EMBRYOLOGY VISCERA ABDOMINIS Pada perkembangan embryo akan terjadi pelipatan baik ke arah antero posterior maupun lipatan ke arah cephalo caudal, akibatnya terbentuk rongga yang dibatasi oleh lapisan entoderm. Rongga tersebut dibagi menjadi: bagian intra embryonal yaitu primitive gut, dan bagian extra embryonal yang terdiri dari: yolk sac dan allantois. Pada ujung cranial, primitive gut akan membentuk tabung buntu yang disebut foregut, dan pada ujung caudal akan membentuk hindgut. Pertemuan lapisan ectoderm dan entoderm pada pada ujung cranial membentuk suatu membran yang disebut membrana buccopharyngealis. Demikian pula halnya pada ujung distal hindgut akan terbentuk membrana cloaca. Bagian tengah membentuk midgut, yang sementara tetap berhubungan dengan yok sac melalui ductus vitellinus (ductus omphaloentericus). Pada perkembangan selanjutnya foregut akan terbagi menjadi dua daerah yaitu: 1. Bagian cranial yang dikenal sebagai pharyngeal gut (yang akan membentuk Pharynx). Bagian ini membentang mulai 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EMBRYOLOGY VISCERA ABDOMINIS
Pada perkembangan embryo akan terjadi pelipatan baik ke arah antero posterior
maupun lipatan ke arah cephalo caudal, akibatnya terbentuk rongga yang dibatasi oleh
lapisan entoderm. Rongga tersebut dibagi menjadi: bagian intra embryonal yaitu
primitive gut, dan bagian extra embryonal yang terdiri dari: yolk sac dan allantois.
Pada ujung cranial, primitive gut akan membentuk tabung buntu yang disebut foregut,
dan pada ujung caudal akan membentuk hindgut. Pertemuan lapisan ectoderm dan
entoderm pada pada ujung cranial membentuk suatu membran yang disebut membrana
buccopharyngealis. Demikian pula halnya pada ujung distal hindgut akan terbentuk
membrana cloaca. Bagian tengah membentuk midgut, yang sementara tetap
berhubungan dengan yok sac melalui ductus vitellinus (ductus omphaloentericus).
Pada perkembangan selanjutnya foregut akan terbagi menjadi dua daerah yaitu:
1. Bagian cranial yang dikenal sebagai pharyngeal gut (yang akan membentuk
Pharynx). Bagian ini membentang mulai dari membarana buccopharyngealis sampai
diverticulum tracheobronchialis.
2. Bagian caudal, mulai dari diverticulum tracheobronchialis sampai midgut.
Bagian cranial forgut ( pharynx) akan dibicarakan di bagian lain.
Bagian caudal foregut.
OESOPHAGUS
Oesophagus terbentang mulai dari diverticulum trachebronchialis hingga
pelebaran yang bakal menjadi gaster. Mula-mula oesophagus masih sangat pendek tetapi
dengan turunnya cor dan pulmo, bagian foregut akan memanjang dengan cepat. Otot-otot
yang mengelilinginya adalah otot-otot corak pada 2/3 bagian cranial. Bagian ini
1
diinnervasi oleh n.X (n. Vagus). 1/3 bagian distal dibentuk oleh otot-otot polos yang
diinnervasi oleh saraf otonom dari plexus splanchnicus.
GASTER
Gaster terbentuk sebagai suatu pelebaran foregut yang berbentuk fusiform.
Dengan terdapatnya perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai bagian dindingnya
serta adanya perubahan-perubahan letak terhadap organ-organ sekitarnya maka bentuk
dan kedudukan gaster sangat berubah. Perputaran gaster terjadi terhadap axis(sumbu),
yaitu sumbu memanjang (sumbu longitudinalis) dan sumbu anteroposterior. Terhadap
sumbu memanjang, gaster berputar ke kanan sesuai arah jarum jam sebesar 90 derajat,
sehingga sisi sebelah kiri akan berpindah menjadi ke depan, dan sisi kanan akan
berpindah ke belakang. Oleh karena itu N. Vagus sinistra yang semula menginnervasi
gaster di sebelah kiri, setelah terjadi perputaran akan terletak di sebelah ventral.
Demikian pula N. vagus dextra terletak di bagian dorsal gaster. Selama perputaran gaster
berlangsung, bagian gaster yang semula terletak di bagian belakang mengalami
perkembangan lebih cepat dibanding dengan bagian depan, sehingga terbentuk
lengkungan yang besar di bagian dorsal yang disebut curvatura major, dan di bagian
ventral terbentuk curvatura minor.
Pada tingkat perkembangan ini gaster terikat pada dinding tubuh melalui
mesogastrium ventrale (sebelah depan) dan mesogastrium dorsale (sebelah belakang).
Akibat perputaran pada sumbu memanjang ini gaster akan menarik mesogastrium dorsale
ke kiri sehingga membantu pembentukan bursa omentalis. Ujung cranial dan caudal
gaster pada mulanya terletak di garis tengah, tetapi pada perkembangan selanjutnya
terjadi pula perputaran pada sumbu anteroposterior sehingga bagian caudal (yaitu bagian
2
pylorus) bergerak ke kanan dan ke cranial, dan bagian craial (yaitu cardia) akan bergerak
ke kiri dan sedikit ke caudal. Dengan demikian gaster akan mencapai kedudukan akhir
dengan posisi sumbu memanjangnya berjalan dari arah laterocranial ke arah medio
caudal.
DUODENUM
Duodenum dibentuk oleh bagian caudal foregut dan bagian cranial midgut. Titik
pertemuan ke dua bagian ini terletak tepat di sebelah distal diverticulum hepatis.
Sementara gaster mengalami perputaran, duodenum mengambil bentuk huruf C memutar
ke kanan dan akhirnya terletak retroperitoneal.
HEPAR DAN VESICA FELLEA
Pada pertengahan minggu ketiga timbul tonjolan dari entoderm pada ujung distal
foregut yang disebut diverticulum hepatis, yang terdiri dari sel-sel yang bertumbuh
sangat cepat dan menembus masuk ke dalam septum transversum. Sementara sel-sel tadi
menembus septum transversum, hubungan antara diverticulum hepatis dengan duodenum
menyempit sehingga terbentuk saluran empedu, yang kelak akan menjadi ductus hepatis.
Selanjutnya saluran empedu membentuk tonjolan kecil ke arah ventral yang akan
membentuk vesica fellea dan ductus cysticus. Selanjutnya sel-sel hepar membentuk
parenchym hepar dan jaringan ikat dibentuk oleh mesoderm septum transversum.
Sebagai akibat pertumbuhan cepat yang berlangsung terus, hepar menjadi terlampau
besar pada septum transversum akhirnya menonjol ke dalam cavum abdominis.
Mesoderm septum transversum yang terletak antara dinding ventral abdomen dan hepar
teregang dan menjadi sangat tipis sehingga membentuk selaput tipis yang dikenal sebagai
ligamentum falciforme hepatis.
3
Mesoderm pada permukaan hepar berdiferensiasi menjadi peritoneum viscerale,
kecuali pada permukaan cranialnya. Pada daerah ini hepar tetap bersentuhan dengan
septum transversum. Septum transversum kelak akan menjadi diaphragma thoracis.
Permukaan hepar yang tadinya bersentuhan dengan septum transversum tetap tidak
dilapisi peritoneum dan dikenal sebagai pars afixa hepatis. Setelah vesica fellea dan
ductus cysticus telah berkembang secara sempurna, ductus cysticus telah bersatu dengan
ductus hepaticus membentuk ductus choledochus. Sebagai akibat perubahan-perubahan
letak duodenum, muara ductus choledochus berangsur-angsur bergeser dari yang tadinya
berada di depan menjadi ke belakang dan akibatnya ductus choledochus menyilang di
belakang duodenum.
PANCREAS
Pancreas dibentuk oleh dua tonjolan yang berasal dari entoderm duodenum. Di
bagian ventral, terletak di sudut bawah diverticulum hepatis yang berhubungan erat
dengan ductus choledochus. Di bagian dorsal terletak berseberangan dan sedikit di
cranial dari diverticulum hepatis. Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk
huruf C, tonjolan pancreas ventralis bergeser ke dorsal dan pancreas ventralis terletak
tepat di caudal pancreas dorsalis. Perkembangan selanjutnya pancreas dorsalis dan
pancreas ventralis bersatu (baik parenchym maupun saluran keluarnya).
Ductus Pancreaticus
Ke dua ductus excretorius dari ke dua pancreas akan menyatu. Bagian distal
ductus excretorius pancreas dorsalis akan menyatu dengan seluruh ductus dari pancreas
ventralis membentuk ductus pancreaticus major (Wirsungi). Ductus ini merupakan
4
saluran utama pancreas. Di bagian proximal ductus pancreaticus dorsalis akan menutup
atau tetap sebagai saluran kecil yang disebut ductus pancreaticus accessorius
(Santorini). Ductus pancreaticus major bersama-sama ductus choledochus bermuara pada
duodenum pada papilla duodeni major. Sedangkan ductus accessorius akan bermuara
pada papilla duodeni minor.
MIDGUT
Pada embryo 5 mm midgut yang terbentang antara foregut dan hindgut
tergantung pada dinding dorsal abdomen melalui mesenterium yang pendek, dan
berhubungan dengan yolk sac melalui ductus vitellinus. Sekalipun pada embryo batas
cranial dan caudal midgut tidak jelas, pada orang dewasa pada umumnya dapat dikenal
dimana batas cranialnya ialah pada muara ductus choledochus dan batas caudalnya
adalah 1/3 bagian distal colon transversum. Perkembangan midgut ditandai dengan
memanjangnya dengan cepat intestinum bersama dengan mesenteriumnya yang
mengakibatkan terbentuknya loop intestinalis primer. Pada puncak loop tetap
berhubungan dengan ductus vitellinus. Bagian cranial loop berkembang menjadi bagian
distal duodenum, jejenum, dan sebagian ileum. Bagian caudalnya menjadi: sebagian
ileum, caecum,appendix, colon ascendens, dan 2/3 colon transversum. Pada orang
dewasa kadang-kadang ditemukan ductus vitellinus yang menetap yang disebut
diverticulum Meckeli.
Pada perkembangan selanjutnya loop intestinalis terutama bagian cranialnya
memanjang dengan cepat ditambah dengan perluasan hepar yang terjadi serentak
sehingga cavum abdomen menjadi relatif sempit untuk menampung semua, sehingga
intestinum akan keluar dari cav. Abdomen dan masuk ke dalam coeloma extra embryonal
5
di dalam umbilical cord. Keadaan ini disebut sebagai hernia umbilicalis fisiologis.
Bersamaan dengan pertumbuhan memanjang, loop intestinalis primer berputar melalui
sumbu yang dibentuk oleh a. mesenterica superior. Apabila dilihat dari arah depan, arah
putarnya berlawanan dengan arah jarum jam (counter clock wise) dengan putaran 270
derajat. Kira-kira pada akhir minggu ke3, loop intestinalis yang menonjol ke dalam
umbilical cord akan kembali masuk ke dalam cav. Abdominis, dan yang paling duluan
masuk adalah bagian proximal jejenum dan mengambil tempat di daerah sisi kiri,
sedangkan bagian lainnya akan mengambil tempat di daerah sebelah kanan. Tonjolan
caecum yang muncul di bagian caudal loop intestinalis primer merupakan bagian terakhir
yang masuk kembali ke dalam cav. Abdominis.
Pada mulanya bagian caecum terletak pada sisi latero cranial kanan kemudian
bergerak turun ke dalam fossa iliaca dextra, sambil membentuk colon ascendens dan
flexura hepatica. Sementara itu tonjolan caecum membentuk appendix primitivum.
HINDGUT
Hindgut terbentuk di bagian caudal yang akan membentuk 1/3 bagian distal
colon transversum, colon descendens, colon sigmoideum, rectum dan sebagian
canalis analis. Bagian akhir hindgut bermuara ke dalam cloaca, suatu rongga yang
dilapisi ectoderm.
Pada daerah pertemuan ectoderm dan entoderm ini terbentuk membrana cloaca.
Pada perkembangan selanjutnya timbullah suatu sekat yang disebut septum urorectale
yang terletak antara allantois dan hindgut. Septum ini tumbuh terus ke arah caudal
sambil membagi cloaca menjadi sinus urogenitalis primitivum di bagian depan, dan
canalis anorectalis di bagian belakang. Setelah septum urorectale mencapai membrana
6
cloaca akan terbentuk perineum primitivum sehingga membarana cloaca terbagi 2 yang
bagian depan menjadi membrana urogenitalia dan bagian belakang menjadi
membrana analis yang ditutupi oleh tonjolan mesenchym. Pada minggu ke9 membrana
analis akan pecah dan terbentuk anus.
LIEN
Lien mula-mula nampak pada waktu embryo berumur 4 minggu, yang berasal
dari condensasi sel-sel mesoderm yang berada di dalam mesogastrium dorsale.
Selanjutnya penebalan mesoderm tadi mengadakan penonjolan mulai dari permukaan
sebelah kiri mesogastrium dorsale menuju ke dalam cav. Peritonei. Akhirnya
mesogastrium dorsale terbagi 2 bagian yaitu: bagian dorsal, yang menmghubungkan
antara dinding dorsal abdomen dengan lien, dan bagian depan yang menghubungkan
antara lien dengan curvatura major gaster. Tonjolan pancreas dorsalis bertumbuh ke
dalam bagian dorsal mesogastrium dorsale dan ujungnya berkembang sampai ke pada
lien, dan bagian ini kemudian akan bersatu dengan peritoneum pada bagian posterior
dinding abdomen, di sebelah depan ren. Bagian yang menghubungkan lien dengan ginjal
dan supra renalis sinistra dikenal sebagai ligamentum lieno renalis. Arteri lienalis yang
merupakan cabang dari a. coeliaca akan berjalan di dalam mesogastrium dorsale menuju
ke dalam lien. Bagian anterior mesogastrium dorsale menghubungkan antara lien dengan
gaster yang dikenal sebagai ligamentum gastro lienalis.
KELAINAN-KELAINAN CONGENITAL
1. Stenosis pyloricum, keadaan di mana terjadi penyempitan pada daerah pylorus.
Kelainan ini merupakan salah satu kelainan gaster yang paling sering ditemukan
pada anak-anak.
7
2. Atresia vesica fellea dan ductus choledochus, yaitu tidak terbentuk vesica fellea dan
ductus choledochus.
3. Terdapat dua vesica fellea (double vesica fellea)
4. Pancreas annularis, yaitu duodenum dikelilingi seluruhnya oleh jaringan pancreas,
hal ini disebabkan karena bagian kanan pancreas ventralis tetap berputar
sebagaimana mestinya, tetapi bagian kiri berputar ke arah sebaliknya.
5. Heteretopic pancreas, yaitu letak pancreas yang tidak pada tempatnya
6. Terdapat sisa-sisa ductus vitellinus berupa:
a. Diverticulum Meckeli
b. Fistula Vitellina= fistula umbilicalis
c. Kista vitellina (Enterocystoma)
7. Omphalocele
8. Hernia umbilicalis congenitalis
9. Tractus intestinalis yang ganda
10. Atresia dan stenosis ani.
8
SYSTEMA UROGENITALIA
Secara fungsional, systema urogenitalia dapat dibagi dalam dua bagian terpisah
yaitu: 1. Systema urinaria = Systema uropoetica
2. Systema genitalia
Secara embryologis, ke dua systema ini saling bertautan, dimana ke duanya berasal dari
mesoderm yang membentuk rigi genitalia, dan saluran-saluran keluarnya pada mulanya
bermuara ke dalam rongga cloaca. Pada perkembangan selanjutnya, pertautan ke dua
system ini terutama nyata sekali pada pria. Di sini saluran keluarnya pada mulanya
berfungsi sebagai saluran kemih, tetapi kemudian berubah menjadi saluran kelamin
utama. Selain itu pada orang dewasa pria, alat-alat genitalia maupun alat urinaria
menyalurkan hasilnya melalui saluran yang sama yaitu melalui urethra pars cavernosa.
SYSTEMA URINARIA
SUSUNAN GINJAL
Pada mulanya terbentuk tiga susunan ginjal yang berbeda yang saling tumpang
tindih selama kehidupan di dalam kandungan. Mula-mula terbentuk banguanan yang
sederhana yang sifatnya sementara yang disebut pronephros. Pada perkembangan
selanjutnya pronephros akan digantikan oleh bangunan yang lebih sempurna yang disebut
mesonephros, yang meluas dari segmen cervical bawah hingga ke lumbal atas.
Selanjutnya mesonephros akan digantikan oleh metanephros (ren permanen) yang
tumbuh pada daerah lumbal bawah dan sacral..
9
Pronephros
Pada perkembangan minggu ketiga, mesoderm intra embryonal berdiferensiasi
menjadi tiga bagian yaitu;
1. mesoderm paraxiale
2. mesoderm pars lateralis
3. mesoderm pars intermedius
Dari mesoderm pars intermedius akan terbentuk organ-organ dari system urogenitalia.
Pada daerah cervical, mesoderm intermedius membentuk kelompok-kelompok sel yang
tersusun secara segmental yang disebut nephrotome. Pronephros dibentuk oleh 7 – 10
kelompok nephrotome. Nephrotome akan bertumbuh ke lateral dan membentuk
saluran-saluran kecil yang disebut tubulus pronephridicus. Selanjutnya ujung lateral
akan tumbuh ke arah caudal. Selama pertumbuhannya ke caudal, saluran-saluran ini sksn
bersatu dengan segmen yang terletak di bawahnya membentuk ductus pronephridicus.
Di bagian medial, aorta dorsalis memberikan cabang-cabangnya menuju pronephros
membentuk glomerulus internus, sedangkan cabang lainnya menuju ke rongga coeloma
membentuk glomerulus externus. Nephrotome-nephrotome terbentuk tidak bersamaan
waktunya. Sebelum nephrotome terakhir terbentuk, nephrotome yang pertama terbentuk
sudah menghilang. Pada akhir minggu ke4 semua susunan pronephros telah menghilang.
Mesonephros
Pada pertengahan bulan ke2, mesonephros yang mempunyai bentuk lebih besar
dari pronephros, terbentuk dari mesoderm intermedius yang tidak bersegmen.
Mesonephros ini terletak di sebelah caudal pronephros, di sebelah kiri kanan linea
mediana anterior. Selama menghilangnya pronephros, saluran mesonephros (tubulus
10
mesonephridicus) mulai terbentuk. Tubuli ini berkembang dengan cepat membentuk
jerat berbentuk S membentuk capsula Bowman. Ujung medialnya bergabung dengan
glomeruli dan ujung lateralnya bermuara ke dalam ductus mesonephridicus (ductus
Wolffi). Pada pria ductus mesonephridicus akan menetap dan akan mengalami
perkembangan lebih lanjut. Sementara mesonephros berkembang, di sebelah medialnya
terbentuk kelenjar kelamin (gonade) . Akibat perkembangan tubulus mesonephridicus
dan bersama-sama gonade menyebabkan tonjolan ke ventral yang disebut rigi
urogenitalia. Ductus mesonephridicus bagian cranial akan berdegenerasi, sementara
bagian caudalnya tetap berdiferensiasi.
Metanephros.
Sementara terjadi penyusutan mesonephros, terbentuklah metanephros.
Terjadinya metanephros yang letaknya lebih ke caudal dari mesonephros berkembang
dari blastema metanephrogenica, yang akan membentuk saluran-saluran excretorius.
Sementara itu pada bagian distal ductus mesonephridicus terbentuk suatu penonjolan
yang disebut tunas ureter. Tonjolan ini akan menyusut masuk ke dalam blastema meta
nephrogenica. Tunas ureter ini makin lama makin panjang dan berkelok-kelok mendesak
jaringan metanephros. Desakan ini sedemikan rupa sehingga terbentuk bola-bola
metanephridica yang seolah-olah sebagai penutup kepala meliputi ujung distal tunas
ureter. Ujung distal selanjutnya melebar membentuk pelvis renis sederhana dan bagian
pangkalnya membentuk ureter. Pada perkembangan selanjutnya ujung distal akan
bercabang-cabang membentuk tubulus collectivus primer yang akan menjadi calyx major.
Selanjutnya tubulus collectivus primer bercabang membentuk tubulus collectivus
secunder yang akan menjadi calyx minor, dan berjuta ductuli collectivus. Tunas ureter
11
ini disamping mengadakan pendesakan, pada ujungnya memberikan cabang-cabang
sehingga tiap cabang terakhir bertemu dengan satu bola metanephridica. Jaringan
metanephros yang mula-mula berbentuk sebagai bola kemudian berubah bentuk seperti
cavum yang kemudian berkelok-kelok membentuk nephron. Ujung proximal nephron
terdesak ke dalam oleh sebuah lengkung kapiler (glomerulus) membentuk capsula
Bowman. Ujung distal nephron bermuara ke dalam salah satu ductus collectivus
sehingga terbentuk hubungan antara glomerulus dengan ductus collectivus.
Perkembangan nephron bertambah panjang terus menerus sehingga terbentuk tubulus
contortius proximalis, loop Henle, tubulus contortius distalis. Meta nephros yang mula-
mula terletak di daerah pelvis, kemudian bergeser ke cranial. Hal ini dinamakan ascensus
renis. Di dalam pelvis, metanephros mendapat vascularisasi dari aorta. Ketika berpindah
ke cranial ke daerah abdomen, metanephros menerima aliran darah dari cabang-cabang
aorta pada tempat yang makin tinggi, pembuluh darah di bagian caudal akan
berdegenerasi.
VESICA URINARIA
Pada perkembanan hindgut terjadi pembentukan septum urorectale, sehingga
cloaca terbagi dua, bagian depan disebut sinus urogenitalia sederhana dan bagian
belakang menjadi canalis anorectalis. Kemudian membran cloacalis akan terbagi juga
menjadi membrana urogenitalia di bagian anterior, dan membrana analis di bagian
posterior.
Selanjutnya sinus urogenitalia sederhana terbagi tiga bagian yaitu:
1. bagian paling besar di sebelah cranial akan menjadi vesica urinaria.
12
2. Bagian tengan merupakan salura agak sempit yang pada pria akan membentuk urethra
pars prostatica dan pars membranacea.
3. Yang paling caudal merupakan sinus urogenitalia defenitiva.
Pada mulanya vesica urinaria berhubungan dengan allantois, tetapi setelah rongga
allantois menutup sisanya akan menjadi urachus, dan pada orang dewasa dikenal sebagai