DRAFT PUBLIKASIHASIL PENELITIAN BERBASIS PROGRAM STUDI
PEMANFAATAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa SEBAGAI
BIOKONTROL PENYAKIT INFEKSI PADA ORGANISME BUDIDAYA
Dr.rer.nat. Elmi Nurhaidah Zainuddin, DES (19610618 198803 2
001)Prof. Dr. Ir. Rajuddin Syamsuddin, M.Sc (19531209 198103 1
003)Dr. Ir. Hamzah Sunusi, M.Sc (19481117 197110 1 001)Ir.
Abustang, M.Si (19620115 198702 1 001)Asmi Citra Malina, S.Pi,
M.Agr., Ph.D (19721228 200604 2 001)Andi Aliah Hidayani, S.Si, M.Si
(19800502 200501 2 002)
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN
PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDINDESEMBER 2012PEMANFAATAN EKSTRAK
RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa SEBAGAI BIOKONTROL PENYAKIT INFEKSI
PADA ORGANISME BUDIDAYA
Elmi Nurhaidah Zainuddin1,2), Rajuddin Syamsuddin1), Hamzah
Sunusi1), Huyyirnah1)Abustang1), Asmi Citra Malina1), Andi Aliah
Hidayani1)
1) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin2)Email : [email protected]
ABSTRAK
Semakin banyak permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan
antibiotik sintetik membuat perlu penelitian tentang potensi rumput
laut Caulerpa racemosa sebagai biokontrol (antibiotik alami) dalam
pengendalian penyakit infeksi pada organisme budidaya. Metode yang
digunakan terdiri dari: 1. Ekstraksi C. racemosa secara
berkesinambungan dengan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol,
dan metanol/H2O menggunakan stirer; 2. Pengujian aktivitas
antibakteri ekstrak C. racemosa terhadap 7 strain bakteri patogen
dengan metode difusi agar; 3. Pengujian sitotoksisitas ekstrak C.
racemosa dengan brine shrimp lethality test (BSLT); 4. Penentuan
konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak aktif C. racemosa dengan
metode difusi agar; 5. Deteksi senyawa antibakteri ekstrak aktif C.
racemosa dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT)-bioautografi.
Hasil pengujian membuktikan bahwa hanya ekstrak n-heksana, ekstrak
metanol dan ekstrak metanol/H2O yang berpotensi menghambat
pertumbuhan bakteri patogen. Aktivitas tertinggi diperlihatkan oleh
ekstrak metanol/H2O terhadap strain Vibrio harveyi BPPBAP ( zona
hambat 20,7 mm) disusul ekstrak metanol/H2O dan ekstrak metanol
terhadap strain Vibrio harveyi FIKP dengan diameter zona hambat
masing-masing 20,0 mm. Hasil uji sitotoksisitas memperlihatkan
hanya ekstrak n-heksana yang bersifat toksik, namun dalam tingkatan
yang rendah, dengan LC50 = 874,3 ppm, sementara ke-3 ekstrak
lainnya tidak bersifat toksik (LC50 >1000 ppm). Nilai
konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak n-heksana terhadap Vibrio
harveyi BPPBAP (15,625 ppm) lebih tinggi dari nilai KHM ekstrak
metanol (20 mm : aktivitas sangat tinggi >6 10 mm : aktivitas
rendah>15 20 mm : aktivitas tinggi = 6 mm -: tidak aktif>10
15 mm : aktivitas sedang
Gambar 1. Aktivitas antibakteri dari ekstrak Caulerpa racemosa
terhadap strain bakteri patogen Vibrio harveyi FIKP [n= 2; 2
mg/disk; zona hambat (mm) termasuk disk (6 mm); kloramfenikol 30
ppm]
Hasil pengujian aktivitas antibakteri dari ke-4 ekstrak rumput
laut hijau Caulerpa racemosa terhadap bakteri patogen Vibrio
harveyi FIKP memperlihatkan aktivitas yang tertinggi terdapat pada
ekstrak metanol/H2O dengan diameter zona hambat 20,0 mm. Diikuti
oleh ekstrak n-heksana yang memiliki aktivitas tinggi dengan
diameter zona hambat 17,0 mm. Besarnya diameter zona hambat ekstrak
metanol sama dengan diameter zona hambat kloramfenikol (30 ppm)
yaitu 15.0 mm. Ekstrak etil asetat tidak memperlihatkan aktivitas
terhadap patogen ini (Gambar 1).Pengujian aktivitas antibakteri
dari ekstrak rumput laut hjau Caulerpa racemosa terhadap strain
bakteri patogen Vibrio harveyi BPPBAP memperlihatkan hasil diameter
zona hambat tertinggi (20,7 mm) pada ekstrak metanol/H2O dengan
kategori tingkat aktivitas sangat tinggi. Disusul oleh ekstrak
metanol dengan diameter zona hambat 20,0 mm dengan tingkat
aktivitas tinggi. Aktivitas ekstrak n-heksana ( zona hambat 14,5)
tidak jauh berbeda dengan aktivitas kontrol kloramfenikol (30 ppm)
( zona hambat 15,3 mm). Ekstrak etil asetat tidak memperlihatkan
aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen Vibrio harveyi
BPPBAP (Gambar 2).
Gambar 2. Aktivitas antibakteri dari ekstrak Caulerpa racemosa
terhadap strain bakteri patogen Vibrio harveyi BPPBAP [n= 2; 2
mg/disk; zona hambat (mm) termasuk disk (6 mm); kloramfenikol 30
ppm]
Terhadap bakteri patogen Vibrio alginoliticus BPPBAP, hanya
ekstrak n-heksana yang memperlihatkan aktivitas tinggi dengan
diameter zona hambat 16,0 mm. Aktivitas ini lebih rendah dari
aktivitas kontrol antibiotik dengan diameter zona hambat 22,5 mm.
Hanya aktivitas rendah yang diperlihatkan oleh ekstrak metanol
Caulerpa racemosa terhadap bakteri patogen ini ( zona hambat 8,5
mm). Tidak ada aktivitas yang diperlihatkan oleh ekstrak etil
asetat dan metanol/H2O terhadap strain bakteri patogen ini (Gambar
3).
Gambar 3. Aktivitas antibakteri dari ekstrak Caulerpa racemosa
terhadap strain bakteri patogen Vibrio alginoliticus BPPBAP [n= 2;
2 mg/disk; zona hambat (mm) termasuk disk (6 mm); kloramfenikol 30
ppm]
Gambar 4. Aktivitas antibakteri dari ekstrak Caulerpa racemosa
terhadap strain bakteri patogen Vibrio parahaemoliticus BPPBAP [n=
2; 2 mg/disk; zona hambat (mm) termasuk disk (6 mm); kloramfenikol
30 ppm]
Hasil pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen
uji Vibrio parahaemoliticus BPPBAP memperlihatkan hanya aktivitas
rendah yang diperlihatkan oleh ekstrak metanol/H2O ( zona hambat
10,0 mm) dan aktivitas tinggi pada kontrol antibiotik
(kloramfenikol) (Gambar 4). Hasil pengujian aktivitas antibakteri
Caulerpa racemosa terhadap strain bakteri patogen Aeromonas
hydrophila FIKP memperlihatkan diameter zona hambat tertinggi pada
ekstrak metanol (11,0 mm) dengan kategori aktivitas sedang.
Sementara oleh ekstrak n-heksana hanya aktivitas rendah yang
diperlihatkan dengan diameter zona hambat 10,0 mm. Kedua ekstrak
ini memiliki diameter zona hambat di bawah diameter zona hambat
antibiotik kontrol kloramfenikol (19,0 mm). Tidak ada aktivitas
yang diperlihatkan oleh ekstrak etil asetat maupun metanol/H2O
terhadap bakteri patogen uji Aeromonas hydrophila FIKP (Gambar
5).
Gambar 5. Aktivitas antibakteri dari ekstrak Caulerpa racemosa
terhadap strain bakteri patogen Aeromonas hydrophila FIKP [n= 2; 2
mg/disk; zona hambat (mm) termasuk disk (6 mm); kloramfenikol 30
ppm]
Terhadap strain bakteri Aeromonas hydrophila BKI, hanya ekstrak
metanol yang memperlihatkan aktivitas dengan tingkatan yang rendah.
Sementara ketiga ekstrak lainnya tidak memperlihatkan aktivitas.
Kontrol antibiotik memperlihatkan aktivitas sangat tinggi dengan
diameter zona hambat 28,0 mm (Gambar 6).
Gambar 6. Aktivitas antibakteri dari ekstrak Caulerpa racemosa
terhadap strain bakteri patogen Aeromonas hydrophila BKI [n= 2; 2
mg/disk; zona hambat (mm) termasuk disk (6 mm); kloramfenikol 30
ppm]
Tidak ada satupun ekstrak yang memiliki aktivitas dalam
menghambat pertumbuhan bakteri patogen Edwarsiella tarda BKI.
Meskipun bersifat resisten terhadap ekstrak C. racemosa, bakteri
Edwarsiella tarda tidak bersifat resisten terhadap kontrol
antibiotik kloramfenikol ( zona hambat = 23,7 mm) (Gambar 7).
Gambar 7. Aktivitas antibakteri dari ekstrak Caulerpa racemosa
terhadap strain bakteri patogen Edwarsiella tarda BKI [n= 2; 2
mg/disk; zona hambat (mm) termasuk disk (6 mm); kloramfenikol 10
ppm]
4. Aktivitas Sitotoksik dari Ekstrak Caulerpa racemosaHasil
pengujian sitotoksik ke-4 esktrak Caulerpa racemosa memperlihatkan
hanya ekstrak n-heksana yang mempunyai efek toksik dalam tingkatan
yang rendah (LC50 = 874,3 ppm) terhadap nauplius A. Salina (Gambar
8). Sementara ketiga ekstrak lainnya bersifat non-toksik terhadap
nauplius uji (LC50 >1000 ppm) (Tabel 4). Tabel 4. Sitotoksisitas
ekstrak rumput laut Caulerpa racemosa terhadap nauplius Artemia
salina dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT).
No.EkstrakNilai LC50 (ppm))Tingkat Sitotoksisitas
1n-Heksana874,3Rendah
2Etil Asetat>1000Non-Toksik
3Metanol>1000Non-Toksik
4Metanol/H2O>1000Non-Toksik
Gambar 8. Grafik analisa probit persentase kematian nauplius
Artemia salina setelah diekspos selama 24 jam pada berbagai
konsentrasi ekstrak n-heksana dari rumput laut Caulerpa racemosa
(tanda* adalah letak LC50)
5. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Aktif Caulerpa
racemosaDua ekstrak aktif dari Caulerpa racemosa, yaitu ekstrak
n-heksana dan ekstrak metanol digunakan dalam penentuan nilai KHM.
Penentuan nilai KHM dilakukan dengan metode difusi agar terhadap
strain bakteri patogen Vibrio harveyi BPPBAP dengan menggunakan
kisaran konsentrasi ekstrak berkelipatan 0,5 dimulai dari 2000 ppm
sampai 15,625 ppm yang dibuat secara duplo.
Gambar 9. Konsentrasi hambat minimum (KHM) dari ekstrak
n-heksana Caulerpa racemosa terhadap pertumbuhan bakteri patogen
Vibrio harveyi BPPBAP [Metode Difusi Agar; n= 2; 2000-15,625 ppm,
zona hambat (mm) termasuk disk (6 mm)]
Pada konsentrasi 31,25 ppm dari ekstrak n-heksana, terdapat
diameter zona hambat sebesar 7,0 mm, sementara pada konsentrasi
15,625 ppm, tidak ada lagi zona hambat yang terlihat (Gambar 9).
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi minimum ekstrak
n-heksana untuk menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi
BPPBAP adalah 31,25 ppm, karena pada konsentrasi lebih rendah yaitu
15,625 ppm tidak ada daya hambat yang terdeteksi. Dengan ekstrak
metanol, masih ada aktivitas yang terlihat pada konsentrasi uji
terendah 15,625 ppm yaitu sebesar 7,33 mm. Hal ini menyimpulkan
bahwa nilai KHM dari ekstrak ini adalah