Page | 1 TEKNIK SIPIL UNIV RIAU DESAIN JALAN REL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desain Jalan Rel merupakan salah satu mata kuliah pilihan yang tersedia pada Program Studi Teknik Sipil S-1. Desain Jalan Rel adalah bentuk aplikatif dan kompetensi dasar yang menunjang keberhasilan mahasiswa dalam mempelajarinya. Jaringan jalan rel merupakan prasarana transportasi darat yang dapat memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Dalam jumlah sangat besar. Keberadaan jalan rel juga sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi dengan meningkatnya sarana transportasi yang dapat menjangkau seluruh kawasan nusantara. Dari seluruh fungsi dan runutan di atas, maka perencanaan jalan rel harus bertujuan terciptanya lalu lintas yang lancar, aman, cepat, efisien dan ekonomis. Jalan-rel harus memiliki syarat-syarat ekonomis menurut fungsi, volume serta sifat- sifatnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang memenuhi atau sesuai dengan standar perencanaan. Dalam perencanaan, bentuk geometriknya ditetapkan sedemikian rupa sehingga lintasan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal pada lalu lintas sesuai dengan fungsi yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik dan konstruksinya. Perencanaan geometrik jalan rel merupakan bagian dari perkerjaan yang menentukan dimensi yang dinyatakan dari suatu jalan rel beserta bagian-bagiannya. Geometrik jalan rel meliputi: Alinemen Horizontal MEI EFTARIKA H 0707112305
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page | 1
TEKNIK SIPIL UNIV RIAUDESAIN JALAN REL
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Desain Jalan Rel merupakan salah satu mata kuliah pilihan yang tersedia pada
Program Studi Teknik Sipil S-1. Desain Jalan Rel adalah bentuk aplikatif dan kompetensi
dasar yang menunjang keberhasilan mahasiswa dalam mempelajarinya.
Jaringan jalan rel merupakan prasarana transportasi darat yang dapat memegang
peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan
distribusi barang dan jasa. Dalam jumlah sangat besar. Keberadaan jalan rel juga sangat
diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi dengan meningkatnya sarana
transportasi yang dapat menjangkau seluruh kawasan nusantara.
Dari seluruh fungsi dan runutan di atas, maka perencanaan jalan rel harus
bertujuan terciptanya lalu lintas yang lancar, aman, cepat, efisien dan ekonomis. Jalan-rel
harus memiliki syarat-syarat ekonomis menurut fungsi, volume serta sifat-sifatnya. Untuk
itu diperlukan perencanaan yang memenuhi atau sesuai dengan standar perencanaan.
Dalam perencanaan, bentuk geometriknya ditetapkan sedemikian rupa sehingga
lintasan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal pada lalu lintas
sesuai dengan fungsi yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik dan
konstruksinya.
Perencanaan geometrik jalan rel merupakan bagian dari perkerjaan yang
menentukan dimensi yang dinyatakan dari suatu jalan rel beserta bagian-bagiannya.
Geometrik jalan rel meliputi:
Alinemen Horizontal
Alinemen horizontal dititik beratkan pada bagian tikungan jalan yang memenuhi
persyaratan teknik.
Alinemen Vertikal
Alinemen vertikal menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli
dan juga erat hubungannya dengan pembiayaan dan jumlah kecelakaan lalu lintas.
Selain itu dapat menghasilkan keindahan jalan yang harmonis dengan lingkungan alam
sekitas.
Stasiun, wesel, dan komponen-komponenya.
MEI EFTARIKA H0707112305
Page | 2
TEKNIK SIPIL UNIV RIAUDESAIN JALAN REL
1.2. Tujuan Penyelesaian Desain Jalan Rel
Penyelesaian desain jalan rel ini bertujuan untuk memberikan gambaran dari teori-teori yang telah dipelajari pada:
Perencanaan Geometrik Jalan Rel
Perencanaan Struktur Rel
Kekuatan dan klasifikasi tanah, sebagai dasar perletakan konstruksi secara umum
dan khususnya pada konstruksi rel.
Disamping itu, penyelesaian tugas jalan rel ini juga bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan jejang studi Teknik Sipil S1 di Fakultas Teknik Universitas Riau.
MEI EFTARIKA H0707112305
Page | 3
TEKNIK SIPIL UNIV RIAUDESAIN JALAN REL
BAB IIPERMASALAHAN
Dalam perencanaan geometrik jalan rel yang dititik beratkan pada perencanaan
fisik rel akan timbul permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan.
Adapun masalah-masalah tersebut harus dianalisa, didesain, dan dikalkulasikan oleh
seorang perencana teknik (designer engineering).
Berdasarkan topografi, akan ditentukan lintasan jalan yang menghubungkan titik F
dan titik M dengan data-data sebagai berikut :
1. Peta kontur dengan skala = 1 : 8000
2. CBR tanah dasar = 6, 7, 8, 9, 7, 8, 5, 8, 7,8,7,5
3. Curah hujan rata-rata = 1000 mm/ tahun
Sasaran Tugas:
1. Merencanakan alinemen horizontal dan alinemen vertical jalan rel
2. Membuat gambarnya
3. Merencanakan struktur dan komponen jalan rel
4. Merencanakan stasiun pengalih
MEI EFTARIKA H0707112305
Page | 4
TEKNIK SIPIL UNIV RIAUDESAIN JALAN REL
BAB IIILANDASAN TEORI
1.1 Ketentuan Umum
Lintas kereta api direncanakan untuk melewatkan berbagai jumlah angkutan
barang dan/atau penumpang dalam suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan konstruksi
jalan rel harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis dan ekonomis. Secara teknis diartikan konstruksi jalan rel tersebut harus
dapat dilalui oleh kendaraan rel dengan aman dengan tingkat kenyamanan tertentu
selama umur konstruksinya. Secara eknomis diharapkan agar pembangunan dan
pemeliharaan konstruksi tersebut dapat diselenggarakan dengan biaya yang sekecil
mungkin dimana masih memungkinkan terjaminnya keamanan dan tingkat kenyamanan.
Perencanaan konstruksi jalan rel diperngaruhi oleh jumlah beban, kecepatan maksimum,
beban gandar dan pola operasi. Atas dasar ini diadakan klasifikasi jalan rel, sehingga
perencanaan dapat dibuat secara tepat guna.
1.1.1 Kecepatan dan Beban Gandar
a. Kecepatan.
1) Kecepatan Rencana.
Kecepatan rencana adalah kecepatan yang digunakan untuk
merencanakan konstruksi jalan rel.
a) Untuk perencanaan struktur jalan rel.
V rencana = 1,25 x V maks.
b) Untuk perencanaan peninggian
c = 1,25
Ni = Jumlah Kereta api yang lewat.
Vi = Kecepatan Operasi
c) Untuk perencanaan jari-jari lengkung lingkaran dan lengkung
peralihan
Vrencana = Vmaks
2) Kecepatan Maksimum
Kecepatan maksimum adalah kecepatan tertinggi yang diijinkan
untuk operasi suatu rangkaian kereta pada lintas tertentu.
MEI EFTARIKA H0707112305
Page | 5
TEKNIK SIPIL UNIV RIAUDESAIN JALAN REL
3) Kecepatan Operasi
Kecepatan operasi adalah kecepatan rata-rata kereta api pada
petak jalan tertentu.
4) Kecepatan Komersil
Kecepatan komersil kecepatan rata-rata kereta api sebagai hasil
pembagian jarak tempuh dengan waktu tempuh.
b. Beban Gandar.
Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu
gandar. Untuk semua kelas, beban gandar maksimum adalah 18 ton.
1.1.2 Standar Jalan Rel
a. Klasifikasi
Tabel 3.1 Kelas Jalan Rel dan Komponennya
Kelas
Jalan
Daya Angkut
Lalu Lintas
(ton/tahun)
Vmaks
(km/jam)
Pma
ks
gand
ar
(ton)
Tipe rel
Jenis
Bantalan
Jarak (mm)
Jenis
Penamb
at
Tebal
Balas
Atas
(cm)
Lebar
Bahu
Balas
(cm)
I >20.106 120 18R.60/
R.54
Beton
600EG 30 50
II 10.106-20.106 110 18R.54/
R.50
Beton/Kayu
600EG 30 50
III 5.106-10.106 100 18
R.54/
R.50/
R.42
Beton/Kayu/
Baja
600
EG 30 40
IV 2,5.106-5.106 90 18
R.54/
R.50/
R.42
Beton/Kayu/
Baja
600
EG/ET 25 40
V <2,5.106 80 18 R.42Kayu/Baja
600ET 25 35
Sumber: PD 10
MEI EFTARIKA H0707112305
Page | 6
TEKNIK SIPIL UNIV RIAUDESAIN JALAN REL
b. Daya Angkut Lalu Lintas
Daya angkut lintas adalah jumlah angkutan anggapan yang melewati
suatu lintas dalam jangka waktu satu tahun. Daya angkut lintas mencerminkan
jenis serta jumlah beban total dan kecepatan kereta api yang lewat di lintas
yang bersangkutan. Daya angkut disebut daya angkut T dengan satuan ton/
tahun.
1.1.3 Ruang Bebas dan Ruang Bangun
Ruang bebas adalah ruang diatas sepur yang senantiasa harus bebas dari
segala rintangan dan benda penghalang; ruang ini disediakan untuk lalu lintas
rangkaian kereta api. Ukuran ruang bebas untuk jalur tunggal dan jalur ganda, baik
pada bagian lintas yang lurus maupun yang melengkung, untuk lintas elektrifikasi dan
non elektrifikasi. Ukuran-ukuran tersebut telah memperhatikan dipergunakannya
gerbong kontener/ peti kemas ISO (Iso Container Size) tipe “Standard Height”.
Ruang bangun adalah ruang disisi sepur yang senantiasa harus bebas dari
segala bangunan tetap seperti antara lain tiang semboyan, tiang listrik dan pagar.
Batas ruang bangun diukur dari sumbu sepur pada tinggi 1 meter sampai 3,55 meter.
Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai berikut :
a. Pada lintas bebas :
2,35 sampai 2,53 m di kiri kanan sumbu sepur.
b. Pada emplasemen :
1,95 m sampai 2,35 di kiri kanan sumbu sepur
c. Pada jembatan :
2,15 m di kiri kanan sumbu sepur.
1.1.4 Perlintasan Sebidang
a. Umum
Pada perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan raya harus
tersedia jarak pandangan yang memadai bagi kedua belah pihak, terutama
bagi pengendara kendaraan. Daerah pandangan pada perlintasan merupakan
daerah pandangan segitiga di mana jarak-jaraknya ditentukan berdasarkan
pada kecepatan rencana kedua belah pihak.
b. Konstruksi Perlintasan Sebidang.
MEI EFTARIKA H0707112305
Page | 7
TEKNIK SIPIL UNIV RIAUDESAIN JALAN REL
Lebar perlintasan sebidang bagi jalan raya dalam keadaan pintu
terbuka atau tanpa pintu, harus sama dengan lebar perkerasan jalan raya yang
bersangkutan. Perlintasan sebidang yang dijaga dilengkapi dengan rel-rel
lawan untuk menjamin tetap adanya alur untuk flens roda kecuali untuk
konstruksi lain yang tidak memerlukan rel lawan. Lebar alur adalah sebesar 40
mm dan harus selalu bersih benda-benda penghalang. Panjang rel lawan
adalah sampai 0,8 meter di luar lebar perlintasan dan dibengkokan ke dalam
agar tidak terjadi tumbukan dengan roda dari rangkaian. Sambungan rel
didalam perlintasan harus dihindari. Konstruksi perlintasan sebidang dapat
dibuat dari bahan beton semen, aspal dan kayu.
1.2 Geometri Jalan Rel
1.2.1 Umum
Geomtri jalan rel direncanakan berdasar pada kecepatan rencana serta
ukuran-ukuran kereta yang melewatinya dengan memperhatikan faktor keamanan,
kenyamanan, ekonomi dan kesertaan dengan lingkungan sekitarnya.
1.2.2 Lebar Sepur
Untuk seluruh kelas jalan rel lebar sepur adalah 1067 mm yang merupakan
jarak terkecil antara kedua sisi kepala rel, diukur pada daerah 0-14 mm di bawah
permukaan teratas kepala rel.
1.2.3 Lengkung Horizontal
Alinemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan rel pada bidang
horizontal, alinemen horizontal terdiri dari garis lurus dan lengkungan.
a. Lengkung Lingkaran
Dua bagian lurus, yang perpanjangnya saling membentuk sudut harus
dihubungkan dengan lengkung yang berbentuk lingkaran, dengan atau tanpa
lengkung-lengkung peralihan. Untuk berbagai kecepatan rencana, besar jari-