Modul Mata Kuliah Metodologi Penelitian Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota PERTEMUAN I Tujuan mata kuliah : Memberikan pengetahuan dasar dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah Memahami lingkup dan metode penelitian bidang disiplin Memahami dan mampu mendesain serta melaksanakan penelitian ilmiah Memahami dan mampu menyusun laporan penelitian ilmiah Syarat untuk dapat melakukan penelitian ilmiah : Memahami konsep dasar ilmu pengetahuan dan penelitian Menguasai Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian Pokok Bahasan : Pendahuluan Metode ilmiah Desain Penelitian Pengukuran Desain Skala Desain Pengambilan Sampel Metode Pengumpulan Data Usulan Penelitian
138
Embed
Esa Unggul Universitytkt313.weblog.esaunggul.ac.id/.../233/2015/02/Metodol… · Web viewMenguasai Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian Pokok Bahasan : Pendahuluan Metode ilmiah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN I
Tujuan mata kuliah :
Memberikan pengetahuan dasar dan pemahaman tentang ilmu
pengetahuan dan penelitian ilmiah
Memahami lingkup dan metode penelitian bidang disiplin
Memahami dan mampu mendesain serta melaksanakan penelitian ilmiah
Memahami dan mampu menyusun laporan penelitian ilmiah
Syarat untuk dapat melakukan penelitian ilmiah :
Memahami konsep dasar ilmu pengetahuan dan penelitian
Menguasai Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Pokok Bahasan :
Pendahuluan
Metode ilmiah
Desain Penelitian
Pengukuran
Desain Skala
Desain Pengambilan Sampel
Metode Pengumpulan Data
Usulan Penelitian
Penulisan Laporan Penelitian
Referrence
o Sekaran Uma, “Research Method For Business : A Skill Building Approach”,
3rd ed.,John Willey, New York. 2000
o Zikmund William G, “Business Research Methods”, 5 th ed., Dryden Press,
Florida. 2000
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
o Cooper Donald R., C. William Emory, “ Business Research Methods”, 5 th ed.,
Richard D. Irwin, Inc. 1995
o Nazir, M., Metode Penelitian., Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988.
o Singarimbun Masri, Sofyan Effendi, “ Metode Penelitian Survei”, Rev.ed,
LP3ES, Jakarta, 1987.
o Franklin B.J. H.W. Osborne.” Issue and Insights”. Wadswort Publishing Co.
o Suriasumantri, J.S. “ Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer”. Pustaka Sinar
Harapan, 1993.
o Nasoetion, A. H. “ Pengantar ke Filsafat Sains”. cetakan ketiga. Lintera Antar
Nusa .1999.
PENDAHULUAN
Mengapa melakukan penelitian
1. Rasa ingin tahu (curiosity)
2. Ada masalah
Manusia makhluk berfikir ( Homo Sapiens ), Berpikir sesuai jalan pikiran
masing-masing Manusia berintekrasi dengan alam Membentuk sejumlah
pengalaman (pengetahuan) Pengetahuan
o Kebenaran : kesesuaian antara pengetahuan dengan fenomena (objek),
cara mencari kebenaran (empirik, argumentatif)
o Keyakinan : cukup alasan bahwa pengetahuan tsb benar, tetapi
keyakinan tidak selalu benar.
o Kepastian : membuktikan sendiri bahwa keyakinannya benar
Kebenaran pengetahuan
Rasionalisme rasio deduktif
Empirik Pengalaman induktif
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Intuisi
Maslow - Pengalaman puncak
Nietsche - intelegensi yg paling tinggi
Wahyu
Diberikan oleh Tuhan melalui Nabi
Ilmu (science)
o Asal kata ; sciere, scio (Latin), ‘alima (Arab)
o Tidak semua pengetahuan adalah ilmu pengetahuan (science)
o Science diperoleh melalui metode ilmiah
o Metode ilmiah memiliki sistematika tertentu
Ilmu (science)
Beberapa definisi ilmu (science) antara lain :
1. Pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik, sehingga dapat
disimpulkan dalil tertentu menurut kaidah yang umum.
2. Pengetahuan yang sudah diuji kebenaranya dan diatur menurut urutan
dan arti secara menyeluruh dan sistematik.
3. Kumpulan aturan yang menjelaskan hubungan unsur unsur/elemen yang
terdapat di dunia
4. Kumpulan teori yang menjelaskan hubungan antar fakta/fenomena untuk
memahami hakikat suatu obyek atau untuk mendpatkan pengetahuan
tentang obyek tersebut
Cakupan ilmu sangat luas sehingga konsepnya sulit didefinisikan dengan
batas yang jelas
Ciri-ciri ilmu
1. Terstruktur secara sistematis
2. Hasil observasi empiris
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
3. Bersifat obyektif tidak dipengaruhi oleh nilai pribadi (sesuai dengan
objek)
4. Jelas, dapat diuji secara terbuka
Filsafat ilmu : filsafat yang menelusuri dan menyelidiki segala sesuatu
tentang ilmu termasuk cara memperolehnya.
Pembagian ilmu atas dasar
(1) apa yang dikerjakan (alam, sosial)
(2) metode yang digunakan(kedokteran, teknik, psikologi dll)
Penelitian (research)
o Upaya pencarian, penyelidikan terhadap pengetahuan baru atau
pembentukan tafsiran (interpretasi) baru dari ilmu pengetahuan
o Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari
fakta,prinsip-prinsip suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk
menetapkan sesuatu (Webster’s)
o Penelitian adalah metode studi yang dilakukan melalui penyelidikan yang
hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tsb (Hillway)
o Penelitian adalah a way of thinking
Penelitian
Penelitian ilmiah :
Investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari proposisi
hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger, 1986)
Merupakan pemeriksaan secara kritis berbagai aspek dari disiplin ilmu dan
profesi tertentu, memahami dan memformulasikan prinsip-prinsip yang
mendasari berbagai prosedurnya serta mengembangkan dan menguji teori
teori baru dalam memperdalam disiplin ilmu dan profesi tersebut (Kumar)
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Definisi penelitian (research)
Penelitian bisnis :
Proses sistematis dan obyektif yang meliputi pengumpulan, pencatatan,
analisis data untuk pengambilan keputusan bisnis (Zikmud, 2000)
Suatu penyelidikan sistematis yang memberikan informasi untuk menuntun
keputusan bisnis (Cooper & Emory, 1995)
Suatu upaya sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah
yang muncul dalam dunia kerja yang memerlukan solusi (Sekaran, 2000)
Penelitian Ilmiah :
Focuses on solving problems and pursues a step-by-step logical, organized,
rigorous method to identify problems, gather data, analyze them and draw
valid conclusions thereform (Sekaran)
Jadi penelitian ilmiah : Adalah aplikasi secara formal dan sistematis dari
metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab masalah
Ciri-ciri penelitian :
1. Fokus pada masalah
2. Pandangan “curious”
3. Original (keaslian)
4. Terbuka dan jujur
5. Menggunakan pengukuran yang akurat
6. Didasari asumsi : setiap fenomena mengikuti hukum tertentu
Penelitian merupakan proses yang berjalan terus menerus
Hasil suatu penelitian adalah ilmu yang setelah diuji
kebenarannya akan memberikan suatu kebenaran ilmiah.
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Research Method for Business (Uma Sekaran, 2003, International Ed., John Willey &
Son)
Simply the process of finding solutions to a problem after thorough study
and analysis of the situational factor.
Decision making process good decision
1. identify where exactly the problem lies
2. recognize the relevant factor in the situation needing investigation
3. what type of information are to be gathered
4. how to make use of information so collected and draw appropriate
conclusions to make the right decision
5. how to implement the result of this process to solve the problem
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN II
Berpikir ilmiah
Pengetahuan adalah hasil kegiatan berpikir
Berpikir adalah kegiatan mental yang sulit (Thinking is hard work)
Ilmu adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya
Pengertian Berpikir Ilmiah : berpikir secara analitis menggunakan
logika/penalaran tertentu dengan sikap skeptis.
Analitis : menganalisis persoalan yang relevan dan tidak relevan, masalah utama
atau penunjang
Menggunakan logika : berpikir berdasarkan logika (metode deduktif dan induktif)
dengan pertimbangan objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat
Sikap skeptis : menanyakan bukti/fakta, atau berdasarkan fakta
Perangkat berpikir ilmiah
Untuk dapat berpikir ilmiah diperlukan sarana berupa bahasa, logika ,
matematika, statistika
Bahasa : alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran
Logika : pola berpikir (penalaran).
o Sillogisme : Jika premis-premis (pernyataan) benar maka kesimpulan
benar
Matematika : sarana berpikir deduktif
Statistika : sarana berpikir induktif]
Metode berpikir
Analyse : consider the various components of whole and try to describe the
inter-relationships between them
Compare : examine the characteristics of the objects in question to
demonstrate their similarities and their differences
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Contrast : examine the characteristics of the objects in question to
demonstrate their differences
Define : give a definition or state term of reference
Describe : give an account
Metode berpikir
Discuss : present the different aspects of a question or problem
Enumerate : give a listing
Evaluate : examine various sides of a question and try to reach a judgement
Examine critically : act as a judge or critic, appraise
Illustrate : give an example, explain, draw a figure
Prove : demonstrate or show by logical argument
Summarise : state the main points briefly
Penalaran
Proses penalaran (Penarikan Kesimpulan)
1. Penalaran Deduktif : menarik kesimpulan bersifat individual (khusus) dari
peryataan yang bersifat umum
Berpikir menggunakan rasio, tanpa perlu bukti nyata
Melahirkan aliran rasionalisme
Penerapan dalam mengarahkan penelitian mengikuti urutan : teori,
kelompok. Sedangkan untuk penelitian deskriptif, dianjurkan menggunakan
ukuran sampel 10%-20% dari populasi yang terjangkau.
(8) Tingkat resiko. Percoban yang sifatnya merusak atau berbahaya, semakin besar
risiko, maka sampel semakin kecil.
(9) Metode penarikan sampel. Ukuran sampel pada penarikan sampel berkelompok
(cluster sampling) lebih besar dibandingkan dengan simpel random sampling.
(10)Biaya, waktu, dan tenaga. Pemilihan sampel mempertimbangkan biaya, waktu,
dan tenaga.
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Rancangan Penarikan Sampel
(1) Merumuskan persoalan yang ingin diketahui.
(2) Menentukan populasi penelitian
(3) Menentukan unit sampling. Unit sampling adalah satuan terkecil menjadi
anggota sampel. Misalnya untuk mengetahui tingkat pendidikan keluarga,
unitnya adalah ayah, ibu, dan anak (nenek tidak termasuk).
(4) Menentukan cara pengukuran dan penilaian. Misalnya untuk mengukur tingkat
kepuasan konsumen, perlu dirancang alat ukurnya.
(5) Menentukan cara pengumpulan data, apakah dengan wawancara, melakukan
tes, dsb.
(6) Menentukan metode analisis yang akan digunakan.
(7) Menentukan ukuran sampel. Jangan terlalu kecil, tetapi jangan terlalu besar.
(8) Menentukan teknik pengambilan sampel agar sampel representatif.
2. Teknik Penarikan Sampel
Pada dasarnya ada dua macam teknik penarikan sampel, yaitu pengambilan
sampel secara random (random sampling) atau probability sampling, dan
pengambilan sampel yang bersifat tidak random, yaitu sampel dipilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu; misalnya purposif sampling.
Pada bagian ini akan dibahas metode pengambilan sampel secara random
yang meliputi sampel random sederhana (simple random sampling), sampel random
sistematik (systematic random sampling), sampel random distratifikasi (stratified
random sampling), sampel random gugus sederhana (simple cluster random
sampling), dan sampel random gugus tertahap.
1. Pengambilan Sampel Random Sederhana
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Sampel random sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian
rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi
mempunyai kesempatan atau peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
Misalnya jika banyaknya unit dalam populasi adalah N dan ukuran sampel adalah n,
maka besarnya peluang setiap unit elementer untuk terpilih sebagai sampel adalah
n/N. Ini berarti bahwa setiap (semua) unit elementer dalam populasi harus dapat
diidentifikasi dan termuat dalam kerangka sampling.
Metode pengambilan sampel dengan random sederhana dapat ditempuh
melalui cara undian, tabel bilangan random, atau dengan menggunakan komputer.
Suatu hal yang perlu dicatat adalah bahwa pengambilan sampel secara
random dapat digunakan apabila unit-unit elementer dalam populasi mempunyai
karakteristik yang homogen atau dapat dianggap homogen. Jika unit-unit elementer
dalam populasi tidak homogen, maka pengambilan sampel dengan random
sederhana belum dapat digunakan, dan mungkin kita menggunakan teknik lain,
misalnya pengambilan sampel dengan cara random distratifikasi.
2. Pengambilan Sampel Random Sistematik (systematic Random Sampling)
Apabila banyaknya satuan elementer dalam populasi cukup besar dan telah
tersusun secara sistematik dalam suatu daftar atau telah tersusun menurut pola
atau aturan tertentu, maka cara pengambilan sampel dengan random sederhana
kurang tepat digunakan, yang sesuai adalah sistematik random sampling.
Sistematik random sampling adalah cara pengambilan sampel, dimana hanya
unsur pertama yang dipilih secara random, sedang unsur-unsur berikutnya dipilih
secara sistematik menurut suatu pola tertentu.
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Secara teknik pengambilan sampel dengan cara sistematik random dapat
dijelaskan sebagai berikut. Misalkan jumlah satuan-satuan elementer dalam
populasi adalah N dan ukuran sampel yang dikehendaki adalah n, maka hasil bagi
N/n dinamakan interval sampel dan bisanya diberi simbol k. Unsur pertama dalam
sampel dipilih secara random dari satuan elementer bernomor urut 1 sampai
dengan k dari populasi. Jika yang terpilih adalah satuan elementer bernomor urut s,
maka unsur-unsur selanjutnya dalam sampel ditentukan sebagai berikut:
Unsur pertama = s
Unsur kedua = s + k
Unsur ketiga = s + 2k
Unsur keempat = s + 3k, dan seterusnya.
Misalnya jumlah unit dalam populasi sebesar 200 unit, dan besar sampel
yang dikehendaki misalnya 40 unit. Berarti k = 200/40 = 5.
Unsur pertama dapat dipilih secara random dari nomor urut 1 – 5. Jika yang terpilih
adalah unit dengan nomor urut 3, unit-unit sampel berikutnya adalah (3 + 5) = 8, (3 +
10) = 13, (3 + 15) = 18, (3 + 20) = 23, dan seterusnya, sehingga diperoleh unit sampel
sebanyak 40 unit.
3. Pengambilan Sampel Random Distratifikasi (Stratified Random Sampling)
Jika satuan-satuan elementer dalam populasi tidak homogen, maka
pengambilan sampel dengan cara random tidak dapat digunakan. Oleh karena itu,
pada kasus di mana karakteristik populasi tidak homogen, maka populasi dapat
distratifikasi atau dibagi-bagi ke dalam sub-sub populasi sedemikian, sehingga
satuan-satuan elementer dalam masing-masing sub-populasi menjadi homogen.
Kemudian pengambilan sampel dengan cara random dapat dilakukan pada setiap
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
sub-populasi. Perlu dipahami bahwa pengertian homogenitas dalam hal ini terkait
dengan variabel penelitian. Misalnya, kita ingin meneliti pengetahuan metodologi
Mahasiswa dalam menyusun tugas akhir di Universitas Esa Unggul Jakarta.
Populasinya adalah semua Mahasiswa yang kuliah di universitas Esa Ungul. Jelas
bahwa populasi tidak homogen, karena di Universitas esa unggul misalnya terdapat
lima program studi dengan jurusan yang berbeda-beda. Untuk itu, populasi dibagi-
bagi menjadi lima sub-populasi, yaitu sub-populasi prodi 1, sub-populasi prodi 2,
sub-populasi prodi 3, sub-populasi prodi 4, dan sub-populasi prodi 5. Kemudian
ditetapkan ukuran sampel untuk masing-masing sub-populasi, boleh proporsional
boleh juga tidak.
Jika tidak proporsional, misalnya dapat diambil 100 orang untuk setiap sub-
populasi, sehingga diperoleh 500 orang yang akan menjadi sampel penelitian.
Pengambilan 100 orang dari setiap sub-populasi tersebut dilakukan secara random.
Jika proporsional, misalnya populasi terdiri dari 5 kelompok prodi atau strata
yang mempunyai ciri berbeda, populasi memerlukan penarikan sampel yang diwakili
secara proporsional.
Misalnya
Prodi I : jumlah anggota populasi = 120 Mahasiswa
Prodi 2 : jumlah anggota populasi = 80 Mahasiswa
Prodi 3 : jumlah anggota populasi = 60 Mahasiswa
Prodi 4 : jumlah anggota populasi = 140 Mahasiswa
Prodi 5 : jumlah anggota populasi = 100 Mahasiswa
Proporsi jumlah anggota populasi tiap prodi = 120 : 80 : 60 : 140 : 100.
Apabila ukuran sampel yang dinginkan 50, maka:
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Sampel dari prodi 1 =
120500
x 50=12 Mahasiswa
Sampel dari prodi 2 =
80500
x 50= 8 Mahasiswa
Sampel dari prodi 3 =
60500
x 50= 6 Mahasiswa
Sampel dari prodi 4 =
140500
x 50=14 Mahasiswa
Sampel dari prodi 5 =
100500
x 50=10 Mahasiswa
Pengambilan sampel di masing-masing prodi dilakukan secara acak.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan metode
pengambilan sampel random distratifikasi, yaitu :
a. Ada kriteria yang jelas sebagai dasar untuk membuat stratifikasi, misalnya
pogram studi berbeda karena berbeda jurusan.
b. Kriteria yang digunakan tersebut berdasarkan data pendahuluan yang telah
diperoleh atau dapat juga berdasarkan pengetahuan teoretik.
c. Jika ukuran sampel proporsional, maka harus diketahui dengan tepat jumlah
satuan-satuan elementer yang ada di setiap sub-populasi.
Keunggulan metode pengambilan sampel ini adalah sangat mungkin semua
ciri dalam populasi yang heterogen dapat terwakili, dan dimungkinkan bagi peneliti
untuk menyelidiki perbedaan antara sub-sub populasi atau memasukkan sub-sub
populasi sebagai variabel moderator dari penelitian.
4. Pengambilan Sampel Random gugus Sederhana (Simple Cluster Random
Sampling)
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Sampai saat ini pembahasan yang dilakukan adalah mengenai metode
sampling di mana analisis atau satuan penelitian (misalnya orang, rumah, bidang
tanah, dan lain-lain) sudah tersusun dalam suatu daftar.
Dalam praktek kita sering kali dihadapkan dengan kenyataan di mana kerangka
sampling yang digunakan untuk dasar pemilihan sampel belum tersedia atau tidak
lengkap atau bahkan sangat sulit diperoleh. Untuk mengatasi hal tersebut, unit-unit
analisis dalam populasi dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang disebut clusters
dan ini akan merupakan satuan-satuan dari mana sampel akan diambil.
Pengambilan gugus yang akan menjadi sampel dilakukan secara random, dengan
catatan bahwa gugus-gugus yang ada dalam populasi mempunyai ciri yang
homogen. Semua unit analisis yang ada dalam gugus terpilih harus diselidiki.
Misalnya populasi penelitian kita adalah warga masyarakat di Kabupaten A,
tetapi daftar dari warga masyarakat tersebut sulit diperoleh. Dalam kasus ini, warga
masyarakat di Kabupaten A dikelompokkan ke dalam Kelurahan, kemudian dipilih
secara random 3 Kelurahan untuk menjadi sampel penelitian. Jadi sampel yang
diselidiki adalah semua warga masyarakat yang berada pada tiga Kelurahan sampel
tersebut.
5. Pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap
Dalam praktek sering dijumpai populasi yang letaknya sangat tersebar secara
geografis, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampling dari semua
unsur-unsur yang terdapat dalam populasi. Untuk mengatasi hal ini, unit-unit
analisis dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang merupakan satuan-satuan dari
mana sampel akan diambil. Pengambilan sampel melalui tahap-tahap tertentu.
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Satu populasi dapat dibagi ke dalam gugus tingkat pertama; gugus-gugus
tingkat pertama dapat dibagi lagi ke dalam gugus-gugus tingkat kedua; gugus-gugus
tingkat kedua dapat dibagi lagi ke dalam gugus-gugus tingkat ketiga; dan seterusnya.
Sebagai contoh, jika kita mempunyai populasi warga masyarakat di Propinsi
A, populasi tersebut dapat dibagi kedalam kabupaten-kabupaten sebagai gugus
tingkat pertama, Kecamatan-kecamatan sebagai gugus-gugus tingkat kedua, dan
desa-desa sebagai gugus tingkat ketiga. Cara pengambilan sampel untuk contoh ini
misalnya sebagai berikut :
a. Dipilih lima Kabupaten secara random dari X Kabupaten di Propinsi A.
b. Dari masing-masing Kabupaten terpilih, dipilih tiga Kecamatan secara random,
sehingga diperoleh 15 Kecamatan sampel.
c. Dari masing-masing Kecamatan sampel dipilih lagi secara random dua desa,
sehingga diperoleh 30 desa sampel.
d. Semua warga masyarakat yang berada pada ke-30 desa sampel tersebut akan
diselidiki sebagai sampel penelitian.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel1
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswa SMP Negeri kelas 1 tahun
pelajaran 2004/2005 di Kecamatan Pasarkemis Kabupaten Tangerang. Adapun
teknik pengambilan sampel, dipilih secara multistage random sample yakni
sampling acak yang dilakukan berdasarkan gugus bertahap. Teknik pengambilan
sampel ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo2 dan Kerlinger3 yang menyatakan
bahwa pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan dengan cara membagi wilayah 1 Maksum, 2004. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Siswa Dan Kemampuan Awal Siswa
Dengan Hasil Belajar Matematika, Jakarta: Tesis.2 Soekidjo Notoatmojo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,
h. 87-88.3 Fred N. Kerlinger. 1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral, diterjemahkan olehLandung R
Simatupang. Yogyakarta: Universitaas Gadjah Mada, h. 207.
CONTOH : POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
populasi ke dalam sub-sub populasi, dan tiap-tiap sub populasi dibagi kedalam
bagian-bagian yang lebih kecil, dan seterusnya.
Dalam penelitian ini, mula-mula diambil beberapa sekolah sebagai sampel.
Dari beberapa sekolah yang terkena sampel ini diambil beberapa kelas sebagai
sampel, dan akhirnya dari beberapa kelas yang terkena sampel tersebut diambil
beberapa siswa sebagai sampel. Sedangkan untuk menentukan ukuran sampel
yang representatif mewakili populasi dengan tingkat kepercayaan 95% diambil
berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan,4 sehingga diperoleh ukuran sampel yang
diperlukan tergambar pada teknik pengambilan sampel berikut ini:
Stage I:Mengambil secara random 2 sekolah dari 3 sekolah negeri dengan jumlah
kelas 17 kelas.
Stage II: Mengambil secara random 5 kelas dari 17 kelas dengan jumlah siswa
190 siswa
Stage III: Dari 190 Siswa, dicari sampelnya berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan ,
sehingga diperoleh 127 siswa.
Selanjutnya untuk memperoleh data empirik tentang variabel perhatian
orang tua siswa, dipilih 40 siswa sebagai responden uji coba. Sedangkan 127 siswa
dari SMPN 1 Pasarkemis dan SMPN 3 Pasarkemis dipilih sebagai responden
penelitian akhir. Data dari masing-masing responden dijaring melalui kuesioner
tertutup dengan menggunakan skala bertingkat (rating-scale) Likert.
Penggunaan adopsi dari skala Likert pada penelitian ini didasarkan pada
pendapat Djaali bahwa skala Likert ialah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
4 Sugiyono. 2001. Statistik Nonparametris: Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta, h. 11-12.
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
suatu gejala atau fenomena pendidikan5, Sedangkan Selltiz menyatakan
penggunaan skala Likert lebih mudah dikonstruksi dari pada skala Thurstone selain
itu skala Likert memberikan koefisien korelasi lebih tinggi dari pada skala Thurstone.6
Untuk memperoleh data empirik tentang variabel kemampuan awal,
masing-masing reponden/sumber data dijaring melalui tes akademik umum dengan
instrument tes baku yang telah tersedia, sedangkan untuk variabel terikat hasil
belajar matematika siswa dijaring melalui tes bentuk pilihan ganda yang
instrumentnya disusun oleh peneliti
6. Pemilihan Alat Pengumpulan Data
Kesalahan yang sering terjadi
Jenis alat pengumpul data tidak tepat
Skala pengukuran tidak sesuai dengan karakteristik data yang akan
dikumpulkan
Contoh:
Teknik wawancara : performance appraisal pimpinan
Skala likert : opini responden berpendidikan rendah
Alat Pengumpul Data Yang Baik
Validitas (kasahihan)
sejauh mana “ jenis alat ukur ” sesuai untuk mengukur apa yang ingin diukur
ketepatan Reliabilitas (keandalan)
indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya konsistensi
orang sama, waktu berlainan5 Djaali, Pudji Muljono dan Ramly. 2000. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, h. 40.6 Lewis R. Aiken 1997. Psychological Testing and Assessment. London: Allyn and Bacon, h. 254.
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
orang beda, waktu berlainan
1. Metode test – retest
- sampel yang sama diukur 2 kali, alat ukur sama
- jarak waktu 2 minggu
- alat ukur ideal jika H1 = H2
- reliabilitas alat ukur korelasi H1 dan H2
- nilai dapat dibandingkan dengan “ tabel angka kritik nilai r “
2. Metode test – pretest paralel
Gunakan 1 obyek, dengan 2 alat ukur
reliable kedua alat ukur memberi hasil sama
Gunakan 2 obyek, dengan 1 alat ukur
PERTEMUAN IX
PENELITIAN SAMPEL
4 Parameter y menentukan “Sample representative “
1. Variabel Populasi
Tingkat keragaman (heterogenetis) Individu dalam populasi
2. Ukuran / besar sample
Makin besar makin representative
Makin homogen ukuran kecil, cukup representatif
3. Teknik Penentuan sample
Populasi tidak homogen sempurna makin acak representatif
4. Kecermatan memasukkan cirri-ciri populasi
Makin lengkap cirri populasi y dimasukkan dalam sample makin
representative sampel
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
SIFAT METODE PENGAMBILAN SAMPEL IDEAL
1. Memberikan gambaran keseluruhan populasi
2. Sederhana, mudah pelaksanaan
3. Efisien keterangan sebanyak mungkin, biaya rendah
4. memberikan gambaran tingkat ketelitian
UKURAN SAMPEL
5 % ukuran populasi
10 % ukuran populasi
Tergantung heterogenitas individu dalam populasi
Faktor Pertimbanganh Menentukan Ukuran Sampel
1. Derajat keragaman populasi
2. Tingkat ketelitian yang diinginkan
3. Analsisis yang direncanakan
4. Tenaga, Biaya dan Waktu
METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1. Secara Acak (random / probability)
2. Tidak Acak
Beberapa contoh :
a. Pngambilan Sampel Acak Sederhana
Tiap individu populasi punya kesempatan sama jadi anggota sampel
Besarnya peluang
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Cara pengambilan sample
1. Diundi Tiap Individu Pop
Tidak sesuai untuk pop besar
Sulit mengundi sempurna
Kecenderungan angka favorit
2. Gunakan Tabel Random
Sesuai untuk pop besar
Kesempatan sama untuk tiap individu
Populasi bersifat homogen
b. Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)
- Ukuran populasi harus besar
- Populasi homogen
- Cara
Individu I, dipilih acak
Interval sample k = N/n
Nisal : S, S + K, S + 2K
c. Pengambilan Sampel Acak Distratifikasi (Stratified Random Sampling)
- Populasi tidak homogen
- Populasi berlapis (strata) homogen
- Tiap lapisan diambil sample secara acak
- Syarat penggunaan
Kriteria membuat stratifikasi harus jelas (variable)
Ada data pendahuluan populasi, variable Y dipakai
Jumlah individu tiap lapisan
- Besar sample tiap lapisan berimbang
tidak berimbang
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
- Contoh : perlu n total = 150
N stratum I = 1500 n stratum I = 1500/3000 x 150 = 75
N stratum II = 1000 n stratum II = 1000/3000 x 150 = 50
N stratum III = 500 n stratum III = 500/3000 x 150 = 25
3000 150
d. Pengambilan Sampel Gugus Sederhana (Simple Cluster Sampling)
- Tidak ada data lengkap tentang populasi
- Individu dikelompokkan menurut gugus
Contoh : Penelitian terhadap kabupaten
Dipilih desa secara acak (pantai, gunung)
e. Pengambilan Sampel Gugus Bertahap
- Populasi dibagi jadi gugus tingkat I
- Gugus tingkat I tingkat II
Contoh : Penelitian terhadap suatu propinsi
Sample tingkat I : Kabupaten terpilih
Sample tinglat II : Desa terpilih dan seterusnya
f. Pengambilan Sampel Wilayah ( Area Sampling )
Daerah penelitian wilayah-wilayah sample
g. Pengambilan Sampel Tidak Acak
- Berdasarkan pertimbangan tertentu (tujuan penelitian)
- Perlu diketahui sifat populasi sample = populasi
7. PENGUMPULAN DATA
Jenis Data
Primer : Langsung dari sumber pertama
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Sekunder : Tidak langsung dari sumber pertama
Disusun dalam bentuk tertulis
Kualitas data primer ditentukan :
1. Mutu alat pengumpul/ pengukur “ validitas & reabilitas
2. Kualifikasi pengumpul data
3. Ketertiban prosedur
Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
1. Pengukuran
Bidang Ilmu Alat Ukur Hasil Pengukuran
Eksakta Instrumentasi fisik/ baku Kontinyu, berdistribusi normal
Interval : suhu
Rasio : waktu, panjang
Diskrit
Ordinal : kualitas bahan
Sosial 1. Wawancara
2. Observasi
3. Kuisioner
4. Kombinasi
Kontinyu
Rasio : rata-rata umur
Rata-rata penghasilan
Diskrit
Nominal : agama, kelamin
Ordinal : kelas ekonomi
2. Penghitungan Diskrit Rasio : ∑ penduduk
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
A. OBSERVASI (Pengamatan)
Tujuan : mengamati mengerti eksplorasi obyek penelitian
Obyek : belum banyak diketahui
Syarat pelaksanaan :
1. Pengamatan harus sistematis
2. Keadaan obyek waja
3. Obyek harus representative
4. Pengamatan valid reliable
Cara pengamatan :
1. Partisipatif : peneliti menjadi bagian kelompok ŷ diamati
2. Non partisipatif : peneliti berada di luar kelompok ŷ diamati
P. Partisipatif P. Non Partisipatif
Keuntungan
- Obyek tidak terpengaruh oleh
kehadiran pengamat
Kerugian
- Pengamat mudah terpengaruh
oleh obyek tidak tajam
- Pengamat lebih obyektif dan
tajam
- Obyek menjadi tidak wajar
karena merasa diamati
Perlu diperhatikan :
1. Rumusan hipotesis dan tujuan penelitian mengarahkan
pengamatan
2. Teknik pengamatan terkontrol standar ukuran obyektif
3. Pencatatan kondisi pengamatan keterbatasan
4. Hindari prasangka (pengamatan subyektif)
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
B. WAWANCARA
- Proses mengumpulkan informasi melalui komunikasi verbal (Tanya
jawab)
- Proses komunikasi antara responden (R) dan pewawancara (P)
ditentukan : saling mengenal atau tidak saling mengenal
- Jika tidak saling mengenal, hasil ditentukan :
1. Sikap, bakat, pengalaman (P)
2. Keahlian (P) agar (R) mau berbicara
3. Jenis informasi ŷ dikumpulkan (sensitif)
JENIS PENGGUNAAN WAWANCARA
1. Pengobatan kejiwaan (psikoterapi ) validitas
2. Keahlian (P) agar (R) mau berbicara
3. jenis informasi ŷ dikumpulkan (sensitive)
KLASIFIKASI WAWANCARA
1. WAKTU PENGGUNAAN
- awal penelitian/ studi pendahuluan
- eksplorasi data
- akhir penelitian konfirmasi hasil
2. JENIS & TUJUAN PENELITIAN
- pengumpulan pendapatan
- mengungkap fakta
- motivasi (selera) : riset pasar
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
3. KEBEBASAN DAN KEDALAMAN
- tercermin pada bentuk pertanyaan, lama dan frekuensi
wawancara
- jenis
a. W. KLINIS
- jumlah pertanyaan sedikit, monolog
- berulang-ulang, tidak diarahkan oleh (P)
- (P) diperhatikan jawaban, tingkah laku, kosa kata
- untuk mengatasi hambatan kejiwaan
b. W. MENDALAMN
- (P) lebih direktif, berulang
- masalah gerak kejiwaan (introvert, reaktif)
c. W. DENGAN JAWABAN BEBAS
- pertanyaan tidak direncanakan
- mempelajari stimulasi t3 dengan banyak pertanyaan
d. W. TERFOKUS
- sama dengan no. c
- ada teman sebagai acuan
e. W. DENGAN PERTANYAAN TERBUKA
- kurang bebas
- pertanyaan direncanakan sebelumnya
- mengikuti urutan t3
f. W. DENGAN PERTANYAN TERTUTUP
- paling tidak bebas
- (R) hanya memilih jawaban ŷ disediakan
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
SITUASI
Waktu
Tempat
Kehadiran orang lain
Sikap masyarakat
PEWAWANCARA
Karakteristik sosial
Ketrampilan berkomunikasi
Motivasi
Rasa aman
Peka untuk ditayangkan
Sukar untuk ditayangkan
Tingkat minat
Sumber kekhawatiran
Faktor yang mempengaruhi interaksi dalam wawancara
RESPONDEN
Karakteristik sosial Kemampuan menjawab Kemauan menjawab
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
C. KUISIONER (Angket)
- Alat komunikasi antara (P) dan (R) berupa daftar pertanyaan
- Diisi oleh (R)
- Jenis : 1. Kuisioner wawancara
2. Kuisioner tertulis, perhatikan :
- Data tidak sensitif
- (R) mampu menuangkan pikiran secara tertulis
PENYEBARAN KUISIONER
Pertimbangan
1. Tingkat ketelitian hipotesis
2. Kejujuran jawaban
3. Kedalaman informasi
4. Jenis responden
5. Biaya
UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH (R) YANG MENJAWAB
1. Dirangsang agar mau mengisi :
Tampilan menarik, anonim, kegunaannya, singkat, mudah
dimengerti
2. Mengingatkan (R) agar mengisi
Kirimkan susulan, kirim surat
JENIS KUISIONER
1. K. Tertutup
2. K. Terbuka
3. K. Kombinasi tertutup & terbuka
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
- selain pilihan jawaban, kesempatan menjawab bebas
K. TERBUKA K. TERTUTUP
Keuntungan :
- (R) bebas menjawab
- Jawaban dapat menggali obyek
lebih luas
Kerugian :
- Pengolahan data sulit
- Pengisian makan waktu
- Harapan pengembalian
- Hasil penelitian dipengaruhi
kemampuan (R)
- Pengisian lebih cepat
- Harapan dikembalikan lebih
besar
- Pengolahan data mudah
- (R) tidak bebas menjawab
- Pilihan jawaban mungkin
tidak lengkap
- Tidak membuka obyek
penelitian seluas-luasnya
SECARA UMUM :
1. ∑ pertanyaan sedikit
pertanyaan tidak
direncanakan
2. ∑ pertanyaan besar
pertanyaan
direncanakan
Jawaban kompleks/ kaya, mendalam
Kebebasan berkomunikasi (P&R)
Pusat perhatian pada (R)
Waktu tidak terbatas, bisa berulang
Jawab pendek, kaku, kedalam terbatas
Kurang bebas berkomunikasi
Pusat perhatian pada permasalahan
Waktu terbatas, biasanya satu kali
PERLU DIPERHATIKAN
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
1. Pengetahuan (R) tentang permasalahan
2. Teknik mengungkapkan informasi
3. Kondisi ŷ mungkin dihadapi (P) :
- (R) tidak sadar apa ŷ ingin diungkapkan
- (R) tidak punya cukup informasi
4. Penerimaan (R)/ penolakan interpretasi berbeda
5. Sikap (P)
6. Saat “Rawan”
PERSYARATAN PENYUSUNAN KUISIONER
1. Rumusan Pertanyaan
a. Bahasa sederhana, mudah dimengerti, sesuai dengan (R)
b. Kalimat pendek
c. Bebas anggapan : (R) punya pengetahuan/ pengalaman t3
d. Melindungi harga diri (R)
e. Hindari kata-kata dengan arti ganda/ tidak jelas
f. Tiap pertanyaan hanya menyajikan satu pikiran
2. Susunan Pertanyaan
a. Mulai dari pertanyaan ŷ mudah sulit
b. Mulai dari pertanyaan ŷ sifatnya menarik
c. Pertanyaan bersifat “agak pribadi” dibagian akhir kuisioner
d. Jika perlu, lebih dari satu pertanyaan untuk satu sasaran
3. Waktu pengisian tidak terlalu lama (+ 30-45 menit)
Pengujian Kuisioner : (pre-test)
1. Banyak jawaban “tidak tahu” pertanyaan tidak jelas
2. Banyak jawaban “ya” atau “tidak” pertanyaan terlalu mengarah
eksplorasi
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
3. Banyak pertanyaan tidak dijawab pertanyaan sulit
dimengerti
4. Banyak jawaban pada bangun terbuka pilihan kurang
lengkap
BANYAK PENYUSUNAN KUISIONER
1. Merumuskan pertanyaan
2. Menentukan format jawaban
3. Menyusun introduksi
4. Seleksi butir-butir pokok pertanyaan
RUMUSAN PERTANYAAN
Pertanyaan tepat : dipersepsi sama oleh semua responden
1. Hindari bias dalam pertanyaan
2. Hindari pertanyaan bermakna ganda
3. Hindari pertanyaan yang tidak dapat dipahami
4. Hati-hati penggunaan kata kunci
FORMAT JAWABAN
Kebebasan dan kedalaman dalam menjawab pertanyaan sangat terbka –
agak terbuka – agak tertutup – sangat tertutup – bipolar
1. Bagaimana pendapat Anda tentang tindakan/ kebijakan Pemerintah
mengatasi perekonomian
2. Apa yang harus dilakukan Perusahaan untuk menstabilkan nilai Rupiah
3. Sistem kurs apa ŷ diterapkan untuk menstabilkan nilai Rupiah
4. Apakaha nda setuju dengan penerapan Sistem Dewan Mata Uang
a. Sangat setuju d. Sangat tidak setuju
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
b. Setuju e. Tidak tahu
c. Tidak setuju
5. Apakah Anda punya simpanan Deposito
a. Punya b. Tidak punya
PENGUKURAN & PENGOLAHAN DATA
PENGUKURAN
Menghubungkan konsep ŷ abstrak (teori) dengan gejala empiris ŷ nyata
Contoh :
Jika temperatur naik, sepotong logam jadi lebih panjang
perlu alat ukur
BEDA PENGUKURAN BIDANG SOSIAL & EKSAKTA
EKSAKTA
Objek jelas kongkrit mudah diukur & dipahami
Langsung mengukur obyek ŷ dimaksud
SOSIAL
Obyek abstrak sulit dibayangkan & diukur
Diukur melalui indikan (cirri-ciri/ atribut) obyek
Contoh :
Teknologi tingkat otomatis
Tingkat persaingan ∑ perusahaan sejenis
Ketrampilan karyawan lama pengalaman, lingkup pekerjaan
PENGUKURAN
Definisi : penetapan/ pemberian angka terhadap objek atau
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
fenomena menurut aturan tertentu
Jenis-jenis Ukuran
1. Nominal
2. Ordinal
3. Interval
4. Rasio
1. Ukuran Nominal
- angka diberikan pelayanan tangibles = 1
- contoh : kualitas pelayanan responsiveness = 2
- Tidak ada operasi matematika reliability = 3
2. Ukuran Ordinal
- pengertian ranking
- contoh = penyebab “botlleneck”
- kecepatan (waktu proses) mesin = 1
- operator = 3
- bahan baku = 2
3. Ukuran Interval
- sifat ordinal + (jarak sama)
- jarak yang sama untuk set objek
- tidak memberikan jumlah absolute dari objek
4. Ukuran Rasio
- mencakup semua ukuran (nominal + ordinal + interval)
- nilai absolut dari objek yang diukur
- mempunyai titik nol
Proses pengukuran terdiri atas :
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
1. Memilih peristiwa yang diamati
2. Menggunakan angka/symbol untuk mewakili aspek ŷ diukur
3. Menerapkan aturan pemetaan (hubungan pengamatan dengan symbol)
Jenis Skala Ciri-ciri Skala Operasi Empiris
1. Nominal
2. Ordinal
3. Interval
4. Rasio
Tidak ada urutan, jarak, ataut
itik awal yang unik
Berurutan, tidak ada jarak atau
titik awal yang unik
Berurutan dan berjarak, tetapi
tidak ada titik awal yang unik
Berurutan, berjarak, dan
memiliki titik awal yang unik
Penentuan kesamaan
Penentuan nilai lebih besar
atau kecil daripada
Penentuan kesamaan interval
atau selisih
Penentuan kesamaan rasio
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN VIII
Pemilihan Alat Pengumpulan Data
Kesalahan yang sering terjadi
Jenis alat pengumpul data tidak tepat
Skala pengukuran tidak sesuai dengan karakteristik data yang akan
dikumpulkan
Contoh:
- Teknik wawancara : performance appraisal pimpinan
- Skala likert : opini responden berpendidikan rendah
Alat Pengumpul Data Yang Baik
1. Validitas (kasahihan)
sejauh mana “ jenis alat ukur ” sesuai untuk mengukur apa yang ingin
diukur ketepatan
2. Reliabilitas (keandalan)
indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya
konsistensi
orang sama, waktu berlainan
orang beda, waktu berlainan
Pengukuran Reliabilitas
1. Metode test – retest
- sampel yang sama diukur 2 kali, alat ukur sama
- jarak waktu 2 minggu
- alat ukur ideal jika H1 = H2
- reliabilitas alat ukur korelasi H1 dan H2
Hasil sama
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
- nilai dapat dibandingkan dengan “ tabel angka kritik nilai r “
2. Metode test – pretest paralel
• Gunakan 1 obyek, dengan 2 alat ukur
reliable kedua alat ukur memberi hasil sama
• Gunakan 2 obyek, dengan 1 alat ukur
Koefisien realibilitas
Rumus korelasi
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN IX
PENELITIAN SAMPEL
5 Parameter y menentukan “Sample representative “
1. Variabel Populasi
Tingkat keragaman (heterogenetis) Individu dalam populasi
2. Ukuran / besar sample
Makin besar makin representative
Makin homogen ukuran kecil, cukup representatif
3. Teknik Penentuan sample
Populasi tidak homogen sempurna makin acak representatif
4. Kecermatan memasukkan cirri-ciri populasi
Makin lengkap cirri populasi y dimasukkan dalam sample makin
representative sampel
SIFAT METODE PENGAMBILAN SAMPEL IDEAL
1. Memberikan gambaran keseluruhan populasi
2. Sederhana, mudah pelaksanaan
3. Efisien keterangan sebanyak mungkin, biaya rendah
4. memberikan gambaran tingkat ketelitian
UKURAN SAMPEL
5 % ukuran populasi
10 % ukuran populasi
Tergantung heterogenitas individu dalam populasi
Faktor Pertimbanganh Menentukan Ukuran Sampel
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
1. Derajat keragaman populasi
2. Tingkat ketelitian yang diinginkan
3. Analsisis yang direncanakan
4. Tenaga, Biaya dan Waktu
METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1. Secara Acak (random / probability)
2. Tidak Acak
Beberapa contoh :
h. Pngambilan Sampel Acak Sederhana
Tiap individu populasi punya kesempatan sama jadi anggota sampel
Besarnya peluang
Cara pengambilan sample
1. Diundi Tiap Individu Pop
Tidak sesuai untuk pop besar
Sulit mengundi sempurna
Kecenderungan angka favorit
2. Gunakan Tabel Random
Sesuai untuk pop besar
Kesempatan sama untuk tiap individu
Populasi bersifat homogen
i. Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)
- Ukuran populasi harus besar
- Populasi homogen
- Cara
Individu I, dipilih acak
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Interval sample k = N/n
Nisal : S, S + K, S + 2K
j. Pengambilan Sampel Acak Distratifikasi (Stratified Random Sampling)
- Populasi tidak homogen
- Populasi berlapis (strata) homogen
- Tiap lapisan diambil sample secara acak
- Syarat penggunaan
Kriteria membuat stratifikasi harus jelas (variable)
Ada data pendahuluan populasi, variable Y dipakai
Jumlah individu tiap lapisan
- Besar sample tiap lapisan berimbang
tidak berimbang
- Contoh : perlu n total = 150
N stratum I = 1500 n stratum I = 1500/3000 x 150 = 75
N stratum II = 1000 n stratum II = 1000/3000 x 150 = 50
N stratum III = 500 n stratum III = 500/3000 x 150 = 25
3000 150
k. Pengambilan Sampel Gugus Sederhana (Simple Cluster Sampling)
- Tidak ada data lengkap tentang populasi
- Individu dikelompokkan menurut gugus
Contoh : Penelitian terhadap kabupaten
Dipilih desa secara acak (pantai, gunung)
l. Pengambilan Sampel Gugus Bertahap
- Populasi dibagi jadi gugus tingkat I
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
- Gugus tingkat I tingkat II
Contoh : Penelitian terhadap suatu propinsi
Sample tingkat I : Kabupaten terpilih
Sample tinglat II : Desa terpilih dan seterusnya
m. Pengambilan Sampel Wilayah ( Area Sampling )
Daerah penelitian wilayah-wilayah sample
n. Pengambilan Sampel Tidak Acak
- Berdasarkan pertimbangan tertentu (tujuan penelitian)
- Perlu diketahui sifat populasi sample = populasi
PENGUMPULAN DATA
Jenis Data
Primer : Langsung dari sumber pertama
Sekunder : Tidak langsung dari sumber pertama
Disusun dalam bentuk tertulis
Kualitas data primer ditentukan :
1. Mutu alat pengumpul/ pengukur “ validitas & reabilitas
2. Kualifikasi pengumpul data
3. Ketertiban prosedur
Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
3. Pengukuran
Bidang Ilmu Alat Ukur Hasil Pengukuran
Eksakta Instrumentasi fisik/ baku Kontinyu, berdistribusi normal
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Interval : suhu
Rasio : waktu, panjang
Diskrit
Ordinal : kualitas bahan
Sosial 5. Wawancara
6. Observasi
7. Kuisioner
8. Kombinasi
Kontinyu
Rasio : rata-rata umur
Rata-rata penghasilan
Diskrit
Nominal : agama, kelamin
Ordinal : kelas ekonomi
4. Penghitungan Diskrit Rasio : ∑ penduduk
D. OBSERVASI (Pengamatan)
Tujuan : mengamati mengerti eksplorasi obyek penelitian
Obyek : belum banyak diketahui
Syarat pelaksanaan :
5. Pengamatan harus sistematis
6. Keadaan obyek waja
7. Obyek harus representative
8. Pengamatan valid reliable
Cara pengamatan :
3. Partisipatif : peneliti menjadi bagian kelompok ŷ diamati
4. Non partisipatif : peneliti berada di luar kelompok ŷ diamati
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
P. Partisipatif P. Non Partisipatif
Keuntungan
- Obyek tidak terpengaruh oleh
kehadiran pengamat
Kerugian
- Pengamat mudah terpengaruh
oleh obyek tidak tajam
- Pengamat lebih obyektif dan
tajam
- Obyek menjadi tidak wajar
karena merasa diamati
Perlu diperhatikan :
1. Rumusan hipotesis dan tujuan penelitian mengarahkan
pengamatan
2. Teknik pengamatan terkontrol standar ukuran obyektif
3. Pencatatan kondisi pengamatan keterbatasan
4. Hindari prasangka (pengamatan subyektif)
E. WAWANCARA
- Proses mengumpulkan informasi melalui komunikasi verbal (Tanya
jawab)
- Proses komunikasi antara responden (R) dan pewawancara (P)
ditentukan : saling mengenal atau tidak saling mengenal
- Jika tidak saling mengenal, hasil ditentukan :
4. Sikap, bakat, pengalaman (P)
5. Keahlian (P) agar (R) mau berbicara
6. Jenis informasi ŷ dikumpulkan (sensitif)
JENIS PENGGUNAAN WAWANCARA
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
1. Pengobatan kejiwaan (psikoterapi ) validitas
2. Keahlian (P) agar (R) mau berbicara
3. jenis informasi ŷ dikumpulkan (sensitive)
KLASIFIKASI WAWANCARA
4. WAKTU PENGGUNAAN
- awal penelitian/ studi pendahuluan
- eksplorasi data
- akhir penelitian konfirmasi hasil
5. JENIS & TUJUAN PENELITIAN
- pengumpulan pendapatan
- mengungkap fakta
- motivasi (selera) : riset pasar
6. KEBEBASAN DAN KEDALAMAN
- tercermin pada bentuk pertanyaan, lama dan frekuensi
wawancara
- jenis
a. W. KLINIS
- jumlah pertanyaan sedikit, monolog
- berulang-ulang, tidak diarahkan oleh (P)
- (P) diperhatikan jawaban, tingkah laku, kosa kata
- untuk mengatasi hambatan kejiwaan
b. W. MENDALAMN
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
- (P) lebih direktif, berulang
- masalah gerak kejiwaan (introvert, reaktif)
c. W. DENGAN JAWABAN BEBAS
- pertanyaan tidak direncanakan
- mempelajari stimulasi t3 dengan banyak pertanyaan
d. W. TERFOKUS
- sama dengan no. c
- ada teman sebagai acuan
e. W. DENGAN PERTANYAAN TERBUKA
- kurang bebas
- pertanyaan direncanakan sebelumnya
- mengikuti urutan t3
f. W. DENGAN PERTANYAN TERTUTUP
- paling tidak bebas
- (R) hanya memilih jawaban ŷ disediakan
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
SITUASI
Waktu
Tempat
Kehadiran orang lain
Sikap masyarakat
PEWAWANCARA
Karakteristik sosial
Ketrampilan berkomunikasi
Motivasi
Rasa aman
ISI WAWANCARA
Peka untuk ditayangkan
Sukar untuk ditayangkan
Tingkat minat
Sumber kekhawatiran
Faktor yang mempengaruhi interaksi dalam wawancara
RESPONDEN
Karakteristik sosial Kemampuan menjawab Kemauan menjawab
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
F. KUISIONER (Angket)
- Alat komunikasi antara (P) dan (R) berupa daftar pertanyaan
- Diisi oleh (R)
- Jenis : 1. Kuisioner wawancara
2. Kuisioner tertulis, perhatikan :
- Data tidak sensitif
- (R) mampu menuangkan pikiran secara tertulis
PENYEBARAN KUISIONER
Pertimbangan
6. Tingkat ketelitian hipotesis
7. Kejujuran jawaban
8. Kedalaman informasi
9. Jenis responden
10. Biaya
UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH (R) YANG MENJAWAB
3. Dirangsang agar mau mengisi :
Tampilan menarik, anonim, kegunaannya, singkat, mudah dimengerti
4. Mengingatkan (R) agar mengisi
Kirimkan susulan, kirim surat
JENIS KUISIONER
4. K. Tertutup
5. K. Terbuka
6. K. Kombinasi tertutup & terbuka
- selain pilihan jawaban, kesempatan menjawab bebas
K. TERBUKA K. TERTUTUP
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Keuntungan :
- (R) bebas menjawab
- Jawaban dapat menggali obyek
lebih luas
Kerugian :
- Pengolahan data sulit
- Pengisian makan waktu
- Harapan pengembalian
- Hasil penelitian dipengaruhi
kemampuan (R)
- Pengisian lebih cepat
- Harapan dikembalikan lebih
besar
- Pengolahan data mudah
- (R) tidak bebas menjawab
- Pilihan jawaban mungkin
tidak lengkap
- Tidak membuka obyek
penelitian seluas-luasnya
SECARA UMUM :
3. ∑ pertanyaan sedikit
pertanyaan tidak
direncanakan
4. ∑ pertanyaan besar
pertanyaan
direncanakan
Jawaban kompleks/ kaya, mendalam
Kebebasan berkomunikasi (P&R)
Pusat perhatian pada (R)
Waktu tidak terbatas, bisa berulang
Jawab pendek, kaku, kedalam terbatas
Kurang bebas berkomunikasi
Pusat perhatian pada permasalahan
Waktu terbatas, biasanya satu kali
PERLU DIPERHATIKAN
7. Pengetahuan (R) tentang permasalahan
8. Teknik mengungkapkan informasi
9. Kondisi ŷ mungkin dihadapi (P) :
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
- (R) tidak sadar apa ŷ ingin diungkapkan
- (R) tidak punya cukup informasi
10. Penerimaan (R)/ penolakan interpretasi berbeda
11. Sikap (P)
12. Saat “Rawan”
PERSYARATAN PENYUSUNAN KUISIONER
4. Rumusan Pertanyaan
g. Bahasa sederhana, mudah dimengerti, sesuai dengan (R)
h. Kalimat pendek
i. Bebas anggapan : (R) punya pengetahuan/ pengalaman t3
j. Melindungi harga diri (R)
k. Hindari kata-kata dengan arti ganda/ tidak jelas
l. Tiap pertanyaan hanya menyajikan satu pikiran
5. Susunan Pertanyaan
a. Mulai dari pertanyaan ŷ mudah sulit
b. Mulai dari pertanyaan ŷ sifatnya menarik
c. Pertanyaan bersifat “agak pribadi” dibagian akhir kuisioner
d. Jika perlu, lebih dari satu pertanyaan untuk satu sasaran
6. Waktu pengisian tidak terlalu lama (+ 30-45 menit)
Pengujian Kuisioner : (pre-test)
1. Banyak jawaban “tidak tahu” pertanyaan tidak jelas
2. Banyak jawaban “ya” atau “tidak” pertanyaan terlalu mengarah
3. Banyak pertanyaan tidak dijawab pertanyaan sulit dimengerti
4. Banyak jawaban pada bangun terbuka pilihan kurang lengkap
BANYAK PENYUSUNAN KUISIONER
5. Merumuskan pertanyaan
6. Menentukan format jawaban
eksplorasi
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
7. Menyusun introduksi
8. Seleksi butir-butir pokok pertanyaan
RUMUSAN PERTANYAAN
Pertanyaan tepat : dipersepsi sama oleh semua responden
5. Hindari bias dalam pertanyaan
6. Hindari pertanyaan bermakna ganda
7. Hindari pertanyaan yang tidak dapat dipahami
8. Hati-hati penggunaan kata kunci
FORMAT JAWABAN
Kebebasan dan kedalaman dalam menjawab pertanyaan sangat terbka – agak terbuka –
agak tertutup – sangat tertutup – bipolar
6. Bagaimana pendapat Anda tentang tindakan/ kebijakan Pemerintah mengatasi
perekonomian
7. Apa yang harus dilakukan Perusahaan untuk menstabilkan nilai Rupiah
8. Sistem kurs apa ŷ diterapkan untuk menstabilkan nilai Rupiah
9. Apakaha nda setuju dengan penerapan Sistem Dewan Mata Uang
a. Sangat setuju d. Sangat tidak setuju
b. Setuju e. Tidak tahu
c. Tidak setuju
10. Apakah Anda punya simpanan Deposito
a. Punya b. Tidak punya
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PENGUKURAN & PENGOLAHAN DATA
PENGUKURAN
Menghubungkan konsep ŷ abstrak (teori) dengan gejala empiris ŷ nyata
Contoh :
Jika temperatur naik, sepotong logam jadi lebih panjang
perlu alat ukur
BEDA PENGUKURAN BIDANG SOSIAL & EKSAKTA
EKSAKTA
Objek jelas kongkrit mudah diukur & dipahami
Langsung mengukur obyek ŷ dimaksud
SOSIAL
Obyek abstrak sulit dibayangkan & diukur
Diukur melalui indikan (cirri-ciri/ atribut) obyek
Contoh :
Teknologi tingkat otomatis
Tingkat persaingan ∑ perusahaan sejenis
Ketrampilan karyawan lama pengalaman, lingkup pekerjaan
PENGUKURAN
Definisi : penetapan/ pemberian angka terhadap objek atau
fenomena menurut aturan tertentu
Jenis-jenis Ukuran
1. Nominal
2. Ordinal
3. Interval
4. Rasio
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
5. Ukuran Nominal
- angka diberikan pelayanan tangibles = 1
- contoh : kualitas pelayanan responsiveness = 2
- Tidak ada operasi matematika reliability = 3
6. Ukuran Ordinal
- pengertian ranking
- contoh = penyebab “botlleneck”
- kecepatan (waktu proses) mesin = 1
- operator = 3
- bahan baku = 2
7. Ukuran Interval
- sifat ordinal + (jarak sama)
- jarak yang sama untuk set objek
- tidak memberikan jumlah absolute dari objek
8. Ukuran Rasio
- mencakup semua ukuran (nominal + ordinal + interval)
- nilai absolut dari objek yang diukur
- mempunyai titik nol
Proses pengukuran terdiri atas :
4. Memilih peristiwa yang diamati
5. Menggunakan angka/symbol untuk mewakili aspek ŷ diukur
6. Menerapkan aturan pemetaan (hubungan pengamatan dengan symbol)
Jenis Skala Ciri-ciri Skala Operasi Empiris
5. Nominal
6. Ordinal
Tidak ada urutan, jarak, ataut
itik awal yang unik
Berurutan, tidak ada jarak atau
titik awal yang unik
Penentuan kesamaan
Penentuan nilai lebih besar
atau kecil daripada
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
7. Interval
8. Rasio
Berurutan dan berjarak, tetapi
tidak ada titik awal yang unik
Berurutan, berjarak, dan
memiliki titik awal yang unik
Penentuan kesamaan interval
atau selisih
Penentuan kesamaan rasio
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN X
PENGUMPULAN DATA
Jenis Data
Primer : Langsung dari sumber pertama , diperoleh dengan metode pengumpulan data
Sekunder : Tidak langsung dari sumber pertama , telah disusun dalam bentuk
tertulis
Kualitas data primer ditentukan :
Mutu alat pengumpul/ pengukur “ validitas & reabilitas
Kualifikasi pengumpul data
Ketertiban prosedur
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
Pengukuran : bersifat kontinyu, diskrit
Penghitungan : data bersifat diskrit Contoh : ∑ penduduk
Proses pengukuran
1. OBSERVASI
Tujuan : mengamati, mengerti, eksplorasi obyek penelitian
Obyek : belum banyak diketahui
Syarat pelaksanaan :
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Pengamatan harus sistematis
Keadaan obyek waja
Obyek harus representative
Pengamatan valid reliable
OBSERVASI
Perhatikan :
Rumusan hipotesis dan tujuan penelitian mengarahkan pengamatan
Teknik pengamatan terkontrol, standar ukuran obyektif
Pencatatan kondisi pengamatan keterbatasan
Hindari prasangka (pengamatan subyektif)
Metode pengamatan
Partisipatif : peneliti menjadi bagian kelompok ŷ diamati
Non partisipatif : peneliti berada di luar kelompok ŷ diamati
WAWANCARA
Proses mengumpulkan informasi melalui komunikasi verbal (Tanya jawab)
Proses komunikasi antara responden dan pewawancara
Ditentukan : saling mengenal atau tidak
Jika tidak saling mengenal, hasil ditentukan :
Sikap, bakat, pengalaman (P)
Keahlian (P) agar (R) mau berbicara
Jenis informasi ŷ dikumpulkan (sensitif)
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN XII
artikel asli (hasil penelitian)
catatan pendek ttg penelitian atau metode
ulasan (tinjauan pustaka dan tren riset)
tanggapan/sanggahan
JUDUL
I. surat, koreksi
II. Jumlah kata 12-15 kata
III. Mencerminkan isi dengan pas
IV. Memuat kata-kata kunci
V. Tidak ada singkatan, rumus, jargon
VI. Tidak ada kata “pengaruh”, “studi”, “beberapa”, “pengamatan pada”, ...
VII. Biasanya tidak mengandung kata kerja
VIII. Tak ada metafora seperti puisi, peribahasa
IX. Terjemahannya dalam bahasa Inggris
X. Contoh kurang baik: “Beras: Materi sejati untuk hidup”
PENULIS
Urutan nama penulis harus sudah disepakati
Penulis harus bertanggung jawab atas isi
Taat asas dalam menuliskan nama, khususnya mereka yang tidak memiliki nama
keluarga
Jangan seperti ini: Johara Dj.
Tetapkan penulis korespondensi (diberi tanda)
Semua nama ditulis tanpa gelar
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
ALAMAT
Alamat pos (lebih permanen)
Alamat lebih lengkap untuk penulis korespondensi
Kelaziman sekarang dengan alamat e-mail
Untuk mahasiswa pascasarjana, tuliskan nama perguruan tinggi tempat studi dan
lembaga asal (jika ada)
Contoh tidak baik: Staf pengajar pada Jurusan xxx, Universitas ...
ABSTRAK
Periksa ketentuan jumlah kata maksimum (biasanya 200)
Supaya hemat kata, jangan mengulang judul dalam abstrak
Periksa ketentuan jumlah paragraf
Periksa keutuhan isi abstrak (bukan pengantar)
Hal yang perlu dimuat: pendapat baru, pendekatan atau metode yang diterapkan, hasil-
hasil penting, simpulan
Tidak ada pengacuan ke tabel, ilustrasi, rujukan
Singkatan harus dijelaskan, atau kalau tidak akan digunakan lagi dalam abstrak,
singkatan tidak perlu diperkenalkan
Abstrak berbahasa Inggris: gunakan bantuan program Word
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang permasalahan
Hipotesis (kalau ada)
Status ilmiah dewasa ini
Sering mengacu pustaka yang menjadi landasan atau alasan penelitian
Cara pendekatan atau memecahkan masalah (Mungkin tidak semua masalah yang akan
diatasi)
Tujuan penelitian
Biasanya tidak terlalu ekstensif: ada yang hanya 3-4 paragraf, atau 2 halaman ketik spasi
ganda
Modul Mata KuliahMetodologi PenelitianJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Manfaat penelitian tidak perlu (terbawa dari format usulan penelitian)