EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR Oleh Nugroho Susanto
Mar 16, 2016
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
Oleh Nugroho Susanto
Penyakit Tidak Menular• Diabetes Millitus• Jantung • Stroke• Hipertensi• Gagal ginjal• Osteoartritis• Obesitas• Lupus eritematus• Epilepsi• Marasmus• Kwashiorkor
Perjalanan Alamiah Penyakit dan tahapan pencegahan (Kleinbaum et al., 1982 )
Fase rentan
Fase subklinis
Fase klinis Fase terminal
Pencegahan primer
Diperkenalkan faktor risiko
Dimulai proses patologis
Penyakit terdeteksi klinis
Mulai ada faktor risiko kusta
Akibat penyakit (sembuh, mati, cacat
Pencegahan sekunder
Pencegahan tersier
Mulai berhubunga faktor risiko
Mulai berhubungan agen penyebab
Mulai menunjukan gejala & tanda
Mulai terjadi cacat, sembuh, mati
Sembuh
Siklus deteksi masyarakat (Buckeridge, 2009) Identifikasi kasus individu
Informasi temuan untuk tindakan
Definisi kasus individu
Keputusan penanganan
Definisi kasus
Laporan kasus
Petunjuk intervensi
Definisi kasus populasi
Data populasi Populasi sasaran surveilans
Deteksi kasus populasi
Laporan kasus
Respon kesmasy
Deteksi populasi
Penyakit Stroke
• Faktor resiko yang tak dapat diubah atau dicegah/dimodifikasi
• Faktor resiko yang dapat dimodifikasi • Faktor resiko yang sangat dapat dimodifikasi
Faktor resiko yang tak dapat diubah
• Umur . Kemunduran sistem pembuluh darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia hingga makin bertambah usia makin tinggi kemungkinan mendapat stroke. Dalam statistik faktor ini menjadi 2 x lipat setelah usia 55 tahun.
• Jenis kelamin. Stroke diketahui lebih banyak laki‐laki dibanding perempuan. Karena pemakaian obat obat kontrasepsi dan usia harapan hidup ‐perempuan yang lebih tinggi dibanding laki laki. ‐
• Berat Lahir Yang Rendah.
Lanjutan
• Ras. Penduduk Afrika Amerika dan Hispanic ‐ ‐Amerika berpotensi stroke lebih tinggi dibanding Eropa Amerika. Pada penelitian ‐penyakit artherosklerosis terlihat bahwa
• Faktor Keturunan • Kelainan Pembuluh Darah Bawaan
Faktor Resiko Yang Dapat Diubah
• Hypertensi/tekanan darah tinggi. Makin tinggi tensi darah makin tinggi kemungkinan terjadinya stroke
• Merokok. Merokok meningkatkan terjadinya thombus, karena terjadinya artherosklerosis
• Diabetes. Penderita diabetes cenderung menderita artherosklerosis dan meningkat kan terjadinya hypertensi, kegemukan dan kenaikan lemak darah.
• Penyakit Jantung/Atrial Fibrilation. Atrium fibrilasi apapun penyebabnya dapat menyebabkan terjadinya emboli/jendalan darah yang memicu terjadinya suatu stroke
Lanjutan
• Kenaikan kadar cholesterol/lemak darah • Penyempitan Pembuluh darah carotis. Pembuluh
darah carotis berasal dari pembuluh darah jantung yang menuju ke otak dan dapat diraba pada leher.
• Diet dan Nutrisi. Pemakaian garam dapur berlebihan meningkatkan terjadianya stroke. Mungkin ini dikaitkan dengan terjadinya kenaikan tensi.
• Kegemukan.
Faktor Resiko Yang Sangat Dapat Diubah
• Metabolik Sindrom (Gemuk perut, Trigliceride > 150 mg % , Tensi ≥ 130 / ≥85 mm Hg , Gula puasa ≥ 110 mg % )
• Pemakaian alkohol berlebihan • Drug Abuse/narkoba • Pemakaian obat obat kontrasepsi (OC) ‐
Penyakit Jantung
• PKV merupakan penyakit dengan etiologi multifaktorial sehingga semua faktor resiko perlu dipertimbangkan dalam upaya pencegahan, baik primer maupun sekunder.
• Faktor resiko tersebut ada yang bisa dimodifikasi seperti: dislipidemia, hipertensi, merokok, obesitas dan diabetes melitus, serta yang tidak hiss dimodifikasi seperti: usia jenis kelamin laki-laki, riwayat keluarga serta riwayat PKV sebelumnya..
Faktor yang tidak dapat dikendalikan (nonmodifiable risk factors). (10)
• a. Keturunan• b. Umur, makin tua risiko makin besar.• c. Jenis kelamin, pria mempunyai risiko lebih
tinggi dari pada wanita (wanita• D. risikonya meningkat sesudah menopouse)
Faktor yang dapat dikendalikan (modifiable risk factors) (11)
• a. Dyslipidaemia.• b. Tekanan darah tinggi (hipertensi).• c. Merokok• d. Penyakit Diabates Mellitus• Stres• f. Kelebihan berat badan dan obesitas.
Patogenesis Aterosklerosis
• Aterosklerosis adalah suatu bentuk ateriosklerosis yang terutama mengenai lapisan intima dan umumnya terjadi di arteri muskuler ukuran besar dan sedang serta merupakan kelainan yang mendasari penyakit jantung iskemik.
Konseptual
Diabetes mellitus
• Tanda dan gejala penyakit DM tipe 2 ditandai dengan 4 gangguan metabolik utama, yaitu (Bustan, 2007) yaitu :
• Hiperglikemia kronik• Resitensi insulin• Reduksi respons insulin dan • Peningkatan pengeluaran glukosa hepar.
Tanda dan gejala klinis yang umum penyakit DM
• Poliuria (sering kencing)• Poliphagia (cepat lapar)• Polidipsia (sering haus)• Lemas• Berat badan menurun.
Gejala lain yang dapat mengikuti penyakit DM
• Gatal-gatal• Mata kabur• Gatal di kmelauan (wanita)• Impotensia, Kesemutan.
Gambaran laboratorium penyakit DM
• Gula darah sewaktu >= 200 mg/dl• Atau gula darah puasa >126 mg/dl (puasa –
tidak ada masukan makanan/kalori sejak 10 jam terakhir)
• Atau glukosa plasma 2 jam > 200 mg/dl setelah beban glukosa 75 gram.
Tahap-tahap perkembangan terjadi penyakit tipe 2 DM
• Tahap 1. Genetic susceptibility, sebagai prerequisite
• Tahap 2. Insulin resistance• Tahap 3. Impaired Glucose Tolerance (IGT)• Tahap 4. DM tipe 2
Faktor risiko utama DM tipe 2 Yaitu (Bustan, 2007):
• Genetic: mempunyai orang tua/ keluarga dengan tipe 2
• Obesitas (terutama central obesity)• Physical inactivity• Pengalaman dengan diabetic intrauterine• Riwayat minum susu formula (cow milk) pada
waktu bayi• Low birth weight (LBW)
Dalam masyarakat, mereka yang berkelompok risiko tinggi (high risk group) DM:
• Usia > 45 tahun• Berat badan lebih (BBR > 110% atau IMT > 25 kg/m)• Hipertensi (> 140/90 mmHg)• Ibu dengan riwayat melahirkan bayi > 4000 gram• Pernah diabetes sewaktu hamil• Riwayat keturunan DM• Kolesterol HDL < 35 mg/dl atau trigliserida > 250
mg/dl• Kurang aktivitas fisik
Konsep adaptasi
Manajemen pengendalian DM
Status Diabetes Tindakan Manajemen 1. Publik Sehat Edukasi, Informasi dan Kepedulian 2. Kelompok resiko - Penyaringan
- Perbaikan gaya hidup 3. Prediatik/ Sindrom metabolic - Diagnosa dini
- Pemeriksaan lab 4. Penderita Diabetes - Intervensi diet dan olahraga
- Pengobatan - Pencegahan kemungkinan komplikasi - Pemeriksaan khusus
5. DM di Rumah Sakit - Pengobatan intensif - Perawatan khusus - Pencegahan komplikasi
6. Kronik DM - Rehabitasi komplikasi - Pemeriksaan periodik
PENCEGAHAN DM • Pencegahan Premordial kepada masyarakat yang sehat, untuk
berperilaku positif mendukung kesehatan umum dan upaya menghindarkan diri dari risiko DM.
• Promosi kesehatan, ditujukan pada kelompok beresiko, untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang ada.
• Pencegahan khusus. Upaya ini dapat berbentuk konsultasi gizi/dietetic.
• Diagnosis awal. Dapat dilakukan dengan penyaringan (screening). • Pengobatan yang tepat.• Disability limitation; pembatasan kecacatan yang ditujukan
kepada upaya maksimal mengatasi dampak komplikasi DM sehingga tidak menjadi lebih berat.
• Rehabilitasi, sosial maupun medis.
Indikator pelayanan
aritecedents Attributes Consequences
Self-Monitoring in Types 2 Diabetes
Diagnosis of T2DM
Knowledge Skills
Awareness
Understanding In Cultural
Context
Interpretation Response
Achieve glycemic control Reduction of diabetes
related complications Less symptom distress Improved quality of life Improved adequacy of self-
care Improved coping skills Improved patient’s
attitudes toward the disease
Enhancing knowledge
Alur penyakit DM
Self care DM Control gula darah Penurunan komplikasi DM Penurunan stressor Perbaikan kualitas hidup Perbaikan perawatan diri Perbaikan koping penderita
DM Sikap terhadap penyakit Peningkatan pengetahuan
Nursing agency
Kebutuhan Perawatan
Fase evaluasi (evaluating phase)
Operasional perawatan DM
Fase operasional (operational phase)
Learning
Fase awal (star up phase)
Pendidikan Diagnosis perencanaan
Faktor Kondisi penderita DM
Umur Jenis kelamin Status social ekonomi
kluarga Persepsi DM Pelayanan dari kluarga Kondisi penyakit
Kondisi penderita DM Self care Agency Self Care
TERIMA KASIH