Page 1
ANALISIS PENGARUH BIAYA PEMASARAN DAN BIAYA PRODUKSI
DALAM MENINGKATKAN LABA BERSIH PADA INDUSTRI BARANG
KONSUMSI (MAKANAN & MINUMAN) YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2017-2019
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
OLEH:
ESTER NATASYA MIRANDA
C1C017077
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
Page 5
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Pengaruh Biaya Pemasaran Dan Biaya Produksi Dalam
Meningkatkan Laba Bersih Pada Industri Barang Konsumsi (Makanan &
Minuman) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019”. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyusunan
dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D sebagai Rektor Universitas Jambi.
2. Bapak Dr. H. Junaidi, SE., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi.
3. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum, SE., M.Si., Ak, CA sebagai Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
4. Bapak Dr. Rico Wijaya Z, S.E., MM., M.Si., Ak selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
5. Ibu Hj. Fitrini Mansur, S.E., M.Si sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
Page 6
v
6. Ibu Dr. Ratih Kusumastuti, S.E., M.M M.Si., AK., CA sebagai dosen
pembimbing utama yang telah membimbing, memberi arahan, meluangkan
waktu dan tenaga serta memberikan kritik dan saran yang sangat berguna dalam
penyelesaian proposal skripsi ini.
7. Ibu Dra. Susfa Yetti, Msi.Ak.sebagai dosen pembimbing pendamping yang
telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan, meluangkan waktu dan
tenaga serta memberikan kritik dan saran yang sangat berguna dalam
penyelesaian proposal skripsi ini.
8. Bapak Yuliusman, S.E., M.Si., Ak sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan saran, motivasi dan bimbingan selama peneliti kuliah di
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
9. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
khususnya Jurusan Akuntansi yang telah memberikan ilmu dan mendidik
peneliti selama kuliah.
10. Kedua orang tua tercinta, Bapak Hotman Sibuea dan Mama Juliana
Simanjuntak serta adik-adik dan keluarga besar yang telah memberikan kasih
sayang yang tulus, selalu mendukung, memberikan nasihat dan motivasi serta
mendoakan tanpa henti untuk pencapaian cita-cita peneliti.
11. Teman-teman peneliti, Wina, Cintya, Robbiah, Modesta, Roselika dan Anisa
yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya.
12. Teman selesehan dan seperbimbingan Kausar dan rekan-rekan yang ikut
mendukung Agnes, Akong, Vira memberikan motivasi.
Page 7
vi
13. Teman-teman Akuntansi angkatan 2017, khususnya kelas R-009 2017 yang
telah memberi banyak saran, motivasi dan bantuan.
14. Serta seluruh pihak-pihak yang telah ikut memberikan bantuan, semangat dan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penyusunan skripsi
ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat
memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Jambi, Juni 2021
Ester Natasya Miranda
Page 8
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh biaya
pemasaran dan biaya produksi terhadap laba bersih perusahaan. Laba bersih merupakan
hal yag sangat penting bagi perusahaan. Laba bersih merupakan tolak ukur dari
keberhasilan perusahaan karena dari laba kita dapat melihat bagaiamana perkembangan
dan tanggung jawab kita terhadap pemegang saham. Laba bersih juga kita dapat
melihat apakah sesuai target dan tujuan kita tercapai. Biaya produksi dan biaya
pemasaran merupakan salah satu indikator unutk pembentukan laba perusahaan.
Populasi penelitian adalah perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman)
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019. Populasi dari
perusahaan industri makanan dan minuman berjumlah 30 perusahaan dan sampel
sebanyak 17 perusahaan. Peneliti menggunakan metode pusposive sampling sebagai
metode penelitian. Teknik analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis regresi
linear berganda dengan sofware SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
Biaya pemasaran dan biaya produksi secara simultan berpengaruh terhadap laba bersih
perusahaan; (2) Biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan; (3)
Biaya Produksi tidak berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan.
Kata Kunci: Biaya Pemasaran, Biaya Produksi, Laba Bersih Perusahaan, dan
Perusahaan Manufaktur
Page 9
viii
ABSTRACT
This study aims to provide empirical evidence of the effect of marketing costs
and production costs on the company's net income. Net profit is very important for the
company. Net profit is a measure of the company's success because from profit we can
see how our development and responsibilities to shareholders are. Net profit we can
also see whether our targets and goals are achieved. Production costs and marketing
costs are one of the indicators for the formation of company profits. The research
population is consumer goods (food & beverage) industrial companies listed on the
Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2017-2019. The population of the food and
beverage industry companies is 30 companies and the sample is 17 companies. The
researcher used purposive sampling method as the research method. The analytical
technique used by the researcher is multiple linear regression analysis with SPSS 23
software. The results of this study indicate that (1) marketing costs and production
costs simultaneously affect the company's net profit; (2) marketing costs affect the
company's net profit; (3) Production costs have no effect on the company's net profit.
Keywords: Marketing Costs, Production Costs, Company Net Profit, and
Manufacturing Companys
Page 10
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 10
1. 3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 14
2.1 Pengertian Biaya .............................................................................................. 14
2.2 Biaya Produksi ................................................................................................. 15
2.2.1. Pengertian Biaya Produksi ....................................................................... 15
2.2.2. Unsur-Unsur Biaya Produksi ................................................................... 16
2.2.3 Tujuan Produksi ........................................................................................ 17
2.3 Pengertian Biaya Pemasaran ........................................................................... 17
Page 11
x
2.4 Pengelompokkan Biaya Pemasaran ................................................................ 18
2.5 Manfaat Analisis Biaya Pemasaran................................................................. 20
2.6 Laba dan Tujuan Laba ..................................................................................... 21
2.6.1 Laba ........................................................................................................... 21
2.6.2 Tujuan Laba .............................................................................................. 22
2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Laba .................................................................. 23
2.8 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 24
2.9 Kerangka Pemikiran......................................................................................... 27
2.9.1 Pengaruh Biaya Pemasaran Terhadap Laba Bersih Perusahaan ............ 27
2.9.2 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Perusahaan ............... 28
2.10 Model Penelitian .............................................................................................. 30
2.11 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 32
3.1 Jenis Data dan Sumber Data ............................................................................ 32
3.3 Sampel .............................................................................................................. 34
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 37
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 37
3.5.1 Variabel Independen ................................................................................ 37
3.5.2 Variabel Dependen ................................................................................... 37
3.6 Metode Analisis Data....................................................................................... 39
3.7 Statistik Deskriptif ........................................................................................... 39
3.8 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 39
Page 12
xi
3.8.1 Uji Normalitas .......................................................................................... 40
3.8.2 Uji Multikolonieritas ................................................................................ 40
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 41
3.8.4 Uji Autokorelasi ....................................................................................... 42
3.9 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................................... 42
3.10 Pengujian Hipotesis ......................................................................................... 43
3.10.1 Uji t ........................................................................................................... 43
3.10.2 Uji F.......................................................................................................... 43
3.10.3 Koefisien Determinasi (R2) ...................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 45
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 45
4.1.1 Statistik Deskriptif .................................................................................... 45
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 47
4.1.2.1 Uji Normalitas .......................................................................................... 47
4.1.2.2 Uji Multikolinieritas ................................................................................. 49
4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 50
4.1.2.4 Uji Autokorelasi ....................................................................................... 51
4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) .............. 52
4.1.4 Pengujian Hipotesis...................................................................................... 54
4.1.4.1 Uji t ............................................................................................................ 54
4.1.4.2 Uji F ........................................................................................................... 56
4.1.4.3 Koefisien Determinasi ................................................................................ 58
Page 13
xii
4.2 Pembahasan ...................................................................................................... 59
4.2.1 Pengaruh Biaya Pemasaran dan Biaya Produksi terhadap Laba Bersih ...
................................................................................................................... 59
4.2.2 Pengaruh Biaya Pemasaran terhadap Laba Bersih ................................. 60
4.2.3 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih .................................... 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 66
5.1 Simpulan ........................................................................................................... 66
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 67
5.3 Saran ................................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 69
Page 14
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 24
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ................................................................................... 34
Tabel 3.2 Proses Purposive Sampling Penelitian ..................................................... 36
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ..................................................................................... 37
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................. 39
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriprif .......................................................................... 48
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Non-Parametrik ........................................................... 51
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 55
Tabel 4.5 Hasil Regresi Linear Berganda ................................................................. 56
Tabel 4.6 Uji t ........................................................................................................... 58
Tabel 4.7 Uji F .......................................................................................................... 60
Tabel 4.8 Koefisien Determinasi .............................................................................. 61
Tabel 4.9 Kesimpulan Hipotesis ............................................................................... 66
Page 15
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 30
Gambar 2.2 Model Penelitian ................................................................................... 31
Gambar 4.1 Grafik Scatter Plot ................................................................................ 54
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini persaingan di era globalisasi sangat pesat perkembangannya. Banyak
perusahaan yang berkembang dan semakin banyak pula perusahaan-perusahaan baru
yang bermunculan saat ini. Salah satunya perusahaan yang berkembang pesat di
Indonesia adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur ini semakin
dikembangkan oleh pemerintah melalui metode hilirisasi yang diterapkan oleh
pemerintah. Hal ini didukung dengan meningkatnya investasi dan kinerja dibidang
ekspor untuk mempertahankan industri manufaktur dan menjadikannya sebagai
penyumbang pajak dan bea cukai terbesar di Indonesia.
Perkembangan industri manufaktur di Indonesia sendiri pun banyak mendapat
dukungan dengan kerjasama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, para pengusaha,
dan masyarakat umum lainnya. Terkhususnya Industri Barang Konsumsi Sub
Makanan & Minuman atau yang lebih dikenal dengan sebutan Industri F&B (Food and
Beverage) memang merupakan industri yang menjanjikan jika dilihat kedepannya.
Menurut Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, industri makanan dan
minuman merupakan salah satu sektor yang menopang pertumbuhan manufaktur dan
ekonomi nasional dalam tahun-tahun berikutnya karena sebagai salah satu
penyumbang pajak dan bea cukai terbesar di Indonesia.
Page 17
2
Hal tersebut menuntut manajemen perusahaan untuk selalu meningkatkan
promosi maupun strategi-strategi pemasaran yang digunakan dengan tujuan
memperoleh keuntungan-keuntungan sesuai dengan target perusahaan. Salah satu
tujuan utama berdirinya setiap badan usaha atau perusahaan adalah memperoleh laba
(Rustami et al., 2014). Dengan diberlakukannya pemasaran yang maksimal dan
menerapkan strategi pasar yang benar, produk yang dipasarkan oleh perusahaan
diharapkan mencapai target dan tujuan perusahaan.
Banyak pengusaha yang mempertimbangkan program penjualan sebagai salah
satu alat kompetitif yang paling potensial. Tingkat penjualan yang tinggi merupakan
hal yang diinginkan bagi setiap perusahaan, bagi sebuah perusahaan dengan tingginya
tingkat penjualan yang dihasilkan diharapkan laba yang diperoleh juga meningkat.
Dalam perusahaan manufaktur umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu biaya produksi
dan biaya non-produksi.
Hampir semua perusahaan yang target tujuan utamanya adalah untuk
mendapatkan laba. Laba menjadi salah satu tolak ukur bagi semua perusahaan,laba
diperoleh agar tujuan perusahaan tercapai. Apakah perusahaan tersebut mengalami
kerugian atau malah mengalami peningkatan pendapatan yaitu laba tersebut. Jika
mengalami kerugian berarti laba perusahaan menurun atau bahkan perusahaan tersebut
bisa bangkrut. Laba juga sebagai penentu dalam kelangsungan hidup organisasi
perusahaan tersebut dan dapat memberikan kemampuan untuk memberikan dividen
yang memuaskan dan sebagai pertanggungjawaban kepada para pemegang saham
(Ibrahim, 2014).
Page 18
3
Laba bersih merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena
berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman
dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam
peramalan laba maupun kejadian ekonomi unit usahalainnya di masa yang akan datang,
dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan unit usaha, serta
sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja unit usaha (Harahap, 2005).
Persoalan yang dihadapi oleh para pengusaha sekarang ini tidak hanya
bagaimana usahanya untuk meningkatkan hasil produksinya, tapi yang lebih penting
adalah bagaimana cara menjual barang yang diproduksi tersebut. Persaingan tersebut
meliputi persaingan dalam hal penentuan harga, kualitas produk, promosi dan kegiatan
distribusi yang cepat dan tepat. Persaingan ini bertujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan, berkembang, dan mendapatkan laba (Kurniadi, 2010).
Kasus pada PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO), ketatnya persaingan industri air
minum ini memperburuk kondisi yang mengakibatkan anjloknya keuangan ALTO.
Pada Januari September 2015 ALTO mengalami kerugian sebesar Rp24,09 miliar.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan keuangan pada perusahaan,
salah satunya yaitu faktor internal perusahaan. Faktor eksternal yaitu bisa berupa
kenaikan harga bahan baku (Okti, 2020). Bahan baku termasuk salah satu biaya
produksi. Biaya produksi yang berlebihan akan mempengaruhi pengeluaran
perusahaan dan jika tidak sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan tidak akan
mempengaruhi laba pada perusahaan.
Page 19
4
PT. Citra Turbindo biaya produksi turun secara berturut-turut tahun 2015-2017
namun walaupun perusahaan telah berhasil menekan biaya produksi namun perusahaan
justru mengalami penurunan pada tahun 2015 secara drastis bahkan 2016 mengalami
kerugian. Biaya operasional pada TP. Pelat Timah Nusantara terjadi penurunan selama
2 tahun berturut-turut pada tahun 2017-2018 (Ergat, 2019).
Biaya pemasaran adalah meliputi semua biaya yang terjadi sejak proses barang
selesai di produksi dan disimpan dalam gudang dan barang tersebut diubah kembali
dalam bentuk tunai. Alasan yang penting bagi perusahaan untuk memprioritaskan
pemasaran karena pemasaran memainkan bagian yang besar dalam pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi, satu alasan penting lainnya adalah pemasaran mendorong
terjadinya riset dan inovasi, pengembangan dan penyebaran ide-ide, barang dan jasa
baru (Mursid, 2016). Gain pemasaran atau marketing merupakan kunci keberhasilan
suatu bisnis. Dengan adanya pemasaran dapat meningkatkan penjualan perusahaan.
Kebijakan perusahaan mengenai kegiatan promosi akan sangat menentukan
seberapa besar volume penjualan yang dapat diperoleh perusahaan. Hal tersebut
dikarenakan apabila perusahaan memiliki produk yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau serta sistem distribusi yang baik namun tidak mampu memperkenalkan
produk secara luas dan merata, maka produk yang dihasilkan tidak akan memiliki nilai
jual (Hamzah, 2002).
Semakin tinggi biaya promosi yang dikeluarkan, maka akan semakin tinggi
pula volume penjualan yang diperoleh perusahaan (Sutodjo & Kleinsteubeur, 1997).
Biaya besar tidak menjamin perusahaan akan memiliki tingkatan penjualan besar,
Page 20
5
namun efisiensi biaya akan menguntungkan perusahaan dalam penetapan harga jual
produk dan menciptakan kestabilan volume penjualan perusahaan (Ibrahim, 2014).
Perusahaan diharapkan dapat menggunakan biaya dengan efisien dan efektif mungkin
untuk meminimalisir pengeluaran biaya yang berlebihan dan kerugiaan yang akan
datang jika tidak sesuai dengan target yang sudah ditentukan.
Biaya pemasaran dalam kegiatan sehari-hari perusahaan memiliki fungsi yang
bermacam-macam, tergantung dari sifat usaha dari perusahaan itu sendiri, ukuran serta
metode operasi perusahaan. Contohnya adalah membantu meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan pendapatan terus pada periode mendatang dan
memberi nilai tambah bagi perusahaan. Biaya pemasaran dilakukan oleh perusahaan
untuk memperkenalkan produk ataupun jasa yang dijual oleh perusahaan bersangkutan
(Mursid, 2016).
Daya pikat iklan di bangun untuk mengingatkan khalayak pada pencitraan
tertentu, karena iklan berhubungan langsung dalam memperkenalkan produk kepada
konsumen. Iklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak melalui
media bersifat misal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar
ruang atau kendaraan umum. Iklan salah satu strategi dalam pemasaran yang dilakukan
oleh perusahaan (Felicia, 2018).
Perolehan laba bersih sangat ditentukan oleh besar kecilnya biaya yang
digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Semakin biaya itu bisa
ditekan mestinya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan laba bersih
Page 21
6
perusahaan (Daslim et al., 2019). Diharapkan perusahaan dapat menekan biaya
semaksimal mungkin untuk meminimalisir biaya yang berlebihan. Selanjutnya ada
biaya produksi yang tujuannya sama untuk membantu manajemen dalam
meningkatkan penjualan pada perusahaan.
Biaya produksi adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk
suatu barang dan jasa guna dijual kembali dan menghasilkan keuntungan. Kegiatan
tersebut tentu membutuhkan biaya, inilah yang bisa disebut dengan biaya produksi
sebuah perusahaan. Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
dilakukan pada proses produksi perusahaan. Biaya tersebut meliputi bahan baku,
overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat
berpengaruh pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan (Mulyadi, 2009).
Produksi adalah kegiatan dimana suatu perusahaan memproses dan merubah
bahan baku menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas produk
lainnya. Dapat dikatakan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berasal dari
penyediaan bahan baku sampai biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bahan
baku sehingga menjadi barang jadi yang siap untuk dijual (Kusumah, 2009).
Biaya Produksi menjadi salah satu unsur yang cukup penting dalam pelaporan
keuangan perusahaan. Biaya Produksi atau Kos Produksi (Cost of Production) adalah
biaya yang timbul dari suatu proses produksi perusahaan manufaktur dalam membuat
barang atau jasa yang akan dijual. Biaya Produksi juga biasa dikenal dengan istilah Kos
Manufaktur (Manufacturing Cost). Dalam dunia Akuntansi Biaya, biaya produksi
merupakan salah satu komponen dalam Laporan Laba Rugi (Income Statement).
Page 22
7
Biaya produksi tersebut menjadi penentu besarnya harga jual dari suatu produk
atau jasa yang nantinya akan mempengaruhi besarnya laba yang di peroleh (Djamalu,
2013). Biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang diharapkan
memperoleh penjualan ataupun laba yang sesuai dengan biaya yang telah dikorbankan
sehingga perusahaan tidak mengalami penurunan ataupun kerugian. Biaya produksi
yang dikeluarkan diharapkan efisien mungkin.
Dalam penelitian diatas pengaruh biaya produksi mengalami peningkatan
maupun penurunan ada faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi
biaya produksi adalah pengaruh manajemen, karakteristik biaya dihubungkan dengan
keluaran, dan pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya. Selain itu ada
penambahan bahan baku sehingga bertambak juga terhadap penambahan volume.
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai guna suatu
barang atau jasa. biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk proses
produksi barang atau jasa dalam setiap periode.
1. Pengaruh manajemen, manajemen yang berpengaruh terhadap biaya produksi
adalah manajemen produksi. manajemen produksi yaitu kegiatan untuk
mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya manusia, alat, dana,
dan bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah sebuah
barang atau jasa. manajemen produksi akan mengatur kualitas produk yang
ditetapkan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Biaya produksi ditetapkan
sebelum produk diproduksi. Oleh karena itu, semua upaya harus dilakukan agar
menghasilkan produk dengan biaya produk sesuai dengan biaya produksi yang
Page 23
8
ditetapkan, sehingga tidak perlu menambah biaya lagi untuk memproduksi
barang atau jasa yang sama.
2. Karakteristik biaya dihubungkan dengan keluaran, dengan meningkatnya biaya
produksi, akan berpengaruh pada jumlah produk yang dihasilkan juga
meningkat sehingga produk yang dapat dijual juga bertambah begitu pula
dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dengan meningkatnya jumlah
produksi yang dilakukan diharapkan mendapatkan keuntungan yang maksimal.
3. Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya, hal ini berpengaruh
ketika perusahaan meningkatkan volume kegiatan produksinya maka otomatis
biaya produksi juga mengalami peningkatan. Semakin banyak pengorbanan
yang dilakukan maka akan banyak pula biaya yag dikeluarkan.
Selain faktor tersebut ada faktor lain yang mempengaruhi:
1. Bahan baku Bahan merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi.
Perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup besar agar
jalannya produksi tidak terganggu. Kata cukup disini tidak berarti bahwa
persediaan bahan baku harus dalam jumlah besar. Persediaan dalam jumlah
yang besar mengandung banyak resiko, seperti: Resiko hilang dan rusak,Biaya
pemeliharaan dan pengawasan tinggi,Resiko usang,Uang yang tertanam di
persediaan terlalu besar.Dengan demikian jumlah persediaan yang harus ada
tidak terlampau besar dan tidak pula terlalu kecil. Persediaan yang terlalu kecil
mengandung resiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan perusahaan.
(Swastha dan sukotjo, 2000).
Page 24
9
2. Modal atau yang biasa disebut dengan investasi merupakan komponen yang
sangat penting dalam suatu usaha atau industri. Istilah modal tersebut dapat
diartikan sebagai pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang modal
dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang atau jasa.Pertambahan Jumlah barang modal
memungkinkan suatu perusahaan lebih banyak barang dan jasa dimasa yang
akan datang (Sukirno,2004).
Biaya pemasaran yang dikeluarkan pihak perusahaan akan mempengaruhi
pendapatan pihak perusahaan tersebut. Dapat dilihat dari penelitian tersebut bahwa
biaya produksi dan biaya pemasaran berubah dan akan memiliki pengaruh yang besar
juga terhadap laba perusahaan. Dari penelitian terdahulu diatas dapat dilihat bahwa
naik turunnya biaya produksi dan biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih
perusahaan. Naik turunnya biaya-biaya tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
sudah dijelaskan diatas.
Menurut penelitian terdahulu tersebut dapat dikatakan secara simultan, biaya
produksi dan biaya pemasaran berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015.
Secara parsial, biaya produksi dan biaya pemasaran berpengaruh positif terhadap laba
bersih pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2015 (Felicia, 2018).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh (Khairul
Anwar Rambe, 2017) yang menggunakan 1 variabel independen dan 1 variabel
Page 25
10
dependen. Variabel independen penelitian (Khairul Anwar Rambe, 2017) adalah Biaya
Produksi dengan variabel dependennya adalah laba bersih. Hasil penelitian (Khairul
Anwar Rambe, 2017) menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba
bersih perusahaan.
Dalam penelitian ini ingin menganalisis bagaimana pengaruh biaya produksi
dan biaya pemasaran pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) 2017-2019. Peneliti ingin melihat tingkat signifikan pengaruh biaya
produksi dan biaya pemasaran dalam meningkatkan laba perusahaan. Pada penelitian
terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan dan penelitian terbaru menggunakan alat
analisis SPSS tidak ada perbedaan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak juga pada
rentan waktu dan tempat penelitian, penelitian sekarang menggunakan rentan waktu
2017-2019. Penelitian sekarang menggunakan sektor perusahaan barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Biaya Pemasaran berpengaruh untuk perusahaan dalam meningkatkan
laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan & minuman ) yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?
2. Apakah Biaya Produksi berpengaruh untuk perusahaan dalam meningkatkan
laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan & minuman ) yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?
Page 26
11
3. Apakah Biaya Pemasaran dan Biaya Produksi berpengaruh untuk perusahaan
dalam meningkatkan laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan &
minuman ) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?
1. 3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Pemasaran untuk perusahaan dalam
meningkatkan laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan & minuman )
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?
2. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Produksi untuk perusahaan dalam
meningkatkan laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan & minuman )
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?
3. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Pemasaran dan Biaya Produksi untuk
perusahaan dalam meningkatkan laba bersih pada perusahaan manufaktur
(makanan & minuman ) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2017-2019?
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini dapat diharapkan mendapatkan manfaat penelitian
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam penelitian berikutnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang biaya pemasaran
Page 27
12
dan biaya produksi terhadap laba perusahaan Industri Barang Konsumsi
(Makanan & Minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-
2019.
2. Manfaat Akademis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi S1. Hasil penelitian ini
dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu ekonomi,
terkhususnya dibidang ilmu akuntansi. Dapat menambah wawasan kepada
penulis dan pembaca dalam mengenai pengaruh biaya pemasaran dan biaya
produksi dalam meningkatkan laba pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi
(Makanan & Minuman)
3. Manfaat Praktisi
a. Bagi Penulis
Dapat menambah pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
biaya pemasaran dan biaya produksi dan laba bersih. Memberikan pemahaman
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya pemasaran dan biaya
produksi.
Page 28
13
b. Bagi Pembaca dan Universitas
Diharapkan dapat memberikan referensi kepada adik tingkat yang akan
sampai pada tahap penyusunan skripsi ditahun yang akan datang. Menambah
wawasan bagi pembaca tentang pengaruh biaya pemasaran dan biaya produksi
dalam perusahaan. Memberikan sumbangan penelitian dalam ilmu akuntansi
kepada Universitas dan sebagai referensi untuk selanjutnya. Memberikan
sumbangan kepada perpusatkaan universitas.
Page 29
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Biaya
Biaya memiliki arti cost dan expense. (Dunia & Wasilah, 2009) mendefinisikan
biaya (cost) sebagai pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk
memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang, atau
mempunyai manfaat melebihi satu periode tahunan. Sedangkan biaya dalam artian
expense (beban) adalah semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk
menghasilkan suatu produk barang atau jasa (Rustami et al., 2014).
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi
untuk memperolah aktiva tetap (Mulyadi, 2009) . Biaya adalah pengorbanan yang
dilakukan untuk memproduksi suatu barang hingga dijual kepada konsumen.
Biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaiana cara mencatat,
mengukur dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan. Disamping itu
akuntansi biaya juga membahas tentang penentuan harga produk dari suatu produk
yang diproduksi dan dijual dipasar, baik guna memenuhi keinginan pemesan maupun
menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual (Bustami & Nurlela, 2006)
Page 30
15
2.2 Biaya Produksi
2.2.1. Pengertian Biaya Produksi
Dalam penyajian laporan laba rugi konvensional dapat ditemukan
pengelompokan biaya menurut fungsi organisasi, dimana suatu biaya terjadi. Secara
garis besar biaya dikelompokkan sebagai biaya pabrik dan biaya non pabrik. Biaya
pabrik juga disebut sebagai biaya manufaktur atau biaya produksi. Biaya produksi
merupakan komponen yang sangat penting dalam penuajian laporan laba rugi. Biaya
produksi di buat untuk mengetahui biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan dalam
melakukan suatu produksi (Mulyadi, 2018).
Biaya produksi adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk yang
diperoleh, dimana didalamnya terdapat unsur – unsur biaya produk. Dapat disimpulkan
biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi yang
jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lainnya (Nafarin, 2009). Biaya
produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan atau dilakukan ketika sedang dalam
proses produksi.
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah baha baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 2009). Biaya produksi yaitu
semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi produk selesai (Supriyono, 2018). Biaya tersebut dapat meliputi
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Page 31
16
2.2.2. Unsur-Unsur Biaya Produksi
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan
pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya atau merupakan
bagian integral pada produk tertentu. Biaya bahan baku adalah harga perolehan
dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk (Badriyah, 2015).
Berdasarkan pengertian bahan baku tersebut, maka bisa dengan mudah
diartikan bahwa biaya bahan baku sendiri adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan bahan baku hingga siap digunakan termasuk untuk biaya angkut,
penyimpanan, dan operasional.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan
pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada
produk tertentu yang dihasilkan perusahaan (Badriyah, 2015). Biaya tenaga
kerja langsung dapat juga dikatakan hal itu adalah biaya pekerjaan yang
dilakukan oleh para pekerja yang benar-benar membuat produk pada lini
produksi.
3. Biaya Overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung (Badriyah, 2015). Biaya overhead merupakan jenis
pengeluaran yang pada semua jenis perusahaan. Biaya ini memiliki peran yang
sangat penting pada kelangsungan hidup bisnis maupun perusahaan. Intinya
Page 32
17
biaya overhead adalah pengeluaran tambahan yang tidak berkaitan langsung
dengan proses bisnis atau produksi yang dilakukan.
2.2.3 Tujuan Produksi
Pada dasarnya perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba dengan
memperoleh pendapatan dan membandingkannya dengan pengorbanan yang dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh diperlukan suatu ukuran yang
baik dari pendapatan maupun pengorbanan yang telah dilakukan.
Menurut Mulyadi (2018) beberapa tujuan biaya produksi adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menetapkan jumlah biaya produksi secara tepat.
2. Untuk membantu manajemen mengadakan pengendalian biaya yang tepat.
3. Untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan jangka pendek
2.3 Pengertian Biaya Pemasaran
Dalam arti luas biaya pemasaran meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat
produk selesai dan disimpan dalam gudang sampai produk tersebut diubah kembali
dalam bentuk tunai (Mulyadi, 2018). Beban pemasaran atau biaya penjualan
merupakan biaya yang dikeluarkan apabila produk selesai dan siap dipasarkan ke
tangan konsumen (Syaifullah, 2014).
Biaya pemasaran dilakukan untuk memasarkan atau menginformasikan barang
dagangan agar dikenal oleh pembeli. Dengan demikian dapat menarik perhatian
pembeli. Biaya pemasaran dapat dikatakan biaya atau sejumlah pengorbanan yang
Page 33
18
dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran perusahaan
khususnya dalam hal pelaksanaan pemasaran. Setiap perusahaan mempunyai tujuan
untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui
usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat laba perusahaan. Usaha ini hanya
dapat dilakukan apabila perusahaan dapat meningkatkan penjualannya, melalui usaha
mencari dan membina langganan serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat
dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi pemasaran yang tepat,
perusahaan harus berusaha mempengaruhi konsumen, untuk menciptakan permintaan
atas produk kemudian dipelihara dan dikembangkan. Pemasaran harus dilakukan
dengan efisien dan efektif agar sesuai dengan target yang telah di tentukan oleh
perusahaan sehingga biaya pemasaran terkendali (Daslim et al., 2019).
2.4 Pengelompokkan Biaya Pemasaran
1. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order getting cost), semua biaya yang
dikeluarkan dalam usaha memperoleh pesanan (Mulyadi, 2018). Contoh biaya
yang termasuk golongan ini adalah biaya gaji wiraniaga (sales person), komisi
penjualan, advertensi dan biaya promosi.
2. Biaya untuk memenuhi pesanan (prder filling cost), semua biaya yang
dikeluarkan untuk mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli dan
biaya-biaya untuk mengumpulkan uang dari pembeli. Contoh biaya yang
termasuk golongan ini adalah biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan
pengiriman, biaya angkutan dan biaya penagihan.
Page 34
19
Menurut Mulyadi (2018) biaya pemasaran dapat juga digolongkan menurut
fungsi atau kegiatan pemasaran. Ini merupakan langkah awal dalam pengendalian
biaya-biaya pemasaran yaitu dengan mengelompokkan biaya-biaya tersebut menurut
fungsi atau kegiatannya sebagai berikut:
1. Fungsi Penjualan adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan
suatu produk dari produsen ke konsumen. Contoh biaya ini adalah gaji
karyawan fungsi penjualan, bonus, komisi dan biaya perjalanan.
2. Fungsi Promosi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan
promosi yang dilakukan perusahaan. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan
fungsi promosi, biaya iklan (biaya brosur, pameran, hadiah), biaya demo dan
biaya contoh barang.
3. Fungsi Pergudangan adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
penyimpanan produk jadi sebelum produk tersebut sampai ke tangan konsumen.
Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan fungsi pergudangan, biaya
pemeliharaan gudang dan biaya sewa gudang.
4. Fungsi Pembungkusan dan Pengiriman adalah biaya-biaya yang berhubungan
dengan pembungkusan produk jadi dan pengiriman produk ke tangan
konsumen. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan fungsi pembungkusan dan
pengiriman, biaya bahan pembungkus dan biaya pengangkutan.
5. Fungsi Kredit dan Penagihan adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
kegiatan pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang
Page 35
20
dari pelanggan. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan bagian penagihan,
kerugian penghapusan piutang dan potongan tunai.
6. Fungsi Akuntansi Pemasaran adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
pencatatan administrasi pemasaran. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan
fungsi akuntansi pemasaran dan biaya kantor.
2.5 Manfaat Analisis Biaya Pemasaran
Menurut Mulyadi (2018) manfaat analisis biaya pemasaran adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan dan pengarahan daerah usaha pemasaran dengan dilakukannya
analisis biaya pemasaran maka dapat diperoleh informasi yang diperlukan oleh
bagian pemasaran untuk merencanakan dan mengarahkan daerah usaha atau
kegiatan pemasaran serta mengarahkan pemasaran produk pada daerah
pemasaran yang memberikan laba yang tertinggi.
2. Pengendalian biaya pemasaran Dengan dilakukannya analisis biaya pemasaran,
biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan dapat didistribusikan pada setiap
fungsi pemasaran, sehingga pengendalian atas biaya-biaya tersebut lebih
mudah dilakukan dan juga setiap pusat laba dapat dianalisis kemampuannya
dalam menghasilkan laba.
3. Penentuan besarnya biaya dan pesanan Dengan dilakukannya analisis biaya
pemasaran maka besarnya biaya untuk tiap fungsi pemasaran akan lebih adil
dan teliti sehingga tidak mengakibatkan kerugiaan bagi perusahaan.
Page 36
21
4. Penentuan kemampuan produk dalam menghasilkan laba Dengan
dilakukannya analisis biaya pemasaran dari suatu produk maka dapat
menentukan profitabilitas dari tiap-tiap jenis produk serta membantu dalam
memperkirakan pengaruh perubahan produk dan metode penjualan produk
terhadap biaya dan laba.
2.6 Laba dan Tujuan Laba
2.6.1 Laba
Laba merupakan hal yang penting dan paling dasar dari ikhtisar keuangan yang
memiliki beberapa kegunaan. Setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba
yang maksimal, sebab setiap laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. laba merupakan hal yang sangat
penting dan merupakan pertanggungjawaban kepada perusahaan. Laba menentukan
keberlangsungan perusahaan.
Laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai
alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam
menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan
laba maupun kejadian ekonomi unit usaha lainnya di masa yang akan datang, dasar
dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan unit usaha, serta sebagai
dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja unit usaha (Harahap, 2005).
Hampir semua perusahaan yang target tujuan utamanya adalah untuk
mendapatkan laba. Laba menjadi salah satu tolak ukur bagi perusahaan. Apakah
Page 37
22
perusahaan tersebut mengalami kerugian atau malah mengalami peningkatan
pendapatan yaitu laba tersebut. Laba juga sebagai penentu dalam kelangsungan hidup
organisasi perusahaan tersebut dan dapat memberikan kemampuan untuk memberikan
dividen yang memuaskan dan sebagai pertanggungjawaban kepada para pemegang
saham (Rustami et al., 2014).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan laba adalah kelebihan
pendapatan di atas biaya-biaya atau merupakan selisih lebih antara pendapatan atas
beban-beban dalam suatu periode tertentu. Laba juga menjadi faktor yang sangat
berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan serta mengembangkan perusahaan.
Laba sebagai salah satu faktor dalam meningkatkan kualitas perusahaan dan sebagai
pertanggungjawaban.
2.6.2 Tujuan Laba
Menurut Anis dan Imam (2013) tujuan pelaporan laba adalah sebagai berikut:
1. Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya.
2. Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen.
3. Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak
4. Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara.
5. Sebagai kompensasi dan pembagian bonus.
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
7. Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran
Page 38
23
8. Sebagai dasar pembagian deviden
2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Laba
Menurut Nafarin (2009) faktor yang mempengaruhi laba sebagai berikut:
1. Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik dalam bentuk uang tunai maupun
barang yang diterima oleh perusahaan dari penjualan produk atau jasa kepasa
pelanggan.
2. Beban
Beban adalah semua yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan
target atau tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Biaya
Biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan dalam proses produksi dan
mempengaruhi harga jual produk tersebut sesuai dengan apa yang dikeluarkan.
4. Untung dan Rugi
Dikatakan untung jika terjadi peningkatan penjualan yang mempengaruhi juga
pendapatan mengalami kenaikan. Sedangkan, dikatakan rugi jika terjadi
penurunan penjualan dan berdampak terhadap kerugian.
5. Penghasilan
Penghasilan adalah pendapatan serta keuntungan setelah dikurangi dengan total
beban dan kerugian.
Page 39
24
2.8 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO NAMA
dan
TAHUN
JUDUL Variabel
PENELITIAN
HASIL
PENELITIAN
1 Ferren
Daslim,
Sunarji
Harahap,
Elidawati
( 2019)
Pengaruh
Biaya Produksi
Dan Biaya
Pemasaran
Terhadap Laba
Pda PT.
Sumatera
Hakarindo
Medan
Independen:
Biaya Produksi
Biaya Pemasaran
Dependen:
Laba Perusahaan
Biaya produksi
secara parsial
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap laba pada
PT Sumatera
Hakarindo Medan
Biaya pemasaran
secara parsial
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap laba pada
PT Sumatera
Harindo Medan
Biaya produksi dan
Biaya pemasaran
secara simultan
berpengaruh
terhadap laba pada
PT Sumatera
Hakarindo (Daslim
et al., 2019)
2 Khairul
Anwar
Rambe
(2017)
Pengaruh
Biaya Produksi
Terhadap Laba
Bersih Pada
PT. Arwana
Citramulia Tbk
Independen:
Biaya Produksi
Dependen:
Laba Bersih
Perusahaan
Hasil penelitian
tersebut bahwa
variabel biaya
produksi
berpengaruh positif
terhadap laba bersih
perusahan (Khairul
Anwar Rambe,
2017)
Page 40
25
3 Aditya
Achmad
Fathony
dan
Yulianti
Wulandari
(2020)
Pengaruh
Biaya Produksi
Dan Biaya
Operasional
Terhadap Laba
Bersih Pada PT
Perkebunan
Nusantara VIII
Independen:
Biaya Produksi
Biaya Operasional
Dependen:
Laba Bersih
Perusahaan
Dalam penelitian
tersebut dinyatakan
bahwa Biaya Produksi secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih PT
Perkebunan
Nusantara VIII Periode 2011-2017
Biaya operasional
secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
laba bersih PT
Perkebunan
Nusantara VIII periode 2011-2017.
(Fathony &
Wulandari, 2020)
4 Felicia
dan
Robinhot
Gultom
(2018)
Pengaruh
Biaya
Produksi,
Biaya Kualitas
Dan Biaya
Promosi
Terhadap Laba
Bersih Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2013-
2015
Independen:
Biaya Produksi
Biaya Kualitas
Biaya Promosi
Dependen:
Laba Bersih
Biaya produksi di
tahun 2014
meningkat dan
mempengaruhi laba
bersih yang
dihasilkan bila
dibandingkan
dengan tahun 2013.
Biaya produksi di
tahun 2015 menurun
dan sejalan dengan
laba bersih yang
mengalami
peningkatan. Biaya
pemasaran di tahun
2013, 2014 dan 2015
sejalan dengan laba
bersih yang
dihasilkan. (Felicia
& Gultom, 2018)
Page 41
26
5 Masta
Sembiring
dan Siti
Aisyah
Siregar
(2016)
Pengaruh
Biaya Produksi
Dan Biaya
Pemasaran
Terhadap Laba
Bersih Pada
Perusahaan
Manufaktur
Sub Barang
Konsumsi
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Tahun 2011-
2016
Independen:
Biaya Produksi
Biaya Pemasaran
Dependen:
Laba Bersih
Dari penelitian
tersebut dapat
disimpulkan Biaya
Produksi
berpengaruh Positif
signifikan terhadap
laba bersih dengan
nilai 0,025 < 0,05
dan Biaya
Pemasaran
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap laba bersih
dengan nilai 0,000 <
0,05. (Sembiring &
Siregar, 2018)
6 Sander
van Triest
&
Maurice J.
G. Bun &
Erik M.
van Raaij
&
Maarten J.
A.
Vernooij
(2009)
The impact of
customer-
specific
marketing
expenses on
customer
retention and
customer
profitabiliti
Independen :
Biaya Pemasaran
Dependen:
Laba
Penelitian ini
membahas dampak
biaya pemasaran
terhadapa profit.
Peneliti
menganalisis data
tingkat tingkat
pelanggan pada
aktivitas
penjualan,pemasaran
. Analisis data panel
menyimpulakan
biaya pemasaran
yang ditargetkan
tidak secara
langsung
menghasilkan
tingkat referensi dan
profit yang tinggi.
(Van Triest et al.,
2009)
Page 42
27
7 Prabir
Basu
(2008)
Analysis of
Manufacturing
Costs in
Pharmaceutical
Companies
Independen:
Biaya Produksi
Dependen:
Laba
Dari hasil penelitian
tersebut, bahwa
terdapat perbedaan
yang signifikan
antara 3 kategori
yaitu, pengemasan,
obat dan
bioteknologi memiki
masing-masing
biaya pendapatan
mereka dan biaya
produksi. (Basu et
al., 2008)
Sumber : Data diolah oleh Peneliti
2.9 Kerangka Pemikiran
2.9.1 Pengaruh Biaya Pemasaran Terhadap Laba Bersih Perusahaan
Biaya pemasran dapat diartikan biaya atau sejumlah pengorbanan yang
dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran. Setiap perusahaan
mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya
dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat laba bersih
perusahaan ((Felicia & Gultom, 2018). Suatu pemasaran yang tepat, akan sangan
membantu penjualan yang akhirnya membantu pula perkembangan perusahaan
(Mursid, 2016).
Pada penelitian Masta & Siti (2016), ditemukan bahwa biaya pemasaran
memiliki nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada
pengaruh terhadap laba bersih perusahaan. Hal ini juga terlihat dalam penelitian Felicia
Page 43
28
& Gultom (2018) yang menunjukkan taraf signifikan yang lebih kecil dari 0,05 atau
0,000 yang artinya biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan.
2.9.2 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Perusahaan
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku
menjadi produk yang dpagt dijual. Menggunakan biaya produksi secara efektif dapat
dilakukan perusahaan agar tidak terjadi pemborosan. Biaya produksi akan
diperlakukan sebagai beban atas pendapatan untuk tujuan penentuan laba-rugi periodik
apabila produk yang bersangkutan terjual (Harnanto, 2017). Dapat disimpulkan biaya
produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi yang jumlahnya
lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lainnya (Nafarin, 2009).
Pada penelitian Felicia & Gultom (2018), ditemukan dengan taraf signifikan
yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa berpengaruh terhadap laba
bersih perusahaan.
Page 44
29
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Industri Makanan dan Minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Biaya
Pemasaran
(X1)
Biaya
Produksi
(X2)
Laba Bersih
(Y)
Analisis Regresi Linear Berganda
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
Statistik
Deskriptif
Uji Hipotesis
1. Uji t
2. Uji F
3. Koefisien Determinasi
Page 45
30
2.10 Model Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh Biaya Pemasaran dan
Biaya Produksi terhadap meningkatkan laba bersih pada industri barang konsumsi
(makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017-
2019. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka model penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Model Penelitian
H1
H2
H3
Keterangan : Pengaruh Secara Parsial
Pengaruh Secara Simultan
BIAYA
PRODUKSI
(X2)
BIAYA
PEMASARAN
(X1)
LABA BERSIH
(Y)
Page 46
31
2.11 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan model penelitian di atas, maka hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Biaya Pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan
H2 : Biaya Produksi berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan
H3 : Biaya pemasaran dan biaya produksi berpengaruh terhadap laba bersih
perusahaan
Page 47
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung secara
langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Variabel dalam ilmu statistika adalah
atribut, karakteristik, atau pengukuran yang mendeskripsikan suatu kasus atau objek
penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Dimana data sekunder adalah yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek atau subjek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini menggunakan laporan
posisi keuangan tahunan pada masing-masing perusahaan manufaktur (makanan &
minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2017-2019. Sumber
data yang diolah berasal dari situs resmi www.idx.co.id.
3.2 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri barang konsumsi (makanan &
minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019. Jumlah populasi
dalam penelitian ini sebanyak 30 perusahaan yang ditampilkan pada tabel 3.1 berikut
ini:
Page 48
33
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
NO KODE Nama Emiten
1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk
6 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk
7 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
8 CLEO Sariguna Primatirta Tbk
9 COCO Wahana Interfood Nusantara Tbk
10 DLTA Delta Djakarta Tbk
11 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk
12 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
13 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
14 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
15 IIKP Inti Agri Resources Tbk
16 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
17 KEJU Mulia Boga Raya Tbk
18 MGNA Magna Investama Madiri Tbk
19 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
20 MYOR Mayora Indah Tbk
21 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk
22 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk
23 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
24 PSGO Palma Serasih Tbk
Page 49
34
25 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
26 SKBM Sekar Bumi Tbk
27 SKLT Sekar Laut Tbk
28 STTP Siantar Top Tbk
29 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
30 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)
3.3 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel yang diambil dan digunakan dalam penelitian ini harus sesuai dan mewakili
populasi secara menyeluruh. Teknik pemilihan sampel adalah teknik nonprobability
sampling. Nonprobability sampling yang digunakan pada pengambilan sampel ini
adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri barang konsumsi
(makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Semua Perusahaan Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2017-2019.
2. Perusahaan Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman) yang tidak
konsisten terdaftar berturut-turut dalam Industri Barang Konsumsi (Makanan
& Minuman) dan tidak mempublikasikan laporan keuangan (Suspensi) pada
periode tahun 2017-2019
Page 50
35
3. Perusahaan Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman) yang tidak
menyajikan data lengkap mengenai variabel yang diteliti pada periode tahun
2017-2019
Proses purposive sampling dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2
berikut ini:
Tabel 3.2
Proses Purposive Sampling Penelitian
No Purposive Sampling Jumlah
1 Semua perusahaan Industri Barang Konsumsi (Makanan
& Minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode tahun 2017-2019
30
2 Dikurangi perusahaan yang tidak konsisten terdaftar
berturut-turut dalam Industri Barang Konsumsi
(Makanan & Minuman) dan tidak mempublikasikan
laporan keuangan pada periode tahun 2017-2019
(13)
3 Dikurangi perusahaan yang tidak menyajikan data
lengkap mengenai variabel yang diteliti pada periode
tahun 2017-2019
(0)
Jumlah 17
Pengamatan data selama 3 tahun (2017-2019) 51
Sumber: Data diolah oleh peneliti
Terdapat 13 perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang
tidak konsisten terdaftar berturut-turut dalam Industri Barang Konsumsi (Makanan &
Minuman) dan tidak mempublikasikan laporan keuangan (Suspensi) pada periode
tahun 2017-2019, diantaranya perusahaan AISA terkena suspensi tahun 2018
dikarenakan tidak membayar denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan,
Page 51
36
2 perusahaan terdaftar pada tahun 2018, 4 perusahaan terdaftar pada tahun 2019 dan 6
perusahaan yang pindahan dari sektor lain, maka terdapat 17 perusahaan yang dapat
dijadikan sampel penelitian ini seperti yang disajikan pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
NO KODE NAMA EMITEN
1 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
2 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk
3 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
4 CLEO Sariguna Primatirta Tbk
5 DLTA Delta Djakarta Tbk
6 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
9 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
10 MYOR Mayora Indah Tbk
11 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk
12 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
13 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
14 SKBM Sekar Bumi Tbk
15 SKLT Sekar Laut Tbk
16 STTP Siantar Top Tbk
17 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)
Page 52
37
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Studi pustaka adalah metode yang dilakukan
dengan membaca, memahami dan mengolah dan referensi yang berhubungan dengan
topik penelitian dengan cara mempelajari buku yang berkaitan dengan penelitian,
membaca jurnal, artikel yang berkaitan dan penelitian terdahulu. Studi dokumentasi
adalah dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji suatu data seperti catatan-
catatan dan dokumen perusahaan. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data
dengan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan industri barang konsumsi
(makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019. Data
diperoleh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel Independen
Variabel independen disebut juga variabel bebas. Variabel independen
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2017). Variabel independen atau bebas dalam
penelitian ini adalah biaya pemasaran dan biaya produksi.
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Variabel dependen merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen
Page 53
38
(Sugiyono, 2017). Variabel dependen atau terikat dalam penelitian ini adalah laba
perusahaan.
Tabel 3.4
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
Dependen
Laba Bersih
(Y)
Variabel dependen yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah laba
bersih perusahaan. Laba
operasi ditambah
pendapatan dikurangi
biaya dan pajak
pengahsilan (Felicia &
Gultom, 2018).
Laba Bersih = Laba
sebelum pajak – Pajak
Penghasilan
Rasio
Independen
Biaya
Pemasaran
(X1)
Biaya Pemasaran Dalam
arti luas biaya pemasaran
meliputi semua biaya
yang terjadi sejak saat
produk selesai dan
disimpan dalam gudang
sampai produk tersebut
diubah kembali dalam
bentuk tunai (Mulyadi,
2018).
Biaya Pemasaran = Biaya
Iklan + Biaya Promosi
Penjualan + Biaya
Personal Selling
Rasio
Biaya Produksi
(X2)
Biaya produksi adalah
semua biaya yang
berkaitan dengan produk
yang diperoleh, dimana
didalamnya terdapat
unsur biaya produk.
Dapat disimpulkan biaya
produksi adalah biaya-
biaya yang digunakan
dalam proses produksi
yang jumlahnya lebih
besar dibandingkan
dengan jenis biaya
lainnya (Nafarin, 2009).
Biaya Produksi = Biaya
Bahan Baku Langsung +
Biaya Tenaga Kerja
Langsung + Biaya
Overhead Pabrik
Rasio
Sumber: Data diolah oleh peneliti
Page 54
39
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang
diangkakan (Sugiyono, 2017). Untuk menganalisis data penelitian ini menggunakan
alat Statistical Package For Social Sciences (SPSS) versi 25. SPSS merupakan aplikasi
untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik
parametrik maupun non parametrik dengan basis window (Ghozali, 2018). Metode
analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini statistik deskriptif, uji asumsi
klasik, dan analisis regresi linear berganda serta uji hipotesis.
3.7 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan teknis analisis yang bertujuan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewnwss atau kemencengan
distribusi (Ghozali, 2018). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan nilai rata-rata, standar deviasi. Penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai biaya pemasaran dan biaya produksi
dan laba bersih pada perusahaan.
3.8 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Page 55
40
3.8.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik (Ghozali, 2018).
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara dua observsi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2018).
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Uji statistik yang
dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2018).
3.8.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut Ghozali (2018) untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dengan melihat :
Page 56
41
1. Nilai tolerance dan lawannya
2. Variance inflation factor (VIF). Apabila terdapat variabel bebas yang memiliki
nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel bebas dalam
model regresi.
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas menggunakan uji Scatter Plot dan uji Glejser. Uji Scatter
Plot dengan dasar analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang menandakan
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas tetapi jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas. Uji glejser digunakan untuk meregres nilai absolut residual
terhadap variabel independen dengan persamaan regresi: | Ut| = α + ßXt + vt Jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka
ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai signifikannya antara variabel
independen dengan absolut residual di atas 5% (0,05) maka model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas .
Page 57
42
3.8.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t1 (sebelumnya). Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, biasanya dijumpai pada data time
series (Sunyoto, 2012).
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin-Watson(DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 ( DW < -2)
2. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 <
Dw < +2
3. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau DW > +2
3.9 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan metode analisis yang digunakan
untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2018). Model regresi linear berganda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Page 58
43
Dimana:
Y = Laba Bersih
X1 = Biaya Pemasaran
X2 = Biaya Produksi
b1 = Koefisien regresi pada Biaya Pemasaran
b2 = Koefisien regresi pada Biaya Produksi
a = Konstanta
e = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian/variabel
pengganggu
3.10 Pengujian Hipotesis
3.10.1 Uji t
Uji t adalah untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen
lainnya konstan (Ghozali, 2018). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
1. Jika t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi (a = 5%) < 0,05 maka variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi (a = 5%) > 0,05 maka variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.10.2 Uji F
Uji F adalah untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau
simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018). Untuk menguji apakah terdapat
Page 59
44
pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel dependen dan independen secara
simultan, maka digunakan uji F dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika F hitung > F tabel atau P value < a (0,05) maka Ha diterima. Hal ini berarti
bahwa secara simultan kedua variabel independen dalam penelitian ini
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika F hitung < F tabel atau P value > a (0,05) maka Ha ditolak. Hal ini berarti
bahwa secara simultan kedua variabel independen dalam penelitian ini tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.10.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kelemahan
mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).
Page 60
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ialah teknis analisis yang bertujuan buat memberikan
gambaran ataupun deskriptif sesuatu informasi yang dilihat dari nilai rata- rata (mean),
standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis serta skweness
ataupun kemencengan distribusi (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini, statistik
deskriptif yang digunakan ialah standar deviasi, nilai rata-rata (mean), maksimum dan
minimum. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi biaya
pemasaran dan biaya produksi sebagai variabel independen dan laba bersih sebagai
variabel dependen. Hasil analisis statistik deskriptif sebagai berikut:
Page 61
46
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian pada Industri Barang Konsumsi
(Makanan & Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
b.pemasaran 51 210,6 848,9 109,5 209,9
b.produksi 51 458,7 533,8 650,1 129,2
Lababersih 51 370,9 590,2 883,9 159,1
Valid N
(listwise) 51
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23
Keterangan:
B.Pemasaran (X1) = Biaya Pemasaran
B.Produksi (X2) = Biaya Produksi
LabaBersih (Y) = Laba Bersih
Tabel 4.1 menampilkan bahwa jumlah data yang terdapat dalam penelitian ini
sebanyak 51 data. Penjelasan mengenai standar deviasi, nilai rata-rata (mean),
maksimum dan minimum dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Biaya Pemasaran (X1) dalam penelitian ini merupakan variabel
independen atau variabel bebas. Berdasarkan hasil penelitian variabel biaya
pemasaran memiliki nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar
210,6 dan 848,9. Nilai rata-rata (mean) variabel biaya pemasaran adalah sebesar
109,5 dengan standar deviasi sebesar 209,9. Perusahaan dengan nilai biaya
pemasaran tertinggi adalah Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2019,
Page 62
47
sedangkan nilai terendah adalah perusahaan Prima Cakrawala Abadi Tbk pada
tahun 2019.
b. Variabel Biaya Produksi (X2) dalam penelitian ini merupakan variabel
independen atau variabek bebas. Berdasarkan hasil penelitian variabel biaya
produksi memiliki nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar
458,7 dan 533,8. Nilai rata-rata (mean) variabel biaya produksi adalah 650,1
dengan standar deviasi sebesar 129,2. Perusahaan dengan nilai biaya produksi
tertinggi adalah Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2019, sedangkan
nilai terendah adalah perusahaan Prima Cakrawala Abadi Tbk pada tahun 2019.
c. Laba Bersih dalam penelitian ini merupakan variabel dependen atau variabel
terikat. Berdasarkan hasil penelitian variabel laba bersih memiliki nilai
minimum dan maksimum masing-masing sebesar 370,9 dan 590,2. Nilai rata-
rata (mean) variabel laba bersih adalah 883,9 dengan standar deviasi sebesar
159,1. Perusahaan dengan nilai laba bersih tertinggi adalah Indofood Sukses
Makmur Tbk pada tahun 2019, sedangkan nilai terendah adalah perusahaan
Prima Cakrawala Abadi Tbk pada tahun 2017.
4.1.2 Uji Asumsi Klasik
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau resudial memiliki distribusi normal (Ghozali, 2018). Model regresi
yang baik seharusnya memiliki residu yang terdistribusi secara normal. Dalam
Page 63
48
penelitian ini, uji normalitas dideteksi dengan menggunakan uji statistik non-parametik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Kriteria yang digunakan dengan dua arah (two tailed test),
yaitu dengan membandingkan probabilitas (p value) yang diperoleh dengan nilai
signifikansi sebesar 0,05. Jika p value > 0,05 maka data dapat dikatkan berdistribusi
normal. Hasil pengujian menggunakan program SPSS 23 yang disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov pada Industri Barang
Konsumsi (Makanan & Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation
214,9
Most Extreme
Differences
Absolute ,115
Positive ,115
Negative -,081
Kolmogorov-Smirnov Z ,822
Asymp. Sig. (2-tailed) ,508
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa residual dalam model regresi
sudah terdistribusi secara normal dikarenakan nilai probabilitas (p value) yang
dihasilakan yaitu sebesar 0,508 lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05. Dengan
Page 64
49
demikian dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi dengan normal dan model
regresi dapat dilanjutkan.
4.1.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas di dalam model
regresi dapat dideteksi dengan melihat tolerance value dan Varience Inflation Factor
(VIF). Jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinieritas (Ghozali, 2018). Hasil pengujian menggunakan program SPSS 23
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas pada Industri Barang Konsumsi (Makanan &
Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toler
ance VIF
1 (Constant) 4336,077 4330,511 1,001 ,322
B.PEMASARANt ,645 ,126 ,731 5,131 ,000 ,103 9,674
B.PRODUKSIt ,084 ,053 ,227 1,591 ,118 ,103 9,674
a. Dependent Variable: LABABERSIHt
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dalam model regresi yang
dibentuk tidak ditemukan adanya masalah multikolinieritas pada variabel penelitian.
Sesuai dengan acuan apabila nilai tolerance lebih besar daripada 0,10 dan nilai VIF
Page 65
50
lebih kecil dari 10 maka terdapat multikolinieritas antar variabel bebas dalam regresi.
Dengan demikian model regresi untuk terbebas dari masalah multikolinieritas telah
terpenuhi.
4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Dalam
pengujian heteroskedastisitas dalam penelitain ini meggunakan uji scatter plot, dimana
jika grafik terlihat menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola dan menyebar
dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y maka dapat diakatakan tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas pada model regresi.
Hasil uji heteroskedastisitas dari penelitain ini dengan menggunakan uji scatter
plot dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:
Page 66
51
Gambar 4.1
Grafik Scatter Plot
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23
Gambar 4.1 menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas dengan scatterplot, dapat
terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi.
4.1.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat
korelasi anatara kesalahan penggangu periode t dengan kesalahan penggangu pada
periode t-1 (Ghozali, 2018). Uji autokorelasi penelitian ini menggunakan Durbin
Watson test dengan Sunyoto (2012) yang menyebutkan bahwa Durbin Watson lebih
besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 < DW < +2) maka tidak terjadi autokorelasi
Page 67
52
dalam model regresi tersebut. Hasil uji autokorelasi dari penelitian ini dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi pada Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman)
yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,948a ,899 ,895 219,34 ,747
a. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt
b. Dependent Variable: LABABERSIHt
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson yang didapat adalah
sebesar 0,747 dimana nilai tersebut lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 < DW
< +2), sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.
4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression)
Analisis regresi linear berganda merupakan metode analisis yang digunakan
untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2018). Model regresi linear berganda yang digunakan dalam
penelitain sebagai berikut:
Y = 𝛼 + 𝛽1X1 + 𝛽2X2 + e
Page 68
53
Keterangan:
Y = Laba Bersih
𝛼 = Koefisien konstanta
𝛽 = Koefisien regresi
X1 = Biaya Pemasaran
X2 = Biaya Produksi
e = Standard error
Tabel 4.5
Hasil Regresi Linear Berganda pada Industri Barang Konsumsi (Makanan &
Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4336,077 4330,511 1,001 ,322
B.PEMASARANt ,645 ,126 ,731 5,131 ,000
B.PRODUKSIt ,084 ,053 ,227 1,591 ,118
a. Dependent Variable: LABABERSIHt
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23
Persamaan regrsi linear berganda yang menjelaskan pengaruh biaya pemasaran
terhadap laba bersih pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang
terdaftar di BEI pada periode 2017-2019 adalah sebagai berikut:
Y = 𝛼 + 𝛽1X1 + 𝛽2X2 + e
Laba Bersih = 43361,077 + 0,645 Biaya Pemasaran + 0,084 Biaya Produksi + e
Page 69
54
Interpretasi dari persamaan regresi pada tabel 4.5 diatas adalah sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 4336,077 memberikan arti bahwa tanpa ada pengaruh dari
biaya pemasaran (X1) dan biaya produksi (X2) maka nilai laba bersih (Y) pada
perusahaan sebesar 4336,077.
b. Koefisien regresi variabel biaya pemasaran (X1) sebesar 0,645 memberikan arti
bahwa biaya pemasaran (X1) berpengaruh yang menunjukkan bahwa setiap
terjadinya peningkatan nilai biaya pemasaran dan variabel independen lainnya
diasumsikan konstan, diprediksikan akan menaikkan nilai laba bersih sebesar
0,645.
c. Koefisien regresi variabel biaya produksi (X2) sebesar 0,084 memberikan arti
bahwa biaya produksi (X2) berpengaruh yang menunjukkan bahwa setiap
terjadinya peningkatan nilai biaya produksi dan variabel independen lainnya
diasumsikan konstan, diprediksikan akan menaikkan nilai laba bersih sebesar
0,084.
4.1.4 Pengujian Hipotesis
4.1.4.1 Uji t
Uji t adalah untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen
lainnya konstan (Ghozali, 2018). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
Page 70
55
1. Jika t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi (a = 5%) < 0,05 maka variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi (a = 5%) > 0,05 maka variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hasil pengujian menggunakan SPSS 23 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Uji Signifikansi t pada Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman) yang
Terdaftar di BEI Periode 2017-2019
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4336,077 4330,511 1,001 ,322
B.PEMASARANt ,645 ,126 ,731 5,131 ,000
B.PRODUKSIt ,084 ,053 ,227 1,591 ,118
a. Dependent Variable: LABABERSIHt
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23
Nilai t tabel adalah sebagai berikut:
t tabel = t (𝛼/2 ; n – k – 1)
= t (0,05/2 ; 51 – 2 – 1)
= t (0,025 ; 48 )
= 2,01063
Page 71
56
a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa untuk pengaruh X1 terhadap Y
dengan nilai t hitung sebesar 5,131 > t tabel 2,01063 dan nilai signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat
pengaruh yang signifikan antara X1 (biaya pemasaran) terhadap Y (laba bersih)
pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI
pada tahun 2017-2019.
b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa untuk pengaruh X2 terhadap Y
dengan nlai t hitung sebesar 1,591 < t tabel 2,01063 dan nilai signifikansi
sebesar 0,118 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak yang berarti tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara X2 (biaya produksi) terhadap Y (laba
bersih) pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di
BEI pada tahun 2017-2019.
4.1.4.2 Uji F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama
atau simultan terhadap variabel independen (Ghozali, 2018). Untuk menguji apakah
terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel dependen dan independen
secara simultan, maka digunakan uji F dengan kriteria sebagai berikut:
Page 72
57
1. Jika F hitung > F tabel atau P value < a (0,05) maka Ha diterima. Hal ini berarti
bahwa secara simultan kedua variabel independen dalam penelitian ini
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika F hitung < F tabel atau P value > a (0,05) maka Ha ditolak. Hal ini berarti
bahwa secara simultan kedua variabel independen dalam penelitian ini tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil
pengujian menggunakan program SPSS 23 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) pada Industri Barang Konsumsi (Makanan &
Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2062,96 2 1031,48 214,395 ,000b
Residual 230,93 48 481,11
Total 2293,89 50
a. Dependent Variable: LABABERSIHt
b. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23
Nilai F tabel adalah sebagai beikut :
F tabel = F (k ; n – k )
= F (2 ; 51 – 2 )
= F (2; 49)
= 3.19
Page 73
58
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa untuk pengaruh X1, X2 secara
simultan terhadap Y dengan nilai F hitung sebesar 214,395 > F tabel 3.19 dan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa H3 diterima yang berarti
terdapat pengaruh yang signifikan antara X1 (biaya pemasaran), X2 (biaya produksi)
secara simultan terhadap Y (laba bersih) pada industri barang konsumsi (makanan &
minuman) yang terdaftar di BEI pada tahun 2017-2019.
4.1.4.3 Koefisien Determinasi
Koefisen determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018). Hasil pengujian
menggunakan program SPSS 23 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi pada Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman)
yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,948a ,899 ,895 219343,03484
a. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23
Berdasarkan tabel 4.8 di atas besarnya adjusted R2 square adalah 0,895, hal ini
berarti 89,5 % variasi laba bersih dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel
independen yaitu biaya pemasaran dan biaya produksi. Sedangkan sisanya (100% -
89,5% = 10,5) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.
Page 74
59
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini menguji pengaruh biaya pemasaran ( X1) dan biaya produksi
(X2) terhadap laba bersih pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) pada
periode 2017-2019. Berikut diuraikan pembahasan mengenai masing-masing hipotesis.
4.2.1 Pengaruh Biaya Pemasaran dan Biaya Produksi terhadap Laba Bersih
Hasil pengujian menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel dimana 214,395 >3.19 dan
nilai signifikansi yaitu sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa H3 diterima
karena variabel biaya pemasaran dan biaya produksi secara bersama-sama atau
simultan berpengaruh terhadap laba bersih pada industri barang konsumsi (makanan &
minuman) yang terdaftar di BEI pada tahun 2017-2019.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Feren Daslim
dkk (2019) yang menyatakan bahwa biaya pemasaran dan biaya produksi berpengaruh
secara simultan terhadap laba bersih. Feren Daslim dkk (2019) mengenai biaya
pemasaran dilihat dari besarnya nilai koefisien regresi dan nilai signifikansi dapat
diketahui bahwa variabel biaya pemasaran lebih dominan berpengaruh terhadap laba
bersih pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI
pada tahun 2017-2019.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya
Achadmad Fathony dan Yulianti Wulandari (2020) yang menyatakan bahwa biaya
pemasaran dan biaya produksi berpengaruh secara simultan berpengaruh terhadap laba
Page 75
60
bersih perusahaan. Biaya pemasaran yang dilakukan dengan optimal akan dapat
meningkatkan laba bersih.
Hasil penelitian ini menunjukkan biaya pemasaran dan biaya produksi
berpengaruh secara simultan atau bersama-sama dikarenakan dalam penggunaan biaya
pemasaran dan biaya produksi dilakukan dengan efisien. Perusahaan melakukan
strategi yang baik dan benar dalam tujuannya yaitu untuk meningkatkan laba bersih
perusahaan. Strategi yang dilakukan dengan cara meminimalisir pemborosan yang
terjadi. Menghentikan kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang meningkatkan laba
bersih perusahaan.
4.2.2 Pengaruh Biaya Pemasaran terhadap Laba Bersih
Nilai thitung variabel biaya pemasaran terhadap laba bersih, t hitung sebesar
5,131 > t tabel 2,01063 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih
pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI pada tahun
2017-2019.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Feren Daslim
dkk (2019) yang menyatakan bahwa biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih.
Perusahaan yang melakukan pemasaran dengan baik dan dapat menekan biaya-biaya
pemasaran sehingga tidak berlebihan memberikan keuntungan pada perusahaan
tersebut. Adapun biaya pemasaran yang dilakukan secara umum yaitu, iklan, promosi,
perjalanan dinas. Untuk dapat bersaing perusahaan melakukan promosi dengan
Page 76
61
menggunakan iklan yang dimasukkan ke biaya pemasaran. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa biaya pemasaran yang dilakukan dapat meningkatkan kenaikan laba bersih,
dikarenakan segala biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan pemasaran
adalah tujuan utamanya untuk menunjang kegiatan penjualan, sehingga demikian biaya
pemasaran yang dikeluarkan menyebabkan peningkatan volume penjualan yang
akhirnya mempengaruhi kenaikan laba bersih. Biaya pemasaran naik diharapkan laba
bersih akan naik dan sebaliknya jika biaya pemasaran turun maka laba bersih akan
turun.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Masta
Sembiring dan Siti Aisyah Siregar (2018) yang menyatakan bahwa biaya pemasaran
berpengaruh positif dan signfikan terhadap laba bersih perusahaan. Biaya pemasaran
dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan laba bersih
pada perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di
BEI pada periode 2017-2019.
Hasil penelitian menyatakan bahwa biaya pemasaran berpengaruh terhadap
meningkatkan laba bersih. Bukti ini menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh
perusahaan sudah baik dan benar dan juga dalam penggunaan biaya sudah efisien
dilakukan dalam pemasaran. Efisien yang dimaksudkan yaitu tidak terjadinya
pemborosan dalam biaya pemasaran dan dilalukan kegiatan-kegiatan yang memang
sesuai dengan pemasaran. Salah satu contoh yang mendorongnya biaya pemasaran
berpengaruh dalam meningkatkan laba bersih yaitu promosi dan iklan.
Page 77
62
Perusahaan melakukan promosi dan iklan agar banyak yang mengenal produk
perusahaan tersebut di masyarakat umum. Perusahaan industri barang konsumsi
(makanan & minuman) harus melakukan promosi dan iklan jika tidak melakukan hal
tersebut tidak ada masyarakat yang mengenal produk dari perusahaan tersebut. Jika
banyak yang mengenal produk tersebut akan banyak menarik perhatian pembeli.
Pembeli yang banyak membeli produk tersebut pada akhirnya akan meningkatkan laba
bersih perusahaan.
4.2.3 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih
Nilai thitung variabel biaya produksi terhadap laba bersih, t hitung sebesar 1,591
< t tabel 2,01063 dan nilai signifikansi sebesar 0,118 > 0,05. dapat disimpulkan bahwa
H2 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh antara biaya produksi terhadap laba
bersih pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI
pada tahun 2017-2019. Biaya produksi tidak terdapat pengaruh terhadap laba bersih
perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya
Achadmad Fathony dan Yulianti Wulandari (2020) yang menyatakan bahwa biaya
produksi tidak berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan. Artinya setiap kenaikan
atau penurunan biaya produksi tidak berpengaruh terhadap laba bersih sebab itu biaya
produksi belum mampu memberikan pengaruh yang baik untuk laba bersih pada
perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI
pada tahun 2017-2019.
Page 78
63
Hasil penelitian ini juga di dukung sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Mulyana, 2017) yang menyatakan bahwa biaya produksi tidak berpengaruh
terhadap laba bersih. Biaya produksi diharapkan dapat lebih memaksimalkan agar lebih
berperan dan berpengaruh dalam meningkatkan laba bersih perusahaan dan
menggunakan strategi yang baik dan benar.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa biaya produksi tidak berpengaruh dalam
meningkatkan laba bersih. Hal itu terjadi karena tidak dilakukannya strategi yang baik
dan benar dalam biaya produksi dan tidak efisiennya biaya yang dilakukan dalam biaya
produksi. Biaya produksi terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.
Tidak berpengaruhnya biaya produksi dalam hal bahan baku salah satunya
pemborosan bahan baku yang berlebihan. Pembelian bahan baku dan penyimpanan
persediaan yang berlebihan akan menyebabkan laba bersih yang turun dan pastinya
akan mengeluarkan banyak biaya yang digunakan sehingga tidak efisien. Sebaiknya
biaya tersebut digunakan untuk keperluan lain yang menunjang kegiatan produksi. Jika
bahan baku digunakan dengan efisien akan menambah volume produk untuk dijual.
Jika volume produksi meningkat akan meningkatkan laba bersih perusahaan.
Tidak berpengaruhnya biaya produksi dalam hal tenaga kerja langsung salah
satunya biaya tenaga kerja yang berlebihan yang digunakan oleh perusahaan. Biaya
tenaga kerja langsung yang digunakan tidak sesuai dengan kinerja pegawai tersebut.
Pemborosan biaya tenaga kerja langsung sebaiknya diminimalisir dan biaya tersebut
digunakan untuk kegiatan yang menunjang laba bersih perusahaan.
Page 79
64
Tidak berpengaruhnya biaya produksi dalam hal biaya overhead pabrik salah
satunya yaitu penggunaan mesin dan peralatan dengan tidak efisien. Biaya overhead
pabrik yang terlalu boros akan mengurangi laba bersih. Sebaiknya penggunaan mesin
dan peralatan lainnya digunakan untuk memproduksi sehingga dihasilkan volume
produksi yang sesuai dengan target perusahaan tersebut. Biaya produksi belum optimal
dan belum mampu memberikan pengaruh yang baik untuk laba bersih.
Page 80
65
Hasil pengujian hipotesis dengan uji F dan uji T di atas, dapat diringkas seperti
pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9
Kesimpulan Hipotesis
Hipotesis Hasil Uji F Hasil Uji t Kesimpulan
Fhitung Ftabel thitung ttabel
H1:
Pengaruh biaya
pemasaran
terhadap laba
bersih perusahan
5,131 2,01063 thitung > ttabel
yang
menyatakan
bawa H1
diterima
H2:
Pengaruh biaya
produksi terhadap
laba bersih
perusahaan
1,591 2,01063 thitung < ttabel
yang
menyatakan
bahwa H2
ditolak
H3:
Pengaruh biaya
pemasaran dan
biaya produksi
terhadap laba
bersih perusahaan
214,395 3.19 Fhitung > Ftabel
yang
menyatakan
bahwa H3
diterima
Page 81
66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris bagaimana
pengaruh biaya pemasaran dan biaya produksi terhadap laba bersih perusahaan pada
industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2017-2019. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
oleh peneliti pada bab IV, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan pada
perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2019. Hal ini menunjukkan bahwa
biaya pemasaran memiliki pengaruh terhadap laba bersih perusahaan.
2. Biaya produksi tidak berpengaruh terhadap terhadap laba bersih perusahaan
pada perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2019.
3. Biaya pemasaran dan biaya produksi secara simultan terhadap laba bersih
perusahaan pada perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman)
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2019.
Page 82
67
5.2 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, hal
ini disebabkan karena terdapatnya keterbatasan penelitian. Beberapa keterbatasan ini
diharapkan dapat dikurangi bukan dihindari untuk penelitian selanjutnya, adapun
keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
1. Sampel penelitian ini merupakan perusahaan industri barang konsumsi
(makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hanya
mempunyai sampel sebanyak 17 perusahaan dalam hal ini perusahan tersebut
termasuk kedalam kategori industri manufaktur namun dalam penelitian ini
hanya meneliti 1 industri dari total keseluruhan industri manufaktur yaitu 3
industri, sehingga kurang menjelaskan variabel-variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini secara menyeluruh laba bersih perusahaan.
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data keuangan berupa
biaya pemasaran, biaya produksi dan laba bersih pada perusahaan industri
barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI pada periode
2017-2019.
Page 83
68
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan dari penelitian ini, maka peneliti
menganjurkan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah periode tahun yang terbaru
(2020) agar dapat menggambarkan kondisi yang optimal.
2. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan industri barang konsumsi
(makanan & minuman). Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat
memperluas sampel penelitian.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mencoba menggunakan model dan
karakteristik pengambilan sampel yang berbeda dengan yang digunakan pada
penelitian saat ini.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang
belum digunakan dalam penelitian ini.
Page 84
69
DAFTAR PUSTAKA
Badriyah, H. (2015). Buku Pintar Akuntansi Biaya Untuk Orang Awam . jakarta :
Penerbit HB.
Basu, P., Joglekar, G., Rai, S., Suresh, P., & Vernon, J. (2008). Analysis of
manufacturing costs in pharmaceutical companies. Journal of Pharmaceutical
Innovation, 3(1), 30–40. https://doi.org/10.1007/s12247-008-9024-4
Bustami, B., & Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
Daslim, F., Harahap, S., & Elidawati. (2019). Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya
Pemasaran terhadap Laba pada PT. Sumatera Hakarindo Medan. Jurnal Bisnis
Kolega, 5(2), 70–83.
Djamalu, N. (2013). Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. Jurnal
Akuntansi FE USU, Vol.20, No(1), 25–39.
http://jurnal.unnur.ac.id/index.php/manners/search/search
Dunia, F. A., & Wasilah, A. (2009). Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat.
Ergat, A. (2019). BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA OPERASIONAL YANG
BERPENGARUH TERHADAP LABA BERSIH (Survey Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Dasar & Kimia Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-
2018). Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–14.
http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-
8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbe
co.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SIST
EM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI
Fathony, A. A., & Wulandari, Y. (2020). PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN
BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH PADA
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VIII Aditya. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 11(1),
43–54.
Felicia, & Gultom, R. (2018). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Kualitas dan Biaya
Promosi Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek. Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX, 1(1), 1–12.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 :
Update PLS Regresi. In Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Page 85
70
Hamzah, M. . (2002). Pengaruh Kebijakan Promosi Terhadap Penjualan Obat-Obatan
PT. Kimia Farma (PERSERO) Tbk. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis.
Harahap, S. S. (2005). Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Pers.
Harnanto. (2017). Akuntansi Biaya “Sistem Biaya Historis.” Yogyakarta : Andi
Offseet.
Ibrahim, M. (2014). Pengaruh Biaya Sales Eksekutif Dan Biaya Distribusi Terhadap
Volume Penjualan Pada PT. Syngenta Regional Sales Area Sulawesi Selatan dan
Barat. Makassar. Universitas Hasanuddin.
Khairul Anwar Rambe. (2017). Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada
PT. Arwana Citramulia Tbk. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PADANGSIDIMPUAN, 77.
Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat.
Mulyadi. (2018). Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Mulyana, A. (2017). PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA PROMOSI
TERHADAP LAB AUSAHA SAMSUNG Co TAHUN 2009-2015. Jurnal
Manajemen Indonesia, 17(3), 185. https://doi.org/10.25124/jmi.v17i3.1155
Mursid. (2016). Manajemen Pemasaran Edisi 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Nafarin, M. (2009). Penganggaran Perusahaan Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.
Okti, L. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Financial Distress Menggunakan
Survival Analysis. JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi), 6(1),
31–42. https://doi.org/10.34203/jimfe.v6i1.2031
Rustami, P., Kirya, I. K., & Cipta, W. (2014). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi,
Dan Volume Penjualan Terhadap Laba Pada Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis.
Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1), 1–9.
Sembiring, M., & Siregar, siti A. (2018). Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya
Pemasaran terhadap Laba Bersih. Jurnal Studi Akuntansi & Keuangan, 2(3), 135–
140.
Sugiyono. (2017). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, D. (2012). Analisis Validitas dan Asumsi Klasik. Yogyakarta Penerbit Gava
Media.
Supriyono. (2018). Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok.
Yogyakarta: BPFE.
Page 86
71
Sutodjo, S., & Kleinsteubeur, F. (1997). Strategi Pemasaran. Jakarta: Damar Mulia
Pustaka.
Syaifullah, H. (2014). Buku Praktis Akuntansi Biaya & Keuangan. Jakarta: Laskar
Aksara.
Van Triest, S., Bun, M. J. G., Van Raaij, E. M., & Vernooij, M. J. A. (2009). The
impact of customer-specific marketing expenses on customer retention and
customer profitability. Marketing Letters, 20(2), 125–138.
https://doi.org/10.1007/s11002-008-9061-2
www.idx.co.id
Page 87
72
LAMPIRAN 1
Daftar Biaya Produksi Industri Barang Konsumsi ( Makanan & Minuman )
Tahun 2017-2019
NO KODE 2017 2018 2019
1 ADES 353.705.000.000 409.695.000.000 404.956.000.000
2 ALTO 220.973.146.395 261.497.951.567 302.040.144.585
3 BTEK 945.126.000.000 1.018.000.000.000.000 721.308.401.884
4 BUDI 2.074.815.000.000 2.588.350.000.000 2.447.549.000.000
5 CAMP 368.986.872.920 389.960.986.122 426.145.995.957
6 CEKA 3.826.170.174.965 3.269.735.302.213 2.684.406.865.371
7 CLEO 391.122.194.030 587.473.793.070 693.860.452.683
8 DLTA 198.409.644.000 244.464.343.000 226.975.144.000
9 HOKI 1.044.000.000.000 1.228.000.000.000 1.394.450.000.000
10 ICBP 23.056.518.000.000 26.163.802.000.000 27.841.065.000.000
11 IIKP 26.085.659.502 25.735.256.911 26.000.284.316
12 INDF 15.083.856.000.000 17.613.588.000.000 16.848.826.000.000
13 MGNA 166.231.204.727 246.559.849.692 54.315.208.841
14 MLBI 1.123.814.000.000 1.203.934.000.000 1.415.644.000.000
15 PCAR 131.886.969.450 162.601.527.525 45.870.818.849
16 PSDN 1.206.450.384.623 1.173.905.684.494 1.018.012.746.555
17 ROTI 1.183.552.485.333 1.276.015.371.343 1.488.017.779.006
18 ULTJ 3.073.700.000.000 3.456.800.000.000 3.972.000.000.000
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Page 88
73
LAMPIRAN 2
Daftar Biaya Pemasaran Industri Barang Konsumsi ( Makanan & Minuman )
Tahun 2017-2019
NO KODE 2017 2018 2019
1 ADES 140.779.000.000 104.286.000.000 98.373.000.000
2 ALTO 23.941.275.960 27.547.841.915 19.535.607.685
3 BTEK 6.767.360.472 3.496.772.120 2.689.965.251
4 BUDI 12.966.000.000 3.703.000.000 1.846.000.000
5 CAMP 164.391.127.883 179.392.442.498 223.896.745.986
6 CEKA 72.724.361.949 77.735.839.903 48.951.237.291
7 CLEO 96.992.948.421 104.897.672.129 132.630.863.790
8 DLTA 157.245.312 175.692.185 166.486.011
9 HOKI 52.068.785.657 35.260.004.286 31.124.408.909
10 ICBP 4.013.447.000.000 4.429.860.000.000 5.006.244.000.000
11 IIKP 1.094.123.499 978.419.526 1.108.233.146
12 INDF 7.237.120.000.000 7.817.444.000.000 8.489.356.000.000
13 MGNA 20.137.525.993 18.918.073.530 7.942.558.971
14 MLBI 525.328.000.000 610.693.000.000 367.927.000.000
15 PCAR 2.749.667.445 4.086.802.918 2.106.023.217
16 PSDN 17.129.269.596 17.654.476.268 19.516.036.975
17 ROTI 806.041.606.458 976.075.541.127 1.142.309.010.382
18 ULTJ 689.769.000.000 855.358.000.000 908.877.000.000
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Page 89
74
LAMPIRAN 3
Daftar Laba Bersih Industri Barang Konsumsi ( Makanan & Minuman )
Tahun 2017-2019
NO KODE 2017 2018 2019
1 ADES 38.242.000.000 52.958.000.000 83.885.000.000
2 ALTO 41.170.844.444 28.766.887.750 41.931.497.727
3 BTEK 31.477.334.742 76.001.730.866 83.843.800.594
4 CAMP 43.421.734.614 61.947.295.689 76.758.829.457
5 CEKA 107.420.886.839 92.649.656.775 215.459.200.242
6 CLEO 50.174.000.000 63.262.000.000 130.756.000.000
7 DLTA 279.772.635.000 338.130.000.000 382.715.025.900
8 HOKI 47.964.100.000 90.190.000.000 103.720.000.000
9 ICBP 3.543.173.000.000 4.658.781.000.000 5.360.029.000.000
10 IIKP 21.413.000.000 17.802.000.000 85.544.000.000
11 INDF 5.145.063.000.000 4.961.851.000.000 5.902.729.000.000
12 MGNA 27.276.121.994 10.877.700.259 1.891.978.428
13 MLBI 1.322.067.000.000 1.224.807.000.000 1.206.000.000.000
14 PCAR 103.570.000.000 236.010.000.000 7.400.000.000
15 PSDN 146.979.000.000 195.093.000.000 162.752.000.000
16 ROTI 36.005.365.328 59.724.779.679 80.223.000.000
17 ULTJ 115.535.000.000 138.642.000.000 162.040.000.000
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Page 90
75
LAMPIRAN 4
Descriptive
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
b.pemasaran 51 210,6 848,9 109,5 209,9
b.produksi 51 458,7 533,8 650,1 129,2
Lababersih 51 370,9 590,2 883,9 159,1
Valid N
(listwise) 51
LAMPIRAN 5
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 B.PRODUKSIt,
B.PEMASARANtb
. Enter
a. Dependent Variable: LABABERSIHt
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,948a ,899 ,895 219343,03484 ,747
a. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt
b. Dependent Variable: LABABERSIHt
Page 91
76
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2062,96 2 1031,48 214,395 ,000b
Residual 230,93 48 481,11
Total 2293,89 50
a. Dependent Variable: LABABERSIHt
b. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4336,077 4330,511 1,001 ,322
B.PEMASARANt ,645 ,126 ,731 5,131 ,000 ,103 9,674
B.PRODUKSIt ,084 ,053 ,227 1,591 ,118 ,103 9,674
a. Dependent Variable: LABABERSIHt
Coefficient Correlationsa
Model B.PRODUKSIt B.PEMASARANt
1 Correlations B.PRODUKSIt 1,000 -,947
B.PEMASARANt -,947 1,000
Covariances B.PRODUKSIt ,003 -,006
B.PEMASARANt -,006 ,016
a. Dependent Variable: LABABERSIHt
Page 92
77
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant)
B.PEMASAR
ANt
B.PRODUK
SIt
1 1 2,584 1,000 ,05 ,01 ,01
2 ,388 2,580 ,93 ,02 ,02
3 ,027 9,728 ,01 ,97 ,98
a. Dependent Variable: LABABERSIHt
LAMPIRAN 6
Charts
Page 94
79
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation
214911,40560032
Most Extreme
Differences
Absolute ,115
Positive ,115
Negative -,081
Kolmogorov-Smirnov Z ,822
Asymp. Sig. (2-tailed) ,508
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.