Page 1
1 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
PENGELOLAAN EDUCATION MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM
(EMIS) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(Studi Multisitus di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding)
Evy Ramadina
SMK AL-FATTAHIYYAH
e-mail: [email protected]
Abstrak
Teknologi dan informasi sebagai basis pengumpulan data memiliki peran sangat
penting dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Kehadiran EMIS diharapkan data-
data yang masuk dapat lebih akurat dan terus menerus dapat diperbaharui sehingga dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Idealnya pengambilan keputusan
membutuhkan sumber data yang valid dan mudah untuk dibaca. Data yang valid dan mudah
dibaca dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan yang digunakan dalam setiap pengambilan
kebijakan ataupun pengambilan keputusan yang dibatasai oleh waktu. Karenanya peran data
dalam pengambilan keputusan sangat penting. Jika sebuah keputusan dirumuskan tanpa
didasari oleh data maka dapat dipastikan bahwa keputusan tersebut tidak akan mampu
menjadi problem solver tetapi justru menjadi masalah baru. MTsN Tulungagung dan MTsN
Aryojeding dapat melakukan pengambilan keputusan dengan memanfaatkan sistem informasi
manajemen yang dimiliki.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang; Desain, Tahap pengelolaan, dan
Proses Pengambilan Keputusan berbasis data EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN
Aryojeding.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Desain EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding menggunakan model
sistem pakar; (2) Tahap Pengelolaan EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding
terdiri dari mereduksi data yang masuk, entry data ke komputer, validasi data, penyajian data,
dan penerjemah pendukung keputusan; (3) Proses Pengambilan Keputusan di MTsN
Tulungagung dan MTsN Aryojeding meliputi Identifikasi masalah, Menentukan kriteria
permasalahan, Mencari alternatif penyelesaian masalahnya berdasarkan tingkat kepentingan,
regularitas, dan lingkungannya, Memperkuat berdasarkan sistem informasi yang akurat dan
valid, dan Menentukan keputusan yang sesuai dengan budaya dan tujuan MTsN Aryojeding;
dan (4) Proses Pengambilan Keputusan Berbasis Data EMIS di MTsN Tulungagung dan
MTsN Aryojeding meliputi Kegiatan Intelejen berbasis data EMIS, Kegiatan merancang
berbasis data EMIS, Kegiatan memilih berbasis data EMIS, dan Kegiatan menelaah berbasis
data EMIS.
Kata kunci: EMIS, Pengambilan Keputusan
Page 2
2 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Abstract
Technology and information as the basis of data collection has a very important role in
supporting the achievement of educational objectives. The presence of EMIS is expected that
incoming data can be more accurate and continuous can be updated so that it can be used as a
basis for decision making. Ideally decision-making requires a valid data source and is easy to
read. Valid and readable data is required as a consideration used in any decision-making or
decision-making that is time-limited. Therefore the role of data in decision making is very
important. If a decision is formulated without data, then it is certain that the decision will not
be a problem solver but will be a new problem. MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding
can make decision by utilizing management information system owned.
The purpose of this study is to describe about; EMIS design, Stage of EMIS, and
Decision Making Process at MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding.
This research used a qualitative approach. The results showed that: (1) EMIS design in
MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding using expert system model; (2) EMIS
Management Stage at MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding consists of reducing
incoming data, data entry to computer, data validation, data presentation and decision support
translator; (3) Decision Making Process in MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding
covers problem identification, Determining criteria of problem, Seeking problem solving
alternatives based on level of importance, regularity, and environment, Strengthening based
on accurate and valid information system, and Determining decisions that are culturally
appropriate and The purpose of MTsN Aryojeding; And (4) EMIS-Based Data Decision
Making Processes at MTsN Tulungagung and MTsN Aryojeding include EMIS Data-
Oriented Activity Activities, EMIS Data-driven Designing Activities, EMIS Data-Based
Selection Activities, and EMIS Data-Based Evaluation Activities.
Keywords: EMIS, Decision Making
1. PENDAHULUAN
Teknologi dan informasi sebagai basis pengumpulan data memiliki peran
sangat penting dalam menunjang dalam terciptanya tujuan pendidikan.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Fuadi Azis dalam penelitiannya bahwa jika
sebuah lembaga pendidikan tidak mendapatkan dukungan data dan informasi yang
berkualitas, maka dapat dipastikan akan mengalami hambatan dan kesulitan,
terlebih dalam proses pengambilan keputusan strategis.[1] Keadaan ini akan
berakibat terhadap kegagalan tujuan pendidikan. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan harus memiliki sistem pendataan yang baik, tepat dan akurat guna
memberikan pelayanan mutu yang baik dan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Page 3
3 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Kementrian Agama yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan Agama madrasah dan sekolah dalam pendataannya telah menggunakan
sistem informasi manajemen pendidikan yang dikenal dengan EMIS (Education
Management Information System).[2] EMIS yang digunakan dalam lingkungan
Kementrian Agama berisi informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan bidang pendidikan. Sistem ini merekam tentang jumlah lembaga,
pendidik dan tenaga kependidikan, fasilitas yang dimiliki, dan lain-lain. Kehadiran
sistem EMIS ini diharapkan data-data yang masuk dapat lebih akurat dan terus
menerus dapat diperbaharui (update) sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Sejauh ini, 87% data EMIS menentukan kualitas
perencanaan, sehingga harus terus ditingkatkan dengan meminimalisir berbagai
kelemahan yang terjadi selama ini.[3]
Idealnya pengambilan keputusan membutuhkan sumber data yang valid dan
mudah untuk dibaca. Data yang valid dan mudah dibaca dibutuhkan sebagai bahan
pertimbangan yang digunakan dalam setiap pengambilan kebijakan ataupun
pengambilan keputusan yang dibatasi oleh waktu. Karenanya peran data dalam
pengambilan keputusan sangat penting. Jika sebuah keputusan dirumuskan oleh
Kepala Madrasah tanpa didasari oleh data maka dapat dipastikan bahwa keputusan
tersebut tidak akan mampu menjadi problem solver tetapi justru menjadi masalah
baru. MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding dapat melakukan pengambilan
keputusan dengan memanfaatkan sistem informasi manajemen yang dimiliki.
EMIS digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam lembaga
pendidikan. Sistem ini akan mengatur dan mengelola sesuai dengan kebutuhan
lembaga pendidikan. Contoh secara umum penyediaan data tentang jumlah
kapasitas sekolah dari mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi, baik swasta
maupun negeri. Perencanaan jumlah kelas, siswa, dan SDM untuk tenaga
pendidikan.
Peneliti menentukan lokasi penelitian tersebut membertimbangkan banyak
hal, diantaranya dua lembaga tersebut telah menggunakan EMIS dan data EMIS
nya selalu terupdate untuk proses pengambilan keputusan, belum pernah diadakan
penelitian dengan studi yang sama, dan perbedaan budaya kedua lembaga tersebut.
1. METODE PENELITIAN ATAU PERUMUSAN SOLUSI
Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan pengambilan keputusan
berbasis EMIS. Penelitian ini lebih menekankan pada proses pengambilan keputusan
berbasis data EMIS. Proses yang dimaksud adalah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi EMIS. Peneliti bertindak sebagai instrumen utama yang
merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis data,
Page 4
4 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
menarik kesimpulan dan menyusun laporan penelitian. Berdasarkan karakteristik
tersebut maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah field research yaitu penelitian
lapangan yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi pada saat sekarang. Pelaksanaan penelitian ini menuntut kehadiran peneliti
di lokasi penelitian, karena peneliti sebagai instrumen utama (kunci). Lokasi dan
subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah MTsN Tulungagung dan MTsN
Aryojeding yang beralamat di Jalan Ki Hajar Dewantara, Beji, Boyolangu,
Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dan Jln. Raya Blitar, Aryojeding,
Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Teknik adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data.[4] Dalam hal ini peneliti menggunakan metode penelitian
wawancara, observasi dan analisis dokumen.
Langkah-langkah analisa data tunggal tersebut menggunakan model Miles
dan Huberman, yaitu reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data
Display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.[5]
Gambar 3.1 Komponen- Komponen Analisis Data [6]
Pada studi multisitus ini menghendaki adanya situs ganda.[7] Analisis data
lintas situs yaitu suatu teknik yang dimaksudkan sebagai proses pembanding dari
temuan-temuan yang telah diperoleh dari masing-masing kasus atau permasalahan
dalam penelitian.
Kesimpulan-
Kesimpulan:
Penarikan/Verifikasi
Penyajian Data
Reduksi Data
Pengumpulan Data
Page 5
5 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Analisis data lintas situs
Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini, digunakan teknik
kriteria derajat kepercayaan, yaitu: (1) perpanjanggan keikutsertaan, (2) ketekunan
atau keajegan pengamatan, (3) triangulasi, dan (4) pemeriksaan atau pengecekan
teman sejawat.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pemanfaatan Penyediaan Informasi EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN
Aryojeding
Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi.
MTs Negeri Tulungagung
TulungagungTulungagung
MTs Negeri Aryojeding
Pengumpulan data dan
analisis data situs II Pengumpulan data dan
analisis data situs I
Temuan sementara Temuan sementara
Analisis Lintas Situs
Penyusunan Proposisi
Lintas Situs
Temuan Akhir
Pengambilan Keputusan Berbasis
data EMIS
Page 6
6 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Charles bahwa EMIS adalah
akronim dari "Educational Management Information System". EMIS
didefinisikan sebagai kumpulan informasi dan dokumen yang terorganisir,
disimpan dan dianalisis untuk proses perencanaan dan manajemen pendidikan.
[8]
Definisi tersebut sesuai dengan observasi peneliti bahwa, EMIS adalah
sekelompok informasi dan dokumentasi yang terorganisasi dalam
melaksanakan pengumpulan, penyimpanan, pengolahan analisis, dan
penyebaran informasi yang digunakan untuk manajemen dan perencanaan
pendidikan. Sistem EMIS digunakan untuk mengatur data dan informasi
pendidikan dalam jumlah besar yang dapat dibaca, diambil kembali, diproses,
dianalisis, dan disajikan serta disebarkan. Hal ini senada dengan yang
disampaikan oleh operator EMIS di MTsN Aryojeding dan MTs Tulungagung
bahwa EMIS adalah sistem informasi basis data yang menampilkan informasi
lembaga meliputi informasi lembaga, siswa, guru, atau profil sekolah. Hal ini
ditegaskan oleh Charles bahwa EMIS adalah serangkaian pengolahan dari
beberapa informasi.[9]
b. Tahap Pengelolaan EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding
EMIS sebagai sistem pakar memiliki potensi besar dalam mendukung
keputusan kepala madrasah. Pertama, sistem pakar menawarkan kesempatan
untuk membuat keputusan yang melebihi kemampuan kepala madrasah.[10]
Contohnya: kepala madrasah dapat menggunakan sistem pakar EMIS yang
dirancang oleh seorang pakar sistem informasi manajemen, dan saat
menggunakannya menyatukan pengetahuan pakar itu ke dalam keputusannya.
Kedua, sistem pakar dapat menjelaskan alur penalarannya dalam mencapai
suatu pemecahan tertentu. Sebagaimana pendapat Charles berikut ini:
“It is a collection of component parts that include inputs processes
outputs and feed backs that are integrated to achieve a specific objective.
It is a system for managing a large body of data and information that can
be readily retrieved, processed, analyzed, and made available for use and
dissemination. It is a tool that uses systems theory, together with
developments in computerization,to create a comprehensive approach to
the collection and use of vast quantities of information on the education
and training system”[11]
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat penulis jelaskan bahwa EMIS
adalah kumpulan komponen keluaran proses input dan umpan balik yang
diintegrasikan untuk mencapai sesuatu yang obyektif. Ini adalah satu sistem
Page 7
7 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
untuk pengelolaan data dan informasi yang bisa didapat kembali, diproses,
diteliti, dan tersedia untuk digunakan. EMISadalah satu alat penggunaan teori
sistem, hasil pembangunan pengembangan komputerisasi, untuk menciptakan
satu pendekatan menyeluruh ke koleksi dan penggunaan dengan kuantitas luas
dari keterangan pada sistem Pendidikan dan pelatihan.
Berdasarkan pendapat Charles tersebut dapat disimpulkan bahwa EMIS
merupakan sistem yang dapat diperoleh kembali, diproses dan dianalisis
sehingga membutuhkan sebuah sistem yang rapi, sistematis dan terstruktur
dalam pengelolaannya. Model sistem pakar terdiri dari empat bagian utama,
meliputi user interface memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan
sistem pakar, knowledge base menyimpan akumulasi pengetahuan dari masalah
tertentu yang akan diselesaikan, interference engine menyediakan kemampuan
penalaran yang menafsirkan isi knowledge base. Pakar dan analis sistem
menggunakan development engine untuk menciptakan sistem pakar.[12]
EMIS memungkinkan operator untuk berinteraksi dengan aplikasi sistem
informasi untuk menyimpan akumulasi data lembaga pendidikannya sehingga
menghasilkan informasi yang dapat mendukung keputusan kepala madrasah,
yang selanjutnya menciptakan sistem pakar menuju lembaga di atasnya seperti
Kemenag untuk merencanakan anggaran pendidikan serta mengawasi
manajemen lembaga pendidikan di seluruh daerah.
User interface memungkinkan operator untuk memasukkan dan
menerima informasi dari sistem pakar. Format user interface EMIS berupa
tampilan windows. Outputnya berupa penjelasan atas pertanyaan manfaat SIM
bagi lembaga pendidikan dan penjelasan atas penyelesaian masalah kepala
madrasah maupun Kemenag.
Knowledge base EMIS memuat knowledge representation technique yaitu
penggunaan aturan menentukan apa yang harus dilakukan dalam situasi
tertentu. EMIS memiliki petunjuk teknis bagaimana mengolah data pada proses
entry data hingga petunjuk tentang mengetahui valid atau tidaknya data.
c. Proses Pengambilan Keputusan di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding
Proses pengambilan keputusan Kepala Madrasah peneliti definisikan
sebagai langkah yang diambil oleh Kepala Madrasah untuk memilih alternatif
Page 8
8 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
yang tersedia. Adapun langkah sistematis yang dilakukan oleh Kepala
Madrasah di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding secara garis besar
meliputi:
Pertama, proses pemecahan masalah yang menghalangi atau menghambat
tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus
dikenali apa masalahnya.
Kedua, setelah masalah dikenali maka dapat dilakukan pencarian
terhadap alternatif-alrternatif yang mungkin dapat memecahkan masalah yang
dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya tidak mamikirkan masalah
efisiensi dan efektifitas.
Ketiga, setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan
alternatif yang dapat memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan
masalah dengan cara yang paling efektif dan efisien. Sebelum menjatuhkan
pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
Keempat, Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke
dalam bentuk tindakan. pelaksanaan harus sesuai denga rencana, agar tujuan
memecahkan masalah dapat tercapai.
Kelima, setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan
keputusan telah selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan
telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah
waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya.
Keputusan yang benar berpijak pada konsep kebajikan yang universal,
yaitu harus adil, penuh kasih dan juga harus baik. Jadi dalam pengambilan
keputusan Kepala Madrasah harus bertanya aspek etisnya, aspek moralnya,
apakah keputusannya itu baik, apakah juga adil. Kadang-kadang baik untuk
Kepala Madrasah tetapi tidak baik untuk anggotanya. Apakah adil untuk Kepala
Madrasah dan seluruh anggota lembaga dan apakah ada unsur kasihnya. Allah
pernah mengajarkan kepada kita suatu perintah yang disebut hukum emas yaitu
perbuatlah kepada orang lain sebagaimana kita inginkan orang perbuat kepada
kita. Jadi kita bisa gunakan prinsip ini dalam pengambilan keputusan.
Keputusan yang benar mesti mempertimbangkan dampak dari keputusan
itu. Orang yang bijaksana akan selalu mengingat apa akibat keputusan ini
Page 9
9 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
terhadap diri sendiri dan apa akibatnya terhadap orang lain juga. Sebagaimana
yang disampaikan Bapak Kirom berikut:
Jadi dalam kita mengambil keputusan jangan lupa untuk bergumul dalam
doa, meminta Tuhan memimpin kita dan kita harus yakin setelah kita
berdoa meminta pimpinan Tuhan, mulai detik itu Tuhan akan memimpin
kita.1
Keputusan yang benar tidak selalu tampak dengan jelas. Hdup dalam
masyarakat yang instan pasti ingin segala sesuatu muncul dengan seketika. Tapi
keputusan yang baik sering kali menuntut waktu yang panjang, tidak selalu
jelas apa itu keputusan yang baik yang bisa diambil.
Keputusan yang benar tidak menutup kemungkinan muncul dari
keputusan yang salah. Jadi adakalanya keliru mengambil keputusan yang salah,
menjadikan belajar mengenal benar itu apa. Keputusan yang salah menjadi batu
pijakan atau batu loncatan yang membawa masuk ke dalam keputusan yang
benar.
Misalnya saja disebut dalam QS Assyura ayat 38 dan Ali Imran ayat 159.
Dalam praktik kehidupan umat Islam, lembaga yang paling dikenal sebagai
pelaksana syura adalah ahl halli wa-l’aqdi pada zaman khulafaurrasyidin.
Lembaga ini lebih menyerupai tim formatur yang bertugas memilih kepala
negara atau khalifah. Jelas bahwa musyawarah sangat diperlukan sebagai bahan
pertimbangan dan tanggung jawab bersama di dalam setiap mengeluarkan
sebuah keputusan. Dengan begitu, maka setiap keputusan yang dikeluarkan
oleh pemerintah akan menjadi tanggung jawab bersama. Sikap musyawarah
juga merupakan
bentuk dari pemberian penghargaan terhadap orang lain karena pendapat-
pendapat yang disampaikan menjadi pertimbangan bersama.
Di samping itu, prinsip al-muwasah adalah kesejajaran. Artinya tidak ada
pihak yang merasa lebih tinggi dari yang lain sehingga dapat memaksakan
kehendaknya. Penguasa tidak bisa memaksakan kehendaknya terhadap rakyat,
berlaku otoriter dan eksploitatif. Kesejajaran ini penting dalam suatu
pemerintahan demi menghindari hegemoni penguasa atas rakyat. Dalam
perspektif Islam, pemerintah adalah orang atau institusi yang diberi wewenang
1W.1.KS.4 .PK.110417.07.30-09.30
Page 10
10 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
dan kepercayaan oleh rakyat melalui pemilihan yang jujur dan adil untuk
melaksanakan dan menegakkan peraturan dan undang-undang yang telah
dibuat. Oleh sebab itu, pemerintah memiliki tanggung jawab besar di hadapan
rakyat dan Allah. Dengan begitu, pemerintah harus amanah, memiliki sikap dan
perilaku yang dapat dipercaya, jujur dan adil.
d. Proses Pengambilan Keputusan Berbasis Data EMIS di MTsN Tulungagung
dan MTsN Aryojeding
Teknologi informasi merupakan salah satu senjata persaingan yang dapat
menyajikan aktivitas secara lebih cepat serta memiliki nilai tambah sehingga
dunia pendidikan akan menghasilkan output yang memiliki daya jual (sellable)
tinggi.[13] Untuk menjadi lembaga pendidikan yang unggul dan berprestasi,
maka harus memiliki kekuatan yang menjadi fokus para pengambil keputusan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ety bahwa:
Ada beberapa kekuatan yang harus menjadi prioritas perhatian para
pengambil kebijakan lembaga pendidikan karena adanya para pesaing
lembaga pendidikan yang secara ofensif dan defensive menggunakan
teknologi informasi. Tidak dipungkiri bahwa perkembangan teknologi
informasi yang sedemikian cepat tidak saja mengubah cara orang
berkomunikasi dan bekerja, namun lebih jauh lagi telah membuat alam
persaingan baru.[14]
Bentuk kekuatan MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding tertuang
dalam strategik atau program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
Salah satu indikator-indikator visi dari MTsN Tulungagung dan MTsN
Aryojeding adalah memiliki hubungan kerjasama dengan pihak lain.
Membangun kerjasama dengan pihak lain dapat diawali dengan membangun
citra lembaga pendidikan. Berikut ini adalah desain pendukung keputusan
berdasarkan informasi EMIS:
Page 11
11 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
1. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada MTs Negeri Tulungagung
dan MTs Negeri Aryojeding tentang penanaman nilai-nilai agama Islam pada
peserta didik tunarungu dan tunagrahita dapat peneliti simpulkan sebagai
berikut:
1) Sistem informasi EMIS di MTsN Tulungagung dan MTsN Aryojeding
bersifat tertutup, yaitu memiliki sasaran, pengendalian mekanis dan umpan
balik.
2) Tahap pengelolaan aplikasi EMIS meliputi tahap mereduksi data yang
masuk, kedua, memasukkan data tersebut ke komputer. Ketiga. Validasi
Data. Keempat. Data disajikan dalam bentuk tabel. Kelima, Penerjemah
keputusan.
3) Proses pengambilan keputusan meliputi proses identifikasi masalah,
merumuskan alternatif tindakan, merumuskan pilihan dan merumuskan
keputusan.
MASALAH
E
M
I
S
SOLUSI
Kegiatan Intelejen
Kegiatan Merancang
Kegiatan Memilih
Kegiatan Menelaah
KEPUTUSAN
Page 12
12 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
4) Proses pengambilan keputusan kepala madrasah berbasis data EMIS meliputi
kegiatan intelejen berbasis data EMIS, kegiatan merancang berbasis data EMIS,
kegiatan memilih berbasis data EMIS, dan kegiatan menelaah berbasis data EMIS.
b. Saran
Aplikasi EMIS terus menerus mengalami perkembangan, dibuktikan
dengan adanya aplikasi desktop offline dan online yang saat ini telah
diterapkan. Namun alangkah baiknya, jika input data dalam aplikasi EMIS
dapat dilakukan secara langsung oleh guru atau siswa yang bersangkutan
sehingga lebih efektif dalam pengumpulannya dan tidak membutuhkan waktu
yang lama untuk proses validasi data.
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dan gambaran
bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih mendalam hasil penelitian ini
atau dengan tujuan verifikasi sehingga dapat memperkaya temuan-temuan
penelitian baru.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah memberi
dukungan finansial terhadap penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fuadi Azis, Pengambilan Kebijakan Berbasis EMIS di Mapenda Kemenag Gunung Kidul,
dalam Jurnal Pendidikan Islam, 3, 1 Juni 2014, 136.
[2] Departemen Agama RI, Pengambilan Tata Hubungan Kerja Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam (Jakarta: Depatemen Agam, 2003), 17.
[3] Departemen Agama RI, Pengambilan Tata Hubungan Kerja Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam (Jakarta:
Depatemen Agam, 2003), 17. [4] Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian dan Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional,
1982), 176.
[5]Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2013.91.
[6] Huberman, A.M., Miles, M.B, Qualitative Data Analysis (Analisis Data Kualitatif), terj.
Tjetjep Rohendi Rohid (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), 124.
[7]Ahmadi, Rulam. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.78.
[8] Charles C. Villanueva, Education Management Information System (EMIS) And The
Formulation Of Education For All (EFA) Plan Of Action (2003: In Cooperation with
UNESCO Almaty Cluster Office and the Ministry of Education of Tajikistan), 6.
[9] Charles C. Villanueva, Education Management Information System (EMIS) And The
Formulation Of Education For All (EFA) Plan Of Action (2003: In Cooperation with
UNESCO Almaty Cluster Office and the Ministry of Education of Tajikistan), 5.
[10] Schell, Raymond McLeod dan George. Sistem Informasi Manajemen, ed. Jakarta
Pusat: PT INTERMASA, 2001. 289.
Page 13
13 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
[11] Charles C. Villanueva, Education Management Information System (EMIS) And The
Formulation Of Education For All (EFA) Plan Of Action (2003: In Cooperation with
UNESCO Almaty Cluster Office and the Ministry of Education of Tajikistan), 6.
[12] Schell, Raymond McLeod dan George. Sistem Informasi Manajemen, ed. Jakarta
Pusat: PT INTERMASA, 2001. 289-290.
[13] Eti Rochaety, Sistem Informasi…, 17.
[14] Ibid., 18.