Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Embrio manusia memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk mencapai maturasi (pemasakan). Di antara massa embrioblas dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin lama makin besar, yang nantinya akan menjadi rongga amnion pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput tipis yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung kuning telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic space) atau kandung kuning telur sederhana. Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk kandung kuning telur, lempeng korion dan rongga korion. Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk
16

embrioblast kelompok 4

Dec 13, 2015

Download

Documents

QurotulAqyun

random
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: embrioblast kelompok 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.

Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami

pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan

pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel

embriogenik. Embrio manusia memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk

mencapai maturasi (pemasakan).

Di antara massa embrioblas dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu

celah yang makin lama makin besar, yang nantinya akan menjadi rongga

amnion pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput tipis

yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini

bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung kuning

telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic space) atau

kandung kuning telur sederhana.

Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk kandung kuning

telur, lempeng korion dan rongga korion. Pada lokasi bekas implantasi

blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian

dari proses penyembuhan luka.

Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi

mengalami reaksi desidua, berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan

glikogen, serta edema. Selanjutnya endometrium yang berubah di daerah-

daerah sekitar implantasi blastokista itu disebut sebagai desidua. Perubahan ini

kemudian meluas ke seluruh bagian endometrium dalam kavum uteri

(selanjutnya lihat bagian selaput janin). Pada stadium ini, zigot disebut berada

dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua).

Hasil pembuahan antara sel sperma dan sel telur menghasilkan zigot

yang terus membelah hingga mencapai stadium tiga puluh dua sel (morula).

Morula tersebut akan memasuki endometrium (implantasi) kira-kira hari ke-6

setelah pembuahan. Pada saat itu sel-sel pada morula membentuk rongga

Page 2: embrioblast kelompok 4

2

blastokel, massa sel dalam (embrioblas) yang akan berkembang menjadi

embrio dan massa sel luar (trofoblas) yang akan membentuk plasenta. Pada

hari ke-8 sampai hari ke-9, massa sel dalam (embrioblas) akan berdiferensiasi

menjadi epiblas dan hipoblas (cakram mudigah bilaminer). Epiblas akan

membentuk rongga amnion, sedangkan hipoblas akan membentuk rongga

eksoselom (kantung kuning telur primitif). Dan pada hari ke-16, terjadi

peristiwa gastrulasi, di mana epiblas berdiferensiasi menjadi tiga lapisan

germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

I.2 RUMASAN MASALAH

1. Bagaimana tahapan perkembangan embrio pada minggu ke dua?

I.3 TUJUAN

Untuk mengetahui perkembangan embrio pada minggu ke dua.

Page 3: embrioblast kelompok 4

3

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Cakram Mudigah Bilaminer (perkembangan minggu kedua).

Perkembangan minggu kedua artinya periode menstruasi baru saja

selesai. Rahim mulai membuat lapisan pada endometrium yang mengental

dan mengisi dengan darah siap menerima kehadiran janin (poliferasi). Ini

menjadi tempat yang nyaman dan saluran makanan ke janin. Pada saat yang

sama salah satu dari ovarium berkembang dalam persiapan untuk ovulasi

(pembuahan). Sekitar 14 hari sebelum siklus menstruasi berikutnya, konsepsi

terjadi. Ovarium melepaskan telur yang siap untuk di buahi lebih bawah tuba

fallopi menunggu untuk saluran pasangan. Sel telur yang telah di buahi

membelah dua 30 jam setelah di buahi. Sambil terus membelah, sel telur

bergerak di dalam tuba fallopi menju rahim. Setelah membelah menjadi 32,

sel telur di sebut morulla sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua

kali sehari sehingga pada hari ke dua belas jumlahnya telah bertambah dan

membantu blastokis terpaut pada endometrium.

Pada saat endometrium menerima implantasi (sekitar seminggu setelah

ovulasi) morulla telah turun ke uterus dan terus berproliferisasi dan

berdefirensiasi menjadi blastokista yang dapat melakukan implantasi. Waktu

seminggu setelah pembuahan dan implantasi memungkinkan endometrium

dan mudigah sama-sama mempersiapkan implantasi.

Blastokista adalah suatu pola berongga berlapis tunggal dan terdiri dari

sekitar 50 sel mengelilngi sebuah rongga berisi cairan, dengan suatu masa

pada sel-sel berkelompok di suatu sisi. Masa padat ini, yang di kenal sebagai

masa sel dalam, oberkembang menjadi mudigah/janin itu sendiri.

Blastokista sisanya tidak membentuk janin tetapi memiliki peran seportif

selama kehidupan intrauteri. Lapisan tipis paling luar, trofoblas,

melaksanakan implantasi dan kemudian berkembang menjadi plasenta bagian

janin. Setelah blastokista siap berimplantasi permukaannya menjadi lengket.

Pada saat ini endometrium telah siap menerima mudigah. Blatoskista melekat

ke lapisan dalam uterus di sisi masa sel dalamnya. Implantasi di mulai ketika,

Page 4: embrioblast kelompok 4

4

setelah berkontak dengan endometrium, sel-sel trofoblastik yang menutupi

masa sel dalamnya mengeluarkan enzim-enzim pencerna protein. Enzim-

enzim ini mencerna sel-sel endometrium dan membentuk jalan sehingga

genjel-genjel trofoblas mirip jari dapat menembus dalam ke endrometrium,

tempat genjel-genjel ini terus mencerna sel uterus. Melalui efek

kanibalistiknya, trofoblas melakukan fungsi ganda menyelesaikan implantasi

dengan membuat lubang di endrometrium untuk blastokista dan menyediakan

bahan mentah dan bahan bakar metabolik untuk mudigah yang sedang

berkembang sewaktu tonjolan-tonjolan trofoblastik menguraikan jaringan

endrometrium kaya nutrien. Dinding sel-sel trofoblas yang masuk ke

endrometrium luruh, membentuk sinsitum multinukleus yang akhirnya akan

menjadi plasenta bagian janin.

Jaringan endrometrium di tempat kontak, yang terangsang oleh invasi

trofoblas, mengalai perubahan drastis yang meningkatkan kemampuannya

untuk menunjang mudigah yang berimplantasi. Sebagai respons terhadap

pembawa-pembawa pesan kimiawi yang dibebaskan oleh blastokista, sel-sel

endrometrium mengeluarkan prostaglandin, yang secara lokal meningkatkan

vaskularisasi, menimbulkan edema, dan meningkatkan simpanan makanan.

Jaringan endrometrium yang mengalami modifikasi sedemikian rupa di

tempat implantasi disebut desidua. Ke dalam jaringan desidua yang sangat

kaya inilah blastokista terbenam. Setelah blastokista membuat terowongan ke

dalam desidua oleh aktivitas trofoblas, suatu lapisan sel ndometrium

menutupi permukaan lubang, mengubur total blastokista di dalam lapisan

dalam uterus. Lapisan trofoblas terus mencerna sel-sel desidua sekitar,

menghasilkan energi untuk mudigah sampai plasenta terbentuk.

II.2 Perkembangan Hari Kedelapan

Pada perkembangan hari kedelapan, blakokista sebagian terbenang

didalam stroma endometrium. Pada daerah diatas embrioblast, trofoblas

berdiferensiasi menjadi 2 lapisan:

a. Satu lapisan sel-sel berinti dalam, sitotrofoblas

b. Satu zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang jelas sinsitrofoblas.

Page 5: embrioblast kelompok 4

5

Sel-sel dari massa sel dalam atau embrioblas juga berdiferensiasi menjadi

dua lapisan:

a. Satu lapisan sel-sel kecil kuboid berdampingan dengan rongga

blastokista, yang dikenal dengan lapisan hipoblas

b. Satu lapisan selendir tinggi bersebelahan dengan rongga amnion,

lapisan efiblas.

Sel dari lapisan-lapisan mudigah membentuk sebuah cakram datar dan

keduanya dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer. Pada saat yang sama,

sebuah rongga kecil muncul didalam epiblas. Rongga ini membesar menjadi

rongga amnion. Sel-sel epiblas yang dekat dengan sitotroboflas disebut dengan

amnioblas dan bersama sisa epiblas lainnya melapisi rongga amnion. Stroma

endometrium yang berada ditempat implantasi tampak edematus dan sangat

vaskular. Kelenjar-kelenjar besar yang berkelok-kelok mengeluarkan banyak

sekali glikogen dan mukus.

II.3 Perkembangan Hari Kesembilan

Blakokista semakin kedalam terbenam didalam endometrium dan luka

bekas penembusan lapisan epitel oleh endapan fibrin. Trofoblas menunjukan

kemajuan perkembangan yang pesat, terutama pada kutub embrionalnya

Page 6: embrioblast kelompok 4

6

dimana terlihat vakuola-vakuola sinsitium. Bila vakuola ini menyatu

terbentuklah lakuna-lakuna yang besar, dan tahap perkembangannya trofoblas

ini dikenal dengan tahap lakunalis.

Sementara itu pada kutub embrional, sel-sel gepeng yang memungkinkan

berasal dari hipoblas membantu suatu lapisan tipis yang dikenal sebagai

eksoselom (selaput heuser), melapisi permukaan sitotroboflas. Selaput ini

bersama hipoblas membentuk rongga eksoselom (kantung kuning telur

primitif).

II.4 Perkembangan hari ke 11 sampai hari ke 12

Pada hari ke 11 sampai hari ke 12, blakokista telah terbenam seluruhnya

dalam stroma endometrium dan epitel permukaan menutupi hampir seluruh

cacat pada dinding rahim. Kini blakokista hanya menonjol kedalam rongga

rahim. Troboflas ditndai dengan rongga-rongga lakuna dan sinsitium yang

membentuk suatu jalinan yang saling berhubungan. Jalinan ini terutama

tampak jelas pada kutub embrional akan tetapi pada kutub abembrional

trofoblas masih terdiri atas sel-sel sitotroboplast. Pada waktu yang sama sel-sel

sinisitiotrofoblast menembus lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan

endoterm pembuluh-pembuluh kapiler ibu. Pembuluh-pembuluh rambut ini

Page 7: embrioblast kelompok 4

7

tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid. Lakuna sinisitium

kemudian berhubungan dengan sinusoid, dan darah ibu memasuki sistem

lakuna. Karena trofoblast terus merusak sinusoid, darah ibu mulai mengalir

melalui sistem trofoblast, sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta.

Sementara itu, sekelompok sel baru muncul diantara permukaan

sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal dari sel

kantong kuning telur dan membentuk suatu jaringan penyambung yang halus

dan longgar, mosoderm ekstraembrional: dimana pada akhirnya akan mengisi

semua ruang diantara trofoblast di sebelah lur amnion serta selaput eksoselom

di sebelah dalam. Segera terbentuk rongga besar di dalam mesoderm

ekstraembrional, dan ketika rongga-rongga ini menyatu, terbentuklah sebuah

rongga baru yang dikenal sebagai selom ekstraembrional (rongga khorin).

Rongga ini mengelilingi kantung telur primitif dan rongga amnion kecuali pada

tempat cakram mudigah berhubungan dengan trofoblast melalui tungkai

penghubung. Mesoderm ekstaembrional yang membatasi sitotrofoblast dan

amnion disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural.

Pertumbuhan cakra mudigah blaminer lebih lambat dibandingkan

perkembangan trofoblas dibuat: akibatnya, cakram tersebut tetap sangat kecil

sementara itu sel-sel endometrium menjadi polihedral dan banyak mengandung

golikogen dan lemak; ruang antar sel terisi dengan cairan ekstravasasi, dan

jaringan menjadi sembab. Perubahan-perubahan ini, yang dikenal sebagai

reaksi desidua, mula-mula terbatas di daerah sekitar implementasi, tetapi

segera meluas keseluruh endometrium.

Pada hari ke 12, mudigah telah terbenam total di dlam desidua. Pada saat

ini lapisan troblofals telah memiliki ketebalan dua lapisan sel yang di sebut

korin, sering dengan terus berkembang dan di hasilkannya enzim1enzim oleh

korin, terbentuk anyaman rongga yang ektensif di dalam desidua. Korin yang

meluas dan menggerus dinding kapiler dan mengisi rongga ini. Darah di cegah

membeku oleh antigoakulan yang di hasilkan oleh korin. Tonjolan jaringan

korin berbentuk jari melunjur ke dalam genangan darah dalam ibu, segera

mudigah yang sedang tumbuh ini mengirim kapiler dalam tonjolan korin untuk

membentuk vilus plasenta. Sebagian vilus menjorok menembus ruang berisi

Page 8: embrioblast kelompok 4

8

darah unuk melekatkan plasenta bagian janin ke bagian endometrium, tetapi

sebagian besar hanya menjalur ke dalam genangan darah ibu.

Setiap vilus plasenta berisi kapiler mudigah (kemudian janin) yang di

kelilingi oleh satu lapisan tipis jaringan korin, yang memisahkan darah

mudigah/janin dari darah ibu di luar antarvilus. Keseluruhan dari struktur

(desidua) dan janin (korin) yang saling berkait membentuk plasenta belum

sempurna.

II.5 Perkembangan Hari Ketiga Belas

Pada hari ketiga belas, luka permukaan endometrium biasanya telah

embuh. Akan tetapi, kadang-kadang dapat terjadi perdarahan pada tempat

implantasi karena meningkatnya aliran darah ke dalam ruang-ruang lakuna.

Oleh karena terjadi kira-kira pada hari ke-28 daur haid, maka perdarahan ini

dapat disangka perdarahan haid biasa, sehingga menyebabkan ketidaktepatan

dalam memperkirakan tanggal harapan kelahiran.

Trofoblas ditandai dengan munculnya struktur-struktur villi. Sel-sel dari

sititrofoblas berproliferasi setempat dan menembus ke dalam sinsitiofoblas

sehingga membentuk silinder-silinder sel yang dikelilingi sinsitium (villi

Page 9: embrioblast kelompok 4

9

primer). Sementara itu, hipoblas menghasilkan sel-sel lain yang bermigrasi ke

sisi dalam selaput eksoselom. Berproliferasi dan berangsur membentuk rongga

baru di dalam rongga aksoselom (kantung kuning telur sekunder atau definitif).

Kantung kuning telur jauh lebih kecil dari rongga ekselom asli atau kuning

telur primitif.

Selama pembentukannya sebagian rongga eksoselom terjepit diwakili oleh

kista-kista eksoselom yang sering dijumpai di dalam selom ekstaembrional

atau rongga korion. Selom ekstraembrional meluas dan membentuk rongga

korion. Mesoderm ektraembrional yang melapisi permukaan dalam

sitotrofoblas disebut lempeng korion. Tangkai penghubung adalah tempat

dimana meoderm ekstraembrional melintas rongga korion. Dengan

berkembangnya pembuluh darah tangkai penghubung akan menjadi tali pusat.

Menjelang akhir minggu kedua cakra mudigah terdiri atas dua cakram sel

yang saling berhadapan yaitu epiblas yang membentuk lantai rongga amnion

yang terus meluas. Dan hipoblas membentuk atap kantung kuning telur

sekunder. Cakram hipoblas memperlihatkan penebalan yang disebut lempeng

prekordal yang akan menjadi daerah sel toraks yang melekat erat pada cakram

epiblas yang berada di atasnya.

Page 10: embrioblast kelompok 4

10

BAB III

KESIMPULAN

Pembuahan terjadi pada akhir minggu pertama. Sel-sel trofoblas kemudian

menginvasi lapisan epitel dan stroma endometrium yang berada di bawahnya

dengan bantuan enzim proteolitik. Pada permulaan minggu ke dua, blakokista

sebagian tertanan di dalam storma endometrium. Trofoblas berdiferensiasi

menjadi : a) satu lapisan dalam yang aktiv berpolarisasi, sitotroblofas; b) suatu

lapisan luar sinsitriotrofoblas, darah ibu memasuki jaringan lukona dan akhir

minggu ke dua mulailah sirkulasi utero-plasenta. Semantara itu sitotrofblas

membentuk kolom-kolom seluler yang menembus ke dalam yang menembus ke

dalam dan di kelilingi oleh sinitium. Kelompok ini di sebut vili primer. Menjelang

akhir minggu ke dua blakokista telah tertanan seluruhnya dan luka pada

permukaan lukosa akan pulih kembali.

Sementara itu masa sel dalam atau embrioblas berdiferensiasi menjadi a)

epiblas dan b) hipoblas yang keduanya bersama-sama membentuk cakram

mudigah bilaminer. Sel-sel ektodermdi lanjutkan dengan amnionblas dan

bersama-sama mereka mengelilingi satu rongga baru yaitu rongga amnion. Sel-sel

endoderm berlanjut dengan membran eksoselom, dan keduanya bersama-sama

mengelilingi kantung kunng primitif. Menjelang akhir ke dua terbentuklah

msoderm ekstraembrional yang memenuhi ruangan antara trofoblas dan amnion

serta selaput eksoselom di sebelah dalam. Ketika vakola-vakuola timbul di dalam

jaringan ini terbentuklah ekstraembrional atau rongga korin. Mesoderm

ekstraembrional yang di batasi oleh sitotroblas dan amnion adalah mesoderm

splaknopleural ekstraembrional.

Page 11: embrioblast kelompok 4

11

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 12. Singapore: Saunder

Elsevier. 1088-1089 hal.

Sadlers, TW. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Edisi ke-7. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC. 53-65 hal.

Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 6. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC. 849-850 hal.