cakupan wilayah

adiministrasi Kelurahan Pekayon Jaya terdiri dari 26 Rukun Warga (RW)

dan 169 Rukun Tetangga (RT). Untuk memperjelasnya, berikut tabel

untuk merinci kependudukan menurut lahir, mati, datang dan pindah di

Kelurahan Pekayon Jaya 2016.

Page 180: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

Tabel 2.

Laporan Mutasi Penduduk Bedasarkan lahir, mati, datang, dan pindah (lampid) Kelurahan Pekayon Jaya

2.

3.

Sumber: Data monografi Kelurahan Pekayon Jaya 2015

Bu

lan

Penduduk

Awal

Lahir Mati Datang Pindah

Penduduk

akhir

Jumlah

Kepala

Keluarga

Jumlah

wajib

KTP Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

feb

ruari

31.696 30.733 44 31 15 5 7 4 31 26 31.704 30.737 16.926 46.314

jum

lah

62.429 75 20 11 57 62.441 16.926 46.314

60

Page 181: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

4. Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan

Kondisi sosial ekonomi di perkotaan sangat kompleks. Hal ini

dikarenakan masyarakat kota yang plural dengan latar belakang

pendidikan masyarakat, daerah asal, budaya mereka yang beragam dan

mata pencahariannya. Dalam hal ini tak terkecuali terlihat juga pada

masyarakat di Kelurahan Pekayon Jaya. Berikut penjelasan Wilayah

Kelurahan Pekayon Jaya sebagaimana tergambar dari data laporan tahun

2015, memiliki komposisi mata pencaharian dalam tabel:

Tabel 3.

Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Pekerjaan Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

PNS

TNI/POLRI

Pegawai Swasta

Wiraswata

Tani

Buru

Lain-lain

1.863

387

12.576

6.097

146

1.091

41.068

Sumber: Data monografi Kelurahan Pekayon Jaya 2015

Tingkat pendidikan masyarakat akan mentukan model

perekonomian suatu keluarga dari mulai jenis pekerjaan, jumlah

pendapatan dan pola-pola usaha yang dimainkan mereka dalam memutar

roda ekonomi mereka. Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Pekayon

Jaya didominasi oleh tingkat SMU 19.846 jiwa kemudian yang belum

61

Page 182: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

62

bersekolah 16.062 jiwa dan selanjutnya tingkat S18.240 jiwa. Berikut tabel

yang akan menjelaskan strata pendidikan masyarakat Pekayon Jaya tahun

2015.

Tabel 4.

Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

Belum Sekolah

Sekolah Dasar

SMP

SMU

Akademi

Sarjana (S1)

Magister (S2)

Doktor (S3)

Jumlah

63.225

Sumber: Data monografi Kelurahan Pekayon Jaya 2015

Selain tingkat pendidikan, kategori kependudukan dikelompokan

bedasarkan umur yang paling banyak berada adalah 50 s/d ke atas Tahun

dengan 12.094 Jiwa pada umur Berikut tabel kependudukan yang dikelompokan

bedasarkan umur:

Page 183: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

63

Tabel 5.

Penduduk Bedasarkan Kelompok Umur

No

Penduduk Bedasarkan

kelompok Umur

Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

0 s/d 4 Tahun

5 s/d 9 Tahun

10 s/d 14 Tahun

15 s/d 19 Tahun

20 s/d 24 Tahun

25 s/d 29 Tahun

30 s/d 34 Tahun

35 s/d 39 Tahun

40 s/d 45 Tahun

45 s/d 49 Tahun

50 s/d ke atas Tahun

Jumlah

4.981

4.387

12.094

63.228

Sumber: Data monografi Kelurahan Pekayon Jaya 2015

5. Kondisi Sosial Keagamaan

Sebagaimana diketahui bahwa penduduk beragama islam menjadi

penduduk mayoritas di Indonesia. Di Pekayon Jaya agama islam menjadi

agama yang dianut oleh mayoritas penduduk. Tak hanya masyarakat

beragama islam saja, masyarakat lain yang berbeda agama dapat hidup

rukun dan damai. Tabel di bawah ini menjelaskan komposisi agama yang

dianut penduduk Pekayon Jaya dan jumlah sarana peribadatan tahun 2015.

Page 184: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

64

Tabel 6.

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah SaranaPeribadatan Jumlah

1

2

3

4

5

Islam

Kristen Protestan

Kristen Katholik

Hindu

Budha

Jumlah

55.160

5.674

1.853

146

405

63.238

Masjid &Musholla

Gereja

Gereja

Pura

Wihara

29&30

1

1

-

-

61

Sumber: Data monografi Kelurahan Pekayon Jaya 2015

Page 185: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

65

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

Sesuai dengan temuan yang peneliti dapatkan dari lapangan baik berupa

penelitian hasil wawancara, dokumentasi dan studi pustaka di Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon. Dapat diperoleh suatu informasi, bahwa

program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dilaksanankan merupakan

suatu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat Kelompok Wanita Tani (KWT)

Harmoni di RT 04/RW 11 perumahan Pondok Pekayon Indah. Program ini juga

sebagai bentuk pemberdayaan dan pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan

lahan pekarangan yang ramah lingkungan sebagai sarana tempat inovasi

penanaman berbagai jenis budidaya yang dapat dikonsumsi tingkat rumah tangga

untuk pemenuhan gizi keluarga, sehingga mampu mewujudkan kemandirian

masyarakat, berpeluang juga meningkatkan penghasilan rumah tangga apabila

dirancang dan direncanakan dengan baik lalu turut berkontribusi pada tingkat

penghematan pengeluaran rumah tangga.

Metode evaluasi yang peneliti gunakan adalah model evaluasi sistem

analisis (System Analisis Evaluation Model), di dalam evaluasi ini terdapat empat

model evaluasi meliputi: evaluasi masukan (input), evaluasi proses (process),

evaluasi keluaran (output), evaluasi akibat (outcomes) dan evaluasi dampak

(impact), namun pada penelitian ini model evaluasi yang difokuskan adalah

evaluasi dampak (impact) dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari sebagai

alat ukur untuk melihat sesuatu yang sudah dilakukan benar-benar memberikan

Page 186: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

66

suatu perubahan secara jangka panjang sebagai dampak dari program itu sendiri

pada penerima manfaat Kelompok Wanita Tani (KWT) Harmoni.

A. Evaluasi Dampak (Impact)

Evaluasi dampak menurut Ana Jauharul Islam dan dkk pada BAB II hal 20

dalam mengevaluasi itu sebenarnya mengukur sejauh mana program tersebut

memperoleh hasil, manfaat dan dampak yang telah tercapai pada penerima

manfaat Kelompok Wanita Tani (KWT) Harmoni.71

Evaluasi dilakukan untuk

melihat dan mengukur pelaksanaan dari tujuan program Kawasan Rumah Pangan

Lestari telah memberikan dampak, baik pada perubahan perilaku atau perubahan

yang lainnya. Penilaian pada evaluasi dampak dibedakan menjadi dua bagian

yaitu: dampak positif dan dampak negatif. Berikut ini merupakan penjelasan dari

dampak positif dan dampak negatif:

1. Dampak Positif

Dalam mengevaluasi bagian dari dampak positif peneliti akan menjelaskan

pengaruh maupun manfaat yang terjadi pada Kelompok Wanita Tani (KWT)

Harmoni sebagai hasil program secara jangka panjang. Evaluasi dampak tidak

hanya melihat hasil saja tapi perubahan yang ditimbulkan dari program KRPL itu

sendiri.

Pada program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Yayasan Gerakan Peduli

Lingkungan (YGPL) Pekayon telah memberikan suatu perubahan atau dampak

positif jangka panjang terhadap KWT Harmoni dalam 3 aspek, yaitu: aspek sosial,

71

Pembahasan BAB II, h. 20.

Page 187: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

67

aspek ekonomi dan aspek ekologi. Secara lebih jelasnya, dari dampak positif dari

aspek sosial meliputi hal-hal berikut:

a. Aspek Sosial

Aspek sosial yang dimaksudkan adalah tentang pergaulan hidup dalam

bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, norma sosial yang yang

mengatur interaksi masyarakat, senasib, solidaritas yang merupakan unsur

pemersatu karena manusia sendiri merupakan makhluk sosial yang tidak dapat

hidup tanpa saling bantu membantu dengan manusia lainnya. Kategori dari aspek

sosial tersebut adalah 1) Perubahan perilaku (Self Awerness), 2) Meningkatkan

pengetahuan bahan organik dan 3) Peningkatan keterampilan,

1) Perubahan Perilaku (Self Awerness)

Dalam proses penerapan program KRPL, para anggota mendapatkan

pembinaan dari BPTP yang mana mereka melihat potensi penghijauan dan

kompos yang dimiliki yayasan sebagai modal awal dalam mengembangkan

sumberdaya alam suatu upaya memberdayakan KWT Harmoni di YGPL

Pekayon. Seperti yang dipaparkan dalam bab II sebelumnya bahwa

pemberdayaan menurut sriharini yakni upaya membangun kemampuan dengan

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran potensi yang dimiliki

sumberdaya masyarakatnya. Pada April 2013, BPTP dan BPPT Jawa Barat

datang memberikan binaan selama satu tahun lebih. Mereka melihat bahwa

Yayasan memiliki sumberdaya penghijauan. Dengan melihat potensi yang

dimiliki, BPTP menawarkan bimbingan seputar memaksimalkan lahan sempit.

Tumbuhlah ketertarikan pada ibu-ibu mengenai program KRPL. Penerapan

program KRPL di YGPL telah berjalan selama tiga tahun dari 2013 sampai

Page 188: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

68

tahun ini. Awal materi pembinaan seputar pengajaran pembuatan benih lalu

mengajarkan cara pembibitan hingga proses panen. Pertemuan rutin

keanggotaan KRPL diadakan setiap satu bulan sekali, untuk penyuluhan

diadakan setiap per tiga bulan sekali. Namun pembinaan dan penyuluhan

tersebut hanya berlangsung satu tahun pertama saja, karena pembiayaan dana

untuk BPTP sudah tidak diberikan oleh pemerintahan Lembang hal ini

membuat pembinaan terhenti. Pada oktober 2015 Dinas Perekonomian Rakyat

(DISPERA) memberikan bantuan berupa benih, tapi mereka tidak

memberikan pelatihan maupun penyuluhan. Untuk saat ini pogram KRPL

KWT Harmoni tidak memiliki pengganti dari pembinaan yang dilakukan oleh

BPTP.

Dari penerapan dan penyuluhan tersebut memiliki dampak yang

dirasakan oleh KWT Harmoni yang sedang berjalan dalam kurun waktu tiga

tahun. Dampak yang terlihat adalah mereka mulai mengkonsumsi makanan

sayuran dari lahan pekarangan mereka sendiri. Kebanyakan dari anggota

hanya menanam kebutuhan sayuran dan kebutuhan bumbu dapurnya. Untuk

jenis buah-buahan hanya segelintir orang saja yang menanamnya namun

pengetahuan tentang bertani juga bertambah, saling berbagi hasil tanaman,

anggota lebih berpikir kritis, bertegur sapa sesama anggota dari bertegur sapa

akan menumbuhkan keakraban dan menumbuhkan sikap kebersamaan pada

kelompok.

Pendapat ini diungkapkan oleh Ibu Rustinah hasan, proses dari

menumbuhkan antusias dan kesadaran anggota dalam mengikuti maupun

menghadiri pelatihan program KRPL, sebagai berikut:

Page 189: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

69

“Dengan membuat sesering mungkin kegiatan dan perkumpulan

membuat ibu-ibu kumpul, mereka kenal sayang dengan sayang mereka

merasa rindu lalu mereka hadir keperkumpulan.”72

Pernyataan lain dikuatkan oleh argument ibu lucia sebagai Kelompok

Wanita Tani (KWT) Harmoni dari KRPL. Rasa kebersamaan sebagai

penunjang agar program dapat terlaksana pun dapat tumbuh sebagai berikut:

“…bisa bedakan klo tanaman ada ulatnya itu organik ga pake

pestisida kimia itu, bisa tau sampah sayuran dapur yang dipilah bisa

digunakan menjadi kompos organik. klo yang aku rasakan

dikomunitas kita bisa saling bagi-bagi pengalaman seputar tanaman,

kasih masukan ke ibu-ibu, trus yang paling penting menjaga solid kita

untuk terus melestarikan lingkungan”. 73

Selain memiliki rasa kebersamaan dalam kelompok, mereka juga

mendapatkan rasa kepercayaan diri bahwa mereka mampu melakukan atau

membuat sesuatu yang bisa dibanggakan. Nilai-nilai masyarakat yang

berhubungan dengan adanya proses interaksi kepada sesama anggota dapat

terlihat dari penjelasan wawancara dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar selaku

anggota KRPL sebagai berikut:

“Klo kita lagi panen tuh ya difoto dipamerin di grup WA ibu-ibu GPL

ada rasa bangga tersendiri saja ceritanya habis memanen dari situ

kita menularkankan disanalah ilmunya supaya ibu-ibu lainnya

semangat lagi untuk menanam”.74

Seperti yang diungkapkan ibu Isa fitri, hal serupa juga dikatakan oleh

Ibu Yuni Kahar sebagai anggota program yang merasa mendapatkan banyak

perubahan semenjak mengikuti program, seperti pemaparannya dalam

wawancara berikut:

72

Wawancara pribadi dengan Ibu Rustinah Hasan sebagai ketua Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon, pada 27 Agustus 2016 73

Wawancara pribadi dengan Ibu Lucia sebagai anggota KRPL, pada 26 Agustus 2016. 74

Wawancara pribadi dengan Ibu Wirda Zulfikar sebagai anggota KRPL, pada 26

Agustus 2016.

Page 190: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

70

“…berusaha semaksimal mungkin mengkonsumsinya karena ada rasa

sayang klo membuangnya begitu saja..rasa bertanggung jawab penuh

dari proses menanam yang kita miliki..banyak masyarakat tuh tertarik

dengan program kita seperti diundang menjadi narasumber dalam

memberikan pelatihan gitu..YGPL berdiri untuk melestarikan

lingkungan kemudian kita makin dikenal juga dikalangan sekolah,

universitas.”75

2) Meningkatkan Pengetahuan Bahan Organik

Agar dapat membentuk program yang berkelanjutan dan

perkembangan pada program, BPTP memberikan pelatihan, pembinaan

maupun penyuluhan untuk mengisi wawasan dan pengetahuan usaha pertanian

diperkotaan untuk bekal keberlangsungan program. Untuk itu, BPTP

memberikan berbagai pelatihan dibutuhkan dan penting untuk dipelajari

anggota program. Pelatihan yang diajarkan yaitu seperti memberikan dan

mengajarkan penyuluhan tentang pemberantasan hama tikus dari bahan

organik, belajar membuat benih tomat, terong dan cabe, membuat pupuk cair

organik. Organik menjadi pilihan cara dalam konsep urban farming. Aktivitas

urban farming melibatkan keterampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya

pengolahan makanan. Organik digunakan supaya tanaman lebih subur, daun

lebih cerah, tidak berbau, ramah terhadap lingkungan dan terdapat bakteri

yang menguntungkan.

Selain memberikan pengetahuan organik, lahan pekarangan yang

mereka tanam dapat memberikan sarana untuk belajar dalam mengenal

75

Wawancara pribadi dengan Yuni Kahar sebagai anggota KRPL, pada 26 Agustus

2016.

Page 191: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

71

kebutuhan konsumsi makanan organik. Pernyataan ini diungkapkan oleh Ibu

Wirda Zulfikar sebagai berikut:

“Memperkenalkan klo menanam itu ga susah ko asal rajin dan

semangat kita dapat memperoleh hasilnya…”

“…tempat rekreasi dan belajar, trus klo letak lahannya berseblahan

dengan tetangga gitu bisa dipakai untuk kumpul-kumpul atau

melakukan kegiatan sosial lainnya.”76

Hal senada juga diungkapkan Ibu Yuni Kahar dalam wawancaranya

sebagai berikut:

“Memperkenalkan kepada kita ada banyak cara menyenangkan

untuk memulai bercocok tanam di lahan sendiri ga sulit dan ga

membosankan lalu tentang cara-cara mengusir hama pengganggu

lalu tentang bertani secara organik semuanya memakai media

organik.”77

3) Peningkatan Keterampilan

Mempunyai keterampilan memberikan kesempatan pada masyarakat

untuk membuat dirinya berdaya. Melalui berbagai pembinaan dan pelatihan,

ibu-ibu anggota KRPL memiliki bekal pengetahuan seputar pemahaman

budidaya. Secara teknik dengan memanfaatkan seminimal mungkin lahan

yang ada dapat diterapkan dengan konsep penerapan yang sangat bervarias

seperti: tabulampot, vertikultur, aquaponik dan teknik hydroponik belum dapat

diterapkan pada KWT Harmoni. Tidak hanya seputar pengetahuan saja,

keterampilan tentang bertanam dengan memanfaatkan pot atau wadar daur

ulang juga dibutuhkan dan mengolah hasil panen pun dibutuhkan.

76

Wawancara pribadi dengan Ibu Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016. 77

Wawancara pribadi dengan Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 192: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

72

Seperti yang diungkapkan oleh ibu Wirda Zulfikar. Berbagai

pengetahuan tentang teknik diperlukan. Salah satu yang sering diterapkan

adalah teknik vertikal, digunakan karena kuat dan mudah dipindah-pindahkan.

Dari teknik vertikal tersebut telah menghasilkan Tanaman sayuran yang

banyak dibudidayakan oleh KWT harmoni Pekayon antara lain selada,

kangkung, bayam, pokcoy, caisim, tomat, pare, kacang panjang, cabai, terong,

mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya. Tanaman buah yang

dibudidayakan secara tabulampot di YGPL Pekayon antara lain lengkeng,

nangka, manga, jeruk limau, belimbing wuluh, marquisa dan lainnya. Dalam

mengolah hasil panen dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan rumah

tangga. Baik untuk dibuat jus, sambal cabai, makanan maupun bumbu dapur

dalam kondisi yang segar. Namun hanya sedikit saja yang membudidayakan

buah-buahan. Berikut pendapat Ibu Wirda Zulfikar:

“…karena lahan yang digunakan sempit kita memakai model budidaya

polybag, pot atau secara vertikal seperti digantung, tempel bisa juga

disusun bertingkat menggunakan pipa paralon seperti di rumah

kompos.”

“Lalu dari memanfaatkan barang-barang bekas kayak sandal, ban

motor bekas, karung bekas, botol air mineral bisa menjadi wadah

untuk bertanam kemudian diberitahu macam-macam teknik berkebun

di lahan sempit seperti kami yang tinggal diperkotaan ada hydroponik

yang menggunakan air sebagai medianya, diletakan bertingkat

(vertikal) digantung, ditempel sesuai luas halaman kita”.

“trus halaman rumah juga kelihatan indah nyaman karena

penghijauan yang kita lakukan..”78

Hal yang sama diungkapkan Ibu Yuni Kahar, ia mengakatakan

barang-barang bekas dapat dimanfaatkan kembali menjadi wadah tanaman

dengan teknik yang disusun bertingkat maupun ditempel. Sebagai berikut:

78

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016.

Page 193: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

73

“…tempatnya pakai bekas talang air, bambu disusunnya tingkat-

tingkat atau ditempel di tembok. Dari proses menanam kita hanya

perlu memberikan apa saja yang dibutuhkan tanaman untuk hidup dan

tumbuh hingga panen”. 79

Dari peningkatan keterampilan dan inovasi pada tahun 2014 yayasan

mengikuti pameran Agrinex Expo di JCC. Dimana kegiatan Expo tersebut

merupakan salah satu promosi hasil kerajinan daur ulang kreasi Yayasan.

Gambar 4. Pameran Agrinex Expo2014 Gambar 5. Budidaya tanaman slada

Sumber: Facebook YGPL Pekayon Sumber: Dokumentasi peneliti

Gambar 6. Budidaya dengan paralon Gambar 7. Teknik vertikal

Sumber: Dokumentasi peneliti Sumber: Dokumentasi peneliti

79

Wawancara pribadi dengan Ibu Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 194: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

74

(budidaya tanaman slada menggunakan teknik vertikal tersusun dan polybag, lalu

tanaman sawi, seledri dan daun bawang dalam satu wadah paralon yang

dibudidayakan di Rumah Kompos)

Dari aspek sosial maka dapat disimpulkan bahwa Program KRPL

berupaya memberdayakan KWT Harmoni dengan bertambahnya pengetahuan

bahan organik dan keterampilan pada teknik budidaya serta mengola hasil

panen yang ada di lahan pekarangan mereka dan memiliki hubungan timbal

balik sebagai penunjang terlaksananya program. Selain itu dampak positif lain

yang dirasakan adalah adanya perubahan sosial yang mana anggota dapat

mandiri menghasilkan sayuran dari pekarangannya, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial, tolong menolong antar anggota sehingga meningkatkan

kualitas hidup yang lebih baik melalui kegiatan program dengan memilih

sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya seperti tujuan dari pemberdayaan. Di

luar dari tujuannya manfaat program KRPL itu sendiri telah memberikan nilai-

nilai pada masyarakat, menambahkan keterampilan, menambah pengetahuan

dan sebagai sarana belajar dan rekreasi yang dapat digunakan untuk

berkumpul dan melakukan kegiatan sosial positif lainnya.

b) Aspek Ekonomi

Bagi masyarakat keberadaan aspek ekonomi memberikan peluang untuk

meningkatkan pendapatan. Namun, Pada program KRPL disini belum pada

sumber peningkatan pendapatan anggotanya, karena beberapa kendala

menyebabkan hal tersebut tidak tercapai. Namun terdapat dampak lain yang

dirasakan dari program tersebut di KWT Harmoni. Kategori dari aspek ekonomi

tersebut adalah 1) Menghemat pengeluaran rumah tangga. 2) Pemenuhan

kebutuhan konsumsi rumah tangga.

Page 195: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

75

1) Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga

Kebutuhan dalam rumah tangga pasti selalu ada, terutama dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari baik sandang, pangan dan papan. Terutama

pemenuhan dalam pangan yang merupakan kebutuhan paling penting untuk

masyarakat. Kebutuhan pangan diartikan sebagai makanan dan minuman

berupa sembako, salah satunya adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Pada

program KRPL ini dalam pemenuhan berupa sayur-mayur dan buah-buahan

ialah kebutuhan dapur yang wajib dipenuhi dengan cara menghasilkan sendiri

kebutuhan tersebut dari lahan pekarangan anggota. Dengan begitu sedikitnya

dapat menghemat anggaran pengeluaran belanja dapur. Pada pelaksanaan

program salah satu tujuannya adalah turut berkontribusi pada tingkat

penghematan pengeluaran rumah tangga dengan mengestimasi biaya

pengeluaran kebutuhan makanan harian antara Rp. 200.000 sampai dengan

Rp. 800.000 perbulan. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Siti Nurul, sebagai

berikut:

“…lalu menghemat anggaran belanja tadinya membeli sayur

kangkung sehari Rp. 5000 eh jadi ga belanja karena panen..ibu Edi

yang rumahnya disana cerita klo sayur udah ga beli karena melakukan

pembibitan di rumah”.

“Menekan pengeluaran kebutuhan makanan harian belanja sayuran

dari Rp 200.000 sampai Rp 800.000 perbulan pernah tercapai tapi

banyak kendala hanya bertahan selama 6 bulan diawal

saja…misalnya yang belanja sehari Rp 50.000 bisa menyisihkan Rp

10.000 untuk tabungan”.80

Dalam mengestimasi pengeluaran kebutuhan makanan harian belanja

sayuran dengan tujuan Rp 200.000 sampai Rp 800.000 perbulan pernah masuk

dalam kategori tercapai, namun tujuan program tersebut hanya berlangsung

selama 6 bulan awal program karena terdapat kendala di lapangan. Contoh

80

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul, pada 22 Agustus 2016.

Page 196: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

76

yang diberikan oleh ibu Siti Nurul seperti pengeluaran anggaran belanja dalam

sehari menghabiskan uang Rp. 50.000 namun karena di pekarangan rumah

sedang panen sayuran, anggota dapat menyisihkan uang belanja sayuran Rp.

10.000 untuk membeli kebutuhan lainnya. Walaupun hanya menghemat dalam

jumlah sedikit saja tapi yang terpenting adanya suatu pengembangan. Dimana

anggota yang tekun dapat mandiri menghasilkan sayuran dari lahannya.

“…sekedar cukup buat kebutuhan masak dapur ga beli di pasar

lumayan bisa ngehemat belanjaan apalagi klo harga bumbu masakan

naik tuh cabe, bawang putih untungnya masih menanam…”.81

Pendapat Ibu Wirda diatas diperkuat oleh pendapat Ibu Yuni Kahar

mengenai dampak yang dirasakan yaitu menghemat uang belanja, sebagai

berikut:

“Klo yang saya rasakan program ini sih belum sampai meningkatkan

pendapatan yang diharapkan dari tujuan adanya KRPL, klo pun

pernah menghemat uang belanja itu paling sedikit saja masih ada

bahan-bahan baku dapur lainnya yang kita beli di pasar…”.82

Pendapat lain diungkapkan oleh ibu Yuni Kahar. Menurutnya

meningkatkan pendapatan penghasilan rumah tangga dari aktivitas berkebun

belum dirasakan, namun dampak yang sama juga dirasakannya yaitu

menghemat pengeluaran belanja walau jumlah sedikit. Berbeda dari argument

yang dikatakan oleh ibu Yuni Kahar, Ibu Isa Fitri merasakan dampak

tambahan dari berjalannya program KRPL sebagai berikut:

“..menghemat BBM karena tidak ada biaya transport yang

dibutuhkan…”

81

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016. 82

Wawancara pribadi dengan Ibu Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 197: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

77

“…kemudian mengurangi impor sayurankan…”83

Menurut Ibu Isa Fitri pengertian menghemat bukan dalam angaran

pengeluaran belanja dapur saja melainkan menghemat dalam hal anggaran

trasnportasi, karena dengan menanam sayur-sayuran dan kebutuhan masak

lainnya di lahan pekarangan rumah tidak diperlukan BBM yang terpakai untuk

aktivitas berbelanja sayuran ke pasar. Selain itu menurutnya dapat

mengurangi nilai impor sayuran walaupun impor tersebut hanya dalam skala

kecil rumah tangga.

Melihat pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwasannya

program KRPL tidak hanya memiliki dampak sedikit dalam menghemat

kebutuhan anggaran belanja sayur-sayuran saja tetapi dampak lainnya juga

terjadi dalam menghemat Bahan Bakar Bensin (BBM) karena tidak

membutuhkan biaya transportasi untuk berbelanja ke pasar dan juga

mengurangi nilai impor sayuran walau hanya dalam skala kecil rumah tangga.

Manfaat lainnya juga dirasakan dalam menghemat pembelian kompos sebagai

penyubur tanaman yang bisa didapatkan dari proses pemilahan sampah rumah

tangga yang dapat didaur ulang yang nantinya diolah menjadi pupuk organik.

Proses tersebut dapat dilakukan masing-masing orang untuk menghemat

pembelian pupuk untuk tanaman.

Pendapat yang sama diungkapkan oleh bapak Ir. Sukowitono, manfaat

memilah sampah tidak hanya untuk program. Tetapi dari pemilahan sampah

tersebut memberikan peluang pekerjaan. Sebagaimana hasil wawancaranya

sebagai berikut:

83

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri, pada 26 Agustus 2016.

Page 198: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

78

“Orang-orang yang angkutin sampahkan dulunya pengangguran, jadi

sebagian ditampung jadi keamanan trus jadi pengangkut sampah

organik.”

“…bisa menanam sendiri kebutuhan sayuran dalam rumah

tangga..tapi klo buat meningkatkan ekonomi disini ga sampe karena

kita disini rata-rata cukup, belum sampe kepada meningkatkan

ekonomi”.84

2) Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi sayuran menjadi makan yang wajib dipenuhi sesuai

kebutuhan tubuh. Dengan pemenuhan kebutuhan sayuran akan tercapai

kondisi masyarakat yang sehat dan terhindar dari penyakit. Kesadaran

masyarakat menjadikan mereka memilih mengkonsumsi sayuran organik yang

kualitas dan keamanannya serba alami terbebas dari pestisida kimia. Karena

dalam pemanfaatannya, sayuran memberikan kontribusi yang cukup besar

pada usaha mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Aktivitas budidaya ini tidak

hanya pada produksi makanan sayuran saja, bumbu dapur, tanaman obat

keluarga dan tanaman hias dapat pula dibudidayakan di lahan pekarangan

rumah.

Tahun 2013 di Perumahan Pondok Pekayon Indah melalui program

KRPL, para anggota program mulai menanami lahan pekarangan mereka

dengan sayuran organik untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Ibu Isa Fitri

sebagai anggota program KRPL merasakan manfaat dari bertani di lahan

pekarangan rumahnya. Berbagai Tanaman yang ia tanam di lahan

pekarangannya cukup untuk ia konsumsi sendiri dan bersama keluarga.

Tanaman yang ditanam disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai

ekonomis tinggi dan berumur pendek.

84

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono pada 22 Agustus 2016.

Page 199: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

79

Jika hasil panen dari tanaman sedikit hanya cukup dikonsumsi untuk

keluarga. Jika hasil panen sayuran dari rumah bibit banyak, akan dijual ke

arisan atau Ibu-ibu komplek dengan harga yang lebih murah. Maka uang dari

hasil penjualan sebagai pemasukan kas anggota dan digunakan untuk

memperbaiki media yang rusak sebagai berikut:

“Ga banyak sih ya untuk dikonsumsi sendiri saja sekarang mah masih

ada daun salam, cabe rawit, bawang merah, sawi, kangkung yang

jangka pendek saja ditanamnya biar cepat dipanen ditanamnya juga

pakai rak disusun bertingkat..terus belimbing wuluh, daun pandan,

lidah buaya dari toganya paling sirih aja sih trus ada juga tanaman

hias bunga kamboja jepang 3 pot ada mawar merah juga sudah besar,

tinggi.”

“Hasil panen sayuran jika sedikit dikonsumsi sendiri sama keluarga

saja tapi klo banyak dikumpulin untuk dijual lalu hasil jualan itu

diputar untuk anggotanya ya seperti..untuk merapikan wadah rusak-

rusak.”85

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Yuni Kahar. Dari

wawancaranya ia bercerita tentang beberapa tanaman sayuran dan tanaman

obat keluarga yang ia tanam dan dikonsumsi untuk kebutuhan dapurnya. Ia

juga menceritakan pengalaman Ibu Wuri Sugiman seputar lahan

pekarangannya yang memperoleh macam-macam kebutuhan dapur, sebagai

berikut:

“Di rumah saya paling ada cabe, bayam, kangkung 3xpanen tanahnya

diganti, seledri, salada, terong, sawi, daun katuk, kunyit, ya gitu gitu

ajalah ga banyak nah dekat rumah saya ada ibu Wuri Sugiman di

rumahnya ia banyak menanam ada buah lengkeng, buah nangka, terus

jeruk limau dibikin minuman, belimbing wuluh buat tambahan

nyayur, lalu sayuranya ada bayem, cabe, kangkung, seledri, bawang

putih, untuk toganya serai, kunyit, sirih merah klo sudah bosan saya

suka dibagiin ketetangga,

“..masih ada bahan-bahan baku dapur lainnya yang kita beli di

pasar…”86

85

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri, pada 26 Agustus 2016. 86

Wawancara pribadi dengan Ibu Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 200: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

80

Gambar 8. Budidaya sayuran dan bibit bayam di rumah Ibu Wuri

Sumber: Dokumentasi Peneliti

(Tanaman yang sedang Ibu Wuri budidayakan di lahan pekarangannya adalah

bayam, cabe, kangkung, seledri, bawang putih, untuk toganya serai, kunyit, sirih

merah dengan mengunakan teknik bertingkat.

Gambar 9. Panen sawi dan bibit sawi umur 2 minggu di rumah Ibu Lala

Sumber: Facebook Lala Gozali

(Ibu Lala sedang melakukan panen sawi dari polybag yang disusun secara

bertingkat. Beliaupun memiliki bibit sawi yang baru berumur 2 minggu).

Tanaman hias merupakan tanaman yang dapat dinikmati dapat

memberikan kesenangan atau kepuasan. Sebenarnya tanaman hias dapat

dikembangkan sebagai tanaman yang dapat untuk berbisnis tetapi hal ini

Page 201: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

81

belum dilakukan oleh anggota KWT Harmoni. Baru ada satu anggota KRPL

yang peneliti temui, jika ia memiliki tanaman hias kamboja dan mawar. Tetapi

tanaman hias ini hanya sebagai penghias halaman rumah, belum kepada

diperjual belikan. Tidak hanya tanaman hias, tanaman buah-buahan seperti

buah lengkeng, buah nangka dan jeruk limau dan tanaman obat keluarga

seperti jahe, serai, sirih merah, binahong belum berorientasi kepada produksi

penjualan pasar besar. Hanya ditujukan menambah pemenuhan rumah tangga,

jika bosan mengkonsumsi dapat dibagikan ketetangga dan bertanam sebagai

kegiatan pengisi waktu luang atau sambilan.

Pendapat lain diungkapkan oleh Ibu Lucia. Menurutnya pemenuhan

kebutuhan dapur setiap rumah tangga berbeda. Jika kebutuhan dapur dapat

terpenuhi dari hasil panen di lahan pekaranganya itu karena usaha ketekunan

dan kerajinan dari pemilik lahan, sebagai berikut:

“Untuk kategori terpenuhi sih belum yak untuk aku sendiri karena

tergantung dari masing-masing orang klo ia rajin nanam mungkin

bisa mencukupi kebutuhan dapurnya nah klo aku dulu sempat kayak

cabe, tomat, kangkung panen sendiri ga beli di abang sayur. Klo untuk

ke arah ekonominya belum sih mba secara komunitas soalnya KWT

kita itu belum seperti KWT di pedesaan yang menjadikan KRPL itu

sebagai income dari rumah tangganya.”87

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan. Setiap hasil panen yang

dilakukan anggota KWT Harmoni berbeda-beda. Ibu Wuri Sugiman melalui

lahan pekarangannya ia mendapatkan banyak kebutuhan dapur yang terpenuhi

dari aktivitas menanam untuk dikonsumsi sendiri dan bersama keluarga. Ibu

Yuni Kahar dengan hasil panen yang biasa-biasa saja yang terkadang iapun

masih harus membeli bahan dapur lainnya di pasar. Ibu lucia yang dahulu

87

Wawancara pribadi dengan Ibu Lucia, pada 26 Agustus 2016.

Page 202: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

82

dapat menghasilkan beberapa panen sayuran dari lahan pekarangannya, untuk

sekarang ia hanya menghasilkan pohon cabai saja. Karena faktor yang

membedakan keberhasilan setiap anggota KWT Harmoni adalah perbedaan

usaha ketekunan maupun kerajinan anggota dalam merawat pekarangannya

karena dari aktivitas berkebun yang dilakukan hanya sekedar hobi atau pengisi

waktu luang yang memberikan manfaat. Perbedaan terlihat ketika program

KRPL dilakukan pada KWT pedesaan yang diharapkan pemerintah agar

program tersebut sebagai sumber income rumah tangga.

Beberapa jenis hasil sayuran dapat anggota konsumsi dari lahan

pekarangannya. Program KRPL Pekayon belum pada kategori menghemat

anggaran belanja dalam jumlah besar, sedikitnya dapat menghemat

pengeluaran belanja sayuran dari penghematan itu bisa digunakan membeli

kebutuhan lainnya. Program KRPL disini belum bisa dijadikan sebagai

sumber penghasilan pendapatan anggota KWT Harmoni, namun yang

terpenting adanya pengembangan dalam meningkatkan kualitas hidup yang

lebih baik melalui aktivitas ini. Walaupun pada awalnya aktivitas ini tidak

didesain untuk kebutuhan komersil tetapi untuk keperluan sendiri. Dilihat dari

aspek ekonomi belum dapat membuka peluang untuk berbisnis, karena

sebagian besar anggota KWT Harmoni merupakan ibu rumah tangga

Kompleks yang tidak bekerja dengan rata-rata berlatar belakang pendidikan

SMA dan suami yang berpenghasilan cukup.

c) Aspek Ekologi

Tidak ada makhluk hidup yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung

dengan faktor lainnya. Terciptanya interaksi hubungan timbal balik dan saling

Page 203: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

83

ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.

Lingkungan akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk

dibudidayakan. Dari tanaman yang dibudidayakan memberikan keuntungan

tersendiri bagi yang menanam. Menanam bukan hanya aktivitas di pedesaan,

tetapi menanam dapat dilakukan di daerah perkotaan biasa disebut dengan

urban farming. Dengan urban farming, masyarakat bisa menjadi petani di kota

seperti anggota KWT Harmoni tanpa harus di lahan yang luas.

Adapun dampak dari perubahan terlihat setelah mereka melakukan

budidaya tanaman di YGPL Pekayon dalam program KRPL. Mereka mulai

mengkonsumsi kebutuhan makanan dapur dari lahan pekarangan mereka

terlebih pada anggota KWT Harmoni ini tanaman organik menjadi konsepnya

dalam bertanam. Semua proses dalam budidaya tanaman tersebut melalui

proses organik, dimulai dari bibit yang berkualitas bagus hasil dari

penyemaian benih organik sebelumnya, penggunaan pupuk organik, media

tanah yang subur sampai pada pestisida yang digunakan dikelola di sekitar

pekarangan rumah. Secara lebih jelasnya, kategori aspek ekologi tersebut

meliputi sebagai berikut: 1) Pengolahan limbah rumah tangga 2) Memberikan

keindahan 3) memberikan kesehatan dari lahan pekarangan.

1) Pengolahan Limbah Rumah Tangga

Lingkungan yang tidak terjaga akan menimbulkan dampak yang tidak

baik, diantaranya dapat mengganggu kehidupan dan menimbulkan banyak

penyakit. Dalam aktifitas rumah tangga di setiap perkotaan, masyarakat

umumnya membuang sampah secara tercampur dengan sampah rumahannya,

keadaan tersebut pernah terjadi di YGPL Pekayon pada tahun 2003 lalu.

Page 204: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

84

Dahulu lingkungan sekitar Perumahan Pondok Pekayon Indah bau karna

banyak masyarakat yang belum sadar akan menjaga kelestarian lingkungan.

Akibatnya sampah yang dibuang secara sembarang di pinggiran rawa

membuat lingkungan bau, berantakan dan terjadi pencemaran air. Umumnya

jenis sampah berasal dari sampah rumah tangga dan dedaunan yang ada. Pada

tahun tersebut masyarakat Pondok Pekayon Indah belum melakukan

pemilahan sampah. Saat belum dilakukan pemilahan sampah, sampah yang

diangkut oleh petugas kebersihan komplek menggunakan truk dalam volume

banyak. Dalam satu truk sampah untuk mengangkut satu RW terkadang tidak

cukup. Pada tahun 2005 YGPL melalui wakil wali kota Bekasi menutup

pembuangan sampah dekat lingkungan Pekayon. Setelah sampah dikelola oleh

Dinas Kebersihan dan diangkut oleh petugas seminggu 2 kali dari sinilah

gerakan pemilahan sampah dimulai. Sampah yang tidak dapat didaur ulang

dihibahkan ke pemulung atau masuk dalam kelola bank sampah, lalu sampah

organik yang dapat didaur ulang diolah menjadi kompos kawasan. Setelah

diberikan pengertian, masing-masing orang harus bertanggung jawab dan

berperan aktif agar lingkungan tempat tinggal kita bersih. Keadaan berbeda

telah dirasakan oleh masyarakat PPI, kini dalam satu truk dapat mengangkut

sampah untuk 3 RW.

Dalam pemilahan dan pengolahan sampah dimulai dari rumah tangga.

Sampah terdiri dari 2 macam, ada sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik biasa dikenal dengan sampah basah yang mempunyai masa

hancur berlangsung alami (1-6 bulan), seperti: Sisa makanan atau sampah

dapur, tulang ikan atau hewan (sebelumnya dipotong kecil-kecil), Sisa

Page 205: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

85

sayuran, daun-daunan kering, roti, nasi, kue, daging dan lain-lain. Sampah

anorganik biasa dikenal dengan sampah kering. Terdiri dari senyawa an-

organik atau bahan buatan yang tidak mudah membusuk seperti: Benda atau

barang yang terbuat dari kaca maupun beling (botol bekas minuman, kecap,

saus) dengan masa hancur alami ratusan tahun, benda logam atau kaleng

minuman, benda plastik, shampo, minuman botol, styrofoam bahan berbahaya

dan beracun dan lain-lain. Karena mendaur ulang sampah memiliki berbagai

manfaat diantaranya: menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan,

melestarikan kehidupan mahluk hidup yang terdapat pada suatu lingkungan

tertentu, menjaga keseimbangan ekosistem mahluk hidup yang terdapat pada

lingkungan, mengurangi sampah anorganik, mendapatkan tambahan

penghasilan dan hasil pengolahan sampah tersebut pada akhirnya dapat di jual.

Gambar 10. Proses pembuatan kompos kawasan di Rumah Kompos

Sumber: Facebook YGPL Pekayon

Page 206: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

86

Hasil kompos produksi unit progam Rumah Kompos memiliki 2 jenis,

kompos organik padat per pak 1,5 kg dijual Rp 5.000, pupuk cair dijual dari harga

Rp10.000 untuk kemasan 1 liter botol lalu RP 50.000 untuk kemasan botol. Dari

hasil penjualan mendapatkan Rp. 1.000.000-Rp 2.000.000 perbulannya. Biaya

operasi sekitar Rp 3.000.000-Rp 3.500.000 perbulan. Namun hasil penjualan

kompos tidak dapat memberikan untung. Hasil tersebut habis untuk pembiayaan

operasi saja. Karena kegiatan kompos sifatnya sosial pengabdian pada lingkungan.

Jadi bagaimanapun tetap berjalan. Lokasi pembuatan kompos di sana sangat

nyaman, tidak ada aroma yang bau, tidak ada belatung dan lalat. Karena sampah

organik sudah terpilah dari rumah, jadi sisa makanan yang mengandung hewani

tidak masuk kesana.

Gambar 11. Manfaat mendaur ulang sampah organik (RECYCLE)

Sumber: Facebook YGPL Pekayon

Pertanyaan ini diungkapkan oleh Ibu Isa Fitri, ia menjelaskan proses

pemilihan sampah organik dan anorganik. Sampah organik melewati proses

dikubur dalam tanah selama 40 hari lamanya. Material Pupuk organik yaitu

dari sampah sisa tanaman, dedauan kering komplek yang sudah ada tong

MANFAAT mendaur

ulang sampah organik

(RECYCE)

Pemilihan sampah

Sampah Organik

kompos

Menyuburkan Tanah

Pertanian organik &

penghijauan

Page 207: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

87

sampah besar khusus yang nanti diangkut dengan baktor komplek. Kemudian

sampah anorganik dapat ditabung di bank sampah YGPL seperti pada

pembahasan BAB III h, 53 lalu dimanfaatkan untuk macam-macam seperti

kerajinan kain perca. Pernyataan tersebut sebagai berikut:

“..kita menggunakan organik semua medianya dari pupuk sampai

semprotan pestisidanya dan itu kita yang buat sendiri jadi

memanfaatkan sampah-sampah nah sampah itu ada yang organik dan

anorganik, kita pilah sampah untuk membuat pupuk sudah pasti

sampah organik yang dipakai dikubur dulu dalam tanah selama

40harian..”

“Program ini juga turut dalam penyelamatan lingkungan dengan

pengelolaan sampah melalui gerakan 3R (reuse, reduse, recycle)”.88

Sampah organik yang diolah menjadi pupuk memberikan memberikan

kontribusi peran terhadap pelaksanaan program KRPL. Dengan menggunakan

pupuk organik tanaman akan tumbuh subur. Seperti pendapat yang

dikemukakan oleh Ibu rustinah hasan, sebagai berikut:

“...KRPL itu memberikan peran dalam pengolahan sampah rumah

dengan cara pemilahan antara sampah organik dan anorganik yang

bisa digunakan menjadi pupuk untuk makanan yang kita tanam.”89

Pendapat yang sama diungkapkan oleh bapak Ir. Sukowitono, ia

mendapatkan manfaat lain dari pemilahan sampah yang nantinya diolah

menjadi kompos kawasan. Tidak hanya untuk program, dampak lain dari

pemilahan sampah adalah memberikan peluang pekerjaan sebagai berikut:

“Orang-orang yang angkutin sampahkan dulunya pengangguran, jadi

sebagian ditampung jadi keamanan trus jadi pengangkut sampah

organik.…”90

88

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri, pada 26 Agustus 2016. 89

Wawancara pribadi dengan Ibu Rustinah Hasan, pada 27 Agustus 2016. 90

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono pada 22 Agustus 2016.

Page 208: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

88

2) Memberikan Keindahan

Dari tanaman yang dibudidayakan oleh KWT Harmoni banyak

memiliki dampak yang dirasakan secara individu maupun secara lingkungan

seperti memberikan keindahan, kenyamanan, membantu mengurangi laju

pemananasan global lalu membantu menciptakan lingkungan yang bersih

dengan pelaksanaan 3R.

Hal senada juga diutarakan dalam penyataan Ibu Wirda Zulfikar,

sebagai berikut:

“trus halaman rumah juga kelihatan indah nyaman karena

penghijauan yang kita lakukan..”91

Hal yang sama diungkapkan Ibu Yuni Kahar. Melalui wawancaranya

ia merasakan dampak lain dari menanam di lahan pekarangan yaitu dapat

menyegarkan mata dan pikiran, dapat menjadi altrenatif hiburan yang sehat

dan menyenangkan setelah seharian melakukan aktivitas padat di luar rumah

sebagai berikut:

“…Lingkungan kita tuh jadi bersih, lingkungan juga berkualitas

komplek inikan menjadi titik pantau adipura berkat perhatiannya pada

penghijauan, pelestarian lingkungan, dengan melihat tanaman tuh

mengurangi kejenuhan setelah seharian beraktivitas bekerja atau

sekolah yang dikatakan suami sama anak-anak saya lalu rumah juga

sejuk.92

Selain itu manfaat lain dirasakan oleh ibu Isa Fitri mengenai penerapan

program KRPL pada lingkungannya. Secara lingkungan dampak positifnya

telah memberikan keindahan, menambah hijau kota, menyegarkan udara yang

ada di sekitar lingkungan Perumahan PPI karena pepohonan berfungsi sebagai

91

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016. 92

Wawancara pribadi dengan Ibu Yuni Kahar, pada 26 Agustus 2016.

Page 209: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

89

Page 210: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

90

pencemaran udara, lalu udara sekitar lingkungan akan sejuk dan asri karena

gas CO2 diserap oleh tanaman. Untuk mendapatkan lingkungan yang bersih

diperlukan kesadaran, kepedulian dari masyarakatnya. Ketertarikan pengisi

waktu luang dan sekedar hobi menjadi latar belakang dari program KRPL

KWT Harmoni. Ketertarikan anggota mengkonsumsi makanan organik, tentu

memberikan banyak manfaat bagi yang melakukannya. Dimana menjalankan

program pemerintah tersebut yang anggota dapatkan sebagai penujang gizi

anggota dan keluarga terhadap kualitas makanan, sehingga menghasilkan

balita yang sehat, kuat dan memiliki daya tahan tubuh bagus karena sangat

terhindar dari makanan yang mengandung zat-zat kimia.

Apabila kita menanam sendiri bahan makanan yang akan dikonsumsi,

kita akan berupaya semaksimal mungkin mengkonsumsinya, karena

menyaksikan sendiri bagaimana benih bertransformasi menjadi bibit, tumbuh

kembang dan menjadi bagian dari makanan keluarga sehari-hari memberikan

kebanggaan sendiri. Dengan begitu dampak bagi anggota dan keluarga yang

menanam sendiri makanan sayuran organik yang didapatkan dari lahan

pekarangan rumah akan mengurangi rasa khawatir terhadap konsumsi sayuran

tersebut, menumbuhkan kebiasaan sehat dan terhindar dari berbagai penyakit

dari proses sayuran yang menggunakan bahan kimia. Selain itu keuntungan

lainnya adalah sayuran akan terasa lebih sehat dan segar, dengan begitu waktu

kosong dapat diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.

Senada dari pernyataan ibu nurul mengenai berbagai dampak yang

ia rasakan untuk kesehatan dari menanam sendiri makanan sayuran, sebagai

berikut:

Page 211: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

91

“Memanfaatkan waktu senggang diisi dengan yang lebih berguna.

Melatih menanam biar ga pikun tangan ga pada kaku trus ada

hubungannya dengan kesehatan juga loh seperti mencegah penyakit

alzhaimer gitu terus makanan organik itu rasanya beda saja lebih

fresh gitu dari pada yang lainnya.94

Dari hasil wawancara pada penerapan program KRPL, terdapat banyak

jenis tanaman yang dibudidayakan di lahan pekarangan rumah. Tanaman

tersebut tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman obat keluarga dan

tanaman hias. Jika tanaman tersebut berhasil dikelola oleh anggota dalam hal

perawatan dan pelestarian dapat memberikan pengaruh sebagai tanaman

pendidikan yang dapat dimanfaatkan untuk tempat bermain maupun arena

belajar anak-anak usia dini (tingkat Taman Kanak/Playgroup) sebagai media

pengenalan lingkungan hidup. Lingkungan pun akan terasa sejuk, asri, sampah

dapat diolah menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat, penghilang

kejenuhan,pemberi keindahan, mengurangi pencemaran lingkungan dari

penghijauan yang dilakukan. Tidak hanya memberikan manfaat pada

lingkungan, dengan menanam sendiri makanan dapat terbebas dari zat-zat

kimia, menumbuhkan kebiasaan sehat dari makanan organik tersebut.

2. Dampak negatif

Evaluasi dampak negatif merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan

akibat negatif. Dalam mengevaluasi program ini peneliti tidak menemukan

dampak negatif dari berjalannya program KRPL, namun dalam penerapan

programnya peneliti menemukan hambatan-hambatan yang dirasakan para

anggota. Dimana faktor penghambat ini menyebabkan pelaksanaan program

terganggu dan tidak terlaksana dengan baik. Dari hasil wawancara dengan

94

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul pada 22 Agustus 2016

Page 212: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

92

pengurus dan anggota KRPL didapatkan faktor yang menghambat berjalannya

program adalah sebagai berikut:

a. Belum terbentuknya kelembagaan program KRPL yang handal.

b. Pembinaan yang dilakukan masih lemah dalam meningkatkan Partisipasi

keanggotaan KWT Harmoni. Terlebih generasi berikutnya untuk berkontribusi

agar program dapat berkelanjutan.

c. Ancaman kejenuhan anggota untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan

seperti: pengamanan yang kurang sehingga orang luar yang bukan anggota

program mengambil (mencuri) hasil panen tanaman, gangguan hama tanaman

(tikus, belalang, ayam, ulat, dll).

d. Pengolahan bibit dan hasil panen tanaman yang belum bisa menghasilkan

jumlah besar untuk diproduksikan keluar. Karena latar belakang ekonomi

anggota yang cukup sehingga kegiatan ini hanya sebagai sampingan, hobi dan

pengisi waktu luang.

Berikut pemaparan dari Ibu Rustinah hasan sebagai ketua Yayasan yang

berpendapat jika program KRPL sedang tidak berjalan disebabkan karena tidak

lagi mendapatkan pembinaan. Hasil dari wawancaranya adalah sebagai berikut:

“…KRPL itu salah satu bagian unit kecil kita sekalipun sekarang lagi

stuck pembangunan dan lain-lain…”95

Hal senada diperkuat oleh pendapat Ibu Siti Nurul sebagai ketua

program dari KRPL. Banyak hambatan yang terjadi selama berjalannya

program. Berikut penuturan yang diungkapkan:

95

Wawancara pribadi dengan Ibu Rustinah Hasan sebagai Ketua Yayasan Gerakan

Peduli Lingkungan Pekayon, pada 27 Agustus 2016

Page 213: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

93

“…Yang membuat program ini menurun tidak mulus itu, Pertama

memang terbentur dana dari BPPT dan BPTPnya distop sementara

kita belum berjalan sebagus KWT di pedesaan. Kedua anggota KWT

Harmoni untuk biaya sehari-hari sudah punya cukup dari gaji

suaminya lalu mereka ga berharap banyak hanya sekedar hobi,

mengisi kekosongan waktu, iseng-iseng menanam sayuran. Yang

ketiga kita temukan di lapangan klo sayuran organik itu mahal karena

dari pupuk sampai semprotan hama kita buat sendiri tanpa

menggunakan bahan kimia jadi orang-orang maunya praktis, murah

dan gampang. Yang keempat hama penyakit.”96

3. Hasil Jangka Panjang Dari Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

Dalam menjalankan program Kawasan Rumah Pangan Lestari hendaknya

memiliki target jangka panjang dalam menjalankan program. Ibu Siti Nurul

sebagai ketua program KRPL dalam wawancaranya memaparkan target yang

pernah dicapai selama satu tahun dalam binaan BPTP pada April 2013 adalah

menekan kebutuhan makanan harian belanja sayuran dari Rp 200.000 sampai Rp

800.000 perbulan, namun pencapaian tersebut hanya berlangsung enam bulan

pertama sejak penerapan program, penjelasannya sebagai berikut:

“BPPT dan BPTP sejak April 2013 kita diberikan binaan, pelatihan,

bantuan-bantuan, penyuluhan selama 1 tahun lebih…”

“...materi tentu banyak pengetahuan yang kita dapatkan ya tentang

pelatihan membuat benih dari cabe, tomat, jahe, mengikuti acara BPTP

studi banding ke Bogor lalu terakhir kita diberikan pelatihan oleh BPTP

lewat ASTRA tentang “Pelatihan Teknologi Pertanian Perkotaan (Urban

Farming)” pada November 2015.”

“...meningkatkan gizi balita kita dimana sayuran organik itu dapat

menujang gizi keluarga.”

“…lalu menghemat anggaran belanja tadinya membeli sayur kangkung

sehari Rp. 5000 jadi ga belanja karena panen…

“Menekan kebutuhan makanan harian belanja sayuran dari Rp 200.000

sampai Rp 800.000 perbulan pernah tercapai tapi banyak kendala hanya

bertahan selama 6 bulan diawal.. klo pun pernah menghemat uang

belanja itu paling sedikit saja masih ada bahan-bahan baku dapur lainnya

96

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul pada 22 Agustus 2016.

Page 214: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

94

yang kita beli di pasar saja…misalnya yang belanja sehari Rp 50.000 bisa

menyisihkan Rp 10.000 untuk tabungan.”97

Untuk menganalisis target jangka panjang tersebut telah tercapai atau

tidak, peneliti akan membandingkan dan menganalisis target apa saja yang telah

tercapai oleh program KRPL dalam kurun waktu satu tahun penerapan dengan

temuan di lapangan.

Ibu Wirda Zulfikar dalam wawancaranya memaparkan bahwasannya dalam

kurun waktu satu tahun hingga sekarang dalam penerapan program KRPL

manfaat yang telah dicapai sebagai berikut:

“Baru sekedar cukup untuk kebutuhan masak di dapur ga beli di pasar

lumayan bisa ngehemat uang belanja apalagi klo harga bumbu masakan

naik tuh cabe, bawang putih..”98

Selain ingin mencapai penempatan sumber daya manusia yang tepat dan

berpotensi, program KRPL ingin memperluas jaringan kerja sama dengan

lembaga sosial maupun konvensial untuk keberlanjutan dari program itu sendiri.

Selain Ibu siti nurul yang menjelaskan bahwa Program KRPL telah

menjalin kerja sama dengan BPTP dan BPPT jawa Barat bersama ASTRA pada

November 2015 lalu menghadiri acara undangan dari DISPERA. Ibu Isa Fitri

dalam wawancaranya memaparkan bahwa sampai saat ini dalam kurun waktu tiga

tahun, program KRPL mulai menjalin kerjasama dengan beberapa instansi.

Berikut pemaparannya:

“…relasi dengan komunitas lain juga meluas”99

Untuk dapat menganalisis dan menilai apakah jangka panjang program

KRPL ini telah tercapai atau tidak, maka peneliti akan membandingkan hasil

97

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul pada 22 Agustus 2016. 98

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016. 99

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri, pada 26 Agustus 2016.

Page 215: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

95

wawancara dari pengurus dan anggota program. Jika target jangka panjang dari

program KRPL ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan mengenai

kontribusi pengembangan KRPL selama tiga tahun berjalannya program.

Ibu Lucia telah mengikuti program KRPL selama tiga tahun dan

mendapatkan manfaat tentang pengetahuan dan menghemat anggaran belanja

dapur. Seperti yang ia paparkan dalam wawancara berikut:

“Sudah dari 2013 itu awal mula dari pembinaan dari BPPT dan BPTP

Lembang.” 100

Begitu pula yang telah dilakukan oleh ibu Wirda Zulfikar, ia telah

mengikuti program KRPL selama tiga tahun dan pengetahuan akan KRPL

bertambah dan menghemat anggaran belanja. Seperti wawancaranya sebagai

berikut:

“Sama seperti ibu-ibu yang lain saya ikut dari pertama datang pak

budiman dari BPPT dan BPTP memberikan pembinaan…”.101

Berikut tabel pengurus dan anggota KRPL yang menjadi subjek penelitian:

Tabel 7.

Pengurus dan anggota KRPL yang menjadi subjek penelitian

No Nama Jabatan

Lama

Menjadi

Anggota

KRPL

Manfaat yang

dirasakan

1. Bapak

Sukowitono

Ketua Program

Rumah Kompos

dan ketua RW

11 Pekayon

Menambah pengetahuan,

aktif dalam lingkungan,

KRPL memberikan peran

dalam pemilahan sampah.

2.

Ibu

Rustinah

Hasan

Ketua YGPL

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

mempererat tali

silaturahmi antar anggota.

100

Wawancara pribadi dengan Ibu Lucia, pada 26 Agustus 2016. 101

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada 26 Agustus 2016.

Page 216: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

96

3. Ibu Siti

Nurul Ketua KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja, Menumbuhkan

kerjasama dan daya

ketertarikan,

meningkatkan gizi.

4. Ibu Lucia Humas dan

anggota KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja dapur, perubahan

gaya hidup, perubahan

perilaku, membangun

kebersamaan dan

keakraban dengan

anggota lainnya.

5.

Ibu Hj.

Wirda

Zulfikar

Anggota KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja dapur,saling

bertegur sapa antar

anggota, menumbuhkan

rasa percaya diri,

memberikan nilai

estetika.

6. Ibu Isa Fitri Anggota KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja dapur, hubungan

antar anggota semakin

erat, terciptanya

kepedulian kepada

anggota dan lingkungan.

7. Ibu Yuni

Kahar Anggota KRPL Tiga tahun

Menambah pengetahuan,

Mengkonsumsi makanan

sehat dan organik,

menghemat anggaran

belanja dapur,

menumbuhkan kebiasaan

sehat.

Page 217: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

97

Jika melihat tabel diatas, maka terlihat bahwasannya dalam mencapai

target jangka panjangnya, hingga saat ini program KRPL memang memberikan

dampak positif, namun belum mengalami pencapaian yang signifikan. Hal ini

dapat dilihat dari aspek ekonomi yang sebelumnya anggota KWT Harmoni harus

membeli makanan jenis sayur-sayuran, buah-buahan dan bumbu dapur lainnya.

Akan tetapi setelah menjadi KWT Harmoni kebutuhan tersebut dapat dipenuhi

dari lahan pekarangannya sendiri biarpun tidak dalam jumlah yang banyak. Jadi

KRPL sedikit banyak telah memberikan dampak terhadap pengeluaran konsumsi

kebutuhan pangan rumah tangga dan terhadap penghematan anggaran konsumsi

rumah tangga.

Page 218: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Evaluasi

Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam upaya

pemberdayaan masyarakat oleh Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan

(YGPL) Pekayon di Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya Bekasi dengan

rumusan masalah: Bagaimana evaluasi dampak dari program Kawasan

Rumah Pangan Lestari dalam upaya pemberdayaan masarakat yang

dilakukan oleh Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon di

Pondok Pekayon Indah-Pekayon Jaya Bekasi? Dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Pelaksanaan program KRPL yang dilakukan pada Kelompok

Wanita Tani (KWT) Harmoni melalui pembinaan Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat sejak April 2013 sampai 2014 dan

penyuluhan dari Dinas Perekonomian Rakyat (DISPERA) kota Bekasi

pada 2015 dengan model vertikultur menggunakan pot dan polybag

mampu memiliki dampak positif dalam penerapannya. Dampak positif

tersebut meliputi tiga aspek yaitu: Aspek sosial, aspek ekononomi dan

aspek ekologi. Masing-masing aspek memiliki manfaat dan hasil dari

penerapan program pada KWT Harmoni.

Dampak positif pada aspek sosial dapat disimpulkan bahwa

Program KRPL berupaya memberdayakan KWT Harmoni dengan

Page 219: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

99

bertambahnya pengetahuan seputar urban farming sebagai sarana belajar

dan rekreasi yang dapat digunakan untuk berkumpul serta melakukan

kegiatan sosial positif lainnya sehingga meningkatkan kualitas hidup

yang lebih baik melalui kegiatan program dengan memilih sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya seperti tujuan dari pemberdayaan.

Dampak positif pada aspek ekonominya yaitu melalui lahan

pekarangannya beberapa anggota dapat memenuhi kebutuhan dapur seperti

sayuran, toga, buah-buahan untuk dikonsumsi sendiri dan bersama

keluarga karena faktor yang membedakan keberhasilan setiap anggota

KWT Harmoni adalah perbedaan usaha ketekunan maupun kerajinan

anggota dalam merawat pekarangannya dan turut menghemat BBM.

Program KRPL Pekayon belum pada kategori menghemat anggaran

belanja dalam jumlah besar, sedikitnya dapat menghemat pengeluaran

belanja sayuran dari penghematan itu bisa digunakan membeli kebutuhan

lainny lalu program ini belum bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan

pendapatan anggota, namun yang terpenting adanya pengembangan dalam

meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik melalui aktivitas ini.

Selanjutnya, dampak positif dari aspek ekologi sebagai sarana

pendidikan yang dapat dimanfaatkan untuk tempat bermain maupun arena

belajar anak-anak usia dini (tingkat Taman Kanak/Playgroup) sebagai

media pengenalan lingkungan hidup. Lingkungan pun akan terasa sejuk,

asri, sampah dapat diolah menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat,

penghilang kejenuhan, pemberi keindahan, mengurangi pencemaran

lingkungan dari penghijauan yang dilakukan. Tidak hanya memberikan

Page 220: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

100

manfaat pada lingkungan, dengan menanam sendiri makanan dapat

terbebas dari zat-zat kimia, menumbuhkan kebiasaan sehat dari makanan

organik tersebut.

Bedasarkan hasil analisis dan temuan dilapangan, dapat dikatakan

bahwa program KRPL pada KWT Harmoni yang dilaksanakan BPTP dan

DISPERA dapat mengembangkan potensi anggota KWT Harmoni agar

mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik melalui kegiatan

KRPL yang memberikan banyak manfaat bagi mereka.

B. Saran

Bedasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa untuk

memaksimalkan dampak dari Program KRPL pada KWT Harmoni,

peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Untuk periode waktu yang akan datang masih diperlukan adanya suatu

pembinaan-pembinaan yang lebih intensif. Agar program KRPL dapat

terus berlanjut dan tidak sepenuhnya bergantung pada dana pemberian

dinas-dinas yang terkait program KRPL ini.

2. Diharapkan pada KWT Harmoni yang belum aktif dan

memaksimalkan pekarangannya, dapat memanfaatkan lahan

pekarangannya untuk berkembang diusahatani.

3. Diharapkan pada kegiatan produksi kompos dapat memaksimalkan

penjualannya agar dapat berorientasi ke pasar.

Page 221: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

101

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas, Jakarta: FEUI, 2001.

Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002.

Afri, San. Panduan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa hutan (LMDH),

Jakarta: Harapan Prima, 2008.

Arikunto, Suharismi. Penilaian Program Pendidikan, Jakarta: PT. Bina Aksara,

1998.

Ashari, Sumeru. Hortikultura Aspek Budidaya, Jakarta: UI-Press, 1995.

Baeshowi, Bachrum Achmad. Pertanian Terpadu dan Argribisnis, Ciputat:

Intelektifa Pustaka, 2004.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Hafsah, Mohamad Jafar. Penyuluhan Pertanian Di Era Otonomi daerah, Jakarta:

PT. Pustaka Sinar Harapan, 2009

Hidayati, Nurul. Metode Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006.

Idrus, Muhamad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitaitf, Yogyakarta: Erlangga, 2009.

Mardikanto, Totok. Dan Soebiato, Poerwoko. Pemberdayaan Masyarakat (Dalam

Perspektif Kebijakan Publik),Bandung: ALFABETA cv, 2013.

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Rosdakarya,

2000.

Nasdian, Fredinan Tonny. Pengembangan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia: 2014.

Nurmala Tati, dkk. Pengantar Ilmu Pertanian, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Sanusi, Benny. Sukses bertanam sayuran di lahan sempit, Jakarta: Argo Media

Pustaka, 2011.

Sasono, Herfin dan Riawan, Nofiandi. Mudah Membuahkan 38 Tabulampot

Paling Populer, Jakarta Selatan: PT Argo Media Pustaka, 2014.

Page 222: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

102

Srinivisan,Viji. Metode Evaluasi Partisipatoris, dalam Walter Fernandes dan

Rejesh Tandon (Editor), Risset Partisipatoris-Riset Pembebasan, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005.

Suratmo, Gunawan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 2007.

Sutarminingsih, Lilies. Vertikultur Pola Bertanam secara Vertikal, Yogyakarta:

Kasinus Anggota IKAPI, 2003.

Tambunan, Tulus. Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan, Jakarta: UI-

Press, 2010.

Tim Peneliti Agriflo. Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah,

Jakarta: Agriflo Penebar Swadaya Grup, 2016.

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Widyawati, Nugraheni. Cara Mudah Bertanam 29 Jenis Sayur Dalam

Pot,Yogyakarta: Lily Publisher, 2015.

Wignjopranoto, Janti. Raharjo, Selamet dan Kuncoro, T. A. Rumah Organik

Memanfaatkan setiap sudut rumah untuk bertanam secara organik,

Jakarta: PT Agro Media Pustaka, 2015.

Zulkarnain. Dasar-dasar hortikultura, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

KAMUS

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: 2001.

SKRIPSI

Siti Fatimatus Zahro. Kontribusi Kawasan Rumah Pangan Lestari dalam

Mendukung Kesejahteraan Masyarakat: Studi kasus Desa Banjarsari,

Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi dan Manajement, Institut Pertanian Bogor, 2012.

Zudika DM Manullang. Evaluasi Dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

(Sanimas) dalam pemberdayaan masyarakat, Skripsi S1 FISIP,

Universitas Sumatera Utara, 2014.

Page 223: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

103

Firdaus Harahap. Keberhasilan Program Urban Farming Di Kota Surabaya,

Skripsi S1 Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional

(VETERAN) Surabaya, 2014. Artikel di akses pada 2 Mei 2015 dari

http://eprints.upnjatim.ac.id

JURNAL

Sriharini. Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Jurnal

Pengembangan Masyarakat Islam vol 1, FDK UIN Yogyakarta September,

2003.

RozaYulida. Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan terhadap Ekonomi Rumah

Tangga Petani Di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan,Vol 3, No. 2

(Riau: Indonesian Journal Of Argicultular Economics (IJAE), Jurusan

Agribisnis Faperta Universitas Riau, Pekan baru. Desember 2012.

Ashari, Saptanadan Tri Bastuti Purwantini. Potensi dan prospek pemanfaatan

lahan pekarangan untuk ketahan pangan, Forum Penelitian Agro

Ekonomi, V. 30, No. 1, Juli 2012.

Novi Puspitasari, Heien Puspitawati, Tin herawati. Peran Gender, Kontribusi

Ekonomi Permpuan dan Kesejahteraan Keluarga Petani Hortikultura,

Vol. 6, No. 1, Bogor: Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas

Ekologi Manusia IPB, Januari 2013. Artikel diakses pada 30 maret 2016

dari http://journal.ipb.ac.id

Ana Jauharul Islam, Saleh Soeaidy, Ainul Hayat. Evaluasi dampak mutu

pendidikan dasar, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Jurusan

Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,

Malang. Artikel diakses pada Jumat, 24 Juni 2016 dari

http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.

Widianto dkk. Pemodelan dan Simulasi Berbasis Agen untuk Sistem Kegiatan

Urban farming Komunitas Bandung Berkebun, Jurnal Online Institut

Teknologi Nasional, vol. 01no. 4, Maret 2014. Artikel diakses pada Jumat,

29 April 2016 dari http://id.portalgaruda.org.

WEBSITE

http://www.catatansenja.com/2015/10/arti-dan-makna-quran-surat-al-araf-

ayat.html oleh Mushani Ramdany. Diakses pada Senin, 23 Mei 2016 pukul

16.33 WIB.

http://jakarta.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada Rabu, 17 Februari 2016 pukul

08:38 WIB.

Page 224: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

104

http://www.ygplpekayon.com. Diakses pada Rabu, 17 Februari 2016 pukul 08:04

WIB.

WAWANCARA

Wawancara pribadi dengan Ibu Ir. Lala Gozali sebagai Dewan Pembina di

Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon pada 12 April dan

19 Juli 2016.

Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono sebagai Ketua RW 11 Pekayon

Jaya pada 22 Agustus 2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Nurul sebagai Ketua Progam Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) pada 22 Agustus 2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Lucia sebagai anggota KRPL pada 26 Agustus

2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar sebagai anggota KRPL pada

26 Agustus 2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Isa Fitri sebagai anggota KRPL pada 26 Agustus

2016.

Wawancara pribadi dengan Yuni Kahar sebagai anggota KRPL pada 26 Agustus

2016.

Wawancara pribadi dengan Ibu Rustinah Hasan sebagai ketua (YGPL) Pekayon

pada 27 Agustus 2016.

MEDIA CETAK

Buletin Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan (YGPL) Pekayon seri 04 tahun 2008

s/d 2010.

Page 225: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 226: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 227: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman Wawancara Ketua RW 11 Pekayon dan Ketua Rumah Kompos

Pekayon

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimanakah

sejarahnya Perumahan

Pondok Pekayon

Indah?

2. Bagaimana kondisi

geografis seperti

keadaan tanah sering

banjir atau tidak?

3. Bagaimanakah

keadaan lingkungan

perumahan PPI

sebelum dan sesudah

berdirinya YGPL?

Bagaimanakah respon

dan keikut sertaan

masyarakat dari tahun

ke tahun?

4. Lalu untuk respon

remajanya sendiri

seperti apa?

5. Bagaimana peran Rw

dan RT terhadap

yayasan ini?

6. RT dan RW berapa

saja yang menjadi

anggota di YGPL?

7. Perubahan apa saja

yang sudah dihasilkan

dari berdirinya

yayasan hingga

sekarang?

8. Manfaat apa yang

dirasakan sesudah

berdirinya yayasan di

perumahan ini?

9. Harapan apa yang

ingin dicapai dengan

terbentuknya yayasan

disini?

Page 228: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

Pedoman Wawancara Ketua Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sejarah

terbentuknya YGPL

di Perumahan PPI dan

apa tujuan

dibentuknya yayasan?

2. Bagaimanakah proses

dari sosialisasi

kemasyarakat dalam

perekrutan sehingga

mereka bisa

menerima kehadiran

organisasi ini?

3. Sampai saat ini sudah

berapa masyarakat

yang ikut serta?

Bagaimana respon

dan ikutsertanya dari

tahun ke tahun dalam

mendukung

keberadaan YGPL?

4. Bantuan seperti apa

yang sudah diterima

oleh Yayasan?

5. Program-program

kegiatan apa saja

yang terdapat di

YGPL? Bagaimana

proses perkembangan

dari program-program

tersebut?

6. Apakah yang menjadi

faktor pendukung dan

penghambatnya?

7. Penghargaan apa saja

yang telah YGPL raih

dari tahun ketahun?

8. Sejauh ini manfaat

yang dirasakan

komunitas dengan

keberadaan unit

program KRPL?

9. Harapan apa yang

ingin dicapai dengan

Page 229: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

adanya YGPL?

10. Lalu rencana apa

yang Ibu lakukan

untuk pemberdayaan

lingkungan ini agar

terus berjalan baik?

Pedoman Wawancara Ketua Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimanakah

terbentuknya unit

program KRPL, ide

awalnya dari mana,

saiapakah pelopornya?

2. Apakah yang menjadi

sasaran dan tujuan dari

program? Apa saja

tujuan yang telah

tercapai dari

pelaksanaan program

tersebut?

3. Bagaimanakah proses

sosialisasi ke

masyarakat sehingga

mereka bisa menerima

kehadiran program ini?

4. Berapakah jumlah

anggota KRPL? Apa

latar belakang dari

mereka? Bagaimana

respon dan

keikutsertaan anggota

KRPL dari tahun

kahun?

5. Bagaimana saran dan

prasaran yang

digunakan dalam

pelaksanaan program

sesuai dengan

kebutuhan?

6. Dari mitra kerja yang

pernah kerjasama,

instansi manakah yang

paling berperan? Apa

hasil dari kerjasama

tersebut?

Page 230: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

7. Adakah tenaga

pendamping untuk

program ini? Materi

apa saja yang

diberikan? Apa hasil

yang didapat?

8. Apaka yang menjadi

faktor pendukung dan

penghambat dalam

proses pelaksanaanya?

9.

Perubahan apa yang

telah dihasilkan dari

penerapan program

tersebut?

10. Adakah prestasi yang

diraih pada program

ini?

11. Apa harapan dan

rencana ibu kedepannya

pada program agar

berkelanjutan dengan

baik?

Pedoman Wawancara Anggota Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah yang anda

ketahui tentang

KRPL? Mengapa

tertarik untuk

mengikuti program

ini?

2. Sudah berapa lama

ibu mengikuti unit

program KRPL

disini?

3. Apa saja tanaman

yang ibu

budidayakan?

Bagaimanakah proses

awal hingga siap

dipanen hasilnya?

4. Apakah yang menjadi

faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengikuti program?

5. Kebutuhan apa yang

Page 231: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

telah terpenuhi dari

adanya program ini?

6. Apa saja manfaat dan

perubahan yang ibu

dirasakan setelah

mengikuti program?

7. Dahulukan pernah

diberikan pembinaan,

Apa hasil yang

didapat untuk

program ini?

8. Dampak apa yang

dirasakan dari

program ini?

9. Menurut ibu seberapa

baik program ini

berjalan?

10. Apa harapan dan

saran ibu agar

program KRPL untuk

kedepannya?

Page 232: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KETUA RW 11 PEKAYON JAYA

Nama: Ir. H. Sukowitono

Usia: 66 tahun

Alamat: Jl. Mahoni 16 Blok C3/3

Pendidikan: Teknik Geologi (S1)

Pekerjaan: Pensiunan

Hari/ Tanggal/Tempat: Senin, 22 Agustus 2016/ Rumah bapak Suko

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimanakah

sejarahnya Perumahan

Pondok Pekayon

Indah?

Dahulu tahun 1986, perumahan ini punya BTN

(Bank Tabungan Negara) sebagai pinjaman

wilayah belum menjadi PPI, ada 60an RT tapi

RWnya Cuma ada 1..sejak tahun 1991 an

perumahan ini dipecah dan ditata ada 4 RW

masing-masing ada 4 RT dan bloknya abcd satu

huruf trus berkembang ada blok AA, BB, CC, DD.

Pada tahun 2003 diresmikan menjadi Perumahan

Pondok Pekayon Indah dengan bagian wilayah

RW 8-RW 17.

2. Bagaimana kondisi

geografis seperti

keadaan tanah sering

banjir atau tidak?

Dahulu tahun 1991 perumahan ini sebagian besar

rawa kecuali yang sekarang blok D dulunya tanah

darat. Nah tahun 2002 mulai berjalan, bekas rawa

oleh warga ditutup, ditimbun, diratakan namanya

tanah timbunan awalnya ya gersang tidak nyaman

jalannya masih batu, becek, tanah merah, belum

diaspal seperti sekarang, tapi tidak pernah banjir

hanya genangan aja habis hujan deras karena

perumahan ini termasuk daratan tinggi…itu disana

perumahan Pulau Permata Sari suka banjir.

3. Bagaimanakah

keadaan lingkungan

perumahan PPI

sebelum dan sesudah

berdirinya YGPL?

Bagaimanakah respon

dan keikut sertaan

masyarakat dari tahun

ke tahun?

Yayasan baru dibentuk 2013 dikukuhkan oleh

badan hukum, dulunya hanya komuitas dengan

nama Gerakan Peduli Lingkungan. Respon

masyarakat klo dulu masih pada muda-muda

semangat, setelah tua semangatnya kendor apalagi

sudah mulai bagus lingkungannya tapi tetep setiap

kali ada pertemuan, pengajian majlis talim, arisan

kita selalu perbaharuilah semangatnya. Partisipasi

dari ibu-ibunya masih banyak yang bekerja, jadi

yang ditatar mba-mba pembantunya tapi dari

waktu kewaktu berganti lagi pembantunya ya..itu

yang repot. Lalu peran tokoh dimasing-masing

RW dibutuhkan sebagai penggerak untuk

masyarakat disana..dahulu tahun 2003 kita sudah

memilah sampah, sampah disini dahulu

dibuangnya dipinggir rawa sana menimbulkan

bau, pencemaran air..tahun 2005 kita melalui pak

wakil walikota kita tutup pembuangan deket deket

sini, kerja sama dengan dinas kebersihan diambil

Page 233: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

sampahnya. Orang-orang yang angkutin

sampahkan dulunya pengangguran, jadi sebagian

ditampung jadi keamanan trus jadi pengangkut

sampah organik. Tahun 2003 pada waktu itu

sampah belum dipilah, sampah klo diangkut

volumenya banyak sekali jadi 1 RW tuh 1 truk itu

ga muat karena dahulunya belum dikelola dinas

kebersihan dan diangkut oleh petugas seminggu

2kali dan dari sinilah mulai gerakan pemilahan

sampah yang bisa didaur ulang dihibahkan ke

pemulung klo sampah yang organik diolah

menjadi kompos..dirumah kompos sana kita

produksi pupuk cair dan pupuk padat berupa

kompos organik padat yang kita produksi dijual

belikan klo pupuk cair dijual dari harga Rp10.000

untuk kemasan 1 liter botol lalu RP 50.000 untuk

kemasan botol drigen..buat kompos organik

padatnya per pak 1,5 kg dijual Rp 5.000 semua

pupuknya organik jadi bagus untuk tanah dan

tanamannya nah ini hasil produksi dari GPL

Pekayon, unit program kompos...ada yang anggota

gunakan untuk menjadi pupuk tanaman, sama kita

nah klo sekarang 1 truk bisa angkut sampah 3 RW.

Dahulu sampah berantakan, setelah diberikan

pengertian kesadaran masing-masing kita harus

bertanggung jawab dan berperan aktif agar

lingkungan tempat tinggal kita bersih.

4. Lalu untuk respon

remajanya sendiri

seperti apa?

Untuk remajanya dulu awal-awal masih ikut aktif,

tapi perubahan zaman semua harus bekerja pulang

malam. Dan sekarang generasi anak mudanya ga

ada akibatnya pada susah buat diajak sosialisasi

ya..akhirnya masih kakek-nenek juga. Nah

kedepannya cucu-cucu kita ini yang akan

dikerahkan dibentuk dari kecil.

5. Bagaimana peran Rw

dan RT terhadap

yayasan ini?

Peran RW sama RT klo sekarang tuh

memfasilitasi, jadi membantu mengkoordinir

masyarakat seperti kerja bakti, penghijauan,

memilah juga memberikan bantuan edaran. Lalu

seperti saya di RW ini bikin program perbaikan

jalan, saluran air yang rusak diperbaiki supaya

tidak banjir dan lingkungannya terlihat bagus

tertata. RW dan YGPL tuh harus bekerjasama, jadi

program RW YGPL membantu selama itu masih

dalam cakupannya.

6. RT dan RW berapa

saja yang menjadi

anggota di YGPL?

Kita punya banyak kader yang menyebar di 4 RW

ini dari RW 8-RW 11 melalui posyandu dan setiap

RW memiliki masing-masing posyandu. Fungsi

kader sebagai motor-motor penggerak serta

Page 234: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

motivator dilingkungan masing-masing.

7. Perubahan apa saja

yang sudah dihasilkan

dari berdirinya

yayasan hingga

sekarang?

Lingkungan kita bersihlah. Terutama sampah-

sampah organik sudah langsung diambil, ada

banyak penghijauan tanaman jadi udaranya lebih

enak dibanding tempat-tempat yang tidak

memperhatikan lingkungan.

8. Manfaat apa yang

dirasakan sesudah

berdirinya yayasan di

perumahan ini?

Untuk RW yang tidak punya GPL bakal

keliatanlah tempat tinggalnya tidak tertata baik.

Manfaatnya terasa di lingkungan jadi bersih,

bersosialisasi kepada tetangga, memberdayakan

kaum ibu rumah tangga juga yang tadinya hanya

di dalam rumah dengan adanya kegiatan seperti

KRPL di yayasan ibu-ibu bisa menambah

pengetahuan dari penyuluhan dan pelatihan, aktif

di lingkungan, keahliannya bertambah bisa

menanam sendiri kebutuhan sayuran dalam rumah

tangga. Tapi klo buat meningkatkan ekonomi

disini ga sampe karena kita disini rata-rata cukup,

belum sampe kepada meningkatkan ekonomi

seperti penjualan anorganik rongsokan, pemilahan

sampah yang nilainya belum seberapa dari hasil itu

seminggu sekali dikutip oleh RT dan ibu PKK

masing-masing trus masuk kas PKK untuk

perawatan lingkungan secara swadaya yang rusak

klo ada pot dan pinggiran got yang rusak.

9. Harapan apa yang

ingin dicapai dengan

terbentuknya yayasan

disini?

Kita pinginnya klo bisa meningkat. Satu kampung

hijau yang bersih dan sehat tapi bisa seperti itukan

masih banyak yang harus dibenahi.

Page 235: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KETUA YGPL PEKAYON

Nama: Rustinah Hasan

Usia: 65 Tahun

Alamat: B5/8

Pendidikan: Universitas Brawijaya

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Hari/ Tanggal: Sabtu, 27 Agustus 2016/ Rumah bunda SEHAT

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sejarah

terbentuknya YGPL

di Perumahan PPI dan

apa tujuan

dibentuknya yayasan?

Awalnya Pada 2003 yang dipelopori oleh Majelis

Ta’lim Ibu-ibu Darusalam-Pondok Pekayon Indah

dan Himpunan Pemuda Pekayon Indah (HIPPI)

yang waktu itu berkunjung ke Banjarsari sebagai

desa Argowisata di Jakarta Selatan yang

diorganisir oleh Ibu Harini Bambang Wahono

beliau biar sudah tua tapi semangatnya dalam

pemberdayaan lingkungan itu luarbiasa desa itu

sudah dipercayai oleh UNESCO sebagai kawasan

hijau percontohan di Jakarta. Ketika kunjungan

kesana Ibu-ibu sama pemuda kami tergerak punya

niat melakukan hal yang sama seperti ibu Bambang

dan kebetulan juga disana bertemu dengan Ibu Sri

Radiati mahasiswi UI yang sedang mengambil

penelitian untuk pasca sarjananya dari sanalah

komunitas kita didampingi oleh beliau selama 3

bulan. Proses tumbuh masyarakat PPI dalam

membentuk komunitas yang peduli lingkungan

dijadikan kasus dalam menyusun disertsinya dari

sana komunitas kami mempunyai komit untuk

lanjut dengan membuat organisasi, visi dan misi,

kepengrursan dan menyusun program, maka

lahirlah Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) sampai

pada tanggal 1 April 2009 komunitas melakukan

pengukuhan dari komunitas ke bentuk yayasan

melalui badan hukum memiliki Akte notaris dan

NPPW dengan nama Yayasan Gerakan Peduli

Lingkungan Pekayon (YGPL) untuk membuat

kawasan percontohan penghijauan dari RW 8-11

Pekayon Jaya. Tujuannya kami untuk berkontribusi

melestarikan lingkungan di Indonesia. YGPL kami

dipakaikan nama Pekayon karena banyak GPL

lainnya hasil binaan dan belajar dari GPL Pekayon

banyak yaitu telaga sakina mereka belajar dari sini,

GPL Bumi Nasio Indah Jatimekar-Bekasi yang

agak bagus dan mendapatkan penghargaan, GPL

Pondok Ungu mereka belajar dari kami

menularkan yang baik, yayasan berdiri secara

hukum itu baru YGPL Pekayon ini.

Page 236: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

2. Bagaimanakah proses

dari sosialisasi

kemasyarakat dalam

perekrutan sehingga

mereka bisa

menerima kehadiran

organisasi ini?

Karena latar belakang tadi awal mulanya pasti ada

kesusahan ya mengajak itu..mulai dari ibu-ibu

pengajian lalu kita mengadakan pertemuan-

pertemuan atau melalui forum RT/RW, studi

banding, arisan, pengajian kita usahakan gebrak

semangat mereka untuk menularkan masyarakat

lainnya juga peduli lingkungan. Sosialisasi yang

kita lakukan banyak cara melalui spanduk,

selebaran, papan slogan, leaflet, kaos sampai

bendera makin kesini YGPL makin banyak yang

melirik, mitra kerja bertambah datang-pergi secara

bergantian, penghargaan banyak kita raih perlahan

kesadaran masyarakat tumbuh dan mulai ikut

dalam organisasi ini…untuk sosialnya banyak

sekali meskipun memang lambat berubah sudah

berpuluh tahun susah kebiasaan membuang

sampah sembarangan pelan-pelan saja tidak

kelihatan drastis dari mulai lingkungan sekitar

Pekayon dari TK, SD. Kita mengahasilkan GPL

yang lainnya kita menularkan teori, materi,

semangat mereka juga masih muda-muda

sedangkan kita hanya menularkan dan menambah.

3. Sampai saat ini sudah

berapa masyarakat

yang ikut serta?

Bagaimana respon

dan ikutsertanya dari

tahun ke tahun dalam

mendukung

keberadaan YGPL?

Dahulu pada tahun 2003 sampai dengan 2007 kita

memiliki 80 anggota, setiap bulan kita mengadakan

pertemuan maupun arisan untuk menjaga semangat

dan kekompakan kita, kita terus mengingatkan dan

menggebrak semangat agar tidak kendur karena

zaman itu ketika 13 tahun lalu kita masih pada

muda-muda klo sekarang tahun 2016 umur-umur

kita sudah diatas 55 semangat dan aktif

berorganisasi harus terus dijaga sekarang kita

masih berusaha menularkan semangat agar

generasi-generasi penerus dapat tergerak untuk

peduli pada lingkungan. Klo untuk sekarang

anggota yang aktif hanya 30an orang saja.

4. Bantuan seperti apa

yang sudah diterima

oleh Yayasan?

Seperti mendapatkan bantuan dana dari Bank dunia

disupport oleh dana Philipin dan Australia dan

disalurkan ke Indonesia kemudian menunjuk

mentri kesehatan lalu menunjuk Dinas Kesehatan

Bekasi lalu menunjuk YGPL Pekayon kita,

dibuatkan bangunan kompos semuanya 500 juta

sebelum itu kita diperiksa BPK pusat dulu karena

secara hukum kita sudah diresmikan yayasan dan

memiliki NPWP, Akte Notaris sudah bisa

dipertanggungjawabkan secara hukum inilah

kelebihan dari YGPL Pekayon. Dan terakhir ini

kita dibuatkan bangunan Rumah Bunda SEHAT

dari bantuan dana Sari Husada dan Indomart yang

Page 237: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

menjadi Rumah Zakat, bangunan ini merupakan

tempat pembinaan ibu-ibu diluar yayasan atau

sekitar agar memiliki kepandaian mengolah

makanan sehat agar dapat membantu ekonomi

keluarga. Sumber dana lain kita dapatkan ketika

diundang menjadi narasumber dan memberikan

pelatihan program.

5. Program-program

kegiatan apa saja

yang terdapat di

YGPL? Bagaimana

proses perkembangan

dari program-program

tersebut?

YGPL memiliki banyak unit-unit program di

dalamnya seperti unit pemberdayaan masyrakat,

unit kompos pekayon, taman baca, KRPL, bank

sampah, produksi kerajinan masing-masing

program memiliki tujuan yang sama dalam

memberdayakan dan melestarikan lingkungan.

Program-program tersebut pasti memiliki

kelebihan lalu merasakan naik dan turunnya

program. Para kader pengurus kami sudah pasti

bekerja semangat 45 sampai membuat YGPL

dikenal masyaraat luas dan memiliki banyak

penghargaan. YGPL memiliki relasi luas dengan

instansi lembaga lain sampai mendapati kunjungan

tamu dari Australia lalu dengan terus

meningkatkan kualitas yayasan, banyak sarana dan

prasana kami yang diberikan secara subsidi oleh

pemerintahan seperti Dinas Kesehatan, BPLH.

Dengan membuat sesering mungkin kegiatan dan

perkumpulan membuat ibu-ibu kumpul, mereka

kenal, sayang dengan sayang mereka merasa rindu

lalu mereka hadir keperkumpulan.

6. Apakah yang menjadi

faktor pendukung dan

penghambatnya?

Hambatannya itu karena kita sosial jadi kita

menarik masyarakatnya tuh susah banget..

sebenernya dari kita ke kita lagikan seperti

sumbangan dari mana-mana datang terus

pekerjaannya lebih banyak sehingga kita ingin

yang menarik generasi muda. Kita tuh sebenernya

ingin merubah mindset bahwa kepedulian itu tidak

harus yang bergerak itu yang tua dari kurangnya

rasa kepedulian itu hambatan paling berat lalu

merubah mindset baik semua generasi biarpun

sudah ada fasilitas sarana prasananya klo cara

berpikir kita belum sampe ga akan gampang

berkembangnya gituloh..YGPL sudah maju

didukung dengn SDM yang bagus berkualitas

dengan kegiatan-kegiatan yang positif dengan

kunci solideritas.

7. Penghargaan apa saja

yang telah YGPL raih

dari tahun ketahun?

Banyak yaa.. dari awal tahun YGPL berdiri 2003

kita sudah menerima berbagai penghargaan seperti

penghargaan sebagai pelopor peduli lingkungan,

lalu dibidang pemberdayaan dan kesejahteraan

Page 238: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

keluarga..ada banyaklah pokoknya.

8. Sejauh ini manfaat

yang dirasakan

komunitas dengan

keberadaan unit

program KRPL?

Banyak sekali manfaatnya masyarakat berubah

menjadi lebih baik disekitar sini penuh dengan

penghijauan dimana, Memberikan pemahaman klo

menanam tuh ga susah klo sekarangkan sawah

sudah sedikit berganti alih fungsi menjadi

perumahan, pabrik, mall, jalan tol yang

pembangunan dilakukan untuk masyarakat kelas

atas…sementara sekarang kita udah ga bisa tuh

nemuin sawah diperkotaan jangankan sawah kebun

saja tidak banyak hanya berapa meter persegi.

KRPL itu salah satu bagian unit kecil kita

sekalipun sekarang lagi stuck pembangunan dan

lain-lain tapi semangat menanam dirumah-rumah

tetap harus ada dan terus berjalan. Kita manfaatkan

wadah menanam menjadi kelompok wanita tani

perkotaan untuk membantu masyarakat skala

rumah tangga agar mengkonsumsi makanan sehat

dan organik dari halaman rumahnya yang sempit..

KRPL itu memberikan peran dalam pengolahan

sampah rumah dengan cara pemilahan antara

sampah organik dan anorganik yang bisa

digunakan menjadi pupuk untuk makanan yang

kita tanam.

9. Harapan apa yang

ingin dicapai dengan

adanya YGPL?

Yang pasti YPGL menjadi yayasan yang

bermanfaat dalam ikut memberdayakan dan

melestarikan lingkungan. YGPL dapat menambah

prestasinya lalu mencetak sumberdaya manusia

yang berkualitas yang peduli dengan lingkungan.

Harus tetap kompak.

10. Lalu rencana apa

yang Ibu lakukan

untuk pemberdayaan

lingkungan ini agar

terus berjalan baik?

Karena umur kami sudah tak lagi muda sudah

seharusnya generasi muda berkontribusi

melanjutkan kiprah kami dalam melestarikan

lingkungan, memberikan penyadaran dan

menumbuhkan kepedulian agar selalu menjaga

lingkungan dengan hal-hal kecil saja seperti tidak

membuang sampah sembarangan klo bukan kita

siapa lagi..

Page 239: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KETUA PROGRAM KRPL

Nama: Siti Nurul

Usia: 59 tahun

Alamat: Jl. Mahoni 16 Blok C3/3

Pendidikan: SMA Medan

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Hari/ Tanggal/Tempat: Senin, 22 Agustus 2016/ Rumah bapak Suko

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimanakah

terbentuknya unit

program KRPL, ide

awalnya dari mana,

saiapakah pelopornya?

Awal terbentuknya April 2013 kita didatangi

tamu dari (BPPT dan BPTP) Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian dan (BPTP) Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Lembang jadi

mereka mendengar kita punya YGPL punya

penghijauan punya kompos, jadi mereka

berkunjung memberikan presentasi “tanaman

sayuran organik di lahan sempit” dari situ ada

ketertarikan ibu-ibu trus pak Budiman bu Ratna

sebagai pelopornya menawarkan bisa

membimbing kita selama 1 tahun klo

progrmanya lanjut bisa dibimbing klo engga ya

engga. Akhirnya terbentuk awalnya anggotanya

sekitar 20an dan mulai diadakan pelatihan

pertama rumah bibit lokasinya RT 01 RW11.

Pertama dia mulai membuatkan rumah bibit, kita

diajarkan mulai dari menabur benih, membuat

benih seperti dari jahe, biji cabe, biji tomat

sampai kepada pembibitan lalu panen selesai itu

kita per 3 bulan dia memberikan penyuluhan

tentang membuat pestisida organik terbuat dari

sereh macem-macem diblender lalu disimpan 40

hari baru digunakan semprotan. Dalam

perjalanan waktu karena lokasi kita dengan

kampung banyak tanaman kita yang rusak, masih

mentah banyak yang diambilin, akhirnya kita

minta ijin pada RW 8 pindahlah kita ke taman

hijau dari sana mulai agak berkembang karena

ada undak undak baru deh nanam kangkung,

sawi, kailan awalnya senang ibu-ibu panen

datang tapi belum sampai pada dijual, yang

penting anggota KRPL bisa bawa pulang

tanaman sayuran murni organik tanpa kimia dari

kompos lalu benih dari BPTP dan tenaganya

masih ibu-ibu 1-2 bulan ga kuat klo tiap hari ke

sana karena punya rutinitas sendiri sebagai ibu

rumah tangga akhirnya kita bayar tenaga pekerja

untuk menyiram pagi-sore, membersihkan.

Ketika masuk setahun panen kita bagus bisa

Page 240: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

kejual tapi menjelang lebaran ada curah hujan

yang sangat deras kandungan asamnya tinggi,

jadi banyak tanaman yang berada diluar rusak

sehingga panen kita menurun sedikit dari rusak

otomatis hasil panen kita juga berkurang...makin

kesini keliatan ibu-ibu tuh gatau karna jenuh jadi

sepi jadi kadang-kadang yang bertanggung jawab

3-5 orang aja. Setiap hari sabtu kita kumpul di

taman hijau Pekayon bebersih rumput atau klo

waktunya panen kita jual ke ada orang yang jalan

pagi melalui whatsapp ke ibu-ibu YGPL

berlangsung sampai 2 tahun. Pada tahun

ketiganya udah mulai ada tangan usil lagi seperti

tadi, akhirnya kita sepakat untuk pindah ke

rumah kompos. Sekarang ibu-ibu udah ga aktif

jadi yang mengelola itu orang kompos, namun

dari rumah bibit ini kita sudah bisa menularkan

di rumah bibit posyandu. Di posyandu RW 8 kita

tabur benih. Posyandu RW 10 buat lahan khusus

untuk menanam sayuran itu yang berhasil.

Posyandu RW 11 baru mau dibangun. Untuk

kedepannya kita pengen setiap posyandu RW itu

punya tanaman sayuran organik disamping nanti

ada TOGA. Karena waktu itu kita pernah ikut

pelatihan ke bandung diundang petani sayuran se

Jawa Barat seperti dari Sukabumi mereka

berhasil karena kelompok wanita taninya orang-

orang yang sangat kekurangan ekonomi jadi ini

program ini tuh penting sekali. Sementara di

komplek ini hanya hobi, lalu menjalankan

program pemerintah dimana sayuran organik itu

untuk penujang gizi keluarga sehingga

menghasilkan balita yang sehat, kuat, punya

daya tahan tubuh yang bagus gitu, lalu

menghemat anggaran belanja tadinya membeli

sayur kangkung sehari Rp. 5000 jadi ga belanja

karena panen…ibu Edi yang rumahnya disana

cerita klo sayur udah ga beli karena melakukan

pembibitan di rumah.

2. Apakah yang menjadi

sasaran dan tujuan dari

program? Apa saja

tujuan yang telah

tercapai dari

pelaksanaan program

tersebut?

Sasarannya yang pertama kita bisa menghemat

uang belanja tadinya membeli sayur kangkung

sehari Rp. 5000 jadi ga belanja karena panen.

Kedua meningkatkan gizi balita kita dimana

sayuran organik itu dapat menujang gizi keluarga

sehingga menghasilkan balita yang sehat, kuat,

punya daya tahan tubuh yang bagus terbebas dari

zat-zat kimia. Klo kita beli diluar banyak dari

penjual memakai pupuk urea. Jujur klo tanaman

Page 241: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

organik ini agak sedikit mahal dan karena pupuk

dan kompos kita buat sendiri, jadi sebetulnya itu

satu siklus dimana sayuran yang kita tanam kita

makan lalu sampahnya kita buat kompos trus

komposnya untuk pupuk sayuran agar subur.

Tujuan yang sudah tercapai ibu-ibu mulai

menyadari pentingnya makanan serba organik,

jadi mereka punya keinginan untuk menanam

sendiri dirumahnya. Menekan kebutuhan

makanan harian belanja sayuran dari Rp 200.000

sampai Rp 800.000 perbulan pernah tercapai tapi

banyak kendala hanya bertahan selama 6 bulan

diawal saja…misalnya yang belanja sehari Rp

50.000 bisa menyisihkan Rp 10.000 untuk

tabungan.

3. Bagaimanakah proses

sosialisasi ke

masyarakat sehingga

mereka bisa menerima

kehadiran program ini?

Kalau proses ibu karena ada ketertarikan dari

penyuluhan dengan pemaparan pak Budi itu

karena ada hubungannya dengan YGPL.

Biasanya sih perarisan sih ya..klo ada arisan ibu

diundang untuk menjelaskan apa itu KRPL,

keuntungannya manfaatnya lalu kesulitan di

lapangan kita ceritakan. Kita tawari pada

ujungnya dengan menawarkan benih jika ingin

memulainya. Selesai menjelaskan ada sih yang

tertarik 1-2 orang mah tapi stop disitu tak ada

laporan apa-apa.

4. Berapakah jumlah

anggota KRPL? Apa

latar belakang dari

mereka? Bagaimana

respon dan

keikutsertaan anggota

KRPL dari tahun

kahun?

Jumlah anggota dulunya ada 40 an tapi sekarang

yang masih aktif ya..sekitar 20an orang saja. Klo

ada kegiatan penyuluhan KRPL mereka masih

perhatian tapi tindaklanjut dari itu yang ga ada.

Latar belakang dari mereka Ibu-ibu rumah

tangga, pensiunan. Untuk sekarang sudah

menurun tidak seperti awal-awal setelah

pelatihan itu. Pernah waktu itu ibu nanam

sendiri, ngajak ibu-ibu banyak aja alesannya

karena ibu masih punya tanggung jawab untuk

berkomitmen dijalankan saja. Panen sendirian

trus dibagikan ke anggota. Namun disamping

penurunan ada sekitar 5-6 orang yang punya

tanaman sayuran organik sendiri dirumahnya

disamping 2 posyandu. Mereka sayuran udah ga

beli metik saja untuk 1 keluarga cukuplah. Di RT

4 RW 11 kompos mulai dijalankan teknik

aquaponik jadi dibawahnya kolam ikan diatasnya

ada polybag sayuran.

5. Bagaimana saran dan

prasaran yang

digunakan dalam

Untuk lahan sekarang kita menggunakan lahan

yang ada di kompos. Sumber dana kita dapatkan

salah satunya dari BPPT dan BPTP berupa

Page 242: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

pelaksanaan program

sesuai dengan

kebutuhan?

kompos, benih dan polybag. Untuk sekarang

benih yang didapatkan ada biji kangkung 1 kg,

benih timun, pare, tomat yang masih ada. Cabe,

kailian, kangkung salada, bayem dan seledri

cepat habisnya karena gampang. Lalu buat

dibagikan ke anggota 10 biji perorangnya. Untuk

lahannya kita dipindahkan ke area rumah

kompos agar tanaman dapat terawat dan tidak

terjamah oleh tangan-tangan usil seperti dahulu

ketika di tanam di area umum. Stok terakhir dari

BPPT dan BPTP itu bulan Desember 2015.

Setelah itu kita udah ga dapet lagi, karena dari

Jawa Barat program KRPL sudah di stop itu

yang membuat BPPT dan BPTP berhenti

memberikan pelatihan dan pendanaan karena

mereka juga tidak mendapatkan dana dari

pemerintah untuk menjalankan program lagi.

Penyebab lain dari kami pindahkan tanaman ke

area kompos karena udah ga mampu lagi

membiayai petugas yang menyiram di taman,

jadi dititip sama bapak kompos dan pegawainya

betugas menyiram. Sebetulnya pegawainya sama

saja dengan mereka yang di depan.

Alhamdulillahnya bagus berjalan tapi udah ga

dijual lagi kayak dulu dikonsumsi sendiri saja.

Kita berjualan paling pas perkumpulan dan

dilingkungan arisan saja.

6. Dari mitra kerja yang

pernah kerjasama,

instansi manakah yang

paling berperan? Apa

hasil dari kerjasama

tersebut?

Banyak dari BPPT dan BPTP, Dinas Kebersihan,

KLH, Dispera. Paling berpengaruh dari BPPT

dan BPTP yaitu pak Budiman kan program

KRPL itu ada karena didatangi tamu dari BPPT

dan BPTP lalu berjalan memberikan pelatihan,

penyuluhan selama 1 tahun lebih, nah sekarang

mereka berhenti karena udah ga ada program dan

dana di Jawa Barat mereka hanya memberikan

stok benih saja. Hasil yang didapatkan dari pak

Budiman selalu memberikan perhatian, dulu

beliau memberikan dan mengajarkan penyuluhan

tentang pemberantasan hama tikus dari bahan

organik, membuat benih tomat cabe. Sekarang

kami dapat perhatian dari Dispera Ibu Ika

mereka tidak menjanjikan apa-apa hanya

memberikan penyuluhan tidak memberikan dana

maupuun bibit benih.

7. Adakah tenaga

pendamping untuk

program ini? Materi

apa saja yang

Waktu itu pernah ada pendampingan ya seperti

pelatihan maupun penyuluhan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPPT

dan BPTP) Jawa Barat. Lalu dari Ibu Ika Dinas

Page 243: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

diberikan? Apa hasil

yang didapat?

Perekonomian Rakyat Pemkot Bekasi (Dispera)

kita ditawari bibit 400 terakhir di undang

Oktober 2015 kemarin klo dengan dispera kita

hanya diberikan penyuluhan tidak menjanjikan

dana tapi bantuan bibit atau benih saja dengan

BPPT dan BPTP sejak April 2013 kita diberikan

binaan, pelatihan, bantuan-bantuan seperti

dibuatkan rumah bibit di taman hijau Pekayon

tapi sudah dipindahkan ke rumah kompos, bibit,

sekop, polybag, pupuk kandang, kompos banyak

deh. Materi tentu banyak pengetahuan yang kita

dapatkan ya tentang pelatihan membuat benih

dari cabe, tomat, jahe, mengikuti acara BPTP

studi banding ke Bogor sampai terakhir

Desember 2014 perwakilan dari anggota

mengikuti acara dari BPTP juga mengunjungi

KRPL di daerah Kalibata lalu terakhir kita

diberikan pelatihan oleh BPTP lewat ASTRA

tentang “Pelatihan Teknologi Pertanian

Perkotaan (Urban Farming)” pada November

2015.

8. Apaka yang menjadi

faktor pendukung dan

penghambat dalam

proses pelaksanaanya?

Untuk pendukungnya sih SDMnya masih ada

yang fokus, tanamannya ada. Menumbuhkan

kerjasama dan daya ketertarikan pada

masyarakatnya untuk membudidayakan tanaman

berupa hasil yang didapatkan. Lahan juga bisa

menjadi pendukung memberikan semangat buat

menanamnya. Yang membuat program ini

menurun tidak mulus itu, Pertama memang

terbentur dana dari BPPT dan BPTPnya distop

sementara kita belum berjalan sebagus KWT di

pedesaan. Kedua anggota kami KWT Harmoni

tidak fokus, kenapa? Karena mereka untuk biaya

sehari-hari sudah punya cukup dari gaji

suaminya lalu mereka ga berharap banyak hanya

sekedar hobi, mengisi kekosongan waktu, iseng-

iseng menanam sayuran. Bila dibandingkan

dengan KWT yang ada di pedesaan mereka

berharap sekali bisa menambah biaya belanja

dapur. Yang ketiga kita temukan di lapangan klo

sayuran organik itu mahal karena dari pupuk

sampai semprotan hama kita buat sendiri tanpa

menggunakan bahan kimia jadi orang-orang

maunya praktis, murah dan gampang. Yang

keempat hama penyakit.

9.

Perubahan apa yang

telah dihasilkan dari

penerapan program

Memanfaatkan waktu senggang diisi dengan

yang lebih berguna. Melatih menanam biar ga

pikun tangan ga pada kaku trus ada hubungannya

Page 244: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

tersebut? dengan kesehatan juga loh seperti mencegah

penyakit alzhaimer gitu terus makanan organik

itu rasanya beda saja lebih fresh gitu dari pada

yang lainnya.

10. Adakah prestasi yang

diraih pada program

ini?

Sejauh ini kami belum menghasilkan prestasi

apa-apa.

11. Apa harapan dan

rencana ibu kedepannya

pada program agar

berkelanjutan dengan

baik?

Harapan dan rencana ibu sih ingin penempatan

SDMnya lebih tepat, jadi ada sarjana pertanian

atau orang yang lebih paham untuk mengolah

dan memberikan pengetahuan sementara kami

ini hanya ibu rumah tangga saja dengan berbagai

latarbelakang.

Page 245: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA PROGRAM KRPL

Nama: Lucia

Usia: 66 tahun

Alamat: Jl. Akasia 8 Blok D4/3

Pendidikan: D3 Financial Management

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Jumlah Anggota Keluarga: 5

Hari/ Tanggal/Tempat: Jumat, 26 Agustus 2016/ Majlis Ta’liem Darussalam

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah yang anda

ketahui tentang

KRPL? Mengapa

tertarik untuk

mengikuti program

ini?

KRPL itukan sebenernya pertanian untuk skala

rumah tangga dengan memanfaatkan lahan-lahan

kosong di rumah dengan tujuan untuk

meningkatkan pendapatan keluarganya tapikan

tergantung dimana kita tinggal Kita belum bisa

sampai kesana karna buat ekonomi karena disini

bisa dibilang cukup..tetap hasil KRPL itu kita

konsumsi sendiri dan dijual tapi klo kita targetkan

buat sumber pangan ekonomi itu susah untuk disini

ya tapi klo itu dilakukan sama warga pinggiran sini

bisa saja terjadi. Kita bina mereka untuk menjadi

pendapatan kita kasih penyuluhan tentang cara

bertanam organik, pembibitannya trus hasil

tanaman mereka kita ambil kita beli karna kita udah

punya label harga perkilonya klo mereka ikut

menanam sesuai dengan yang kita ajarkan murni

organik nah dari sini aku tertarik dari pengen coba

rasanya menanam organik sendiri tuh kayak gimana

klo tanamannya panen tuh kayak ada rasa bangga

tersendiri gitu.

2. Sudah berapa lama

ibu mengikuti unit

program KRPL

disini?

Sudah dari 2013 itu awal mula dari pembinaan dari

BPPT dan BPTP Lembang sampai sekarang masih

menanam biarpun ga rajin tetapi ada yang bisa di

hasilkan kayak pohon cabe aku.

3. Apa saja tanaman

yang ibu

budidayakan?

Bagaimanakah proses

awal hingga siap

dipanen hasilnya?

Engga banyak si..dulu aku pernah nanam

kangkung, bayam, tomat, cabe, terong trus klo

sekarang cuma cabe doang aku tanam semua pake

organik mulai dari kompos trus pestisidanya semua

dari organik untuk membuat kompos organik

prosesnya dari milah sampah dulu, sampah bekas

siangan sayuran ga kita buang kita kubur ditanah

buat dimanfaatin jadi kompos trus klo pestisidanya

dibuat dari rempah-rempah bahan dasar dapur

kayak bawang-bawangan di blender trus dilarutkan

pakai air trus disemprot deh buat ngusir hamanya.

Nah waktu yang ditunggu sudah tiba waktunya

panen, klo panen itu sebaikanya pagi hari ketika

belum terlalu lama terkena sinar matahari karena

Page 246: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

kandungan airnya belum mengalami penguapan.

4. Apakah yang menjadi

faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengikuti program?

Wah pasti ada saja hambatannya mba buat nanam

tuh.. kayak hama tikus, ulat..ulat juga macem

macem ada ulat bawang di bawang merah ulat

tanah di tomat ulat buah di cabe klo udah kena

hama tuh jadi keganggukan tanamannya lalu

dukungan masyarakat karena kita bukan

masyarakat yang menegah kebawah untuk

ketertarikan langsung terjun kebawah agak susah.

Klo di taman depan nih pengasuh pulang nenteng

tomat, terong besar-besar yang kita tanam disana

aduh rasanya sedih gitu kita yang tanam orang yang

panen karna pengasuh di komplek sini itu pengasuh

yang pulang ke rumah itu sih kendala terberatnya.

Klo buat pendukungnya paling pengaruh tuh

semangat dari diri sendiri jangan anget angetan.

5. Kebutuhan apa yang

telah terpenuhi dari

adanya program ini?

Untuk kategori terpenuhi sih belum yak untuk aku

sendiri karena tergantung dari masing-masing

orang klo ia rajin nanam mungkin bisa mencukupi

kebutuhan dapurnya nah klo aku dulu sempat kayak

cabe, tomat, kangkung panen sendiri ga beli di

abang sayur. Klo untuk ke arah ekonominya belum

sih mba secara komunitas soalnya KWT kita itu

belum seperti KWT di pedesaan yang menjadikan

KRPL itu sebagai income dari rumah tangganya.

6. Apa saja manfaat dan

perubahan yang ibu

dirasakan setelah

mengikuti program?

Ditanya maanfaat sama perubahan tentu banyak

sekali yang kita dapatkan dari lahan sempit kita

manfaatkan buat menanam, merawat tanaman

sendiri kita tau klo itu segar dan aman trus halaman

rumah juga kelihatan indah nyaman karena

penghijauan yang kita lakukan, bisa bedakan klo

tanaman ada ulatnya itu organik ga pake pestisida

kimia itu, bisa tau sampah sayuran dapur yang

dipilah bisa digunakan menjadi kompos organik.

klo yang aku rasakan dikomunitas kita bisa saling

bagi-bagi pengalaman seputar tanaman, kasih

masukan ke ibu-ibu, trus yang paling penting

menjaga solid kita untuk terus melestarikan

lingkungan.

7. Dahulukan pernah

diberikan pembinaan,

Apa hasil yang

didapat untuk

program ini?

Iyah dulu ada pembinaan oleh pak Budiman dari

BPPT dan BPTP Lembang, kan dari sana awal

mula hadirnya KRPL. Kita diberikan pelatihan dan

penyuluhan kurang lebih setahunanlah disana kita

pernah berbagi hasil panen tanaman organik, diberi

pelatihan tentang membuat benih cabe, tomat,

membuat pupuk cair, kumpul-kumpul, rapat,

dibuatkan rumah bibit pada tahun 2013 pokonya

banyak deh ilmu baru yang kita dapatkan.

Page 247: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

8. Dampak apa yang

dirasakan dari

program ini?

Pasti ada dampak yang ditimbulkan dari program

ini paling engga pengetahuan kita tentang organik

meningkat, pola hidup yang lebih sehat karena kita

menanam sendiri jadi kita tau prosesnya, bisa

mengurangi sedikitnya anggaran belanja dari

tanaman itu untuk lingkungan dapat mengurangi

pencemaran udara, terutama gas CO2 yang akan

diserap oleh tanaman. Untuk ekonominya dari

KRPL kita belum bisa dijadikan pendapatan

sendiri. Lalu tahun 2012 dulukan di Taman Hijau

Pekayon banyak pepohonan buah seperti pisang,

rambutan, manga, marquisa yang tumbuh disana

selain mendapatkan lingkungan menjadi hijau ada

dampak lainnya yaitu sampah daun yang

berguguran dari pohon kita olah menjadi sampah

3R digiling dicacah lalu dijadikan sebagai bahan

baku kompos organik.

9. Menurut ibu seberapa

baik program ini

berjalan?

Dulu berjalan dengan lancar tapi setelah dilepas

berjalan seperti sekarang yang aktif mah aktif

menanam sendiri di rumahnya yang di lahan

kompos masih banyak masih dirawat dan sudah

dirawat oleh pekerja yang sudah kita tugaskan

untuk menyiram tapi masih ada yang suka kontrol

kesana.

10. Apa harapan dan

saran ibu agar

program KRPL untuk

kedepannya?

Waduh klo harapan mah kita mah dari pengurus

sudah jatuh bangun untuk lakukan apapun supaya

berhasil lagi kedepannya.

Page 248: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA PROGRAM KRPL

Nama: Hj. Wirda Zulfikar

Usia: 66 Tahun

Alamat: Jl. Cendrawasih 2 BPI blok A9/6

Pendidikan: D3 Guru

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Pensiunan

Jumlah Anggota Keluarga: 2

Hari/ Tanggal/Tempat: Jumat, 26 Agustus 2016/ Majlis Ta’liem Darussalam

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah yang anda

ketahui tentang

KRPL? Mengapa

tertarik untuk

mengikuti program

ini?

KRPL itukan program pemerintah sebelumnya nah,

KRPL itu seperti kegiatan pertanian kota dengan

manfaatin halaman sempit agar bisa produktif

untuk menghasilkan sesuatu berupa pertanian dan

itu dimulai dari lingkungan rumah tangga, kantor,

di sekolah juga bisa dengan pengembangan

kebunnya ga cuma tanaman aja perikanan juga

termasuk loh. Saya suka karena konsepnya itu

semua menggunakan bahan organik jadi saya pikir

terjamin saja kualitasnya aman, segar apalagi kita

sendiri yang menananmya seperti tertantang saja

mampu tidak nih saya menanam sendiri.

2. Sudah berapa lama

ibu mengikuti unit

program KRPL

disini?

Sama seperti ibu-ibu yang lain saya ikut dari

pertama datang pak budiman dari BPPT dan BPTP

memberikan pembinaan, lanjut-lanjut sampai

sekarang sih ya meskipun udah ga ada binaan lagi

dari sana tapi berjalan sendiri saja bermanfaat

sekalikan ilmunya sayang klo ga dilanjutkan.

3. Apa saja tanaman

yang ibu

budidayakan?

Bagaimanakah proses

awal hingga siap

dipanen hasilnya?

Macam-macam tapi ga banyak juga, kita menanam

yang bisa dipanen dalam jangka pendek saja dulu

sempat menanam sayuran itu ada kangkung,

bayam, caisin, cabe, bawang putih untuk toganya

ada lidah buaya, sereh, kunyit saya rawat dengan

telaten sekali supaya pas panenya dapat hasil bagus

dari mulai pupuknya pestisidanya semua pakai

bahan organik karena dari pembinaan yang didapat

seperti itu karena lahan yang digunakan sempit kita

memakai model budidaya polybag, pot atau secara

vertikal seperti digantung, tempel bisa juga disusun

bertingkat menggunakan pipa paralon seperti di

rumah kompos. Setiap tanaman itu punya waktunya

sendiri untuk panen klo untuk cabe bisa 2-3 bulan

terus kangkung 3-4 mingguan bayam 3 mingguan

setelah itu panen bisa dituai hasilnya tapi harus

diperhatikan juga kondisi hasil panennya yang

masih segar nih akan mempengaruhi rasa, tekstur

dan keawetan masa simpannya. Mengapa kita

memakai pupuk organik? Karena banyak

Page 249: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

keunggulannya dan manfaatnya. Apa saja? Nih

seperti Tanaman lebih subur, Daun lebih cerah,

Tidak berbau, Ramah terhadap lingkungan, ada

bakteri yang menguntungkan.

4. Apakah yang menjadi

faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengikuti program?

Untuk hambatannya itu pasti ada ya seperti

serangga lalu tangan-tangan jahil perusak tanaman,

dulu sempat ada piket untuk sekedar kontol, bersih-

bersih sekitar lahan tanaman yang dikelola bersama

tapi ga berjalan piketnya karena pertama memang

ada pekerja yang menyiramnya terus ada ibu-

ibunya tuh yang bersikap mengandalkan. Yang

menjadi pendukung dari program ini berjalan tuh

pasti pengetahuan dari situ kita praktik mencoba

lalu mendapatkan pengalaman bertanam.

5. Kebutuhan apa yang

telah terpenuhi dari

adanya program ini?

Baru sekedar cukup untuk kebutuhan masak di

dapur ga beli di pasar lumayan bisa ngehemat uang

belanja apalagi klo harga bumbu masakan naik tuh

cabe, bawang putih untungnya masih menanam tapi

yang terpenting sih kebutuhan sehatnya dari

makanan yang kita tanam sendiri diolah sendiri lalu

dikonsumsi bersama keluarga atau klo ada lebihnya

dibagikan ketetangga atau klo mau tukar-tukaran

hasil panen supaya saling melengkapi saja.

6. Apa saja manfaat dan

perubahan yang ibu

dirasakan setelah

mengikuti program?

Klo kita lagi panen tuh ya difoto dipamerin di grup

WA ibu-ibu GPL ada rasa bangga tersendiri saja

ceritanya habis memanen dari situ kita

menularkankan disanalah ilmunya supaya ibu-ibu

lainnya semangat lagi untuk menanam lalu sebagai

sumber keindahan atau memberikan nilai estetika

dari tanaman yang ditata rapi, tempat rekreasi dan

belajar, trus klo letak lahannya berseblahan dengan

tetangga gitu bisa dipakai untuk kumpul-kumpul

atau melakukan kegiatan sosial lainnya.

7. Dahulukan pernah

diberikan pembinaan,

Apa hasil yang

didapat untuk

program ini?

Memperkenalkan klo menanam itu ga susah ko asal

rajin dan semangat kita dapat memperoleh hasilnya.

Lalu dari memanfaatkan barang-barang bekas

kayak sandal, ban motor bekas, karung bekas, botol

air mineral bisa menjadi wadah untuk bertanam

kemudian diberitahu macam-macam teknik

berkebun di lahan sempit seperti kami yang tinggal

diperkotaan ada hydroponik yang menggunakan air

sebagai medianya, diletakan bertingkat (vertikal)

digantung, ditempel sesuai luas halaman kita.

8. Dampak apa yang

dirasakan dari

program ini?

Banyak sekali dampak yang saya rasakan ya

terutama untuk kesehatan bisa merubah cara hidup

menjadi lebih sehat lalu keterampilan kita

bertambah dalam berbudidaya sedikitnya bisa

menghemat biaya belanja dapur lalu pekarangan

Page 250: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

rumah hijau diisi dengan tanaman yang bermanfaat

klo ada lebihnya dibagikan ketetangga nah dari situ

ada rasa tolong menolong antar anggota ketika ada

anggota atau keluarga anggota sakit kita

berkunjung.

9. Menurut ibu seberapa

baik program ini

berjalan?

Klo ditanya seberapa lancar si belum ya untuk

komunitasnya tapi untuk perorangan dari kita masih

ada ibu-ibu yang bertanam lalu panen

menghasilkan biarpun hanya dikonusmsi sendiri

saja.

10. Apa harapan dan

saran ibu agar

program KRPL untuk

kedepannya?

Harapan sih supaya program KRPL ini dapat

berkembang lebih baik lagi, ibu-ibunya aktif dan

semangat kembali gitu untuk bertanam sehat dan

organik di halaman rumahnya.

Page 251: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA PROGRAM KRPL

Nama: Isa Fitri

Usia: 53 Tahun

Alamat: Jl. Akasia 8 Blok D 4/5

Pendidikan: S1 Hukum

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Jumlah Anggota Keluarga: 4

Hari/ Tanggal/Tempat: Jumat, 26 Agustus 2016/ Majlis Ta’liem Darussalam

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah yang anda

ketahui tentang

KRPL? Mengapa

tertarik untuk

mengikuti program

ini?

Bertani diidentikan menanam di lahan luas yang

berhektar-hektar tapi sekarang ini lahan-lahan itu

hilang dipakai untuk kepentingan bangunan, jalan,

pabrik apalagi di perkotaan lahan kosongnya sudah

makin sempit nah bagaimana caranya penduduk

perkotaan diharapkan lahan-lahan terbatas dirumah

dan perkotaan itu dimanfaatkan untuk kegitan

bercocok tanam yang ramah lingkungan seperti

coba menanam mandirilah sesuatu yang kita makan

itu lalu diharapkan menghasilkan uang dari

program KRPL ini tapi untuk disini belum bisa

karena lingkungan kita memang bukan yang dapat

menghasilkan uang dari sana klo dilihat masyarakat

sini bukan menengah kebawah. Ketertarikannya itu

dari kepengen coba bercocok tanam trus karna

hobi juga si seneng saja klo rumah banyak

tanamannya terlihat adem sejuk gitu kuncinya klo

kita rajin pasti berhasil.

2. Sudah berapa lama

ibu mengikuti unit

program KRPL

disini?

Sejak perkenalan dari BPTP itu tertarik dengan

presntasinya terus ada rasa ingin coba lalu ikutlah

menjadi anggota, mereka tuh datang pas tahun

2013.

3. Apa saja tanaman

yang ibu

budidayakan?

Bagaimanakah proses

awal hingga siap

dipanen hasilnya?

Ga banyak sih ya untuk dikonsumsi sendiri saja

sekarang mah masih ada daun salam, cabe rawit,

bawang merah, sawi, kangkung yang jangka

pendek saja ditanamnya biar cepat dipanen

ditanamnya juga pakai rak disusun bertingkat..

terus belimbing wuluh, daun pandan, lidah buaya

dari toganya paling sirih aja sih trus ada juga

tanaman hias bunga kamboja jepang 3 pot ada

mawar merah juga sudah besar, tinggi. Untuk

prosesnya itu pasti menyiapkan benih yang

berkualitas baik karena benih salah satu faktor

paling mahal dan mempengaruhi potensi hasil,

benih yang kita didapat itu dari jatah yang

dibagikan oleh ibu suko atau klo ga mau repot kita

bisa beli sendiri sekarang benih sudah pada murah

atau benih bisa didapatkan dari menyemai sendiri

Page 252: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

bijinya nah paling setiap tanaman sayuran diatas

kita menggunakan organik semua medianya dari

pupuk sampai semprotan pestisidanya dan itu kita

yang buat sendiri jadi memanfaatkan sampah-

sampah nah sampah itu ada yang organik dan

anorganik, kita pilah sampah untuk membuat pupuk

sudah pasti sampah organik yang dipakai dikubur

dulu dalam tanah selama 40harian nah klo yang

anorganik dipisahkan untuk diserahkan ke bank

sampah GPL kita dan dimanfaatkan untuk macam-

macam. Pupuk organik juga macam-macam ada

padat dan cair disini juga kita memproduksi pupuk

organik yang material organiknya dari sampah sisa

tanaman, dedauan kering komplek yang sudah ada

tong sampah besar khusus untuk itu yang nanti

diangkut dengan baktor lalu setelah jadi kompos

kita jual untuk pemasukan kas YGPL. Oh iya

tanamannya jangan lupa disiram jangan lupa juga

disemprotkan pestisida organik supaya tidak

terjangkit penyakit tanaman pokonya serba organik

kan supaya hasil panenya sehat.

4. Apakah yang menjadi

faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengikuti program?

Musim sih bisa menjadi penghambatnya seperti

kurang sinar matahari, ancaman kejenuhan untuk

ibu-ibu karena serangan hama sitikus, SDMnya

karena kendalanya soal ibu-ibu yang gamau gerak

kembali lagi latar belakang ekonominya seperti “itu

bukan pekerjaan aku ko”, partisipsi masyarakatnya

untuk mengola secara komunitas perlu ditingkatkan

lagi. Untuk pendukungnya sih ketertarikan dan

kesadaran mereka sendiri sih tapi sebagai anggota

kita perlu juga memberikan dukungan untuk yang

kendur-kendur nih bertanamnya.

5. Kebutuhan apa yang

telah terpenuhi dari

adanya program ini?

Hasil panen sayuran jika sedikit dikonsumsi sendiri

sama keluarga saja tapi klo banyak dikumpulin

untuk dijual lalu hasil jualan itu diputar untuk

anggotanya ya seperti..untuk merapikan wadah

rusak-rusak.

6. Apa saja manfaat dan

perubahan yang ibu

dirasakan setelah

mengikuti program?

Manfaat yang didapatkan itu kita lebih peduli

makanan yang akan dikonsumsi dengan memenuhi

bahan makanan segar, untuk lingkungan itu

mengurangi polusi, meyengarkan udara dari

pepohonan dan tumbuhan hijau sebagai penghasil

oksigen terus degan panen di rumah mengurangi

pemakaian bahan-bahan plastik sebagai

pembungkus bahan makanan yang biasa kita beli di

pasar lalu menghemat BBM karena tidak ada biaya

transport yang dibutuhkan membeli sayur mayur di

pasar terus di facebook, saya berteman dengan

Page 253: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

teman-teman yang menanam secara hydroponik

biarpun tidak terjun langsung sih nanti setiap

pengetahuan itu saya bagikan ke ibu-ibu GPL.

Program ini juga turut dalam penyelamatan

lingkungan dengan pengelolaan sampah melalui

gerakan 3R (reuse, reduse, recycle).

7. Dahulukan pernah

diberikan pembinaan,

Apa hasil yang

didapat untuk

program ini?

Ada pembinaan dari BPPT dan BPTP sama dispera

saja banyak si pembinaan dan penyuluhan dari

mereka dari sana kita pasti mendapatkan

pengetahuan yang bertambah mengenai pertanian

kota skala rumah tangga, relasi dengan komunitas

lain juga meluas misalnya menghadiri acara

undangan dari dispera bertemu dengan Kelompok

Tani Sayur se Kota Bekasi pada 2015 lalu.

8. Dampak apa yang

dirasakan dari

program ini?

Dampak seperti hubungan antar anggota semakin

erat, kita saling bertegur sapa kemudian

mengurangi impor sayuran, lingkungan sekitar juga

jadi sehat membantu mengurangi dampak

pemanasan global sampah rumah tangga juga dapat

diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat,

Pemahaman kita lebih mendalam dan meluas

mengenai bertani yang bukan cuma gaya hidup tapi

meningkatkan rasa peduli masyarakat terhadap

kualitas makanan, gizi dari makanan organik segar

yang ditanam sendiri. Bayangin klo kita selalu

mengonsumsi makanan tidak sehat, dampak buruk

pasti ada walau ga dalam jangka pendek.

9.

Menurut ibu seberapa

baik program ini

berjalan?

Akhir dari sebuah program itukan keberlanjutan

ya..keberalanjutan itukan seperti kemandirian

secara perorangan masih ada yang melakukannya

dari sekian anggota, tapi mandiri secara komunitas

itu yang belum bangkit lagi semangatnya naik

turun.

10. Apa harapan dan

saran ibu agar

program KRPL untuk

kedepannya?

Semoga kedepannya KRPL kami dapat berjalan

kembali tidak terhenti lalu untuk pemuda-

pemudinya dapat meneruskan program-program

karena umur kami yang tidak lagi muda kemudian

meningkatan kapasitas sdm masyarakatnya.

Page 254: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA PROGRAM KRPL

Nama: Yuni Kahar

Usia: 54 Tahun

Alamat: Blok A9/9

Pendidikan: Sarjana Muda Perbankan

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Jumlah Anggota Keluarga: 3

Hari/ Tanggal/Tempat : Jumat, 26 Agustus 2016/ Majlis Ta’liem Darussalam

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah yang anda

ketahui tentang

KRPL? Mengapa

tertarik untuk

mengikuti program

ini?

Program KRPL itu apa yaa.. pertanian buat para

petani perkotaan seperti kita turut ikut memikirkan

nasib pembangunan pertanian kedepannya..di kota

kita bisa ko menanam seperti petani desa bedanya

menanam kita itu ga harus membutuhkan lahan luas

dimulai dari lingkungan rumah karena lebih praktis

biarpun cuma lahan terbatas bisa dimanfaatkan

untuk kegiatan bercocok tanam nanam apa gitu

kebutuhan dapur dan pengolahan makanan dari

lahan rumah yang tadinya tidak produktif cuma

tumbuh tanaman liar kita ubah jadi kegiatan yang

menghasilkan untung bagi pemiliknya dan

kelebihan kita bertanam itu organik. Klo sudah

hobinya bercocok tanam bisa dilakukan dimana

saja nah dari lahan yang terbatas itu kreatifitas kita

dibutuhkan ga ada alasan untuk ga bisa bercocok

tanam dan kita ga harus tahu banyak tentang

pertanian hanya dibutuhkan kemauan untuk

memulai dan komitmen untuk menjaganya.

2. Sudah berapa lama

ibu mengikuti unit

program KRPL

disini?

Klo saya sih pas program ini baru-barunya sedang

ada pembinaan ikut kegiatan pelatihan dari sana.

3. Apa saja tanaman

yang ibu

budidayakan?

Bagaimanakah proses

awal hingga siap

dipanen hasilnya?

Di rumah saya paling ada cabe, bayam, kangkung

3xpanen tanahnya diganti, seledri, salada, terong,

sawi, daun katuk, kunyit, ya gitu gitu ajalah ga

banyak nah dekat rumah saya ada ibu Wuri

Sugiman di rumahnya beliau banyak menanam ada

buah lengkeng, buah nangka, terus jeruk limau

dibikin minuman, belimbing wuluh buat tambahan

nyayur, lalu sayuranya ada bayem, cabe, kangkung,

seledri, bawang putih, tomatnya suka dibuat jus,

untuk toganya serai, sirih merah klo sudah bosan

saya suka dibagiin ketetangga, cincau, binahong,

jahe terus beliau pelihara ikan patin, gurame ditaro

enceng gondok dikolamnya, lele, masih pada kecil-

kecil. Tempatnya pakai bekas talang air, bamboo

disusunnya tingkat-tingkat atau ditempel di tembok.

Page 255: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

Dari proses menanam kita hanya perlu memberikan

apa saja yang dibutuhkan tanaman untuk hidup dan

tumbuh hingga panen.

4. Apakah yang menjadi

faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengikuti program?

Suka ada rasa malas gitu untuk memulai lagi

sewaktu-waktu tanaman kita gagal panen karena

serangan hamalah digigitin tikus pada bolong atau

kadang lupa menyiram kesalahan kecil tapi bisa

memberikan kerugian jugakan. Ibu-ibu klo di

rumahnya lagi ada yang panen gitu suka dishare ke

grup..”ih si ibu ini aja bisa masa saya ga” ada rasa

seperti itu terus saya mulai lagi menanamnya

karenakan hasil panennya kita-kita juga yang

mengkonsumsinya apalagi organik sehat.

5. Kebutuhan apa yang

telah terpenuhi dari

adanya program ini?

Kebutuhan paling klo sedang panen kita petik

diolah sendiri menjadi lauk dirumah lumayan ga

belanja tapi untuk bahan baku yang lainnya kita

masih suka belanja di pasar atau klo lagi ga nanam

beli diabang sayur sini lalu makanan kita lebih

terkontrol karena asupan sayuran kita sedikit

kurangnya masih ada yang menggunakan organik

lebih sehatlah terjamin bebas dari zat-zat

berbahaya.

6. Apa saja manfaat dan

perubahan yang ibu

dirasakan setelah

mengikuti program?

Sekarang Ibu-ibu si masih pada ikutserta masih ada

perhatiannyalah klo ada pertemuan-pertemuan

tentang program tapi tindaklanjutnya itu belum ada.

Lingkungan kita tuh jadi bersih, lingkungan juga

berkualitas komplek inikan menjadi titik pantau

adipura berkat perhatiannya pada penghijauan,

pelestarian lingkungan, dengan melihat tanaman

tuh mengurangi kejenuhan setelah seharian

beraktivitas bekerja atau sekolah yang dikatakan

suami sama anak-anak saya lalu rumah juga sejuk.

7. Dahulukan pernah

diberikan pembinaan,

Apa hasil yang

didapat untuk

program ini?

Memperkenalkan kepada kita ada banyak cara

menyenangkan untuk memulai bercocok tanam di

lahan sendiri ga sulit dan ga membosankan lalu

tentang cara-cara mengusir hama pengganggu lalu

tentang bertani secara organik semuanya memakai

media organik.

8. Dampak apa yang

dirasakan dari

program ini?

Yang pasti bisa menghemat terus menumbuhkan

kebiasaan sehat, mengurangi kemungkinan terkena

berbagai penyakit kita juga mempunyai banyak

kesempatan untuk menikmati hasil panen

sayur..lalu mengurangi kekhawatiran karena kita

menanam sendiri, berusaha semaksimal mungkin

mengkonsumsinya karena ada rasa sayang klo

membuangnya begitu saja..rasa bertanggung jawab

penuh dari proses menanam yang kita

miliki..banyak masyarakat tuh tertarik dengan

Page 256: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

program kita seperti diundang menjadi narasumber

dalam memberikan pelatihan gitu..YGPL berdiri

untuk melestarikan lingkungan kemudian kita

makin dikenal juga dikalangan sekolah, universitas.

9. Menurut ibu seberapa

baik program ini

berjalan?

Klo yang saya rasakan program ini sih belum

sampai meningkatkan pendapatan yang diharapkan

dari tujuan adanya KRPL, klo pun pernah uang

belanja itu paling sedikit saja masih ada bahan-

bahan baku dapur lainnya yang kita beli di pasar

tapi yang lebih penting sih mendapatkan sehat.

10. Apa harapan dan

saran ibu agar

program KRPL untuk

kedepannya?

Harapannya si supaya program ini terus berlanjut

ga berhenti lalu ikutserta dari masyaraktnya

digerakan kembali karena KRPL kita lagi ga aktif

ga seperti dulu ketika awal tahun pembinaan.

Page 257: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

HASIL OBSERVASI

1. Nama : Ir. H. Sukowitono

2. Usia : 66 Tahun

3. Pendidikan : Teknik Geologi

4. Pekerjaan : Pensiunan

5. Lama mengikuti program :

6. Waktu : Senin, 22 Agustus 2016/pukul 16.30 wib

Deskripsi Makna

Pada pertemuan kali ini, sudah kali ketiga

peneliti bertemu dengan informan. Pertama

kali bertemu ketika peneliti wawancara

sebatas mengetahui gambaran umum

YGPL dari Bapak Suko. Bapak Suko ketua

RW 011-Pekayon dan beliau juga sebagai

ketua dari Rumah Kompos yang mana

dalam perannya memberikan kontribusi

pada program KRPL dalam hal pengolaan

pupuk organik. Karena beliau memiliki

kontribusi pada program KRPL, dalam

wawancara yang peneliti lakukan memiliki

pandangan baru seputar program KRPL.

Ketika hari wawancara, beliau sedang

mengganti buah bintaro yang mana

manfaatnya dapat mengusir tanaman dari

gangguan hama tikus. Selain itu, jika di

diletakan di sudut rumah dapat mencegah

tikus masuk masuk ke dalam rumah.

Tanaman buah bintaro biasa ditemukan di

area perumahan dan TOL. Caranya dengan

menaruh buah bintaro di setiap sudut

rumah dan pot dijamin tanaman dan rumah

terlindungi dari gangguan tikus.

Bedasarkan hasil observasi,

peneliti mendapatkan sudut

pandang yang berbeda pada

pembahasan dampak yang

KWT Harmoni dapatkan

dalam penerapan program

tersebut. Selain itu peneliti

mendapatkan pengetahuan

baru seputar mengusir hama

tikus menggunakan buah

bintaro. Yang mana jika

diltemukan di perumah dan

TOL, buah tersebut hanya

jatuh tergeletak tidak

dimanfaatkan oleh pemilik

rumah maupun orang

sekitar. Peneliti pun

mencoba cara tersebut

dirumah.

Page 258: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

1. Nama : Ibu Rustinah Hasan

2. Usia : 65 Tahun

3. Pendidikan : Universitas Brawijaya

4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5. Lama mengikuti program :

6. Waktu : Sabtu, 27Agustus 2016/ pukul 10.10 wib

Deskripsi Makna

Pada sabtu 27 Agustus lalu, peneliti

melakukan wawancara dengan Ibu Rustina.

Beliau adalah ketua dari YGPL. Pada saat

melakukan wawancara beliau sangatlah

terbuka dan sangat ramah. Terbukti ketika

pertemuan awal dengan peneliti Ibu

Rustina dengan mudah melakukan

komunikasi dan beradaptasi dengan

peneliti. Ketika wawancara peneliti turut

diajak aktif dengan mewawancarai

pengurus yang datang kala pertemuan itu

agar peneliti kenal dengan semua pengurus

dan mendapatkan jawaban yang bervariasi

dari berbagai sudut pandang. Saat itu

wawancara dilakukan di rumah bunda

SEHAT. Yang mana sedang diadakan

perkumpulan bersama wakil tim dari

Indomart, Sari Husada dan Rumah zakat

untuk pengukuhan pengurus di rumah

bunda SEHAT. Setelah melakukan

wawancara, dilanjutkan dengan acara

makan siang bersama. Dari sana peneliti

mendapatkan ilmu kembali, yang mana

sampah sisa makanan tersebut

dikumpulkan terpisah dengan gelas bekas

air mineral yang nantinya sisa makanan

tersebut dapat didaur ulang menjadi

kompos.

Bedasarkan hasil obesrvasi.

Ibu Rustina hasan orang

yang sangat luas

wawasannya dan juga sangat

berpengalaman dalam

berorganisasi, namun beliau

memiliki sifat tegas dalam

keramahannya. Dari beliau

peneliti mendapatkan

jawaaban wawancara yang

sangat beragam. Selain itu,

peneliti melihat pemilahan

sampah yang dilakukan oleh

ibu-ibu YGPL setelah

perkumpulan selesai.

Aktivitas tersebut selalu

dilakukan dalam berbagai

acara.

Page 259: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

1. Nama : Ibu Siti Nurul

2. Usia : 59 Tahun

3. Pendidikan : SMA Medan

4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5. Lama mengikuti program : Tiga Tahun

6. Waktu : Senin, 22 Agustus 2016/pukul 17.12 wib

Deskripsi Makna

Peneliti bertemu dengan informan sudah

lebih dari dua kali bertemu. Sebelumnya,

peneliti tidak mengenalnya, hanya saja

ketika datang dan melakukan perkenalan

awal penelitian dengan ibu Lala beliau

memperkenalkan peneliti dengan Ibu Siti

Nurul Karena keterkaitan judul peneliti.

Saat bertemu dia dan melakukan

wawancara ia jawab secara rapi dan

terstruktur. Gaya bicaranya yang

terstruktur membuat peneliti ingin terus

menggali segala informasi mengenai

program KRPL. Berbagai dampak ia

sebutkan dari keuntungan aktivitas

menanam. Sore hari itu dirumah Ibu

Nurul, peneliti melihat suami dari beliau

sedang melakukan penyiraman tanaman

di lahan pekarangnya. Dengan

menggunakan selang panjang dan

semangat beliau dapat menyelesaikan

aktivitas menyiramnya tersebut.

Menurutnya sore hari itu waktu yang

tepat untuk melepas penat setelah

seharian beraktivitas di luar karena

matahari mulai menenggelamkan diri

yang membuat cuaca di lingkungan tidak

terasa panas.

Bedasarkan observasi,

informan merupakan orang

yang terbuka, jujur. Dia

merasakan ada manfaat

tersendiri juga dari menanam

kebutuhan makanan di lahan

pekarangan sendiri. Sebelum

melakukan wawancara,

peneliti melihat aktivitas

suami dari Ibu Nurul yang

melakukan penyiraman

tanaman menggunakan air dari

keran rumahnya yang

bertujuan agar tanaman

tersebut tidak kekurangan air.

Page 260: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

1. Nama : Ibu Lucia

2. Usia : 66 Tahun

3. Pendidikan : D3 Financial Management

4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5. Lama mengikuti program :Tiga Tahun

6. Waktu : Jumat, 26 Agustus 2016/pukul 10.30 wib

Deskripsi Makna

Pada tanggal 26 bulan Agustus pertama

kali peneliti bertemu denga Ibu Lucia.

Gaya bahasa tubuh yang saling

berhadapan menandakan jika Ibu Lucia

sangat antusias dengan wawancara

peneliti. Ibu Lucia orang yang terbuka,

informasi seputar pertanyaan wawancara

ia jawab dengan jelas dan rinci. Gaya

bahasanya yang ramah dan terbuka

membuat peneliti selalu menyimak setiap

kata patah yang diucapkannya. Apalagi

ketika membicarakan mengenai dampak

program KRPL bagi dirinya dan

keluarganya, karena banyak manfaat

yang ia rasakan dari berjalannya

program. Dia sangat pintar membuat

orang menyimak dan menjadi pusat

perhatian pada wawancara dengan

peneliti. Ketika itu wawancara dilakukan

di tempat majlis ta’lim darusslam.

Peneliti hanya ditunjukan slogan-slogan

dan pamflat YGPL dalam mengajak

masyarakat Perumahan Pondok Pekayon

Indah agar melakukan penghijauan. Saat

itu cuaca yang mendung membuat

lingkungan sekitar perumah menjadi

lebih asri, teduh dan sejuk.

Bedasarkan observasi yang

peneliti lakukan, informan

merupakan orang yang apa

adanya dalam menjawab

setiap pertanyaan. Ia

menyatakan jika program

sedang mengalami penurunan

dalam penerapan kemudian

menjelaskan hambatan yang

dialami dalam penerapan

program tersebut. Dia

memiliki pendapat yang

berbeda sesuai dengan apa

yang sedang ia rasakan. Lalu

Peneliti merasakan sendiri

manfaat dari penghijaun

lingkungan. Ketika peneliti

berjalan-jalan disekitar

perumahan suasana

lingkungan yang teduh asri

peneliti rasakan saat itu.

Page 261: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

1. Nama : Ibu Hj. Wirda Zulfikar

2. Usia : 66 Tahun

3. Pendidikan : D3 Guru

4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5. Lama mengikuti program : Tiga Tahun

6. Waktu : Jumat, 26 Agustus 2016/pukul 11.10 wib

Deskripsi Makna

Ketika pertama kali bertemu dengan Ibu

Wirda kesan pertama yang peneliti

dapatkan adalah dia orang yang sangat

ramah dan tidak menggurui ketika sedang

memberikan jawaban atas pertanyaan

peneliti. Gaya dalam menjawab pertanyaan

membuat peneliti seperti bertanya dengan

teman yang tidak jauh dalam pautan umur

namun peneliti masih sopan. Jawaban yang

jelas, rinci dan tidak melebihkan itu yang

peneliti dapatkan apalagi ketika peneliti

bertanya seputar dampak yang ia rasakan

dari penerapan program KRPL, ia

menjelaskan dengan antusias dalam

memaparkan jawabannya. Sama dnegan

ibu lucia, peneliti melakukan wawancara

dengan Ibu Wirda di majlis ta’liem

Darussalam. Wawancara terlaksana setelah

para ibu-ibu selasai menghadiri pengajian

rutin yang diadakan setiap hari jumat. Ibu

Wirda hanya menceritakan saja prosesn ia

bertanam dan kendala-kendala yang ia

temukan dalam bertani.

Bedasarkan observasi,

informan merupakan orang

yang menjawab sesuai

dengan yang ia rasakan.

Peneliti diajak berpikir juga

tidak semata-mata ia

menjawab pertanyaan saja.

Dari sana peneliti

mendapatkan jawaban yang

lebih bervariasi.

Page 262: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

1. Nama : Ibu Isa Fitri

2. Usia : 53 Tahun

3. Pendidikan : S1 Hukum

4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5. Lama mengikuti program : Tiga Tahun

6. Waktu : Jumat, 26 Agustus 2016/pukul

12.10 wib

Deskripsi Makna

Pertama kali yang peneliti rasakan ketika

bertemu dengan Ibu Isa Fitri, ia

merupakan informan yang sangat santai.

Saat bertemu ia langsung menanyakan

kabar peneliti dan menanyakan

ketertarikan peneliti dengan program

KRPL. Setiap pertanyaan dijawab

dengan jelas dan detail. Dia

menceritakan dengan santai bahkan dia

menceritakan sambil tertawa namun

tetap serius. Setiap pertanyaan dijawab

sesuai dengan yang ia dapatkan dalam

proses penerapan di lapangan. Setelah

selesai melakukan wawancara, Ibu Isa

mengajak peneliti berkeliling sekitar

komplek PPI. Lalu kami mengahampiri

rumah Ibu Wuri Sugiman. Disana

peneliti melihat banyak tanaman sayuran

yang sedang tumbuh ada cabe, seledri,

bayam, daun sirih, jeruk limau, buah

kelengkeng lalu belimbing wuluh dan

macam lainnya. Tanaman tersebut

sedang dalam masa menunggu waktu

panen saja. Lingkungan rumah Ibu Wuri

peneliti rasakan sangatlah indah, nyaman

dan teduh.

Bedasarkan hasil observasi

ditemukan, informan

merupakan orang yang jelas

dan detail dalam setiap

pertanyaan peneliti. Selain itu

ia juga mudah beradaptasi

sehingga membuat peneliti

tidak canggung. Peneliti

mendapatkan informasi

mengenai dampak yang ia

rasakan. Lalu peneliti

berkeliling komplek untuk

melihat suasana perumahan

yang bersih dan sejuk.

Page 263: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

1. Nama : Ibu Yuni Kahar

2. Usia : 54 Tahun

3. Pendidikan : Sarjana Muda Perbankan

4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

5. Lama mengikuti program : Tiga tahun

6. Waktu : Jumat, 26 Agustus 2016 pukul 11.40 wib

Deskripsi Makna

Pada hari Jumat, 26 Agustus peneliti

pertama kali bertemu dengan Ibu Yuni,

sama dengan informan lainnya kecuali

dengan ibu Siti Nurul. Dia menjawab

pertanyaan peneliti dengan sesuai

dengan apa yang peneliti tanyakan, ia

juga orang yang ramah. Ketika

wawancara dia lebih pendiam dari

informan lainnya, namun tetap menjawab

pertanyaan dengan jelas. Ia pun bercerita

tentang dampak yang ia rasakan ketika

sedang bertani di lahan pekarangannya.

Keseluruhan Dampak yang ia rasakan

adalah dampak positif, hanya saja

terdapat kendala dalam perjalanan

program tersebut di lapangan. Setelah

melakukan wawancara, Peneliti pergi ke

taman hijau pekayon. Yang mana

ditaman tersebut banyak ditumbuhi

dengan pohon manga, undak-undakan.

tanaman yang berisi tanaman sayuran

hias saja, namun sayang undak-undak

tersebut rusak tidak hanya banyak pohon

ditaman tersebut difasilitaskan dengan

taman bermain anak-anak, tempat

bermain basket, 2 tong sampah besar

untuk sampah organik dan sampah

anorganik.

Bedasarkan hasil observasi,

informan merupakan orang

yang menjawab ketika kita

bertanya seputar pertanyaan

wawancara. Setelah tiga tahun

menerapkan program tersebut

tentu ada pencapaian yang

naik dan turun yang ia rasakan

secera individu dan kelompok.

Keseluruhan hanya dampak

positif saja yang dirasakan.

Peneliti pergi ke taman hijau

Pekayon yang man ataman

tersebut pernah ada

Page 264: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 265: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

DAFTAR ANGGOTA KWT HARMONI PONDOK PEKAYON INDAH

KELURAHAN PEKAYON JAYA KECAMATAN BEKASI SELATAN

NO NAMA ANGGOTA ALAMAT

1. Rustinah Hassan B 5 No. 8

2. Wirda Zulfikli A 9 No. 6

3. Ny. Hardiman A 9 No. 12

4. RochanaArief B 9 No. 17

5. Elis Agus A 9 No. 1

6. Yuni kahar A 9 No. 9

7. Jumini B 212 No. 3

8. Dyah Teddy A 2 No. 1

9. Imar Amrun B 12 No. 8

10. Nur Mutmainah B 6 No. 9

11. Sri Widodo A 10 No. 10

12. Nuriyah C 6 No. 19

13. Ny. Soeharjono D 7 No. 22

14. Ny. Robert A 9 No. 24

15. Lala Gozali C 1 No. 8

16. Julianti Ruddy D 2 No. 11

17. Mamaiek Sutaji C 4 No. 1-2

18. Ny. Sukamto C 4 No. 12

19. Ny. Warsino D 1 No. 2

20. Hasnah C 4 No. 3

21. Ani azmi B 1 No. 5

22. Windy Usman B 4 No. 4

23. Sri Rejeki B 2 No. 6

24. Wuri Sugiman B 4 No. 2

25. Hera Muslich D 2 No. 2

26. Ny. Wahyu D 4 No. 4

27. Nurul Suko C 3 No. 3

28. Ny. Indrajit D 2 No. 11

29. Indah Bisri B1 No. 4

30. Ny. Memed B 2 No. 2

31. Rita Panggabean C 2 No. 7

32. Masnem A 6 No. 2

33. Topo A 6 No. 1

34. Sri Pramono B 10 No. 19

35. Nurul Aini B 10 No. 5

36. Aziati DD 2 No. 9

37. Suwarti C 10 No. 9

38. Dewi R A 6

39. Lucia D 4 No. 3

40. Iyut Djohrowi A 3 No. 1

41. Lara M A 2 No. 4

Page 266: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 267: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 268: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 269: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 270: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 271: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 272: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 273: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 274: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 275: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...
Page 276: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

DOKUMENTASI

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Keadaan saung bibit pada tahun 2016 setelah tanamannya dipindahkan ke rumah

kompos dan tiga tempat sampah organik dan anorganik yang terdapat di Taman

Hijau Pekayon

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Wawancara peneliti dengan empat ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT)

Harmoni setelah acara pengajian bersama Ibu-ibu Majlies Taliem Darussalam

Page 277: Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari ...

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Keadaan tanaman sayuran yang terawat dan teramankan setelah ditempatkan di

Rumah Kompos dengan menggunakan barang bekas sebagai wadah dan polybag

dengan teknik vertikal

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Kegiatan mengaji di Majlies Taliem Darussalam dan senam bersama yang

dilakukan oleh Ibu-ibu YGPL Pekayon dalam menjaga keakraban antar

anggota