KASUS : Psikotik Pada Anak 1 No. ID dan Nama Peserta : / dr. Aulia Istiqamah S No. ID dan Nama Wahana: / RSUD Ajappangge Soppeng Topik: Depresi Berat pada Anak dengan Gejala Psikotik Tanggal (kasus) : 12 Januari 2015 Nama Pasien : An. AS No. RM : 12 98 41 Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Misdawaty Tempat presentasi: Ruang Komite Medik RSUD Ajappangge Soppeng Obyek presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatu s Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Seorang anak laki-laki, 8 tahun MRS dengan keluhan sering terlihat ketakutan, murung, menyendiri, hilang minat, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, malas makan. Tujuan: mendiagnosis pasien dengan Gangguan Depresi dan memberikan penanganan awal Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos Data Nama :An AS No Register: 12 98
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KASUS : Psikotik Pada Anak 1
No. ID dan Nama Peserta : / dr. Aulia Istiqamah S
No. ID dan Nama Wahana: / RSUD Ajappangge Soppeng
Topik: Depresi Berat pada Anak dengan Gejala Psikotik
Tanggal (kasus) : 12 Januari 2015
Nama Pasien : An. AS No. RM : 12 98 41
Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Misdawaty
Tempat presentasi: Ruang Komite Medik RSUD Ajappangge Soppeng
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Seorang anak laki-laki, 8 tahun MRS dengan keluhan sering terlihat ketakutan,
murung, menyendiri, hilang minat, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, malas makan.
Tujuan: mendiagnosis pasien dengan Gangguan Depresi dan memberikan penanganan awal
Bahan
bahasan:
Tinjauan
pustaka
Riset Kasus Audit
Cara
membahas:
Diskusi Presentasi dan
diskusi
E-mail Pos
Data Pasien Nama :An AS No Register: 12 98 41
Nama Klinik Poli Jiwa RSUD Ajapange Soppeng
Data utama untuk bahan diskusi:1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Anak laki-laki, 8 tahun masuk melalui poli psikiatri RSUD Ajapange dengan keluhan
sering terlihat ketakutan. Menurut orang tuanya OSI juga tampak murung, Hilang minat,
mengeluh sulit tidur, kurang konsentrasi, malas makan, dan malas berkomunikasi dengan
orang sekitar. Hal ini dialami sejak 3 bulan yang lalu dan memberat beberapa hari
terakhir.
Keluhan ini dirasakan pasien pertama kali semenjak ada tetangga pasien yang menakut
nakuti pasien sambil membawa benda tajam ketika pasien masih duduk di bangku kelas 2
KASUS : Psikotik Pada Anak 2
SD. Sejak saat itu, pasien mulai mengurung diri dan menjadi pendiam. Pasien juga
mengeluh sering mendengar dan melihat bayangan –bayangan hitamyang ingin menyakiti
dirinya. . Dia juga yakin bahwa bayangan-bayangan itu terus mengejaar-ngejar dirinya.
Keluhan tidak dirasakan secara terus menerus, lebih sering terjadi jika pasien tinggal di
rumah orang tuanya, sejak saat itu pasien tinggal di rumah neneknya dan selama beberapa
saat tidak dapat tidur di kamar . Selama ± 3 bulan terakhir ke sekolah pun pasien harus
ditemani oleh orang tua pasien.
2. Riwayat Pengobatan :
Belum pernah berobaat di klini jiwa sebeumnya
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
-
4. Riwayat Keluarga :
. Riwayat keluarga mengalami gangguan jiwa yang sama sebelumnya tidak ada
5. Riwayat pekerjaan :
Pasien merupakan siswa SD kelas 5
6. Lain-lain :
Kondisi lingkungan sosial dan fisik :OSI hidup di lingkungan warga yang ramah.
Daftar Pustaka:
1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III.
Jakarta : PT Nuh Jaya.2001.
2. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical manual of mental
disorder: fift Edition(DSM V). United States of America : APA 2013; hal 87-154.
3mm/3mm, reflex cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstrimitas dalam
batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.
3. Assesment:
A. PENDAHULUAN
Masyarakat awam selama ini menganggap gangguan depresi sebagai suatu kelainan
yang terjadi pada orang dewasa saja dengan prevalensi cukup tinggi. Pendapat bahwa
anak dan remaja juga dapat merasakan dan mengalami gangguan depresi baru diterima
sejak 20 tahun terakhir ini.
Beban anak sebenarnya cuku berat yaitu tumbuh kembang, belajar, dan memenuhi
tuntutan oran tua dan pendidik yang menginginkan supaya anak senangtiasa pandai dan
berprilaku baik. Pada umumnya beban tersebut tidak dirasakan anak karenan sifat dasar
anak yang ceria dan cenderung untuk bermain-main. Tuntutan yang berlebihan tersebut
betul-betul menjadi beban jika ternyata tuntutan tersebut lebih besar dari kemampuan
yang mereka miliki.
Anak menggunakan suatu pola pertahanan tertentu untuk menghindari atau supaya
tidak merasakan gejala depresi. Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis depresi
pada anak lebih sulit dibanding pada orang dewasa. sedangkan pada remaja pola
pertahanan yang digunakan hampir sama dengan orang dewasa tergantung dari
kematangan kepribadiannya. Cara penegakan diagnosis depresi pada anak dan remaja
sama dengan penegakan diagnosis psikiatri pada umumnya. Yaitu dengan wawancara
terhadap orang lain misalnya keluarga, pengasuh, guru, atau orang yang paling dekat
dengan penderita (alloanamnesis) dan pemeriksaaan klinis langsung pada penderita
KASUS : Psikotik Pada Anak 8
untuk mencari gejala (autoanamnesis). Tentu saja hal ini terutama autoanamnesis pada
anak lebih sulit dibanding pada remaja atau orang dewasa.
B. DEFINISI
Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik
(kehilangan kegembiraan atau gairah) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti
gangguan tidur dan menurunnya selera makan
C. EPIDEMIOLOGI
Angka prevalensi gangguan depresi pada anak dan remaja sangat bervariasi,
Pevalensi gangguan depresi pada bayi, balita dan anak sampai saat ini belum mempunyai
data yang pasti, namun berdasarkan studi epidemiologik yang dilakukan di Amerika
Serikat dilaporkan bahwa insidensi depresi sebesar 0,9% pada anak pra sekolah, 1,9 %
pada anak usia sekolah, dan 4,7 % pada remaja.
Data lain menyebutkan insidensi depresi pada anak semakin meningkat seiring
dengan pertambahan usia. Depresi berat (severe depression) atau depresi mayor, angka
kejadiannya 9 dari 1000 anak pada umur pra sekolah, 20 kejadian setiap 1000 anak umur
sekolah (6-11 tahun) , hampir 50 kejadian dari 1000 remaja (12-18 tahun)
D. ETIOLOGI
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap etiologi depresi khusunya pada anak dan
remaja adalah :
1. Faktor genetik
Meskipun penyebab depresi secara pasti tidak dapat ditentukan, faktor genetik
mempunyai peran besar. gangguan alam perasaan cenderung terdapat dalam suatu
keluarga tertentu. Bila suatu keluarga salah satu orang tuanya menderita depresi, maka
anaknya beresiko dua kali lipat dan apabila orang tuanya menderita depresi maka resiko
untuk mendapat gangguan perasaan (mood) sebelum usia 18 tahun mencapai empat kali
lipat.
KASUS : Psikotik Pada Anak 9
2. Faktor sosial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan orang tua, jumlah sanak saudara,
status sosial keluarga, perpisahan orang tua, fungsi perkawinan atau struktur keluarga
banyak berperan dalam gangguan depresi pada anak. Llevita et al (1998)16 dan Weiss et
al (1999) melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat penganiyaan fisik
atau seksual dengan depresi, tetapi mekanismenya belum diketahui secara pasti. Diyakini
bahwa faktor non-genetik seperti fisik maupun lingkungan merupakan pencetus
kemungkinan terjadinya depresi pada anak dengan riwayat genetik.
3. Faktor biologis lainnya
Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan perasaan terfokus pada :
terganggunya regulator sistem monoamin neurotransmiter, termasuk norepinefrin dan
serotonin (5-hidroxytriptamine). Hipotesis lain menyatakan bahwa depresi yang terjadi
erat hubungannya dengan perubahan keseimbangan adrenergik –asetilkolin yang ditandai
dengan meningkatnya kolinergik, sementara dopamine secara fungsional menurun.
E. MANIFESTASI KLINIS
A. Manifestasi Klinis Gangguan Depresi pada Anak.
Gambaran klinis yang tampak pada anak dipengaruhi oleh usia dan pengalaman
psikologis anak. Hingga usia 7 tahun, umumnya anak belum dapat mengekspresikan
perasaannya dengan kata-kata, tetapi hanya dengan tingkah laku. Komunikasi verbal
anak yang belum berkembang akan mempersulit diagnosis depresi pada anak sebelum
usia 7 tahun. Komunikasi non-verbal seperti ekspresi wajah dan postur tubuh dapat
membantu menegakkan diagnosis pada anak yang lebih muda. Anak yang lebih muda
akan menunjukkan fobia, gangguan cemas perpisahan, keluhan somatik dan perubahan
tingakah laku.
Semakin meningkat usia anak, semakin meningkat keluhan anhedonia, variasi diurnal,
keputusasaan, retardasi psikomotor, dan halusinasi. Menurut Ryan et al (1987),
gambaran depresi pada anak yang menonjol adalah keluhan somatik, agitasi psikomotor,
cemas perpisahan dan fobia, sedangkan pada anak remaja adalah anhedonia,
hipersomnia, putus asa, perubahan berat badan dan penyalahgunaan obat. Pada anak
KASUS : Psikotik Pada Anak 10
dengan depresi psikotik, gambaran klinis yang lebih dominan adalah halusinasinya,
sedangkan pada anak remaja dan dewasa delusinasinya.
Tanda eksternal depresi pada anak dan remaja :
1. Usia pra sekolah / awal sekolah dasar
Anak kelihatan seperti sakit serius, tidak bersemangat, lekas marah (iritable),
bersedih seperti sedang mengalami frustasi, bahkan dapat mencederai dirinya
sendiri.
2. Usia akhir SD hingga remaja.
Anak memperlihatkan tingkah laku, bermasalah dengan teman dan penurunan
prestasi belajar. Kadang-kadang bertingkah laku agresif, lekas marah (irritable), dan
berbicara tentang bunuh diri.
B. Manifestasi Klinis Gangguan Psikotik
Waham
Waham merupakan keyakinan tentang suatu pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan
atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun
dibuktikan kemustahilan hal tersebut. Waham itu banyak jenisnya diantaranya sebagai
berikut. 8
Waham kejaran : pasien yakin bahwa ada orang atau komplotan yang sedang
mengganggunya atau bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau dikejar.
Waham somatik/hipokondrik : keyakinan tentang sebagian tubuhnya yang tidak
mungkin benar, misalnya bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada
seekor kuda dalam perutnya.
Waham kebesaran : bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian, atau
kekayaan yang luar biasa. Misalnya dialah ratu Andil, dapat membaca pikiran
orang lain, mempunyai puluhan rumah dan mobil.
Waham pengaruh : yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi
aatau dipengaruhi oleh orang lain atau oleh suatu kekuatan aneh
Waham nihilistik : yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa dia sendiri
dan orang lain sudah mati.
KASUS : Psikotik Pada Anak 11
Halusinasi
Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi indera tanpa adanya rangsangan eksternal.
Halusinasi berbeda dari ilusi, atau distorsi persepsi, yang merupakan kesalahan persepsi
dari stimulasi eksternal.
Halusinasi dapat terjadi terjadi pada salah satu dari lima pancaindera, dan mengambil
hampir semua bentuk, yang mungkin termasuk sensasi sederhana seperti melihat dan
berinteraksi dengan hewan, mendengar suara dan memiliki sensasi taktil kompleks.
Dasar dari sebuah halusinasi bisa saja oleh karena penyebab organik, fungsional, psikotik
maupun histerik.
Halusinasi mempunyai berbagai jenis, misalnya :
Halusinasi penglihatan (visual, optik) : sesuatu tak berbentuk (sinar, kilapan, atau
cahaya) atau berbentuk (orang, binatang atau barang), berwarna atau tidak.
Halusinasi pendengaran (auditif /akustik): suara manusia, hewan atau mesin,
kejaadian alamiah atau musik.
Halusinasi penciuman (olfaktorik) : mencium suatu bau
Halusinasi pengecapan (gustatorik) : rasa mengecap sesuatu
Halsinasi perabaan (taktil) :merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti
ada ulat bergerak dibwah kulitnya.
Halusinasi kinestetik : merasa badannya bergerak dalam sebuah ruang.
Halusinasi visceral :perasaan tertenu timbul di dalam tubuhnya.3,4,5
Ilusi
Ilusi adalah sensasi panca indera yang ditafsirkan salam.contih : pasien melihat tali
namun bisa ditafsirkan sebagai ular. Ilusi biasa terjadi pada pasien dengan panas yang
tinggi disertai kegelisahan, dan kadang-kadang diikuti oleh perubahan kesadaran
(delirium).ilusi juga sering terjadi pada kasus-kasus epilepsi (khusnya epilepsi lobus
temporalis. Dan keadaan keadaan dengan kerusakan otak permanen.
Tilikan yang memburuk
Pasien psikotik merasa dirinya tidak sakit, meskipun sudah ada bukti adanya perubahan
prilaku yang jelas tidak wajar. Pasien tak mau minum obat atau tidak mau diajak berobat,
atau bila ada waham dianggap mau meracuni. Keadaan yang merasa tidak sakit ini akan
KASUS : Psikotik Pada Anak 12
mempersulit pengobatan.
Tilikan yang buruk ini merupakan ciri khas pasien psikotik. Disini peran keluarga
penting. Jika memang menemukan gejala tersebut seperti waham, halusinaasi dan ilusi,
segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jiwa.3,4,5
F. KRITERIAN DIAGNOSIS GANGGUAN DEPRESI PADA ANAK
Menurut DSM-IV-TR gejala inti dari episode depresi mayor pada anak-anak dan
dewasa adalah sama, meskipun beberapa data menyebutkan beberapa karakteristik gejala
dapat berubah sesuai umur. Beberapa gejala seperti keluhan somatik, iritabilitas dan
adaptasi sosial yang buruk adalah gejala yang palin sering pada anak-anak. Sedangkan
kemunduran psikomotor, bnanyak tidur dan waham lebih sering pada anak-anak pra
pubertas dibandingkan remaja dan dewasa.
DSM-IV-TR membagi depresi menjadi tiga bagian besar gangguan depresi
mayor /mayor depressive disorder (MDD), distimia dan depresi yang tidak
terklarifikasikan.
A. Gangguan Depresi Mayor
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Episode Depresi Mayor
A Lima (atau lebih) gejala yang ada berlangsung selama 2 minggu dan memperlihatkan perubahan fungsi, paling tidak satu atau lainnya (1)mood depresi (2) kehilangan minat.1. Mood depresi terjadi sepanjang hari atau bahkan setiap hati diindikasikan
dengan laporan subyektif (merasa sedih atau kosong) atau yang dilihat orang sekitar. Note :pada anak dan remaja dapat mudah marah.
2. Ditandai dengan hilangnya minat di semua hal atau hampir semua hal.3. Penurunan berat badan yang signifikan ketika tidak diet atau penurunan atau
peningkatan nafsu makan hampir setiap hari Note : pada anak-anak bisa berat badan yang naik.
4. Insomnia atau hiperinsomnia hampir setiap hari.5. Agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari (dilihat oleh orang lain,
bukan perasaan yang dirasakan secara subyektif dengan kelelahan atau lamban)
6. Cepat lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari7. Merasa tidak berguna atau perasaan bersalah yag berlebihan (bisa terjadi
delusi8. Tidak konsentrasi atau berpikir hampir setiap hari9. Pemikiran untuk mati yang berulang, ide bunuh diri yang berulang tanpa
perencanaan yang jelas, atau ide bunuh diri dengan perencanaan
KASUS : Psikotik Pada Anak 13
B Gejala-gejala tidak memenuhi episode campuran
C Gejala yang ada menyebabkan distress atau kerusakan yang signifikan secara klinis
D Gejala tidak disebabkan laangsung oleh sebuah zat (penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum.
E Gejala yang muncullebih baik tidak masuk dalam kriteria bereavement
B. Distimia
Kriteria Diagnostik DSM-TR-IV Distimia
A Mood depresi hampir sepanjang hari, untuk beberapa hari lalu tidak, diindikasikan dengan subyek atau dilihat oleh orang lain, paling tidak selama 2 tahun. Notee: pada anak dan remaja mood sangat iritable dan durasinya minimal 1 tahun
B Kondisi saat depresi dua atau lebih.1. Nafsu makan yang buruk atau berlebihan2. Insomnia atau hiperinsomnia3. Sedikit tenaga atau kelelahan4. Harga diri yang rendah5. Sulit berkonsentrasi atau membuat suatu keputusan6. Putus asa
C Selama 2 tahun (1 tahun pada anak) tdapat gangguan, tidak pernah tanpa gejala-gejala pada kriteria A dan B lebih dari 2 bulan pada satu waktu
D Tidak terdapat episode depresi mayor selama 2 tahun awal gangguan (1 tahun untuk anak dan dewasa)gangguan ini lebih baik tidak dihitung sebagai episode depresi mayor
E Tidak pernah ada episode mania, episode campuran, atau hipomania dan tidak termasuk dalam gangguan siklotimia
F Gangguan tidak terjadi saat terdapatnya gangguan psikotik kronik, seperti skizofrenia atau gangguan waham
G Gejala bukan karena efek fisiologis dari suatu zat( penyalahgunaan obat- obatan terlarang), atau kondisi medis umum (hipotiroid).
H Gejala menunjukkan dengan jelas distress dan gangguan pada kehidupan sosial,
KASUS : Psikotik Pada Anak 14
pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
C. Gangguan Depresi yang tidak Terspesifikasi
Contoh-contoh gangguan depresi yang tidak dapat dispesifikasikan Gangguan disforik pre menstrual: pada kebanyakan siklus menstruasi yang
sudah berlangsung selama satu tahun,gejala biasanya terjadi pada minggu akhir fase luteal, dan membaik beberapa hari dari waktu menstruasi
Gangguan depresi minor : episode terjadi selama 2 minggu dari gejala depresi tetapi lebih sedikit dari lima kategori untuk MDD
Gangguan depresi singkat berulang : episode depresi yang berlangsung 2 hari sampai 2 minggu, paling tidak satu kali dalam satu bulan dalam waktu 12 bulan dan tidak berhubungan dengan siklus menstruasi.
Gangguan depresi post psikotik skizofrenia: pada episode depresi mayor yang terjadi saat fase skizofrenia residual
Episode depresi mayor ikutan : gangguan waham, gangguan psikotik yang tidak tergolongkan, atau fase aktif skizofrenia.
Keadaan dimana dokter sudah menyimpulkan adalah depresi yang terjadi tetapi tidak secara primer karena suatu kondisi medis atau karena zat.
Klasifikasi berdasarkan sub tipe dan tingkat Keparahan Depresi
A. Berdasarkan Sub tipe
Sub Tipe dan spesifikasi MDD berdasarkan DSM _IV-TRSub Tipe Spesifikasi Kunci
Depresi Melankolis Dengan gambaran melankolis
Mood non reaktif, anhedonia, kehilangan berat badan, rasa bersalah, agitasi dan retardasi psikomotorik, moodyang memburukpada pagi hari, terbangun di pagi buta.
Depresi Atipikal Dengan gambaran atipikal Mood reaktif, terlalu banyak tidur,makan berlebihan, paralisis yang dibuat, sensitif terhadap penolakan interpersonal
Depresi psikotik (waham) Dengan gambaran psikotik Halusinasi /wahamDepresi katatonik Dengan gambaran katatonik Katalepsi, katatonik,
negativism, mutisme, mannerism,ekolalia, ekopraksia (tidak lazim pada klinis sehari-hari)
Depresi kronik Gambaran kronis Dua tahun atau lebih dengan
KASUS : Psikotik Pada Anak 15
kriteria MDDGangguan afektif musiman Musiman Onset yang seperti biasa dan
kambuh pada saat musim tertentu (biasanya musim gugur atau dingin)
Depresi Post partum Post partum Onset depresi selama empat minggu post partum