Top Banner
i IDENTIFIKASI DOMINASI GENUS ALGA PADA AIR BOEZEM MOROKEMBRANGAN SEBAGAI SISTEM HIGH RATE ALGAE POND (HRAP) IDENTIFICATION OF THE DOMINATION OF ALGAE’S GENUS IN MOROKEMBRANGAN BOEZEM WATER AS A HIGH RATE ALGAE POND (HRAP) SYSTEM *Beta Iriani Triatna Siregar dan **Prof. Ir. Joni Hermana MScES, PhD. Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS *email: [email protected] Abstrak Identifikasi dominasi genus alga sangat penting untuk mengoptimalkan atau memaksimalkan kinerja dari HRAP itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dominasi genus algae pada air Boezem Morokembrangan sebagai sistem HRAP. Dari penelitian ini didapatkan bahwa ada sekitar 39 jenis genus alga selama 3 kali pengambilan sampel yaitu di bulan Agustus, Oktober dan Desember di 3 titik lokasi yang berbeda. Jenis genus alga yang paling mendominasi setiap kali pengambilan sampel di tiap titik adalah Oscillatoria sp. dengan indeks dominansi sekitar 49%-78%.
34
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • i

    IDENTIFIKASI DOMINASI GENUS ALGA PADA

    AIR BOEZEM MOROKEMBRANGAN SEBAGAI

    SISTEM HIGH RATE ALGAE POND (HRAP)

    IDENTIFICATION OF THE DOMINATION OF

    ALGAES GENUS IN MOROKEMBRANGAN

    BOEZEM WATER AS A HIGH RATE ALGAE POND

    (HRAP) SYSTEM

    *Beta Iriani Triatna Siregar dan **Prof. Ir. Joni Hermana MScES, PhD.

    Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS

    *email: [email protected]

    Abstrak Identifikasi dominasi genus alga sangat penting untuk

    mengoptimalkan atau memaksimalkan kinerja dari HRAP itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dominasi genus algae pada air Boezem Morokembrangan sebagai sistem HRAP.

    Dari penelitian ini didapatkan bahwa ada sekitar 39 jenis genus alga selama 3 kali pengambilan sampel yaitu di bulan Agustus, Oktober dan Desember di 3 titik lokasi yang berbeda. Jenis genus alga yang paling mendominasi setiap kali pengambilan sampel di tiap titik adalah Oscillatoria sp. dengan indeks dominansi sekitar 49%-78%.

  • ii

    Kata Kunci: pengolahan air limbah, High Rate Algae Pond (HRAP), alga, klasifikasi alga, identifikasi genus alga, air

    Boezem Morokembrangan

    Abstract

    The identification of the domination of algaes genus is very important to optimize the performance of HRAP. The purpose of this research is to determine the most dominated algaes genus in Morokembrangan Boezem water as a HRAP system.

    It can be concluded that there are 39 different algae genuses for 3 times in sampling period of August, October and December at 3 different locations. The most dominated algae genus in each sampling is Oscillatoria sp. with the domination index between 49%-78%.

    Kata Kunci: waste water treatment, High Rate Algae Pond (HRAP), algae, algae classification, identification of algae genus,

    Boezem water

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Alga adalah mikroorganisme utama yang berperan dalam

    HRAP. Alga merupakan protista bertalus yang memiliki pigmen dan khlorofil. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel (multiseluler). Pada umumnya alga hidup di dalam air. Alga memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya adalah memiliki pigmen fotosintesis seperti klorofil atau karotenoid, bahan dinding sel terdiri dari polisakarida, lipid dan bahan protein, aspek struktur selnya sendiri tidak memiliki membran yang memisahkan nukleus, pembagian nukleus tidak berlaku

  • iii

    secara mitosis, dan adanya dinding sel yang melindungi nukleopeptida tertentu sebagai komponen yang menguatkannya.

    Klasifikasi alga didasarkan pada beberapa hal, yakni pigmen, produk makanan cadangan, flagella, dinding sel, siklus hidup dan reproduksinya. Alga terbagi dalam 10 phylum utama, yaitu Chlorophyta, Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta, Bacillaryophyta, Xanthophyta, Chrypthophyta dan Dinophyta (Bellinger dan Sigee, 2010). Berikut jumlah dari beberapa genus yang telah dikenali, dari phylum Cyanophyta (Blue-Green Algae) ada sekitar 2.000 genus, 900 genus dari phylum Euglenophyta, 4.000 genus dari phylum Dinophyta, Chryptophyta 200 genus, Rhodophyta 6.000 genus, Chlorophyta ada sekitar 17.000 genus, dari phylum Chrysophyta 1200 genus, dari phylum Xanthophyta sekitar 600 genus, Phaeophyta 1.500 genus, dan terakhir dari phylum Bacillaryophyta yaitu sebanyak 12.000 genus yang telah dikenali. Selain itu, para ahli memprakirakan bahwa masih ada jutaan genus alga yang masih belum dapat diidentifikasi maupun dikenali (Graham dan Wilcox, 2000).

    Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di California, Benemann (1986) menemukan bahwa dominasi genus alga pada pengolahan air limbah pada sistem HRAP adalah Scenedesmus sp, di Israel yaitu Micratinium sp dan Actinastrum sp (Shelef, 1982), di New Zealand yaitu Pediastrum sp (Park dan Craggs, 2010), di Filipina yaitu genus Coelostrum sp (Oswald, 1987), dan terakhir di Skotlandia ditemukan dominasi genus Chlorella sp dan Ankistrodemus sp (Cromar et al., 1996). Sedangkan di Indonesia sendiri, belum ada penelitian dilakukan dalam mengidentifikasi dominasi genus alga pada suatu sistem HRAP untuk air boezem, khususnya air Boezem Morokembrangan

    Penelitian-penelitian tersebut juga membuktikan bahwa di setiap negara, genus alga yang mendominasi suatu sistem HRAP dalam pengolahan air limbahnya berbeda satu sama lain. Genus alga yang berperan dominan dalam suatu sistem HRAP dipengaruhi oleh factor lingkungan yaitu iklim, badan air, suhu,

  • iv

    kondisi pencahayaan, kondisi operasional (pH, komposisi dan konsentrasi nutrien yang ada, waktu retensi hidrolik) dan parameter-parameter biologis ( adaptasi alga, penyemaian alga, dan parasit ) ( Sheehan et al., 1998; Benneman, 2003 ).

    Identifikasi genus alga sangat penting untuk studi ekologi. Dan diharapkan bahwa identifikasi yang dilakukan telah benar, karena hal ini sangat penting kegunaannya untuk aplikasi bioteknologi. Khusus untuk HRAP, pentingnya dalam mengidentifikasi dominasi genus alga yang ada dalam suatu sistem HRAP adalah untuk mengoptimalkan atau memaksimalkan kinerja dari HRAP sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. 1.2 Rumusan Masalah

    Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah:

    Apa jenis genus alga yang paling dominan pada air Boezem Morokembrangan untuk sistem HRAP (High-Rate Algae Pond)? 1.3 Tujuan

    Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah : Mengetahui dominasi genus alga pada air Boezem

    Morokembrangan untuk sistem HRAP (High-Rate Algae Pond).

    2. TEORI 1. HRAP (High Rate Algae Ponds)

    Professor William Oswald dari University of California adalah orang yang pertamakali memperkenalkan tentang High Rate Algae Pond (HRAP) pada tahun 1960. High-Rate Algae Pond (HRAP) didefenisikan sebagai pengolahan air limbah dan daur ulang nutrient yang berdasarkan interaksi simbiosis antara bakteri heterotroph dan sel-sel alga yang hidup dalam suatu kolam tersebut (Oswald dan Golueke (1968), McGarry dan Tongkasame

  • v

    (1971)). HRAP biasanya berupa kolam/saluran terbuka yang dangkal.

    Proses oksidasi biologis digambarkan pada gambar berikut ini :

    Gambar 2.6 Reaksi Fotosintesis dan Respirasi

    Alga merupakan organisme autotrof yang dapat mensintesis makanannya sendiri dengan melakukan proses fotosintesis pada siang hari, saat terdapat cahaya matahari. Karbondioksida digunakan sebagai sumber karbon untuk mensintesis sel-sel baru dan oksigen. Pada saat gelap alga membutuhkan oksigen untuk respirasi dan senyawa organik untuk pertumbuhan. Pertumbuhan alga pada saat siang dan malam distimulasi oleh garam-garam, fosfor dan nitrat. Jadi kuantitas nutrien dan pencahayaan fotosintesis merupakan faktor penting bagi pertumbuhan alga dalam kolam oksidasi. Karbondioksida merupakan salah satu dari produk yang dihasilkan oleh metabolisme bakteri. Karbondioksida ini digunakan oleh alga selama proses fotosintesis, dan sebaiknya bakteri memanfaatkan oksigen yang dihasilkan oleh alga untuk mengoksidasi bahan organik dalam limbah.

    CO2 +

    H2O

    C6H12O6 +

    6O2

    Respirasi

    Fotosintesis

  • vi

    Sehingga terdapat suatu hubungan yang saling menguntungkan (simbiosis) antara alga dan bakteri dalam kolam oksidasi (Mara,1984). Pada Gambar 2.7 berikut dijelaskan mengenai simbiosis antara alga dan bakteri pada siang hari. Bakteri membutuhkan O2 untuk melakukan respiarasi aerobik sehingga dapat mendegradasi limbah. O2 yang dibutuhkan dihasilkan dari proses fotosintesis oleh alga. Selain itu CO2 sebagai sumber karbon disediakan dari proses metabolisme bakteri. Mekanisme ini terjadi pada siang hari saat ada cahaya matahari.

    Gambar 2.7 Mekanisme simbiosis alga dan bakteri pada siang

    hari

    Sementara itu pada saat malam hari, alga melakukan proses respirasi dengan menyerap O2 dan senyawa organik, serta menghasilkan CO2. Dalam hal ini mekanisme simbiosis antara alga dan bakteri akan terjadi perubahan. Mekanismenya digambarkan seperti seperti gambar dibawah ini.

  • vii

    Gambar 2.8 Simbiosis alga dan bakteri pada malam hari

    Proses produksi melibatkan peran bakteri dan alga dalam bentuk simbiosis (Mara,1984), sehingga terdapat dua bentuk reaksi biokimia dalam kinerja HRAP.

    2. Alga

    2.1 Defenisi Alga

    Kata alga berasal dari bahasa latin yang berarti ganggang laut dan saat ini dapat diartikan sebagai kumpulan organisme yang banyak yang dapat ditentukan baik itu melalui morfologi maupun fisiologinya (Bellinger dan Sigee, 2010).

    Alga adalah protista eukariotik (kecuali alga biru hijau) yang terdapat di mana saja dan hidup di banyak tempat yang terkena sinar matahari. Alga pada umumnya berukuran mikroskopis dan hidup di air. Ilmu yang mempelajari mengenai alga disebut fikologi. Alga adalah salah satu organisme yang dapat tumbuh pada rentang kondisi yang luas di permukaan bumi. Alga biasanya ditemukan pada tempat-tempat yang lembab atau benda-

  • viii

    benda yang sering terkena air dan banyak hidup pada lingkungan berair di permukaan bumi. Alga dapat hidup hampir di semua tempat yang memiliki cukup sinar matahari, air dan karbon-dioksida.

    2.2 Ciri-ciri Umum

    Ciri-ciri umum pada alga, yaitu alga tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Itulah sebabnya alga tidak dapat digolongkan sebagai tumbuhan (plantae). Di dalam sel alga terdapat plastid yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastid yang terdapat pada alga terutama khloroplas yang mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga alga bersifat autotrof, karena dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik. Pigmen lain yang terdapat dalam alga, yaitu fikosianin (warna biru), xantofil (warna kuning), karoten (warna keemasan), fikosantin (warna pirang) dan fikoeritrin (warna merah).

    Alga menyimpan cadangan makanannya dalam bentuk granul atau globul dalam sel-selnya. Contohnya, alga hijau menyimpan pati sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau lainnya. Alga lain juga dapat menyimpan berbagai macam karbohidrat dalam bentuk lain selain pati yaitu minyak atau lemak.

    2.3 Habitat

    Alga banyak hidup diperairan baik di air tawar maupun dilaut, alga juga dapat tumbuh di tempat-tempat yang lembab dan bersimbiosis dengan tumbuhan lain. Ada beberapa spesies alga yang dapat hidup pada kondisi daerah yang sangat dingin seperti pada daerah salju dan di

  • ix

    kutub maupun di puncak gunung. Sebaliknya, ada pula spesies alga yang dapat hidup pada kondisi daerah yang sangat panas seperti pada batu-batuan dan sumber-sumber air panas tertentu di Yellowstone National Park dengan suhu 700C. Beberapa spesies alga dapat pula tumbuh di tanah yang lembab, pohon dan permukaan batuan.

    2.4 Reproduksi

    Reproduksi alga dapat dilakukan baik itu secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual biasanya dilakukan dengan pembelahan sel ataupun dengan spora. Salah satu contoh spora uniseluler yang dihasilkan disebut dengan akinet, selain itu ada pula spora yang berflagella dan motil yang dinamakan zoospora sedangkan spora nonmotil disebut juga dengan aplanospora.

    Reproduksi seksual pada alga melibatkan konyugasi gamet (sel seks) sehingga menghasilkan zigot. Jika morfologi pada gamet-gamet itu sama disebut dengan isogami sedangkan jika berbeda ukuran disebut heterogami. Ovum pada bentuk alga tingkat tinggi berukuran besar dan non-motil sedangkan untuk gamet jantan berukuran kecil dengan motil aktif. Proses seksual ini dinamakan oogami.

    2.5 Morfologi

    Genus alga kebanyakan terdapat sebagai sel tunggal yang berbentuk bola, batang, gada dan kumparan. Alga ada yang bersel satu contohnya Chlorococcus dan ada juga yang berkoloni seperti Volvox dan juga berupa benang seperti Spirogyra, Oscillatoria, Vaucheria dan lain-lain. Alga yang berupa lembaran contohnya Ulva, Padina,

  • x

    Laminaria dan lain-lain. Dan alga yang berupa rerumputan yaitu Chara, Nitella, Sargassum dan lain-lain.

    Alga, sebagaimana protista eukariotik yang lain, mangandung nukleus yang dibatasi oleh membran. Benda-benda lain yang ada di dalamnya adalah pati dan butir-butir seperti pati, tetesan minyak dan vakuola. Setiap sel mengandung satu atau lebih khloroplas yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam matriks khloroplast terdapat gelembung-gelembung pipih bermembran yang dinamakan tilakoid. Membran tilakoid berisikan khlorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan suatu reaksi cahaya pada fotosintesis (Pelczar & Chan, 2005).

    2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan alga

    1. Salinitas Bagi golongan air laut/payau, salinitas sangat penting untuk mempertahankan tekanan osmotik antara protoplasma dari organisme dengan air sebagai lingkungan hidupnya. Hal ini akan berpengaruh pada proses metabolismenya.

    2. Suhu, pH dan intensitas cahaya Hal ini merupakan faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan alga. Cahaya sangat diperlukan untuk proses fotosintesis. Beberapa alga melakukan fotosintesis pada pH 7-8.

    3. Aerasi Dalam aerasi, selain terjadi proses pemasukan gas-gas yang diperlukan dalam proses fotosintesis juga akan timbul gesekan-gesekan antara gelembung udara dan molekul-molekul air sehingga terjadi

  • xi

    sirkulasi air. Hal ini sangat penting untuk mempertahankan suhu tetap homogen serta penyinaran dan nutrien tetap merata. Selain itu sirkulasi juga dapat mencegah pengendapan plankton.

    4. Parameter-parameter biologis Hal-hal ini meliputi saat seeding dan aklimatisasi juga parasit-parasit yang dapat mengganggu pertumbuhan alga.

    2.7 Pemanfaatan Alga

    Saat ini alga telah banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, diantaranya adalah :

    1. Alga merah dan coklat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

    2. Tanah diatom, yang pada dasarnya merupakan sisa-sisa alga mati yang disebut diatom digunakan sebagai bahan penggosok dalam pekerjaan-pekerjaan penggosokan juga untuk membuat bahan penginsulasi panas dan dalam beberapa macam filter.

    3. Secara tidak langsung (melalui ikan) alga merupakan sumber yang kaya akan vitamin untuk dikonsumsi oleh manusia.

    4. Porphyra yaitu salah satu jenis ganggang merah merupakan tanaman pangan bagi orang Jepang

    5. Euchema, Rhodymenic dan Gracilaria dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan agar-agar

    6. Laminaria dimanfaatkan sebagai bahan pengelmusi zat, pembuatan cat, obat-obatan, dan kosmetik karena mengandung asam alginate

  • xii

    7. Diatom digunakan dalam pembuatan pasta gigi karena mengandung asam kresik

    8. Alga juga dimanfaatkan sebagai salah satu bioindikator dalam kualitas lingkungan, contohnya saja Scenedesmus subspicatus.

    9. Fosil alga digunakan sebagai penilaian paleoecological, seperti Annellus californicus yang hidup selama periode satu juta tahun yang lampau sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokalitas yang berbeda pada zaman ini (George, 1988)

    10. Sebagai salah satu sistem dalam pengolahan air limbah yaitu seperti di dalam HRAP

    Selain bermanfaat, alga juga dapat menimbulkan kerugian bagi manusia dan makhluk di sekitarnya, misalnya :

    1. Prothotheca merupakan pathogen yang dapat mengakibatkan infeksi pada persendian manusia.

    2. Cephaleuros merupakan parasit bagi tanaman teh, kopi, lada, cengkeh, jeruk dan lain-lain sehingga menimbulkan banyak kerusakan.

    3. Gymnodinium dan Gonyaulax dapat menghasilkan racun neurotoksin yang dapat menimbulkan kematian bagi makhluk hidup yang berada di sekitarnya.

    2.8 Klasifikasi Alga

  • xiii

    Tabel 2.2 Jenis-jenis Alga Berdasarkan Bentuk Mikroskopisnya

    No Phylum Jumlah Jenis

    Spesies*Warna Morfologi Motilitas Contoh Spesies

    1 Algae Biru Hijau mengapung Synechocystis

    Cyanophytabeberapa melayang

    Microcystis

    2 Algae Hijaumikroskopis atau non-mikroskopis

    Chlamydomonas

    Chlorophytauniseluler atau

    koloni berserabutCladophora

    Euglenoida Euglena

    Euglenophyta Colacium

    Algae Kuning-hijau Ophiocytium

    Xanthophyta Vaucheria

    Dinoflagellata CeratiumDinophyta Peridinium

    Cryptomonads Rhodomonas

    Cryptophyta Cryptomonas

    Chrysophytes MallomonasChrysophyta Dinobryon

    Diatom Stephanodiscus

    Bacillariophyta Aulacoseira

    Algae Merah Batrachospermum

    Rhodophyta Bangia

    Algae Coklat Pleurocladia

    Phaeophyta Heribaudiella

    4 600 kuning kehijauan

    beberapa unisel dan berkoloni

    dengan flagellata

    mikroskopis atau non-mikroskopis-biasanya berkoloni

    biru kehijauan2000

    mikroskopis-uniseluler atau

    berserabut

    gamet dan zoospora

    berflagella

    hijau rumput17000

    mikroskopis-uniseluler

    hampir seluruhnya berflagella

    bervariasi9003

    6 200 bervariasimikroskopis-

    uniselulerhampir seluruhnya

    berflagella

    5 4000 merah kecoklatanmikroskopis-

    uniselulerseluruhnya berflagella

    1200 emas kecoklatanmikroskopis-

    uniseluler atau berkoloni

    beberapa memiliki falgella

    Sumber Jumlah Jenis Spesies : Graham & Wilcox., 2000

    120008 emas kecoklatanbergerak meluncur

    pada substrat

    mikroskopis-uniseluler atau

    koloni berserabut

    7

    Data dari John et al ., 2002

    9 6000 merah Tidak ada

    10 coklat1500 Tidak ada

    dapat terlihat-multiseluler

    (cushions and crustose thalli )

    mikroskopis atau nonmikroskopis-uniseluler atau

    berkoloni

  • xiv

    CTabel 2.3 Jenis-jenis alga berdasarkan karakteristik sel dan biokomia

    Klorofil KarotenDiag.*

    karotenoidMembran

    Luar

    Golongan Thylakoid

    1 Algae Biru HijauCyanophyta

    2 Algae Hijau

    Chlorophyta

    Euglenoida Euglenophyta

    Algae Kuning-hijauXanthophyta

    DinoflagellataDinophyta

    CryptomonadsCryptophyta

    ChrysophytesChrysophyta

    DiatomBacillariophytaAlgae MerahRhodophytaAlgae CoklatPhaeophyta

    Data dari John et al ., Lee 1997, Van den Hock et al (1995), John et al (2002) & Wehr and Sheath (2003)

    2 0 0

    4 32 unequal

    (heterokont)

    4 32 unequal

    (heterokont)

    4 41, reproductive

    cells only

    32 unequal

    (heterokont)

    4 22 equal

    (isokont)

    1-2 emergent33

    4 32 unequal

    (heterokont)

    selulosa periplastpektin

    ditambah mineral dan

    silika opaline

    matriks galaktosa polimermatriks alginat

    Phylum NoStruktur Kloroplast

    b

    violaxanthin

    pati cyanophyta

    peptidoglikan

    dinding selulosa

    pelikel protein

    pektin atau dinding

    pectic asamselulosa

    0 0

    2 2-6

    3

    pati

    Jenis Pigmen Bahan

    Cadangan Penutup

    Luar

    Flagella (Sel Vegetatif dan

    Gamet)

    0

    0-many. Similar (isokont)

    a b zeaxanthin

    a,b a,b,g

    4 a,c1,c2 a,bchrysolamina

    rin

    3 a,b b,g paramylon

    5 a,c2

    a,b,e

    peridinin pati

    7 a,c1,c2,c3chrysolamina

    rin

    6 a,c2 a,b alloxanthin pati

    8 a,c1,c2,c3 b,e fukoxanthinchrysolamina

    rin

    9 a a,b pati floridean

    Sumber Jumlah Jenis Spesies : Graham & Wilcox., 2000

    10 a,c1,c2,c3 b,e laminarin

  • xv

    3. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, akan diteliti tentang dominasi

    spesies alga pada sistem High-Rate Algae Pond (HRAP) untuk air Boezem Morokembrangan. Analisa dilakukan pada waktu yang telah ditentukan yaitu pada musim kemarau, pada musim transisi antara musim kemarau dan musim penghujan dan terakhir pada musim penghujan. Variabel yang digunakan adalah jenis spesies alga dan jumlah sel/koloni alga.

    Parameter utama yang diteliti adalah alga itu sendiri untuk mengetahui spesies alga yang paling mendominasi dalam Boezem Morokembrangan untuk sistem HRAP (High-Rate Algae Pond). Sementara parameter tambahan yang diperlukan unutk mendukung penelitian ini meliputi temperatur, pH dan DO.

  • xvi

    Tinjauan Pustaka :

    1. HRAP merupakan

    suatu sistem

    pengolahan air limbah

    yang memanfaatkan

    simbiosis antara alga

    dan bakteri.

    2. Identifikasi penting

    untuk memaksimalkan/

    mengoptimalkan kinerja

    dari HRAP

    Realita :

    1. Belum adanya

    penelitian tentang

    dominasi spesies alga

    pada sistem HRAP

    untuk boezem

    Morokembrangan

    2. Spesies alga pada

    suatu tempat/daerah/

    negara berbeda satu

    sama lain

    GAP

    LATAR BELAKANG

    METODE PENELITIAN

    PENGUMPULAN DATA :

    1. Persiapan alat dan bahan

    2. Penentuan lokasi sampling

    dan waktu sampling

    3. Pengambilan sampel

    4. Analisa pendahuluan

    5. Persiapan alat dan bahan di

    laboratorium

    6. Identifikasi dan perhitungan

    jumlah koloni/sel spesies alga

    ANALISIS DATA :

    1. Analisa jenis spesies

    alga yang terdapat pada air

    boezem Morokembrangan

    untuk sistem HRAP

    dengan menggunakan

    Mikroskop

    2. Menghitung jumlah

    koloni/sel alga dengan

    menggunakan metode

    counting chamber untuk menentukan jenis spesies

    alga yang paling

    mendominasi.

    RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

    PERMASALAHAN :

    1. Apa jenis spesies alga

    yang paling dominan pada

    air boezem

    Morokembrangan untuk

    sistem HRAP?

    TUJUAN :

    1. Mengetahui dominasi

    spesies alga pada air

    boezem Morokembrangan

    untuk sistem HRAP

    HASIL ANALISA DATA

    HASIL DAN KESIMPULAN:

    Spesies alga yang paling

    dominan dalam air boezem

    Morokembrangan untuk

    sistem HRAP

    STUDI LITERATUR

    1. Diversifikasi dan Pola Hidup Alga

    2. Penelitian-penelitian terdahulu

    3. Cara menghitung jumlah sel/koloni alga

    4. High Rate Algae Pond (HRAP)

    Gambar 3.1 Skema Kerangka Penelitian

  • xvii

    4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga untuk

    Penelitian Pertama

    Pengambilan sampel yang pertama dilakukan pada musim kemarau tepatnya pada tanggal 26 Agustus 2011. Kondisi cuaca pada saat ini sangat kering dan tidak ada hujan sama sekali. Pengambilan sampel dilakukan di pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB. Kondisi kualitas air Boezem Morokembrangan pada saat ini dapat disamakan dengan kondisi kualitas air Boezem Morokembrangan awal seperti yang telah dijelaskan di atas.

    Pada penelitian pertama ini telah ditemukan sekitar 12 genus alga yang terdiri dari phylum Cyanophyta yaitu Oscillatoria sp. dan Spirulina sp., dari phylum Chlorophyta yaitu Coelastrum sp., Scenedesmus sp., Closterium sp. dan Chlorella sp. Sedangkan dari phylum Euglenophyta ditemukan jenis genus Euglena sp. dan Euglena axyuris, dari phylum Bacillariophyta ditemukan Rhizosolenia sp.1, Rhizosolenia sp.2, Nitszchia sp. dan Coscinodiscus sp. Untuk lebih lengkapnya lagi dapat dilihat dari keterangan dibawah ini.

    4.1.1 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 1 Badan Perairan Boezem Morokembrangan

    Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem Morokembrangan ini berada pada koordinat 0714'09.40" LS dan 11242'53.80" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang dilakukan di titik ini.

  • xviii

    Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 1 Perairan Boezem Morokembrangan

    No. Spesies ni Di (%) H'

    1 Oscilatoria sp. 1440 59.016 0.311

    2 Coelastrum sp. 469 19.221 0.317

    3 Scenedesmus sp. 94 3.852 0.125

    4 Euglena sp. 31 1.27 0.055

    5 Rhizosolenia sp.1 31 1.27 0.055

    6 Rhizosolenia sp.2 94 3.852 0.125

    7 Nitzschia sp. 281 11.516 0.249 Total 2440 100 1.239

    Keterangan: ni : jumlah individu species i/liter sampel air Di : Indeks Kelimpahan (Dominansi) H : Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener

    4.1.2 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 2 Badan Perairan Boezem Morokembrangan

    Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'56.40" LS dan 11242'44.90" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang dilakukan di titik ini.

  • xix

    Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik

    2 Perairan Boezem Morokembrangan

    No. Spesies ni Di (%) H'

    1 Oscillatoria sp. 3369 21.114 0.328

    2 Spirulina sp. 6125 38.387 0.368

    3 Closterium sp. 31 0.194 0.012

    4 Chlorella sp. 5899 36.97 0.368

    5 Euglena axyuris 94 0.589 0.03

    6 Euglena sp. 156 0.978 0.045

    7 Rhizosolenia sp. 1 63 0.395 0.022

    8 Coscinodiscus sp. 219 1.373 0.059

    Total 15956 100 1.232

    Keterangan: ni : jumlah individu species i/liter sampel air Di : Indeks Kelimpahan (Dominansi) H : Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener

    4.1.3 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 3 Badan Perairan Boezem Morokembrangan

    Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'55.40" LS dan 11243'03.60" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang dilakukan di titik ini.

  • xx

    Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 3 Perairan Boezem Morokembrangan

    No. Spesies ni Di (%) H'

    1 Oscilatoria sp. 11004 56.608 0.322

    2 Spirulina sp. 2718 13.982 0.275

    3 Scenedesmus sp. 656 3.375 0.114

    4 Chlorella sp. 4530 23.304 0.339

    5 Euglena sp. 156 0.803 0.039

    6 Euglena axyuris 31 0.159 0.01

    7 Rhizosolenia sp.1 31 0.159 0.01

    8 Rhizosolenia sp.2 188 0.967 0.045

    9 Nitzschia sp. 125 0.643 0.032

    Total 19439 100 1.288

    Keterangan: ni : jumlah individu species i/liter sampel air Di : Indeks Kelimpahan (Dominansi) H : Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener

    4.2 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga untuk Penelitian Kedua

    Pengambilan sampel yang kedua dilakukan pada musim transisi antara musim kemarau dan penghujan tepatnya pada tanggal 28 Oktober 2011. Kondisi cuaca saat ini masih kering tetapi sudah berawan yang menunjukkan akan datangnya hujan tetapi di Boezem Morokembrangan sendiri masih belum terjadi

  • xxi

    hujan pada saat itu. Pengambilan sampel tetap dilakukan di pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB.

    Pada penelitian kedua ini telah ditemukan sekitar 16 genus alga yang terdiri dari phylum Cyanophyta yaitu Oscillatoria sp. Chroococcus sp. dan Spirulina sp., dari phylum Chlorophyta yaitu Actinastrum sp., Scenedesmus sp., Zygnema sp., Closterium sp. dan Mesotaenium sp. Sedangkan dari phylum Euglenophyta ditemukan hanya jenis genus Euglena acus, dari phylum Bacillariophyta ditemukan Rhizosolenia sp.1, Nitszchia sp. dan Coscinodiscus sp. Dari phylum Chrysophyta ditemukan Synura sp. dan Dinobryon sp., sedangkan dari phylum Xanthophyta ditemukan Goniochloris dan terakhir dari phylum Rhodophyta ditemukan Lemanea sp.

    Pada penelitian ketiga ini ditemukan bahwa Oscillatoria sp. merupakan spesies alga yang mendominasi pada musim penghujan ini. Kondisi lingkungan pada musim penghujan ini memiliki temperatur dengan rentang 30,00C-35,60C, pH dengan nilai sekitar 6,7-9,4 dan nilai DO yang cukup rendah yaitu 0,6-7,8 . Dari studi literatur diketahui bahwa Oscillatoria merupakan salah satu genus alga yang sangat toleran terhadap polutan dan dua spesies dari genus ini merupakan lima spesies alga yang paling toleran terhadap polutan yaitu Oscillatoria limosa dan Oscillatoria tennis (Palmer, 1969).

    Untuk lebih lengkapnya lagi dapat dilihat dari keterangan dibawah ini.

    4.2.1 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 1 Badan Perairan Boezem Morokembrangan

    Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem Morokembrangan ini berada pada koordinat 0714'09.40" LS dan 11242'53.80". Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang dilakukan di titik ini.

  • xxii

    Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 1 Perairan Boezem Morokembrangan

    No. Spesies ni Di (%) H'

    1 Oscillatoria sp. 1233 53.169 0.336

    2 Chroococcus sp. 590 25.442 0.348

    3 Scenedesmus sp. 79 3.407 0.115

    4 Actinastrum sp. 13 0.561 0.029

    5 Euglena acus 31 1.337 0.058

    6 Goniochloris sp. 256 11.039 0.243

    7 Synura sp. 21 0.906 0.043

    8 Rhizosolenia sp.1 32 1.38 0.059

    9 Nitzschia sp. 32 1.38 0.059

    10 Lemanea sp. 32 1.38 0.059

    Total 2319 100 1.349

    Keterangan: ni : jumlah individu species i/liter sampel air Di : Indeks Kelimpahan (Dominansi) H : Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener

    4.2.2 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 2 Badan Perairan Boezem Morokembrangan

    Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'56.40" LS dan 11242'44.90" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang dilakukan di titik ini.

  • xxiii

    Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik

    2 Perairan Boezem Morokembrangan

    No. Spesies ni Di (%) H'

    1 Oscillatoria sp. 3214 63.631 0.288

    2 Spirulina sp. 552 10.929 0.242

    3 Chroococcus sp. 663 13.126 0.267

    4 Scenedesmus sp. 16 0.317 0.018

    5 Actinastrum sp. 22 0.436 0.024

    6 Closterium sp. 21 0.416 0.023

    7 Zygnema sp. 332 6.573 0.179

    8 Euglena acus 54 1.069 0.049

    9 Goniochloris sp. 55 1.089 0.049

    10 Rhizosolenia sp.1 64 1.267 0.055

    11 Coscinodiscus sp. 27 0.535 0.028

    12 Lemanea sp. 31 0.614 0.031

    Total 5051 100 1.252

    Keterangan: ni : jumlah individu species i/liter sampel air Di : Indeks Kelimpahan (Dominansi) H : Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener

    4.2.3 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 3 Badan Perairan Boezem Morokembrangan

    Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'55.40" LS dan 11243'03.60" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang dilakukan di titik ini.

  • xxiv

    Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 3 Perairan Boezem Morokembrangan

    No. Spesies ni Di (%) H'

    1 Oscillatoria sp. 1339 49.777 0.347

    2 Spirulina sp. 372 13.829 0.274

    3 Chroococcus sp. 781 29.033 0.359

    4 Scenedesmus sp. 21 0.781 0.038

    5 Actinastrum sp. 44 1.636 0.067

    6 Mesotaenium sp. 18 0.669 0.034

    7 Euglena acus 32 1.19 0.053

    8 Rhizosolenia sp.1 38 1.413 0.06

    9 Lemanea sp. 45 1.673 0.068

    Total 2690 100 1.3 Keterangan: ni : jumlah individu species i/liter sampel air Di : Indeks Kelimpahan (Dominansi) H : Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener

    4.3 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga untuk Penelitian Ketiga

    Pengambilan sampel yang ketiga dilakukan pada musim penghujan tepatnya pada tanggal Desember 2011. Kondisi cuaca pada saat ini sudah sering terjadi hujan, begitu pula dengan daerah Boezem Morokembrangan. Pengambilan sampel tetap dilakukan di pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB. Pada penelitian ketiga ini dilakukan duplo dengan perlakuan yang sama, tetapi sampel yang pertama diberi formalin 4% sedangkan sampel yang lainnya tidak diberi bahan pengawet apapun.

  • xxv

    Pada penelitian ketiga ini didapati bahwa jenis genus alga yang berada di Boezem Morokembrangan lebih beragam. Pada saat pengamatan, telah ditemukan sekitar 28 genus alga yang terdiri dari phylum Cyanophyta yaitu Oscillatoria sp. Merismopedia sp., Phormidium tenue., Cryptomonas sp., Chroococcus sp. dan Spirulina sp., dari phylum Chlorophyta yaitu Chlamydomonas sp., Spirogyra sp. dan Closterium sp. Sedangkan dari phylum Euglenophyta ditemukan hanya jenis genus Euglena acus, Euglena sp., Phacus sp., Euglena proxima dan Strombomonas verrucosa., dari phylum Bacillariophyta ditemukan Rhizosolenia sp.1, Nitszchia sp. dan Coscinodiscus sp., Fragilaria sp., Skeletonema sp., Synedra sp., Stephanodiscus sp., Melosira sp., Tabellaria fenestrata, Navicula sp., Pleurosigma sp., Nitszchia holsatica dan Nitszchia acicularis. Terakhir, yaitu dari phylum Chrysophyta hanya ditemukan Synura sp.

    Pada penelitian ketiga ini ditemukan bahwa Oscillatoria sp. merupakan spesies alga yang mendominasi pada musim penghujan ini. Kondisi lingkungan pada musim penghujan ini memiliki temperatur dengan rentang 28,90C-32,20C, pH dengan nilai sekitar 5,1-7,3 dan nilai DO yang cukup rendah yaitu 0,8-5,2. Dari studi literatur diketahui bahwa Oscillatoria merupakan salah satu genus alga yang sangat toleran terhadap polutan dan dua spesies dari genus ini merupakan lima spesies alga yang paling toleran terhadap polutan yaitu Oscillatoria limosa dan Oscillatoria tennis.

    Untuk lebih lengkapnya lagi dapat dilihat dari keterangan dibawah ini.

  • xxvi

    4.3.1 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 1 Badan Perairan Boezem Morokembrangan

    Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem Morokembrangan ini berada pada koordinat 0714'09.40" LS dan 11242'53.80". Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang dilakukan di titik ini.

    Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 1 Perairan Boezem Morokembrangan

    No. Spesies ni Di (%) H'

    1 Oscillatoria sp 789 68.194 0.261

    2 Chroococcus sp 33 2.852 0.101

    3 Phormidium tenue 45 3.889 0.126

    4 Closterium sp 21 1.815 0.073

    5 Euglena sp 34 2.939 0.104

    6 Euglena proxima 44 3.803 0.124

    7 Phacus sp 28 2.42 0.09

    8 Synura sp 77 6.655 0.18

    9 Nitzschia sp 2 0.173 0.011

    10 Synedra sp 2 0.173 0.011

    11 Stephanodiscus sp 21 1.815 0.073

    12 Fragilaria sp 52 4.494 0.139

    13 Skeletonema sp 9 0.778 0.038

    Total 1157 100 1.332

    Keterangan: ni : jumlah individu species i/liter sampel air Di : Indeks Kelimpahan (Dominansi) H : Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener

  • xxvii

    4.3.2 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 2 Badan Perairan Boezem Morokembrangan

    Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'56.40" LS dan 11242'44.90" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang dilakukan di titik ini.

    Tabel 4. 19 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 2 Perairan Boezem Morokembrangan

    No. Spesies ni Di (%) H'

    1 Oscillatoria sp 867 64.605 0.282

    2 Spirulina sp 1 0.075 0.005

    3 Chroococcus sp 35 2.608 0.095

    4 Phormidium tenue 148 11.028 0.243

    5 Closterium sp 19 1.416 0.06

    6 Spirogyra sp 3 0.224 0.014

    7 Euglena sp 45 3.353 0.114

    8 Euglena proxima 13 0.969 0.045

    9 Phacus sp 48 3.577 0.119

    10 Synura sp 56 4.173 0.133

    11 Stephanodiscus sp 15 1.118 0.05

    12 Flagilaria sp 10 0.745 0.037

    13 Nitzschia acicularis 6 0.447 0.024

    14 Melosira sp 75 5.589 0.161

    15 Navicula sp 1 0.075 0.005 Total 1342 100 1.388

    Keterangan:

  • xxviii

    ni : jumlah individu species i/liter sampel air Di : Indeks Kelimpahan (Dominansi) H : Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener

    4.3.3 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 3 Badan Perairan Boezem Morokembrangan

    Pengamatan yang dilakukan di badan air Boezem Morokembrangan ini berada pada koordinat 0713'55.40" LS dan 11243'03.60" BT. Berikut merupakan rincian hasil pengamatan yang dilakukan di titik ini.

    Tabel 4.23 Hasil Pengamatan Jumlah dan Genus Alga di Titik 3 Perairan Boezem Morokembrangan

    No. Spesies ni Di (%) H'

    1 Oscillatoria sp 980 77.655 0.196

    2 Spirulina sp 2 0.158 0.01

    3 Phormidium tenue 110 8.716 0.213

    4 Closterium sp 25 1.981 0.078

    5 Euglena sp 8 0.634 0.032

    6 Euglena proxima 24 1.902 0.075

    7 Phacus sp 20 1.585 0.066

    8 Synura sp 39 3.09 0.107

    9 Stephanodiscus sp 34 2.694 0.097

    10 Flagilaria sp 13 1.03 0.047

    11 Tabellaria fenestrata 7 0.555 0.029 Total 1262 100 1.251

    Keterangan: ni : jumlah individu species i/liter sampel air

  • xxix

    Di : Indeks Kelimpahan (Dominansi) H : Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wiener

    4.4 Analisa Hubungan antara Jumlah dan Genus Alga dengan High Rate Algae Pond (HRAP)

    High Rate Algae Pond merupakan suatu sistem pengolahan air limbah yang memanfaatkan hubungan simbiosos mutualisme antara alga dan bakteri. Di dalam High Rate Algae Pond ini diinginkan jumlah sel alga yang lebih banyak sehingga nantinya biodiesel yang didapatkan akan semakin banyak (J.B.K et al, 2010). Beberapa peneliti telah mencoba untuk melakukan monokultur terhadap salah satu spesies alga ini, tetapi hanya bertahan selama kurang lebih 3 bulan akibat dari kontaminasi jenis alga lain dan juga zooplankton (Sheehan et al.,1998 dan Benneman, 2008) .

    Ada tiga hal penting yang mempengaruhi dominansi spesies alga pada HRAP yaitu yang pertama adalah pengoperasionalan HRAP itu sendiri seperti kedalaman yang akan mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang akan masuk ke dalam badan air, waktu retensi dan aliran air yang turbulens atau laminer. Kedua yaitu faktor-faktor abiotik contohnya cahaya, pH, suhu, CO2, O2, komposisi dan konsentrasi nutrient. Terakhir adalah faktor biologis seperti kompetisi antar spesies alga sendiri, grazer dan parasit juga pathogen (Sheehan et al.,1998 dan Benneman, 2008).

    Dalam studi penelitian kali ini, dominasi genus alga yang didapatkan di Boezem Morokembrangan yaitu Oscillatoria sp. merupakan genus alga yang cocok untuk dikembangkan sebagai HRAP dalam kegunaannya untuk mendegradasi polutan organik dalam boezem sebagai pengolahan air limbah yang efisien dan ekonomis.

    Masih diperlukan banyak penelitian tentang dominasi dari spesies alga sendiri karena mekanisme dominansi alga masih sulit untuk dimengerti dan metode untuk mengembangkan monokultur

  • xxx

    alga masih belum ditemukan di literatur manapun (Weissman dan Bennemann, 1979, Sheehan et al.,1998 dan Benneman, 2008) 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

    Dari hasil analisa dan pembahasan dari penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada penelitian pertama yang dilakukan pada musim kemarau

    di bulan Agustus, di Titik 1ditemukan 7 jenis genus alga dengan kelimpahan sekitar 31-1440 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 59%. Di lokasi Titik 2 ditemukan 8 genus alga dengan kelimpahan sekitar 31-6125 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah Spirulina sp. dengan indeks kelimpahan hingga 38%. Di lokasi Titik 3 ditemukan 9 jenis genus alga dengan kelimpahan sekitar 31-11004 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 56%.

    2. Pada penelitian kedua yang dilakukan pada bulan Oktober, di musim transisi antara musim kemarau dan penghujan , di Titik 1 ditemukan 10 jenis genus alga dengan kelimpahan sekitar 21-1233 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 53%. Di lokasi Titik 2 ditemukan 12 genus alga dengan kelimpahan sekitar 16-3214 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 63%. Di lokasi Titik 3 ditemukan 9 jenis genus alga dengan kelimpahan sekitar 18-1339 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 49%.

  • xxxi

    3. Pada penelitian ketiga yang dilakukan pada musim penghujan di bulan Desember, di Titik 1 ditemukan 16 jenis genus alga dengan kelimpahan sekitar 2-789 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 68%. Di lokasi Titik 2 ditemukan 24 genus alga dengan kelimpahan sekitar 1-867 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 65%. Di lokasi Titik 3 ditemukan 19 jenis genus alga dengan kelimpahan sekitar 2-980 jumlah sel/liter air. Jenis genus alga yang mendominasi pada titik ini adalah Oscillatoria sp. dengan indeks kelimpahan hingga 78%.

    4. Dari ketiga penelitian tersebut telah ditemukan 39 genus alga pada perairan Boezem Morokembrangan dan dapat dipastikan bahwa Oscillatoria sp. adalah genus alga yang paling mendominasi pada badan perairan Boezem Morokembrangan.

    5.2 Saran

    Saran-saran yang perlu untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seluruh kualitas

    air baik itu secara biologis, fisik dan kimiawi sebelum melakukan sampling pada setiap kali pengembilan sampel di Boezem Morokembrangan. Analisa laboratorium ini sangat perlu agar dapat membandingkan antara spesies alga yang didapat dan kualitas air dimana alga hidup.

  • xxxii

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

    APHA, AWWA, WPCF., 1998. Standard Method for the Examination of Water and Wastewater, 20th. Ed. Washington.

    Bellinger G.E dan David C.S. 2010. Freshwater Algae. West

    Sussex : A John Wiley & Sons, Ltd, Publication. Fallowfield, H. J. , Martin, N. J. and Cromar, N. J. Juni. 2010.

    Performance of a batch-fed High Rate Algal Pond for animal waste treatment. European Journal of Phycology 34: 3, 231 237.

    Fogg, W.D. S., P. Fay, and E. Wolsky. 1973. The Blue Green

    Alga. London : Academic Press. London. 499 pp. Ginting, R. Januari. 2003. Pengolahan Limbah Cair Rumah

    Potong Hewan dengan High Rate Algae Pond (HRAP). Jurusan Teknik Lingkungan ITS Surabaya II-1-II-32.

    Graham, L. E. dan Lee W.W. 2000. Algae . Upper Saddle River,

    New Jersey : Prentice Hall. Hamouri, Et.B., K.Khallayoune, K.Bouzoubaa, N.Rhallabi dan

    M.Challabi. April. 1993. High Rate Algal Pond Performances in Faecal Coliforms and Helmith Egg Removals. Elsevier Science Ltd. War. Res. Vol. 28, No. 1, pp. 171-174.

    Mara, D. 2004. Domestic Wastewater Treatment in Developing

    Countries. Towbridge : Cromwell Press.

  • xxxiii

    Metcalf & Eddy, Inc. 1991. Wastewater Engineering:

    Treatment , Disposal and Reuse. 3rd Edition. New York: McGraw Hill.

    Park, J.B.K., R.J.Craggs dan A.N.Shilton. Maret.

    2010.Wastewater Treatment High Rate Algal Ponds for Biofuel Production. Science Direct : Bioresource Technology 102 (2011) 35-42.

    Pleiczar, M.J, R.D Reid dan ECS. Chan. 1982. Microbiology, 4th

    ed. New Delhi : Tata Mc.Graw-Hill Publishing Company LTD, New Delhi.

    Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi.

    Diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas, S. Sutarmi Tjitrosomo dan Sri Lestari Angka. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

    Sigee, D.C. 2005. Freshwater Microbiology : Biodiversity and

    Dynamic Interactions of Microorganism in the Freshwater. John Wiley and Sons LTD, Manchester.

    Trivedi, P.C. 2001. Algal Biotecgnology. Jaipur : Pointer

    Publisher Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo.

    Jakarta Wong, Y.S. dan Nora F.T.Y. 1997. Wastewater Treatment with

    Algae. New York : Springer

  • xxxiv