Dermatitis atopik Berbagai faktor ikut berinteraksi sebagai pemicu terjadinya dermatitis atopi (DA) misalnya faktor genetik, lingkungan, sawar kulit, farmakologik dan imunologik yang diperantarai oleh sel-sel yang berasal dari sumsum tulang. Kadar IgE dalam serum penderita DA dan jumlah eosinofil dalam darah perifer umumnya meningkat, terbukti ada hubungan secara sistemik antara DA dan alergi saluran nafas karena 80% anak dengan DA mengalami asma bronkial atau rinitis alergik. Faktor imunologis Multifaktor DA mempunyai penyebab multi faktorial antara lain faktor genetik, emosi, trauma, keringat, imunologik. Respon Imun Sistemik Terdapat IFN-g yang menurun. Interleukin spesifik alergen yang diproduksi sel T pada darah perifer (interleukin IL-4, IL-5 dan IL-13) meningkat. Juga terjadi Eosinophilia dan peningkatan IgE. Imunopatologi Kulit Pada DA, sel T yang infiltrasi ke kulit adalah CD45RO+. Sel T ini menggunakan CLA maupun reseptor lainnya untuk mengenali dan menyeberangi endotelium pembuluh darah. Di pembuluh darah perifer pasien DA, sel T subset CD4+ maupun subset CD8+ dari sel T dengan petanda CLA+CD45RO+ dalam status teraktivasi (CD25+, CD40L+, HLADR+). Sel yang teraktivasi ini mengekspresikan Fas dan Fas ligand yang menjadi penyebab apoptosis. Sel-sel itu sendiri tidak menunjukkan apoptosis
15
Embed
Etiologi Dan Perlakuan Penyakit Kulit Pada Bayi . Shannaz
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Dermatitis atopik
Berbagai faktor ikut berinteraksi sebagai pemicu terjadinya dermatitis atopi (DA) misalnya
faktor genetik, lingkungan, sawar kulit, farmakologik dan imunologik yang diperantarai oleh sel-
sel yang berasal dari sumsum tulang. Kadar IgE dalam serum penderita DA dan jumlah eosinofil
dalam darah perifer umumnya meningkat, terbukti ada hubungan secara sistemik antara DA dan
alergi saluran nafas karena 80% anak dengan DA mengalami asma bronkial atau rinitis alergik.
Faktor imunologis
Multifaktor DA mempunyai penyebab multi faktorial antara lain faktor genetik, emosi,
trauma, keringat, imunologik.
Respon Imun Sistemik Terdapat IFN-g yang menurun. Interleukin spesifik alergen yang
diproduksi sel T pada darah perifer (interleukin IL-4, IL-5 dan IL-13) meningkat. Juga terjadi
Eosinophilia dan peningkatan IgE.
Imunopatologi Kulit Pada DA, sel T yang infiltrasi ke kulit adalah CD45RO+. Sel T ini
menggunakan CLA maupun reseptor lainnya untuk mengenali dan menyeberangi endotelium
pembuluh darah. Di pembuluh darah perifer pasien DA, sel T subset CD4+ maupun subset
CD8+ dari sel T dengan petanda CLA+CD45RO+ dalam status teraktivasi (CD25+, CD40L+,
HLADR+). Sel yang teraktivasi ini mengekspresikan Fas dan Fas ligand yang menjadi
penyebab apoptosis. Sel-sel itu sendiri tidak menunjukkan apoptosis karena mereka diproteksi
oleh sitokin dan protein extracellular matrix (ECM). Sel-sel T tersebut mensekresi IFN g
yang melakukan upregulation Fas pada keratinocytes dan menjadikannya peka terhadap
proses apoptosis di kulit. Apoptosis keratinocyte diinduksi oleh Fas ligand yang diekspresi di
permukaan sel-sel T atau yang berada di microenvironment
Respon imun kulit Sel-sel T baik subset CD4+ maupun subset CD8+ yang diisolasi dari kulit
(CLA+ CD45RO+ T cells) maupun dari darah perifer, terbukti mensekresi sejumlah besar IL-
5 dan IL-13, sehingga dengan kondisi ini lifespan dari eosinofil memanjang dan terjadi
induksi pada produksi IgE. Lesi akut didominasi oleh ekspresi IL-4 dan IL-13, sedangkan lesi
kronik didominasi oleh ekspresi IL-5, GM-CSF, IL-12, dan IFN-g serta infiltrasi makrofag
dan eosinofil.
Genetik Pengaruh gen maternal sangat kuat. Ada peran kromosom 5q31-33, kromosom 3q21,
serta kromosom 1q21 and 17q25. Juga melibatkan gen yang independen dari mekanisme
alergi. Ada peningkatan prevalensi HLA-A3 dan HLA-A9. Pada umumnya berjalan bersama
penyakit atopi lainnya, seperti asma dan rhinitis. Resiko seorang kembar monosigotik yang
saudara kembarnya menderita DA adalah 86%.
Faktor Non Imunologis
Faktor non imunologis yang menyebabkan rasa gatal pada DA antara lain adanya faktor genetik,
yaitu kulit DA yang kering (xerosis). Kekeringan kulit diperberat oleh udara yang lembab dan
panas, banyak berkeringat, dan bahan detergen yang berasal dari sabun. Kulit yang kering akan
menyebabkan nilai ambang rasa gatal menurun, sehingga dengan rangsangan yang ringan seperti
iritasi wol, rangsangan mekanik, dan termal akan mengakibatkan rasa gatal.
Gejala klinik
Umumnya gejala DA timbul sebelum bayi berumur 6 bulan, dan jarang terjadi di bawah usia 8
minggu. Dermatitis atopik dapat menyembuh dengan bertambahnya usia, tetapi dapat pula
menetap bahkan meluas dan memberat sampai usia dewasa. Terdapat kesan bahwa makin lama
dan makin berat dermatitis yang diderita semasa bayi makin besar kemungkinan dermatitis
tersebut menetap sampai dewasa, sehingga perjalanan penyakit dermatitis atopik sukar
diramalkan.Terdapat tiga bentuk klinis dermatitis atopik, yaitu bentuk infantil, bentuk anak, dan
bentuk dewasa.
Bentuk infantil (usia 2 bulan sampai 2 tahun)
Secara klinis berbentuk dermatitis akut eksudatif dengan predileksi daerah muka terutama pipi
dan daerah ekstensor ekstremitas. Bentuk ini berlangsung sampai usia 2 tahun. Predileksi pada
muka lebih sering pada bayi yang masih muda, sedangkan kelainan pada ekstensor timbul pada
bayi sel sudah merangkak. Lesi yang paling menonjol pada tipe ini adalah vesikel dan papula,
serta garukan yang menyebabkan krusta dan terkadang infeksi sekunder. Gatal merupakan gejala
yang mencolok sel bayi gelisah dan rewel dengan tidur yang terganggu. Pada sebagian penderita
dapat disertai infeksi bakteri maupun jamur.
Dermatitis kontak iritan
Etiologi
Sekret serangga, lipas, getah tumbuh-tumbuhan, dll. Dapat menimbulkan dermatitis venenata
yang berbentuk linear. Bahan kimia terdapat dalam banyak bahan. Soda dalam sabun, zat-zat
deterjen (lisol), desinfektan dan zat warna (untuk pakaian, sepatu dll) dapat mengakibatkan
dermatitis.
Tanda dan Gejala
Pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai bisa terkena dermatitis kontak karena popok
terlalu lembab dan kontak langsung dengan air kemih berjam-jam sehingga timbul gejala
kemerahan pada lipatan paha dan pantat. Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan